Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
PERBANDINGAN MOTOR ABILITY SISWA SEKOLAH DASAR YANG BERASAL DARI TAMAN KANAK KANAK DENGAN YANG BUKAN BERASAL DARITAMAN KANAK KANAK
Enjang Ahmad Mustaqim Universitas Islam “45” Bekasi, Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi 17113, E-mail:
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Motor ability Siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak, Motor ability Siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak dan untuk mengetahui perbedaan motor ability antara siswa Sekolah Dasar yang berasal dari taman kanakkanak dengan motor ability siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari taman kanak-kanak di Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas satu Sekolah Dasar Negeri Se-Desa Sirnajaya Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau peneliti.Variabel penelitian ini adalah motor ability siswa kelas satu Sekolah Dasar Negeri. Metode pengumpulan data menggunakan tes pengukuran dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan motor ability siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak berdampak positif (kategori sedang) yaitu dalam kriteria penilaian normatif tingkat motor ability siswa sekolah dasar rentang skornya adalah 201, rata-rata kemampuan motor ability siswa sekolah dasar yang bukan berasal dari taman kanak-kanak berdampak positif (kategori sedang) yaitu dalam kriteria penilaian normatif tingkat motor ability siswa sekolah dasar rentang skornya adalah 194, sedangkan hasil penghitungan dan uji signifikansi perbedaan hasil motor ability kedua kelompok yaitu ditunjukan dengan t hitung (0,85) lebih kecil dari pada t tabel (1,70) Tidak terdapat perbedaan (dampak) yang signifikan antara motor ability siswa sekolah dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak. Kata kunci: perbandingan, motor ability, siswa sekolah dasar yang berasal dari taman kanak-kanak, siswa sekolah dasar yang bukan berasal dari taman kanak-kanak.
diberikan oleh pendidik terhadap peserta didik
PENDAHULUAN Belajar atau Pembelajaran merupakan
berupa pengetahuan dan keterampilan agar
proses yang lebih spesifik dari pendidikan
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
yang dilakukan dengan sengaja, bertujuan dan
baik.
menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu
Pada
usia
dini
hendaknya
anak
dalam pelaksanaannya. Hal ini sebagaimana
diberikan kebebasan dan kesempatan untuk
dijelaskan oleh Agus Mahendra (2007:161)
mengembangkan
yang di kutip dari Sumadi Suryabrata (1974)
kebugaran
menyatakan “Belajar merupakan upaya yang
merupakan salah satu sarana yang dapat
sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah
memfasilitasi dalam melatih serta mengolah
laku, baik yang berupa pengetahuan maupun
gerak anak sehingga anak dapat memiliki
keterampilan”.
dapat
kemampuan gerak yang baik dan selanjutnya
disimpulkan bahwa belajar atau pembelajaran
dapat memiliki tingkat kebugaran jasmani
adalah salah satu bentuk pendidikan yang
yang baik pula. Pendidikan jasmani dan
Dengan
demikian
Perbandingan Motor Ability Siswa
serta
jasmaninya.
meningkatkan Sekolah
Dasar
40
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
olahraga di sekolah merupakan mata pelajaran
olahragamenjadi penting, terutama dalam
yang paling banyak diminati oleh anak-anak
mengidentifikasi
sekolah khususnya untuk anak Sekolah Dasar,
kemampuan gerak seorang individu.
dan
mengklasifikasikan
karena pada usia ini anak sedang berada
Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan formal bagi anak usia dini
serta
yang
mempunyai kedudukan yang cukup penting
bersifat fisik. Dalam proses belajar pendidikan
dalam proses pengenalan dan pembentukan
jasmani, siswa diberi pengalaman-pengalaman
kemampuan serta pengetahuan dasar siswa
gerak
sebelum masuk ke sekolah dasar. Dalam hal
banyak
lewat
aktivitas
melakukan
aktivitas
olahraga
berkembangnya
aktivitas
olahraga.
ini
Dengan
diharapkan
kemampuan
gerak
akan
ini, pengetahuan dan keterampilan yang
dasar
diberikan
bersifat
mendasar
berupa
siswa.Penguasaan setiap keterampilan teknik
pengenalan terhadap diri sendiri, keluarga,
tersebut berhubungan erat dengan banyak
lingkungan tempat tinggal dan lingkungan
faktor pendukung, salah satunya adalah
sekolah serta lingkungan masyarakat. Hal ini
tingkat motor ability siswa.
didasarkan kepada beberapa faktor yang dapat
Kemampuan
gerak
(motor
ability)
mendorong anak untuk aktif secara jasmaniah,
Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:127)
antara lain: 1) Adanya minat anak, 2) Adanya
adalah “Kapasitas seseorang untuk dapat
dukungan orang tua, 3) Adanya wadah atau
melakukan bermacam-macam gerakan yang
tempat
memerlukan keberanian dalam olahraga”.
gerak/bermain dan rekreasi, dan 4) Adanya
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan
kesempatan mengikuti beberapa aktivitas
bahwa, motor ability adalah kemampuan yang
olahraga dan rekreasi.
untuk
menyalurkan
keinginan
dibawa sejak lahir atau berasal dari keturunan,
Aktivitas gerak yang diberikan pada
sifatnya relatif lama dan bersifat stabil. Motor
jenjang Taman Kanak-Kanak terarah dan
ability mendasari atau mendukung setiap
mempunyai sasaran yang jelas. Dalam hal ini
variasi gerakan atau keterampilan. Hal ini
anak-anak usia dini sudah diajarkan cara
dapat dinyatakan bahwa seseorang yang
berdiri, duduk, dan berjalan yang baik. Selain
memiliki tingkat motor ability yang baik
itu diajarkan pula berbagai macam aktivitas
(diketahui melalui skor hasil tes motor ability)
motorik seperti aktivitas gerak lokomotor,
dapat
non-lokomotor dan manipulatif. Hal ini berarti
melakukan
suatu
gerakan
atau
keterampilan dengan baik pula.
bahwa sejak usia dini anak sudah dikenalkan
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
pada berbagai macam aktivitas gerak sebagai
motor ability dapat dijadikan acuan untuk
bekal saat mereka berada di jenjang sekolah
mengukur
dasar.
kemampuan
seseorang
dalam
mempelajari keterampilan gerak, sehingga kedudukannya pembelajaran
dalam
Berdasarkan
pengamatan
sementara
suatu
kerangka
menunjukkan bahwa siswa sekolah dasar yang
keterampilan
cabang
berasal dari taman kanak-kanak cenderung
Perbandingan Motor Ability Siswa
41
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
lebih mudah untuk mengikuti berbagai tugas
diberikan kepada siswa akan mempunyai
gerak
guru
tujuan yang jelas, diberikan secara sistematis
dibandingkan dengan siswa yang bukan
dan berulang-ulang. sehingga memungkinkan
berasal dari taman kanak-kanak.
perubahan perilaku yang permanen terhadap
yang
diinstruksikan
oleh
Keberanian dan kemampuan gerak yang
diri siswa dan dapat dijadikan bekal bagi
ditunjukkan oleh siswa yang berasal dari
siswa untuk aktivitas belajarnya pada jenjang
taman kanak-kanak cenderung lebih besar
pendidikan yang lebih tinggi seperti sekolah
karena mempunyai pengalaman saat berada di
dasar.
taman kanak-kanak.
Faktor
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
sebagai
intelektual
faktor
sering
diartikan
kemampuan
untuk
disimpulkan bahwa setiap siswa mempunyai
berhubungan dengan lingkungan hidup dan
potensi dan kemampuan gerak yang berbeda-
dirinya sendiri, khususnya berkenaan dengan
beda.
merupakan
konsep dan berbagai lambang atau simbol
permasalahan yang harus dicarikan jalan
seperti huruf, angka, kata dan gambar.
keluarnya
Intelektualisme bisa diartikan sebagai akal
Perbedaan
tersebut
dalam
proses
dan
kegiatan
pembelajaran gerak pendidikan jasmani dan olahraga, sehingga siswa dapat menguasai
atau pikiran. Pikiran mempunyai kedudukan yang
seluruh keterampilan gerak yang diajarkan
menentukan,
dengan baik. Salah satu caranya dengan
berkewajiban
melakukan pengelompokan kemampuan siswa
intelektual siswa.
melalui tes motor ability.
karena
Purwanto
itulahpara
pendidik
mengembangkan
aspek
(1986:59)
menjelaskan,
Motor ability sebagai kemampuan yang
“Bahwa daya pikir anak-anak yang telah
dimiliki oleh seseorang sejak lahir akan
mendapat didikan dari sekolah, menunjukkan
mempengaruhi kemampuan gerak dan hasil
sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang
belajar keterampilan gerak Motor abilitytiap
tidak bersekolah”. Berdasarkan penjelasan
anak relatif sama. Perbedaannya terletak pada
tersebut
frekuensi aktivitas geraknya sehari-hari.
menunjukkan bahwa kondisi intelektual siswa
dan
pengamatan
di
lapangan
Taman kanak-kanak merupakan salah
sekolah dasar pada umumnya masih berada
satu lembaga pendidikanformal merupakan
pada tingkat yang paling rendah berdasarkan
salah satu dari beberapa komponen yang
jenjang pendidikan. Namun potensi yang
mempengaruhi
dan
dimiliki siswa dapat terindikasi sejak berada
kemampuan gerak anak. Di taman kanak-
di sekolah dasar. Hal ini berarti bahwa
kanak,
kemahiran
intelektual
dasarperlu
terus
mengenai
siswa
perkembangan
diberikan
berbagai
hal,
pembelajaran baik
bersifat
siswa
diberdayakan
sekolah dan
pengetahuan dasar, sikap dan keterampilan
ditingkatkan agar dapat bersosialisasi dengan
gerak dasar. Oleh karena merupakan lembaga
lingkungannya secara baik.
pendidikan, maka program pembelajaran yang Perbandingan Motor Ability Siswa
42
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
Siswa
sekolah
satu
dan mengarah pada tujuan penelitian serta
cenderung masih mempunyai ketergantungan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
kepada orang lain dalam hal ini adalah guru.
sesuai dengan aturan yang berlaku, agar
Namun
belum
penelitian tersebut diperoleh hasil sesuai
membutuhkan
tujuan yang diharapkan. ada bermacam -
bimbingan secara langsung dari gurunya,
macam metode yang dapat digunakan pada
begitu
berbagai
penelitian namun harus dapat memilih metode
aktivitas gerak. Siswa sekolah dasar yang
yang tepat dan sesuai, keberhasilan suatu
berasal
pada
penelitian bukan semata - mata terletak pada
umumnya dapat mengikuti berbagai kegiatan
baik dan buruknya suatu metode yang
pembelajaran dengan baik, karena mereka
digunakan,
mempunyai pengalaman saat berada di taman
penelitian harus sesuai dengan permasalahan
kanak-kanak.
yang dirumuskan serta tujuan penelitian.
siswa
mempunyai
dasar
tersebut
inisiatif
pula
dalam
dari
kelas
ISSN: 2355-3774
masih
dan
melakukan
taman
kanak-kanak
Namun
apakah
bekal
pengalaman dan pendidikan yang diberikan
tetapi
Dalam
penggunaan
melakukan
penelitian
penulis
taman kanak-kanak akan berbeda dengan
Tentang metode
siswa yang bukan berasal dari taman kanak-
Surakhmad
kanak
deskriptif tertuju pada pemecahan masalah
dalam
kemampuan
geraknya?
metode
ini,
kepada siswa sekolah dasar yang berasal dari
khususnya
menggunakan
metode
deskriptif.
deskriptif dijelaskan oleh
(1982:139)
bahwa,“Penelitian
yang ada pada masa sekarang dan pelaksanaan
Oleh karena itu,penulis tertarik untuk
metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai
meneliti tentang perbandingan motor ability
pada pengumpulan dan menyusun data, tetapi
siswa sekolah dasar yang berasal dari taman
meliputi analisa dan interpretasi tentang arti
kanak-kanak dengan motor ability siswa yang
data
bukan berasal dari taman kanak-kanak.
penyelidikan
itu
serta
dapat
deskriptif
terjadi
sebuah
membandingkan
persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komperatif atau
METODE Metode penelitian Menurut Arikunto
dimensi
seperti
dalam
berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, tes,
penelitian adalah cara yang digunakan oleh
interviu atau mengadakan klasifikasi ataupun
peneliti
mengadakan penilaian, menetapkan standar
dalam
penelitiannya”.
bahwa
suatu
“metode
(2010:203)
dijelaskan
mengukur
mengumpulkan
dengan
segala
data
tujuannya,
(normatif),
menetapkan
hubungan
dan
penelitian memerlukan keberadaan semacam
kedudukan (status) satu unsur dengan unsur
metode
yang lain”.
untuk
menjadi
pedoman
pelaksanaannya metode penelitian memandu
Metode deskriptif sangat tepat untuk
peneliti tentang urutan - urutannya bagaimana
memecahkan masalah yang penulis selidiki,
penelitian dilakukan. Pada suatu penelitian
serta
pengunaan metode yang dipakai harus tepat
sebenarnya terjadi pada saat sekarang, dengan
Perbandingan Motor Ability Siswa
dapat
menjabarkan
keadaan
yang
43
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
maksud untuk mendapatkan gambaran umum
Populasi
yang lebih jelas, sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta - fakta, sifat - sifat serta
Sampel
hubungan antara fenomena yang diteliti. Penulis
beranggapan
metode Instrumen
deskriptif merupakan metode yang sesuai untuk membahas masalah yang penulis teliti,
Tes Motor Ability
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
maslah
penelitian
ini,
penulis Hasil Tes
mempergunakan teknik survei. Menurut Winarno Surakhmad (1982:141) mengatakan bahwa “tekhnik survei pada
Analisis Data
umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu
Kesimpulan
(atau jangka waktu) yang bersamaan”. Survey memberikan informasi tentang variabel - variabel dan bukan untuk mengubah
Gambar 1. Desain Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN
lainnya.
Sirnajaya IV Desa Sirnajaya Kecamatan
Dengan teknik survei diharapkan adanya
Sukamakmur Kabupaten Bogor terletak di
informasi yang jelas tentang variabel yang
Provinsi Jawa Barat. Alasan kenapa dipilihnya
diteliti melalui data yang diperoleh dengan
SDN IV Sirnajaya sebagai lokasi penelitian
mempergunakan tes motor ability sebagai alat
karena lokasinya strategis, mudah di akses
pengumpul data.
oleh siswa maupun peneliti.
suatu variabel
dengan
variabel
Desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Peta Kecamatan Sukamakmur
Populasi
merupakan
keseluruhan
subyek penelitian. Dalam menyusun sampai Perbandingan Motor Ability Siswa
44
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
dengan
menganalisis
sehingga
Sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa
mendapatkan gambaran sesuai dengan yang
kelas 1 dari empat Sekolah Dasar di Desa
diharapkan diperlukan sumber data. Pada
Sirnajaya
umumnya sumber data dalam penelitian
Kabupaten
disebut populasi dan sampel penelitian.
penelitian Arikunto (2010:174) menjelaskan,
Berkenaan dengan definisi dari populasi,
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
Sudjana (2005:6) menjelaskan, “Populasi
yang diteliti.” Pengambilan sampel dilakukan
adalah totalitas semua nilai mungkin, baik
Dalam penelitian ini
hasil
pengukuran
purposive sampling, diambil sebanyak 30
dari
pada
orang yang dibagi menjadi 2 kelompok
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan
dimana kelompok A terdiri 15 orang yang
objek yang lengkap dan jelas”. Selanjutnya
berasal
Sudjana dan Ibrahim (2001:84) menjelaskan,
kelompok B terdiri 15 orang yang bukan
“Populasi
dengan
berasal dari Taman Kanak-kanak. Mengenai
elemen, yakni unit tempat diperolehnya
sampel purposive sampling dijelaskan oleh
informasi. Elemen tersebut dapat berupa
Arikunto (2010:183) sebagai berikut: “Sampel
individu, keluarga, rumah tangga, kelompok
bertujuan dilakukan dengan cara mengambil
sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-
subjek bukan didasarkan atas strata, random
lainnya”.
atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
menghitung
kuantitatif
atau
data
ISSN: 2355-3774
maupun kualitatif
maknanya
berkaitan
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat
digambarkan
bahwa
Kecamatan Bogor.
dari
Sukamakmur
Mengenai
sampel
sampel
Taman
melalui
Kanak-kanak
dan
tujuan tertentu.”
populasi
Sudjana (2005:168) menjelaskan pula
merupakan keseluruhan subyek penelitian
sebagai berikut: ” Purposive sampling dikenal
tempat diperolehnya informasi yang dapat
juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi
berupa individu maupun kelompok. Populasi
apabila
dalam penelitian ini adalah siswa putera kelas
berdasarkan pertimbangan perorangan atau
1 SD Negeri se-Desa Sirnajaya, Kecamatan
peneliti.”
Sukamakmur,
sampling ini didasarkan pada pertimbangan
Kabupaten
Bogor.
dengan
pengambilan
sampel
Penggunaan
purposive
Jumlah Populasinya adalah 120 orang siswa
peneliti
putra dari empat sekolah dasar negeri yang
disesuaikan dengan karakteristik anggota
berada
populasi yang relatif sama, seperti usia, jenis
di
Desa
Sirnajaya
Kecamatan
Sukamakmur Kabupaten Bogor.
dengan
teknik
dilakukan
mengambil
sampel
kelamin, dan kemampuan gerak dasarnya.
Sampel adalah sebagian atau wakil
Untuk mengumpulkan data dari sampel
populasi yang diteliti. Sampel adalah wakil
penelitian
dari populasi. Oleh karena populasi penelitian
instrument. Instrument penelitian adalah alat-
terbatas, maka seluruh anggota populasi
alat
dijadikan
terutama
sampel
penelitian,
sehingga
penelitian ini adalah penelitian populasi. Perbandingan Motor Ability Siswa
diperlukan
yang
pengumpulan
alat
yang
digunakan
dalam
berkaitan
dengan
data.
Arikunto
disebut
penelitian proses (2010:203) 45
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
menjelaskan bahwa: “Instrumen adalah alat
c. Pelaksanaan: Star dilakukan dengan
pada waktu peneliti menggunakan metode.”
berdiri, pada aba-aba “bersedia” siswa
Selanjutnya
Hasanudin
berdiri dengan salah satu ujung kaki
(2007:1) menjelaskan mengenai tes dan
sedekat mungkin dengan garis start
pengukuran yaitu: “Suatu alat yang digunakan
danpada aba-aba “ Ya” siswa segera
dalam memperoleh data dari suatu objek yang
mengambil dan memindahkan balik satu
akan
demi satu batu yang berada digaris start
Nurhasan
diukur,
dan
sedangkan
pengukuran
merupakan suatu proses untuk memperoleh data”.
hingga selesai. d. Penyekoran: Hasil yang dicatat adalah
Berkaitan
dengan
penelitian
ini,
waktu yang dicapai oleh siswa untuk
instrumen penelitian yang digunakan tes
menempuh jarak 4x10 m.
motor ability yang mempunyai validitas
2. Tes Lempar Tangkap Bola
sebesar 0.93 dan reliabilitas sebesar 0.87 Nurhasan
(2007:135).
Untuk
mengukur
kemampuan gerak dasar (motor ability) digunakan tes Motor Ability yang dikutip dari Nurhasan dan Hasanudin (2007:135) yang meliputi tes kelincahan, koordinasi gerak, keseimbangan dan kecepatan. Adapun tata cara pelaksanaan tes motor ability adalah sebagai berikut: 1. Tes Shuttle Run 4 x 10 m
Gambar 4. Tes lempar tangkap bola
a. Tujuan: mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan b. Alat / Perlengkapan: Bola tenis, pluit, stopwatch, dan tembok yang rata. c. Pelaksanaan: Siswa berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola tenis dengan kedua tangan di depan dada. Aba-aba “bunyi tiupan pluit” siswa dengan
segera
melakukan
lempar
tangkap ke dinding selama 30 detik. Gambar 3. Lari Bolak-balik
a. Tujuan: Mengukur kelincahan dalam bergerak mengubah arah. b. Alat / Perlengkapan: Stopwatch, coone,
d. Penyekoran: Dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan selama 30 detik. 3. Tes Stork Stand Positional Balance
lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10 meter antara garis start dan finish.
Perbandingan Motor Ability Siswa
46
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
c. Pelaksanaan: Start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “tiupan peluit” siswa berdiri dengan salah satu ujung kakinya sedekat mungkin dengan garis finish dengan jarak 30 meter, sampai melewati garis finish. d. Penyekoran:
Dihitung
waktu
yang
ditempuh dalam melakukan lari sejauh Gambar 5. Tes keseimbangan
30meter.
a. Tujuan: mengukur keseimbangan tubuh. b. Alat / Perlengkapan: pluit, stopwatch. c. Pelaksanaan:
Siswa
dengan
Untuk mengetahui kemampuan siswa
tumpuan kaki kiri, kedua tangan bertolak
yang berasal dari taman kanka-kanak dan
pinggang, kedua mata dipejamkan, lalu
siswa yang bukan berasal dari taman kanak-
letakkan kaki kanan pada lutut kaki kiri
kanak dalam melakukan tes keterampilan
sebelah
motor baility terbagi dalam 4 tes yaitu
dalam.
berdiri
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertahankan
sikap
tersebut selama mungkin. d. Penyekoran:
Dihitung
meliputi (1) tes kelincahan, (2)tes koordinasi waktu
yang
dicapai dalam mempertahankan sikap di
gerak, (3) tes keseimbangan dan (4) tes kecepatan.
atas sampai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat semula.
Adapun tingkat penunjang
4. Tes Lari Cepat 30 meter
dalam
keabsahan
pengolahan
sebagai data
ini
ditentukan berdasarkan nilai yang tertinggi dari
setiap
variabel
penelitian.
Untuk
memudahkan dalam memberikan penafsiran data tentang acuan standar penilaian suatu tes adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Penilaian Normatif Tingkat Gambar 6. Lari sprint (cepat)
Motor Ability Siswa Sekolah Dasar
a. Tujuan: Mengukur kecepatan lari. b. Alat / Perlengkapan: Pluit, stopwatch, bendera, lintasan lurus dan rata sejauh 30 meter. Berdasarkan
statistik
Rentang Skor 239 - keatas 214 - 238 181 - 213 170 - 180 0 - 169
Kriteria Sangat baik Baik Sedang Kurang Sangat kurang
deskriptif
kriteria penilaian normatif tingkat motor
dasar yang berasal dari taman kanak-kanak
ability
termasuk kategori sedang yaitu dengan skor
siswa
sekolah
dasar,
rata-rata
keterampilan motor ability siswa sekolah Perbandingan Motor Ability Siswa
201 dan siswa yang bukan berasal dari taman 47
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
kanak-kanak termasuk dalam kategori sedang
ISSN: 2355-3774
SIMPULAN
yaitu dengan skor 194.
Dari pengolahan data dan analisis skor
Tabel 2. Hasil Penghitungan Dan Uji
yang
Signifikansi Perbedaan Hasil Motor Ability
perbandingan motor ability antara siswa
Kedua Kelompok
Sekolah Dasar yang berasal dari Taman
Kelompok
Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar
tt-tabel signifikasi hitung (0.95:28) 0.85 1.70 Tidak signifikan
Berasal dari TK Bukan berasal dari TK Hipotesis statistik:
penulis
lakukan
terhadap
yang bukan berasal dari Taman Kanakkanak, maka diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan diskusi penemuan yaitu sebagai berikut: Setelah menganalis dan
Ho: o = 2, Tidak terdapat perbedaan antara motor ability siswa Sekolah Dasar yang berasal
telah
dari Taman Kanak-kanak
dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak Ha: o ≠ 2, Terdapat perbedaan antara motor ability siswa Sekolah Dasar yang berasal dari Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-kanak
menafsirkan sesuai dengan hasil penelitian. Adapun tingkat keabsahan sebagai penunjang dalam
pengolahan
data
ini
ditentukan
berdasarkan nilai yang tertinggi dari setiap variabel
penelitian.
Untuk
memudahkan
dalam memberikan penafsiran data tentang acuan standar penilaian suatu tes adalah sebagai berikut: Berdasarkan
kriteria
penilaian
normatif
tingkat motor ability siswa sekolah dasar maka dapat disimpulkan bahwa dalam hasil
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa t hitung = 0,85yang lebih kecil dari ttabel pada tingkat kepercayaan atau taraf
penelitian tersebut menyatakan bahwa: Ratarata kemampuan motor ability siswa SD yang berasal dari TK termasuk dalam kategori
signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1+ n2 - 2) =
sedang. Rata-rata kemampuan motor ability
28, harga t (0.95) dari daftar distribusi t
siswa SD yang bukan berasal dari TK
diperoleh = 1,70. Kriteria pengujian adalah,
termasuk dalam kategori sedang.
tolak Ho jika t > t1 – α. Maka t hitung berada
Sedangkan
berdasarkan
hasil
uji
pada daerah penerimaan Ho, jadi Ho diterima.
signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa
Kesimpulannya
terdapat
tidak terdapat perbedaan yang signifikan
perbedaan yang signifikan antara motor
antara motor ability siswa Sekolah Dasar
ability siswa Sekolah Dasar yang berasal dari
yang berasal dari Taman Kanak-kanak
Taman Kanak-kanak dengan siswa Sekolah
dengan siswa Sekolah Dasar yang bukan
Dasar yang bukan berasal dari Taman Kanak-
berasal dari Taman Kanak-kanak. Hal ini
kanak.
disebabkan bahwa faktor motorik merupakan
adalah
tidak
salah
satu
faktor
penting
yang
harus
diperhatikan dalam proses belajar anak. Hal Perbandingan Motor Ability Siswa
48
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
ini disebabkan masa anak-anak merupakan
disebabkan oleh meningkatnya otomatisasi
masa yang ideal untuk belajar keterampilan-
dalam analisis indera terhadap pola-pola
keterampilan yang tidak hanya berguna
lingkungan, dimana tanda-tanda yang dini
baginya pada masa itu, akan tetapi juga
dari suatu permainan dalam suatu cabang
merupakan
keterampilan-
olahraga dapat dideteksi dengan cepat dan
keterampilan yang diperlukan di kemudian
akurat” . Pernyataan tersebut sejalan dengan
hari.
pendapat yang dikemukakan oleh Fitts (1964;
fondasi
bagi
Masa anak-anak merupakan masa yang
yang dikutip Lutan, 1988:305) yaitu: “Tahap
cukup menarik untuk diperhatikan, karena
kognitif,
pada masa itu banyak terlihat sesuatu yang
Otomatisasi”.
khas, baik menyangkut sikap dan sifat yang
keterampilan gerak, perubahan hasil belajar
ditunjukkan oleh anak dalam merespon
dapat dicermati pada perubahan kemampuan
sesuatu. Sifat khas anak-anak diantaranya
pengetahuan, pemahaman, penerapan suatu
adalah adanya sikap yang cenderung untuk
teknik
mematuhi
keputusan yang cepat (tahap
yang
peraturan-peraturan
tradisional,
adanya
permainan
Tahap
Asosiatif,
Artinya
permainan
dan
dalam
dan
Tahap belajar
pengambilan kognitif).
kecenderungan
Selanjutnya adalah tahap Asosiatif yaitu
memuji diri sendiri, suka membanding-
tahapan belajar berupa pengorganisasian
bandingkan dirinya dengan anak lain, amat
pola-pola gerakan yang lebih efektif untuk
realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
menghasilkan aksi. Tahap Otomatisasi adalah
Pada usia anak masa sekolah terjadi perubahan-perubahan baik, afektif, kognitif
tahap
belajar
yang
menggambarkan
kemampuan gerak yang terkontrol.
maupun psikomotorik. Perubahan-perubahan
Dalam hal ini yang membedakannya
tersebut mengikuti tugas perkembangan anak
adalah proses bermain siswa Sekolah Dasar
umumnya. Hal ini sesuai dengan yang terjadi
yang berasal dari Taman Kanak-kanak lebih
di lapangan, karena berdasarkan pengamatan
bersifat formal, formal disini artinya proses
menunjukkan bahwa sejak anak sekolah ia
bermain tersebut telah terkonsep oleh guru.
mulai mempelajari norma sosial, dimana ada
Sedangkan
sesuatu
boleh
Sekolah Dasar yang bukan berasal dari
dikerjakan, mempelajari berbagai informasi
Taman Kanak-kanak bersifat informal artinya
tentang cara membaca dan menghitung,
proses bermainnya dilakukan atas keinginan
mempelajari
mereka sendiri tanpa ada pengawasan dari
yang
boleh
suatu
dan
tidak
keterampilan
seperti
keterampilan berolahraga, bermain musik dan lain-lainnya.
proses
bermain pada
siswa
guru ataupun orang tua. Berkenaan dengan kebutuhan sebagai
Dalam belajar keterampilan gerak
tugas perkembangan pada masa anak sekolah
terjadi perubahan yang bertahap. Hal ini
dijelaskan oleh Havighurts yang disarikan
sebagaimana dijelaskan oleh Mahendra dan
oleh Makmun (1981:48) yang tertera sebagai
Ma’mun (1996:96) menjelaskan, “Tahap ini
berikut : Masa kanak-kanak akhir dan anak
Perbandingan Motor Ability Siswa
49
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
sekolah adalah belajar keterampilan fisik
DAFTAR RUJUKAN
untuk
Arikunto
pertandingan
biasa
sehari-hari,
Suharsimi.
(2010).
Prosedur
membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya
Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan
sebagai organisme yang sedang tumbuh
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
kembang, belajar bergaul dengan teman
Arikunto Suharsimi. (2009), Dasar-dasar
sebaya, belajar peranan sosial yang sesuai
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
sebagai pria atau wanita, mengembangkan
Bumi Aksara.
keterampilan dasar dalam membaca, menulis,
Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar
dan berhitung, mengembangkan konsep-
Keterampilan
konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-
Depdikbud.
hari, mengembangkan kata hati, moralitas, dan
suatu
skala
nilai-nilai,
mencapai
kebebasan pribadi, mengembangkan sikapsikap
terhadap
kelompok-kelompok dan
institusi-institusi sosial.
Motorik.
Mahendra Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK - UPI. Makmun, Abin S. (2005). Psikologi dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI.
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa kebutuhan anak usia sekolah dasar diantaranya adalah belajar keterampilan, pembentukan sikap dan bergaul dengan teman sebaya. Hal ini berarti kebutuhan anak usia sekolah dasar masih terbatas pada lingkungan sekitar dan hal-hal sederhana. Dari penjelasan tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya konsep pembelajaran pendidikan jasmani di Taman Kanak-kanak tidak menitik beratkan pada aspek psikomotor melainkan dalam konsep bermain, karena dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di Taman Kanak-kanak
Makmun, Abin S. (1981). Psikologi Pendidikan. Bandung. FIP IKIP Bandung. Makmun, Abin. (1982). Psikologi Pendidikan. Bandung: FIP-IKIP Bandung. Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK - UPI. Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Purwanto Ngalim. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses
pada umumnya tidak melibatkan guru bidang
Belajar
studi Pendidikan Jasmani. Sehingga konsep
Remaja Rosdakarya.
tersebut
secara
tidak
Jakarta:
langsung
Mengajar.
Bandung:
dapat
Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan
terbentuk pada anak yang tidak berasal dari
Penilaian Pendidikan. Bandung:
Taman Kanak-kanak.
Sinar Baru Surakhmad, W. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Perbandingan Motor Ability Siswa
50