UNIVERSITAS INDONESIA
PERBEDAAN IMUNOEKSPRESI CASPASE-3 ANTARA DIFFUSE LARGE B-CELL LYMPHOMA SUBTIPE GERMINAL CENTER B-CELL-LIKE DAN NON-GERMINAL CENTER B-CELL-LIKE
TESIS
ROSITA ALFI SYAHRIN NPM. 1006768465
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS PATOLOGI ANATOMIK JAKARTA DESEMBER 2014
Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PERBEDAAN IMUNOEKSPRESI CASPASE-3 ANTARA DIFFUSE LARGE B-CELL LYMPHOMA SUBTIPE GERMINAL CENTER B-CELL-LIKE DAN NON-GERMINAL CENTER B-CELL-LIKE
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Dokter Spesialis I Bidang Studi Patologi Anatomik
ROSITA ALFI SYAHRIN NPM. 1006768465
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS PATOLOGI ANATOMIK JAKARTA DESEMBER 2014
Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Spesialis Patologi Anatomik pada Fakultas Kedokteran Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Diah Rini Handjari, SpPA(K) selaku Kepala Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2. dr. Nurjati C. Siregar, MS, PhD, SpPA(K) dan dr. Ening Krisnuhoni, MS , SpPA(K) selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3. dr. Maria F Ham, PhD, SpPA dan dr. Benyamin Makes, SpPA(K) selaku dosen pembimbing. 4. dr. Endang Sri Roostini H, MS, SpPA(K) selaku penguji. 5. Seluruh Profesor dan staf Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM. 6. Kedua orang tua, untuk segenap doa yang selalu mengiringi. 7. Rekan-rekan PPDS 8. Seluruh karyawan Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, 18 Desember 2014 Penulis Rosita Alfi Syahrin
iv Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
ABSTRAK Nama Program Studi Judul
: Rosita Alfi Syahrin : Program Pendidikan Dokter Spesialis I Patologi Anatomik : Perbedaan imunoekspresi caspase-3 antara diffuse large B-cells lymphoma subtipe germinal center B-cell-like dan non-germinal center B-cell-like
Latar Belakang: Tipe terbanyak dari limfoma non-Hodgkin (LNH) sel B adalah Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL) yang merupakan entitas heterogen. Hans membagi DLBCL menjadi subtipe Germinal Center B-cell like (GCB) dan non-Germinal Center B-cell like (non-GCB) dengan tehnik pemeriksaan imunohistokimia menggunakan CD10, BCL6 dan MUM1. Caspase-3 adalah protein yang berperan utama dalam mekanisme apoptosis dan dapat mengalami mutasi somatik pada LNH. Imunoekspresi Caspase-3 dapat berhubungan dengan kesintasan pasien DLBCL. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB. Bahan dan Metode: Pemeriksaaan imunoekspresi Caspase-3 pada 41 kasus DLBCL yang terdiri atas 18 kasus subtipe GCB dan 23 kasus non-GCB dilakukan dengan tehnik imunohistokimia . Subjek penelitian berasal dari RSCM dan enam rumah sakit lainnya di Jakarta. Hasil: Kasus DLBCL subtipe GCB memberikan hasil positif pada pulasan Caspase-3 berjumlah 13 kasus (72%) dan negatif berjumlah 5 kasus (28%). Hasil yang didapatkan dari subtipe non-GCB yaitu positif berjumlah 5 kasus (22%) dan negatif berjumlah 18 kasus (78%). Terdapat perbedaan bermakna imunoekspresi Caspase-3 antara DLBCL subtipe GCB dengan subtipe non-GCB (p = 0,002). Kesimpulan: Imunoekspresi Caspase-3 menunjukkan positivitas yang lebih tinggi pada DLBCL subtipe GCB dibandingkan dengan subtipe non-GCB.
Kata kunci: DLBCL subtipe GCB dan non-GCB, Apoptosis, Caspase-3.
vi Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
ABSTRACT Name Study Program Title
: Rosita Alfi Syahrin : Anatomical Pathology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia : The difference of caspase-3 immunoexpression between germinal center B-cell-like and non-germinal center B-cell-like subtypes of diffuse large B-cell lymphoma
Background : The most common type of B-cell non-Hodgkin lymphoma (NHL) is diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL) which is heterogeneous. Hans divided DLBCL into Germinal Center B-cell-like (GCB) and non-Germinal Center B-celllike (non-GCB) subtypes by using immunohistochemistry staining with CD10, BCL6 and MUM1. Caspase-3 is a protein that functions as a key role in the mechanism of apoptosis and may have somatic mutation in NHL. Immunoexpression of Caspase-3 could be associated with the survival of DLBCL patient. This study was performed to analyze the difference of Caspase-3 immunoexpression between GCB and non-GCB subtypes of DLBCL. Materials and Methods : Caspase-3 immunoexpression examination was performed in 41 DLBCL cases, consisted of 18 cases of GCB and 23 cases of non-GCB subtypes by using immunohistochemistry technique. The cases came from RSCM and 6 other hospitals in Jakarta. Result : The number of GCB subtype which showed positive Caspase-3 staining was 13 cases (72%) and negative in 5 cases (28%). The number of non-GCB subtype which showed positive Caspase-3 staining was 5 cases (22%) and negative in 18 cases (78%). There was significant difference of Caspase-3 immunoexpression between GCB and non-GCB subtype of DLBCL (p = 0,002). Conclusion : The positivity of Caspase-3 expression was higher in GCB subtype than non-GCB subtype.
Keywords : DLBCL subtype GCB and non-GCB, Apoptosis, Caspase-3.
vii Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.4 Rumusan Hipotesis 1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Manfaat Penelitian
i ii iii iv v vi viii x xi xii
1 2 3 3 3 3
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL) 2.2 Subtipe Germinal Center B-Cell Like (GCB) dan non-Germinal Center B-cell Like (non-GCB) 2.3 Apoptosis 2.4 Caspase-3 Kerangka Teori 2.5 2.6 Kerangka Konsep 3. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.3 Bahan dan Cara Kerja 3.3.1 Populasi dan Sampel 3.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4 Definisi Operasional 3.4.1 Diffuse Large B-Cells Lymphoma (DLBCL) 3.4.2 Diffuse Large B-Cells Lymphoma Berdasarkan Morfologik 3.4.3 Diffuse Large B-Cells Lymphoma Berdasarkan Imunofenotip 3.4.4 Subtipe DLBCL Berdasarkan Klasifikasi Hans 3.4.5 Penilaian Ekspresi Caspase-3 3.5 Alur Penelitian
viii Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
4 6 8 11 12 13
14 14 14 14 15 16 16 16 16 16 17
3.6
3.7 3.8 3.9 3.10
Cara Kerja 3.6.1 Pemeriksaan Histopatologik dan Imunohistokimia 3.6.2 Tehnik Pewarnaan Imunohistokimia Variabel Penelitian Interpretasi Hasil imunoekspresi Caspase-3 Analisis Data Penyajian Data
17 18 19 19 19 19
4. HASIL PENELITIAN
20
5. PEMBAHASAN
23
6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran 6.2
28 28
DAFTAR PUSTAKA
29
ix Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 1. International Prognostic Index (IPI)
8
Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian
20
Tabel 3. Penelitian imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB
21
x Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema perkembangan sel B dan hubungannya dengan keganasan 4 Gambar 2. DLBCL berdasarkan morfologik
5
Gambar 3. Pembagian DLBCL subtipe GCB dan non-GCB
6
Gambar 4. Pembagian jalur apoptosis
9
Gambar 5. Jalur apoptosis intrinsik dan ekstrinsik
11
Gambar 6. DLBCL subtipe GCB
21
Gambar 7. DLBCL subtipe non-GCB
22
Gambar 8. Pulasan Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB
22
xi Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Induk
32
Lampiran 2. Klasifikasi limfoma malignum, WHO 2008
34
Lampiran 3. Chi-Square Penilaian Imunoekspresi Casapase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB
37
Lampiran 4. Uji normalitas dan komparatif DLBCL subtipe GCB dan non-GCB
38
Lampiran 5. Hubungan DLBCL subtipe GCB dan non-GCB dengan jenis kelamin
39
Lampiran 6. Hubungan DLBCL subtipe GCB dan non-GCB dengan umur pasien
40
Lampiran 7. Hubungan DLBCL subtipe GCB dan non-GCB dengan lokasi tumor
41
Lampiran 8. Perhitungan pulasan Caspase-3 subtipe GCB dan non-GCB menggunakan Image J
42
xii Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Limfoma malignum adalah suatu penyakit keganasan yang berasal dari sel jaringan limfoid yaitu limfosit (sel T, sel B dan sel Natural Killer) dan sel-sel prekursornya. Limfoma malignum dibagi dalam dua kelompok utama yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin (LNH). Dua kelompok ini dibagi lagi dalam beberapa tipe sesuai dengan klasifikasi WHO.1,2,3 Lebih dari 90% LNH di dunia merupakan limfoma yang berasal dari sel B matur. Angka kejadian LNH sel B matur mencapai sekitar 4% dari semua kasus baru keganasan setiap tahun di dunia. Tipe terbanyak dari LNH sel B adalah Diffuse Large B-cell Lymphoma, not otherwise specified (DLBCL,NOS), yaitu mencapai sekitar 30% dari seluruh kasus LNH di negara Barat, presentase yang lebih tinggi didapatkan di negara berkembang. Limfoma non-Hodgkin terjadi pada orang dewasa dengan median pada dekade ke-7, namun dapat juga terjadi pada anak-anak dan remaja. Penderita DLBCL sedikit lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan.3,4 Diffuse large B-cell lymphoma merupakan suatu entitas yang heterogen dengan
pembagian klasifikasi
berdasarkan
kombinasi
gambaran klinik,
morfologik, imunofenotip dan genetik. Karakteristik DLBCL secara morfologik ditandai dengan inti sel tumor yang berukuran besar, vesikuler dengan anak inti yang
nyata
dan sitoplasma
mengekspresikan
relatif
sedikit,
serta
secara
imunofenotip
penanda sel B. Penanda sel B diantaranya adalah CD20,
CD79a, CD19, CD22 , PAX5, BOB1 dan OCT2.2,4,5 Secara molekuler dengan pemeriksaan DNA microarray, DLBCL dapat dibagi menjadi 3 subtipe yaitu Germinal Center B-cell-like (GCB), Activated BCell-like (ABC) dan tipe 3. Pembagian ini berperan penting untuk menentukan prognosis. Diffuse large B-cell lymphoma subtipe GCB mempunyai kesintasan lebih baik dibandingkan subtipe ABC dan tipe 3. Diffuse large B-cell lymphoma
1 Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
2
subtipe ABC memiliki kesintasan sama buruknya dengan tipe 3 dan masih terus dipelajari. Pemeriksaan DNA microarray ini sangat mahal dan tidak mudah dikerjakan, sehingga dilakukan pemeriksaan subtipe dari DLBCL dengan imunohistokimia yang lebih praktis dan mudah dilakukan. 5,6 Pembagian DLBCL secara imunofenotip telah dilakukan oleh berbagai penelitian. Hans et al
5
membagi klasifikasi DLBCL menjadi subtipe GCB dan
non-GCB dengan menggunakan tehnik pemeriksaan imunohistokimia terhadap antigen CD10, BCL6 dan MUM1. CD10 dan BCL6 merupakan penanda sel germinal center sedangkan MUM1 merupakan penanda sel non-germinal center. Kriteria Hans juga memberikan hasil yang serupa dengan pemeriksaan DNA microarray yaitu DLBCL subtipe GCB memiliki kesintasan yang lebih baik dibandingkan subtipe non-GCB.4-6 Beberapa penelitian menunjukkan kematian sel tumor pada pasien DLBCL yang menjalani kemoterapi tergantung pada induksi apoptosis. Gangguan pada sinyal kaskade apoptosis mungkin dapat menyebabkan resistensi terhadap kemoterapi. Terdapat dua jalur apoptosis pada sel tumor yaitu jalur ekstrinsik dan intrinsik. Kedua jalur tersebut akan mengaktifkan Caspase-3 sehingga terjadilah apoptosis. Apoptosis pada LNH sel B selalu melibatkan aktivitas Caspase-3.6,7 Pemeriksaan DLBCL sampai dengan subtipe GCB dan non-GCB pada saat sekarang ini sudah dilakukan secara rutin pada laboratorium imunohistokimia FKUI/RSCM. Kami melakukan penelitian dengan pemeriksaan Caspase-3 sebagai panel tambahan pada DLBCL, untuk mengetahui perbedaan apoptosis DLBCL subtipe GCB dan non-GCB sebagai salah satu penanda kesintasan pasien.
1.2 Identifikasi Masalah Diperlukan penanda lain yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kriteria Hans untuk memprediksi kesintasan pada kedua subtipe DLBCL. Caspase-3 yang selalu terlibat dalam aktivitas apoptosis pada LNH sel B diharapkan dapat dijadikan salah satu penanda prediksi kesintasan pasien DLBCL subtipe GCB dan non-GCB.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
3
1.3 Pertanyaan Penelitian Apakah imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB lebih tinggi dibandingkan dengan non-GCB? 1.4 Rumusan Hipotesis Imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan non-GCB.
1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui peran Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB berdasarkan kriteria Hans. 1.5.2 Tujuan Khusus Mengetahui perbedaan imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB.
1.6 Manfaat Penelitian 1. Memberikan data mengenai imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diffuse Large B-Cell Lymphoma (DLBCL) Limfoma malignum dibagi menjadi dua golongan utama yaitu limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin (LNH). Limfoma malignum non-Hodgkin jenis sel B paling banyak ditemukan. Klasifikasi LNH mengalami beberapa perubahan, seperti klasifikasi Rappaport, Kiel, Luke-Collins dan Working Formulation (WF) serta Revised European-American Lymphoma (REAL) yang kemudian digunakan oleh WHO. Klasifikasi tersebut berdasarkan kombinasi beberapa kriteria yaitu gambaran klinik, morfologik, imunofenotip dan genetik. 4,8-11
Gambar 1. Skema perkembangan sel B dan hubungannya dengan keganasan9
Limfoma non-Hodgkin jenis sel B dapat berasal dari setiap stadium perkembangan kematangan sel B. Prekursor sel B atau sel B immature dalam sumsum tulang akan berkembang keluar sumsum tulang menjadi sel B naive dan sebagian mengalami apoptosis. Sel B naive pada jaringan limfoid kemudian sebagian akan terpapar oleh antigen dan berubah menjadi sel plasma short-lived,
4 Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
5
sebagian lagi masuk ke sentrum germinativum membentuk sentroblas. Sebagian sentroblast menjadi sentrosit dan kemudian sebagian mengalami apoptosis. Sel yang keluar dari sentrum germinativum akan berubah menjadi sel plasma yang long lived dan sel B memori pada zona marginal. Pada setiap tahapan perkembangan kematangan sel B dapat berubah menjadi neoplasma. 4,9 Diffuse large B-cell lymphoma dapat timbul secara de novo atau dapat pula merupakan transformasi dari limfoma derajat rendah seperti limfoma folikular, limfoma zona marginal dan yang lainnya. Imunodefisiensi dan infeksi virus Epstein-Barr (EBV) dapat berperan juga dalam perkembangan terjadinya DLBCL. Terdapat beberapa kelainan genetik yang sering ditemukan pada DLBCL yaitu translokasi kromosom yang melibatkan BCL6 (30-40% kasus), BCL2 (1720% kasus) dan MYC (16% kasus) serta mutasi tumor gen supresor p53 (20% kasus).1,4 Diffuse large B-cell lymphoma merupakan suatu entitas LNH paling heterogen dengan morfologi sel-sel tumor yang tersusun difus dengan inti sel tumor yang berukuran besar, yaitu sama besar dengan inti makrofag atau lebih dari dua kali ukuran limfosit normal. Inti sel vesikuler dengan anak inti nyata serta sitoplasma relatif sedikit. Ditemukan mitosis yang banyak dan dapat pula dijumpai gambaran seperti starry-sky. Berdasarkan morfologik DLBCL dapat dibagi atas varian sentroblastik, imunoblastik, anaplastik dan rare morphologic. Pemeriksaan imunohistokimia pada DLBCL menggunakan penanda sel B diantaranya CD19, CD20, CD22, CD79a, BOB1 dan OCT2.. 4,11,12
A
B
C
G
ambar 2. DLBCL berdasarkan morfologik (A) varian sentroblastik, (B) varian imunoblastik, (C) varian anaplastik4 A A
A
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
6
2.2 Subtipe GCB dan non-GCB Alizadeh et al 13 membagi DLBCL menjadi beberapa subtipe berdasarkan pemeriksaan DNA microarray yaitu DLBCL subtipe germinal center B-cell-like (GCB) dan activated B-cell-like (ABC). Penelitian selanjutnya menentukan subtipe DLBCL tipe 3 yang tidak dapat dikategorikan dalam dua subtipe sebelumnya. DLBCL subtipe ABC menunjukkan amplifikasi kromosom 3q, 18q21-q22 dan delesi kromosom 6q21-q22, sedangkan pada subtipe GCB ditemukan amplifikasi kromosom 12q12. 4,13 Hans et al
5
melakukan penelitian tentang klasifikasi molekular DLBCL
pada pasien-pasien DLBCL yang telah diperiksa menggunakan DNA microarray kemudian diperiksa imunohistokimia terhadap antigen CD10, BCL6 dan MUM1, yang selanjutnya disebut sebagai kriteria Hans. CD10 dan BCL6 merupakan penanda sel B pada germinal center. Kasus-kasus yang merupakan subtipe GCB apabila CD10 (+) atau jika CD10 (-), BCL6 (+) dan MUM1 (-). MUM1 merupakan penanda sel plasma dan sel B non-germinal center. Apabila CD10 (-), BCL6 (+) atau (-), dan MUM1 (+) maka kasus tersebut merupakan subtipe nonGCB. Pemeriksaan imunohistokimia ini memiliki sensitifitas untuk subtipe GCB 70% dan non-GCB 87% serta positive predictive value untuk subtipe GCB 84% dan non-GCB 74%.5,7
Gambar 3. Pembagian DLBCL subtipe GCB dan non-GCB berdasarkan kriteria Hans5
CD10 adalah glikoprotein neutral endopeptidase (NE) rantai tunggal dengan berat molekul 100kd terekspresi pada membran sel, terdapat pada beberapa jaringan tubuh manusia. CD10 mempunyai ekspresi pada sel germinal center jaringan limfoid reaktif dan ganas. Beberapa penelitian sebelumnya pada DLBCL dengan menggunakan pulasan imunohistokimia memiliki hasil yang bervariasi antara ekspresi CD10 dengan kesintasan pasien karena ekspresi CD10 dapat berhubungan dengan kesintasan pasien yang baik ataupun sebaliknya. Salah
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
7
satunya yang dilakukan oleh Colomo et al
5
menunjukkan bahwa hilangnya
ekspresi CD10 ditemukan pada kondisi penyakit yang buruk. Penelitian yang dilakukan Hans menyatakan ekspresi CD10 dapat memprediksi kesintasan yang baik, tetapi CD10 tidak dapat digunakan secara tunggal dalam memprediksi kesintasan pasien karena dapat diragukan hasilnya. 5,14-16 BCL6 adalah suatu protein zinc-finger yang berperan sebagai faktor transkripsi, diekspresikan pada inti sel B dan sel T CD4 di germinal center. Terdapat kelainan genetik yang sering ditemukan yaitu translokasi kromosom 3q27 dan mutasi gen BCL6 sekitar 30-40% pada kasus DLBCL. Ekspresi BCL6 memiliki interpretasi yang berbeda-beda pada beberapa penelitian terdahulu dalam hubungannya dengan kesintasan pasien karena mutasi dapat menyebabkan ekspresi yang tinggi pada BCL6. Penelitian Hans menunjukkan bahwa ekspresi BCL6 dapat memprediksi kesintasan yang baik pada pasien. 5,14,17,18 MUM1 adalah onkogen yang berhubungan dengan myeloma pada translokasi kromosom t(6;14)(p25,q23) dan merupakan bagian dari interferon yang berperan sebagai faktor transkripsi. MUM1 diekspresikan pada inti dan sitoplasma sel plasma dan sedikit terekspresi pada sel germinal center, hal ini dapat ditemukan lebih dari 50% kasus DLBCL. Penelitian Hans menunjukkan ekspresi MUM1 minimal 30% berhubungan secara signifikan dengan kesintasan yang buruk.5,19-21 Penggabung pulasan CD10, BCL6 dan MUM1 dapat digunakan untuk menentukan DLBCL subtipe GCB dan non-GCB. Penelitian Hans menetapkan nilai positif dengan cut off sebesar ≥ 30% pada setiap pulasan CD10, BCL6 dan MUM1.3,5,22 Diffuse large B-cell lymphoma subtipe GCB memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan subtipe non-GCB. Hal ini berhubungan dengan respon kemoterapi pada setiap subtipe yang berbeda. International Prognostic Index (IPI) merupakan prediktor yang biasa digunakan untuk pasien-pasien DLBCL, terdapat 5 kriteria klinik IPI yaitu usia, stadium tumor (Ann Arbor stage), konsentrasi serum lactate dehydrogenase (LDH), keadaan pasien berdasarkan Eastern Coorporative Oncology Grup (ECOG) dan banyaknya massa tumor ekstranodal. Keterlibatan sumsum tulang memberikan gambaran prognostik yang buruk yaitu 5 tahun kesintasan hidup pasien sekitar 10%. Pemeriksaan
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
8
imunofenotip berhubungan juga dengan prognostik seperti ekspresi BCL2, Xlinked inhibitor of apoptosis (XIAP), MUM1, c-FLIP mempunyai hubungan yang buruk dengan prognosis pasien, sedangkan ekspresi BCL6, CD10, LMO2 dan Caspase menunjukkan prognosis yang lebih baik. 4,5,7,23 Tabel 1. International Prognostic Index (IPI)4 Faktor-faktor prognostik buruk Umur > 60 tahun Keadaan pasien (ECOG status) ≥ 2 Ann Arbor stage (III-IV) Massa tumor ekstranodal ≥ 2 sisi Konsentrasi serum LDH > normal
Kelompok resiko
Faktor-faktor prognostik buruk Semua usia
Usia ≤ 60 tahun*
Ringan
0 atau 1
0
Ringan/sedang
2
1
Tinggi/sedang
3
2
Tinggi
4 atau 5
3
*Pasien dengan usia ≤ 60 tahun dihitung berdasarkan 3 faktor prognosis buruk yaitu keadaan pasien, Ann Arbor stage dan konsentrasi serum LDH.
2.3 Apoptosis Apoptosis adalah suatu mekanisme homeostasis yang berperan dalam mengatur
kematian
sel
secara
terprogram
yang
dibutuhkan
untuk
mempertahankan keseimbangan populasi sel pada tahap perkembangan seluruh organisme multiseluler. Terdapat 3 jalur apoptosis sel yaitu jalur intrinsik (mitokondria), jalur ekstrinsik (death receptor) dan jalur granzim yang melibatkan limfosit T sitotoksik.24-26
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
9
Gambar 4. Pembagian jalur apoptosis yaitu jalur instrinsik, ekstrinsik dan granzim 24
Jalur sinyal intrinsik apoptosis merupakan aktivasi kematian sel yang berasal dari dalam sel sendiri. Hal ini diperantarai oleh keluarga BCL2 yang kemudian akan mengeluarkan sitokrom-c yang berasal dari membran mitokondria. Sitokrom-c akan dikeluarkan bila terjadi cedera mitokondria seperti yang disebabkan oleh hilangnya faktor pertumbuhan, kerusakan DNA, dan stress oksidatif diantaranya karena radiasi, toksin, dan hipoksia. Sitokrom-c dan apoptotic protease activating factor-1 (Apaf-1) di dalam sitosol merekrut pro Caspase-9 yang kemudian membentuk apoptosome, yang selanjutnya akan mengaktifkan Caspase-9. Aktivasi Caspase-9 akan mengaktifkan Caspase-3 dan Caspase-7 sehingga terjadilah apoptosis. Aktivasi kaskade Caspase pada jalur intrinsik dapat dihambat oleh protein penghambat apoptosis yaitu X-linked inhibitor of apotosis protein (XIAP) yang menghambat Caspase-9, Caspase-7 dan Caspase-3.7,24-26 Jalur sinyal ekstrinsik apoptosis melibatkan death receptor (DR) yang terletak pada permukaan sel. Reseptor ini merupakan keluarga reseptor tumor necrosis factor (TNF) yang berperan dalam transmisi sinyal apoptosis setelah diikat oleh ligan spesifik. Reseptor tersebut diantaranya TNF-1 dan 2, fatty acid synthetase (Fas/CD95/APO-1). Ligan yang spesifik terhadap reseptor tersebut
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
10
diantaranya adalah TNF-α, FasL dan TNF related apopsosis inducing ligand (TRAIL). Mekanisme apoptosis pada jalur ini adalah adanya ikatan antar reseptor membran sel seperti Fas dengan FasL. Pengikatan Fas dengan FasL menyebabkan terjadinya trimerisasi yang akan berikatan dengan protein adaptor Fas associated death domain (FADD) di dalam sitoplasma. FADD akan merekrut pro Caspase-8 dan pro Caspase-10 membentuk death inducing signaling complex (DISC) sehingga menjadi Caspase-8 dan Caspase-10 yang aktif. Caspase inisiator yang aktif ini selanjutnya akan mengaktivasi Caspase efektor/eksekutor yaitu Caspase3, Caspase-6 dan Caspase-7 sehingga terjadilah apoptosis. Jalur ekstrinsik apoptosis ini dapat dihambat oleh flice inhibitory protein (FLIP) yang menghambat kerja Caspase-8 dan Caspase-10.7,25-27
Gambar 5. Jalur apoptosis intrinsik dan ekstrinsik beserta faktor-faktor penghambatnya7
Kedua jalur ini akan mengaktifkan kaskade apoptosis yang terjadi pada fase akhir apoptosis. Jalur intrinsik akan mengaktivasi Caspase-9 sedangkan jalur ekstrinsik akan mengaktivasi Caspase-8 dan Caspase-10. Caspase inisiator ini akan akan mengaktivasi Caspase eksekutor yaitu Caspase-3, Caspase-6 dan Caspase-7, dimana Caspase-3 merupakan eksekutor paling distal dari jalur apoptosis. Setelah teraktivasi maka Caspase akan memecahkan protein struktural pada sitoskeletal dan protein inti seperti enzim perbaikan DNA. Caspase-3 juga Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
11
akan mendegradasi komponen struktural pada inti dan mempromosikan fragmentasi inti sehingga sel menjadi badan apoptosis. 24-25 Morfologi sel yang mengalami apoptosis dapat dilihat berupa sel yang mengerut dan piknotik, terlihat lebih kecil dengan sitoplasma padat. Proses kondensasi kromatin menyebabkan terjadinya inti sel yang berbentuk irregular dan piknotik. Badan apoptotik terdiri atas sitoplasma yang padat dengan atau tanpa fragmen inti dan dilapisi membran yang utuh.24
2.4 Caspase-3 Cystein dependent aspartat specific protease (Caspase) adalah suatu protein yang berperan utama dalam mekanisme apoptosis. Lebih dari 10 caspase yang dikenali saat ini dan diantaranya terlibat dalam pengaturan apoptosis. Caspase dalam pengaturan apoptosis dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu caspase insiator yaitu Caspase-1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 11 dan 12 serta caspase eksekutor yaitu Caspase-3, 6,7 dan 14. Produksi caspase di dalam sel bersifat inaktif dan harus mengalami aktivasi proteolitik selama apoptosis. Aktivasi caspase eksekutor seperti Caspase-3 dilakukan oleh caspase insiator seperti Caspase-9 sehingga menghasilkan kematian sel. Peranan caspase dalam proses biologik penting dalam limfomagenesis yang meliputi maturasi sitokin (caspase 1, 5 dan 11), maturasi/proliferasi sel B (Caspase-3 dan 8) serta aktivasi nuclear factor kappa beta (NF-κβ) yaitu Caspase-1, 2 dan 8.6,28-29 Caspase-3 merupakan eksekutor paling distal dalam proses apoptosis sampai dengan pembentukan badan apoptosis. Beberapa penelitian menyatakan bahwa caspase dapat mengalami gangguan pada LNH yaitu mutasi somatik pada Caspase-3 dan 10. Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan apoptosis sel pada proses limfomagenesis. Imunoekspresi Caspase-3 dapat berhubungan dengan kesintasan pasien DLBCL. Imunoekspresi yang tinggi pada Caspase-3 akan berhubungan dengan kesintasan yang baik pada pasien. 6,29-32
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
12
2.5 Kerangka Teori
LM Etiologi : de novo,imunodefisiensi dan infeksi virus
LH
LNH
CD19,CD20, CD22,CD79a, PAX5,BOB1, OCT2.
DLBCL
2q12>>
LNH Sel B
Pelepasan sitokrom-c
BCL2
Non-DLBCL
Klasifikasi Hans CD10, BCL6 dan MUM1
DLBCL subtipe GCB
LNH Sel T dan/atau Sel NK
FADD, CAS-8, APAF-1,CAS-9
APOPTOSIS
CASPASE-3
DLBCL subtipe non-GCB
Tipe 3
ABC 3q,18q21q22>> dan 6q21-q22<<
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
13
2.6 Kerangka konsep
DLBCL Klasifikasi Hans CD10, BCL6 dan MUM1
DLBCL subtipe GCB
DLBCL subtipe non-GCB
Caspase-3 (+)
Caspase-3 (-)
Apoptosis tinggi
Apoptosis rendah
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah studi potong lintang deskriptif analitik. Penelitian diawali dengan pengumpulan data rekam medik, formulir permintaan dan jawaban, serta mengumpulkan slaid histopatologik dan imunohistokimia. Mengumpulkan formulir jawaban imunohistokimia yang telah dilakukan sebelumnya, pencarian blok parafin dan melakukan pewarnaan imunohistokimia.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM selama bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan November 2014.
3.3 Bahan dan Cara Kerja 3.3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah kasus Diffuse Large B-cells Lymphoma (DLBCL)
subtipe GCB dan non-GCB di Departemen Patologi Anatomi
FKUI/RSCM Juli 2012 hingga Juni 2014. Sampel dipilih secara konsekutif pada tiap kelompok yang diteliti. Perhitungan besar sampel menggunakan rumus besar sampel analitik kategorik tidak berpasangan. 33,34 2 Zα√2PQ+Zβ√(P1Q1)+(P2Q2)
N1=N2=
P1 - P2
Keterangan : Zα
= 1,96 (deviat baku alfa)
Zβ
= 0,84 (deviat baku beta)
P2
= 0,3 (proporsi efek standar)
Q2
= 1 – P2 = 0,7
14 Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
15
P1
= 0,65 (proporsi efek yang diteliti)
Q1
= 1 – P1 = 0,35
P
= (P1+P2)/2 = 0,475
Q
= 1 – P = 0,525
2 N1=N2=
1,64√2x0,475x0,525 + 0,84√(0,35x0,65) + (0,3x0,7) 0,35
N1=N2= 20 sampel.
3.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi sebagai berikut : -
Kasus pasien yang telah didiagnosis sebagai DLBCL berdasarkan morfologi melalui pewarnaan Hematoksilin
dan Eosin serta
pewarnaan imunohistokimia. -
Kasus pasien tersebut juga sudah dilakukan pewarnaan CD10, BCL6 dan MUM1 untuk penentuan subtipe GCB dan non-GCB.
-
Terdapat slaid dan blok parafin yang utuh.
Kriteria eksklusi sebagai berikut : -
Kasus yang telah ditentukan diagnosanya sebagai DLBCL tetapi belum ada pulasan IHK untuk penentuan subtipe.
-
Kasus dengan slaid yang tidak adekuat dan blok parafin tidak ditemukan di arsip laboratorium histopatologi.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
16
3.4 Definisi Operasional 3.4.1 Diffuse large B-cells lymphoma Diffuse large B-cell lymphoma adalah jenis limfoma non-Hodgkin sel B. 3.4.2 Diffuse large B-cells lymphoma berdasarkan morfologik Penentuan DLBCL berdasarkan gambaran morfologik yaitu inti sel tumor yang sama besar dengan inti makrofag atau dua kali lebih besar dari inti limfosit normal, ditemukan pada saat pemeriksaan histopatologi dengan pulasan Hematoksilin dan Eosin (HE). 3.4.3 Diffuse large B-cells lymphoma berdasarkan imunofenotip Diagnosis DLBCL berdasarkan pemeriksaan imunofenotip dengan pewarnaan imunohistokimia menunjukkan ekspresi penanda sel B. 3.4.4 Subtipe DLBCL berdasarkan klasifikasi Hans Diffuse large B-cell lymphoma subtipe GCB apabila CD10 (+) atau jika CD10 (-), BCL6 (+) dan MUM1 (-). Apabila CD10 (-), BCL6 (+) atau (-), dan MUM1 (+) maka kasus tersebut merupakan subtipe non-GCB. 3.4.5 Penilaian ekspresi Caspase-3 Penilaian imunoekspresi Caspase-3 memberikan hasil positif bila terpulas coklat pada inti sel dan/atau sitoplasma serta terekspresi ≥ 50%. Negatif jika tidak terpulas coklat pada inti sel dan/atau sitoplasma atau dapat terpulas coklat pada keduanya tetapi terekspresi < 50%.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
17
3.5 Alur Penelitian
Pengambilan data rekam medik,formulir dan slaid serta blok parafin DLBCL sesuai kriteria inklusi & eksklusi
Pencatatan data klinik dan makroskopik
Penilaian ulang slaid HE dan slaid imunohistokimia DLBCL subtipe GCB
Penilaian ulang slaid HE dan slaid imunohistokimia DLBCL subtipe non-GCB
Pembuatan slaid unstained DLBCL subtipe GCB
Pembuatan slaid unstained DLBCL subtipe non-GCB
Dilakukan pulasan imunohistokimia Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB
Dilakukan pulasan imunohistokimia Caspase-3 pada DLBCL subtipe non-GCB
Penilaian hasil pulasan Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB
Penilaian hasil pulasan Caspase-3 pada DLBCL subtipe non-GCB
Analisis data
3.6 Cara kerja 3.6.1 Pemeriksaan histopatologik dan imunohistokimia Seluruh slaid yang telah dikumpulkan dibaca ulang oleh peneliti dan pembimbing bersama-sama untuk menentukan diagnosa sesuai dengan definisi operasional.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
18
3.6.2 Tehnik pewarnaan imunohistokimia Metode pewarnaan imunohistokimia Caspase-3 : Jaringan pada blok parafin dipotong setebal 3 mikron dan diletakkan pada kaca benda yang telah dilapisi poly-L-lysine dan dilakukan preparasi sediaan dengan dilakukan pemanasan diatas slide warmer selama 60 menit dengan suhu 56,5 – 60˚ Celsius. Tahapan selanjutnya adalah deparafinisasi dengan menggunakan xylol sebanyak 3 kali masing-masing selama 5 menit, kemudian dilanjutkan dengan penggunaan alkohol dengan konsentrasi menurun bertahap dimulai dari alkohol absolute konsentrasi 95% dan 80% masing-masing selama 5 menit. Setelah tahapan rehidrasi selesai, dilakukan pencucian slaid dengan air mengalir selama 5 menit, dilanjutkan dengan pencelupan ke dalam larutan endogen peroksidase 0,5% selama 30 menit, kemudian dibilas ulang dengan air mengalir selama 5 menit. Setiap potongan jaringan dilakukan antigen retrieval selama 10 menit dalam sitrat buffer (pH 6,0) didalam microwave, lalu didiamkan dalam suhu ruang selama 30 menit kemudian dicuci menggunakan phosphate buffersaline (PBS) selama 10 menit, lalu inkubasi dengan blocking agent Sniper selama 30 menit. Dilanjutkan inkubasi dengan antibody primer Caspase-3 dengan pengenceran 150 kali terlarut dalam serum dilakukan selama 1 jam dalam suhu ruangan, kemudian sediaan dicuci menggunakan PBS 10 menit. Dilanjutkan inkubasi antibodi sekunder Universal Link selama 15 menit, kemudian dicuci menggunakan PBS selama 10 menit diikuti dengan Trekavidin-HRP selama 15 menit pada suhu ruang. Langkah selanjutnya adalah pencucian ulang dengan PBS sebanyak 2x masing-masing selama 10 menit. Teteskan kromogen diamino benzidine (DAB) selama 20-30 detik, dilanjutkan dengan air mengalir. Dilakukan pencelupan ke dalam larutan Hematoxillin Lilie Mayer sebagai counterstain selama 1-2 menit kemudian dicuci dengan air mengalir. Selanjutnya dilakukan pencelupan dalam lithium carbonat selama 1 menit, kemudian cuci dengan air mengalir. Langkah selanjutnya dilakukan dehidrasi dengan etanol dan clearing dengan xylol, terakhir ditutup dengan cairan penutup (aqueous mounting media).
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
19
3.7 Variabel penelitian Variabel terikat : Imunoekspresi Caspase-3. Variabel bebas : DLBCL subtipe GCB dan non-GCB
3.8 Interpretasi hasil ekspresi Caspase-3 Penilaian hasil pulasan imunohistokimia Caspase-3 dilakukan oleh dua orang peneliti untuk menilai seluruh kasus tanpa diketahui jenis subtipe GCB atau non-GCB. Pengamatan dilakukan pada daerah tumor yang terpulas dengan baik kemudian ditandai dan di foto beberapa tempat secara acak, sampai diperoleh 500 sel tumor pada 2 sampai 5 lapangan pandang besar, selanjutnya diproses menggunakan program komputer Image J. Sel yang menunjukkan positif pada inti dan/atau sitoplasma, ditandai dengan titik merah dan sel yang negatif ditandai dengan titik biru. Nilai positif dicantumkan dalam persen menggunakan rumus X/500 x 100%, dengan X adalah jumlah sel tumor yang positif terhadap Caspase3. Pulasan Caspase-3 dikatakan negatif jika ekspresi < 50% dan dikatakan positif bila ekspresi ≥ 50%.6,30
Kriteria
Kategori
Ekspresi <50%
Negatif
Ekspresi ≥50%
Positif
3.9 Analisis data Uji statistik menggunakan tabel crosstab, kemudian dilakukan uji Chisquare, bila tidak memenuhi syarat dilakukan uji Fisher exact. Dilakukan juga uji t tidak berpasangan dengan pengukuran skala numerik, setelah dilakukan tes Kolmogorov-Smirnov terlebih dahulu. Uji statistik ini menggunakan program SPSS 16.
3.10 Penyajian data Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabular dan tekstular.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Sampel penelitian dipilih secara konsekutif periode 2 tahun yaitu dari bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Juni 2014 pada tiap kelompok yang diteliti. Penelitian ini mendapatkan 41 kasus yang masuk kriteria inklusi, subtipe GCB berjumlah 18 kasus dan 23 kasus non-GCB. Kasus yang berasal dari Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM 27 kasus dan 14 kasus berasal dari 6 rumah sakit yang berbeda.
Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian Variabel Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur (tahun) Rerata (SD) : 52,6 (11,85) Median (rentang) : 51 (29-81) ≤50 tahun >50 tahun Lokasi Tumor Kepala dan Leher Mata Aksila dan Inguinal Saluran Cerna Payudara Subtipe DLBCL GCB Non-GCB
n 30 11
%
p 0,411
73,2 26,8 0,490
18 23
43,9 56,1
24 2 3 11 1
58,5 4,9 7,3 26,8 2,4
18 23
43,9 56,1
0,484
-
Penilaian statistik pada penelitian ini tidak menunjukkan hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan subtipe GCB dan non-GCB dengan nilai p = 0,411. Hubungan bermakna antara usia pasien ≤50 tahun dan >50 tahun dan subtipe GCB dan non-GCB juga tidak ditemukan dengan nilai p = 0,49. Penilaian hubungan antara lokasi tumor dan subtipe GCB dan non-GCB dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai p = 0,484 sehingga tidak ditemukan hubungan bermakna diantaranya.
20 Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
21
Tabel 3. Penilaian imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB Caspase-3
Jumlah
DLBCL GCB Non-GCB Jumlah
Positif 13 5 18
Negatif 5 18 23
18 23 41
Kasus DLBCL subtipe GCB memberikan hasil positif pada pulasan Caspase-3 berjumlah 13 kasus (72%) dan negatif berjumlah 5 kasus (28%). Hasil yang didapatkan dari subtipe non-GCB yaitu positif berjumlah 5 kasus (22%) dan negatif berjumlah 18 kasus (78%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square penilaian imunoekpresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB didapatkan nilai p = 0,002 bahwa terdapat perbedaan yang bermakna yaitu imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB lebih tinggi dibandingkan subtipe nonGCB.
A
B
C
D
Gambar 6. DLBCL subtipe GCB, (A). Pulasan CD20, positif difus membran sel, (B). Pulasan CD10, positif difus membran sel, (D). Pulasan BCL6, positif inti sel, (E). Pulasan MUM1, positif inti sel. (400x)
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
22
A
B
C
D
Gambar 7. DLBCL subtipe non-GCB, (A). Pulasan CD20, positif difus membran sel, (B). Pulasan CD10, negatif, (C). Pulasan BCL6, negatif, (D). Pulasan MUM1, positif inti sel. (400x)
A
B
Gambar 8. Pulasan Caspase-3 (A). DLBCL subtipe GCB, pulasan Caspase-3 positif inti dan/atau sitoplasam dan ekpresi ≥ 50%, (B). DLBCL subtipe non-GCB, pulasan Caspase-3 negatif. (400x)
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
BAB 5 PEMBAHASAN
Penderita DLBCL yang menjadi subjek penelitian ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan berbagai literatur yaitu jenis kelamin lakilaki (73,2%) lebih banyak dibandingkan perempuan (26,8%). Rentang umur yaitu 29 – 81 tahun, dengan median 51 tahun dan pasien dengan umur > 50 tahun (56,1%). Lokasi tumor paling banyak ditemukan pada regio kepala dan leher (58,5%) dan kedua terbanyak pada saluran cerna (26,8%). 1,4,11 Penelitian ini menggunakan 41 kasus DLBCL subtipe GCB dan non-GCB. Kasus DLBCL subtipe GCB berjumlah 18 kasus, didapatkan 17 kasus CD10 (+) dan 1 kasus CD10 (-), BCL6 (+) dan MUM1 (-). Kasus DLBCL subtipe non-GCB berjumlah 23 kasus, semuanya menunjukkan pulasan CD10 (-) dan 6 kasus dengan pulasan BCL6 (-) dan MUM1 (+) serta didapatkan 17 kasus dengan pulasan BCL6 (+) dan MUM1 (+). Hal ini sesuai dengan kriteria Hans yang membagi DLBCL menjadi subtipe GCB dan non-GCB menggunakan pulasan imunohistikimia CD10, BCL6 dan MUM1. Imunoekspresi CD10, BCL6 dan MUM1 tersebut memiliki cut off ≥ 30% untuk menunjukkan nilai positif.4,5,22 Imunoekspresi Caspase-3 menggunakan kontrol positif tonsil manusia berupa jaringan limfoid yang reaktif dengan menunjukkan daerah positif pada selsel yang terdapat di germinal center dan terpulas pada sitoplasma dan/atau inti sel. Hal ini dapat dilihat juga imunoekspresi Caspase-3 yang positif pada sitoplasma dan/atau inti sel pada kasus DLBCL.
6,31,35,36
Penelitian ini mendapatkan hasil
yang serupa dengan literatur yaitu imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB terpulas pada sitoplasma dan/atau inti sel. Semua subjek dalam penelitian ini merupakan kasus-kasus DLBCL subtipe GCB dan non-GCB yang baru diperiksa secara klinis dan pemeriksaan histopatologi beserta pulasan imunohistokimia yang sesuai dengan panel limfoma untuk kasus DLBCL pada laboratorium Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM dan belum mendapatkan terapi. Pemeriksaan imunohistokimia
23 Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
25
Caspase-3 pada semua kasus, didapatkan hasil pada DLBCL subtipe GCB positif pada 13 kasus dan negatif pada 5 kasus, sedangkan pada DLBCL subtipe nonGCB positif pada 5 kasus dan negatif pada 18 kasus. Penelitian ini memakai cut off ≥ 50% untuk hasil yang positif, seperti yang dicantumkan dalam literatur. 6,30 Hasil pemeriksaan imunohistokimia CD10 yang terekpresi pada membran sel dan BCL6 yang terekspresi pada inti sel, banyak ditemukan pada sel-sel germinal center. Sel-sel yang dapat dijumpai pada germinal center jaringan limfoid reaktif diantaranya adalah limfosit sel B dalam bentuk sentroblast dan sentrosit serta sel T CD4. Morfologik DLBCL varian sentroblastik bila ditemukan > 90% sel tumor yang mirip dengan sentroblast.4,5,14 Penelitian yang dilakukan Nasar dkk dalam menilai derajat keganasan DLBCL berdasarkan varian morfologik dengan menggunakan p53 mutan dan Ki-67 didapatkan kesimpulan bahwa DLBCL varian anaplastik memiliki tingkat keganasan tertinggi diantara varian sentroblastik dan imunoblastik. Beberapa pernyataan mengatakan tidak ada hubungannya antara varian secara morfologik dengan terapi dan prognosis pasien.1,10 Imunoekspresi pada CD10 dan BCL6 dapat berhubungan dengan prediksi kesintasan yang baik pada pasien, walaupun beberapa penelitian memberikan hasil yang berbeda. Oleh karena itu CD10 dan BCL6 tidak dapat digunakan secara tunggal dalam memprediksi kesintasan pasien. 5 MUM1 diekspresikan pada inti dan sitoplasma sel plasma dan sedikit terekspresi pada sel germinal center. Imunoekspresi MUM1 yang berlebihan pada DLBCL dapat dideteksi adanya translokasi kromosom dan berhubungan dengan buruknya prognosis. Hal ini dibuktikan melalui penelitian Hans ekspresi MUM1 minimal 30% berhubungan dengan secara signifikan dengan kesintasan yang buruk pada pasien.5,19,21 Imunoekspresi Caspase-3 pada sel-sel germinal center jaringan limfoid reaktif dapat terjadi karena aktivitas apoptosis yang tinggi. Caspase-3 dapat mengalami mutasi somatik pada tumor ganas yang diderita manusia ditandai dengan berkurangnya aktivitas apoptosis pada tumor ganas tersebut. 32,36 Hal ini mungkin dapat dihubungkan semakin tinggi tingkat agresif tumor maka akan semakin berkurang ekspresi Caspase-3.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
26
Hubungan yang dapat diambil antara CD10, BCL6, MUM1 dan Caspase-3 belum ditemukan pathway yang jelas. Apabila dilihat dari hasil penelitian ini bahwa DLBCL subtipe GCB memiliki imunoekspresi Caspase-3 yang tinggi dibandingkan non-GCB mungkin terjadi karena mutasi somatik Caspase-3 lebih tinggi pada DLBCL subtipe non-GCB yang lebih agresif dibandingkan subtipe GCB. Adanya persamaan lokasi imunoekspresi pada CD10, BCL6 dan Caspase-3 yang terekspresi pada daerah germinal center dapat dilihat pada penelitian ini bahwa DLBCL subtipe GCB memiliki imunoekspresi Caspase-3 yang lebih tinggi dibandingkan non-GCB. Penelitian yang dilakukan oleh Provencio et al
6
pada DLBCL dengan
terapi rituximab dan menghasilkan pulasan negatif Caspase-3, berhubungan dengan kesintasan yang buruk (p=0,036). Penelitian Berge et al
37
dalam menilai
tingkat apoptosis untuk memprediksi hubungan dengan klinis pada anaplastic large cell lymphoma (ALCL) bahwa pulasan positif pada Caspase-3 menunjukkan kesintasan yang baik terhadap pasien. Beberapa penelitian sebelumnya dikatakan bahwa terdapat metode lain dalam penilaian apoptosis selain menggunakan Caspase-3 yaitu terminal deoxynucleotidyl transferase-mediated nick and labeling (TUNEL). Penilaian apoptosis lebih sensitif pada TUNEL dibandingkan Caspase-3 dengan alasan selsel yang telah mengalami apoptosis hingga terjadi fragmentasi DNA pada inti sel dapat dinilai dengan TUNEL. Sel yang mengekspresikan Caspase-3 dinilai sebagai sel yang mengalami apoptosis tetapi masih dapat dihambat oleh protein penghambat apoptosis yaitu X-linked inhibitor of apoptosis protein (XIAP) pada jalur instrinsik dan flice inhibitory protein (FLIP) pada jalur ekstrinsik yang menghambat kerja Caspase-8 dan Caspase-10 sehingga tidak dapat mengaktivasi Caspase-3.26,31,36 Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penilaian apoptosis menggunakan metode TUNEL untuk membuktikan apakah DLBCL subtipe GCB memiliki indeks apoptosis yang tinggi sama seperti Caspase-3 atau berbeda. Prediktor prognosis pada pasien DLBCL berhubungan juga dengan penilaian klinis. Hal ini dapat dilihat berdasarkan International Prognostic Index (IPI) dengan kriteria yaitu usia, stadium tumor (Ann Arbor stage), konsentrasi serum lactate dehydrogenase (LDH), keadaan pasien berdasarkan Eastern
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
27
Coorporative Oncology Grup (ECOG) dan banyaknya tumor massa tumor ekstranodal.4,7 Penelitian ini hanya mendapatkan data klinis yang minimal seperti usia, jenis kelamin dan lokasi tumor, karena tidak lengkapnya data klinis yang dikirimkan.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini adalah : 1. Pemeriksaan imunohistokimia Caspase-3 didapatkan hasil pada DLBCL subtipe GCB 13 kasus (+) dan 5 kasus (-), sedangkan pada DLBCL subtipe non-GCB 5 kasus (+) dan 18 kasus (-). Penelitian ini memakai cut off ≥ 50% untuk hasil yang positif. 2. Berdasarkan hasil uji Chi-Square penilaian imunoekpresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB didapatkan nilai p = 0,002 bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB lebih tinggi dibandingkan subtipe non-GCB.
6.2 SARAN : 1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan metode TUNEL untuk mengetahui bagaimana perbedaan indeks apoptosis kasus-kasus DLBCL subtipe GCB dan non-GCB dibandingkan dengan Caspase-3.
28 Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
29
Daftar Pustaka 1. Rosai J. Lymph nodes. In: Rosai J, editor. Rosai and Ackerman’s surgical pathology. 10th ed. Philadelphia : Elsevier Inc; 2011. p. 1806-38. 2. Weiss L.M. Non-Hodgkin lymphoma. In: Weiss L.M, editor. Lymph Nodes. 1th ed. New York : Cambridge University Press; 2008. p. 123-75. 3. Jaffe E.S, Harris N.L, Stein H, Campo E, Pileri SA, Swerdlow SH. Introduction and overview of classification of the lymphoid neoplasms. In: Swerdlow SH, Campo E, Harris NL, Jaffe ES, Pileri SA, Stein H, et al, editors. WHO classification of tumours of the haematopoietic and lymphoid tissues. Lyon : International Agency for Research on Cancer; 2008. p. 158-61. 4. Stein H, Warnke RA, Chan WC, Jaffe ES, Chan JKC, Gatter KC, et al. Diffuse large B-cell lymphoma, not otherwise specified. In: Swerdlow SH, Campo E, Harris NL, Jaffe ES, Pileri SA, Stein H, et al, editors. WHO classification of tumours of the haematopoietic and lymphoid tissues. Lyon : International Agency for Research on Cancer; 2008. p. 233-7. 5. Hans CP, Weisenburger DD, Greiner TC, Gascoyne RD, Delabie J, Ott G, et al. Confirmation of the molecular classification of diffuse large B-cell lymphoma by immunohistochemistry using a tissue microarray. Blood. 2004;103:275-81. 6. Provencio M, Martin P, Garcia V, Candia A, Sanchez AC, Bellas C. Caspase 3a: new prognostic marker for diffuse large B-cell lymphoma inrituximab era. Leukemia and Lymphoma. 2010;51:2021-30. 7. Muris JJ, Cillessen SA, Vos W, Houdt IS, Kummer JA, Krieken JH, et al. Immunohistochemical profiling of caspase signaling pathways predicts clinical response to chemotherapy in primary nodal diffuse large B-cell lymphomas. Blood. 2005;105:2916-23. 8. Habara T, Sato Y, Takata K, Iwaki N, Okumura H, Sonobe H, et al. Germinal center B-cell-like versus non-germinal center B-cell-like as important prognostic factor localized nodal DLBCL. J Clin Exp Hematopathol. 2012;52:91-9. 9. Jaffe ES, Harris NL, Stein H, Isaacson PG. Classification of lymphoid neoplasms: the microscope as a tool for disease discovery. Blood. 2008;112:4384-94. 10. Handayani SI, Nasar IM, Ramelan W. Ekspresi P53 mutan dan Ki67 pada berbagai varian limfoma sel B jenis sel besar difus. Maj Kedokt Indon. 2011;61:63-7. 11. Ioachim HL, Medeiros LJ. Diffuse large B-cell lymphoma. In: Ioachim HL, Medeiros LJ, editors. Lymph node pathology. 4th ed. Wolters kluwers: Lippincot Williams and Wilkins. 2008. p. 424-9. 12. Chan AC, Chan JK. Diffuse large B-cell lymphoma. In: Jaffe ES, Harris NL, Vardiman JW, Campo E, Arber DA. Hematopathology. 1 st ed. Missouri: Elsevier Saunders. 2011. p. 349-63. 13. Alizadeh AA, Eisen MB, Davis RE, Ma C, Lossos IS, Rosenwald A, et al. Distinct types of diffuse large B-cell lymphoma identified by gene expression profiling. Nature. 2000;403:503-11.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
30
14. Dogan A, Bagdi E, Munson P, Isaacson PG. CD10 and BCL-6 expression in paraffin sections of normal lymphoid tissue and B-cell lymphomas. Am J Surg Pathol. 2000;24:846-52. 15. Uherova P, Ross CW, Schnitzer B, Singleton TP, Finn WG. The clinical significance of CD10 antigen expression in diffuse large B-cell lymphoma. Am J Clin Pathol. 2001;115:582-8. 16. Xu Y, McKenna RW, Molberg KH, Kroft SH. Clinicopathologic analysis of CD10+ and CD10- diffuse large B-cell lymphoma identification of a high-risk subset with coexpression of CD10 and bcl-2. Am J Clin Pathol. 2001;116:183-90. 17. Falini B, Fizzotti M, Pileri S, Liso A, Pasqualucci L, Flenghi L. Bcl-6 protein expression in normal and neoplastic lymphoid tissues. Ann Oncol. 1997;8:101-4. 18. Chung KM, Chang ST, Huang WT, Lu CL, Wu HC, Hwang WS. Bcl-6 expression and lactate dehydrogenase level predict prognosis of primary gastric diffuse large B-cell lymphoma. J Formosan Med Assoc; 2013:112:382-9. 19. Falini B, Fizzotti M, Pucciarini A, Bigema B, Marafioti T, Gambacorta M, et al. A monoclonal antibody (MUM1p) detects expression of the MUM1/IRF4 protein in a subset of germinal center B cells, plasma cells and activated T cells. Blood. 2000;95:2084-92. 20. Tsuboi K, Iida S, Inagaki H, Kato M, Hayami Y, Hanamura I, et al. MUM1/IRF4 expression as a frequent event in mature lymphoid malignancies. Leukemia. 2000;14:449-56. 21. Natkuman Y, Warnke RA, Montgomery K, Falini B, Rijn M. Analysis of MUM1/IRF4 protein expression using tissue microarrays and imunohistochemistry. Mod Pathol. 2001;14:686-94. 22. Choi WW, Weisenburger DD, Greiner TC, Piris MA, Banham AH, Delabie J, et al. A new immunostain algorithm classifies diffuse large Bcell lymphoma into molecular subtypes with high accuracy. Clin Cancer Res. 2009;15:5494-5502. 23. Lossos IS, Debra K, Czerwinski BA, Alizadeh AA, Wechser MA, Tibshirari R, et al. Prediction of survival in diffuse large B-cell lymphoma based on the expression of six gene. N Engl J Med. 2000;350:1828-35. 24. Elmore S. Apoptosis: A review of programmed cell death. Toxical Pathol. 2007;35:495-512. 25. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Cellular responses to stress and toxic insults: adaptation, injury and death. In: Kumar V, Abbas AK, editors. Robbins and Cotran pathologic basis of diseases. 8 th ed. Philadelphia: Elsevier; 2010. p. 27-32. 26. Wong RS. Apoptosis in cancer: from pathogenesis to treatment. J Experim Clin Cancer Res. 2011;30:1-14. 27. MacFarlane M, Williams AC. Apoptosis and diseases: a life or death decision. EMBO reports. 2004;5:674-8. 28. Rield SJ, Shi Y. Molecular mechanisms of caspase regulation during apoptosis. Nature Rev Mol Cell Biol. 2004;5:897-906. 29. Lan Q, Morton LM, Amstrong B, Hartge P, Menashe I, Zheng T, et al. Genetic variation in caspase genes and risk of non-Hodgkin lymphoma: a
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
31
pooled analysis of 3 population-based case-control studies. Blood. 2009;114:264-7. 30. Mitrovic Z, Ilic I, Aurer I, Kinda SB, Radman I, Dotlic S, et al. Prognostic significance of survivin and Caspase-3 immunohistochemical expression in patients with diffuse large B-cell lymphoma treated with rituximab and CHOP. Pathol Oncol Res. 2011;17:243-7. 31. Donoghue S, Baden HS, Lauder I. Immunohistochemical localization of Caspase-3 correlates with clinical outcome in B-cell diffuse large-cell lymphoma. Cancer Res. 1999;59:5386-91. 32. Soung YW, Lee JW, Kim SY, Park WS, Nam SW, Lee JY, et al. Somatic mutations of CASP3 gene in human cancers. Hum Genet. 2004;115:112-5. 33. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika; 2013. p. 46. 34. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika; 2009. p. 26-7. 35. Krajewski S, Gascoyne RD, Zapata JM, Krajewska M, Kitada S, Chhanabhai M, et al. Immunolocalization of the ICE/Ced-3-family protease, CPP32 (Caspase-3), in non-Hodgkin’s lymphomas, chronic lymphocytic leukemias, and reactive lymph nodes. Blood. 1997;89:381725. 36. Cillessen SA, Hess CJ, Hooijberg E, Castricum KC, Kortman P, Denkers F, et al. Inhibition of the intrinsic apoptosis pathway downstream of Caspase-9 activation causes chemotherapy resistance in diffuse large Bcell lymphoma. Clin Cancer Res. 2007;13:7012-21. 37. Berge RL, Meijer CJ, Dukers DF, Kummer JA, Bladergroen BA, Vos W, et al. Expression levels of apoptosis-related proteins predict clinical outcome in anaplastic large cell lymphoma. Blood. 2002;99:4540-6.
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
32
Lampiran 1. Tabel induk no kasus
no PA
RS asal
umur
jenis kelamin
1 2
1204824 1207320
RSCM RSCM
60 41
L L
3 4 5
1207339 1302618 1302823
RSCM RSCM RSCM
50 58 43
P L L
axilla leher kiri intra abdomen orofaring sinonasal
6
1305507
RSCM
52
L
leher kanan
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1306267 1306433 1307069 1307278 1307730 1307379 1307815 1308125 1308163 1308338 1308373 1309166 1309382 1309872 1400104 1401076 1402583 1401016 1404016
RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM RSCM
50 45 60 51 47 51 65 62 48 71 63 44 59 58 81 54 57 43 48
L L L P L P P L P L L L L L L P L L P
tonsil kiri sinus maksila ketiak kanan nasofaring mata leher kanan usus tonsil leher sinonasal mata kanan leher lidah usus leher leher kanan tonsil leher mammae
lokasi
gejala
subtipe
CD20
CD3
CD10
Bcl6
MUM1
CSP-3
NILAI(%)
tumor jaringan lunak sesak
GCB GCB
+ +
-
+ +
+ +
+ +
+ +
87 86
Non-GCB Non-GCB Non-GCB
+ + +
-
-
+ +
+ + +
-
1 9 2
Non-GCB
+
-
-
-
+
-
8
Non-GCB GCB Non-GCB Non-GCB GCB Non-GCB Non-GCB Non-GCB Non-GCB Non-GCB GCB Non-GCB Non-GCB Non-GCB Non-GCB Non-GCB GCB Non-GCB GCB
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + +
-
+ + + +
+ + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + +
8 81 97 16 87 2 65 1 6 83 19 91 11 7 27 5 79 3 100
benjolan perut benjolan faring benjolan benjolan multipel benjolan multipel benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan bab cair benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
33 no kasus
no PA
RS asal
umur
jenis kelamin
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1405223 1405705 141185 131668 132139 141308 2130820 132819 140318 132761 132788 5132325 132063
RSCM RSCM RS.CRLS RS.CRLS RS.CRLS RSFTM RSFTM RSFTM RSPAD RSPAD RSPAD RSPP RSPP
67 60 72 42 32 33 51 57 40 57 43 32 65
L L L P L L L L L L P L L
39 40 41
130533 14001040 13002522
SPC RSI RSI
70 29 45
L P P
lokasi
gejala
subtipe
CD20
CD3
CD10
Bcl6
MUM1
CSP-3
NILAI(%)
leher usus leher pankreas abdomen leher ileum, sekum hipofaring leher faring tonsil abdomen leher kanan inguinal kanan abdomen sekum
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
GCB GCB GCB GCB Non-GCB GCB GCB Non-GCB GCB Non-GCB GCB Non-GCB GCB
+ + + + + + + + + + + + +
-
+ + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + +
+ + + + + + + +
+ + + + + + + +
100 93 100 96 25 81 3 10 2 99 100 36 99
benjolan benjolan benjolan
GCB GCB Non-GCB
+ + +
-
+ + -
+ +
+
-
12 12 13
Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
Universitas Indonesia
34
Lampiran 2 Klasifikasi Limfoma Malignum menurut WHO tahun 2008 1. LIMFOMA non-HODGKIN 1.1 PRECURSOR LYMPHOID NEOPLASM B-Lymphoblastic leukaemia/ lymphoma T-lymphoblastic leukaemia/ lymphoma 1.2 MATURE B-CELL NEOPLASM Chronic lymphocytic leukaemia/ small lymphocytic lymphoma B-cell prolymphocytic leukaemia Splenic B-cell marginal zone lymphoma Hairy cell leukaemia Splenic B-cll lymphoma/ leukaemia, unclassifiable Splenic diffuse red pulp small B-cell lymphoma Hairy cell leukaemia-variant Lymphoplasmacytic lymphoma Waldenstrom macroglobulinemia Heavy chain disease Alpha heavy chain disease Gamma heavy chain disease Mu heavy chain disease Plasma cell myeloma Solitary plasmacytoma of bone Extraosseous plasmacytoma Extranodal marginal zone lymphoma of mucosa-associated lymphoid tissue (MALTOMA) Nodal marginal zone lymphoma Follicular lymphoma Primary cutaneous follicle centre lymphoma
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
35
Mantle cell lymphoma Diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), NOS DLBCL associated with chronic inflammation Lymphomatoid granulomatous Primary mediastinal (thymic) large B-cell lymphoma Intravascular large B-cell lymphoma ALK positive large B-cell lymphoma Plasmablastic lymphoma Large B-cell lymphoma arising in HHV8-associated multicentric Castleman disease Primary effusion lymphoma Burkitt lymphoma B-cell lymphoma, unclassifiable, with features intermediate between diffuse large-B-cell lymphoma and Burkitt lymphoma B-cell lymphoma, unclassifiable, with features intermediate between diffuse large-B-cell lymphoma and classical Hodgkin lymphoma 1.3 MATURE T-CELL AND NK-CELL NEOPLASMS T-cell prolymphocytic leukaemia T-cell large granular lymphocytic leukaemia Chronic lymphoproliferative disorder of NK-cells Aggressive NK cell leukaemia Systemic EBV positive T-cell lymphoproliferative disease of childhood Hydroa vacciniforme-like lymphoma Adult T-cell leukaemia/ lymphoma Extranodal NK/T cell lymphoma, nasal type Enteropathy-associated T-cell lymphoma Hepatosplenic T-cell lymphoma Subcutaneous panniculitis-like T-cell lymphoma
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
36
Mycosis fungoides Sezary syndrome Primary cutaneous CD30 positive T-cell lymphoproliferative disorders Lymphomatoid papulosis Primary cutaenous anaplastic large cell lymphoma Primary cutaneous gamma-delta T-cell lymphoma Primary cutaneous CD8 positive aggressive epidermotropic cytotoxic Tcell lymphoma Primary cutaneous CD4 positive small/ medium T-cell lymphoma Peripheral T-cell lymphoma, NOS Angioimmunoblastic T-cell lymphoma Anaplastic large cell lymphoma, ALK positive Anaplastic large cell lymphoma, ALK negative 2. LIMFOMA HODGKIN Nodular lymphocyte predominant Hodgkin lymphoma Classical Hodgkin lymphoma : Nodular sclerosis Mixed cellularity Lymphocyte-rich Lymphocyte-depleted
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
37
Lampiran 3 Chi-Square Penilaian Imunoekspresi Caspase-3 pada DLBCL subtipe GCB dan non-GCB Case Processing Summary Cases Valid
Subtipe DLBCL * penilaian Caspase-3
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
41
100.0%
0
.0%
41
100.0%
subtipe DLBCL * penilaian Caspase-3 Crosstabulation penilaian Caspase-3
Subtipe DLBCL
GCB
non-GCB
positif
negatif
Total
Count
13
5
18
Expected Count
7.9
10.1
18.0
5
18
23
10.1
12.9
23.0
18
23
41
18.0
23.0
41.0
Count Expected Count
Total
Count Expected Count
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
b
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
.002
.002
Value
df
sided)
10.449a
1
.001
8.500
1
.004
10.871
1
.001
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear
10.194
Association N of Valid Cases
b
1
.001
41
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.90. b. Computed only for a 2x2 table
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
38
Lampiran 4 Uji normalitas dan komparatif DLBCL subtipe GCB dan non-GCB
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Persentase Caspase-3 N
41
Normal Parameters
a
Mean
47.71
Std. Deviation Most Extreme Differences
36.967
Absolute
.230
Positive
.230
Negative
-.166
Kolmogorov-Smirnov Z
1.474
Asymp. Sig. (2-tailed)
.026
a. Test distribution is Normal.
Uji t tidak berpasangan Group Statistics Subtipe DLBCL Persentase Caspase-3
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
GCB
18
66.94
33.864
7.982
non-GCB
23
32.65
32.539
6.785
Persentase Caspase-3
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
39
Lampiran 5 Hubungan DLBCL subtipe GCB dan non-GCB dengan jenis kelamin Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Subtipe DLBCL * jenis
41
kelamin
N
Total
Percent
100.0%
0
N
Percent
.0%
41
100.0%
subtipe DLBCL * jenis kelamin Crosstabulation Jenis kelamin Laki-laki Subtipe DLBCL
GCB
Count Expected Count
non-GCB
Total
4
18
13.2
4.8
18.0
16
7
23
16.8
6.2
23.0
30
11
41
30.0
11.0
41.0
Count Expected Count
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
.556
.055
.815
.351
.554
.347
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
b
Total
14
Count Expected Count
Lerempuan
.726 .338
.411
.561
41
b. Computed only for a 2x2 table
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
40
Lampiran 6 Hubungan DLBCL subtipe GCB dan non-GCB dengan umur pasien Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Subtipe DLBCL * umur
41
=<50thn dan >50thn
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 41
100.0%
subtipe DLBCL * umur =<50thn dan >50thn Crosstabulation Umur =<50thn dan >50thn =<50thn Subtipe DLBCL
GCB
Count
Total
Total
8
10
18
7.5
10.5
18.0
9
14
23
Expected Count
9.5
13.5
23.0
Count
17
24
41
17.0
24.0
41.0
Expected Count non-GCB
>50thn
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.732
Continuity Correctionb
.001
1
.981
Likelihood Ratio
.117
1
.732
Pearson Chi-Square
.117
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
.760 .115
1
.735
41
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.46. b. Computed only for a 2x2 table
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
.490
41
Lampiran 7 Hubungan DLBCL subtipe GCB dan non-GCB dengan lokasi tumor Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Lokasi tumor
41
2.10
1.411
1
5
subtipe DLBCL
41
1.56
.502
1
2
Frequencies Subtipe DLBCL Lokasi tumor
N
GCB
18
non-GCB
23
Total
41
Test Statisticsa lokasi tumor Most Extreme Differences
Absolute
.152
Positive
.152
Negative
-.027
Kolmogorov-Smirnov Z
.484
Asymp. Sig. (2-tailed)
.973
a. Grouping Variable: subtipe DLBCL
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
42
Lampiran 8 Perhitungan pulasan Caspase-3 subtipe GCB dan non-GCB menggunakan Image J
A
B A. DLBCL subtipe GCB, B. DLBCL subtipe non-GCB positif : warna merah, negatif : warna biru
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014
43
BIODATA Nama
: Rosita Alfi Syahrin
Tempat/Tgl. lahir
: Jakarta, 7 Februari 1980
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nomor Mahasiswa
: 1006768465
Program Studi
: Spesialis I Patologi Anatomik
Tanggal Lulus
: 18 Desember 2014
Alamat
: Jl. Percetakan Negara II no.3, Jakarta Pusat
Telpon/HP
: - / HP 081289616109
Alamat Email
:
[email protected]
Judul Tugas Ahir
: Perbedaan Imunoekspresi Caspase-3 antara Diffuse Large B-Cell Lymphoma Subtipe Germinal Center B-Cell Like dan NonGerminal Center B-Cell Like
Riwayat Pendidikan SD
: di SD 07 Jakarta
Tahun Lulus : 1992
SMP
: di SMPN 76 Jakarta
Tahun Lulus : 1995
SMA : di SMUN 68 Jakarta
Tahun Lulus : 1998
PT(S1) : di Universitas Sumatera Utara
Tahun Lulus : 2006
Tempat WKS/Jabatan : RSUD Cendrawasih Kep. Aru, Maluku
tahun 2007-2009
Nama Orang Tua :
Ayah : Atom Kosasih
Pekerjaan :
Pensiun PNS
Ibu
Pekerjaan :
Pensiun PNS
: Murni Djambak
Anak ke 1 dari 2 bersaudara
Nama Suami : Izghar Zaden Nama Anak
: 1. Fathinah Daffa
Perempuan, umur 8 tahun
Universitas Indonesia Perbedaan imunoekspresi..., Rosita Alfi Syahrin, FK UI, 2014