PERBANDINGAN TINGKAT KECENDERUNGAN FRUSTRASI DAN EFIKASI DIRI ANTARA PENGHAFAL AL-QUR'AN PRIA DAN WANITA
Skripsi Diajukan Kepada Fakullas Psikologi Unluk Memenuhi Syaral-syaral Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
YUDHISYARIEF NIM : 102070025941
Di Bawah Bimbingan :
Pembimb' 9 I
Pembimbing II
Neneng Tali S ialL M.Si. Psi NIP. 150.300.679
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427/2006 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Perbandingan Tingkat Kecenderungan Frustrasi dan Efikasi Diri Antara Penghafal al-Qur'an Pria dan Wanita" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi. Jakarta, 22 Nopember 2006
Sidang Munaqasyah Sekretaris merangkap anggota,
M.Si
Anggota Penguji I,
.~
I',
~~/
Pembimbing II,
~OOl
ujib. M.Ag NIP. 150.238.344
Neneng Tati miati, M.Si. Psi NIP. 150.300.679
Motto
"Banyak muka pada hari itu berseri·seri. Merasa senang karena usahanya. Dalam surga yang tinggi. Tidak kamu dengar didalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahia·tallta yang ditinggikan, dan gelas·gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal·bantal sandaran yang tersusun, dan permadani·permadani yang terhampar." ·Q.S. Al·Ghaasyiyah/88 :8·16· "Sebaik·baik kalian adalah yang mempelajari dan mengajarkan a1·Qur'an" ·HR. Bukhari dan Muslim· Hidup didalam naungan al·Qur'an itu nikmat ·Sayyid Qutub· Kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita bangkit setiap kali jatuh. ·Confusius·
S RvLps ~ ~ VI.-~ RU:p ers ev"d) III VI Rill VI.- k'.ep IIId III
A kjlll VI III Vl.-d III dill VI.-
~bUVl.-d III tersill kjlll Vl.-g
Sertlll k'.1Il k'.1Il k'. dill VI.- Sill VI III bllltk'.u
te rc,~Vl.-tlll
ABSTRAKSI (A) Fakultas Psikologi (B) Nopember 20061 Syawal1427 H (C) Yudhi Syarief (D) Perbandingan Tingkat Kecenderungan Frustrasi dan Efikasi Diri antara Penghafal AI·Qur'an Pria dan Wanita (E) xi + 99 halaman (F) Penghafal al-Our'an dalam mencapai tujuannya mendapatkan halangan dan rintangan, sebagai penghafal al-Our'an mempunyai tugas dan kewajiban dalam menunjang hafalan al-Our'annya. Frustrasi timbul karena terhambat mencapai tujuan, dan efikasi diri berperan sejauhmana menilai kemampuan diri dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wan ita. Pendekatan yang digunakan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dan jenis komparatif. Penelitian dilaksanakan dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 penghafal alOur'an pria dan 30 penghafal al-Our'an wanita. Teknik pengambilan sampel random sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala frustrasi menghafal al-Our'an berjumlah 35 item dengan nilai reliabilitas 0,9100 dan skala efikasi diri penghafal al-Our'an berjumlah 39 item dengan nilai reliabilitas 0,9290.
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 11.5 yang meliputi korelasi Pearson untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data, dan uji-t (t-test) untuk pengujian hipotesis penelitian.
Hasil anal isis data pada variabel frustrasi menghafal al-Our'an pria dan wanita t-hitung lebih kecil dari Habel (-0,283 < 2,021), pada variabel efikasi diri t-hilung lebih kecil dari t-tabel ( -0,115 < 2,021). Dengan demikian Ho diterima yaitu tidak ada perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita. (8)
Daftar bacaan : 42 buku (1973 - 2005), 1 skripsi, 1 tesis, 2 Website.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala pUji bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan iman dan Islam serta dengan Ridha-Nya yang selalu menjadi harapan. Shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan orang-orang yang menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan betapa cantiknya hidup dibawah naungan Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan, baik secara moril maupun materil dari semua pihak .Olehnya pantas penulis haturkan ucapan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Diantaranya kepada : 1. Ibu Dra.Hj. Nelli Hartaty.M.Si Dekan Fakultas Psikologi dan sebagai dosen pembimbing akademik penulis, dan Ibu. Dra.Hj.Zahrotun Nihayah, M.Si pembantu Dekan. 2. Bapak Dr. Abdul Mujib. M.Ag dosen pembimbing I dan Ibu Neneng Tati Sumiati M.Si, Psi dosen pembimbing II, atas segala bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. 3. Para Dosen dan staff Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta, atas segala ilmu dan pengalaman akademik yang telah diberikan. 4. Bapak DrS.Abdul Rahman Saleh,M.Si atas fasilitas yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini dan Bapak Drs. Asep Haerul Ghani, Psi, atas motivasi yang diberikan kepada penulis. 5. Staff dan mahasiswall PTIO dan 110 Jakarta yang telah membantu penelitian ini terutama Sofwad Fuadi dan Faizzatullzah.,
DAFTAR lSI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO ABSTRAKSI.... ... KATA PENGANTAR... DAFTAR lSI. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB 1
BAB 2
. II
... ... ...
... ...
... ...
III
....
V
IV VI
VIII
.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan masalah penelitian 1.3.2 Rumusan masalah penelitian 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.41. Tujuan penelitian... 1.4.2 Manfaat penelitian 1.5 Sistematika Penulisan
x .
..
XI
. . . . . . . .
. . .
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Frustrasi... ... ... ... ... ... .. .. ... ... . ... .. .. 2.1.1 Pengertian Frustrasi.. 2.1.2 Macam-macam Frustrasi... 2.1.3 Faktor Penyebab Frustrasi 2.1.4 Penanggulangan Frustrasi . 2.2 Efikasi Diri 2.2.1 Pengertian Efikasi Diri 2.2.2 Perkembangan Efikasi Diri .. 2.2.3 Dimensi Efikasi Diri . .. 2.2.4 Fungsi Efikasi Diri . .. 2.3 Penghafal al-Our'an 2.3.1 Pengertian Penghafal al-Our'an .. 2.3.2 Urgensi Menghafal al-Our'an ... .. 2.3.3 Keutamaan Menghafal al-Our'an. . 2.3.4 Adab Penghafal al-Our'an ... ... ... ... .. ... ... 2.4 Kerangka Berpikir . 2.5 Hipotesis Penelitian... .
1-14 1 11 11 11 12 12 12 12 13 15-60 15 15 17 20 25 32 32 34 39 40 43 43 47 49 53 55 60
BAB 3
. 61-73
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian 3.1.2 Metode Penelitian 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Varia bel Penelitian 3.2.2.Definisi Operasional 3.3 Subjek Penelitian 3.3.1 Populasi dan Sampel 3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel 3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data 3.4.3 Teknik Uji Instrumen 3.4.4 Teknik Analisa Data 3.5 Prosedur Penelitian
61 61 61 62 62 62 64 64 .. 65 .. 65 . 65 . 66 .. 69 . 71 .. .. .. .. . . . .
'"
..
72
BAB4
PRESENTASI DAN ANAL/SIS DATA 4.1 Gambaran Umum Responden 4.2 Presentasi Data 4.2.1 Uji Persyaratan 4.2.2 Uji Hipotesis
. 74-84 .. 74 .. 78 . 78 . 80
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Diskusi 5.3. Saran
.. . .. .
..
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ LAMPIRAN
85-94
85 85 93 95-99
DAFTAR TABEL 2.4.1
Skema kerangka berpikir
60
3.1
Bobot nilai
65
3.2
Blue print skala frustrasi menghafal al-Our'an
66
3.3
Blue print revisi skala frustrasi menghafal al-Our'an
67
3.4
Blue print skala efikasi diri penghafal al-Our'an
68
3.5
Blue print revisi skala efikasi diri penghafal al-Our'an
69
4.1
Jumlah sampel
74
4.2
Gambaran umum responden berdasarkan usia
74
4.3
Gambaran umum responden berdasarkan asal sekolah
75
4.4
Gambaran umum responden berdasarkan jumlah hafalan al-Our'an
76
4.5
Gambaran umum responden berdasarkan tempat tinggal
77
4.6
Uji normalitas
79
4.7
Uji homogenitas
80
4.8
Uji-t
81
4.9
Tingkat frustrasi menghafal al-Our'an
82
4.10
Tingkat efikasi diri penghafal al-Our'an
83
LAMPIRAN •
Surat izin penelitian
+ Angket penelitian + Hasil uji validitas skala frustrasi dan efikasi diri •
Reliabilitas instrumen skala frustrasi dan efikasi diri
+ Skor tryout skala frustrasi dan efikasi diri + Skor penelitian skala frustrasi dan efikasi diri + Hasil uji-t, normalitas, homogenitas
2
mengisyaratkan adanya keterlibatan selain Allah, yaitu malaikat Jibril as dalam menurunkannya dan kaum muslimin dalam pemeliharaannya. Kaum muslimin ikut memelihara otentitas al-Our'an dengan banyak cara. Baik dengan menuliskannya, membukukannya, merekamnya dengan berbagai media, dan bahkan dengan merghafalnya (Ouraish Shihab, 2002 : 96).
Selain untuk memelihara keaslian al-Our'an, kegiatan menghafal al-Our'an pun merupakan upaya mengakrabkan kaum muslimin kepada kitab sucinya. Dengan menghafal al-Our'an, tidak hanya menghafalkan kata-katanya, namun sesungguhnya sedang menghafalkan sesuatu yang memberi kehidupan pad a jiwa, akal, bahkan jasadnya (Abdul Rauf, 2000 : 6).
Aktivitas menghafal al-Our'an bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terlebih di zaman sekarang, dimana waktu yang dimiliki manusia banyak dipergunakan di luar kegiatan mempelajari al-Our'an, terlebih lagi untuk dapat menghafalnya, Namun dengan izin Allah masih banyak orang yang mampu menghafal al-Ouran, mereka itulah para penghafal al-Our'an (Hafizhul Qur'an).
Seseorang membutuhkan ketenangan dan kejernihan hati dan pikiran dalam proses menghafal al-Our'an. Penghafal al-Our'an hendaknya menjaga akan perilakunya serta menjaga akan fungsi dari semua alat inderanya yang dapat
3
menyebabkannya lalai pada ayat-ayat yang telah dihafal. Namun ketika seseorang dalam proses menghafal al-Our'an, selalu terdapat rintangan yang menyertai baik dari dalam maupun dari luar sehingga mengganggu konsentrasi menghafal al-Our'annya.
Penghafal al-Our'an dan problematikanya seperti, mudah lupa, tidak sabar, malas dan putus asa, adanya semangat dan keinginan yang mulai melemah, niat yang tidak ikhlas, tidak mampu membaca dan tidak mampu mengatur waktunya dengan baik, adanya ayat-ayat yang mempunyai kemiripan dengan ayat yang lain (tasybuhul ayat) , itulah diantara yang menjadi problematika internal dan eksternal penghafal al-Our'an (Abdul Rauf, 2003 : .73).
Penghafal al-Our'an pria dan wanita masing-masing memiliki karakteristik perbedaan yang menonjol dari segi aktivitas dan peranannya masing-masing. Ada tiga hal yang membedakan lelaki dan perempuan, yaitu : struktur fisik, organ reproduksi, dan cara berpikir. Struktur otak dan pengaruh hormonal diketahui sebagai penyebab perbedaan tersebut (Taufik Pasiak, 2002 : 90).
Jenis kelamin, selain berbeda secara fisik dan hormonal, kedua jenis kelamin tersebut juga sering dibedakan atas ciri-ciri psikologis. Perempuan dan lakilaki berbeda dalam cara menyelesaikan masalah (way of problem solving), perempuan lebih dalam emosionalnya, perempuan pada pemilihan peran
5
Dalam kehidupan sosial, antara pria dan wan ita memiliki hak yang sama. Perbedaannnya hanyalah dalam masalah kodrati, seperti menyusui, melahirkan, dan menstruasi. Akan tetapi, di beberapa bagian kehidupan sosial, pria dan wanita menjalankan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut terkait dengan hal-hal yang bersifat fisiko Adapun bagi penghafal al-Our'an yang membedakannya adalah pada taraf kemampuan atau kecepatan menghafal ai-Our'an, hal ini terkait dengan fungsi kognitif seseorang. Komponen otak beberapa diantaranya memang lebih besar pada perempuan, seperti corpus calosum atau pusat pengaturan bahasa, sedangkan pada lobus parietal bawah lebih besar pada laki-Iaki. Perbedaan tersebut adalah perbedaan memilih jalan atau cara dan gaya untuk melakukan sesuatu. Dalam kecerdasan linguistik verbal perempuan lebih unggul, sementara dalam kecerdasan visuo-spasia/lelaki lebih unggul (Taufik Pasiak, 2002 • 94).
Sebagai individu penghafal al-Our'an, dalam dirinya tertanam misi atau tugas menjaga akan keotentikan al-Our'an serta menyesuaikan sikap dan perilakunya terhadap al-Our'an sebagai cerminan ayat-ayat yang telah dihafalnya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu hal tersebut bukanlah perkara mudah bagi penghafal al-Our'an jika mengingat usahanya menghafal ayat-ayat al-Our'an kemudian bertanggung jawab, menjaga sikap serta perilaku dan tugas-tugas yang diembannya.
6
Melihat tujuan dan tugas penghafal al-Our'an yang cukup berat tersebut rnaka dalarn perjalanan rnencapai tujuannya terkadang rnenernukan harnbatan dan rintangan yang rnenyebabkan frustrasi dalarn rnenghafal alOur'an
Setiap individu berbeda dalarn rnenyikapi halangan yang rnengharnbat tujuannya tersebut. Individu yang rnernandang harnbatan sebagai suatu tekanan rnaka akan rnenirnbulkcln reaksi frustrasi dalarn dirinya. Sedangkan bagi individu yang rnernandang harnbatan tersebut sebagai suatu tantangan dan siap menghadapinya maka tidak akan muncul reaksi frustrasi dalam dirinya.
Dari perbedaan individu menyikapi hambatan mencapai tujuannya tersebut, maka muncul pertanyaan, apakah penghafal al-Our'an pria dan wanita yang mempunyai tujuan menghafal al-Our'an ketika menemui hambatan atau kesulitan dalam menghafal al-Our'an mengalami frustrasi?
Kartini Kartono (2003 : 180) memberi definisi frustrasi sebagai "Kegagalan memperoleh kepuasan, rintangan terhadap aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan, keadaan emosional yang diakibatkan oleh rasa terkekang, kecewa dan kelelahan".
8
Penghafal al-Our'an mempunyai tujuan yang sama, yaitu dapat menghafal alOur'an 30 juz namun yang m8mbuat berbeda adalah situasi did (emosi) atau keadaan ingkungan yang berlainan antara penghafal al-Ouran pria dan wanita.
Perbedaan menghadapi masalah ketika menghafal al-Our'an inilah dikarenakan adanya hambatan yang berbeda-beda, sering lupa, senang dan sedih, Ikhlas atau tidak dalam rlenghafalkan ayat al-Our'an serta motivasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri berlandaskan dengan niat yang sungguhsungguh atau tidak maka dalarn pelaksanaannya menghafal al-Our'an dibutuhkan ketenangan dan ketelatenan atau sikap istiqomah ketika menghafalkan ayat-ayat al-Our'an.
Melihat aktivitas dan tugas yang diemban para penghafal al-Our'an cukup beragam, penulis tertarik untuk melihat tingkat keadaan efikasi diri (self efficacy) antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
Efikasi diri akan mempengaruhi seberapa besar usaha yang akan dilakukan dan daya tahan para penghafal al-Our'an pria dan wanita dalam menghadapi hambatan ketika menghafal al-Our'an karena keyakinan tersebut memiliki energi untuk mengerjakan tugas tersebut. Sebaliknya indiviau yang tidak memiliki keyakinan atau kemampuan yang dimiliki akan mengurangi usaha
9
dan mudah menyerah sehingl;a energi untuk melakukan tugas tersebut berkurang karena tertanam pikiran tentang kegagalan sebelum mencoba kemampuan dirinya. Agar tercapainya hasil yang dinginkan, seorang individu perlu berperan aktif dan lebih tekun dalam melakukan tugas dan pekerjaannya Peran yang dilakukan individu tersebut tergantung dari seberapa besar keyakinan individu itu sendiri menilai kemampuan yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan dan tugas yang dibebankan. Tingkat keyakinan seperti inilah yang dinamakan oleh Fei>;t & Feist (Kartika, 2004 : 27) sebagai efikasi diri (self efficacy).
Efikasi diri memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku dan tindakan seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Bandura (1982 : 5) Efiikasi diri mempengaruhi seseorang dalam berpikir, merasa dan memotivasi diri untuk bertindak. Jika seorang penghafal al-Our'an memiliki efikasi did yang rendah maka, individu tersebut cenderung mempersepsikan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan dan akan menghindari kegiatan yang dapat menunjang pengembangan potensi dirinya dalam menghafal al-Our'an. Dalam menghadapi tugas menghafal al-Our'an, penghafal al-Our'an dengan efikasi diri yang tinggi akan dapat terus meyakinkan dirinya bahwa ,jirinya dapat melaksanakan tugas lebih daripada penghafal al-Our'an dengan efikasi diri yang rendah. Individu akan menganggap kemampuannya sebagai suatu
10
faklor yang rnernbantu dalarn rnenyelesaikan tugas dan selanjutnya akan berfungsi sebagai faktor yang dapat rneningkatkan ketertarikan seseorang pada pekerjaan tersebut.
Individu yang rnerniliki kernarnpuan tinggi belurn tentu dapat berhasil bila lidak didukung oleh rasa yakin akan kernarnpuannya. Rasa yakin ini dapat rnenlngkatl<.an peran aktif individu untuk terus berusaha dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Bandura (1986 : 395) rnengatakan bahwa individu yang rnernpunyai keyakinan diri tinggi akan rnernbuat individu tersebut rneningkatkan diri untuk lebih terlibat dalarn suatu tugas atau pekerjaan. Sedangkan individu yang keyakinan dirinya kurang ketika rnenghadapi halangan atau tantangan, kesulitan atau kegagalan, berusaha untuk rnenghindari halangan tersebut dan tidak rnerasa rnarnpu untuk rnenghadapi dan terlibat pada tugas-tugas yang su!it.
Melihat rnasalah dan harnbatan yang dialarni oleh penghafal al-Our'an dalarn rnencapai tujuan rnenghafal al-Our'an serta rnengernban tugas dan tanggung jawabnya, penulis tertarik untuk rneneliti tentang tingkat frustrasi dan efikasi diri penghafal al-Our'an pria dan wan ita.
11
Penelitian ini secara ilmiah ingin menguji tentang perbedaan tingkat frustrasi dan efikasi diri penghafal al-Our'an pria dan wanita, maka penulis memberi judul dalam penelitian ini "Perbandingan Tingkat Kecenderungan Frustrasi dan Efikasi Diri Antara Penghafal {!-I-Qur'an Pria dan Wanita".
1.2
Identifikasi Masalal1
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, identifikasi masalah yang diberikan
dalgmp~nelitian
ini adalah :
1. Bagaimanakah tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita? 2. Adakah perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita?
1.3
\,
Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Batasan Masalah Penelitian
Untuk menghindari pengertian yang terlalu luas terhadap pokok masalah yang dibahas, maka penulis memberikan batasan sebagai berikut : 1.
Penghafal al-Our'an pria dan wan ita adalah pria dan wan ita penghafal alOur'an yang memiliki tujuan menghafal al-Our'an
2. Frustrasi adalah tidak tercapainya tujuan dikarenakan adanya hambatan atau halangan yang merintangi tujuan disebabkan faktor pribadi,
12
lingkungan, dan konflik. Dalam hal ini yang menjadi tujuan penghafal alOur'an adalah dapat menghafal al-Our'an 3 Efikasi Diri adalah tingkat keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki untuk dapat berhasil dalam melakukan tugasnya sebagai penghafal al-Our'an. Aspek efikasi diri meliputi tingkah laku memilih, usaha yang dilakukan/daya tahan dan pola pikir atau reaksi emosi.
1.3.2 Rumusan Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini permasalahan yang dirumuskan adalah : "Apakah ada perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wan ita?"
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini terbagi dua, yaitu secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis
13
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana mengenai penghafal al-Qur'an dan ilmu pengetahuan bidang psikologi mengenai tingkat frustrasi menghafal al-Qur'an dan efikasi diri penghafal al-Qur'an pria dan wanita. 2. Manfaat praktis Melalui terdapatnya skor frustrasi dan efikasi diri pad a penghafal al-Qur'an pria dan wanita, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan berharga bagi penghafal al-Qur'an dan institusi pendidikan al-Qur'an agar dapat memahami hambatan dan permasalahan yang dapat membuat frustrasi para penghafal al-Qur'an dalam proses menghafal al-Qur'an.
1.5 Sistematika Penulisan Sistemati~a
Bab 1
penulisan yang penulis susun adalah sebagai berikut •
Berisi pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan yang dipakai.
Bab 2
Kajian pustaka, membahas tentang frustrasi yang terdiri dari definisi frustrasi, rnacam-macam frustrasi, faktor penyebab frustrasi dan penangulangan frustrasi, kemudian efikasi diri yang terdiri dari definisi efikasi diri, perkembangan efikasi diri, dimensi efikasi diri dan
BAB2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Frustrasi
2.1.1 Pengertian Frustrasi
Kamus besar bahasa Indonesia (1988 : 245) menerangkan kata frustrasi memiliki pengertian "Rasa kecewa akibat kegagaJan didaJam mengerjakan sesuatu atau akibat tidak berhasiJ da/am mencapai suatu cita-cita, dan frustrasi dapat timbu/ apabi/a jurang antara harapan dan hasi/ yang dipero/eh tidak sesuai'.
Chaplin (2001 : 200) mengemukakan dua definisi mengenai frustrasi, yaitu : a. Rintangan atau penggagalan tingkah laku untuk mencapai sasaran. b. Satu keadaan ketegangan yang tak menyenangkan, dipenuhi kecemasan, dan aktivitas simpatetis yang semakin meninggi disebabkan oleh perintangan dan penghambatan.
Karlini Kartono (2003 : 180) memberi definisi frustrasi sebagai "Kegaga/an mempero/eh kepuasan, rintangan terhadap aktivitas yang diarahkan untuk
I ()
mencapai tl/juan, keadaan emosional yang dlaklbatkan oleh rasa terkekang, kecewa dan kelelahan"
Frustrasi, selain berimptikasi psikologis, aspek fisiotogispun dapat dirasakan dan tertihat ketika seseorang dalam kondisi frustrasi. Arum Gayatri (1992 : 78) memberikan definisi frustrasi 'Perasaan yang timbul bila keinginan fisik atau pribadi tidak terpenuhi".
Encyclopedia of Medicine (1989 : 470) memberi definisi frustrasi "A deep feeling of discontent and tension because of unresolved problems, unfullfilled needs, or because the path to goal is blocked". Dapat diartikan bahwa
frustrasi adalah suatu perasaan yang mendatam akan ketidakpuasan dikarenakan permasalahan yang tidak tersetesaikan, kebutuhan yang tak terpenuhi, atau karena arah menuju tujuan terhatang.
Davidoff (1991 : 177) menggunakan istilah frustrasi sebagai label untuk 1. Keadaan emosional yang timbul manakala terdapat halangan dalam usaha untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, tujuan, pengharapan, atau tindakan tertentu. 2. Hambatan atau halangan itu sendiri.
17
Sarlito Wirawan Sarwono (1976 : 59) memberi definisi frustrasi "Suatu
keadaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan atau suatu tujuan akibat adanya halangan atau rintangan dalam usaha mencapai kepuasan atau tujuan tersebuf'.
Adnan Syarif (2002 : 238) mengungkapkan frustrasi sebagai kata lainnya adalah "Kekecewaan psikologis yang didefinisikan sebagai kehilangan
sesuatu yang dicintai".
Zakiah Daradjat (1988 : 24) memberikan definisi frustrasi "Suatu proses yang
menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya".
Penulis dapat mengambil kesimpulan dari beberapa pengertian frustrasi tersebut, bahwa frustrasi dapat didefinisikan sebagai kegagalan memperoleh kepuasari karena adanya rintangan terhadap aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan disebabkan oleh faktor lingkungan, pribadi dan konflik.
2.1.2 Macam-macam Frustrasi
Ada tiga macam frustrasi sebagaimana menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1976 : 59), yaitu :
18
1. Frustmsi lingkungan, yaitu frustrasi yang disebabkan oleh halangan atau rintangan yang terdapat dalam lingkungan. Misalnya seseorang ingin segera pulang, tetapi tidak bisa mendapatkan bus karena semua bus penuh. 2. Frustrasi pribadi, yaitu frustrasi yang tumbuh dari ketidakmampuan orang itu sendiri dalam mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, frustrasi pribadi ini terjadi karena adanya perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuannya. Misalnya seorang anak ingin menjadi juara lari disekolahnya padahal keadaan fisiknya tidak memungkinkan untuk itu. 3. Frustrasi konflik, yaitlJ frustrasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif diri seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling bertentangan, maka pemuasan dari salah satunya akan menyebabkan frustrasi bagi yang lain. Frustrasi konflik ini dapat timbul dari tiga macam konflik yang berbeda: a. Konflik mendekat-mendekat, yaitu individu dihadapkan pada dua atau lebih tujuan yang sama-sama mempunyai nilai positif, di mana individu harus memilih satu dari beberapa pilihan tersebut. Misalnya seorang Ibu yang harus memilih antara membelikan kemeja untuk suaminya atau membelikan sepatu untuk anaknya. Keduanya perlu, tetapi uang terbatas. b. Konflik mendekat menjauh, di mana obyek yang menjadi tujuan mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus. Misalnya seorang
19
pernuda yang rnencintai seorang gadis tetapi orang tua gadis tersebut terlalu galak, sehingga pernuda ini ragu-ragu apakah akan rnengunjungi rurnah gadis tersebut atau tidak. Dalarn hubungan ini dikenal juga konflik rnendekat-rnenjauh berganda, dirnana ada dua atau lebih tujuan yang sarna-sarna rnernpunyai nilai-nilai positif dan negatif sekaligus. c. Konflik rnenjauh-rnenjauh, yaitu individu dihadapkan pada dua pilihan yang sarna-sarna harus dihindari. Misalnya seorang rnurid yang enggan ke sekolah karena takut kepada gurunya, tetapi tidak rnau pula tinggal di rurnah, karena takut dirnarahi orang tuanya.
Sedangkan ciri-ciri frustrasidikernukakan Maxwell Maltz (1976 :14) yaitu: 1. Karnu tidak jujur pada dirirnu sendiri 2. Karnu rnenggunakan irnajinasirnu untuk rnerusak pada saat karnu tidak rnernpunyai tujuan 3. Karnu tidak tahu bagairnana untuk santai 4. Tujuan karnu adalah ketidakbahagiaan 5. Frustrasi adalah suatu kebiasaan 6. Karnu tidak rnenerirna kelernahanrnu 7. Karnu tidak rnerniliki rasa belas kasihan 8. Karnu rnenggunakan topeng 9. Karnu rnengulangi kesalahanrnu
20
10. Kamu menarik dirilmenjauh dari kehidupan 11. Kamu menganggap dirimu sebagai orang yang kalah 12. Kamu lidak menerima dirimu apa adanya
Menurul Karlini Kartono (1989 : 215) fruslrasi bisa mengakibalkan bermacam-macam benluk lingkah laku, yailu : a. Tingkah laku negalif 1. Bisa menimbulkan reaksi negalif, yaitu menyerang dan menghancurkan seseorang. 2. Merusak dan menyebabkan disorganisasi slruklur kepribadian. 3. Bisa mengaklifkan deslruksi (bunuh diri) disebabkan limbulnya rasa pulus asa. b.Tingkah laku posilif 1. Tilik lolak baru bagi sualu usaha baru. 2. Mencipla sualu benluk-benluk adaplasi baru. 3. Menemukan cara baru dalam pemuasan kebuluhan. 4. Terjadi perkembangan hidup baru dengan perspeklif baru.
2.1.3 Faktor Penyebab Frustrasi Davidoff (1991 : 177) mengemukakan bahwa rinlangan fisik, pribadi, dan sosial dapal membual orang fruslrasi. Misalnya dimala anak-anak gedung sekolah dapal dilihal sebagai penghalang kebebasan (hambalan fisik) yang
21
memenjarakan selama beberapa jam setiap harinya, atau latar belakang matematika yang buruk akan menghambat seseorang (hambatan pribadi) untuk memperoleh gelar insinyurnya tepat pada waktunya meskipun sebetulnya ia mempunyai motivasi dan keterampilan yang cukup baik. Inilah yang disebut oleh Davidoff sebagai kelemahan personal.
Orang lain juga dapat dipandang sebagai penghalang sosial. Misalnya seorang ayah yang mempunyai standar sosial yang terlalu tinggi secara tidak realistis memaksakan kehendaknya pada putrinya.
Menurut Tanumihardja (wwwportalkalbe) frustrasi itu dapat timbul karena faktor di luar dan di dalam tubuh kita (external internal factor).
a. Frustrasi yang timbul karena faktor diluar tubuh kita. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat sejumlah hambatan-hambatan dari lingkungan hidup, baik secara fisik maupun sosial yang dapat menimbulkan kekecewaan/frustrasi terhadap tuntutan dan usaha. Kelaparan, kemarau, banjir, badai kebakaran, gempa bumi, kecelakaan dan kematian orang yang disayangi dapat merupakan sumber kekecewaan yang berasal dari lingkungan fisiko Sedangkan dalam IingkuDgan sosial bahwa manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat yang selalu menghendaki taat kepada aturan/ketentuan yang berlaku dalam masyarakat tersebut, baik secara
22
tertulis maupun tidak tertulis. Apabila tidak mentaati/mematuhinya akan diberikan hukuman/sanksi. b. Frustrasi karena faktor yang timbul dari dalam tubuh (internal factor). Keterbatasan pribadi (personal limitation) dalam bentuk handicap fisik, ketidakmampuan fisik dapat merupakan sumber kekecewaan, keadaan lelah dan berpenyakit, membuat individu tidak mampu bekerja sehingga menimbulkan frustrasi.
Adnan Syarif (2002 • 238) mengemukakan penyebab seseorang menjadi frustrasi adalah karena keterkaitan manusia yang sakit dengan segala sesuatu dan kesulitan penjagaannya atau kehilangannya. Dengan penjelasan bahwa setiap makhluk hidup memiliki empat kebutuhan hidup yang utama (besoins vitaux). Pada hewan, pusatnya terletak di dalam otak hewani atau otak nabati (cerveu au ancien, cerveu vegetatif). la merupakan faktor yang membangkitkan segala keinginan, kecenderungan yang terasa ataupun lidak, dan perilaku. Semua itu sering disebut dengan naluri. Kebutuhan-kebutuhan ini 'oerpengaruh dan saling mempengaruhi pad a manusia karena adanya akal yang mampu berpikir. Akal inilah yang telah dijadikan oleh Allah sebagai pengatur atas otak hewani. Kebutuhan-kebutuhan utama itu adalah naluri mencintai kehidupan dan menjaganya, naluri ingin memiliki sesuatu, naluri membutuhkan kasih sayang dan perlindungan, serta naluri membutuhkan seks dan menjaga keturunan.
')-~
_.\
Menurut Woodworth (1973 : 27) rintangan-rintangan yang dapat menyebabkan frustrasi itu dapat dibagi menjadi empat golongan : 1. Rintangan-rintangan yang bukan manusia. Individu yang didorong oleh motifnya itu terhalang rintangan yang tak bersifat perorangan (bukan manusia). 2. Rintangan-rintangan yang disebabkan orang lain. Orang yang bermotif itu dihalahgi atau terhalang oleh orang lain. Jelas situasi ini lebih menganggu dari situasi pertama, karena seseorang yang menghalangi itu dianggap lebih masuk akal dan simpatik dari hanya suatu benda tak bernyawa, Tetapi orang-orang bisa sangat keras kepala, mereka mempunyai keinginan-keinginan dan maksudnya sendiri yang mungkin bertentangan, 3,
Pertentangan antara motif positif yang terdapat dalam orang itu, Jenis konflik ini yang telah diuraikan dimuka, dapat menimbulkan frustrasi emosionil.
4, Pertentangan antara motif positif dan motif negatif yang terdapat dalam diri orang itu. Motif-motif negatif yang biasanya menimbulkan pertentangan dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan antara lain: kemalasan, takut akan hukuman, merasa bersalah atau berdosa.
24
Dalam kaitan penyebab frustrasi, identitas jenis kelamin merupakan bag ian penting dalam konsep diri seseorang, yang terkadang mempengaruhi keadaan frustrasi dalam diri seseorang. Ada tiga aspek identitas jenis kelamin Papalia, Olds dan Feldman (dalam Vitria, 2003 : 29), yaitu : 1.
Peran jenis kelamin atau gender role, yaitu serangkaian tingkah laku, minat, sikap, keterampilan dan kepribadian yang dianggap sesuai untuk laki-Iaki dan perempuan. Pada sebagian besar kelompok budaya, perempuan diharapkan untuk mencurahkan sebagian besar waktu mereka untuk mengurus rumah tangga dan anak, sementara laki-Iaki merupakan pencari nafkah dan pelindung. Perempuan diharapkan untuk lebih mengalah, patuh dan kasih sayang, sementara laki-Iaki diharapkan lebih aktif, agresif dan kompetitif.
2. Gender-typing, yaitu proses sosialisasi dimana anak-anak, pada usia awal. belajar peran jenis kelamin yang sesuai. 3.
Stereotip jenis kelamin atau gender stereotype, yaitu generalisasi tentang adanya perbedaan dalam tingkah laku, kemampuan, dan sikap pada lakilaki dan perempuan (semua perempuan pasif dan dependen, semua lakilaki agresif dan independen). Menurut Parson (dalam Vi tria, 2003 : 30), secara umum laki-Iaki digambarkan sebagai sosok yang asertif, kompeten dan rasional, sedangkan perempuan digambarkan sebagai sosok
25
laki-Iaki dan perempuan memiliki bidang pekerjaannya masing-masing sesuai dengan karakter mereka. Meskipun saat ini, pergerakan kaum perempuan berhasil memiliki pengaruh pada perubahan kebiasaan umum di Illasyarakat dan hukum, namun stereotipe jenis kelalllin masih ada.
Lupa dapat Illenjadi salah satu sebab yang Illenyebabkan frustrasi ketika Illenghafal al-Our'an. Daya ingat (Illelllori) penghafal al-Our'an Illelllpunyai kedudukan penting, sebab ingatan mengingat tentang apa yang telah dihafal, dipelajari dan Illenangkap berbagai informasi serta pengalaman masa lalu sehingga akan Illelllbantu dalam pemecahan Illasalahnya, sebaliknya jika seseorang lupa maka akan berimplikasi pada pengambilan sikap yang kurang tepat ketika Illenghadapi setiap masalah yang ditemukan ketika Illenghafal al-Our'an (Usman Najati, 2003 : 166).
Menghafal al-Our'an diperlukan kerja keras dan kesabaran yang terus Illenerus, oleh karena itu wajarlah jika proses menghafal al-Our'an melllerlukan kesabaran, ketekunan dan tidak berputus asa (Abdul rauf, 2000 : 84).
2.1.4 Penanggulangan Frustrasi Frustrasi, konflik dan tekanan lainnya selalu diasosiasikan dengan keadaan elllosional yang tidak menyenangkan, seperti halnya dengan kecemasan
26
atau marah. Bila seseorang melakukan penanggulangan, ia membuat respon sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan diri, lari atau mengurangi I·asa tidak enak tadi dan atau menangani masalah khusus tersebut. Davidoff (1991 • 180) mengemukakan terdapat taktik perilaku dan kognitif yang biasa digunakan orang bila mengatasi tekanan-tekanan. Dalam strategi perilaku, terkadang orang menyesuaikan dengan bertindak seperti pemecahan masalah secara sengaja, agresivitas (menantang), regresi (mundur), menarik diri, dan atau mengelak. Dalam melakukan pemecahan persoalan secara tenang (deliberate problem solving) lanjut Davidoff seseorang biasanya memandang konflik, kekecewaan sebagai persoalan yang harus dipecahkan.
Frustrasi bisa mengakibatkan bermacam-macam bentuk reaksi. Berdasarkan batasan dari frustrasi, maka pengertian reaksi frustrasi adalah semua usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi atau menghilangkan hambatan dalam aktivitas memperoleh tujuan.
Ada banyak cara yang mungkin dilakukan seseorang untuk bereaksi terhadap frustrasi yang ia hadapi, yang disebut sebagai mekanisme pertahanan atau defense mechanism, namun Carvell (1975 • 83) mengelompokkan reaksi-reaksi ini ke dalam tiga golongan besar, yaitu reaksi substitusi (subtitutional reaction), reaksi melarikan diri (escape or avoidance) dan reaksi agresif (aggression).
27
1.
Reaksi substitusi Pengeiiian reaksi substitusi menurut Carvell (1975 : 84) adalah
"Substitutional reactions where substdud or lowered goals replace the thwarted original goals". Jadi, reaksi substitusi dapat diartikan ialah reaksireaksi yang bertujuan untuk menggantikan tujuan asli yang tidak tercapai dengan cara-cara yang diterima secara so sial. Reaksi pengganti ini umumnya merupakan penyesuaian diri yang lebih mernuaskan, baik bagi indi'lidu itu sendiri maupun bagi masyarakat dibandingkan tipe mekanisme pertahanan lainnya (Carvell, 1975: 84). Lebih lanjut Carvell menjelaskan ada beberapa reaksi yang termasuk kedalam reaksi substitusi, yaitu overkompensasi (overcompentation), Identifikasi (identification) dan rasionalisasi (rationalitation). Overkompensasi terjadi pada saat suatu usaha yang berlebihan dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang nyata, misalnya cacat fisik atau kekurangan yang dibayangkan, misalnya merasa dirinya kurang pintar. Cara yang digunakan untuk melakukan hal ini bermacam-macam dan dapat diamati dalam tingkah laku yang negatif, misalnya orang yang tidak berpendidikan menggunakan kata-kata bualan, maupun tingkah laku yang positif, misalnya mengatasi kekurangan dengan berusaha lebih keras. Identifikasi adalah cara lain, dimana seorang individu mendapatkan kesenangan dari keberhasilan orang lain pada saat keberhasilannya sendiri terhambat (vicarious pleasure). Hal ini bisa menimbulkan akibat
28
positif, misalnya memacu dirinya mencoba lagi di kesempatan lain, tetapi juga bisa menimbulkan akibat negatif bila hal ini membuatnya tidak mau berusaha sendiri. Rasionalisasi pada dasarnya adalah berpikir tidak logis dan membutakan diri terhadap kenyataan, dan menyebabkan individu sampai pada kesimpulan yang ia inginkan untuk ia percayai, dan berharap orang lain akan mempercayainya juga, misalnya seorang karyawan yang gagal dipromosi menyatakan bahwa ia sendiri tidak menginginkan promosi I<arena ia lebih mementingkan keluarga daripada karir. 2. Reaksi melarikan diri. Beberapa reaksi melarikan diri adalah regresi (regression), represi
(repression), supresi (supression), dan melamun (daydreaming) atau menghindar. Regresi ditandai dengan kembali pada tingkah laku yang kekanak-kanakan, keras kepala, dan sering mengacu pada masa lalu yang cemerlang. Represi adalah membuang pikiran yang berkaitan dengan perasaan yang tidak menyenangkan, seperti rasa bersalah, cemas, malu, dan perasaan lain yang berhubungan dengan pengalaman menyakitkan yang dapat mengancam kenyamanan emosional seseorang. Represi biasanya merupakan tindakan yang tidak disadari, sedangkan supresi adalah tindakan yang disadari. Cara lain untuk melarikan diri adalah dengan melamun berlebihan (execessive daydreaming) atau
menghindar. Dengan menarik diri dari kenyataan, seseorang belum tentu mengatasi permasalahannya. 3.
F\eaksi agresi Agresi (aggression) adalah cara lain untuk mengatasi frustrasi. Pengertian agresi rnenurut Myers (1988 : 203) adalah "Aggression is defined as
physical or verbal behavior intended to hurt someone". Dapat diartikan bahwa agresi berupa perilaku verbal atau fisik yang bertujuan untuk rnenyakiti seseorang Dan rnenurut Freedman (1978 : 255) "Agression is
defined as an action which hurts another person, and which is perceived as intended to do so". Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disirnpulkan bahwa agresi adalah tlndakan yang dipandang disengaja untuk rnelukai orang atau target lain, baik secara fisik rnaupun verbal. Pengertian melukai dalam hal ini idak berarti menyebabkan luka secara fisiko Contoh dari agresi yang dikernukakan dalam Buss (1978 : 342) antara lain adalah mernukullawan, rnempermalukan lawan, gosip, aksi duduk, rnenolak untuk bicara, rnenolak untuk mengerjakan sesuatu.
Menurut Kartini Kartono (1989 : 223) individu yang frustrasi dapat rnenggunakan rnekanisrne reaksi frustrasi yang positif, yaitu mobilisasi tenaga untuk rnengatasi kesulitan, resignasi atau tawakal, kompensasi positif dan sublimasi.
30
1. Dalam mobilisasi terjadi pengumpulan energi untuk menjebol halangan, sehingga rintangan tersebut justru memanggil rangsangan untuk memperbesar energi, potensi, kapasitas, sarana, keuletan, dan keberanian untuk mengatasi semua kesulitan. 2. Resignasi (resignation) atau tawakal, mengandung arti menerima situasi dan kesulitan yang dihadapi dengan sikap yang rasional dan sikap ilmiah. Lalu bekerja dan berusaha terus, sambil memelihara keseimbangan dan ketenangan jiwa, tanpa mengalami banyak koflik batin. Semua ini bisa dilakukan jika seseorang sudah mulai belajar menggunakan pol a hidup yang positif dalam menanggulangi setiap kesulitan. 3. Kompensasi positif (positive compentation), kegagalan/kekalahan seseorang dalam satu bidang, bisa diimbangi dengan satu sukses/kemenangan di bidang yang lain. Dan Sublimasi berarti usaha untuk mensubstitusikan/mengganti kecenderungan-kecenderungan egoistis, nafsu-nafsu seks animalistis, dorongan-dorongan biologis primitif, dan aspirasi sosial yang tidak sehat dalam bentuk tingkah laku terpuji yang bisa diterima baik oleh masyarakat.
Adnan Syarif (2002:247) meyakini bahwa tidak akan ada penyembuhan yang mendasar dan tuntas atas penyakit kecemasan, ketakutan, frustrasi, penyakit syaraf, dan penyimpangan perilaku lainnya apabila setiap orang sakit belum berpegang teguh pada dua hal, yaitu :
31
1. Resep medis yang bersifat duniawi yang ditentukan pembuatannya oleh para ahli atau spesialis dalam penyakit-penyakit jiwa. 2. Resep keimanan yang bersifat ruhiah, yaitu ajaran-ajaran Allah, yang merupakan resep penyembuhan yang sang at mendasar, sebagaimana firman"Nya "Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada .!<;ekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (O,s, al-Baqarah • 38).
Dalam menghadapi keadaan yang frustratif, tidak semua individu akan menghayatinya secara sama. Ketegangan yang ditimbulkan dapat berbeda tergantung kepada derajat toleransinya. Toleransi terhadap frustrasi, menunjuk kepada kemampuan individu untuk mengatasi ketegangan dalam diri akibat penundaan pemuasan motif tertentu atau konflik pada dirinya tanpa menggunakan tingkah laku atau cara-cara yang tidak adaptif, atau mengalami disorganisasi kepribadian. Seseorang yang mempunyai toleransi tinggi terhadap frustrasi adalah seorang yang tabah, dapat berpikir panjang dalam menghadapi kekecewaan, kegagalan atau lain-Iainnya. Sebaliknya orang yang kurang toleran terhadap frustrasi adalah seorang yang mudah kecewa dan mudah putus asa (Sarlito, 1976.63).
32
2.2
Efikasi Diri
2.2.1 Pengertian Efikasi Diri
Konsep efikasi diri (self efficacy) dipublikasikan oleh Albert Bandura, diawali dengan adanya konsep yang berkaitan dengan berpikir sosial yaitu teori kognitif sosial Setiap individu memiliki kemampuan atau keterampilan tertentu, namun tanpa keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki hal tersebut tidak akan mendatangkan keberhasilan dalam menghadapi tugas atau situasi tertentu.
Perilaku Individu dalam mengatasi situasi tertentu atau tugas yang dihadapi ditentukan oleh keyakinan terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk mengatasi situasi atau tugas tersebut. Menghadapi suatu masalah atau tugas tidak hanya membutuhkan kemampuan atau keterampilan, namun keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki sangat menentukan terhadap keberhasilan individu dalam mencapai hasil yang diharapkan. Seperti yang dikatakan Bandura (1986 : 2) bahwa efikasi diri adalah sejauhmana keyakinan individu akan kemampuan dirinya dalam melakukan suatu tindakan atau perilaku pada situasi tertentu.
Pernyataan Bandura didukung Byrne & Baron (1997 : 172) yang berpendapat bahwa efikasi diri adalah evaluasi kemampuan individu dalam melakukan
33
tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan masalah. Pada efikasi diri, individu mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tingkah laku yang dibutuhkan untuk mencapai hasil tertentu.
Corsini (Kartika, 2004 : 23) mendefinisikan efikasi diri sebagai suatu penilaian Indlvldu mengenal kemampuannya dalarn melaksanakan pekerjaan untuk rnencapaLapa yang diinginkan. Maksudnya adalah seseorang akan melihat ke dalarn dirinya sendiri sebelum akhirnya rnernutuskan untuk melakukan suatu kegiatan. Melalui refleksi diri sernacam ini, seseorang dapat membuat penilaian tentang dirinya yang memungkinkannya untuk mengubah pikirannya dan perilakunya. Artinya di dalam diri seseorang terjadi proses kognllif tentang siapa dirinya, apa yang bisa dilakukannya dan apa yang tidak, serta tingkah laku apa yang hendak ditampilkannya.
Adapun pendapat lain dari Pervin (Kartika, 2004 : 28) yang mengatakan efikasi diri sebagai tingkat dimana individu merasa yakin bahwa dirinyalah yang menentukan hasil dari usahanya. Tinggi rendahnya hasil yang dicapai individu atas usahanya ikut ditentukan oleh penilaian individu akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu tugas. Semakin baik penilaian individu akan kernampuannya maka individu tersebut cenderung bertambah yakin dalam rnenentukan hasil yang diinginkan serta merasa mampu meraihnya.
Bersamaan dengan tumbuhnya individu, lanjut Robert Kreitner, terjadi dua mekanlsme yang mendorong perkembangan penilaian efikasi diri Mekanisme pertama adalah modelling, dimana individu menggunakan suatu cara memperkirakan kemungkinan keberhasilannya dalam suatu aktivitas. Sebagai contoh, seorang individu beranggapan bahwa kalau individu lain dapat melompati pagar, maka individu tersebut juga dapat melakukannya. Meniru pengalaman meniru yang memerlukan suatu kemampuan kognitif, individu dapat membandingkan model dan situasi yang tepat.
Mekanisme yang kedua, yaitu kepekaan reaksi-reaksi internal dalam tubuh terhadap luapan emosi, seperti tekanan darah yang meningkat, perut yang bergejolak atau detak jantung yang menjadi cepat. Individu belajar menafsirkan perasaan-perasaan tersebut sebagai pertanda dari kecemasan dan ketakutan, serta belajar menggunakannya untuk mengetahui bahwa kegagalan ada di depan mata (Robert Kreitner dalam Kartika, 200 : 27-28).
Pervin juga menambahkan (dalam Kartika, 2004 : 29) bahwa terdapat tiga macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan efikasi diri pada individu. Yang pertama adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan tempat awal bagi perkembangan self-efficacy individu, yaitu tempat untuk mengembangkan, menilai serta menguji kemampuan fisik, kompetensi sosial, kemampuan bahasa, dan kemampuan kognitif untuk memahami dan
mengal2si berbagai situasi yang dihadapi sehari-hari. Orang tua atau keluarga yang memberi kebebasan kepada anak-anaknya untuk mengungkapkan diri dapat mempercepat perkembangan perasaan kompeten serta perkembangan kognitif dan sosial. Namun orangtua atau keluarga yang terlalu mengekang anak-anak dengan banyaknya aturan dapat mengakibatkan terbatasnya eksplorasi kemampuan anak.
Selanjutnya adalah lingkungan teman sebaya. Dalam berinteraksi dengan teman sebaya terjadi prose belajar sosial, yaitu dengan cara membandingkan dan meniru yang lebih mampu dan lebih berpengalaman. Dengan bertambahnya usia, individu mulai memiliki persamaan diri dengan individu lain, yang mana dapat menjadi bahan perbandingan bagi penilaian kemampuan dirinya. Kemudian yang terakhir adalah lingkungan sekolah. Sekolah menjadi tempat penanaman efikasi diri, karena mendapatkan pengetahuan dan dapat mengembangkan kemampuan kognitif. Dengan kegiatan-kegiatan di sekolah, maka individu akan mengetahui sejauh mana kognitif yang dimiliki, hingga mempercepat perkembangan efikasi diri.
Dari uralan di atas, jelas bahwa efikasi diri tidak terbentuk dalam waktu sesaat. I<etiga Iingkungan tadi yaitu, keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sekolah atau pendidikan merupakan lingkungan awal individu dalam mengembangkan efikasi diri. Begitu juga dengan keadaan dan sikap dari
37
individu lain yang berada di dalam lingkungan tersebut. Apakah individu lain bersikap mendukung atau malah menghambat berkembangnya efikasi diri. Dengan kata lain, bagaimana efikasi diri dipengaruhi oleh orang lain. Hal ini dapat menjadi penentu tinggi rendahnya tingkat efikasi diri pada individu yang terpuruk dal-i masa keeil hingga dewasa.
Efikasi diri dapat ditumbuhkan dan dipelajari melalui empat sumber informasi. Sumber-sumber informasi tersebut akan mempengaruhi terbentuknya dan berkembangnya efikasi diri dalam diri seseorang. Menurut Bandura (1986 : 399-401) informasi mengenai kemampuan seseorang dapat diperoleh melalui empat sumber, yaitu : a.
Hasil yang dieapai seeara nyata (Enactive Attainments) Merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya efikasi diri. Hal ini karena didasarkan pada pengalaman nyata seseorang dalam melakukan suatu tugas_ Keberhasilan seseorang pada suatu tugas terdahulu dapat meningkatkan efikasi diri, sebaliknya kegagalan dapat menurunkan efikasi diri seseorang.
b.
Pengalaman orang lain (Vicarious Experience) Pengamatan seseorang akan keberhasilan orang lain yang memiliki banyak persamaan dengan dirinya, akan dapat meningkatkan harapan yang kemudian membuat seseorang menilai dirinya akan memiliki kemampuan untuk melakukan tugas serupa.
38
C.
Persuasi verbal (Verbal Persuation) Yaitu informasi mengenai kemampuan seseorang yang disampaikan secara verbal untuk orang yang berpengaruh. Persuasi verbal yang digunakan untuk meyakinkan bahwa seseorang memiliki kemampuan yang memungkinkan untuk melaksanakan tugas tertentu. Keyakinan ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk dapat melaksanakan tugas sebaik mungkin.
d.
Keadaan fisiologis (Physiological State) Informasi mengenai keadaan tubuh yang diterima indivi9u akan mempengaruhi kemampuannya dalam melaksanakan tug as. Misalnya saja pada saat melakukan aktivitas yang membutuhkan kekuatan stamina fisik, seseorang memandang kelelahan dan rasa sakit pada tubuh sebagai suatu tanda ketidakberdayaan fisik yang dapat menurunkan keyakinan dalam melakukan aktivitas terse but.
Sumber ini menunjukkan bahwa kualitas keyakinan seseorang dapat diketahui dari faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut tidak dapat saling dipisahkan satu sama lain dan saling terkait dalam mempengaruhi tingkat efikasi diri seseorang.
39
2.2.3 Dimensi Efikasi Diri Dalarn pengukuran terhadap tingkat efikasi diri individu, didasarkan pada beberapa dirnensi yang rnempunyai irnplikasi penting pada perilaku. Menurut Bandura (1986 : 396-397) dalarn rnenilai tingkat efikasi diri seseorang rnelalui tiga dirnensi, yaitu : a. Tingkat kesulitan tug as (Magnitude) Adalah derajat tugas yang dirasakan rnarnpu untuk dilakukan seseorang. Seseorang dapat rnerasa rnarnpu dalarn rnelakukan tugas rnulai dari tugas yang rnudah, tugas yang agak sulit sarnpai pada tugas yang sangat sullt. Penilaian efikasi diri pada setiap individu akan berbeda pad a saat rnenghadapi tugas yang bersifat mudah sekalipun. Ada individu yang rnerniliki efikasi diri yang tinggi hanya pada tug as yang bersifat rnudah dan sederhana, narnun ada pula yang rnerniliki efikasi diri yang tinggi pada tugas yang bersifat sulit dan rurnit. b.
Luas bidang tingkah laku (Generality) Yakni situasi dalarn pelaksanaan tugas yang disertai perasaan yakin akan kernarnpuan dirinya. Terkadang seseorang dapat rnerasa yakin akan kernarnpuan dirinya hanya pada bidang aktivitas dan situasi tertentu saja atau dalarn serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasl. Hal inilah yang dapat rnernbedakan tingkat efikasi diri yang dirniliki individu.
c. Tingkat kekuatan (Strenght)
40
Yaitu kuatnya keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya, yang dapat tercermin melalui besarnya daya tahan dalam menghadapi hambatan saat melaksanakan tugas. Seseorang yang memiliki keyakinan yang kurang akan kemampuannya dapat dengan mudah menyerah bila menghadapi hambatan dalam melaksanakan tugas.
Ketiga dimensi tersebut erat satu sam a lain. Tinggi rendahnya tingkat efikasi diri seseorang selalu diukur dalam hubungannya dengan ketiga dimensi tersebut. Seseorang selalu diukur dalam hubungannya dengan ketiga dimensi terse but. Seseorang dapat dikatakan memiliki efikasi diri yang tinggi apabila mampu melakukan berbagai tugas mulai dari yang.mudah hingga yang sulit, serta memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuannya bukan hanya dalam situasi dan aktivitas tertentu saja, melainkan juga dalam serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.
2.2.4 Fungsi Efikasi Diri Fungsi efikasi diri dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak kegunaan. Sadar maupun tidak disadari efikasi diri memberi kontribusi pada individu dalam melakukan suatu tindakan yang memerlukan langkah yang tepat agar apa yang diharapkannya terwujud. Seperti halnya Bandura (1986 : 393-395) berpendapat bahwa efikasi diri merupakan hal yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. la menguaraikan fungsi efikasi diri sebagai berikut :
41
a.
Tingkah laku memilih. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang selalu dihadapkan untuk mengambil satu keputusan mengenai serangkaian tindakan apa yang akan dilakukan dan berapa lama tindakan tersebut akan berlangsung., disinilah efikasi diri berperan. Orang cenderung menghindari tingkah laku dan aktivitas yang diyakininya berada diluar kemampuannya dan akan melakukan aktivitas yang diyakininya mampu untuk dilakukan.
b.
Usaha yang dilakukan dan daya tahan Penilaian terhadap efikasi diri juga menentukan seberapa besar usaha yang akan dilakukan dan berapa lama seseorang mampu bertahan menghadapi segala hambatan dan gangguan dalam melakukan suatu tugas. Semakin tinggi tingkat efikasi diri, semakin besar usaha yang dilakukan dan semakin besar daya tahan dalam menghadapi hambatan gangguan. Orang yang ragu-ragu akan kemampuan dirinya menghadapi kesulitan dirinya akan melemahkan usahanya dan langsung menyerah.
c.
Pola pikir dan reaksi emosi. Penilaian seseorang terhadap kemampuannya dapat mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosi dalam mengantisipasi dan mengatasi lingkungannya. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi terhadap kemampuannya, saat menghadapi kesulitan justru akan berusaha lebih giat untuk dapat mencapai tujuan, karena memandang kesulitan itu sebagai pemacu semangat agar lebih maksimal dalam mancapai tujuan
42
sedangl\an individu yang memiliki efikasi diri sendiri tanpa mau berfikir lebih objektif dan rasional terhadap kenyataan yang sebenarnya.
Fungsi efikasi diri terhadap seseorang meliputi hampir seluruh aspek kehidupan man usia. Dalam I\ehidupan sehari-hari meliputi dalam tingkah laku memillih dan mengambil keputusan terhadap tindakan yang efektif dilakukan, usaha yang dilakukan dan daya tahan menentukan seberapa besar usaha dan daya tahan menghadapi hambatan dalam melakukan tugas. Penilaian seseorang terhadap kualitas diri juga mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosi.
Berdasarkan uaraian diatas, maka pengertian tentang efikasi diri dalam penelitian merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tingkah laku yang dibutuhkan untuk mencapai hasil terientu tanpa tergantung orang lain, yang dapat menimbulkan kemandirian dalam bersikap, dengan dimensi efikasi diri yang terdiri dari tingkat kesulitan tugas, luas bidang tingkah laku, tingkat kekuatan.
43
2.3 Penghafal al-Qur'an 2.3.1 Pengertian Penghafal AI-Qur'an Sebelum membahas mengenai pengertian penghafal al-Qur'an, sebaiknya diketahui terlebih dahulu pengertian al-Qur'an itu sendiri. AI-Qur'an berasal dari kata Qara'a, Qira'atan, Qur'anan. Qara'a berarti mengumpulkan dan menghimpun, Qira'atan atau Qira'ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih dan Qur'anan atau Qur'anah dapat dikatakan sebagai maqru' (apa yang dibaca) diberi nama Qur'an(bacaan). Dalam hal ini al-Qur'an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad SAW, sehingga Qur'an menjadi nama khas kitab itu sebagai nama diri. Dan secara gabungan kata itu dipakai untuk nama al-Qur'an secara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya (Manna al-Qattan, 1996 : 16).
AI-Qur'an disampaikan Allah melalui malaikat Jibril kepada Muhammad SAW dengan metode menghujamkan wahyu-wahyu Allah kepadanya, sehingga wahyu-wahyu Allah yang dibacakan di hadapan Nabi betul-betul membekas dalam hati sanubari beliau. Hal ini terjadi mengingat nabi Muhammad SAW sendiri sebagai seorang Rasul yang ummi. Kenyataan bahwa al-Qur'an diturunkan dengan bacaan dan bukan dengan tulisan, adalah sebagai bukti bahwa hafalan al-Qur'an mengandung rahasia dan mempunyai kedudukan
44
yang penting, terutama dalam menjaga kemurnian al-Our'an (Jamil Zainu, 1997.35)
Telah banyak ditemukan usaha-usaha untuk menodai kemurnian al-Our'an yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak-pihak yang tidak senang kepada Islam. Atau tidak jarang pula al-Our'an yang dikeluarkan oleh percetakan milik orang Islam memuat beberapa kesalahan baik dalam penulisan hurufnya ataupun dalam tanda bacanya. Kesalahan ini adalah sebuah kelalaian, dan dapat diketahui pertama kali oleh para pengh3fal al-Our'an. Oleh karenanya, al-Our'an sangat perlu untuk dihafal guna menjaga kemurniannya, karen a penghafal al-Our'an merupakan benteng terakhir untuk menyelamatkan al-Our'an dari segal a bentuk kesalahan tanpa sedikitpun mengurangi peranan al-Our'an itu sendiri (Muhaimin Zen, 1996 • 28)
Secara bahasa a/-hifzhu berarti memelihara sesuatu atau tidak lupa. Orang yang hafal disebut hafizh, dalam bentuk jamak disebut dengan huffazh. Muhammad Fuad Abdul Saqi (1994 • 263) menyebutkan bahwa kata a/-hifzhu dengan segala bentuknya dalam al-Our'an terungkap sebanyak 44 kalL Adapun kata hafizh memiliki makna yang bermElcam-macam menurut pengertian dan susunan redaksinya. Misalnya dalam salah satu firman Allah di surat Yusuf ayat 65 •
·1 ')
... LJG..\
Artinya:
..h b.r3.·.
.. Dan kami akan dapat memelihara saudara kami..."
Firman Allah tersebut memberikan makna menjaga dan memelihara. Kemudian firman Allah dalam surat al-Mu'minun ayat 5 :
Artinya: "Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya."
Firman Allah tersebut memberikan makna yaitu menahan diri dari sesuatu yang tidak dihalalkan Allah.
Dalam kaitan ini, menghafal al-Our'an menurut Abdurab Nuwabudin (1996 : 24) berarti memelihara serta menalarnya. Ada tiga unsur pokok didalamnya, yaitu: a. Menghayati bentuk-bentuk visual sehingga bisa diingat meski tanpa kitab. b. Membacanya secara rutin ayat-ayat yang dihafalnya. c. Mengingat-ingatnya. Adapun menurut istilah, lanjut Abdurab Nuwabudin, penghafal al-Our'an mempunyai batasan-batasan khusus, yaitu: a. Penghafal al-Our'an artinya orang yang hafal al-Our'an secara keseluruhan, maka tidak disebut hafidz (hafal) orang yang hanya hafal separuh atau sepertiga dari al-Our'an.
46
b. Seseorang dikatakan penghafal
al~Our'an
apabila ia memelihara secara
kontinu dan senantiasa menjaga yang di hafalnya agar tidak lupa. Orang yang hafal al-Our'an kemudian lupa sebagian atau seluruhnya karena merernehkan atau lengah tanpa suatu alasan yang dapat diterima seperti tua atau sakit, maka orang ini tidak dapat disebut penghafal al-Our'an
(hafizhuIOur'an).
Istilah penghafal al-Our'an bila dinisbatkan kepada Allah menurut Muhammad bin Abu bakar (1990: 164) mempunyai makna memelihara dan menJaganya dari perubahan, penyimpangan, penambahan dan pengurangan Seperti dalam firman Allah dalam3urat al-Hijr ayat 9:
Arllnya:"Sesungguhnya Kami-Iah yang menurunkan AI sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."
Our'an,
Adapun bila dinisbatkan pada makhluk, maka maksudnya adalah menampakkan yang dihafal, mengamalkan semaksimal mungkin, dan berkecimpung dengan al-Our'an, baik dengan merenungkan, memikirkan, menyimpulkan, mengajarkan dan mempelajarinya.
dan
47
Dari pernaparan penjelasan iersebut dapai disirnpulkan bahwa penghafal alOur'an lalah seseorang yang rnenjaga kernurnian al-Our'an rnelalui menghafalnya demi ayat, surah dan juz.
2.3.2 Urgensi Menghafal AI-Qur'an Abdul Aziz Abdul Rauf (2002 : 22) menguraikan beberapa urgensi dari menghafal al-Our'an, yaitu: a. Menjaga kemutawatiran al-Our'an Yang dimaksud dengan mutawatir adalah sesuatu yang diriwayatkan oleh orang banyak, sehingga mustahil mereka bersatu dalam kedustaan. I<emudahan dalam membaca ayat-ayat al-Our'an yang telah ada sejak empat belas abad lalu, tanpa terkurangi kata bahkan hurufnya, merupakan kenikmatan besar yang harus disyukuri oleh umat Islam. Hal ini tidak ierlepas dari jasa para penghafal al-Our'an yang terus ada sepanjang sejarah kehidupan manusia sejak diturunkannya al-Our'an sampai sekarang, sehingga teriwayatkan secara mutawatir dan tidak mungkm diubah atau dipalsukan oleh tangan-tangan kotor.
Oleh karenanya, para ulama menetapkan bahwa hukum menghafal alOu(an aclalah fardlu kifayah (Abdul Aziz Abdul Rauf, 2002 : v). Salah satunya adalah pendapat Syekh Muhammad Makky yang mengatakan:
48
Artinya "Menghafa/ a/ Qur'an d! /uar kepa/a hukumnyaJard/u kifayah bag! set!ap umat" b. l\ileningkatkan kualitas umat AI- Our'an adalah mukjizat yang terbesar diberikan Allah kepada umat Islam yang berfungsi sebagai sumber ilmu dan petunjuk bagi manusia. Kualitas umat Islam dapat terangkat dengan ai-Our' an yang seluruhnya merupakan pelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan sebagai bekal untuk menjadi umat yang kokoh dan berkualitas. c. Menjaga terlaksananya sunah Rasulullah Sebagian ibadah yang dilakukan Rasulullah ada yang sangat terkait dengan menghafal al-Our'an dalam pelaksanaannya, misalnya shalat. Hafalan yang terbatas pad a surat-surat pendek dalam juz 30 akan membatasi seseorang dalarn meneladani ibadah shalat Rasulullah secara sempuma. Rasulullah sering memanjangkan membaca surat pada shalat subuh. Dua surat yang dibaca diantaranya adalah surat as-Sajadah dan surat al-Insan. Begitupun dalam shalat-shalat lainnya seperti pada shalat 'Id, Rasulullah sering rnembaca surat Oaf dan al-Oamar. d. Menjauhkan rnukrnin dari aktivitas Laghwu (tidak ada nilainya di sisi Allah) Mukmin yang sejati adalah rnukmin yang telah berhasil menjauhkan dirinya dari aktivitas /aghwu, baik yang mubah ataupun yang haram. la tidak akan rnudah terbawa arlls yang dapat merusak dan
49
menjerumuskannya untuk lupa kepada Allah. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari laghwu adalah dengan mendekatkan diri pada al-Our'an. Dengan selalu membacanya apalagi menghafalnya, secara otomatis akan menjadi benteng dari perbuatan laghwu dan membuang-buang waktu. Seorang penghafal al-Our'an dituntut untuk memlilki keterikatan yang tinggi dengan al-Our'an e. Melestarikan budaya Salafus Sha/ih Dengan mengkaji sejarah kehidupan orang-orang shalih zaman dahulu, akan didapatkan kehidupan yang cemerlang baik dalam hal pengetahuan maupun dalam hal ketaqwaan kepada Allah. Diantara kecemerlangan itu terlihat dalam perhatian mereka yang besar terhadap al-Our'an. Mereka mempelajari al-Our'an secara mendalam sehingga menghasilkan berbagi macam kitab tafsir yang sampai sekarang dapat dinikmati. mereka juga menciptakan berbagai macam ilmu tilawah dan ilmu-ilmu Our'an lainnya.
2.3.3 f<eutamaan Menghafal AI-Our'an Allah menurunkan al-Our'an dan menjadikannya kitab yang mulia. Sebagaimana Firman-Nya dalam surat al-Waqi'ah ayat 77-78:
Artinya: "Sesungguhnya AI Our'an ini ada/ah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpe/ihara (Lauh Mahfuzh)."
5I
Rasulullah pun menentukan ukuran keindahan kepribadian seseorang dari kuantitas hafalan Our',mnya. Sebagaiman dikatakan dalam hadits dari Ibnu Abbas r.a dari Nabi Muhammad SAW:
Artinya "Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat a/Our'an, bagaikan rumah rusak yang tidak berpenghuni.(HR. Turmidzi, dan ia berkata hadits hasan shahih)
e. Seorang penghafal al-Our'an adalah orang yang mendapat penghargaan khusus dari Nabi. Oi antara penghargaan yang pernah diberikan nabi kepada para sahabat penghafal al-Our'an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh al-Our'an untuk dimakamkan terlebih dahulu.
' .,- .b. ~.". J~ ('J.. ' $ ""
:
j'
'y\ -,, ", i.J:!:l
,. , ~' .
lY', .. .
.
•\ U
-~"
~
.. '
"1<' . L:>
• \,. ,ili.ll::. . ,,- . .. ~ ~
ue
0"
Artinya: "Dari Jabir bin Abdillah r.a. berkata: Sesungguhnya Nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak haral a/-Our'an?" ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahaf'. (HR. Bukhari) d. l\i1enghafal al-Our'an merupakan eiri orang yang berilmu
52
1\liah berilrman dalam surat al-Ankabut ayat 49:
-.' 1\1J\ (jJ"'":! Artinya "Sebenarnya, AI Our'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuaJi orang-orang yang zalim"
rvtenghafal al-Our'an merupakan upaya menjadikan ayat-ayatnya sebagai Ilmu yang dapat dinikmati. e. Penghafal al-Our'an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi Sebagaimana sabda nabi SAW:
Artinya "Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?"Rasul menjawab, "Para ahli al-Our'an, merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihanNya" (HR Ahmad)
f.
Menghormati seorang penghafal al-Our'an berarti mengagungkan Allah Se'oagaimana dikatakan dalam hadits dari Abu Musa al-Asy-'ari r.a. dari Nabi Muhammad SAW:
53
I-Vlinya."Sesungguhnya termasul< mengagungl
2.3.4 Adab Penghafal AI-Qur'an
Dalam menghafal al-Our'an, menurut Abdul Aziz Abdul Rauf (2000 : 101) ada beberapa adab yang harus diperhatikan bagi penghafal al-Our'an, antara lain: 1. Selalu bersama al-Our'an Penghafal al-Qur'an hendaknya selalu bersama al-Our'an melalui berbagai cara dlantaranya dengan membaca mushaf, mendengarkan bacaannya baik melalui radio atau kaset rekaman. Hal ini dilakukan untuk mencegah lupa Sehubungan dengan hal ini sebuah hadits Rasulullah dari Abu Musa mengatakan:
Artinya: "Peliharalah al-Our'an ini. oemi Tuhan yang jiwa Muhammad berada tangan-Nya, sungguh ia lebih mudah lolos dari pada unta dalam il
2. Berakhlak dengan akhlak al-Our'an Orang yang menghafal al-Our'an hendaklah berakhlak dengan akhlak alOur'an seperti halnya nabi Muhammad saw. Hal ini sesuai dengan
54
keterangan Aisyah r.a. kelika dilanya mengenai akhlak Nabi, beliau menJawab bahwa akhlak nabi adalah al-Our'an.
3. Ikhlas dalam mempelajari al-Our'an Para pengkajl dan penghafal al-Our'an semeslinya mengikhlaskan nlatnya dan mencan keridlaan Allah semala dalam mempelajari dan mengajarkan al-Our'an, bukan bermaksud pamer, di hadapan manusia dan lidak untuk mencar·i dunia. Allah berfirman dalam sural al-Kahfi ayal 110:
/Vtinya "... Barangsiapa mengharap peljumpaan dengan Tuhannya maka hendak/ah ia mengerjakan ama/ yang saleh dan jangan/ah ia mempersekutukan seorangpun da/am beribadat kepada Tuhannya"
Para penghafal al-Our'an dan penunlul ilmu sudah seharusnya bertaqwa kepada Allah swl. dan mengikhlaskan amalnya hanya kepada Allah. Sedangkan perbuatan dan nial buruk yang pernah lerjadi sebelumnya, hendaknya disesali dan ia segera berlaubal kepada Allah serta memulai dengan keikhlasan dalam menunlul ilmu dan beramal.
55
2.4 :-<erangka Berpikir Ayat-ayat al-Our'an yang dihafal oleh seorang muslim tidak dapat disamakan dengan hafalan kitab lainnya, karena ayat-ayat al-Our'an bukan bacaan biasa tetapi firman Allah yang sud, dan mempunyai nilai yang sangat tinggi. KeUka seseorang memutuskan untuk menghafal al-Our'an, ia sudah siap dengan konsekuensi yang akan diterimanya, yaitu sebagai orang yang mengetahui ajaran-aJaran Islam yang terkandung dalam ayat-ayat yang ia hafal. Pengetahuan ini menuntut dirinya untuk dapat beramal dan berperilaku sesuai dengan ajaran al-Our'an.
Sebagai individu yang sedang dalam proses menghafal al-Our'an sudah barang tentu akan menemui kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam mencapai tujuan dan tugas menjadi orang yang hafal al-Our'an. Dalam mencapai tujuannya itu seringkali ditemukan adanya hambatan-hambatan yang menghadang ketika berkonsenterasi menghafal, baik hambatan dari dalam diri maupun dari luar yang terkadang sang at mempengaruhi laju untuk mencapai ke tujuan. Dalam suasana diri yang seperti itu seorang penghafal al-Our'an akan merasa kesulitan apabila ia tidak dapat menetraslisir akan suasana hati dan pikirannya yang terkonsenterasi penuh untuk menghafal.
56
Sebagai seorang mukmin yang sedang menghafal al-Our'an dituntut untuk dapat mengendalikan emosi yang menimpa diri ketika berinteraksi dengan aktivitas sehari-hari, namun terkadang seseorang akan merasakan suasana yang lam dalam dirinya ketika ia sudah mencanangkan tujuan mulia yang ingin dlraihnya dalam hal ini menjadi orang yang hafal al-Our'an tetapi ditengah-tengah perjalanannya itu menemukan hambatan-hambatan yang dapat menimbulkan frustrasi.
Seperti dil,atakan oleh Davidoff (1991 : 177) bahwa rintangan fisik, pribadi dan sosial dapat membuat orang frustrasi. Selain itu frustrasi dapat timbul juga dlkarenakan faktor lingkungan, pribadi dan konflik (Sarlito, 1976 : 59). Bagi penghafal al-Our'an hambatan dapat disebabkan dari dalam diri (Internal) atau luar (el<slerna/). Bagi penghafal al-Our'an ia akan merasa
frustrasi ketika ia kehilangan hafalan al-Our'an yang telah dihafalnya.
Frustrasi dapat disebabkan dari faktor dalam diri ataupun dari luar. Pada diri orang yang mengalami frustrasi ia akan menampakkan tanda-tanda seperti putus asa, lemah semangat, perasaan tidak nyaman, pikiran tidak tenang dan berupa respons fisiologis sepelii tidak bisa tidur, kepala pening dan lain sebagamya.
57
Abdul AZlz Abdul Rauf (2000,74-100) menyatakan bahwa yang menjadi problematika dari dalam atau dakhiliyah (internal) penghafal al-Our'an antara lain dikarenakan cinta dunia dan terlalu sibuk dengannya, tidak dapat merasakan kenikmatan al-Oul 'an, hati yang kotor dan terlalu banyak maksiat, tidak sabar, malas dan berputus asa, semangat dan keinginan yang lemah, nlat yang tidak ikhlas dan lupa Sedangkan problematika dari luar atau khanj/yah (eksterna/) antara lain tidak mampu membaca dengan baik, tidak
mampu mengatur waktu, ayat-ayat yang mirip dengan yang lain (tasybuhul ayat) , pengulangan yang sedikit, belum memasyarakat, dan tidak adanya
pembimbing (muwajjih) yang menyertai.
Frustrasi dikalangan penghafal al-Our'an oleh sebagaian orang jarang dilihat sebagai hal yang mewujud karena berpikir bahwa semakin orang mendalami al-Our'an maka orang itu akan terhindar dari gejala-gejala penyakit kejiwaan. Tetapi melihat tug as dan kewajiban penghafal al-Our'an yang tidak mudah serta mencoba memahami problematika yang sering dihadapi, frustrasi dapat juga tirnbul ketika rnenghafal al-Our'an.
Dalarn menghadapi keadaan yang frustratif, tidak semua individu akan rnenghayatinya secara sama. Ketegangan yang ditimbulkan dapat berbeda tergantung kepada derajat toleransinya (Sarlito, 1976:63), begitupula bagi penghafal al-Our'an pria dan wanita.
58
Tugas-tugas yang banyak diemban oleh diri penghafal al-Our'an dibutuhkan keyaklnan dan kemampuan dalam melakukan tugas tersebut tetapi sejauhmanakah keyakinan dan kemampuan yang dimiliki oleh diri penghafal al-Our'an disadari? Hal ini dapat juga menjadi masalah apabila para penghafal al-Our'an tidak mencermati akan kemampuan dirinya dalam Illelakukan tugas sebagai penghafal al-Our'an.
Byme & Baron (1997 • 172) yang berpendapat bahwa efikasi diri adalah evaluasl kelllalllpuan individu dalam melakukan tugas, mencapai tujuan, dan Illengatasi hambatan masalah. Pada efikasi diri, individu mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk melakukan suatu tingkah laku yang dibutuhkan untuk mencapai hasil tertentu. Dalam hal ini bagi penghafal al-Our'an adalah dapat melaksanakan tugas-tugas menghafal al-Our'an dan tanggung jawab yang diembannya dengan baik dan lancar.
Menjawab apakah ada perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wan ita dengan berasumsi bahwa setiap Illasalah atau problem yang dihadapi oleh para penghafal al-Our'an berbeda-beda dilihat dari personal, lingkungan serta motivasi yang melatar belakangi Illereka maka akan berbeda pula cara sudut pandang ketika Illenghadapi Illasalah dan tugasnya dalam menghafal al-Our'an
59
Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, reaksi seseorang dalam menghadapi situasi frustrasi cenderung berupa reaksi agresi. Oleh karenanya dengan melihat adanya asumsi bahwa laki-Iaki lebih agresif dan pereillpuan lebih banyak mengalah sebagaimana dalam penelitian Maccoby & Jacklin (dalam Vitria, 2003 : 34), Illaka penulis menduga bahwa jenis
kelaillin berkaitan dengan reaksi seseorang dalam menghadapi situasi frustrasi. Dan dikarenakan perlunya keyakinan akan kemampuan diri untuk dapat Illenghafal al-Our'an dalam hal ini efikasi diri berperan untuk Illelihat seberapa jauh keyakinan yang dimiliki oleh penghafal al-Our'an dalalll 1ll8ngemban tugasnya dalam menghafal ai-Our'an. Oleh karena itulah maka penulis ingill Illelihat perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
Dengan berasumsi bahwa penghafal al-Our'an yang memiliki tingkat efikasi diri tinggl dalam menghafal al-Our'an maka dalam hal keadaan yang melllbuat dirinya frustrasi dapat dikatakan rendah, sebaliknya seseorang yang meilliliki tingkat efikasi rendah dalam menghafal ai-Our'an, hal ini dapat diasuillsikan bahwa seseorang tersebut cenderung mengarah kepada kondisi frustrasi dalam menghafal ai-Our'an.
(>lJ
2.4.1 Skema Kerangka Berpikir
[ F'enghafal
U r-
F'ria (hafizh)
al-OUr'a~
Wanita (hafizhah)
I
Tugas, hambatan, masalah, rintangan Dari dalam (internal) Dari luar (ekstema/)
D Frustrasi ? Efikasi diri ?
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho . Tidak ada perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wan ita. H1 . Ada perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
3. '1.1
Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang menghasilkan data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan akngka, datanya berwuJud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi), dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel lain (Cresswell, dalam Alsa, 2003).
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif, yakni dengan membedakan antara tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu (Nazir, 1988 : 68).
62
3.2
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1
Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau sifat yang satu sama lain terpisah (Sevilla, et ai, 1993: 26) Varia bel terbagi dua macam, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Dan dalam penelitian ini yang menjadi kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Varia bel bebas : Pria dan wanita penghafal al-Our'an. b. Variabel terikat : Tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri.
3.2.2 Definisi Operasional Definisi operasional memberikan batasan atas sesuatu variabel dengan cara merinci hal-hal yang perlu dikerjakan oleh peneliti (Kerlinger, 1993: 49-51).
Frustrasi secara operasional didefinisikan sebagai skor yang diperoleh dari responden tentang kegagalan memperoleh kepuasan karena adanya rintangan terhadap aktivitas yang diukur dari frustrasi lingkungan, pribadi dan konflik : 1.
Frustrasi Iingkungan, frustrasi yang diakibatkan oleh faktor lingkungan (ekstemal) penghafal al-Our'an indikatornya meliputi afektif, kognitif dan psikomotorik.
63
2.
Frustrasi pribadi, disebabkan karena faktor dalarn diri (intemaf) penghafal al-Qur'an dalarn proses rnenghafal al-Qur'an ketika rnenernukan harnbatan sehingga rnenyebabkan frustrasi, indikatornya rneliputi afektif, kognitif dan psikornotorik.
3. Frustrasi konflik, adanya rnotif-rnotif yang saling bertentangan ketika seseorang dalarn proses rnenghafal al-Qur'an sehingga tirnbul keadaan frustrasi yang ditarnpakkan rnelalui indikator afektif, kognitif dan psikornotorik.
Efikasi diri secara operasional didefinisikan sebagai skor yang diperoleh dari responden tentang penilaian individu rnengenai seberapa besar tingkat kernarnpuan dan keyakinannya dalarn rnengerjakan tugas untuk rnencapai hasil yang diinginkan, yang diukur dengan aspek rnenentuken pilihan, kegigihan, pola pikir atau reaksi ernosional. 1. Tingkah laku rnernilih atau rnenentukan pili han, rneliputi indikator rnernbuat keputusan dan rnelakukan keputusan yang diyakini. 2. Daya tahan atau kegigihan yaitu rneliputi indikator keuletan dan kernarnpuan bertahan. 3
PoJa pikir atau reaksi ernosional, rneliputi indikator rnarnpu rnenangani situasi dan rnarnpu rnengantisipasi situasi.
64
Variabel frustrasi menghafal al-Qur'an dan efikasi diri merupakan variabel yang dapat dikategorikan sebagai variabel interval, karena data yang akan diperoleh berupa data interval. Data interval adalah data yang memiliki jarak (Arikunto, 1998 : 98) yang kemudian pada analisis data dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah.
3.3 Subjek Penelitian 3.3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh individu atau obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah penghafal al-Qur'an pria dan wan ita yang berkuliah di PTIQ (Perguruan Tinggi IImu al-Qur'an) dan IIQ (Institut IImu al-Qur'an) Jakarta.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik yang dianggap bisa mewakili populasi. Menurut Arikunto (1998 : 112) apabila subyeknya kurang dari 100 maka diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi penghafal al-Qur'an yang bermukim di asrama PTIQ dan IIQ
65
yaitu 2: 600 orang sehingga diambil 60 sampel yang terdiri dari 30 penghafal al-Our'an pria dan 30 penghafal al-Our'an wan ita.
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling yaitu pemilihan responden berdasarkan pemilihan aeak, yang didasarkan bahwa responden penelitian ini yaitu mahasiswa PTIO dan mahasiswi 110 Jakarta seluruhnya adalah penghafal al-Our'an, karena sudah memiliki hafalan al-Our'an
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala bentuk pernyataan. Bentuk skala yang digunakan dalam membuat pernyataan dalam penelitian ini adalah model Likert, yaitu dengan menetapkan penskoran 1 - 4. Berdasarkan respon subyek pada plot studi, setiap pernyataan favorable dan unfavorable diberi nilai sebagai berikut:
-
Tabel 3.. 1 Sobot nilai Pilihan
Favorable SS (Sangat Setuju) S (Setuju) I TS (Tidak Setuiu) I I STS (Sanqat Tidak Setuiu)
.-
Pernyataan
I
4
3 2 1
Unfavorable ..
1 2 3 4
66
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Aalat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu : 1. Skala frustrasi Skala frustrasi berdasarkan konsep teori dari Sarlito Sarwono (1976 : 59) yang membagi frustrasi ke dalam 3 golongan, yaitu frustrasi lingkungan, frustrasi pribadi, dan frustrasi konflik. Skala frustrasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecenderungan frustrasi penghafal alQur'an pria dan wanita.
Tabel 3.2. Blue print skala frustrasi menghafal al-Qur'an
I-~Ic1
I I
2
3
Pernyataan Jumlah Favorable Unfavorable 1,23,32 Afektif 4,29 Kognitif 8,19,40 10, 14 15 Psikomotorik 21,26 2,12,25 Indikator
A,p,k
• Frustrasi Iingkungan • •
Frustrasi pribadi
Frustrasi konflik
Jumlah
• Afektif • Kognitif
7,41 3,6,37 39,43
15
• Psikomotorik
22,28,30 42,44 36,38,45
• Afektif • Kognitif • Psikomotorik
24,31,34 9, 11 15,16,27
33,17 5, 13, 35 18,20
15
24
21
45
Berdasarkan hasH uji coba pada skala frustrasi menghafal al-Qur'an diberikan kepada 15 responden mahasiswa PTIQ dan 17 mahasiswi IIQ dengan jumlah item 45, maka terdapat 35 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Sedangkan, 10 item lainnya tidak valid.
67
Adapun nomor-nomor item valid yang digunakan yaitu : 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12,13,15,16,17,18,19,20,21,23,24,25,26,27,28,29, 30, 32, 33, 35, 36,38,39,40,41,43,44,45. 8erikut ini adalah blue print revisi skala
frustrasi menghafal al-Our'an.
Tabel 3.3. Blue print revisi skala frustrasi menghafal al-Qur'an
---I No.
, 2
._-~._-~--~----_.,,-~-
~-_.
Aspek
-r
• • • Frustrasl pnbadl
i,
Frustrasi konflik
3.
f--.'--~--~
- _..
...
Indikator Afektif Kognitif Psikomotorik
• Afektif • Kognitif • Psikomotorik
28, 30 5 7,31,34
1 3,6 11, 14
• Afektif
24 9 15,16,27 18
17, 33 13, 35 18,20 17
• Kognitif • Psikomotorik
Jumlah
Pernyataan Favorable Unfavorable 23,32 4, 29 8,19,22 10 2,12,25 21,26
_.
Jumlah 13 +------
11
11 35
Uji reliabilitas skala frustrasi menghafal al-Our'an dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,9100 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel untuk digunakan, karena menurut Azwar (2003 : 83) koefisien reliabilitas yang tinggi bila mendekati angka 1,00.
2 Skala efikasi diri
Skala efikasi diri berdasarkan teori fungsi efikasi diri dari Bandura (1986 : 393-395) yang menyatakan bahwa fungsi efikasi diri terdiri dari tingkah laku
69
Tabel 3.5. Blue print revisi skala efikasi diri penghafal al-Our'an -"
Pernyataan Unfavorable Favorable 13,23,24, 5, 34 31 8,29,38 9,18,20
Indikator
Aspek
•
Menenlukan Pilihan -
Kegigihan/daya lahan
3.
,
Membual kepulusan • Melakukan kepulusan yang divakini • Keulelan
•
Kemampuan bertahan • Mampu menangani Pola pikir serta siluasi reaksi emosional Mampu • menganlisipasi siluasi Jumlah
I
3, 12, 19, 21 1,7,35 4, 14,26, 30, 39
Jumlah
12
22 6,11,16,25, 27, 36 10
14
-13
2,17,28, 33,37
15,32
22
17
39
Uji reliabilitas skala efikasi diri penghafal al-Qur'an dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,9290 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel untuk digunakan.
3.4.3
Teknik Uji Instrumen
1. Uji validitas skala Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui aspek suatu skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukuran. Validitas skala sikap banyak disandarkan pada re/evansi isi pernyataan yang disusun berdasarkan rancangan yang tepat karena skala yang disusun
70
berdasarkan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas secara teoritik akan valid. Untuk menguji besarnya validitas instrumen penelitian, penulis menggunakan rumus Product Moment Pearson (Syaifuddin Azwar, 2004 : 100). Untuk penghitungannya menggunakan program SPSS. Adapun rumus korelasi product moment sebagai berikut :
Keterangan: rxy
= Angka indeks korelasi "r" product moment
Ixy
= Jumlah hasil perkalian antara skor item dan skor total
Ix
= Jumlah skor item
Iy
= Jumlah skor total
n
= Jumlah subyek
2. Uji reliabilitas skala Reliabilitas adalah konsistensi, keajegan atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2004 : 83). Untuk menghitung reliabilitas instrumen penelitian, digunakan teknik Alpha
Cronbach. Untuk penghitungannya digunakan program SPSS, dengan rumus sebagai berikut :
/1
Keterangan:
dan
.1'"
.1'"
= Varians skor belahan 1 dan varians skor bElahan 2
.I' , x
= Varians skor skala
3.4.4 Teknik Analisa Data
Untuk pencarian data peneliti menggunakan uji-t (t-test) antar kelompok dan statistika sederhana dengan menggunakan SPSS 11,5. dan rumus yang digunakan adalah :
t = M1- M2 SE M,-M,
Keterangan : M1
= Mean dari kelompok sampel pertama
M2
=Mean dari kelompok sampel kedua
SE M, -
M,
= Besarnya simpangan baku mean sampel
Sedangkan untuk mencari simpangan baku mean sampel menggunakan rumus:
SEM = SO ..j N - 1
72
Keterangan :
SEM
= Besarnya simpangan baku sampel
so
= Oeviasi standar dari mean yang diteliti
N
= Number of cases (banyaknya subjek yang diteliti)
1
= Bilangan konstan
3.5 Prosedur Penelitian Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan Pada awalnya menentukan tema penelitian dan merumuskan masalah
-
penelitian kemudian melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian dan setelah itu pengumpulan data dalam penelitian dimulai dengan beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian di antaranya adalah segala hal yang menyangkut perizinan, penyiapan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala frustrasi menghafal al-Our'an dengan jumlah pernyataan 45 item dan skala efikasi diri penghafal al-Our'an dengan jumlah pernyataan 45 item, dan kemudian menentukan lokasi penelitian dan menyelesaikan administrasi perizinan.
73
2, Tahap pelaksanaan Pelaksanaan pengumpulan data yang dimulai dengan menentukan subyek penelitian dengan teknik random sampling yaitu pemilihan subyek penelitian didasarkan atas pemilihan aeak, Menguji eoba alat ukur (try out) dilaksanakan pada tanggal 12-13 September 2006 dan penelitian dilakukan pada 21 September - 14 Oktober 2006, 3, Tahap analisis data Data yang telah terkumpul setelah diberi skor, ditabulasi dan kemudian dianalisis,
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok penghafal al-Our'an pria (hafizh) dan penghafal alOur'an wan ita (hafizhah). Setiap kelompok berjumlah 30 orang. Tabel4.1 Jumlah Sampel
!.
Kelompok
r"9ha,al al-Qce'ac pcia (hafi'h) Penghafal al-Our'an wanita (hafizhah) _ _ _._.n··_____.",,·' Total _, .,_ _ _".. __ _··.~
_~
Jumlah sampel % 50% 30 .50% 30 60 100% .....
4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden akan diuraikan secara rinci berupa gambaran umum frekuensi dan prosentase dari usia, asal sekolah, jumlah hafalan dan tempat tinggal. Tabel4.2 Gambaran umum responden berdasarkan usia Kelompok Rentang usia Penghafal al-Our'an pria Penghafal al-Qur'an wanita Frekuensi % Frekuensi % 18 - 20 11 36,6% 10 34% 21 - 23 12 40% 20 66% 24 - 26 7 23,4 0 0% Total 30 100% 30 100%
75
Berdasarkan usia, responden pada penelitian ini berusia 18 - 20 tahun dengan jumlah 11 atau 36,6% untuk responden pria dan 10 orang atau 34% bagi responden wanita, yang berusia 21 - 23 tahun berjumlah 12 orang atau 40% untuk respond en pria dan 20 orang atau 66% bagi responden wanita, dan yang berusia 24 - 26 tahun pada responden pria berjumlah 7 orang atau 23,4% sedangkan pada responden wan ita tidak ada atau 0%.
Melalui data tersebut dapat diketahui bahwa penghafal ai-Our' an dalam penelitian ini mayoritas dalam rentang usia 21-23 tahun. Hal ini dapat rnenggambarkan bahwa penghafal al-Our'an pada penelitian ini mayoritas berada pada tahap perkembangan dewasa awal.
Tabel4.3 Gambaran umum responden berdasarkan asal sekolah Kelompok Asal sekolah PenQhafal al-Qur'an pria PenQhafal al-Qur'an wanita Frekuensi Frekuensi % % ISMA 10% 6 20% 3 1---. MA 13 44% 16 54% Pesantren 14 46% 8 26% Total 30 100% 30 100% __ _. _ . - - L .
i
I
Berdasarkan asal sekolah pada responden penghafal al-Our'an laki-Iaki paling banyak berasal dari pondok pesantren, berjumlah 14 orang atau 46% dan dari Madrasah Aliyah (MA) berjumlah 13 orang atau 44%, sedangkan paling sedikit berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 3 orang
76
atau 10%. Sedangkan pada responden penghafal al-Our'an perempuan yang paling banyak berasal dari Madrasah Aliyah (MA) berjumlah 16 orang atau 54% dan dari pondok pesantren berjumlah 8 orang atau 26%, sedangkan yang paling sedikit berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 6 orang atau 20%.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan para penghafal al-Our'an dalam penelitian ini mayoritas berasal dari Madarasah Aliyah dan Pondok Pesantren. Hal ini dapat dimaklumi karena MA dan pondok pesantren memiliki lingkungan belajar yang agamis serta mendekatkan anak didiknya dengan al-Our'an sehingga timbul niat untuk dapat menjadi penghafal ai-Our'an.
Tabel4.4 Gambaran responden berdasarkan jumlah hafalan al-Our'an Jumlah hafalan
1 - 10 Juz 11 - 20 Juz 20 - 30 Juz Total
Kelompok Penghafal al·Qur'an pria Penghafal al·Qur'an wanita Frekuensi Frekuensi % % 26,6% 63,3% 8 19 8 26,6% 7 23,3% 14 46,8% 4 13,4% 30 100% 30 100%
Jumlah hafalan al-Qur'an pada responden penghafal al-Our'an pria paling ban yak memiliki hafalan 20 - 30 Juz berjumlah 14 orang atau 46,8% dan
77
yang memillki hafalan dari 1 - 10 dan 11 - 20 Juz masing-masing berJumlah 8 orang atau 26,6%. Sedangkan pada penghafal al-Qur'an wanita paling banyak dijumpai memiliki hafalan dari rentang 1 - 10 Juz, yaitu berjumlah 19 orang atau 63,3% dan 11 - 20 Juz berjumlah 7 orang atau 23,3% dan paling sedikit memiliki hafalan dalam rentang 20 - 30 Juz berjumlah 4 orang atau 13,4%.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini pada penghafal al-Qur'an pria paling banyak ditemui memiliki hafalan dari 21 - 30 Juz sedangkan pada wan ita memiliki hafalan dari rentang 1 - 10 Juz. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penghafal al-Qur'an dalam penelitian ini adalah mahasiswa/l di PTIQ dan IIQ yang dalam penerimaan mahasiswa barunya minimal memiliki hafalan 5 Juz.
Tabel4.5 Gambaran responden berdasarkan tempat tinggal
Tempat tinggal
Asrama Rumah Kos Total
Kelompok Penghafal al·Qur'an pria Penghafal al-Qur'an wan ita Frekuensi Frekuensi % % 20 67% 20 67% 4 13% 5 16,5% 6 20% 16,5% 5 30 100% 30 100%
Berdasarkan tempat tinggal pada responden penghafal al-Qur'an pria paling banyak bertempat tinggal di asrama berjumlah 20 orang atau 67% kemudian
78
yang tinggal di kos sebanyak 6 orang atau 20% sedangkan paling sedikit tinggal di rurnah berjurnlah 4 orang atau 13%. Sedangkan pada responden penghafal al-Our'an wanita berdasarkan tern pat tinggal paling banyak berternpa! tinggal di asrarna berjurnlah 20 orang atau 67% kernudian tinggal kos sebanyak 5 orang atau 16,5%, dan tinggal di rurnah berjurnlah 5 orang atau 16,5 %.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa baik penghafal al-Our'an pria rnaupun wanita banyak berternpat tinggal di asrarna. Dalarn lingkungan asrarna penghafal al-Our'an terkondisikan untuk dapat terus berinteraksi dengan ternan sesarna penghafal sehingga dapat rnenunjang kualitas atau kuantitas dari hafalan al-Our'annya.
4.2. Presentasi Data 4.2.1. Uji persyaratan Uji persyaratan ini adalah syarat untuk rnelakukan analisis lebih lanjut dalarn rnengolah data. Uji persyaratan yang digunakan di sini adalah uji norrnalitas dan uji hornogenitas dengan rnenggunakan SPPS versi 11.5 for windows.
1. Uji normalitas Menurut Ashari (2005 : 34) pengujian norrnalitas adalah pengujian tentang kenorrnalan distribusi data. Data yang baik adalah data yang rnernpunyai
79
pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak miring kekiri atau kekanan. Tabel4.6 Uji normalitas One..sample Kolmogorov-Smirnov Test
skala
r-_J
Normal Parameters
skala fruslrasi
.,
Most Extreme Differences
60
60
Mean
69.5G67
112,4667
Sid Deviation Absolute Positive
9,95305
11,15905
,091
,129
Negative Kolmogorov·Smlrnov Z
Asymp SI9 (2-talled)
a
Test dls!flbll!lOn IS Normal
b
Calculated from dat;:;
efikasi diri
.061
,129
,091
",107
,702 ,708
,997 ,273
Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa skala frustrasi dan efikasi diri berdistribusi normal.
2. Uji homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah :
Ho
'=
Varians data bersifat homogen
H1
'=
Varians data bersifat tidak homogen
Kesimpulan yang dapat diambil adalah jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, tetapi kalau lebih besar maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS versi 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut :
XII
Tabel4.7 Uji homogenitas df1
df2
Si9·
Based on Mean
1.693
1
58
.198
Based on Median
1918
1
58
.171
..
...
,,----~_
1 ,~-
__
171
57.975 _
---- -
m
-._,,~--
"
_----~-_
~
._._.. ... Based on trimmed mean
skala efikasi
1.918
Based on Median and with adjusted df
_
skala frustrasi
Levene Statistic
I
'
rI
~-_._----_.
--
1680
1
58
Based on Mean
700
1
58
.406
Based on Median
.276
1
58
.601
Based on Median and with adjusted df
276
1
53787
.602
Based on trimmed mean
551
1
58
.461
200
Dari tabel nilai uji homogenitas di atas, dapat diketahui bahwa frustrasi memiliki nilai probabilitas (0,198) > 0,05 sehingga Ho diterima, artinya varians data bersifat homogen. Sedangkan, efikasi diri memiliki nilai probabilitas (0,406) > 0,05, maka Ho juga diterima dan artinya varians data juga bersifat homogen.
4.2.2. Uji hipotesis
Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t (t-test) antar kelompok, yaitu dengan cara membandingkan jumlah skor skala frustrasi menghafal al-Our'an dan skala efikasi diri penghafal al-Our'an pria dengan wanita. Sehingga dapat diketahui adakah perbandingan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri penghafal alOuran pria dan wan ita.
81
Adapun hasil uji-t yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS for windows versi 11,5 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel4.8 HasH uji-t Group Statistics
-
I
!
I frustrasl menghafat at-quran efikasl dlfi penghafal al-quran
Jenis kelamin Hafizhah
N
M_~ Std. Deviation
Std. Error Mean
909490
1.66049
112.3000
10.88793 1216595
222119
1126333
10.26035
187327
Hafizh
30 30
692000 69.9333
Hafizhah
30 30
Hafizh
I
1.98786
Independent Samples Test
1--I
--_. Levene's
Test for Equality of Variances
F
Sig,
t-test for Eoualitv of Means
T
Df
5ig. (2tailed)
Frustrasi menghafal
Equal variances
al-quran
assumed
1.693
.198
-.283
58
E-qual
Equal
penghafal
variances
al~quran
assumed
-.7333
--.283
variances not assumed efikasi din
778
Mean Difference
56218
- - I--
Equal variances not assumed
.778
A06
2.59014
Lower
Upper
-5.918
4A51
-5.922
4A55
---.7333
----.700
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
259014
-
-.115
58
.909
-.3333
2.90566
-6.150
5A83
-.115
56.395
909
-.3333
2.90566
-6.153
5A86
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa t-hitung skala frsutrasi menghafal alOur'an sebesar -0,283 sedangkan Habel dengan df (degrees of freedom) sebesar 58 (30+30-2) pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 2,021 dengan
82
demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,283 < 2,021). Sedangkan t-hitung skala efikasi diri penghafal al-Our'an sebesar -0,115 sedangkan t-tabel dengan df (degrees of freedom) sebesar 58 (30+30-2) pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 2,021 dengan demikian t-hitung lebih keell dari Habel (0,115 < 2,021).
Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita diterima. Berarti tingkat frustrasi menghafal al-Our'an dan eflkasi did penghafal al-Our'an pria dan wanita relatif sama.
Dan untuk melihat kategori rendah, sedang dan tinggi frustrasi menghafal alOur'an pria dan wan ita dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel4.9 Tingkat frustrasi menghafal al-Quran
i
I Tingkat TinqQi Sedang Rendah Total
Kelomook Penghafal al-Qur'an pria Penghafal al-Qur'an wanita Frekuensi Frekuensi % % 7 23,33% 3 10,00% 18 60,00% 22 73,33% 5 16,67% 5 16,67% 30 100% 30 100%
Penghafal al-Our'an pria yang menempati kategori rendah dalam frustrasi menghafal al-Qur'an sebanyak 5 orang atau 16,67%, kategori sedang
84
efikasi diri penghafal al-Our'an pria dan wanita relatif sama, dalam hal ini sama-sama masuk kategori sedang.
Oengan demikian terdapat signifikansi negatif dari hasil penelitian Inl, sehingga hipotesa awal (Ho) yang menyatakan bahwa "Tidak ada
perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri flntara penghafal al-Qur'an pria dan wanita" 01 TERIMA, dan hipotesa kedua (H1) yang menyatakan bahwa "Ada perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan
efikasi diri antara penghafal al-Qur'an pria dan wanita" OITOLAK.
BABS KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil anal isis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat keeenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita. Tidak adanya perbedaan ini berdasarkan hasil yang diperoleh t-hitung frustrasi lebih keell dari pada-t-tabel (-0,283 < 2,021) dan t-hitung efikasi diri juga lebih keeil dari pada Habel (-0,115 < 2,021). Dengan demikian, Ho yang berbunyi tidak ada perbedaan keeenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal alOur'an pria dan wan ita diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penghafal al-Our'an pria dan wanita tidak menunjukkan adanya perbedaan tingkat frustrasi yang signifikan dalam menghafal al-Our'an, begitupula dengan efikasi dirinya.
5.2. Diskusi Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat keeenderungan frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan
86
wanita. Hal ini didasarkan pada perhitungan komparasi dengan memakai uji-t terhadap penghafal al-Our'an pria dan wanita.
Tidak adanya perbedaan tingkat kecenderungan frustrasi dan efikasi diri penghafal al-Our'an pria dan wanita ini berbanding terbalik dengan asumsi penulis sebelumnya yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
Asumsi ini berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh Maccoby dan Jacklin (dalam Vitria, 2003: 32) yang menunjukkan bahwa anak laki-Iaki cenderung lebih agresif daripada perempuan terutama dalam hal menyakiti secara fisiko Namun jika perilaku mereka yang menyebabkan orang lain merasa terancam maka perempuan cenderung untuk mengekspresikan perasaan bersalah atau kecemasan yang lebih tinggi dan juga lebih menunjukkan perasaan empati pada perbuatan yang telah mereka lakukan pada korban. Dan agresi adalah salah satu cara berespons terhadap frustrasi.
Dari data tingkat kategori frustrasi menghafal al-Our'an dan efikasi diri, dapat terungkap bahwa tingkat kategori yang dominan ditempati penghafal alOur'an pria dan wan ita adalah pada taraf kategori sedang. ·Sehingga tidak
87
terdapat perbedaan yang signifikan antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
Ada tiga macam frustrasi sebagaimana menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1976), yaitu frustrasi yang disebabkan oleh faktor Iingkungan, pribadi dan konflik. Pada frustrasi lingkungan, individu dihadapkan dengan rintangan atau halangan yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya, sedangkan pada frustrasi pribadi, tumbuh dari ketidakmampuan individu itu sendiri dalam mencapai tujuan dan pada frustrasi konflik, individu memiliki berbagai konflik dari beberapa motif dirinya sehingga menyebabkan frustrasi.
Lingkungan penghafal al-Our'an pria dan wanita adalah sama-sama berada di lingkungan yang mendukung dalam menghafal dan menjaga interaksi sesama penghafal al-Our'an dan menjaga hafalannya masing-masing. Dalam lingkungan yang relatif sama, penghafal al-Our'an pria dan wanita cenderung memiliki kesamaan pikiran dan suasana hat! dalam menghafalkan al-Our'an.
Begitupula dengan efikasi diri, Iingkungan sangat berperan dalam pembentukannya. Pengalaman keberhasilan yang ditampilkan oleh individu lain (vicarious experiences) dalam hal ini sesama penghafal al-Our'an, pengamatan yang dilakukan setelah melihat keberhasilan yang diperoleh orang lain yang memiliki kesamaan dengan tugasnya akan membentuk
88
efikasi diri pada dirinya, dan efil
Persuasi sosial (social persuasion), juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi pembentukan efikasi diri. Orang lain yang secara verbal meyakinkan bahwa individu tersebut dapat menguasasi tugas tertentu akan membuat individu tersebut cenderung meningkatkan usahanya dan bertahan untuk menghadapi hambatan, Penghafal al-Our'an pria dan wanita dalam hal ini memiliki persuasi sosial yang sama karena berada pada lingkungan penghafal al-Our'an,
Terkait dengan penyebab frustrasi, Davidoff (1991: 177) mef1gemukakan bahwa rintangan fisik, pribadi, dan sosial dapat membuat orang frustrasi, Kemudian Davidoff (1991: 180) mengemukakan terdapat taktik perilaku dan kognitif yang biasa digunakan orang bila mengatasi tekanan-tekanan, Dalam strategi perilaku, terkadang orang menyesuaikan dengan bertindak seperti pemecahan masalah secara sengaja, agresivitas (menantang), regresi (mundur), menarik diri, dan atau mengelak,
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penghafal al-Our'an pria dan wan ita memiliki tingkat frustrasi yang sedang, dan tidak ada perbedaan diantara penghafal pria dan wanita, Hal ini menunjukkan bahwa dalam
89
penelitian ini penghafal al-Our'an pria dan wanita telah melakukan pemecahan persoalan dalam mengatasi hambatan dan rintangan ketika menghafal al-Our'an dengan tenang (deliberate problem solving). Sesuai dengan pernyataan Davidoff (1991: 180) bahwa dalam melakukan pemecahan persoalan secara tenang (deliberate problem solving) seseorang biasanya memandang konflik dan kekecewaan sebagai persoalan yang harus dipecahkan.
Laki-Iaki dan perempuan memiliki perbedaan dalam cara berpikir, dan hal ini merniliki alasan biologis karena struktur otak dan pengaruh hormonal yang membedakannya. Dalam cara menyelesaikan masalah (way of problem solving) namun perbedaan itu, tidak menunjuk pada kualitas berpikir. Perbedaan-perbedaan itu membuat keduanya menjadi lengkap. Kombinasi dua gaya berpikir, dan kedalaman emosional, membuat mereka istimewa jika bekerja sama. Gender (suatu konstruksi sosial atas perbedaan peranan perempuan dan lelaki) memahami bahwa perbedaan struktur otak lelaki dan perempuan tidak menghasilkan perbedaan dalam tingkat kecerdasan (level of intelligent), kecuali bagaimana mereka mengatur kecerdasan itu sendiri (Taufik Pasiak, 2002 : 90-91).
Rendahnya kategori tinggi frustrasi menghafal al-Our'an dikalangan penghafal al-Our'an ini, menguatkan kebenaran dari firman Allah dalam surat
90
Thaha ayat 123 : ".. .Barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka". AI-Our'an adalah petunjuk Allah, barang siapa
berusaha melaksanakan petunjuk al-Our'an, maka Allah memberikan kepadanya sebuah jaminan keselamatan dan terhindar dari kesesatan. Salah satunya terlihat dari minimnya tingkat frustrasi yang menduduki kategori tingg!
Dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya tingkah laku positif dari penghafal al-Our'an ketika menemukan halangan atau rintangan yang menghambat tujuannya tersebut. Hal ini sesuai dengan ungkapan Kartini Kartono (1989:215) bahwa frustrasi bisa mengakibatkan bermacam-macam bentuk tingkah laku, yaitu tingkah laku negatif dan tingkah laku positif. Diantara tingkah laku positif ialah sebagai titik tolak baru bagi suatu usaha baru, mencipta suatu bentuk-bentuk adaptasi baru dan menemukan cara baru dalam pemuasan kebutuhan dan terjadi perkembangan hidup baru dengan perspektif baru tersebut.
Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa penghafal al-Our'an pria dan wanita hanya sedikit memiliki efikasi diri dalam menghafal al-Our'an yang rendah, hal ini berarti penghafal al-Our'an pria dan wanita ketika bertujuan untuk dapat menghafalkan ayat-ayat al-Our'an, pada dirinya memiliki
91
keyakinan dan kepercayaan diri ditunjang dengan kemampuan serta motivasi yang kuat kelika telah berniat untuk dapat menghafal al-Our'an.
Motivasi memegang peranan penting dalam efikasi diri. Motivasi pada manusia diaktifkan oleh pikiran. Individu memotivasi diri dan mengarahkan tindakan yang sebelumnya sudah diantisipasi didalam pikirannya. Motivasi diatur oleh efikasi diri sehingga semakin tinggi efikasi dirinya semakin kuat motivasi yang dimiliki, demikian pula sebaliknya (Corsini, dalam Kartika, 2004 : 26). Adapun rintangan dan hambatan ketika menghafal al-Our'an dipandang sebagai ujian dan tantangan untuk dapat melaluinya dengan baik, bukan sebagai suatu penghalang. Sesuai dengan firman Allah dalam surat alBaqarah ayat 286, "Allah tidak akan membebankan seseorang sesuai dengan kemampuannya... n.
Tinggi rel}dahnya hasil yang dicapai individu atas usahanya ikut ditentukan oleh penilaian individu akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu tugas. Semakin baik penilaian individu akan kemampuannya maka individu tersebut cenderung bertambah yakin dalam menentukan hasil yang diinginkan serta merasa mampu meraihnya. Seperti yang dikatakan Bandura (1986:2) bahwa efikasi diri adalah sejauhmana keyakinan individu akan kemampuan dirinya dalam melakukan suatu tindakan atau perilaku pada situasi tertentu.
92
Keyakinan individu untuk melakukan coping akan mempengaruhi seberapa kuat stres dan depresi yang dirasakan dalam menghadapi situasi yang sulit serta motivasi yang dimiliki. Efikasi diri yang dimiliki penghafal al-Our'an digunakan untuk mengontrol stres berperan penting dalam menghadapi arousal anxiety ataupun keadaan yang menyebebkan frustrasi.
Melalui motivasi diri yang kuat untuk sama-sama menjadi penghafal al-Our'an terbentuk efikasi diri dalam dirinya sehingga hambatan dan rintangan dipandang sebagai suatu ujian yang harus dihadapi dan sudah diantisipasi sebelumnya, dan dikarenakan penelitian ini dilakukan pada Iingkungan yang relatif sama, maka mungkin inilah penyebab tidak ditemukannya perbedaan yang signifikan tingkat frustrasi dan efikasi diri antara penghafal al-Our'an pria dan wanita.
Penulis menyadari terdapatnya kendala atau keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya terbatasnya jumlah sampel yang dapat mewakili penghafal alOur'an pria dan wan ita. Karena dalam penelitian ini, peneliti mengambil jumlah sampel berdasarkan jumlah minimum untuk dapat dilakukannya penelitian. Selain itu dalam penelitian ini penghafal al-Our'an pria dan wan ita berada pada lingkungan yang relatif sama, yaitu sebagai mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi ilmu al-Our'an.
5.3. Saran Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai saran praktis, baik untuk penghafal al-Our'an maupun institusi pendidikan al-Our'an. 1. Bagi penghafal al-Our'an pertahankan motivasi yang kuat untuk dapat menjadi penghafal al-Our'an, memandang suatu hambatan dan masalah serta kesulitan ketika menghafal al-Our'an sebagai ujian yang harus dihadapi dan mencerminkan sebagai individu berjiwa al-Our'an (hamilil Our'an) baik dari segi lafaz (pembacaan ayat al-Our'an yang baik), makna
(dapat memahami tafsir kandungan ayat) dan amalannya (berperilaku sebagaimana yang dikehendaki dalam al-Our'an). 2. Kepada para penyelenggara pendidikan al-Our'an, khususnya pendidik di institusi pendidikan al-Our'an program menghafal al-Our'an agar terus memahami kesulitan-kesulitan para penghafal al-Our'an agar dapat menemukan alternatif metode menghafal al-Our'an yang mudah dan menyenangkan, sehingga menghafal al-Our'an bagi umat Islam dipandang sebagai pekerjaan bernilai ibadah yang dapat dilakukan oleh semui:3 orang yang menginginkannya.
Saran-saran teoritis bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 1. Penulis menyadari, bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat bebrapa kekurangan dan kelemahan terutama dalam proses
94
penelitiannya, maka pada peneliti selanjutnya yang berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan tema masalah dan sampel yang sama, disarankan untuk dapat menutupi segala kekurangan, kelemahan dari penelitian ini dan agar lebih memperdalam kajian permasalahan dan menambah jumlah sampel dengan mengambil sampel dari aktivitas yang berbeda. 2. Dalam pengambilan data tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi juga menggunakan wawancara dan adanya data kontrol agar didapatkan data penelitian yang lebih akurat, komprehensif dan mendalam mengenai frustrasi dan efikasi diri. 3. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam penggambaran frustrasi dan efikasi diri yang mempertimbangkan dari faktor jenis kelamin. Untuk penelitian selanjutnya dianjurkan untuk melakukan penelitian frustrasi dan efikasi diri yang mempertimbangkan aspek lainnya, selain jenis kelamin.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Abu Bakar, M. (1990). Tafsir al-Razi al-Musamma Amamdjuz bi Jabil fi Asilah wa Ajarbah min gharaib 'Aji Tanzil. Beirut: Darul Fikr. Adnan Syarif. (2002). Psikologi Qur'ani Jakarta: Pustaka Hidayah. Alsa, Asmadi. (2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Cet 1 Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arum Gayatri. (1992). Kamus Kesehatan. Jakarta: Penerbit Arcan. Ashari, dkk. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta : Andi. Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi Jakarta: Rineka Cipta. Bandura, A (1982). Self Efficacy Mechanism in Human Agency. American Psychologist. ______ , (1986). Social Foundation of Though and Action: A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall. Baqi, Abdul, M.F. (1994). AI-Mu'iam al-Mufahras Ii Alfadzil Qur'anil Karim. Beirut: Darul Fikr.
96
Buss, Arnold, H. (1978). Psychology: Behavior in Perspective. 2
nd
ed. USA.
John Willey & Sons. Betz, N.E, & Hackel. G. (1986). The Relationship of Mathematics Self Efficacy Expectations of Science-Based College Majors. Journal of Vocational Behavior. 23, 329-345. Byrne & Baron. (1997). Social psychology: Understanding Human Interaction (8 th ed). California: Jossey-Boss Publisher. Carvell, Fred. (1975). Human Relations in Business. 2nd ed. New York: Mac Millan Publishing, Co. Chaplin, J.P (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo persada. Daradjat, Z. (1988). Kesehatan Mental. Jakarta: PT Bulan Bintang Davidoff, L. L (1991). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta. Penerbit Erlangga. Freedman, J.L, d.D. sears, & J.M. Carlsmith. (1978). Social Psyhology. 3rd ed. New Jersey. Prentice Hall, Inc. Kartono, K. (1989). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung : Penerbit Mandar Maju. Kartono, K. (2003). Kamus Psikologi. Bandung : Pionir jaya. Kerlinger, Fred N. (2003). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM Press. Ed. 3. Manna al-Qattan. (1996). Studi Ilmu-ilmu Qur'an. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.
98
Sevilla, Consuelo, G. et, all. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Shihab, Quraish, M. (2002). Tafsir a/-Misbah. Jakarta: Lentera HatL Vol. 7 Tim perumus Kamus Besar bahasa Indonesia. (1988). Jakarta: Balai Pustaka. Umar, Na·sarudin. (2001). Argumen Kesetaraan Gender Perspektif a/-Our'an. Jakarta: Paramadina Woodworth. (1973). Psikologi: Suatu Pengantar Keda/am I/mu Jiwa. Bandung : Jemmars. Zainu. J.M. (1997) Pemahaman a/-Our'an. Bandung : Gema Risalah Press. Zimmerman, B.J. (1995) Self Efficacy and Educational Development. In A Bandura. (Ed.) Self Efficacy in Changing Societer (P:202-231). New York: Cambrige University Press. The American Medical Association. (1989). Encyclopedia of Medicine. New York: Random House.
Skripsi dan Tesis :
Kartika. (2004). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Keterlibatan Kerja Karyawan Divisi HRD & Administrasi di PT. Jakarta International Container Terminal. Jakarta: Skripsi Fakultas Psikologi YAI Persada.
99
Vitria, L.L. (2003). Gambaran Reaksi Frustrasi Laki-/aki dan Perempuan
Dewasa Muda di/ihat dari Rosenzweig Picture Frustration Study. Tesis Pasca Sarjana Fakultas Psikologi UI.
Website: Bandura. (2006). "Perceived Self Efficacy". Diambil dari : \V\V\vGlll()ryedu Tanumiharja. (2006). "Stress dan Reaksi Psikologik". Diambil dari : www. portalkalbe/fi les/cdk/files/14StressdanReaksiPsikologik023. pdf/ 14Str
essdanReaksiPsiko logik023. html
HASIL UJI VALIDITAS SKALA FRUSTRASI MENGHAFAL AL-QUR'AN (TRY.-,O,-U,-T-;!;)~::--. _
[=,--No, Iler;;:·~._.__
i.----
,
'
1
r hilung
r labellO,05l1
°259
°349
Hir §i=::::::=l====i.~,
I
--=~l~---f~
~:m
T
r label (0,01)
I
~:::i-,
l
0,321 1---8--........ 0,542" ,----·-9-·---· 6,593" 1:=-10 ~~-. 0,715"_ 1 . 1 1 _ .__ .. _().,310
0,349 I 0,349 0,349 0,349 ._::::.:~ ..0,349 _ _ ..
0,449 0,449 0,449 0,449 0-,449
~---- ~;----
~:;:;
~:::;-
I-
~:~~~::
--0,349 _=__ 0,349 --. 0,349 0,349
0,316 0,480" ,0,553" I 0,644"
C:-'jS-'- +__.
i
16 r·-------17
--I ------OO--',550025::-~--~-CJ..O,,3344.99-· '"
=:1189--:=.."- ' l
'I
I;~
=:::-__
f-- ········2···3-·-- ····· ..--r------
.. ---
-_.-.;~c-;:%;-;~"'~.-.. --+
'--'22 --"I, -----:0,207
,-2 4 1 - 6 ; 4 4 20 ---0:349 - - - - 25 T-------0,492** 0,349 ----- 26- "'l----0,502" - -------- --~-0,349 0,474" -0,349
I
28 29 30
0,471" ---..---f--0,468" 0,353'
0,349
0,492**
0,349
r--
1~-O-,:248--
34
[--·-----3·5---·
1-'
36 i 37 38 39 I 'L.- 40 ! 41 :---42 ,43
I 1
1--
"..-
r l----
0,365' 0,673" -0,201 0,571" 0,598" 0,398' 0,497" 0,140 0,638"
-
-
0,.,449 0,449
0,34~._
0,349
_
-------. Valid ---..---- .:r'd-"I<..~al'd___
0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349__ . .~:·-·· 0,349 0,349 0,349 0,349
~:::~
.... _.
Valid
-"-"--~1~~-------
0,449 0,449 0,449
._..._ ..... _.I1.<1 li<:'.__.. __" Valid . .__II"lid .,,_
0,449
Valid
---~-.
--..----.
Valid
~:::;
TldS~T~a1IC1-
0,449- """"TTd3kV3iId0,449 L Valid 0,449 ,Valid 0,449 Tidak valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 __ _ __ .",V."a"lid"c--c-__ 0,449 T'dak valid 0,449 Valid
t::.:::t~==J- . - ~~\¥o='~. =:F--~~~*,,_- _=___~ Keterangan : * Taraf signifikansi 0,05 ** Tarat signifikansi 0,01
Valid -----Valid--
0449 -----, ---.+---.
1--- ;}------+-~--0~2~iB,--------%~-r~--··"···--i3"-·--·"·--r
~:::~
Tidak valid .--Valid . _ Valid Vali.ci..__ _. _
---- --
---------~~::;
~-----2.'l"
II~
0,449 0,449
_ O.!
0,349' . 0--349---
0469"
T,dak valid - Valid Valid Valid _T'd"kvalid. _
0,449 0,449 0,449 ..0,'149
O .:-'...-.. - ..-t ...-._-__
-·_-_··-_-···;c%S"Y"'g5;-i
~:::~
~:;:;--I ~:::; _':::-=Tld~~I~;lid_
~---7------1
I------~~
Slalus Tidak valid
0,449
...__~:::~___
HASiL UJI VALlDITAS SKALA SELF EFFICACY PENGHAFAL AL-QUR'AN (TRY OUT)
i·'=.I11.": Ilem ~.. r hilung 1 -!---- 0,646'" ! 2 -r 0,033 ;
I"
3
r label (0,01l=F-
~:~:;
~:::;
0,391'
. 0,349
0,449 0,449
0,660'" 0,605'" 0,771'"
0,349 0,349 0,349
0,449 0,449 0,449
Valid Valid
0,605'"
0,349
0,449--
Valid
·-r--1~I
"9
~~=~--- ~~~~:
r=-.--
f--
12---+-13 14
1-:
~-=:~-t~-=:-_
! I I
r-· r-~_
1
L-
i 1
f-
.1~
F
.
..
29 30 ._3L_ _!32___ I 33 34 35 36 37 38 39 40 41
1-- ... -4'02'.. 43 44
~:::;
-----.--
_~Va'"l"id'___
Valid
~:::~ Valf;r·---
~:::~ -e---~:~J~I:d:::~
0,357 0,648'" 0,448' 0,653'" 0,498'" 0,314 0,629'" 0,423' 0,537" 0,492'" 0,716'" 0,355' 0,513'" 0,717'" 0,402'
0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
0,449 .-,-----Vv.--"all.l,dd-~ 0,449,---. ~~ 0,449 _. I'9_ak vali~ 0,449 Valid _ 0,449 Vaiid_ 0,449 Valid Valid Valid-0,449 Tidak valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0 , 4 4 9 e - . yal'9~_ 0,449 Tldak valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid 0,449 Valid
0,514'" 0,738'"
0,349 0,349
0,449 0,449
i:.
1--
26 27
i
~:~:;
0,707'" 0,349 I 0,506'" 0,349 0,348 0,349 :J---·--··0,433' ._.____ 0,349 :J 0610'" _.__ 0,349__ I 0:571'" _ _0,349 --.. _ 0,545"-··-
19 20 2·1 22 23 24 25
~:::~
~:::;_:=--->------~W~ __=
o~~~~;,---~.Er--
L--iil----
IE
Valid Tidak valid Valid-
0,449 0,449 0,449
r=-·~_- ~-=--i=---~;--- +---~~~~_ r- 8 I 0,470'" 0,349 i
Slalus
0,349 0,349 0,349
-r--O,598'"-
r=:
r label (0,0_5)
_.Q,352-=---_ _
~}1;--------~:::;
. . -... --0-;504"------·---0-,349._·- --0--;449-- ---\land-- ---
Keterangan : ' Tarat signifikansi 0,05 , 'Tarat signifikansi 0,01
Valid Valid
6.3576
.4118
1522
.9677
.8155
Mean
Minimum
Naximum
Range
1035
-.2712
.4839
.7550
Mean
Minimum
Haximum
Range
.2'714
-.5821
. 7706
1.3527
.0322
Inter-ii:.em Covariances !'tax/Hin Variance 1. 7844
.0082
Inter'-itern Correlations !vla:-:/I"1in Variance
1.3238 Alpha
.0489 .9290
Standardized item alpha
·9356
l.t')
c
e '0. E C'(l ...J SKOR TRY OUT SKALA FRUSTRASJ MENGHAFAL AL-QUR'AN
iSU8JEK I
, I I I
!
i
i, 1
,~ I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 2 2 '2 2 1 1 1 3 3 2 1 2 1 1 1 2 1 4 2 I 3
2
2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1
1 4 2 2 1 2 1 1 2 1 4 1 4 1 2 1 3 1 4 1 I 1 I TOTAL 68 44
3 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 2
2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1
2 1 1 1
1 56
7 9 10 11 12 13 14 6 8 4 5 2 3 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 I 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 I 1 2 2 2 2 2 2 2 I 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 11 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 13 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2,2 2 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 I 1 1 2 3 2 1 4 2 2 , 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 11 1 3 3 1 2 3 2 2 2 1 1 11 1 2 1 1 1 1 11 1 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 4 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 1 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 I 1 1 2 I 2 1 3 1 1 2 2 1 3 I 1 1 2 2 2 2 2 2 2 ? 1 3 1 1 , 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 4 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 I 1 2 2 4 1 1 I 2 2 2 2 2 I2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 59 41 48 45 54 65 55 85 45 42 49
NOMOR8UrlR 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 4 4 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 1 3 4 2 2 1 2 1 2 4 3 3 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 3 4 1 2 1 1 1 3 2 3 2 I 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 1 4 3 2 3 3 3 I 3 3 2 3 1 2 3 4 4 i 4 1 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 4 1 2 4 4 3 4 4 3 3 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 1 2 1 2 1 1 4 4 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 I 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 I 1 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 I 1 2 1 2 4 2 3 4 4 3 3 1 4 I 3 2 3 3 2 1 I 3 2 I 1 1 4 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 4 2 3 2 1 1 2 4 3 2 1 2 2 2 2 4 2 2 92 66 67 56 66 52 71 115 83 84
25 26 27 28 29 30 31 32 33134 35 36 37 38 39 3 3 1 1 3 1 1 2 2 ! 2 4 3 4 3 3 3 3 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 2 2 1 3 2 I 1 3 1 4 2 2 1 3 1 1 2 1 2 3 1 I 1 3 3 3 1 2 1 I 4 3 2 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 3 1 11 4 1 2 3 2 1 I 4 4 2 3 1 3 2 2 1 1 1 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 213 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 4 4 3 2 3 3 1 i 4 3 I 3 2 3 2 1 2 1 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 1 1 2 21312 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 1 : 2 I 3 2 2 2 3 1 3 1 1 3 1 2 2 1 11 I 3 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 3 1 1 213 4 3 4 3 3 3 1 1 1 1 1 3 1 J2 3 4 3 4 3 1 2 2 4 3 2 2 2 21 ? 3 2 2 2 2 3 4 2 3 1 2 2 3 1 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 1 1 1 1 4 1 1 2 3 2 3 1 2 3 3 1 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 I 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 4 1 1 2 2 1 1 1 1 213 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 I 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 4 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 1 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 3 I 4 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 1 3 1 3 2 3 3 3 I 2 1 2 2 3 1 1I3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 413 2 2 1 2 65 81 46 47 55 46 51 78 47 72198 75 87 74 79
40 2 1 1 3 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1
2 2 2 2
2
41
2 2 2 I 1 1 1 2 1 2 2
2 2 1 1 1 2 1 2 2 I
3
2
2
2 I 2 I 1 I 1 I 1 2 47
1 1 1
2 1 1 1 I 1 51
42 43 3 1 2 2 3 1 3 1 4 1 1 1 3 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 4 1 4 1 3 2 3 2 2 2 3 1 3 1 4 1 3 2 4 1 2 1 1 1 2 1 2 1 4 1 3 1 3 1 I 1 90 43
44 45 2 1 2 4 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 3 2 2 2 3 ? 3 1 2 1 2 2 4 1 4 1 4 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 3 1 2 1 1 2 1 1 70 46
TOTAL 98 93 89 83 74 70 82 105 93 106 103 100 90 92 95 95 91 102 104 101 73 93 108 59 71 72 78 95 75 86 94 78 2856
I
SKOR TRY OUT SKALA SELF EFFICACY PENGHAFAL AL-QUR'AN
r SUBJEK 1 2
3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
28
I
29 30 31 32 TOTAL
NOMOR BUTIR "
3 4 3. 4 4 3 4
4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 1 4 3 3 4 3 3 4 4 1
I I
3 2
4 2
4 1 3 3 3 3 ,i '?
2
2 4
1
2 3 3 3 3 3
i 3
3 1 3
I
I
4
I
5 3 3 3 4 4 4 3 3
2
:2 3 3 3 3 3 3 4 " 3 3 3 3
4 4
I 3 3 3 1 2 2 3 \ 2 2 3 3 i 3 , 2 3 I 3 2 3 3 3 I 3 3 3 3 3 2 3 3 I 2 2 3 3 1 2 12 2 I 3 ! 3 3 3 1 3 ! 3 2 3 3 i 3 313 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3
" I 2 I
4 3 3 ' 2 4 3 3 4 2 3
41
4
4
3
4 3
3 4 3
3 4
4 2 3
9 8 4 3 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 1 4 1 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 ['314
617 3 3 4 , 3 3 3 4 3 4 3
" " 4
411
3I
" 4
1 2 4 4 4 11297187 89 110 3 107 95 96 101 I
~.
3 <-1 4 3. 3
3 3 4
<.\
3,2 4 I '.f
H"
10 2 3 2
11 3 3 2 3 3
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2 3 1 3 3 3 2 2 31 2 3 4 3 2 3 3 2 31 3 4 3 4 4 3 3 2 2 13 13 4 '4 4 4 4 2 3 3 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 3 31 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 41 3 3 2 2 4 4 4 1 3 4 3 311 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 i 2 3 2 2 2 3 2 2 213 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 13 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 1 4 4 1 2 3 3 1 4 4 3 2 4 3 2 2 4 2 2 3 3 1 3 2 4 4 2 2 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 I 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 31 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 313 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 31 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 1 4 4 3 3 4 " 1 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 13 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 1 4 4 3 2 3 3 I 3 3 93 86 99 107 98 66 106 109 92 93901119
,
"
"
"
"
"
"
22 2 1 3 4 3 4 2 3 3
23 24 25 26 27 28 29 30 31 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 3 4 4 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2 4 1 4 4 4 3 1 4 3 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 1 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 I 3 3 3 1 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 411 1 4 I 4 3 4 4 2 4 3 2 313 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 1 J 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 1 3 2 3 3 4 3 " 3 3 3 3 2 4 I 4 3 1 3 3 2 3 2 I 3 3 2 3 2 4 I 4 4 I 4 4 4 4 4 i 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 4 4 1 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 1 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 '] 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 4 2 4 4 I 3 4 4 3 93 93 53 113 1.9iL110 106 84 102 102
"
"
,
,
, ,
" "
""
"
,
"
u..e'"
"
32 33 34 35 36 37 38 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 4 4 1 4 3 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3~13 2 1 3 3 3 4 3 4 1 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 ,3 2 3 3 4 2 4 2 1 3 3 2 3 3 3 2 ? 3 3 3 2 ' 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 .2 3 3 4 4 4 ' 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 4 4 1 3 2 3 3 3 3 1 3 3 4 2 2 2 3 3 3 4 4 58 95 86 99 89 106 97
"
"
"
39 40 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3
"" "
3 3
3 4 4 96 96
41 3 2 2 2 4 1
42 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 312 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2
" 4
3 3 2 3 3 3 4
89
4
3 2 3 2 1 3 3 3 77
43 3 2 3 4 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
3 2 3 4 2 2 3 3 4
3 2 2 81
44 45 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 14 J 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 4
4
3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 4 3
4
4
3 4 99 94
TOTAl
117 133 126 144 149 147 136 125 128 110 125 114 126 133 121 117 129 136 129
124 149 125 119 177 140 139 139 130 151 127 152 150
4267
SKALA FRUSTRASI MENGHAFAL AL-QUR'AN (LAKI-LAKI) Responden 1
c
m >-
'0.. E m
....J
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2
2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1
2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 1 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 232 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2222222 2 2 , 1 1 2 1 1 2 2 1 , 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 3 3 1 1 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 "3 3 2 2 1 2 3 1 1 3 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 322232 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 1 222222 3 2 2 2 2 2 1 1 222 2 323223 3 2 2 ~
12 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2
13 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 -,
1 2 2 2 2 2 3
NO ITEM 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 2 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 1 1 3 2 3 2 2 1 1 1 3 1 1 2 2 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 2 1 1 3 2 3 3 4 3 1 3 1 1 2 2 3 3 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 2 1 4 1 3 3 2 4 2 3 1 3 1 1 3 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 3 2 3 1 1 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 3 2 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 1 1 1 3 1 1 2 333 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 222 3 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 222 2 2 1 3 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 1 2 2 3 1 1 3 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 222 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 4 1 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 1 3 1 2 1 2 2 2 2 1 2 4 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 232 222 2 3 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 322 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 232 4 2 4 4 3 3 3 3 2 ') 1 3 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 222 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 f 3 3 3 2 3 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 222 2 3 2 222 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 1 2 1 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 422 3 L
32 33 34 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 1 2 322 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 222 3 2 3 3 2 4 324 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3
35 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3
I 54 57 65 76 68 67 62 72 60 81 51 68 62 53 56 65 74 66 69 86 81 86 86 62 72 82 72 75 78 92
Ket
R R S S S S S S S T R S S R R S S S S T T T T S S T S S S T
SKALA FRUSTRASJ MENGHAFAL AL-QUR'AN (PEREMPUAN) Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NO ITEM
1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 3 1
2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 2 1 1 21 1 1 1 1 2 21 11
3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 3 2 1 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 3 2 21 21 21 2 21 3 1i 3
5 2 1 2 1 1 3 1 2 3 3 1 2 3 3 1 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3
6 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1
7 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1
8 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2 <, 2 4 3 1 1
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 1 3 1 2 3 1 3 2 2 2 1 1 3 3
10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 1 2 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 1 1 1. 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 3 3 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 2 3 3 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 3 2 2 2 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 3 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 4 2 2 1 2 1 3 3 3 3 2 2 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 ·1 1 1 2 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2
19 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 1 2 4 2 1 2 1 2 2 2 3 1 2 1 2 4 4 2 2 3
20 1 2 2 2 4 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2
21 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 1 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3
22 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 4 2 1 2 1 1 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1 2 3 2
23 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 3 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 3 3
24 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 1 3 2 2 2
25 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 21 2 3 2 3 2
26 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 1 1 2 4 3
27 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 2 3 2
28.29 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 1 2 1 2 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 4 1 1 1 1 1 1 I 2 2 2 2 2
30 31 1 2 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 4 3 1 2 1 3 1 2 1 2 2 3 1 2 2 3 1 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 1 2 3 3 2 3
32 33 34 35 )' Kel 2 2 3 2 72 S 3 2 3 3 71 S 2 2 1 3 63 S 3 2 3 3 71 S 1 1 1 4 68 S 3 2 3 3 72 S 2 3 2 2 74 S 2 2 1 4 71 S 2 2 2 4 73 S 3 2 2 3 74 S 4 2 2 4 82 T 3 2 2 3 66 S 3 2 3 3 72 S 2 2 2 3 69 S 2 1 1 4 53 R 3 2 3 3 71 S 3 1 2 3 50 R 2 2 2 377 S 4 2 3 3 72 S 3 1 2 3 73 S 3 2 3 3 82 T 1 2 2 3 53 R 2 2 3 3 76 S 2 1 3 4 61 S 2 1 3 4 59 R 3 1 3 4 62 S 3 1 3 4 56 R 2 1 2 4 66 S 3 1 4 1 90 T 3 2 2 377 S
Lampiran 7 T-Test Group Statistics
--
1-
Ifrustras,·--
I menghafal alQuran I eflkasi diri , penghafal al-
l:~~~~_
Std. Error Mean 1.66049
30
692000
Std. Deviation 9.09490
hafizh
30
69.9333
10.88793
1.98786
0afizhah hafizh
30
1123000
12.16595
2.22119
30
1126333
10.26035
1.87327
N
jenis kelamin hafizhah
Mean
--
_._~
Independent Samples Test _.
---
Levene's
Test for Equality of Variances
F
Si9·
Hest for Equality of Means Sig. (2tailed)
df
t
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
L
I frustrasi
I~ l-quran
nenghafal
I
Equal 1.693
variances
.198
assumed Equal variances ~.!..as~_umed
fikasidifl Equal enghafal vanances !-quran assumed Equal vanances
____J..I1C't
- --_. .700
.406
I
assumed._J~
.283
.115
-
I
115
58
778
-.7333
2.59014
56.218
778
-.7333
2.59014
58
909
-.3333
2.90566
56.395
.909
-.3333
2.90566
___ L_.______.
Frustrasi perempuan -----kategori frekuensi % rendall 5 16.67% - - - - ---sedanq 22 73.33% tinggi 3 10.00% umlall 30 100.00% ~
~
~
ETk I aSI dirt Perempuan % R'!itegori frekuensi rendall 2 6.67% 24 80.00% seda~.fL... 13.33% 4 tln9.9'30 100.00% Uumla~_
I
.283
-~._--
Frustrasi Laki-Iaki rbategori frekuensi rendall 5 sedang 18 tinggi 7 iumlall 30
5.918
5922
4.451
4.455
--_._- - 6150
6.153
5.483
5.486
~~--
% 16.67% 60.00% 23.33% 100.00%
Efikasi diri laki-Iaki frekuensi· % rendall 2 6.67% sedang 24 80.00% 4 13.33% ting~ jumlall 30 100.00%
~tegori
Upper
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters "b
Mean Std. Deviation Absolute Positive
Most Extreme Differences
skala frustrasi 60
skala efikasi diri 60
69,5667
112.4667
9,95305 ,091
11,15905 ,129 ,129
,061 -,091
Kolmogorov-Smirnov Z
.702
-,107 ,997
Asymp. Sig (2-tailed)
.708
,273
Negative
a. Test dlstnbutlon IS Normal. b. Calculated from data
Test of Homogeneity of Variance r·------·---·~·_··~·,-
---~-~
!
i--j skala frustras i~----
Based on Mean
r Based on Median Based on Median
and with adjusted df
I1-------- ---...- - - i skala eflkasl
l
1
57.975
1
.171 -_200 406
Based on Mean
.700
1
i Based on Median
.276
1
58
.601
276
1
53.787
602
.551
1
58
on Median and with adjusted df
_
____ Slg~_ 198 58 --------- - - - - - - - - - ' . 171 1 58 ---df2
1
58 -58
mean
i Based
I I
Based on trimmed
Levene
df1 ... Statistic ---------_ 1.693 '-'---_...1.918 --1_918 --1.680
Based on trimmed
mean
461 --