PERBANDINGAN NILAI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PD. ANEKA CIPTA FIBER GLASS Gerry Febrian Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
[email protected] Abstract- With increasing household needs 1. in meeting the equipment utensil such as water tubs, water tank, and bin, PD Aneka Cipta Fiber Glass was established in order to fulfill the needs. PD Aneka Cipta Fiber Glass is a company that produces products such as water tubs, water tank and bin so that can fulfill the household needs especially in Pontianak. The implementation of making product is less than optimal in fulfill the needs of the raw material that supporting the production process causing by have no planning of raw material order. The ordering of the raw material of fiber glass is not good in scheduled, so there is stacking of the raw material in the production room that causing the saving cost getting bigger, and also lack of raw material thus spent big cost for buying raw material to fulfill the needs. The purpose of this research is to know the supply system of raw material needs at PD Aneka Cipta Fiber Glass and get the optimal value comparison of raw material needs with Economic Order Quantity (EOQ) method at PD Aneka Cipta Fiber Glass. One of the methods that can be used to optimizing the raw material order cost is Economic Order Quantity (EOQ). The result 2. of the calculation value comparison with EOQ method is as company basic consideration to optimizing the order cost and minimizing the saving cost. Based on the research result that have been done, obtained that the optimal raw material order at PD Aneka Cipta Fiber Glass in 2011, 2012, 2013 with the saving as big as Rp. 24.406.052,-, in 2012 Rp. 39.194.428,- and in 2013 Rp. 20.754.826,-. Keywords : Raw material order, fiber glass, Economic Order Quantity.
1. Pendahuluan PD. Aneka Cipta Fiber Glass memproduksi beberapa produk fiber glass yaitu water tank, water tubs, tempat sampah, kursi, washtafel, speed boat, dan long boat. Bahan baku yang digunakan dalam menghasilkan produk fiber glass yaitu resin, erosil/HDK, katalis, pigment, matt, dan talk, cobalt, MGH, Styrene Monomer (SM), Woven Roving (WR). Permasalahan yang terjadi pada proses produksi produk fiber glass yang dialami perusahaan yaitu keterlambatan waktu datang bahan baku. Proses yang dilakukan perusahaan saat ini dalam sistem pemesanan bahan baku hanya dilakukan bila terlihat persediaan yang dimiliki sudah hampir habis, dengan kata lain belum ada sistem untuk menentukan jumlah pemesanan yang tepat, akibatnya persediaan sering mengalami kekurangan atau kelebihan dari kebutuhan yang semestinya. Berdasarkan permasalahan diatas penulis ingin menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) di dalam pengadaan bahan baku sebagai pertimbangan kebijakan persediaan perusahaan. 2. Teori Dasar Fahmi (2012:109), definisi manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.
7
1.
2.
3.
4.
1. 2.
3. 4.
1.
2. Faktor yang Memengaruhi Persediaan Terdapat empat faktor yang memengaruhi persediaan, diantaranya : Faktor waktu, yaitu faktor yang menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi sebelum barang jadi sampai kepada 3. konsumen. Faktor ketidakpastian waktu datang dari pemasok, faktor ini menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan agar 4. tidak menghambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman kepada pemasok. Faktor ketidakpastian waktu penggunaan dari dalam perusahaan, faktor ini disebabkan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat dan berbagai kondisi lainnya. Faktor ekonomis, yaitu adanya keinginan 1. perusahaan untuk mendapatkan alternatif biaya rendah dalam memroduksi, atau membeli dengan menentukan jumlah paling ekonomis.
Barang setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang sudah di olah atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi. Barang jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan digudang barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran. Bahan-bahan pembantu (supplies) adalah barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan persediaan menurut fungsinya menurut Rangkuti (dalam Malik, 2013:15) terdiri dari : Batch Stock/ Lot Size Inventory Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu. Keuntungannya adalah potongan harga pada harga pembelian, efisiensi produksi dan Fungsi Persediaan Heizer dan Render (dalam Malik, penghematan biaya angkutan. 2013:14) menyatakan bahwa, fungsi 2. Fluctuation Stock persediaan adalah dapat melayani beberapa Persediaan yang diadakan untuk fungsi yang akan menambahkan fleksibilitas menghadapi fluktuasi permintaan konsumen operasi perusahaan. Empat fungsi tersebut yang tidak dapat diramalkan. adalah: 3. Anticipation Stock Untuk memisahkan beragam bagian proses Persediaan yang diadakan untuk produksi. menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat Untuk men-decouple perusahaan dari diramalkan, berdasarkan pola musiman yang fluktuasi permintaan dan menyediakan terdapat dalam satu tahun dan untuk persediaan barang-barang yang akan menghadapi penggunaan atau penjualan atau memberikan pilihan bagi perusahaan. permintaan yang meningkat. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas. Economic Order Quantity (EOQ) Untuk menjaga perusahaan inflasi dan Menurut Fahmi (2012:120), model naiknya harga. economic order quantity (EOQ) merupakan model matematik yang menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk untuk Jenis-jenis Persediaan Empat macam persediaan menurut memenuhi permintaan yang diproyeksikan, Heizer dan Render (dalam Malik, 2013:14) dengan biaya persediaan yang secara umum yaitu: diminimalkan. Bahan baku (raw material) adalah barangBiaya persediaan yang diberi notasi barang yang dibeli dari pemasok (supplier) TC, merupakan penjumlahan dari biaya dan akan digunakan atau diolah menjadi pesan dan biaya simpan. TC minimum ini, produk jadi yang akan dihasilkan oleh akan tercapai pada saat biaya simpan sama perusahaan. denga biaya pesan. Pada saat TC minimum, maka pada jumlah pesanan tersebut 8
dikatakan jumlah yang paling ekonomis (EOQ). Rumus TC adalah sebagai berikut (Heizer dan Render, 2005:73) : TC = S + H
Keterangan : TC = Total biaya persediaan Q = Jumlah barang setiap pesanan D = Permintaan tahunan barang persediaan S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penyimpanan perunit Sedangkan untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis (EOQ) adalah berikut (Heizer dan Render, 2005:71) : √
= Keterangan : S = Biaya setiap kali pesan D = Jumlah kebutuhan bahan baku dalam satu periode H = Biaya penyimpanan dari persediaan rata-rata Persediaan Penyelamat (Safety Stock) Menurut Freddy (2004:10) Pengertian persediaan penyelemat (Safety Stock) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Penentuan biaya persediaan penyelemat digunakan analisa statistik, yaitu dengan memperhitungkan penyimpananpenyimpanan yang telah terjadi antara perkiraan kebutuhan bahan baku dengan rata-rata kebutuhan, sehingga diketahui standar deviasi. Akibat pengadaan persediaan penyelamat terhadap biaya perusahaan adalah mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, akan tetapi sebaliknya menambah besarnya carrying cost. Besarnya pengurangan biaya atau kerugian perusahaan adalah sebesar perkalian antara jumlah persediaan penyelamat yang diadakan untuk menghadapi stock out dengan biaya stock out per unitnya. Sebaliknya pertambahan harga atau nilai persediaan penyelamat. Oleh karena itu pengadaan persediaan penyelamat
oleh perusahan dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out adalah serendah mungkin. Adapun rumus standar deviasi menurut Heizer dan Render (2005 : 73) : =
(
)
n = Jumlah data SD = Standar Deviasi X = Perkiraan kebutuhan = Rata-rata kebutuhan Waktu Tunggu (Lead Time) Menurut Heizer dan Render (2005:73), penjaminan kelancaran proses produksi perusahaan perlu memperhatikan jangka waktu antara saat mengadakan pemesanan dengan pada saat penerimaan barang-barang yang dipesan dan kemudian dimasukkan ke dalam gudang. Lama waktu antara mulai pemesanan bahan-bahan sampai dengan datangnya bahan-bahan yang dipesan dinamakan lead time. Bahan baku yang datangnya terlambat mengakibatkan kekurangan bahan baku, sedangkan bahan baku yang datang lebih awal dari waktu yang ditentukan akan memaksa perusahaan untuk memperbesar biaya penyimpanan bahan baku. Reorder Point (ROP) Menurut Heizer dan Render (2005:73), Reorder point (ROP) yaitu, batas/titik jumlah pemesanan kembali. ROP berguna untuk mengetahui kapan suatu perusahaan mengadakan pemesanan. Terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat dalam stock berkurang terus sehingga harus ditentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Adapun rumus reorder point menurut Heizer dan Render (2005 : 73) : ROP = (LT x d) + Zσ Keterangan : ROP = batas / titik jumlah pemesanan kembali LT = Lead time d = Penggunaan rata-rata bahan baku perhari 9
Zσ = Safety stock 3. Metodologi Penelitian Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini: Mulai
Fiber Glass adalah biaya listrik dan biaya alat yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Total biaya Pemesanan dan Penyimpanan Tahun 2011, 2012, 2013 Tahun
2011
2012
Studi Pendahuluan 2013
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 4. Hasil Eksperimen Data yang diambil dalam penelitian yaitu berupa data jenis produk, pemesanan bahan baku, penjualan/permintaan produk, komposisi bahan baku. Hasil dari perhitungan mencakupi total biaya pemesanan dan penyimpanan, analisis kebutuhan bahan baku, dan perbandingan persediaan bahan baku. Total Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Biaya pemesanan dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya pemesanan bahan baku kepada supplier. Adapun biaya pemesanan yang harus ditanggung oleh PD. Aneka Cipta Fiber Glass adalah biaya telepon/internet dan biaya jasa pengiriman. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan karena perusahaan melakukan penyimpanan dan produksi dalam persediaan bahan baku dalam jangka waktu tertentu. Adapun biaya penyimpanan yang harus ditanggung PD. Aneka Cipta
Bahan Baku Keseluruhan (Rp/kg)
Biaya-biaya
Total (Rp)
Biaya pemesanan
34,482,375.00
Biaya Penyimpanan
20,844,000.00
Biaya pemesanan Biaya Penyimpanan Biaya pemesanan
55,326,375.00
51,942,750.00 21,504,000.00
73,446,750.00
30,588,050.00
Biaya Penyimpanan
22,810,800.00
53,398,850.00
Analisa dan Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan data permintaan dengan mengakumulasikan komposisi bahan baku perjenis produk menunjukan perbedaan yang sangat signifikan pada pemesanan bahan baku dengan yang digunakan berdasarkan kebutuhan dari permintaan produk. Data kebutuhan bahan baku tahun 2011 terjadi selisih pada bahan baku resin sebanyak 5.233,10 Kg, katalis sebanyak 69,15 Kg, sedangkan di tahun 2012 terjadi selisih bahan baku resin sebanyak 3.977,20 Kg, katalis 9,25 Kg, dan pada tahun 2013 terjadi selsih untuk kebutuhan bahan baku resin sebanyak 8.793,80 Kg, katalis 56,10 Kg yang dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2. Persediaan Bahan Baku dan Pemakaian Bahan Baku Produk fiber Glass Tahun 2011, 2012, 2013 Tahun
Bulan
januari februari maret april mei juni 2011 juli agustus september oktober november desember Jumlah januari februari maret april mei juni 2012 juli agustus september oktober november desember Jumlah januari februari maret april mei juni 2013 juli agustus september oktober november desember Jumlah
Bahan baku yang di pesan Jenis Bahan Baku (Kg) Resin Katalis 450 20 675 40 450 900 20 1,125 20 1,800 40 1,350 20 1,125 20 1,125 20 1,350 40 735 40 11,085 280 1,125 40 675 675 900 1,800
40 20 20 20
2,025 225 2,250 1,575 1,125 12,375 900
40 20 60 40 20 320 20
900 900 900
20 20 20
2,675 1,125 1,575 1,350 1,350 900 12,575
20 20 20 20 20 20 200
Bahan baku yang digunakan Jenis Bahan Baku (Kg) Resin Katalis 229.30 9.85 174.40 7.85 235.60 9.50 79.80 3.70 1,133.40 40.40 302.00 10.85 91.30 4.05 2,154.80 78.05 309.10 9.15 632.30 19.50 339.90 11.35 170.00 6.60 5,851.90 210.85 464.40 20.70 120.30 4.20 90.30 3.60 614.60 20.20 254.90 7.35 234.00 7.90 201.00 7.20 588.80 16.80 1,703.80 73.75 2,126.70 96.75 462.30 16.65 1,536.70 35.65 8,397.80 310.75 164.60 7.15 241.00 9.35 199.00 5.75 290.60 7.55 495.80 24.65 189.50 8.00 198.70 6.35 165.10 4.50 194.50 7.60 857.20 34.75 634.10 21.60 151.10 6.65 3,781.20 143.90
10
3. Mendapatkan nilai optimum dari perhitungan menggunakan metode EOQ dengan selisih kuantitas pembelian pada Perbandingan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan hasil pengolahan data tahun 2011 sebanyak 5.397 kg, tahun 2012 menunjukan nilai perbandingan persediaan sebanyak 4.640 kg, dan tahun 2013 bahan baku dari perhitungan data sebanyak 6.736 kg. pemesanan dan data permintaan produk 4. Mendapatkan nilai optimum dari menunjukan selisih nilai yang lebih perhitungan menggunakan metode EOQ optimum menggunakan metode Economic dengan selisih total biaya persediaan pada Order Quantity (EOQ) seperti tabel 3. tahun 2011 sebanyak Rp 24.406.117, tahun 2012 sebanyak Rp 39.194.440, dan tahun 2013 sebanyak Rp 20.755.306. Tabel 3. Perbandingan Persediaan Bahan Baku Produk Fiber Glass dari data 5. pemesanan antara Kebijakan Perusahaan Referensi [1]Fahmi, Irham. 2012. Manajemen dan dengan Menggunakan Metode EOQ Produksi dan Operasi, Alfabeta, Tahun 2011, 2012, 2013 Tahun Hal Kebijakan Perusahaan Metode EOQ Bandung. Kuantitas Pembelian (kg) 11,365 5,968 [2] Heizer J dan Render B. 2005. Operations Frekuensi Pembelian 12 2 787 2011 Persediaan Penyelamat (kg) Management. Edisi Ketujuh. Salemba Titik Pemesanan Kembali (kg) 987 Empat. Jakarta. Total Biaya Persediaan (Rp) 35,350,989 10,944,873 [3] Malik, M.T. 2013. Analisis Persediaan Kuantitas Pembelian (kg) 12,695 8,055 Frekuensi Pembelian 12 2 Bahan Baku Kertas Menggunakan 1,229 2012 Persediaan Penyelamat (kg) Metode EOQ (Economic Order Titik Pemesanan Kembali (kg) 1,799 Total Biaya Persediaan (Rp) 52,838,598 13,644,170 Quantity) Pada Harian Tribun Timur Kuantitas Pembelian (kg) 12,775 6,039 Makassar. : Universitas Hasanuddin Frekuensi Pembelian 12 2 Persediaan Penyelamat (kg) 1,117 Makassar. 2013 Titik Pemesanan Kembali (kg) 1,250 [4]Rangkuti, Fredy. 2007. Manajemen Total Biaya Persediaan (Rp) 31,538,590 10,783,764 Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan Biografi analisis data pada bab – bab sebelumnya, Gerry Febrian lahir di Jungkat pada tanggal maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan 5 Februari 1990. Anak kedua dari Bpk Adek pengadaan persediaan bahan baku yang Mochtar dan Ibu Aminah. Penulis memulai dilakukan PD. Aneka Cipta Fiber Glass pendidikan dasar di SD Negeri 1 Jungkat selama ini belum menunjukkan biaya yang dan lulus pada tahun 2001, kemudian minimum dalam arti biaya persediaannya melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 masih lebih besar dibandingkan apabila Siantan dan lulus pada tahun 2004. perusahaan menggunakan metode EOQ. Kemudian melanjutkan pendidikan SMA Dalam hal ini dapat dikemukakan Negeri 1 Siantan dan lulus pada tahun 2007, kesimpulan sebagai berikut: sempat tidak melanjutkan pendidikan ke 1. Sistem persediaan pada tempat peniltian perguruan tinggi selama satu tahun. Tahun belum menggunakan metode perhitungan 2008 melanjutkan kembali pendidikan ke apapun, sistem pemesanan hanya perguruan tinggi dan diterima menjadi berdasarkan perkiraanterhadap kekurangan mahasiswa Universitas Tanjungpura, pada bahan baku fiber glass terutama untuk bahan program studi teknik Industri, jurusan baku resin dan katalis. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas 2. Mendapatkan nilai selisih jumlah pemesanan Tanjungpura. bahan baku pada tahun 2011 sebanyak 5.302,25 kg, tahun 2012 sebanyak 3.986,45 kg, dan tahun 2013 sebanyak 8.849,90 kg. 11
12