UJI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% BIJI BUAH TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA DALAM SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN WISTAR Rattus norvegicus
NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh: Ririn Nurpebriansari J.5000 900 48
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
NASKAH PUBLIKASI
ii
ABSTRAK Uji Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Penurunan Kolesterol Total dan Trigliserida dalam Serum Darah Tikus Putih Jantan Wistar Rattus norvegicus Ririn Nurpebriansari1, EM Sutrisna 2, Dona Dewi Nirlawati2, 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Latar Belakang: Masyarakat yang memiliki pola hidup kurang baik seperti sering mengkonsumsi makanan yang relatif tinggi lemak serta kurang beraktivitas (olahraga) sering mengalami penyakit degeneratif. Terung ungu merupakan buah yang kaya antioksidan dan fitonutrien seperti caffeic, chlorogenic acid, flavonoid nasunin. Zat kimia pada terung ungu yang berperan pada penurunan kadar kolesterol darah adalah flavonoid nasunin. Mekanisme kerjanya adalah merangsang pengeluaran cairan empedu dan menurunkan reabsorpsi di mukosa usus sehingga kolesterol akan terbawa keluar bersama cairan empedu dan akhirnya dibuang bersama feses. Tujuan Penelitian: Mengetahui adakah pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu (Solanum melongena L.) terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida darah pada tikus putih jantan wistar. Metode Penelitian: Menggunakan metode eksperimental laboratorik, dengan rancangan penelitian pre and post test with control group design. Subjek penelitian 25 ekor tikus putih jantan, strain Wistar, berat badan ± 200 gram, berumur ± 2 bulan. Tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok dengan teknik purposive random sampling. Semua kelompok diberi makanan diet tinggi kolesterol. Kelompok I diberikan aquades, kelompok II ditambah simvastatin 0,72 mg/200 gram BB/hari, kelompok III, IV, dan V ditambah ekstrak biji buah terung ungu berturut-turut 20 mg/200 gram BB/hari, 40 mg/200 gram BB/hari, dan 80 mg/200 gram BB/hari. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji One- way Anova kelompok kolesterol dan trigliserida minggu terakhir diperoleh nilai probabilitas signifikan (p)= 0,000 dengan demikian p<0,05 maka efek pada 5 kelompok tersebut terdapat perbedaan secara bermakna terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu (Solanum melongena L.) memiliki efek penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada darah tikus putih jantan galur Wistar pada dosis 20 mg/200g BB, 40 mg/200g BB, 80 mg/200g BB, dengan efek paling besar terdapat pada kelompok dosis 80 mg/200g BB yang mulai menunjukan penurunan sejak minggu pertama setelah pemberian ekstrak. Kata Kunci : Ekstrak, biji terung ungu (Solanum melongena L.), kolesterol darah, trigliserida darah
iii
ABSTRACT The effect of Ethanol 70% of Eggplant Seed Extract (Solanum melongena L.) toward Cholesterol and Triglicerid Blood Level in Male White Wistar Rats Rattus norvegicus Ririn Nurpebriansari1, EM Sutrisna2, Dona Dewi Nirlawati2 1 Scholar of Medical Faculty in Muhammadiyah Surakarta University 2 Lecturer of Medical Faculty in Muhammadiyah Surakarta University
Backgrounds: People in this modern technologies era, in line with technological developments tend to have poorly life style. They often consume junk food and fast food with high levels of fat, either doing less activity. Eggplant are fruits that rich antioxidants and phytonutrients such as caffeic, chlorogenic acid, flavonoid nasunin.Chemical substance in Solanum melongena L. with the role to reduce blood cholesterol levels are flavonoids nasunin. The mechanism of action is induced secretion of bile to the intestine, so that cholesterol will be carried out with the bile and disposed of with feces. The Objective: The objective of this research is to know the effects of ethanol 70% eggplant seed extract (Solanum melongena L.) to the cholesterol and triglicerid blood level in male white Wistar rats The Methods : The research was performed as experimental pre and post test with control group design. This research use 25 male Wistar rats, the weight about 200 grams, and about 2 months old. The Wistar rats divided into 5 groups using purposive random sampling tecnique. All rats fed hypercholesterolemics. The first group added aquadest, the second group added Simvastatin 0,72 mg/200 gram body/day, the third, the fourth, and the fifth groups are added eggplant seed extract 20 mg/200 gram body/day, 40 mg/200 gram body/day, and 80 mg/200 gram body/day. Total periods of this research was 4 weeks. Results of Research: Based on Anova test results of cholesterol and triglicerid group at the last week, there obtained significant probability value (p) = 0,000 on which then p < 0,05. So, the effect of the fifth groups has significant differences on blood cholesterol and triglicerid level reduction. Conclusion: The results of the research ethanol 70% extract of Solanum melongena L has its effect on blood cholesterol and triglicerid level reduction in male white Wistar rats,with the dosage of 20 mg/200 gram body/day, 40 mg/200 gram body/day and 80 mg/200 gram body/day with the higgest effect is the dosage of 80 mg/200 gram body/day.
Keywords: Extract, Solanum melongena L., Cholesterol, Triglicerid
iv
1
PENDAHULUAN Pola penyakit di Indonesia saat ini mengalami perubahan dari periode penyakit infeksi ke periode penyakit degeneratif. Perubahan pola penyakit ini diduga ada hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan. Pola makan di kotakota besar yang bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan ke baratbaratan dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat, efek dari itu adalah obesitas (Suyono, 2006). Kelainan metabolisme lemak darah akibat meningkatnya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi keduanya disebut hiperlipidemia. Keadaan ini sering dianggap sebagai penyebab penyakit mematikan seperti jantung koroner dan stroke sebagai akibat adanya plak aterosklerosis (Kumar, 2007). Berbagai asupan substansi fitokimiawi yang berasal dari tumbuhan, terutama sterol, flavonoid dan sulfur nabati dalam kajian epidemiologi telah terbukti mempunyai keterkaitan dengan penyakit jantung koroner. Sterol nabati, isoflavon dan sulfur telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol darah (Arisman,2010). Salah satu tanaman yang mempunyai substansia fitokimiawi cukup banyak yakni, terung ungu yang merupakan tanaman yang diketahui mempunyai manfaat untuk menghilangkan atau menetralkan kerusakan pembuluh darah arteri dengan menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta mampu menghambat pembentukan plak-plak lemak, mencegah dan mengobati ateroklerosis sehingga terjadi relaksasi pada dinding pembuluh darah yang dapat memperbaiki aliran darah (Andrews, 2011; Silva and Whfoods, 1999, 2009). Terung ungu (Solanum melongena L.) merupakan tanaman yang memiliki batang bulat, berkayu, percabangan simpodial, berambut, berduri, putih kotor, dan tumbuh hingga setinggi 40- 50 cm (16- 57 inci). Buah berisi tepung lonjong, diameter buah kurang dari 5 cm, biji pipih, kuning, kecil dan licin. Akar tunggang dan berwarna cokelat muda. Buahnya memiliki banyak biji yang kecil dan lembut. Biji itu dapat dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung nikotin, sejenis alkaloid yang banyak dikandung tembakau (Wikipedia, 2012).
Gambar 1. Pohon, buah dan biji Solanum melongena L.(Wikipedia, 2012) Terung ungu merupakan tanaman yang mengandung komponen fitonutrien yang penting, banyak di antaranya memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Fitonutrien yang terkandung di dalam terung ungu termasuk di dalamnya
2
komponen phenolik seperti caffeic, chlorogenic acid, dan flavonoid seperti nasunin (Whfoods, 2009). Komponen phenolik berperan sebagai antioksidan yang berfungsi untuk melindungi dirinya terhadap stres oksidatif juga terhadap infeksi bakteri dan jamur. Komponen phenolik utama di dalam terung ungu adalah chlorogenic acid yang merupakan salah satu scavenger utama radikal bebas (Organicfood, 2010). Lipid merupakan senyawa organik yang berikatan erat dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air (hidrofobik), tetapi larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, benzena, dan alkohol (Mayes, 2003). Menurut Ganong (2003) lipid yang penting untuk kehidupan adalah trigliserida, fosfolipid, serebrospida, dan sterol. Pada tingkat jaringan, keseimbangan kolesterol pada sel dipengaruhi oleh beberapa faktor. Peningkatan kadar kolesterol terjadi karena (1) pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor, misalnya reseptor LDL, atau reseptor scavenger, (2) pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh lintasan yang tidak diperantarai reseptor, (3) pengambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol oleh membran sel, (4) sintesis kolesterol, dan (5) hidrolisis eter kolesteril oleh enzim ester kolesteril hidrolase (Mayes, 2003). Penurunan kadar kolesterol terjadi karena (1) aliran keluar kolesterol dari membran sel ke lipoprotein dengan potensial kolesterol yang rendah. Khususnya HDL3 atau HDL nascent, yang digalakkan oleh enzim LCAT (Lesitin Cholesterol Asiltransferase), (2) esterifikasi kolesterol oleh enzim ACAT (Asil-CoA: Cholesterol Asiltransferase), (3) penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon atau asam empedu dalam hati (Mayes, 2003). Hiperlipidemia merupakan meningkatnya kadar kolesterol, trigliserida maupun keduanya dalam darah (Azrimaidaliza, 2011). Peningkatan kadar komponen lipid plasma pada hiperlipidemia dapat dilihat dari lipoprotein spesifik yang terlibat antara lain, kolesterol total > 6 mmol/L (>240 mg/dL), trigliserida > 2,8 mmol/L (>250 mg/dL), kolesterol- LDL > 4,2 mmol/L (>160 mg/dL), kolesterol HDL rendah < 0,9 mmol/L (<35 mg/dL) (Chandrasoma dan Taylor, 2005). Simvastatin sebagai agen antihiperlipidemik yang bekerja sebagai penghambat kompetitif Hydroxymethylglutaryl-CoA reduktase, digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dan pada dosis tinggi mampu menurunkan trigliserida (Suyatna, 2011). Simvastatin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan menghambat enzim HMG CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP (sterol regulatory element binding protein) yang terdapat dalam membran dipecah oleh protease, lalu diangkut ke nukleus. Faktor- faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi (Suyatna, 2011).
3
METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian pre and post test control group design. Peneliti memerlukan 5 ekor tikus putih galur Wistar tiap kelompok sehingga total tikus putih galur Wistar yang dibutuhkan adalah sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok yang diambil dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian dibagi secara acak dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor tikus yang terdiri dari: Kelompok I (kelompok kontrol negatif), Kelompok II (kelompok kontrol positif), Kelompok III (kelompok perlakuan 1), Kelompok IV (kelompok perlakuan 2), Kelompok V (kelompok perlakuan 3). Pertama-tama semua tikus diadaptasikan pada lingkungan laboratorium. Kemudian masingmasing tikus diambil darahnya dan dihitung kadar kolesterol dan trigliserida. Semua kelompok diberi makanan diet tinggi kolesterol yang terdiri dari lemak kambing, kuning telur bebek, minyak kelapa dan pakan standart serta propil tiourasil (PTU) 0,01% selama 2 minggu. Hari ke-14 post induksi hiperkolesterol tikus ukur kadar kolesterol dan trigliserida darah. Kelompok kontrol negatif diberi aquadest, kelompok kontrol positif diberi simvastatin peroral dosis 0,72 mg/200g BB, Kelompok III peroral dosis 20 mg/ 200g BB ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu, Kelompok IV peroral dosis 40 mg/200g BB ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu, dan Kelompok V peroral dosis 80 mg/ 200g BB ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu selama 4 minggu dan kadar kolesterol dan trigliserida diukur setiap minggunya. HASIL PENELITIAN Hasil pengukuran rata-rata kadar kolesterol dan trigliserida darah tikus putih sebelum percobaan (awal), setelah induksi diet tinggi kolesterol (pretest), dan selama 4 minggu perlakuan (posttest) sebagai berikut : Tabel 1. Rata-rata kadar kolesterol serum darah tikus dari minggu awal sampai minggu ke-6 kelompok perlakuan Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
Rata-rata kadar kolesterol serum darah tikus Awal 111,4± 4,073 111,2± 6,760 111,8± 2,387 108,6± 3,782 108,2± 4,087
Minggu II 134,2± 3,347 134,20± 3,033 133,4± 2,702 130± 2,345 131,40± 3,912
minggu III 159± 1,581 121,4± 1,342 129,6± 2,302 129,6± 4,159 124,8± 2,490
Minggu minggu IV V 173,2± 204,2± 6,221 7,791 109,6± 88,2± 4,393 5,975 123,2± 114,2± 3,271 1,643 120,6± 112,6± 2,408 3,647 111,8± 88,4± 3,701 4,393
minggu VI 214,6± 7,436 62± 7,416 87,4± 5,367 83,6± 2,881 60± 3,317
4
Tabel 2. Rata-rata kadar trigliserida serum darah tikus dari minggu awal sampai minggu ke-6 Rata- rata kadar trigliserida serum darah tikus Kelompok minggu minggu minggu minggu minggu minggu perlakuan awal II III IV V VI Kelompok 175,2± 196,4± 220,6± 226,8± 235,8± 248,4± I 6,221 3,847 7,232 6,140 5,357 8,503 Kelompok 146,2± 185± 167,6± 157,4± 132,2± 120,2± II 4,025 2,345 2,702 6,387 4,324 3,347 Kelompok 185,2± 197,8± 191,2± 183,2± 168,4± 157± III 4,438 1,304 3,899 2,864 3,362 5,657 Kelompok 154,4± 195,6± 186,8± 178,4± 166,4± 152,6± IV 8,204 2,608 4,025 3,847 5,320 5,320 Kelompok 154,6± 174,6± 166,2± 157,8± 136,2± 120,6± V 5,128 5,683 5,215 6,870 2,588 3,847 Data yang diperoleh dari pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida pada serum darah tikus diuji dengan uji statistik. Setelah itu uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh pada penelitian ini memiliki distribusi yang normal atau tidak menggunakan Shapiro-Wilk test sebab sampelnya kurang dari 50. Berdasarkan data pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida memperlihatkan bahwa pada minggu kedua tikus tidak mengalami hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia. Oleh karena itu dilakukan uji OneWay Anova antara minggu awal dengan minggu kedua untuk menguji keberhasilan induksi hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida, dengan syarat Significancy Test homogeneity of variances menunjukkan (p>0,05) dengan sebelumnya melakukan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan hasil sebaran data minggu awal dan minggu kedua semua kelompok terdistribusi normal (p>0,05). Berdasarkan uji normalitas data (Shapiro- Wilk) pada minggu awal dan minggu kedua diperoleh nilai p>0,05 berarti hasil sebaran data minggu awal dan minggu kedua semua kelompok terdistribusi normal. Begitupula dengan uji homogenitas (Levene statistic) pada minggu awal kelompok kolesterol p= 0,151 dan minggu kedua p= 0,569 yang berarti data yang diperoleh homogen (p>0,05). Sedangkan pada kelompok trigliserida juga diperoleh hasil p>0,05 yang menunjukkan varian data yang diperoleh homogen. Setelah memenuhi syarat, dilakukan uji Anova dengan hasil untuk kelompok kolesterol didapatkan dengan hasil uji Anova p=0,000, begitu pula pada kelompok trigliserida hasil uji Anova p=0,024 yang menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat variansi data yang berbeda secara bermakna yang menunjukkan induksi hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia berhasil secara statistik.
5
Setelah dilakukan pengujian data post induksi berhasil secara statistik, selanjutnya dilakukan uji Significancy Test Homogeneity of Variances (Levene statistic) pada minggu kedua dengan nilai p=0,569 pada kelompok kolesterol dan p=0,26 pada kelompok trigliserida yang berarti data minggu kedua homogen (p>0,05). Berdasarkan data pada kelompok kontrol negatif yang terus mengalami kenaikan maka uji statistik dimulai dari kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan dosis I, dosis II dan dosis III yang datanya relatif konstan sehingga dapat menghindari terjadinya bias data. Perhitungan statistik dengan uji ShapiroWilk Test pengukuran kadar kolesterol dan kadar trigliserida serum darah tikus menunjukkan pada kelompok II, kelompok III, kelompok IV dan kelompok V terdistribusi normal. Uji test of Homogenesity of variences menunjukkan varian data yang diperoleh adalah homogen (p>0,05). Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan distribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji One Way Anova. Hasil uji tersebut didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok perlakuan setiap minggunya. Kemudian data diuji dengan uji LSD untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari rata-rata data antar kelompok perlakuan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Hasil signifikansi pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida pada kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan mulai menunjukkan perbedaan yang signifikan pada dosis I (20 mg/200g BB) dan dosis II (40 mg/200g BB) dengan nilai p <0,05 dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah yang bermakna antar kelompok sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah tikus tidak sebanding. 2. Hasil pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida kelompok kontrol positif dan dosis III ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu mempunyai nilai p<0,05 sejak minggu ke-3. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah yang bermakna antar kelompok tiap minggunya sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah tikus dimulai sejak minggu pertama setelah perlakuan pemberian ekstrak. 3. Hasil signifikansi pengukuran kadar kolesterol pada kelompok perlakuan dosis I dan dosis II ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu mempunyai nilai p<0,05 sejak minggu ke-4. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan penurunan kadar kolesterol darah yang bermakna antar kelompok tiap minggunya sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan kadar kolesterol darah tikus dimulai sejak minggu ke-2 setelah perlakuan pemberian ekstrak. 4. Hasil pengukuran kadar trigliserida dosis I dibandingkan dengan dosis II ekstrak etanol 70 % biji buah terung ungu mempunyai nilai p<0,05 sejak minggu ke-3. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan penurunan kadar trigliserida darah sehingga dapat dikatakan besar efek menurunkan kadar trigliserida darah tikus dimulai sejak minggu pertama setelah pemberian ekstrak. Kadar kolesterol dan kadar trigliserida kelompok negatif relatif meningkat dibandingkan dengan kelompok positif dan kelompok perlakuan. Peningkatan
6
kadar kolesterol total ini disebabkan oleh propiltiourasil yang bekerja sebagai antitiroid yang menghambat sel-sel tiroid pada tikus untuk memproduksi hormon tiroid. Pengaruhnya langsung dari hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar kolesterol, terutama kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor-LDL, sehingga kadar kolesterol-LDL akan meningkat. Di samping itu, apabila kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL trigliserida dan akan menyebabkan peningkatan kadar trigliserida juga. Mekanisme penurunan kadar kolesterol dan trigliserida oleh ekstrak etanol 70 % biji buah terung ungu dapat terjadi karena diduga kandungan flavonoid nasunin meningkatkan hidrolisis lipid oleh enzim lipase sehingga asam lemak, monogliserida, kolesterol diabsorpsi lewat sel mukosa usus dan lipid dapat keluarkan bersama feses yang mengakibatkan kadar kolesterol dan trigliserida menurun (Sudheesh, 1999). Penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudheesh (1999) dengan memberikan ekstrak flavonoid nasunin dari kulit terung ungu secara oral pada tikus dengan dosis 1mg/100grBB/hari yang menunjukkan aktivitas hipolipidemia dan menurunkan kolesterol yang signifikan melalui hambatan terhadap absorpsi kolesterol dan asam empedu dalam usus. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Huang (2004) dan Whfoods (2009) keduanya menggunakan ekstrak segar dalam bentuk jus buah terung ungu dan Silva (1999) dengan merendam 1 kilo gram potongan terung ungu dalam 2 liter air selama satu malam dimana belum menggunakan teknik penyarian untuk menarik zat spesifik yang dapat mepengaruhi kadar kolesterol dalam serum darah tikus yang dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida namun Silva (1999) mampu meneliti hingga ke efek kejadian aterosklerosis pada pembuluh darah tikus. Perbedaan penilitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya antara lain pelarut yang digunakan berbeda, penulis menggunakan etanol 70% sedangkan Huang dan Silva menggunakan air. Pelarut air merupakan pelarut polar dan air lebih mudah tercemar mikroba seperti jamur dan kapang sehingga hasil ekstrak menjadi kurang bagus dibandingkan dengan pelarut semipolar seperti etanol 70%. Etanol 70% merupakan larutan semipolar sehingga senyawa polar masih bisa ditarik serta substansi yang digunakan yakni pada penelitian ini menggunakan biji dari buah terung ungu (Solanum melongena L.). Berdasarkan penelitian ini, peneliti tidak mengidentifikasi senyawa aktif yang mampu menurunkan kolesterol dan trigliserida serta peneliti tidak melakukan penelitian tentang mekanisme penurunan kolesterol dan trigliserida. Namun, penelitian ini hanya sebatas mengetahui pengaruh efek pemberian ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu terhadap penurunan kolesterol dan trigliserida saja. Dari hasil penelitian, kelompok perlakuan dosis III (80mg/200g BB) memiliki efektifitas yang sebanding dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah tikus yang mulai terlihat sejak minggu pertama setelah pemberian perlakuan. Hasil statitika dengan uji LSD terbukti bahwa dosis
7
III memiliki efek yang lebih baik bila dibandingkan dengan dosis I dan dosis II, dan dosis yang paling efektif menurut peneliti adalah dosis perlakuan III (80mg/200g BB) dibandingkan kelompok perlakuan lain. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan dosis tersebut didapatkan hasil penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah yang sama efektifnya dengan obat simvastatin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan uji statistik dan pembahasan adalah sebagai berikut: 1. Ekstrak etanol 70% biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) dosis 20 mg/200g BB, 40 mg/200g BB dan 80 mg/200g BB mempunyai efek terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada serum darah tikus. 2. Ekstrak etanol 70% biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) dosis 20 mg/200g BB, 40 mg/200g BB mempunyai efek terhadap penurunan kadar kolesterol dimulai sejak minggu ke-2 dan efek terhadap penurunan trigliserida pada serum darah tikus dimulai pada minggu pertama setelah pemberian ekstrak. 3. Dosis 80 mg/200g BB mempunyai efek lebih tinggi terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada serum darah tikus yang dimulai sejak minggu pertama setelah pemberian ekstrak. 4. Ekstrak etanol 70% biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) dosis 80 mg/200g BB mempunyai efek yang sebanding dengan simvastatin dosis 0,72 mg/200grBB terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada serum darah tikus yang menunjukan penurunan sejak minggu pertama setelah perlakuan. Saran Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek penurunan kadar kolesterol dan kadar trigliserida ekstrak biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) dengan pelarut yang berbeda seperti air maupun kloroform. 2. Perlu dilakukan uji ketoksikan akut dan subakut untuk mengetahui tingkat keamanan dalam menggunakan ekstrak etanol 70 % biji buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) DAFTAR PUSTAKA Andrews, J. 2011. Eggplant Nutrition Specifications. Available at : http://www.livestrong.com/ article /19046-nutritional-benefits-eggplant/. Accesed at 06/04 2012 Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes Mellitus, & Dislipidemia: Konsep, Teori, dan Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC. Hal: 133- 139 Azrimaidaliza. 2011. Hiperlipidemia dengan Risiko Atherosklerosis dan Hipertensi. Available at : http://onlyminda.wordpress.com/hiperlipidemia .html. Accesed at 06/04 2012
8
Chandrasoma, P., Taylor, C. R. 2005. Kelainan Vaskular Degeneratif. Dalam: Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: EGC. Hal: 290 Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 21. Jakarta: EGC Huang, H.Y., Chang, C.K., And Tso, T.K. 2004. Antioxidant Activities of Various Fruits and Vegetables Produced in Taiwan. Int J Food Sci Nutr. 2004 aug; 55(5) 423-9 Kumar, V., Cotran, R. S., And Robbins, S. L. 2007. Pembuluh Darah. Dalam: Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta: EGC. Hal: 365- 378 Mayes, P.A., Murray, R.K., Granner, D. K. And Rodwell, V.W. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC. Hal: 270- 281 Organicfood. 2010. Eggplant Nutrition Information. Available at: http://organicfood.com.au/Content_Common/pg-eggplant-information.seo. Accessed at 03/14 2012 Silva, M. E., Santos, Ronaldo C. 1999. Effect of Aubergine (Solanum melongena L.) on Serum and Hepatic Cholesterol and Triglycerides in Rats. Braz. Arch. Biol. Technol. 42:3 Sudheesh, S., Sandhya, C., Sarah, A., And Vijayalakshmi, N. R. 1999. Antioxidant activity of flavonoids from solanum melongena. Phytother res. 1999 aug; 13(5): 393- 6 Suyatna, F. D. 2007. Hipolipidemik. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru. Hal: 384 Suyono, S. 2006. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Hal 1874- 1878. USDA. 2012. Solanum melongena L, Eggplant. Tech. 1-3 Whfoods. 2009. Eggplant. Available at: http://www.whfoods.com/genpage.php? tname=foodspice&dbid=22. Accessed at 03/15 2012 Wikipedia. 2012. Terung. Available at : http://id.wikipedia.org/wiki/Terung. Accesed at 06/04 2012