PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATERI BATERAI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (JIGSAW DAN NUMBERED HEAD TOGETHER) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Nama
: Muhammad Manshur
NIM
: 5201408119
Prodi
: Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan
: Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Materi Baterai antara Model Pembelajaran Kooperatif (Jigsaw dan Numbered Head Together) dengan Model Pembelajaran Ekspositori” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang,
Juni 2013
Muhammad Manshur NIM. 5201408119
ii
PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Muhammad Manshur NIM : 5201408119 Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1 Judul : “Perbedaan Hasil Belajar Materi Baterai antara Model Pembelajaran Kooperatif (Jigsaw dan Numbered Head Together) dengan Model Pembelajaran Ekspositori”. Telah dipertahankan di depan penguji dan diterima sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Ketua
Sekretaris
Pembimbing I
Panitia Ujian, : Dr. M.Khumaedi, M.Pd. NIP. 196209131991021001 : Drs. ArisBudiono, M.T. NIP. 195411161984031001 Dewan Penguji, : Drs. Sunyoto, M.Si. NIP. 196511051991021001
(................................ )
(................................ )
(................................ )
Pembimbing II
: Dr. Drs. Sudarman, M.Pd. NIP. 194911031976031001
(.................................)
Penguji Utama
: Drs. AgusSuharmanto, M.Pd. NIP. 19541116 1984031001
(................................ )
Penguji pendamping I : Drs. Sunyoto, M.Si. NIP. 19651105 1991021001
(................................ )
Penguji pendamping II : Dr. Drs. Sudarman, M.Pd. NIP. 194911031976031001
(................................)
Ditetapkan di Semarang, Tanggal :............................ Mengesahkan Dekan Fakulkas Teknik
Drs. M. Harlanu, M.Pd. NIP. 19660215 199102 1 001
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto 1.
Hidup itu pasti ada cobaan, tergantung diri kita sendiri menyikapinya karena sesungguhnya dibalik cobaan pasti ada suatu keberhasilan.
2.
Lakukanlah semua pekerjaan dengan cepat, ikhlas, dan tanggung jawab agar kita lebih cepat mendapatkan buah hasilnya.
Persembahan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu serta keluarga tercinta, terima kasih atas do’a dan dukungannya. 2. Teman-teman Pendidikan Teknik Mesin 2008, terima kasih atas kenangan dan semangatnya. 3. Teman-teman
kost
“FIRE”
yang
selalu
memberi semangat dan membuat tertawa sepanjang hari. 4. Ida Yuliana beserta keluarga terimakasih atas perhatian dan dukungannya. 5. Almamaterku UNNES.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta kepada para shabatnya. Penulis sangat bersyukur karena dengan rahmat dan hidayah-Nya serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Materi Baterai antara Model Pembelajaran Kooperatif (Jigsaw dan Numbered Head Together) dengan Model Pembelajaran Ekspositori”. Skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Drs. M. Harlanu, M.Pd., selaku dekan Fakultas Teknik. 3. Bapak Dr. M. Khumaedi, M.Pd., selaku ketua jurusan Teknik Mesin. 4. Bapak Drs. Agus Suharmanto, M.Pd., selaku dosen penguji. 5. Bapak Drs. Sunyoto, M.Si., selaku dosen pembimbing 1. 6. Bapak Drs. Sudarman, M.Pd., selaku dosen pembimbing 2. 7. Bapak Wiji Ahmanto, S.Pd., selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah 02 Boja. 8. Siswa-siswa SMK Muhammadiyah 02 Boja tahun ajaran 2012/2013.
v
9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini dan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menembah pengetahuan bagi pembaca dan menggugah semangat pembaca untuk melakukan eksperimen dan penelitian yang lain demi terwujudnya pendidikan yang bermutu.
Semarang,
Juni 2013
Muhammad Manshur
vi
ABSTRAK
Manshur, Muhammad. 2013. “Perbedaan Hasil Belajar Materi Baterai antara Model Pembelajaran Kooperatif (Jigsaw dan Numbered Head Together) dengan Model Pembelajaran Ekspositori”. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dalam penelitian ini pembelajaran di sekolah pada awalnya menggunakan model ekspositori (pembelajaran langsung). Hal tersebut dianggap sebagai penyebab ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga untuk menumbuhkan keaktifan siswa diperlukan alternatif lain, yaitu melalui pembelajaran kooperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan Numbered Head Together (NHT) maupun dengan ekspositori pada materi baterai. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen dengan rancangan penelitian post Control Group Pretest Posttest. Populasi yang dipakai, yaitu siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Muhammadiyah 02 Boja Tahun Ajaran 2012/2013, sedangkan sampel yang digunakan yaitu siswa kelas X TKR 1 sebanyak 36 siswa diberikan model pembelajaran tipe Jigsaw, kelas X TKR 3 berjumlah 36 siswa diberikan model pembelajaran tipe NHT dan kelas X TKR 2 sebanyak 35 siswa sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran ekspositori. Data hasil belajar kemudian dianalisis dengan melakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil analisis data menggunakan anava dan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji prasyarat, ketiga kelompok berdistribusi normal dan homogen. Rata-rata persentase nilai hasil belajar dari kelas Jigsaw, NHT dan ekspositori secara berurutan adalah 78,47%, 82,72%, dan 75,14%. Berdasarkan hasil analisis varian (Anava) terhadap data post-test diperoleh nilai Fhitung = 15,974 > Ftabel = 3,08 untuk α = 5% dengan dk = (2:104). Berdasarkan uji t pada data post-test kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol, diperoleh nilai thitung= 2,675 > ttabel = 1,67 untuk α = 5% dengan dk = 69. Berdasarkan uji t pada data post-test kelas eksperimen 2 dan kelas control dengan uji t diperoleh nilai thitung = 5,465 > ttabel = 1,67 untuk α = 5% dengan dk = 69. Berdasarkan uji t pada data post-test kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh nilai thitung = 3,363 > ttabel = 1,67 untuk α = 5% dengan dk = 70. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan pada ketiga kelompok dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT) lebih baik dari pada dengan model ekspositori, serta disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi baterai yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dari pada tipe Jigsaw pada kelas Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 02 Boja tahun ajaran 2012/2013. Kata kunci : hasil belajar, materi baterai, jigsaw, numbered head together (NHT), ekspositori.
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i KEASLIAN SKRIPSI............................................................................................. ii PENGESAHAN ..................................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv KATA PENGANTAR .............................................................................................v ABSTRAK ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI........................................................................................................ viii DAFTAR TABEL....................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1 B. Pembatasan Masalah..........................................................................5 C. Rumusan Masalah .............................................................................5 D. Penegasan Istilah ...............................................................................6 E. Tujuan Penelitian...............................................................................8 F. Manfaat Penelitian.............................................................................9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS..............................................10 A. Landasan Teori ................................................................................10 1. Pengertian Belajar......................................................................10 2. Pengertian Hasil Belajar ............................................................12
viii
3. Pembelajaran Ekspositori ..........................................................13 4. Pembelajaran Kooperatif ...........................................................16 5. Tinjauan Mengenai Model Jigsaw.............................................18 6. Tinjauan Mengenai Model Numbered Head Together (NHT) ..21 7. Materi Baterai.. ..........................................................................23 B. Kerangka Berpikir ...........................................................................30 C. Hipotesis ..........................................................................................33 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................34 A. Metode Dan Desain Penelitian ........................................................34 B. Populasi Dan Sampel.......................................................................36 C. Variabel Penelitian ..........................................................................37 D. Metode Pengumpulan Data .............................................................37 E. Alur Penelitian.................................................................................38 F. Metode Analisis Instrumen..............................................................39 G. Model Analisis Data ........................................................................44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................53 A. Hasil Penelitian................................................................................53 B. Pembahasan .....................................................................................59 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN...................................................................65 A. Simpulan..........................................................................................65 B. Saran ................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................67 LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................69
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Desain Penelitian ............................................................................34
Tabel 2.
Klasifikasi Indeks Kesukaran .........................................................41
Tabel 3.
Klasifikasi Daya Pembeda..............................................................43
Tabel 4.
Persiapan Anova .............................................................................46
Tabel 5.
Data Hasil Pre-test Materi Baterai..................................................48
Tabel 6.
Distrbusi Kategori Hasil Pre-test Materi Baterai............................48
Tabel 7.
Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Materi Baterai.........................50
Tabel 8.
Hasil Homogenitas Data Pre-test Materi Baterai ...........................51
Tabel 9.
Hasil Uji Kesamaan Data Pre-test Materi Baterai ..........................51
Tabel 10. Data Hasil Post-test Materi Baterai ................................................53 Tabel 11. Distribusi Kategori Hasil Pos-test Materi Baterai ..........................54 Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Post-test Materi Baterai .......................55 Tabel 13. Hasil Homogenitas Data Post-test Materi Baterai..........................56 Tabel 14. Hasil Analisis Varian (Anova) Data Post-test Materi Baterai ........57
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.
Alur Ilustrasi Pembelajaran Jigsaw ................................................20
Gambar 2.
Alur Ilustrasi Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) .....21
Gambar 3.
Alur Penelitian................................................................................38
Gambar 4.
Histogram Distribusi Kategori Hasil Pre-test.................................49
Gambar 5.
Histogram Distribusi Kategori Hasil Post-test ...............................55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Data Kelas
70
Lampiran 2.
Silabus
78
Lampiran 3.
RPP Ekspositori
80
Lampiran 4.
RPP Jigsaw
87
Lampiran 5.
RPP Numbered Head Together (NHT)
95
Lampiran 6.
Kisi – Kisi Soal
103
Lampiran 7.
Soal Uji Coba
105
Lampiran 8.
Kunci Jawaban Soal Uji Coba
112
Lampiran 9.
Data Uji Coba
113
Lampiran 10.
Data Hasil Analisis Instrumen
117
Lampiran 11.
Perhitungan Analisis Instrumen
121
Lampiran 12.
Soal Test
133
Lampiran 13.
Kunci Jawaban Soal Test
139
Lampiran 14.
Lembar Jawab Siswa
140
Lampiran 15.
Jadwal Penelitian
141
Lampiran 16.
Data Hasil Pre-test Materi Baterai
144
Lampiran 17.
Uji Normalitas Data Hasil Pre-test kelompok Jigsaw
145
Lampiran 18.
Uji Normalitas Data Hasil Pre-test kelompok NHT
146
Lampiran 19.
Uji Normalitas Data Hasil Pre-test kelompok Ekspositori
147
Lampiran 20.
Uji Homogenitas Data Pre-test Materi Baterai
148
xii
Lampiran 21.
Analisis Varians (Anava) Data Pre-test Materi Baterai
149
Lampiran 22.
Data Hasil Post-test Materi Baterai
152
Lampiran 23.
Uji Normalitas Data Hasil Post-test kelompok Jigsaw
153
Lampiran 24.
Uji Normalitas Data Hasil Post-test kelompok NHT
154
Lampiran 25.
Uji Normalitas Data Hasil Post-test kelompok ekspositori
155
Lampiran 26.
Uji Homogenitas Data Post-test Materi Baterai
156
Lampiran 27.
AnalisisVarians (Anava) Data Post-tes Materi Baterai
157
Lampiran 28.
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Post-test Jigsaw Dan Kelompok Kontrol (Ekspositori)
Lampiran 29.
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Post-test NHT dan Kelompok Kontrol (Ekspositori)
Lampiran 30.
160
161
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Post-test Jigsaw dan NHT
162
Lampiran 31.
Surat-Surat Penelitian
163
Lampiran 32.
Foto-Foto Penelitian
167
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Indonesia sudah lebih dari 60 tahun merdeka, tetap belum memiliki kualitas
sumber daya manusia yang memadai. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan dari berbagai jalur, jenjang, dan jenis pendidikan belum memadai. Rendahnya kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan ini antara lain disebabkan oleh karena pembuatan kebijakan, pengembangan kurikulum, dan model pembelajaran yang akan digunakan, pengadaan dan pengembangan tenaga kependidikan, sistem pengajian, sistem evaluasi, dan pengadaan sarana dan prasarana tidak didasarkan dari hasil penelitian yang memadai. Dapat diartikan bahwa kualitas sumber daya manusia kurang memadai karena kualitas dan hasil pendidikan masih kurang, salah satunya disebabkan oleh penerapan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Pembelajaran otomotif di sekolah sering kali menjadi kegiatan yang kurang menarik bagi siswa SMK. Banyak siswa yang mengeluhkan kurang menariknya pembelajaran otomotif karena materi yang terlalu banyak, penyampaian guru yang monoton, hanya hafalan, dan lain-lain. Bahkan tak jarang guru juga mengeluh karena minat siswa yang rendah pada mata pelajaran yang diampunya dan siswa merasa kurang puas dengan hasil ujiannya.
1
2
Pembelajaran merupakan proses komunikasi. Suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu pengirim pesan (guru), penerima pesan (siswa), dan pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pembelajaran. Kegagalan komunikasi seringkali terjadi dalam pembelajaran. Untuk itu penggunaan media pembelajaran bukan saja dapat mempermudah penyampaian materi tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Pembelajaran berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai tuntutan lembaga penyelenggara pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan setiap satuan pendidikan saat ini termasuk di SMK Muhammadiyah 02 Boja. Penyusunan KTSP memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai standar isi yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. KTSP
memberikan
otonomi
kepada
sekolah
untuk
menyusun
dan
mengembangkan kurikulum yang tepat dengan kondisi sekolah dan masyarakat setempat. Guru dituntut untuk mandiri dan kreatif dalam mengelola pembelajaran termasuk penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu untuk memperbaiki permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. SMK Muhammadiyah 02 Boja adalah sekolah dimana peneliti akan melakukan penelitian. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan bahwa dalam pembelajaran materi baterai di sekolah tersebut pembelajarannya masih konvensional (tradisional), metode yang digunakan juga masih metode ceramah dan pembelajarannnya berpusat pada guru
2
3
(teacher centered). Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang bahan pengajaran. Besar kemungkinan hal tersebut menjadi salah satu faktor terjadinya kekurangaktifan pada siswa, dan hal ini terlihat ketika siswa tampak kurang antusias dalam menerima materi yang disampaikan guru. Hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa, salah satu alternatif solusi untuk
meningkatkan
hasil
belajar
siswa
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) karena model ini menekankan pada sikap kegotongroyongan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil, mendorong siswa membantu satu sama lain dalam memahami materi pelajaran. Dengan demikian, keuntungan yang didapat dari model pembelajaran kooperatif tidak hanya semata dalam dunia pendidikan tetapi juga pada ranah sosial. Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni 2011: 12). Model-model pembelajaran kooperatif secara khusus menggunakan kekuatan dari sekolah yang menghapus perbedaan kehadiran para siswa dari latar belakang ras atau etnik yang berbeda untuk meningkatkan hubungan antar kelompok. Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka bekerja sama baiknya (Slavin 2010:10). Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang termasuk dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya model Jigsaw dan Numbered Head Together
3
4
(NHT). Model pembelajaran tipe Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang menghendaki siswa belajar dan bekerja sama dalam suatu kelompok. Model pembelajaran tipe Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran yang setiap siswanya diberi materi yang berbeda-beda dalam satu kelompok, kemudian siswa dikelompokkan di kelompok ahli untuk mendiskusikan materi yang diterima, setelah itu setiap siswa kembali ke kelompok semula untuk menjelaskan materi yang dia terima kemudian guru memberi evaluasi kepada siswa, sedangkan NHT merupakan suatu model pembelajaran yang setiap siswanya diberi nomor dalam suatu kelompok lalu guru memanggil nomor dari siswa saat evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian Wijaya dkk (2010: 49) menyebutkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT pada siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Program TMO SMK Muhammadiyah 1 Blora. Sedangkan menurut Kurnianingtyas dan Nugroho (2012: 66) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa implementasi strategi pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatakan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang dan data-data tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Materi Baterai antara Model Pembelajaran Kooperatif (Jigsaw dan Numbered Head Together) dengan Model Pembelajaran Ekspositori”.
4
5
B.
Pembatasan Masalah Agar permasalahan pada penelitian tidak melebar maka peneliti menentukan batasan-batasan masalah sebagai berikut : a. Penggunaan model Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT) hanya di pembelajaran materi baterai. b. Pembelajaran menyangkut pada kompetensi merawat baterai.
C.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah
sebagai berikut: 1.
Adakah perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa pada materi baterai menggunanakan pembelajaran ekspositori, Jigsaw, dan Numbered Head Together (NHT)?
2.
Apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada ekspositori?
3.
Apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada ekspositori?
4.
Apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada Jigsaw?
5
6
D.
Penegasan Istilah Untuk mempertegas makna yang terkandung dalam judul skripsi ini dengan
jelas dan menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian ini, penulis perlu memberikan penjelasan terhadap istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Istilah-istilah yang perlu diperjelas antara lain: 1.
Perbedaan Secara umum perbedaan dapat diartikan beda, selisih (Departemen
Pendidikan Nasional). Perbedaan yang dimaksud adalah selisih hasil belajar siswa pada materi baterai antara model Jigsaw, NHT, dan ekspositori. 2.
Hasil belajar Menurut Anni dkk (2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik dari kegiatan belajar materi baterai antara model pembelajaran kooperatif (Jigsaw dan Numbered Head Together) dengan model ekspositori. 3.
Materi Baterai Materi baterai merupakan salah satu kompetensi keahlian otomotif yang
diajarkan di SMK Muhammadiyah 02 Boja pada kelas X semester 2. Kompetensi dasar yang diajarkan meliputi menguji baterai, memperbaiki baterai, merawat baterai, dan menjumper baterai. 4.
Model Pembelajaran Menurut Joyce dalam (Trianto 2007: 5) menyatakan model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
6
7
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Model pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT). 5.
Moodel Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
merupakan
strategi
pembelajaran
yang
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa. Model pembelajaran kooperatif ada bermacam-macam, dua diantaranya yaitu Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT). 6.
Model Pembelajaran Jigsaw Merupakan suatu model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Elliot
Aroson. Menurut Arends (2008: 13) menggunakan Jigsaw, siswa-siswa ditempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggota lima sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. 7.
Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Numbered Head Together (NHT) adalah model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1998) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam reviu berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran. Alih-alih mengarahkan pertanyaaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur
7
8
empat langkah yaitu: Numbering, Questioning, Heads Together, dan Answering (Arends 2008: 16). 8.
Pembelajaran Ekspositori Metode ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (Sanjaya 2007: 179). Pembelajaran Ekspositori sering disebut juga sebagai pembelajaran langsung (konvensional).
E.
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan pembelajaran ekspositori, Jigsaw, dan Numbered Head Together (NHT).
2.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw lebih baik daripada ekspositori.
3.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada ekspositori.
4.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada model Jigsaw.
8
9
F.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat diantaranya sebagai
berikut: 1.
Manfaat Teoritis a.
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya wawasan perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
b. 2.
Memberikan sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis.
Manfaat Praktis Manfaat praktis yang dimaksud adalah sebagai bahan masukan dan saran bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, baik lembaga atau perorangan. Pihak-pihak yang dimaksud adalah: a.
Bagi lembaga perguruan tinggi Universitas Negeri Semarang, untuk meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa program kependidikan sebagai calon guru yang profesional.
b.
Bagi sekolah, untuk bahan evaluasi kinerja guru dalam proses belajar mengajar agar dapat menerapkan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
c.
Bagi mahasiswa calon pendidik atau guru, dapat memberikan sumbangan yang dapat dijadikan bahan masukan dalam menerapkan model-model pembelajaran yang akan digunakan agar kegiatan pembelajaran efektif.
9
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teori Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada
bagian ini akan disajikan landasan teori yang mendasari penelitian meliputi belajar, hasil belajar, pembelajaran ekspositori, pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), dan materi baterai. 1.
Belajar Belajar merupakan suatu proses mendapatkan pengetahuan atau pengalaman, pengetahuan dan pengalaman ini mampu mengubah tingkah laku seseorang sehingga tingkah laku seseorang tersebut tidak akan berubah lagi dengan modifikasi yang sama, belajar juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang kompleks, tindak interaksi antara pendidik dengan peserta didik
yang
bertujuan.
Penciptaan
suasana
yang
menyenangkan,
mengoptimalisasi model mengajar, media dan sumber belajar serta memaksimalkan peran pendidik adalah hal-hal yang diharapkan dapat menciptakan suatu hasil belajar yang maksimal. Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “penambahan pengetahuan” (Sardiman 2006: 20-21). 10
11
Definisi belajar yang selanjutnya, “belajar adalah berubah”. Dalam hal ini belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Dengan demikian, dapat dikatakan belajar merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sardiman 2006: 21). Perubahan sebagai hasil dari suatu proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pengalaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Dengan demikian, belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku itu meliputi keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Dari berbagai pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam proses belajar selalu ditandai adanya perubahan pada diri individu yang melakukan proses belajar. Jadi dapat disimpilkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu yang ditandai adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan untuk memperoleh pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan baru.
11
12
2.
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar (Anni dkk 2007: 5). Hasil belajar dapat dikatakan sebagai ukuran keberhasilan siswa yang telah mengikuti suatu proses pembelajaran dengan membandingkannya terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Apabila siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, secara otomatis siswa tersebut dikatakan berhasil, demikian pula sebaliknya. Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga aspek yaitu: (1) ranah kognitif yang mendeskripsikan hasil belajar intelektual, (2) ranah afektif, yang mendiskripsikan sikap dari hasil belajar, dan (3) ranah psikomotorik, yang mendiskripsikan
hasil
belajar
berdasarkan
keterampilan
dan
kemampuan bertindak (Bloom dalam Sudjana 2011: 22). Penelitian ini mengambil objek pada ranah kognitif sebagai bahan penelitian. Hal ini didasarkan pada pendapat Sudjana (2011: 23) yang menyatakan bahwa ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Penelitian ini menggunakan teknik tes untuk pengukuran hasil belajar. Sudjana (2011: 35) menyatakan bahwa tes pada umumnya untuk menilai dan untuk mengukur hasil belajar siswa, terutama hail belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Agar memenuhi syarat validitas,
12
13
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran maka tes buatan peneliti ini akan di ujicoba terlebih dahulu kepada siswa-siswa yang telah mempelajari program diklat yang akan diteliti. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest dengan menggunakan instrumen berupa tes obyektif pilihan ganda dengan empat option dimasing-masing nomor. Penilaian menggunakan skala bebas, angka penilaian antara 1-100. 3.
Pembelajaran Langsung a.
Metode Ekspositori Sebagai Pembelajaran Langsung Metode ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (Sanjaya 2007: 179). Peran siswa dalam strategi adalah menyimak untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Metode ekspositori ini identik dengan pembelajaran konvensional/langsung yang masih dipakai pada instansi-instansi pendidikan sampai saat ini. Metode ekspositori menekankan pada peran sentral guru dalam pembelajaran
(teacher
centered
approach).
Kegiatan
pembelajaran
sepenuhnya diatur dan ditentukan oleh guru, siswa tidak dituntut menemukan materi tersebut. Oleh karena itu, dalam pembelajaran ini siswa menjadi cenderung pasif karena hanya mendengarkan informasi yang diberikan guru tanpa ada tuntutan memahaminya.
13
14
b.
Karakteristik Pembelajaran Ekspositori Beberapa hal yang menjadi karakteristik pembelajaran ekspositori
adalah : 1)
Penyampaian materi pelajaran dilakukan secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dari metode ini. Oleh karena itu, metode ini identik dengan metode ceramah.
2)
Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3)
Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran tersebut, artinya siswa diharapkan mampu mengungkapkan kembali materi yang telah disampaikan.
c.
Langkah-langkah Pembelajaran Ekspositori Syntaks atau langkah-langkah pembelajaran metode ekspositori ada 5
yaitu, persiapan, penyajian, korelasi, penyimpulan dan penerapan (Sanjaya 2007: 185). Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah tersebut. 1)
Persiapan Langkah ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah : a)
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang positif,
b)
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar,
c)
Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa,
14
15
d) 2)
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka. Penyajian Langkah ini merupakan penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan agar materi pelajaran mudah dipahami sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam langkah ini, diantaranya penggunaan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami, intonasi suara untuk menjaga perhatian siswa. 3)
Korelasi Langkah ini menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman
siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur-struktur pengetahuan yang telah dimilkinya. 4)
Penyimpulan Penyimpulan dalam tahap untuk memahami inti dari materi
pelajaran yang telah disampaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya mengulang kembali inti materi yang menjadi pokok masalah, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disampaikan. 5)
Penerapan Penerapan adalah langkah untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mendapat penjelasan guru. Guru dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa.
15
16
4.
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompokkelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Slavin 2010: 4). Beberapa sistem pembelajaran kooperatif menerapkan sistem reward dalam pelaksanaanya untuk merangsang semangat siswa. Menurut Arends (2008: 5) model pembelajaran kooperatif dapat ditandai oleh fitur-fitur berikut ini: a.
Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar
b.
Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi.
16
17
c.
Bilamana mungkin, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender.
d.
System reward-nya berorientasi kelompok maupun individu. Arends (2008: 5) juga menyatakan kalau model cooperative learning
dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting, yaitu: prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, dan penegmbangan keterampilan sosial. 1)
Prestasi akademik Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2) Toleransi dan penerimaan keanekaragaman Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dengan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
17
18
3) Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Menurut Lie (2004: 19) cooperative learning disebut juga dengan pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Istilah cooperative learning dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Terdapat beberapa macam model pembelajaran yang termasuk dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu: model Jigsaw, model Numbered Head Together, model Student Teams Achievement Division, model Think Pair Share, dan sebagainya. Pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran secara kelompok yang bersipat heterogen dengan menitikberatkan pada kerja sama untuk memberikan pemahaman antar sesama anggota kelompok terhadap bahan ajar untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan bekerjasama dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi terhadap perbedaan individu.
18
19
5.
Model Pembelajaran Jigsaw Model pembelajaran Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan
oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Pada model Jigsaw siswa membaca bagian bagian yang berbeda dengan yang dibaca teman satu timnya. Ini memang berguna untuk membantu para ahli untuk menguasai informasi yang unik, sehingga membuat tim sangat menghargai kontribusi tiap anggotanya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. jigsaw didesain
untuk
meningkatkan
rasa
tanggungjawab
siswa
terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/ kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Langkah– langkah model jigsaw dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1.
19
20
Gambar 1. Alur Ilustrasi Pembelajaran Jigsaw Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang pembagiannya secara heterogen (kelompok asal) yang setiap siswa dalam satu kelompok diberi materi yang berbeda-beda dengan teman sekelompoknya, siswa dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan materi yang sama yang dikelompokkan lagi menjadi kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang diterima. Setelah diskusi selesai, para anggota kelompok ahli kemudian kembali pada kelompok asal dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu mencakup materi yang telah dibahas. Menurut Kurnianingtyas dan Nugroho (2012:76) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa dengan implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif maka siswa dapat memperoleh keterampilan diantaranya berbagi tugas dan mengambil bagian dalam tugas, mengajukan pertanyaan, mendengar dengan aktif, dan bekerja sama. Kunci tipe jigsaw ini adalah interpendensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan soal yang diberikan guru dengan baik.
20
21
6.
Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto 2007: 62). Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam reviu berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu. Langkah–langkah model NHT dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 2. Kelompok A 123456
Kelompok B 123456
Kelompok C 123456
Kelompok D 123456
Materi Soal
Evaluasi Guru memilih nomor siswa secara acak Gambar 2. Alur Ilustrasi Pembelajaran NHT Dalam model pembelajaran ini, guru akan mengarahkan siswa untuk membuat kelompok heterogen berdasarkan prestasi akademiknya dan siswa akan memiliki nomor tertentu dalam setiap kelompoknya. Selanjutnya guru akan memberikan suatu persoalan untuk tiap kelompok dari materi bahan ajar dalam bentuk pertanyaan. Kemudian, siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-
21
22
masing.
Pada
akhir
pembelajaran,
setelah
masing-masing
kelompok
menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru, maka guru akan memanggil salah satu nomor, dan siswa dengan nomor tersebut akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara individual di depan kelas sehingga terjadi diskusi kelas. Setelah terjadi diskusi kelas, guru akan mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa dan mengumumkan hasil kuis tersebut serta memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi di kelasnya. Pendekatan yang menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach) ini adalah suatu pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran yang bersifat cooperative learning atau pembelajaran berkelompok, siswa melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kesulitan dalam pengelolaan kelas, tidak sepenuhnya dapat dihindari oleh guru yang menggunaka model pembelajaran ini. Oleh karena itu, guru diharapkan menerapkan teknik-teknik khusus dalam menerapkan model pembelajan ini. Guru hendaknya lebih aktif dalam mengkondisikan kelas, dengan seringkali memperhatikan masing-masing kelompok yang sedang berdiskusi untuk lebih tenang dan terkontrol dalam diskusinya dan juga guru memperhatikan pemberian reward kepada siswa dan kelompok yang memperoleh nilai tertinggi dalam diskusinya, karena hal ini akan lebih
meningkatkan
motivasi
siswa
kedepannya.
22
dalam
pembelajaran
berkelompok
23
Menurut Arends (2008: 16) terdapat empat langkah dalam pembelajaran tipe NHT. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Numbering (Penomoran) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 3 sampai 5 orang dan memberi nomor sehingga setiap siswa pada masing-masing tim memiliki nomor antara 1 sampai 5. b. Questioning (Pertanyaan) Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan bisa bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk pertanyaan. c. Heads Together (Berpikir Bersama) Siswa menyatukan “kepalanya” atau pendapatnya untuk menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua orang tahu jawabannya. d. Answering (Menjawab) Guru memanggil sebuah nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki nomor itu mengacungkan tangannya dan memberikan jawabannya ke hadapan seluruh kelas. Menurut
Kusumojanto
&
Herawati
(2009:
93)
dalam
jurnalnya
menyebutkan bahwa: Kelebihan NHT diantaranya dapat memperluas pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari, melatih siswa untuk berani menyampaikan pendapat, terciptanya saling percaya, serta kerjasama antar siswa dan antar anggota kelompok untuk berfikir dalam menyelesaikan satu tugas atau masalah, siswa saling berfikir aktif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa mampu untuk mengembangkan keterampilan berfikirnya, dan dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif model NHT ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran NHT ini antara lain, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model NHT suasana di kelas menjadi lebih ramai bahkan sampai tidak terkontrol dan guru harus dapat melakukan pengelolaan kelas dengan baik 23
24
serta guru harus melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan model NHT ini. 7.
Materi Baterai a.
Pengertian Baterai Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem
starter dan sistem kelistrikan yang lain. Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh akumulator adalah baterai dan kapasitor. Pada umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki atau accu) hanya dimengerti sebagai "baterai" mobil. Sedangkan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dll (harnantoro, 2012). Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah baterai jenis basah. b.
Konstruksi Baterai Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai,
terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri. Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap
24
25
sel baterai terdapat plat positip, saparator dan plat negatip, plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray). 1) Elektrolit Baterai Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270. 2) Kotak Baterai Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit. 3) Sumbat Ventilasi Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai. c.
Kegiatan Dalam Perawatan Baterai Kegiatan yang dilakukan dapat perawatan baterai meliputi:
1) Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain. Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak
25
26
dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Langkah membersihkan adalah: a) Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai. b) Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus. c) Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus. d) Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut pengikatnya e) Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. 2) Pemeriksaan elektrolit a)
Pemeriksaan jumlah elektrolit Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai
terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap dan elektrolit baterai berkurang, untuk itu secara periodik jumlah elektrolit baterai perlu diperiksa dan bila jumlah elektrolit baterai kurang maka harus ditambah. Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat
26
27
batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu. Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang pemeriksaan elektrolit berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong. b)
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat
hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100 -1,130. 3)
Mengisi Baterai Mengisi baterai merupakan mengalirkan energi listrik dari luar
sehingga terjadi reaksi pada elektrolit dan sel-sel baterai. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu: Pengisian Normal, dan Pengisian Cepat
27
28
d.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebelum melaksanakan pengujian tersebut perlu diperhatikan masalah
keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain: 1) Baterai pada umumnya berukuran besar dan berisi larutan asam sulfat, oleh karena itu harus hati-hati jangan sampai cairan baterai mengenahi pakaian, kulit maupun kendaraan. 2) Saat melepas baterai untuk menguji baterai perlu diperhatikan keamanan awal yang diperlukan untuk menghindari pemakai atau kerusakan alat elektronik akibat pelepasan baterai. 3) Gunakan alat pelindung atau alat pengaman, termasuk pemakaian alas kaki yang sesuai dan pelindung mata. 4) Putuslah hubungan kabel baterai pada saat anda akan memperbaiki beberpa bagian dari suatu sistem rangkaian kelistrikan. 5) Lepas hubungan terminal baterai ke ground terlebih dahulu, karena bila melepas terminal positip akan kemungkinan terjadi hubungan pendek melalui kunci ke kodi kendaraan. 6) Ingatlah baterai mudah menimbulkan arus energi listrik pada tenggang tinggi, sehingga jam tangan logam perhiasan dan gelang sebaiknya tidak dikenakan pada saat anda bekerja dengan baterai. 7) Gas yang keluar dari bagian atas sel baterai selama proses pengisisan dan pengosongan bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek atau merokok dekat lokasi pengisian baterai.
28
29
8) Sebelum menghubungkan pengisian baterai, kedua terminal baterai positif dan negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik. 9) Pada saat melakukan pengisian baterai, anda membutuhkan udara yang bersih dan ventilasi udara yang bebas dari bunga api atau kemungkinan terjadi kebakaran. 10) Apabila baterai anda memiliki lubang ventilasi pengaman jangan buka tutup penyumbatnya ketika melakukan proses pengisian, bila baterai anda tidak memiliki lubang pengaman, bukalah tutup penyumbatnya agar gas hodrogen yang dihasilkan pada saat proses pengisian dapat keluar. 11) Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian bekerja. ini akan menyebabkan munculnya bunga api dan menyalakan/membakar gas hidrogen yang ada dalam baterai. 12) Jangan meniup baterai dengan aliran udara, compresor udara dapat membuka tutup sel dan menyebarkan larutan elektrolit ke tubuh anda. 13) Untuk mencegah yang aman, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi dan mengakibatkan rusaknya alternator dan sistem elektronik yang mempergunakan semikonduktor. 14) Untuk pencegahan, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi arus yang akan merusak alternator dan sistem kelistrikan yang menggunakan semi konduktor.
29
30
B.
Kerangka Berfikir Salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas X SMK
Muhammadiyah 2 Boja adalah kompetensi memelihara baterai. Berdasarkan pengalaman di lapangan, pembelajaran materi baterai di sekolah tersebut pembelajarannya masih ekspositori (tradisional), metode yang digunakan juga masih metode ceramah dan pembelajarannnya berpusat pada guru (teacher centered). Pada saat jam pelajaran berlangsung, siswa cenderung kurang memperhatikan dan kurang fokus dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru harus benar-benar berusaha keras agar siswa dapat memahami materi yang diberikan. Pembelajaran seperti ini dianggap kurang tepat digunakan karena siswa hanya sebagai pendengar materi-materi yang diberikan oleh guru dan kemudian mencatat, mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru atau bertanya jika belum paham dengan materi yang diajarkan. Hal ini akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa. Agar hasil belajar siswa pada materi memelihara baterai sesuai dengan yang diharapkan, maka pemilihan model pembelajaran harus diperhatikan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka anggota kelompok harus membantu satu sama lain untuk keberhasilan kelompoknya, yang lebih penting adalah memberi dorongan kepada anggota lain untuk berusaha mencapai tujuan yang maksimal. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap kelompok saling bekerja sama dan berbagi tanggung jawab.
30
31
Model yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Numbered Head Together (NHT), memiliki kemiripan
juga
memiliki
perbedaan.
Kedua
metode
tersebut,
dalam
pelaksanaannya, mengharuskan siswa untuk berpasangan atau berkelompok. Tetapi dalam tahapan pelaksanaannya terdapat beberapa perbedaan diantara kedua metode kooperatif tersebut. Model Jigsaw mengarahkan siswa melakukan proses tukar-menukar pengetahuan kepada teman satu kelompoknya dimana setiap siswa mendapat materi yang berbeda dari teman satu kelompoknya. Dalam model ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Model Numbered Head Together (NHT) mengarahkan siswa bekerja dalam satu kelompok yang terdiri dari 4-6 orang setelah guru menyampaikan bahan pelajaran dan mengharuskan semua anggota menguasai pelajaran itu Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, setiap siswa menguasai materi yang diterima, dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran Numbered Head Together (NHT), guru akan memanggil salah satu nomor yang akan mempresentasikan jawaban hasil diskusi dari kelompoknya secara individu di depan kelas. Pelaksanaan akhir pada model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ini, memungkinkan siswa untuk lebih siap dengan hasil diskusi kelompoknya, karena dalam presentasinya di depan kelas, harus secara individu.
31
32
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa diduga terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran menggunakan Model pembelajaran Jigsaw dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada materi baterai.
32
33
C.
Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa pada menggunakan
materi baterai
pembelajaran ekspositori, Jigsaw, dan Numbered Head
Together (NHT). 2.
Hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model Jigsaw lebih baik daripada ekspositori.
3.
Hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada ekspositori.
4.
Hasil belajar siswa pada materi baterai dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada Jigsaw.
33
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini merupakana true eksperimental design, dengan
menggunakan desain Control Group Pretest Posttest (Arikunto 2006: 86) yang digambarkan sebagai berikut: Tabel 1. Desain Penelitian Control Group Pretest Posttest Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Kelas E1
O1
X JIGSAW
O2
Kelas E2
O1
X NHT
O2
Kelas K
O1
X Ekspositori
O2
Keterangan :
Kelas E1 : Kelas Eksperimen I
Kelas E2 : Kelas Eksperimen II
Kelas K : Kelas Kontrol
O1
: Pretest
O2
: Posttest
XJIGSAW : Pembelajaran menggunakan model Jigsaw
X NHT
X ekspositori
: Pembelajaran menggunakan model NHT : Pembelajaran Ekspositori
34
35
Adapun rancangan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol dengan data-data yang tersedia.
2.
Memberikan soal pretest pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol.
3.
Melaksanakan perlakuan pada kelas eksperimen I dengan menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw, kelas eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT), sedangkan pada kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran ekspositori.
4.
Memberikan soal posttest pada kelas ekserimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol.
5.
Membandingkan hasil belajar kelas eksperimen I yang menggunakan model
pembelajaran
tipe
Jigsaw
dengan
kelas
kontrol
yang
menggunakan pembelajaran ekspositori. 6.
Membandingkan hasil belajar kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran ekspositori.
7.
Membandingkan hasil belajar kelas eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran tipe Jigsaw dengan kelas eksperimen II yang menggunakan model Numbered Head Together (NHT).
35
36
B.
Populasi dan Sampel
1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Muhammadiyah 02 Boja yang terdiri dari 4 kelas yaitu X TKR 1, X TKR 2, X TKR 3, dan X TKR 4 dengan jumlah siswa sebanyak 143 siswa.
2.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010: 118). Sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak tiga kelas yang homogen dilihat dari aspek: diajar oleh guru yang sama, diterapkan kurikulum yang sama, dan peserta didik mempunyai rata-rata kemampuan yang relatif sama. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling atau pemilihan secara acak sederhana. Teknis pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara pengundian dalam menentukan kelas mana yang akan dikenakan model pembelajaran tertentu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah X TKR 1 sebagai kelas eksperimen I yang terdiri dari 36 siswa, X TKR 3 sebagai kelas eksperimen II yang terdiri dari 36 siswa, dan X TKR 2 sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 35 siswa.
36
37
C.
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto 2006: 118). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel yang mempengaruhi, yang disebut juga variabel penyebab, bebas atau “independent variable” (Arikunto 2006: 119). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran materi baterai menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan pembelajaran materi baterai menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Variabel terikat adalah variabel yang tergantung atau variabel akibat atau disebut juga “dependent variable” (Arikunto 2006: 119). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar materi baterai menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan hasil belajar materi baterai menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
D.
Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode: 1.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto 2006: 231). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data nama siswa, silabus, dan foto-foto kegiatan penelitian.
37
38
2.
Metode Tes. Metode tes merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto 2006: 223). Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa dari aspek kognitif. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (postest).
E.
Alur Penelitian
Penyusunan Instrumen Penelitian
Uji Coba Soal & Uji Validitas
Eksperimen I JIGSAW 1. Pretest 2. PBM menggunakan model JIGSAW 3. Posttest
Kontrol 1. Pretest 2. Pembelajaran ekspositori 3. Posttest
Analisis Hasil Penelitian
Kesimpulan
Gambar 3. Alur Penelitian
38
Eksperimen II NHT 1. Pretest 2. PBM menggunakan model NHT 3. Posttest
39
F.
Metode Analisis Instrumen
1.
Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, begitupun sebaliknya (Arikunto 2006: 168). Rumus korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi point biserial ( point biserial corellation ) yaitu :
−
= Keterangan :
= Koefisien korelasi point biserial = Mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan test = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut test) = Standar deviasi skor total = Proporsi item yang menjawab benar item tersebut =1−
(Arikunto 2006: 283)
Uji coba instrumen dilakukan di kelas XI TKR 1 yang berjumlah 30 siswa menggunakan 35 soal pilihan ganda dengan empat opsi dimasing-masing butir soal. Setelah didapatkan hasil nilai koefisien point biserial pada tiap butir soal, maka hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel pada tabel harga
39
40
kritik dari r product moment. Untuk r
Pbis
> rtabel maka soal tersebut valid, tetapi
jika r Pbis ≤ rtabel maka soal tersebut tidak valid. Harga kritik dari r product moment pada N=30 adalah 0,339. Hasil perhitungan dari 35 soal yang diujikan, 3 soal dinyatakan tidak valid, soal yang tidak valid tersebut adalah soal dengan nomor 17, 24, dan 31. 2.
Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto 2006: 178). Reliabilitas dapat diukur dengan rumus K-R 21. Rumus K-R 21 dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas butir soal atau pertanyaan. Adapun rumus K-R 21 sebagai berikut :
r
M k M k 1 11 k 1 kV t
Keterangan : = Reliabilitas instrument k
= Banyaknya butir soal = Skor rata-rata (mean) = Varians total (Arikunto 2006: 189)
Hasil r11 dibandingkan dengan nilai tabel product momen. Jika nilai r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel tetapi jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.
40
41
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien sebesar 0,951. Harga r tabel yang diperoleh untuk N = 30 pada taraf kesalahan 5% sebesar 0,339. Dengan demikian, instrumen dinyatakan reliabel karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai rtabel, selanjutnya dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. 3.
Taraf Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut taraf kesukaran (Arikunto 2007: 207). Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran :
Keterangan:
=
P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes (Arikunto 2007: 208) Tabel 2. Klasifikasi Indeks Kesukaran Range 0,00 < p ≤ 0,30 0,30 < p ≤ 0,70 0,70 < p ≤ 1,00
Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah (Arikunto 2007: 210)
41
42
Hasil uji coba instrumen mendapatkan soal dengan krieria sukar dengan indeks kesukaran butir soal 0,00 < p ≤ 0,30 tidak ada. Soal dengan kriteria sedang dengan indeks kesukaran butir soal 0,30 < p ≤ 0,70 ada 22 butir soal yaitu soal dengan nomor 1, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, dan 34. Sedangkan soal dengan kriteria mudah dengan indeks kesukaran butir soal 0,70 < p ≤ 1,00 ada 13 butir soal yaitu soal dengan nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 14, 16, 19, 23, 25, 30, dan 35. 4.
Daya Pembeda Soal Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto 2007: 211).. Untuk menghitung daya pembeda tiap soal menggunakan rumus :
D BA BB PA PB
J
A
J
B
(Arikunto 2007: 213) Keterangan : D
= indeks diskriminasi
JA
= banyaknya peserta kelas atas
JB
= banyaknya peserta kelas bawah
BA
= banyaknya peserta kelas atas yang menjawab dengan benar
BB
= banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab dengan benar
= perbandingan peserta kelompok atas yang menjawab benar
42
43
= perbandingan peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3. Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi 0,00 – 0,20
Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik Sekali (Arikunto 2007: 218).
Hasil uji coba instrumen mendapatkan soal dengan kriteria baik sekali dengan indeks diskriminasi antara 0,71 – 1,00 ada 1 soal, yaitu soal dengan nomor 15. Soal dengan kriteria baik dengan indeks diskriminasi antara 0,41 – 0,70 ada 5 butir soal, yaitu soal dengan nomor 6, 18, 19, 22, dan 28. Soal dengan kriteria cukup dengan indeks diskriminasi antara 0,21 – 0,40 ada 26 butir soal, yaitu soal dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, dan 35. Sedangkan Soal dengan kriteria jelek dengan indeks diskriminasi antara 0,00 - 0,20 ada 3 butir soal yaitu dengan soal nomor 17, 24 dan 31.
43
44
G.
Analisis Data
1.
Uji Prasyarat Analisis Analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian ini adalah
analisis varians (Anava) satu jalan. Syarat dari analisis varians (Anava) satu jalan tersebut adalah data yang dianalisis harus berdistribusi normal dan homogen. a.
Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya data
yang akan dianalisis sehingga dapat diketahui hasilnya. Pengujian normalitas digunakan rumus chi kuadrat (2), yaitu : (
=
−
)
Keterangan : = Chi kuadrat = Hasil penelitian = Hasil yang diharapkan (teoritik) = Banyaknya kelas interval (Sudjana 2005: 273) Setelah didapat nilai 2 hitung kemudian dibandingkan dengan nilai 2 tabel dengan taraf signifikan 5% dan dk = (k-3). Jika berdistribusi normal.
44
2
hitung
2
tabel
, maka data
45
b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel-sampel
yang diambil mempunyai varians yang sama atau berbeda. Untuk mengetahui nilai homogenitas digunakan uji Bartllet. Hipotesis yang diajukan adalah: Ho: 12 = 22 = 32 Ha: 12 22 32 Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Menghitung S2 dari masing-masing kelas 2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
s
2
n 1 s n 1 i
2 i
i
3) Menghitung harga satuan B dengan rumus: B = (log S2)(ni-1) 4) Menghitung nilai statis chi-kuadrat (2) dengan rumus: 2 = (ln10) {B - (ni-1) log Si2} Kriteria pengujian: terima Ho jika 2hitung < 2(1-)(k-1), untuk taraf signifikan 5% (Sudjana 2005: 261).
45
46
2.
Uji Hipotesis Analisis untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak
dalam penelitian ini adalah analisis varians satu arah (One Way Anova). Dalam analisis varians ini hipotesis statistik yang diuji adalah: Ho : 1 = 2 = 3 Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan uji F dengan bantuan tabel analisis varians seperti pada tabel berikut. Tabel 4. Persiapan Anova Sumber Variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total
Dk 1 k-1 (ni-1) ni
JK RY AY DY X2
KT RY : 1 A = AY : (k-1) D = DY : ((ni-1) -
F F = A/D -
Keterangan: RY = (X)2/ n AY = (Xj)2/nj – RY JK tot = Xi2 DY = JK tot – RY – AY (Sudjana 2005: 305) Hasil uji F dikonsultasikan dengan Ftabel, apabila Fhitung > Ftabel dengan dk1 = (k-1) berbanding dk2 = (ni-1) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan (Sudjana 2005: 305).
46
47
3.
Uji Lanjut Jika dari hasil analisis varians satu arah (One Way Anova) menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan pengujian perbedaan dari masing-masing kelompok data tersebut. Adapun untuk uji lanjut ini menggunakan uji-t, dengan rumusan sebagai berikut sebagai berikut (Sudjana 2005: 239): Xe Xk
t S
1 1 ne nk
dengan
S
2
(ne 1)Se2 (n k 1)S2k ne nk 2
Keterangan: Xe
= rata-rata kelompok eksperimen
Xk
= rata-rata kelompok kontrol
ne
= jumlah anggota kelompok eksperimen
nk
= jumlah anggota kelompok kontrol
Se2
= varians kelompok eksperimen
Sk2
= varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika thitung < t(1-)(k-1) untuk taraf signifikan 5%.
47
48
4.
Hasil Pretest
a.
Deskripsi Data Hasil Pretest Data hasil proses pretest pada kompetensi memelihara baterai di kelas
eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Muhammadiyah 02 Boja diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen I Eksperimen II Kontrol
N 36 36 35
Minimum 47 47 47
Maximum 72 75 78
Mean 61,58 62,03 64,51
Std. Deviation 7,07 6,89 8,60
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebelum dilakukan kegiatan pembelajan kemampuan awal kompetensi Memelihara Baterai pada siswa kelas eksperimen I mempunyai rata-rata 61,58 dengan nilai tertinggi 72, nilai terendah 47 dan standar deviasi 7,07, pada kelas eksperimen II rata-rata 62,03 dengan nilai tertinggi 75, nilai terendah 47 dan standar deviasi 6,89, sedangkan pada kelas kontrol rata-rata 64,51 dengan nilai tertinggi 78, nilai terendah 47 dan standar deviasi 8,60. Ditinjau dari kategori hasil belajar siswa pada masing-masing kelas diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 6. Distribusi Kategori Hasil Pretest Rentang Nilai 85 – 100 70 – 84 55 – 69 < 55
Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang
Eksperimen I F % 0 0.00% 3 8.33% 27 75.00% 6 16.67%
48
Eksperimen II F % 0 0.00% 4 11.11% 26 72.22% 6 16.67%
Kontrol F % 0 0.00% 10 28.57% 20 57.14% 5 14.29%
49
Jumlah 36 100% 36 100% 35 100% Lebih jelasnya deskripsi kategori hasil belajar kompetensi Memelihara Baterai sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol tersebut di atas disajikan dalam histogram sebagai
0%
Sangat baik Kelompok Eksperimen 1
Baik
Cukup Kategori
Kelompok Eksperimen 2
14,29%
16,67%
16,67%
11,11%
8,33%
0,00%
20%
0,00%
40%
28,57%
60%
0,00%
Distribusi (%)
80%
57,14%
75,00%
100%
72,22%
berikut.
Kurang Kelompok Kontrol
Gambar 4. Histogram Distribusi Kategori Hasil Pretest b.
Uji Normalitas Data Pretest Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan rumus chi-
square. Data dikatakan normal jika nilai 2hitung < 2tabel pada taraf kesalahan 5%. Adapun hasil uji normalitas data pretest kompetensi memelihara baterai pada kelas eksperimen I, eksperimen II dan kontrol disajikan dalam tabel sebagai berikut.
49
50
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Sumber Data Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II Kelas kontrol
2hitung 6,0599 1,3617 2,6233
2tabel 7,81 7,81 7,81
Kriteria Normal Normal Normal
Penjelasan dari tabel di atas, hasil perhitungan uji normalitas dari proses pretest yang dilakukan pada kelas kelas eksperimen I didapatkan nilai 2hitung = 6,0599 dengan taraf kesalahan sebesar 5% dan dk = 3 diperoleh 2tabel = 7.81. Hal tersebut menunjukkan nilai 2hitung < 2tabel yang menyimpulkan bahwa kelas eksperimen I berdistribusi normal. Tabel di atas juga menunjukkan ketiga kelas yang dijadikan objek penelitian mempunyai nilai 2hitung < 2tabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa data hasil proses pretest dari ketiga kelas dalam penelitian ini bedistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lembar lampiran. c.
Uji Homogenitas Data Pretest Uji homogenitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett.
Pengujian menggunakan uji Bartlett dilakukan karena terdapat lebih dari dua kelompok yang digunakan dalam penelitian ini. Data dikatakan homogen jika nilai 2hitung < 2tabel pada taraf kesalahan 5%. Hasil uji homogenitas data pretest kompetensi memelihara baterai pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol disajikan sebagai berikut.
50
51
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Sumber Data Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II Kelas kontrol
Varians 49,9643 47,5135 73,9042
2hitung 2tabel 2,090
5,99
Kriteria Homogen
Tabel di atas menunjukkan data hasil uji homogenitas pada proses pretest nilai 2hitung = 2,090 < 2tabel = 5,99 untuk = 5% dengan dk 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest kompetensi memelihara baterai kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol bersifat homogen (mempunyai varians yang sama). d.
Uji Kesamaan Data Pretest Pengujian kesamaan data hasil proses pretest kompetensi memelihara
baterai pada kelas eskperimen I, kelas eskperimen II dan kelas kontrol menggunakan uji analisis varians satu arah (One Way Anova). Data hasil pengujian disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 9. Hasil Uji Kesamaan Data Pretest Sumber Data Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II Kelas kontrol
Rata-rata 61,58 62,03 64,51
Fhitung
Ftabel
Kriteria
1,548
3,08
Tidak Berbeda
Hasil proses perhitungan terhadap data pretest kompetensi memelihara baterai kelas eskperimen I, kelas eskperimen II, dan kelas kontrol, sesuai pada tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung = 1,548 < Ftabel = 3,08 untuk α = 5% dengan dk (2:104). Dengan demikian, diputuskan bahwa sebelum dilakukan pembelajaran yang berbeda ketiga kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Hasil ini dapat
51
52
dijadikan sebagai acuan bahwa adanya perbedaan pada hasil posttest nantinya murni dari hasil perlakukan dan bukan akibat kondisi awal siswa yang sebelumnya sudah berbeda.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
2.
Hasil Posttest Setelah dikenakan perlakuan terhadap ketiga sampel yaitu kelas X TKR 1
(eksperimen 1) dengan model pembelajaran Jigsaw, kelas X TKR 3 (eksperimen 2) dengan model pembelajaran NHT serta kelas X TKR 2 (kelas kontrol) dengan pembelajaran ekspositori, maka dilakukan post-test untuk mengetahui hasil dari perlakuan model pembelajaran tersebut. a.
Deskripsi Data Hasil Posttest Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil perhitungan dari proses posttest
kompetensi memelihara baterai di kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas X TKR SMK Muhammadiyah 02 Boja disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 10. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen I Eksperimen II Kontrol Keterangan:
N 36 36 35
Minimum 66 69 66
Maximum 88 91 88
Mean 78,47 82,53 75,14
Std. Deviation 4,71 5,77 5,74
Eksperimen I = Pembelajaran Jigsaw Eksperimen II = Pembelajaran NHT Kontrol
= Pembelajaran Ekspositori
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen I setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model kooperatif Jigsaw memperoleh ratarata hasil belajar kompetensi memelihara baterai sebesar 78,47 dengan nilai 53
54
tertinggi 88, nilai terendah 66 dan standar deviasi 4,71. Kelas eksperimen II setelah dilakukan pembelajaran kompetensi memelihara baterai menggunakan model kooperatif Numbered Head Together (NHT) memperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 82,53 dengan nilai tertinggi 91, nilai terendah 69 dan standar deviasi 5,77. Sedangkan pada kelas kontrol memperoleh rata-rata hasil belajar kompetensi memelihara baterai sebesar 75,14 dengan nilai tertinggi 88, nilai terendah 66 dan standar deviasi 5,74. Ditinjau dari kategori hasil belajar pada masing-masing kelas diperoleh data seperti terangkum pada tabel berikut. Tabel 11. Distribusi Kategori Hasil Posttest Rentang Kriteria Nilai 85 – 100 Sangat baik 70 – 84 Baik 55 – 69 Cukup < 55 Kurang Jumlah
Eksperimen I F % 3 8.33% 32 88.89% 1 2.78% 0 0.00% 36 100%
Eksperimen II F % 12 33.33% 23 63.89% 1 2.78% 0 0.00% 36 100%
Kontrol F % 2 5.71% 25 71.43% 8 22.86% 0 0.00% 35 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar kompetensi Memelihara Baterai pada kelas ekperimen I terdapat 8,33% siswa memperoleh hasil belajar sangat baik, 88,89% memperoleh hasil belajar baik dan 2,78% yang memperoleh hasil belajar cukup. Sebaran data di kelas ekperimen II terdapat 33,33% siswa memperoleh hasil belajar sangat baik, 63,89% memperoleh hasil belajar baik dan 2,78% yang memperoleh hasil belajar cukup, sedangkan pada kelas kontrol terdapat 5,71% siswa yang memperoleh hasil belajar sangat baik, 71,43% siswa memperoleh hasil belajar baik dan masih ada 22,86% siswa yang memperoleh hasil belajar cukup.
54
55
Deskripsi hasil belajar kompetensi memelihara baterai setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw pada kelas eksperimen I, pembelajaran menggunakan model kooperatif Numbered Head Together (NHT) pada kelas eksperimen II dan pembelajaran ekspositori pada kelas kontrol tersebut
63.89%
100%
Sangat baik
Baik
Kelompok Eksperimen 1
Cukup Kategori
Kelompok Eksperimen 2
0,00%
0,00%
0%
0,00%
2,78%
2,78%
20%
5.71%
40%
22,86%
33.33%
60%
8.33%
Distribusi (%)
80%
71.43%
88.89%
di atas disajikan dalam histogram bergolong berikut ini.
Kurang Kelompok Kontrol
Gambar 5. Histogram Distribusi Kategori Hasil Posttest b.
Uji Normalitas Data Posttest Hasil perhitungan uji normalitas data posttest kompetensi memelihara
baterai menggunakan Chi-Kuadrat disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Sumber Data Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II Kelas control
2hitung 5,6057 6,1949 4,1403
2tabel 7,81 7,81 7,81
55
Kriteria Normal Normal Normal
56
Uji normalitas data hasil proses posttest kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol yang terangkum dalam tabel di atas setelah dikonsultasikan untuk = 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% dan dk = 3 menunjukkan nilai 2hitung lebih kecil daripada 2tabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa data hasil proses posttest pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol bedistribusi normal. c.
Uji Homogenitas Data Posttest Hasil uji homogenitas data posttest hasil belajar kompetensi memelihara
baterai pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol pada tabel sebagai berikut. Tabel 13. Hasil Homogenitas Data Posttest Sumber Data Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II Kelas kontrol
Varians 24,7071 33,3421 32,9496
2hitung
2tabel
Kriteria
0,970
5,99
Homogen
Berdasarkan hasil uji homogenitas data hasil proses posttest pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai 2hitung sebesar 0,970 lebih kecil daripada nilai 2tabel sebesar 5,99 untuk = 5% dengan dk = 2. Dengan demikian disimpulkan bahwa data hasil posttest kompetensi memelihara baterai dari ketiga kelas bersifat homogen. d.
Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas langkah selanjutnya
dilakukan uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis penelitian pertama digunakan uji
56
57
analisis varian (Anova) yang bertujuan untuk mengetahui hasil perbedaan data posttest dari ketiga kelas. Hasil uji perbedaan data posttest hasil belajar kompetensi memelihara baterai siswa disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 14. Hasil Analisis Varian (Anova) Data Posttest Kelas Kelas eksperimen I Kelas eksperimen II Kelas kontrol
Rata-rata Fhitung 78,75 82,53 15,974 75,14
Ftabel
Kriteria
3,08
Berbeda
Perhitungan analisis varian satu arah (One Way Anova) terhadap data hasil posttest diperoleh nilai Fhitung sebesar 15,974 lebih besar dari nilai Ftabel yang sebesar 3,08 untuk = 5% dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 104. Dengan demikian hipotesis penelitian pertama (Ha1) yang menyatakan: “Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif Jigsaw, model kooperatif Numbered Head Together dan pembelajaran ekspositori pada kompetensi memelihara baterai” diterima. Rata-rata hasil belajar kompetensi memelihara baterai di kelas eksperimen I menggunakan model kooperatif Jigsaw mencapai 78,75 sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model ekspositori mencapai 75,14. Melalui perhitungan menggunakan rumus uji t-test terhadap data posttest kelas eksperimen I dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung = 2,833 > ttabel = 1,67 untuk = 5% dengan dk = 69. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja kedua (Ha2) yang menyatakan : ”Hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif Jigsaw lebih baik daripada pembelajaran ekspositori pada kompetensi memelihara baterai”, diterima.
57
58
Rata-rata hasil belajar pada materi memelihara baterai kelas eksperimen II menggunakan model kooperatif Numbererd Head Together (NHT) mencapai 82,53 sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model ekspositori mencapai 75,14. Melalui perhitungan menggunakan rumus uji t-test terhadap data posttest kelas eksperimen II dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung = 5,403 > ttabel = 1,67 untuk = 5% dengan dk = 69. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja ketiga (Ha3) yang menyatakan : ”Hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada ekspositori pada kompetensi memelihara baterai”, diterima. Rata-rata hasil belajar pada materi baterai kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw mencapai 78,75 sedangkan pada kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran NHT mencapai 82,53. Melalui perhitungan dengan menggunakan rumus t-test terhadap data posttest kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II diperoleh nilai thitung = 2,975 > ttabel = 1,67 untuk = 5% dengan dk = 70. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja empat (Ha4) yang menyatakan : ”Hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif Numbered Head Together (NHT) lebih baik daripada model kooperatif Jigsaw pada kompetensi memelihara baterai”, diterima.
58
59
B.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa melalui pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan model kooperatif Numbered Head Together (NHT) pada kompetensi memelihara baterai. Penelitian ini mengambil objek pada ranah kognitif sebagai bahan penelitian, sesuai pendapat Sudjana (2011: 23) ranah kognitif paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Pembelajaran menggunakan model kooperatif baik tipe jigsaw maupun tipe NHT merupakan suatu bentuk model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, mengasah pengetahuan dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan pembelajaran ekspositori menggunakan metode ekspositori yang selama ini diterapkan di SMK Muhammadiyah 02 Boja dimana dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru hanya menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal kepada siswa dengan maksud dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw di kelas X TKR 1 sebagai kelas eksperimen I dan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT di kelas X TKR 3 sebagai kelas eksperimen II, sedangkan pembelajaran ekspositori dengan model ekspositori di kelas X TKR 2 sebagai kelas kontrol dilakukan oleh guru kelas.
59
60
Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini guru akan membagi kelompok yang terdiri dari 4 - 6 siswa, setiap siswa diberi materi yang berbeda dengan teman sekelompoknya kemudian para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pembelajaran pada kelas eksperimen 2 diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini siswa berpartisipasi aktif dalam dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai 4 tahap, tahap pertama merupakan penomoran yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen dan setiap anggota kelompok akan memperoleh nomor. Tahap kedua merupakan tahap mengajukan pertanyaan dimana guru akan memberikan siswa beberapa pertanyaan. Tahap ketiga merupakan tahap berpikir bersama. Pada tahap berpikir bersama ini siswa berpikir bersama kelompoknya mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru dan menyatukan pendapat kelompok dalam mengerjakannya. Untuk mengerjakan tugas, siswa diberi kebebasan untuk mengerjakan tugas melalui diskusi dengan kelompoknya, bertanya dan sebagainya yang mendukung kerja kelompok sehingga siswa merasa senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini memudahkan siswa
60
61
memahami dan mengingat kembali apa yang telah dipelajari karena pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara individu ataupun kelompok. Tahap yang keempat merupakan tahap menjawab yaitu guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan dengan memanggil nomor secara acak. Siswa yang nomornya disebut akan mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan kelas. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol adalah pembelajaran ekspositori. Pembelajaran dengan model ekspositori guru hanya menerangkan materi dan siswa hanya duduk diam sambil mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini membuat siswa tidak aktif dan cenderung tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil perhitungan data pretest menunjukkan kelas eksperimen I mempunyai rata-rata mencapai 61,58, kelas eksperimen II mencapai 62,03 dan pada kelas kontrol mencapai 64,51. Kemudian melalui analisis varians satu arah (One Way Anova) diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,548 lebih kecil dari nilai Ftabel sebesar 3,08 untuk taraf kesalahan 5% dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut =104. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan pembelajaran yang berbeda, kemampuan awal siswa dari ketiga kelas dalam kompetensi memelihara baterai tidak berbeda secara signifikan atau dianggap sama. Kemampuan pengetahuan awal yang sama dari kelas tersebut dapat disebabkan karena siswa belajar dengan guru yang sama, sehingga terdapat kesamaan dalam hal kurikulum, pembelajaran, sarana dan prasarana. Menurut Syah (2007: 144) salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
61
62
pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Oleh karena itu, ketika siswa mendapatkan pretest yang dilakukan secara mendadak, maka akan didapatkan hasil yang kurang memuaskan. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, maka dilakukan evaluasi pembelajaran yang dalam hal ini menggunakan posttest. Posttest diberikan kepada siswa setelah melalui proses pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw dan NHT dengan butir soal yang sama. Soal yang digunakan dalam penelitian ini, baik selama pretest ataupun postest, merupakan soal pilihan ganda sebanyak 35 enam butir dengan empat pilihan jawaban di masing-masing butir soal. Setelah dilakukan pembelajaran yang berbeda yaitu pada kelas ekperimen I menggunakan model kooperatif jigsaw dan kelas eksperimen II menggunakan model kooperatif tipe NHT, terlihat bahwa hasil belajar kompetensi Memelihara Baterai dari ketiga kelas tersebut berbeda secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis varians satu arah (One Way Anova) yang diperoleh nilai Fhitung = 15,974 > ttabel = 3,08 untuk taraf kesalahan 5% dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 104. Rata-rata hasil belajar Kompetensi Memelihara Baterai pada kelas eksperimen I setelah diberikan pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw sebesar 78,75 dan kelas eksperimen II setelah diberikan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT sebesar 82,53 lebih besar dari kelas kontrol yang menggunakan model ekspositori yaitu 75,14. Hasil ini ini mengindikasikan bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif jigsaw
62
63
maupun model kooperatif tipe NHT secara signifikan lebih unggul dibandingkan pembelajaran menggunakan model ekspositori. Lebih lanjut, hasil t-test yang dilakukan antara model kooperatif Jigsaw dengan model ekspositori maupun antara model kooperatif tipe NHT dengan pembelajaran ekspositori juga menunjukkan hasil perbandingan dari dua model kooperatif ini secara signifikan lebih baik daripada pembelajaran ekspositori. Perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok atas maupun siswa kelompok bawah yang bekerja sama dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik yang diberikan oleh guru. Baik model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maupun tipe NHT, siswa tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi juga harus mempelajari keterampilan kooperatif, keberanian dalam menyampaikan pendapat sehingga akan terwujud suatu proses pembelajaran yang efektif. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan pembelajaran ekspositori yang selama ini diterapkan oleh guru di kelas X Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Muhammadiah 02 Boja dimana dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi memelihara baterai. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada awalnya memang membuat siswa lebih tenang karena guru yang mengendalikan siswa. Siswa hanya duduk dan memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran, contoh soal beserta tanya jawab. Kegiatan hanya berpusat pada guru saja sebagai pemberi informasi atau materi pembelajaran sehingga membuat siswa
63
64
cenderung pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Guru lebih banyak menuntun siswa, menerangkan materi sehingga pengetahuan yang didapat cepat hilang. Hal ini dapat menyebabkan siswa cepat bosan dan tidak konsentrasi sehingga pembelajaran tidak efekif . Pada pembelajaran model ekspositori guru kurang memahami pemahaman siswa, karena siswa yang sudah jelas atau belum hanya diam saja. Siswa yang belum jelas kadang tidak berani atau malu untuk bertanya pada guru. Pada waktu mengerjakan soal latihan hanya siswa yang pandai saja yang serius mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, sedangkan yang lainnya asyik bercanda dengan teman lainnya. Hasil belajar pada materi baterai pada kelas eksperimen 2 yang menggunakan model NHT lebih baik daripada kelas eksperimen 1 yang mengunakan model jigsaw dikarenakan pada kelas eksperimen 2, yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan model NHT, semua siswa mempunyai peluang yang sama untuk mempresentasikan seorang diri di depan kelas hasil diskusi kelompoknya karena guru langsung menunjuk satu nomor anggota kelompok. Sehingga semua siswa harus siap jika ditunjuk oleh guru. Sedangkan pada kelas eksperimen 1, yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, guru mengumpulkan siswa yang mempunyai materi yang sama ke dalam kelompok ahli untuk didiskusikan, setelah itu siswa kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang sudah didiskusikan saat di kelompok ahli. Pada saat diskusi masih ada siswa yang hanya mendengarkan saja dan ada pula yang tidak mendengarkan teman yang sedang menjelaskan materi yang disampaikan.
64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut: a)
Ada perbedaan signifikan rata-rata hasil belajar siswa pada materi memelihara baterai antara kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kelas eksperimen 2 menggunakan model
pembelajaran
menggunakan
kooperatif tipe NHT
pembelajaran
ekspositori
pada
dan kelas kontrol kelas
X
Teknik
Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 02 Boja. b) Rata-rata hasil belajar siswa pada materi memelihara baterai menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada menggunakan pembelajaran ekspositori pada kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 02 Boja. c)
Rata-rata hasil belajar siswa pada materi memelihara baterai menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik daripada menggunakan pembelajaran ekspositori pada kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 02 Boja.
d) Rata-rata hasil belajar siswa pada materi memelihara baterai menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik
65
66
daripada menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 02 Boja.
B.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, ada beberapa saran dari penulis yaitu sebagai berikut: 1.
Kepada guru dalam penyampaian materi memelihara baterai hendaknya menggunakan model yang bervariasi, karena terbukti melalui penggunaan kooperatif tipe jigsaw
maupun tipe NHT dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi memelihara baterai 2.
Diantara model kooperatif tipe jigsaw dan tipe NHT hendaknya guru lebih memperioritaskan penggunaan model kooperatif tipe NHT karena memberikan hasil belajar yang lebih baik pada materi memelihara baterai.
3.
Perlu ada penelitian lanjutan untuk populasi yang lebih besar dengan kondisi kelas yang beragam sehingga simpulan penelitian dapat berlaku untuk lingkup yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri, Achmad Rifa’i, Eddy Purwanto dan Daniel Purnomo. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press. Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar: Edisi Ketujuh Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. --------------------------. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: CV. Alfabeta. Kurnianingtyas, Lorentya Yulianti dan Mahendra Adhi Nugroho. 2012. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Volume X, Nomor 1 Halaman 66-77. Kusumojanto, Dwi Djoko dan Popy Herawati. 2009. Penerapan Pembelajaran Koopertaif Model Numbered Head Togeteher (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Manajemen Perkantoran Kelas X APK di SMK Ardjuna 01 Malang. Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 19 Nomor 1 Halaman 83-98. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert. E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Harnantoro, Eko Diaz. 2012. Pengertian dan Tips Merawat Accu. http://ekodiaz.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-tips-merawataccu.html. diakses 2 januari 2013 10:25 AM. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
67
68
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wijaya, Agus Purna, Soesanto dan Budiarso Eko. 2010. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 10 Nomor 2 Halaman 43-49.
69
70
DATA KELAS JIGSAW, NHT dan KONVENSIONAL KELAS X TKR 1 ( KELAS JIGSAW) NOMOR URUT INDUK
NAMA SISWA
1
5436
ABDUL JALIL
2
5437
ABDUL ROHMAN
3
5438
ACHMAD SOLEH
4
5439
ADEB KURNIAWAN
5
5440
ADY PRABOWO
6
5441
ADRIYAN EKO SAPUTRO
7
5442
AGUS DWI SETYAWAN
8
5443
AGUS SETIAWAN
9
5444
AGUSENO BAYU PUTRO
10
5445
AHMAD KHANIF
11
5446
AHMAD MAULANA
12
5447
AHMAD RIDHO
13
5448
ANGGA WAHYU PURBAYA
14
5449
ARI ARDIYANTO
15
5450
ARIEP KURNIAWAN
16
5451
ARIF HERMAWAN
17
5452
ARIF SETIYAWAN
18
5453
AZIZ UTOMO
19
5454
CARSO
20
5457
DWIKI FEBRIANTO
21
5458
ENDRI SULISTIO
KODE ( E1 ) E1-01 E1-02 E1-03 E1-04 E1-05 E1-06 E1-07 E1-08 E1-09 E1-10 E1-11 E1-12 E1-13 E1-14 E1-15 E1-16 E1-17 E1-18 E1-19 E1-20 E1-21
71
22
5459
IRVAN ADHI HIDAYAT
23
5460
JAROT SETIAWAN
24
5462
MUHAMMAD EKA KURNIAWAN
25
5463
MISBAKHUL MUNIR
26
5464
MOHAMAD ZAENURI
27
5465
MUCHAMAD ABI DANIF
28
5466
MUHAMMAD HAMAM NASUHA
29
5467
MUNTADIRIN
30
5468
NUR AKHMAD RIYADI
31
5469
PRISKA ARJUN PINANGGIH
32
5471
SANI EFENDI
33
5472
SHODIKHUN
34
5474
TRI SULISTIYANTO
35
5475
TRI WARSONO
36
5476
YOGA PRATAMA ADYA CANDRA
E1-22 E1-23 E1-24 E1-25 E1-26 E1-27 E1-28 E1-29 E1-30 E1-31 E1-32 E1-33 E1-34 E1-35 E1-36
72
KELAS X TKR 3 ( KELAS NHT ) NOMOR URUT INDUK
NAMA SISWA
1
5518
ADJI SETIAWAN
2
5519
AGUS ADI PURO
3
5520
AHMAT FAUZAN
4
5521
AHMAD MURTASIDIN
5
5524
ANDIKA AJI PRATAMA
6
5525
ANDRI FATMA RISTANTO
7
5526
ANDY EDY NURWANTO
8
5527
ATEQ ABI AUFAN
9
5528
BAYU ANDI SETIYAWAN
10
5529
BAYU RISQI RISMADANI
11
5530
BIMA FATACHA
12
5531
CHAIRUL UMAM
13
5533
DIMAS PRASTIYO
14
5534
EDI SUSANTO
15
5535
HERI KISWANTO
16
5536
HERU SULISTIYANTO
17
5537
IBNU ARIS ADITIYASMORO
18
5538
JAMALUDIN
19
5539
LILIK CAHYO SINARNO
20
5540
MUCHAMAD SAEFUDIN
21
5541
MUGIYANTO
22
5542
MUHAMMAD BILAL
KODE ( E2 ) E2-01 E2-02 E2-03 E2-04 E2-05 E2-06 E2-07 E2-08 E2-09 E2-10 E2-11 E2-12 E2-13 E2-14 E2-15 E2-16 E2-17 E2-18 E2-19 E2-20 E2-21 E2-22
73
23
5543
MUHAMMAD CHURNIA SANDI
24
5545
NANA LUKMANA
25
5546
NOVAN AJI PRISTIAN
26
5547
PRAYODA ULFI ARIYANDI
27
5548
RESTU ALDIANO SATIA
28
5549
RIDWAN SYAH TRI SAPUTRO
29
5550
RIKKA ADI SUSANTO
30
5552
ROY DWI JAYANTO
31
5553
SETYO PUJI HARDIYANSAH
32
5554
SIGIT AJI PANGESTU
33
5555
SUPRIYANTO
34
5556
SUTRISNO
35
5557
WAHYU SULISTIYO BUDI
36
5660
WAHYU ADI SAPUTRO
E2-23 E2-24 E2-25 E2-26 E2-27 E2-28 E2-29 E2-30 E2-31 E2-32 E2-33 E2-34 E2-35 E2-36
74
KELAS X TKR 2 ( KELAS EKSPOSITORI) KELAS KONTROL NOMOR URUT INDUK
NAMA SISWA
1
5477
ABIN SURYATMOKO
2
5478
ADDRIAN BIMA AJI
3
5479
ADI KURNIA ROHMAN
4
5480
AGUS WIBOWO HARIYANTO
5
5481
AHMAD SODIK
6
5482
ANI PRAYOGO
7
5483
ARGA DANUR HUDA
8
5485
ASEP SUNANDAR
9
5486
BAGAS FITRIYANTO
10
5488
DICKY SULISTYO WARDANA
11
5489
DWI PRABOWO
12
5490
DWI RIRIN NUGROHO
13
5491
EKO PRIYO SETIYAWAN
14
5492
EKO PURWANTO
15
5493
HADI CHIRMANTO
16
5494
ILHAM SAPUTRA
17
5496
JOHAN ANDI ATMOKO
18
5497
KASTONO
19
5498
M. ABDILAH
20
5500
MUH SYAROH IMANIARDI
21
5501
MUH. ANANG LUTHFIYANTO
KODE (K) K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21
75
22
5503
MUHAMAD NURYADI
23
5504
MUHAMMAD FAJAR IRYANTO
24
5505
MUHAMMAD NURSALIM
25
5506
MUHAMMAD ZUFRON
26
5507
NUR CHOLIS
27
5508
NUR KHOLISIN
28
5509
RAGA SEPTIAN ADI PUTRA
29
5510
RANDY SETIA ARDIYAN
30
5511
RENDI RISTANTO
31
5512
RIAN ARDI SUGIARTO
32
5513
RICKY ALFIYANTO
33
5514
RIZKY RAMADHAN
34
5515
RUDY HERTANTO
35
5517
TAUFIQ SETIYONO
K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35
76
Sedangkan siswa kelas
XI TKR 1
yang menjadi sampel kemudian
dijadikan untuk uji instrumen (analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan taraf kesukaran soal). Berikut adalah data siswa yang dijadikan untuk uji instrumen : NOMOR URT INDUK
NAMA SISWA
1
5148
ADITYA FAJAR UTOMO
2
5150
AGUNG SETIYAWAN
3
5151
AGUS ADHI SUSILO
4
5152
AHMAD FAJAR SETIAWAN
5
5153
ACHMAD NUR SOLEH
6
5155
AMBAR ASRO'I
7
5156
ANDRE KURNIAWAN
8
5157
ANDRI WIJAYA
9
5158
ARIF SETIYAWAN
10
5159
BAGUS HANDOYO
11
5160
DANAR SURYO SAPUTRO
12
5162
DENI
13
5165
EKO MARYANTO
14
5166
EKO SUPRIYANTO
15
5168
HANIF DZAKI MUBAROQ
16
5169
HUDI PRASETYO
17
5170
ILYAS EFENDI
18
5171
IMAM YUDI KUNTORO
19
5172
KUSMIYONO
KODE ( UC ) UC-1 UC-2 UC-3 UC-4 UC-5 UC-6 UC-7 UC-8 UC-9 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19
77
20
5174
LILIS SETIAWAN
21
5175
MUCHAMAD AWALUDIN
22
5176
MUHAMMAD HARIYANTO
23
5177
MUHAMMAD IMAM RIFA'I
24
5179
NURMA ZIROCHIM
25
5181
SIGIT SETIAWAN
26
5182
SISWO SUDIARTO
27
5183
SOFYAN NUGROHO
28
5184
TAUFIK HIDAYAT
29
5187
WISNU FENDIYANTO
30
5188
ZANUAR ABIDIN
UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30
78
SILABUS NAMA SEKOLAH KOMPETENSI KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI KODE STANDAR KOMPETENSI
KOMP ETENSI DASAR Merawat baterai
MATER I PEMBE LAJAR AN Prinsip kerja sistem baterai Tipetipe baterai Konstr uksi baterai Kompo nenkompo nen baterai yang perlu dirawat Prosed ur perawa tan Standar prosed ur kesela matan kerja.
KEGIA TAN PEMBE LAJAR AN Menjel askan tentang : oPrinsip kerja baterai oTipetipe baterai oKonstr uksi baterai oKompo nen baterai yang perlu dirawat oProsed ur perawa tan baterai. oStandar prosed ur dan Kesela matan kerja.
: : : : : :
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA TeknikKendaraanRingan Memelihara Baterai X/2 Memelihara Baterai 020.KK.015
INDIKATOR Dapat memahami prinsip kerja baterai. Dapat memahami tipe-tipe baterai. Dapat memahami konstruksi baterai. Dapat mengetahui komponen baterai yang perlu dirawat. Dapat memahami prosedur perawatan baterai Seluruh kegiatan perawatan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures),
PENI LAIA N Lis an Tes Tert ulis
ALO KASI WAK TU
SUMBE R BELAJ AR
6x jam pelaja ran
New Step 1. Manual book Instucti on Manual Operati on manual Interne t
79
undangundang K 3 (Keselamata n dan Kesehatan Kerja), peraturan perundangundangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.
Kendal,
Maret 2013
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Praktikan
Wiji Ahmanto, S.Pd.
Muhammad Manshur
NBM : 580 504
NIM. 5201408119
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (EKSPOSITORI)
Sekolah Mata Pelajaran Kelas /Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kode Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : : : : :
SMK Muhammadiyah 2 Boja Produktif X / Genap 6 jam pelajaran @ 45 menit Memelihara baterai 020. KK. 15 Merawat baterai 1. Dapat memahami prinsip kerja baterai. 2. Dapat memahami tipe-tipe baterai. 3. Dapat memahami konstruksi baterai. 4. Dapat mengetahui komponen baterai yang perlu dirawat. 5. Dapat memahami prosedur perawatan baterai 6. Seluruh kegiatan perawatan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaanSemua prosedur perawatan dilaksanakan berdasarkan spesifikasi pabrik.
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat melakukan perawatan pada baterai II. Materi Pembelajaran Merawat Baterai Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah baterai jenis basah. Pada kendaraan secara umum baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah: 1. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb. 2. Saat starter untuk mengidupkan sistem starter 3. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
81
Konstruksi Baterai Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai, terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri. Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap sel baterai terdapat plat positip, saparator dan plat negatip, plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray).
Gambar. Komponen baterai
4) Elektrolit Baterai Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270.
5) Kotak Baterai Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit.
6) Sumbat Ventilasi Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai.
82
Kegiatan Dalam Perawatan Baterai Kegiatan yang dilakukan dapat perawatan baterai meliputi:
4) Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain. Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Langkah membersihkan adalah:
f) Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai. g) Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus. h) Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus. i) Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut pengikatnya j) Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip dihubungkan konektor baterai Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan maka terdapat tahanan pada terminal baterai. 5) Pemeriksaan elektrolit c) Pemeriksaan jumlah elektrolit Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap dan elektrolit baterai berkurang, untuk itu secara periodik jumlah elektrolit baterai perlu diperiksa dan bila jumlah elektrolit baterai kurang maka harus ditambah. Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu. Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila elektrolit dengan cepat maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian yang terkena elektrolit akan korosi. Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan
83
asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang pemeriksaan elektrolit berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong.
d) Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100 -1,130.
6) Mengisi Baterai Mengisi baterai merupakan mengalirkan energi listrik dari luar sehingga terjadi reaksi pada elektrolit dan sel-sel baterai. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu: Pengisian Normal, dan Pengisian Cepat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebelum melaksanakan pengujian tersebut perlu diperhatikan masalah keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
15) Baterai pada umumnya berukuran besar dan berisi larutan asam sulfat, oleh karena itu harus hati-hati jangan sampai cairan baterai mengenahi pakaian, kulit maupun kendaraan. 16) Saat melepas baterai untuk menguji baterai perlu diperhatikan keamanan awal yang diperlukan untuk menghindari pemakai atau kerusakan alat elektronik akibat pelepasan baterai. 17) Gunakan alat pelindung atau alat pengaman, termasuk pemakaian alas kaki yang sesuai dan pelindung mata. 18) Putuslah hubungan kabel baterai pada saat anda akan memperbaiki beberpa bagian dari suatu sistem rangkaian kelistrikan. 19) Lepas hubungan terminal baterai ke ground terlebih dahulu, karena bila melepas terminal positip akan kemungkinan terjadi hubungan pendek melalui kunci ke kodi kendaraan. 20) Ingatlah baterai mudah menimbulkan arus energi listrik pada tenggang tinggi, sehingga jam tangan logam perhiasan dan gelang sebaiknya tidak dikenakan pada saat anda bekerja dengan baterai. 21) Gas yang keluar dari bagian atas sel baterai selama proses pengisisan dan pengosongan bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek atau merokok dekat lokasi pengisian baterai. 22) Sebelum menghubungkan pengisian baterai, kedua terminal baterai positif dan negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik. 23) Pada saat melakukan pengisian baterai, anda membutuhkan udara yang bersih dan ventilasi udara yang bebas dari bunga api atau kemungkinan terjadi kebakaran. 24) Apabila baterai anda memiliki lubang ventilasi pengaman jangan buka tutup penyumbatnya ketika melakukan proses pengisian, bila baterai anda tidak
84
25)
26) 27)
28)
memiliki lubang pengaman, bukalah tutup penyumbatnya agar gas hodrogen yang dihasilkan pada saat proses pengisian dapat keluar. Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian bekerja. ini akan menyebabkan munculnya bunga api dan menyalakan/membakar gas hidrogen yang ada dalam baterai. Jangan meniup baterai dengan aliran udara, compresor udara dapat membuka tutup sel dan menyebarkan larutan elektrolit ke tubuh anda. Untuk mencegah yang aman, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi dan mengakibatkan rusaknya alternator dan sistem elektronik yang mempergunakan semikonduktor. Untuk pencegahan, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi arus yang akan merusak alternator dan sistem kelistrikan yang menggunakan semi konduktor.
III. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Tes IV. Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN 1 a. Kegiatan Awal
Guru melakukan 5 S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mengetahui prinsip kerja sistem baterai dan mengidentifikasi tipe-tipe baterai. b. Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang prinsip kerja sistem baterai Guru menjelaskan materi tentang tipe-tipe baterai Elaborasi
Memberikan tugas kepada peserta didik tentang prinsip kerja dan tipe-tipe baterai. Konfirmasi
Guru memberikan kesempatatan kepada peserta didik untuk bertanya Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa
85
Guru memberikan catatan – catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. c. Kegiatan Akhir
Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Absensi Doa.
PERTEMUAN 2 a. Kegiatan Awal
Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mengetahui konstruksi baterai dan komponen-komponen baterai yang perlu dirawat.
b. Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang konstruksi baterai Guru menjelaskan materi tentang komponen-komponen baterai yang perlu dirawat. Elaborasi
Memberikan tugas kepada peserta didik tentang konstruksi baterai dan komponen-komponen baterai yang perlu dirawat. Konfirmasi
Guru memberikan kesempatatan kepada peserta didik untuk bertanya Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa Guru memberikan catatan – catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. c. Kegiatan Akhir
Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Absensi Do’a
PERTEMUAN 3 a. Kegiatan Awal
86
Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu prosedur perawatan baterai dan mengetahui K3 dalam perawatan baterai.
b. Kegiatan Inti Eksplorasi
Guru menjelaskan materi tentang prosedur perawatan baterai. Guru menjelaskan materi tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam prosedur perawatan baterai. Elaborasi
Memberikan tugas kepada peserta didik tentang prosedur perawatan baterai.. Konfirmasi
Guru memberikan kesempatatan kepada peserta didik untuk bertanya Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa Guru memberikan catatan – catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. c. Kegiatan Akhir
Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Absensi Do’a
V. Alat dan Sumber Belajar Modul Buku Step1 Toyota Spidol Whiteboard VI. Penilaian
1. 2.
Tes Lisan Tes tertulis Kendal,
Maret 2013
87
Mengetahui, Kepala Sekolah
Wiji Ahmanto, S.Pd. NBM : 580 504
Guru Praktikan
Muhammad Manshur NIM. 5201408119
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (JIGSAW) Sekolah Mata Pelajaran Kelas /Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kode Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : : : : :
SMK Muhammadiyah 2 Boja Produktif X / Genap 6 jam pelajaran @ 45 menit Memelihara baterai 020. KK. 15 Merawat baterai 1. Dapat memahami prinsip kerja baterai. 7. Dapat memahami tipe-tipe baterai. 8. Dapat memahami konstruksi baterai. 9. Dapat mengetahui komponen baterai yang perlu dirawat. 10. Dapat memahami prosedur perawatan baterai 11. Seluruh kegiatan perawatan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaanSemua prosedur perawatan dilaksanakan berdasarkan spesifikasi pabrik.
I.
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat melakukan perawatan pada baterai
II.
Materi Pembelajaran Merawat Baterai Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah baterai jenis basah. Pada kendaraan secara umum baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah: 4. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb. 5. Saat starter untuk mengidupkan sistem starter 6. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
89
Konstruksi Baterai Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai, terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri. Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap sel baterai terdapat plat positip, saparator dan plat negatip, plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray).
Gambar. Komponen baterai 7) Elektrolit Baterai Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270. 8) Kotak Baterai Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit. 9) Sumbat Ventilasi Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai. Kegiatan Dalam Perawatan Baterai
90
Kegiatan yang dilakukan dapat perawatan baterai meliputi: 7) Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain. Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Langkah membersihkan adalah: k) Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai. l) Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus. m) Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus. n) Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut pengikatnya o) Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip dihubungkan konektor baterai Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan maka terdapat tahanan pada terminal baterai. 8) Pemeriksaan elektrolit e) Pemeriksaan jumlah elektrolit Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap dan elektrolit baterai berkurang, untuk itu secara periodik jumlah elektrolit baterai perlu diperiksa dan bila jumlah elektrolit baterai kurang maka harus ditambah. Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu. Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila elektrolit dengan cepat maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian yang terkena elektrolit akan korosi. Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang pemeriksaan elektrolit berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong.
91
f)
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100 -1,130. 9) Mengisi Baterai Mengisi baterai merupakan mengalirkan energi listrik dari luar sehingga terjadi reaksi pada elektrolit dan sel-sel baterai. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu: Pengisian Normal, dan Pengisian Cepat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebelum melaksanakan pengujian tersebut perlu diperhatikan masalah keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain: 29) Baterai pada umumnya berukuran besar dan berisi larutan asam sulfat, oleh karena itu harus hati-hati jangan sampai cairan baterai mengenahi pakaian, kulit maupun kendaraan. 30) Saat melepas baterai untuk menguji baterai perlu diperhatikan keamanan awal yang diperlukan untuk menghindari pemakai atau kerusakan alat elektronik akibat pelepasan baterai. 31) Gunakan alat pelindung atau alat pengaman, termasuk pemakaian alas kaki yang sesuai dan pelindung mata. 32) Putuslah hubungan kabel baterai pada saat anda akan memperbaiki beberpa bagian dari suatu sistem rangkaian kelistrikan. 33) Lepas hubungan terminal baterai ke ground terlebih dahulu, karena bila melepas terminal positip akan kemungkinan terjadi hubungan pendek melalui kunci ke kodi kendaraan. 34) Ingatlah baterai mudah menimbulkan arus energi listrik pada tenggang tinggi, sehingga jam tangan logam perhiasan dan gelang sebaiknya tidak dikenakan pada saat anda bekerja dengan baterai. 35) Gas yang keluar dari bagian atas sel baterai selama proses pengisisan dan pengosongan bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek atau merokok dekat lokasi pengisian baterai. 36) Sebelum menghubungkan pengisian baterai, kedua terminal baterai positif dan negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik. 37) Pada saat melakukan pengisian baterai, anda membutuhkan udara yang bersih dan ventilasi udara yang bebas dari bunga api atau kemungkinan terjadi kebakaran. 38) Apabila baterai anda memiliki lubang ventilasi pengaman jangan buka tutup penyumbatnya ketika melakukan proses pengisian, bila baterai anda tidak memiliki lubang pengaman, bukalah tutup penyumbatnya agar gas hodrogen yang dihasilkan pada saat proses pengisian dapat keluar. 39) Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian bekerja. ini akan menyebabkan munculnya bunga api dan menyalakan/membakar gas hidrogen yang ada dalam baterai.
92
40) Jangan meniup baterai dengan aliran udara, compresor udara dapat membuka tutup sel dan menyebarkan larutan elektrolit ke tubuh anda. 41) Untuk mencegah yang aman, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi dan mengakibatkan rusaknya alternator dan sistem elektronik yang mempergunakan semikonduktor. 42) Untuk pencegahan, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi arus yang akan merusak alternator dan sistem kelistrikan yang menggunakan semi konduktor. III. Metode Pembelajaran Model pembelajaran Jigsaw: 1. Pengelompokan 2. Diskusi kelompok ahli 3. Laporan tim 4. Tes IV.
Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN 1 A. Kegiatan Awal Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mengetahui prinsip kerja sistem baterai dan mengidentifikasi tipe-tipe baterai. B. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru mengkoordinir siswa yang berjumlah 36 membentuk kelompok secara acak/heterogen yang setiap kelompok beranggota 6 orang (kelompok asal). Guru memberikan sub materi yang meliputi : pengertian dasar baterai, tipe-tipe baterai, konstruksi baterai, komponen yang perlu dirawat, prosedur perawatan dan K3 dalam perawatan baterai kepada setiap siswa pada kelompoknya (setiap siswa mendapatkan sub materi yang berbeda dengan teman satu kelompoknya). Elaborasi Siswa yang mempunyai sub materi yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli beranggota 6 orang. Guru berkeliling di dalam kelas untuk memonitor kegiatan diskusi.
93
Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan dalam pembelajaran materi baterai. Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa secara komunikatif Guru memberikan catatan–catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa C. Kegiatan Akhir Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Absensi Do’a PERTEMUAN 2 A. Kegiatan Awal Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mengetahui konstruksi baterai dan komponen-komponen baterai yang perlu dirawat. B. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru mengkoordinir siswa yang berjumlah 36 membentuk kelompok secara acak/heterogen yang setiap kelompok beranggota 6 orang (kelompok asal). Guru memberikan sub materi yang meliputi : pengertian dasar baterai, tipe-tipe baterai, konstruksi baterai, komponen yang perlu dirawat, prosedur perawatan dan K3 dalam perawatan baterai kepada setiap siswa pada kelompoknya (setiap siswa mendapatkan sub materi yang berbeda dengan teman satu kelompoknya). Elaborasi Siswa yang mempunyai sub materi yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli beranggota 6 orang. Guru berkeliling di dalam kelas untuk memonitor kegiatan diskusi. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan dalam pembelajaran materi baterai.
94
Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa secara komunikatif Guru memberikan catatan – catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. C. Kegiatan Akhir Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Absensi Do’a PERTEMUAN 3 A. Kegiatan Awal Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Guru memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu prosedur perawatan baterai dan mengetahui K 3 dalam perawatan baterai. B. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru mengkoordinir siswa yang berjumlah 36 membentuk kelompok secara acak/heterogen yang setiap kelompok beranggota 6 orang (kelompok asal). Guru memberikan sub materi yang meliputi : pengertian dasar baterai, tipe-tipe baterai, konstruksi baterai, komponen yang perlu dirawat, prosedur perawatan dan K3 dalam perawatan baterai kepada setiap siswa pada kelompoknya (setiap siswa mendapatkan sub materi yang berbeda dengan teman satu kelompoknya). Elaborasi Siswa yang mempunyai sub materi yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli beranggota 6 orang Guru berkeliling di dalam kelas untuk memonitor kegiatan diskusi Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan dalam pembelajaran materi baterai. Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa secara komunikatif
95
Guru memberikan catatan – catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. C. Kegiatan Akhir Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Absensi Do’a V.
Alat dan Sumber Belajar 1. 2. 3. 4. 5. 6.
VI.
Modul dan buku yang relevan Gambar dan video tentang baterai Komputer / Laptop LCD projektor Spidol Whiteboard
Penilaian 3. 4.
Tes Lisan Tes tertulis
Kendal,
Maret 2013
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Praktikan
Wiji Ahmanto, S.Pd. NBM : 580 504
Muhammad Manshur NIM. 5201408119
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (NHT) Sekolah Mata Pelajaran Kelas /Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kode Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : : : : :
SMK Muhammadiyah 2 Boja Produktif X / Genap 6 jam pelajaran @ 45 menit Memelihara baterai 020. KK. 15 Merawat baterai 1. Dapat memahami prinsip kerja baterai. 12. Dapat memahami tipe-tipe baterai. 13. Dapat memahami konstruksi baterai. 14. Dapat mengetahui komponen baterai yang perlu dirawat. 15. Dapat memahami prosedur perawatan baterai 16. Seluruh kegiatan perawatan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaanSemua prosedur perawatan dilaksanakan berdasarkan spesifikasi pabrik.
VII. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat melakukan perawatan pada baterai VIII. Materi Pembelajaran Merawat Baterai Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah baterai jenis basah. Pada kendaraan secara umum baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah: 7. Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb. 8. Saat starter untuk mengidupkan sistem starter 9. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
97
Konstruksi Baterai Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai, terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri. Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai. Tiap sel baterai terdapat plat positip, saparator dan plat negatip, plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray).
Gambar. Komponen baterai 10) Elektrolit Baterai Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270. 11) Kotak Baterai Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit. 12) Sumbat Ventilasi Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai.
98
Kegiatan Dalam Perawatan Baterai Kegiatan yang dilakukan dapat perawatan baterai meliputi: 10) Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain. Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Langkah membersihkan adalah: p) Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai. q) Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus. r) Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus. s) Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut pengikatnya t) Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip dihubungkan konektor baterai Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan maka terdapat tahanan pada terminal baterai. 11) Pemeriksaan elektrolit g) Pemeriksaan jumlah elektrolit Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap dan elektrolit baterai berkurang, untuk itu secara periodik jumlah elektrolit baterai perlu diperiksa dan bila jumlah elektrolit baterai kurang maka harus ditambah. Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu. Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila elektrolit dengan cepat maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian yang terkena elektrolit akan korosi. Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang pemeriksaan elektrolit berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong.
99
h) Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100 -1,130. 12) Mengisi Baterai Mengisi baterai merupakan mengalirkan energi listrik dari luar sehingga terjadi reaksi pada elektrolit dan sel-sel baterai. Pengisian baterai dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu: Pengisian Normal, dan Pengisian Cepat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebelum melaksanakan pengujian tersebut perlu diperhatikan masalah keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain: 43) Baterai pada umumnya berukuran besar dan berisi larutan asam sulfat, oleh karena itu harus hati-hati jangan sampai cairan baterai mengenahi pakaian, kulit maupun kendaraan. 44) Saat melepas baterai untuk menguji baterai perlu diperhatikan keamanan awal yang diperlukan untuk menghindari pemakai atau kerusakan alat elektronik akibat pelepasan baterai. 45) Gunakan alat pelindung atau alat pengaman, termasuk pemakaian alas kaki yang sesuai dan pelindung mata. 46) Putuslah hubungan kabel baterai pada saat anda akan memperbaiki beberpa bagian dari suatu sistem rangkaian kelistrikan. 47) Lepas hubungan terminal baterai ke ground terlebih dahulu, karena bila melepas terminal positip akan kemungkinan terjadi hubungan pendek melalui kunci ke kodi kendaraan. 48) Ingatlah baterai mudah menimbulkan arus energi listrik pada tenggang tinggi, sehingga jam tangan logam perhiasan dan gelang sebaiknya tidak dikenakan pada saat anda bekerja dengan baterai. 49) Gas yang keluar dari bagian atas sel baterai selama proses pengisisan dan pengosongan bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek atau merokok dekat lokasi pengisian baterai. 50) Sebelum menghubungkan pengisian baterai, kedua terminal baterai positif dan negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik. 51) Pada saat melakukan pengisian baterai, anda membutuhkan udara yang bersih dan ventilasi udara yang bebas dari bunga api atau kemungkinan terjadi kebakaran. 52) Apabila baterai anda memiliki lubang ventilasi pengaman jangan buka tutup penyumbatnya ketika melakukan proses pengisian, bila baterai anda tidak memiliki lubang pengaman, bukalah tutup penyumbatnya agar gas hodrogen yang dihasilkan pada saat proses pengisian dapat keluar. 53) Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian bekerja. ini akan menyebabkan munculnya bunga api dan menyalakan/membakar gas hidrogen yang ada dalam baterai.
100
54) Jangan meniup baterai dengan aliran udara, compresor udara dapat membuka tutup sel dan menyebarkan larutan elektrolit ke tubuh anda. 55) Untuk mencegah yang aman, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi dan mengakibatkan rusaknya alternator dan sistem elektronik yang mempergunakan semikonduktor. 56) Untuk pencegahan, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi arus yang akan merusak alternator dan sistem kelistrikan yang menggunakan semi konduktor. IX.
Metode Pembelajaran Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) 5. Pengelompokan 6. Diskusi kelompok 7. Laporan tim 8. Tes
X.
Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN 1 D. Kegiatan Awal Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mengetahui prinsip kerja sistem baterai dan mengidentifikasi tipe-tipe baterai. E. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru mengkoordinir siswa yang berjumlah 36 membentuk kelompok secara acak/heterogen yang setiap kelompok beranggota 6 orang. Guru memberi nomor pada masing-masing siswa dalam kelompoknya. Guru memberi materi kepada siswa Guru mengajukan pertanyaan ke siswa. Elaborasi Siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Guru berkeliling di dalam kelas untuk memonitor kegiatan diskusi Guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan. Guru mengendalikan kelas.
101
Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan dalam pembelajaran materi baterai. Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa secara komunikatif Guru memberikan catatan – catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. F. Kegiatan Akhir Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Absensi Do’a PERTEMUAN 2 D. Kegiatan Awal Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mengetahui konstruksi baterai dan komponen-komponen baterai yang perlu dirawat. E. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru mengkoordinir siswa yang berjumlah 36 membentuk kelompok secara acak/heterogen yang setiap kelompok beranggota 6 orang. Guru memberi nomor pada masing-masing siswa dalam kelompoknya. Guru memberi materi kepada siswa Guru mengajukan pertanyaan ke siswa. Elaborasi Siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Guru berkeliling di dalam kelas untuk memonitor kegiatan diskusi Guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan. Guru mengendalikan kelas.
102
Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan dalam pembelajaran materi baterai. Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa secara komunikatif Guru memberikan catatan–catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. F. Kegiatan Akhir Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Absensi Do’a PERTEMUAN 3 D. Kegiatan Awal Guru melakukan 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan Santun). Guru menunjuk salah satu siswa memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian siswa sebagai wujud kepedulian lingkungan. Memberikan pertanyaan secara singkat untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu prosedur perawatan baterai dan mengetahui K 3 dalam perawatan baterai. E. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru mengkoordinir siswa yang berjumlah 36 membentuk kelompok secara acak/heterogen yang setiap kelompok beranggota 6 orang. Guru memberi nomor pada masing-masing siswa dalam kelompoknya. Guru memberi materi kepada siswa Guru mengajukan pertanyaan ke siswa. Elaborasi Siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Guru berkeliling di dalam kelas untuk memonitor kegiatan diskusi Guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan. Guru mengendalikan kelas.
103
Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan dalam pembelajaran materi baterai. Guru memberikan tanggapan dan simpulan kepada siswa secara komunikatif Guru memberikan catatan – catatan penting secara kreatif mengenai materi pokok yang harus dikuasai siswa. F. Kegiatan Akhir Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Absensi Do’a XI.
Alat dan Sumber Belajar 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Modul dan buku yang relevan Gambar dan video tentang baterai Komputer / Laptop LCD projektor Spidol Whiteboard
XII. Penilaian 5. 6.
Tes Lisan Tes tertulis
Kendal,
Maret 2013
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Praktikan
Wiji Ahmanto, S.Pd. NBM : 580 504
Muhammad Manshur NIM. 5201408119
104
Kisi-Kisi Soal Komp etensi Materi Dasar Mera Prinsi p wat kerja Bater siste ai m
batera i Tipetipe batera i Konst ruksi batera i Kom ponen komp onen batera i yang perlu diraw at Prose dur peraw atan Stand ar prose dur kesel amata n kerja.
C1
Dapat memahami prinsip kerja baterai.
Dapat memahami tipetipe baterai.
Dapat memahami konstruksi baterai.
C2
C3
C4
3
2
25
2
4,12
16,29
13
14,17, 18,27
9
Dapat mengetahui komponen baterai yang perlu dirawat.
6
7
8
32
4
Dapat melaksanakan prosedur perawatan baterai.
10
9,20, 21
11
24,33
26
8
Seluruh kegiatan perawatan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undangundang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundangundangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.
19
15, 22,3 0
23,28,3 4,35
31
9
11
6
11
2
35
5
Keterangan :
C5: Sintesis
C5
1,3,5
Jumlah
C1: Ingatan
Jumlah Soal
Ranah Kognitif
Indikator
C2: Pemahaman
C3: Penerapan
C4: Analisis
105
SOAL TES HASIL BELAJAR
1.
Mata Diklat
: Produktif
Kompetensi
: Memelihara Baterai
Dibawah ini merupakan fungsi-fungsi dari baterai, kecuali..... a. Menyimpan energi listrik b. Untuk menghidupkan sistem stater c. Suplai listrik saat menghidupkan mesin d. Membantu mobil saat terjadi pengereman
2.
3.
Ada berapakah tipe baterai? a. 2
c. 3
b. 3
d. 4
Perubahan energi apa yang terjadi pada baterai sehingga dapat berfungsi dengan baik?
4.
5.
6.
7.
8.
a. Kimia ↔ Listrik
c. Listrik ↔ Mekanik
b. Mekanik ↔ Listrik
d. Kimia ↔ Mekanik
Berikut ini merupakan komponen-komponen baterai, kecuali..... a. Elektrolit
c. Thermostat
b. Terminal
d. Sel baterai
Berapakah tegangan yang dihasilkan tiap blok sel baterai? a. 4 Volt
c. 8 Volt
b. 2 Volt
d. 6 Volt
Baterai dengan tegangan 12 Volt mempunyai berapa sel? a. 6
c. 4
b. 5
d. 3
Larutan apakah yang digunakan sebagai elektrolit pada baterai? a. H2O
c. H2SO4
b. NaOH
d. CaO
Apakah warna pada plat positif dan plat negatif yang ada di sel baterai? a. Plat positif coklat dan plat negatif abu-abu
106
b. Plat positif abu-abu dan plat negatif coklat c. Plat positif merah dan plat negatif putih d. Plat positif kuning dan plat negatif hitam 9.
Berapa berat jenis elektrolit baterai pada saat baterai terisi penuh? a. 3,285 kg/l
c. 2,050 kg/l
b. 2,285 kg/l
d. 1,285 kg/l
10. Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis baterai adalah.... a. Thermometer
c. Barometer
b. Hydrometer
d. Tachometer
11. Apakah yang akan terjadi pada berat jenis air baterai pada saat baterai diberi pengisian arus listrik? a. Berat jenis naik
c. Berat jenis Tetap
b. Berat jenis turun
d. Semua salah
12. Apakah yang dimaksud dengan kapasitas baterai? a. Jumlah muatan listrik yang ada didalam baterai b. Besar kecilnya ukuran baterai c. Banyaknya kapasitas elektrolit yang dapat dimuat oleh baterai d. Satuan ukuran volume baterai 13. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut, kecuali.... a. Merk baterai b. Jumlah elemen-elemen baterai c. Massa aktif dalam plat-plat baterai d. Luas penampang baterai yang terendam dalam elektrolit 14. Bagaimana mencari besarnya kapasitas baterai? a. Daya x waktu
c. Tegangan x arus
b. Arus x waktu
d. Waktu x tegangan
15. Cairan apakah yang digunakan untuk menambah elektrolit pada baterai jika elektrolit pada baterai terlalu rendah? a. Asam clorida (HCL)
c. Air suling (H2O)
107
b. Natrium peroksida (NaOH)
d. Asam sulfat (H2SO4)
16. Apakah yang dimaksud dengan pensulfatan pada baterai? a. Terbentuknya kristal timbel sulfat yang kasar b. Rusaknya baterai karena terlalu lama diisi c. Berubahnya air menjadi asam sulfat d. Terbentunya asam sufat karena baterai terlalu sering dipakai 17. Baterai 12 Volt dipakai selama 10 jam dengan pemberian arus tetap 2 Ampere, tegangan akan turun 9 Volt. Berapakah besar kapasitas baterai tersebut? a. 10 AH
c. 20 AH
b. 30 AH
d. 40 AH
18. Berapa besar arus yang digunakan pada pengisian normal untuk baterai dengan kapasitas 60 AH? a. 12 Ampere
c. 8 Ampere
b. 10 Ampere
d. 6 Ampere
19. Pada saat pengisian baterai akan menghasilkan gas yang mudah meledak jika terken percikan api. Gas apakah yang dimaksud? a. Metana
c. Karbon dioksida
b. Nitrogen
d. Hidrogen
20. Berapa besar arus yang digunakan pada pengisian cepat jika dibandingkan dengan arus pada pengisian normal? a. 5-10 kali
c. 5-8 kali
b. 3-5 kali
d. 8-10 kali
21. Untuk mengukur kemampuan penyimpanan arus digunakan...... a. Uji pembebanan
c. Amperemeter
b. Hydrometer
d. Vpltmeter
22. Baterai yang disimpan lama kelamaan arusnya akan habis. Untuk menghindari agar baterai yang disimpan tidak rusak karena pensulfatan, maka
108
baterai harus diisi secara kontinyu. Berapa jangka waktu yang ideal untuk pengisian baterai? a. 1 bulan
c. 3 bulan
b. 2 bulan
d. 4 bulan
23. Perhatikan gambar cara melepas klem pol pada baterai berikut ini!
Manakah yang benar untuk dilakukan sesuai prosedur pelepasan klem pol baterai....... a. 1, 2
c. 1, 3
b. 2, 4
d. 1, 4
24. Jika baterai dalam keadaan penuh dismpan, maka akan terjadi proses kimia yang menyebabkan baterai itu kosong, berapa persen kapasitas spesifik baterai berkurang setiap harinya? a. 0,1 % - 0,5 %
c. 1,5 % - 2 %
b. 1% - 1,5 %
d. 0,2 %- 1 %
25. Apakah tujuan plat logam timbel pada baterai dibuat berpori? a. Agar tidak cepat panas b. Mempermudah pemasangan c. Mempermudah reaksi kimia pada plat d. Menghemat bahan 26. Apakah yang terjadi jika air aki melebihi batas level maksimum? a. Akan merusak sel baterai b. Air aki akan panas dan meluap keluar melalui tutup sel c. Terjadi konsleting d. Kotak baterai akan bocor 27. Perhatikan gambar dibawah ini!
109
Gambar di atas merupakan gambar baterai, nomor berapakah yang menunjukkan Vent plug dan Plat elektroda negatif...... a. 1 dan 3
c. 2 dan 3
b. 1 dan 4
d. 1 dan 5
28. Pada baterai sering terjadi jamur sulfat atau kotoran pada terminal-terminal baterai, cairan apakah yang digunakan untuk membersihkan kotoran atau jamur tersebut? a. Soda api
c. Hidrogen peroksida
b. Asam sulfat
d. Air raksa
29. Satuan dari berat jenis adalah..... a. Kg/Liter
c. Volt
b. Ampere
d. Ohm
30. Prosedur cara untuk melepas kutub baterai yang benar yaitu.... a. Kutup positif terlebih dahulu b. Kutup negatif terlebih dahulu c. Kutup positif dan kutup nagatif secara bersamaan d. Kutup positif dan kutup negatif dikendorkan 31. Hal yang akan terjadi jika kutup positif dan kutup negatif baterai dihubungkan adalah.... a. Menghabiskan cairan elektrolit b. Memercikkan bunga api, merusak baterai c. Terjadi endapan putih pada kutup baterai d. Baterai akan meledak
110
32. Dibawah ini adalah gambar konstruksi blok sel. Nomor yang benar untuk menunjukkan isolasi(separator), pelat negarif dan larutan asam sulfat secara berurutan adalah....
a. 1, 3, 4
c. 1, 3, 2
b. 2, 3, 1
d. 2, 3, 4
33. Jika kita menyambung 2 buah baterai secara seri, pernyataan dibawah ini yang benar adalah.... a. Tegangan meningkat dan arus tetap b. Tegangan tetap dan arus meningkat c. Tegangan dan arus meningkat d. Tegangan dan arus tetap 34. Pengukuran berat jenis elektrolit
Fungsi dari “Suction Bulp” pada gambar diatas adalah... a. Menaikkan elektrolit b. Indikator ukur c. Jalan masuk elektrolit d. Ruang penampung elektrolit
111
35. Perawatan pada baterai sangat penting agar baterai bisa bertahan lama, manakah di bawah ini yang merupakan langkah merawat baterai yang baik..... a. Memeriksa kuantitas air aki b. Memeriksa kondisi terminal aki c. Membersihkan kerak karbon pada terminal aki d. Semua benar
SELAMAT MEGERJAKAN
112
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. D
19. D
2. A
20. A
3. A
21. A
4. C
22. B
5. B
23. D
6. A
24. D
7. C
25. C
8. A
26. B
9. D
27. D
10. B
28. A
11. A
29. A
12. A
30. B
13. A
31. B
14. B
32. C
15. C
33. A
16. A
34. A
17. C
35. D
18. D
113
DATA UJI COBA
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nomor Soal 4 5
1
2
3
UC-02 UC-04 UC-14 UC-16 UC-03 UC-26 UC-05
1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
UC-20 UC-10 UC-27 UC-28 UC-15 UC-21 UC-11 UC-01 UC-19 UC-07 UC-17 UC-06 UC-24 UC-13 UC-22 UC-30 UC-18
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
UC-23 UC-08 UC-09 UC-25 UC-12 UC-29
1 1 1 0 0 0 21
1 0 0 1 0 1 26
1 0 1 0 1 1 25
Jumlah
6
7
8
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1
0 1 0 1 0 1 22
0 0 1 1 0 0 24
0 0 1 0 0 0 21
0 1 0 1 0 0 23
0 1 0 1 1 0 22
114
9
10
11
12
Nomor Soal 13 14
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
0 0 1 0 1 0 20
1 0 0 0 1 0 15
1 0 1 0 0 0 20
0 0 1 0 0 0 17
0 0 0 0 0 0 18
0 1 0 0 0 0 22
0 1 0 0 0 0 16
1 0 1 0 1 0 25
0 0 0 0 0 1 11
1 0 1 0 0 0 21
15
16
17
18
115
19
20
21
22
Nomor Soal 23 24
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0
0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 1 0 23
0 1 0 0 1 0 21
0 0 0 1 0 0 10
0 0 1 0 0 0 14
1 1 0 0 0 0 22
1 0 0 1 1 1 19
1 0 0 0 1 1 22
0 0 0 0 0 0 12
0 1 0 0 1 0 20
0 1 0 0 0 0 12
25
26
27
28
116
29
30
31
Nomor Soal 32
1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 18
1 1 1 1 0 0 25
1 1 1 1 1 1 17
0 1 0 1 0 0 20
0 0 1 0 0 0 14
0 0 0 0 0 1 16
1 0 0 1 0 0 24
33
34
35
Y
Y2
33 32 31 30 30 29 28 28 28 27 27 27 26 26 26 25 23 21 20 19 19 19 17 15 14 14 13 11 11 9 678
1089 1024 961 900 900 841 784 784 784 729 729 729 676 676 676 625 529 441 400 361 361 361 289 225 196 196 169 121 121 81 16758
117
DATA HASIL ANALISIS INSTRUMEN No
UC-02 UC-04 UC-14 UC-16 UC-03 UC-26 UC-05 UC-20 UC-10 UC-27 UC-28 UC-15 UC-21 UC-11 UC-01 UC-19 UC-07 UC-17 UC-06 UC-24 UC-13 UC-22 UC-30 UC-18 UC-23 UC-08 UC-09 UC-25 UC-12 UC-29 Jumlah B JS P Keterangan JA JB BA BB DP Keterangan Mp Mt St p q rpbis Kriteria Keterangan Kriteria Soal
Validitas
Daya Pembeda
Taraf Kesukaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 21 21 30 0,70 Sedang 15 15 13 8 0,33 Cukup 24,619 22,600 7,035 0,700 0,300 0,438 0,339 Valid Dipakai
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 26 26 30 0,87 Mudah 15 15 15 11 0,27 Cukup 24,038 22,600 7,035 0,867 0,133 0,521 0,339 Valid Dipakai
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 25 25 30 0,83 Mudah 15 15 15 10 0,33 Cukup 23,880 22,600 7,035 0,833 0,167 0,407 0,339 Valid Dipakai
Nomor Soal 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 22 24 22 24 30 30 0,73 0,80 Mudah Mudah 15 15 15 15 13 15 9 9 0,27 0,40 Cukup Cukup 24,318 24,417 22,600 22,600 7,035 7,035 0,733 0,800 0,267 0,200 0,405 0,516 0,339 0,339 Valid Valid Dipakai Dipakai
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 21 21 30 0,70 Sedang 15 15 14 7 0,47 Baik 25,333 22,600 7,035 0,700 0,300 0,594 0,339 Valid Dipakai
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 23 23 30 0,77 Mudah 15 15 14 9 0,33 Cukup 24,435 22,600 7,035 0,767 0,233 0,473 0,339 Valid Dipakai
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 22 22 30 0,73 Mudah 15 15 13 9 0,27 Cukup 24,227 22,600 7,035 0,733 0,267 0,384 0,339 Valid Dipakai
118
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 20 20 30 0,67 Sedang 15 15 13 7 0,40
10 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 15 15 30 0,50 Sedang 15 15 10 5 0,33
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 20 20 30 0,67 Sedang 15 15 13 7 0,40
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 17 17 30 0,57 Sedang 15 15 11 6 0,33
Nomor Soal 13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 18 22 18 22 30 30 0,60 0,73 Sedang Mudah 15 15 15 15 12 13 6 9 0,40 0,27
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
25,100 22,600 7,035 0,667 0,333 0,503 0,339
25,200 22,600 7,035 0,500 0,500 0,370 0,339
24,850 22,600 7,035 0,667 0,333 0,452 0,339
25,471 22,600 7,035 0,567 0,433 0,467 0,339
25,833 22,600 7,035 0,600 0,400 0,563 0,339
Valid
Valid
Valid
Valid
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 25 25 30 0,83 Mudah 15 15 15 10 0,33
17 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 11 11 30 0,37 Sedang 15 15 6 5 0,07
18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 21 21 30 0,70 Sedang 15 15 14 7 0,47
Cukup
Jelek
Baik
24,909 22,600 7,035 0,733 0,267 0,544 0,339
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 16 16 30 0,53 Sedang 15 15 14 2 0,80 Baik Sekali 27,313 22,600 7,035 0,533 0,467 0,716 0,339
24,400 22,600 7,035 0,833 0,167 0,572 0,339
25,000 22,600 7,035 0,700 0,300 0,521 0,339
Valid
Valid
Valid
Valid
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
23,273 22,600 7,035 0,367 0,633 0,073 0,339 Tidak Valid Dibuang
Valid Dipakai
119
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 23 23 30 0,77 Mudah 15 15 15 8 0,47 Baik 24,957 22,600 7,035 0,767 0,233 0,607 0,339
20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 21 21 30 0,70 Sedang 15 15 13 8 0,33 Cukup 24,619 22,600 7,035 0,700 0,300 0,438 0,339
21 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 10 10 30 0,33 Sedang 15 15 8 2 0,40 Cukup 26,500 22,600 7,035 0,333 0,667 0,392 0,339
22 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 14 14 30 0,47 Sedang 15 15 11 3 0,53 Baik 26,500 22,600 7,035 0,467 0,533 0,519 0,339
Valid
Valid
Valid
Valid
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Nomor Soal 23 24 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 22 19 22 19 30 30 0,73 0,63 Mudah Sedang 15 15 15 15 13 10 9 9 0,27 0,07 Cukup Jelek 24,818 21,895 22,600 22,600 7,035 7,035 0,733 0,633 0,267 0,367 0,523 -0,132 0,339 0,339 Tidak Valid Valid Dipakai Dibuang
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 22 22 30 0,73 Mudah 15 15 14 8 0,40 Cukup 24,273 22,600 7,035 0,733 0,267 0,394 0,339
26 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 12 12 30 0,40 Sedang 15 15 8 4 0,27 Cukup 25,583 22,600 7,035 0,400 0,600 0,346 0,339
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 20 20 30 0,67 Sedang 15 15 13 7 0,40 Cukup 25,050 22,600 7,035 0,667 0,333 0,493 0,339
28 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 12 12 30 0,40 Sedang 15 15 10 2 0,53 Baik 26,917 22,600 7,035 0,400 0,600 0,501 0,339
Valid
Valid
Valid
Valid
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
120
30
31
32
33
34
35
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 18 18 30 0,60 Sedang 15 15 11 7 0,27 Cukup 24,889 22,600 7,035 0,600 0,400 0,398 0,339
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 25 25 30 0,83 Mudah 15 15 15 10 0,33 Cukup 24,200 22,600 7,035 0,833 0,167 0,509 0,339
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 20 20 30 0,67 Sedang 15 15 12 8 0,27 Cukup 24,400 22,600 7,035 0,667 0,333 0,362 0,339
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 14 14 30 0,47 Sedang 15 15 9 5 0,27 Cukup 26,143 22,600 7,035 0,467 0,533 0,471 0,339
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 16 16 30 0,53 Sedang 15 15 10 6 0,27 Cukup 25,313 22,600 7,035 0,533 0,467 0,412 0,339
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 24 24 30 0,80 Mudah 15 15 14 10 0,27 Cukup 24,292 22,600 7,035 0,800 0,200 0,481 0,339
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dipakai
Dipakai
0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 17 17 30 0,57 Sedang 15 15 9 8 0,07 Jelek 21,824 22,600 7,035 0,567 0,433 -0,126 0,339 Tidak Valid Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Y
Y2
33 32 31 30 30 29 28 28 28 27 27 27 26 26 26 25 23 21 20 19 19 19 17 15 14 14 13 11 11 9 678
1089 1024 961 900 900 841 784 784 784 729 729 729 676 676 676 625 529 441 400 361 361 361 289 225 196 196 169 121 121 81 16758
Kelompok Bawah
29
Kelompok Atas
Nomor Soal
k=
32
M=
22,600
Vt =
47,840
r11=
0,889
121
Perhitungan Validitas Soal
Rumus :
r
pbis
Mp Mt St
p q
Keterangan : = Koefisien korelasi point biserial = Mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan test = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut test) = Standar deviasi skor total = Proporsi item yang menjawab benar item tersebut =1− Kriteria = apabila rpbis > r tabel, maka butir soal valid Berikut contoh perhitungan butir soal no. 1 NO
KODE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
UC-02 UC-04 UC-14 UC-16 UC-03 UC-26 UC-05 UC-20 UC-10 UC-27 UC-28 UC-15
Soal No 1 X 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
Skor Total Y 33 32 31 30 30 29 28 28 28 27 27 27
Y2
XY
1089 1024 961 900 900 841 784 784 784 729 729 729
33 32 31 30 30 0 28 28 28 0 27 27
122
13 UC-21 14 UC-11 15 UC-01 16 UC-19 17 UC-07 18 UC-17 19 UC-06 20 UC-24 21 UC-13 22 UC-22 23 UC-30 24 UC-18 25 UC-23 26 UC-08 27 UC-09 28 UC-25 29 UC-12 30 UC-29 JUMLAH (∑)
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 21
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh : MP
=
∑
∑
= = 24,619 Mt
p
=
∑
=
678
=
∑
=
30
21 30
= 0,700
= 22,600
26 26 26 25 23 21 20 19 19 19 17 15 14 14 13 11 11 9
676 676 676 625 529 441 400 361 361 361 289 225 196 196 169 121 121 81
678
16758
26 26 26 25 0 21 20 19 19 0 0 0 14 14 13 0 0 0 517
123
q
= 1 – p = 1 - 0,700 = 0.300
St
=
2 (∑ ) ∑ 2−
=
16758 −
30
(678) 30
2
= √49,49122 = 7,035
rpbis
=
Mp Mt St
=
p q
24,619 − 22,600 7,035
0,700 0,300
= 0,438 Pada α = 5% dengan n = 30 diperoleh rtabel = 0,339 karena rpbis > rtabel, maka soal no.1 dikatakan VALID
124
Perhitungan Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat reliabilitas penelitian menggunakan uji reliabilitas internal dapat ditentukan dengan rumus KR-21 :
r11 = (
M (k M ) k ) ( 1) kV t k 1
Keterangan : = Reliabilitas instrument k
= Banyaknya butir soal yang valid = Skor rata-rata (mean) = Varians total
Kriteria r11 yang diperoleh di konsultasikan dengan tabel product moment. Bila r hitung
> r tabel = dengan signifikasi 5% maka instrument dinyatakan reliabel.
125
DATA SOAL YANG VALID No
Kode
UC-02 UC-04 UC-14 UC-16 UC-03 UC-26 UC-05 UC-20 UC-10 UC-27 UC-28 UC-15 UC-21 UC-11 UC-01 UC-19 UC-07 UC-17 UC-06 UC-24 UC-13 UC-22 UC-30 UC-18 UC-23 UC-08 UC-09 UC-25 UC-12 UC-29 Jumlah Mp Mt St p q rpbis Kriteria Keterangan Kriteria Soal
Validitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 21 24,619 22,600 7,035 0,700 0,300 0,438 0,339 Valid Dipakai
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 26 24,038 22,600 7,035 0,867 0,133 0,521 0,339 Valid Dipakai
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 25 23,880 22,600 7,035 0,833 0,167 0,407 0,339 Valid Dipakai
Nomor Soal 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 22 24 24,318 24,417 22,600 22,600 7,035 7,035 0,733 0,800 0,267 0,200 0,405 0,516 0,339 0,339 Valid Valid Dipakai Dipakai
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 21 25,333 22,600 7,035 0,700 0,300 0,594 0,339 Valid Dipakai
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 23 24,435 22,600 7,035 0,767 0,233 0,473 0,339 Valid Dipakai
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 22 24,227 22,600 7,035 0,733 0,267 0,384 0,339 Valid Dipakai
126
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 20 25,100 22,600 7,035 0,667 0,333 0,503 0,339 Valid Dipakai
10 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 15 25,200 22,600 7,035 0,500 0,500 0,370 0,339 Valid Dipakai
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 20 24,850 22,600 7,035 0,667 0,333 0,452 0,339 Valid Dipakai
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 17 25,471 22,600 7,035 0,567 0,433 0,467 0,339 Valid Dipakai
Nomor Soal 13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 18 22 25,833 24,909 22,600 22,600 7,035 7,035 0,600 0,733 0,400 0,267 0,563 0,544 0,339 0,339 Valid Valid Dipakai Dipakai
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 16 27,313 22,600 7,035 0,533 0,467 0,716 0,339 Valid Dipakai
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 25 24,400 22,600 7,035 0,833 0,167 0,572 0,339 Valid Dipakai
18 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 21 25,000 22,600 7,035 0,700 0,300 0,521 0,339 Valid Dipakai
127
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 23 24,957 22,600 7,035 0,767 0,233 0,607 0,339
20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 21 24,619 22,600 7,035 0,700 0,300 0,438 0,339
21 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 10 26,500 22,600 7,035 0,333 0,667 0,392 0,339
22 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 14 26,500 22,600 7,035 0,467 0,533 0,519 0,339
Nomor Soal 23 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 22 22 24,818 24,273 22,600 22,600 7,035 7,035 0,733 0,733 0,267 0,267 0,523 0,394 0,339 0,339
26 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 12 25,583 22,600 7,035 0,400 0,600 0,346 0,339
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 20 25,050 22,600 7,035 0,667 0,333 0,493 0,339
28 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 12 26,917 22,600 7,035 0,400 0,600 0,501 0,339
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
128
Nomor Soal 29
30
32
33
34
35
Y
Y2
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 18 24,889 22,600 7,035 0,600 0,400 0,398 0,339
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 25 24,200 22,600 7,035 0,833 0,167 0,509 0,339
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 20 24,400 22,600 7,035 0,667 0,333 0,362 0,339
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 14 26,143 22,600 7,035 0,467 0,533 0,471 0,339
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 16 25,313 22,600 7,035 0,533 0,467 0,412 0,339
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 24 24,292 22,600 7,035 0,800 0,200 0,481 0,339
32 32 29 29 29 28 26 26 25 26 26 25 23 24 23 22 22 21 20 17 19 17 16 13 12 13 12 9 9 6 631
1024 1024 841 841 841 784 676 676 625 676 676 625 529 576 529 484 484 441 400 289 361 289 256 169 144 169 144 81 81 36 14771
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
k=
32
M=
21,033
Vt =
49,966
r11=
0,883
129
NO
KODE
1 UC-02 2 UC-04 3 UC-14 4 UC-16 5 UC-03 6 UC-26 7 UC-05 8 UC-20 9 UC-10 10 UC-27 11 UC-28 12 UC-15 13 UC-21 14 UC-11 15 UC-01 16 UC-19 17 UC-07 18 UC-17 19 UC-06 20 UC-24 21 UC-13 22 UC-22 23 UC-30 24 UC-18 25 UC-23 26 UC-08 27 UC-09 28 UC-25 29 UC-12 30 UC-29 JUMLAH (∑)
Skor Total Y 32 32 29 29 29 28 26 26 25 26 26 25 23 24 23 22 22 21 20 17 19 17 16 13 12 13 12 9 9 6 631
Y2 1024 1024 841 841 841 784 676 676 625 676 676 625 529 576 529 484 484 441 400 289 361 289 256 169 144 169 144 81 81 36 14771
Berdasarkan tabel pada analisis butir soal uji coba diperoleh : k
= 32
M
=
∑
130
Keterangan : ∑Y = Jumlah skor total siswa n = Jumlah siswa M
= =
Vt
=
∑ 631 30
= 21,033 (∑ )
∑
Keterangan : ∑
= Kuadrat skor total
∑Y = Jumlah skor total siswa
n Vt
=
= Jumlah siswa
∑
(∑ ) (
=
r11
)
= 49,966 =(
=
M (k M ) k ) ( 1) kV t k 1
32 32−1
= 0,883
1−
21,033 (32−21,033) 32 49,966
Pada α = 5% dengan n = 30 diperoleh rtabel = 0,339, karena r11 > rtabel, maka instrument tersebut reliabel.
131
Perhitungan Taraf Kesukaran Rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran :
P=
B JS
Keterangan : P = Indeks kesukaran butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes Kriteria Taraf Kesukaran Soal No 1 2 3
Interval Taraf Kesukaran 0,00 < p ≤ 0,30 0,30 < p ≤ 0,70 0,70 < p ≤ 1,00
Kriteria Sukar Sedang Mudah
Contoh, pernitungan taraf kesukaran no 1: P
= =
B JS 21
= 0.70
Berdasarkan kriteria, maka soal no.1 mempunyai taraf kesukaran yang sedang karena 0,30 < p ≤ 0,70. Perhitungan Daya Pembeda Untuk mengetahui daya pembeda menggunakan rumus :
=
Keterangan : D
= indeks diskriminasi
JA
= jumlah peserta tes
JA
= banyaknya peserta kelas atas
−
132
JB
= banyaknya peserta kelas bawah
BA
= banyaknya peserta kelas atas yang menjawab dengan benar
B
= banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab dengan benar
Kriteria Daya Beda Soal Interval DP 0,00 ≤ DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
kriteria Jelek Cukup Baik Baik sekali
Contoh perhitungan daya pembeda soal no. 1 KELOMPOK ATAS NO KODE SKOR UC-02 1 1 UC-04 1 2 UC-14 1 3 UC-16 1 4 UC-03 1 5 UC-26 0 6 UC-05 1 7 UC-20 1 8 UC-10 1 9 UC-27 0 10 UC-28 1 11 UC-15 1 12 UC-21 1 13 UC-11 1 14 UC-01 1 15 JUMLAH 13
Dp
13
KELOMPOK BAWAH NO KODE SKOR 1
UC-19
1
2
UC-07
0
3
UC-17
1
4
UC-06
1
5
UC-24
1
6
UC-13
1
7
UC-22
0
10
UC-30
0
11
UC-18
0
12
UC-23
1
13
UC-08
1
14
UC-09
1
15
UC-25
0
16
UC-12
0
17
UC-29
0
JUMLAH
8
8
=15 − 15
= 0,866 – 0,533 = 0.33 Berdasarkan kriteria, maka soal no.1 mempunyai daya pembeda yang cukup.
133
SOAL PREE-POST TES HASIL BELAJAR Mata Diklat
: Produktif
Kompetensi
: Memelihara Baterai
36. Dibawah ini merupakan fungsi-fungsi dari baterai, kecuali..... e. Menyimpan energi listrik f. Untuk menghidupkan sistem stater g. Suplai listrik saat menghidupkan mesin h. Membantu mobil saat terjadi pengereman 37. Ada berapakah tipe baterai? a. 2
c. 3
b. 3
d. 4
38. Perubahan energi apa yang terjadi pada baterai sehingga dapat berfungsi dengan baik? a. Kimia ↔ Listrik
c. Listrik ↔ Mekanik
b. Mekanik ↔ Listrik
d. Kimia ↔ Mekanik
39. Berikut ini merupakan komponen-komponen baterai, kecuali..... a. Elektrolit
c. Thermostat
b. Terminal
d. Sel baterai
40. Berapakah tegangan yang dihasilkan tiap blok sel baterai? a. 4 Volt
c. 8 Volt
b. 2 Volt
d. 6 Volt
41. Baterai dengan tegangan 12 Volt mempunyai berapa sel? a. 6
c. 4
b. 5
d. 3
42. Larutan apakah yang digunakan sebagai elektrolit pada baterai? a. H2O
c. H2SO4
b. NaOH
d. CaO
134
43. Apakah warna pada plat positif dan plat negatif yang ada di sel baterai? e. Plat positif coklat dan plat negatif abu-abu f. Plat positif abu-abu dan plat negatif coklat g. Plat positif merah dan plat negatif putih h. Plat positif kuning dan plat negatif hitam 44. Berapa berat jenis elektrolit baterai pada saat baterai terisi penuh? a. 3,285 kg/l
c. 2,050 kg/l
b. 2,285 kg/l
d. 1,285 kg/l
45. Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis baterai adalah.... a. Thermometer
c. Barometer
b. Hydrometer
d. Tachometer
46. Apakah yang akan terjadi pada berat jenis air baterai pada saat baterai diberi pengisian arus listrik? a. Berat jenis naik
c. Berat jenis Tetap
b. Berat jenis turun
d. Semua salah
47. Apakah yang dimaksud dengan kapasitas baterai? e. Jumlah muatan listrik yang ada didalam baterai f. Besar kecilnya ukuran baterai g. Banyaknya kapasitas elektrolit yang dapat dimuat oleh baterai h. Satuan ukuran volume baterai 48. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut, kecuali.... e. Merk baterai f. Jumlah elemen-elemen baterai g. Massa aktif dalam plat-plat baterai h. Luas penampang baterai yang terendam dalam elektrolit 49. Bagaimana mencari besarnya kapasitas baterai? a. Daya x waktu
c. Tegangan x arus
b. Arus x waktu
d. Waktu x tegangan
135
50. Cairan apakah yang digunakan untuk menambah elektrolit pada baterai jika elektrolit pada baterai terlalu rendah? a. Asam clorida (HCL)
c. Air suling (H2O)
b. Natrium peroksida (NaOH)
d. Asam sulfat (H2SO4)
51. Apakah yang dimaksud dengan pensulfatan pada baterai? e. Terbentuknya kristal timbel sulfat yang kasar f. Rusaknya baterai karena terlalu lama diisi g. Berubahnya air menjadi asam sulfat h. Terbentunya asam sufat karena baterai terlalu sering dipakai 52. Berapa besar arus yang digunakan pada pengisian normal untuk baterai dengan kapasitas 60 AH? a. 12 Ampere
c. 8 Ampere
b. 10 Ampere
d. 6 Ampere
53. Pada saat pengisian baterai akan menghasilkan gas yang mudah meledak jika terken percikan api. Gas apakah yang dimaksud? a. Metana
c. Karbon dioksida
b. Nitrogen
d. Hidrogen
54. Berapa besar arus yang digunakan pada pengisian cepat jika dibandingkan dengan arus pada pengisian normal? a. 5-10 kali
c. 5-8 kali
b. 3-5 kali
d. 8-10 kali
55. Untuk mengukur kemampuan penyimpanan arus digunakan...... a. Uji pembebanan
c. Amperemeter
b. Hydrometer
d. Vpltmeter
56. Baterai yang disimpan lama kelamaan arusnya akan habis. Untuk menghindari agar baterai yang disimpan tidak rusak karena pensulfatan, maka baterai harus diisi secara kontinyu. Berapa jangka waktu yang ideal untuk pengisian baterai? a. 1 bulan
c. 3 bulan
b. 2 bulan
d. 4 bulan
136
57. Perhatikan gambar cara melepas klem pol pada baterai berikut ini!
Manakah yang benar untuk dilakukan sesuai prosedur pelepasan klem pol baterai....... a. 1, 2
c. 1, 3
b. 2, 4
d. 1, 4
58. Apakah tujuan plat logam timbel pada baterai dibuat berpori? e. Agar tidak cepat panas f. Mempermudah pemasangan g. Mempermudah reaksi kimia pada plat h. Menghemat bahan 59. Apakah yang terjadi jika air aki melebihi batas level maksimum? e. Akan merusak sel baterai f. Air aki akan panas dan meluap keluar melalui tutup sel g. Terjadi konsleting h. Kotak baterai akan bocor 60. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar di atas merupakan gambar baterai, nomor berapakah yang menunjukkan Vent plug dan Plat elektroda negatif...... a. 1 dan 3
c. 2 dan 3
b. 1 dan 4
d. 1 dan 5
137
61. Pada baterai sering terjadi jamur sulfat atau kotoran pada terminal-terminal baterai, cairan apakah yang digunakan untuk membersihkan kotoran atau jamur tersebut? a. Soda api
c. Hidrogen peroksida
b. Asam sulfat
d. Air raksa
62. Satuan dari berat jenis adalah..... a. Kg/Liter
c. Volt
b. Ampere
d. Ohm
63. Prosedur cara untuk melepas kutub baterai yang benar yaitu.... e. Kutup positif terlebih dahulu f. Kutup negatif terlebih dahulu g. Kutup positif dan kutup nagatif secara bersamaan h. Kutup positif dan kutup negatif dikendorkan 64. Dibawah ini adalah gambar konstruksi blok sel. Nomor yang benar untuk menunjukkan isolasi(separator), pelat negarif dan larutan asam sulfat secara berurutan adalah....
a. 1, 3, 4
c. 1, 3, 2
b. 2, 3, 1
d. 2, 3, 4
65. Jika kita menyambung 2 buah baterai secara seri, pernyataan dibawah ini yang benar adalah.... e. Tegangan meningkat dan arus tetap f. Tegangan tetap dan arus meningkat g. Tegangan dan arus meningkat h. Tegangan dan arus tetap
138
66. Pengukuran berat jenis elektrolit
Fungsi dari “Suction Bulp” pada gambar diatas adalah... e. Menaikkan elektrolit f. Indikator ukur g. Jalan masuk elektrolit h. Ruang penampung elektrolit 67. Perawatan pada baterai sangat penting agar baterai bisa bertahan lama, manakah di bawah ini yang merupakan langkah merawat baterai yang baik..... e. Memeriksa kuantitas air aki f. Memeriksa kondisi terminal aki g. Membersihkan kerak karbon pada terminal aki h. Semua benar
SELAMAT MEGERJAKAN
139
KUNCI JAWABAN SOAL PREE-POST TEST 1. D
18. D
2. A
19. A
3. A
20. A
4. C
21. B
5. B
22. D
6. A
23. C
7. C
24. B
8. A
25. D
9. D
26. A
10. B
27. A
11. A
28. B
12. A
29. C
13. A
30. A
14. B
31. A
15. C
32. D
16. A 17. D
140
LEMBAR JAWAB SISWA
Nama
:……………………………………………………..
Kelas / No.Absen
:……………………………………………………..
1.
A
B
C
D
17.
A
B
C
D
2.
A
B
C
D
18.
A
B
C
D
3.
A
B
C
D
19.
A
B
C
D
4.
A
B
C
D
20.
A
B
C
D
5.
A
B
C
D
21.
A
B
C
D
6.
A
B
C
D
22.
A
B
C
D
7.
A
B
C
D
23.
A
B
C
D
8.
A
B
C
D
24.
A
B
C
D
9.
A
B
C
D
25.
A
B
C
D
10.
A
B
C
D
26.
A
B
C
D
11.
A
B
C
D
27.
A
B
C
D
12.
A
B
C
D
28.
A
B
C
D
13.
A
B
C
D
29.
A
B
C
D
14.
A
B
C
D
30.
A
B
C
D
15.
A
B
C
D
31.
A
B
C
D
16.
A
B
C
D
32.
A
B
C
D
141
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS MATA DIKLAT
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA, KAB. KENDAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 : X TEKNIK KENDARAAN RINGAN 1 : PRODUKTIF
NO URUT
NIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
5436 5437 5438 5439 5440 5441 5442 5443 5444 5445 5446 5447 5448 5449 5450 5451 5452 5453 5454 5457 5458 5459 5460 5462 5463 5464 5465 5466 5467 5468 5469 5471 5472 5474 5475 5476
NAMA
ABDUL JALIL ABDUL ROHMAN ACHMAD SOLEH ADEB KURNIAWAN ADY PRABOWO ADRIYAN EKO SAPUTRO AGUS DWI SETYAWAN AGUS SETIAWAN AGUSENO BAYU PUTRO AHMAD KHANIF AHMAD MAULANA AHMAD RIDHO ANGGA WAHYU PURBAYA ARI ARDIYANTO ARIEP KURNIAWAN ARIF HERMAWAN ARIF SETIYAWAN AZIZ UTOMO CARSO DWIKI FEBRIANTO ENDRI SULISTIO IRVAN ADHI HIDAYAT JAROT SETIAWAN MUHAMMAD EKA KURNIAWAN MISBAKHUL MUNIR MOHAMAD ZAENURI MUCHAMAD ABI DANIF MUHAMMAD HAMAM NASUHA MUNTADIRIN NUR AKHMAD RIYADI PRISKA ARJUN PINANGGIH SANI EFENDI SHODIKHUN TRI SULISTIYANTO TRI WARSONO YOGA PRATAMA ADYA CANDRA
Pretest 02 Apr 72 59 69 63 66 53 69 69 59 51 59 66 56 69 69 47 66 56 59 59 72 69 72 63 59 56 53 59 69 59 63 47 69 59
JADWAL PENELITIAN Pert. Pert. Pert. Susulan 1 2 3 09 16 23 Apr Apr Apr √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 59 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 53 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Postest 25 Apr 84 75 81 78 75 88 81 81 78 78 75 78 75 84 75 88 78 81 75 75 75 84 84 84 75 88 78 75 75 72 81 66 84 72 81 78
Susulan
142
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA, KAB. KENDAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KELAS MATA DIKLAT
: X TEKNIK KENDARAAN RINGAN 2 : PRODUKTIF
NO URUT
NIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
5477 5478 5479 5480 5481 5482 5483 5485 5486 5488 5489 5490 5491 5492 5493 5494 5496 5497 5498 5500 5501 5503 5504 5505 5506 5507 5508 5509 5510 5511 5512 5513 5514 5515 5517
NAMA
ABIN SURYATMOKO ADDRIAN BIMA AJI ADI KURNIA ROHMAN AGUS WIBOWO HARIYANTO AHMAD SODIK ANI PRAYOGO ARGA DANUR HUDA ASEP SUNANDAR BAGAS FITRIYANTO DICKY SULISTYO WARDANA DWI PRABOWO DWI RIRIN NUGROHO EKO PRIYO SETIYAWAN EKO PURWANTO HADI CHIRMANTO ILHAM SAPUTRA JOHAN ANDI ATMOKO KASTONO M. ABDILAH MUH SYAROH IMANIARDI MUH. ANANG LUTHFIYANTO MUHAMAD NURYADI MUHAMMAD FAJAR IRYANTO MUHAMMAD NURSALIM MUHAMMAD ZUFRON NUR CHOLIS NUR KHOLISIN RAGA SEPTIAN ADI PUTRA RANDY SETIA ARDIYAN RENDI RISTANTO RIAN ARDI SUGIARTO RICKY ALFIYANTO RIZKY RAMADHAN RUDY HERTANTO TAUFIQ SETIYONO
Pretest 02 Apr 69 66 72 63 72 59 78 72 69 75 72 66 75 59 50 56 66 66 75 59 69 69 53 59 50 56 72 69 56 47 69 56 78 53
JADWAL PENELITIAN Pert. Pert. Pert. PosSusulan 1 2 3 test 08 15 22 Apr Apr Apr 25 Apr √ √ √ 75 √ √ √ 72 √ √ √ 72 √ √ √ 69 √ √ √ 84 √ √ √ 81 √ √ 72 √ √ √ 84 √ √ √ 84 √ √ √ 75 √ √ √ 81 √ √ √ 78 √ √ √ 72 √ √ √ 75 √ √ √ 88 √ √ √ 88 √ √ 72 √ √ √ 75 √ √ √ 75 √ √ √ 69 √ √ √ 75 √ √ √ 69 √ √ √ 81 √ √ √ 66 √ √ √ 72 √ √ √ 75 √ √ √ 69 √ √ 63 √ 78 √ √ √ 75 √ √ √ 69 √ √ √ 72 √ √ 78 √ √ √ 69 √ √ √ 72 √ √ √ 69
Susulan
143
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS MATA DIKLAT
SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA, KAB. KENDAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 : X TEKNIK KENDARAAN RINGAN 3 : PRODUKTIF
NO NAMA
Pretest 02 Apr
JADWAL PENELITIAN Pert. Pert. Pert. PosSusulan 1 2 3 test 10 17 24 Apr Apr Apr 25 Apr
URUT
NIS
1
5518
ADJI SETIAWAN
66
√
√
√
91
2
5519
AGUS ADI PURO
69
√
√
√
81
3
5520
AHMAT FAUZAN
59
√
√
√
78
4
5521
AHMAD MURTASIDIN
59
√
√
√
75
5
5524
ANDIKA AJI PRATAMA
75
√
-
√
91
6
5525
ANDRI FATMA RISTANTO
59
√
√
√
81
7
5526
ANDY EDY NURWANTO
69
√
√
√
88
8
5527
ATEQ ABI AUFAN
72
√
√
√
88
9
5528
BAYU ANDI SETIYAWAN
59
√
√
√
84
10
5529
BAYU RISQI RISMADANI
63
√
√
√
81
11
5530
BIMA FATACHA
69
√
√
√
88
12
5531
CHAIRUL UMAM
56
√
√
√
88
13
5533
DIMAS PRASTIYO
63
√
√
√
88
14
5534
EDI SUSANTO
69
√
√
√
89
15
5535
HERI KISWANTO
59
√
√
√
84
16
5536
HERU SULISTIYANTO
56
√
√
√
88
17
5537
IBNU ARIS ADITIYASMORO
59
√
√
√
78
18
5538
JAMALUDIN
63
√
√
√
84
19
5539
LILIK CAHYO SINARNO
53
√
√
√
84
20
5540
MUCHAMAD SAEFUDIN
63
√
√
√
81
21
5541
MUGIYANTO
59
√
√
√
84
22
5542
MUHAMMAD BILAL
50
√
√
√
75
23
5543
MUHAMMAD CHURNIA SANDI
53
√
√
√
81
24
5545
NANA LUKMANA
69
√
√
√
91
25
5546
NOVAN AJI PRISTIAN
72
√
√
-
72
26
5547
PRAYODA ULFI ARIYANDI
53
√
√
√
78
27
5548
RESTU ALDIANO SATIA
59
√
√
√
78
28
5549
RIDWAN SYAH TRI SAPUTRO
66
√
√
√
78
Susulan
144
29
5550
RIKKA ADI SUSANTO
63
√
√
√
88
30
5552
ROY DWI JAYANTO
53
√
√
√
88
31
5553
SETYO PUJI HARDIYANSAH
72
√
√
√
81
32
5554
SIGIT AJI PANGESTU
69
√
√
√
84
33
5555
SUPRIYANTO
63
√
√
√
84
34
5556
SUTRISNO
59
√
√
√
72
35
5557
WAHYU SULISTIYO BUDI
47
√
√
√
78
36
5660
WAHYU ADI SAPUTRO
66
√
√
√
69
145
DATA HASIL PRE TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 1, KELOMPOK EKSPERIMEN 2 DAN KELOMPOK KONTROL
No .
Kelompok Eksperimen 1
Kode 1 E1-01 2 E1-02 3 E1-03 4 E1-04 5 E1-05 6 E1-06 7 E1-07 8 E1-08 9 E1-09 10 E1-10 11 E1-11 12 E1-12 13 E1-13 14 E1-14 15 E1-15 16 E1-16 17 E1-17 18 E1-18 19 E1-19 20 E1-20 21 E1-21 22 E1-22 23 E1-23 24 E1-24 25 E1-25 26 E1-26 27 E1-27 28 E1-28 29 E1-29 30 E1-30 31 E1-31 32 E1-32 33 E1-33 34 E1-34 35 E1-35 36 E1-36 Jumlah
Nilai 72 59 69 63 66 53 69 69 59 51 59 66 56 69 59 69 47 66 56 59 59 72 69 72 53 63 59 56 53 59 69 59 63 47 69 59 2217
Kategori Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup
Kelompok Eksperimen 2 Kode E2-01 E2-02 E2-03 E2-04 E2-05 E2-06 E2-07 E2-08 E2-09 E2-10 E2-11 E2-12 E2-13 E2-14 E2-15 E2-16 E2-17 E2-18 E2-19 E2-20 E2-21 E2-22 E2-23 E2-24 E2-25 E2-26 E2-27 E2-28 E2-29 E2-30 E2-31 E2-32 E2-33 E2-34 E2-35 E2-36
Nilai 66 69 59 59 75 59 69 72 59 63 69 56 63 69 59 56 59 63 53 63 59 50 53 69 72 53 59 66 63 53 72 69 63 59 47 66 2233
Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup
Kelompok Kontrol Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35
Nilai 69 66 72 63 72 59 78 72 69 75 72 66 75 59 50 56 66 66 75 59 69 69 53 59 50 56 72 63 69 56 47 69 56 78 53 2258
Kategori Cukup Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Baik Kurang
146
Minimal Maksimal Rata-rata Varians Standar deviasi
47 72 61,58 49,964 3
47 75 62,03 47,513 5
47 78 64,51 73,904 2
7,07
6,89
8,60
147
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRE TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 1 Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
72
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
47 25 6
Kelas Interval 47 52 57 62 67 72
-
51 56 61 66 71 76
Panjang Kelas Rata-rata (x) s n
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
46,5 51,5 56,5 61,5 66,5 71,5 76,5
-2,13 -1,43 -0,72 -0,01 0,70 1,40 2,11
0,4949 0,4633 0,3438 0,0910 0,2088 0,4082 0,4826
4,2
= = =
61,58 7,07 36
Luas Kls. Untuk Z
Ei
Oi
(OiEi)²
0,0316 0,1195 0,2528 0,2998 0,1994 0,0743
1,1391 4,3027 9,1007 10,7926 7,1784 2,6759
3 6 10 6 8 3
Ei 3,0400 0,6695 0,0889 2,1282 0,0940 0,0393
=
6,0599
² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
6,0599
=
7,81
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
148
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRE TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 2 Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
75
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
47 28 6
Kelas Interval 47 52 57 62 67 72
-
51 56 61 66 71 76
Panjang Kelas Ratarata ( x ) s n
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
46,5 51,5 56,5 61,5 66,5 71,5 76,5
-2,25 -1,53 -0,80 -0,08 0,65 1,37 2,10
0,4911 0,4515 0,3315 0,1026 0,1700 0,3729 0,4671
Luas Kls. Untuk Z 0,0396 0,1201 0,2289 0,2726 0,2028 0,0943
1,3617
4,7
= = =
62,03 6,89 36
Ei 1,4243 4,3225 8,2406 9,8136 7,3017 3,3933 ²
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
=
Oi
(OiEi)²
2 6 9 9 6 4
Ei 0,2327 0,6510 0,0700 0,0674 0,2321 0,1085
=
1,3617
7,81
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
149
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRE TEST KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
78
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
47 31 6
Kelas Interval 47 53 59 65 71 77
-
52 58 64 70 76 82
Panjang Kelas Ratarata ( x ) s n
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
46,5 52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5
-2,10 -1,40 -0,70 0,00 0,70 1,39 2,09
0,4838 0,4319 0,2995 0,0753 0,1772 0,3643 0,4599
Luas Kls. Untuk Z 0,0519 0,1323 0,2242 0,2526 0,1871 0,0956
2,6233
5,2
= = =
64,51 8,60 35
Ei 1,8177 4,6320 7,8470 8,8406 6,5482 3,3462 ²
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
=
Oi
(OiEi)²
3 6 6 10 8 2
Ei 0,7690 0,4040 0,4347 0,1521 0,3219 0,5416
=
2,6233
7,81
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
150
UJI HOMOGENITAS DATA PRE TEST Hipotesis : Ho
1 2
2 1
:
H1
2 2
= =
2 2
= =
3 2
2 3
2 2 Ho diterima jika hitung < (1- (k-1)
Kriteria:
2 (1-
)(k-1)
Pengujian Hipotesis 2
Kel.
ni
dk = ni - 1
Si
E1 E2 K
36 36 35 107
35 35 34 104
49,9643 47,5135 73,9042 171,3820
(dk) Si
2
1748,7500 1662,9722 2512,7429 5924,4651
gabungan dari kelompok sampel adalah: Varians 2 (ni-1) Si 5924,4651 2 S = = (ni-1) 104 2 = Log S 1,755616
B
= = =
(Log S ) (ni - 1) 1,755616 x 104 182,584
=
(Ln 10) { B - (ni-1) log Si } 182,58 2,3026 4 2,090
=
59,4531 58,6886 63,5348 181,6764
56,9660
2
181,6764
Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 3-1 = 2 diperoleh
2 tabel =
2,090 hitung <
5,99
2
1,6987 1,6768 1,8687 5,2441
(dk) log 2 Si
2
= =
Karena
2
Harga satuan B
2
log Si
2 tabel
5,99
maka data pre test mempunyai varians yang sama (homogen)
151
ANALISIS VARIANS (ANOVA) DATA PRE TEST
Eksperimen 1
Kelompok Eksperin 2
Kontrol
1
72
66
69
207
2
59
69
66
194
3
69
59
72
200
4
63
59
63
185
5
66
75
72
213
6
53
59
59
171
7
69
69
78
216
8
69
72
72
213
9
59
59
69
187
10
51
63
75
189
11
59
69
72
200
12
66
56
66
188
13
56
63
75
194
14
69
69
59
197
15
59
59
50
168
16
69
56
56
181
17
47
59
66
172
18
66
63
66
195
19
56
53
75
184
20
59
63
59
181
21
59
59
69
187
22
72
50
69
191
23
69
53
53
175
24
72
69
59
200
25
53
72
50
175
26
63
53
56
172
27
59
59
72
190
28
56
66
63
185
29
53
63
69
185
30
59
53
56
168
31
69
72
47
188
32
59
69
69
197
33
63
63
56
182
34
47
59
78
184
35
69
47
53
169
No.
Total
152
36
59
66
X
2217
2233
2258
n
36
36
35
61,58
62,03
64,51
X
125 6708
Hipotesis: H0 : 1 H1 : 1
= =
Kriteria:
2 2
3 3
= =
153
Ho diteri ma apabi la F hitung
F (k-1)(n-k) Pengujian Hipotesis: Jumlah Kuadrat Jumlah Kuadrat rata-rata 1. (RY) 2 (X) RY = n =
= = 2.
3.
2217
2233
2258
36
36
35
6708 2 107 420535,178
Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) 2 (Xi) AY = - RY ni 223 225 2 2 2 3 8 = 2217 36 36 35 = 420711,5349 - 420535,1776 = 176,357
420535,178
Jumlah kuadrat Total (JK tot) 2
JK tot
4.
2
= =
72 426636,000
+
2
59
2
+
69
+.. .+
Jumlah kuadrat dalam (DY) JK tot - RY DY = AY = =
426636,000 5924,465
-
420535,178
-
176,35 7
53
2
154
Tabel Ringkasan Anava Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
dk 1 k-1 (ni - 1) ni
Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
JK RY AY DY 2 X
KT
F
k = RY : 1 A = AY : (k-1) D = DY: (ni-1))
A D
dk
JK
KT
1 2 104 107
420535,178 176,357 5924,465 426636,000
420535,178 88,179 56,966
F
F tabel
1,548
3,08
Kesimpulan
1,548
3,08
Karena F < F (0,05)(3:100), maka Ho diterima Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata data pre test dari ketiga kelompok.
155
DATA HASIL POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 1, KELOMPOK EKSPERIMEN 2 DAN KELOMPOK KONTROL
Kelompok Eksperimen 1
No .
Kode
1
E1-01
2 3 4
E1-02 E1-03 E1-04
5
E1-05
6
E1-06
7
E1-07
8
E1-08
9 10
E1-09 E1-10
11
E1-11
12
E1-12
13
E1-13
14
E1-14
15
E1-15
16
E1-16
17 18 19 20 21 22 23
E1-17 E1-18 E1-19 E1-20 E1-21 E1-22 E1-23
24
E1-24
25
E1-25
26
E1-26
27 28
E1-27 E1-28
29
E1-29
Nilai 84 75 81 78 75 88 81 81 78 78 75 78 75 84 75 88 78 81 75 75 75 84 84 84 75 88 78 75 75
Kelompok Eksperimen 2
Kategori
Kode
Baik
E2-01
Baik Baik Baik
E2-02 E2-03 E2-04
Baik
E2-05
Sangat baik
E2-06
Baik
E2-07
Baik
E2-08
Baik Baik
E2-09 E2-10
Baik
E2-11
Baik
E2-12
Baik
E2-13
Baik
E2-14
Baik
E2-15
Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
E2-16 E2-17 E2-18 E2-19 E2-20 E2-21 E2-22 E2-23
Baik
E2-24
Baik Sangat baik Baik Baik
E2-25
Baik
E2-29
E2-26 E2-27 E2-28
Nilai 91 81 78 75 91 81 88 88 84 81 88 88 88 89 84 88 78 84 84 81 84 75 81 91 72 78 78 78 88
Kelompok Kontrol
Kategori Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik
Kode
Baik
K-06
Sangat baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik
K-01 K-02 K-03 K-04 K-05
K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25
Baik
K-26
Baik Baik Sangat baik
K-27 K-28 K-29
Nilai 75 72 72 69 84 81 72 84 84 75 81 78 72 75 88 88 72 75 75 69 75 69 81 66 72 75 69 78 75
Kategori Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik
156
30
E1-30
31 E1-31 32 E1-32 33 E1-33 34 E1-34 35 E1-35 36 E1-36 Jumlah Minimal Maksimal Rata-rata Varians Standar deviasi
72 81 66 84 72 81 78 2835 66 88 78,75 24,707 1 4,97
Baik
E2-30
Baik Cukup Baik Baik Baik Baik
E2-31 E2-32 E2-33 E2-34 E2-35 E2-36
88 81 84 84 72 78 69 2971 69 91 82,53 33,342 1 5,77
Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup
K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35
69 72 78 69 72 69 2630 66 88 75,14 32,949 6 5,74
Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup
157
UJI NORMALITAS DATA HASIL POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 1 Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
88
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
66 22 6
Kelas Interval 66 70 74 78 82 86
-
69 73 77 81 85 89
Panjang Kelas Ratarata ( x ) s n
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
65,5 69,5 73,5 77,5 81,5 85,5 89,5
-2,67 -1,86 -1,06 -0,25 0,55 1,36 2,16
0,4995 0,4916 0,4345 0,2357 0,0987 0,3708 0,4778
Luas Kls. Untuk Z 0,0079 0,0571 0,1988 0,3344 0,2721 0,1070
5,6057
3,7
= = =
78,75 4,97 36
Ei 0,2839 2,0555 7,1577 12,0369 9,7940 3,8528 ²
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
=
Oi
(OiEi)²
1 2 11 13 6 3
Ei 1,8061 0,0015 2,0625 0,0771 1,4697 0,1888
=
5,6057
7,81
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
158
UJI NORMALITAS DATA HASIL POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN 2 Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
91
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
69 22 6
Kelas Interval 69 73 77 81 85 89
-
72 76 80 84 88 92
Panjang Kelas Ratarata ( x ) s n
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
68,5 72,5 76,5 80,5 84,5 88,5 92,5
-2,43 -1,74 -1,04 -0,35 0,34 1,03 1,73
0,4953 0,4664 0,3577 0,1179 0,1808 0,3925 0,4772
Luas Kls. Untuk Z 0,0290 0,1087 0,2398 0,2987 0,2117 0,0847
6,1949
3,7
= = =
82,53 5,77 36
Ei 1,0427 3,9126 8,6320 10,7544 7,6208 3,0506 ²
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
=
Oi
(OiEi)²
3 2 6 13 8 4
Ei 3,6742 0,9350 0,8025 0,4689 0,0189 0,2955
=
6,1949
7,81
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
159
UJI NORMALITAS DATA HASIL POST TEST KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho
:
Ha
:
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < 2
2 tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal
=
88
Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = =
66 22 6
Kelas Interval 66 70 74 78 82 86
-
69 73 77 81 85 89
Panjang Kelas Ratarata ( x ) s n
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
65,5 69,5 73,5 77,5 81,5 85,5 89,5
-1,68 -0,98 -0,29 0,41 1,11 1,80 2,50
0,4441 0,3212 0,0987 0,1591 0,3599 0,4591 0,4920
Luas Kls. Untuk Z 0,1229 0,2225 0,2578 0,2008 0,0991 0,0330
4,1403
3,7
= = =
75,14 5,74 35
Ei 4,3004 7,7878 9,0231 7,0291 3,4700 1,1534 ²
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
=
Oi
(OiEi)²
8 8 8 6 3 2
Ei 3,1827 0,0058 0,1160 0,1507 0,0636 0,6215
=
4,1403
7,81
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
160
UJI HOMOGENITAS DATA POST TEST Hipotesis
:
Ho
:
H1
=
2 1 2 1
=
2 2
2 2
= =
3 2
2 3
2 2 Ho diterima jika hitung < (1- (k-1) Kriteria:
2 (1-
)(k-1)
Pengujian Hipotesis
2
Kel.
ni
dk = ni - 1
Si
E1 E2 K
36 36 35 107
35 35 34 104
24,7071 33,3421 32,9496 90,9988
(dk) Si
2
864,7500 1166,9722 1120,2857 3152,0079
gabungan dari kelompok sampel adalah: Varians 2 (ni-1) Si 3152,0079 2 S = = (ni-1) 104 2 = Log S 1,481554
B
= = =
(Log S ) (ni - 1) 1,481554 x 104 154,0816
=
(Ln 10) { B - (ni-1) log Si } 154,081 2,3026 6 0,970
=
48,7488 53,3047 51,6069 153,6604
30,3078
2
153,6604
Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 3-1 = 2 diperoleh
2 tabel =
5,99
0,970 2
1,3928 1,5230 1,5178 4,4337
(dk) log 2 Si
2
= =
Karena
2
Harga satuan B
2
log Si
hitung <
2
5,99
tabel maka data post test mempunyai varians yang sama (homogen)
161
ANALISIS VARIANS (ANOVA) DATA POST TEST Eksperimen 1
Kelompok Eksperin 2
Kontrol
1
84
91
75
250
2
75
81
72
228
3
81
78
72
231
4
78
75
69
222
5
75
91
84
250
6
88
81
81
250
7
81
88
72
241
8
81
88
84
253
9
78
84
84
246
10
78
81
75
234
11
75
88
81
244
12
78
88
78
244
13
75
88
72
235
14
84
89
75
248
15
75
84
88
247
16
88
88
88
264
17
78
78
72
228
18
81
84
75
240
19
75
84
75
234
20
75
81
69
225
21
75
84
75
234
22
84
75
69
228
23
84
81
81
246
24
84
91
66
241
25
75
72
72
219
26
88
78
75
241
27
78
78
69
225
28
75
78
78
231
29
75
88
75
238
30
72
88
69
229
31
81
81
72
234
32
66
84
78
228
33
84
84
69
237
34
72
72
72
216
35
81
78
69
228
36
78
69
X
2835
2971
No.
Total
147 2630
8436
162
36
36
35
78,75
82,53
75,14
n X
Hipotesi s: H0 : 1 H1 : 1
= =
2 2
3 3
= =
Kriteria: Ho diterima apabila F hitung < F (k-1)(n-k)
F (k-1)(n-k) Pengujian Hipotesis: Jumlah Kuadrat Jumlah Kuadrat rata-rata 1. (RY) 2 (X) RY = n =
2835 36
= = 2.
3.
2971 36
2630 35
2
2 8436 107 665103,701
Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) 2 (Xi) AY = - RY ni 297 263 2 2 2 2835 1 0 = 36 36 35 = 666071,9921 - 665103,7009 = 968,291
665103,701
Jumlah kuadrat Total (JK tot) 2
JK tot
= =
84 669224,000
+
2
75
+
2
81
+.. .+
69
2
163
4.
Jumlah kuadrat dalam (DY) DY = JK tot - RY - AY
= 669224,000 = 3152,008 Tabel Ringkasan Anava Sumber Variasi dk Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
1 k-1 (ni - 1) ni
665103,701
JK RY AY DY 2 X
-
968,29 1
KT
F
k = RY : 1 A = AY : (k-1) D = DY: (ni-1))
A D
dk
JK
KT
1 2 104 107
665103,701 968,291 3152,008 669224,000
665103,701 484,146 30,308
F
F tabel
15,974
3,08
Kesimpulan
3,08
15,974
Karena F > F (0,05)(3:100), maka Ho ditolak Ini berarti bahwa ada perbedaan rata-rata data post test dari ketiga kelompok.
164
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho
:
1
<
3
Ha
:
1
>
3
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen 1
Kelompok Kontrol
Jumlah n
2835 36
2630 35
x 2 Varians (s ) Standart deviasi (s)
78,75 24,7071 4,97
75,14 32,9496 5,74
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s
=
t
=
36
1
24,7071 36 +
78,75 5,3636
+
35 35
1 2
75,14 1
+
= 1
2,833
32,9496
=
5,3636
165
36
35
Pada = 5% dengan dk = 36 + 35 - 2 = 69 diperoleh t(0.95)(69) =
1,67
1,67
2,833
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil post test dari kelompok eksperimen 1 dengan kelompok kontrol berbeda.
166
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN 2 DAN KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho
:
2
<
3
Ha
:
2
>
3
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen 2
Kelompok Kontrol
Jumlah n
2971 36
2630 35
x 2 Varians (s ) Standart deviasi (s)
82,53 33,3421 5,77
75,14 32,9496 5,74
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s
=
t
=
36
1
33,3421 36 +
82,53 5,7575
+
35 35
1 2
75,14 1
+
= 1
5,403
32,9496
=
5,7575
167
36
35
Pada = 5% dengan dk = 36 + 35 - 2 = 69 diperoleh t(0.95)(69) =
1,67
1,67
5,403
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil post test dari kelompok eksperimen 2 dengan kelompok kontrol berbeda.
168
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL POST TEST ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN KELOMPOK EKSPERIMEN 2 Hipotesis Ho
:
2
<
1
Ha
:
2
>
1
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho ditolak apabila t > t(1-)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen 2
Kelompok Eksperimen 1
Jumlah n
2971 36
2835 36
x 2 Varians (s ) Standart deviasi (s)
82,53 33,3421 5,77
78,75 24,7071 4,97
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s
=
t
=
36
1
33,3421 36 +
82,53 5,3874
+
36 36
1 2
78,75 1
+
= 1
2,975
24,7071
=
5,3874
169
36
36
Pada = 5% dengan dk = 36 + 36 - 2 = 70 diperoleh t(0.95)(70) =
1,67
1,67
2,975
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil post test dari kedua kelompok berbeda.
170
171
FOTO – FOTO PENELITIAN
Pembelajaran JIGSAW
Presentasi JIGSAW
172
Pembelajaran NHT
Presentasi NHT