PERBANYAKAN TWNAMAN DAN PERAWATAN BlBlT SERTA PENGUSAHAAN AWGGREK BUNGA POTONG 01 PT PAPARYAW ARNA AGRO INDONESIA - TANGERANG
Oleh : LANNY LASMITA
A 22.0853
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R 1 9 8 9
RINGKASAN
-
LANNY LASMITA.
Perbanyakan Tanaman dan Perawatan B i b i t
s e r t a Pengusahaan Anggrek Bunga Potong di PT Papargawarna Agro Indonesia (Dibawah bimbingan'HAD1 SUSILO ARIFIN d m QODARIAN PFtAMmANTO).
Kegiatan Keterampilan P r o f e s i bertujuan untuk memberi bekal kepada mahasiswa dalam ha1 pengalaman d i lapang, khususnya dalam budidaya anggrek yang meliputi a n t a r a l a i n k e g i a t a n perbanyakan tanaman dan perawatan b i b i t .
Kegiat-
an dilaksanakan d i Kebun PT Paparyawarna Agro Indonesia d a r i Bulan J u n i sampai September 1989. PT PAGI merupakan s a l e h s a t u perusahaan yang berger a k d i bidang a g r i b i s n i s khususnya anggrek bunga potong z dengan teknik budidaya yang cukup i n t e n s i f dan terpadu. Perbanyakan tanaman anggrek untuk mendapatkan tanaman yang r e l a t i f seragam, dalam jumlah cukup banyak dalan wakt u yang cukup s i n g k a t dilaksanakan d i Laboratorium FT PAGI dengan teknik k u l t u r jaringan.
Peaanfaatan teknik i n i
dapat membantu dalam menjalankan upaya mengatasi perges e r a n s e l e r a konsumen yang cepat bergeser.
Penggunaan
teknikinymembutuhkan i n v e s t a s i awal yang besar dan dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian khusus untuk mengh i n d a r i kegagalan maupun penyimpangan h a s i l . Produksi b i b i t dalam jumlah besar memerlukan t e k n i k
tanaman dewasa yang s i a p berbunga.
Perawatan b i b i t yang
b a i k akan menghasilkan tanaman yang t e p a t waktu berbunga dan menjamin mutu bunga yang d i h a s i l k a n dengan d i s e r t a i perawatan d i kebun produksi.
Ketepatan waktu berbunga
s a n g a t p e n t i n g untuk memperkiralcan t o t a l produksi dengan mempertimbangkan permintaan pasar. Selanjutnya diusahakan t e k n i k budidaya yang menunjang produksi bunga potong baik d a r i s e g i k u a n t i t a s maupun kualitas.
Sasaran usaha untuk mengekspor bunga h a m s d i -
turijang o l e h s e g a l a aspek termasuk aspek budidaya s e j a k d a r i pembibitan hingga perawatan tanaman dewasa s e r t a penanganan pasca panen yang t e p a t . Dalam rangka menunjang ekspor bunga potong anggrek, maka s e j a k tahun 1986 PT PAGI melaksanakan perluasan a r e a l dengan Pola Pemsahaan I n t i Rakyat (PIR). a r e a l penanaman FIR m e l i p u t i
Sampai s a a t i n i
5.7 ha yang h a s i l n y a d i b e l i
o l e h PT PAGI untuk dipasarkan l e b i h l a n j u t .
Pada pola
PIR i n i t e r j a l i n kerjasama 3 pihak y a i t u PT PAGI, Bank dan p e t a n i plasma.
PERBANYAKAN TANAMAN DAN PmWATAN B I B I T
SEREA PENGUSAHAAN ANGGREK BUNGA POTONG D I FT PAPARYAWARNA AGRO INDONESIA
-
TANGERANG
Oleh Lanny Lasmita A22.0853
Laporan Keterampilan P r o f e s i sebagai s a l a h s a t u s y a r a t untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas P e r t a n i a n I n s t i t u t Pertanian Bogor
JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O..G 0 R
1989
INSTITUT PERTANIAN BOGOR PAKIZTAS PERTANIAN, jlTRUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
Kami menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Keterampilan Profesi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : LANNY LASMITA
Nomor Pokok
:
Judul.
: PERBANYAW TANAMAN DAN PERAWATAN
A22.0853
BUNGA POTONG D I PT PAPARYAWAELNA AGRQ INDONESIA
- TANGERANG
diterirna sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Jmsan Budi Daya P e r t a n i a n
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian ~ o g 6 r
Ir Hadi S u s i l o Arifin Dosen Pembimbing I
Ir ~ o d a r i a dPramukanto Dosen pem%mbing I1
Ir Harry S. Pranoto, MA Hetua Jurusan
Urusan PL/fSKN
KATA PWGANTAR Puji s p h r penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kegiatan Retranpilan Profesi ini pada waktunya. Tulisan ini merupakan laporan Kegiatan Ketrampilan Profesi yang dilaksanakan di PT Paparyawarna Agro Indonesia-Tangerang. '
Kegiatan dilaksanakan sejak bulan Juni
1988 dan berakhir bulan
September 1989.
Penulis mengucapkan teri~akasih sebesar-besarnya kepada :
-
Bpk. Ir Hadi Susilo Arifin dan Bpk. Ir Qodarian Pramukanto gang telah membimbing dan memberi pengarahan selama penulisan laporan ini
-
-
Bpk. B. Rachman, direktur PT Paparyawarna Asro lndonesia yang telah memberi kesempatan penulis untuk melalcsanakan Icegiatan Ketrampilan Profesi di perusahaan tersebut
-
Bpk. Ir. Agus Wibowo, pimpinan proyek 1YT Papaeyavrarna Agro Indonesia beserta staf dan karyawan yanE telah banyak membantu selama pelaksanaan Ke~iabanicetrampilan profesi
+
- Kurnia Sutanto dan Teddy, atas kerjasamanya selama pe-
laksanaan Kegiatan ~Cetrarn~ilan A'rofesi
-
D. Hariawan yang telah banyak membantu selama penyelesaian tulisan ini.
- Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tulisan ini.
Penulis dengan lapang dada menerima saran dan kritik yang membangun terhadap tulisan ini, demi perbaikan pada penulisan-penulisan yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat membantu pembaca yang tertarik pada tanamon hias khususnya bunga anggrek.
Bogor, November 1989 Penulis
RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis dilahirkan di Semarang, pada tanggal
7 April
1966, putri tunggal Keluarga Hardi Lasmita dan Titien. Penulis menyelesaikan
pendid~kan
dasar pada SD Ke-
satuan, Bogor pada tahun 1978 dan melanjutkan pada SMP Kesatuan hingga lulus tahun 1982.
Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di SMA Regina Pacis Bogor dan selesai pada tahun 1985. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985 melalui jalur Penelusuran Minat dan kemampuan (PMDK).
Setahun kemudian, penulis diterima
di Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, dan memilih Program Studi Agronomi dengan Program Studi Kekhususan Hortikultura.
DAFTAR lSI Halaman DAFTAR TABEL ••••••••••••.••••••••••••••••.••••••• l l l DAFTAR GA!1BAR
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .
PENDAHULUAN Latar Belakang
· . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .
Tujuan •......••.........................•...
l-letodologi ••••••••••••.••••••...••••....••••
v
1
3 3
KEADAAN Ul-lUM PERUSAHAAN Lokasi dan Kondisi Agroklimat ••••••••••••••• 5 Sejarah Perusahaan •••••••••••••••.•••••••••. 5 Struktur Organisasi dan Manajemen ••••••••••• 6 Sistem Pengelolaan Tenaga Kerja ••••••••••••• 8 Sarana dan Prasarana Produksi ••••••••••••••• '9 PERBANYAKAN TANA/1AN ANGGREK Perbanyakan Anggrek secara Vegetatif Konvensional ................................... 19
Perbanyakan Anggrek melalui
Tekni~
Kultur
Jaringan .................................... 25
Analisis Biaya Perbanyakan secara Kultur J aringan .................................... 35
PERll.VJATAN BIBIT ANGGREK Kondisi Ke bun Bi bi t •••••••..••.••.•..•..•••. Tahap-tahap Perawatan Bibit Anggrek ••...•••. Aklimatisasi ••••••••••••.•.••..••••.•••••.•. Kompot •••.••.•••••••••.••••••.•••.•.•.•.••.. Tanaman 2 inci · . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tanaman 4- inci · . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Analisis Biaya Perawatan Bibit . . . . . . . . . . .
.
.
.
. .
.
.
37 4-0 4-2 4-3 4-5 4-8 4-9
BU;lGA POTOlIG ANGGREK Tanaman Anggrek Dewasa •••....•...•••.•...... 51 Produksi BunGo Potong ••••••••••••.•••...••.• 53
PEi~GUSAHAAN
•
ii
Halaman Kualitas Bunga Potong ••••••••••.••••••.•.•••• 56 Perawatan Anggrek Dewasa •••.•••••.•••.••...•• 59 PANEN DAN PAseA PANEN BUNGA ANGGREK Kriteria Panen Bunga ••••••••.•••••••••..••.... 63 Pasce Panen •.•..•.•••.•••••••••.•.•••••...••• 63 PEMASARAN Pasar Luar Negeri ••...••••••••.•.•.•....••••• 71 Pesar Dalarn Negeri ••.••••••••••••••••••••••.• 75 Pb"'RUSAHAAN INTI RAKYAT (PIR) ANGGREK Pola PIR Anggrek . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 77 Pelaksenaan Pola PIR ••••••••••••••••••••.•.•• 78
. .. ... .
... .
KESIMPULAN DAN SARAN •••••••.••••••••••••••••••..•• 8lJ. DAFTAR PUSTAKA •..•.•••••.••.••••••..••••.•••••..•. 85 IJAf1PlRAN ....
404o
....................
4o..................................................... 86
D1l:FTAR TABEL Halaman
Teks
No.
. ..... .
17
. ....
29
1.
Jumlah dan jenis anggrek di PT PAGI
2.
Komposisi media untuk tanaman anggrek
3.
Kriteria
4-.
Pembagian biaya tanaman selama di Kebun Bibi t ........................................................ ..
50
5.
Produksi bunga kebun inti •••••••••••••••••
5£1-
6.
Insektisida dan fungisida yang digunakan dan konsentrasi pemakaiannya ••••••••••••••
60
7. 8.
~an
tanaman di pembibitan
Kriteria pengkelasan bunga untuk pasar
37
domestik .................................................................. ..
65
Kriteria panjang tangkai bunga untuk ekspor
66
Lamp iran 1.
2.
3. 4-.
Penawaran dan kons~si anggrek negara Eropa dan Amerika Serikat ••••••••••••.•••.••....
86
..............
86
PT PAGI .................................................................... ..
87
Penjualan bunga potong di Indonesia Jenis-jenis anggrek yang diusahakan ~ah~p
perbanyakan anggrek secara kultur
J arlngan .................................................................. ..
88
5.
Contoh Invoice .. .. . . .. . .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. . .. . .. .. .. .. . .. .. ..
89
6.
Contoh Packing list ............................................ ..
90
7.
Contoh AirviaY Bill
.. .. .. .. .. . .. . . . . . . . .. .. . . . . . . . .
91
8.
Contoh Certificate of
••••••••••.•••
92
9.
Contoh Phytosanitary certificate ••••••••••
93
10.
Alokasi kredit PIR anggrek •••••••••.•••..• Analisa usaha tani anggrek per 1 000 m2 ••••
94-
11.
Or~gin
96
DAFTAR GAMBAR Halaman
No.
Teks
1.
Tata organisasi perusahaan
2.
Skema Kebun Bibit ......•.. a . • • • • • • • • • • • • • • • • • 14-
3.
Sket shed penanaman anggrek ••••••••••••••••• 16
4.
Penanaman anggrek tanah ••.••••.•••••••....•• 16
5.
Berbagai bentuk bunga Oncidium, Dendrobium, Mokara, Ascocenda dan Aranda •••••••••••••••
18
6.
Proses pemisahan tunas •.•.••••.••••.•••••••
20
7.
Penanaman hasil split ••••••••••••••••.•••••
21
8.
Keiki yang berakar •••.•....••....•.........
22
9.
Stek pucuk pada anggrek monopodial ••••••••••
24
10.
Urutan tahap perbanyakan anggrek •••••••••••
34
11.
Penanaman Florida Beauty
. ................. .
40
12.
Tanaman dengan daun menguncup ••••••••••••••
47
13.
Bunga yang terserang Black Nose dan spot '"
57
14.
Bunga yang terserang Black spot ••••••••••••
58
15.
Ruang pasca panen
..........................
67
. ................ .
7
Lampiran 1.
Peta kebun PT PAGI ••.•••...••••••••..••...•
99
· PENDAHULUAN Latar Belakang Bunga anggrek yang termasuk dalam famili Orchidaceae, merupakan salah satu jenis bunga yang karena keunikannya telah lama menarik perhatian botanis maupun masyarakat awam.
Anggrek memiliki 25 000 spesies ditambah anggrek-
anggrek hasi silangan yang jumlahnya bertambah setiap saat.
Daya adaptasi anggrek terhadap lingkungan sangat
baik, tampak dari penyebarannya yang sangat luas di bumi. Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki ekologi yang menguntungkan untuk pemeliharaan anggrek, khususnya jenis Dendrobium yang sampai saat ini masih sulit dibudidayakan di daerah Sub tropis dengan biaya rendah. Sampai saat ini jenis Dendrobium masih merupakan tulang punggung ekspor negara-negara Asia. Nilai permintaan anggrek dunia, khususnya negara-negara Eropa dan Amerika Serikat riampak meningkat sekitar dua kali lipat dari 7 440 tahun 1977 menjadi 1~ 290 (dalam juta US $) pada tahun 19871 ), sehingga peluang pasar bagi negara-megara Asia untuk memasok anggrek cukup terjamin, Dalam ekspor bunga anggrek, khususnya anggrek hibrida perlu diperhatikan trend atau pola kegemaran konsumen yang relatif cepat bergeser.
Pergeseran selera yang cepat ini
dimungkinkan oleh banyaknya hasil persilangan baru setiap saat dan teknik perbanyakan yanf, cepat. 1) PT PAGI.
1987.
Feasibility study.
2'
Sebagaimana halnya pada ekspor bunga potong lainnya, pada ekspor anggrek harus dipenuhi pula persyaratan-persyaratan seperti : ketersediaan dalam jumlah banyak, tidak cacat, keseimbangan produksi dan seragam penampakannya. Nampaknya diperlukan usaha dan ketekunan yang besar untuk dapat memenuhi persyaratan terse but. Industri bunga di Indonesia mulai mendapat perhatian dari pecinta anggrek dan penyilang-penyilang anggrek dengan usaha budi daya anggrek secara lebih profesional. Industri bunga, khususnya anggrek merupakan salah satu sektor yang menunjang program pemerintah dalam meningkatkan ekspor non migas.
Hal ini tentu saja memelurkan du-
kungan pemerintah untuk menunjang keberhasilan industri bunga di Indoensia. Pasar domestik Indoensia mulai menampakan perhatian pada komoditi bunga anggrek, sejalan dengan semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat.
Hal ini dicerminkan
melalui data konsum"si bunga pada beberapa kota besar di Indonesia bahwa bunga anggrek masih menempati urutan pertama pilihan permintaan CTabel lampiran 2). Melihat prospek masa depan yang cerah dan potensi
"-,
yang dimiliki Indonesia, usaha agribisnis di bidang anggrek berharapan baik, asalkan ditunjang oleh usaha-usaha perbaikan teknik budidaya yang dapat menjamin kualitas produksi sesuai dengan standar ekspor dan penyediaan bibit dengan cepat untuk mengatasi pergeseran selera yang cepat.
kons~en
3 PT Paparyawarna Agro Indoensia (PT PAGI) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agribismis khususnya produksi bunga potong dan bibit tanaman anggrek.
PT PAGI
yang didirikan tahun 1982, memulai perluasan areal dengan pol a Perusahaan Inti Rruc,rat (PIR)'tahun 1986 untuk mencapai target produksi. Usaha-usaha peningkatan kualitas produksi dilakukan dengan menerapkan teknik budidaya yang terpadu mulai dari persiapan bibit sampai perlakuan pasca panen bunga. Perawatan bibit anggrek dengan kondisi optimal memungkinkan dihasilkannya bunga dengan terencana.
Ketepat-
an saat produksi sangat berperan dalam menunjang usaha ekspor anggrek. Penguasaan teknik perbanyakan dan perawatan anggrek sejak bibit sampai berproduksi sangat berguna untuk menjalankan usaha anggrek dalam jangka panjang. , Tujuan Tujuan kegiatan Keterampilan Profesi ini ialah memberikan bekal kepada mahasiswa dalam hal pengalaman di lapang khususnya dalam pengusahaan bunga anggrek potong. Metodologi Kegiatan Keterampilan Profesi dilaksanakan di kebun PT PAGI yang bergerak dibidang produksi bunga potong dan bibit tanaman.
PT PAGI berlokasi di perbatasan Desa Setu-
Buaran, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Propinsi
4
Jawa Barat.
Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 12
Juni 1989 sampai 14 September 1989.
Kegiatan berlangsung
selama jam kerja perusahaan, mulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan istirahat pukul 12.00 sampai 13.00. Kegiatan Keterampilan Profesi yang dilakukan berupa keikut sertaan langsung dalam kegiatan sehari-hari di perusahaan inti, pengamatan, wawancara, pencatatan data dan dokumentasi. Pelaksanaan kegiatan di lapang dibagi beberapa tahap untuk meliput kegiatan sehari-hari perusahaan.
Kegiatan
meliputi kegiatan Laboratorium kultur jaringan, Kebun Bibit, Kebun Produksi, penanganan pasca panen, pemasaran dan pengelolaan Perusahaan Inti Rakyat (PIR) anggrek.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Lokasi dan Kondisi Agroklimat , Kebun PT PAGIlberlokasi di perbatasan Desa Setu, Buaran, Kabupaten Tangerang.
Luas total areal 8.7 ha
.
yang terbagi atas 3.3 ha areal Pertanaman Anggrek,Kantor, Mess, Lab oratorium, Bangunan Pengelolaan Air, Bangunan Pasca Panen, Gudang, Jalan dan Tanah kosong. Denah kebun dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1. Kebun PT PAGI/terletak pada ketinggian 50 m diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata tahunan 28°c sampai 300 C.
Curah hujan rata-rata 1 737 mm per tahun.
Musim hujan dimulai bulan November sampai bulan Pebruari dan musim kemarau dimulai bulan Maret sampai bulan Oktober. 90%.
Kelembaban udara
75% dan penyinaran matahari
Jenis tanah kebun podzolik coklat. Sejarah Perusahaan PT Paparyawarna Agro Indonesia CPT PAGI) didiri-
kan pada tanggal 20 April 1982 dan bergerak dibidang Hortikultura, khususnya bunga anggrek untuk mendukung program pemerintah dalam menggalakkan ekspor non-migas. PT PAGI mengusahakan bunga potong anggrek hibrid Yang ditujukan untuk pasar dalam dan luar negeri. Usaha dimulai dengan mengimpor bibit-bibit unggul bunga potong anggrek dari Singapura dan Bangkok, yang
•
6
selanjutnya dijadikan sumber produksi bunga serta sumber bibit baru melalui teknik kultur jaringan.
Untuk
menghasilkan bibit melalui teknik kultur jaringan, PT FAGI! pada tahun 1984 membangun Laboratorium kultur jaringan dengan bantuan tenaga ahli dari Singapura. Laboratorium memulai kegiatannya sejak tahun 1985. Kebun inti mulai berproduksi sekitar tahun 1984 untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Ekspor bunga
potong dimulai tahun 1986 dengan negara-negara tujuan: Singapura, Jepang, Italia dan Amerika Serikat.
Sejak
1989 ekspor hanya ditujukan ke Singapura dan Jepang. Dalam us aha menjangkau dan memenuhi pasar luar negeri, PT PAGI memperluas areal usahanya dengan cara mengembangkan pola PIR (Perusahaan Inti Rakyat) sejak tahun 1986.
PT PAGI :,berfungsi sebagai perusahaan inti
dan peserta FIR sebagai petani plasma.
Tujuan lain
yang ingin dicapai dengan pola PIR ini adalah meningkatkan taraf hidup petani kecil dan memberikan ketrampilan bertani anggrek. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas CPT) yang dipimpin oleh Dewan. Komisaris yang membawahi Direksi yang terdiri dari seorang Presiden Direktur dan 3 Direktur.
Kegiatan di kebun inti dipimpin seorang Pimpinan
Proyek yang dibantu 7 bagian yaitu Laboratorium, Kebun,
Administrasi dan keuangan, Keamanan, Teknik, Kebersihan dan Gudang. PIR.
Kegiatan PIR dipimpin seorang Kepala Divisii
Untuk menunjang kemajuan perusahaan terdapat pula
Bagian Penelitian dan
Perkembang~
(Litbang) yang ber-
tugas melakukan penelitian perbanyakan anggrek secara kul tur j aringan, perbanyakan tanaman non anggrek dan persilangan anggrek.(Gambar 1). Dewan Komisaris
Pimpinan Proyek KeLaboamanan rato- t:;;.:'-T-'C=;~====:=J rium Kebun Produksi Gambar 1.
Struktur Organisasi Perusahaan.
Pimpinan Proyek dalam melakukan tugasnya dibantu
7
bagian dengan tugas masing-masing sebagai berikut : - Bagian Keamanan: menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan perusahaan selama 24 jam. Bagian Laboratorium: menghasilkan bibit tanaman dengan teknik kultur jaringsn. - Bagian Kebun: melaksanakan perawatan dan pemeliharaan
8
tanaman sejak bibit sampai tanaman berproduksi, menangani panen dan pasca panen bunga.
Dalam kegiatan-
nya dibagi 3 yaitu kebun bibit, kebun produksi dan pasca panen. - Bagian Administrasi dan Keuangan: melaksanakan pen-
.
catatan kegiatan usaha, pencatatan jumlah tanaman dan mengatur pengeluaran biaya. - Bagian Teknik: memperbaiki dan merawat peralatan dan perlengkapan yang ada. Bagian Kebersihan: menjaga kebersihan bangunan dan kebun. - Bagian Gudang: yang mengatur pemasukan dan pengeluaran barang-barang • Personalia bertugas mengatur ketenagakerjaa.n men-
i
cakup penyeleksian karyawan baru, pemutusan hubungan kerja,: absensi karyawan dan lain-laiIt. Kepala PIR bertugas menyeleksi calon petani plasma, mengatur program pemeliharaan tanaman di petani plasma, panen dan pengkelasan bunga, pengangkutan bunga ke kebun inti dan penyuluhan pada petani plasma. Sistem Pengelolaan Tenaga Kerja Tenaga kerja di PT PAGI,terdiri dari 72 orang karyawan tetap dan beberapa orang tenaga harian yang jumlahnya tergantung kebutuhan.
Karyawan bulanan mendapat gaji
bulanan yang besarnya tergantung tingkat pendidikannya
9 dengan standar gaji terkecil Rp
~5
000,- per bulan.
Se-
lain gaji, karyawan tetap mendapat fasilitas-fasilitas uang transpor, tunjangan kesehatan yang besarnya maksimal 2x gaji per bulan, sepatu kebun, makan siang, gula, kopi, susu 2 hari sekali dan mess untuk karyawan pria yang belum berkeluarga. Gaji untuk tenaga harian laki-laki besarnya Rp 1 500,per hari, sedangkan untuk tenaga harian wanita Rp 1 250,per hari.
Hari kerja untuk tenaga harian mulai hari Se-
nin sampai dengan hari Jum'at. Kegiatan perusahaan dimulai pukul 08.00 sampai 16.00 setiap hari, kecuali hari Sabtu mulai pukul 08.00 sampai 12.00.
Setiap hari pukul 12.00 sampai 13.00 karyawan
beristirahat dan makan siang.
Khusus untuk karyawan Ke-
bun Produksi jam kerja dimulai pukul 06.30 untuk melaksanakan penyemprotan tanaman.
Kelebihan , jam kerja terse-
but dihtiung sebagai kerja lembur dengan upah Rp 250,per jam.
Pada hari Minggu atau libur, karyawan kebun
bergantian mendapat tugas piket kebun yaitu melakukan penyiraman tanaman bila hari tidak hujan. Bagian keamanan terdiri dari 3 regu dengan jam kerja tiap regu 12 jam.
Penggantian petugas keamanan dilakukan
pukul 06.00 dan pukul 18.00. Saran a dan Prasarana Produksi Prasarana produksi yang ada di PT PAGI mel±puti kantor, Laboratorium, Ruang Pasca Panen, Gudang, Pump
10 House, Mess Karyawan, Kebun seluas 3.3 ha.
Areal lainnya
masih berupa tanah kosong. Sarana produksi yang ada disasuaikan dengan kebutuhan
masing-~asing
bagian.
Kantor Kantor yang terdiri dari 3 ruang yaitu 1 ruang direktur dan 2 ruang staf merupakan tempat melakukan perencanaan dan koordinasi kerja serta administrasi. Laboratorium Laborat9rium yang terletak bersebelahan dengan kant or dibagi menjadi 3 bagian : (1). dapur untuk membuat media dan mencuci alat-alat seluas 11 m x 6 m, (2). ruang tanam untuk penanaman secara aseptik seluas 11 m x 5 m dan (3). ruang kultur untuk meletakkan dan menumbuhkan kultur seluas 22 m x 15 m.
Pengaturan suhu ruang menggunakan Air
Condition (AC) sentral. Alat-alat untuk pembuatan media, antara lain alatalat ukur gelas (Glassware), botol kultur, timbangan analitik autoclave listrik dan gas, pH meter, waterdistiller, pemanas, blender, lemari pendingin dan lemari tempat menyimpan bahan-bahan kimia, alkohol dan ----0
alat-alat diseksi. Alat-alat yang terdapat di ruang tanam berupa 13 Laminar Air Flow Cabinet masing-masing berkapasitas 2
11
orang dan 3 Laminar Air Flow Cabinet masing-masing berkapasitas 1 orang serta rak untuk penyimpanan media. Pada ruang kul tur terdapat 3 unit Shaker, masingmasing dilengkapi 6 buah lampu TL.
Setiap unit shaker
berkapasitas 192 botol erlenmeyer 125 ml yang digunakan untuk kultur cairo
Terdapat 12 set rak kultur'ber-
tingkat 6 yang berukuran panjang 6 meter, lebar 1.2 meter dan tinggi 2.2 meter, tempat meletakkan kultur media padat.
Masing-masing tingkat dilengkapi dengan 12
lampu TL sebagai sumber penerangan buatan.
Tiap ting-
kat berkapasitas 800 botol kultur. Tenaga laboratorium terdiri dari seorang pimpinan laboratorium, seorang staf, 5 orang tenaga penanam dan 2 orang untuk membuat media dan mencuci alat-alat dan botol. Ruang Pasca Panen (Grading House) Ruang pasca panen merupakan tempat pengumpulan bunga potong hasil kebun inti maupun petani plasma.
Di ruang
tersebut bung a dikelompokkan berdasarkan kriteria untuk masing-masing jenis bunga. Untuk pengiriman ke luar negeri maupun ke luar -----4
daerah, bunga dikemas menggunakan kotak karton. 'Untuk pedagang lokal, bunga tidak dikemas, melainkan langsung dibagikan kepada masing-masing pedagang.
12
Pada ruang pasca panen yang berukuran 12 m x 10 m dan beratap asbes, terdapat 3 meja untuk pengkelasan, ember-ember untuk merendam tangkai bunga dan rak-rak kayu tempat meletakkan bunga.
Sarana produksi lainnya •
berupa gunting tanaman, kapas, plastik, karet gelang, kertas koran dan kotak kemasan. Dibagian ini bekerja 4 orang karyawan wanita dan 1 orang karyawan pria.
Setiap minggu 2 orang karyawan
bergantian bertugas memanen bunga di kebun inti. Gudang. Gudang terletak bersebelahan dengan
~uang
pasca panen
dan dibagi dua yaitu gudang penyimpanan bahan-bahan kimia dan gudang untuk penyimpanan sarana produksi lain.
Seo-
rang karyawan pria bertanggung jawab mencatat pemasukan dan pengeluaran barang-barang. Pump House dan jaringan
pe~yemprotan
serta
pe~yiraman'
Pump House (PH) merupakan bangunan tempat pengadukan ,pupuk dan pestis ida untuk penyemprotan seluruh kebun. Terdapat 2 PH, masing-masing kebun Timur dan kebun Barat. Setiap PEkberukuran 54 m2 • Pada PH untuk kebun Barat terdapat 2 bak silinder berukuran diameter 2.3 m dan tinggi 1.2 m dilengkapi dengan sub mersible pump untuk pengadukan pupuk/pestisida.
Digunakan 3 diesel sebagai tenaga penggerak un-
tuk penyemprotan Rebun Barat dan Kebun Bibit.
13 Pada PH untuk Kebun Timur hanya terdapat 1 bak pengadukan dengan 2 pompa, untuk mengatur penyemprotan Kebun Timur. Jaringan penyemprotan pestisida/pupuk terdiri dari pipa PVC berukuran 1.25 inei sebagai saluran primer yang
.
terletak di dalam tanah.
Saluran sekunder berupa pipa
vertikal, berukuran 0.75 inei, sedangkan selang plastik berdiameter 2 em yang dilengkapi dengan nozzle tipe spray gun, digunakan untuk penyemprotan ke tanaman. Tekanan penyemprotan yang biasa dipergunakan 15 kg/em2 • Sumber air penyiraman dan penyemprotan pestisida/ pupuk berasal dari kolam dibelakang PH kebun Barat. Air dihisap menggunakan 2 mesin pompa berkekuatan 15 dan 25 HP. Jaringan penyiraman terdiri dari pipa PVC berdiameter 4 inci sebagai pipa primer dari dalam tanah hingga keatas paranet.
Selanjutnya air dialirkan me-
lalui pipa sekunder berdiameter , dan 2 inei yang terentang di atas paranet.
Jaringan tersier yang berada
dibawah paranet berupa pipa berdiameter 1 inei dilengkapi nozzle jenis Button Head setiap jarak , meter. Untuk anggrek tanah (Ground Planting) penyiraman dil~~an
dengan sistem sprinkler.
Mess Karyawan. Mess karyawan yang terletak di belakang kant or disediakan untuk karyawan pria yang belum berkeluarga.
14 Diutamakan untuk karyawan kebun dan teknik untuk mengauasi keadaan-keadaan darUDat di mal am hari. Kebun Bibit (Seedling House) Kebun Bibit dibagi menjadi
~
unit bangunan yaitu unit
I, unit II dan unit III yang terdiri dari bangunan berkerangka kayu giam dan beratap fiber glass. Unit I seluas 1 230 m2 digunakan untuk tanaman 2 inci, unit II seluas 950 m2 untuk kompot (Comunity pot) dan unit III seluas 1 820 m2 untuk tanaman 4 inci.
Pada unit II
terdapat bangunan untuk penanaman kompot dan pindah: tanam (repotting). Tana:nan diletakkan pada rak-rak kayu beru..lruran panjang 3.0 m, lebar 1.8 m dan tinggi dari permukaan tanah 1 m, dengan jarak antar rak 1.m (Gambar 2).
Bagian atas
rak terbuat dari kawat dan kira-kira 1 m di atas rak terdapat jaringan pipa tersier untuk
penYira~an.
Pipa sekun-
der untuk penyemprotan pestisida/pupuk terletak di samping rak.
180c/'I1
'teem
Gambar 2.
Skema Kebun 3ibit
15 Kebun Bibit
berfungs~
sebagai tempat perawatan bibit
tanaman sejak kompot hingga tanaman siap berproduksi.
Ke-
giatan di Kebun Bibit meliputi pemeliharaan tanaman dan repotting tanaman. Kebun Bibit dikepalai oleh seorang karyawan pria dibantu oleh 5 orang karyawan wanita.
Untuk kcgiatan' penyem-
protan tanaman dibantu oleh tenaga harian. Kebun Produksi Kebun Produksi dibagi dua berdasar lokasi : kebun Barat dan Kebun Timur yang dibatasi oleh aliran Sungai Jalintreng. shed. an.
Kebun produksi dibagi dalam blok-blok disebut Shed berukuran 1 000 m2 dapat menampung ~ 000 tanam-
Shed berupa bangunan berkerangka kayu giam yang di-
lengkapi dengan paranet yang dipasang setinggi 2.75 m dari tanah.
Tanaman anggrek yang ditanam dalam polibag,
.
diletakkan pada bangku-bangku dari kayu berukuran panjang 6.0 m, lebar
0.~5
bangku 1.0 m.
m dan tinggi
0.~5
m serta jarak antar
Pada bangku juga terdapat tiang-tiang untuk
mengikatkan tali sebagai penyangga angsrek. Untuk anggrek tanah, tanaman ditanam di tanGh dan _ tanpa naungan.
l"ledia tumbuh berupa serutan kayu dan ko-
toran ayam yang diletakkan pada 'bedengan' berulmran panjang 3.0 m dan lebar 0.6 m yang dibatasi de!1gan genting. Pada jarak 0.45 m d:ilpasang tiang un-tuk mengikatkan tali penyangga anggrek.
Skema
shed
dan 'bedengan' ange;rek
tanah dapat dilihat pada gambar 3 dan
~.
16
Gambar
3•
Sket 'shed
penanaman anGgrek
•,----l/oCIo.---+, Gambar 4-,
Penanaman an3:;rek tanah
17 Jenis Tanaman Tahaman yang diusahakan oleh PT PAGI pertama-tama diimpor dari Singapura pada tahun 1983 dan. Bangkok pada tahun 1984 - 1985.
Bibit tersebut kemudian dijadikan sumber
produksi bunga dan perbanyakan selanjutnya.
Sejak tahun
1985 penyediaan bibit untuk kebun inti maupun petarti plasma dikelola oleh Laboratorium Kultur Jaringan PT PAGI. Jenis anggrek yang diusahakan saat ini terdiri dari
5 marga anggrek yang cukup terj,enal di pasar dunia ;ian cocok dibudidayakan di daerah tropis yaitu Aranda, Ascocenda, Dendrobium, Mokara dan (!)ncidium (Gambar 5).
Jumlah
semua jenis 30 dengan 25 jenis yang berproduksi (Tabel lampiran 3).
Total tanaman yang diusahakan 478 082 yang
terdiri dari tanaman kompot hingga tanaman dewasa.
Perin-
cian jumlah tiap jenis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel1.
Marga
Jumlah dan marga anggrek yang diusahakan PT PAGI
kompot
Aranda 16 Ascocenda Dendrobium 5 625 Mokara 257 Oncidium 65 Jumlah
5 963
Tan. 2"
Tan 4"
Tan 6"
Jumlah
--------- pot --------4 616 3 016 7 684 4 006 2 »2 118 185 129 000 79 095
15 332 6 538 331 905
52 346 525
28 911 1 788
4 454 35 961
85 968 38 339
179 678
167 383
125 058
478 082
18
(A)
(IS )
(c)
CD)
Gambar 5.
Berbagai bentuk bung a Oncidium (A), Dendrobium (B), Mokara (G), Ascocenda (D) dan Aranda (E)
PERBANYAKAN
TAl'IA~lAH
ANGGREK
Perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu perbanyakan secara generatif dengan mempergunakan biji dan :3ecara vegetatif 'yaitu menggunakan bagian-bagian tanaman induk.
Perbanyakan secara generatif
pada anggrek umumnya ditujukan pada hasil persilangan untuk mendapatkan bibit-bibit tanaman yang bervariasi untuk diseleksi lebih lanjut.
Perbanyakan untuk menghasilkan
bibit seragam tidak dianjurkan dengan cara ini, karena bibit yang dihasilkan heterozycous. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilalculcan dengan stek, split, keiki dan kultur jaringan.
Cara perbanyalcan
yang paling banyalc dilalcukan di PT PAGI ialah kultur jaringan dan cara lainnya tergantung jenis. simpodi~l
Jenis anggrek
umum diperbanyalc dengan uara,split dan keiki,
sedangkan untuk jenis anggrelc monopodial dengan cara stek pucuk (top cutting). Perbanyakan Anggrek 8ecara Vegetatif KOllvensional Split Tanaman anggrelc simpodial alean men5hasilkan tunastunas baru sepanjanghidupnya.
Kecepatan pertambahan tu-
naG tergantung pada jenis dan kondisi tanaman.
Hasil ra-
ta-rata yang dapat dicapai berleisar 2 tanaman baru dalam walctu 3 sampai 4 oahun dari hasil pemisahan/split.
20 Split dilakukan dengan pemisahan rumpun tunas anggrek dan setiap rumpun hasil pemisahan tersebut akan menjadi satu individu baru. Pada jenis Dendrobium pembelahan daDat dilakukan bila dalam 1 rumpun telah terdapat minimal 6 buah tunas.,
Pem-
belahan dilakukan dengan menggunakan gunting
yang
tan&~an
tajam dan dibelah tepat pada akar, tinggalnya (Gambar 6).
Daerah pemotonsan Gambar 6.
Proses
pem~sahan
tunas'
Tiap belahan rump un harus memiliki tunas tua dan tunas muda.
Selanjutnya akar-akar yang melekat dipotong
dan bekas potongan dicelupkan pada larutan funGisida untuk mencegah' terjadinya pembusukan.
Pembuangan akar-akar ber-
guna untuk merangsang pertumbuhan akar baI'u yang lebih cepat. Penenaman
hasil split dilakukan dengan meletakkan
tanaman di atas media dan tanaman diikat pada tali sehingga dal)at berdiri dengan tegak.
'fanaman diletal,kan dengan
tunas termuda menghadap bagien pot yang terluas (Gambar 7).
22 Cara split memiliki beberapa keuntungan: relatif mudah caranya sehingga tidak rnemerlukan keahlian khusus dan dalam 1 hari kerja seorang pekerja dapat melakukan split dan penanaman sebanyak 100 tanaman. Selain keuntungan cara ini memiliki beberapa kelemahan yaitu \'laktu yang cukup lama untuk mendapatlcan anak/bibit baru, jumlah yang dihasilkan untulc jangka waktu tertentu hanya sedikit dan tanaman mengalami masa stagnasi beberapa lama.
Pada masa
stagnasi tanaman tidak berproduksi dan pada beberapa jeni3 masa stagnasi ini dapat berlangsung dalam I-wktu cukup lama. Keiki Keiki berasal dari bahasa Hawaii yang berarti bayi (Gunawan, 1981+).
Keiki adalah anakan kecil yang tumbuh
dari buku tannman dewasa dan dapat menghasilkan akar sehinge;a merupakan
~\\atl!-
tanaman keci;t. (Gambar 8).
Keiki '-----------daerah pemotonr;an
Gambar ·0.
Keiki yans telah berukar
23 Perbanyakan dengan keiki dilakukan dengan memotong keiki yang telah berakar, beserta sebagian bulb induknya. Bulb mengandung eadangan makanan yang dibutuhkan keiki sebelum keiki mampu menghasilkan makanan untuk dirinya sendiri.
Keiki dapat pula ditumbuhkan dengan meletakkan ba-
.
tang-batang tua dalam posisi horizontal dan disirami, setelah beberapa waktu dari buku-buku akan tumbuh keikikeiki. Penggunaan eara ini relatif mudah dan tidak kan keahlian maupun peralatan khusus. hun maksimal
ha~ya
membu~uh-
Tetapi dalam 1
dapat dihasilkan 3 sampai 4 pot.
ta~,
Un-
tuk menghasilkan bibit eara ini kurang dapat diandalkan. Selain itu tanaman hasil keiki membutuhkan waktu lebih larna untuk memasuki fase generatif dibanding tanaman hasil kultur jaringan yang berukuran sarna.
Mengingat keterba-
tasan eara ini, PT PAGI tidak melakukan eara seeara khusus, hanya pada kesempatan-kesempatan
te~tentu.
Stek Pueuk Pada
ang~rek
monopodial, tanaman tidak menghasilkan
tunas-tunas baru melainkan terus tumbuh memanjang.
Stek
dilakukan dengan memotohg bagian ujung tanaman dewasa sepanjang 40 - 60 em yang harus memiliki minimal 3 akar udara yang sehat.
Ketentuan jumlah akar minimal tersebut
untuk mendapatkan tanaman yane; pelwmg hidupnya besar dan tidak terlalu men:~alami stasnasi. (Gambar 9).
24
Daerah pemotongan,
Gambar 9.
Stek pucuk pada anggrek monopodial
Untuk melakukan stek, tanaman yang terpilih harus memenuhi persyaratan tertentu.
Persyaratan tersebut me-
liputi kondisi tanaman, harus dalam keadaan pertumbuhan yang subur, sehat, memiliki cukup banyak daun-daun yang sehat dan muda (Soeryowinoto, 1977). Selanjutnya stek di tanam pada media campuran kotoran ayam dan serutan kayu, langsung di laPlimg tanpa naungan. Untuk perawatan stek pada awal penanaman sebaiknya diberi peneduh sementara sampai kondisi stek cukup kuat. memerlukan suhu 25 0
-
Stek
30 0 dengan RH 75 % untuk mendorong
pertumbuhannya (Lestari, 1985).
Penyiraman sebaiknya ti-
dak berlebihan tapi lebih ditekankan pada pengaturan kelernoaban udara, karena penyiraman yang berlebih dapat menyebabkan tanaman membusuk (Gunadi, 1979). Cara ini relatif mudah dilakukan tetapi hasilnya hanya sedikit dalam jangka I'raktu tertentu dan tanaman induk akan mengalami stagnasi sebelum mampu berproduksi kembali.
25 Perb~yakan
Anggrek melalui Teknik Kultur Jaringan
Prospek dan Kendala Penggunaan Teknik Kultur Jaringan Perbanyakan anggrek secara k?mersial dengan menggunakan teknik kultur jaringan dirintis pertama kali oleh Morel pada tatun 1960 pada anggfek Cymbidium.
Dengan teknik ini
Morel memproyeksikan 1 juta tanaman baru dalam waktu 1 rahun dari 1 mata tunas yang sehat.
Perbanyakan dengan cara
ini memungkinkan didapatkannya bibit dalam jumlah
banyak
secara serempak. Teknik kultur jaringan mampu menghasilkan bibit-bibit baru yang relatif seragam dengan indulmya. Selain itu
ba-
gian tanaman induk yang diambil untuk eksplan hanya sebagian kecil sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman induk.
Mata tunas merupakan eksplan yang urnurn diperQ.makan
untuk perbanyakan anggrek. Bibit tanaman dapat dihasilkan dalam jumlah
b~yak
serta tidak membutuhkan ruang yang luas seperti halnya pada perbanyaknn vegetatif lainnya untuk mengtasilkan bibit dalam jumlah sarna.
Laboratorium PT PAGI rnelakukan
perbanyakan dengan cara ini untuk
rneme~i
kebutuhan bibit
tanaman yane; terseleksi dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang terencana.
Bibit ditujulcan untuk pertanaman
di kebun inti maupun pet ani plasma serta konsurnen lain. Dibalik keuntungan yang didapat dengan penggunaan teknik kultur jarine;an, perlu diperhatikan kendala-kendala
26
yang mungkin terjadi.
Teknik kultur jaringan merupakan
salah satu cara perbanyakan yang membutuhkan biaya inveBtasi yang tinggi, memerlukan tenaga-tenaga dengan ketrampilan khusus untuk mengerjakannya'dan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan teknik ini. Keberhasi1an ditentukan oleh komposisi media, jenis eksplan yang digunakan dan 1ingkungan fisik se1ama pertumbuhan kultur.
Dari setiap tahap perlu diperhatikan hal-
hal yang dapat mengakibatkan kegagalan
~aupun
penyimpang-
an hasil. Perbanyakan dengan teknik ini pada anggrek-anggrek hibrida terutama harus
diperh9til~an
netik tanaman yang dihasi1kan.
segi keseragaman ge-
Terjadinya mutasi dan va-
riasi yang tidak diharapkan dan baru diketahui ter1ambat akan sangat merugikan. Terjadinya perubahan dapat disebabkan o1eh khromosom ganda, aneuploidi, mutasi gen dan kimera.
Percobaan oleh
Charanasri dan Warichkel (1978) delapan contoh mericlone Dendrobium Pompadour dihitung persentase perubahannya :
52.77 % yang true to type, 43.71 % dengan bunga yang lebih besar, dan 4.52 % perubahan yang lainnya.
Persentase ta-
naman yang true to type ditentukan oleh jenis tanaman yang menjadi induk : 98.11 % pada Jaquelyn Thomas, 98.02 % pada Caesar Chiad dan 78.18 % pada Walter Qumae.
27
Terlihat bahwa persentase tanaman yang true to tyPe bervariasi tergantung jenis.
Mutasi pada anggrek hmbrida
memang dapat terjadi karena anggrek hibrida memiliki susunan kromosom heterozigot. dihindari 100
Terjadinya mutasi tidak dapat
% tapi dapat dilakukan pengontrolan
sehing~a
tidak terjadi mutasi yang terlalu besar Di Kebun PT PAGI tampak adanya perbedaan warna kelopak bunga dan ketebalan kelopak bunga pada jenis Dendrobium Intuwong hasil mericlone.
Ketebalan bunga erat kaitannya
dengan lamanya kesegaran bunga.
Dari hal ini tampak bahwa
terjadinya perubahan dalam populasi tanaman dapat mempengaruhi baik kualitas maupun kuantitas bunga. Terjadinya penyimpangan dapat disebabkan oleh perlakuan selama tahap perbanyakan.
Penggunaan hormon-hormon da-
lam jumlah besar dan dalam waktu yang lama dapat mengin•
duksi terjadinya mutasi.
Salah"satu jenis hormon yang se-
ring mengakibatkan terjadinya mutasi ialah
auks in 2.4 D •
cielain hormon, sUbkultur berulang-ulang lebih dari 1 tahun juga dapat memperbesar peluang terjadinya tanaman yang menyimpang. Pertumbuhan tanaman baru yang kurang vigor atau mengalami perubahan bentuk seperti kerdil (stunted) dapat pula disebabkan oleh pengaruh sub kultur yang berulang-ulang pada media yang sarna.
Hal ini dapat mengakibatkan ter-
jadinya semacam alcumulasi zat-zat ya:J.g mempengaruhi
28
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Dari pengalaman
Laboratorium PT PAGI, subkultur lebih dari 5 kali pada media padat menghasilkan tanaman yang stunted dalam jumlah besar. Kemungkinan adanya penyimpangan pada hasil meri,clone membutuhkan perhatian yang besar dalam pelaksanaan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan anggrek.
Pemilihan
yang ketat dari tanaman induk terpilih dapat berperan besar pada tahap selanjutnya. true to type
Tanaman induk terpilih harus
dan sehat.
Teknik Pelaksanaan Kultur Jaringan Anggrek Perbanyakan anggrek secara kultur jaringan melalui beQerapa tahap yaitu persiapan media, sterilisasi dan inisiasi eksplan serta tahap perbanyakan eksplan.
l'Iasing-
•
masing tahap menuntut persiapan-dan persyaratan tertentu yang menunjang keberhasilan perbanyakan. Dengan telmik ini, telah dihasilkan perbanyakan bibi t :jenis Dendrobium, Oncidium, Aranda:, Mokara dan Cattleya.; Persiapan Media Kultur.
Persiapan media dimuJ.ai dengan
persiapan botol-botol kultur.
Botol yang digunakan ti-
dak disterilisasi dengan autoclave melainkan langsung digunakan setelah dicuci.
Pencucian dilakukan dengan air
panas dan sabun dan dilakukan perendaman selama 2-3 jam sebelum pencucian.
29 Media untuk perbanyakan-' anggrek terdiri dari media eair dan media padat.
Media dasar yang digunakan ialah me-
dia Vacin dan Went yang telah dimodifikasi dan ditambah bahan-bahan alami seperti air kelapa, pisang dan kentang. Laboratorium PT PAGI tidak menggunakan hormon sintetis untuk perbanyakan anggrek. PT PAGI menggunakan 1 jenis komposisi media cair dan 2 jenis komposisi media padat (padat I dan padat II). komposisi media dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.
Komposisi media untuk tanaman anggrek.
Bahan-bahan, Cair
Konsentrasi/liter Padat I
Padat I I
Media dasar
VVl
VVl
VVl
Air Kelapa:
250 ml
150 ml
150 ml
20. g
50 g
Pisang Kentang Gula pasir
50 g 20 g
30 g
Arang Aktif
2.5 g
2.5 g
Agar
5 g
4.7 g
Penggunaan bahan-bahan alami dalam media perbanyakan anggrek telah lama diketahui, karena penggunaan bahanbahan alami selain lebih ekonomis juga diperkirakan mengandung zat-zat yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kelemahan b&han alami ialah sulit mendap3tkan
bahan dengan kondisi fisiologis yang tepat sama, karena
.
~.'
kamasakan bahan mempengaruhi komposisi unsar-unsur yang ,-,
yang terkandung di dalamnya. Air kelapa diketahui mengandung hormon alami zeatin dari golongan sitokinin, auksin dan vitamin serta mineral (George dan Sherrington, 1984).
Pisang dapat merupakan
sumber vitamin dan karbohidrat, sedangkan kentang mengandung karbohidrat, unsur-unsur mikro. Cheah dan Sagawa dalam
George dan Sherrington
(198~)
menyebutkan bahwa anggrek Dendrobium harus bebas gula pada media inisiasi (cair) agar mendapat laju proliferasi protocorm lebih cepat,
sedangkan pada Phalaenopsis penghi-
lang an gula berguna untuk penghijauan protocorm.
Penam-
bahan gula pada media mengakibatkan protocorm manjadi kuning dan coklat. Proses pembuatan media dimulai dengan persiapan bahanbahan kimia, pemasakan dan sterilisasi media.
Langkah-
langkah yang dilakukan dalam persiapan bahan kimia dan pemasakan : - Bahan-bahan kimia ditimbang atau diambil dengan gelas ukur untuk larutan stok sesuai kebutuhan, - Ditambah bahan-bahan alami yang sesuai : air kelapa yang telah disaring, kentang dan pisang yang telah - Ditambah aquadest sampai volume yang tepat,
dib~ender,
31 - pH media diatur hingga
5.3 dengan menggunakan HCl atau
NaOH, - Ditambahkan arang aktif bila diperlukan - Dipanaskan s~pai 70 0 C lalu agar dimasukkan . - Media diangkat bila sudah mencapai suhu 90 o C. Pada pembuatan media cair tidak ditambahkan agar dan tidak memerlUkan pemasakan.
Selanjutnya media dibagi-bagi
ke dalam erlenmeyer atau botol kultur dengan menggunakan gelas ukur.
Media cair diukur sebanyak 30 ml, sedangkan
media padat I 50 ml dan media padat II 80 ml.
Erlenmeyer
ditutup dengan 2 lapis alumunium foil, sedangkan botol kultur ditutup 1 lapis alumunium foil dan tutup botol. Tahap akhir berupa sterilisasi media yang dilakukan dengan menggunakan autoclave pada tekanan 17.5 psi.
Ste-
rilisasi media cair membutuhkan waktu 15 menit sedangkan media padat 20 menit.
Dengan 4 autoclave yang ada, Labo-
ratorium PT PAGI mampu menyiapkan media sebanyak 60 liter per hari. Sterilisasi dan inisiasi eksplan.
Bahan tanaman yang akan
dipilih untuk diperbanyak h~us memenuhi persyaratan tertentu seperti kesehatan induk tanaman, kondisi pertumbuhan vegetatif, kualitas-bunga dan produktivitasnya serta ukuran tunas yang diambil. Eksplan untuk anggrek simpodial umumnya berupa mata tunas yang diambil dari tunas yang berukuran
+
10 cm.
Percobaan oleh Sigh pada tahun 1976 pada uendrobium cv.
32 Ng Eng Cheaw menunjukkan
b~hwa
eksplan®ata tunas aksi-
lar memberi respon pertumbuhan yang lebihbaik dibanding mata tunas apikal dari tunas yang sama (George dan rington, 1984).
~her
Di PT PAGI mata tunas yang digunakan
berupa mata tunas aksilar dan apikal. Eksplan untuk anggrek monopodial berupa mata tunas aksilar yang diambil dari stek pucuk tanaman.
Khusus
untuk jenis Aranda, percobaan oleh Loh, Goh dan Rao men~jukkan
(1978)
hasil bahwa hanya 3 mata tunas aksilar
teratas yang memberi respon tinggi sedang mata tunas aksil~
yang lebih bawah lambat berespon. Pemil~han
tanaman induk dan pemilihan eksplan di-
lakukan oleh Kepala IJaboratorium dengan memperhatikan syarat-syarat yang ada.
Tunas Dendrobium yang terpilih di-
potong dari tanaman induknya dan dibawa , ke Laboratorium. Selanjutnya merupakanmhap sterilisasi eksplan sebagai berikut - Tunas dicuci dibawah aliran air dan pelepah-pelepah daun yang menutupi mata tunas dibuang dan dibilas air steril - Tunas disemprot alkohol 95 % lalu direndam dalam larutan clorox 15% +
~ween
80 1 tetes dan dikoook selama 10 menit
- Tunas dikocok lagi dalam larutan clorox 5 % selama 5 menit, - Terakhir tunas dibilas dengan air steril 2 kali. P~kerjaan
selanjutnya dilakukan di dalam Laminar
Air Elm'l Cabinet yang sebelumnya telah disernprot dengan alkohol 95 56.
Penggunaan alkohol 95 :6 untuk penyemprotan
Laminar sebenarnya tidak terlalu efcktif karena alkohol
95% sangat cepat menguap sehingga efektivitasnya untuk mematikan organisme menjadi berkurang. Pengambilan mata tunas dilakukan dengan mengorek mata tunas menssunakan ujung skalpel. sung dimasukkan ke dalam media cairo
Hata tunas l.angKultur kctnudian
di-shaker dengan kecepatan 110 rpm dan penyinaran
2~
jam.
Tujuan utama pengocokan dengan shaker adalah untuk memberi aerasi pada eksplan, memungkinkan terbentuknya protocorm-like bodies (plb) yang lebih cepat, memecah plb karena sentuhan-sentuhan pada dinding botol. Tahap
Perba~yakan.
Mata tunas dalam media cair dibersih-
kan dari bagian-bagian yang mati dan dipindah ke media baru
set~ap
jau dan
2 minggu.
membent1L~
Tunas yang hidup akan berwarna hi-
pJ:b dalam waktu 3 bulan.
Untuk diper-
banyale kembali plb ini dapat dipisahkan kedalam media cair baru
~an
akan memperbanyak diri kembali. Pad a tahap ini
pemin.d.ahan ke media baru cukup dilakukan 1 bulan sekali. Selanjutnya protocorm telah siap di tanam dalam me-dia padat I untuk pembentukan pucuk-pucuk.
Kultur dile-
..------>
takkan di rak-rale dengan penyinaran 8 - 12 jam per hari. Kultur dipindahkan 2 bulan sekali lee dalam media yang baru sambil menyeleksi pertutnbuhan kultur yang kurang baile. Setelah 4 bulan terbentuk tanaman-tanaman kecil yang siap diakarkan.
Sebelum dipindah ke media perakaran, diseleksi tanaman yang pertumbuhanbya baik.. Setiap botol berisi 20 tanaman. bulan.
Tahap perakaran
membutuhkan waktu sekitar 4
Menurut Gunadi (1979) tanaman telah aiap keluer
bila telah memiliki pseudobulb pada anggrek Dendrobium. Tshapan pertumbuhan kultur dapat dilihat pada Gambar 10. Sedangkan sl,ema pertumbuhan kultur untuk menghasilkan 10 000 tanaman dapat dilihat pada Tabel lampiran 4.
~ambar 10.
Urutan tahap perhanyakan anggrek
Pad a media perakaran, anggrek Dendrobium umumnya tidak men3alami kesulitan pemberrtukan akar yang sehat pada waktunya.
Khusus untuk jenis Oncidium terlihat ketid3k seim-
bansan pertumb:.than pucuk dan akar pada media perakaran. ·:ranaman serin[';kali telah oenc:JDiJi tinggi botol tetapi akar yang terbentuk hanya sedikit.
Hal ini mengakibatkan sulit-
nya keberi1asilan aklimatisasi bi!.Ji t.
35 Untuk jenis Oncidium masih
diperlQ~an
posisi media perakaran yang lebih tepat.
pencarian komifJenurut George
dan Sherrington (1984) banyak spesies tanaman akan berakar bila ke dalam media perakaran ditambahkan arang aktif dan auksin.
Arang aktif dilaporkan meningkatkan per-
turnbuhan akar yang telah terinisiasi. Selain Dermasc:lahan "Oertumbuhan kultur, dalam penggunaan telrnik kul tur jaringan perlu diperhatil:an pula tingkat kontarninasi.
~ari
catatan yang ada kontaminasi
untuk anggrek Dendrobium, Oncidium, Aranda dan j'!okara; pada media cair tidak terlalu banyak, pada media padat I 17.2
% sedangkan pada media padat II
terbanyak disebabkan oleh cendavlan. cenderung terjadi
~arena
9.3~.
Kontarninasi
Kontcuninasi cendawan
pen6erjaan yang kurang bersih
atau kondisi laminar yang lcurang steril. Analisis Biaya Perbanyakan :-,ecara Kultur Jaringan Alokasi biaya pada perbanyakan anggrek dengan menggunakan teknik kultur jaringan meliputi biaya bahan kimia, biaya listrik dan gas serta biaya tenaga lcerja.
Pada per-
hitungan yang dilakukan tidak ditambahlcan perhitungan penyusutan alnt-alat.
Biaya bah§.p. kimia meliputi zat-zat
kimia, bahan-bahan alami, allcohol, alumuniurn foil. Berdasar data yans ada 44.3 lcimia, 17.6
% biaya
mencakup 38.1
~
list~ilc
~
merupakan biaya bahan
dan gas sedangkan tenaga lcerja
dari biaya total.
Perhitungan dibuat ber-
dasar pembuatan 10 000 tanaman dalam I'laktu 18 bulan, dengan
36 kapasitas pembuatan media 40 000 botol/bulan dan penanaman 12 500 botol per bulan.
Hasil pengarjaan seorang pekerja
setiap harinya minimal 50 botol.
Kecepatan pengerjaan
tergantung dari tahap yang dikerjakan, untuk media cair dapat dikerjakan 80 botol per hari sedangkan media padat 50 botol per hari.
Pada tahap media padat waktu lebih
lama untuk pengerjaan karena tiap botol harus diseleksi. Untuk perhitungan biaya perlu JUGa diperhatikan persentase tanaman yang berhasil keluar dari setiap botol tanaman yang telah berakar.
Jumlah rata-rata plant let
yang dapat ditanam berkisar 50
%.
Usaha untuk memperbesar
persentase tanaman yang dapat keluar harus dimuiliai sejak awal yaitu tahapan penyeleksian tanaman.
0eleksi harus
dilakukan cukup ketat sehingga mengurangi pemborosan biaya, waktu dan -renaga kerja.
PERAWATAN BIBIT ANGGREK Tanaman anggrek menjalani 3 fase pertumbuhan selama di pembibitan yaitu kompot, tanaman 2 inei dan tanaman 4 inei.
Kriteria untuk masing-roasing fase disesuaikan
untuk setiap jenis.
Penggunaan 3 tlkuran wadah rela,ma ta-
hap pertumbuhan dipembibitan ini erat kaitanya dengan upaya memberi kondisi yang optimal untuk bibit.
Istilah
tanaman 4 inci atau 2 inei adalah tanaman yang ditanam pada pot berdiameter 4 atau 2 inei.
Bila digunakan polibag
ukuran ditentukan oleh lebar polibag dalam keadaan terliKriteria tanaman dapat dilihat pada Tabel 3.
pat.
Tabel 3. Ukuran tanaman
Kriteria ukuran tanaman di pembibitan', Kriteria tinggi tanaman
Kompot
Bibit keeil berukuran 2 - 6 em untuk Dehdrobium dan 2 - 5 em untuk anggrek tanah
2 inei
Bibit berukuran 6 12 em untuk lJendrobium dan 5 - 10 em untuk anggrek tanah
4 inei
Bibit berukuran 12 - 25 em untuk Dendrobium dan 10 - 25 em untuk anggrek tanah Kondisi Kebun Bibit
Bibit tanaman terutama pada fase awal pertumbuhannya membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai sehingga menunjang pertumbuhan yanc; baik dan eepat.
Kondisi lingkungan
yang mempengaruhi perturnbuhan bibit meliputi intensitas penyinaran, kelernbaban udara, suhu dan sanitasi kebun.
38
Intensitas cahaya yang dibutuhkan bib it tanaman anggrek berkisar- 20 - 25
%.
Pengurangan intensitas ca-
haya dapat dicapai dengan pemberian penaung.
Penaung
yang dibuat di Kebun Bibit PT PAGI terbuat dari fiber glass, yang selain mengurangi cahaya juga menghindari terpaan air hujan.
Sebaliknya intensitas cahaya yang
terlalu rendah juga menghambat pertumbuhan karena tanaman tidak mampu berfotosintesa dengan bgik.
Salah satu
tanda tanaman yang kekurangan cahaya adalah warna daun yang menjadi hijau kusam. Bibit anggrek membutuhkan hari panjang ( lama penyileb~h
naran
dari 12 jam per hari).
Untuk itu dapat di-
tambahkanpenerangan buatan sampai pukul 22.00 (Gunadi, 1979).
Di PT PAGI Kebun Bibit diberi penerangan dengan
lampu TL pada mal am hari, tetapi hal ini lebih berkaitan untuk fungsi keamanan. Kelembaban udara berfungsi untuk mengatur penguapan air dari daun dan bagian-bagian lain dari tanaman, menurunkan suhu tanaman karena sifat air sebagai penghantar panas, mengatur kecepatan mengeringnya media.
Ke-
lembaban udara menurun dengan cepat 1 - 2 jam setelah tengah hari dimana saat itu suhu udara meningkat dengan cepat. Catatan di lcebun bibit menunjulckan kelembaban relatif mencapai 80 % pada malam hari dan menurun drastis mulai pukul 04.00 dan mencapai titilc terendah pada pwcul 10.00 - 14.00 yaitLl 30 - 40 menaik kembali.
,~.
Kemudian lcelembaban akan
Bibit anggrek membutuhkan kelembaban relatif minimal 70
%.
Untuk mengatur kelembaban udara sebaiknya dilaku-
kan pengabutan. penyiraman yang
Di PT PAGI pada pukul 11.00 dilakukan jug~
berfungsi untuk menaikkan kelembab-
an dan menurunkan suhu.
Kelemba~an
kondisi lingkungan kebun.
juga dipengaruhi oleh
Gulma yang tidak terkendali
di bawah rak tanaman selain sebagai sarang hama dan penyakit dapat mengakibatkan ketidak seimbangan kelembaban di atas dan bawah rak. Suhu udara meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas cahaya.
Catatan di kebun bibit menunjukkan suhu
maksimal 33 °C pada pwcul 10.00 minimum 20°C pada mal am hari.
1~.00
dan mencapai suhu
Temperatur udara akan mem-
pengaruhi temperatur tanaman. Perbedaan suhu ruang dan tanaman dapat mencapai 15°C bila ruang tidak berventilasi baik dan cahaya sedang penuh.
Suhu tanaman yang tinggi
dapat menyebabkan terbakarnya Qaun. Sanitasi di kebun bibit dilakukan dengan penyiangan gulma menggunakan herbisida yang dilakukan setiap 1 bulan sekali. Herbisida yang digunakan Basta 200 AS dengan konsentrasi 15 ml/l. ngan Florida
Beaut~
Selain itu dibawah rak ditanami de(Dracaena godseffiana) yang berfungsi
sebagai penutup tanah dan pengaturan kelembaban (Gambar 11). Selain itu daun Florida
beau~y
ini bernilai ekonomis kare-
na digunakan sebagai pelengkap rangkaian bunga.
40
Gambar 11. Penanaman ?lorida Geauty di ba\'lah rale
Tahap-'rahap Peravratan Bibit An:,-;re:< ,
~----
Bibit anggrek membutuhkan perawatan khusus )IDtuk menunjane; pertumbuhan yang baile.
l'era:latan yang
di Kebun Bibit meliputi pemupukan, penyemprotan :,estisida dan penyiraman. Pemupukan dilakukan setiap hari Senin dan Rabu dena-an
'"
menggunakan Hyponex hijau (20-20-20) densan konGentrasi 1.5 g/l. g/l.
HgS0
Setiap kali pemupukan ditambah dengan Hg':)04 0.25 4
berguna untuk pembentukan klorofil sehingf;a
tanaman lebih hijau dan diharapkan proses
fotosi~tesadapat
berjalan dengan baik. 3ibit tanaman membutuhkan pupuk terutarna
d1'11ar~
bentuk
pup Uk daun I:arena pupuk akar lrurang dapat diserap, terutama saat a\'/81 tanam dimana alear beluHl berfungsi dengan baik.
Pemupukan saot awal pertumbuhan perlu memperhati-
lean keseirnbangan unsur Iii troc;en, Phospor dan Kalium. bi t tanaman sedans aktif dalam fase
ve:-;etat~f
dibutuhk3n lebih banyak unsur Uitrogen.
sehinG;a
.oila telall
8i-
41 memasuki fase mendekati deYlasa dibutuhkan keseii!!bangan unsur Nitrogen, Phospor dan Kalium. Penggunaan pupuk Hyponex higau (20-20-20) lebih cocok untuk tanaman yang sedang dalam tatif menuju generatif.
f~se
peralihan dari vege-
Untuk tanaman kompot sebaiknya
digunakan pupuk yang berkangungan Nitrogen lebih tinggi dibanding unsur lainnya. Penyemprotan pestisida dilakukan hari Selasa untuk insektisida dan hari Senin, Jum'at untuk fungisida. Hari Kamis dan Sabtu tidak ada program penyemprotan pestisida maupun pemUpukan. Inse~isida
yang digunakan 4 jenis yaitu Basudin,
•
Vydate, Latinate dan Nogos dengan konsentrasi masing-masing 2 ml/l kecuali Vydate
'-1: 5
ml/l.
Jenis yang digunakan
bergantian setiap kali penyemprotan.
Penggunaan insekti-
sida lebih dari 1 jenis bertujuan untak menghindari terjadinya resistensi hama serta untuk mencakup jenis-jenis hama yang berlainan. Fungisida yang digunakan 4 janis yaitu Orthocide, Dithane, Benlate dan Difolatan dengan konsentrasi Orthocide dan Dithane 2 g/l sedangkan Benlate 0.5 g/l dan Difolatan 0.5 ml/l
Tujuan penggunaan funf,iside yang ber-
lainan sama dangan penggunaan insektisida yang berlainan. Penyemprotan fungisida yang dilakukan 2 kali seminggu berguna untuk mencegah terjadinya serangan ingat kelembaban di pembibi tan
Cuku1)
cen~awan
tinggi.
meng-
42
Sampai saat ini program pemupukan maupun penyemprotan pestisida untuk kompot, tanaman 2 inci maupun 4 inci disamakan.
Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan terutama
kompot dan tanaman yang baru direpotting. Aklimatisasi Bibit yang telah memiliki akar yang baik dapat dikeluarkan dari botol.
Tahap awal saat keluar dari botol
dan beberapa saat sesudahnya merupakan masa kritis pertumbuhan bibi t, kerena bibi t men[;alami lingkungan.
pe~'ubahan
kondisi
Lingkungan yang lembab da!! persediaan :nakan-
,
an yang le:ngkap dalam botol berubah menjadi lin;l'::1l11Gan dengan kelembaban jauh berkurang, suhu y<:me; berubal:-ubah dan kemungkinan terserang penyakit yang besar. Pada masa ini perawatan bibit sebaiknya lebih intensif terutama menyangkut kondisi lingkungan.
Di p'r PAGI
masa aklimatisasi langsung dilakukan di Kebun Bibit bersarna-sarna bibit yang lebih besar.
Pada jenis-jenis ter-
tentu yang tidak membutuhkan perawatan khusus cara ini tentu lebih ekonomis dan hasilnya baik, tetapi pada jenis lainnya
yang lebih sensitif ada bailmya disediakanT1l1iI:lg
khusus yang lebih terjaga kondisinya. Tahap mengeluarkan bibit dari botol dimulai dengan menarik bibit keluar dari botol dengan pinset, diseleksi ~ang
memenuhi syarat lalu dicuci dengan air sampai
bersih dari sisa-sisa a3ar.
bibi~
Sisa agar yang mengandung
43
bahan-bahan kimia dan gula tersebut merupakan tempat tumbuh eendawan dan aakteri yang mungkin merugikan bibit. Tanaman/bibit kemudian dieelupkan dalam larutan Agrimiein 0.6 gil selama beberapa menit kemudian ditiriskan. Bibit telah siap mltuk ditanam. Kompot Bibit yanG telah ditiriskan, diseleksi yang hampir sama ukurannya disatukan dalam 1 pot.
Penenaman dilaku-
kan pada pot berukuran 4 inei yang telah diisi 2/3 bagian dengan media.
Media yang digunakan terdiri dari 2/3
bagian arang no. 3 (ukuran 2 x 1.5 em) dibagian bal'lah dan 1/3. bagian arang no. 4 (ukuran 1.5 x 1 em) diba5ian atasnya. Bibit diletakkan diatas media sebanyak tiap pot.
~
40 bibit se-
Jumlah bibit setiap pot tergantung ukuran bi-
bit asalkan 1 pot terisi eukup penuh.
Hal ini
untQ~
menghindari kerebahan bibit bila disiram atau disemprot dan bibit yang rapat akan saling menjaga kelembaban sesamanya. Kompot diletakkan berderet di atas rak dan mendapat perawatan berupa pemupukan dan penyemprotan yang mengikuti jadwal di Kebun Bibit.
Sebaiknya tanaman tidak
disiram maupun dipupuk 2 mingGu pertama karena aktivitas akar belum baik, sehingga penyiraman justru dapat
4/+
mengakibatkan pernbusukan.
Untuk skala besar, dimana pena-
narnan dilakukan secara rnassal, narnpaknya sulit untuk rnerawat satu kelompok secara khusus.
Salah satu cara yang da-
pat dilakukan adalah rnenempatkan tanaman berdasar kriterianya pada satu bagian/satu unit Kebun bibit. Persentase kematian bibit selama di kompot bervariasi tergantung jenis dan kondisi bibit pada waktu keluar. Persentase kematian pada 3 jenis Dendrobium yang tercatat berkisar 9.9 % sampai 26.8
%.
i
Kematian terbanyak disebabkan oleh pembusukan Phytophthora dan mati k~ring karena akar tidak berhasil tumbuh dengan baik. Kema~ian dapat pula disebabkan terlalu banyaknya air siraman pada kompot terutama yang akar-akarnya belum berfungsi dengan baik. Tanaman dirawat di kompot sarnpai,uturannya mernenuhi persyaratan untuk tanaman 2 inci.
Jadi kriteria pemindah-
an dari kompot ke pot 2 inci berdasarkan ukuran, bukan pada umur tanaman.
Secara teoritis tanaman yang tumbul:
optimum telah dapat dipindah saat
be~~ur
6 bulan.
Dari
data yang ada tanaman yang memenuhi syarat untuk dipindah dalam vraktu 6 bulan
65.7't, dan
58.5~.
ranaman yang
lain mengalami masa dikompot kembali sampai ukurannya rnemenuhi persyaratan.
Hal ini menunjukkan tidak semua
tanaman dapat tumbuh secara optimum.
Kelambatan pertumbuhan ini akan sangat merugikan baik waktu, tenaga dan biaya serta kesulitan pereneanaan bibit dalam jumlah tertentu dalam waktu tertentu. Tanaman yang dikompotkan kembali kadang membutuhkan waktu 6 bulan lagi untuk tumbuh meneapai ukuran yang sesuai. Tanaman 2 inei Penanaman tanaman 2 inei dilakukan dengan memilih tanaman dari kompot satu per satu dan ditanam dalam pot yang telah.berisi media. ,
Media untuk tanaman 2 inei be-
rupa batu split 2-3 buah dan arang hingga ham~ir penuh.
no.~
(ukuran 1.5x1 em)
Tanaman dibersihkan dari bagian-
bagian yan~ mati dan dieelupkan dalam larutan agrimiein 0.6 g/51 air. Pot tanaman kemudian dilebakkan rapat satu dan yang lainnya di atas rak.
Penanaman yang uiletakkan rapat ini
bertujuan untuk menjaga kerebahan yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan menjaga kelembaban.
Kelemahan cara ini
terlihat bila tanaman telah eukup besar at au mendekati saat dipindah ke pot
~
inei.
Tanaman akan saling menaungi
sehingga penyemprotan pestisida maupun pupuk tidak merata dan kelembaban terutama dibagian tengah rak menjadi terlalu tinggi.
Tanaman yang terletak ditengah rak akan le-
bih tertekan pertumbuharu1ya dibanding tanaman yarrg ada di bagian tepi rak.
3elain itu tanaman yang di tengah
rak seringkali w.ati membusuk tanpa diketahui.
Idealnya
pen~arangan
letak pot dilakukan bertahap ----sesuai dengan pertumbuhan t anaman. Penggunaan rak dengan kayu-kayu yang diatur jaraknya sesuai ukuran pot kiranya dapat dipertimbangkan.
Tetapi tentu saja rak yang telah
dirancanguntuk pot 2 inci tidak dapat dimanfaatkan untuk pot 4 inci. Perawatan tanaman 2 inci meliputi pemupukan dan penyemprotan" pestisida serta pembtuuagan daun-daun kuning. Program pemupukan dan penyemprotan pestis ida disesuaikan dengan, jad\'lal R:ebun Bibit. Persentase kematian tanaman 2 inci pada 3 jenis Dendrobium bJrkisar antara 0.1 % sampai 5.9 %.
i
Penyebab
I
kematian terbanyak pembusukan dan mati kering.
Pada 110-
kara Choo Lay Keun banyak yang terserang top-rot (busuk pada pucuk tanaman) yang kemungkinan disebabkan oleh , 3clerotia. Penanggulangannya dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida seperti Benlate dan pembuangan tanaman yang telah terserang.
Penyakit tpp-rot memang banyak
menyerang tanaman jenis Mokaraiatau Aranda,dan salah satu cara pencegahannya selain sanitasi juga menghindari tertinggalnya air siraman di pucuk-pucuk tanaman. Pada Dendrobium Intuwong dan Jaquelyn Thomas terdapat cukup banyak tanaman yang daun-daunnya menguncup.
Ke-
lainan ini biasanya belum tampak di kompot tapi mulai terlihat jelas di pot 2 inci.
Kelainan seperti ini terjadi
karena pertumbuhan abnormal dari hasil kultur jaringan.
47
Daun-daun yang menguncup dapat mengurangi kapasitas fotosintesis dan menampung air siraman pada pucuknya.
Fa-
da tanaman Dendrobiu;n Halter Qumae dewasa juga terlihat gejala ini (Gambar 12).
Tanaman seperti ini akan mengha-
silkan bunga denganmngkai pendek dan bunga hanya terbentuk pada bagian atas tanaman.
Gambar 12.- Tanaman dengan daun menguncup Usaha mengatasinya dengan menyobek daun-daun yang menguncup ternyata tidak terlalu memolong.
Cara ini bah-
kan menimbulkan resiko terserang penyakit dari bekas luka. Tanaman yang dari awal pertumbuhannya terlihat gejala seperti ini mungkin sebaiknya
ti~ak
dipelihara lebih lanjut.
Khusus untu..l( jenis Jaquelyn Concert x Lady Charm pada fase tanaman 2 inci ini mene;alarni banyak gangguan pertumbuhannya.
'ranaman sangat sensi tif dan rnengalar;:i stae;nasi
yang cukup nyata.
48
Tanaman setelah mencapai ukuran pot 4 inci diseleksi pertumbuhannya.
Unt~
dipindahkan ke
Persentase tanaman
yang dapat dipindah setelah 6 bulan di pot 2 inci untuk Dendrobium berkisar antara 21.7% sampai70 %.Perbedaan ini dapat disebabkan kondisi pertumbuhan taaaman yang terhambat atau varietas yang memang lebih l"mbat pertumbuhannya. Tanaman yang lnelum dapat dipindah dibiarkan tetap pada pot 2 inci sampai ukurannya memenuhi persyaratan untuk dipindah. Tanaman 4- inci Tanaman yang ukurannya telah memenuhi persyo.ratan tanaman 4- inci eli tcmam pada pot berdiameter 4- inci yang telah diisi media. arang no. 3.
r·ledia tanam. berupa batu split dan
Tanarnan 2 inci berikut m,edianya langsung
ditanam pada pot 4- inci dan ditambah arang no.3 secukupnya.
0a:lt penanaman akar-akar yang terlalu panjang
dan mati dibuanc;. Fera\"latan tanaman 4 inci meliputi pernupukan, penyemprotan pestisida dan pembuangan
daun-daQ~
kuning.
Prog-
ram pernupul,an< disesuaikan denGan program Ke bun Bibi t. Fada fase ini ada tanaman yanG telah mulai berbunga, bunga-bunga ini harus dipotong saat masih kuncup.
Bunga
tersebut termasuk burw;a premature ya:lt; kuali tasnya belum baik dan dapat mene;:;anggu tanaman.
pertu:~buhan
ver;etatif
4-9 Persentase keberhasilan pemindahan tanaman setelah 6 bulan dalam pot 4- " untuk ,jenis Dendrobium berkisar antara 69
% sampai 94-.1 %.
Keberhasilan tanaman yang da-
P&t dipindah terlihat lebih besar dibanding 2 fase sebelumnya.
Persentase kematian pada tanaman 4- inci
jenis Dendrobium berkisar antara 0
~
untUL~
sampai 1.8 %. -Pada
tahap ini tampak tanaman sudah tidak terlalu sensitif. Setelah 6 bulan tanaman dikeluarkan dari Kebun Bibit yang dinaungi fiber glass dan paranet ganda.
diletakkan di KebULq dengan
Tanaman akan siap di tanam di Kebun Pro-
duksi yang hanya dinaungi 1 lapis paranet, setelah 3 bulan diadaptasikan. Analisis Biaya Permlatan Bibit Bibit tanaman selama di Kebun Bibit melalui 3 fase yaitu kompot, tanaman 2 inci
dan~namap
masing fase-berlangsung 6 bulan.
4- inci yang masing-
Iliaya tanaman selama
di Kebun Bibit meliputi biaya investasi bangunan, rak, instalasi penyiraman yang dapat bertahan selama 5 tahun dan sarana produksi serta tenaga kerja.
l'ernbagian biaya untuk
investasi, sarana produksi dan tenaga kerja untuk setiap fase perturnbuhan selama 5 tahun dapat dilihat padaTabel I>. Dari biaya total yang dikeluarkan selama pera\~atan
5 tahun untuk
10 tahap kompot, 9 tahap tanarnan 2 inci dan 8
tahap tanaman '+ inci terlihat bahwa investasi menca;.cup 22.8 -0 biaya total.
Sedang biaya peravlatan untuk ketiGa
50 fase pertumbuhan meliputi 77.2 % biaya total.
Pembagian
biaya untuk setiap fase pertumbuhan mulai dari kompot, tanaman 2 inci dan tanaman 4 inci bertwut-turut : 10.3"6, 13.5 % dan 53:2
%.
Pada setiap fase pertumbuhan terutama untuk kompot dan tanamnn 2 inci, biaya tenaga kerja meliputi sebagian terbesar biaya perawatan.
Sedangkan pada tanaman 4 inci
biaya tenaga kerja hanya meliputi 8.5 % dari biaya total, Tabel 4. Pembagian biaya tanaman di Kebun Bibit. Fase pertumbuhan
Jenis biaya Investasi bangunan
Kompot
Tenaga lcerja Bahan-bahan lain
Tanaman 2"
Tenaga lcerja Bahan-bahan lain
Persentase 22.8
9.6
0.7 10.3
3.7 le.8
13.5 Tanaman 4"
Tenaga kerja Bahan-bahan lain
8.5
44.7 53.2 100
PENGUSAHAAN BUNGA POTONG ANGGREK
Tanaman Anggrek Dewasa Tanaman dewasa (tanaman 6 inei) dapat merupakan hasil split tanaman dewasa lain, keiki atau tana~an 4 inci yang telah memenuhi persyaratan ukuran tanaman 6 inci. Pada fase ini tanaman disiapkan untuk berproduksi. Penanaman tanaman dewasa dimulai dengan persiapan media tanam.
Polibag 6 inei yang telah diberi lubang un-
tuk drainase diisi batu makadam yang berfungsi sebagai pemberat polibag, aranG no.1 (ulruran 7 x 5 em) sebanyak 5/6 bagian dan arang no. 2
(l~uran
4 x 3 em) diatasnya.
Polibag yang terisi penuh berbobot sekitar 2.5 kg sedang bobot arangnya sekitar 1.2 kg.
3atu orang pekerja dalam
wal<::tu 1 hari mampu menyiiJpkan 100 polibag berisi media. Pada dasarnya anggrek epifit dapat; turnbuh baik pada berbagai maeam media.
~lenurut
Gunadi (1979) pemiillihan
jenis media hendalmya memperhatikan sifat-sifat media. I'ledia yang memenuhi syarat sebaiknya tidak eepat terurai", kemasaman stabil, mudah menyerap dan melepaskan air, mempunyai sistem aerasi dan drainase yang baik. Arang sebagai media tumbull' memiliki kelebihan karena sifatnya yang inert dan tahan pelapukan, memberi aerasi yang baik, tetapi arang tidak melepas zat-zat hara,
se~
hingga tanaman sepenuhnya tergantung dari pemberian pupul<:: melalui daun.
52 ['iedia tanam akan digunakan selama 4--5 tahun sebelum tanaman diremajakan.
Jadi media yang
tahan selama waktu terse but • nya aran; bakau karena
digun~<:an
haruslah
Arang yanG diguIlakan sebaik-
arans ini keras dan berat serta
tidak cepat lapuk. Penggunaan media untuk jangka panjang, di satu pihal< mengurangi biaya
~emindahan d~~
menghindari terlalu
seringn;ya tanaman mengalami stagnasi akibat pemindahan tetapi juga harus memperhatikan kemungkinan perubahan pada media selama 5 tahun tersebut.
Masalah yang nampal< ter-
lihat adalah tumbuhnya lumut pada media.
Pemupukan yang
kurang tepat arahnya yaitu lee arah media tfu"lam al
Lumut yang sudah terlalu tebal akan
mengurangi aerasi media dan meningkatkan kelembaban yang mungkin mengakibatkan akar menjadi busuk. Polibag berisi media dijejerkan di
b~"lgku
plastik direntang untuk mengikat tanaman.
dan tali
Sebelum pena-
naman dir:lUlai, media disemprot dengan air untuk menghilangkan serbuk-serbuk arang
yang mli."lgkin menyumbat
lubang drainase. Tanaman 4- inci dilepaskan dari wadahnya ~~arnya
iibuan5 sampai bersih.
lalu al<ar-
3agian pangkal akar
direndam dalam larutan fungisida selama 2 menit, dan na'nan siap di tanam.
ta~
Tanaman diletakkfu"l dengan tunas ter-
muda menShada,' Dagian pot yang terluas.
'ranaman diikat
53 ~:JU3
toli dengan
men:5r~nna1cDn
kabel
~elepon
agar depDt
berdiri. Pemeliharacm selHnjutnY3 berupa pe",upuka.n, penyel:Jpro tan pestisida, pembuanc;an d aun-daun ;Cunins dan pem:3ungD yans terbentuk a,:an ne:nbutul1kan
b~~nyak
energi ynnz; sebenarnya. dibuttlWcan
'.LitU}-:: 1!18:Julihkan ~(0tl,'lisi dan :nenum:)uh;';::Jl1 akar-akar bara.
]"berDpa saat setelah penanama;l 3::an banyak terjadi :;~lSU1'
uaun sanpai akar-akar baru t,vlbucl.
ini tanaman tid.ak boleh
terGane;:~u
tUl:1buh dan meleleat pada media.
,;aat pemulihan
sehinge;a a};:ar dapat
Hata-rata tanaman membu-
tuhkan ';Iaktu 3 bulan untu1l: mencapai kondisi yang baile :.;:embali. Produksi Bunga Potong Tanaman anggrek Dendrobium mulai berproduksi dengan menghasilkan bunga berkualitas cukup baik bila telah mencapai umur tertentu.
Awal saat produksi tergantung dari
jenis Dendrobium dan asal tanaman dewasa.
Tanaman asal
':.libit (tanaman 4- inci) rata-rata mulai berproduksi pada bulan ke-7 dan ke-8, tanaman asal split pada bulan ke-8 sedangkan asal keiki lebig. lama. }i'aktor linglrungan juga mempengaruhi produksi bunga. 5:lletor-faktor lingkungan yang melCipensaruhi pembungaan 21eliputi sinal' matahari dan t-emperatur.
I'ionurut Rotor
ialam \·iithner (197L~) dan Gunadi (1979) temperatur rendah
mendoro'1S pembentukan bunga demikian JUGa cien:jan hari pen-
de'.;:.
Produksi bun;;a juga berfluktl,l asi sepanjang tahun
mensikuti r.msim.
Pada beberapa jenis Dendrobium ada
masa istirahat yaitu saat tanaman seperti berhenti tumbuh.
I,amanya masa istirahat berbaca-beda setiap jenis
unteL'.;: jenis f.1ultico Yello"" dan Intuwong terlihat jelas saat istirahatnya dimana tanaman hanya menghasilkan sedikit sekali bunga.
Hal yang sebalilmya terjadi pada
jenis Ekaphol yang produksinya stabil setiap saat. Rata-rata produksi bunga Kebun inti PT PAGI mulai tahun 1987 sampai t1aret 1989 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Bulan
Januari Februari Naret April 11ei Juni Juli :\gus~us
3eptember Okto":)er November Dese::Joer
ProdUL~si
Tahun 1988 1989 --------- tangkai --------142 21 394 33 561 ",18 i e1 875 37 456 62 289 772 32 451 019 58 753 525 71 906 361 G1 611 567 53 301 825 54 731 4-19 41 717 21 '~10 273 30 486 243 562 35 736
1987 30 27 15 38 65 36 51 48 35 3S' 31 42
bunga kebun inti
55
':ht'mer (1')74) tidak ditentu'"an oleh ukuran tanam.3n.
Ini-
siasi bun"a tidak berhubungan deno;an ukuran tanaman, karena ukuran tanaman lebih naman.
ter~antune;
kete[,;;Jran dan tipe ta-
.oatu spesiea munr;kin memnunyai batang yang pendek
sedang ya:l.S lain berbatanc-; tinggi.
Pada kedua spesies,
inisiasi bunga rnunf';kin terjadi pada saat yang sarna. hingsa umur
3e-
tanarnanlah yang rnenentukan terjadinya pem-
bungaan. UntQ~
jenis anggrek tanah urnur mulai berbunga biasa
lebih panjang dibanding anggrek Dendrobiurn.
Catatan \vak-
tu yang tepat belum ada. Tanaman anggrek Dendrobium dapat menghasilkan bunga dengan kualitas baik sampai urnur 3 - 4 tahun.
Setelah
itu produksi akan menurun demikian juga dengan kualitas bunga yang dihasilkan. berkisar 75
'~yang
Pada tahun pertama prodrucsi baru
akan rneningkat pada tahun b erikutnya.
,3tandar produksi bunga potong untrue anggrek hibrid 12 tane;kai/tahun/pot.
Jurnlah ini telah dapat dicapai oleh
PT PAGI pada beberapa jenis, tetapi kualitas bunga yang dapat dijual atau memenuhi syarat berkisar 8 tangkai/tahun/pot. ;'·iasalah utama dala::n budidaya anggrek potrong terletEJ.k pada usaha mempertahan.kan kualitas bQnga dalam vlaktu yang 181'la.
i3anyak faktor yang mempengsruhi kusli tas bu..nga.
Kualitas
0Unf)8
Angp;rek
Penilaian terhadap kualitas bung a ansc;rek khususnya uncuk bune;a potonl'; mencakup beberapa faktor : ukuran tangkai bunga, jumlah bunGa tiap tangkai, daya ta:lan kesegaran bunga dan tentu saja penampakan bunGa
meneGang peran
pentinG· Data penjualan total tahun 1988 untuk jenis Dendrobillum yanG tercatat nntuk kri teria kelas Long 19.1», Small 25.3'6. I~asuk
= 4-6.7~,
Over Bloom
= 20.4-~
=
~~edium ~
5 .4-%,
dan reject
=
Junga-bunga yang dapat diekspor umumnya yang terkelas long, medium dan sedikit small.
Sedangkan
untuk pasar domestik kelas yang lainnya masih dapat dipasarkan. Perawatan yang kurang sesuai seperti tanaman yang telah berukuran 6 inci tetapi masih ditanam di pot 4- inci akan mempengaruhi kuali tas bunga yang di:lasilkan.
Hal ini
tampak pada Dendrobium jenis Jaquelyn Concert x Lady Charm yang jarang menghasilkan bung a bertangkai panjang. Kualitas bunga dilihat dari kelas bunga yang dihasilkan nampak bune;a yan;;; memendek tangkainya di rnusim keillarau pacta jenis Oncidium. Henurut ::'att (1978) sinar matahari tahunan yang tinggi menUl'llIlkan produ...i{:si bunga
Oncidium r;oldiana, dan nampakn.::ra jusa me:Jpengaruhi panjangnya tangkai bung-a.
57 . 1elein
I:l\3Sn18!1
kelas, ',:::emulusan )-celopak bunr;a J.an
bagian bU:1;a lainnya ju:;a sanGat me':lpenGaruhi persyaratan bun::;a untuk ekspor. nis Ekap'101 dan se
IntU\~on:;
Pengar.wta:-l ('i lapang pada jebany,.{ yan:; terserane;
Slack No-
yai tu busu" pada anther bunL,a yang selain menguranc;i
keindahan ju:;a melUperpe:lde;c daya ta:lclll keser;aran bunga (G9mbar 1'5).
Jenis
In;;uwon~;,
J)ao i:'3suk dan Lim Hepa
nampaknya juc;a banyak J"arl~~ terseran.:::; Sanpai saat ini penyebab
uc;ama
spot
spot
(Gambar 13)·
belwn diketahui
pasti, karena diperkiralcan bekas Gic;itan serangga yang terinfe!{si cenda\·mn.
Gambar 13.
Bunga ya~ terserang Black Nose (A) dan spot (B)
:3elain masalah
'llack: Nose
sangat j elas E1engGanSG-'! 31cck 3pot
dan
.:):9ot
:~eindahan OU11i';8,
yang meman:;
terdapat pula
yai tu titi}c-ti tik hi t3iJ kecil pada mahkota
Adanya 3Iack 3pot ini :::en :2kib8tk3:1 bunsa yang dikirim dito:a~( olei i:11portir bu~-:::': Ji luar :-'_egeri.
58
Gambar 14-.
Bunga yang terserang Black spot berupa titik-titik hitam pada mahkota bunga
Pensendalian dalam mensatasi masalan"-ang 2eD-yane;:(ut ',ama dan :)(myakit bunga ini harcl.s terpadu.
Pengenclalian mencakup'
dilaklL~an
secara
penggunaan fun,:;isida
clan insektisida secara kontimu, dan penjagaan sanitasi keblL'1 terutama lingkungan se 1.citar
shed.
Gulma-gulma
jangan dibiarkan sampai terlalu tinggi dan bWlga-ounga yanG terserang penyakit segera disingkirkan dari kebun. Pada anggrek Dendrobium White, Multico White dan ";ultico Yello',; , terlinat gejala Bud drop yaitu gugurny3 k,mcup-kuncup bunGa. bebe!'a~)a
!3ud drop dapat diseoaiJK3n olen
faktoI' yai tu ak3r tanDElan yans terlalu basah,
per,~a'1ti3n
cueca yang drastis dan faktor genetik.
Nampaknya upaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas buq:;a di daerah Tropis masih merupakan tantangan yang bera t. rulli
;;ondisi lin2;lmngan diseki tar lceoun sangat mempenga:m~,litas
bunga, demikian juga den;;an pergantian mu-
Sl!:l s eti3? tahun merr;butui1kan pera\'Jatan ,y'"an
~
sesuai.
59
Peral"latan 'l'anaman }.ngr;rek .0evlasa Perawatan tanaman meliputi penyiraman dan an pupulc dan pestisida.
i:ana;:]an
a!F;~rek
penyemprot~
membutuhkan ting-
kat kelembaban tertentu, yan:; dapat dicapai antara lain denr;an pen:;abutan maupun ?enyirar.1a;:.
Kelernoaban udara me-
nUrlL'1 drastis terutama mulai pukul -10.00 sampai 14-.00. Penyirawan di kebun biasa dilakulcan pulml 14-.00, dengan pergiliran setiap
shed
selama 5 - 10 r.1enit.
dilaku..l;:an berdasar
\~aktu
dan lcondisi cuaca apalcah mendung
atau matahari cerah. oerdasar;~an
Penyiraman
Jadi tidak dilakukan penyiraman
data kelembaban.
Pemasangan higrometer di
keblim kiranya dapat membantu raenentulcan kapan saat penyiraman yang tepat. Penyemprotan pupuk dilakQkan hari Senin dan Kamis. Pupulc .yang digunakan Hyponex hijau (20-20-20) dengan konPupuk BJ~onex
sentrasi 2.5 gil ditambah MSSOLj. 0.25 gil.
biru (10-4-0-15) hanya diberikan 1 bulan sekali untulc memacu pembungaan. Kecuali pada hari-hari menjelang Natal dan Tahtill Baru serta Idul Fi tri, tanaman
I
dipalcsa I ber-
bunga (flower forcing) lebiil banyak dan lebih aVial deng~n pewberian pupuk Hyponex biru 2 kali diselingi Hyponex hijau 1 kali.
]lo~ler
forcing biasa dilakukan 1.5 bulan se-
belum hari-hari raya. Cara ini lUeInanG terlillat :13s::'1nya, tetapi juga harus diiillban;i perawatan tanana'} ya!1g i!1tensif sesudah.'1Ya. .
60
Tanaman harus dipuIihkan
~embali
kondisinya den::;an merang-
san?, pertumbuhan vegetatifnya. Penyemprotan pestis ida dilakukan pada hari Selasa sedang fungisida dilalrukan pada hari Rabu.
Insektisida dan
funr.;isida yang diguhakan masing-masing 4- jenis.
Pemakai-
an dilakQkan bersantian setiap minggu untuk mencegah res istensi hama/patogen.
Pestisida dan konsentrasi yang di-
gunaknn dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6.
Insek~isida dan fungisida yang digunakan dan konsentrasi pemakaiannya.
Nama Dagang
Bahan Aktif
Basudin 60 EC Vydate 100 AS Lannate L Nogos 50 EC Orthocide Benlate Dithane 4-5l'l Difolatan 4-F
Diazinon 600 gil Oxamyl 99.5 gil Methomyl 200 gil Diklorvos 500 gil Orthocide 50% Benomyl 50% Nancozeh 80% Captafol 39%
Kons en trasi
2 1.5 2 2 2 0.5 2 0.5
<
mIll mIll mIll mIll gil gil
gil mIll
Volume semprot untuk pemupukan di Kebun Timur 3 500 1 dan Kebun Barat 5 500 1. sida dikurangi 500 1.
Untuk penyemprotan pesti-
Deugan volume penyemprotan ter-
sebut setiap tanaman mendapat 75 - 100 mI. Efektifitas penyemprotan selain dipengaruhi jenis bahan yang
digQ~akan
nyemprotan.
ju;a 01e2 kualitas air dan telcnik pe
Air yang digunakan berasal dari kolam yang
61
terletak di belakang
plli~p
house di Kebun Barat.
h--uran pH air yang tercatat 6.4.
Peno-u-
Nilai pH tersebut cukup
memenuhi syarat, bila pH terlalu bas a ru,an mempengaruhi aktivitas pestisida, karena akan terjadi pengikatan molelruill-molekul aktif oleh bas a • Penyemprotan pestisida dan pupuk dilakukan pagi hari mulai pukul 06.30 sampai 09.30.
Penyemprotan tidak boleh
dilakukan bila sudah terlalu siang, karena butir-butir air cepat menguap sehingga penyerapan kurang sempurna. Penyemprotan pupuk harus m~~aan
dituj~~an
terutama
p~da
per-
bawah daun yang lebih banyak mengandung stomata
dibandinG
perm~~aan
atas.
Larutan pupuk sebaiknya tidak
mengenai kuncup bunga dan kelopak bunga, karena .akan menimbalkan spot kecoklatan.
Kecepatan penyemprotan rata-
rata 2,menit per baris yang berisi sekitar 115 tanaman. Dengan volume semprot 75 - 80 ml/detik. Para pekerja seringkali berjalan dengan kecepatan yang tidak konsisten sehingga mungkin ada tanaman yang mendapat volUme semprot lebih banyak d&, ada yang lebih sedikit. ti..~an
Selain itu para pekerja masih
keselamatan kerja.
lean masker dan baju
~urang
memperha-
Banyak pekerlja tidak mengguna-
len~an
panjang. Beri"J.gkali arah angin
tidak diperhatikan oleh pekerja selama penyemprotan, sehingga ada kemungkinan pekerja berjalan berla\vanan dengan arab angin.
Perawatan tanaman dewasa meliputi pembuangan daun-daun kuning dan bunga reject.
Daun-daun kuning alean membusuk
dan menjadi tempat penyakit.
Bunga-bunga y'mg reject dan
over bloom sebaiknye memang dibuang karena bW1ga-bunga tersebut tidak
meme~uhi
persyaratan dan bila bunga dibiar-
kan di tanaman akan menguras enersi tanaman. Pensendalian gulma dilakukan dengan Herbisida Basta yang dilakukan sebulan sekali.
Pengendalian paling efeletif
dapat dicapai bila pemberian herbisida dilahcrkan sebelum gulma
berb~~ga.
BU2ga gulma tidak mati oleh herbisida dan
tersebar oleh angin sehingga cepat tumbuh kembali. Dengan memperhatikan aspek perawatan dan syabatsyarat penanaman anggrek, maka untuk mengusahakan anggrek diperlukan investasi untuk bangunan produksi, bibit tanaman dan biaya perawatan tanaman untuk menghasilkan bunga potong Analisa usaha tani untuk penanaman anggrek Dendrobium seluas 1
000 m2 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 11.
PANEN DAr; ;C'A3CA PAllEN BUnGA ANGGREK
Kriteria Panen Bunga Panen bunga anggrek dilaku..1can pada pagi hari pulcul 06.30 sampai 08.00.
Kriteria bunga yang dipanen tergan-
tung dari tujuan pengiriman bunga, untuk ekspor, dalam negeri atau dalam kota.
Kriteria bunga untulc ekspor me-
liputi bunga yang telah mekar 75%, sedangkan untuk paaar domestik dapat dipanen bunga yang telah mekar 80-90%. Bung~
dipanen
menggun~1can
gunting tanaman dan dipo-
tong tepat pada pangkal tangkai bunga yang menempel pada batang tanaman.
Bunga-bunga selanjutnya diikat setiap
50 tangkai dengan karet dan diletakkan di pinggir
shed.
Bunga-bunga diletakkan langsung di tanah, menunggu diangkut oleh pekerja harian ke ruang pasca panen.
Penanganan,
bunga seperti ini dapat menurunkan kualitas bunga karena bunga dibiarkan terjemur dan terkena kotoran dari tanah. Se bailmya disediakan tempat di };epi
~
atau disedia-
kan alat angkut untuk setiap blok. Kriteria lainnya meliputi kondisi penampakan bunga, apakah cacat pada kelopaknya atau banyak bud drop.
Bunga-
bunga yang tidak memenuhi syarat dibiarkan pada tanaman dan akan dibuang oleh pekerja kebun. Pasca Pq.nen Bunga yang telah dipanen dibawa ke ruang pasca panen dim ana bunga akan diseleksi menurut kelas-kelas yang
64
sesuai untul( setiap jenis, diberi perlakuan pengavlet bunga dan dikernas sesuai tujuan rnasing-rnasine;. Pengl(elasan Bunga Pengkelas~ bunga rulggrek dibedakml untuk
keperluan
ekspor dan dornestik, karena ada perbedaan kriteria yang diminta.
Pengkelasan untul~ pasar domestik lebih menguta-
makan jumlah kuntum bunga mekar dan jumlah kuncup disamping panjang tangkai bunga.(Tabel 7).
Tabel
7. Kriteria pengkelasan bunga untuk pasar domestik. Kelas
Jenis Bunga
Kriteria
IntUlvong, 11ultieo Yellow
45-55 354411-14 7-10 )i7 47 )3 >3 n 0 - -- - - _ ..... - -- - - -- - - - - - - -panjang (em) #50 36-49 25-35 i bunga mekar )12 10-12 6-9 ~6 ~6
L
-
Ekaphol, Dao Prasuk, Caesar Tomie) Lim Hepa, ~lul tieo White -------
2:
bunga kuneup
z bunga mekar Z bunga kuneup
Gower Ramsey
panjang (em) kondisi bunga
~3
;?-
OB
S
~3
55
tidak rontok
= long; M = medium; S bloom; R = reject.
+) L
M
R
pan6ang (em} ~55 :z bunga mekar ~15 1 bunga lruneup ~3
Anggrek tanah
Ket.
of)
~ 55
~3
(3
~3
~55
semua beberapa mekar rontok
= small;
OB
= over
65 .:3etelah bunga dikelo.skan, bunga diikat tiap 5 tangkai dan pangkal tangkai dibalut dengan kapas basah lalu dimasukkan dalam kantung plastik 15 x 10 em dan diikat karet. lJunga telah siap untuk dikemas.
Untuk pedagang lokal bu-
nga diikat setiap 10 tangkai dan dibalut kapas basah dalam kantung plastik.
Bunga dibagikan langsung ke pedagang
yang,datang mengambil bunga. Pengkelasan bunga untuk ekspor lebih memperhatikan panjang tangkai bunga dan
kUalitas penampakan blh'lga. da~at
Kriteria panjang tangkai bunga Tabel 8.
dilihat pada Tabel 8.
Kriteria panjang tangkai bunga untuk ekspor. Kelas 't)
Jenis bunga XL
L
1-1
s
-------------- em --------------
Ramsey Chark Kuan Bangkok Gold Ekaphol Dao Prasu..l;: \'lol ter Qu;nee x Sin. White l'lul tieo Vlhi te IntulVong ~iul tieo Yellow Caesar Tomie Gow~r
Ket. : +) XL S
.50-60 50-60
66-80 66-80 60-70 60-70 60-70
= ekstra =
small.
90-110
170-89
60-69
4lJ.-49
40-43 40-43 4-5-52 4-5-52
38-44 38-44
44-49 53-60 53-60 53-65 53-65 53-59 53-59 53-59 long; L
1~5-52
4-5-52 4-5~52
4-5-52 1~5-52
= long;
38-44 38-44 38-44 38-4-438-44 M = medium ,
66
Kriteria untuk ekspor juga menitik beratkan pada penampakan bunga.
Oacat sekecil apapun, seperti bintik kecil
Black spot (Gambar 13)
men~:akib'Jtkan
bunga tidak memenuhi
syarat untuk ekspor. Masalah lainnya seperti Black nose terutama pada jenis Ekaphol yanG; kadanr: tiiak terlihat jelas namun dapat berkembang dengan cepat selama dalam perjalanan karena suasana lembab dan hangat yang merangsang pertumbuhan cendawan. Nose
Hal ini !rengakibatkan bunga sudah terkena
Black
yang cukup parah setibanya di tempat tujuan. Masalah di ruang pasca panen terutama tingginya suhu
udara pada siang hari yang tercatat 33- - 34°0 dapat mengakibatkan bunga cepat layu.
Kenaikan suhu yang tinggi
mengakibatkan laju transpirasi
mer~kat.
Kelembaban re-
latif y,ang tercatat berkisar 40% pada siang hari dan 90% pada malam hari.
Kelembaban yang rendah mengakibatkan
transpirasi bunga
berlangs~Dg
dengan cepat.
Kondisi ruang
yang demikian selain mengurangi k-ualitas bunga juga mengmenguranGi kenyamanan kerja padffi karyawan yang dapat mempengaruhi kualitas kerja mereka. Tingginya suhu udara terutama disebabkan oleh pemakaian asbes sebagai atap ruang. di bagian atas
Penambahan penyekat panas
kiranya perlu dipertimbangkan.
Penanganan bunga seperti pengkelasan seringkali dilaku~an
di lantai (Gambar 15;. karena kurangnya meja
67 pengkelasan yang ada.
Bunga-bunga yang diletakkan di lan-
tai kurang terjamin kebersihannya, sehingga dapat mempengaruhi mutu bunga. Bagian pengkelasan bunga merupakan tulang punggung pengawasan kualitas bunga yang dipasarkan.
Kekurang te-
Ii tian dalam pengkelasan dapat mengakibatkan adanya keluha~
(complain) pihak pembeli.
Kualitas bunga yang dikirim-
kan ke Singapura dikabarkan telah memenuhi syarat dalam hal panjang tangkai bunganya, tetapi kualitas penampakan bunga masih belum stabil.
Gambar 15. Perl~~an
Ruang Pasca Panen
Pen5awet Bunga
Bunga-bunga yang akan diekspor merupakan bunga pro" duksi petani plasma maupun kebun inti.
Produksi petani
plasma telah dipanen sehari sebelum pengiriman bunga.
Un-
tuk itu diperlukan penanganan tersendiri agar kondisi bunga tetap terjaga. 3unga-bunga dibundel setiap 10 tangkai kemudian disatukan setiap 5 bundel dan dibunglrus kertas koran.
68
3ebelumnya bunga dicelupkan dalam larutan Lannate (2 cc/l) untuk membantu mengurangi kemungleinan terserang hama dan sebagai persyaratan elespor bunga lee negara-negara yang sangat ketat learantinanya.
Bunga-bunga yang telah dice-
lup ke dalam larutan lannate selanjutnya ditirislean. Bundel-bundel bunga selanjutnya dimasukkan dalam ember-ember yang berisi larutan pengawet (holding solution?·. Penggunaan larutan pengawet dapat membantu mempertahanlcan leesegaran bunga.
Larutan ini terdiri dari bahan-bahan lci-
mia yang bersifat baleteriostat at au bakterisida dan ditambah gula sebagai sumber energi. Terjadinya leelayuan pada bunga, seringkali disebabkan oleh kurangnya aliran air menuju lee kelopak bunga.
Aliran
air terhambat oleh massa bakteri pada pangleal tangkai bunga (Rogers, 1e73). Larutan pengawet yang mengandung bakteriostat maupun bakterisida akan menahan perkembangan bakteri. Keesolean harinya bunga diklaskan kembali sambil melaleukan seleksi terhadap bunga-bunga yang ruaak.
Bunga
diileat setiap 5 tangkai dan dibalut leapas yang telah dibasahi dengan larutan pengawet. Pengernasan Bunga Pengemasan bunga dibedalean untuk pasar domestik dan pasar luar negeri dalam ukuran kotak pengemasnya.
Kotak
69 pengemas untulc ekspor berupa !carton beru'utran 100 x 25 x 10 em y3ng dapat memuat 60 tang!cai bunga. Bunga jenis ;)endrobium dan rIokara serta Aranda kelopaknya dibungkus plastik yang terbuka kedua ujungnya (berbentuk silinder) untuk menghindari saling terkaitnya kelopak-kelopak bunga. Pembungkusan dengan plastik tidak dilakukan pada anggrek Govier Ramsey karena bunganya bereabang-eabang dan melebar. Kotek kemas dialasi dengan kertas koran lalu bungabung a dimasukkan dan kemudian ditutup rapan-rapat dengan selotip.
Pada setiap kotak diberi kertas berisi keterang-
an jenis bunga, lLlruran dan jumlahnya.
Khusus untuk ekspor
lee Jepang bunga-bunga tidak dialasi dengan kertas koran, hal ini untuk memudahkan melakukan fumigasi yang sering dilakulcan, bleh Jepang. Setiap 4 kotak kemasan diikat menjadi 1 koli dan ditempeli nama dan alamat pembeli pada kotak teratas. Di samping kotak diberi nornor u:uutan kotak yang isinya sesuai dengan packing list. Pengemasan untuk domestik tidak memakai bungkus plastil;: tetapi bunga-bunga langslLTlg dimasukkan dalam kotak yang telah
dia~asi
dengan kertas koran.
Kotak kemas ber-
ukuran 65 x 25 x 10 em dapat memuat 40 tangkai bunga.
Se-
tiap 6 kotak kemas diikat menjadi 1 koli dan kotak teratas ditempeli nama dan alamat pembeli. Pemilihan kotak kemas berpengaruh pada kualitas bunga yang dikirim.
Tiap kotak sebailmya terisi eukup penuh
70 sehingga tidak terjadi goncane;an-[ioncawjan .yang dapat merusak bunga.
Ulruran kotak perlu dipertimbangkan sehingga
dapat memuat bunga dalam jumlah yang ideal dan tidak terlaIn malleI ongkos anglrutnya.
Ongkos angkut raels:lui udara
mempertimbangkan volume kotak kemas.
Pemasaran bunga anggrek dilaJrulcan untuk pasar luar negeri maupun pasar dalam negeri.
3edangkan pemasaran
tanaman umumnya dilakukan untuk pasar dalam negeri.:c, Pasar Luar Negeri 3Q~ga
anggrek yang diproduksi dipasarkan ke luar ne-
geri pertama kali tahun 1986 ke Singapura.
Tahun 1987
ekspor bunga dilakukan lee beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman Barat dan Itali bekerja sama dengan Florimex.
Akhir-akhir ini elespor bunga hanya dilakukan
ke Singapura dan J epang • Ekspor bunga sampai saat ini belum dilakukan secara rutin tetapi tergantung permintaan negara pengimpor.
Bu-
nga yang diekspor ke Singapura dipasarkan lagi oleh pengimpor ,ke negara lain. Jepang
Sedangkan bunga yang dikirim ke
langsung dipasarkan untuk konsumen Jepang.
Tahapan urutan prosedur pengiriman bunga untuk luar negeri sebagai berikut : 11embuat Invoice : keterangan jenis bunga yang dikirim beserta harga jualnya dan Packing list : keterangan jumlah kotak kemas, isi tiap-tiap
kotak dan jumlah tang-
kai bunga yang dikirim - Invoice dan Packing list dibawa lee Departemen Perdagangan Q'ltuk membuat Certificate of Origin : keterangan negara asal bunga.
72 - Contoh bunGa, invoice dan packin;o: list di bawa ke karantina untuk
memb'~at
Piwtos;mi tary Certificate : lcete-
rangan bahwa blmga yanG akan dikirim bebas hama dan penyakit. 1'lemesan peSal'lat udara dan mengambil Air \>laybill 3aat pengiriman semua dokunen dibawa ke bea cukai Bunga ditimbang dan
diQ~r voll~enya untQ~
menentukan
besarnya biaya pengiriman yang harus dibayar (chargeable
~leight)
Membayar biaya pengiriman Air i-/aybill yang sudah dilunasi
dibawa ke bea cukai dan
bunga siap diekspor ~lemberi tahu
nomor air waybill lee pengimpor blmga untuk
pengambilan barang Contoh-contoh surat
lmtQ~
ekspor dapa:f dilihai' pada Lam-
Tabel Lampiran 5 sampai 9. Keberhasilan pemasaran ditunjang oleh informasi pasar dan kemampuan melihat potensi pasar.
Untuk ekspor
bunga anggrele IndOlH,sia, lehususnya P1' FAGI masih menghadapi tantangan yang cukQP berat.
Untuk dapat mengekspoi'
diperlukan beberapa syarat : jumlah yang cukup besar untuk setiap pengiriman dan kontinu, kualitas
ylli~g
terjamin dan
kesEiragaman bunga. Untuk dapat memenuhi persyaratan di atas harus didu1runS dengan pertanar.lan yang cukup luas dan terpelihara • .PT IOAGI mulai merintis jalan untuk memenuhi target ekspor
73 melalui pelL';embocl';
;'I:~
ans3rek.
Jen;;an pola l'IR
, , ' , setlap ' 1 000 m2 t e t apl. pertana;nan anG:;re;\:, cerplsah-Dlsah
pemasaran dikoordinasi di Kebun Inti.
,3ampai saat ini
areal penanaman dengan pola PIJ mencapai 5.7 ha. Indonesia seperti negara Asia Tenggara lainnya mempunyai potensi besar li.'1tuk memelihara anggrek-anggrek tropis seperti Dendrobium yang merupakan salah satu jenis anggrek yang disukai sepanjau-; masa, di pasar luar negeri.
Anggrek
Dendrobium sulit dibudidayakan di daerllh Eropa dan membutuhkan biaya tinggi.
Dengan melihat masih besarnya per-
mintaan anggrek di luar negeri, tampaknya usaha anggrek untuk ekspor masih berpeluang besar dengan tentu saja memenuhi persyaratan yang diminta. Khususnya anggrek potong hibrid, Indonesia bersaing dengan Thailand dan Bingapura sebagai pengespor di Asia.
t~guh
Untwc illenguasai pasar luar negeri harus didu-
kung kejelian melihat perubahan selera konsumen.
Bunga-
bunga anggrek potong hibrid mudah sekali berganti pola at au selera
per~intaannya.
Jetiap kali muncul silangan
baru yang memiliki kelebihan dibanding sebelumnya, maka ada lcemungkinan selera konsumen akan bergeser. PT PAGI sampai saat ini masih mencari jenis-jenis baru yang disukai di luar negeri.
Akhir-akhir ini selera
anggrek bergeser ke warna-warnG klasik seperti putih dan lcUlling.
74 Perkiraan peluang pasar di tahun-tahuh mendatang digunakan
llntu:~
memilih i;an'iman
yan;~
siap tanam dan juga se-
bagai dasar untu.1{: mensurangi jumlah tanaman yang sudah berkurang permintaannya. Kesalahan pemilihan jenis dapat mengakibatkan bnnga tidak laku dipasarkan. Jenis-jenis anggrek tanah sebenarnya masih tinggi peluangnya di pasar luar negeri terutama Bropa.
Selain itu
Jepang selain membutuW(an jenis-jenis Dendrobium juga sangat membutuhl(an Oncidium.
Bunga anggrek oncidium di-
gunakan untuk keperluan sembahyang, sehingga permintaannya selalu tinggi dan stabil. Harga bunga yang ditawarkan Indonesia, agaknya kurang kompetitif karena harga angkutan udara di Indonesia yang lebih tinggi dibanding harga angkutan udara negara-negara pengekspor lain.
delain tingginya ongkos angkut, juga
tidak tersedianya fasilitas yang memenuhi syarat untuk ek-i spor komoditi hortikult=a dapat meng=angi daya saing anggrek Indonesia di luar negeri. Ongkos angkutan udara selain ditentukan oleh berat juga volume barang.
Perhitungan volume panjang x lebar x
tinggi total tiap koli dibagi 6 000 menjadi satuan kg.
Ja-
di u!curan kotak kemas juga harus memperhitungan ongkos kirimnya.
Garuda Indonesian' Airways memberi potongan harga
50;6 untul: setiap pengiriman di a tas 100 kg dan potongan
25"6 untuk pengiriman dengan berat antara 50 sampai 100 kg.
75 Pen~irin"n
seoerat 100
k'~
dapat dicapai den,-,an penc:;i:riman
minimal 7 koli atau 1 680 tangkai bunga. ,:;elain hal-hal ,ii atas, kualitas merupakan syarat mutlak untut: mengekspoL' bunga.
Bunga-bunga yang dikirim me-
lalui perantaraan agen bunga di luar neseri
harus bersa-
ins densan pen(';irim bunga dari negara lain.
Kualitas yang
terjamin dan harga yang bersaing tentu sangat memegang peran penting.
Bunga-bunga harus bebas hama dan penyakit,
karena ada beberapa negara yanG sangat ketat dalam penyeleks ian tanaman/bunga yang masuk ke negaranya.
Ditemukan-
nya hama pada salah satu kotak kemas W.an mengakibatkan ditolaknya semua pengiriman saat itu. Pasar luar negeri meillang dapat diandalkan karena permintaannya relatif stabil sepanjang tahun. kualitas masih menjadi penghalang utama.
Tetapi masalah Kualitas yang
terjaga. sepanjang ta!J.un memerlukan penanganan k..'1usus mengingat kondisi iklim. Pasar Dalam Negeri Bunga-bunga yang kurang memenuhi syarat untuk diekspor dapat dipasarkaIl ke dalam negeri yang belum meminta syarat yan3 terlalu tinggi.
Pasar dalam negeri dibagi un-
tuk pasar sekitar Jakarta dan luar daerah. Untuk pasar Jakart3 dan sekitarnya, bunga-bunga PT PAGI diambil ole11 2 orang pedagang. cara rutin :2 !cali yanG
jU:.1l3~nya
seinin~~i~u
Pedagang dapang se-
untuk mengambil jatan bunga
"ii l;eta~kon me131ui perjanjian.
'76 Harga bunga yang dijual ditetapkan perusahaandan tidak berubah mengilcuti harga pasar.
3ehingga pada saat
menjelang hari-hari Rayapun harga bunga dari kebun ·tidak berubah, hanya jumlahnya yang ditambah.
Bila permintaan
bunga meningkat, pedagang dapat meminta tambahan bunga pada hari-hari lain. Jakarta diperkirakan mampu menyerap 60% dari total bunga yang diproduksi dalam negeri. (BCI-Nehem, 1987), Nampaknya konsumen·bunga masih berada di sar.
kota-~ota
be-
Pengiriman blmga ke daerah sampai saat ini ditu-
jukan
ke Semarang, Surabaya, Cirebon, Jogjakarta dan
Solo. Pengiriman bungs ke daerah dalam 6 bulan pertama tahun 1989 meliputi 12.3% kelas Long, 13.3% medium, 20.1:% small, 60:16 over bloom, 4.4% reject dan 43.9% apkir dari total ·pengiriman.
Dari kota-kota tersebut permintaan
bunga untukillta Semarang
menc~~p
42.9% dari total pen-
jualan ke daerah, disusul Surabaya 19.3%.
Sedang bila
menurut kelas bunga yang dikirimlcan untuk kedua kota tersebut, Semarang sebagian besar terdiri dari bungabunga apkir (50.876)
dan Surabaya terdiri dari kelas
small 1+9.5% dan tanpa bunga apkir.
PElW.;"HAAr: INTI RAICYA'r
(~)IR)
ANGGREK
Pola PIR Anggrek Pola PIR ditujukan untuk mengembangkan potensi masyarakat tani dan meningkatkan taraf hidup petani.
Dengan
pola PIR dapat dicapai perluasan areal pertanaman yang hasilnya ditujukan untuk pasar luar dan dalam negeri. Pola PIR berfungsi pula sebagai usaha pencegahan penyempitan lahan pertanian dan mengenalkan fungsi bank kepada petani kecil. Pola PIR Anggrek dimulai tahun 1986 untulc 20 unit plasma, kemudian ditambah 37 unit tahun 1988. Tahun 1989 sedang direncanakan
pembangtL~an
23 unit plasma baru.
Bila program ini berjalan lancar untuk unit-unit plasma awal, maka unit plasma akan terus ditambah untuk mencapai target·produksi
unt~~
ekspor.
Dalam pola PIR anggrek ini terjalin kerjasama dari
3 pihak yaitu PT PAGI sebagai kebun inti, petani sebagai plasma dan Bank sebagai pemberi kredit.
PT PAGI juga
membantu petani plasma mendapatkan kredit dari Bank berupa Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Perman en (KEKP).
Kedua jenis kredit tersebut didapat
dari BanI, Indonesia melalui Bank Dagang Negara sebagai Bank pelaksana. KIK diteruskan ke petani plasma dalam bentuk rumah produksi, pagar, tana::Jan dan perlengkapannya sedangkan
78 KNKP digunakan untuk sarana produksi dan tunjangan hidup pet ani tahun pert:3ma.
KIK dan imKP dikenai bunga
sebesar 12;> per tahun. Pembayaran angsuran dan bunga dimulai tallun lcedua, karena masa Hal ini
Graa-e period
den~an
lcredit berlangsung 1 tahun.
pertimbangan tanaman belum berproduksi
pada tahun pertama.
Pembayaran angsuran dilakukan se-
tiap tri\vulan yaitu bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Pela.~sanaan
Pola PIR
Pelalcsanaan pola PIR dimulai dengan pendaftaran oalon-oalon petani plasma yang harus memenuhi tertentu.
syarat-syar~
Syarat-syarat untuk menjadi petani plasma se-
bagai berikut : -
~1empunyai lahan seluas
2
1 000 m
- Penduduk desa tempat lokasi lahan - Berusia dibawah 55 tahun - 1'1erniliki KTP yang rnasih berlaku - Hemiliki surat domisili dan Kartu Keluarga l'lemiliki Hornor Pokok Wajib Pajak (ilW,;P) tolerniliki 3m'at Ijin Usaha Perdaga..'lgan (SIDP) dan Tanda Daftar Perusahaan (rDP) - Hemiliki surat ta.nah - Henguasai telmik budidaya ant;srek I'lajib menjadi an.\,,::ota Perhimpunan AusGrek Indonesia
(PAl)
79 Pendaftarall dilakukan dengan rnensisi daftar isian yang harus diketahui Kepala Desa setempat.
Daftar isian
diserahkan kern bali berikut surat-surat yang diperlukan dan pasfoto 4- x 6 sebanyak 6 lembar. Selanjutnya PT PAGI petani.
w~an roengada~an
survey ke lokasi
Lokasi harus memenuhi syarat untule budidaya ang-
grek, segi
keamana~
culcup terjamin dan mudah dijangkau
kendaraan bermotor.
delain seleksi lokasi diadakan juga
pejajagan pada petani yang meliputi umur,
keseha~an,
pen-
didikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan yang sedang dilakukan dan kara1cter pet ani. Daftar nama petani plasma yang lolos seleksi diajukan lee Bank bersama surat perroohonan kredit. akan
mela1aL~an
survey.
Pihak bank juga
Bila pihak Bank telah menyetujui
ditanda tangani surat perjanjian ICredit dan surat perjanjian kerjasama antara petani dan PT PAGI serta menyerahkan surat tanah kepada 3ank. Petani yang telah diterima menjadi petani plasma \~ajib
mengikuti latihan lcerja ya.'1g meliputi telmik budi-
daya anggrek dan sedikit pengetahuan tentang bank yang diada~an
oleh PT
PA~I.
Pola PIR dimulai dengan pencairan !credit dari Bank yang akan dialokasikan menurut ketentuan yang tela!} ada. Alokasi !credit meliputi investasi bangunan produksi:;. pagar, media, tanaman d.an prasarana lainnya.serta saranasarana produksi (rna !Jel
~,ampiran
10).
80 3elanjutn:r3 PT lOAGI selah.-u Perusahaan inti rnernpunyai tugas dan
tanggun:~
jaV/3b untuk :
- l'iernbimbing dan tlembantu pet ani plasma, rnenerapkan fungsi suosistern penyediaan sarana produlcsi, penanganan dan pemasaran hasil produksi - mernberi peIlY1tluhan, bimbin[jan dan pernbinaan menurut keperluan petani plasma - l'ienyediakan bib it unggul dan sarana produl;:si lainnya ~'iernbeli
hasil produksi dan menyetovkan hasilnya ke re-
kening petani - lkut bertanggung ja\o[ab alean pengembalian lj:redit Fasilitas pemasaran mean dikembangkan sebaik mungkin Nengambil
5c6 upah dari harga jual atas jasa pemasaFan
yang dilak1L1{:an Sebalil{fiYa tugas dan tanggung jalvab petani plasma sebagai berikut Memelihara dan menjaga keselamatan tananan dan sarana budidayanya Menerapkan teknologi maJu sesuai dengan bimbingan dan petunjQ1{: perusahaan inti i·jembayar lceI:lbali kredit kepada Bank menurut jadwal 3'ang telah disepakati, pembayaran dilaku...!;:an dengan rnenyerahkan semua hasil bunga dan tanaS3n kepada perusahaan inti f'Jentaati perjanjian kerjasama yang telah disepakati.
81
Setelah petani plasma menjalani latihan kerja dan sarana produlcsi telah tersedia mak3 petani plasm3 dapat memulai perav18tan tanaman.
delama unit plasma ber'jalan
PT PAGI sebagai perusahaan inti bertugas mehlbantu petani melalui pembuatan program perawatan tanaman, penyuluilan dan pengawasan oleh petugas lapang.
Pen;yuluh bertugas
mengatasi masalah di kebun petani dan memberi petunjulcpetunjulc yang diperlulcan. Sampai saat ini terdapat 6 penyuluh yang menangani 37 unit plasma yang telah berjalan. Pembagian bibit tanaman pada petani plasma berupa tanaman 2 inci out dan tanaman 4 inci out. ci lant;sung direpottins menjadi tanaman an 4 inci menjadi tanaman
de\~asa
!~
(6 inci).
Tanaman 2 ininci dan tanamTiap petani
plasma tahap pertama (20 unit) mendapat 2 000 tanaman Dendrobiurn 2 inci dan 2 000 tanaman anggrek tanah 4 inci atau tanaman Dendrobiurn 4 inci dan anggrek tanah 2 inci. t-lengingat perkembangan anggrek tanah yang lebih lambat beeprodulcsi dibandingkan Dendrobiurn, maka petani yang mendapat anggrek tanah 4 inci mengalami keterlambatan produlcsi dibanding petani yang mendapat Dendrobiurn 4 inci. Berdasarkan pengalaman pada unit plasma tahap pertama, make! untu.lc :i;ahap kedua pembagian bibi t tanaman menjadi 1 000 tanaman 2 inci dan 1 000 tanaman 4 inci untulc tiap jenis anggrek.
82
Setelah beberapa bulan mal,e tanaman telah mulai berproduksi.
Produlcsi bunga dipanen setiap hari ..lenin
dan Kamis, kemudian dikelaskan oleh penyuluh menurut kelas-kelas yang telah ditetapkan.
Pada petani diberikan
bon bukti penyerahan bung a berisi keterangan nama petani, jenis bunga yang diserahkan dan kelas bunga-bunga tersebut. Bunga-bunga diikat setiap 10 tangkai dan dibalut kapas basah.
Pada tiap ikatan ditempeli label berisi kete-
rangan kode nama petani dan kelas bunga. kumpulkan
bunga-bunga di-
di salah satu rumah petani untulc setiap \'lilayah
Bunga-bunga terse but akan diambil oleh kendaraan PT PAGI yang berkeliling dari lokasi ke lokasi. Setelah sampai di PT PAGI
bunga dihitung kembali dan
dicocokkan dengan bon penyerahan bunga pet ani •
Btmga-
btmga tersebut di pasarkan untulc ekspor, pedaganr; lokal maupun lee luar daerah. Permasalahan terutama menyangkut segi kualitas bunga yang berbeda-beda setiap petani.
Perbedaan ini dapat di-
sebabkan kondisi lingkungan yang berbeda, karena adanya lokasi yan::; terlcurung pagar tembok sekeliline;nya atau di kebun yang terbuka, dap;)t pula disebabkan
~erbedaan
pe-
n:eliharaan yanp; dilakukan ole11 petani. lIasil yang berbeda-beda kualitasnya ini alean oeJ1yulitkan pemasaran terutarua ke luar
ne~':eri.
85 3url:,~()-bu..l1go.
jUS3 banyak
terutama pada jenis Ekaphol
.)7an[j
terSerqllC-;
sedanG~:a
llow banyak yang men:;alan:L Bud .Jrop.
Black lIose
n jenis Eul t:'..co YeUn1;uk anggrek tanah
jenis Hokara Chark iZuan banyak yang terserang thrips pada ;,elopak ounc;anya. Selain masalah kualitas di lapang, penanganan bunga setelah panen juga kuraIlS memenuhi sy3rat. menungsu di kelaskan atau
me!l1m:~gu
diletakkan di tanah tanpa alas.
Bunga selama
kendaraan penganglrut
Penanganan seperti ini
ditambah penganglrutan bunga dengan kendaraan bak terbuka dan dimuati bunga penuh sangat mengurangi kualii;as bunga_ sesampainya di perasahaan inti.
KBSII1PUL[,N DA:, SARAN
Kesimpulan 1.
Pengusahaan anggrek membutuhkan biaya investasi dan sarana produksi yang tinggi, dengan produk yang
di-
hasilkan memiliki nilai ekonomi tinggi, sesuai dengan standar kualitas yang harus dipenubi. 2.
Potensi pasar luar negeri
Q~tuk
anggrek masih besar
dan,relatif kontinu sepanjang tahun, hal ini perlu ditunjang
prodQ~si
yang kontinu baik kuantitas maupun
kualitasnya.
3.
Usaha memegang pasar luar negeri harus ditunjang kejelian melihat perubahan
selera konsumen dan kecepatan
waktu produksi, penggunaan teknik kultur jaringan
yang
mampu menghasilkan tanaman dalam waktu relatif cepat, wa~aupun
4.
membutuhkan investasi dan teknik yang tinggi.
Perawat~~
bibit yang tepat menunjang keberhasilan pro-
duksi bunga yang tepat waktu dan kondisi tanaman yang optimum. Saran 1.
Penerapan tehnologi budidaya hendaknya
dil~~sanakan
se-
cara tepat, sehingga menunjang efisiensi dan efektifitas prodQ1(si. 2.
Mengingat sasaran usaha adalah mengembangkan ekspor, maka perlu ditingkatkan us aha-us aha
untuk mendapatkan
bunga dengan kelas-kelas standar sebanyak mungkin.
BCI-Nehem. 1S)87. Jevelopment perspective of the Indonesian flower sector. BGr. Jakarta. Gh(lranasri, U. and J. 11anichkul. 1'078. Qualitative and quantitative aspects of variatoin in mericlones of Dendrobium cultivar. Symp. Orchidology. Singapure. pp. 66 - 69. George, E. F. and P. D. Jherrington. 1984. Plant propagation by tissue culture. Exegetics Ltd. England.
709 p. Gunadi, T. 1979. Anggrek dari bib it hingga berbunga. Seri anggrek no. 2. PAl cabang Bandung. 327 p. Gunawan, L. Iti. 1984. Jakarta. 86 p.
Budidaya
ang~rek.
Penebar Swadaya.
Lestari, 8. S •. 1985. Mengenal dan bertanam anggrek. CV Alleka Ilmu. Semarang. 124 p. Loh, G. S., C. J. Goh. and A.. N. Rao. 1978. SQme factors affecting morphogenesis of Aranda orchid tissue culture. Symp. Orchidology. Singapore. pp. 43 - 55. Rogers, M. N. 1973. An historical and critical review of postharvest physiology research on cut flowers. Hort. Sci. 8 (3): 189 - 194. Soeryowinoto, S. r'l= 197?. Perbanyakan vegetatif pada anggrek. Penerblt KanlslUS. Jogjakarta. 93 p. Tatt, O. H•. 197~. Climatic influences over the flovlering of orchlds In Halaysia. ,simp. Orchidology. pp. 89 - 93. Hithner, C. L. 1959. Ronald Press Go.
The orchids: a scientific survey. New York. 604 p.
LAMPI RAN
Tabel lampiran 1.
Tahun 1977 1982 1987
Ero]2a
D+ J 5 260 7 785 10 205
S+l 5 010 7 105 9 160
Penawaran dan konsumsi anggrek negara Eropa dan Amerika Serikat. AS dan Kanada D S 2 180 2 795 4 085
Total ~$ juta) D S Gap
1 930 7440 6940 400 2 365 10 580 9 470 1 100 3 295 14 290 12 455 1 935
Sumber : PT PAGI, 1987. Ket.: +) D = permintaan S = penawaran Tabel lampiran 2. Jenis
Penjualan bunga
ex 1000
po~ong
Jumlah tangkai/minggu)
Anggrek
266.1
~lawar
388.7
Chrysan
91.1
Gerbera
278.2
Gladiol
127.2
Anyelir
62.0
Sumber: BCI-Nehem, 1987
di Indonesia
87 Tabel Iampiran 3.
Jenis-jenis anggrek yang diusahakan PT ?A.GI.
Kode
C'En DP3 EKL EiiliP rIYP
I'rI'l JCLC JT\/O LEA ",E~
l"IY SS
THO 'J:SK TSE.LC
TTH \'/03::}
GR3 ARS
CDN
TSE
YFD
BKG CKN KPS
[1CO PH MCL PE
D. Caesar Tomie Drake D. Dao 2rasuk D. Darcie Mikamie D. Z-lcaDhol Panda l:'ink D. Zkaphol Die; ?anda I). HOI, Yee Pene D. IntulVong D. Jaquelyn Concert x Lady Chaell D. Jaquelyn Thomas x v/alter Qumae D. Lim IIepa J. HuItieo l'lhite D. [1uItieo YellOlv D. 3ri ..3iam D. Toshiko D. Tay Swee Keng D~ 'Pay 3IVee Keng x Lady Charm D. Pheodore Takiguehi x D. Jaquelyn Hawaii D. Walter Qumae x 3ingapore \ihite One. Gmier Ramsey Ard. Ang Hee Seng V.Christine x V. Dawn Nishimura Ard. Tay SlVee Eng Ard. Yee Peng Down M. Bangkok Gold r·l. Chark Kuan H. Khauw Phai..1c Suan M. Mak Cin On l"i. Prineess Hikasa Ased. Memoria Choo Lay Kuan Ased. Peggy Foo
Keterangan : Ard. Aranda Ased. Aseoeenda D. Dendrobium N.
Nokara
One. V.
Oneidium Vanda
Tabel lampiran LI-. Bulan
1 2
3
Tahap perbanyakan anggrek melalui'teknik kul tur jaringan_ l'1edia
Hedia cair proli:ferasi inisiasi
1
st
/ . 3-plb---.. 3'--+
8
30
9
30~
6
10 11 12 13 14 15 16 17
"rd ?
{eterangan
diambil 3 mata unos, su~)kul ur 2x/bulan
7
5
-,\klimatisa.si
3-3 y/~ 3
6 I 12 I 30--' 30 - ••• - •...•. 30)
Lj-
adat 2 nd
-.~
--........
)
30--........ 60 '-.... 30 '-.... 60 '-.... 120 30'-.... 60 ~ 120 60 120 '-.... 120
uukultur x/bulan uDkul tur 'liu'Ji cO: -recyclin'5 -media I..)a~l;.l i:
._, I I
...
60, , ••
ubkull;ur: dD lam 3 ~JUli:lrt tau x dalam 4 bulan
x
' -"120 ,
•• ••
x 25 tanx 25 tan. x 25 tan'l x 25 tan •.
Contoh surat Invoice
Tabel lampiran 5. •
INVOICE FT. PAPARYAWARNA AGRO INDONESIA _T_~..a;.. ......
@ Sold ..
"'tWOOI( INOAH _.I4I(A111T... U;..... T_ T_:)llIN :OQ _11%10771
,,_T-,
""1 f ... ".,... JI~ IJU' Ttl. 1mUS. 1191..,. lifSa1& It. )l]
lcl~
-
-------
-'~.
r_Dr~,
OUAHTITY
_..
a..- : .ON .........
Shi~d /T'IMf
~.""""'.'I'_2
0."_
AIcJ'roe. 2. CII'.41'.!W1
0.,.
.lm
$EPT gf JH..
A"-Y Bill #0. SJupp
1M,1ICO £IOIX CSJ ,rEo LTI
IIIW1WNn.O,.1/MtHl,,"
DESCRIPTION
-
"_ UNIT PRICE
CH
ANOUtt1"
OF
tJq/.",y
!lSI
.., If'>t'
.,......""~"au
,_U
110,01
,.. 'I'>l<
JcA:IrbW ...llt.ltltCl Tdlow
'.If
,S.OO
'U*It~I"" EbpW
'.11
... lISin.. \liijtL
'" '!">t'
,..IIl!
--4111.60
,--.... .,..1' i" 1lDI1....or ..... ..-.t ~""yl
,
9(\
Tabel lampiran
~)
.
COl1toh Packing list
I
----,-~~-
\::-OF CUT
f~O~ERS
PACKI NGlIST
I
I
I.
!~.'~ICE~ D~TED
COL:. \'
COLLI'
Clli..n
COllY
COLLY
COllY
J.k.rt., : M s."'-i' Do, 1 : £(1 spray. > ;)C;); 0 : b(' 'P"Y' box 4 : b(' 'P"Y'
t:OI
Ii
III
IV
v.
VI.
'ex ~ : 60 spray. bo: : 60 lfIr.y. Dox 7 I M .pray. box B : AO "roy.
•
bex bex box bex
9 : 60 spray. 10 : AO sprays
bex box box box
13 : 60 spray.
VII.
I
:ollER car~ I Sl~. »END. WOLTER OUHAE XSIN. DEND. WOlTER OUKAE I SIN. COO. ~OlTER ~ : SlK.
M£~.
DEKD. WOLTER OUHAE 1 SI~. DE:ID. L'OLTER Otm:.E :
WHITE l. : WHITE l.: WHITE L: WHITE . l.: ~HIT£
~1:L ~lUrr
DEND. WOlTER OUHAE I SIN. o]IT£ DEIm. WelTER OlillAE I S1H. IIHm OUHAE XSIH. W~lTE OUHAE t SIN••BITE c:J:IAE J SIrt. WHm OUHAE I SIN. WHITE
£0
It. :
60 H. f
AO H.: AO H.:
l.: £0 fl. : L: 60 tt:
-
- H.:
WOLTER WOLTER !:OtTER NOLTER
IS : 60 16 : 60
sprays sprays oprays
CEICl. CC-XD. DEND. 000.
WOLTER ODIfAE J SIll, WHITE l.: ft.: WOLTER ~JHAE I SIN. WHITE l.: t. : KUI.TlCO YELLOW L.: AO H. : IIIJ!.T!CO YEllOO l. : 6(, H.:
box box box box
17 18 19 20
sproys spray; lfI"Ys sprays
Doo. DEIC!. DEKD. DEKD.
box box
21 : 60 lfI"Y' 22 : 60 sprays
urn. KUl.TlCO YELlOW nElW. KULTICO YELLOW
23 • ~~ IpriY' box 2~ : ~O .pray.
:E:t:. rJ,lLT;CO YELlOU
ber. 2S : 60 box 26 : 60 box 27 : 60 ""- 18 : 60
nE!W. E~Al'HCL DENe. EKAPHOL OCJ!!!. EY.Al'H!It
II : &e .proy. 12 : 60 lfI"Y'
H :
: r : :
£~
6a 60 60 60
Ipray. Iprays
spray. orc"Js
BEIm.
!)fUD
l.: l.: l.: l.:
ItlllTlCD YELLOW
l.r
IlUlTICO YELLOW IlULTlCO YELLOW
l.: L.: l.:
r.uLTIco YELLOO
E~APHOl
(\o\f\;j)L
- 5.:s.: -- I, -- s.: - i I I
-
-
S. :
l.: t. : l. : L.: t. : l. : L.: L.:
fl.: H.I
I
-I -I -- II, , - I I I
S. : S. :
fl.: 60 S.: L: l. : 30 K.: 3~ S.:
DEKD. DEND. :E:I:. DEKD.
b~~
CCL!. y
SEPT OS TH.,1989
c~
S.:
~
S. :
.~
-
S. : H.: 60 S. :
-
:w s.: - 5.:
I
I
-
3(.
60
-- s.S.:: -60 H.: - S. : 60 Pl.: -- H.: 6060 S.:S. : --- 60 s.5.:: -S. :
K.:
-
H.: H.: ~O
H.: 60
s. : -
- S.: 60 H.: - s. : - K.: 6050 s.:s. : -10
~O
-
H. :
H•• H.:
.~O
S.:
-
I II
'rabel Lampiran 7.
contoh Airway Bill
,_'iI.. ,.n'""......""_•.... "...
Coo,,'" ..
II('~"'HC[ • II 1I .. 'f>d ...... "''''' ....... I .. ,,,.,..., 1ft ",co..... ,,, _II, ,~ ,,1, ".s...... _ ........ ~ ''''''''.'''' 1ft I¥- ... '" wo ....... hd '.........!'tI .. , , ...............
"
540.33
4
ORCHID HY1lRlJ) ctJr FLO,,'ER
AORO r·"OOJ.1ESIA '{' I, .
CGK
"
~mD
1 2 6- 0 8 6 7 2 9 4 1 hP. 630.000,-
ORIGINAL 3 (FOR SHIPPER)
Tabel lampiran 8.
Contoh certificate of origin
1. Good8 consigned from (Exporter', buslnell name, address, .ounlry)
Ro'orenco No
PT. Paparyawarna Agro Indonesia Ja1an Terusan Gedung Hijau No.9, Pondok Indah, Jakarta Se1atan
6470/JK'r/1987
GENERALIZED SYSTEM OF PREFERENCES CERTIFICATE OF ORIGIN
(Combined declaratIon and cettlflcato) 2. Good. consigned 10 (Conslgn.e', name, addr..., counlry)
F1orea1 New York, USA 151 - 04, 132 nd Avenue, Jamaica, New York 11434 United States of America (USA) 3. Moans of transport and route (as far as known)
FORMA
I.sued In ........... ,l;1:l!?'Q.~.I];!?lll-........................................... ..
4. For oHlclai use
Export to New York, USA By GA 872 from Jakarta to New York transhipment in Tokyo to JAL 006
5, Item 6. Marks and numnomberli. of packages bar
1-4
8, Origin criterion (see Notes overleaf) lip"
7. Number and kind of package .. ; description of goods
4 carton consisting of 5 (five) boxes, and one box contains 50 (fifty) sprays orchid hybrids cutflowers or all together 1,000 sprays,
Florea1 New York Inc. 132 Avenue Jamaica, New York 11434
10. Number and data 01 ,""ole..
welghl or other quantity
4x10 kgs/ carton = 40 kgs
0116/XI/ INV/1987 Dated : 1th Novem ber 1987
(four carton - five boxes each carton - one box fifty sprays all together one thousand sprays)
USA
8, Gross
(Fourty Kg )
Not Subject 'fa Quantitativo Limitation,
11, CortlllcaUQn
12. Decll...Uon br the oxport.r
11 18 he.reby certlfied, on the buls 01 control carried out, thet that declaration by the exporter II correct.
Tho undorslgnod hereby doclar•• Ihallh •• bov~ d."'''. and atal .. monta .r. correct: thal aU the good. w,r. produced In
~
'FOR H~~Jl.ll
010' 'fHE PROVINCIAL TRAUl);
o~ w'l~l'~Ft"ICE .\ '1...
....~ .... \\:;IJS .It-'''''-'
~~ \
III
~r/~~"f'
l:J
>:r(;f/f.\ Q\t;'!Y~~~/ r 'ii. :·~{.\U..;tJ!;l/ ~ ,"',. "!'":'S,-·.fF::J~ .. ,\1/,<'JViJ
~
....... 1\~N~J;,~t.\)t-"
PKe
/
_-------
S • A• ...J;; ........... 2S...... 1.9S.7.............
M
....................J;li.hl,g~};;i?Jb..................................................................., (00W'I1I}'1
I
and that they compty with the oriQln requirement I .peclfktd for those goods in the GeneraUsed Syatem of PrlJ'er.nces fQf goods exported to
.....................\l...S... A ..............................................................................
~.
'~~~iWnp 01 ~ oIUU'Ioffty
SERIAL- A,· K
I
I
3150
A!J.'iJJr;::;r, counl",
.
.. . . . . . . .~.:~::~~.~:~.~2. . _. . _. . ,r
~
WId dill.,
~1\,If.
of 1IIAhoriM4 a/IgnItOlY
Tabel lampiran 9.
Contoh Phytosanitary certificate
Model Il ~ REPUBLIC OF INDONESIA MINISTRY OF AGRICULTURE CENTHE FOR AGRICULTURAL QUARANTINE
()Z2516
No ............. .
I'IIYTOSANITARY CERTIFICATE This is to certify that the pl;lIIts. parts of plants or plant products described below or representative samples of thelll were Ihol'Oul(hlyexamine,l by an ;llIthorized officer of the Plant Quaranlillc Service and were found. to the best of his knowledge, to be subslantially free I'rolll injurious diseases and pcsts. und thai Ih,' consigment is helieved to conform with the current phytosanitary regulations of the importing country both as stated in the additional declarntion hereon and otherwise. DESCHIPTION OF TilE CONSIGNMENT Nallle and address of exporter 1"1'.
N;IIIIC alld
PAl'ARYAWAHNA AOHO INDONESrA
· .ji: . ~'ER'US'AN .GEOUNG' H'iJiu '1,i6: . 9' . · .j
Ai(Ak.l''t.' . '':':': .. Ii/boNEs'IIi ....... , .
Quan tily and name of produce and bolallical name · , , . ~"p,qq ,( .9~l:'. '~'!lp.u,S.l\~I! ,{?!?!{f1~:S. ORCHID HYBRID CU'f nOI'IERS
'1'51'':'' eA,' '1'32 'N))' AVEN'uEi,' 'jIiMAiC!A' 'NEW' . YbilK' '-'
,
'"
A; . , . , , , . , , , .. , , . ,
~f. ,<. !,~~~,~ .9~~'1'?,N!3"""" .. ",.
· .. , . '. , ............ , , .... , .. =;,;; . 'IiIiIiHESSSD' ... '"
'ij: IJ ;
NUlllber allli description of packages
Distinguishing marks
· .... ,.
addn'ss or cOllsigllee NEW YORK INC
'FLOREAl,
'===== .. ,,.,.... ,.. ,,.,... ,,.
..................................................... , ........... .
Origin , ,J.A 1[1. ,":" ;r1~,D.o,N.E;E\~if , . , , .
Means of conveyance
, , , , A~1! .~'l;<~!~!l:r... , , , , ,
Point or enlry NEW YORl: - U.S.A.
FUMIGATION OR DISINFECTION TREATMENT Oate ..... , .... , ....-,-.-.-. .. , , . , , ... , .. Duration of exposure ""." . ___ ,.,.,."
Treatment " " " " " ___ •. ' , . , , .. , , . , Chemical and concentration, , , ,.,.,.,., ... ' , ,
ADDITIONAL DECLARATION
· .......................................................................... --.
JIA.
No liebility shull alWch to the Ministry of Agriculture of he Rei )lic of Indonesia or officer or representative with respect to this certificate.' v
10
any
94 Tabel lampiran 10.
Alokasi biaya kredit PIR anggrek
2 HENCANA BIAYA INVESTASI PER UNIT ( 1 000 m ) KEBUN PLASI1A ANGGREK ( 4 000 Tanaman Dendrobium ) =
Uraian
Juinlah
! Harga 0atuan! Jumliili Harga ! (Rp) ! C RP:.....!-)_
!. Pagar 07 m3 !I 1. Kayu giam , 2. Kawat duri 50 rol; 5 kg; 3. Paku 5 em 4. Residu 1 k1gi 5. Ongkos angJrnt Rumah Produksi 1. Kayu giam 10 m3 !I 20 kg ! 2. Paku 7 em 3. Paku 4 em 45 kg ! 12 rol! 4. Net C a 50 m ) 5. Kabel telepon 5 kg 6. PVC rod 2 mm 700 m 7. Residu 3 klg 8. Ongkos angkut 9. Ongkos pembuatan Sum u r 1. Pompa Dragon ! 1 bh 2. Ongkos pemantekan! Perala~an kerja ! 1. Hand sprayer 2 bh ! 2. Gunting Tanaman ! 1 " 1 " 3. Gunting bunga 4. Gayung 1 ! 5. Masker 2 " 6. Ember plastik 2 " ! . 7. Gembor ! 2 " ! 8. Tangki air 500 1 ! 1 " Bib i t 1. Ukuran 2" out !2000 pot! 2. Ukuran 4" out !2 000 pot! I Pondok 1 bh .
!
Tot a 1
350 000 4500 1000 5 000 350 000 1000 1000 125 000 3000
! ! !
! !
200
5000
100 000 125 000 45000 8000 15000 500 11 000 3000 5000 150 000 2 750 4000
! ! !
! !
! !
245 225 5 5 20
000 000 000 000 000
3 500 000 20 000 45000 1 500 000 15000 140 000 15000 100 000 700.000 100 000 125 000 90 000 8000 15000 500 22000 6000 10000 150 000 5 500 000 8 000 000 1 500 000 22 061 500
95 RENCANA [·IODAL KERJA PER UNIT' ( 1 000 m2 )
KEBUN PLASNA AIJGGllEK ( 4 000 Tanaman 0endrobium ) U r a-i~--~--;- -J~i~-h-
irrar(aR~~uan r:r~~;rF
------·--C-------·-· '-r-
Nedia dan Sarana 1. Plastik Bag 6" 2. Plastik Bag 4-" 3. Arang 4. Batu makadam 5. Tambang plastik 6. Ongkos anglcut Bahan Kimia 1. Pupuk hijau 2. Pupuk biru 3. Dithane 1'1-45 4. Benlate 5. Basudin 6. Vydate 7. Nogos 8. Orthocide 9. Difolatan 10. MgS04Ga j i Biaya Management
Tot a 1
Total Biaya per Unit
!
!4- 000 Ibr! !2 000 Ibr! !7 500 kg! 1 truk! 30 kg
!
82 41 40 2,420 4,8 4,9 20 4,8 20 12 12
kg kg kg
kg Itr! Itr! Itr! kg ! Itr! kg ! bIn! bIn!
500 200 2 062 70 180 75
125 100 275 70 000 6 000 7 000 7 000 10 000 75000 12 500 20 000 12 500 10 000 16000 750 125 000
! I I
! !
000 000 500 000 000 000
574 000 287 000 400 000 180 000 250 000 96 000 60 000 200 000 76800 15 000 1 500 000 500000
7 226 300
Investasi Rp. 22 061 500 Modal kerja 1 tahun " 7-226 300 Rp. 29 287 800 ==============
'~'e.bel
~ampiran
Dr a i a
Analisa usaha tani 2nggrek l)eodrobium per 1 000 m •
11.
Herga satuen jumlah har;"':3
jumlah
:1
(Rp)
(Rp)
Biaya tetap 1. Tanah
1 000 N2
5 000
1 bh
-
2. BengWlen pr:Jduksi
3. Peralatan kerja sub total
- , ... - - - - - ----- - -
7.
12 655 750
-----
Eiaye varia bel 1. Bibit 4-" 2. Bibit 2" 3. Polibag 6" 4-. Polibag 4-" 5. Arang 6. Betu
2 000 pot
4- 000
8 000 000
2 2 2 7
2750 125 100
5 500 000 312 500 250 000 1 925 000 70000 180000
TalLbang
000 pot 500 lb 500 Ib 000 kg 1 truk 30 kg
275 70000 6000
sub total
16 237 500
Bahan,kimia dan Tenaga kerja : 1. Pupuk 2. Basud:!.n 3. Lan:w.te 4-. Noc;os c; ..-.
1fyd"te
6. Orthocide r-: Dithene ' C'. 8enlate 9. Difolatan
.
6.2 kg 7.7 1 7.7 kg 7.7 1 5.8 1 7.7 kg
7.7 kG
~-
1.9
k~;
1.9 1
10.Teoa.ga kerja
sub totEl-l --- ---
5000 000 7 364 250 291 500
---------_.
2 or:".;
7000 12 17 12 20 10
500 000 500 000 000 10 000 rf7 000 1J 000 70 00')
4-34- 000 96 250 130 900 95 250 116 000 77 000
77 oor 14-2 5uO 30 400 14;.0 0:.>
1 )40 300
-
-------------------
Tabel lampiran 11a.
Bulan
Hasil produksi bunga a~ggrek Dendrobium per 1 000 m • T a hun
1
2
3 tangka~
1 2 3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 Total
1 1 1 1
500 000 500 500 500
6 000
4
500 000 500 000 000 000 000 000 000 000 000 000
3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3000 3 000 3 000 3 000
---3 000 3 000 2 625 2 625 2 625 2 625 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250 a 250
33 000
36000
30000
1 2 2 3 ;, 3 3 3 3 3 3 3
Ket. : Harga jual bunga Rp 400/tangkai, dan pada akhir ~ahun ke-4 dihasilkan 2 anakan baru hasil split . dari 1 tanaman.
Tabel lampiran 11b.
Arus biaya ~an pendapatan usaha tani anggrek Dendrobium per 1 000 m • T a hun .".-----Z
U r a ian Biaya tetap Biaya variabel Biaya bahan kimia dan tenaga kerja sub total
3.
12 655 750 16 237 500 1 340 300 30 233 550
1 474 330 1 474 330
1 621 763
1 621 763
2 400 000
13 200 000
14 400 000
Total
12 000 000 42 000 000
RIC Net Present Value+)
783 939 'J 783 939
1
35 113 582
Total Pendapatan Bunga
4
1.20 -2 132
857
8 172 305
7 940 957
5 358 765
Ket.: +) digitung berdasar bunga 12%.
.,.£\ ~
o0
.~
..
~
::
:II:
....
-
f,..1.,.."T1
:
'tr
O
t
S
':: J ~~ ~~
: :. ;
i
::
",.....
...
Of
:~
::
..
h
~
.- .. h
:;
~
... :c
IIC
"'oe
;
.........
";l
...:... ti C '1 &,!
~
L
=:_ ..:..
:
Ul
... ...
.
.::;
:
::....
Z.
...
::
..
:w:: ..
CO