DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
PERBANDINGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HISTORICAL COST DAN GENERAL PRICE LEVEL ACCOUNTING PADA MASA INFLASI 2010-2011 Ida Mentayani, Rusmanto, Rabiatul A STIE Nasional Banjarmasin
[email protected] Abstract, This research has aimed the ratio of financial reports preparation which used historical cost method and converted financial reports using general price level accounting and to know financial statement which prepared using general price level accounting more interpretative and relevant compared to financial statement which prepared using historical cost accounting on 2009-2010 inflation period for PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. As the result, financial stetemnt using general price level accounting can be used as additional information in financial statement using historical cost accounting. Descriptive method is used in preparing this research, which is a research that has aimed to descript financial statement which prepared using historical cost accounting that will be compared to general price level accounting, and then will be analyzed if the financial statement using general price level accounting is more interpretative and relevant compared to historical cost method using Number of Dollar and Command Over Good attributes. The conclusion of this research is interpretative level of financial reports using GPLA is 79,31% and the reliability is 82,67%. So, financial statement using General Price Level Accounting is more interpretative and relevant compared to historical financial reports. As the result, financial statement using general price level accounting can be used as additional information in economical condition which suffered from inflation and can be used to rate company’s asset at that time so it can facilitate management in taking better decisions. Keywords : Financial Statement, Historical Cost, General Price Level Accounting Abstrak, Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan penyusunan laporan keuangan yang menggunakan metode historical cost dan laporan keuangan yang di konversi dengan metode general price level accounting dan mengetahui laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan metode general price level accounting lebih interpretatif dan relevan dibandingkan dengan laporan keuangan yang disusun dengan metode historical cost accounting pada masa inflasi 2010-2011 untuk PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk. Sehingga laporan keuangan berdasarkan general price level accounting bisa dijadikan sebagai informasi tambahan dalam pelaporan keuangan berdasarkan historical cost accounting. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif (descriptive research) yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan penyusunan laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan historical cost accounting yang akan dibandingkan dengan general price level accounting, kemudian menganalisis apakah laporan keuangan berdasarkan general price level accounting lebih interpretatif dan relevan dibandingkan dengan metode historical cost dengan menggunakan atribut Number Of Dollar dan Command Over Good. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tingkat interpretatif laporan keuangan berdasarkan GPLA adalah 79,31% sedangkan relevansinya sebesar 82,76%. Jadi laporan keuangan dengan metode General Price Level Accounting lebih interpretatif dan relevan dibandingkan dengan laporan keuangan historis, sehingga laporan keuangan berdasarkan general price level accounting bisa digunakan sebagai informasi tambahan dalam keadaan atau kondisi ekonomi yang mengalami inflasi serta dapat
98
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
digunakan untuk menilai aset yang dimiliki perusahaan pada masa tersebut sehingga dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Kata Kunci : Laporan Keuangan, Historical Cost, General Price Level Accounting
Selama ini laporan keuangan
bahwa nilai uang stabil, akan cenderung
umumnya disusun berdasarkan nilai
tersaji lebih tinggi atau lebih rendah”.
historis yaitu menggunakan harga pada
Dalam hal ini tingkat daya beli umum
saat transaksi dan menganggap bahwa
yang mengacu pada kemampuan dari
harga-harga akan stabil atau perubahan
satuan moneter untuk membeli barang
pada nilai unit moneter tidak material
atau jasa, memiliki hubungan terbalik
serta tidak melakukan penyesuaian bila
dengan harga dari barang-barang atau
terjadi perubahan harga (inflasi). Hal ini
jasa-jasa yang menjadi pertukarannya.
disebabkan karena laporan keuangan
Perubahan yang terjadi bisa merupakan
berdasarkan historical cost memiliki
inflasi atau deflasi, namun yang paling
keunggulan seperti dapat menghasilkan
sering terjadi adalah inflasi. Sehingga
laporan keuangan yang tergantung pada
konsep historical cost yang diterapkan
transaksi-transaksi
dalam
perusahaan
yang
laporan
keuangan
dianggap
sesungguhnya, didukung oleh bukti yang
kurang memberikan informasi untuk
obyektif dan dapat dipercaya serta dapat
tujuan pengambilan keputusan.
diuji kebenarannya, sehingga laporan
Menurut
Leng
keuangan yang disusun atas dasar
mengungkapkan
historical cost akan mampu menghadapi
konvensional tidak mengakui adanya
pemeriksaan dengan kepastian bahwa
perubahan tingkat harga umum maupun
informasinya dapat dipercaya.
perubahan tingkat harga khusus. Sebagai
bahwa
(2002:
141)
“Akuntansi
Realitanya kondisi perekonomian
konsekuensinya jika terjadi perubahan
menunjukkan bahwa harga-harga selalu
daya beli seperti pada periode inflasi,
berubah dan cenderung makin tinggi
maka laporan keuangan historis secara
atau terjadi inflasi. Kenaikan tingkat
ekonomis tidaklah relevan. Pada periode
harga berarti bahwa nilai uang sebagai
ini pendapatan umumnya dinilai lebih
refleksi
tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai
tingkat
ketidakstabilannya.
harga
menujukkan
Menurut
Yadiati
lebih rendah”.
(2007: 111) “Dalam keadaan harga-
Kenyataan inilah yang sering
harga berubah (naik/turun), maka angka
menimbulkan
laba yang dihitung, dengan asumsi
penggunaan prinsip biaya historis dan 99
kritik
terhadap
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
mengusulkan prinsip
untuk
lain
yang
menggunakan
pimpinan
memperhitungkan
perusahaan
dan
pemakai
laporan keuangan yang lain (Rahmawati
adanya perubahan nilai mata uang
dan Widodo, 2008: 46)”.
seperti prinsip akuntansi nilai sekarang
Penelitian terdahulu mengenai
(current value) dan akuntansi tingkat
historical cost dan general price level
harga
umum
(general
price
level
accounting
price
level
(2006), hasil penelitian menunjukkan
accounting mengkoreksi situasi tersebut
jika terjadi inflasi yang sangat tinggi,
dengan menempatkan kembali secara
dengan
lengkap
dibandingkan
“General
accounting).
historical
cost
financial
dilakukan
tingkat
oleh
inflasi dengan
Kodrat
lebih
besar tingkat
statements ke dalam jalurnya yang
pengembalian modal bersih. Jumlah
merefleksikan perubahan daya beli dari
aktiva tetap cukup besar serta perputaran
mata uang (Leng, 2002: 146)”.
modal kerja rendah, penyesuaian laporan
Menurut Yadiati (2007: 112)
keuangan berdasarkan tingkat harga
“Akuntansi tingkat harga umum adalah
umum perlu untuk dilakukan. Penelitian
menyamakan nilai uang/daya belinya
selanjutnya tentang general price level
dalam satuan skala pengukuran yang
accounting dilakukan oleh Ranggoko
sama,
(2010)
dengan
tetap
berbasis
pada
dengan
hasil
penelitian
historical cost accounting”. Akuntansi
menunjukkan bahwa adanya perbedaan
tingkat harga umum hanya merubah
antara laporan keuangan neraca sebelum
harga lama menjadi harga sekarang
dan
tanpa menghilangkan model pelaporan
pentingnya menilai relevansi sebuah
atas dasar harga perolehan historis.
laporan keuangan, perlu kita telaah
Akuntansi tingkat harga umum ini bisa
seberapa
disajikan sebagai informasi tambahan
General Price Level Accounting sebagai
dalam
keuangan
pelengkap dari laporan keuangan yang
(supplementary information). “Hal ini
berdasarkan metode historical cost. Hal
diperlukan untuk mengetahui keadaan
ini tentunya berguna untuk mengetahui
dan perkembangan finansial perusahaan
keadaan dan perkembangan keuangan
serta
perusahaan dan juga untuk pengambilan
pelaporan
untuk
pengambilan
keputusan
sesudah
konversi.
pentingkah
keberadaan
sehubungan dengan penyusunan rencana
keputusan
yang lebih baik dan penentuan kebijakan
penyusunan rencana yang lebih baik
yang lebih tepat oleh manajer atau
serta penentuan kebijakan yang lebih 100
sehubungan
Mengingat
dengan
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
tepat
oleh
manajer
pimpinan
akuntansi kos historis menjadi tidak
perusahaan dan bagi pengguna laporan
berpaut dalam pengambilan keputusan
keuangan lainnya.
dalam
Laporan
atau
keuangan
kondisi
ekonomik
yang
adalah
didalamnya terjadi perubahan harga
informasi keuangan yang disajikan dan
yang cukup signifikan (Suwardjono,
disiapkan oleh manajemen dari suatu
2005: 620).
perusahaan kepada pihak internal dan
Kos (dalam arti luas) merupakan
eksternal, yang berisi seluruh kegiatan
jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka
bisnis dari satu kesatuan usaha yang
memperoleh
merupakan
alat
merupakan jumlah rupiah kesepakatan
komunikasi
dalam rangka penyerahan produk atau
salah
pertanggungjawaban
satu dan
dan
dan
jasa
membutuhkannya (Yadiati, 2007: 51).
Sebagai data dasar, terdapat dua hal
penyusunan
dihasilkan
jasa
manajemen kepada pihak-pihak yang
Dasar
yang
barang
perusahaan.
laporan
yang menjadi keterbatasan. Pertama,
keuangan perusahaan selama ini adalah
dengan kos sebagai bahan olah yang
akuntansi
yang
diukur dengan unit moneter. Akuntansi
perhitungannya menggunakan akuntansi
harus beranggapan bahwa daya beli uang
biaya
cost
stabil sedangkan dalam realitanya tidak
accounting). Dalam metode ini unit
demikian. Daya beli uang dapat berubah
moneter sebagai pengukur transaksi
sehingga unit moneter sebagai pengukur
sifatnya stabil, padahal kenyataannya
nilai tidak bersifat homogenus lagi kalau
nilai uang setiap saat berubah, sehingga
dikaitkan dengan waktu. Perubahan nilai
informasi akuntansi yang berlandaskan
unit
asumsi ini cenderung menjadi tidak
perubahan tingkat harga secara umum
realistis.
dalam ekonomi suatu Negara. Artinya,
konvensional
historis
Akuntansi
(historical
kos
pengukur
ini
terjadi
karena
historis
kalau nilai atau manfaat suatu barang
mempertahankan kualitas keterandalan
tidak berubah, jumlah unit moneter yang
yang didukung oleh keterujian data
dapat digunakan untuk memperoleh
(verifiability) sementara itu pemakai
barang yang sama akan berbeda dari
informasi sangat berkepentingan dengan
waktu ke waktu karena daya beli uang
keberpautan.
berubah.
Keberpautan
lebih
Kedua,
pemakai
laporan
berkaitan dengan masa sekarang dan
keuangan berkepentingan dengan masa
masa mendatang. Oleh karena itu,
sekarang 101
dan
mendatang
dalam
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
pengambilan keputusannya,
sehingga
akuntansi
inflasi
yaitu
dengan
akuntansi kurang memberi informasi
menggunakan metode akuntansi tingkat
untuk
harga
kepentingan
tersebut
informasinya hanya
kalau
didasarkan pada
umum
(general
price
level
accounting).
data historis.
Akuntansi tingkat harga umum
Menurut Leng (2002: 142) :
menyatakan bahwa nilai sesungguhnya
Terjadinya perubahan daya beli terutama
dari rupiah ditentukan oleh barang atau
inflasi
akan
jasa yang dapat diperoleh, yang biasa
tinggi
disebut daya beli. Dalam masa inflasi
ketidakakuratan laporan keuangan yang
ataupun deplasi, jumlah barang atau jasa
dihasilkan. Agar dapat mencerminkan
yang dapat diperoleh berubah dengan
keadaan yang sebenarnya atau paling
nilai uang nominal yang konstan, berarti
tidak
bahwa
yang
cukup
menyebabkan
tinggi
semakin
mendekati
keadaaan
yang
daya
beli
rupiah
berubah.
sebenarnya, laporan keuangan dapat
Akuntansi tingkat harga umum akan
disusun dengan menggunakan akuntansi
mengadakan
tingkat harga umum (general price level
komponen-komponen laporan keuangan
accounting) , yang mampu menyatakan
ke dalam rupiah pada tingkat daya beli
nilai sesungguhnya dari rupiah (daya
yang sama, namun sama sekali tidak
beli rupiah). Semakin tinggi tingkat
mengubah
inflasi maka semakin besar perbedaan
yang
yang dihasilkan antara laporan keuangan
berdasarkan nilai historis.
yang disusun berdasarkan nilai historis
penyajian
prinsip-prinsip
digunakan
dalam
Berdasarkan
teori
kembali
akuntansi akuntansi
di
atas,
dengan laporan keuangan yang disusun
rumusan masalah dalam penelitian ini
berdasarkan akuntansi tingkat harga
adalah
umum.
penyusunan Kenyataan ini tentu harus diakui
bagaimana
perbandingan
laporan
keuangan
menggunakan metode historical cost
dan dipikirkan jalan keluarnya jika
accounting dengan
informasi
dianalisis
yang dikonversi dengan metode general
memberikan
price level accounting Dan apakah
informasi akurat bagi para pengambil
laporan keuangan yang disusun dengan
keputusan. Salah satu upaya menambah
menggunakan metode general price level
manfaat informasi akuntansi dalam hal
accounting lebih interpretif dan relevan
adanya perubahan nilai uang adalah
dibandingkan dengan laporan keuangan
dapat
akuntansi
bermanfaat
yang dan
102
laporan keuangan
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
yang disusun dengan metode historical
Menurut Riahi dan Belkaoui
cost accounting pada masa inflasi 2010-
(2001: 162) gain atau loss tingkat harga
2011
umum dihitung dengan:
pada
PT
Hanjaya
Mandala
Sampoerna, Tbk. Maka dalam penelitian
1.
ini peneliti mencoba menelaah seberapa
Menghitung posisi aset moneter neto pada awal periode
pentingkah keberadaan General Price
2.
Menyatakan kembali posisi aset
Level Accounting sebagai pelengkap dari
moneter neo pada awal periode
laporan keuangan yang berdasarkan
menurut daya beli dolar pada akhir
konsep historical cost.
periode
Menurut Riahi dan Belkaoui
3.
Menyatakan
kembali
seluruh
(2001: 161) untuk menyatakan kembali
penerimaan moneter pada tahun
jumlah kos historis menjadi unit-unit
tersebut dengan dasar suatu akhir
daya beli umum, langkah-langkah yang
tahun tertentu dan tambahkan hasil
dilalui adalah:
pernyataan kembali posisi moneter
1.
Carilah
sekumpulan
laporan
neto pada awal periode (diperoleh
keuangan kos historis yang lengkap. 2.
3.
dari langkah 2)
Tentukan dan dapatkan suatu indeks
4.
seluruh
pembayaran moneter pada tahun
dari data angka-angka indeks yang
tersebut, dengan dasar suatu akhir
tersedia untuk menutupi umur item
tahun tertentu dan kurangkan dengan
terlama pada neraca.
hasil
Klasifikasikan setiap item neraca
pernyataan kembali neto dari item-
sebagai
item moneter, yang diperoleh dari
item
moneter
dan
Sesuaikan
dari
total
peningkatan
langkah 3. item-item
nonmoneter
5.
Kurangi aset moneter neto aktual
dengan suatu faktor konversi untuk
pada akhir periode dari perhitungan
merefleksikan
aset moneter neto pada akhir periode
daya
pembelian
umum kini. 5.
kembali
tingkat harga umum yang terterima
nonmoneter. 4.
Menyatakan
yang diperoleh dari langkah 4.
Hitung gains atau losses daya beli
Penyusunan
berdasarkan
nilai
umum (tingkat harga umum) yang
historis disesuaikan menjadi berdasarkan
timbul dari item-item moneter yang
tingkat harga umum dapat
dimiliki.
dengan
mengkonversikan
historis dengan 103
faktor
dilakukan nilai konversi
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
menjadi tingkat harga umum, dengan
rumus sebagai berikut:
Indeks harga sekarang Faktor konversi = Indeks tahun dasar Laporan keuangan yang telah
value). Dari hasil analisis tersebut
disusun dengan metode general price
diharapkan nantinya dapat menjawab
level accounting dibandingkan dengan
permasalahan-permasalahan
laporan keuangan yang disusun dengan
penelitian ini.
metode Kedua
historical laporan
cost
dalam
accounting.
keuangan
dianalisis
METODE
dengan menggunakan NOD (Number of
Metode yang digunakan dalam
Dollar) attribute dan dianalisis dengan
penelitian ini adalah metode deskriptif
COG (Command Over Good) attribute .
(descriptive
NOD (Number Of Dollar) attribute
penelitian
digunakan untuk mengetahui bahwa
menggambarkan
laporan keuangan tersebut interpretif.
keuangan
COG (Command Over Good) attribute
menggunakan historical cost accounting
digunakan untuk mengetahui bahwa
yang akan dibandingkan dengan general
laporan keuangan tersebut relevan. COG
price
mengekspresikan perubahan dalam level
menganalisis apakah laporan keuangan
harga umum maupun khusus, oleh
berdasarkan
karena itu COG dianggap sebagai atribut
accounting
yang
COG
relevan dibandingkan dengan metode
yang dapat
historical cost dengan menggunakan
dimiliki baik pada pasar input dan
atribut Number Of Dollar dan Command
output. Jadi COG dapat didefinisi, dalam
Over Good. Variabel dalam penelitian
terminologi pasar input, sebagai kos
ini adalah penyusunan laporan keuangan
pengganti disesuaikan level harga (price-
yaitu
level-adjusted replacement-cost) atau,
historical cost. Menurut Suwardjono
dalam
paling
menggambarkan
sebagai
relevan. barang
terminologi nilai
buku
yang
untuk
penyusunan
laporan
disusun
accounting,
general lebih
dengan
suatu
bertujuan
yang
level
yaitu
dengan
kemudian
price
level
interpretatif
menggunakan
dan
metode
pasar
output,
(2005: 475) “Kos historis merupakan
yang
dapat
jumlah rupiah sepakatan atau harga
harga
pertukaran yang telah tercatat dalam
realizable
sistem pembukuan”. Kos historis dipilih
direalisasi disesuaikan level (price-level-adjusted
research)
net
104
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
biasanya karena kos tersebut obyektif
makna maupun penggunaan. Obyek
dan dapat diuji kebenarannya. Dalam
dalam penelitian ini adalah laporan
prinsip historical cost, unit moneter
keuangan
(nilai uang) sebagai pengukur transaksi
Sampoerna, Tbk periode 2010-2011
sifatnya stabil. Metode General Price
yang dalam pelaporan keuangannya
Level Accounting, menurut Leng (2002:
menggunakan historical cost accounting
149 ) “Akuntansi tingkat harga umum
dan akan disesuaikan dengan metode
menyatakan bahwa nilai sesungguhnya
general price level accounting. Peneliti
dari Rupiah (disingkat RP) ditentukan
menggunakan laporan keuangan PT
oleh barang atau jasa yang dapat
Hanjaya
Mandala
diperoleh, yang biasa disebut daya beli”.
sebagai
obyek
Konsep general price level accounting
lengkapnya data yang ada pada laporan
tidak dimaksudkan untuk menggantikan
keuangan
prinsip
historical
Sampoerna,
Metode
ini
cost
accounting.
bertujuan
PT
Hanjaya
Mandala
Sampoerna, penelitian
PT
karena
Hanjaya
Tbk.
Tbk
Mandala
Periode
yang
untuk
digunakan adalah periode 2010-2011
menunjukkan akibat perubahan harga
yang merupakan akhir tahun laporan.
terhadap
Jenis
posisi
dan
hasil
usaha
data
yang
digunakan
dalam
perusahaan yang ditunjukkan sebagai
penelitian ini adalah data sekunder,
informasi tambahan terhadap laporan
data yang diproses oleh pihak tertentu
keuangan historical 2006:
yang cost
83).
Interpretatif, relevansi seharusnya Riahi
disusun
dengan
sehingga data tersebut sudah tersedia,
accounting
(Kodrat,
dapat berupa bukti catatan atau laporan
Unsur
Relevan
sebagaimana
yaitu
laporan
berguna.
dan
historis
yaitu
data
yang
penulis
diketahui
kumpulkan dalam bentuk angka-angka
keuangan
absolute
Sterling dalam
dan
Belkoui
(2001:
mendefinisi
relevansi
“Jika
dari
(Neraca/Laba
laporan Rugi)
keuangan
PT
Hanjaya
187)
Mandala Sampoerna, Tbk tahun 2010-
model
2011. Untuk aset tetap dan tanah untuk
keputusan menspesifikasi atribut sebagai
pengembangan peneliti akan mengambil
input atau sebagai kalkulasi, maka
data tahun 2006-2011 serta indeks harga
atribut tersebut adalah relevan untuk
konsumen dari BPS tahun 2006-2011.
model keputusan. Interpretatif yaitu
Sumber
laporan keuangan
diperoleh dari internet melalui situs
yang dihasilkan
seharusnya dapat dipahami dari segi
data
www.idx.co.id, 105
dalam
berupa
penelitian
neraca
ini
dan
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
laporan laba/rugi PT Hanjaya Mandala
menggunakan metode General Price
Sampoerna, Tbk tahun 2010-2011 dan
Level Accounting.
www.bps.go.id, berupa indeks harga konsumen. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data
yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digunakan
adalah teknik dokumentasi yaitu data
PT Hanjaya Mandala Sampoerna
dari laporan keuangan berupa neraca dan
Tbk.
laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh situs
www.idx.co.id.
Data
merupakan salah satu produsen rokok
yang
terkemuka
dikumpulkan tersebut berupa laporan
kretek
tahun terakhir yakni tahun 2010-2011 menentukan
indeks
statistik
melalui
harga
digunakan
adalah
data
teknik
situs
diperbandingkan,
historis maka
yang
akan
dihitung
seperti
akta
notaris
Anwar
Mahajudin, S.H., No. 69. Ruang lingkup
analisis
kegiatan
Perusahaan
meliputi
manufaktur dan perdagangan rokok serta investasi
dapat
saham
pada
perusahaan-
perusahaan lain.
laporan
Perbandingan Laporan Keuangan dengan Metode Historical Cost Accounting dan General Price Level Accounting.
keuangan selama kurun waktu 2010 dan 2011
luas,
Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963
konvensional yang disusun berdasarkan perolehan
dikenal
Sam Soe. Perusahaan ini didirikan di
deskriptif. Supaya laporan keuangan
harga
yang
berdasarkan analisis
yang
serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji
www.bps.go.id . Teknik
Indonesia
Sampoerna A Mild, Sampoerna Kretek,
konsumen yang diperoleh dari badan pusat
di
memproduksi sejumlah merek rokok
keuangan perusahaan untuk periode dua
serta
(”Perseroan”/“Sampoerna”)
dengan
106
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
Tabel 1. Laporan Keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan Historical cost accounting dan General Price Level Accounting Per 31 Desember 2010 dan 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) REKENING
TAHUN 2010
TAHUN 2011 Historical Cost Accounting
General Cost Accounting
Historical Cost Accounting
General Price Level Accounting
3.209.559 856.450 143.832 9.802,.455 435.570 1.095.858 224.834 15.768.558
3.331.100 888.882 149.279 10.173.659 452.064 1.137.356 233.348 16.365.690
2.070.123 891.413 201.493 8.913.348 511.105 2.058.317 205.661 14.851.460
2.070.123 891.413 201.493 9.085.391 511.105 2.136.262 213.476 15.109.263
12.161 4.087.338 175.265 42.537 237.320 201.944 4.756.565 20.525.123
12.622 3.766.913 113.966 44.148 246.307 209.591 4.393.546 20.759.236
22.177 3.850.665 173.519 94.237 60.423 323.862 4.524.883 19.376.343
23.017 3.531.993 112.220 97.806 62.719 336.126 4.163.881 19.273.144
1.074.517 3.988.530 1.073.346 3.126.171 474.144
1.115.207 4.139.570 1.113.992 3.244.554 492.099
1.938.105 1.471.749 4.464.140 585.742
1.938.105 1.471.749 4.464.140 585.742
42.234
43.833
30.161
30.161
9.778.942
10.149.256
8.489.897
8.489.897
432.642 11.352 44.928 41.807 530.729 10.309.671
449.026 11.782 46.629 43.390 550.827 10.700.083
582.846 5.549 50.043 46.219 684.657 9.174.554
582.846 5.549 50.043 46.219 684.657 9.174.554
438.300 42.077
454.898 43.670
438.300 42.077
454.898 43.670
629.769 653.617 (29.721) (30.846) 9.134.039 8.936.789 10.214.464 10.058.128 kepentingan non pengendali 988 1.025 Jumlah Ekuitas 10.215.452 10.059.153 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 20.525.123 20.759.236 Sumber: Data perusahaan yang telah diolah kembali oleh peneliti
616.400 (29.721) 9.134.733 10.201.789
639.742 (30.846) 8.991.126 10.098.591
10.201.789 19.376.343
10.098.590 19.273.144
Aktiva Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lainnya Persediaan bersih Pajak dibayar di muka Uang muka pembelian tembakau Beban dibayar di muka dan aset lainnya Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar investasi pada entitas asosiasi aset tetap tanah untuk pengembangan aset pajak tangguhan Goodwill Aset lainnya-bersih Jumlah aset tidak lancer Jumlah Aset Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek utang usaha dan lainnya utang dividen utang pajak utang cukai akrual dan provisi utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Kewajiban imbalan pasca-kerja liabilitas pajak tangguhan utang sewa pembiayaan jangka panjang pendapatan tangguhan Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Jumlah liabilitas Ekuitas Modal saham Tambahan modal disetor Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan ekuitas lainnya Saldo laba
107
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
` Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi
dalam general price level accounting
perbedaan
nilainya
antara
saldo
neraca
lebih
rendah
dibandingkan
konsolidasi per 31 Desember 2010
berdasarkan historical cost accounting.
dengan neraca yang telah disesuaikan
Hal ini terjadi karena adanya perubahan
dengan perubahan tingkat harga per 31
tingkat harga, dimana indeks harga yang
Desember 2010 dari aset sebesar Rp
digunakan adalah indeks harga tahun
20.525.123 menjadi Rp 20.759.236.
2006-2011. Pada tahun 2006 terjadi
Demikian pula untuk saldo neraca per 31
inflasi
Desember 2011 terjadi perubahan dari
Desember tahun 2006 perkembangan
neraca
harga
berdasarkan
historical
cost
sebesar
6,60%.
komoditas
Pada
secara
bulan
umum
accounting terhadap neraca yang telah
menunjukkan adanya kenaikan harga
disesuaikan terhadap perubahan harga
yang
dari aset sebesar Rp 19.376.343 menjadi
pemantauan BPS di 45 kota pada bulan
Rp 19.273.144. Perbedaan ini terjadi
Desember 2006 terjadi inflasi 1,21%
karena neraca dihitung dengan metode
atau terjadi kenaikan indeks harga dari
berbeda yaitu metode historical cost
144,14 pada bulan November 2006
accounting dengan metode general price
menjadi 145,89 pada bulan Desember
level accounting yang terjadi perubahan
2006. Inflasi terjadi karena adanya
tingkat
(Januari-
kenaikan harga yang ditunjukkan oleh
Desember) tahun 2011 terjadi inflasi
kenaikan indeks pada semua kelompok
sebesar 3,79% atau terjadi kenaikan
barang dan jasa. Inflasi ini lebih besar
indeks harga konsumen
dari 125,17
bila dibandingkan dengan inflasi tahun
pada bulan Desember 2010 menjadi
2011 atau terjadi penurunan indeks
129,91 pada bulan Desember 2011. Dari
harga dari 145,89 pada bulan Desember
semua akun yang terdapat dalam neraca,
2006
semuanya mengalami kenaikan setelah
Desember 2011. Begitu juga dengan
di konversi ke dalam general price level
tahun 2007 dimana tingkat inflasi pada
accounting kecuali untuk akun aset tetap
tahun tersebut adalah sebesar 6,59%
dan tanah untuk pengembangan.
dengan
harga.
Selama
signifikan.
menjadi
Berdasarkan
129,91
indeks
harga
pada
pada
hasil
bulan
bulan
Dari perbandingan ini diketahui
Desember 2007 sebesar 155,5. Kondisi
bahwa nilai aset tetap dan tanah untuk
ini mengakibatkan nilai aset tetap dan
pengembangan
tanah
yang
dikonversi
ke 108
untuk
pengembangan
setelah
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
dikonversi ke dalam general price level
accounting menjadi berkurang.
Tabel 2. Laporan Keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Perbandingan Laporan Laba Rugi Berdasarkan Historical Cost Accounting dan General Price Level Accounting Per 31 Desember 2010 dan 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) REKENING TAHUN 2010 TAHUN 2011 Keterangan Penjualan Bersih
Historical Cost Accounting
General Price Level Accounting
Historical Cost Accounting
General Price Level Accounting
43.381.658
46.587.676
52.856.708
53.876.932
(30.725.665)
(32.996.372)
(37.661.205)
(38.388.130)
Laba Kotor
12.655.993
13.591.304
15.195.503
15.488.802
Beban Penjualan
(3.145.057)
(3.377.485)
(3.562.619)
(3.631.384)
(799.802)
(858.909)
(1.015.497)
(1.035.098)
30.415
32.663
385.362
392.800
(37.847)
(40.644)
(203.805)
(207.739)
79.368
85.234
123.794
126.183
Biaya Keuangan Bagian Atas Hasil Bersih Entitas Asosiasi
(36.762)
(39.479)
(21.673)
(22.091)
1.921
2.063
10.017
10.210
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
8.748.229
9.394.746
10.911.082
11.121.684
2.312.601
2.483.508
2.904.159
2.960.214
12.880
13.832
(57.503)
(58.613)
2.325.481
2.497.340
2.846.656
2.901.601
6.422.748
6.897.406
8.064.426
8.220.083
15.494
16.639
(13.369)
(13.627)
6.438.242
6.914.045
8.051.057
8.206.456
6.421.429
6.895.989
8.065.414
8.221.090
1.319
1.416
(988)
(1.007)
6.422.748
6.897.406
8.064.426
8.220.083
6.436.923
6.912.628
8.052.045
8.207.463
1.319
1.416
(988)
(1.007)
6.438.242
6.914.045
8.051.057
8.206.456
Beban Pokok Penjualan
Beban Umum dan Administrasi Penghasilan Lain-lain Beban Lain-lain Penghasilan Keuangan
Beban Pajak Penghasilan Kini Tangguhan Laba Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Jumlah Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan Laba/(Rugi) yang diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali Jumlah Pendapatan/ (Rugi) Komprehensif yang diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
Sumber: Data perusahaan yang telah diolah kembali oleh peneliti Dari perbandingan antara laporan
2011 yang berdasarkan historical cost
laba rugi per 31 Desember 2010 dan
accounting dengan laporan laba rugi per 109
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
31 Desember 2010 dan 2011 yang telah
sama dengan Indeks Harga Konsumen
disesuaikan ke dalam nilai Rupiah
(IHK).
konstan terjadi perbedaan. Pada laporan
Untuk
dapat
di
analisis
laba rugi berdasarkan historical cost
menggunakan Number Of Dollar atribut
accounting per 31 Desember 2010 dan
dan Command Over Good atribut, setiap
2011 nilai laba tahun berjalan adalah
item pada neraca yang telah disesuaikan
sebesar Rp 6.422.748 dan sebesar Rp
ke dalam laporan keuangan GPLA baik
8.064.426
berdasarkan
itu untuk tahun 2010 maupun 2011 yang
metode general price level accounting
berbentuk nilai rupiah (Rp) dibagi
adalah sebesar Rp 6.897.406 dan sebesar
dengan nilai Indeks Harga Konsumen
Rp 8.220.083. Perbedaan ini terjadi
pada 31 Desember 2011 yaitu 129,91.
karena dihitung dengan metode yang
Hasil pembagian ini disebut sebagai item
berbeda yaitu metode historical cost
yang disesuaikan ke dalam jumlah unit.
sedangkan
accounting dengan metode general price
Analisis Command Over Good
level accounting yang terjadi perubahan
atau Relevansi, dilakukan dengan cara
tingkat harga.
menghitung selisih jumlah unit setiap item neraca tahun 2010 dan 2011. Apabila nilainya ≥ 16 unit maka item
3. Uji Relevan dan Interpretatif Setiap Akun Neraca Uji
relevan
interpretatif
Number Of Dollar atau interpretatif,
dilakukan dengan menggunakan Number
dilakukan dengan membagi selisih nilai
Of Dollar dan Command Over Good
rupiah item neraca antara tahun 2010
berdasarkan
metode
dan 2011 dengan selisih jumlah unit
general price level accounting pada
tahun 2010 dan 2011. Apabila nilainya
tabel 1. Item neraca tersebut dibagi
sama
dengan indeks harga umum. Akun
Konsumen pada 31 Desember 2011
laporan keuangan dikatakan relevan
sebesar 129,91 berarti item tersebut
apabila selisih jumlah unit ≥ 16 unit dan
interpretatif.
neraca
dan
tersebut dinyatakan relevan. Analisis
dengan
dengan
nilai
Indeks
Harga
interpretatif apabila selisih Akun yang
Adapun hasil perhitungan dan
telah disusun berdasarkan nilai rupiah
analisis dari masing-masing item adalah
(Rp) konstan dibagi dengan selisih unit
sebagai berikut:
110
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
Tabel 3. Hasil Uji Relevan dan Interpretatif Setiap Akun Neraca No.
Rekening
Kriteria
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Piutang Lainnya Persediaan bersih Pajak Dibayar Dimuka Uang muka pembelian tembakau Beban dibayar di muka dan aset lainnya Investasi pada entitas asosiasi Aset Tetap Tanah untuk pengembangan Aset pajak tangguhan Good will Aset bersih lainnya Utang usaha dan lainnya Utang Deviden Utang Pajak Utang cukai Akrual dan provisi Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 20. Kewajiban imbalan pasca kerja 21. Liabilitas pajak tangguhan 22. Utang sewa pembiayaan jangka panjang
Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Tidak relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan
Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif Interpretatif
Relevan Relevan Relevan
Interpretatif Interpretatif Tidak Interpretatif Tidak Interpretatif Tidak Interpretatif Tidak Interpretatif Tidak Interpretatif Tidak Interpretatif Interpretatif
23.
Pendapatan tangguhan
Relevan
24.
Modal saham
Tidak Relevan
25.
Tambahan modal disetor
Tidak Relevan
26.. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 27. Ekuitas lainnya 28.
Relevan Tidak Relevan
Saldo Laba Sumber : Hasil Analisis Data Dari
dan
attribute, persentase ini menggambarkan
interpretatif untuk laporan keuangan
perbandingan antara jumlah akun yang
yang disusun dengan metode General
dinyatakan interpretative dan relevan.
Price
Berikut
Level
hasil
uji
relevan
Relevan
Accounting
(GPLA),
diketahui bahwa persentase jumlah yang
masing-masing
persentase tersebut:
memenuhi NOD attribute dan COG 111
perhitungan
DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.1, Maret 2013
1. Number
Of
Dollar
attribute
Dollar attribute dan Command Over
(Interpretatif) Apabila
Good attribute hasilnya > 50%. Hal ini
persentase
Akun-Akun
menunjukkan bahwa Metode General
dalam laporan keuangan yang sesuai
Price Level Accounting (GPLA) lebih
dengan Number Of Dollar attribute ≥
interpretatif dan relevan dibandingkan
50%,
dengan
maka
laporan
tersebut interpretatif.
keuangan Berdasarkan
Metode
Historical
Cost
Accounting.
perhitungan di atas, dari 29 akun yang ada dalam neraca PT Hanjaya
SIMPULAN DAN SARAN
Mandala
Simpulan
Sampoerna, Tbk, 23
diantaranya dinyatakan interpretatif.
1.
Akuntansi
yang
Sehingga perhitungan persentasenya
historical
sebagai berikut: 23 / 29 x 100 % =
bahwa daya beli uang adalah stabil,
79,31 %
kenyataannya nilai uang selalu
Number Of Dollar attribute ≥ 50%
berubah
2. Command Over Good
attribute 2.
persentase
sehingga
Akun-Akun
Berdasarkan
ini
perbandingan
penyusunan laporan keuangan yang menggunakan
dengan
cost
Over
asumsi
hasil
dalam laporan keuangan yang sesuai Command
mengasumsikan
cenderung menjadi tidak realistis.
(Relevan) Apabila
cost
berdasarkan
Good
metode
accounting
historical
dan
laporan
attribute ≥ 50%, maka laporan
keuangan yang di konversi ke
keuangan
dalam
tersebut
relevan.
general
price
Berdasarkan perhitungan di atas, dari
accounting,
29 akun yang terdapat dalam neraca
terdapat perbedaan antara keduanya
PT Hanjaya Mandala Sampoerna,
yang disebabkan adanya perubahan
Tbk,
tingkat harga.
24
relevan.
diantaranya Sehingga
dinyatakan perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
3.
24/
Command Over Good
Berdasarkan dapat
29 x 100 % = 82,76 %
hasil
dilihat
interpretif attribute ≥
diketahui
level bahwa
perhitungan
bahwa
laporan
tingkat keuangan
berdasarkan GPLA adalah 79,31%
50%
sedangkan
relevansinya
sebesar
Dari hasil uji interpretatif dan
82,76%. Jadi laporan keuangan
relevan menunjukkan bahwa Number Of
dengan metode General Price Level 112
Ida Mentayani, Rusmanto dan Rabiatul A, Perbandingan Penyusunan Laporan........................
Accounting lebih interpretif dan relevan
dibandingkan
Keuangan dengan Metode Historical Cost dan General Price Level Accounting pada Masa Inflasi, Jurnal akuntansi dan keuangan, Vol.8/2, November.
dengan
laporan keuangan historis, sehingga laporan
keuangan
berdasarkan
general price level accounting bisa digunakan
sebagai
tambahan
dalam
Laporan Keuangan Perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk 2010-2011, (http://www.idx.co.id).
informasi
keadaan
atau
kondisi ekonomi yang mengalami
Leng Pwee.2002. Analisis Terhadap Perlunya Penyesuaian Laporan Keuangan Historis (Conventional Accounting) Menjadi Berdasarkan Tingkat Harga Umum (General Price Level Accounting). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.4/2, November, p.141-155.
inflasi serta dapat digunakan untuk menilai
aset
yang
dimiliki
perusahaan pada masa tersebut sehingga
dapat
manajemen
dalam
membantu mengambil
keputusan yang lebih baik.
Rahmawati dan Heri Widodo. 2008. Perlakuan Akuntansi Inflasi dan Penyajiannya Dalam Laporan Keuangan, Emisi Vol.1, No.1, April, p.45-60.
Saran Jika
kondisi
perekonomian
mengalami inflasi, sebaiknya perusahaan menerapkan
general
price
level
accounting sebagai informasi tambahan dalam
pelaporan
keuangan
Ranggoko. 2010. Analisis Historical Cost Accounting Laporan Keuangan Setelah Dikonversi ke dalam General Price Level Accounting (GPLA) Pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. (online), http://www.repository. gunadarma.ac.id, di akses 7 Juli 2012.
yang
berdasarkan historical cost accounting, karena selisih yang disebabkan oleh perubahan nilai mata uang relatif besar sehingga akan mempengaruhi hasil dari pengambilan dilakukan
keputusan oleh
yang
akan
pihak-pihak
yang
Riahi
berkepentingan.
dan Belkaoui. 2001. Teori Akuntansi. Buku 2, Terjemahan Marwata dkk. Salemba, Empat Jakarta.
Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga. BPFE , Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Indeks Harga Konsumen, Tabel Tingkat Inflasi 2006-2011. Http:// www.bps.go.id
Yadiati, Winwin. 2007. Teori Akuntansi. Kencana, Jakarta.
Kodrat, David Sukardi. 2006. Studi Banding Penyusunan Laporan 113