ESSAY STUDY EXCURSIE
PERBEDAAN ADA UNTUK MENJADI “BUMBU” PEMERSATU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
OLEH: FRANSISCA RISNY OKTAVIA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 061211132046
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 1
A. Judul Perbedaan Ada untuk Menjadi “Bumbu” Pemersatu dalam Kehidupan Bermasyarakat.
B. Pengantar
Indonesia adalah negara yang besar. Terdapat sekitar 240 juta jiwa yang tersebar diseluruh hamparan lebih dari 17.000 pulau dari sabang sampai marauke. Dimana didalamnya terdapat masyarakat yang plural, yang terdiri dari berbagai macam corak baik itu dalam segi budaya, ras, suku, bahasa maupun agama. Diperkirakan, terdapat 300 sampai 500 suku yang mendiami tanah ibu pertiwi ini. Ditambah lagi sekitar 746macam bahasa daerah yang dipergunakan masyarakat serta keragaman umat beragama yang terdiri dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan konghocu, ditambah lagi perbedaan Ras dan warna kulit yang menjadikan semakin berwarnanya kehidupan masyarakat di Indonesia yang menjadikan Negara ini sangat beragam. Dari kesemua perbedaan dan keragaman corak tersebut menjadi satu kesatuan utuh, yang disebut dengan Bangsa Indonesia yang berlandaskan ke-Bhineka Tunggal Ika-an seperti yang terkandung didalam ideologi Negara, Pancasila. Tentunya, dengan melihat dan memahami hal diatas maka tidak dipungkiri lagi bahwa masyarakat Indonesia rawan sekali terjadi konflik dikarenakan perbedaan pendapat yang berlandaskan atas dasar keberagaman tersebut. Prinsip – prinsip pancasila yang mengajarkan sifat bertoleransi, tidak ditanamkan benar- benar oleh masyarakat. Sehingga terjadilah konflik saudara sebangsa yang tidak saling memahami antara indivdu dengan individu yang lain maupun juga secara kelompok. Tentunya ini berakibat fatal dikarenakan pastinya pembangunan bangsa menjadi terhambat dan tentunya ini akan berdampak kepada masyarakat pula.Untuk mencegah hal tersebut perlu semangat persatuan dan kesatuan (semangat Pancasila) dalam diri setiap individu. Hal inilah yang berusaha disampaikan oleh panitia Study Excursie yang dilaksanakan di Lamongan Setiap mahasiswa juga diharapkan dapat mengambil contoh yang baik dari 2 (dua) tempat yang dikunjungi dalam Study Excursie ini, yaitu Desa “Pancasila” Balun dan Pondok Pesantren “Enterpreneur” Sunan Drajat.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 2
C. Konsep Pokok Berdasarkan tema Study Excursie tahun 2012, “Dialog Peradaban Lintas Agama dan Budaya: Kebhinekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka”, maka konsep pokok nya adalah “Multikulturalisme bukanlah suatu hambatan dalam mencapai kemajuan/kesejahteraan masyarakat”.
D. Pembahasan 1. Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan Penerimaan mahasiswa di Kantor Bupati Lamongan Ruang “Sabha Dhaksa Adiyaksa” adalah kegiatan pertama yang dilakukan setelah tiba di Kabupaten Lamongan. Dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). setiap mahasiswa diharapkan untuk selalu membawa semangat persatuan dan kesatuan dalam dirinya masing-masing untuk
dapat
menjadi
anggota
masyarakat
yang
berbudi
luhur,Dengan
menyanyikan lagu ini sebagai awal dari kegiatan Study Excursie,. Begitupun dengan Hymne Airlangga yang dinyanyikan setelah lagu Indonesia Raya. Lagu ini juga diharapkan membawa semangat Prabu Airlangga dalam setiap langkah kehidupannya.Yang paling berkesan adalah Deklarasi Kerukunan Hidup Mahasiswa Indonesia Berbasis Bhinneka Tunggal Ika dan Kesadaran Kemajemukan, yang dikumandangkan oleh seluruh peserta Study Excursie. mewakili seluruh mahasiswa Indonesia) deklarasi ini merupakan penjelasan dari semboyan Universitas Airlangga, “Excellence with Morality”. Kemudian sambutan dari panitia Study Excursie. Inti dari sambutan beliau yang wajib diketahui dan diingat oleh setiap mahasiswa adalah “bahwa setiap individu yang mau menjadi pemimpin bangsa Indonesia adalah mereka yang memiliki sikap “JurDasTangLi”. Apa itu? JurDasTangLi adalah singkatan dari “Jujur, Cerdas, Tangguh, dan Peduli””. Disusul dengan sambutan dari Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga (UA). Beliau menegaskan kepada seluruh peserta kegiatan Study Excursie bahwa sikap manusia yang sangat tidak berguna adalah sombong, mengambil yang bukan haknya, dan iri hati, yang dapat menghambat perkembangan individu tersebut dalam masyarakat. Kegiatan http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 3
dilanjutkan dengan sambutan dari Bupati Lamongan dengan harapan di masa mendatang menjadikan semangat Pancasila. 2. Balai Desa “Pancasila” Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Desa Balun merupakan salah satu desa tua yang terkenal sebagai desa contoh. Desa ini sekarang disebut sebagai Desa Pancasila karena selalu memegang teguh sila-sila Pancasila dalam kehidupan masyarakatnya yang majemuk( karena ada 3 agama yaitu Kristen , islam, hindu ) ,toleransi yang tinggi bisa dengan mudah ditemui bila berada di desa ini. Cukup berjalan sedikit dari Balai Desa Balun, kebersamaan, persatuan, dan kesatuan sudah bisa kita rasakan. Setiap warga hidup berdampingan dengan damai. Yang paling mengesankan adalah tempat ibadah yang dibangun saling berdekatan. Sikap ini berasal dari Mbah Alun, pendiri Desa Balun. Mbah Alun adalah yang dikenal tegas, ksatria, cerdas, alim, arif, persuasif, tetapi juga memiliki sifat toleransi terhadap orang lain, terhadap budaya lokal, dan juga terhadap agama lain. Berdasarkan perbincangan para mahasiswa dengan tokoh-tokoh masyarakat di sifat toleransi dalam masyarakat desa merupakan sifat yang Spontan,. Tentu saja peran tetua desa juga penting dengan membuat aturan dan menjadi panutan yang mempertahankan dan mengembangkan semangat Pancasila serta toleransi dalam kehidupan bermasyarakat . “Perbedaan yang sangat mendasar dalam masyarakat multicultural sudah pasti ada. Tapi perbedaan itu diciptakan oleh Tuhan bukan untuk dipertentangkan, tetapi diterima sebagai pemersatu masyarakat yang berbeda itu.”
Kata kata
tersebut suduh berakar dalam kehidupan masyarakat desa balun 3. Pondok Pesantren “Enterpreneur” Sunan Drajat Di tempat ini, setiap mahasiswa diharapkan untuk dapat bekerja sama dengan santri di pondok . Banyak usaha yang sukses dan menjadi contoh disini . Usaha yang paling menjanjikan adalah Kemiri Sunan yang memanfaatkan biji kemiri sebagai bahan baku petron, pengganti biogas. Bila usaha ini dikembangkan di seluruh Indonesia, maka Negara Indonesia tidak perlu lagi mengimpor bahan bakar dari luar negeri.Seperti yang dikatakan oleh pendiri Pondok Pesantren Sunan Drajat ini, KH Abdul Ghofur, “Ekonomi ditoto ndisik nek kepingin klakuane apik” (kalau mau jadi orang baik, ekonomi harus ditata dulu). Salah satu http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 4
usaha lainnya adalah aidrat yang sangat terkenal, Pondok pesantren ini juga menyelenggarakan banyak pemberdayaan bagi para santrinya. Usaha-usaha yang dikembangkan
di
pondok
pesantren
ini
menggunakan
tenaga
para
santrinya ,berupa sekolah seperti SMK. Jadi pesantren ini bukan hanya mengajarkan tentang agama/ilmu, tetapi juga tentang kemandirian. (ilmu, kemandirian, dan interaksi sosial) kedua hal ini dapat menjadi contoh bagi mahasiswa UNAIR
E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Pancasila sebagai ideologi Negara dapat dijadikan sebagai pemersatu dalam masyarakat yang majemuk ini. Karena sifat toleransi akan tumbuh dengan sendirinya . dan dapat menjadi manfaat bagi nusa dan bangsa. 2. Saran perbedaan bukan sebagai alasan untuk menciptakan perpecahan tetapi sebagai pemersatu . karena ketika kita dapat menjadi satu cita cita dan tujuan Negara akan tercapai.
F. Daftar Pustaka Adib, Mohammad. 2012. Dialog Peradaban
Lintas
Agama dan Budaya:
Kebhinnekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka. Surabaya. Sujana, I Nyoman Naya, dkk. 2010. Excellence with Morality. Mutiara Jatidiri Universitas Airlangga & Identitas Kebangsaan. Bayu Media: Malang.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/makalah-study-excursie-2012/ 5