ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY(EOQ)DAN METODE JUST IN TIME(JIT) (Studi Kasus pada PT. Herlinah Cipta Pratama Garut)
RIFANI HUSNUL KHOTIMAH 093403096
[email protected]
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT In the process of procurement of supplies , no little expense to be incurred by corporation. Cost factor is an important role for the company, because the costs directly related to the achievement of an effective condition and eficience. Research company aims to determine whether there are differences in the cost of procurement of raw materials by using EOQ and JIT methods atPT . Herlinah Cipta Pratama Garut . The method used in this study is descriptive analysis method with a case study approach . The analytical tool used is the qualitative approach . The results showed that there is a difference between the cost of procurement of raw materials by using the EOQ and JIT. Just In Time ( JIT ) resulted in a total cost of procurement of raw materials are lower than the EOQ method. JIT also produce the amount of material available in the warehouse mangrove lower so that the company can minimize storage costs and also minimize the goods are damaged and worn out as a result of the length of the goods stored in the warehouse . This means that the JIT offers efficiency level of raw material procurement costs higher than the EOQ . ABSTRAK Dalam proses pengadaan persediaan, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.Faktor biaya sangat berperan penting bagi perusahaan, karena biaya berhubungan langsung dengan pencapaian suatu kondisi perusahaan yang efektif dan efisien.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ dan menggunakan JIT pada PT. Herlinah Cipta Pratama Garut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Alat analisis yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan EOQ dan JIT.JustIn Time (JIT) menghasilkan total biaya pengadaan bahan baku yang lebih rendah dibandingkan metode EOQ. JIT juga menghasilkan jumlah bahan bakau yang tersedia di gudang yang lebih rendah sehingga perusahaan dapat
meminimalisir biaya penyimpanan dan juga meminimalisir adanya barang yang rusak dan usang sebagai akibat dari lamanya barang disimpan di gudang.Artinya JIT menawarkan tingkat efisiensi biaya pengadaan bahan baku yang lebih tinggi dibandingkan dengan EOQ.
Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan perusahaan baik itu perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur (pabrikasi) adalah tetap bisa bertahan dan berkembang ke arah yang lebih maju melalui pengelolaan operasional perusahaan secara efisien.Berbagai strategi baik jangka pendek maupun jangka panjang dilakukan, salah satunya dengan cara memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada dengan baik dan efisien untuk meningkatkan laba atau profit serta menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Persediaan (inventory) sebagai elemen modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar. Dalam proses pengadaan persediaan, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.Faktor biaya sangat berperan penting bagi perusahaan, karena biaya berhubungan langsung dengan pencapaian suatu kondisi perusahaan yang efektif dan efisien. Dalam penentuan besarnya persediaan bahan baku, perusahaan sering memperhitungkannya dalam bentuk perkiraan-perkiraan. Kesalahan dalam menentukan besarnya persediaan bahan baku akan menekan keuntungan perusahaan.Adanya persediaan bahan baku yang terlalu banyak dibandingkan kebutuhan perusahaan akan menambah biaya untuk persediaan seperti biaya pemesanan (ordering costs) dan biaya penyimpanan (carrying costs), serta kemungkinan terjadinya keusangan dan kualitas yang tidak bisa dipertahankan, sehingga semuanya ini dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, persediaan bahan baku yang terlalu kecil juga akan menekan keuntungan perusahaan, hal ini disebabkan karena ada biaya stock outyaitu biaya yang terjadi akibat perusahaan kehabisan persediaan yang meliputi hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak dapat dilayani, proses produksi yang tidak efisien dan biaya-biaya yang terjadi akibat pembelian bahan secara serentak. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan mengadakan pengawasan atau pengendalian atas persediaan, karena kegiatan ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efisiensi penggunaan persediaan yang nantinya akan mempengaruhi efisiensi biaya persediaan perusahaan. Dalam pengendalian persediaan bahan baku terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan perusahaanuntuk menentukan besar persediaan bahan baku perusahaan, berapa jumlah bahan baku yang dibeli, dan kapan mengadakan pembelian kembali, diantaranya adalah metode Economic Order Quantity (EOQ).Metode EOQ ini dapat digunakan untuk membantu menentukan persediaan yang efisien.Dengan metode EOQ suatu perusahaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses produksi. Analisis EOQ ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk
merencanakan berapa kali suatu bahan dibeli dan dalam kuantitas berapa kali pembelian. Namun keberadaan metode EOQ yang secara konsep memang sengaja menyimpan persediaan untuk beberapa alasan, saat ini mulai tergeser oleh sistem pengendalian persediaan lainnya yaitu Just In Time (JIT) yang menekankan pada pengurangan persediaan yang berakibat pada pengurangan biaya-biaya yang tidak memeberikan nilai tambah terhadap suatu produk, khususnya kepada pelanggan. Just In Time menganggap bahwa salah satu pemborosan terbesar terdapat pada persediaan. JIT menghendaki suatu proses pembelian bahan baku dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan pembelian bahan baku dilakukan secara cepat dan tepat pada waktunya, sehingga hampir tidak ada bahan baku dan barang jadi menumpuk di gudang. PT. Herlinah Cipta Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan (dodol garut) dan perdagangan umum.Dalam aspek pengendalian persediaan, perusahaan secara sengaja menyimpan persediaan di gudang untuk antisipasi, tetapi tidak ada ketentuan yang tetap mengenai jumlah persediaan maksimal dan minimal (safety stock) yang harus ada di gudang.Perusahaan ini memiliki tiga unit gudang yang terdiri dari: satu unit gudang untuk menyimpan bahan baku, satu unit untuk barang dalam proses, dan satu unit untuk persediaan barang jadi. Disini terlihat bahwa perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang besar, dan dampaknya adalah pemborosan dalam biaya penyimpanan.Hal tersebut juga menunjukkan adanya pemborosan pada pembelian bahan baku yang terjadi pada perusahaan dodol PICNIC ini. Melalui penerapan metode Economic Order Quantity dan Just In Time, perusahaan diharapkan dapat menekan jumlah biaya persediaan dengan mengeliminasi jumlah persediaan dan mengeliminasi biaya-biaya yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk, sehingga dapat dicapai suatu efisiensi biaya persediaan. Dengan terjadinya efisiensi biaya persediaan maka perusahaan diharapkan dapat membawa keuntungan bagi perusahaan.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, penelitian dilakukan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) . 2. Untuk mengetahui biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metodeJust In Time (JIT). 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaanbiaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan metode Just In Time (JIT) . Metode Penelitian
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode dengan menyusun data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan informasi bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No
VARIABEL
1
Biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) (X1) Biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode Just In Time (JIT) (X2)
2
DEFINISI OPERASIONAL Biaya yang timbul akibat diadakannyanya persediaan bahan-bahan yang secara langsung digunakan dalam proses produksi untuk mewujudkan suatu produk jadi. (Mas’ud Machfoedz 1999:39) Biaya yang timbul akibat diadakannya persediaan bahan-bahan yang secara langsung digunakan dalam proses produksi untuk mewujudkan suatu produk jadi. (Mas’ud Machfoedz 1999:39)
-
-
-
FAKTOR YANG DITELITI Unit kebutuhan bahan baku dalam satu periode Biaya per pesan Biaya penyimpanan per unit Safety Stock Reorder Point Lead time
- Unit kebutuhan bahan baku dalam satu periode - Biaya per pesan - Biaya penyimpanan per unit - Kuantitas persediaan yang harus ada di gudang - Lead time
Teknik Analisis Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu analisis data yang dilaksanakan dengan jalan menggambarkan, melukiskan dan menguraikan secara mendalam keadaan yang sebenarnya di lapangan atau peristiwa yang terjadi. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yaitu menggunakan analisis interaktif. Pengumpulan data yang diperoleh dilapangan disajikan dalam bentuk narasi, hasil dari pengumpulan data direduksi, dirangkum sehingga menemukan tema-tema dan pola pokok yang relevan dengan penelitian. Pembahasan
Data yang penulis peroleh selama melakukan penelitian adalah data persediaanbahan baku PT. Herlinah Cipta Pratama selama 7 tahun,yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012.Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku utama, yaitu beras ketan dan gula pasir. Biaya yang diperhitungkan oleh perusahaan dalam pengadaan bahan baku adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Total biaya pengadaan untuk masing-masing bahan baku itu sendiri didapat dari jumlah biaya pemesanan ditambah biaya penyimpanan. Biaya pemesanan merupakan biaya yang terkait langsung dan terjadi akibat adanya pembelian bahan baku. Total biaya pemesanan setahun diperoleh dengan mengalikan biaya pemesanan per pesanan dengan banyaknya frekuensi pemesanan selama setahun. Sedangkan biaya penyimpanan merupakan biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari dilakukannya penyimpanan bahan baku. Biaya ini merupakan perkalian antara biaya penyimpanan per kg per tahun dengan tingkat persediaan bahan baku rata-rata per tahun yang disimpan. Metode perhitungan rata-rata persediaan yang paling praktis digunakan adalah metode garis lurus (Streigh Line Method), dimana rata-rata persediaan per tahun yang disimpan dihitung dengan menggunakan rumus Q/2. 1. Biaya Pengadaan Bahan Baku PT. Herlinah Cipta Pratama Tahun 2006-2012 dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) a. Biaya Pemesanan Metode Economic Order Quantity (EOQ) berguna untuk menentukan tingkat persediaan yang optimal. Dasar pemikirannya ialah bahwa sejumlah biaya akan naik apabila jumlah persediaan naik sementara biaya-biaya lainnya akan turun, dan bahwa terhadap suatu jumlah pesanan yang optimal yang meminimumkan total biaya persediaan (jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan). Tabel 4.16 Total Biaya Pemesanan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) PT . Herlinah Cipta Pratama 2006-2012
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Biaya Pemesanan Beras Ketan (Rp)/Tahun 1.701.141 1.786.455 1.953.380 1.771.296 1.653.838 2.069.748 2.254.538 Jumlah
Sumber: lihat, Lampiran 3
Biaya Pemesanan Gula Pasir (Rp)/Tahun 1.983.716 2.131.926 2.386.153 2.303.639 2.318.092 2.773.700 3.075.106
Total Biaya Pemesanan (Rp)/Tahun 3.684.857 3.918.381 4.339.533 4.074.935 3971.930 4.843.448 5.329.644 30.162.728
Pada umumnya, biaya pemesanan tidak naik bila kuantitas pesanan bertambah besar (sifatnya agak konstan), karena besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya barang yang dipesan. Tetapi, bila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode (frekuensi pemesanan) turun, maka biaya pemesanan total akan turun Berdasarkan tabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa total biaya pemesanan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) yang harus dikeluarkan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama untuk kedua bahan baku yang diteliti tahun 2006 sampai dengan 2012, yang terdiri dari biaya telepon dan biaya administrasiadalah sebesar Rp 30.162.728,00.Dimana biaya pemesanan tertinggi untuk kedua jenis bahan baku yang diteliti terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 2.254.538,00 untuk beras ketan, Rp 3.075.106,00 untuk gula pasir. Hal ini disebabkan jumlah pengiriman atau frekuensi pemesanan beras ketan pada tahun 2012 mencapai titik tertinggi yaitu 60 kali pengiriman dalam satu periode untuk beras ketan dan 74 kali untuk gula pasir. Sebaliknya biaya pemesanan terendah untuk kedua jenis bahan baku terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 1.653.838,00 dengan jumlah frekuensi pemesanan sebanyak 44 kali dalam satu periodeuntuk beras ketan, sedangkan untuk gula pasir biaya pemesanannya sebesar Rp 1.983.716,00 dengan jumlah frekuensi pemesanan sebanyak 48 kali dalam satu periode. Tabel 4.17 Jumlah Pengiriman Bahan Baku per Periode Metode Economic Order Quantity (EOQ) PT . Herlinah Cipta Pratama 2006-2012 Beras Ketan Gula Pasir Tingkat Jumlah EOQ Tingkat Jumlah Kebutuhan Pengiriman/periode Kebutuhan Pengiriman/periode (unit) (unit) (x) (unit) (unit) (x) (1) (2) (3)=(2)/(1) (4) (5) (6)=(5)/(4) 2006 8.044 362.010 45 11.737 563.750 48 2007 8.139 384.655 47 11.910 614.800 52 2008 8.624 445.660 52 13.220 763.800 58 2009 7.305 342.310 47 8.809 491.350 56 2010 5.927 259.320 44 7.335 411.700 56 2011 7.150 391.500 55 9.531 640.100 67 2012 7.034 419.535 60 8.760 652.250 74 Sumber, lihat lampiran 3
Tahun EOQ
Tabel di atas menunjukan besarnya biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan PT. Herlinah Cipta Pratama selama periode 2006 sampai dengan tahun 2012 dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)
yaitu sebesar Rp 30.161.919,00.Dimana biaya penyimpanan tertinggi untuk kedua jenis bahan baku yang diteliti terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 2.254.538,00 untuk beras ketan, Rp 3.075.106,00 untuk gula pasir. Hal ini disebabkan jumlah pengiriman atau frekuensi pemesanan beras ketan pada tahun 2012 mencapai titik tertinggi yaitu 60 kali pengiriman dalam satu periode untuk beras ketan dan 74 kali untuk gula pasir. Sebaliknya biaya pemesanan terendah untuk kedua jenis bahan baku terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 1.653.838,00 dengan jumlah frekuensi pemesanan sebanyak 44 kali dalam satu periodeuntuk beras ketan, sedangkan untuk gula pasir biaya pemesanannya sebesar Rp 1.983.716,00 dengan jumlah frekuensi pemesanan sebanyak 48 kali dalam satu periode. b. Biaya Penyimpanan Tabel 4.20 Total Biaya Penyimpanan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) PT . Herlinah Cipta Pratama 2006-2012
Tahun
Biaya Penyimpanan Beras Ketan (Rp) (1)
2006 1.701.306 2007 1.786.511 2008 1.953.336 2009 1.771.463 2010 1.653.633 2011 2.069.925 2012 2.254.397 Jumlah 13.190.571 Sumber, lihat lampiran 3
Biaya Penyimpanan Gula Pasir (Rp) (2) 1.983553 2.131890 2.386210 2.303554 2.317860 2.773521 3.074760 16.971.348
Total Biaya Penyimpanan (Rp) (3)=(1)+(2) 3.684.859 3.918.401 4.339.546 4.075.017 3.971.493 4.843.446 5.329.157 30.161.919
Tabel di atas menunjukan besarnya biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan PT. Herlinah Cipta Pratama selama periode 2006 sampai dengan tahun 2012 dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) yaitu sebesar Rp 30.161.919,00.Biaya penyimpanan tertinggi untuk masingmasing bahan terjadi pada tahun 2012. Hal ini disebabkan biaya penyimpanan per-unit di tahun tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelum dan sesudahnya yaitu Rp 641,00 untuk beras ketan dan Rp 702,00 untuk gula pasir. Kuantitas bahan baku untuk kedua jenis bahan yang diteliti pada tahun tersebut juga mencapai jumlah yang tinggi
c. Biaya Pengadaan Bahan Baku Tabel 4.23 Total Biaya Pengadaan Bahan Baku Metode Economic Order Quantity (EOQ) PT . Herlinah Cipta Pratama 2006-2012
Tahun
Biaya Pemesanan (Rp)
2006 3.684.857 2007 3.918.381 2008 4.339.533 2009 4.074.935 2010 3.971.930 2011 4.843.448 2012 5.329.644 Jumlah 30.162.728 Sumber, lihat lampiran 3
Biaya Penyimpanan (Rp) 3.684.859 3.918.401 4.339.546 4.075.017 3.971.493 4.843.446 5.329.157 30.161.919
Total Biaya Pengadaan Bahan Baku (Rp) 7.369.716 7.836.782 8.679.079 8.149.952 7.943.423 9.686.894 10.658.801 60.324.647
Tabel diatas menunjukan besarnya total biaya pengadaan bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012. Jadi Total biaya pengendalian persediaan untuk 2 jenis produk yang diteliti dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) yaitu sebesar Rp 60.324.647,00.Dalam metode EOQ, kuantitas pesanan yang optimum akan terjadi pada sebuah titik di mana total biaya pemesanan sama dengan total biaya penyimpanan. Biaya pengadaan bahan baku tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 10.658.801,00. Hal ini disebabkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan di tahun tersebut jumlahnya lebih tinggi dibandingan tahun yang lainnya Rp 5.329.644,00 dan Rp 5.329.157,00. 2. Biaya Pengadaan Bahan Baku PT. Herlinah Cipta Pratama Tahun 2006-2012 dengan Menggunakan Metode Just In Time (JIT) a. Biaya Pemesanan Penulis berasumsi frekuensi pemesanan untuk kedua bahan baku yang diteliti adalah sebanyak 75 kali dalam suatu periode. frekuensi tersebut dibuat dengan memperhatikan lead time kedua jenis bahan, yaitu selama 4 hari.Selain itu penulis mengasumsikan biaya pemesanan per sekali pesan untuk beras ketan sebesar Rp 35.000,00 dan untuk gula pasir sebesar Rp 37.500,00. Hal ini disebabkan karena dalam Just In Time terdapat kontrak jangka panjang antara perusahaan dengan supplier, sehingga intensitas komunikasi yang berhubungan dengan pemesanan dapat dikurangi dan hal ini dapat menghemat biaya pemesanan.
Tabel 4.28 Total Biaya Pemesanan Bahan Baku dengan Metode Just In Time PT . Herlinah Cipta Pratama 2006-2012 Biaya Pemesanan Biaya Pemesanan Total Biaya Beras Ketan Gula Pasir Pemesanan Bahan No Tahun (Rp) (Rp) (Rp) (1) (2) (3)=(1)+(2) 1 2006 2.625.000 2.812.500 5.437.500 2 2007 2.625.000 2.812.500 5.437.500 3 2008 2.625.000 2.812.500 5.437.500 4 2009 2.625.000 2.812.500 5.437.500 5 2010 2.625.000 2.812.500 5.437.500 6 2011 2.625.000 2.812.500 5.437.500 7 2012 2.625.000 2.812.500 5.437.500 Jumlah 38.062.500 Sumber: lihat, Lampiran 4 Berdasarkan pada tabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa total biaya pemesanan untuk kedua produk yang diteliti yang harus dikeluarkan PT. Herlinah Cipta Pratama selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar Rp 38.062.500,00. b. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan ini dapat dihilangkan, tetapi mengingat di PT. Herlinah Cipta Pratama terdapat lead time selama empat hari untuk bahan sampai di gudang, maka sulit untuk perusahaan tidak menyimpan persediaan. Tetapi perusahaan masih bisa mengeliminasi biaya penyimpanan yang terjadi dengan mengurangi jumlah persediaan bahan baku di gudang, dimana jumlah maksimal persediaan bahan yang ada di gudang adalah kebutuhan bahan baku selama lead time. Penulis berasumsi tidak terdapat biaya stockout atau biaya kehabisan persediaan akibat keterlambatan barang, karena terjalinnya hubungan yang baik dengan pemasok, dan kuantitas persediaan yang harus ada di gudang sebanyak 75%*kuantitas kebutuhan rata-rata. Angka 75% didapat dari perhitungan rata-rata besarnya bahan baku yg disimpan di gudang selama proses loading menuju proses produksi, dimana ketika bahan datang, jumlah bahan baku yang disimpan adalah selama tiga hari proses produksi, dan sisanya langsung diproses. Tabel di bawah ini menunjukan besarnya Total Biaya Penyimpanan dari PT. Herlinah Cipta Pratama yang terdiri dari biaya penyusutan dan pemeliharaan gudang serta biaya penanganan persediaan rusak & usang persediaan dengan menggunakan Metode Just In Time (JIT) selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, yaitu sebesar Rp 8.187.648,00.
Tabel 4.31 Total Biaya Penyimpanan Metode Just In Time (JIT) PT . Herlinah Cipta Pratama 2006-2012
Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan Tahun Gudang (Rp) (1) 2006 792.719 2007 534.900 2008 633.097 2009 461.487 2010 359.902 2011 548.145 2012 578.653 Jumlah 3.908.902 Sumber, lihat lampiran 4
Biaya Penanganan Persed. Rusak&Usang Persed (Rp) (2)
Biaya Penyimpanan (Rp) (3)=(1)+(2)
924.839 624.050 738.613 538.402 419.885 639.503 675.095 4.560.385
1.717.558 1.158.949 1.371.710 999.889 779.787 1.187.648 1.253.748 8469.287
c. Biaya Pengadaan Bahan Baku Tabel 4.34 Total Biaya Pengadaan Bahan Baku Dengan Metode Just In Time (JIT) PT . Herlinah Cipta Pratama 2006-2012 Biaya Pemesanan Tahun (Rp) (1) 2006 5.437.500 2007 5.437.500 2008 5.437.500 2009 5.437.500 2010 5.437.500 2011 5.437.500 2012 5.437.500 Jumlah 38.062.500 Sumber, lihat lampiran 4
Biaya Penyimpanan (Rp) (2) 1.717.558 1.158.949 1.371.710 999.889 779.787 1.187.648 1.253.748 8.469.287
Total Biaya persediaan (Rp) (3)=(1)+(2) 7.155.058 6.596.449 6.809.210 6.437.389 6.217.287 6.625.148 6.691.248 46.531.787
Tabel di atas menunjukan besarnya Total Biaya Pengadaan Bahan Baku yang diteliti dengan menggunakan metode Just In Time (JIT) yang terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan selama periode tahun 2006 sampai
dengan tahun 2012 dari PT. Herlinah Cipta Pratama dengan total biaya pengadaan bahan baku sebesar Rp 46.531.787,00. 3. Perbandingan Biaya Pengadaan Bahan Baku PT. Herlinah Cipta Pratama Tahun 2006-2012 dengan Menggunakan MetodeEconomic Order Quantity (EOQ) dan Just In Time (JIT) Berikut disajikan besarnya perbandingan total biaya pengadaan bahan baku antara metode EOQ dengan metode JIT. Tabel 4.37 Selisih Total Biaya Pengadan Bahan Baku Metode EOQDengan Metode JIT Periode2006-2012 Biaya Pengadaan Tahun Bahan Baku EOQ (1) 2006 7.369.716 2007 7.836.782 2008 8.679.079 2009 8.149.952 2010 7.943.423 2011 9.686.894 2012 10.658.801 Jumlah 60.324.647 Sumber, lihat lampiran 2 dan 3
Biaya Pengadaan Bahan Baku JIT (2)
Selisih (3)=(1)-(2)
7.155.058 6.596.449 6.809.210 6.437.389 6.217.287 6.625.148 6.691.248 46.531.787
214.658 1.240.333 1.869.869 1.712.563 1.726.136 3.061.747 3.967.553 13.792.859
Dilihat dari tabel di atas, apabila kita membandingkan dua metode pengendalian persediaan yang diteliti yaitu metode EOQdan JIT, dimana masing-masing mempunyai total biaya pengadaan bahan baku sebesar Rp 60.324.647,00 dan Rp 46.531.787,00 maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan yang mempunyai total biaya pengadaan bahan baku yang paling sedikit dan dianggap paling efektif dan efisien, baik dari sisi total biaya persediaan yang paling rendah dan kemampuan perusahaan dapat meminimalisir adanya barang yang rusak dan usang sebagai akibat dari lamanya barang disimpan di gudang adalah metode Just In Time (JIT). Tabel di atas juga menunjukan perbandingan total biaya pengadaan bahan baku antara metode EOQ dengan metode JIT, yang dari hasil perbandingannya diperoleh selisih sebesar Rp13.792.859,00. Hal ini menunjukan bahwa metode Just In Time (JIT) menawarkan tingkat efisiensi biaya pengadaan bahan baku yang lebih tinggi dibandingkan dengan EOQ.
Simpulan Dengan melakukan studi kasus pada PT. Herlinah Cipta Pratama Garut, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Besarnya total biaya pengadaan bahan baku yang dikeluarkan oleh di PT. Herlinah Cipta Pratama dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 untuk kedua jenis bahan baku yang diteliti, yaitu beras ketan dan gula pasir adalah sebesar Rp 60.324.647,00. Total biaya pengadaan tersebut diperoleh dari jumlah total biaya pemesanan bahan baku senilai Rp 30.162.728,00 ditambah total biaya penyimpanan bahan baku senilai Rp 30.161.919,00. 2. Besarnya total biaya pengadaan bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan menggunakan metode Just In Time (JIT) selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 untuk kedua jenis bahan baku yang diteliti, yaitu beras ketan dan gula pasir adalah sebesar Rp 46.531.787. Total biaya pengadaan tersebut diperoleh dari jumlah total biaya pemesanan bahan baku senilai Rp 38.062.500,00 ditambah total biaya penyimpanan bahan baku senilai Rp 8.469.287,00. Total biaya pemesanan dengan menggunakan metode JIT lebih besar daripada EOQ karena jumlah frekuensi pemesenan JIT lebih besar dibandingkan EOQ. Sedangkan biaya penyimpanan dengan menggunakan metode JIT jauh lebih kecildibandingkan EOQ karena jumlah persediaan bahan bakuJIT lebih kecil dibandingkan EOQ 3. Terdapat perbedaan antara jumlah biaya pengadaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan metode Just In Time (JIT) di PT. Herlinah Cipta Pratama Garut, dimana masing-masing mempunyai total biaya pengadaan bahan baku sebesar Rp 60.324.647,00 dan Rp 46.531.787,00 dengan selisih sebesar Rp13.792.859,00.
Daftar Pustaka Agus Ristono.2009. Manajemen persediaan edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu Andes Pradana Kusumah. 2009. Pengaruh Penerapan Just In Time terhadap Biaya Persediaan. Universitas Padjadjaran Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Barry Render dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Jakarta: Salemba Empat _________________________. 2005. Manajemen Operasi 1, Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat
Blocher, J. Edward, Chen, H. Kung dan Lin, W. Thomas.diterjemahkan oleh A.Susty Ambarriani. 2000. Manajemen Biaya, Buku I. Jakarta: Salemba Empat. Bogdan, Robert C; Biklen, Knopp Sari.1982.Qualitative Reasearch For Education; An Introduction to Theory and Methods; Allyn and Bacon.Boston London; 1982 Carien Valerie Sakkung. 2011. Perbandingan Metode EOQ (Economic Order Quantity) dan JIT (Just In Time) terhadap Efiseinsi Biaya Persediaan dan Kinerja Non-Keuangan. Universitas Maranatha Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti. 2008.Akuntansi Manajemen, Edisi 2. Jakarta : Mitra Wacana Media. Dermawan Sjahrijal. 2007. Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta : Mitra Wacana Media. Freddy Rangkuti. 2004. Manajemen Persediaan, Edisi 2, Jakarta: Rajawali Pers. ______________. 2007. Manajemen Persediaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan, Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Hansen Mowen. Diterjemahkan oleh Anccela A. Hermawan. 2000. Akuntansi Manajemen, Jilid 2. Edisi 4.Yogyakarta : BPFE. ______________, 2001.Manajemen Biaya, Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat Henri Simamora. 2002. Akuntansi Manajemen, Jakarta : Salemba Empat. Horngren, Charles T.; Foster, George; Datar, Srikant M. 2006.Cost accounting A Managerial Emphasis, 12th Edition.New Jersey: Pearson Education
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Indriyo Gitosudarmo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Empat. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Irma Dwi Arianti. 2009. Analisis Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Metode Just In Time. Universitas Siliwangi
La Midzan dan Azhar Sutanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I, Bandung : Linggajaya. Lalu Sumayang. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta : Salemba Empat. Lukman Syamsuddin.2007. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mas’ ud Machfoedz. 1999. Akuntansi Manajemen, Jakarta : Salemba Empat. Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael.1992.Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi 3. Yogyakarta : STIE. Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya, Edisi 2. Bandung : PT Refika Aditama Sofyan Assauri. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta : LPPE UI. T. Hani Handoko. 2000, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi I. Yogyakarta : BPFE Zulian Yamit. 2008. Manajemen Persediaan, Edisi I. Yogyakarta : Ekonosia FE UII