PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Mohamad Yoga Nugraha1) Siti Novianti 2) dan Nurlina 2) Peminatan Gizi Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 PO box 164 Tlp (0265) 330 634 Tasikmalaya 46115 1. 2.
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Abstrak
Salah satu faktor yang memberikan andil cukup besar terhadap kegemukan atau obesitas adalah pola makan. Obesitas berhubungan dengan pola makan, terutama bila makan makanan yang mengandung tinggi kalori, tinggi garam, dan rendah serat. Mengkonsumsi buah dan sayur merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan konsumsi sayur dan buah berdasarkan status kegemukan pada siswa SMA N 8 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasional dengan desain kasus kontrol. Data statistik dilakukan dengan uji statistik mann-whitney. Populasi studi kasus dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya yang berjumlah sebanyak 218 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang telah dinyatakan gemuk sebanyak 20 orang. Sedangkan kontrol dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang termasuk dalam kategori tidak gemuk sebanyak 40 orang. Hasil uji statistik pada konsumsi buah didapatkan nilai p=0.000, berarti pada alpha 5% menunjukan ada perbedaan yang signifikan konsumsi sayur berdasarkan status kegemukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya dan hasil uji statistik pada buah p=0.243, berarti pada alpha 5% menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan konsumsi buah berdasarkan status kegemukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Sekolah diharapkan untuk memberikan informasi mengenai gizi seimbang bagi siswa dan diharapkan kantin sekolah menyediakan jajanan yang mengandung sayur dan buah. Kata Kunci : Konsumsi sayur dan buah, kegemukan. Kepustakaan : (2005 – 2013)
Abstact Difference in Fruit and Vegetable Consumtion by Overweight Status in High School Students ( A Study At SMAN 8 Tasikmalaya) One factor that contributes greatly to obesity is diet. Obesity is related to diet, especially if eating foods high in calories, high salt, and low in fiber. Eating fruits and vegetables is one attempt to prevent obesity. The purpose of this research is to analyze differences in fruit and vegetable consumption based on the status of obesity in SMAN 8 Tasikmalaya. The method in this research is an observational method with case-control design. Statistical data performed with Mann-Whitney statistical test. The population in this research is a class XI student of SMAN 8 Kota Tasikmalaya, amounting to as many as 218 people. The sample in this research is a class XI student who has been determined as many as 20 people fat. Meanwhile controls in this research is students of class XI are included in the category are not fat by 40 people. The results of statistical tests on the consumption of fruit is p value = 0.000, at the 5% alpha indicate significant differences vegetable consumption by overweight status in a class XI student of SMAN 8 Tasikmalaya and the results of statistical tests on the fruit p = 0.243, significant at alpha 5% indicated no significant difference in the consumption of fruit by overweight status in the class XI student of SMAN 8 Tasikmalaya. Schools are expected to provide information on balanced nutrition for students and school canteen expected prepare snacks that contains vegetables and fruits.
Keywords : Fruit and vegetable consumption, obesity. Literature : (2005-2013)
PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang menghadapi beban ganda mengenai masalah gizi. Tidak hanya menghadapi permasalahan gizi buruk yang belum teratasi sepenuhnya, kini juga masalah gizi lebih meningkat tajam seperti tak terkendali. Kelebihan gizi yang dapat menimbulkan obesitas ini dapat terjadi pada semua umur, baik pada saat anak-anak, remaja hingga dewasa (Mujur, 2011). Masalah gizi lebih dan obesitas dianggap sebagai timbulnya penyakit-penyakit non infeksi
sinyal pertama
seperti diabetes, jantung,
kanker,
ataupun hipertensi. Fenomena ini diberi nama “ New World Syndrome ” atau sindroma dunia baru dan telah menimbulkan beban sosial ekonomi serta kesehatan masyarakat yang sangat besar (Hadi 2005). Pola makan memberi andil yang besar terhadap kegemukan atau obesitas. Pola makan yang tinggi kalori dan lemak menyebabkan keseimbangan energi positif (terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak). Terlalu membatasi konsumsi karbohidrat bukan upaya yang tepat. Protein hanya menyebabkan kegemukan pada keadaan yang tidak lazim, yaitu pada konsumsi yang sangat berlebihan, serta tidak hanya memfokuskan pada konsumsi karbohidrat, lemak, dan protein saja, tetapi juga konsumsi vitamin dan mineral (Adiningrum, 2008). Witjaksono (Anonim, 2013) menyatakan bahwa buah dan sayur sangat baik dikonsumsi, sebagai salah satu upaya untuk mencegah obesitas. Sayur dan buah dapat mencegah kejadian obesitas karena dapat mengurangi lapar tetapi tidak menimbulkan kelebihan lemak dan sebagainya. Sayur dan buah juga mengandung serat kasar yang dapat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah konstipasi (Hui 1985 diacu dalam Adiningrum, 2008). Data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, SMA yang berada di wilayah kerja puskesmas Tamansari merupakan salah satu sekolah yang memiliki angka kegemukan terbanyak dibandingkan dengan SMA yang berada di Kecamatan lain di Kota Tasikmalaya. SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang memiliki kejadian kegemukan terbanyak dengan jumlah kejadian kegemukan sebanyak 10,9% dari jumlah siswa kelas XI. Dari survei awal yang
dilakukan, konsumsi sayur remaja sebanyak 40% remaja yang termasuk dalam kategori rendah dan pada konsumsi buah sebanyak 60% remaja yang termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Perbedaan Konsumsi Sayur dan Buah Berdasarkan Status Kegemukan Pada Pelajar kelas XI di SMA Negeri 8 Kota Taikmalaya”.
METODE Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasional dengan desain kasus kontrol, dimana kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol berdasarkan status kegemukan. Populasi studi kasus dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya yang berjumlah sebanyak 218 orang. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang telah diukur dengan siswa yang termasuk dalam kategori gemuk dengan jumlah 20 orang. Populasi studi kontrol dalam penelitian ini adalah siswa SMA 8 kelas XI yang termasuk dalam kategori tidak gemuk. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang telah dinyatakan gemuk sebanyak 20 orang. Sedangkan kontrol dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang termasuk dalam kategori tidak gemuk sebanyak 2 X 20 orang. Menurut Soedigdo (1995) perbandingan untuk sampel kasus dengan kontrol adalah 1 : 2 jika sampel < 30dan 1 : 1 jika sampel ≥ 30. Pengambilan sampel untuk kasus dilakukan dengan cara sampel jenuh yaitu dengan cara semua populasi dijadikan sebagai sampel, sedangkan pengambilan sampel untuk kontrol dilakukan dengan cara purposif sampling yaitu dengan kasus dipasangkan berdasarkan jenis kelamin dan usia yang sama. Pengolahan data dilakukan dengan berbagai tahap meliputi editing, coding, entry,
cleaning
dan
tabulating.
Kemudian
dilakukan
analisis
dengan
menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 16 for Windows untuk melihat perbedaan konsumsi sayur dan buah berdasarkan status
kegemukan pada siswa SMA. Hipotesis penelitian (Ha) diterima jika ρ<0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. HASIL PENELITIAN Konsumsi Sayur Tabel 1 Perhitungan Nilai Statistik Konsumsi Sayur Responden Di SMA Negeri 8 Tasikmalaya Tahun 2014 No 1 2 3 4 5
Statistik Mean Median Standar Deviasi Minimum Maksimum
Nilai 48.51 33.90 5.66 0 284
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi sayur responden adalah 48,51 gr/hari, untuk nilai mediannya adalah 33.90 gr gr/hari, untuk standar deviasinya adalah 5.66 gr, untuk nilai minimumnya 0 gr/hari sedangkan nilai maksimumnya sebesar 284 gr/hari. Konsumsi Buah Tabel 2 Perhitungan Nilai Statistik Konsumsi Buah Responden Di SMA Negeri 8 Tasikmalaya Tahun 2014 No 1 2 3 4 5
Statistik Mean Median Standar Deviasi Minimum Maksimum
Nilai 44.32 0 8.72 0 434
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi buah responden adalah 44,32 gr, untuk nilai mediannya adalah 0 gr, untuk standar deviasinya
adalah 8,72 gr, untuk nilai minimumnya 0 gr sedangkan nilai maksimumnya sebesar 434 gr. Perbedaan Konsumsi Sayur Berdasarkan Status Kegemukan Tabel 3 Distribusi Rata-Rata Konsumsi Sayur Berdasarkan Status Kegemukan Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya Kegemukan
Mean
SD
SE
Gemuk Tidak Gemuk
17.360 64.088
23.232 62.014
5.194 9.805
P Value 0.000
n 20 40
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi sayur pada responden yang gemuk adalah 17,360 gr dengan standar deviasi 23.232 gr, sedangkan responden yang tidak gemuk adalah 64.088 gr dengan standar deviasi 62.014 gr. Sedangkan konsumsi yang dianjurkan sebanyak 150- 200 gram atau 1,5 – 2 mangkok sehari. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000, berarti pada alpha 5% menunjukan ada perbedaan yang signifikan rata-rata konsumsi sayur berdasarkan status kegemukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Perbedaan Konsumsi Buah Berdasarkan Status Kegemukan Tabel 4 Distribusi Rata-Rata Konsumsi Buah Berdasarkan Status Kegemukan Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya Kegemukan
Mean
SD
SE
P Value
n
Gemuk 44.295 59.363 13.274 20 0.243 Tidak Gemuk 44.337 98.947 15.645 40 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui rata-rata konsumsi buah pada responden yang gemuk adalah 44.295 gr dengan standar deviasi 59.363 gr, sedangkan responden
yang tidak gemuk adalah 44.337 gr dengan standar deviasi 98.947 gr. Sedangkan konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 200 – 300 gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.243, berarti pada alpha 5% menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata konsumsi buah berdasarkan status kegemukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya. PEMBAHASAN Perbedaan Konsumsi Sayur dan Buah Berdasarkan Status Kegemukan Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya Konsumsi sayur berkisar antara 0-284 g/hari. Rata-rata konsumsi sayur responden adalah 48.51 g/hari atau ± 0,5 mangkok. Hal ini menunjukan bahwa masih sedikit responden yang mengonsumsi sayur berdasarkan nilai rata-rata konsumsi sayur responden yaitu sebesar 48.51 g/hari. Muchtadi (2001, diacu dalam Wulansari, Natalia Dessy: 2009) mengungkapkan bahwa perubahan pola konsumsi pangan di Indonesia telah menyebabkan berkurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan pada hampir semua provinsi di Indonesia. Saat ini orang cenderung mengonsumsi makanan yang serba instan dan praktis. Adanya kecenderungan tersebut menyebabkan rendahnya konsumsi sayuran pada masyarakat,
karena
adanya
upaya
pemenuhan
kebutuhan
vitamin
melalui konsumsi berbagai suplemen vitamin yang tersedia di pasaran. Survei yang telah dilakukan menunjukan lingkungan sekolah mendukung terhadap kurangnya konsumsi sayur pada siswa karena tidak banyak jajanan siswa yang berbahan dasar sayur sehingga kebutuhan siswa terhadap konsumsi sayur tidak tercukupi. Selain itu, siswa yang tinggal di kos lebih cenderung mengonsumsi makanan yang serba instan dan praktis karena keterbatasan waktu dan kemampuan untuk menyediakan makanan yang mengandung sayur. Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai konsumsi sayur di SMA Negeri 8 Tasikmalaya menunjukan bahwa rata-rata konsumsi sayur pada responden yang gemuk adalah 17,360 gr dengan standar deviasi 23.232 gr,
sedangkan responden yang tidak gemuk adalah 64.088 gr dengan standar deviasi 62.014 gr. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t independent didapatkan nilai p value sebesar 0.000, berarti pada alpha 5% menunjukan ada perbedaan yang signifikan konsumsi sayur berdasarkan status kegemukan pada siswa SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Perbedaan Konsumsi Sayur dan Buah Berdasarkan Status Kegemukan Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya Konsumsi buah responden berkisar antara 0-434 g/hari. Rata-rata konsumsi buah responden adalah 44.32 g/hari atau sekitar 1 buah pisang mas. Hal ini menunjukan bahwa masih sedikit responden yang mengonsumsi buah berdasarkan nilai rata-rata konsumsi buah responden yaitu sebesar 44.32 g/hari. Menurut Hardono (1998) dalam Setiowati (2000, diacu dalam Wulansari, Natalia Dessy: 2009), masih rendahnya konsumsi buah di Indonesia terkait dengan beberapa faktor, disamping pendapatan, konsumsi buah tersebut tampaknya
juga
terkait
dengan
masalah masih
rendahnya
kesadaran
mengonsumsi buah (sebagai sumber vitamin, mineral atau protein nabati), rendahnya ketersediaan buah, dan kurangnya keterjangkauan konsumsi produk oleh rumah tangga. Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai konsumsi buah di SMA Negeri 8 Tasikmalaya menunjukan bahwa rata-rata konsumsi buah pada responden yang gemuk adalah 44.295 gr dengan standar deviasi 59.363 gr, sedangkan responden yang tidak gemuk adalah 44.337 gr dengan standar deviasi 98.947 gr. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.243, berarti pada alpha 5% menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan konsumsi buah berdasarkan status kegemukan pada siswa SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Faktor yang mendukung terhadap kurangnya konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 8 diantaranya ketersediaan buah dilingkungan sekolah masih kurang. Hal ini didasarkan hasil observasi yang dilakukan tidak adanya pedagang yang menyediakan jajanan berupa buah-buahan. Sehingga siswa tidak memiliki
alternatif lain untuk memilih membeli jajanan yang mengandung buah-buahan maka jajanan yang dikonsumsi oleh siswa yang berstatus gemuk dan tidak gemuk sama. Kurangnya kesadaran siswa terhadap pentingnya mengonsumsi buah juga memberi dampak terhadap kurangnya konsumsi buah siswa. Siswa menganggap bahwa buah hanya merupakan makanan tambahan saja bukan merupakan makanan pokok yang harus dipenuhi setiap hari. Selain itu, siswa cenderung hanya memakan makanan yang tersedia ketika lapar dan tidak terlalu memperhatikan kandungan gizi dan bahan makanan yang dikonsumsi. Hal ini didasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa siswa hanya mengonsumsi makanan yang tersedia di rumah dan jajanan yang tersedia di kantin sekolah atau warung yang ada di sekitar rumah. Perilaku siswa yang menganggap makanan cepat saji merupakan makanan yang bergengsi juga turut mempengaruhi perilaku konsumsi siswa, siswa lebih tertarik untuk membeli jajanan cepat saji seperti baso ataupun makanan cepat saji lain yang mengandung tinggi lemak dibandingkan membeli jajanan yang mengandung buah seperti jus ataupun makanan lain yang berbahan dasar buahbuahan yang mengandung tinggi serat. PENUTUP Simpulan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 siswa terdapat 20 atau 33.3% siswa menderita kegemukan dan 40 siswa atau 66.67% siswa tidak menderita kegemukan. 2. Konsumsi sayur siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya berkisar antara 0-284 g/hari. Rata-rata konsumsi sayur responden adalah 48.51 g/hari. 3. Konsumsi buah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya berkisar antara 0-434 g/hari. Rata-rata konsumsi buah responden adalah 44.32 g/hari. 4. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata konsumsi sayur berdasarkan status kegemukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya (p = 0.000).
5. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.243, berarti pada alpha 5% menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata konsumsi buah berdasarkan status kegemukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tasikmalaya. Saran 1. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bagi sekolah untuk memberikan informasi mengenai gizi seimbang bagi siswa dan diharapkan kantin sekolah menyediakan jajanan yang mengandung sayur dan buah. 2. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai faktorfaktor lain (genetik, aktivitas fisik, status ekonomi dan lingkungan sosial) yang berhubungan dengan kegemukan.
DAFTAR PUSTAKA Adiningrum, Radita Diseptiani. 2008. Karakteristik kegemukan pada anak sekolah dan remaja di medan dan jakarta selatan. Fakultas pertanian IPB Bogor. Anonim. 2013. Cegah Obesitas pada Anak dan Remaja, Mulai Konsumsi Buah dan Sayur Secara Teratur Sejak Dini. Diakses pada 1 November 2013 dari http://www.zespri.co.id/pressRelease/Zespri-Fasting-Break-PressRelease-IND.pdf Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional dalam Pidato pengukuhan jabatan guru besar Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada. Wulansari, Natalia Dessy. 2009. Konsumsi Serta Preferensi Buah Dan Sayur Pada Remaja Sma Dengan Status Sosial Ekonomi Yang Berbeda Di Bogor. Institut Pertanian Bogor.