Submitted : 12-05-2016 Revised : 03-07-2016 Accepted : 28-07-2016
Trad. Med. J., May – August 2016 Vol. 21(2), p 93-98 ISSN : 1410-5918
COMPARISON OF PHYSICAL STABILITY PROPERTIES OF POMEGRANATE SEED OIL NANOEMULSION DOSAGE FORMS WITH LONG-CHAIN TRIGLYCERIDE AND MEDIUM-CHAIN TRIGLYCERIDE AS THE OIL PHASE PERBANDINGAN STABILITAS FISIS SEDIAAN NANOEMULSI MINYAK BIJI DELIMA DENGAN FASE MINYAK LONG-CHAIN TRIGLYCERIDE DAN MEDIUM-CHAIN TRIGLYCERIDE Sri Hartati Yuliani*, Medaliana Hartini, Stephanie, Bety Pudyastuti and Enade Perdana Istyastono Faculty of Pharmacy, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
ABSTRACT Pomegranate seed oil has antioxidant, anti-inflammatory, and chemo preventive activities. Pomegranate seed oil is lipophilic substance suitable to be prepared in emulsion dosage forms. Long-chain triglyceride (LCT) and medium-chain triglyceride (MCT) are commonly used as oil phase in emulsion dosage forms. This research aimed to compare the use of LCT and MCT in the Nano emulsion formula of pomegranate seed oil dosage forms. Formulation of pomegranate seed oil Nano emulsion was conducted using high energy emulsification. Parameters observed were pH, Nano emulsion type, percent transmittance, viscosity, turbidity, and droplet size before and after 3 cycles of freeze-thaw. The result showed that there was no significant difference between physical properties of pomegranate oil Nano emulsion with LCT as oil phase and pomegranate oil Nano emulsion with MCT as oil phase. Moreover, physical stability of pomegranate oil Nano emulsion with LCT as oil phase was better than pomegranate oil Nano emulsion with MCT as oil phase. Keywords: Nano emulsion, pomegranate oil, MCT, LCT
ABSTRAK Minyak biji delima mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi bahkan sebagai antikanker. Sifat minyak biji delima yang lipofil membuatnya cocok dibuat bentuk sediaan emulsi. Minyak rantai panjang (long-chain triglyceride/LCT) banyak digunakan sebagai fase minyak demikian pula minyak rantai sedang. Industri farmasi lebih banyak menggunakan minyak rantai sedang (Medium-chain Triglyceride/MCT). Penelitian yang disajikan dalam artikel ini membandingkan penggunaan LCT dan MCT sebagai fase minyak terhadap sifat dan stabilitas fisis sediaan nanoemulsi minyak biji delima (NMBD). Pembuatan sediaan nanoemulsi minyak biji delima dilakukan dengan metode emulsifikasi energi tinggi dengan surfaktan kombinasi Tween 80-Span 80 dan Tween 80-PEG 400. Nanoemulsi minyak biji delima yang dihasilkan kemudian diuji pH, tipe nanoemulsi, persen transmitan, viskositas, turbiditas dan ukuran droplet sebelum dan setelah 3 siklus freeze-thaw. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada sifat fisis sediaan nanoemulsi minyak buah delima (NMBD) dengan fase minyak LCT dan MCT. Stabilitas fisis NMBD dengan fase minyak LCT lebih baik dibanding NMBD dengan fase minyak MCT. Kata kunci: nanoemulsi, minyak biji delima, MCT, LCT
PENDAHULUAN
Corresponding Author : Sri Hartati Yuliani Email :
[email protected]
mikroba (Ismail et al., 2012), antikanker (Miguel et al., 2010), menghambat matrix metalloproteinase-1 (MMP-1), meningkatkan proliferasi dan produksi prokolagen kulit (Aslam et al., 2006). Kandungan aktif minyak biji delima adalah asam punisat (Melo et al., 2014), polifenol, asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat (Schubert et al., 1999), tokoferol, fitosterol, dan triterpen (Verardo et al., 2014).
Traditional Medicine Journal, 21(2), 2016
93
Delima adalah buah yang mempunyai banyak manfaat. Minyak biji delima mempunyai banyak sekali aktivitas biologis diantaranya adalah antioksidan (Schubert et al., 1999), antiinflamasi (Lansky and Newman, 2007), anti-
Sri Hartati Yuliani Minyak biji delima bersifat lipofilik sehingga sediaan yang cocok adalah sediaan emulsi. Sediaan nanoemulsi akan dibuat untuk meningkatkan stabilitasnya. Nanoemulsi memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat, memiliki sistem yang stabil secara kinetika, serta dapat diformulasikan dengan konsentrasi surfaktan dan minyak yang rendah sehingga dapat memberikan rasa nyaman pada kulit tanpa meninggalkan rasa lengket (Bouchemal et al., 2004; Tadros et al., 2004). Fase minyak yang digunakan akan mempengaruhi ukuran droplet dan stabilitas nanoemulsi yang terbentuk (Davidov-Pardo and McClements, 2015). Fase minyak dalam nanoemulsi berperan sebagai pembawa yang dapat melarutkan zat aktif yang bersifat lipofilik. Fase minyak membentuk droplet dalam medium dispers dengan adanya bantuan surfaktan dan kosurfaktan (Chen et al., 2011). Long-chain triglyceride (LCT) oil adalah minyak yang sering digunakan dalam pembuatan nanoemulsi. Long-chain triglyceride oil memiliki kemampuan dalam mencegah terjadinya Ostwald ripening dan dapat menghasilkan sediaan dengan ukuran droplet < 100 nm (Suciati et al., 2014; Wooster et al., 2008), LCT yang digunakan dalam penelitian ini adalah virgin coconut oil (VCO). Selain LCT, minyak lain yang juga sering digunakan dalam pembuatan sediaan nanoemulsi ialah medium-chain triglycerides (MCT) oil. MCT oil merupakan minyak yang diperoleh dari hasil pemurnian VCO. Proses pemurnian ini melewati tahapan panjang dan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Penggunaan MCT oil sebagai fase minyak dalam formulasi nanoemulsi pernah dilakukan oleh Silvia et al. (2009) yang menghasilkan nanoemulsi dengan ukuran droplet 230-280 nm. Dalam penelitian ini akan dibandingkan stabilitas fisis sediaan topikal nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak LCT dan MCT.
METODOLOGI
Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak biji delima (Eteris Nusantara), Tween 80 (Kualitas Farmasetik, Bratachem), Span 80 (Kualitas Farmasetik, Laboratorium Farmasi dan Teknologi UGM), PEG 400 (Kualitas Farmasetik, Bratachem), LCT oil (virgin coconut oil) (Kualitas Teknis, Tekun Jaya), MCT oil (Miglyol 812N), dan akuades. Pembuatan Nanoemulsi Formula sediaan topikal nanoemulsi minyak delima seperti pada Tabel 1 (Mahdi et al.,
94
2011; Suciati et al., 2014). Tween 80, PEG 400, minyak biji delima, serta fase minyak yang digunakan yaitu LCT dan MCT oil dimasukkan ke dalam gelas beaker dan dicampur dengan menggunakan magnetic stirrer selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm. Setelah 10 menit, aquadest ditambahkan sedikit demi sedikit dan kecepatan pengadukan ditingkatkan menjadi 1250 rpm selama 10 menit. Seluruh bahan yang telah tercampur kemudian dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer selama 2 menit dan dilanjutkan dengan sonikasi selama 40 menit sambil sesekali diaduk. Uji pH Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sebelum digunakan, elektroda dikalibrasi atau diverifikasi dengan menggunakan larutan standar dapar pH 4 dan 7. Proses kalibrasi selesai apabila nilai pH yang tertera pada layar telah sesuai dengan nilai pH standar dapar dan stabil. Setelah itu, elektroda dicelupkan ke dalam sediaan. Nilai pH sediaan akan tertera pada layar. Pengukuran pH dilakukan pada suhu ruangan. Uji tipe nanoemulsi Pengujian tipe nanoemulsi dilakukan dengan metode dilusi atau pengenceran. Uji ini dilakukan dengan melarutkan sampel ke dalam fase air (1:100) dan fase minyak (1:100). Jika sampel larut sempurna dalam aquadest, maka tipe nanoemulsi tergolong dalam tipe minyak dalam air (M/A), sedangkan jika sampel larut sempurna dalam fase minyak, maka tipe nanoemulsi tergolong dalam tipe air dalam minyak (A/M). Uji persen transmitan Sampel sebanyak 1mL dilarutkan dalam labu takar 100 mL dengan menggunakan aquadest. Larutan diukur persen transmitan pada panjang gelombang 650 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Aquadest digunakan sebagai blanko saat pengujian. Uji turbiditas Turbiditas ditentukan dengan mengukur absorbansi sampel menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 502 nm. Turbiditas dihitung dengan persamaan: turbiditas (%) x lebar kuvet (cm) = 2,303 x absorbansi (Fletcher and Suhling, 1998). Viskositas Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Merlin VR. Sebanyak 14 mL sampel dimasukkan ke dalam cup dan dipasang pada solvent trap yang telah tersedia. Viskometer Merlin VR diatur dengan kecepatan 200 rpm, tiga kali putaran, selama 30 detik.
Traditional Medicine Journal, 21(2), 2016
COMPARISON OF PHYSICAL STABILITY Tabel 1. Formula sediaan nanoemulsi minyak biji delima Bahan
Fungsi
Minyak biji delima LCT MCT Tween 80 Span 80 PEG 400 Aquadest
Bahan aktif Fase minyak Fase minyal Surfaktan Surfaktan Co-surfaktan Fase air
NMBD-Aa) (%b/b) 0,03 3 9 1 87
NMBD-Ba) (%b/b) 0,03 3 9 1 87
NMBD-Cb) (%b/b) 0,03 3 16 8 73
NMBD-Dc) (%b/b) 0,03 3 16 8 73
Keterangan : a)Modifikasi formula Mahdi et al. (2011); b)Modifikasi formula Suciati et al. (2014)
Viskositas nanoemulsi dapat diketahui dengan mengamati hasil analisis yang ditampilkan oleh komputer melalui software MICRA. Uji ukuran droplet Ukuran droplet diukur dengan menggunakan particle size analyzer dengan tipe dynamic light scattering.Sebanyak 10 mL sampel diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet. Kuvet harus terlebih dahulu dibersihkan sehingga tidak mempengaruhi hasil analisis. Kuvet yang telah diisi dengan sampel kemudian dimasukkan ke dalam sampel holder dan dilakukan analisis oleh instrumen. Stabilitas Freeze-thaw cycle (Huynh-Ba, 2009). Masing-masing formula nanoemulsi disimpan pada suhu -10°C dan 30°C/75%RH selama 24 jam sebanyak 3 siklus. Nanoemulsi yang telah melewati freeze-thaw cycle diamati organoleptis, terjadinya pemisahan fase, pH, persen transmitan, turbiditas, viskositas, serta ukuran droplet.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Fisis sediaan nanoemulsi minyak biji delima (NMBD) Formulasi nanoemulsi minyak biji delima (NMBD) dalam penelitian ini menggunakan dua macam fase minyak yaitu LCT dan MCT dengan tujuan untuk melihat pengaruh dari fase minyak terhadap stabilitas sediaan nanoemulsi yang dihasilkan. Sediaan NMBD yang dihasilkan mempunyai ciri berwarna kuning dengan bau khas, homogen, jernih, pH 5 – 6 serta tidak menunjukan pemisahan fase. Pengujian persen transmitans sediaan NMBD menunjukkan bahwa sediaan yang terbentuk jernih dengan nilai persen transmitans di atas 99% (tabel 2). Apabila dibandingkan antara sediaan nanoemulsi dengan fase minyak LCT (NMBD-A dan NMBD-C) dengan MCT (NMBD-C dan NMBD-D) tidak terlihat adanya perbedaan dalam respon persen transmitan. Traditional Medicine Journal, 21(2), 2016
Kejernihan sediaan nanoemulsi biji delima juga diperlihatkan dengan hasil uji turbiditas sediaan, dimana semua formula mempunyai nilai lebih kecil dari 1% (tabel 2). Pengujian persen transmitan dan turbiditas ini menunjukkan bahwa dengan metode pembuatan energi tinggi baik LCT maupun MCT mampu menghasilkan sediaan nanoemulsi. Viskositas sediaan nanoemulsi yang dibuat dengan metode emulsifikasi energi tinggi berkisar antara 10 – 2000 cPa.s (Gupta et al., 2010). Viskositas sediaan NMBD berkisar antara 13 - 26 cPa.s, sediaan nanoemulsi yang mengandung surfaktan kombinasi Tween 80-PEG 400 (NMBD-C dan NMBD-D) mempunyai viskositas yang lebih besar dibandingkan sediaan dengan kombinasi surfaktan Tween 80-Span 80 (NMBD-A dan NMBD-B). Hal tersebut terjadi karena jumlah surfaktan kombinasi Tween 80-PEG 400 lebih banyak dibandingkan kombinasi Tween-Span 80 sehingga ikatan antara surfaktan dengan fase minyak dan fase air juga lebih banyak dan mengakibatkan tahanan untuk mengalir menjadi lebih besar. Ukuran droplet dinyatakan dengan 2 cara yaitu ukuran droplet rata-rata dan persentasi ukuran droplet yang kurang dari 100 nm. NMDB-A dan NMBD-B mempunyai ukuran droplet rata-rata kurang dari 100 nm sedangkan ukuran droplet rata-rata NMBD-C dan NMBD-D lebih dari 100 nm. Simpangan baku yang didapat pada pengujian ukuran droplet cukup besar. Simpangan baku yang besar ini disebabkan oleh karena droplet yang dihasilkan tidak seragam. Menurut Affandi, et al. (2011) pengecilan ukuran droplet dengan metode emulsifikasi energi tinggi menyebabkan droplet yang dihasilkan tidak seragam dan memiliki puncak yang banyak. Sediaan NMBD yang dihasilkan mempunyai ukuran droplet yang bersifat polidispers dengan indeks polidispers berturut-turut 0,451, 0,566, 0,508 dan 0,392.
95
Sri Hartati Yuliani Tabel 2. Data sifat dan stabilitas fisis sediaan nanoemulsi minyak biji delima NMBD-A Uji Sifat Fisis Kejernihan jernih Pemisahan fase Tidak ada pH 5,47±0,03 Transmitans (%) 99,50±0,10 Turbiditas (%) 0,25±0,01 Viskositas (cPa.S) 13,60±0,40 Ukuran droplet (nm) 47,63±29,09 Persen kumulatif droplet 100 ukuran 100 nm Indeks polidispersitas 0,45 Uji sifat fisis setelah freeze thaw (Uji stabilitas) Kejernihan berkabut Pemisahan fase Tidak ada pH 5,44±0,04 Transmitan(%) 99,10±0,27 Turbiditas (%) 0,95±0,15c) Viskositas (cPa.S) 14,20±0,50 Ukuran droplet (nm) 120,67±59,51 Persen kumulatif droplet 24,80 ukuran 100 nm Indeks polidispersitas 0,54
NMBD-B
NMBD-C
NMBD-D
Jernih Tidak ada 5,51±0,02 99,60±0,06 0,28±0,06a) 12,50±0,70 58,28±33,13 100
jernih Tidak ada 5,94±0,01 99,83±0,15 0,11±0,02 58,00±1,00 109,56±73,52 38,45
Jernih Tidak ada 5,99±0,008 99,67±0,05 0,16±0,02b) 46,00±20,00 222,32±127,74 31,93
0,57
0,51
0,39
keruh Tidak ada 5,46±0,05 18,43±1,40c) 8,18±0,23c) 13,70±0,80 509,89±246,65 4,80
jernih Tidak ada 5,79±0,14 99,80±0,10 0,11±0,03 25,70±6,00c) 153,34±145,37 63,45
Jernih Tidak ada 5,95±0,10 99,70±0,05 0,22±0,02c) 25,50±8,00c) 183,89±81,68 39,36
0,39
0,62
0,57
Keterangan: a)NMBD
A dan NMBD B berbeda pada taraf kepercayaan 95%; b)NMBD C dan NMBD D berbeda pada taraf kepercayaan 95%; c)berbeda dibandingkan pengujian sifat fisis sediaan NMBD sebelum freeze thaw pada taraf kepercayaan 95%; NMBD-A=sediaan nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak VCO dan surfaktan Tween 80-Span 80; NMBD-B= sediaan nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak MCT dan surfaktan Tween 80Span 80; NMBD-C= sediaan nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak VCO dan surfactan Tween 80-PEG 400; NMBD-D= sediaan nanoemulsi minyak biji delima dengan fase minyak MCT dan surfaktan Tween 80-PEG 400
Hal tersebut mempunyai makna bahwa sediaan NMBD mempunyai ukuran droplet yang bervariasi. Persentase ukuran droplet yang kurang dari 100 nm dari NMBD-A dan NMBD-B adalah 100% sedangkan NMBD-C adalah 38,45% dan NMBD-D sebesar 31,93%. Sediaan NMBD fase minyak LCT (NMBD-A dan NMBD-C) mempunyai ukuran partikel lebih kecil dibandingkan sediaan NMBD dengan fase minyak MCT (NMBD-B dan NMBD-D). Hal ini juga didukung oleh data viskositas sediaan NMBD dengan fase minyak LCT yang lebih besar dibandingkan dengan sediaan NMBD dengan fase minyak MCT. Hal ini terjadi karena MCT mempunyai sifat lebih polar dibandingkan LCT sehingga mempunyai afinitas lebih besar terhadap medium dispers dan menyebabkannya cenderung mempunyai ukuran lebih besar. Sediaan NMBD dengan kombinasi surfaktan Tween 80-Span 80 menghasilkan nanoemulsi berukuran kecil yang ditunjukkan dengan 100% ukuran droplet berada pada ukuran kurang dari sama dengan 100 nm.
96
Sementara itu NMBD dengan kombinasi surfaktan Tween 80-PEG 400 menunjukkan kurang dari 40% droplet berukuran 100 nm atau kurang. Secara umum sifat fisis NMBD dengan fase minyak LCT dan MCT tidak berbeda. Stabilitas sediaan nanoemulsi minyak biji delima (NMBD) Sediaan nanoemulsi dikatakan stabil apabila dapat mempertahankan sifat fisiknya selama penyimpanan. Uji stabilitas fisis dilakukan dengan menggunakan metode freeze thaw sebanyak 3 siklus (Huynh-Ba, 2009). Secara organoleptis NMBD-A dan NMBD-B menunjukkan ketidakstabilan yang ditandai dengan munculnya kekeruhan pada penampilan sediaan walaupun tidak muncul pemisahan fase. Data pengujian sifat fisis pada tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi perubahan sifat fisis sebelum dan sesudah dilakukan uji freeze thaw. Perubahan sifat fisis yang terjadi pada NMBD-B lebih besar dibandingkan NMBD-A. Data turbiditas
Traditional Medicine Journal, 21(2), 2016
COMPARISON OF PHYSICAL STABILITY memperlihatkan terjadinya perubahan sifat fisis, turbiditas naik tajam pada NMBD-B karena ukuran droplet juga meningkat tajam dari 58,28 nm menjadi 509,89 nm. NMBD-A memperlihatkan ketidakstabilan sifat fisis pada turbiditas dan ukuran partikel. NMBD-B memperlihatkan ketidakstabilan fisis pada transmitan, turbiditas dan ukuran partikel. NMBD-C memperlihatkan ketidakstabilan fisis pada viskositas dan ukuran droplet sedangkan NMBD-D memperlihatkan ketidakstabilan pada turbiditas, viskositas, dan ukuran droplet. NMBD dengan fase minyak LCT lebih stabil dibandingkan NMBD dengan fase minyak MCT. Perubahan ukuran droplet akan terdeteksi pada sifat fisis lain, semakin besar ukuran droplet maka turbiditas akan meningkat, transmitan menurun dan viskositas menurun. Perubahan ukuran droplet NMBD dengan fase minyak MCT lebih besar dibanding fase minyak LCT, hal ini disebabkan MCT mempunyai sifat lebih polar dibandingkan VCO. Perubahan ukuran droplet menjadi lebih besar ini disebut coalesen. Medium-chain triglyceride yang lebih polar dibanding LCT mempunyai kecenderungan coalesen yang lebih besar sehingga perubahan ukuran dropletpun lebih besar pada NMBD dengan fase minyak MCT sebagai turbiditas meningkat. Kandungan asam kaprilat dan asam kaprat pada fase minyak MCT mengakibatkan coalesen lebih cepat terjadi dibandingkan fase minyak LCT. Kedua asam lemak rantai pendek tersebut mengakibatkan MCT mempunyai polaritas tinggi sehingga lebih mudah larut dalam air. Perubahan suhu yang ekstrim terjadi selama siklus freeze-thaw. Pada suhu freeze gugus hidrofil pada bagian kepala surfaktan akan membeku dan pada saat thaw gugus tersebut akan kembali seperti semula untuk menangkap dan melingkupi fase minyak kembali. Pada saat freeze NMBD dengan fase MCT akan lebih cepat membentuk interaksi dengan droplet lain membentuk droplet yang lebih besar (coalesen) dibandingkan LCT yang bersifat nonpolar. Secara umum stabilitas NMBD dengan fase minyak LCT lebih baik.
KESIMPULAN Sifat fisis NMBD dengan fase minyak LCT dan MCT menggunakan gabungan surfaktan Tween 80-Span 80 maupun Tween 80-PEG 400 tidak menunjukkan perbedaan sifat fisis yaitu pH, persen transmitan, viskositas dan ukuran droplet. Tetapi menunjukkan perbedaan fisis pada turbiditas sediaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan sifat fisis NMBD dengan fase minyak LCT dan MCT. Setelah dilakukan uji stabilitas dengan metode Freeze-thaw, NMBD dengan fase minyak Traditional Medicine Journal, 21(2), 2016
LCT mengalami perubahan turbiditas, sedangkan NMBD dengan fase minyak MCT mengalami perubahan pada persen transmitan dan turbiditas. Dengan demikian stabilitas fisis NMBD dengan fase minyak LCT lebih baik dibandingkan dengan NMBD dengan fase minyak MCT.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, M.M.M., Julianto, T., and Majeed, A., 2011, Development and Stability Evaluation of Astaxanthin Nanoemulsion, Asian J Pharm Clin Res, 4 (1):142-148. Aslam, M.N., Lansky, E.P., Varani, J., 2006. Pomegranate as a cosmeceutical source: Pomegranate fractions promote proliferation and procollagen synthesis and inhibit matrix metalloproteinase-1 production in human skin cells. J. Ethnopharmacol. 103: 311–318. Bouchemal, K., Briançon, S., Perrier, E., Fessi, H., 2004. Nano-emulsion formulation using spontaneous emulsification: Solvent, oil and surfactant optimisation. Int. J. Pharm. 280: 241–251. Chen, H., Khemtong, C., Yang, X., Chang, X., Gao, J., 2011. Nanonization strategies for poorly water-soluble drugs. Drug Discov. Today 16: 354–360. Davidov-Pardo, G., McClements, D.J., 2015. Nutraceutical delivery systems: Resveratrol encapsulation in grape seed oil nanoemulsions formed by spontaneous emulsification. Food Chem. 167: 205–212. Fletcher, P.D.I. and Suhling, K., 1998, Interaction Between Weakly Charged Oil in- Water Microemulsion Droplets, Langmuir, 14 (15): 4065-4069. Gupta, P.K., Pandit, J.K., Kumar, A., Swaroop, P., and Gupta, S., 2010, Pharmaceutical Nanotechnology Novel Nanoemulsion-High Energy Emulsification Preparation, Evaluation and Application, T. Ph. Res., 3:117-138. Huynh-Ba, K., 2009. Handbook of Stability Testing in Pharmaceutical Development. Springer New York. pp. 34 Ismail, T., Sestili, P., Akhtar, S., 2012. Pomegranate peel and fruit extracts: A review of potential anti-inflammatory and anti-infective effects. J. Ethnopharmacol. 143: 397–405. Lansky, E.P., Newman, R.A., 2007. Punica granatum (pomegranate) and its potential for prevention and treatment of inflammation and cancer. J. Ethnopharmacol. 109: 177– 206. Mahdi, E.S., Noor, A.M., Sakeena, M.H., Abdullah, G.Z., Abdulkarim, M.F., Sattar, M.A., 2011.
97
Sri Hartati Yuliani Formulation and in vitro release evaluation of newly synthesized palm kernel oil estersbased nanoemulsion delivery system for 30 % ethanolic dried extract derived from local Phyllanthus urinaria for skin antiaging. Int. J. Nanomedicine. 6: 2499–2512. Melo, I.L.P., Carvalho, E.B.T. de;, Mancini-filho, J., 2014. Pomegranate Seed Oil (Punica granatum L .): A Source of Punicic Acid ( Conjugated α -Linolenic Acid ). J. Hum. Nutr. Food Sci. 2: 1–11. Miguel, M.G., Neves, M. a, Antunes, M.D., 2010. Pomegranate (Punica granatum L.): A medicinal plant with myriad biological properties - A short review. J. Med. Plants Res. 4: 2836–2847. Silva, A.P.C., Nunes, B.R., Oliveira, M.C., Koester, L.S., Mayogra, P., Bassani, V.L., et al., 2009, Development of Topical Nanoemulsions Containing the Isoflavone Genistein, Pharmazie, 64: 32-35. Schubert, S.Y., Lansky, E.P., Neeman, I., 1999.
98
Antioxidant and eicosanoid enzyme inhibition properties of pomegranate seed oil and fermented juice flavonoids. J. Ethnopharmacol. 66: 11–17. Suciati, T., Aliyandi, A., Satrialdi, 2014. Development of transdermal nanoemulsion formulation for simultaneous delivery of protein vaccine and artin-m adjuvant. Int. J. Pharm. Pharm. Sci. 6: 536–546. Tadros, T., Izquierdo, P., Esquena, J., Solans, C., 2004. Formation and stability of nanoemulsions. Adv. Colloid Interface Sci. 108109: 303–318. Verardo, V., Garcia-Salas, P., Baldi, E., SeguraCarretero, A., Fernandez-Gutierrez, A., Caboni, M.F., 2014. Pomegranate seeds as a source of nutraceutical oil naturally rich in bioactive lipids. Food Res. Int. 65: 445–452. Wooster, T.J., Golding, M., Sanguansri, P., 2008. Impact of oil type on nanoemulsion formation and Ostwald ripening stability. Langmuir 24: 12758–12765.
Traditional Medicine Journal, 21(2), 2016