i
ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUNGA MAWAR POTONG PADA PT AGRO DWIPA INVESTINDO CIPANAS, KABUPATEN CIANJUR
YESICA FIRMEIANTI SANTOSO
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ii
ABSTRAK YESICA FIRMEIANTI SANTOSO. Analisis Kelayakan Usaha Bunga Mawar Potong pada PT Agro Dwipa Investindo Cipanas, Kabupaten Cianjur. Dibimbing oleh YUSALINA. Permintaan bunga mawar potong semakin meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan dan perubahan gaya hidup masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kembali kelayakan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo setelah usaha tersebut mengalami kerusakan akibat bencana alam. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk aspek non finansial dan analisis kuantitatif dengan dua skenario untuk aspek finansial. Berdasarkan aspek non finansial perusahaan layak untuk dijalankan, sedangkan dari aspek finansial, pada skenario III lebih layak jika dibandingkan dengan skenario I karena hasil dari perhitungan kriteria investasi skenario II lebih besar, yaitu NPV Rp2 478 014 378; IRR 32 persen; Net B/C sebesar 2.90, payback period selama 4 tahun, 6 bulan, 14 hari. Berdasarkan analisis sensitivitas, diperoleh hasil komponen yang memberikan dampak paling besar terhadap kelayakan usaha adalah penurunan produksi bunga mawar potong. Kata kunci: analisis kriteria investasi, analisis sensitivitas, bunga mawar potong. ABSTRACT YESICA FIRMEIANTI SANTOSO. Feasibility Analysis of Hybrid Tea Roses in PT. Agro Dwipa Cipanas, Kabupaten Cianjur. Supervised by YUSALINA. Demand of hybrid tea roses is growing along with the increasing income and lifestyle changing in the society. The purpose of this research is to review the feasibility of hybrid tea roses business in PT. Agro Dwipa Investindo after it suffered from damaged of the natural disaster. This study uses the descriptive analysis for examining non-financial aspect and quantitative analysis with two scenarios for financial aspect. The result from the non-financial aspect shows that the company is feasible to run. Furthermore, according to the financial aspect, the second scenario is more feasible than the first scenario. It is because the calculation result from the investment criteria of the second scenario demonstrates higher values, which are NPV Rp2 478 014 378; IRR 32 percent; Net B/C 2.90; 4 years, 6 month, 14 days payback period. Moreover, based on the sensitivity analysis, the most influential component to the feasibility of the business is the reduction of hybrid tearoses production. Keywords: feasibility study of investmen, hybrid tea roses, sensitivity analysis
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha Bunga Mawar Potong pada PT Agro Dwipa Investindo Cipanas, Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Yesica Firmeianti Santoso NIM H34114006
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
iv
ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUNGA MAWAR POTONG PADA PT AGRO DWIPA INVESTINDO CIPANAS, KABUPATEN CIANJUR
YESICA FIRMEIANTI SANTOSO
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
v
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 sampai Agustus 2013 ini ialah kelayakan investasi, dengan judul Analisis Kelayakan Usaha Bunga Mawar Potong pada PT Agro Dwipa Investindo Cipanas, Kabupaten Cianjur. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra Yusalina, MSi. selaku dosen pembimbing. Di samping itu, penghargaan disampaikan kepada Mr Christ selaku pemilik dari PT Agro Dwipa Investindo, Ibu Betty Handayani sebagai manager operasional PT Agro Dwipa Investindo, serta seluruh staf PT Agro Dwipa Investindo, Balai Penelitian Tanaman Hias Cianjur, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2014
Yesica Firmeianti Santoso
i
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup TINJAUAN PUSTAKA Peranan dan Perkembangan Tanaman Hias di Indonesia Perkembangan Bunga Mawar Potong di Indonesia Analisis Kelayakan Usaha Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Studi Kelayakan Proyek dan Bisnis Aspek-Aspek Studi Kelayakan Teori Biaya dan Manfaat Analisis Kelayakan Investasi Cashflow Bisnis Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi Dan Waktu Data dan Instrumentasi Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Aspek Non Finansial Aspek Finansial Asumsi yang digunakan GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Organisasi dan Manajemen PT Agro Dwipa Investindo Aspek Sumberdaya Perusahaan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non Finansial Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Teknis dan Teknologi Aspek Manajemen dan Sumberdaya Manusia
iii iv iv 1 1 4 5 5 6 6 6 7 8 9 10 10 10 10 14 14 14 16 18 18 18 18 18 19 20 22 24 24 25 28 30 30 30 34 50
Aspek Lingkungan Aspek Hukum Analisis Aspek Finansial Arus Penerimaan (Inflow) Arus Pengeluaran (Outflow) Perolehan Modal Proyeksi Laporan Laba Rugi Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
51 53 54 54 56 60 61 62 65 66 66 67 68 70
iii
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Perkembangan produktivitas komoditi florikultura tahun 2007 – 2012 di Indonesia Perkembangan produksi tanaman hias di Cianjur tahun 2007-2011 Sumberdaya fisik PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Gaji karyawan PT Agro Dwipa Investindo 2013 Varietas mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Harga bunga PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Jumlah bedengan dalam greenhouse pada PT Agro Dwipa Investindo 2013 Penerimaan penjualan bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Penerimaan penjualan bunga mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Penerimaan penjualan bunga mawar potong skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Perincian biaya okulasi yang dikeluarkan PT Agro Dwipa Investindo Biaya Investasi bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Biaya tetap budidaya bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Biaya variabel budidaya bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo Perincian pinjaman modal usaha bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Perincian pinjaman modal usaha bunga mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Perincian pinjaman modal usaha bunga mawar potong skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Proyeksi laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Proyeksi laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Proyeksi laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Kriteria kelayakan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo Hasil perhitungan analisis sensitivitas budidaya bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo
2 3 28 29 32 32 36 54 55 56 57 57 58 59 60 60 61 61 62 63 64 65
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pertumbuhan produksi bunga mawar potong di Indonesia tahun 2007 – 2011 Jumlah produksi bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun 2007 – 2012 Grafik NPV dan IRR Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan pengembangan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo Struktur organisasi PT. Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Saluran Pemasaran PT Agro Dwipa Investindo Layout bedengan dalam Greenhouse pada PT Agro Dwipa Investindo Bedengan dalam Greenhouse PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Pencampuran media tanam di PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Hasil okulasi pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Layout bedengan pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Penanaman hasil okulasi pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Penyemprotan pestisida pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Teknik pemotongan bunga mawar potong Pengangkutan hasil panen pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Perautan daun mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Penyusunan bunga mawar potong sasil grading pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Pembungkusan hasil grading pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Penyusunan bunga mawar di dalam ruang pendingin pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Pengangkutan bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013
2 4 15
17 26 33 36 37 38 39 40 40 45 46 47 47 48 48 49 50
v
DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner penelitian pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Error! Bookmark not defined. 70 2. Spesifikasi syarat mutu mawar bunga potong 3. Jenis-jenis bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo 71 4. Denah lokasi Greenhouse pengusahaan mawar potong Leandra Renata pada PT Agro Dwipa Investindo, 2011 73 5. Jadwal kegiatan usaha mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo 75 6. Jadwal kegiatan usaha mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo 76 7. Biaya investasi bersama, penyusutan, dan joint cost 76 % pada PT Agro Dwipa Investindo 77 8. Rincian biaya investasi dan penyusutan skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo 78 9. Rincian biaya investasi dan penyusutan skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo 79 10. Rincian biaya investasi dan penyusutan skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo 80 81 11. Cashflow skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo 12. Cashflow skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo 82 13. Cashflow skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo 83 14. Cashflow analisis sensitivitas penjualan turun pada Skenario I PT Agro Dwipa Investindo 84 15. Cashflow Analisis sensitivitas kenaikan harga pupuk pada skenario I PT Agro Dwipa Investindo 85 16. Cashflow analisis sensitivitas penurunan produksi pada skenario I PT Agro Dwipa Investindo 86 17. Cashflow analisis sensitivitas penjualan turun pada skenario II PT Agro Dwipa Investindo 87 18. Cashflow analisis sensitivitas kenaikan harga pupuk pada skenario II PT Agro Dwipa Investindo 88 19. Cashflow analisis sensitivitas penurunan produksi pada skenario II PT Agro Dwipa Investindo 89 20. Cashflow analisis sensitivitas penurunan penjualan pada skenario III PT Agro Dwipa Investindo 90 21. Cashflow analisis sensitivitas kenaikan harga pupuk pada skenario III PT Agro Dwipa Investindo 91 22. Cashflow analisis sensitivitas penurunan produksi pada skenario III PT Agro Dwipa Investindo 92 23. Proyeksi laporan laba rugi penjualan turun pada skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo 93
24. Proyeksi laporan laba rugi kenaikan harga pupuk skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo 25. Proyeksi laporan laba rugi penurunan produksi skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo 26. Proyeksi laporan laba rugi penjualan turun pada skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo 27. Proyeksi laporan laba rugi kenaikan harga pupuk skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo 28. Proyeksi laporan laba rugi penurunan produksi skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo 29. Proyeksi laporan laba rugi penurunan penjualan skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo 30. Proyeksi laporan laba rugi kenaikan harga pupuk skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo 31. Proyeksi laporan laba rugi penurunan produksi skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo
93 93 94 94 94 95 95 95
1
PENDAHULUAN Latar belakang Indonesia memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah. Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal sebagai negara agraris di mana sektor pertanian memiliki peranan yang besar dalam memberikan devisa bagi negara. Berdasarkan data statistik, sektor pertanian berada pada peringkat kedua setelah industri pengolahan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional (BPS, 2012). Salah satu sub-sektor pertanian yang memberikan kontribusi penting dalam perekonomian nasional adalah hortikultura. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables), buah (fruits), tanaman obat (medicinal plants), dan tanaman hias (ornamental plants) termasuk di dalamnya tanaman air dan bunga potong. Hortikultura telah berperan nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Tidak hanya berguna sebagai menjaga kenyaman lingkungan, hortikultura juga berguna dalam mempercepat pengentasan kemiskinan petani, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong investasi di pedesaan. Salah satu komoditi hortikultura yang sedang berkembang pada saat ini adalah florikultura. Direktorat Jendral Hortikultura (2012), menargetkan adanya peningkatan produksi florikultura mencapai 352 juta tangkai/ha dan produktivitasnya mencapai 177 125 tangkai/ha. Hal tersebut diseimbangkan dengan adanya alokasi dana APBN sebesar Rp 5 039 Milyar untuk komoditi florikultura. Selain itu, Ketua Bidang Produksi Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) James Lumbanraja mengatakan usaha florikultura atau tanaman hias di dalam negeri pada tahun 2012 diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2011 dan tahun 20101. Florikultura termasuk di dalamnya bunga potong telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia dan banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai event, seperti acara kelahiran, upacara keagamaan, dan ulang tahun kemerdekaan. Pemakaian bunga potong telah meluas, tidak hanya sebagai dekorasi ruangan pesta-pesta perkawinan dan elemen ritual keagamaan saja, melainkan sebagai alat komunikasi ataupun bersosialisasi dalam bermasyarakat. Bunga potong dimanfaatkan sebagai hadiah, ungkapan atau ucapan terima kasih, ucapan bela sungkawa bahkan bagi sebagian masyarakat kepemilikan bunga potong dijadikan sebagai tingkat gengsi seseorang. Semakin meningkatnya volume ekspor dan impor bunga-bungaan di Indonesia, maka semakin terbukanya prospek wirausaha bagi para pengusaha dan petani bunga di Indonesia. Terdapat tiga komoditi utama bunga-bungaan di Indonesia yaitu bunga krisan, anggrek dan mawar. Rata-rata pertumbuhan volume ekspor bunga mawar dari tahun 2007 hingga tahun 2011 memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi yaitu mencapai 259 persen, sedangkan pertumbuhan volume ekspor bunga krisan hanya 20 persen dan bunga anggrek memiliki volume 1
Pengembangan Hortikultura Berbasis Sumber Daya Nusantara, Dirjen Hortikultura, 2012 (Sumber: Bahan Presentasi Menteri Pertanian Pada Acara Diskusi Publik di PB NU, 31 Januari 2013)
2
pertumbuhan ekspor yang cenderung turun sekitar 20 persen. Rata-rata pertumbuhan volume impor tertinggi dari tahun 2007 hingga 2011 terjadi juga pada komoditas bunga mawar yaitu mencapai 254 persen, sedangkan bunga krisan berada pada peringkat kedua sebesar 167 persen dan diikuti bunga anggrek yang memiliki rata-rata pertumbuhan volume impor yang juga cenderung menurun sebesar -19 persen (Dirjen Hortikultura, 2012) Selain dilihat dari pertumbuhan volume ekspor dan impor ketiga jenis bunga-bungaan tersebut, potensi usaha dapat dilihat juga dari tingkat pertumbuhan produktivitasnya. Berdasarkan Biro Pusat Statistik (2012), dari ribuan jenis bunga potong, bunga mawar, krisan dan anggrek merupakan tiga komoditi utama yang memiliki tingkat produktivitasnya tertinggi. Pada Tabel 1 dapat dilihat tingkat produktivitas dari tiga komoditi utama bunga potong di Indonesia. Bunga mawar potong memiliki tingkat produktivitas tertinggi dibandingkan dengan bunga krisan, anggrek dan sedap malam. Tabel 1. Perkembangan produktivitas komoditi florikultura tahun 2007 – 2012 di Indonesia Produktivitas (tangkai/ m2) Rata-rata Komoditi pertumbuhan (%) 2009 2010 2011 2012 Anggrek 12.39 7.68 7.96 12.63 8.10 Krisan 11.07 17.58 34.71 40.36 57.51 Mawar 8.25 14.13 22.34 84.91 136.49 Sedap malam 7.89 23 21.11 32.56 79.17 Sumber: Biro Pusat Statistik, 2013
Tidak hanya dari produktivitasnya saja, potensi usaha dapat dilihat pada jumlah produksinya. Pada Gambar 1, dapat dilihat bunga potong yang paling banyak dibudidayakan dari tahun ke tahun adalah bunga krisan, kemudian diikuti dengan bunga mawar dan anggrek. Sentra bunga potong di Indonesia diantaranya terletak di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara. Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki jumlah produksi tanaman hias tertinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia (Biro Pusat Statistik, 2013)
Gambar 1. Jumlah produksi bunga mawar potong di Indonesia tahun 2007 – 2011 Sumber: Biro Pusat Statistik, 2013 (diolah)
3
Cianjur merupakan salah satu daerah yang cocok untuk mengembangkan bunga potong dan merupakan salah satu sentra penanaman bunga potong setelah Bandung Barat di Jawa Barat (Jawa Barat Dalam Angka 2012). Cianjur dipilih karena adanya kecocokan iklim yang membuat bunga potong dapat tumbuh dengan baik. Pada Tabel 2, menunjukkan perkembangan produksi bunga potong di Cianjur dari tahun 2007 hingga 2011. Setiap tahunnya komoditi bunga krisan menempati tingkat produksi paling tinggi jika dibandingkan dengan bunga potong lainnya yang dibudidayakan di Cianjur. Jika dilihat dari rata-rata pertumbuhan produksi bunga mawar, anggrek dan dan krisan, hampir seluruh bunga potong memiliki penurunan produksi. Penurunan produksi bunga potong terjadi paling tinggi pada tahun 2011, hal tersebut karena adanya angin besar yang menghancurkan beberapa usaha tanaman bunga potong. Anggrek mengalami penurunan produksi paling tinggi yaitu mencapai 4 859 persen dari tahun 2007 hingga 2011. Tabel 2. Perkembangan produksi tanaman hias di Cianjur tahun 2007-2011 No 1 2 3
Jenis Bunga
Produksi (kg) 2007
Anggrek 550 258 Krisan 12 939 034 Mawar 750 792
2008
2009
2010
2011
3 811 21 550 851 1 329 488
19 522 28 481 490 1 156 227
367 16 684 410 2 818 620
645 75 940 250 39 050
Rata-rata Pertumbuhan (%) (4,859) 18 (1,758)
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, 2013 (diolah)
Salah satu jenis komoditas florikultura yang memiliki prospek usaha yang besar adalah bunga mawar potong. Tanaman mawar berasal dari negara China, Myanmar, India Timur dan Eropa (Lingga, 2008). Mawar merupakan jenis tanaman yang memiliki kelopak bunga yang indah dan beragam, beraneka warna dan wangi yang harum sehingga dapat memikat para penggemarnya. Selain sebagai tanaman bunga potong dan tanaman pot, mawar juga sering digunakan sebagai bunga tabur dalam upacara pemakaman. Jenis mawar yang memiliki bau yang harum, air sulingannya atau yang dikenal sebagai minyak mawar dimanfaatkan sebagai parfum, pengobatan dan bahan kosmetik. Secara garis besar mawar dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu mawar liar (wild roses), mawar jenis lama (old roses), mawar jenis baru (modern roses). Salah satu jenis mawar yang sering dibudidayakan adalah bunga mawar jenis baru (modern roses). Penggolongan mawar modern berdasarkan bentuk tubuhnya terbagi menjadi mawar perdu, hybrid tea, miniatur dan mawar merambat (Lingga, 2008). Jenis mawar yang umum digunakan dalam budidaya bunga potong adalah mawar hybrid tea dengan alasan, mawar ini memiliki kuntum bunga setengah mekar, bunga berbentuk lancip, helai mahkota tebal, dan dapat mekar lebih lama jika dibandingkan dengan jenis mawar yang lain. PT Agro Dwipa Investindo merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak dibidang mawar potong. Perusahaan ini berdiri sejak awal tahun 2000. Pada saat awal berdiri, PT ADI hanya memiliki satu buah greenhouse kaca (GH 1) dengan konstruksi asli Belanda dengan luas 900 m2 yang ditanami dengan jenis varietas mawar Black Magic dan Grand Galla sebanyak 7 000 tanaman. Saat ini perusahaan telah berkembang dan memiliki tujuh greenhouse yang terdiri
4
dari dua greenhouse modern dan lima greenhouse tradisional yang ditanami 17 varietas mawar dengan perbandingan varietas lokal sebanyak 59 persen yang dikembangkan dengan metode okulasi dan varietas asli Holland sebanyak 41 persen. Perumusan Masalah PT Agro Dwipa Investindo tertarik untuk mengusahakan bunga mawar potong karena melihat besarnya peluang pada komoditi tersebut. Sejak tahun 2000 perusahaan tersebut sudah memulai usahanya, dan selama usaha berlangsung banyak sekali perkembangan yang sudah diperoleh, baik dari segi materi maupun dari segi perluasan wilayah usaha. Pada bulan Februari 2012, PT ADI mengalami kerugian besar-besaran karena perubahan cuaca yang begitu ekstrim. Angin besar menghancurkan lima greenhouse bambu yang dimiliki oleh PT ADI. Saat ini hanya tersisa dua greenhouse kaca untuk memproduksi bunga mawar potong. Pada Gambar 2, dapat dilihat jumlah produksi bunga mawar potong PT ADI dari tahun 2007 hingga tahun 2012 setelah terjadi bencana.
Gambar 2.
Jumlah produksi bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2007 – 2012 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
Kejadian angin ribut yang menghancurkan kelima greenhouse tersebut menyebabkan banyaknya lahan di lokasi usaha menjadi tidak produktif karena hampir seluruh tanaman bunga mawar potong menjadi rusak. Hal tersebut mengakibatkan turunnya jumlah produksi sebesar 70 persen. Selain itu, PT ADI hampir kehilangan seluruh karyawan-karyawan terbaiknya karena para karyawannya menganggap PT ADI sudah tidak dapat melanjutkan usahanya. Pengeluaran dana paling besar terdapat pada biaya pembuatan greenhouse. PT ADI memiliki dua tipe greenhouse, yaitu greenhouse tradisional terbuat dari plastik UV dan bambu, serta greenhouse modern terbuat dari kaca dan besi. Kondisi tersebut menyebabkan pemilik usaha berpikir kembali untuk memperbaiki kondisi usaha bunga mawar potong dengan memilih satu diantara tiga skenario. Skenario pertama dengan mengganti lima greenhouse yang rusak dengan greenhouse bambu, skenario kedua menggunakan greenhouse kaca dan skenario ketiga mengkombinasikan keduanya, di mana untuk dua greenhouse
5
yang letaknya di belakang dan posisinya dekat dengan tebing menggunakan greenhouse yang terbuat dari kaca dan besi karena struktur bangunannya yang lebih kokoh. Keterbatasan dana menjadi kendala utama dalam memperbaiki kondisi usaha tersebut. Dana yang sangat besar akan dibutuhkan untuk memulihkan usaha seperti sebelumnya. Pembangunan greenhouse baru, tanaman mawar yang rusak dan kebutuhan-kebutuhan lainnya sangat penting untuk diperhitungkan. Pemilihan tipe greenhouse yang sesuai dengan keadaan lokasi budidaya juga sangat penting untuk diperhitungkan agar greenhouse yang akan dibangun lebih tahan lama dan sesuai dengan perencanaan. Selain itu, perlu diperhitungkan juga waktu pengembalian kembali dari jumlah dana yang dikeluarkan untuk reinvestasi usaha PT ADI. Namun, di sisi lain produk bunga mawar yang dihasilkan sudah dikenal oleh pelanggannya berbeda dengan bunga mawar potong yang berada di pasaran. PT ADI memiliki karyawan-karyawan yang sudah paham sangat baik mengenai teknik budidaya bunga mawar. Kelebihan bunga mawar potong yang dimiliki oleh PT ADI antara lain diameter bunga yang besar, kelopak bunga dan daun yang bersih serta memiliki batang yang panjang dan kokoh. PT ADI sudah memiliki pasar tersendiri, di mana hotel-hotel bintang empat dan sekolah perangkai bunga di Kota Jakarta menjadi pelanggannya. Menghentikan usaha bukanlah pilihan yang baik karena PT ADI sudah sangat berpengalaman di bidang bunga mawar potong. Oleh karena itu, PT ADI membutuhkan investasi dari para pemilik modal atau lembaga keuangan untuk mengembalikan kondisi usahanya seperti semula. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, yaitu: 1. Apakah setelah pengembangan kembali usaha bunga mawar potong pada PT ADI dengan menggunakan tiga skenario (skenario I menggunakan greenhouse bambu, skenario II dengan greenhouse kaca dan skenario III dengan mengkombinasikan keduanya) dinyatakan layak jika dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial? 2. Bagaimana sensitivitas dari pengembangan kembali usaha bunga mawar potong terhadap penurunan penjualan, kenaikan harga pupuk dan penurunan produksi? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kelayakan pengembangan kembali usaha bunga mawar potong pada PT ADI dengan menggunakan tiga skenario dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. 2. Menganalisis kepekaan (sensitivitas) dari pengembangan kembali usaha bunga mawar potong Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak:
6
1. Penulis dapat menerapkan ilmu studi kelayakan bisnis sekaligus referensi bisnis yang dapat dilakukan di sektor hortikultura 2. Perusahaan memiliki pertimbangan dalam pelaksanaan bisnis dan referensi analisis kelayakan usaha dalam pencarian investor. 3. Investor dapat menambah referensi dalam penanaman modal usaha pada budidaya bunga mawar potong yang tepat. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan pada satu perusahaan dengan hanya menganalisis lima dari tujuh greenhouse yang dimiliki. Penelitian ini sebagai pembanding usaha-usaha sekitarnya dengan bidang yang sama. Perusahaan pemberi informasi budidaya bunga mawar potong adalah PT Agro Dwipa Investindo, sebagai produsen bunga mawar potong yang sudah memiliki Standar Operasional usaha.
TINJAUAN PUSTAKA Peranan dan Perkembangan Tanaman Hias di Indonesia Dahulu tanaman hias diartikan sebagai tanaman bunga-bungaan atau segala bentuk tanaman yang menghasilkan bunga. Saat ini, sejalan dengan perkembangan jaman dan kemajuan peradaban manusia, tanaman hias diartikan sebagai segala jenis tanaman yang memiliki nilai hias (bunga, batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma dsb) yang menimbulkan kesan indah (artistik) atau kesan seni (Santo, 2008). Tanaman hias (florikultur) merupakan bagian dari holtikultura yang juga menjadi unggulan dari sektor pertanian. Terdapat berbagai jenis tanaman hias di Indonesia, hal ini didukung oleh sumber daya alam yang sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia (Arbianto, 2006). Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tanaman hias termasuk bunga potong di dalamnya semakin digemari penggunaannya. Pemanfaatan tanaman hias biasanya hanya digunakan pada acara ritual keagamaan maupun budaya beberapa suku bangsa seperti sesajen, bunga tabur pada acara kematian maupun keperluan acara pengantin, namun kini digunakan juga sebagai alat komunikasi ataupun bersosialisasi dalam masyarakat (Santo, 2008). Sementara itu, menurut Waty (2010), tanaman hias juga dapat memberikan suasana indah mempesona, melembutkan pandangan,dan memberikan kecemerlangan sepanjang waktu. Berbagai tanaman hias umumnya ditanam untuk menghijaukan dan mempercantik suatu taman atau sebagai tanaman hias pot yang ditempatkan di meja ataupun areal rumah, perkantoran, hotel, restoran atau apartemen. Pengembangan produk tanaman hias di Indonesia memiliki masa depan yang cerah, mengingat permintaan pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri masih terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia juga mengimpor beberapa tanaman hias terutama yang tergolong sub-tropis untuk memenuhi keperluan dalam negeri. Hal tersebut menggambarkan bahwa konsumsi dalam negeri terhadap produk florikultura cukup besar bahkan produk tertentu masih belum terpenuhi oleh produk sendiri. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik untuk perkembangan komoditi tanaman hias dan bunga.
7
Perkembangan Bunga Mawar Potong di Indonesia Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar dikenal dengan nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). Mawar mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki manfaat sebagai tanaman hias kebun atau taman, tanaman hias pot, bunga potong, bunga tabur, bahan baku parfum dan bahan baku obat serta sebagai bahan baku makanan, minuman atau zat aditif bagi makanan olahan. Mawar merupakan tanaman hias yang paling diminati masyarakat karena memiliki warna yang bervariasi dan kelopak bunga yang indah. Salah satu negara produsen bunga-bungaan terbesar di dunia adalah Belanda. Diantara sepuluh jenis bunga potong Belanda, mawar menempati urutan teratas dan paling besar dalam perolehan devisa negara tersebut. Pada tahun 1988 nilai ekspor bunga mawar Belanda baru mencapai 521 738 000 gulden, kemudian naik menjadi 562 228 000 gulden pada tahun 1989, dan mencapai 825 000 000 gulden pada tahun 1991. Peningkatan permintaan pun dirasakan pula oleh Indonesia, karena selama periode tahun 1985 – 1991 ekspor komoditas tersebut meningkat dari 476 ton (US $180 000) menjadi 4 881 ton (US $ 1.1 juta). Permintaan yang cukup tinggi membuat bunga mawar potong menjadi komoditas utama yang mendapatkan prioritas utama dalam penelitian dan pengembangan sampai saat ini (Rukmana, 1995). Permintaan bunga mawar di pasar dalam negeri (domestik) cenderung meningkat, terlebih di kota-kota besar. Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan omzet dan peredaran uang mencapai Rp 25,8 miliar per tahun. Permintaan bunga mawar kurang lebih 20 000 kuntum per hari, hal ini memberikan gambaran cerah bagi kalangan wirausahawan di berbagai daerah (wilayah) di Indonesia untuk mengelola agribisnis bunga mawar, terutama yang memiliki lokasi strategis dengan kota-kota besar (Rukmana, 1995). Pada umumnya budidaya tanaman bunga mawar potong biasa dilakukan di dalam rumah kaca atau greenhouse. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas dan menciptakan lingkungan yang terpadu pada proses pembudidayaannya. Budidaya tanaman hias juga cenderung menggunakan media tanam dengan campuran dari tanah, sekam dan pupuk kandang sehingga mudah penanganannya. Media tanam tersebut merupakan teknik budidaya pertanian yang mengandalkan substrat sebagai media penyedia unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Substrat sebagai berjangkarnya akar tanaman dan sebagai penyangga tegaknya tanaman. Proses penanaman bunga mawar potong dilakukan di deret bedengan. Proses panen bunga mawar potong dapat dilakukan pada umur 4 – 5 bulan setelah tanam. Cara panen bunga mawar potong adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun dengan menggunakan gunting stek. Penanganan pasca panen bunga mawar potong adalah dengan merendam pada bak air selama kurang lebih 30 menit, hal ini bertujuan untuk menormalkan kembali kondisi bunga mawar potong setelah proses
8
pemanenan. Selain itu, dapat menghindari dehidrasi pada saat proses pendistribusian. Analisis Kelayakan Usaha Adelita, Hubeis M, dan Kadarisman D (2010), menganalisis pemanfaatan lahan yang tidak terpakai dalam kompleks perumahan di Bekasi. Lahan tersebut ditanami berbagai jenis tanaman hias Adenium. Terdapat empat area usaha dengan luas lahan yang berbeda, yaitu 50 m2, 20 m2, 40 m2, dan 35 m2. Kegiatan usaha tersebut layak dijalankan karena dapat memberikan keuntungan di mana dengan luas tanah 50 m2 dari usaha pekebun Manda mendapat laba Rp3 991 663 pada periode pengembalian 7.47 bulan; pekebun Saih dengan luas tanah 20 m2 mendapatkan laba Rp658 333 pada periode pengembalian 22 bulan; pekebun Jaja dengan luas tanah 40 m2 mendapatkan laba Rp3 813 750 pada periode pengembalian 4.95 bulan dan usaha pekebun Bambang dengan luas tanah usaha 35 m2 mendapatkan laba Rp3 121 665 pada periode pengembalian 7.75 bulan. Pada tahun 2009, Mardikasari meneliti bunga mawar potong varietas Grand Galla. Usaha budidaya bunga mawar potong dilakukan dengan menggunakan Greenhouse tradisional, dengan perawatan yang intensif, umur bisnis ditentukan selama empat tahun dengan tingkat kegagalan sebesar 10 persen. Hasil analisis kelayakan keuangan dengan menggunakan indikator NPV, IRR dan Net B/C Ratio diperoleh hasil bahwa usaha pengembangan bisnis bunga mawar potong varietas Grand Galla layak diusahakan dengan nilai NPV positif sebesar Rp124 687 350.18, IRR sebesar 60 persen dan nilai Net B/C Ratio sebesar 2.09. Hasil analisis switching value menjelaskan perubahan maksimum yang masih dapat ditolerir jika terjadi penurunan produksi adalah sebesar 21.88 persen dan perubahan kenaikan pupuk masih dapat ditolerir jika terjadi kenaikan pupuk sebesar 200.23 persen. Pada tahun yang sama Dharmika (2009), menganalisis tentang bunga potong krisan dan membagi analisis kelayakan finansial ke dalam tiga skenario. Skenario pertama membahas perusahaan hanya memproduksi krisan tipe standar, skenario kedua membahas bunga krisan yang diproduksi adalah tipe spray dan skenario ketiga membahas kombinasi produksi tipe standar dan tipe spray. Rencana pengembangan bisnis yang akan dilakukan untuk peningkatan kapasitas produksi bunga potong krisan adalah penambahan greenhouse pada Pri’s Farm. Berdasarkan perhitungan kelayakan finansial yang dilihat dari hasil NPV, IRR, Net B/C dan payback period pada ketiga skenario rencana pengembangan bisnis maka dapat disimpulkan bahwa ketiga skenario tersebut layak untuk dijalankan. Hal ini berdasarkan dari hasil perhitungan cashflow diperoleh nilai NPV untuk skenario I,II, dan III adalah Rp1 111 985.71; Rp472 396 179.8 dan Rp1 018 640 378. Tingkat pengembalian investasi (IRR) skenario I, II dan III adalah 39.17 persen; 22.57 persen; dan 36.69 persen. Net B/C skenario I, II, III adalah 2.7; 1.7 dan 2.5. Payback Period skenario I, II dan III adalah 3.06 tahun; 5.7 tahun dan 3.3 tahun. Berdasarkan dari hasil analisis switching value, diperoleh hasil bahwa penurunan harga jual sebesar 30.62 persen untuk skenario I; 17.03 untuk skenario II; serta 30.99 untuk skenario III dan kenaikan biaya variabel sebesar 90.25 persen untuk skenario I; 30.24 untuk skenario II, serta 80.56 untuk skenario III tidak terlalu mempengaruhi kondisi usaha Pri’s Farm.
9
Sari (2008), meneliti bunga potong krisan dan menyatakan bahwa permintaan bunga krisan ke Loka Farm mencapai 2 600 ikat per minggunya. Namun Loka Farm hanya mau memenuhi permintaannya sebesar 38.46 persen yang diajukan oleh CV Setia Mitra. Hasil analisis kelayakan aspek finansial menunjukkan bahwa kedua skenario yaitu modal pinjaman dari Koperasi Mabes TNI (skenario I) dan modal pinjaman dari Bank Syariah untuk pengusahaan bunga potong krisan Loka Farm layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan kedua skenario sudah memenuhi kriteria kelayakan proyek, di antaranya yaitu nilai NPV lebih dari nol, nilai NetB/C lebih dari satu, IRR lebih dari tingkat diskonto yang digunakan tiap-tiap skenario dan PP berada sebelum batas habis proyek. Bila dibandingkan dari kedua skenario, skenario I lebih layak daripada skenario II karena nilai NPV, nilai NetB/C nya lebih besar daripada skenario II. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dan analisis switching value, terlihat bahwa skenario I lebih layak untuk dijalankan dibandingkan skenario II. Santo (2008), meneliti usaha pembungaan dan pengembangan produk perawatan tanaman anggrek dendrobium. Berdasarkan analisis usaha diperoleh hasil bahwa dari total biaya sebesar Rp5 528 500,- dalam waktu 3 bulan telah diperoleh total penerimaan Rp5 938 000,- dengan perolehan keuntungan sebesar Rp409 500,-. Analisis kelayakan usaha dilihat dari berbagai sisi yaitu dengan BEP harga sebesar Rp21 938,- , Payback periode 2 bulan 8 hari, B/C ratio sebesar 0.074 dan R/C ratio 1.074. Berdasarkan analisis kelayakan usaha tersebut diketahui bahwa usaha ini layak untuk dilanjutkan dan dikembangkan. Kesimpulan yang diperoleh dari usaha ini antara lain; adanya usaha baru dan telah mampu menjual kepada konsumen baik konsumen akhir maupun pedagang tanaman hias, serta telah memberikan keuntungan finansial, bertambahnya pengetahuan dan keterampilan. Terbentuknya suatu mitra usaha baru, yaitu dengan adanya kerjasama dengan pekebun senior dan skala usaha yang lebih besar, pengadaan sarana produksi, serta dengan pedagang. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, maka terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah metode analisis yang digunakan. Kelayakan investasi dilihat dari dua aspek, yakni aspek finansial dan aspek non finansial. Aspek non finansial yang dianalisis terdiri dari aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, dan aspek manajemen dan sumber daya manusia, sedangkan untuk aspek finansial menggunakan kriteria kelayakan investasi yang antara lain NPV, IRR, Net B/C Ratio dan Payback Period. Perbedaan analisis penelitian ini dengan penelitian terdahulu salah satunya terletak pada komoditi yang akan diteliti. Penelitian ini akan membahas komoditi bunga mawar potong, sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardikasari pada tahun 2009 namun penelitian ini akan membahas lebih dari satu varietas bunga mawar potong. Selain itu, penelitian ini akan menggunakan analisis sensitivitas, karena perusahaan yang diteliti sudah bekerja selama sepuluh tahun sehingga sudah memiliki pengalaman dalam berbagai situasi dan kondisi.
10
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangkan pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini menjadi koridor terhadap permasalahan yang ada dalam penelitian. Studi Kelayakan Bisnis Suliyanto (2010) menyatakan bisnis dalam arti luas didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan. Berdasarkan definisi tersebut bisnis dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bisnis yang berorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan semata-mata bertujuan memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut. Bisnis yang tidak beorientasi keuntungan adalah bisnis yang didirikan dengan tujuan utama untuk kepentingan sosial. Selain itu, Suliyanto (2010) mengemukakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. Nurmalina et al. (2009) menyatakan studi kelayakan bisnis merupakan penelaah atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan. Tujuan dari studi kelayakan dalam pengembangan usaha adalah memperbaiki pemilihan investasi atas sumber daya yang terbatas, sehingga dapat menentukan prioritas investasi. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Menurut Suliyanto (2010), aspek-aspek kelayakan bisnis diantaranya aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia serta aspek keuangan. Melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang terkait dalam bisnis. Oleh karena itu, kesalahan atau ketidakcermatan pada satu aspek akan berpengaruh terhadap hasil analisis studi kelayakan secara keseluruhan. Aspek Non Finansial 1. Aspek Hukum Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan daerah lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum (Suliyanto 2010).
11
Suliyanto (2010), menyatakan bahwa analisis aspek hukum dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan “apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memenuhi ketentuan dan perizinan di suatu wilayah ?”. Berdasarkan aspek hukum, suatu ide bisnis dinyatakan layak jika ide bisnis tersebut sesuai dengan ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan diwilayah tersebut. Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk: Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan pinjaman 2. Aspek Lingkungan Suliyanto (2010), menyatakan analisis aspek lingkungan tidak hanya membahas tentang kesesuaian lingkungan dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas dampak bisnis terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan lingkungan yang akan datang terhadap bisnis. Oleh karena itu, analisis pada aspek lingkungan memerlukan kemampuan analisis yang lebih komprehensif. Analisis kesesuaian lingkungan bertujuan untuk menganalisis menganalisis apakah kondisi lingkungan mendukung untuk menjalankan suatu ide bisnis atau tidak, sedangkan analisis dampak bisnis bertujuan untuk menganalisis apakah bisnis tersebut akan memberikan dampak positif yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatifnya atau tidak. Lingkungan memiliki pengertian yang sangat luas sehingga analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan dapat dibagi menjadi beberapa ruang lingkup lingkungan. Meskipun aspek lingkungan terdiri dari beberapa ruang lingkup, namun dalam praktiknya tidak semua ruang lingkup pada lingkungan bisnis harus dianalisis secara mendalam. Beberapa ruang lingkup yang terdapat dalam lingkungan bisnis adalah sebagai berikut: Lingkungan operasional Lingkungan operasional merupakan lingkungan yang paling dekat dengan aktivitas perusahaan. Lingkungan operasional perusahaan meliputi pesaing, kreditor, pelanggan, pemasok dan pegawai Lingkungan industri Lingkungan industri merupakan lingkungan yang meliputi kelompok yang memproduksi produk atau jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat. Lima faktor persaingan dalam lingkungan industri, yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar-menawar pembeli, daya tawarmenawar pemasok dan persaingan. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan jika kondisi lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya diwilayah tersebut. Secara spesifik analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk: Menganalisis kondisi lingkungan operasional dan lingkungan industri Menganalisis dampak positif maupun dampak negatif bisnis terhadap lingkungan
12
3. Aspek Pasar dan Pemasaran Suliyanto (2010), menyatakan bahwa aspek pemasaran menganalisis apakah produk yang dihasilkan dapat memberikan nilai lebih tinggi kepada pelanggan dibandingkan dengan produk pesaing. Jika produk yang dihasilkan dan dibutuhkan oleh konsumen dalam jumlah yang besar, tetapi harga lebih tinggi, kualitas tidak lebih baik dibandingkan produk pesaing, dan tidak mudah didapatkan oleh konsumen maka produk tersebut akan ditinggalkan oleh pelanggan. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek pasar dan pemasaran jika ide bisnis tersebut dapat menghasilkan produk yang dapat diterima pasar dengan tingkat penjualan yang menguntungkan. Secara spesifik analisis aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bertujuan untuk: Menganalisis permintaan atas produk yang akan dihasilkan Menganalisis penawaran atas produk sejenis Menganalisis ketersediaan rekanan atas pemasok faktor produksi yang dibutuhkan Menganalisis ketepatan strategi pemasaran yang akan digunakan Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga (Umar, 2005). 4. Aspek Teknis dan Teknologi Berkaitan dengan kelayakan suatu bisnis, aspek teknis dan teknologi merupakan pilihan secara teknis mengenai teknologi yang digunakan, sehingga rencana bisnis dapat dilaksanakan dengan layak atau tidak, baik pada saat pembangunan proyek maupun operasional secara rutin. Hal ini meliputi proses pemilihan teknologi produksi, perencanaan produk, penentuan kapasitas produksi, dan lay out shading house (Umar, 2005). Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), secara umum ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi yaitu: Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang, cabang maupun kantor pusat. Agar perusahaan dapat menentukan lay out yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya. Suliyanto (2010), menyatakan hal yang perlu dianalisis pada aspek teknis dan teknologi adalah pemilihan lokasi karena lokasi yang strategis merupakan salah satu keunggulan bersaing, selain itu skala produksi yang optimal karena skala produksi yang terlalu besar akan menimbulkan pemborosan, namun sebaliknya skala produksi yang terlalu kecil akan menyebabkan hilangnya peluang untuk mendapatkan keuntungan, pemilihan mesin dan peralatan juga berpengaruh karena mempengaruhi keberhasilan pada proses produksi, serta pemilihan teknologi karena teknologi yang tepat membuat perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dalam waktu yang cepat dan biaya yang murah. Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan hasil analisis ide bisnis yang dibangun dan dijalankan dengan baik. Secara spesifik analisis aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan bertujuan untuk:
13
Menganalisis kelayakan lokasi Menganalisis besarnya skala produksi untuk mencapai tingkatan skala ekonomis Menganalisis kriteria pemilihan mesin peralatan dan teknologi untuk menjalankan proses produksi
5. Aspek Manajemen dan Sumber Daya manusia Aspek manajemen merupakan landasan untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga, rencana bisnis dapat dikatakan layak atau sebaliknya. Aspek ini meliputi perencanaan bisnis, pengorganisasian, dan pengendalian manajemen yang akan digunakan (Umar, 2005). Aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan (Kasmir dan Jakfar, 2003). Suliyanto (2010), menyatakan analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia terdiri dari dua bahasan yang penting yaitu sub aspek manajemen dan sub aspek sumber daya manusia. Analisis sub aspek manajemen lebih menekankan pada proses dan tahap-tahap yang harus dilakukan pada proses pembangunan bisnis, sedangkan analisis sub aspek sumber daya manusia menekankan pada ketersediaan dan kesiapan tenaga kerja baik mutu maupun jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Kesalahan pada analisis kelayakan sumber daya manusia dapat menyebabkan bisnis tidak bisa dijalankan karena tidak dikelola oleh orang-orang kompeten sesuai kebutuhan. Suatu ide bisnis dinyatakan layak jika terdapat kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis dan bisnis tersebut dapat dibangun sesuai waktu yang telah diperkirakan. Secara spesifik analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia pada studi kelayakan bertujuan untuk: Menganalisis penjadwalan pelaksanaan pembangunan bisnis Menganalisis jenis-jenis pekerjaan dan waktu yang diperlukan untuk pembangunan bisnis Menganalisis struktur organisasi yang cocok untuk menjalankan bisnis Aspek Finansial Suliyanto (2010) menyatakan banyak perusahaan yang menutup usahanya karena salah melakukan analisis keuangan. Kesalahan analisis keuangan dapat disebabkan karena salah dalam memproyeksikan pendapatan, biaya investasi maupun kesalahan dalam memproyeksikan biaya operasional. Oleh karena itu, analisis aspek keuangan tidak dapat dipisahkan dari analisis pada aspek yang lain, seperti analisis aspek hukum berkaitan dengan biaya untuk mengurus perijinan, analisis aspek lingkungan berkaitan dengan biaya sosial yang harus dikeluarkan untuk menjalin hubungan anatara perusahaan dengan lingkungan, analisis aspek pasar dan pemasaran berkaitan dengan proyeksi penjualan atau pendapatan, analisis aspek teknis dan teknologi berkaitan dengan biaya pembangunan, pengadaan mesin dan peralatan, serta penggunaan teknologi dan analisis aspek
14
manajemen dan sumber daya manusia berkaitan dengan biaya perencanaan dan pembangunan bisnis serta biaya operasional untuk membayar tenaga kerja. Suliyanto (2010) menyatakan analisis aspek keuangan dilakukan untuk menjawab pertanyaaan “bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tngkat pengembalian yang menguntungkan?”. Suatu ide bisnis dapat dinyatakan layak jika bisnis tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan. Cashflow Bisnis Aliran penerimaan dan pengeluaran dikenal dengan istilah aliran kas (cashflow), yaitu aktivitas keuangan yang mempengaruhi posisi atau kondisi kas pada suatu periode tertentu (Nurmalina et al. 2009). Cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil pengurangan arus biaya terhadap arus manfaat. Suatu cash flow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan tahaptahap kegiatan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), manfaat bersih (net benefit), dan manfaat bersih tambahan (incremental net benefit). Komponen-komponen yang termasuk ke dalam inflow antara lain: nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grant (bantuan-bantuan), dan nilai sewa. Komponen-komponen yang terdapat dalam arus kas keluar (outflow) diantaranya adalah biaya investasi, biaya produksi, biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja, tanah, bahan-bahan, debt service (bunga dan pinjaman pokok) dan pajak (Nurmalina et al. 2009). Teori Biaya dan Manfaat Tujuan analisa dalam proyek harus disertai dengan definisi biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya yang diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan sebagai berikut; 1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin. 2. Biaya operasional merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada proyek mulai dilaksanakan, seperti bahan baku dan tenaga kerja. 3. Biaya lainnya, seperti: pajak, bunga dan pinjaman. Manfaat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat dibedakan menjadi: 1. Manfaat langsung yaitu manfaat secara langsung yang dapat diukur dan dapat dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti: peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. 2. Manfaat tidak langsung, yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti rekreasi. 3. Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang (intangible effect), seperti: perbaikan lingkungan hidup, perbaikan distribusi pendapatan. Analisis Kelayakan Investasi Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biasa yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur kemanfaatan proyek
15
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan perhitungan berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaannya terletak pada konsep time Value of Money yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto. Perhitungan diskonto merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang. Perhitungan tidak berdiskonto memliki kelemahan umum, yaitu ukuran-ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima (Gititinger, 1986). Menurut Nurmalina et al (2009), Compounding Factor (F/P) digunakan untuk menghitung nilai di waktu yang akan datang (F), jika telah diketahui sejumlah uang di saat sekarang (P) untuk suatu periode tertentu (n). Nilai dimasa yang akan datang (Future Value) F=P(1+i)n. Kriteria analisis finansial terdiri dari: 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisish antara nilai nilai kedua PV tersebutlah yang dikenal dengan NPV (Kasmir dan Jakfar, 2003). Menurut Nurmalina et al. (2009), Net Present Value adalah selisih antara total Present Value manfaat dengan total Present Value biaya. 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat Discount Rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol. IRR menunjukkan seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya (DR) (Nurmalina et al. 2009). NPV
NPV (k)
IRR k1
k2
Discount rate
NPV (k2) Gambar 3. Grafik NPV dan IRR Sumber: Investment Decisions-Capital Budgeting, 23 Juni 2013
3. Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio) Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2009). 4. Payback Period (PP) Payback Period (PP) untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Bisnis yang memiliki PP singkat atau cepat pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih (Nurmalina et al. 2009).
16
Kerangka Pemikiran Operasional Semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang diikuti dengan meningkatnya pola konsumsi, ternyata berdampak pada pergeseran pemenuhan kebutuhan barang-barang primer menjadi kebutuhan barang-barang sekunder. Masyarakat kini tidak hanya melihat produk dari kebutuhan dasarnya saja namun juga menuntut adanya keindahan dan kenyamanan. Kondisi demikian, menyebabkan meningkatnya konsumsi florikultura yang digunakan masyarakat sebagai sarana untuk menciptakan keindahan. Perkembangan usaha florikultura khususnya bunga mawar potong menunjukkan perubahan yang nyata. Hal ini tidak hanya terjadi pada peningkatan areal produksi, namun juga pada jenis produksi, teknologi yang digunakan dan volume penjualan yang dihasilkan. Kebutuhan pasar dalam negeri Indonesia untuk bunga potong cukup tinggi, termasuk permintaan hotel yang belum terpenuhi. Kondisi ini sesuai dengan adanya peningkatan kepedulian masyarakat terhadap nilai estetika. Mawar merupakan jenis bunga potong yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara intensif dengan pola komersial. Prospek dan nilai ekonomi mawar termasuk urutan kedua dari delapan jenis bunga potong komersial uang diperdagangkan di dalam negeri. Situasi ini memberikan peluang yang cerah bagi produsen bunga potong khususnya bunga mawar. PT Agro Dwipa Investindo (ADI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang potong khususnya bunga mawar. Bunga mawar dipilih berdasarkan potesi pasar bunga mawar potong yang semakin meningkat. PT ADI telah memiliki beberapa pelanggan yang sudah menjadi pelanggan tetap. Pelanggan tetap tersebut meliputi, hotel, florist, distributor, sekolah perangkai bunga dan konsumen rumah tangga. Saat ini PT ADI telah membudidayakan tujuh belas varietas bunga mawar potong dengan beragam warna. PT ADI menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu memiliki kelopak bunga dan daun yang bersih, tangkai bunga panjang dan kokoh, vase life yang cukup lama serta kelopak bunga yang tidak akan rontok meskipun sudah layu. Hal tersebut membuat PT ADI mampu bersaing dengan produsen lainnya dan hasil produksinya pun diterima baik oleh pasar. Perkembangan PT ADI bergerak dengan cepat dari tahun ke tahun. Awal berdiri PT ADI hanya memiliki satu buah greenhouse modern asli konstruksi Belanda. Hingga tahun 2010, PT ADI memiliki tujuh greenhouse yang terdiri dari dua greenhouse modern dan lima greenhouse bambu (tradisional) dengan total luas keseluruhan sebesar hampir satu hektar. Namun, pada awal tahun 2012 cuaca di lokasi perusahaan tidak kondusif, hal tersebut menyebabkan PT ADI mengalami bencana yang menghancurkan kelima greenhouse bambu yang dimilikinya. Kejadian tersebut mengakibatkan hasil produksi bunga mawar potong menjadi gagal. Kerugian perusahaan hampir mencapai 70 persen akibat gagalnya produksi bunga mawar potong. Oleh karena itu, mengingat bisnis dari budidaya bunga mawar potong masih memiliki potensi yang besar dan PT ADI sendiri sudah memiliki pelanggan-pelanggan tetap yang berada di ibu kota maka menutup perusahaan bukanlah menjadi pilihan yang tetap. Upaya perusahaan dalam mengembangkan usaha bunga mawar potong masih terkendala dalam pemodalan. Pengusaha membutuhkan adanya investasi dari pemilik modal untuk mendukung terwujudnya pemulihan kembali usaha
17
tersebut. Analisis bisnis dilakukan dengan studi kelayakan bisnis. Penelitian ini menggunakan studi kelayakan bisnis dengan analisis finansial berupa penilaian NPV, IRR, Net B/C Ratio, dan Payback Period. Sedangkan analisis non finansial yang digunakan antara lain: aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia. Hasil penilaian kemudian akan dianalisis kembali dengan analisis sensitivitas untuk menghitung tingkat kepekaan usaha terhadap perubahanperubahan yang terjadi dalam usaha. 1. Kerusakan greenhouse akibat angin besar 2. Permintaan bunga mawar potong yang belum terpenuhi 3. Peningkatan produksi bunga mawar potong
Pemulihan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo
Analisis Kelayakan Non Finansial Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Teknis dan Teknologi Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Aspek Hukum Aspek Lingkungan
Tidak Layak
Usaha tidak dijalankan
Analisis Kelayakan Finansial
Nilai bersih Tingkat pengembalian Manfaat bersih Waktu pengembalian
Layak Analisis sensitivitas: Penurunan produksi Kenaikan pupuk Penurunan penjualan Usaha dijalankan
Gambar 4. Kerangka pemikiran operasional analisis kelayakan pengembangan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo
18
METODE PENELITIAN Lokasi Dan Waktu Penelitian dilakukan di PT Agro Dwipa Investindo (ADI) yang berlokasi di Cipanas, Kabupaten Cianjur, provinsi Jawa Barat. PT ADI dipilih menjadi tempat penelitian karena sudah mengusahakan bunga mawar potong selama sepuluh tahun dan memiliki hasil produksi yang sesuai dengan Standar Operasional yang dikeluarkan oleh Dirjen Hortikultura. Selain itu, PT ADI berada di kota Cianjur yang menjadi salah satu sentra penanaman bunga potong di Jawa Barat. PT ADI memiliki jarak yang sangat dekat dengan target pasar yaitu DKI Jakarta yang memiliki permintaan bunga mawar potong yang sangat tinggi. Lokasi PT ADI merupakan salah satu perusahaan bunga mawar potong terbesar di Kabupaten Cianjur. Lokasi PT ADI sangat sesuai untuk dilakukan pembudidayaan bunga mawar potong karena cocok baik dari segi suhu, ketinggian, kelembaban maupun luas wilayah. Lahan kosong masih tersedia, banyak industri input dan tenaga kerja yang dimilikinya serta lembaga-lembaga yang dapat mendukung kegiatan usaha bunga mawar potong seperti BALITHI (Balai Penelitian Tanaman Hias). Potensi-potensi inilah yang menjadi dasar penelitian dilakukan di Cipanas. Penelitian akan dilakukan selama tiga bulan yaitu Mei hingga Juli 2013. Data dan Instrumentasi Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dan melakukan diskusi langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada karyawan-karyawan perusahaan PT ADI. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yang diperoleh dari studi literatur yang didapatkan dari sumber-sumber buku di perpustakaan yang relevan, baik yang berasal dari perusahaan maupun dari instansi yang terkait lainnya, seperti data dari Badan Pusat Statistik, dari instansi pemerintah seperti kelurahan dan kabupaten, Balai Penelitian Pertanian, dinas-dinas terkait dan Departemen Pertanian. Instrumentasi adalah alat pengumpul data. Pada penelitian ini akan menggunakan kuisioner, daftar pertanyaan, alat perekam, dan alat pencatat. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sendiri dengan melibatkan karyawan setempat, baik yang berada di lokasi budidaya maupun di kantor pusat PT ADI yang berada di Jakarta. Beberapa teknik yang akan digunakan pada penelitian ini ialah wawancara langsung, observasi, studi dokumentasi, diskusi, internet dan lainnya. Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis secara kualitatif serta kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk analisis deskriptif untuk mendukung data
19
kuantitatif. Data kualitatif membahas aspek-aspek non finansial seperti aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, serta aspek manajemen dan sumber daya manusia. Data kuantitatif membahas aspek finansial dengan mengunakan indikator kelayakan investasi meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Rasio (Net B/C Rasio), dan Payback Period (PP). Aspek Non Finansial Aspek Hukum Pengolahan data yang dilakukan pada aspek hukum secara kualitatif, yaitu dengan membandingkan secara kualitatif antara ketentuan-ketentuan hukum dengan kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi ketentuan tersebut, persyaratan perizinan dan kemampuan memenuhi persyaratan tersebut serta persyaratan jaminan dan kemampuan memenuhi jaminan jika bisnis dengan pinjaman (Suliyanto, 2010). Kriteria kelayakan yang digunakan dalam menguji kelayakan aspek hukum adalah jika ide bisnis mampu memenuhi ketentuan hukum, persyaratan perizinan, dan jaminan yang diperlukan jika bisnis dibiayai dengan pinjaman maka bisnis tersebut dinyatakan layak. Sebaliknya, jika ide bisnis tidak mampu memenuhi ketentuan yang ada maka dinyatakan tidak layak (Suliyanto, 2010). Aspek Lingkungan Proses pengolahan data dilakukan secara kualitatif, dilakukan berdasarkan temuan di lapangan, studi dokumentasi, observasi maupun wawancara tentang kondisi lingkungan dan dampak positif serta dampak negatif serta usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang akan muncul dari ide bisnis tersebut (Suliyanto, 2010). Aspek lingkungan dilakukan dengan menganalisis tingkat kesesuaian lingkungan dengan ide bisnis serta menganalisis perbandingan dampak negatif dan dampak positif bisnis bagi lingkungan. Sebuah ide bisnis akan dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan jika lingkungan ide bisnis minimal sesuai dengan kondisi lingkungan dan memiliki dampak positif yang lebih besar terhadap lingkungan dibandingkan dengan dampak negatifnya (Suliyanto, 2010). Aspek Pasar dan Pemasaran Pengolahan data pada aspek pasar dan pemasaran dilakukan dengan cara kualitatif. Secara kualitatif dengan mendeskripsikan kondisi pasar dan strategi pemasaran yang akan dijalankan. Aspek pasar dan pemasaran dilakukan dengan menganalisis tingkat kemampuan perusahaan untuk mencapai volume penjualan yang menguntungkan (Suliyanto, 2010). Aspek Teknis dan Teknologi Metode pengolahan data yang digunakan pada aspek teknis dan teknologi adalah analisis penentuan lokasi bisnis dengan cara metode kualitatif penilaian alternatif lokasi, metode analisis biaya serta analisis penentuan lay out. Aspek teknis dan teknologi dilakukan dengan menganalisis tingkat kesiapan teknis dan teknologi dengan ide bisnis. Sebuah ide bisnis akan dinyatakan layak berdasarkan
20
aspek teknis dan teknologi jika telah diperoleh lokasi yang layak, dapat mencapai luas produksi yang optimal, tersedia teknologi dan dapat menyusun lay out bisnis secara optimal (Suliyanto, 2010). Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Pengolahan data pada aspek manajemen dan sumber daya manusia dilakukan secara kualitatif. Analisis kualitatif dalam perencanaan pembangunan bisnis digunakan untuk menganalisis pihak-pihak yang akan melaksanakan setiap aktivitas dan fasilitas yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Analisis kualitatif pada sumberdaya manusia digunakan untuk menganalisis ketersediaan dan kesiapan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis (Suliyanto, 2010). Aspek Finansial Proses analisis pada aspek finansial dilakukan secara kuantitatif, dengan menggunakan analisis kemampuan pemenuhan permodalan dan analisis kelayakan investasi. Adapun indikator kelayakan investasi yang digunakan meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Rasio (Net B/C Rasio), dan Payback Period (PP) (Suliyanto, 2010). Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan kemampuan menyediakan permodalan yang lebih besar atau sama dengan kebutuhan permodalan. Hasil pengolahan data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi yang dilakukan secara manual. Adapun metode analisis kuantitatif uang digunakan adalah analisis kelayakan investasi dan proyeksi laba rugi. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan dari investasi. Menurut Nurmalina et al. (2009), untuk menghitung NPV menggunakan rumus: NPV
n
t 1
Bt 1 i t
n
t 1
Ct (1 i ) t
Keterangan: NPV = Net Present Velue Bt = Manfaat (benefit) pada tahun t. Ct = Biaya (cost) pada tahun t. t = Tahun kegiatan bisnis (t = 1,2,3……….,n) tahun awal adalah tahun 1. i = Tingkat discount rate (persen). Suatu bisnis diyatakan layak apabila nilai NPV lebih besar atau sama dengan nol (NPV ≥ 0). Jika NPV sama dengan nol (NPV = 0), berarti usaha tersebut dapat mengembalikan manfaat yang sama besarnya dengan besarnya modal yang dikeluarkan. Jika NPV lebih kecil dari nol (NPV ≤ 0), berarti usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
21
Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return (IRR) dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan atau investasi bersih dari suatu usaha maksimal yang dapat dibayarkan oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan. IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan dalam satuan presentase (%). Pada prakteknya menghitung tingkat IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat DR yang lebih rendah (menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (menghasilkan NPV negatif). Berikut rumus IRR (Nurmalina et al. 2009):
IRR i1 Keterangan: i1 i2 NPV1 NPV2
NPV1 NPV1 NPV2
(i2 i1 )
= Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV positif. = Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV negatif. = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rupiah) = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rupiah)
Apabila diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR > i) maka usaha tersebut layak untuk diusahakan, sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR < i) maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. Net Benefit Cost Rasio (Net B/C Rasio) Net B/C Rasio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Secara matematis sebagai berikut (Nurmalina et al. 2009): n
B / CRatio
Keterangan: Bt Ct n i t
Bt Ct
1 i t 1 n
t
Bt Ct t t 1 1 i
untuk
Bt Ct 0 Bt Ct 0
= Manfaat atau penghasilan (benefit) yang diterima pada tahun t. = Biaya (cost) pada tahun ke-t. = Umur bisnis (tahun). = Tingkat suku bunga atau discount rate (%). = Tahun
Jika di peroleh nilai Net B/C rasio lebih besar atau sama dengan satu (Net B/C ≥ 1), maka kegiatan usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sebaliknya, jika nilai Net B/C rasio lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), maka kegiatan usaha tidak layak untuk dilaksanakan.
22
Payback Period (PP) Payback Period (PP) adalah mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Dirumuskan sebagai berikut (Nurmalina et al. 2009) V I
Payback Period (PP) =
I tahun Ab
Keterangan: PP = Jumlah waktu (tahun/ periode) yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi. I = Jumlah biaya investasi yang diperlukan. Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya. Apabila manfaat bersih setiap tahunnya sama maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan manfaat bersih tetapi jika manfaat bersih mempunyai nilai yang tidak sama setiap tahunnya maka dihitung akumulasi manfaat bersih terlebih dahulu. Laporan Laba/Rugi Bisnis Laporan laba/rugi berisi tentang total penerimaan, pengeluaran dan kondisi keuangan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau produksi. Laporan laba/rugi juga dipakai untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam arus kas (cash flow) studi kelayakan (Nurmalina et al. 2009). Komponen yang terdapat pada rugi laba ini adalah total penerimaan, biaya tetap, biaya penyusutan dan biaya variabel. Menurut Soekartawi (1986), rugi/laba suatu bisnis dapat dihitung dengan menggunakan rumus: П = TR – TC Keterangan: П = Keuntungan TR = Total Revenue (Total pendapatan) TC = Total Cost (Total biaya) Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan berdasarkan fakta yang terjadi atau data dimasa lalu. Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian bunga mawar potong ialah turunnya penjualan, kenaikan harga pupuk dan obat-obatan serta turunnya jumlah produksi bunga mawar potong. Variabel tersebut sangat mempengaruhi penerimaan perusahaan karena memiliki komponen paling besar. (Nurmalina et al. 2009). Pemilihan variabel ini berdasarkan kenyataan bahwa harga input maupun harga output merupakan faktor penting bagi setiap bisnis. Asumsi yang digunakan 1.
PT ADI menggunakan modal pinjaman dari Bank Persero dalam menjalankan usahanya, baik biaya yang dikeluarkan untuk biaya investasi
23
2. 3.
4.
5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14.
15.
16.
maupun biaya operasional. Bunga yang digunakan untuk pinjaman modal kerja sebesar 11.72 persen (Badan Pusat Statistik, 2013). Lahan yang digunakan adalah lahan yang sebelumnya telah dibangun greenhouse dan sudah rusak, dihitung sewa Rp10 000 per m2. Greenhouse yang digunakan pada skenario I adalah greenhouse tradisional yang terbuat dari bambu dengan penggunaan plastik UV (Ultra Violet) dan beralaskan semen kasar. Sedangkan pada skenario II, Greenhouse yang digunakan terbuat dari kaca dan besi. Umur ekonomis greenhouse tradisional adalah empat tahun, namun tiap tahunnya perlu dilakukan perbaikan dengan biaya yang yang dikeluarkan 50 persen dari biaya pembangunan greenhouse. Umur ekonomis greenhouse modern adalah 15 tahun dengan biaya perawatan sebesar tiga persen per tahun. Kebutuhan mata entres untuk bunga mawar potong diperoleh dari tanaman induk yang sudah ada dan diperhitungkan senilai Rp3 000 per batangnya. Tingkat kegagalan okulasi mawar liar (rose pagar) adalah 10 persen. Upah tenaga kerja untuk kegiatan okulasi Rp300 per stump. Umur produktif tanaman mawar potong yang dimiliki PT Agro Dwipa Investindo adalah empat tahun. Tingkat kegagalan produksi bunga mawar pada skenario I adalah 10 persen, skenario II 3 persen sedangkan untuk skenario III sebesar 5 persen, sudah termasuk bunga mawar kategori afkir (batang bercabang dua, tinggi tangkai di bawah standar, kelopak bunga berlubang, dan kelopak bunga terlalu mekar). Pemanenan dan penjualan dilakukan setiap hari dengan asumsi harga yang konstan tiap tahunnya. Produk yang dihasilkan habis terjual, dipasarkan dalam ukuran ikat yang berisi 20 batang dan dipasarkan kepada pelanggan tetap. Umur usaha 15 tahun berdasarkan umur ekonomis greenhouse modern. Tingkat discount rate yang digunakan adalah 11.72 persen berdasarkan suku bunga pinjaman bank Persero pada bulan Juli 2013. Adanya biaya bersama (joint cost) sebesar 76 persen yang diperhitungkan berdasarkan jumlah tanaman, atas penggunaan investasi, peralatan dan biaya tetap yang dipakai bersama-sama selama kegiatan usaha dijalankan. Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan UU No. 12 Tahun 1994 dengan rumus Pajak Bumi dan Bangunan adalah hasil dari Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) dikali dengan tarif pajak sebesar 0.5 persen. Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) diperoleh dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP), dan dalam pengembangan bisnis ini diperhitungkan sebagai biaya joint cost 76 persen. Pajak penghasilan sesuai dengan UU NO 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 1b tentang wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 persen dan ayat 2a yang berisi tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.2
2
UU-36-2008. http:// www.kopegtel-jogja.com (diakses tanggal 16 April 2013)
24
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Agro Dwipa Investindo (ADI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis tanaman hias khususnya bunga mawar potong. PT ADI adalah salah satu perusahaan yang berada dalam naungan kelompok bisnis Kreshna Group yang dipimpin oleh Ir. Bambang Riyadi Soegama sebagai salah satu pemegang saham pada PT ADI. PT ADI berdiri pada awal tahun 2000 dengan luas lahan kurang lebih sekitar satu hektar. Perusahaan menggunakan lahan milik Bapak Yoga Soegama yang merupakan ayah dari Pak Bambang. Perusahaan ini didirikan oleh empat orang yaitu Ir. Bambang Riyadi Soegama, Mr. Peet seorang investor dari Belanda, Hoedani, dan Hanny Hoellah. Keempat orang tersebut menanamkan modalnya dalam bentuk saham dan mendapatkan keuntungan sesuai dengan besarnya presentase saham yang ditanamkan (dividen). Usaha bunga mawar potong ini tidak hanya berawal dari hobby melainkan menitikberatkan pada bisnis. Pada awalnya, jenis mawar yang dipilih untuk dibudidayakan ditentukan oleh pemilik perusahaan tetapi seiring dengan perkembangan usaha ini perusahaan mulai melihat permintaan pasar. Pada saat pertama usaha berjalan, PT ADI hanya memiliki satu buah greenhouse kaca (GH 1) dengan konstruksi asli Belanda dengan luas 900 m2 yang ditanami dengan jenis mawar Black Magic dan Grand Galla sebanyak 7 000 tanaman. PT ADI membeli bibit bunga tersebut pada perusahaan Olij Rozen yang berada di Belanda dengan harga Rp15 000,- /pohon. Sebelum ditanam, varietas tersebut diteliti terlebih dahulu di BALITHI (Balai Penelitian Tanaman Hias) dengan tujuan apakah varietas tersebut dapat dikembangkan di Indonesia atau tidak. Pada tahun 2001, PT ADI membangun kembali satu buah greenhouse tradisional (GH 2) seluas 600 m2 yang digunakan sebagai greenhouse percobaan yang ditanami tiga jenis mawar, yaitu Osiana, Viviana dan Akito. Satu tahun berikutnya, PT ADI membangun greenhouse kaca (GH 3) seluas 1 100 m2 dengan jumlah tanaman sebanyak 5 570 untuk mawar Milano dan 1 393 tanaman Black Magic. Seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap mawar potong, pada tahun 2008 PT ADI membangun kembali dua buah greenhouse tradisional (GH 4 dan GH 5). Pada GH 4 ditanami mawar lokal yaitu Tropical Amazone, sedangkan GH 5 ditanami mawar asli Belanda yaitu Ice Land, Brazil dan Blue Lagoon. PT ADI terus mengalami perkembangan, September 2009 PT ADI kembali membangun greenhouse tradisional (GH 6) dengan luas 45 m x 50 m dan dibagi menjadi dua bagian yaitu GH 6A dan GH 6B karena lahan yang digunakan sangat luas. Satu tahun kemudian membangun kembali greenhouse tradisional (GH 7) dengan luas sekitar 1 000 m2 dan jenisnya adalah Bella Phyta, Mohana, dan Univers. Sampai saat ini PT ADI telah berhasil mengembangkan 17 jenis bunga mawar potong dengan perbandingan mawar lokal sebanyak 59 persen yang dikembangkan dengan metode okulasi dan mawar asli Holland sebanyak 41 persen. Varietas-varietas lokal meliputi Sexy Red, Renata, Cool Water, Chery Brandy, Mohana, Aquaria, Avalance, Tropical Amazone, Universe,dan Bella
25
Phyta sedangkan varietas asli Belanda yaitu Black Magic, Grand Galla, Blushing Akito, Green Tea, Milano, Ice Land dan Brazil. Mawar varietas Blue Lagoon tidak dapat dibudidayakan kembali karena varietas tersebut mudah terkena hama dan penyakit. Berdasarkan varietas-varietas tersebut jenis mawar merahlah yang paling banyak disukai oleh konsumen yaitu Sexy Red, Black Magic dan Grand Galla, dan jenis tersebut merupakan brand image PT ADI di mata pelanggan. Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT ADI memiliki visi dan misi sebagai acuan dan identitas perusahaan. Visi dari perusahaan ini adalah Menjadikan PT Agro Dwipa Investindo sebagai produsen bunga mawar potong yang tangguh dan terbesar di Indonesia. Misi PT ADI yaitu: 1. Selalu melakukan pembelajaran guna meningkatkan kualitas dan kuantitas bunga mawar potong. 2. Menjamin kualitas dan kuantitas bunga mawar potong kepada pelanggan. 3. Menjamin kontinuitas ketersediaan produk bagi pelanggan. 4. Meningkatkan kesejahteraan bagi pengusaha maupun karyawan. Perusahaan yang berlokasi di Jalan Hanjawar Palasari, Kecamatan Cipanas ini pada awalnya memiliki perusahaan mitra yang dibagi menjadi mitra tetap dan mitra lepas. Mitra tetap PT ADI yaitu Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM UGM) dan PT Stella Mandiri. Perusahaan mitra tersebut memiliki beberapa greenhouse yang masih terletak dalam lingkup wilayah PT ADI. Pada awalnya perusahaan mitra MM UGM membudidayakan mawar potong jenis Grand Galla, sedangkan PT Stella Mandiri membudidayakan mawar jenis Avalance, Sexy Red, Bella Phyta, Yellow Iland, Cool Water dan Renata. Namun, pada bulan Maret 2009, PT Stella Mandiri sudah tidak lagi menjadi mitra PT ADI. Saat ini mitra tetap PT ADI hanya satu yaitu MM UGM, di mana terdapat perjanjian antara PT ADI dengan MM. Perjanjian tersebut adalah jenis mawar yang akan dibudidayakan oleh MM harus melalui persetujuan PT ADI, pemasaran MM dilakukan oleh PT ADI dan adanya kesepakatan harga jual antara PT ADI dengan MM. Sekarang MM membudidayakan bunga mawar potong Grand Galla dan Sexy Red. PT ADI memiliki satu mitra lepas dengan sistem kerjasama konsinasi, di mana PT ADI hanya membeli bunga mawar potong ke mitra tersebut jika mengalami kekurangan. Organisasi dan Manajemen PT Agro Dwipa Investindo PT ADI merupakan usaha yang berskala besar sehingga memiliki struktur organisasi yang kompleks. Pengadaan sumber daya manusia pada PT ADI untuk karyawan posisi manajemen atas dan menengah dilakukan dengan membuka lowongan pekerjaan dengan standarisasi tertentu, sedangkan untuk karyawan manajemen bawah lebih mengutamakan masyarakat sekitar lokasi usaha yang sudah berpengalaman. Berdasarkan struktur organisasi tersebut, masing-masing karyawan di PT ADI memiliki tugas-tugas tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 5. Berikut merupakan deskripsi kerja yang terdapat di PT ADI untuk setiap bagian- bagiannya: 1) Direktur Utama Direktur utama didalam perusahaan khususnya pada PT ADI memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan strategi yang akan dijalankan yaitu
26
mengawasi serta mengelola jalannya kegiatan perusahaan secara menyeluruh, Membuat kebijakan dan keputusan strategis untuk perusahaan
Komisaris Direktur Utama Direktur Operasi
Kepala Kebun
Maintenance
PJ Green House
Accounting
Wakil kepala kebun (adm)
Marketing
Karyawan Harian
Karyawan Harian Tetap
Delivery
Karyawan Harian Lepas
Gambar 5. Struktur organisasi PT. Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
Direktur Operasional Manager operasional merupakan salah satu bagian yang vital dalam struktur organisasi PT ADI, untuk bagian ini direktur operasional bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional yang berhubungan dengan perusahaan serta mengatur pemberian gaji yang akan diberikan kepada karyawan 3) Marketing Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dilhat dari pemasaran yang dimilikinya, dalam pengelolaan pemasaran yang dilakukan PT ADI tak terlepas dari manajer pemasaran terkait fungsinya yaitu melakukan antisipasi terhadap perubahan pasar yang terjadi pada bunga mawar, melakukan koordinasi dengan bidang operasional untuk mengetahui jumlah bunga mawar potong yang tersedia untuk dipasarkan, mengambil tindakan penetrasi pasar untuk pemasaran hasil produksi, menjaga hubungan baik dengan konsumen, mengajukan biaya promosi dan biaya lain yang berhubungan dengan pemasaran dan yang terakhir mengontrol pengiriman produk dari kebun ke kantor pusat ataupun langsung kepada konsumen 4) Accounting Bagian accounting menjadi bagian yang vital dalam perusahaan karena seluruh arus kas perusahaan baik itu yang masuk maupun keluar perusahaan dicatat secara terperinci. Adapun beberapa fungsi bagian ini yaitu membuat laporan bulanan keuangan yang terdiri dari cashflow, laba/rugi, dan neraca, 2)
27
membukukan semua transaksi yang terjadi, membuat laporan hutang piutang bulanan, melakukan koordinasi dengan bagian operasional dan marketing . 5) Kepala Kebun Kepala kebun merupakan bagian yang memantau secara langsung seluruh kegiatan bisnis mencakup pengawasan terhadap kinerja penanggung jawab greenhouse serta seluruh pekerja yang berada di lokasi budidaya, adapaun beberapa tugasnya yaitu membuat perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek terhadap produksi bunga mawar yang dihasilkan, memeriksa laporan kegiatan kerja perusahaan, membuat laporan pekerjaan bulanan dan melaporkan semua hasil pekerjaan kepada Pimpinan / Dirut PT ADI 6) Delivery (Bagian Distribusi) Bagian delivery merupakan bagian yang melakukan pengiriman bunga mawar yang langsung kepada pelanggan serta florist-florist yang berada di Jakarta. Beberapa tugasnya seperti menjamin waktu pengiriman barang dari perusahaan (kebun) kepada pelanggan, membina hubungan baik antara perusahaan dan customer, melakukan pengawasan terhadap distribusi produk yang dilakukan oleh perusahaan. 7) Wakil Kepala Kebun Wakil kepala kebun bertugas mewakili seluruh kegiatan kepala kebun apabila berhalangan hadir ataupun izin adapun beberapa tugas wakil kepala kebun seperti mencatat hasil panen harian (ikat dan sisa) juga ukuran panen, dalam kartu stock yang selanjutnya hasil tersebut dilaporkan kepada kepala kebun, mengecek hasil panen yang akan dikirim ke kantor pusat. 8) Karyawan Bulanan (Penanggungjawab greenhouse) Karyawan bulanan merupakan karyawan atau pekerja yang bertanggung jawab atas seluruh aktivitas yang ada didalam Greenhouse. Terdapat beberapa tugas penanggung jawab greenhouse seperti melakukan pemanenan yang meliputi kegiatan sortasi, grading dan ikataging, mencatat hasil panen masing-masing greenhouse pada setiap bedengannya, melakukan perawatan tanaman yang meliputi pemupukan, pemangkasan, pembendingan, penyiraman, dan persiapan media tanaman di greenhouse, melakukan tugas-tugas lain yang menyangkut pembudidayaan bunga mawar potong. 9) Pekerja Harian Tetap Pekerjaa harian tetap marupakan pegawai harian yang membantu kegiatan yang dilakukan oleh penanggung jawab greenhouse adapun tugas lainnya seperti mengerjakan tugas-tugas lain yang menyangkut pembudidayaan mawar potong serta sluruh kegiatan operasional mencakup keseluruhan kegiatan yang ada di dalam greenhouse. 10) Pekerja Harian Lepas Pekerja harian lepas merupakan bagian yang membantu kegiatan-kegiatan yang hanya dilakukan pada periode tertentu, seperti penyiapan media tanam dan perawatan Greenhouse. 11) Maintenance Bagian maintenance merupakan bagian yang melakukan pemeliharaan terhadap seluruh peralatan serta investasi yang dimiliki oleh PT ADI dan melakukan pengecekan secara berkala terhadap peralatan yang terdapat di perusahaan.
28
Aspek Sumberdaya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan faktor yang langsung digunakan didalam proses budidaya. Sumber daya perusahaan yang dimiliki oleh PT ADI meliputi sumber daya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Sumber daya fisik (peralatan) Sumber daya fisik merupakan faktor yang menjadi penentu perusahaan dalam mengusahakan dan menjalankan kegiatan operasionalnya yang terdiri dari keseluruhan alat-alat yang dimiliki oleh PT ADI. Sumber daya fisik yang digunakan oleh perusahaan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber daya fisik yang digunakan dalam menjalankan kegiatan budidaya, sumber daya fisik untuk kegiatan pendistribusian dan sumber daya fisik yang berada di kantor pusat. Tabel 3 menunjukkan sumberdaya fisik yang dimiliki oleh PT ADI. Tabel 3. Sumberdaya fisik PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber daya fisik Greenhouse: Greenhouse Besi I (900 m2) Greenhouse Bambu II (700m2) Greenhouse Besi III (1 300 m2) Greenhouse Bambu IV(900 m2) Greenhouse Bambu V (900 m2) Greenhouse Bambu VI (2 250 m2) Greenhouse Bambu VII (1 250 m2) 2 Parkir motor 3 Ruang penyimpanan 4 Fan 5 Mesin sprayer 6 Mesin pompa air 1) kapasitas 500 watt 2) kapasitas 250 watt 3) kapasitas 125 watt 7 Toren Spray (Obat) 8 Toren air 9 Aquarium (Bak penampung) 10 Alat pendingin (AC) 11 Ruang kantor 12 Ruang pengemasan 13 Gudang penyimpanan pupuk & pestisida Pengangkutan dan Distribusi : 14 Mobil cool box 15 Mobil Panther 16 Ember besar Administrasi Kantor : 17 Sewa gedung kantor 18 Komputer 19 Cool storage
Jumlah (Unit)
Harga satuan (Rp)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 3
75 181 500 58 474 500 108 595 500 75 181 500 75 181 500 187 953 750 104 418 750 3 000 000 12 000 000 300 000 1 500 000
2 3 3 6 7 9 1 1 3 1
1 200 000 1 000 000 800 000 1 000 000 2 500 000 50 000 3 000 000 25 000 000 15 000 000 10 000 000
1 1 7
96 000 000 61 000 000 150 000
1 3 1
5 000 000 8 000 000 55 000 000
1
Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
29
Sumber Daya Manusia Pengelolaan sumberdaya manusia dalam menghadapi persaingan khususnya di dalam dunia usaha merupakan hal yang penting terkait perencanaan manajemen strategi perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila perusahaan tersebut mampu melihat SDM sebagai asset yang sangat berharga yang harus dipertahankan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan sehingga perusahaan dapat lebih bersaing. Adanya perencanaan SDM, tujuan jangka panjang yang diinginkan perusahaan akan tetap terjaga, sehingga dapat dilakukan perbaikan atas kegiatan bisnis yang telah dijalankan. Tingkat pendidikan, skill dan pengalaman menjadi faktor terpenting dalam mendukung keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Sumberdaya manusia yang berada di PT ADI berjumlah 20 orang yang ditempatkan di kebun dan kantor pusat. Jumlah tersebut terdiri dari karyawan bulanan dan harian. Bagian operasional kebun yang ditempatkan dikebun sebanyak empat belas pekerja yang semuanya adalah laki-laki, sedangkan enam orang lainnya ditempatkan di kantor pusat Jakarta. Karyawan yang berada di kebun adalah berasal dari lingkungan masyarakat yang berada di sekitar PT ADI. Hal itu mempermudah pengawasan terhadap kegiatan buddidaya di kebun. Kualifikasi pendidikan untuk masing-masing karyawan satu sama lain berbeda-beda dan bervariasi, mulai dari tingkatan Sekolah Menengah Atas hingga Strata II. Adapun pembayaran gaji berbeda-beda tergantung atas tanggungjawab serta posisi mereka di dalam perusahaan. Pemberian gaji karyawan dilakukan pada waktu yang sama yaitu pembayaran per bulan. Terdapat perbedaan terkait dengan sitem pembayaran gaji karyawan harian yang dihitung berdasarkan jumlah hari mereka bekerja, sedangkan untuk karyawan bulanan gaji dibayarkan secara tetap per bulannya. Tabel berikut menunjukkan rincian pembayaran gaji untuk masing-masing karyawan di PT ADI. Tabel 4. Gaji karyawan PT Agro Dwipa Investindo 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Karyawan Direktur Operasional Marketing Accounting Kepala Kebun Administrasi Delivery Penanggung jawab GH Karyawan Harian Tetap Karyawan Harian Lepas
Nilai gaji (Rp) 8 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 2 000 000 1 750 000 1 000 000 20 000 15 000
Sistem pembayaran Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Bulanan Harian Harian
Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
PT ADI merekrut pekerja kebun dari lingkungan sekitar perusahaan sebagai bentuk dari social company responsibility. Tidak ada keahlian khusus yang harus dimiliki oleh para pekerja kebun baik penanggung jawab GH maupun karyawan harian. Sebab, yang dibutuhkan adalah seseorang yang ulet, bertanggung jawab, serta jujur. Jam kerja yang ditetapkan PT ADI untuk
30
karyawan kebun dimulai dari pukul 07:30 dan berakhir pukul 15:30. Setiap karyawan mendapatkan libur selama satu hari dalam seminggu secara bergilir. Jika terdapat penanggung jawab GH yang libur, maka pekerja harian harus hadir untuk menggantikan tugas mulai dari proses pemanenan hingga pemeliharaan tanaman. Sumber daya modal Penggunaan modal yang digunakan oleh PT ADI dalam menjalankan kegiatan budidaya mawar ini berasal dari modal pribadi dalam bentuk saham. Modal tersebut digunakan untuk membiayai seluruh keperluan operasional dan investasi perusahaan seperti GH konstruksi asli Belanda yang di dalamnya termasuk bibit serta konsultan dari Belanda. Biaya yang dikeluarkan cukup besar, yakni sekitar Rp 1.3 M. Namun, PT ADI masih mampu untuk menyediakan dana tersebut dari modal yang ditanamkan oleh pemegang saham. Namun, dengan adanya bencana yang menimpanya, PT ADI tidak mampu mengeluarkan dana untuk merenovasi seluruh Greenhouse yang rusak dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, dalam rangka memulihkan kondisi usahanya PT ADI meminjam dana kepada perbankan yang akan digunakan untuk membangun kembali Greenhouse dan mengganti tanaman mawar yang rusak serta seluruh biaya kegiatan operasionalnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek non finansial terdiri dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek lingkungan dan aspek hukum. Aspek ini mengkaji kelayakan suatu usaha baik berkenaan proses pembangunan bisnis, pengoperasian maupun dukungan terhadap kemampuan usaha untuk berkembang. Akurasi hasil analisis terhadap kelayakan non finansial dijelaskan sebagai berikut. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Didefinisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain (Kotler, 2008). Pemasaran berhubungan dengan kegiatan untuk memperkirakan atau mengantisipasi kebutuhan dan berkaitan dengan kegiatan mengalirnya produk berupa barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Suratman (2001) menyatakan bahwa analisis aspek pasar berkaitan dengan ada tidaknya potensi pasar dan peluang pasar, sedangkan aspek pemasaran berkaitan dengan bagaimana strategi pemasaran diterapkan oleh perusahaan dalam rangka untuk meraih market share dan peluang pasar yang ada tersebut. Analisis aspek pasar pada PT ADI antara lain menganalisis jenis produk yang akan diproduksi, banyaknya produk yang
31
diminta oleh konsumen, serta menganalisis banyaknya produk yang ditawarkan oleh pesaing. Kemudian, analisis aspek pemasaran menganalisis cara atau strategi agar produk yang dihasilkan dapat sampai ke konsumen dengan lebih efisien dibandingkan pesaing. Potensi Pasar Pergeseran pola konsumsi akibat peningkatan pendapatan masyarakat menyebabkan permintaan produk primer bergeser menjadi produk sekunder, di mana masyarakat saat ini menilai suatu produk tidak hanya dari sisi manfaat saja melainkan dari sisi estetikanya. Hal tersebut membuka peluang yang sangat besar bagi PT ADI untuk memasarkan bunga mawar potong miliknya. Pasar-pasar potensial yang dimiliki oleh PT ADI antara lain hotel-hotel bintang di Jakarta seperti Hotel Mulya, Hotel Four Seasons, Hotel Century Park, sekolah-sekolah perangkai bunga, florist dan beberapa konsumen tetap. PT ADI hanya dapat memenuhi permintaan konsumen yang berada di Jakarta, dan sampai saat ini PT ADI belum dapat memenuhi seluruh permintaan yang ada. Menurut Bapak Fachrun selaku Kepala Kebun PT ADI, rata-rata permintaan bunga mawar potong di PT ADI mencapai 550 ikat per minggu, sedangkan PT ADI hanya mampu memenuhi kebutuhan bunga mawar potong sebanyak 430 ikat per minggu. Kebutuhan konsumen tetap PT ADI sangat melebihi kapasitas produksi, oleh karena itu PT ADI mencari pasokan bunga mawar potong yang terdapat di luar perusahaan. Namun hal tersebut masih belum dapat memenuhi permintaan yang ada. Strategi Pemasaran Kegiatan pemasaran tak terlepas dari strategi pemasaran yang terdiri dari bauran produk, harga, distribusi dan promosi. Bauran pemasaran dapat diartikan sebagai serangkaian alat pemasaran strategis yang dapat dikendalikan oleh produk, harga, tempat distribusi dan promosi yang diselaraskan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran yang akan dituju. Berikut merupakan bauran pemasaran yang terdapat di PT ADI dalam melakukan proses kegiatan pemasarannya. a. Product (Produk) PT ADI membudidayakan bunga mawar potong impor dan lokal dengan perbandinagn 51 persen untuk mawar lokal dan 41 persen untuk mawar impor. Semua produk bunga mawar potong yang dihasilkan PT ADI dapat terserap oleh pasar dengan baik. Hal ini dikarenakan produk bunga mawar potong PT ADI mempunyai kualitas yang baik. Adapun beberapa keunggulan produk bunga mawar potong PT ADI yaitu memiliki daya tahan produk yang kuat rata-rata enam hingga tujuh hari dalam suhu 160 – 180 C, kelopak bunga yang bersih dan tidak rontok walaupun telah layu. Selain itu, batang bunga yang besar dan memiliki daya tahan yang lama. Hal tersebut merupakan keunggulan yang dimiliki PT ADI dibandingkan dengan produk mawar lainnnya yang berada di pasaran. Jenis tanaman bunga mawar potong yang paling banyak ditanam antara lain Grand Galla, Sexy Red, Black Magic, Ice Land, dan Brazil. Jenis bunga mawar potong tersebut paling banyak diminati oleh konsumen-konsumen yang dimiliki oleh PT ADI. Pada
32
Tabel 5 dapat dilihat jenis bunga mawar potong yang dibudidayakan oleh PT ADI. Tabel 5. Varietas mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Varietas Mawar Potong Grand Galla Black Magic Milano Avalance Leandra Renata Brazil Tropical Amazone Ice Land Sexy Red Bella Phyta Blasing Akito Green Tea Mohana Universe Cherry Brandy Aquaria Cool Water
Warna Kelopak Bunga merah merah beludru merah fanta putih peach kuning oranye putih tissue merah terang kombinasi putih dan merah muda merah muda kombinasi Putih dan Hijau kuning merah muda (lembut) kombinasi merah dan oranye merah muda ungu
Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
b.
Price (harga) PT ADI menetapkan harga premium dibanding dengan petani sekitar. Hal ini disebabkan, kualitas bunga yang dimiliki PT ADI lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Hasil produksi tersebut disebabkan karena adanya perawatan yang sangat intensif sehingga menghasilkan bunga-bunga kualitas terbaik. Biaya perawatan yang dikeluarkan cukup besar dan sangat mempengaruhi harga jual bunga-bunga mawar potong tersebut. Selain itu, PT ADI tidak mengikuti harga pasar yang fluktuatif. PT ADI menetapkan harga sesuai dengan perhitungannya sendiri dan cenderung konstan tiap bulannya, tidak fluktuatif mengikuti harga pasar bunga mawar potong. Sejak perusahaan berdiri, PT ADI baru mengalami empat kali peningkatan harga. Penetapan harga tersebut bertujuan agar seluruh konsumen PT ADI dapat melangsungkan kerja sama dalam waktu yang lama. Harga jual yang ditetapkan oleh PT ADI berdasarkan panjang batang mawar potong, tidak berdasarkan varietas mawar. Hal ini sesuai dengan ketentuan Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO) dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 6. Harga bunga PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 No Grade Ukuran batang (cm) Harga (Rp/ikat*) 1 A 70 – 80 80 000,2 B 50 – 60 70 000,3 C 40 55 000,* Keterangan: 1 ikat = 20 tangkai Sumber : PT Agro Dwipa Investindo, 2013
33
Sistem pembayaran yang dilakukan terdiri dari dua jenis yaitu cash dan sistem gantung. Pembayaran dengan sistem cash ditujukan untuk para pelanggan baru atau konsumen rumah tangga. Sistem gantung (dalam bentuk giro) atau pembayaran yang dilakukan satu bulan setelah pengiriman mawar potong, diberlakukan untuk para pelanggan lama yang melakukan pemesanan kontinyu serta telah memiliki hubungan baik dengan PT ADI seperti Hotel Mulia. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembayaran bagi pihak pelanggan sehingga, dapat tercipta kerja sama jangka panjang. c. Promotion Kegiatan promosi dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan produk kepada masyarakat dan membuat mereka tertarik untuk membeli produk. PT ADI tidak melakukan kegiatan promosi secara khusus. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT ADI adalah dengan cara membawa sample bunga potong yang dimiliki kepada kelompok-kelompok tertentu yang akan dimasuki sebagai pasar. Place (distribusi) d. Daerah Cipanas, Kabupaten Cianjur merupakan lokasi kebun PT ADI adalah daerah dengan kondisi iklim yang mendukung bagi budidaya mawar potong. Keberadaan lokasi tidak jauh dari jalan utama dan memiliki akses transportasi yang baik, membuat perusahaan berada pada wilayah yang strategis. Sehingga, memudahkan perusahaan dalam melakukan hubungan bisnis, baik dengan pelanggan maupun pemasok. PT ADI memasarkan produknya hanya untuk wilayah Jakarta. Hal tersebut dikarenakan Jakarta memiliki pasar yang potensial untuk memasarkan mawar potong mengingat daya beli dan gaya hidup masyarakatnya yang mendukung. Saluran pemasaran PT ADI relatif sederhana. Rantai pemasaran tesebut memberi keuntungan lebih bagi perusahaan, karena margin yang diperoleh cukup tinggi. Berdasarkan Gambar 6, PT ADI memiliki lima saluran pemasaran. Pada saluran distribusi I, mawar potong PT ADI langsung disalurkan ke florist dan dekorator tanpa melalui pedagang perantara. Saluran distribusi II, produk disalurkan dari PT ADI langsung kepada pihak hotel, tanpa perantara distributor. Pada saluran distribusi III, produk disalurkan melalui distributor kemudian dipasarkan kembali pada florist atau dekorator, dan florist atau dekorator menjualnya kepada konsumen rumah tangga atau sekolah perangkai bunga. Pada saluran IV, PT ADI langsung mendistribusikan produknya kepada konsumen rumah tangga dan sekolah perangkai bunga. Saluran distribusi V, produk disalurkan melalui distributor yang akan dijual kembali kepada konsumen rumah tangga dan sekolah perangkai bunga.
I
PT ADI IV
III I
Distributor
Hotel
II - Florist - Dekorator
- Konsumen Rumah Tangga - Sekolah perangkai bunga
V
Gambar 6. Saluran pemasaran PT Agro Dwipa Investindo Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
34
Keuntungan perusahaan akan semakin tinggi apabila rantai distribusi produknya semakin pendek. Namun, ada beberapa keuntungan apabila jalur distribusi produk melalui distributor, seperti perolehan informasi mengenai pasar potensial dan varietas baru yang diinginkan oleh konsumen. Para distributor biasanya membeli bunga dalam jumlah banyak dan kontinyu, kemudian dipasarkan kembali ke konsumen akhir. Hasil Analisis Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis kelayakan pasar dan pemasaran dinyatakan layak berdasarkan indikator aspek penilaian yang sudah ditentukan yaitu kemampuan PT Agro Dwipa Investindo mencapai volume penjualan yang menguntungkan, kemampuan menghasilkan produk yang lebih baik dibandingkan pesaing, kemampuan menentukan harga yang lebih baik dibandingkan pesaing, kemampuan mendistribusikan produk yang lebih baik serta kemampuan mempromosikan produk yang lebih efektif dibandingkan pesaing maka analisis aspek pasar dan pemasaran dikatakan layak. Kemampuan menghasilkan bunga mawar potong yang lebih berkualitas seperti diameter bunga yang besar, kelopak bunga dan daun yang bersih serta batang yang panjang dan kokoh menjadi kekuatan utama PT ADI. Pendistribusian dan promosi tidak menjadi kendala karena PT ADI memiliki sarana transportasi yang memadai serta menggunakan jaringan kerja para pemilik perusahaan untuk mempromosikan produknya. Aspek Teknis dan Teknologi Lokasi Usaha Lokasi kegiatan usaha budidaya bunga mawar potong dilakukan di lokasi PT Agro Dwipa Investindo dengan memanfaatkan lahan yang tersedia akibat adanya angin besar yang menghancurkan kelima Greenhouse tradisional tersebut. Lokasi budidaya bunga mawar potong PT Agro Dwipa Investindo berada di Jalan Hanjawar Desa Palasari Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Hias Tahun 2009, syarat lokasi pembudidayaan bunga mawar potong antara lain; tanah dengan bahan organik yang cukup yang dapat diperoleh dengan pemupukan bahan organik yang cukup, penambahan pasir kali dan pengolahan tanah, drenase yang baik, tidak mengandung OPT, pH tanah sekitar 5.6 – 6.5. Tanaman mawar dapat tumbuh baik di dataran tinggi 900 – 1 400 m dpl. Suhu yang diperlukan minimum 160180C dan maksimum 280 – 300 C. Kelembaban 70 – 80 persen mendapat sinar matahari langsung dengan curah hujan berkisar 1 500 – 3 000 mm/tahun. Lokasi budidaya bunga mawar potong PT ADI memenuhi persyaratan kelayakan teknis produksi tersebut. Kondisi iklim di Cipanas, Kabupaten Cianjur memiliki suhu rata-rata tiap bulan 20o C dengan suhu terendah 17o C dengan suhu tertinggi 26o C, kelembaban udara 78.5 persen, curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3 270 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Desember dan Januari. Cipanas berada di ketinggian 1 100 m dpl. Kelayakan teknis usaha juga didukung dengan kemudahan akses terhadap sumber input produksi dan pasar output. Lokasi budidaya tidak jauh dari jalan raya Cipanas, sehingga akses untuk mendapatkan pasokan pupuk, obat-obatan dan pestisida dari Pasar Cipanas dan Pasar Cisarua terjamin. Akses jalan menuju Kota
35
Jakarta yang menjadi pasar pun sangat baik, sehingga pendistribusian bunga mawar potong tidak memiliki kendala. Luas Produksi, Produktivitas dan Rencana Produksi Setelah adanya angin besar yang menghancurkan sebagian besar greenhouse yang dimiliki PT ADI, greenhouse yang masih dapat beroperasi hanya 2 greenhouse saja. Terdapat tiga pilihan skenario yang akan diperhitungkan untuk memulihkan kondisi perusahaan yakni skenario pertama dengan menggunakan greenhouse tradisional yang terbuat dari bambu dan plastik UV dengan umur investasi lima tahun, skenario kedua dengan menggunakan greenhouse modern yang terbuat dari kaca dan besi dengan umur investasi 15 tahun, serta skenario ketiga mengkombinasikan penggunaan kedua tipe greenhouse tersebut. Greenhouse bambu untuk GH 2, GH 4 dan 5, sedangkan greenhouse modern untuk GH 6 dan 7. Penggunaan greenhouse modern pada skenario ketiga dikarenakan lokasi greenhouse yang berada dipinggir tebing sehingga memiliki tingkat resiko yang besar, dan membutuhkan greenhouse yang kuat dan kokoh. Greenhouse yang akan dibangun dalam rangka pemulihan kembali kondisi PT Agro Dwipa Investindo sebanyak 5 greenhouse dengan luas yang berbedabeda. Greenhouse 2 memiliki luas 700 m2 dan didalamnya terdapat 35 bedengan yang diisi dengan 5 825 tanaman yang teridiri dari tanaman bunga mawar potong jenis Grand Galla, Avalance, dan Cherry Brandy. Greeenhouse 4 memiliki luas bangunan 900 m2 dengan 26 bedengan dan jumlah tanaman sebanyak 7 514 yang terdiri dari Ice Land, Cherry Brandy, Tropical Amazone dan Green Tea. Greenhouse 5 memiliki luas dan jumlah bedengan dan jumlah tanaman yang sama dengan greenhouse 4, jenis tanaman mawar yang ditanam adalah Bella Phyta, Mohana, dan Brazil. Greenhouse 6 memiliki luas bangunan yang paling besar, yaitu seluas 2 250 m2 dengan jumlah bedengan 80 buah dan 19 120 jumlah tanaman bunga mawar potong yang terdiri dari Sexy Red, Tropical Amazone, Cool Water, Aquaria, Milano, dan Green Tea. Greenhouse 7 memiliki luas bangunan 1 250 m2 dengan 44 bedengan dan 10 516 tanaman yang terdiri dari Leandra Renata, Avalance, Blasing Akito, Milano, dan Cool Water. Total tanaman mawar yang diperlukan 50 489 tanaman. Adanya tingkat kegagalan sebesar 10 persen, maka jumlah tanaman yang disiapkan sebanyak 55 538 tanaman. Seluruh jenis bunga mawar potong yang dimiliki PT ADI memiliki produktivitas yang sama dan dapat berproduksi secara maksimal selama empat tahun, setelah empat tahun produkstivitas bunga mawar potong akan menurun dan harus mengganti tanamannya dengan yang baru. Menurut Pak Fachrun selaku kepala kebun PT Agro Dwipa Investindo, walaupun tanaman mawar impor yang ditanam di lokasi PT ADI, hasil panen bunga yang akan diperoleh akan seperti tanaman mawar lokal karena tanaman mawar impor akan menyesuaikan dengan cuaca dan iklim tempatnya bertumbuh. Lay Out Greenhouse Terdapat lima buah bangunan greenhouse yang akan dibangun dengan luasan berbeda-beda, antara lain GH 2 memiliki luas 700 m2, GH 4 dan GH 5 memiliki luas 900 m2, GH 6 memiliki luas 2 250 m2 dan GH 7 m2 memiliki luas 1 200 m2. Perbedaan luasan greenhouse terjadi karena PT ADI menyesuaikan bentuk greenhouse dengan bentuk tanah yang dimiliki, seperti pada panjang
36
bedeng greenhouse 2, terdapat perbedaan ukuran dan jumlah bedengan karena mengikuti kondisi tanah pada PT ADI. Tabel 7. Jumlah bedengan dalam greenhouse pada PT Agro Dwipa Investindo 2013 Ukuran bedengan Jumlah bedengan Greenhouse Ukuran (m2) (m) (buah) 450 29 x 0.5 13 II 250 9.5 x 0.5 22 IV 900 29 x 0.5 26 V 900 29 x 0.5 26 VI 2 250 24 x 0.5 80 VII 1 250 24 x 0.5 44 Pada saat proses budidaya, PT ADI menggunakan teknologi budidaya semi hidroponik dengan kombinasi penggunaan media tanamnya yaitu tanah merah, pupuk kambing, dan sekam mentah. Di samping itu, PT ADI menerapkan penggunaan media dengan material batako (semen). Penggunaan jenis bedengan ini bertujuan untuk memudahkan pekerjaan dalam menjaga sanitasi kebun, dan agar nutrisi yang diberikan dapat diserap secara optimal oleh tanaman. Proses pengairan yang digunakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air dilakukan dengan menggunakan dua teknik yaitu teknik manual dan teknik irigasi tetes melalui selang drip. Selang drip dipasang di tengah-tengah jalur penanaman pada setiap bedengan. Sistem pengairan ini digunakan karena dapat meringankan pekerjaan karyawan, sehingga karyawan dapat melakukan kegiatan lain selam proses ini berlangsung. Biasanya dilakukan pada saat proses pemupukan dan penyiraman dilakukan secara bersamaan. Teknik manual dilakukan dengan cara menyemprotkan air melalui selang sprayer, biasanya dilakukan 3 – 4 hari sekali. Keterangan gambar Bedengan Pintu masuk Keran air
Gambar 7. Layout bedengan dalam greenhouse pada PT Agro Dwipa Investindo Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
Proses Produksi Mawar merupakan jenis tanaman hias tahunan. Tanaman mawar akan produktif berbunga selama empat tahun. Oleh karena itu, dalam perencanaan pengembangan bisnis mawar potong ini hanya diperlukan tiga kali penanaman untuk masa usaha selama 15 tahun. Kegiatan-kegiatan budidaya bunga mawar potong yang dilakukan oleh PT ADI meliputi:
37
1)
Persiapan lahan Persiapan lahan merupakan salah satu aspek penting dalam memelihara bunga mawar. Tahap persiapan lahan meliputi kegiatan pembuatan bedengan dan persiapan media tanam. a. Pembuatan Bedengan PT ADI menggunakan sistem semi hidroponik dalam membudidayakan mawar potongnya yaitu mengkombinasikan sistem hidroponik yang menggunakan polybag dengan teknologi pembudidayaan menggunakan bedengan di mana bedengan yang terbuat dari batako tersebut dilapisi oleh plastik polybag. Penggunaan plastik bertujuan agar unsur-unsur hara tidak menyebar kemanamana sehingga tanaman mawar dapat tumbuh secara optimal. Sedangkan untuk bedengan terbuat dari batako dan semen bertujuan untuk mempermudah dalam menjaga sanitasi kebun. Ukuran lebar bedengan yaitu 40 cm dengan kedalaman sekitar 50 cm. lalu pada jarak 5-10 cm dari dasar bedengan diberi lubang pada plastik dengan jarak antar lubang adalah satu meter. Hal ini dilakukan untuk memudahkan sirkulasi dalam media tanam sehingga pupuk, air ataupun nutrisi yang tidak terserap tanaman dapat mengalir ke luar dan tidak menimbulkan racun bagi tanaman mawar itu sendiri dan efek fisiologis lainnya. Pembuatan media tanam b. Media tanam yang dipakai dalam proses produksi yaitu tanah merah, pupuk kambing atau sapi dan sekam mentah dengan perbandingan 3 : 2 : 1. Media tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tanah merah berfungsi sebagai penguat atau pengikat tanaman agar tidak rebah. Pupuk kambing (pupuk organik) digunakan untuk menambah unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk kambing digunakan karena memiliki tingkat ketahanan dalam tanah lebih lama jika dibandingkan dengan pupuk hasil kotoran sapi dan ayam. Selain itu kandungan Nitrogen (N) di dalam pupuk kambing lebih tinggi dibandingkan pupuk lainnya. Sekam mentah digunakan sebagai porisitas di mana sekam mentah membentuk rongga-rongga yang diperlukan akar dalam melakukan pergerakan dalam menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam media, selain itu sekam mentah dapat menyerap air cukup tinggi sehingga media yang digunakan tetap gembur dan terjaga kelembabannya. Sekam mentah juga mengandung unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman.
Gambar 8. Bedengan dalam greenhouse PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
38
Media tanam yang dicampur di luar greenhouse adalah sekam mentah dan pupuk organik sedangkan untuk tanah dicampur di dalam bedengan. Setelah media di dalam bedengan tercampur maka dilakukan penyiraman dengan air dan didiamkan selama 3-4 hari agar gas-gas yang dikeluarkan oleh pupuk kandang hilang. Kemudian diberi insektisida (Furadan) untuk mematikan mikroorganisme pengganggu. Seiring dengan waktu, media tanam akan turun sedikit demi sedikit maka pada saat itulah dilakukan penambahan media pupuk organik dan sekam mentah dengan perbandingan yang sama. Pergantian media tanam dapat dilakukan setiap empat tahun sekali pada saat pergantian tanaman baru.
Gambar 9. Pencampuran media tanam di PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
2)
Perbanyakan Vegetatif Okulasi adalah teknik penggabungan dua macam tanaman berbeda varietas tetapi masih dalam satu familia, satu genus atau satu spesies untuk menjadi satu tanaman baru. Pada dasarnya penempelan atau okulasi dilakukan guna mempercepat pertumbuhan tanaman, mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat dan menurunkan sifat yang sama dari induk serta mendapatkan tanaman yang memiliki perakaran kuat (Lingga, 2008). Pada awalnya, PT ADI selalu mendatangkan bibit asli siap tanam yang didatangkan langsung dari Belanda. Namun saat ini, PT ADI lebih memilih melakukan okulasi sendiri dengan tujuan mengefisiensikan biaya pengeluaran. Kegiatan okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas dari batang tanaman mawar bibit asli (mata entres) ke batang rose pagar. Rose pagar yang dipilih adalah rose kampung (mawar liar) karena memiliki kadar air yang rendah dan tingkat kegagalannya lebih kecil. Setelah melakukan penempelan mata tunas lalu diikat dengan tali rapia atau tali plastik. Diusahakan batang dari rose pagar harus berasal dari batang yang cukup besar dan tua, serta memiliki perakaran yang kuat agar tunas yang tumbuh dari hasil okulasi dapat berkembang dengan baik. Okulasi dapat dilakukan langsung di lahan yang akan ditanami yang biasa disebut bedengan atau dapat juga dilakukan di tempat pembibitan dengan menggunakan polybag. Okulasi langsung di lahan biasanya untuk mawar potong yang sudah memiliki lahan yang siap untuk ditanami. Sedangkan okulasi yang menggunakan polybag biasanya dilakukan untuk produksi bibit yang akan dijual atau bedengan tempat ditanamnya tanaman mawar belum siap.
39
Bibit hasil okulasi yang berumur 2 – 4 minggu perlu dikontrol setiap hari karena keberhasilan pertumbuhan untuk tunas baru hanya sekitar 80 – 90 persen. Jika mata tunas mati atau proses okulasi gagal maka dilakukan penempelan ulang dengan letak yang berbeda yaitu di bawah kanan atau kiri dari tempat okulasi semula. Batang tangkai daun rose pagar sebaiknya dipangkas agar pertumbuhan mata entres dapat berlangsung dengan cepat. Okulasi sebaiknya dilakukan pada saat cuaca tidak terlalu panas agar mata tunas yang baru ditempel tidak cepat mengering. Selama proses penempelan dilakukan penyiraman dua kali sehari agar bibit tidak mati.
Gambar 10. Hasil okulasi pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
3)
Penanaman Kegiatan penanaman dilakukan ketika bibit hasil okulasi sudah mencapai umur 2 – 2.5 bulan atau sudah muncul batang tunas baru hasil okulasi. Setelah itu, ikatan hasil okulasi harus dilepas terlebih dahulu sebelum penanaman agar tidak menghambat pertumbuhan tunas baru. Berikut merupakan rincian kegiatan penanaman bunga mawar potong: a. Penggalian lubang tanam Bedengan yang sudah siap tanam terlebih dahulu dipasangkan patokan yang direntangkan dengan benang pada masing-masing ujung bedengan. Hal ini bertujuan agar penanaman berada pada jalur lurus sehingga terlihat rapi. Sebelumnya, media tanam dibasahi terlebih dahulu agar menjadi gembur sehingga memudahkan dalam melakukan penggalian. Kemudian, dilakukan penggalian dengan arah sejajar benang dengan kedalaman galian sekitar 15-18 cm. b. Pengaturan jarak tanam dan penanaman Produksi mawar dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan kultur teknik yang baik antara lain pemupukan dan penentuan jumlah populasi tanaman yang tepat dengan mengatur jarak tanam yang sesuai bagi pertumbuhan bunga mawar potong. Kerapatan tanaman sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dan jika jarak tanam melampaui batas optimum kerapatan tanaman, hasil panen tidak akan meningkat secara menguntungkan (Soeriatmadja (1981) dalam Mardikasari, 2009). Setelah lubang tanam selesai digali, selanjutnya bibit hasil okulasi siap untuk ditanam dengan cara mengeluarkan bibit dari polybag secara hati-hati agar akar tidak putus. Jarak tanam antar bibit sebaiknya 15 – 20 cm dalam satu baris
40
atau satu jalur. Dalam satu bedengan terdapat dua jalur penanaman, sehingga dalam bedengan dengan ukuran panjang 24 m dan lebar 40 cm dapat ditanami bibit sebanyak 239 tanaman dengan jumlah tanaman per baris sebanyak 119 – 120 buah.
109 cm
55 cm
Jalan antar bedengan
1m 24 m
Alas semen kasar
Gambar 11. Layout bedengan pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber:PT Agro Dwipa Investindo, 2013
Penanaman dilakukan dengan menghadapkan mata tunas ke arah luar sehingga pada saat muncul batang tunas baru, maka akan dengan mudah dilakukan pembendingan. Selain itu, bibit di baris kedua tidak ditanam sejajar dengan baris pertama melainkan berada diantara bibit pertama dan bibit kedua, hal ini bertujuan untuk memperluas wilayah pertumbuhan tanaman mawar baik untuk akar tanaman yang berada dalam media maupun daun-daun yang berada pada permukaan media.
Gambar 12. Penanaman hasil okulasi pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
41
4)
Pemeliharaan Bunga mawar merupakan bunga yang memerlukan perawatan yang intensif. Tanaman mawar memerlukan unsur hara dan air yang cukup banyak dalam proses produksinya. Kegiatan pemeliharaan tanaman mawar meliputi kegiatan pemupukan, penyiraman, pemangkasan, penyiangan, arsitektur tanaman dan pengendalian hama dan penyakit. a. Pemupukan Mawar termasuk tanaman yang rakus unsur hara. Sejak proses penanaman, kebutuhan unsur hara harus terpenuhi agar pertumbuhan selanjutnya tidak terhambat. Pascapemangkasan merupakan periode kritis karena pada masa ini tanaman memerlukan banyak unsur hara untuk pertumbuhan tunas di bawah batang yang dipangkas. Jumlah unsur hara yang diperlukan tergantung periode tumbuh dan umur tanaman. Tanaman dewasa membutuhkan unsur hara yang lebih banyak daripada tanaman muda sehingga dosis pupuk harus diperhatikan. Teknik pemupukan pun mempengaruhi kecepatan penyerapan unsur hara. Pupuk cair yang disemprotkan ke daun akan cepat bereaksi pada pertumbuhan tanaman, tetapi juga beresiko merusak daun. Oleh karena itu penggunaan pupuk cair dapat dilakukan bergantian dengan pupuk tabur. Berdasarkan waktu pemupukan, ada dua jenis pemupukan yaitu pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar diberikan sebelum proses penanaman, sedangkan pupuk susulan diberikan secara berkala setelah penanaman atau saat muncul gejala kekurangan hara. Berikut adalah gejala kekurangan hara yang terjadi pada tanaman mawar menurut Lingga (2008): a) Kekurangan N Kekurangan unsur nitrogen (N) akan menyebabkan daun muda berukuran kecil dan berwarna pucat. Kadang-kadang ada bercak merah dan daun cepat gugur. Tunas bunga lemah dan pendek. b) Kekurangan P Kekurangan unsur fosfor (P) akan membuat warna daun muda tanaman mawar menjadi hijau tua. Pinggir daun bagian bawah berubah warna menjadi keunguan dan ukuran batang pendek dan lemah. c) Kekurangan K Tanaman mawar yang kekurangan unsur kalium (K) akan menyebabkan warna daun muda kemerahan, setelah tua menjadi hijau kecoklatan. Selain itu, pinggir daun berkerut dan ukuran bunga menjadi lebih kecil. d) Kekurangan Mg Tanaman mawar yang kekurangan unsur magnesium (Mg) menyebabkan warna daun bagian tengah pucat kekuningan, dan pinggir daun seperti jaringan mati. Biasanya terjadi pada daun tua yang membuatnya cepat gugur. e) Kekurangan Fe Tanaman mawar yang kekurangan unsur ferrum (Fe) akan menyebabkan hampir seluruh permukaan daun muda menguning. f) Kekurangan Mn Tanaman mawar yang kekurangan unsur mangan (Mn) akan membuat helai daun di antara tulang daun menguning. Biasanya kekurangan unsur ini terjadi pada daun yang sudah tua.
42
b.
Penyiraman Mawar adalah tanaman yang memerlukan air dalam jumlah banyak. Kekurangam air merupakan kesalahan besar dalam budidaya mawar. Tanaman mawar yang kekurangan air akan terhambat pertumbuhannya. Tanaman mawar akan menunjukkan gejala layu jika ketersediaan air tidak ada sama sekali dalam waktu yang sangat lama. Namun, air yang menggenang pun harus dihindari karena menyebabkan kandungan oksigen yang diperlukan oleh perakaran akan berkurang sehingga menghambat penyerapan unsur hara. Selain itu, air yang menggenang akan memacu pertumbuhan pathogen yang akan memicu terjadinya penyakit. Penyiraman baik dilakukan pada waktu pagi atau sore hari di mana tidak banyak terjadi respirasi. Penyiraman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui selang air dan melalui selang drip dengan menggunakan sistem irigasi tetes. c. Pemangkasan Pemangkasan merupakan kegitan rutin untuk merawat tanaman mawar. Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memelihara tanaman agar selalu produktif berbunga, serta untuk memperoleh kerangka dasar tanaman yang baik bagi pertumbuhan berikutnya. Di samping itu, pemangkasan juga dilakukan untuk membuang tanaman yang terserang penyakit atau memotong batang tanaman yang kering. Terdapat tiga macam cara pemangkasan, yaitu penggundulan cabang (hard pruning) dianjurkan untuk tanaman yang baru ditanam atau tanaman tua yang perlu peremajaan dan juga untuk mendaparkan pertumbuhan tanaman yang kokoh. Pemangkasan sedang (moderate pruning) merupakan pemangkasan seluruh cabang kira-kira setengah dari tinggi tanaman dan tunas nonproduktif atau cabang yang lemah pertumbuhannya. Cara ini bertujuan untuk membentuk tajuk sesuai dengan keinginan. Cara yang ketiga adalah pemangkasan ringan (light pruning) bertujuan untuk membuang bagian yang telah berbunga atau bagian yang sakit seperti mati ujung. Teknik ini berlaku untuk mawar rambat, mawar mini dan mawar perdu.(Lingga, 2008) PT ADI sendiri hanya menggunakan dua teknik pemangkasan yaitu hard pruning dan moderate pruning. Light pruning tidak dilakukan karena tidak cocok untuk tanaman mawar potong karena biasanya tanaman mawar akan menjadi lemah dan kualitas bunga yang dihasilkan menurun. Penyiangan d. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput-rumput liar secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman mawar induk. Rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar bedengan perlu dibersihkan guna efisiensi pemberian nutrisi pada tanaman mawar, sehingga semua nutrisi yang diberikan pada tanaman mawar dapat diterima secara optimal. Di samping itu, tunas-tunas liar yang tumbuh di ketiak daun harus dibuang. Hal ini dilakukan agar penyerapan unsur hara dapat diserap secara maksimum oleh batang utama tanaman mawar. e. Arsitektur tanaman (pembendingan) Arsitektur tanaman merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan panen mawar dengan kualitas yang baik. Salah satu cara yang dilakukan dalam arsitektur tanaman adalah pembendingan atau perundukan tanaman. Tanaman mawar akan mengeluarkan tunas pertamanya pada saat tingginya mencapai 10-15
43
cm dan sudah mengeluarkan kelopak bunganya. Oleh karena itu, perlu dilakukan bending dengan cara membengkokan batang tetapi tidak mematahkannya dan membuang hip (bakal bunga) yang sudah muncul. Hal ini dilakukan karena hip merupakan sumber pengambil unsur hara terbesar, sedangkan daun-daun tidak perlu dibuang karena diperlukan dalam proses fotosintesis. Selain itu, tujuan utama dilakukannya pembendingan adalah diharapkan batang dari tunas baru akan tumbuh tinggi. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit merupakan masalah utama dalam budidaya bunga mawar potong. Hama dan penyakit dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti perubahan cuaca atau akibat dari kurangnya nutrisi yang diserap oleh tanaman. Kerusakan tanaman karena serangan hama dan penyakit akan mengakibatkan kualitas dan kuantitas bunga mawar potong menurun. Berikut merupakan hama yang sering menyerang tanaman mawar di PT ADI: a) Ulat Spesies ulat yang paling banyak merusak mawar adalah Lozotaenia forsterana. Ulat ini berukuran 15 mm, berwarna hijau, bersembunyi di pucuk daun, dan berdiam di dalam daun yang menggulung. Serangannya ini meninggalkan lubang-lubang bekas gigitan pada daun dan kelopak bunga. Serangan ulat terjadi hampir sepanjang musim terutama pada kebun yang tidak dijaga sanitasinya dan tidak dikontrol secara teratur (Lingga, 2008). Cara pengendalian yang dilakukan dapat dengan cara menyemprotkan insektisida Proclaim dan Hamador (PT Agro Dwipa Investindo, 2013). b) Tungau merah (Red Maite) Tungau merah perusak tanaman mawar ini sering ditemukan pada daun bagian bawah. Hama ini berukuran sangat kecil dan sering kali luput dari pengawasan dan pengendalian. Serangan hama ini biasanya terjadi pada musim kemarau dan peralihan. Serangga ini mengisap cairan daun dan menyebabkan daun berwarna kuning dan berkerut (Lingga, 2008). Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menyemprotkan Agrimec yang biasanya dilakukan pada sore hari (PT Agro Dwipa Investindo, 2013). c) Kutu daun (Aphids) Kutu daun (Aphids) pada tanaman mawar berwarna hijau, kuning, dan coklat muda. Pada saat populasinya rendah, hama ini tidak bersayap namun setelah semakin padat, sayap akan terbentuk sehingga kutu daun dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman yang lain. Serangan ini banyak terjadi pada saat kemarau. Hama berukuran kecil ini merusak pucuk tunas, daun muda, dan kuncup bunga. Pertumbuhan tanaman yang diserang hama ini akan terganggu karena hama ini menghisap fotosintat yang ada dalam jaringan tanaman dan membuat daun bunga mawar menjadi mengerut (Lingga, 2008). Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun dan penyemprotan insektisida contohnya Confidor 200 SL (PT Agro Dwipa Investindo, 2013). d) Kutu putih (Bemessia tabaci) Hama ini biasanya menyerang tanaman mawar pada bagian batangnya. Kutu putih lebih senang hidup di bagian bawah batang atau ketiak batang karena daerah tersebut lebih lembab jika dibandingkan dengan bagian atasnya (Lingga, 2008). Untuk menanggulangi hama ini dapat dilakukan dengan cara mengoleskan oli pada bagian batang yang terserang. Hal tersebut karena oli memiliki sifat
44
panas dan seperti lem yang dipercaya dapat mematikan hama ini. Namun, penggunaan oli ini dinilai kurang efektif dapat menurunkan kualitas bunga potong. Cara penanggulangan yang lebih tepat dapat dengan menyemprotkan Metindo (PT Agro Dwipa Investindo, 2013). Penyakit yang menyerang tanaman mawar diantaranya yaitu: a) Embun tepung (Powdery Milldew) Penyakit ini biasanya disebabkan oleh cendawan Sphaerotheca pannosa. Penyakit ini tergolong paling sering menyerang tanaman mawar. Perpindahan spora cendawan dari tanaman sakit ke tanaman sehat didukung oleh musim kemarau yang berangin. Kelembaban udara yang rendah pada siang hari semakin memicu penyebaran penyakit embun tepung. Gejala embun tepung paling mudah diamati karena seluruh bagian tanaman yang terserang akan tampak putih seperti badan cendawan. Cendawan parasit yang telah menyebar ke daun dan batang akan menghambat penyerapan nutrisi sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat. Pada tingkat serangan yang parah, jaringan daun dan ranting akan mati (Lingga, 2008). Embun tepung dapat dikendalikan dengan mengurangi kerapatan tanaman agar sirkulasi udara di lingkungan sekitar tanaman lebih lancar. Selain itu, dapat pula dengan menyemprotkan fungisida yang berbahan aktif tembaga Oksi sulfat dan belerang (PT Agro Dwipa Investindo, 2013). b) Rontok daun Penyakit rontok daun ini disebabkan oleh Downy Milldew dan biasanya menjangkit tanaman mawar pada saat musim hujan. Ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit ini adalah bagian daun akan rontok dan kelopak bunganya akan tumbuh kerdil (Lingga, 2008). Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian secara fisik dan pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara fisik dilakukan dengan cara membuang bagian tanaman yang terjangkit sedangkan pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara menggunakan Nimrod yang berbahan aktif Bupirimat (PT Agro Dwipa Investindo, 2013). c) Busuk bunga (Hawar Botrytis) Penyebab penyakit ini adalah cendawan Botrytis cinerea dan sering kali disebut penyakit mati ujung. Penyakit ini menyerang kuncup bunga yang akan mekar. Sebelum mahkota bunga terbuka, pada bagian dalam mahkota terdapat bintik-bintik hitam yang merupakan cendawan. Serangan penyakit ini pada akhirnya akan menyebabkan bunga mudah lepas dari tangkainya (Lingga, 2008). Pengendalian penyakit ini dapat pula dilakukan baik secara fisik maupun kimiawi. Secara fisik dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kebun menjelang pembungaan serta membuang tanaman yang menunjukkan gejala penyakit. Sedangkan untuk pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif benomyl (benlate) dan chlorotatonil (daconil) (PT Agro Dwipa Investindo, 2013). Pengendalian hama dan penyakit tanaman mawar di PT ADI dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a) Fisik Pengertian pengendalian hama dan penyakit secara fisik adalah pengendalian yang dilakukan secara langsung tanpa menggunakan peralatan atau sejenisnya. Salah satu pengendalian fisik yang dilakukan oleh PT ADI adalah
45
memetik daun atau kuncup bunga yang di dalamnya terdapat ulat. Selain itu, untuk mengendalikan penyakit Milldew yang menyerang batang dapat dilakukan dengan cara menyikat batang tersebut dengan sikat gigi hingga bersih. b) Kimiawi Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida, fungisida atau insektisida sesuai dengan serangan yang mengganggu tanaman mawar tersebut. Untuk tindakan pencegahan, penyemprotan dilakukan sekitar lima hari sekali tergantung dari kondisi hama dan penyakit. Sedangkan untuk tindakan pengendalian, penyemprotan dilakukan tiga hari sekali. Kegiatan penyemprotan biasanya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari, hal tersebut untuk mencegah timbulnya toxin pada tanaman mawar akibat dari zat kimia yang rentan terhadap panas. c) Mekanik Pengendalian secara mekanik adalah pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan dengan bantuan peralatan tertentu. Pengendalian ini dilakukan dengan cara memangkas bagian batang atau daun yang terserang.
Gambar 13. Penyemprotan pestisida pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
5)
Pemanenan Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari okulasi dapat dipanen setelah mencapai umur 2,5-3 bulan setelah penanaman atau tergantung dari varietas, tingkat kesuburan serta pemeliharanya. Masa produksi bunga dapat mencapai lima tahun, bahkan lebih jika pemeliharaannya sangat baik. Tetapi rata-rata produksi bunga mawar akan optimal sampai tahun ke empat dan untuk tahun-tahun selanjutnya kualitas bunga akan menurun. Rata-rata siklus pertumbuhan dan pembungaan bunga mawar potong yaitu sekitar 35-40 hari. Ciri-ciri bunga yang siap panen adalah kuntum bunganya sudah terbuka namun belum mekar secara penuh dengan ukuran batang normal. Waktu panen ideal yang dilakukan di PT ADI adalah pagi dan sore hari, yaitu pada suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi. Teknik pemotongan bunga mawar ada tiga macam, yaitu under cut, middle cut dan over cut.
46
Gambar 14. Teknik pemotongan bunga mawar potong Sumber: Mardikasari, 2009
Over cut merupakan teknik pemotongan batang bunga mawar pada batang utama, yakni pemotongan di atas dua tangkai daun sempurna (tangkai yang sudah memiliki lima daun). Middle cut merupakan teknik pemotongan batang bunga mawar pada pangkal batang utama. Under cut merupakan teknik pemotongan batang bunga mawar pada batang induk. Teknik ini dilakukan pada tanaman dengan kondisi yang sudah memiliki banyak percabangan (Mardikasari, 2009). Bunga mawar yang siap panen dipotong dengan menggunakan gunting panen yang bersih. Teknik panen yang dilakukan antara lain dengan cara menyisakan dua tangkai daun sempurna. Hal ini bertujuan agar tunas baru dapat cepat tumbuh secara optimal. Jarak pemotongan sekitar 1 cm dari tangkai daun dengan tujuan unsur hara dapat maksimal diserap oleh tunas baru. 6) Subsistem Penanganan Pasca Panen (Hilir) Kegiatan pasca penen dimulai pada tahap pengangkutan, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan serta pengiriman. (1) Pengangkutan Pengangkutan adalah kegiatan membawa bunga dari greenhouse ke tempat pengemasan secara hati-hati agar bunga tidak mengalami kerusakan. Bungabunga yang sudah dipindahkan ke ruang pengemasan kemudian dikumpulkan berdasarkan varietasnya dan wilayah produksi green house. Mengingat mawar adalah salah satu jenis bunga potong yang sangat rentan dan memiliki sifat tidak tahan lama, maka setelah bunga mawar dipanen perlu segera dipindahkan ke ruang penyimpanan bunga mawar yang dengan suhu yang telah diatur sehingga kesegaran bunga mawar yang telah dipanen tetap terjaga.
47
Gambar 15. Pengangkutan hasil panen pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
(2)
Sortasi Pada saat awal proses pemanenan kegiatan sortasi dan grading sangat menentukan dalam pembentukan serta penentuan harga yang akan ditawarkan. Sortasi adalah memisahkan individu, satuan atau populasi dari suatu populasi tanaman berdasarkan kriteria performance tertentu yang meliputi jenis, ukuran, warna kondisi kesehatan dan lain sebagainya. Bunga mawar yang telah dipanen dibersihkan dari daun dan duri dengan mengggunakan kain dengan menyisakan tiga sampai empat tangkai dari bunga mawar. Setelah semua dilakukan mawarmawar tersebut dipisahkan dari bentuk fisik yang dilihat dari ukuran standar batang yang dimilikinya.
Gambar 16. Perautan daun mawar pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
(3)
Grading Setelah dilakukannya proses sortasi pada bunga mawar yang telah dipanen, mawar-mawar tersebut kemudian dipisahkan berdasarkan standar panjang yang telah ditentukan oleh PT ADI. Standar panjang tangkai bunga mawar potong yang telah ditetapkan oleh PT ADI adalah Grade A dengan ukuran 70 – 80 cm, Grade B dengan ukuran 50 – 60 cm, dan Grade C dengan ukuran 40 cm (PT Agro Dwipa
48
Investindo, 2013). Penetapan Grade yang telah ditetapkan oleh PT ADI berdasarkan ukuran panjang dan ukuran tangkai bunga mawar yang ditetapkan oleh ASBINDO.
Gambar 17. Penyusunan bunga mawar potong hasil grading pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
(4)
Packaging Proses pengemasan bunga mawar potong dilakukan untuk menjaga kondisi fisik bunga mawar agar tidak megalami kerusakan pada saat pengangkutan ke kantor pusat dan pengiriman kepada konsumen atau pelanggan. Bunga mawar yang telah melalu tahap sorasi dan grading, kemudian dikemas dengan menggunakan kertas putih polos. Untuk jumlah bunga mawar pada setiap ikatnya berisi 20 tangkai lalu diberi nama sesuai dengan jenis, ukuran bunga mawar dan tanggal panen.
Gambar 18. Pembungkusan hasil grading pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
49
(5)
Penyimpanan Bunga mawar yang telah dikemas dan telah diberi nama dan dipisahkan berdasarkan jenis dan ukuran standa bunga mawar kemudian disimpan dalam cool storage dengan suhu yang berkisar antara 160-18o C sebelum kemudian dipasarkan kepada konsumen. Bunga-bunga yang telah siap untuk disimpan akan diletakan di dalam aquarium yang telah diisi oleh air berkisar ± 5 cm hingga bagian bawah tangkai bunga terendam air guna menjaga kesegaran bunga yang telah dikemas. Untuk menjaga kebersihan dan mencegah kebusukan pada batang bunga mawar maka diperlukan penggantian air pada akuarium secara berkala yaitu setiap empat hari sekali dan tangkai bunga bagian bawah dipotong berkisar 1 cm guna mempermudah penyerapan air sehingga dapat air dapat terserap secara optimal.
Gambar 19.
Penyusunan bunga mawar di dalam ruang pendingin pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
(6)
Pengiriman Proses kegiatan terakhir didalam penanganan pasca penen merupakan proses pengiriman bunga mawar. Bunga mawar yang telah dikemas dan telah disimpan kedalam ruangan penyimpanan berupa cool storage dikirimkan ke kantor pusat PT ADI di Jakarta. Setelah itu, didistribusikan kepada konsumen dan pelanggan. Kegiatan pengambilan bunga mawar PT ADI dilakukan setiap hari Selasa, Kamis dan minggu, sedangkan untuk pengiriman bunga kepada konsumen dilakukan setiap hari tergantung pada pemesanan. Pada saat pengambilan atau pendistribusian bunga mawar, PT ADI menggunakan mobil cool box untuk menjaga kesegaran bunga. Dalam kegiatan proses pengiriman, bunga tersebut harus dijaga tingkat kesegarannya dan mendapatkan perlakuan khsusus agar tidak mengalami kerusakan pada saat pengiriman. Bunga-bunga yang akan dikirimkan dan sebelum diangkut kedalam cool box bunga mawar diletakan pada ember besar yang berisi air dengan ketinggian berkisar 5-10 cm dan disusun dengan rapi, setelah sampai ke kantor pusat akan dilakukan perlakuan yang sama dengan menyimpannya ke dalam cool storage sehingga kesegaran bunga akan tetap terjaga.
50
Gambar 20. Pengangkutan bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo tahun 2013 Sumber: PT Agro Dwipa Investindo, 2013
Hasil Analisis Kelayakan Aspek Teknis dan Teknologi Berdasarkan kriteria aspek penilaian yang sudah ditentukan maka aspek teknis dan teknologi dinyatakan layak. Kriteria tersebut dilihat dari kondisi lokasi budidaya, kemampuan memproduksi pada skala produksi yang optimal dan kondisi teknis produksi. PT ADI sudah meningkatkan produksi dengan baik, namun permintaan bunga mawar potong semakin tinggi dan membuat PT ADI harus memaksimalkan produksi. Kondisi greenhouse sebelum terjadi angin kencang sangat baik karena selalu dilakukan perawatan greenhouse setiap minggunya. Aspek Manajemen dan Sumberdaya Manusia Analisis terhadap aspek manajemen berkaitan dengan tata kelola usaha bunga mawar potong. Pada lokasi budidaya bunga mawar potong PT ADI disupervisi oleh kepala kebun yang bertanggungjawab kepada direktur operasional, direktur utama, dan para komisaris. Sebulan dua sampai empat kali, direktur operasional datang ke lokasi budidaya untuk memantau perkembangan budidaya bunga mawar potong. Manajemen saat ini mampu menjalankan proses perencanaan dengan baik. hal ini ditunjukkan dengan adanya pembukuan dan rencana kerja yang dilakukan pada masing-masing greenhouse, pola tanam, penjadwalan daftar piket, dan proses rekruitmen yang disesuaikan dengan keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan. Organisasi usaha juga dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang. Aktifitas pengendalian terus dilakukan oleh kepala kebun dan direktur operasional dalam pencapaian tujuan usaha. Sumberdaya manusia yang berada di PT ADI berjumlah 20 orang yang ditempatkan di kebun dan kantor pusat. Jumlah tersebut terdiri dari karyawan bulanan dan harian. Bagian operasional kebun yang ditempatkan dikebun sebanyak empat belas pekerja yang semuanya adalah laki-laki, sedangkan enam orang lainnya ditempatkan di kantor pusat Jakarta. Karyawan yang berada di kebun adalah berasal dari lingkungan masyarakat yang berada di sekitar PT ADI. Hal itu mempermudah pengawasan terhadap kegiatan buddidaya di kebun. PT ADI merekrut pekerja kebun dari lingkungan sekitar perusahaan sebagai bentuk dari social company responsibility. Tidak ada keahlian khusus yang harus dimiliki oleh para pekerja kebun baik penanggung jawab GH maupun karyawan harian. Sebab, yang dibutuhkan adalah seseorang yang ulet, bertanggung jawab,
51
serta jujur. Jam kerja yang ditetapkan PT ADI untuk karyawan kebun dimulai dari pukul 07:30 dan berakhir pukul 15:30. Setiap karyawan mendapatkan libur selama satu hari dalam seminggu secara bergilir. Jika terdapat penanggung jawab GH yang libur, maka pekerja harian harus hadir untuk menggantikan tugas mulai dari proses pemanenan hingga pemeliharaan tanaman. Aspek Lingkungan Ada beberapa hal yang perlu dicermati dan diwaspadai bagi perusahaan mengenai lingkungan diantarnya kondisi lingkungan dampak positif dan dampak negatif serta cara menangani dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas usaha PT Agro Dwipa Investindo. Kondisi Lingkungan Lingkungan bisnis merupakan semua unsur yang ada di luar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan perusahaan dalam usaha bunga mawar potong yaitu lingkungan operasional dan lingkungan industri yang lebih relevan untuk bisnis tersebut. Kesesuaian lingkungan operasional akan memberikan tolak ukur dalam menentukan strategi perusahaan. Lingkungan operasional merupakan lingkungan yang memiliki keterkaitan langsung dengan aktivitas operasional perusahaan diantaranya pesaing, pemasok, pelanggan, kreditor dan pegawai. Lingkungan industri seperti lingkungan ekonomi, sosial dan budaya, ekologi, dan global. Kondisi lingkungan tersebutlah yang akan menjadi tolak ukur keberadaan PT Agro Dwipa Investindo sebagai produsen bunga mawar potong. PT Agro Dwipa Investindo memiliki beberapa pesaing yang memproduksi komoditi yang sama namun dengan kualitas yang berbeda. PT Stella yang awalnya menjadi mitra PT ADI, pada tahun 2009 sudah tidak menjadi mitra dan memasarkan hasil produknya sendiri. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi PT ADI karena PT Stella juga memasuki pasar yang sama yaitu kota Jakarta. Selain PT Stella, ada beberapa petani di Lembang, Bandung juga mengusahakan bunga mawar potong. Bunga mawar potong yang dihasilkan oleh petani-petani Lembang memiliki ukuran diameter bunga yang lebih besar dibandingkan dengan bunga mawar potong yang dihasilkan PT ADI. Hal tersebut juga menjadi ancaman bagi PT ADI, namun jika dilihat dari kebersihan kelopak bunga dan daun, bunga mawar potong yang dihasilkan PT ADI lebih bersih, sedangkan bunga mawar potong yang dihasilkan petani Lembang terdapat putih-putih seperti salju akibat terserang penyakit mildew. Selain pesaing, barang substitusi bunga mawar potong sangat menentukan keberadaan usaha tersebut. Beberapa barang substitusi bunga mawar potong antara lain bunga krisan, anggrek, gladiol, gerbera dan masih banyak jenis bunga potong lainnya. Bunga krisan merupakan bunga potong dengan tingkat produksi terbesar di Indonesia akan menjadi ancaman bagi bunga mawar potong. Mawar merupakan salah satu tanaman hias yang membutuhkan perawatan secara intensif. Oleh karena itu, kebutuhan pupuk, obat-obatan dan sarana pertanian lainnya harus tersedia secara kontinyu. PT ADI memperoleh kebutuhan pupuk dari pemasok tetap yaitu Mitra Jaya Trading yang berlokasi di Cisarua, Bogor, sedangkan untuk pestisida dari Toko Sari Tani di Cipanas. Pemasok
52
tersebut dipilih karena kelengkapan dan ketersediaan produk serta harga yang terjangkau dan juga lokasinya yang tidak jauh dari lokasi usaha. Selain itu, terdapat peralatan yang belum tersedia di toko-toko pertanian, yaitu gunting panen. Gunting panen yang digunakan adalah gunting khusus panen yang memiliki pencapit batang mawar. Namun, gunting panen yang memiliki pencapit masih jarang ditemui di toko-toko pertanian, oleh karena itu PT ADI memodifikasi gunting tersebut hingga dapat berfungsi sesuai kebutuhan. Pemilihan input yang tepat menjadi acuan untuk memberikan kualitas terbaik untuk pelanggan masing-masing perusahaan. PT Agro Dwipa Investindo menciptakan pelanggan atau pasarnya sendiri dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Kondisi lingkungan pelanggan sangat baik karena perusahaan menjalin kerja sama yang baik dengan para pelanggannya. Kualitas produk serta pelayanan yang baik akan menjadi prioritas bagi perusahaan. Hal tersebut memberikan dampak yang positif bagi pelanggan. Kondisi lingkungan antar karyawan memiliki kerjasama yang sangat baik. Kesadaran karyawan untuk membantu pekerjaan karyawan lainnya sangat tinggi. Ada pekerjaan-pekerjaan yang bukan menjadi tanggungjawab mereka tetapi mereka kerjakan. Pada dasarnya karyawan sudah memiliki tanggung jawab terhadap greenhouse yang ditugaskan oleh kepala kebun, namun hal tersebut tidak berarti tidak ada kerja sama. Packing yang dikerjakan setiap hari selalu dilakukan bersama-sama. Kondisi lingkungan kreditor cukup baik karena di Cipanas banyak terdapat perbankan yang dapat memberikan pinjaman atau kredit kepada PT Agro Dwipa Investindo. Di Cipanas, Kabupaten Cianjur terdapat Bank Panin, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank BCA , Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan lainnya. Kondisi ini sangat memberikan keuntungan bagi PT ADI jika membutuhkan pinjaman untuk pengembangan usaha. Dilihat dari kondisi lingkungan teknologi pada PT Agro Dwipa Investindo sudah cukup baik. Sebagian besar peralatan teknologi menggunakan teknologi semi modern seperti greenhouse, alat penyemprot obat-obatan dan pestisida, saluran irigasi serta menggunakan metode penanaman dengan semi hidroponik. Lingkungan ekologi di lokasi budidaya sangat baik karena PT ADI tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi masyarakat sekitar lokasi. PT ADI tidak memiliki limbah yang mengganggu masyarakat sekitar, baik dari udara atau pun air. Kondisi lingkungan ekonomi perusahaan sangat baik karena perusahaan memungkinkan untuk mencapai tingkat pengembalian yang diinginkan. Beberapa faktor ekonomi yang memiliki kondisi baik yaitu pola konsumsi masyarakat, pendapatan per kapita, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan upah rata-rata. Adanya peningkatan pendapatan masyarakat memberi dampak pada perubahan pola konsumsi. Saat ini, masyarakat tidak hanya memenuhi kebutuhan primer saja, kepuasan terhadap nilai estetika juga harus terpenuhi. Bunga mawar potong merupakan salah satu produk yang menghasilkan nilai estetika yang dicari oleh masyarakat saat ini. PT ADI memanfaatkan kondisi tersebut dengan membudidayakan dan mendistribusikan bunga mawar potong. Dengan usaha yang dimilikinya, PT ADI tidak hanya meraih keuntungan saja, melainkan membantu
53
dalam penyerapan kerja dan peningkatan upah masyarakat sekitar lokasi usaha budidaya. Kondisi sosial budaya cukup baik karena di sekitar usaha PT ADI terdapat berbagai macam jenis usaha tanaman hias, antara lain bunga krisan, tanaman bonsai, bunga anggrek, dan lokasinya yang dekat dengan Taman Bunga Nusantara. Oleh karena itu, masyarakat sekitar lokasi usaha sudah terbiasa dengan keberadaan usaha ini, bahkan memberikan sumber pendapatan utama bagi masyarakat tersebut. Kondisi inilah yang memberikan dukungan bagi keberlangsungan usaha bunga mawar potong. Hasil Kelayakan Aspek Lingkungan Berdasarkan kriteria aspek penilaian yang telah ditentukan aspek lingkungan dinyatakan layak. Kriteria aspek penilaian diantaranya kondisi persaingan, lingkungan pemasok, lingkungan pelanggan, kreditor, karyawan, barang subtitusi, teknologi, ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Keberadaan budidaya bunga mawar potong tidak memberikan dampak negatif terhadap gangguan dan kerusakan lingkungan. Limbah dari kegiatan usaha ini berasal dari tanaman-tanaman yang sudah layu, dan biasanya hanya dibusukkan untuk menjadi tambahan pupuk. Penggunaan bahan kimia sendiri tidak terlalu banyak, sesuai dengan takaran karena kelebihan pemberian bahan kimia akan berpengaruh terhadap warna daun tanaman bunga awar potong. Tanaman bunga mawar yang potong yang memliki kelebihan dosis bahan kimia akan berwarna hijau terang dan terlihat pucat. Tidak ada limbah yang dihasilkan budidaya bunga mawar potong yang mengganggu lingkungan sekitar. Aspek Hukum Aspek hukum akan melihat kesesuaian legalitas usaha PT Agro Dwipa Investindo dengan unit usaha yang dijalankan. Aspek hukum sangat membantu perusahaan jika membutuhkan dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Legalitas sangat penting untuk menentukan skala usaha serta mencapai tujuan yang telah ditentukan. Beberapa perusahaan bunga mawar potong berbadan hukum usaha perseroan terbatas dan CV. PT ADI sudah memiliki badan hukum dan dapat memenuhi persyaratan pendirian tersebut. Status perusahaan yaitu Perseroan Terbatas (PT) tertutup dengan memiliki empat pemegang saham yang akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan besarnya presentase saham yang ditanamkan (dividen). Usaha ini memiliki surat ijin gangguan / HERR HO di nomor 503/968 HO/KPPTPM/2010. Berdasarkan kriteria kelayakan yang sudah ditentukan maka aspek hukum dinyatakan layak. Kriteria aspek hukum diantaranya kesesuaian bisnis dengan hukum yang berlaku, kemampuan untuk memenuhi persyaratan mendirikan Badan usaha, kemampuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh izin lokasi, kemampuan untuk memenuhi persyaratan mendirikan bangunan, kemampuan untuk memenuhi memperoleh izin usaha perdagangan dan memenuhi izin masyarakat setempat.
54
Analisis Aspek Finansial Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengukur jumlah dana yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha dan jumlah dana yang diperoleh dari hasil usaha. Hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisis dengan kriteria penilaian investasi. PT Agro Dwipa Investindo ingin membandingkan hasil panen bunga mawar potong dengan penggunaan greenhouse tradisional (skenario I), g reenhouse modern (skenario II) dan kombinasi keduanya (skenarioIII). Biaya investasi, biaya operasional dan penerimaan pada ketiga skenario tersebut akan berbeda. Akurasi hasil analisis kelayakan finansial kedtiga skenario tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan Penjualan Penerimaan pada pengembangan bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo diperoleh dari peningkatan penjualan produksi. Penerimaan yang diperoleh PT ADI terdiri dari penjualan hasil panen bunga mawar potong yang telah dikelompokkan menjadi Grade A, Grade B dan Grade C. Seluruh Grade yang dihasilkan PT ADI diserap baik oleh pasar karena dibandingkan dengan bunga mawar potong yang dihasilkan petani lain, bunga mawar potong PT ADI memiliki kualitas yang lebih baik. Penerimaan yang diperoleh pada skenario pertama dapat dilihat pada Tabel 8. Bunga mawar dijual dalam bentuk ikat di mana satu ikat berisi 20 tangkai mawar potong. Menurut Pak Fachrun selaku kepala kebun, pada Greenhouse bambu kualitas yang paling banyak dihasilkan adalah Grade B yaitu sebanyak 50 persen, sedangkan untuk Grade A sebanyak 40 persen dan Grade C sebanyak 10 persen. Tabel 8. Penerimaan penjualan bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo No 1 2 3
4
Keterangan Hasil panen (tangkai) Hasil panen (ikat) Persentase (ikat) a. Grade A (40%) b. Grade B (50%) c. Grade C (10%) Penerimaan (Rp/ikat) a. Grade A b. Grade B c. Grade C Total
Periode 1 (1-5)
Tahun Periode 2 (6-10)
Periode 3 (11-15)
Total
2 221 516
2 221 516
2 221 516
6 664 548
111 076
111 076
111 076
333 227
44 430
44 430
44 430
133 291
55 538
55 538
55 538
166 614
10 956
10 956
10,956
32 868
3 554 425 600 3 887 653 000 610 664 455 8 052 743 055
3 554 425 600 3 887 653 000 610 664 455 8 052 743 055
3 554 425 600 3 887 653 000 610 664 455 8 052 743 055
10 663 276 800 11 662 959 000 1 831 993 365 24 158 229 165
55
Penerimaan bunga mawar potong dengan menggunakan greenhouse modern (skenario II) lebih tinggi jika dibandingkan dengan greenhouse tradisional. Hal tersebut karena adanya perbedaan tingkat kegagalan panen pada kedua skenario tersebut. Pada skenario I tingkat kegagalan mencapai 10 persen, sedangkan pada skenario II tingkat kegagalan hanya sebesar 3 persen. Selain itu, persentase hasil panen yang diperoleh juga berbeda. Pada skenario I, persentase hasil panen yang paling besar terdapat pada Grade B yaitu mencapai 50 persen dari total panen, sedangkan pada skenario II terdapat pada Grade A sebesar 70 persen dari total panen. Periode I pada skenario memiliki penerimaan paling kecil dibandingkan kedua periode setelahnya, hal tersebet dikarenan pada tahun pertama di periode satu terdapat persiapan lahan budidaya, dari pembangunan greenhouse, pembuatan bedengan hingga penanaman. Penerimaan PT ADI pada skenario II dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penerimaan penjualan bunga mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo No 1 2 3
4
Keterangan Hasil panen (tangkai) Hasil panen (ikat) Persentase (ikat) a. Grade A (40%) b. Grade B (50%) c. Grade C (10%) Penerimaan (Rp/ikat) a. Grade A b. Grade B c. Grade C Total
Periode 1 (1-5)
Tahun Periode 2 (6-10)
Periode 3 (11-15)
Total
2 221 516
2 623 408
2 623 408
7 468 333
111 076
131 170
131 170
373 417
80 775
96 202
96 202
273 178
23 079
27 486
27 486
78 051
11 539
13 743
13 743
39 025
6 461 986 132 1 615 496 533 634 659 352 8 712 142 017
7 696 139 248 1 924 034 812 755 870 819 10 376 044 879
7 696 139 248 1 924 034 812 755 870 819 10 376 044 879
21 854264 628 5 463 566 157 2 146 400 990 29 464 231 775
Penerimaan bunga mawar potong dengan menggunakan skenario III, di mana GH 2, GH 4 dan GH 5menggunakan greenhouse bambu sedangkan untuk GH 6 dan GH 7 menggunakan greenhouse besi memiliki penerimaan lebih rendah dibandingkan skenario II dan lebih tinggi dibandingkan skenario I. Tingkat kegagalan panen pada skenario III sebesar lima persen. Selain itu, persentase hasil panen juga berbeda dengan kedua skenario sebelumnya. Pada skenario III, persentase hasil panen yang paling besar adalah Grade A yaitu sebesar 52 persen, Grade B sebesar 40 persen dan untuk Grade C sebesar 8 persen. Penerimaan PT ADI dengan menggunakan skenario III dapat dilihat pada Tabel 10.
56
Tabel 10. Penerimaan penjualan bunga mawar potong skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo No 1 2 3
4
Keterangan Hasil panen (tangkai) Hasil panen (ikat) Persentase (ikat) a. Grade A (52%) b. Grade B (40%) c. Grade C (8%) Penerimaan (Rp/ikat) a. Grade A b. Grade B c. Grade C Total
Periode 1 (1-5)
Tahun Periode 2 (6-10)
Periode 3 (11-15)
Total
2 284 530
2 506 779
2 506 779
7 298 088
114 227
125 339
125 339
364 904
59 398
65 176
65 176
189 750
45 691
50 136
50 136
145 962
9 138
10 027
10 027
29 192
4 751 823 336 3 198 342 630 502 462 707 8 452 628 673
5 214 100 008 3 509 490 390 551 491 347 9 275 081 745
5 214 100 008 3 509 490 390 551 491 347 9 275 081 745
15 180 023 352 10 217 323 410 1 605 445 401 27 002 792 163
Nilai Sisa (Salvage Value) Barang modal yang digunakan dalam kegiatan operasional akan mengalami penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Nilai sisa (salvage value) pada pengembangan produksi bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo terbagi menjadi dua antara lain nilai sisa yang dihitung secara joint cost dan nilai sisa yang dihitung pada saat reinvestasi dilakukan. Secara keseluruhan greenhouse yang dimiliki oleh PT ADI ada tujuh greenhouse dengan total tanaman yang ada sebanyak 66 134 tanaman dan yang akan dikembangkan sebanyak 50 489 tanaman. Dari total tanaman dan jumlah tanaman yang akan dikembangkan diperoleh besaran joint cost sebesar 76 persen. Pada kegiatan ini, nilai sisa PT ADI diasumsikan habis atau nol. Arus Pengeluaran (Outflow) Biaya investasi Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat beberapa tahun kemudian. Salah satu biaya yang dikeluarkan dalam biaya investasi adalah bibit bunga mawar potong. Tanaman pada PT ADI diperoleh sendiri dengan menggunakan teknik okulasi. Bibit bunga mawar potong yang dibutuhkan dalam memulihkan kondisi perusahaan sebanyak 50 489 tanaman mawar. Stump mawar yang dibutuhkan lebih banyak dari jumlah tanaman yang akan dikembangkan yaitu sebanyak 55 538 stump mawar karena tingkat kegagalan dalam kegiatan okulasi mencapai 10 persen. Dalam 1 batang bunga mawar dapat diperoleh paling sedikit lima mata entres, oleh karena itu dibutuhkan 11 108 batang yang memiliki mata entres. Setiap tenaga kerja yang melakukan okulasi diberi nilai Rp 300 per tanaman. Perincian biaya okulasi dapat dilihat pada Tabel 10.
57
Tabel 11. Perincian biaya okulasi yang dikeluarkan PT Agro Dwipa Investindo No Keterangan Jumlah Satuan Harga/satuan (Rp) Total (Rp) 1 Stump mawar 55 538 tanaman 2 000 111 075 800 2 Mata entres 11 108 Batang 3 000 33 322 740 3 Tenaga kerja 55 538 tanaman 300 16 661 400 4 Plastik okulasi 555 Ikat 5 500 3 054 585 5 Pisau cutter 10 Buah 10 000 100 000 Total 164 214 525 Biaya investasi lainnya antara lain biaya pembangunan greenhouse, media tanam, peralatan pertanian serta biaya investasi bersama yang diperhitungkan sebagai biaya joint cost sebesar 76 persen. Nilai joint cost diperoleh dari jumlah tanaman bunga yang akan dikembangan dibagi dengan total keseluruhan tanaman yang ada di lokasi budidaya. Greenhouse yang terbuat dari bambu mengeluarkan biaya sebesar Rp82 535 per meter, sedangkan untuk greenhouse modern yang terbuat dari besi dan kaca sebesar Rp450 000 per meter. Perincian biaya investasi skenario I dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Biaya Investasi bunga mawar potong skenario I pada PT Investindo Harga / satuan No Jenis investasi Jumlah Satuan (Rp) 1 Greenhouse Bambu GH 2 700 m2 82 535 2 GH 4 900 m 82 535 GH 5 900 m2 82 535 2 GH 6 2 250 m 82 535 GH 7 1 250 m2 82 535 2 Hidrometer 5 unit 150 000 3 Selang sprayer 500 m 13 000 4 Selang drip 5 049 m 5 000 5 Stick Sprayer 5 buah 130 000 6 Toren 2000 l 5 buah 2 500 000 Toren 1000 l 10 buah 1 500 000 7 Peralatan: 1) gunting panen 5 buah 65 000 2) gunting budidaya 5 buah 50 000 3) cangkul 5 buah 50 000 8 Biaya okulasi 9 Media tanam a. tanah merah 337 truk 130 000 b. pupuk kambing 5 049 karung 7 000 c. sekam 1 717 karung 5 000 10 Investasi bersama Total
Agro Dwipa Total (Rp) 57 774 500 74 281 500 74 281 500 185 703 750 103 168 750 750 000 6 500 000 25 244 500 650 000 12 500 000 15 000 000 325 000 250 000 250 000 164 214 525 43 757 133 35 342 300 8 583 130 179 177 600 987 754 188
58
Biaya Operasional 1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap tahun tanpa dipengaruhi oleh kuantitas produksi yang dihasilkan. Tabel berikut menjelaskan biaya tetap pada pengembangan bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo. Biaya tetap pada skenario I dan skenario II memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terdapat pada biaya pemeliharaan. Pada greenhouse bambu, biaya pemeliharaan mencapai 50 persen dari biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan greenhouse tersebut, sedangkan pada greenhouse modern, biaya yang dikeluarkan hanya sebesar 3 persen dari biaya investasi greenhouse modern, yaitu sebesar Rp81 000 000 per tahun. Terdapat beberapa biaya tetap yang dihitung dengan menggunakan joint cost, antara lain sewa kantor dan listrik yang berlokasi di Jakarta, gaji tenaga kerja diluar karyawan yang memiliki tanggung jawab terhadap greenhouse, biaya sosial, pajak kendaraan dan pajak bumi dan bangunan. Sewa lahan dihitung Rp10 000 per meter sehingga total biaya per tahun sebesar Rp60 000 000. Tabel 13. Biaya tetap budidaya bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo No 1 2 3 4 5 6
7
8 9 10 11
Deskripsi
Biaya per bulan
Tenaga kerja tetap 6 000 000 Penyusutan Biaya pemeliharaan Sewa lahan Sewa kantor dan listrik Peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. sabit d. tray Administrasi 1) gaji tenaga kerja a.Direktur 8 000 000 operasional b. marketing 3 000 000 c. accounting 3 000 000 d. kepala kebun 3 000 000 e. wakil kepala 2 000 000 kebun (adm) f. delivery 1 750 000 g. maintenance 1 000 000 h. office boy 1 000 000 i. satpam 1 000 000 2) alat tulis kantor 500 000 3) biaya komunikasi 2 500 000 4) listrik di kebun 2 500 000 biaya sosial 500 000 pajak kendaraan Biaya transportasi 4500 000 PBB Total Biaya Tetap
Joint Cost (%)
Biaya Tanggungan per Bulan 1 000 000 20 633 750
76
3 800 000
Total per Tahun 72 000 000 136 964 800 247 605 000 60 000 000 45 600 000
100 000 150 000 100 000 225 000
76
6 080 000
72 960 000
76 76 76 76
2 280 000 2 280 000 2 280 000 1 520 000
27 360 000 27 360 000 27 360 000 18 240 000
76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
1 330 000 760 000 760 000 760 000 380 000 1 900 000 1 900 000 380 000 3 420 000 51 463 750
15 960 000 9 120 000 9 120 000 9 120 000 4 560 000 22 800 000 22 800 000 4 560 000 912 000 41 040 000 4 788 000 880 804 800
59
Biaya tetap dari tahun kedua hingga kelima pada skenario I dan skenario II memiliki jumlah yang sama, namun pada tahun pertama jumlah biaya tetapnya lebih rendah karena biaya tenaga kerja tetap untuk setiap greenhouse baru dikeluarkan pada bulan keempat yaitu pada saat dimulainya kegiatan produksi. 2. Biaya Variabel Biaya variabel yang dikeluarkan berbanding lurus terhadap peningkatan jumlah produksi. Pada skenario I dan skenario II, memiliki biaya variabel yang sama, karena jumlah tanaman mawar potong dan luas setiap greenhouse yang akan dibangun memiliki jumlah yang sama. Tabel 14 menunjukkan biaya variabel pada pengembangan bunga mawar potong pada PT ADI. Tabel 14. Biaya variabel budidaya bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo No
Deskripsi
1
Pupuk: TSP ZA K(NO3) Kalium nitrat Mg (SO)4 KH2PO4 parnert abemix pupuk kambing Total Pestisida: Agrimec Metindo Hamador Anvil 50 SC Kuproxat 345 Proclaim Apsa WSC Total Biaya Pengemasan: Kertas packing Solatip Karet gelang Tinta Total Tenaga kerja harian
2
3
4
Pemakaian
Satuan
Jumlah Pemakaian /bulan
Harga /satuan (Rp)
Biaya per Bulan (Rp)
50.49 50.49 50.49 50.49
kg kg kg kg
3 3 3 3
10 000 1 500 20 000 12 000
1 514 670 227 201 3 029 340 1 817 604
18 176 040 2 726 406 36 352 080 21 811 248
50.49 50.49 50.49 5 10
kg kg kg set karung
2 2 2 1 1
9 000 28 000 9 000 110 500 7 000
908 802 2 827 384 908 802 552 500 70 000
10 905 624 33 928 608 10 905 624 6 630 000 840 000
11 856 303
142 275 630
Biaya per Tahun
5 5 5 5 5
botol bungkus botol botol botol
1 1 1 1 1
115 000 55 000 40 000 140 000 50 000
575 000 275 000 200 000 700 000 250 000
6 900 000 3 300 000 2 400 000 8 400 000 3 000 000
5 5
bungkus bungkus
1 1
85 000 115 000
425 000 575 000 3 000 000
5 100 000 6 900 000 36 000 000
rim
2.5
350 000
875 000
10 500 000
buah gram botol
10 2500 1.25
3 000 5 000 30 000
orang
5
35 000
30 000 5 000 37 500 947 500 4 375 000
360 000 60 000 450 000 11 370 000 52 500 000
20 178 803
242 145 630
Total Biaya Variabel
Biaya variabel yang dikeluarkan pada tahun pertama lebih rendah dibandingkan dengan tahun kedua hingga kelima karena pada tahun pertama biaya
60
variabel dikeluarkan pada bulan keempat, pada saat dimulainya kegiatan penanaman dan perawatan bunga mawar potong, sehingga pada tahun pertama biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp177 871 723. Perolehan Modal Pemulihan kembali investasi bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo mengeluarkan biaya yang cukup besar. PT ADI tidak mampu untuk membiayai semuanya sendiri, oleh karena itu sein menggunakan modal sendiri perusahaan juga melakukan pinjaman kepada salah satu Bank Persero dengan bunga modal kerja pada bulan Maret 2013 sebesar 11.72 persen. Pada Skenario I, PT ADI meminjam Rp592 652 513, dihitung dari 60 persen total biaya investasi dengan jangka waktu peminjaman selama lima tahun. Pada Tabel 15 dapat dilihat perincian pokok pinjaman dan biaya bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada bank tersebut. Tabel 15. Perincian pinjaman modal usaha bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun
Pokok pinjaman (Rp)
Biaya bunga (Rp)
Total angsuran (Rp)
1 2 3 4 5
93 809 811 104 804 321 117 087 387 130 810 029 146 140 964
69 458 874 58 464 365 46 181 298 32 458 656 17 127 721
163 268 686 163 268 686 163 268 686 163 268 686 163 268 686
Sisa pokok pinjaman (Rp) 498 842 702 394 038 381 276 950 994 146 140 964 -
Pada Skenario II, jumlah yang dipinjam PT ADI jauh lebih besar, yaitu mencapai Rp1 915 526 513, diperoleh dari 60 persen biaya investasi. Bunga modal kerja 11.72 persen, dengan jangka waktu peminjaman selama 10 tahun. Pada Tabel 16 dapat dilihat perincian pokok pinjaman dan biaya bunga yang harus dibayarkan oleh PT ADI untuk skenario II. Tabel 16. Perincian pinjaman modal usaha bunga mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pokok pinjaman (Rp) 110 641 692 123 608 898 138 095 861 154 280 696 172 362 394 192 563 266 215 131 681 240 345 114 268 513 561 299 983 350
Biaya bunga (Rp) 224 499 707 211 532 501 197 045 538 180 860 703 162 779 006 142 578 133 120 009 718 94 796 285 66 627 838 35 158 049
Total angsuran (Rp) 335 141 399 335 141 399 335 141 399 335 141 399 335 141 399 335 141 399 335 141 399 335 141 399 335 141 399 335 141 399
Sisa pokok pinjaman (Rp) 1 804 884 821 1 681 275 923 1 543 180 062 1 388 899 366 1 216 536 972 1 023 973 706 808 842 025 568 496 912 299 983 350 -
61
Pada skenario III, jumlah pinjaman lebih kecil dibandingkan skenario II karena jumlah biaya investasi yang dibutuhkan lebih kecil. Jumlah dana yang dipinjam sebesar Rp1 364 329 013, diperoleh dari 60 persen biaya investasi yang dikeluarkan. Bunga modal kerja sama dengan skenario I dan II yaitu sebesar 11.72 persen, dengan jangka waktu pengembalian 10 tahun. Pada Tabel 17 dapat dilihat perincian pokok pinjaman dan biaya bunga yang harus dibayarkan oleh PT ADI Tabel 17. Perincian pinjaman modal usaha bunga mawar potong skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pokok pinjaman (Rp) 78 804 271 88 040 131 98 358 435 109 886 043 122 764 688 137 152 709 153 227 007 171 185 212 191 248 119 213 662 398
Biaya bunga (Rp) 159 899 360 150 663 500 140 345 196 128 817 588 115 938 943 101 550 922 85 476 625 67 518 419 47 455 513 25 041 233
Total angsuran (Rp) 238 703 631 238 703 631 238 703 631 238 703 631 238 703 631 238 703 631 238 703 631 238 703 631 238 703 631 238 703 631
Sisa pokok pinjaman (Rp) 1 285 524 742 1 197 484 610 1 099 126 175 989 240 132 866 475 444 729 322 735 576 095 729 404 910 517 213 662 398 -
Proyeksi Laporan Laba Rugi Analisis rugi laba dilakukan dengan mendaftar pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama satu tahun sehingga dapat diketahui secara langsung jumlah laba atau rugi per tahun yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan usaha. Pada Tabel 18 memperlihatkan laporan rugi laba pada budidaya bunga mawar potong dengan skenario I. Tabel 18. Proyeksi laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo No
Uraian
1 2
Penerimaan Biaya: 1) Tetap 2) Variabel 3) Penyusutan Total biaya Laba sebelum bunga dan pajak Biaya bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
4
5 6 7
Periode 1 (1-5) 8 052 743 055
Tahun (Rp) Periode 2 (6-10) 8 052 743 055
3 537 496 750 1 146 454 243 684 824 000 5 368 774 993 2 683 968 063
Total
3 537 496 750 1 145 454 243 684 824 000 5 367 774 993 2 684 968 063
Periode 3 (11-15) 8 052 743 055 3 537 496 750 1 145 454 243 684 824 000 5 367 774 993 2 684 968 063
24 158 229 165 10 612 490 250 3 437 362 728 2 054 472 000 16 104 324 978 8 053 904 188
223 690 915 2 460 277 148
2 684 968 063
2 684 968 063
223 690 915 7 830 213 273
755 653 557 1 704 623 591
794 211 567 1 890 756 496
794 211 567 1 890 756 496
2 344 076 691 5 486 136 582
62
Pada skenario I, di tahun pertama, keenam dan kesebelas perusahaan tidak dikenakan pajak karena mengalami kerugian yang disebabkan hasil panen bunga mawar potong masih sedikit, sedangkan pada skenario II hanya pada tahun pertama. Biaya bunga pada skenario I hanya dibebankan pada periode pertama dengan jumlah Rp223 690 915, hal tersebut membuat laba bersih pada periode pertama lebih kecil dibandingkan periode kedua dan ketiga. Pada Tabel 19 memperlihatkan laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong dengan skenario II. Pada skenario II biaya bunga dibebankan pada periode pertama dan periode kedua karena PT ADI memperpanjang waktu pinjaman menjadi sepuluh tahun. Pada periode I, jumlah biaya bunga sebesar Rp976 717 455 dan pada periode II sebesar Rp459 170 024. Laba bersih tertinggi yang diperoleh PT ADI terdapat pada periode ketiga yaitu mencapai Rp3 916 822 477. Total laba bersih yang diperoleh pada skenario II sebesar Rp9 330 751 912. Laba bersih pada skenario II sebesar 29 persen dan skenario I sebesar 22 persen dari total penerimaan yang diperoleh, sedangkan jika dilihat dari total biaya yang dikeluarkan, pada skenario II diperoleh 51 persen dan skenario I sebesar 66 persen dari total penerimaan. Oleh karena itu, usaha bunga mawar potong pada skenario II lebih menguntungkan dan lebih efisien dalam pengeluaran biaya. Tabel 19. Proyeksi laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun No
Uraian
Periode 1 (1-5)
1 2
Penerimaan Biaya: 1) Tetap 2) Variabel 3) Penyusutan Total biaya Laba sebelum bunga &pajak Biaya bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
8 712 142 017 2 766 373 000 1 146 454 243 1 089 614 000 5 002 441 243
4 5 6 7
Periode 3 (11-15)
Total
10 376 044 879 2 886 175 000 1 175 159 243 1 089 614 000 5 150 948 243
10 376 044 879 2 886 175 000 1 175 159 243 1089 614 000 5 150 948 243
29 464 231 775 8 538 723 000 3 496 772 728 3 268 842 000 15 304 337 728
3 709 700 775
5 225 096 637
5 225 096 637
14 159 894 048
976 717 455
459 170 024
-
1 435 887 479
2 732 983 319
4 765 926 613
5 225 096 637
12 724 006 569
895 498 845 1 837 484 475
1 191 481 653 3 574 444 960
1 306 274 159 3 918 822 477
3 393 254 657 9 330 751 912
Periode 2 (6-10)
Pada Tabel 20 menunjukkan laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong dengan menggunakan skenario III. Pada skenario III, biaya bunga dibebankan pada periode pertama dan kedua sama dengan skenario II. Pada periode I jumlah biaya bunga sebesr Rp695 664 588 dan pada periode kedua sebesar Rp327 042 712. Laba bersih yang diperoleh pada skenario III lebih kecil dari skenario II dan lebih besar dari skenario III yaitu sebesar Rp7 835 134 662.
63
Tabel 20. Proyeksi laporan laba rugi budidaya bunga mawar potong skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun Periode 3 (11-15)
Total
9 275 081 745 2 886 175 000 1 175 159 243 1 089 614 000 5 150 948 243 4 124 133 503
9 275 081 745 2 886 175 000 1 175 159 243 1 089 614 000 5 150 948 243 4 124 133 503
27 002 792 163
695 664 588 2 754 522 843
327 042 712 3 797 090 791
4 124 133 503
1 022 707 299 10 675 747 136
860 306 401 1 894 216 442
949 272 698 2 847 818 093
1 031 033 376 3 093 100 127
2 840 612 474 7 835 134 662
No
Uraian
Periode 1 (1-5)
1 2
Penerimaan Biaya: 1) Tetap 2) Variabel 3) Penyusutan Total biaya Laba sebelum bunga &pajak Biaya bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
8 452 628 673 2 766 373 000 1 146 454 243 1 089 614 000 5 002 441 243 3 450 187 431
4 5 6 7
Periode 2 (6-10)
8 538 723 000 3 496 772 728 3 268 842 000 15 304 337 728 11 698 454 436
Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan investasi yang dilakukan pada pengembangan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo menggunakan empat kriteria kelayakan investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Analisis kelayakan investasi ini menggunakan asumsi modal yang berasal dari modal pinjaman dengan suku bunga 11,72 persen. Discount rate yang digunakan adalah 11.72 persen berdasarkan expected return modal kerja bank BUMN pada tahun 2013. Perhitungan cashflow pada analisis kelayakan ini menggunakan dua skenario, yaitu perbandingan antara penggunaan greenhouse tradisional dengan greenhouse modern. Skenario I Perusahaan menggunakan greenhouse tradisional yang terbuat dari bambu dan plastik, di mana biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan greenhouse sebesar Rp82 535 per meter. Persentase hasil panen bunga mawar potong yang diperoleh antara lain 40 persen Grade A, 50 persen Grade B, dan 10 persen Grade C. Selain itu tingkat kegagalan panen pada greenhouse tradisional sebesar 10 persen. Skenario II Perusahaan menggunakan greenhouse modern yang terbuat dari kaca dan besi, di mana biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan greenhouse sebesar Rp450 000 per meter. Persentase hasil panen bunga mawar potong yang diperoleh antara lain 70 persen Grade A, 20 persen Grade B, dan 10 persen Grade C. Selain itu tingkat kegagalan panen pada greenhouse modern sebesar 3 persen.
64
Skenario III Perusahaan mengkombinasikan pemakaian greenhouse bambu dan greenhouse kaca. Penggunaan greenhouse tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasi budidaya. Greenhouse bambu digunakan untuk GH 2. GH 4 dan GH 5 yang berada di depan dan jauh dari tebing, sedangkan untuk greenhouse kaca dan besi digunakan untuk GH 6 dan GH 7 karena posisinya sangat dekat dengan tebing dan membutuhkan greenhouse dengan struktur bangunan yang kuat. Persentase hasil panen yang diperoleh untuk Grade A 52 persen, Grade B 40 persen dan Grade C 8 persen. Tingkat kegagalan panen pada skenario III sebesar 5 persen. Perhitungan cashflow dengan menggunakan tiga skenario ini bertujuan untuk melihat perbandingan kelayakan usaha bunga mawar potong yang dapat dijalankan. Adapun hasil analisis kelayakan investasi ini dapat dijelaskan pada Tabel 21. Tabel 21. Kriteria kelayakan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo No Kriteria Investasi 1 2 3 4
NPV IRR Net B/C PP
Hasil Perhitungan Skenario I Skenario II Skenario III 1 541 782 494 2 524 679 832 2 478 014 378 35% 21% 32% 1.88 2.40 2.90 8 tahun 4 bulan 5 tahun 7 bulan 4 tahun 6 bulan
Ketiga skenario yang direncanakan untuk pemulihan kondisi bisnis bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo ini layak dijalankan jika dilihat dari NPV yang lebih besar daripada nol, IRR lebih besar dari discount factor yang digunakan, Net B/C lebih besar daripada 1 dan payback period lebih cepat daripada umur bisnis yang dijalankan. Diantara ketiga skenario tersebut, PT Agro Dwipa Investindo sebaiknya memilih skenario III karena memiliki hasil perhitungan yang lebih layak dibandingkan dengan skenario I, baik dilihat dari nilai NPV, Net B/C dan payback period. Meskipun pada skenario II memiliki nilai NPV yang lebih besar dibandingkan skenario III, namun biaya investasi yang diperlukan pada skenario II jauh lebih besar karena seluruh greenhouse menggunakan kaca dan besi. Walaupun demikian nilai NPV skenario II dan skenario III tidak jauh berbeda. Selain itu, untuk hasil perhitungan IRR, Net B/C dan payback period, skenario III memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan skenario II. Kelayakan finansial skenario III tersebut dilihat dari ke empat kriteria investasi melebihi standar yang sudah ditentukan. NPV pada skenario III bernilai positif Rp2 478 014 378 artinya bahwa usaha bunga mawar potong yang dilakukan oleh perusahaan menurut nilai sekarang akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp2 478 014 378 dalam jangka waktu 15 tahun dan dinyatakan layak karena NPV lebih dari nol. Suatu usaha dinyatakan layak jika nilai IRR lebih besar daripada tingkat diskonto yang telah ditentukan, pada usaha ini memiliki nilai IRR sebesar 32 persen sedangkan tingkat diskontonya sebesar 11.72 persen. Hasil IRR tersebut menunjukkan perusahaan lebih baik menjalankan usaha bunga mawar potong daripada menyimpan uangnya di bank.
65
Net B/C Rasio bernilai lebih besar daripada satu yaitu 2.90 artinya setiap nilai pengeluaran sekarang sebesar Rp 1.00 akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 2.90 sedangkan pengembalian modal investasi yang dikeluarkan diawal tahun mampu dikembalikan selama 4 tahun 6 bulan 14 hari. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan setelah diketahui bahwa usaha budidaya bunga mawar potong di lokasi penelitian layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubahubah terhadap hasil suatu kelayakan. Parameter analisis sensitivitas yang digunakan adalah komponen yang secara histori telah memberi pengaruh terhadap perhitungan manfaat dan biaya usaha yang dilakukan oleh lingkungan bisnis. Parameter tersebut yaitu penurunan produksi, peningkatan harga pupuk dan penurunan penjualan. Penurunan produksi bunga mawar potong yang pernah terjadi sebesar 17.32 persen pada greenhouse tradisional dan 10,69 persen pada greenhouse modern. Penurunan produksi tersebut diakibatkan karena tanaman bunga mawar potong mengalami serangan penyakit dan hama akibat dari perubahan cuaca. Peningkatan harga pupuk dan penurunan penjualan pada skenario I dan skenario II memiliki nilai yang sama. Peningkatan harga pupuk tertinggi yang pernah terjadi adalah sebesar 40 persen. Peningkatan harga ini terjadi karena akibat kelangkaan pupuk pada tingkat pemasok, ketersediannya di beberapa daerah tidak merata, sedangkan pemintaan terus bertambah. Penurunan penjualan yang pernah terjadi sebesar 14.57 persen. Penurunan penjualan tersebut karena adanya penurunan permintaan pada bulan-bulan tertentu. Berikut hasil analisis sensitivitas pada usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil perhitungan analisis sensitivitas budidaya bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo Keterangan NPV (Rp) IRR (%) Net B/C PP (tahun)
I II III I II III I II III I II III
Kondisi Normal 1 541 782 494 2 524 679 832 2 478 014 378 35 21 32 1.88 2.40 2.90 8.37 5.63 4.54
Penurunan Penjualan 352 273 612 1 113 095 928 1 336 617 871 7 9 16 1.19 1.61 1.99 19.69 9.07 6.86
Kenaikan Penurunan Harga Pupuk produksi 1 246 676 988 127 760 954 2 452 277 625 1 489 001 593 2 358 641 896 1 268 364 529 27 3 20 12 28 15 1.68 1.07 2.33 1.81 2.76 1.94 9.70 26.44 5.68 7.80 4.66 6.86
66
Hasil perhitungan pada analisis sensitivitas di atas dapat diketahui dengan membandingkan kondisi ketika berjalan normal. Dilihat pada Tabel 22, skenario I sangat sensitif dibandingkan dengan skenario II dan skenario III, karena dengan adanya penurunan produksi sebesar 17.32 persen dan penurunan penjualan sebesar 14.57 persen waktu pengembalian modal investasi yang dikeluarkan melebihi umur bisnis bunga mawar potong yang akan dijalankan. Selain itu, nilai IRR yang diperoleh pada skenario I pun dengan kondisi turunnya penjualan dan produksi menjadi tidak layak karena nilainya lebih kecil dari bunga pinjaman pada bank persero yang sebesar 11.72 persen. Nilai NPV nya pun memiliki penurunan yang sangat besar. Skenario II dan III tidak terlalu sensitif dengan adanya perubahan-perubahan tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai analisis kelayakan pengembangan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo adalah: 1. Pengembangan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo layak dijalankan berdasarkan aspek pasar, teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia, lingkungan dan hukum. Usaha budidaya bunga mawar potong berdasarkan aspek pasar memiliki peluang pasar yang luas dan dapat diarih melalui produk yang memiliki daya saing terhadap kualitas, harga dan strategi pemasaran. Berdasarkan aspek teknis dan teknologi, pengembangan usaha layak untuk dijalankan ditinjau dari keberadaan lokasi usaha yang dekat denga kota Jakarta serta proses produksi yang sangat baik. PT Agro Dwipa Investindo memiliki karyawan yang sangat berpengalaman dan dilatih langsung oleh konsultan Belanda. Pengembangan usaha juga didukung oleh kelayakan perijinan dari pihak institusi. Analisis terhadap aspek lingkungan juga menunjukkan pengembangan usaha tidak membawa dampak negatif terhadap gangguan dan kerusakan lingkungan. 2. Analisis kelayakan finansial menggunakan tiga skenario, skenario I menggunakan greenhouse dari bambu dan plastik sinar UV, skenario II menggunakan greenhouse dari besi dan kaca, dan skenario III mengkombinasikan pemakaian greenhouse bambu dan greenhouse kaca. Ketiga skenario tersebut layak dengan menunjukkan bahwa perolehan arus masuk (inflow) dalam pengembangan usaha mampu mengatasi beban arus keluar (outflow). Diantara ketiga skenario tersebut, sebaiknya perusahaan menjalankan skenario III walaupun hasil NPV yang diperoleh skenario II lebih tinggi, namun biaya investasi yang dikeluarkan pada skenario II sangat besar, dan jika dilihat dari IRR, Net B/C ratio dan payback period, nilai yang diperoleh skenario III lebih baik dari skenario II. Hasil perhitungan kriteria kelayakan yang diperoleh skenario III antara lain nilai
67
NPV sebesar Rp2 478 014 378, nilai IRR sebesar 32 persen, Net B/C 2.90 dan payback period selama 4 tahun 6 bulan 14 hari. 3. Dilihat dari hasil analisis sensitivitas kepada ketiga skenario tersebut diperoleh bahwa pengembangan usaha bunga mawar potong pada skenario I sensitif terhadap perubahan penurunan produksi bunga mawar potong sebesar 17.32 persen, dan penurunan penjualan sebesar 14.57 persen. Hal tersebut dikarenakan bahwa masa pengembalian modal investasi yang dikeluarkan melampaui umur usaha bunga mawar potong yang dijalankan. Saran Saran yang dapat disampaikan pada penelitian adalah komponen penurunan produksi yang dapat mengancam usaha dapat diantisipasi dengan tata kelola produksi yang baik, khususnya dalam efektivitas penggunaan sarana, penjagaan dari serangan hama dan penyakit dan optimalisasi terhadap pencegahan dan pemberian obat-obatan terhadapat tanaman yang terinfeksi penyakit agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Komponen resiko pada peningkatan pupuk dapat diminimalisasi dengan tidak tergantung terhadap pemasok tunggal dan mencari alternatif beberapa pemasok pupuk. Komponen turunnya penjualan dapat diantisipasi dengan memperluas dan mematangkan jaringan pemasaran ke luar kota Jakarta. Berdasarkan analisis kelayakan usaha bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo, sebaiknya skenario yang dipilih adalah skenario III, yaitu dengan mengkombinasikan dua tipe greenhouse. PT Agro Dwipa Investindo sebaiknya membangun greenhouse yang terbuat dari bambu dan plastik UV untuk GH2, GH4 dan GH 5 yang letaknya tidak dekat dengan tebing. Sedangkan untuk greenhouse yang letaknya berada dekat dengan tebing yaitu GH 6 dan GH 7, sebaiknya menggunakan greenhouse dengan struktur bangunan yang kokoh terbuat dari kaca dan besi. Pada skenario III, komponen penurunan jumlah produksi harus diwaspadai. Turunnya jumlah produksi sebesar 14,57 persen dapat menyebabkan hasil yang diperoleh perusahaan berkurang hampir setengahnya. Oleh karena itu, perawatan yang lebih intensif sangat dibutuhkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan kerja sama dengan balai penelitian yang ada untuk meminimalisir terjadinya serangan hama dan penyakit, pemberian pupuk dan obat-obatan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, dan melakukan perawatan greenhouse.
68
DAFTAR PUSTAKA Adelita, Hubeis M, dan Kadarisman D. 2010. Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Pembudidayaan Tanaman Hias di Kompleks Perumahan Bekasi (Kasus Usaha Tanaman Hias Adenium pada Lahan Terbatas). Manajemen IKM. Vol 5 no 1, 32 – 41. Arbianto D. 2006. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Perusahaan Rama Orchid di Taman Anggrek Ragunan. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Indonesia 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2012. Jawa Barat Dalam Angka 2012. Jawa Barat: Badan Pusat Statistik. Direktorat Jendral Hortikultura. 2009. Standar Operasional Prosedur Budidaya Bunga Potong Mawar. Jakarta: Direktorat Jendral Hortikultura. Direktorat Jendral Hortikultura. 2012. Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertanian. Jakarta: Direktorat Jendral Hortikultura. Dharmika I P D. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan Pada Pri’s Farm, Cinagara, Cijeruk, Kabupaten Bogor. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Gittinger J P. 1986. Analisis Proyek-proyek Pertanian. Universitas Indonesia. Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenada Media. Lingga L. 2008. Mawar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mardikasari G. 2009. Kajian Pengembangan Bisnis Peningkatan Produksi Bunga Mawar Potong Varietas Grand Galla pada Cipanas-Cianjur, Jawa Barat. Bogor :Program Diploma III Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rukmana R. 1995. Mawar. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Santo B. 2008. Usaha Pembungaan dan Pengembangan Produk Perawatan Tanaman Anggrek Dendrobium. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
69
Sari A W. 2008. Kelayakan Pengusahaan Bunga Potong Krisan Loka Farm Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta; Andi Offset. Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: J& J Learning. Umar H. 2005. Teknik Menganalisa Kalayakaan Rencana Bisnis Secara Komperehensif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka. Waty G E. 2010. Penyusunan Strategi Bisnis Tanaman Hias pada Tyas Orchid Kota Bogor, Jawa Barat. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
70
Lampiran 1. Spesifikasi syarat mutu mawar bunga potong Jenis Mutu
Satuan
Persyaratan AA
A
B
C
cm cm
>65 >55
55-64 46-55
40-54 35-45
25-39 <35
cm cm
>2,5 >1,5
>2,5 >1,5
>2,5 >1,5
>2,0 >1,2
Kuntum
>6
>6
>6
Dapat kurang dari 6
%
0
0
-
Segar Toleransi 3
Segar Toleransi 5
0 Segar Toleransi 10
<5 Segar toleransi 15
-
Seragam
Seragam
Seragam
Seragam
-
Seragam
Seragam
seragam
8. Keadaan minimum tangkai bunga
-
Kuat/lurus, tidak pecah, tidak bercabang
Kuat/lurus, tidak pecah, tidak bercabang
Kuat/lurus, tidak pecah, tidak bercabang
9. Daun pada 2/3 bagian tangkai
-
Lengkap dan sehat
Lengkap dan sehat
Lengkap dan sehat
Seragam Kurang kuat/lurus, tidak pecah, tidak bercabang Kurang lengkap dan sehat
%
0
0
0
<5
%
0
0
0
<5
%
0
0
0
<5
%
3
5
10
<15
1. Panjang tangkai - Tipe standar - Tipe spray 2. Diameter kuncup bunga ½ mekar - Tipe standar - Tipe spray 3. Jumlah kuntum bunga ½ mekar per tangkai - Tipe spray 4. Benda asing/kotoran 5. Kesegaran bunga 6. Keseragaman kultivar 7. Warna bunga
10. Kerusakan/ Cacat 11. Keberadaan air untuk OPT sesuai dengan peraturan yang berlaku 12. Organisme pengganggu tumbuhan Toleransi: (kualitas dan ukuran jumlah atau panjang)
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1998
71
Lampiran 2. Jenis-jenis bunga mawar potong pada PT Agro Dwipa Investindo a. Bibit Impor
Black Magic
Brazil
Millano
Green Tea
Ice Land
Blushing Akito
Grand Galla
72
b.
Bibit Lokal
Cool Water
Avalance
Bella Phyta
Leandra Renata
Cherry Brandy
Sexy Red
Tropical Amazone
Universe
Aquaria
Mohana
73
Lampiran 3. Denah lokasi Greenhouse pengusahaan mawar potong Leandra Renata pada PT Agro Dwipa Investindo, 2011 GH 6A
GH STELLA 2
GH 6B
GH 7
J I GH GIDEON 2
GH STELLA 1
GH GIDEON 1
H G
GH 5
GH 4
GH MM GH 3
F GH 1
GH 2 A
B
C
D
E
74
Lanjutan Lampiran 3 Keterangan : A : Tempat Parkir B : Ruang Pengemasan 1 C : Ruang Obat – obatan D : Ruang Kantor PT ADI E : Ruang Istirahat F : Tangki (Toren Air) G : Tangki (Toren Air) H : Kantor PT. Stella I : Ruang Sortasi dan Grading, Tangki (Toren Air) J : Ruang Sortasi dan Grading , Tangki(Toren Air) GH 1, 2, 3, 4, 5, 6A, 6B, 7 : GH milik PT. ADI GH MM : GH milik mitra MM GH GIDEON 1, 2, Stella 1, 2 : GH milik PT. Stella Mandiri
75 Lampiran 4. Jadwal kegiatan usaha mawar potong skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun pertama, keenam dan kesebelas No
Keterangan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
Bulan 10
Bulan 11
Bulan 12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan lahan 2 Pembangunan Green House 3 Pencampuran media tanam 4 Okulasi (penempelan) 5 Penanaman 6 Pemeliharaan 7 Panen 8 Penjualan
Tahun kedua hingga kelima, ketujuh hinggan kesepuluh dan kedua belas hingga kelima belas
No
Keterangan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 123412341234123412341234123412341234123412341234
1 Pemeliharaan 2 Panen 3 Penjualan
75
76
76 Lampiran 5. Jadwal kegiatan usaha mawar potong skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Tahun pertama No
Keterangan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
Bulan 10
Bulan 11
Bulan 12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan lahan 2 Pembangunan Green House 3 Pencampuran media tanam 4 Okulasi (penempelan) 5 Penanaman 6 Pemeliharaan 7 Panen 8 Penjualan
Tahun 2, 3. 5. 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 No
Keterangan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemeliharaan 2 Panen 3 Penjualan
Tahun keempat dan kesembilan No
Keterangan
1 Pemeliharaan 2 Panen 3 Penjualan 4 Okulasi 5 Penanaman
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
77 Lampiran 6. Biaya investasi bersama, penyusutan, dan joint cost 76 % pada PT Agro Dwipa Investindo No
Jenis Investasi
1
Bangunan di kebun 1) Kantor 2) Gudang 3) Ruang penyimpanan 4) Ruang pengemasan Cold storage di pusat Mobil cool box Mobil panther Sumur galian Instalasi listrik (2.200 VA / R1) Mesin Sprayer Mesin pompa air: 1) 500 watt 2) 250 watt 3) 125 watt Komputer Printer Furniture
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11
Umur Ekonomis (Tahun)
Umur Terpakai (Tahun)
Umur yang tersisa (Tahun)
50,000,000 50,000,000 10,000,000 10,000,000 12,000,000 12,000,000
30 30 30
13 13 13
17 17 17
-
1,666,667 333,333 400,000
unit
15,000,000 15,000,000
30
13
17
-
1
unit
55,000,000 55,000,000
10
3
7
1 1 1 1
unit unit unit unit
96,000,000 96,000,000 61,000,000 61,000,000 5,000,000 5,000,000 2,000,000 2,000,000
10 10 10 10
3 3 3 3
3
unit
4,500,000
10
1 1 1 3 2 1
unit unit unit unit unit set
1,200,000 1,200,000 1,000,000 1,000,000 800,000 800,000 8,000,000 24,000,000 500,000 1,000,000 18,000,000 18,000,000 Total Biaya
5 5 5 5 5 10
Jumlah
Satuan
1 1 1
unit unit unit
1
Harga Satuan (Rp)
1,500,000
Total Biaya (Rp)
Nilai Investasi Sekarang (Rp)
Nilai investasi Joint Cost 76% (Rp)
1,383,333 276,667 332,000
28,333,333 5,666,667 6,800,000
21,533,333 4,306,667 5,168,000
500,000
415,000
8,500,000
6,460,000
-
5,500,000
4,565,000
38,500,000
29,260,000
7 7 7 7
-
8,640,000 5,490,000 500,000 200,000
7,171,200 4,556,700 415,000 166,000
70,080,000 44,530,000 3,500,000 1,400,000
53,260,800 33,842,800 2,660,000 1,064,000
3
7
-
450,000
3,150,000
3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 7
-
240,000 200,000 160,000 4,320,000 180,000 1,800,000 30,580,000
373,500 199,200 166,000 132,800 3,585,600 149,400 1,494,000 25,381,400
2,394,000 364,800 304,000 243,200 8,390,400 349,600 9,576,000 179,177,600
Nilai sisa (Rp)
Penyusutan (Rp)
Penyusutan Joint Cost (Rp)
480,000 400,000 320,000 11,040,000 460,000 12,600,000 235,760,000
77
78
78
Lampiran 7. Rincian biaya investasi dan penyusutan skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo No 1
2 3 4 5 6 7
8 9
10
Jenis Investasi
Jumlah
Satuan
Green House Bambu GH 2 700 m2 GH 4 900 m2 GH 5 900 m2 GH 6 2250 m2 GH 7 1250 m2 Hidrometer 5 unit Selang Sprayer 500 m Selang drip 5048.9 m Stick Sprayer 5 buah Toren 2000 l 5 buah Toren 1000 l 10 buah Peralatan: 1) gunting panen 5 buah 2) gunting budidaya 5 buah 3) cangkul 5 buah Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah 337 truk b. pupuk kambing 5049 karung c. sekam 1717 karung Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI
Harga/satuan (Rp)
Total
Umur ekonomis
Nilai Sisa
Penyusutan
82,535 82,535 82,535 82,535 82,535 150,000 13,000 5,000 130,000 2,500,000 1,500,000
57,774,500 74,281,500 74,281,500 185,703,750 103,168,750 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
-
11,554,900 14,856,300 14,856,300 37,140,750 20,633,750 150,000 1,300,000 5,048,900 130,000 2,500,000 3,000,000
65,000 50,000 50,000
325,000 250,000 250,000
2 2 2
-
162,500 125,000 125,000
-
111,583,400
164,214,525 130,000 7,000 5,000
43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 987,754,188
79
Lampiran 8. Rincian biaya investasi dan penyusutan skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo No 1
2 3 4 5 6 7
8 9
10
Jenis Investasi Green House Bambu GH 2 GH 4 GH 5 GH 6 GH 7 Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama
Total
Umur ekonomis
Nilai Sisa
450,000 450,000 450,000 450,000 450,000 150,000 13,000 5,000 130,000 2,500,000 1,500,000
315,000,000 405,000,000 405,000,000 1,012,500,000 562,500,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
15 15 15 15 15 5 5 5 5 5 5
-
21,000,000 27,000,000 27,000,000 67,500,000 37,500,000 150,000 1,300,000 5,048,900 130,000 2,500,000 3,000,000
buah buah buah
65,000 50,000 50,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525
2 2 2
-
162,500 125,000 125,000
truk karung karung
130,000 7,000 5,000
43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 3,192,544,188
-
192,541,400
Jumlah
Satuan
700 900 900 2250 1250 5 500 5048.9 5 5 10
m2 m2 m2 m2 m2 unit m m buah buah buah
5 5 5
337 5049 1717
Total Biaya Investasi
Harga/satuan (Rp)
Penyusutan
79
80
80 Lampiran 9. Rincian biaya investasi dan penyusutan skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo No 1
2 3 4 5 6 7
8 9
10
Jenis Investasi
Jumlah
Satuan
Green House Bambu GH 2 700 m2 GH 4 900 m2 GH 5 900 m2 GH 6 2250 m2 GH 7 1250 m2 Hidrometer 5 unit Selang Sprayer 500 m Selang drip 5048.9 m Stick Sprayer 5 buah Toren 2000 l 5 buah Toren 1000 l 10 buah Peralatan: 1) gunting panen 5 buah 2) gunting budidaya 5 buah 3) cangkul 5 buah Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah 337 truk b. pupuk kambing 5049 karung c. sekam 1717 karung Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI
Total
Umur ekonomis
Nilai Sisa
Penyusutan
82,535 82,535 82,535 450,000 450,000 150,000 13,000 5,000 130,000 2,500,000 1,500,000
57,774,500 74,281,500 74,281,500 1,012,500,000 562,500,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
-
11,554,900 14,856,300 14,856,300 202,500,000 112,500,000 150,000 1,300,000 5,048,900 130,000 2,500,000 3,000,000
65,000 50,000 50,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525
2 2 2
-
162,500 125,000 125,000
130,000 7,000 5,000
43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 2,273,881,688
-
368,808,900
Harga/satuan (Rp)
81 Lampiran 10. Cashflow skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian
Tahun 1
169,643,040 185,547,075 28,904,953 592,652,513 976,747,580
2
848,215,200 927,735,375 145,786,988 1,921,737,563
3
4
872,449,920 954,242,100 149,952,330 -
872,449,920 954,242,100 149,952,330 -
1,976,644,350
1,976,644,350
5
791,667,520 865,886,350 136,067,855 1,793,621,725
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
6
7
8
9
10
11
325,000 250,000 250,000
43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 987,754,188
14
15
848,215,200 927,735,375 145,786,988 -
872,449,920 954,242,100 149,952,330 -
872,449,920 954,242,100 149,952,330 -
791,667,520 865,886,350 136,067,855 -
169,643,040 185,547,075 28,904,953 -
848,215,200 927,735,375 145,786,988 -
872,449,920 954,242,100 149,952,330 -
872,449,920 954,242,100 149,952,330 -
791,667,520 865,886,350 136,067,855 -
384,095,068
1,921,737,563
1,976,644,350
1,976,644,350
1,793,621,725
384,095,068
1,921,737,563
1,976,644,350
1,976,644,350
1,793,621,725
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
13
169,643,040 185,547,075 28,904,953 -
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525
12
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
825,000
807,751,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
808,576,588
825,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 185,080,692 163,268,686 1,334,335,007 587,402,555 0.8012 470,623,899
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 201,878,155 163,268,686 1,375,197,471 601,446,879 0.7171 431,324,864
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 205,308,816 163,268,686 1,354,563,131 622,081,219 0.6419 399,322,132
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 163,385,893 163,268,686 1,313,465,209 480,156,516 0.5746 275,885,066
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
176,871,723 -
242,145,630 199,696,783
242,145,630 213,423,480
242,145,630 213,423,480
242,145,630 167,667,824
176,871,723 -
242,145,630 199,696,783
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 163,268,686 1,891,031,346 (914,283,766) 0.8951 (818,370,718) (1,760,139,578) 3,301,922,072 1,541,782,494 35% 1.88 311,024,135 8.37
41,040,000
41,040,000
41,040,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 213,423,480
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 213,423,480
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 167,667,824
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,546,760,060 (1,162,664,993) 0.5143 (597,955,733)
1,186,507,413 735,230,149 0.4603 338,459,586
1,419,143,310 557,501,040 0.4121 229,719,713
1,200,234,110 776,410,240 0.3688 286,360,368
1,153,653,454 639,968,271 0.3301 211,275,517
1,547,585,060 (1,163,489,993) 0.2955 (343,813,128)
1,185,682,413 736,055,149 0.2645 194,688,021
1,223,474,110 753,170,240 0.2368 178,316,323
1,199,409,110 777,235,240 0.2119 164,709,825
1,154,478,454 639,143,271 0.1897 121,236,758
81
INFLOW Penerimaan bunga mawar potong a. Grade A b. Grade B c. Grade C Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan biaya transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
82
82 Lampiran 11. Cashflow skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian INFLOW Penerimaan bunga potong a. Grade A b. Grade B c. Grade C Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
1
2
169,643,040 42,410,760 16,661,370 1,915,526,513 2,144,241,683
3
4
5
7
Tahun 8
9
10
11
12
13
14
15
1,621,504,724 405,376,181 159,254,928
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,379,763,392 344,940,848 135,512,476
1,379,763,392 344,940,848 135,512,476
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,379,763,392 344,940,848 135,512,476
1,379,763,392 344,940,848 135,512,476
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,645,537,488 411,384,372 161,615,289
1,379,763,392 344,940,848 135,512,476
2,186,135,833
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
1,860,216,716
2,218,537,149
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
1,860,216,716
2,218,537,149
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
2,700,000,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 3,192,544,188
6
325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
325,000 250,000 250,000
825,000
312,541,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
-
313,366,588
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 234,324,976 335,141,399 1,388,847,005 797,288,829 0.8012 638,783,699
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 246,047,045 335,141,399 1,424,634,074 793,903,075 0.7171 569,343,940
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 250,093,254 335,141,399 1,404,615,283 813,921,866 0.6419 522,467,172
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 165,033,570 335,141,399 1,320,380,599 539,836,117 0.5746 310,175,365
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 178,976,015 335,141,399 1,610,470,725 249,745,991 0.5143 128,443,746
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 265,306,000 335,141,399 1,420,653,029 797,884,120 0.4603 367,302,033
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 271,609,358 335,141,399 1,645,865,588 572,671,561 0.4121 235,970,765
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 278,651,470 335,141,399 1,433,998,499 784,538,650 0.3688 289,358,337
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 196,938,809 335,141,399 1,351,460,838 508,755,878 0.3301 167,957,797
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 214,620,548 0 1,311,798,859 548,417,857 0.2955 162,058,342
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 295,308,430 0 1,114,689,060 1,103,848,089 0.2645 291,969,970
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 295,308,430 0 1,138,754,060 1,079,783,089 0.2368 255,643,332
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 295,308,430 0 1,114,689,060 1,103,848,089 0.2119 233,924,835
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 205,728,322 0 1,025,933,952 834,282,765 0.1897 158,252,058
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 335,141,399 4,162,990,309 (2,018,748,627) 0.8951 (1,806,971,560) (1,806,971,560) 4,331,651,392 2,524,679,832 21% 2.40 567,331,823 5.63
83 Lampiran 12. Cashflow skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian
Tahun 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
183,578,616 123,562,530 19,282,977 1,364,329,013
1,186,693,456 798,735,980 125,515,654
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
987,160,928 664,435,240 104,411,252
635,353,576 427,641,830 67,200,859
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
987,160,928 664,435,240 104,411,252
635,353,576 427,641,830 67,200,859
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
1,197,195,168 805,804,440 126,626,412
987,160,928 664,435,240 104,411,252
1,690,753,136
2,110,945,090
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,130,196,265
2,129,626,020
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,130,196,265
2,129,626,020
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,781,337,500 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 2,273,881,688
206,337,500 206,337,500 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
206,337,500 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
518,879,088
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
-
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 230,744,540 238,703,631 1,288,828,801 822,116,289 0.8012 658,675,332
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 237,994,348 238,703,631 1,320,143,610 809,482,410 0.7171 580,516,589
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 240,876,251 238,703,631 1,298,960,512 830,665,508 0.6419 533,215,137
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 150,691,262 238,703,631 1,209,600,523 546,406,897 0.5746 313,950,759
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 6,727,705 238,703,631 1,548,122,147 (417,925,882) 0.5143 (214,938,248)
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 251,711,491 238,703,631 1,310,620,753 819,005,267 0.4603 377,025,050
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 256,201,043 238,703,631 1,534,019,504 595,606,516 0.4121 245,421,171
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 261,216,769 238,703,631 1,320,126,031 809,499,989 0.3688 298,564,731
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 173,415,689 238,703,631 1,231,499,950 524,507,470 0.3301 173,157,939
519,704,088
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 238,703,631 3,147,890,042 (1,457,136,906) 0.8951 (1,304,275,784) (1,304,275,784) 3,782,290,162 2,478,014,378 32% 2.90 501,356,507 4.54
325,000 250,000 250,000
-
106,706,723 142,275,630 142,275,630 142,275,630 36,000,000 36,000,000 36,000,000 36,000,000 11,370,000 11,370,000 11,370,000 11,370,000 52,500,000 52,500,000 52,500,000 52,500,000 206,576,723 242,145,630 242,145,630 242,145,630 32,115,436 273,080,648 273,080,648 273,080,648 0 0 0 0 1,335,631,246 1,092,461,278 1,116,526,278 1,092,461,278 (205,434,981) 1,037,164,743 1,013,099,743 1,037,164,743 0.2955 0.2645 0.2368 0.2119 (60,706,361) 274,332,095 239,855,761 219,793,460
825,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 179,675,998 0 999,881,628 756,125,793 0.1897 143,426,747
83
INFLOW Penerimaan bunga potong a. Grade A b. Grade B c. Grade C Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
84
84 Lampiran 13. Cashflow analisis sensitivitas penjualan turun pada Skenario I PT Agro Dwipa Investindo Uraian INFLOW Penerimaan bunga mawar potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan biaya transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
1
2
328,132,416 592,652,513 920,784,929
3
1,641,740,400 1,641,740,400
4
5
1,688,647,268 -
1,688,647,268 -
1,688,647,268
1,688,647,268
6
1,532,291,040 1,532,291,040
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
Tahun 8
7
328,132,416 -
1,641,740,400 -
328,132,416
9
1,688,647,268 -
1,641,740,400
10
1,688,647,268 -
1,688,647,268
11
1,532,291,040 -
1,688,647,268
-
1,532,291,040
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525
325,000 250,000 250,000
43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 987,754,188
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
12
328,132,416
13
1,641,740,400 -
328,132,416
14
1,688,647,268 -
1,641,740,400
15
1,688,647,268 -
1,688,647,268
1,532,291,040 -
1,688,647,268
1,532,291,040
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
825,000
807,751,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
808,576,588
825,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 115,081,401 163,268,686 1,264,335,717 377,404,683 0.8012 302,374,686
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 129,878,885 163,268,686 1,303,198,201 385,449,068 0.7171 276,423,027
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 133,309,545 163,268,686 1,282,563,861 406,083,407 0.6419 260,670,291
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 98,053,222 163,268,686 1,248,132,538 284,158,502 0.5746 163,269,860
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
176,871,723 -
242,145,630 129,697,492
242,145,630 141,424,210
242,145,630 141,424,210
242,145,630 102,335,152
176,871,723 -
242,145,630 129,697,492
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 163,268,686 1,891,031,346 (970,246,417) 0.8951 (868,462,600) (1,855,549,966) 2,207,823,578 352,273,612 7% 1.19 132,233,303 19.69
41,040,000
41,040,000
41,040,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 141,424,210
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 141,424,210
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 102,335,152
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,546,760,060 (1,218,627,644) 0.5143 (626,737,186)
1,116,508,122 525,232,277 0.4603 241,788,097
1,347,144,040 341,503,229 0.4121 140,717,269
1,128,234,840 560,412,429 0.3688 206,694,735
1,088,320,782 443,970,257 0.3301 146,569,837
1,547,585,060 (1,219,452,644) 0.2955 (360,350,179)
1,115,683,122 526,057,277 0.2645 139,143,175
1,151,474,840 537,172,429 0.2368 127,177,904
1,127,409,840 561,237,429 0.2119 118,936,087
1,089,145,782 443,145,257 0.1897 84,058,609
85
Lampiran Lampiran 14. Cashflow Analisis sensitivitas kenaikan harga pupuk pada skenario I PT Agro Dwipa Investindo Uraian
1
2
384,095,068 592,652,513 976,747,580
3
1,921,737,563 1,921,737,563
4
5
1,976,644,350 -
1,976,644,350 -
1,976,644,350
1,976,644,350
6
1,793,621,725 1,793,621,725
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
Tahun 8
7
384,095,068 -
1,921,737,563 -
384,095,068
9
1,976,644,350 -
1,921,737,563
10
1,976,644,350 -
1,976,644,350
11
1,793,621,725 -
1,976,644,350
-
1,793,621,725
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525
325,000 250,000 250,000
43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 987,754,188
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
12
384,095,068
13
1,921,737,563 -
384,095,068
14
1,976,644,350 -
1,921,737,563
15
1,976,644,350
1,793,621,725
-
1,976,644,350
-
1,976,644,350
1,793,621,725
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
825,000
807,751,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
808,576,588
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
825,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 170,853,129 163,268,686 1,377,017,696 544,719,866 0.8012 436,426,748
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 187,650,592 163,268,686 1,417,880,160 558,764,190 0.7171 400,715,170
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 191,081,253 163,268,686 1,397,245,820 579,398,530 0.6419 371,923,552
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 149,158,330 163,268,686 1,356,147,898 437,473,827 0.5746 251,360,737
149,389,412 27,000,000 3,790,000 39,375,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000
149,389,412 27,000,000 3,790,000 39,375,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000
219,554,412 -
299,055,882 185,469,220
299,055,882 199,195,917
299,055,882 199,195,917
299,055,882 153,440,261
219,554,412 -
299,055,882 185,469,220
149,389,412 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 220,554,412 163,268,686 1,933,714,035 (956,966,455) 0.8951 (856,575,774) (1,832,909,038) 3,079,586,026 1,246,676,988 27% 1.68 268,341,446 9.70
41,040,000
41,040,000
41,040,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 199,195,917
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 199,195,917
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 153,440,261
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,589,442,749 (1,205,347,682) 0.5143 (619,907,335)
1,229,190,102 692,547,460 0.4603 318,810,820
1,461,825,999 514,818,351 0.4121 212,132,203
1,242,916,799 733,727,551 0.3688 270,617,878
1,196,336,143 597,285,582 0.3301 197,184,494
1,590,267,749 (1,206,172,682) 0.2955 (356,425,929)
1,228,365,102 693,372,460 0.2645 183,398,367
1,266,156,799 710,487,551 0.2368 168,211,011
1,242,091,799 734,552,551 0.2119 155,664,612
1,197,161,143 596,460,582 0.1897 113,140,435
85
INFLOW Penerimaan bunga mawar potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan biaya transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
86
86 Lampiran 15. Cashflow analisis sensitivitas penurunan produksi pada skenario I PT Agro Dwipa Investindo Uraian INFLOW Penerimaan bunga mawar potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan biaya transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
Tahun 1 317,569,802 592,652,513 910,222,315
2 1,588,892,617 1,588,892,617
3
4
1,634,289,549 -
1,634,289,549 -
1,634,289,549
1,634,289,549
5 1,482,966,442 1,482,966,442
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
6
7
317,569,802 -
8
1,588,892,617 -
317,569,802
9
1,634,289,549 -
1,588,892,617
10
1,634,289,549 -
1,634,289,549
11
1,482,966,442 -
1,634,289,549
-
1,482,966,442
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525
325,000 250,000 250,000
43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 987,754,188
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
12
317,569,802
13
1,588,892,617 -
317,569,802
14
1,634,289,549 -
1,588,892,617
15
1,634,289,549 -
1,634,289,549
1,482,966,442 -
1,634,289,549
1,482,966,442
495,210,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
825,000
807,751,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
23,240,000 24,065,000
808,576,588
825,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
54,000,000 185,703,750 60,000,000 34,200,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 247,605,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 562,136,750
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 743,840,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 101,869,456 163,268,686 1,251,123,771 337,768,846 0.8012 270,618,658
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 116,289,455 163,268,686 1,289,608,771 344,680,778 0.7171 247,186,235
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 119,720,116 163,268,686 1,268,974,431 365,315,118 0.6419 234,500,588
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 85,722,073 163,268,686 1,235,801,388 247,165,054 0.5746 142,014,416
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000
176,871,723 -
242,145,630 116,485,547
242,145,630 127,834,780
242,145,630 127,834,780
242,145,630 90,004,003
176,871,723 -
242,145,630 116,485,547
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 163,268,686 1,891,031,346 (980,809,031) 0.8951 (877,917,142) (1,873,558,103) 2,001,319,058 127,760,954 3% 1.07 98,487,607 26.44
41,040,000
41,040,000
41,040,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
4,788,000 743,840,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 127,834,780
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 127,834,780
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 90,004,003
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,546,760,060 (1,229,190,259) 0.5143 (632,169,513)
1,103,296,177 485,596,440 0.4603 223,541,935
1,333,554,610 300,734,939 0.4121 123,918,592
1,114,645,410 519,644,139 0.3688 191,658,326
1,075,989,633 406,976,809 0.3301 134,357,029
1,547,585,060 (1,230,015,259) 0.2955 (363,471,448)
1,102,471,177 486,421,440 0.2645 128,659,419
1,137,885,410 496,404,139 0.2368 117,525,834
1,113,820,410 520,469,139 0.2119 110,296,569
1,076,814,633 406,151,809 0.1897 77,041,457
87 Lampiran 16. Cashflow analisis sensitivitas penjualan turun pada skenario II PT Agro Dwipa Investindo Uraian
2
195,391,370 1,915,526,513 2,110,917,882
3
4
5
6
9
10
11
12
13
14
15
1,867,615,842
1,895,296,286
1,895,296,286
1,589,183,140
1,589,183,140
1,895,296,286
1,895,296,286
1,895,296,286
1,589,183,140
1,589,183,140
1,895,296,286
1,895,296,286
1,895,296,286
1,589,183,140
1,867,615,842
1,895,296,286
1,895,296,286
1,589,183,140
1,589,183,140
1,895,296,286
1,895,296,286
1,895,296,286
1,589,183,140
1,589,183,140
1,895,296,286
1,895,296,286
1,895,296,286
1,589,183,140
2,700,000,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 3,192,544,188
Tahun 8
7
325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
325,000 250,000 250,000
825,000
312,541,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
-
313,366,588
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 154,694,978 335,141,399 1,309,217,007 558,398,835 0.8012 447,386,268
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 165,236,830 335,141,399 1,343,823,859 551,472,428 0.7171 395,485,916
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 169,283,038 335,141,399 1,323,805,067 571,491,219 0.6419 366,847,745
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 97,275,176 335,141,399 1,252,622,205 336,560,935 0.5746 193,378,893
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 111,217,621 335,141,399 1,542,712,331 46,470,810 0.5143 23,899,823
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 184,495,785 335,141,399 1,339,842,814 555,453,473 0.4603 255,700,276
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 190,799,143 335,141,399 1,565,055,372 330,240,914 0.4121 136,076,604
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 197,841,255 335,141,399 1,353,188,284 542,108,003 0.3688 199,943,585
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 129,180,415 335,141,399 1,283,702,445 305,480,696 0.3301 100,849,675
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 146,862,154 0 1,244,040,465 345,142,676 0.2955 101,990,205
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 214,498,214 0 1,033,878,844 861,417,442 0.2645 227,846,592
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 214,498,214 0 1,057,943,844 837,352,442 0.2368 198,246,825
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 214,498,214 0 1,033,878,844 861,417,442 0.2119 182,549,515
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 137,969,928 0 958,175,558 631,007,583 0.1897 119,693,529
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 335,141,399 4,162,990,309 (2,052,072,427) 0.8951 (1,836,799,523) (1,836,799,523) 2,949,895,451 1,113,095,928 9% 1.61 352,129,498 9.07
87
INFLOW Penerimaan bunga potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
1
88
88 Lampiran 17. Cashflow analisis sensitivitas kenaikan harga pupuk pada skenario II PT Agro Dwipa Investindo Uraian INFLOW Penerimaan bunga potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
1
2
228,715,170 1,915,526,513 2,144,241,683
3
4
5
6
9
10
11
12
13
14
15
2,186,135,833
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
1,860,216,716
2,218,537,149
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
1,860,216,716
2,218,537,149
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
2,186,135,833
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
1,860,216,716
2,218,537,149
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
1,860,216,716
2,218,537,149
2,218,537,149
2,218,537,149
1,860,216,716
2,700,000,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 3,192,544,188
Tahun 8
7
325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
325,000 250,000 250,000
825,000
312,541,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
-
313,366,588
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 220,097,413 335,141,399 1,431,529,694 754,606,140 0.8012 604,586,548
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 246,047,045 335,141,399 1,424,634,074 793,903,075 0.7171 569,343,940
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 250,093,254 335,141,399 1,404,615,283 813,921,866 0.6419 522,467,172
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 165,033,570 335,141,399 1,320,380,599 539,836,117 0.5746 310,175,365
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 178,976,015 335,141,399 1,610,470,725 249,745,991 0.5143 128,443,746
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 265,306,000 335,141,399 1,420,653,029 797,884,120 0.4603 367,302,033
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 271,609,358 335,141,399 1,645,865,588 572,671,561 0.4121 235,970,765
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 278,651,470 335,141,399 1,433,998,499 784,538,650 0.3688 289,358,337
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 196,938,809 335,141,399 1,351,460,838 508,755,878 0.3301 167,957,797
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 214,620,548 0 1,311,798,859 548,417,857 0.2955 162,058,342
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 295,308,430 0 1,114,689,060 1,103,848,089 0.2645 291,969,970
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 295,308,430 0 1,138,754,060 1,079,783,089 0.2368 255,643,332
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 295,308,430 0 1,114,689,060 1,103,848,089 0.2119 233,924,835
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 205,728,322 0 1,025,933,952 834,282,765 0.1897 158,252,058
149,389,412 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 220,554,412 335,141,399 4,205,672,998 (2,061,431,316) 0.8951 (1,845,176,616) (1,845,176,616) 4,297,454,242 2,452,277,625 20% 2.33 561,640,798 5.68
89 Lampiran 18. Cashflow analisis sensitivitas penurunan produksi pada skenario II PT Agro Dwipa Investindo Uraian
1
2
204,265,518 1,915,526,513 2,119,792,031
3
4
5
7
Tahun 8
9
10
11
12
13
14
15
1,952,437,913
1,981,375,528
1,981,375,528
1,661,359,549
1,661,359,549
1,981,375,528
1,981,375,528
1,981,375,528
1,661,359,549
1,661,359,549
1,981,375,528
1,981,375,528
1,981,375,528
1,661,359,549
1,952,437,913
1,981,375,528
1,981,375,528
1,661,359,549
1,661,359,549
1,981,375,528
1,981,375,528
1,981,375,528
1,661,359,549
1,661,359,549
1,981,375,528
1,981,375,528
1,981,375,528
1,661,359,549
2,700,000,000 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 3,192,544,188
6
325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
325,000 250,000 250,000
825,000
312,541,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
-
313,366,588
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 175,900,495 335,141,399 1,330,422,525 622,015,388 0.8012 498,355,522
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 186,756,640 335,141,399 1,365,343,669 616,031,859 0.7171 441,784,416
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 190,802,849 335,141,399 1,345,324,878 636,050,650 0.6419 408,289,294
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 115,319,278 335,141,399 1,270,666,308 390,693,242 0.5746 224,481,866
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 129,261,723 335,141,399 1,560,756,433 100,603,116 0.5143 51,739,934
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 206,015,595 335,141,399 1,361,362,624 620,012,904 0.4603 285,419,893
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 212,318,953 335,141,399 1,586,575,182 394,800,346 0.4121 162,678,481
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 219,361,065 335,141,399 1,374,708,094 606,667,434 0.3688 223,754,789
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 147,224,518 335,141,399 1,301,746,547 359,613,002 0.3301 118,720,609
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 164,906,257 0 1,262,084,567 399,274,982 0.2955 117,986,387
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 236,018,024 0 1,055,398,654 925,976,873 0.2645 244,922,687
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 236,018,024 0 1,079,463,654 901,911,873 0.2368 213,531,550
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 236,018,024 0 1,055,398,654 925,976,873 0.2119 196,230,794
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 156,014,030 0 976,219,660 685,139,889 0.1897 129,961,689
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 335,141,399 4,162,990,309 (2,043,198,278) 0.8951 (1,828,856,318) (1,828,856,318) 3,317,857,911 1,489,001,593 12% 1.81 409,438,010 7.80
89
INFLOW Penerimaan bunga potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
90
90 Lampiran 19. Cashflow analisis sensitivitas penurunan penjualan pada skenario III PT Agro Dwipa Investindo Uraian INFLOW Penerimaan bunga potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
1
3
4
5
9
10
12
13
14
15
278,864,128 1,364,329,013
1,803,380,390
1,819,339,509
1,819,339,509
1,500,157,139
965,526,669
1,819,339,509
1,819,339,509
1,819,339,509
1,500,157,139
965,526,669
1,819,339,509
1,819,339,509
1,819,339,509
1,500,157,139
1,643,193,141
1,803,380,390
1,819,339,509
1,819,339,509
1,500,157,139
965,526,669
1,819,339,509
1,819,339,509
1,819,339,509
1,500,157,139
965,526,669
1,819,339,509
1,819,339,509
1,819,339,509
1,500,157,139
1,781,337,500 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
7
11
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 2,273,881,688
6
Tahun 8
2
325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
325,000 250,000 250,000
825,000
312,541,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
-
313,366,588
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 153,853,365 238,703,631 1,211,937,626 591,442,764 0.8012 473,860,893
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 160,422,721 238,703,631 1,242,571,982 576,767,527 0.7171 413,626,181
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 163,304,623 238,703,631 1,221,388,884 597,950,625 0.6419 383,832,386
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 86,728,691 238,703,631 1,145,637,953 354,519,186 0.5746 203,697,223
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 (34,439,694) 238,703,631 1,300,617,248 (335,090,578) 0.5143 (172,336,257)
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 174,139,864 238,703,631 1,233,049,125 586,290,384 0.4603 269,895,897
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 178,629,415 238,703,631 1,456,447,876 362,891,633 0.4121 149,530,415
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 183,645,142 238,703,631 1,242,554,403 576,785,106 0.3688 212,733,406
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 109,453,119 238,703,631 1,167,537,380 332,619,759 0.3301 109,809,212
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 (9,051,963) 0 1,088,126,347 (122,599,678) 0.2955 (36,228,398)
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 195,509,020 0 1,014,889,650 804,449,859 0.2645 212,778,555
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 195,509,020 0 1,038,954,650 780,384,859 0.2368 184,759,502
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 195,509,020 0 1,014,889,650 804,449,859 0.2119 170,477,081
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 115,713,427 0 935,919,057 564,238,082 0.1897 107,028,266
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 238,703,631 3,147,890,042 (1,504,696,901) 0.8951 (1,346,846,492) (1,346,846,492) 2,683,464,363 1,336,617,871 16% 1.99 331,360,166 6.86
91 Lampiran 20. Cashflow analisis sensitivitas kenaikan harga pupuk pada skenario III PT Agro Dwipa Investindo Uraian
2
3
4
5
6
7
Tahun 8
9
10
11
12
13
14
15
326,424,123 1,364,329,013
2,110,945,090
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,130,196,265
2,129,626,020
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,130,196,265
2,129,626,020
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,690,753,136
2,110,945,090
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,130,196,265
2,129,626,020
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1,130,196,265
2,129,626,020
2,129,626,020
2,129,626,020
1,756,007,420
1
1,781,337,500 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 2,273,881,688
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000 325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
325,000 250,000 250,000
825,000
312,541,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
-
313,366,588
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 216,516,977 238,703,631 1,331,511,490 779,433,600 0.8012 624,478,182
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 223,766,785 238,703,631 1,362,826,299 766,799,721 0.7171 549,906,895
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 226,648,688 238,703,631 1,341,643,201 787,982,819 0.6419 505,816,556
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 136,463,699 238,703,631 1,252,283,212 503,724,208 0.5746 289,426,430
149,389,412 36,000,000 11,370,000 52,500,000 249,259,412 (3,942,967) 238,703,631 1,373,796,663 (243,600,398) 0.5143 (125,283,083)
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 237,483,928 238,703,631 1,353,303,442 776,322,578 0.4603 357,376,283
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 241,973,480 238,703,631 1,576,702,193 552,923,827 0.4121 227,833,661
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 246,989,206 238,703,631 1,362,808,720 766,817,300 0.3688 282,822,241
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 159,188,126 238,703,631 1,274,182,639 481,824,781 0.3301 159,066,916
149,389,412 36,000,000 11,370,000 52,500,000 249,259,412 21,444,763 0 1,161,305,763 (31,109,498) 0.2955 (9,192,906)
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 258,853,085 0 1,135,143,967 994,482,054 0.2645 263,042,441
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 258,853,085 0 1,159,208,967 970,417,054 0.2368 229,750,449
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 258,853,085 0 1,135,143,967 994,482,054 0.2119 210,748,247
199,185,882 36,000,000 11,370,000 52,500,000 299,055,882 165,448,435 0 1,042,564,317 713,443,104 0.1897 135,330,423
149,389,412 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 220,554,412 238,703,631 3,190,572,731 (1,499,819,595) 0.8951 (1,342,480,840) (1,342,480,840) 3,701,122,737 2,358,641,896 28% 2.76 487,608,241 4.66
91
INFLOW Penerimaan bunga potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
92
92
Lampiran 21. Cashflow analisis sensitivitas penurunan produksi pada skenario III PT Agro Dwipa Investindo Uraian INFLOW Penerimaan bunga potong Pinjaman Nilai sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW A. Biaya investasi: Green House Bambu Hidrometer Selang Sprayer Selang drip Stick Sprayer Toren 2000 l Toren 1000 l Peralatan: 1) gunting panen 2) gunting budidaya 3) cangkul Biaya okulasi (penempelan) Media tanam a. tanah merah b. pupuk kambing c. sekam Investasi bersama TOTAL BIAYA INVESTASI B. Biaya Tetap tenaga kerja tetap biaya pemeliharaan sewa lahan sewa kantor dan listrik peralatan a. sapu plastik b. sapu lidi c. Sabit d. Tray administrasi dan umum 1. Gaji tenaga kerja a. direktur operasional b. marketing c. accounting d. kepala kebun e. wakil kepala kebun (adm) f. delivery g. maintenance h. office boy i. satpam 2) alat tulis kantor 3) biaya komunikasi (telepon, pos, fax dan email) 4) listrik di kebun biaya sosial pajak kendaraan transportasi PBB TOTAL BIAYA TETAP C. Biaya Variabel TOTAL B. PUPUK TOTAL B. PESTISIDA TOTAL B. PENGEMASAN Tenaga kerja harian Promosi TOTAL BIAYA VARIABEL Pajak Pembayaran Pinjaman TOTAL BIAYA OPERASIONAL NET BENEFIT DF 11.72% Present Value per Tahun Present Negatif Present Positif NPV IRR Net BC Rata-rata penerimaan bersih Payback Period
1
3
4
5
9
10
12
13
14
15
276,383,305 1,364,329,013
1,787,337,208
1,803,154,351
1,803,154,351
1,486,811,483
956,937,178
1,803,154,351
1,803,154,351
1,803,154,351
1,486,811,483
956,937,178
1,803,154,351
1,803,154,351
1,803,154,351
1,486,811,483
1,640,712,318
1,787,337,208
1,803,154,351
1,803,154,351
1,486,811,483
956,937,178
1,803,154,351
1,803,154,351
1,803,154,351
1,486,811,483
956,937,178
1,803,154,351
1,803,154,351
1,803,154,351
1,486,811,483
1,781,337,500 750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
7
11
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
750,000 6,500,000 25,244,500 650,000 12,500,000 15,000,000
325,000 250,000 250,000 164,214,525 43,757,133 35,342,300 8,583,130 179,177,600 2,273,881,688
6
Tahun 8
2
325,000 250,000 250,000
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
325,000 250,000 250,000
325,000 250,000 250,000
164,214,525
325,000 250,000 250,000 164,214,525
43,757,133 35,342,300 8,583,130
43,757,133 35,342,300 8,583,130
325,000 250,000 250,000
825,000
312,541,588
825,000
219,734,200 219,734,200
825,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
-
313,366,588
-
23,240,000 24,065,000
325,000 250,000 250,000
-
825,000
54,000,000 81,000,000 60,000,000 34,200,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
100,000 150,000 100,000 225,000
72,000,000 81,000,000 60,000,000 45,600,000 100,000 150,000 100,000 225,000
54,720,000 20,520,000 20,520,000 20,520,000 13,680,000 11,970,000 6,840,000 6,840,000 6,840,000 4,788,000 17,100,000 17,100,000 3,420,000 912,000 17,100,000 4,788,000 457,433,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
72,960,000 27,360,000 27,360,000 27,360,000 18,240,000 15,960,000 9,120,000 9,120,000 9,120,000 4,560,000 22,800,000 22,800,000 4,560,000 912,000 41,040,000 4,788,000 577,235,000
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 149,842,569 238,703,631 1,207,926,831 579,410,377 0.8012 464,220,607
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 156,376,431 238,703,631 1,238,525,692 564,628,659 0.7171 404,920,847
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 159,258,333 238,703,631 1,217,342,595 585,811,757 0.6419 376,040,287
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 83,392,277 238,703,631 1,142,301,538 344,509,944 0.5746 197,946,181
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 (36,587,067) 238,703,631 1,298,469,875 (341,532,697) 0.5143 (175,649,422)
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 170,093,574 238,703,631 1,229,002,835 574,151,516 0.4603 264,307,828
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 174,583,125 238,703,631 1,452,401,587 350,752,765 0.4121 144,528,564
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 179,598,852 238,703,631 1,238,508,113 564,646,238 0.3688 208,256,275
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 106,116,705 238,703,631 1,164,200,966 322,610,516 0.3301 106,504,817
106,706,723 36,000,000 11,370,000 52,500,000 206,576,723 (11,199,336) 0 1,085,978,974 (129,041,797) 0.2955 (38,132,054)
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 191,462,730 0 1,010,843,360 792,310,991 0.2645 209,567,801
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 191,462,730 0 1,034,908,360 768,245,991 0.2368 181,885,572
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 191,462,730 0 1,010,843,360 792,310,991 0.2119 167,904,642
142,275,630 36,000,000 11,370,000 52,500,000 242,145,630 112,377,013 0 932,582,643 554,228,839 0.1897 105,129,649
106,706,723 27,000,000 3,790,000 39,375,000 1,000,000 177,871,723 238,703,631 3,147,890,042 (1,507,177,724) 0.8951 (1,349,067,064) (1,349,067,064) 2,617,431,593 1,268,364,529 15% 1.94 321,057,758 7.08
93 Lampiran 22. Proyeksi laporan laba rugi penjualan turun pada skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo No
Uraian
1 Penerimaan 2 Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya 4 Laba sebelum bunga dan pajak 5 Biaya Bunga 6 Laba sebelum pajak 7 PPH Laba bersih
1 328,132,416
2 1,641,740,400
3 1,688,647,268
4 1,688,647,268
5 1,532,291,040
6 328,132,416
7 1,641,740,400
Tahun 8 1,688,647,268
9 1,688,647,268
10 1,532,291,040
11 328,132,416
12 1,641,740,400
13 1,688,647,268
14 1,688,647,268
15 1,532,291,040
562,136,750 177,871,723 136,964,800 876,973,273 (548,840,856) 69,458,874 (618,299,731) (618,299,731)
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 518,789,970 58,464,365 460,325,605 115,081,401 345,244,204
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 565,696,838 46,181,298 519,515,540 129,878,885 389,636,655
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 565,696,838 32,458,656 533,238,182 133,309,545 399,928,636
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 409,340,610 17,127,721 392,212,889 98,053,222 294,159,666
562,136,750 176,871,723 136,964,800 875,973,273 (547,840,856)
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 518,789,970
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 565,696,838
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 565,696,838
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 409,340,610
562,136,750 176,871,723 136,964,800 875,973,273 (547,840,856)
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 518,789,970
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 565,696,838
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 565,696,838
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 409,340,610
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(547,840,856) (547,840,856)
518,789,970 129,697,492 389,092,477
565,696,838 141,424,210 424,272,629
565,696,838 141,424,210 424,272,629
409,340,610 102,335,152 307,005,457
(547,840,856) (547,840,856)
518,789,970 129,697,492 389,092,477
565,696,838 141,424,210 424,272,629
565,696,838 141,424,210 424,272,629
409,340,610 102,335,152 307,005,457
Lampiran 23. Proyeksi laporan laba rugi kenaikan harga pupuk skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian Penerimaan Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya Laba sebelum bunga dan pajak Biaya Bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
1 384,095,068
2 1,921,737,563
3 1,976,644,350
4 1,976,644,350
5 1,793,621,725
6 384,095,068
7 1,921,737,563
Tahun 8 1,976,644,350
9 1,976,644,350
10 1,793,621,725
11 384,095,068
12 1,921,737,563
13 1,976,644,350
14 1,976,644,350
15 1,793,621,725
562,136,750 220,554,412 136,964,800 919,655,962 (535,560,894) 69,458,874 (605,019,768) (605,019,768)
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 741,876,881 58,464,365 683,412,516 170,853,129 512,559,387
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 796,783,668 46,181,298 750,602,370 187,650,592 562,951,777
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 796,783,668 32,458,656 764,325,012 191,081,253 573,243,759
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 613,761,043 17,127,721 596,633,322 149,158,330 447,474,991
562,136,750 219,554,412 136,964,800 918,655,962 (534,560,894)
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 741,876,881
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 796,783,668
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 796,783,668
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 613,761,043
562,136,750 219,554,412 136,964,800 918,655,962 (534,560,894)
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 741,876,881
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 796,783,668
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 796,783,668
743,840,000 299,055,882 136,964,800 1,179,860,682 613,761,043
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(534,560,894) (534,560,894)
741,876,881 185,469,220 556,407,660
796,783,668 199,195,917 597,587,751
796,783,668 199,195,917 597,587,751
613,761,043 153,440,261 460,320,782
(534,560,894) (534,560,894)
741,876,881 185,469,220 556,407,660
796,783,668 199,195,917 597,587,751
796,783,668 199,195,917 597,587,751
613,761,043 153,440,261 460,320,782
Lampiran 24. Proyeksi laporan laba rugi penurunan produksi skenario I pada PT Agro Dwipa Investindo No
Uraian
1 Penerimaan 2 Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya 4 Laba sebelum bunga dan pajak 5 Biaya Bunga 6 Laba sebelum pajak 7 PPH Laba bersih
1 317,569,802
2 1,588,892,617
3 1,634,289,549
4 1,634,289,549
5 1,482,966,442
6 317,569,802
7 1,588,892,617
Tahun 8 1,634,289,549
9 1,634,289,549
10 1,482,966,442
11 317,569,802
12 1,588,892,617
13 1,634,289,549
14 1,634,289,549
15 1,482,966,442
562,136,750 177,871,723 136,964,800 876,973,273 (559,403,471) 69,458,874 (628,862,345) (628,862,345)
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 465,942,187 58,464,365 407,477,822 101,869,456 305,608,367
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 511,339,119 46,181,298 465,157,820 116,289,455 348,868,365
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 511,339,119 32,458,656 478,880,462 119,720,116 359,160,347
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 360,016,012 17,127,721 342,888,291 85,722,073 257,166,218
562,136,750 176,871,723 136,964,800 875,973,273 (558,403,471)
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 465,942,187
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 511,339,119
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 511,339,119
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 360,016,012
562,136,750 176,871,723 136,964,800 875,973,273 (558,403,471)
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 465,942,187
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 511,339,119
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 511,339,119
743,840,000 242,145,630 136,964,800 1,122,950,430 360,016,012
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
(558,403,471) (558,403,471)
465,942,187 116,485,547 349,456,640
511,339,119 127,834,780 383,504,339
511,339,119 127,834,780 383,504,339
360,016,012 90,004,003 270,012,009
(558,403,471) (558,403,471)
465,942,187 116,485,547 349,456,640
511,339,119 127,834,780 383,504,339
511,339,119 127,834,780 383,504,339
360,016,012 90,004,003 270,012,009
93
94
94 Lampiran 25. Proyeksi laporan laba rugi penjualan turun pada skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo No
Uraian
1 Penerimaan 2 Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya 4 Laba sebelum bunga dan pajak 5 Biaya Bunga 6 Laba sebelum pajak 7 PPH Laba bersih
1 195,391,370
2 1,867,615,842
3 1,895,296,286
4 1,895,296,286
5 1,589,183,140
6 1,589,183,140
7 1,895,296,286
Tahun 8 1,895,296,286
9 1,895,296,286
10 1,589,183,140
11 1,589,183,140
12 1,895,296,286
13 1,895,296,286
14 1,895,296,286
15 1,589,183,140
457,433,000 177,871,723 217,922,800 853,227,523 (657,836,153) 224,499,707 (882,335,860) (882,335,860)
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 830,312,412 211,532,501 618,779,911 154,694,978 464,084,934
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856 197,045,538 660,947,318 165,236,830 495,710,489
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856 180,860,703 677,132,153 169,283,038 507,849,115
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 551,879,710 162,779,006 389,100,705 97,275,176 291,825,529
577,235,000 206,576,723 217,922,800 1,001,734,523 587,448,618
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 551,879,710
577,235,000 206,576,723 217,922,800 1,001,734,523 587,448,618
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 857,992,856
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 551,879,710
142,578,133
120,009,718
94,796,285
66,627,838
35,158,049
0
0
0
0
0
444,870,485 111,217,621 333,652,864
737,983,138 184,495,785 553,487,354
763,196,571 190,799,143 572,397,428
791,365,018 197,841,255 593,523,764
516,721,662 129,180,415 387,541,246
587,448,618 146,862,154 440,586,463
857,992,856 214,498,214 643,494,642
857,992,856 214,498,214 643,494,642
857,992,856 214,498,214 643,494,642
551,879,710 137,969,928 413,909,783
Lampiran 26. Proyeksi laporan laba rugi kenaikan harga pupuk skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian Penerimaan Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya Laba sebelum bunga dan pajak Biaya Bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
1 228,715,170
2 2,186,135,833
3 2,218,537,149
4 2,218,537,149
5 1,860,216,716
6 1,860,216,716
7 2,218,537,149
Tahun 8 2,218,537,149
9 2,218,537,149
10 1,860,216,716
11 1,860,216,716
12 2,218,537,149
13 2,218,537,149
14 2,218,537,149
15 1,860,216,716
457,433,000 220,554,412 217,922,800 895,910,212 (667,195,042) 224,499,707 (891,694,749) (891,694,749)
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,091,922,151 211,532,501 880,389,650 220,097,413 660,292,238
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719 197,045,538 984,188,181 246,047,045 738,141,136
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719 180,860,703 1,000,373,016 250,093,254 750,279,762
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 822,913,286 162,779,006 660,134,280 165,033,570 495,100,710
577,235,000 206,576,723 217,922,800 1,001,734,523 858,482,194
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 822,913,286
577,235,000 206,576,723 217,922,800 1,001,734,523 858,482,194
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 1,181,233,719
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 822,913,286
142,578,133
120,009,718
94,796,285
66,627,838
35,158,049
0
0
0
0
0
715,904,060 178,976,015 536,928,045
1,061,224,001 265,306,000 795,918,000
1,086,437,434 271,609,358 814,828,075
1,114,605,881 278,651,470 835,954,411
787,755,237 196,938,809 590,816,428
858,482,194 214,620,548 643,861,645
1,181,233,719 295,308,430 885,925,289
1,181,233,719 295,308,430 885,925,289
1,181,233,719 295,308,430 885,925,289
822,913,286 205,728,322 617,184,965
Lampiran 27. Proyeksi laporan laba rugi penurunan produksi skenario II pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian Penerimaan Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya Laba sebelum bunga dan pajak Biaya Bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
1 204,265,518
2 1,952,437,913
3 1,981,375,528
4 1,981,375,528
5 1,661,359,549
6 1,661,359,549
7 1,981,375,528
Tahun 8 1,981,375,528
9 1,981,375,528
10 1,661,359,549
11 1,661,359,549
12 1,981,375,528
13 1,981,375,528
14 1,981,375,528
15 1,661,359,549
457,433,000 177,871,723 217,922,800 853,227,523 (648,962,004) 224,499,707 (873,461,711) (873,461,711)
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 915,134,483 211,532,501 703,601,982 175,900,495 527,701,486
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098 197,045,538 747,026,560 186,756,640 560,269,920
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098 180,860,703 763,211,395 190,802,849 572,408,546
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 624,056,119 162,779,006 461,277,113 115,319,278 345,957,835
577,235,000 206,576,723 217,922,800 1,001,734,523 659,625,027
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 624,056,119
577,235,000 206,576,723 217,922,800 1,001,734,523 659,625,027
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 944,072,098
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 624,056,119
142,578,133
120,009,718
94,796,285
66,627,838
35,158,049
0
0
0
0
0
517,046,893 129,261,723 387,785,170
824,062,379 206,015,595 618,046,785
849,275,812 212,318,953 636,956,859
877,444,260 219,361,065 658,083,195
588,898,070 147,224,518 441,673,553
659,625,027 164,906,257 494,718,770
944,072,098 236,018,024 708,054,073
944,072,098 236,018,024 708,054,073
944,072,098 236,018,024 708,054,073
624,056,119 156,014,030 468,042,089
95 Lampiran 28. Proyeksi laporan laba rugi penurunan penjualan skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian
1 2 3 4 5 278,864,128 1,803,380,390 1,819,339,509 1,819,339,509 1,500,157,139
Tahun 6 7 8 9 10 965,526,669 1,819,339,509 1,819,339,509 1,819,339,509 1,500,157,139
11 12 13 14 15 Penerimaan 965,526,669 1,819,339,509 1,819,339,509 1,819,339,509 1,500,157,139 Biaya: 1) Biaya Tetap 457,433,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 577,235,000 2) Biaya Variabel 177,871,723 242,145,630 242,145,630 242,145,630 242,145,630 206,576,723 242,145,630 242,145,630 242,145,630 242,145,630 206,576,723 242,145,630 242,145,630 242,145,630 242,145,630 3) Biaya Penyusutan 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 217,922,800 Total Biaya 853,227,523 1,037,303,430 1,037,303,430 1,037,303,430 1,037,303,430 1,001,734,523 1,037,303,430 1,037,303,430 1,037,303,430 1,037,303,430 1,001,734,523 1,037,303,430 1,037,303,430 1,037,303,430 1,037,303,430 Laba sebelum bunga dan pajak (574,363,394) 766,076,960 782,036,079 782,036,079 462,853,709 (36,207,853) 782,036,079 782,036,079 782,036,079 462,853,709 (36,207,853) 782,036,079 782,036,079 782,036,079 462,853,709 Biaya Bunga 159,899,360 150,663,500 140,345,196 128,817,588 115,938,943 101,550,922 85,476,625 67,518,419 47,455,513 25,041,233 0 0 0 0 0 Laba sebelum pajak (734,262,755) 615,413,461 641,690,883 653,218,491 346,914,765 (137,758,775) 696,559,454 714,517,659 734,580,566 437,812,476 (36,207,853) 782,036,079 782,036,079 782,036,079 462,853,709 PPH 153,853,365 160,422,721 163,304,623 86,728,691 (34,439,694) 174,139,864 178,629,415 183,645,142 109,453,119 (9,051,963) 195,509,020 195,509,020 195,509,020 115,713,427 Laba bersih (734,262,755) 461,560,095 481,268,162 489,913,868 260,186,074 (103,319,082) 522,419,591 535,888,245 550,935,425 328,359,357 (27,155,890) 586,527,059 586,527,059 586,527,059 347,140,282
Lampiran 29. Proyeksi laporan laba rugi kenaikan harga pupuk skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian Penerimaan Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya Laba sebelum bunga dan pajak Biaya Bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
2 2,110,945,090
3 2,129,626,020
4 2,129,626,020
5 1,756,007,420
6 1,130,196,265
7 2,129,626,020
Tahun 8 2,129,626,020
9 2,129,626,020
10 1,756,007,420
11 1,130,196,265
12 2,129,626,020
13 2,129,626,020
14 2,129,626,020
15 1,756,007,420
457,433,000 577,235,000 220,554,412 299,055,882 217,922,800 217,922,800 895,910,212 1,094,213,682 (569,486,089) 1,016,731,408 159,899,360 150,663,500 (729,385,449) 866,067,908 216,516,977 (729,385,449) 649,550,931
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338 140,345,196 895,067,142 223,766,785 671,300,356
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338 128,817,588 906,594,750 226,648,688 679,946,063
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 661,793,738 115,938,943 545,854,795 136,463,699 409,391,096
577,235,000 249,259,412 217,922,800 1,044,417,212 85,779,054
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 661,793,738
577,235,000 249,259,412 217,922,800 1,044,417,212 85,779,054
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 1,035,412,338
577,235,000 299,055,882 217,922,800 1,094,213,682 661,793,738
1 326,424,123
101,550,922
(15,771,869) (3,942,967) (11,828,901)
85,476,625
67,518,419
47,455,513
25,041,233
949,935,713 237,483,928 712,451,785
967,893,919 241,973,480 725,920,439
987,956,825 246,989,206 740,967,619
636,752,505 159,188,126 477,564,379
0
0
85,779,054 21,444,763 64,334,290
0
1,035,412,338 258,853,085 776,559,254
0
1,035,412,338 258,853,085 776,559,254
0
1,035,412,338 258,853,085 776,559,254
661,793,738 165,448,435 496,345,304
Lampiran 30. Proyeksi laporan laba rugi penurunan produksi skenario III pada PT Agro Dwipa Investindo Uraian Penerimaan Biaya: 1) Biaya Tetap 2) Biaya Variabel 3) Biaya Penyusutan Total Biaya Laba sebelum bunga dan pajak Biaya Bunga Laba sebelum pajak PPH Laba bersih
1 276,383,305
2 1,787,337,208
3 1,803,154,351
4 1,803,154,351
5 1,486,811,483
457,433,000 577,235,000 177,871,723 242,145,630 217,922,800 217,922,800 853,227,523 1,037,303,430 (576,844,218) 750,033,778 159,899,360 150,663,500 (736,743,578) 599,370,278 149,842,569 (736,743,578) 449,527,708
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 765,850,921 140,345,196 625,505,725 156,376,431 469,129,294
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 765,850,921 128,817,588 637,033,333 159,258,333 477,775,000
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 449,508,053 115,938,943 333,569,109 83,392,277 250,176,832
7 1,803,154,351
Tahun 8 1,803,154,351
9 1,803,154,351
10 1,486,811,483
577,235,000 577,235,000 206,576,723 242,145,630 217,922,800 217,922,800 1,001,734,523 1,037,303,430 (44,797,345) 765,850,921
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 765,850,921
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 765,850,921
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 449,508,053
6 956,937,178
101,550,922
(146,348,267) (36,587,067) (109,761,200)
11 956,937,178
12 1,803,154,351
13 1,803,154,351
14 1,803,154,351
15 1,486,811,483
577,235,000 577,235,000 206,576,723 242,145,630 217,922,800 217,922,800 1,001,734,523 1,037,303,430 (44,797,345) 765,850,921
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 765,850,921
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 765,850,921
577,235,000 242,145,630 217,922,800 1,037,303,430 449,508,053
85,476,625
67,518,419
47,455,513
25,041,233
0
680,374,297 170,093,574 510,280,722
698,332,502 174,583,125 523,749,376
718,395,409 179,598,852 538,796,556
424,466,819 106,116,705 318,350,115
(44,797,345) (11,199,336) (33,598,009)
0
765,850,921 191,462,730 574,388,191
0
765,850,921 191,462,730 574,388,191
0
765,850,921 191,462,730 574,388,191
0
449,508,053 112,377,013 337,131,039
95
96
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tual (Maluku Tenggara) pada tanggal 4 Mei 1990. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari ayah Edi Dwi Santoso dan ibu Eni Sulasih. Jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis dari SD Regina Pacis Bogor pada tahun 1996-2002. Pendidikan tingkat menengah dimulai penulis pada tahun 2002-2005 di SMP Regina Pacis Bogor. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi Diploma IPB dan diterima di Program Keahlian Manajemen Agribisni. Setelah lulus dari Diploma IPB pada tahun 2011, penulis melanjutkan kuliah dengan mengikuti seleksi di Program Alih Jenis IPB dan diterima di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Agribisnis.