Perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Buah Nanas Muda dan Ekstrak Buah Nanas Tua Terhadap Kontraktilitas Uterus Terpisah Marmut (Cavia porcellus) Duhita Dyah Apsari*, Danik Agustin Purwantiningrum**, Setyawati Soeharto*** ABSTRAK Salah satu pendapat di masyarakat saat ini adalah buah nanas berbahaya dikonsumi pada saat kehamilan. Nanas mengandung enzim bromelain yang dapat menstimulasi peningkatan prostaglandin dan meningkatkan kontraksi uterus. Nanas muda dan nanas tua diduga memiliki perbedaan dalam memberikan efek kontraksi karena perbedaan kadar enzim bromelain. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingan pengaruh ekstrak buah nanas muda dan buah nanas tua terhadap kontraksi uterus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental murni rancangan in vitro dengan post control group design menggunakan uterus marmut tidak hamil. Penelitian ini terdiri atas 3 konsentrasi ekstrak buah nanas muda dan 3 konsentrasi ekstrak buah nanas tua dengan dosis yang berbeda ( 0,2 %, 0,4 %, dan 0,6 %). Hasil ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak nanas muda dan tua meningkatkan kontraksi uterus secara bermakna (nanas muda p = 0.000; nanas tua p = 0.000). Hasil uji korelasi Pearson membuktikan bahwa semakin besar dosis pemberian ekstrak buah nanas maka akan semakin kuat kontraksi otot polos uterus (nanas muda = 0,944; nanas tua = 0,894). Hasil uji regresi menunjukkan nilai kemiringan/slope sebesar 7,8215 pada perlakuan ekstrak buah nanas muda dan 4,375 pada perlakuan ekstrak buah nanas tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak buah nanas muda dapat meningkatkan kontraktilitas uterus terpisah marmut lebih kuat dibandingkan pemberian ekstrak buah nanas tua. Kata kunci: Ekstrak buah nanas muda, Ekstrak buah nanas tua, Kontraksi uterus marmut (Cavia porcellus).
Comparative Effect of Raw and Ripe Pineapple Extracts to Isolated Uterus of Guine Pig (Cavia Porcellus) ABSTRACT One of generally known opinion about pregnancy period is how dangerous the pineapple for pregnancy. Pineapple contains bromelain enzym which is stimulates prostaglandin production and leads to uterus contraction. The raw pineapple and ripe pineapple extracts have different effect on uterus contraction due to different bromelain consentration. The purpose of this study is to compare the effect of raw and ripe pineapple extracts to uterus contraction. This study was an in vitro eksperimental with post control group design using isolated uterus of non pregnant guine pig. This study consisted of 3 different concentrations for raw and ripe pineapple extracts (0.2 %, 0.4 %, 0.6 %). The results of ANOVA test showed that both pineapple extracts gave significant effect to increase uterus contraction (p = 0.000 for both, raw and ripe pineapple). Pearson correlation values showed that the higher concentration of the extracts, the more contraction of uterus increased (raw pineapple = 0,944 ; ripe pineapple = 0,894). Furthermore, regression test showed different slope for raw pineapple (7,8215) and ripe pineapple (4.375). The conclusion for this study: the raw pineapple extract was able to increase higher contraction of isolated guinea pig uterus compared to ripe pineapple. Keywords: Raw pineapple extract, Ripe pineapple extract, Uterus contraction of guinea pig (Cavia porcellus). * Program Studi Kebidanan, FKUB ** Lab Anatomi Histologi, FKUB *** Lab Farmakologi, FKUB
117
PENDAHULUAN
pengeluaran prostaglandin yaitu PGF2α dari endometrium dan selanjutnya akan merangsang kontraksi dari otot polos uterus.4-6 Selain itu, nanas juga mengandung serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter pada sistem syaraf pusat. Pada uterus, serotonin dapat juga berperan merangsang kontraksi uterus.7 Kadar dan aktifitas enzim bromelain dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah tingkat kematangan buah dan bagian buah. Aktivitas dan kadar enzim bromelain pada nanas muda lebih tinggi daripada nanas tua.8 Menurut penelitian dari Muzzaman (2009), nanas muda memberikan efek siginifikan terhadap peningkatan kontraksi uterus, namun efek nanas tua yang sudah matang dan banyak dikonsumsi di masyarakat belum diteliti.9 Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan membandingkan antara pengaruh ekstrak buah nanas muda dan ekstrak buah nanas tua terhadap kontraktilitas uterus hewan coba yaitu uterus terpisah marmut (Cavia porcellus) yang tidak hamil. Manfaat penelitian ini adalah memberi pengetahuan mengenai efek pemberian ektsrak buah nanas (Ananas comosus) terhadap kontraktilitas uterus baik nanas muda maupun nanas tua dan perbandingann kontraktilitas antara ekstrak nanas muda dan ekstrak nanas tua serta dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan penelitian lebih lanjut mengenai efek nanas (Ananas comosus) terhadap uterus.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan merupakan proses yang berkesinambungan yang diawali dengan ovulasi, terjadinya migrasi sperma dan ovum, terjadinya konsepsi, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta serta pertumbuhan janin sampai aterm. Kehamilan dan persalinan pada seorang ibu merupakan suatu proses yang alamiah.1 Namun, dalam masa kehamilan itu akan didampingi dengan kebudayaan dan pendapat-pendapat tertentu di masyarakat, terutama masyarakat Jawa. Budaya dapat berwujud seperti berbagai pendapat tentang suatu pantangan, hubungan sebab akibat antara makanan dan kondisi sehat sakit, kebiasaan maupun ketidaktahuan. Salah satu pendapat di masyarakat tentang masa kehamilan yang sering dibicarakan adalah pantangan makan buah nanas karena dapat menganggu kehamilan yaitu persalinan premature bahkan abortus/keguguran. Abortus atau keguguran adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada kehamilan khususnya pada trimester awal. Kasus abortus di Indonesia setiap tahun mencapai angka 2,5 juta. Ini artinya terdapat 43 kasus aborsi per 100 kelahiran hidup.2 Nanas (Ananas comosus) merupakan sejenis tumbuhan tropis, berbentuk daun dan buah. Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah buahnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nanas merupakan salah satu tanaman yang dipercaya memiliki pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Konsumsi buah nanas yang terlalu banyak berperan dalam kelahiran preterm pada kehamilan belum cukup bulan.3 Nanas mengandung enzim bromelain yang dapat menstimulasi pengeluaran prostaglandin. Meningkatnya kadar prostaglandin menyebabkan stimulasi kontraksi uterus.3 Prostaglandin tidak hanya berpengaruh pada kontraksi uterus hamil, namun juga memberikan pengaruh terhadap kontraksi uterus pada keadaan tidak hamil. Pada saat ovulasi, kadar progesteron meningkat dan akan merangsang
BAHAN DAN METODE Rancangan Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian ekperimental murni post test only control group design untuk mengetahui perbandingan efek pemberian ekstrak buah nanas muda dan ekstrak buah nanas tua terhadap kontraktilitas otot polos uterus terpisah marmut (Cavia porcellus) melalui perekaman kontraktilitas otot polos uterus menggunakan kymograph.
118
Populasi dan Sampel Sampel penelitian adalah organ terpisah uterus marmut betina yang sedang tidak dalam keadaan bunting atau tidak hamil. Berdasarkan perhitungan rumus sampel minimal yang digunakan adalah 7 uterus pada
masing-masing kelompok. Namun, karena keterbatasan dalam penelitian hanya digunakan 4 uterus pada masing-masing kelompok. Berikut kelompok perlakuan dalam penelitian ini :
Kelompok K (+)
Konsentrasi oksitosin 0,2 %, 0,4 %, 0,6 % (0.1 ml ,0,2 ml ,0,4 ml) aquades (0,1 ml, 0,2 ml, 0,4 ml) Konsentrasi 0,2 % Konsentrasi 0.4 % Konsentrasi 0.6 % Konsentrasi 0,2 % Konsentrasi 0.4 % Konsentrasi 0.6 %
K (-) KT1 (ekstrak buah nanas tua) KT2 (ekstrak buah nanas tua) KT3 (ekstrak buah nanas tua) KM : ekstrak buah nanas muda KM : ekstrak buah nanas muda KM : ekstrak buah nanas muda
Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah jenis marmot betina tidak dalam keadaan bunting dan belum pernah bunting sebelumnya. Berat 300-600 g, umur minimal 4-6 bulan. Sebelum dilakukan penelitian, keseluruhan marmut betina dalam keadaan sehat dan telah dipisahkan dari marmut jantan sehingga dapat dipastikan bahwa marmut betina tidak dalam keadaan bunting. Kriteria eksklusi adalah semua criteria diluar kriteria di atas.
jalon. Konsentrasi kedua ekstrak buah nanas tua diberikan yaitu 0.4 %. Kemudian diamati grafik kontraktilitas pada tabung perekam dan diamati kurang lebih 5 menit. Berikutnya dilakukan washing pada organ bath dan diberikan ekstrak buah nanas tua dengan konsentrasi 0,6 %. Perlakuan menggunakan ekstrak buah nanas muda dengan konsentrasi 0,2 %, 0,4 %, dan 0,6 % dilakukan sama dengan perlakuan pada ekstrak nanas tua. Oksitosin digunakan sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif.
Metode Pengumpulan Data Peneltian ini dilakukan dengan cara mengukur kontraktilitas uterus terpisah marmut tidak hamil dengan kymograph. Marmut dibedah dan diambil uterusnya kemudian uterus dipotong 1-2 cm,dikaitkan pada kawat berbentuk S pada organ bath. Organ bath berisi 30 ml larutan jalon yang dihangatkan 37 °C. Suhu air pada reservoir dan organ bath dipertahankan 37 °C dengan cara memberi lampu penghangat, jika terlalu panas lampu bisa dimatikan sementara. Mempersiapkan set kymograph dan tabung perekaman. Uterus distabilkan 1-2 jam dan larutan jalon diganti setiap 15 menit dengan selalu mempertahankan volume organ bath pada 30 ml. Kemudian dilakukan pemberian ekstrak buah nanas tua konsentrasi 0,2 %. Kemudian diamati grafik kontraktilitas pada tabung perekam kymograph selama kurang lebih 5 menit. Sebelum konsentrasi berikutnya diberikan, dilakukan washing pada organ bath yaitu penggantian larutan
Analisis Data Data pada penelitian ini diolah menggunakan uji ANOVA untuk mengetahui efek peningkatan kontraksi akibat pemberian ekstrak nanas tua dan muda dengan konsentrasi yang berbeda serta membandingkan nilai rata-rata dari yang diperoleh untuk setiap perlakuan, Uji post hoc Tukey untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang memiliki efek peningkatan kontraksi yang signifikan dari hasil ANOVA. Uji korelasi Pearson dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi yang signifikan antara pemberian ekstrak buah nanas tua dan ekstrak buah nanas muda terhadap kontraksi uterus. Uji regresi linier untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian ekstrak buah nanas tua dan ekstrak buah nanas muda terhadap kontraksi uterus dan memprediksi besar efek pemberian ektsrak buah nanas tua dan ekstrak buah nanas muda terhadap kontraktilitas otot polos uterus melalui persamaan linier yang diperoleh.
119
0,2 %, 0,4 %, dan 0,6 %. Dari hasil perekaman kontraksi otot polos uterus dengan menggunakan kymograph menunjukkan adanya kontraksi uterus pada konsentrasi 0,2 %, 0,4 %, dan 0,6 %.
HASIL Eksplorasi dosis dilakukan sebelum peneltian dimulai dan diperoleh dosis tunggal pemberian ekstrak nanas tua dan muda yaitu
Tabel 1. Efek ekstrak nanas muda terhadap kontraktilitas uterus terpisah marmot Konsentrasi ekstrak nanas muda (%) 0,2
Besar kontraksi (mm) (Mean ± SD) 1,6 ± 0,707a
0,4
3,375 ± 0,25b
0,6
4,825 ± 0,479c
Mean/rata-rata kontraksi
3.26
Tabel 2. Efek ekstrak nanas tua terhadap kontraktilitas uterus terpisah marmot Konsentrasi ekstrak buah nanas tua (%) 0,2 0,4 0,6 rata-rata kontraksi
Besar Kontraksi (mm) (Mean ± SD) 1,4 ± 0,25a 3 ± 0,408b 3,675 ± 0,425c 2.691
Tabel 3. Efek oksitosin terhadap kontraktilitas otot polos uterus terpisah marmot Konsentrasi oksitosin (%) 02 % (0,1 ml) 0,4 % (0,2 ml) 0,6 % (0,4 ml) rata-rata kontraksi
Besar Kontraksi (mm) 15 32 34 27
Tabel 4. Efek aquades terhadap kontraksi uterus terpisah marmot Volume aquades (ml) 0,1 0,2 0,4 rata-rata kontraksi
Besar Kontraksi (mm) 0,05 0,05 0,07 0,056
Melalui uji ANOVA didapatkan nilai probabilitas sebesar 0,000 untuk nanas muda dengan () sebesar 5 % (0,000 < 0,05) dan pada nanas tua
juga didapatkan nilai 0,000. Hasil yang signifikan ini menunjukkan adanya perbedaan kontraksi yang bermakna minimal antara 2 perlakuan baik untuk nanas muda maupun nanastua.
120
Tabel 5. Hasil Uji post hoc Tukey pada ekstrak nanas muda Konsentrasi KM 1 (0,2 %) KM 2 (0,4 %) KM 3 (0,6 %) Perlakuan Ekstrak nanas muda Oksitosin Aquades
KM1
KM2
KM3
(0.2%)
(0.4%)
(0.6%)
0,003*
0,000* 0,742
0,003* 0,000* Ekstrak nanas muda
0,000* 0,04*
0,742 Oksitosin
Aquades
0,000*
0,000* 0,04*
0,000*
Keterangan: p < 0.05 (* = terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok)
Tabel 6. Hasil uji post hoc Tukey pada ekstrak nanas tua Konsentrasi K T 1 (0,2 %) KT 2 (0,4 %) KT 3 (0,6 %) Perlakuan Ekstrak nanas tua Oksitosin Aquades
KT1 (0,2 %) 0,002* 0,001* Ektrak nanas tua
0,000* 0,310
KT2 (0,4 %) 0,002*
KT3 (0,6 %) 0,001* 0,879
0,879 Oksitosin
Aquades
0,000*
0,310 0,000*
0,000*
Keterangan: p < 0.05 (* = terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok)
lebih tinggi dibandingkan pada nanas tua menunjukkan bahwa ekstrak buah nanas muda memberikan pengaruh lebih besar terhadap kontraksi uterus terpisah marmot dibandingkan ekstrak buah nanas tua.
Melalui uji korelasi Pearson didapatkan nilai r sebesar 0,944 (-1< r < 1) pada perlakuan ekstrak buah nanas muda dan 0,894 (-1< r < 1) pada perlakuan ekstrak nanas tua.
Gambar 1. Efek ektstrak nanas tua dan muda terhadap kontraksi uterus terpisah marmot
Gambar 2. Perbandingan efek oksitosin dan ekstrak nanas tua dan muda terhadap kontraksi uterus terpisah marmot
Dari uji regresi diperoleh persamaan Y = 0,0417 + 7,8125X dengan R2 = 0,876 untuk nanas muda dan Y = 0,9167 + 4,375X dengan R2 = 0,7989 untuk nanas tua (Gambar 1). Nilai kemiringan (koefisien pada variabel X) sebesar
Pada Gambar 2 dapat dilihat hasil uji regresi pada oksitosin dan diperoleh persamaan Y = 8 + 4,75X dengan nilai kemiringan (koefisien pada variabel X) sebesar 47,5. Nilai kemiringan oksitosin lebih tinggi dibandingkan nilai kemiringan pada nanas muda yaitu
7,8215 pada nanas muda dan 4,375 pada nanas tua. Nilai kemiringan pada nanas muda
121
sebesar 7,8215 maupun nanas tua yaitu sebesar 4,375. Hal ini menunjukkan bahwa oksitosin memberikan pengaruh lebih besar pada kontraksi uterus terpisah marmot dibandingkan ekstrak buah nanas muda dan ekstrak buah nanas tua.
dosis pemberian ekstrak nanas muda maka semakin besar pula kontraksi otot polos uterus yang diperoleh. Hasil uji regresi juga menunjukkan hubungan yang kuat. Model regresi yang didapatkan menggambarkan efek kontraksi (y) yang disebabkan karena pertambahan dosis ekstrak nanas muda atau nanas tua (x). Hasil uji regresi pada nanas muda diperoleh persamaan regresi y = -0,0417 + 7,8125x sedangkan untuk nanas tua diperoleh persamaan regresi y = 0,9167 + 4,375x. Persamaan tersebut menunjukkan kemiringan pada ekstrak nanas muda sebesar 7,8125 dan pada ekstrak nanas tua sebesar 4,375. Selanjutmya dapat dijelaskan bahwa setiap peningkatan ekstrak nanas sebesar 0,1 %, akan meningkatkan kontraksi sebesar 0,7812 mm pada nanas muda dan sebesar 0,4375 mm pada nanas tua. Nilai kemiringan pada ekstrak nanas muda yang lebih tinggi dibandingkan pada ekstrak nanas tua juga menunjukkan bahwa ekstrak nanas muda memberikan pengaruh besar pada kontraksi otot polos uterus marmot dibandingkan ekstrak nanas tua. Hasil uji regresi pada oksitosin diperoleh kemiringan (koefisien pada variabel x) sebesar 47,5 yang merupakan nilai yang paling tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa oksitosin berpengaruh besar pada kontraksi uterus dibandingkan ekstrak nanas muda dan ekstrak nanas tua. Kontraksi otot polos uterus dengan pemberian ekstrak nanas muda secara keseluruhan didapatkan nilai rata-rata kontraksi sebesar 3,08 sedangkan pada pemberian ekstrak nanas tua sebesar 2,667. Dari hasil tersebut diketahui bahwa efek ekstrak nanas muda pada kontraksi uterus lebih besar daripada ekstrak nanas tua dengan perbandingan 1 : 0,869 atau ekstrak nanas muda memberikan efek kontraksi 1,2 kali ekstrak nanas tua. Pada perlakuan dengan oksitosin didapatkan rata-rata kontraksi sebesar 2,7 dan nilai tersebut adalah nilai yang paling besar. Dari ketiga nilai rata-rata kontraksi pada masing-masing perlakuan diperoleh bahwa efek oksitosin pada kontraksi uterus adalah 8 kali efek ekstrak nanas muda dan 9 kali efek ekstrak nanas tua. Hal ini menunjukkan bahwa efek kontraksi yang
PEMBAHASAN Dari analisis data berdasarkan pada pemberian tiga dosis ekstrak nanas muda dan ekstrak nanas tua menunjukkan adanya hubungan antara dosis dengan respon. Selain itu, juga didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa ekstrak nanas muda memberikan pengaruh lebih besar terhadap kontraksi uterus dibandingkan ekstrak nanas tua. Hasil uji ANOVA memberikan nilai 0,000 (p < 0,05) pada ekstrak nanas muda dan ekstrak nanas tua yang menunjukkan adanya perbedaan kontraksi yang bermakna paling tidak diantara 2 perlakuan. Pada pemberian ekstrak nanas muda 0,2 % diperoleh hasil kontraksi 1,6 mm dan jika dibandingkan dengan konsentrasi 0,4 % dan 0,6 % yang nilai kontraksinya lebih besar maka terlihat perbedaan yang bermakna. Namun pada konsentrasi 0,4 % jika dibandingkan dengan konsentrasi 0,6 % menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna.Hal yang sama juga terjadi pada ekstrak nanas tua yang tidak memiliki perbedaan bermakna pada konsentrasi 0,4 % dan 0,6 %. Peningkatan kontraksi yang tidak bermakna kemungkinan terjadi karena sifat kontraksi uterus tidak hamil yang tidak ritmik dan perubahan dosis yang kecil sehingga kurang berpengaruh terhadap peningkatan kontraksi yang maksimal. Pemberian ekstrak nanas muda memiliki perbedaan bermakna dibandingkan dengan oksitosin dan aquades. Namun pada ekstrak nanas tua tidak memiliki perbedaan bermakna dibandingkan dengan aquades sebagai kontrol negativf. Hal ini mungkin karena ekstrak nanas tua memiliki kandungan enzim yang lebih rendah dan rendahnya dosis yang diberikan sehingga kurang menghasilkan peningkatan kontraksi uterus yang bermakna. Uji korelasi Pearson pada ekstrak nanas muda memberikan nilai r = 0,944 dan p < 0,05; ekstrak buah nanas tua r = 0,894 dan p < 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa makin besar
122
disebabkan oleh oksitosin jauh lebih besar daripada ekstrak buah nanas muda dan tua. Terjadinya kontraksi otot polos uterus disebabkan oleh enzim bromelain yang terdapat dalam buah nanas. Enzim bromelain menstimulasi pengeluaran prostaglandin. Meningkatnya kadar prostaglandin menyebabkan stimulasi kontraksi uterus. Mekanisme prostaglandin dalam otot polos uterus sama seperti pada otot polos lainnya yaitu dengan dipicunya sel miometrium untuk berkontraksi oleh peningkatan kalsium intraseluler Ca2+. Prostaglandin meningkatkan Ca2+ dengan meningkatkan influx Ca2+ melewati membran sel, dengan menstimulasi pelepasan kalsium dari simpanan intraseluler dan dengan memperkuat pembentukan gap junction miometrium. Prostaglandin yang bekerja pada kontraksi otot polos uterus adalah PGF2α. PGF2α merupakan suatu perangsang kuat kontraksi otot polos uterus dalam kondisi hamil atau tidak hamil. Aktifitas dan kadar enzim bromelain dipengaruhi oleh antara lain faktor kematangan buah nanas. Perbedaan kadar enzim bromelain pada nanas muda dan nanas tua diduga dapat menyebabkan perbedaan pada peningkatan kontraksi otot polos uterus.3,8,10,11 Pembentukan prostaglandin oleh amnion semakin meningkat pada saat kehamilan terutama menjelang akhir kehamilan.6 Pemberian ekstrak buah nanas memberikan efek peningkatan kontraksi pada otot polos uterus tidak hamil dan diduga dapat memberikan efek kontraksi yang lebih pada keadaan hamil. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muzzaman (2009), nanas muda memberikan efek siginifikan terhadap peningkatan kontraksi uterus dengan pengaruh sebesar 85,9 %.9 Pada penelitian ini juga didapatkan pengaruh sebesar 87,6 % pada ekstrak nanas muda dan 79,9 % pada ekstrak buah nanas tua. Selain itu, kandungan buah nanas yang juga diduga dapat meningkatkan kontraksi adalah serotonin. Serotonin diduga dapat meningkatkan kontraktilitas uterus melalui interaksi dengan reseptor serotonin (5-HT) pada uterus dan memberikan stimulasi langsung pada otot polos uterus.9 Oksitosin adalah suatu hormon yang berperan penting pada kehamilan dan
persalinan. Oksitosin bekerja melalui reseptor membrannya pada sel miometrium untuk mengaktivasi anggota subfamili protein-G. Kemudian protein ini mengaktivasi fospolipid C dan inositol trifosfat yang menyebabkan pelepasan Ca2+ intraseluler. Jumlah reseptor oksitosin pada uterus akan bertambah banyak lebih dari 100 kali pada kondisi hamil. Pada akhirnya, saat janin aterm pembesaran uterus menjadi maksimal, demikian juga pembentukan reseptor oksitosin dan kontraksi juga semakin sering. Adanya reseptor yang lebih banyak dari dalam uterus sendiri saat kehamilan aterm dan jika diberikan obat oksitosin dari luar maka akan menghasilkan efek kontraksi yang maksimal. Oleh karena itu oksitosin digunakan sebagai obat standart pada pelayanan persalinan.1,10,11 Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak nanas muda lebih meningkatkan kontraktilitas uterus terpisah marmot dibandingkan pemberian ekstrak nanas tua. KESIMPULAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin besar dosis ekstrak nanas muda dan ekstrak buah nanas tua akan semakin meningkatkan kontraktilitas uterus terpisah marmot. Ekstrak nanas muda lebih meningkatkan kontraktilitas uterus terpisah marmot dibanding ekstrak nanas tua. Pemberian oksitosin berpengaruh secara signifikan terhadap kontraktilitas uterus dibandingkan dengan ekstrak nanas muda dan ekstrak nanas tua. SARAN Dari kajian teoritas dilakukan pada penelitian ini maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai : a. Perbandingan kontraksi uterus terpisah marmot dengan pemberian ekstrak nanas dan enzim bromelain serta pengukuran prostaglandin (PG) di uterus. b. Perbedaan kandungan dan aktivitas enzim bromelain pada nanas muda dan nanas tua serta faktor-faktor yang mempengaruhi kontraktilitas uterus. c. Penelitian efek pemberian ekstrak nanas terhadap uterus hamil.
123
d. Tingkat keamanan nanas terhadap kehamilan baik kehamilan muda dan kehamilan tua maupun persalinan. DAFTAR PUSTAKA 1. Manuaba et al. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. 2007. 2. Utomo B et al. Incidence and Social Psychological Aspects of Abortion in Indonesia : A Community-Based Survey in 10 Major Cities and 6 Districts, Year 2000. Jakarta: Center for Health Research University of Indonesia. 2001. 3. Katno & Pramono. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Jurnal Farmakologi Indonesia. 2009. (Online). (http://cintaialam.tripod.com/keamanan_o bat%20tradisional.pdf. Diakses 15 Februari 2012. 4. Alzubaidi N. Dysmenorhea. Endocrine society George Town University Hospital. 2004. (Online). http.//ncbi.nlm.nlh.gov. Diakses 15 Desember 2011. 5. Coco AS. Primary Dysmenorhea. American Academy of Family Physicians. 1999. (Online). http://americanacademyoffamilyphysicians .com. Diakses 21 November 2011. 6. Wentz AC. Dysmenorrhea, Premenstrual Syndrome, and Related Disorders: NOVAK’s textbook of Ginecology. 11th Edition. Baltimore: Wiliam Wikins. 1988. 7. Frochlich PH, Meston CM. Evidence that Serotonin Affect Female Sexual Functioning Via Pheriperal Mechanism. Physiology and Behavior. 2006; 71(2000):383-393. 8. Winarno FG. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia. 1983. 9. Muzzaman. Pengaruh Ekstrak Nanas Muda terhadap Kontraksi Uterus. 2009. (Online).http://eprints.umm.ac.id/707/1/pe ngaruh_ekstrak_nanas_muda.pdf. 10. Heffner JL. At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga. 2010. 11. Jordan S. Farmakologi Kebidanan. Jakarta: EGC. 2004.
124