861
Perbedaan jumlah pemberian kotoran ayam... (Gigih Setia Wibawa)
PERBEDAAN JUML AH PEMBERIAN KOTORAN AYAM TERHADAP VARIASI PL ANKTON YANG DIMAKAN IKAN PEL ANGI (Melanotaenia parva) Gigih Setia wibawa*), Chumaidi*), Bastiar Nur*), dan Dewi Rahmawati**) *) Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13, Pancoran Mas, Depok 16436 E-mail:
[email protected] **) Universitas Negeri Jakarta
ABSTRAK Penelitian tentang perbedaan jumlah pemberian kotoran ayam terhadap variasi plankton yang dimakan ikan Pelangi (Melanotaenia parva) bertujuan untuk mengetahui efektivfitas jumlah kotoran ayam terhadap penumbuhan jenis-jenis fitoplankton dan zooplankton yang mampu dikonsumsi oleh ikan pelangi (Melanotaenia parva). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Januari 2010 di Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok. Adapun metode penelitian yang dipergunakan adalah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan Pelangi merupakan ikan yang bersifat omnivor, terbukti dengan ditemukannya 4 kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae, serta 3 kelas zooplankton yaitu Crustaceae, Rotifera, dan Protozoa. Jumlah pemberian kotoran ayam sebanyak 1,5 kg/m3 menghasilkan fitoplankton (Closterium sp.) paling banyak ditemukan dalam pencernaan ikan pelangi, sedangkan pemberian jumlah kotoran ayam sebanyak 1,25 kg/m3 menghasilkan zooplankton (Moina sp.) paling banyak dalam pencernaan ikan. KATA KUNCI:
plankton, kotoran ayam, ikan pelangi
PENDAHULUAN Genus Melanotaenia merupakan salah satu jenis dari Rainbowfish yang dikategorikan punah oleh IUCN (Anonymous, 2011). Oleh karena itu, diperlukan sebuah langkah konservasi untuk menjaga kelestarian keragaman biodiversitas Rainbowfish. Selain dengan menjaga kelestarian habitat, diperlukan sebuah cara untuk dapat mengurangi eksploitasi Rainbowfish di alam. Studi tentang keanekaragaman ikan pelangi telah dilakukan melalui ekspedisi oleh IRD-APSORBRKP dimulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Selanjutnya Kadarusman (2010) menyatakan bahwa satu dari sekian banyak ikan pelangi yang ditemukan di perairan Papua, salah satu yang status keberadaannya sudah mengkhawatirkan adalah ikan pelangi asal Danau Kurumoi, sehingga pengembangan ikan tersebut sangat mutlak diperlukan. Dalam kegiatan pembudidayaan ikan pakan menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam membudidayakan ikan. Pakan alami sebagai salah satu pakan yang dapat dikonsumsi ikan saat ini menjadi pilihan utama, selain memiliki gizi yang tinggi, pakan alami juga lebih ramah lingkungan. Keragaman dan kelimpahan plankton sebagai salah satu pakan alami dalam kolam pemeliharaan sangat berperan bagi kehidupan ikan. Jenis plankton yang tepat dapat menentukan keberhasilan usaha budidaya. Salah satu cara dalam menumbuhkan jenis plankton yang lazim dilakukan adalah pemberian pupuk kandang, salah satunya adalah pemberian kotoran ayam. Penelitian tentang perbedaan jumlah pemberian kotoran ayam terhadap variasi plankton yang dimakan ikan pelangi (Melanotaenia parva) bertujuan untuk mengetahui efektivitas jumlah kotoran ayam terhadap penumbuhan jenis-jenis fitoplankton dan zooplankton yang mampu dikonsumsi oleh ikan.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
862
BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif di Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok dengan menggunakan benih ikan pelangi berumur 30 hari yang memiliki panjang rata-rata 1 inci dengan bobot 0,08 g yang dipelihara dalam hapa berukuran 1 m x 1 m x 0,5 m masing-masing dengan kepadatan 50 ekor/hapa, pada empat kolam tanah. Jumlah kotoran ayam yang diberikan yaitu A) 1 kg/m3; B) 1,25 kg/m3; C) 1,5 kg/m3; dan D) 1,75 kg/m3. Pengulangan pemberian kotoran ayam sebesar ¼ jumlah awal dilakukan setiap 7 hari. Pengambilan sampel dilakukan setiap 7 hari, ikan diambil masing-masing hapa sebanyak 3 ekor untuk diamati saluran pencernaan, sedang kualitas air yang diamati adalah oksigen terlarut (DO), karbondioksida bebas (CO2 bebas), derajat keasaman (pH), suhu, dan amonia. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan pengamatan yang dilanjutkan dengan identifikasi jenis plankton yang terdapat dalam saluran cerna, ditemukan 4 kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiceae. Pada kelas Bacillariophyceae diketahui bergenus Cyclotella dan Melosira. Kelas Chlorophyceae merupakan fitoplankton yang paling banyak ditemukan, yaitu genus Charasium,
Gambar 1. Jenis-jenis fitoplankton yang ditemukan dalam saluran cerna benih ikan pelangi
863
Perbedaan jumlah pemberian kotoran ayam... (Gigih Setia Wibawa)
Gambar 2. Jenis-jenis zooplankton yang ditemukan dalam saluran cerna benih ikan pelangi Coelastrum, Pediastrum, Protococcus, Rhapidium, dan Scenedesmus. Kelas Cyanophyceae merupakan jenis kedua yang paling banyak ditemukan, yaitu Aphanocapsa, Coelophaerium, Microcystus, dan Oscillatoria. Namun, jenis yang memiliki jumlah individu terbanyak yaitu Desmidiaceae bergenus Closterium. Zooplankton yang ditemukan yaitu Crustaceae bergenus Estheria, Eubranchipus, Diaphasonoma, Diaptomus, Macrothrix, Moina, Simocephalus, Cyclops, dan Nauplius Cyclops. Dari kelas Rotifera yaitu genus Brachionus, dan Testudinella. Dari kelas Protozoa yaitu Frontonia. Meskipun fitoplankton memiliki keragaman yang tinggi dalam saluran cerna ikan pelangi, namun zooplankton memiliki jumlah individu terbanyak.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
864
Gambar 3. Sebaran jenis plankton pada masing-masing perlakuan Hasil pengamatan sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, pemupukan memberikan dampak nyata terhadap kehidupan plankton, yang selanjutnya memiliki kegunaan terhadap kehidupan ikan pelangi. Pemupukan yang baik adalah pemupukan yang menghasilkan plankton bermanfaat. Seperti yang telah diketahui bahwa salah satu pupuk yang efektif dalam menumbuhkan plankton dibandingkan dengan pupuk organik lainnya adalah kotoran ayam. Dari hasil pengamatan pula diketahui bahwa perbedaan jumlah pemberian kotoran ayam memberikan dampak yang berbeda pada komposisi plankton yang terdapat dalam saluran cerna ikan. Gambaran tentang komposisi plankton yang ditemukan dalam saluran cerna ikan pelangi dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komposisi jenis plankton yang tumbuh pada masing-masing jumlah pemberian pupuk yang mempengaruhi jenis plankton yang dimakan oleh ikan. Pada perlakuan pemberian jumlah pupuk sebanyak 1 kg, jenis fitoplankton yang paling banyak dimakan oleh benih adalah Closterium, disusul Rhapidium, Melosira, Cyclotella, dan sebagian kecil jenis Chlorophyceae. Hasil berbeda ditunjukkan perlakuan 1,25 kg, 1,5 kg, dan 1,75 kg. Pada perlakuan 1,25 kg, jenis fitoplankton yang paling banyak banyak dimakan berturut-turut Rhapidium, Closterium, Melosira, Cyclotella, dan sebagian Characium, dan Desmidiaceae. Pada perlakuan 1,5 kg berturut-turut Closterium, Rhapidium, Melosira, Cyclotella, dan sebagian kecil Desmidiaceae. Sedangkan pada perlakuan 1,75 kg berturut-turut Closterium, Melosira, Rhapidium, Cyclotella, dan sebagian kecil Desmidiaceae. Pada pengamatan komposisi zooplankton yang dimakan oleh benih, perbedaan perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda. Pada perlakuan 1,0 kg, yang paling banyak ditemukan pada saluran cerna ikan pelangi yaitu sel individu baru Frontonia, Moina, Cyclop dan nauplius Cyclop. Pada perlakuan 1,25 kg pupuk kotoran ayam, Moina merupakan jenis terbanyak yang terdapat pada saluran cerna
865
Perbedaan jumlah pemberian kotoran ayam... (Gigih Setia Wibawa)
Tabel 1. Kualitas air yang teramati selama penelitian Parameter Suhu (°C) pH CO2 O2 Alkalinitas Kesadahan NH3 NO2
Pagi
Sore
26-27 26-32 6,5-7,5 7-9,5 2,000-11,997 2.000-13.997 0,706-2,118 1.059-13.414 22,66-45,31 33,98-45,31 24,06-46,62 31,10-48,31 0,080-0,395 0,0277-0,0421 0,0099-0,0539 0,0011-0,0487
ikan pelangi. Kemudian berturut-turut diikuti nauplius Cyclop dan Cyclop, serta jenis Crustacea dan protozoa. Pada perlakuan 1,5 kg, jenis zooplankton yang ditemukan dalam saluran cerna pada saluran cerna ikan pelangi yaitu, Moina dengan jumlah yang mendekati perlakuan 1,25 kg. Kemudian berturutturut diikuti nauplius Cyclop dan Cyclop dalam jumlah yang lebih banyak dari perlakuan 1,25 kg, serta Protozoa. Pada perlakuan pemberian kotoran ayam 1,75 kg, dalam saluran cerna ikan pelangi terdapat Moina sebagai jenis terbanyak, jumlahnya sedikit dibawah perlakuan 1,5 kg. Kemudian berturut-turut diikuti nauplius Cyclop dan Cyclop, serta Protozoa. Pada jumlah Moina yang terdapat pada saluran cerna benih ikan pelangi pada masing-masing perlakuan, terdapat sebuah pola yang menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian 1,0 kg menghasilkan jumlah Moina paling sedikit. Kemudian pada perlakuan pemberian 1,5 kg memberikan Moina paling banyak, dan menurun secara bertahap seiring dengan penambahan pemberian pupuk. Sementara Cyclop yang membahayakan kehidupan ikan akibat sulit tercernanya organism tersebut menunjukkan kenaikan jumlah hingga pemberian 1,5 kg pupuk kotoran ayam, selanjutnya menurun pada perlakuan pemberian pupuk 1,75 kg. Closterium yang merupakan jenis fitoplankton yang memiliki jumlah terbanyak ditemukan dalam saluran ikan pada pemeliharaan di kolam dengan perlakuan C (1.5 kg/m 3), sedangkan Zooplankton yang paling banyak ditemukan adalah kelas Crustaceae yaitu genus Moina pada pemeliharaan di kolam dengan perlakuan B (1.25kg/m3). Fitoplankton yang memiliki jumlah individu terbesar kedua berasal dari kelas Cyanophyceae, yaitu genus Rhapidium, sedangkan pada zooplankton beasal dari kelas protozoa yaitu Frontonia. Genus Frontonia mulai ditemukan pada minggu ketiga hingga akhir pemeliharaan yaitu minggu kelima. Hasil analisis kualitas air menunjukkan bahwa secara keseluruhan media pemeliharaan masih dalam batas toleransi daya hidup ikan. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa 24 jenis plankton telah teridentifikasi dalam saluran cerna benih ikan Pelangi, yang terdiri dari 13 jenis Fitoplankton dan 11 jenis Zooplankton. Jenis Fitoplankton yang paling banyak ditemukan berasal dari kelas Desmidiaceae yaitu Closterium sp pda kolam yang diberi pupuk dengan dosis 1.5 kg/m 3. Sedangkan jenis Zooplankton yang paling banyak ditemukan berasal dari kelas Crustaceae yaitu Moina sp, pada kolam yang dipupuk dengan jumlah 1,25 kg/m3. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini. DAFTAR ACUAN Allen, G.R. 1990. Les poissons arc-en-ciel (Melanotaenidae)de la péninsule de Vogelkop, Irian Jaya, avec description de trois nouvelles espèces. Rev. Fr. Aquariol., 16(4): 101-112.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
866
Allen, G.R. 1995. Rainbowfishes in Nature and the Aquarium. Melle, Germany: Tetra-Verlag, 180 pp. Allen, G.R., Unmack, P.J., & Hadiaty, R.K. 2008. Two new species of rainbowfishes (Melanotaenia: Melanotaeniidae), from western New Guinea (Papua Barat Province, Indonesia). Aqua, Int. J. Ichthyol., 14(4): 209-224. Anggun, G. 2008. Data Ikan Pelangi (Melanotaenia spp.) Asal Danau Kurumoi. Universitas Padjadjaran, Bandung. APSOR. 2010. Penemuan Jenis Baru Ikan Pelangi Papua Melanotaenia fasinensis dari Sorong Selatan, Penemuan Kembali M. ajamaruensis dan Status Kritis Hampir Punah M. parva di Danau Kurumoi Kabupaten Bintuni. Warta Riset-12 Juli 2010. Akademi Perikanan Sorong. http://www.apsordkp.ac.id., 3 pp. Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Waterwarm Fish pond. Alabama: Auburn University, Agriculture Experiment Station, USA. Effendie, M.I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta, 163 hlm. Kadarusman, Sudarto, Paradis, E., & Pouyaud, L. 2010. Description of Melanotaenia fasinensis, a new species of rainbowfish (Melanotaeniidae) from West Papua, Indonesia with comments on the rediscovery of M. ajamaruensis and the endangered status of M. parva. Cybium, 34(2): 207-215. Lestari, S. P.2007. Pengaruh Pemupukan Kolam Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Plankton Dalam Usus Benih Ikan Balashrak. Skripsi. Universitas Nasional, Jakarta. Marmani, S. 1994. Pengaruh Jenis-Jenis Pupuk Kandang Terhadap Kualitas dan Kuantitas Pakan Alami di Kolam Air Tawar (Studi Tentang Rekonsoliasi Massa Air oleh Plankton). Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Syachrial, A. 2008. Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton Pada Kolam Budidaya Dengan Pemupukan Yang Berbeda. Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.