Perbandingan Analisis Unsur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto)
ISSN 1411 – 3481
PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA Supriyanto C., Samin, Sunardi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta Jl. Babarsari P.O. Box 8, Yogyakarta Email:
[email protected]
ABSTRAK PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA. Telah dilakukan pengendalian mutu metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat (AANC) dan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) melalui uji banding analisis unsur Cu, Cr dan Fe dalam cuplikan biota untuk mengetahui bahwa metode masih memenuhi syarat peruntukannya. Uji banding meliputi optimasi alat, homogenitas, validasi metode, pengukuran ketidakpastian, uji t dan uji F. Hasil uji banding kemudian diaplikasikan untuk analisis cuplikan biota. Dari uji banding diperoleh nilai validitas metode AANC dan SSA berkisar antara 92,69 % sampai 98,12 %. Hasil uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada rerata kadar unsur hasil uji. Demikian pula hasil uji F menunjukkan bahwa di antara metode AANC dan SSA tidak ada perbedaan kecermatan. Kata kunci: uji banding, AANC, AAS, biota
ABSTRACT THE COMPARISON OF Cu, Cr AND Fe ELEMENTS ANALYSIS IN BIOTA SAMPLES USING FNAA AND AAS METHOD. Quality control of Fast Neutron Activation Analysis (FNAA) and Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) method by comparison test of Cu, Cr, and Fe elements in biota samples has been carried out. The comparison test covered instruments optimizing, homogeneity, method validation, uncertainty measurement, t test and F test for both methods. The results of comparison test were then applied to analyze the biota samples. From the comparison test it was obtained that the validity of both FNAA and AAS methods were between 92.69 % and 98.12 %. The t test result showed that there was no any differences in the average of elements concentration. The F test for both methods also showed that there was no any differences in the accuracy. Keywords: comparison test, FNAA, AAS, biota samples
1.
pengujian menggunakan metode tersebut
PENDAHULUAN Suatu
perlu
(1). Metode pengujian yang ada harus selalu
pengujian
dikembangkan dan ditingkatkan mutunya,
terhadap metode analisis suatu bahan untuk
baik dalam hal jenis metode pengujian
memperoleh
maupun jenis parameternya sesuai dengan
melakukan
persyaratan diperlukan pengakuan
laboratorium penelitian data
analisis dan
yang
memenuhi
BSN-101-1991. agar
dapat
keberadaan
Hal
ini
perkembangan ilmu dan teknologi.
menunjang
Laboratorium juga disyaratkan untuk
laboratorium
berpartisipasi secara teratur dalam program
pengujian dan laboratorium kalibrasi dalam
uji
rangka
kemampuan
memberikan
masyarakat
yang
pelayanan memerlukan
kepada jasa
profisiensi
untuk teknisnya,
menunjukkan sehingga
memudahkan kerjasama antar laboratorium 39
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 2011: 39-50
dalam tukar menukar informasi, pengalaman
ISSN 1411 - 3481
dengan jenis kegiatan yang dilakukan (3).
dan harmonisasi standar serta prosedurnya
Penelitian ini bertujuan menerapkan
(2). Hasil uji profisiensi ini sangat penting
prosedur mutu dalam membandingkan hasil
dalam
secara
uji unsur Cu, Cr dan Fe dengan metode
laboratorium
dan
AANC dan SSA, sehingga akan diperoleh
pertimbangan
bagi
data
penilaian
keseluruhan
unjuk
suatu
merupakan
bahan
kerja
yang
dapat
dipercaya
dan
valid
komite akreditasi nasional dalam pemberian
menggunakan
dan pemeliharaan status akreditasi (2).
Penerapan mutu meliputi optimasi alat, uji
Penerapan
BSN-101-1991
laboratorium
bertujuan
konsistensi
mutu
metode
tersebut.
bagi
homogenitas, akurasi, presisi, batas deteksi,
mencapai
pengukuran ketidakpastian, uji t, dan uji F
terencana,
untuk kedua metode. Dengan data hasil uji
untuk
secara
kedua
terkendali dan efisien, sehingga menjamin
kedua
peningkatan
konfirmasi bahwa metode AANC dan SSA
mutu
kegiatan
operasional
metode,
diharapkan
diperoleh
laboratorium secara berkesinambungan dan
dapat
akan memberikan kepercayaan terhadap
penggunaannya,
kemampuan
kerjanya dan perolehan hasil uji yang absah.
laboratorium
menghasilkan secara
data
konsisten.
dilakukan Aktivasi
uji
uji
Dalam
banding
Neutron
yang
dalam
persyaratan yaitu
tujuan
melalui
unjuk
diinginkan
penelitian
metode
ini
Analisis
TATA KERJA
2.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam
Spektroskopi Serapan Atom (SSA) untuk
penelitian adalah sumber radioaktif standar
analisis unsur Cu, Cr dan Fe, sehingga
Co-60, Cs-137 dan Eu-152 untuk kalibrasi
menghasilkan hasil uji yang valid atau
energi dan efisiensi detektor, Standard
absah.
Reference Material Bovine Liver (SRM mutu
1557b), standar Cu foil (activation foil), serta
metode pengujian dalam laboratorium di
cuplikan biota (ikan mujaer) yang diambil
Indonesia dipersyaratkan untuk mengikuti
dari beberapa lokasi sungai Code dan
suatu standar, yaitu ISO/IEC 17025-2005
Gajahwong, Yogyakarta.
yang
memenuhi
(AANC)
2.
dan
Untuk
Cepat
memenuhi
berlaku
secara
jaminan
nasional
dan
internasional. Standar ISO/IEC 17025-2005
2.2. Alat Penelitian
memberikan persyaratan umum kompetensi
Alat yang digunakan dalam penelitian
laboraorium pengujian dan laboratorium
ini adalah seperangkat generator neutron
kalibrasi. Standar tersebut secara rinci
SAMES
menjelaskan tata cara dan persyaratan yang
perangkat spektrometri gamma (accuspec)
harus dipenuhi oleh laboratorium dalam
dengan detektor HPGe, seperangkat alat
meningkatkan mutu metode pengujian untuk
spektrometer serapan atom tipe AA300P
mendapatkan hasil uji yang dapat dipercaya,
buatan Techtron Australia, alat pengambil
sehingga
cuplikan, gayung, nampan, sendok, alat
mempunyai
metode sistem
pengujian mutu
yang
harus sesuai
preparasi
J-25
untuk
cuplikan,
aktivasi
cuplikan,
saringan,
alat 40
Perbandingan Analisis Unsur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto)
ISSN 1411 – 3481
penggerus, vial polietilen, neraca mekanik,
dengan
stopwatch, dan teflon bom digester.
persamaan presisi dan akurasi dinyatakan
nilai
sesungguhnya.
Adapun
pada persamaan [1] dan [2]. 2.3. Preparasi Cuplikan Cuplikan
ikan
mujaer
RSD =
dikeringkan
menggunakan sinar matahari, setelah kering
s × 100% x
dengan
digerus hingga lolos melewati saringan 100 mesh, kemudian dihomogenkan. Pengujian metode
AANC
dilakukan
menimbang cuplikan ikan mujaer dan SRM Bovine Liver 1577b dengan berat tertentu, masing-masing
dimasukkan
ke
dalam
wadah polietilen dan diberi label untuk dilakukan
aktivasi
pencacahan.
neutron
Pengujian
cepat
metode
dan SSA
∑ (n − 1)
s=
dengan
x−x
n
2
[1]
i =1
Huruf s adalah simpangan, x adalah hasil uji,
x adalah hasil uji rerata, dan n adalah jumlah pengulangan.
Akurasi =
dilakukan dengan menimbang cuplikan ikan mujaer dan SRM Bovine Liver 1577b
Untuk
Wterukur × 100% Wsebenarnya
menentukan
[2]
akurasi
pada
dengan berat tertentu, dimasukkan ke dalam
metode AANC (5) dilakukan uji dengan
teflon bom digester kemudian ditambahkan
persamaan [3].
1 ml HNO3 pekat dan ditutup rapat. Digester
N s − N a ≤ 1,95 × U s2 + U a2
dimasukkan ke dalam tungku pemanas dan
[3]
dipanaskan pada suhu 150 0C selama 4 jam. Hasil pelarutan setelah dingin dituang ke dalam gelas piala, dipanaskan di atas kompor listrik secara berulang dengan
Uji presisi ditentukan dengan rumus [4] 2 2 2 ⎡ ⎛ ⎤ ⎡ ⎢ ⎜ U S ⎞⎟ + ⎛⎜ U a ⎞⎟ × 100 ⎥ ≤ ⎢ ⎛⎜ U S ⎞⎟ + (σ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎢ ⎝ NS ⎠ ⎥ ⎢ ⎝ NS ⎠ ⎝ Na ⎠ ⎣ ⎦ ⎣
H
⎤ ) 2 × 100 ⎥ ⎥ ⎦
[4]
penambahan akuabides. Hasil pelarutan setelah dingin dituang ke dalam labu takar
Us,Ua
dan ditambah akuabides sampai tanda
sertifikat dan hasil perhitungan. Ns, Na
batas.
adalah nilai rerata dari sertifikat dan hasil
adalah
ketidakpastian
dari
nilai
perhitungan, sedang σH adalah tetapan Horwitz yang besarnya 0,02 x X0,8496.
2.4. Pengujian Akurasi dan Presisi Presisi menunjukkan kesesuaian hasil analisis
dari
pengukuran dinyatakan
beberapa
dengan dalam
cara
bentuk
pengulangan yang
sama,
nilai
relative
standard deviation (RSD) (4). Nilai akurasi adalah kedekatan sebuah hasil analisis ratarata dengan nilai sebenarnya (true value) atau besarnya penyimpangan data hasil uji
2.5. Batas Deteksi Unsur Pada metode SSA batas deteksi (LOD)
unsur
perhitungan
ditentukan
secara
statistik
berdasarkan dari
kurva
kalibrasi masing-masing unsur. Berdasarkan kurva kalibrasi standar unsur diperoleh persamaan garis linear [5]. 41
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 2011: 39-50
y = ax + b Dari
persamaan
alat tersebut. Kondisi optimum analisis
[5]
garis
ISSN 1411 - 3481
linear
[5],
masing-masing
unsur
mengukur
persamaan garis linear (ŷ), harga standar
masing
deviasi penyimpangan (Sy/x), besar serapan
parameter panjang gelombang, arus lampu,
pada limit deteksi (Yl.d), dan kadar pada limit
lebar celah, laju alir cuplikan, laju alir
deteksi (Xl.d). Batas kuantitas (LOQ) unsur
asetilen,
ditentukan sama seperti pada penentuan
disajikan pada Tabel 1.
(4) yang dinyatakan pada persamaan [6]. Yid = a + 10 Sy / x
[6]
Pada metode AANC, nilai batas deteksi (mL) dapat dihitung (6) dengan persamaan [7].
mL = ms (μg)
(2,71+ 4,65 B )106 ( ppm) W (mg).103. as
cuplikan standar, W adalah berat cuplikan (mg),
B
adalah
jumlah
cacah
latar
(background), dan as adalah jumlah cacah standar
tinggi
setiap
perubahan
pembakar,
seperti
No.
Parameter
Cr
Cu
Fe
1.
Panjang gelombang (nm) Arus lampu, (mA) Lebar celah, (nm) Laju alir asetilen, (L/menit) Laju air udara, (L/menit) Laju air contoh, (mL/menit) Tinggi pembakar, (mm)
357,9
324,8
217,0
10 0,2 2,7
5 0,5 2,5
1,0 5 4,5
13,5
13,5
13,5
4,5
4,5
1,70
15
12
14
5. 6.
dengan ms adalah berat unsur dalam
dan
pada
masing-
Tabel 1. Kondisi operasi alat SSA varian 300-P untuk analisis unsur Cu, Cr dan Fe (7)
2. 3. 4. [7]
unsur
maksimum
dengan
dihitung besar serapan yang diperoleh dari
batas deteksi, tetapi digunakan harga Yid
serapan
diperoleh
7.
Pada
metode
AANC
untuk
menentukan operasi generator neutron pada kondisi optimum maka perlu dilakukan verifikasi terhadap parameter operasi alat
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Optimasi Alat
tersebut dengan melihat perubahan pada arus target. Parameter operasi generator
Optimasi bertujuan mencari kondisi optimum suatu alat untuk menghasilkan respon terbaik. Optimasi SSA dilakukan
neutron pada kondisi optimum dengan arus ion 800 µA yang sesuai kondisi panel kontrol ditampilkan pada Tabel 2 dan Gambar 1.
dengan memvariasikan nilai parameter dari Tabel 2. Kondisi kerja optimum generator neutron (8) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Parameter operasi Tegangan paladium gas Frekuensi sumber ion Tegangan pemokus Tegangan ekstraktor Tegangan lensa kuadrupol 1 Tegangan lensa Kuadropol 2 Tegangan pemercepat Tingkat kehampaan
Range panel (%) 45 – 65 70 -80 55- 70 50 - 65 30 - 40 35 - 50
Hasil optimasi 1,2 volt 135 – 160 MHz 14 - 17 kV 4 – 6,5 kV 11,5 - 15 kV 11,5 – 15 kV 100 – 115 kV -5 ≤ 1.10 mbar
42
Perbandingan Analisis Unsur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto)
ISSN 1411 – 3481
Tegangan Pemfokus (kV)
Tegangan Ekstraktor (kV) 6
25 20
Tegangan output (kV)
Tegangan output (kV)
5 4 3 2 1
15 10 5 0 0
0 0
50
100
20
40
60
80
100
-5
150
Skala varian
Skala varian Tegangan output(kV)
Tegangan output (kV)
Linear (Tegangan output(kV))
(a)
(b)
Tegangan Kuadropol I
Tegangan paladium 2.5
30 25
Tegangan output (kV)
Tegangan output (kV)
Linear (Tegangan output (kV))
20 15 10 5
2
1.5
1
0.5
0 0
-5
10
20
30
40
0
50
0
20
40
Skala varian Tegangan output I
60
80
100
120
Skala varian Tegangan output
Linear (Tegangan output I)
(c)
Linear (Tegangan output)
(d)
Gambar 1. Verifikasi parameter operasi generator neutron
3.2. Kurva Kalibrasi
0.6
Dalam pengujian menggunakan SSA, kalibrasi
karena
standar
merupakan
sangat jantung
penting analisis
kuantitatif. Jika kurva standar yang diperoleh kurang
linear
maka
pembuatan
Serapan
kurva
0.5
Fe r = 0,9998
0.4
Y = 0,192 X + 0,013
0.3
Cr
0.2
r = 0,9998
0.1
kurva
Y = 0,0542 X + 0,0278
0 0
standar harus diulangi untuk memperoleh
1
data hasil uji yang akurat. Larutan standar faktor korelasi antara sumbu y (absorbansi) dengan
sumbu
x
(konsentrasi).
Kurva
kalibrasi standar Cu, Cr dan Fe diperoleh hasil
pengukuran
serapan
larutan
4
r = 0,9996 Y = 0,2455 X + 0,0049
0.2 0.15
5
Cu
0.1
0.05 0 0
dari
3
0.3 0.25
Serapan
yang dibuat akan dikatakan baik ditinjau dari
2
Ko ns e nt ra s i F e da n C r ( ppm )
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi Cu (ppm)
standar masing-masing unsur pada kondisi optimum analisis. Variasi konsentrasi unsur Cu 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 ppm, unsur Cr : 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 ppm, unsur Fe: 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 ppm seperti disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Kurva kalibrasi standar Fe, Cr dan Cu pada metode SSA
Berdasarkan
Gambar
2,
kurva
kalibrasi standar unsur Fe, Cr, dan Cu dapat
43
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 2011: 39-50
ISSN 1411 - 3481
digunakan karena nilai R2 mendekati 1. Hal
penyimpangan (Sy/x), besar serapan pada
ini
limit deteksi (Yl.d ), dan kadar pada limit
mengindikasikan
bahwa
konsentrasi
larutan standar yang dibuat mendekati
deteksi
(Xl.d).
konsentrasi standar yang diinginkan.
didefinisikan sebagai konsentrasi terendah
Batas
kuantitas
(LOQ)
dari analit yang dapat ditentukan dengan tingkat presisi dan akurasi yang dapat
3.3. Validasi Metode SSA Setelah diketahui kondisi optimum
diterima, di bawah kondisi pengujian yang
alat uji, maka alat uji dianggap mempunyai
disepakati. Batas kuantitas unsur ditentukan
unjuk kerja yang layak digunakan untuk
sama seperti pada penentuan batas deteksi
pengujian selanjutnya. Validasi metode SSA
dengan perbedaan pada Yid seperti pada
dilakukan dengan menganalisis SRM Bovine
persamaan [6]. Tabel 4 adalah contoh
Liver 1577b. Hasil analisis yang diperoleh
perhitungan
kemudian
kuantitas unsur Cr.
dibandingkan
dengan
data
sertifikat SRM dan dihitung akurasi dan
batas
Persamaan
deteksi garis
dan
batas
linear
yang
presisi menggunakan persamaan [1] dan [2],
diperoleh adalah Y = 0,0542 X + 0,0278
seperti disajikan pada Tabel 3.
dengan harga regresi r = 0,99982. Harga
Penentuan batas deteksi (LOD) unsur ditentukan berdasarkan perhitungan secara
standar
penyimpangan
(Sy/x),
dihitung dengan formula :
statistik dari kurva kalibrasi yang diperoleh untuk masing-masing unsur. Berdasarkan
deviasi
Sy/x =
∑ ( y − yˆ ) = ( n − 2)
1,08 ⋅ 10 −6 = 1,897 ⋅ 10 −3 3
kurva kalibrasi standar unsur diperoleh Yl .d = a + 3S y / x = 0,059891
persamaan garis linear y = ax + b. Dari persamaan garis linear, dihitung besar serapan yang diperoleh dari persamaan garis linear (ŷ), harga standar deviasi
X l .d =
Yl .d − b = (0,059891 − 0,0278) / 0,0542 = 0,592 a
Tabel 3. Nilai validitas metode SSA No 1 2 3
Akurasi (%) 98,19 100,36 104,17
Unsur Cu Cr Fe
Presisi (%) 1,69 0,74 1,96
Limit deteksi LOD LOQ 0,02 0,10 0,59 0,84 0,04 0,10
Linearitas 0,9996 0,9998 0,9998
Sensitivitas (nm) 324,8 357,9 217,0
Tabel 4. Contoh hasil perhitungan batas deteksi dan batas kuantitas unsur Cr X (ppm) 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0
Y (serapan) 0,08 0,138 0,192 0,244 0,298
Ŷ 0,082 0,1362 0,1904 0,2446 0,2998 ∑
(Y-Ŷ) 4,0 x 10-6 3,24.x 10-6 2,56 x 10-6 3,60.x 10-7 6,40 x 10-7 1,08 x 10-5
44
Perbandingan Analisis Unsur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto)
Berdasarkan
hasil
perhitungan,
ISSN 1411 – 3481
Tabel 5.
diperoleh harga Xl.d yang menunjukkan batas
deteksi
unsur
Cr
0,592
ppm,
Hasil
uji
menunjukkan
akurasi bahwa
dan
presisi
validasi
yang
sedangkan batas kuantitas Cr dihitung
dilakukan
dengan menentukan harga Yid, kemudian
adalah baik. Dan dapat dikatakan bahwa
dihitung harga Xid yang menunjukkan
hasil uji valid dan sah, sehingga dapat
harga batas kuantitas unsur Cr sebesar
digunakan
0,840 ppm. Batas deteksi dan batas
berikutnya.
terhadap
metode
untuk
aplikasi
uji
AANC
pengujian-
kuantitas unsur yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan hasil perhitungannya
3.5. Aplikasi Metode Uji
disajikan pada Tabel 3.
Metode uji yang telah divalidasi,
Dari hasil uji akurasi dan presisi
kemudian diaplikasikan untuk pengujian
dapat dilihat bahwa validasi yang dilakukan
unsur Cu, Cr dan Fe pada sampel ikan
terhadap metode uji SSA memberikan hasil
mujaer. Untuk metode AANC, kadar unsur
yang sangat baik dengan akurasi di atas
dalam
98% dan presisi kurang dari 5%.
persamaan [8], sedangkan untuk metode
sampel
ditentukan
dengan
SSA ditentukan dengan persamaan [9] 3.4. Validiasi Metode AANC Pada
metode
AANC,
penentuan
akurasi dan presisi unsur Cu, Cr dan Fe
C=
mNA φσεY a (1− e−λta )e−λtd (1− e−λtc) BA λ
[8]
dilakukan dengan membandingkan hasil uji dengan sertifikat yang tertera pada SRM.
Kadar =
Nilai akurasi dan presisi ditentukan dengan persamaan [3] dan [4], dan jika memenuhi persamaan tersebut maka akurasi dan presisi
dikatakan
baik
atau
lolos
uji,
sedangkan penentuan batas deteksi unsur dihitung
berdasarkan
rumus
[7].
Dari
validasi yang telah dilakukan diperoleh nilai validitas metode AANC, disajikan dalam
C
regresi
C regresi x P x V Berat sampel
adalah
[9]
konsentrasi
unsur
berdasarkan kurva kalibrasi, P adalah faktor pengenceran, dan V adalah volume pelarutan.
Dengan
menggunakan
persamaan [8] dan [9] diperoleh hasil uji yang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 5. Nilai validitas metode AANC
Cu Cr
Akurasi (%) 98,07 95,88
Presisi (%) 2,28 1,13
Fe
95,64
1,67
No
Unsur
1 2 3
Limit deteksi LOD LOQ 1,05 3,4 3,39 7,71 1,67
3,34
Daerah kerja (keV)) 1345 320 1434 846
45
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 2011: 39-50
hasilnya
3.6. Uji Banding Metode SSA dan AANC Setiap
metode
uji
dengan
menggunakan
perbedaan
karena
itu
perlu
dua
metode
yang
berbeda.
uji homogenitas, dengan persamaan [8].
komparasional parameter
6),
Kehomogenan hasil uji dibuktikan dengan
Perbedaan inilah yang kemudian akan Uji
(Tabel
diketahui tingkat kehomogenan hasil uji
mempunyai
karakter yang berbeda dalam pengujian. dibandingkan.
ISSN 1411 - 3481
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan
2
variasi disebut uji komparasional bivariat
95% atau α= 5% diperoleh Fs tabel sebesar
(10). Uji banding bukanlah untuk mencari
3,02 (10). Hasil perhitungan Fs hitung
metode yang baik atau buruk, tetapi data uji
dibandingkan dengan Fs tabel. Jika Fs hitung < Fs tabel, dapat dikatakan hasil
banding diharapkan dapat digunakan para
pengujian dengan kedua metode tersebut
pelaku dan pengguna jasa analisis sebagai
homogen, tetapi jika hasil Fs hitung > Fs
referensi pilihan untuk mengoptimalkan
tabel
tujuan yang akan dicapai.
maka
metode
pengujian
tersebut
dengan
tidak
bisa
kedua
dikatakan
homogen atau seragam.
3.6.1. Uji Homogenitas
Dengan data pada Tabel 6 dilakukan
Hasil uji kadar cemaran logam Cu, Cr
uji homogenitas terhadap hasil analisis
dan Fe pada ikan mujaer yang telah
cuplikan ikan mujaer untuk unsur Cu, Cr
dilakukan dengan menggunakan metode
dan Fe. Data pada Tabel 6 diubah menjadi
AANC dan metode SSA ternyata berbeda
Tabel 7. Tabel 6. Hasil uji kadar logam Cu, Cr dan Fe dalam ikan mujaer Kadar unsur Cu (µg/g) AANC AAS 35,07 ± 2,24 36,23 ± 2,23 35,86 ± 2,34 34,40 ± 2,34 34,62 ± 2,18 36,21 ± 2,39 37,08 ± 2,34 35,57 ± 2,11 36,66 ± 2,53 35,50 ± 2,11 34,71 ± 2,34 36,18 ± 2,34
Kadar unsur Cr (µg/g) AANC AAS 8,65 ± 0,56 9,27 ± 0,68 8,97 ± 0,57 9,51 ± 0,71 9,86 ± 0,61 8,65 ± 0,55 8,95 ± 0,58 8,53 ± 0,54 10,23 ± 0,73 8,78 ± 0,59 9,33 ± 0,68 8,95 ± 0,59
Kadar unsur Fe (µg/g) AANC AAS 17,17 ± 0,98 16,64 ± 0.97 17,66 ± 0,99 16,35 ± 0,96 17,30 ± 0,98 17,59 ± 0,98 16,67 ± 0,97 17,43 ± 0,98 16,74 ± 0,98 17,11 ± 0,94 17,11 ± 0,93 17,02 ± 0,91
Tabel 7. Data untuk uji homogenitas unsur Cu Data analisis No
AANC
Untuk menghitung MSB
AAS
1 35,07 36,23 2 35,86 34,40 3 34,62 36,21 4 37,08 35,57 5 36,66 35,50 6 34,71 36,18 Banyaknya grup (n) = 6 Jumlah (∑) Rata-rata
A 71,30 70,26 70,83 72,65 72,16 70,89 426,17 71,028
Keterangan: MSB : mean square between A =(Ai + Bi) B = (Ai +Bi) – Xab 2 C = [(Ai + Bi) – Xab]
B 0,272 -0,768 -0,198 1,622 1,132 -0,138
Untuk menghitung MSW
C
D
E
F
0,074 0,590 0,039 2,631 1,281 0,019
-1,16 1,46 -1,59 1,51 1,16 -1,47
1,175 1,475 1,575 1,525 1,175 1,455
1,381 2,175 2,481 2,326 1,381 2,117
5,306
-0,09 -0,015
11,861
MSW : mean square within D = (Ai – Bi) E = (Ai -Bi) – Xab 2 F = C = [(Ai + Bi) – Xab]
46
Perbandingan Analisis Unsur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto)
Contoh
perhitungan
cuplikan Cu MSB=
[
MSW =
[
2(n − 1)
pada
Performa validasi memuaskan atau tidak, ditentukan dengan nilai Z-score. Nilai
] = 11,861= 0,988
[10].
2
10
∑ ( Ai − Bi) − X ab −
2n
3.6.2. Uji Banding Performa Validasi
] = 5,306 = 0,53
∑ ( Ai + Bi) − X ab −
unsur
ISSN 1411 – 3481
2
Z-score dihitung berdasarkan persamaan
12
Z − score =
xi − X s
[10]
Besarnya nilai Fs hitung diperoleh
dengan xi adalah nilai hasil analisis,
dari hasil pembagian MSB dengan MSW,
X adalah nilai acuan atau standar. Nilai
diperoleh
simpangan (s) merupakan simpangan baku
nilai
0,536;
dengan
tingkat
kepercayaan 95% atau α 5 % diperoleh
menurut
nilai Fs tabel sebesar 3,02. Dengan cara
persamaan [11].
diperoleh
s = 0,02 × X 0,8495
yang sama, hasil analisis unsur Fe dan Cr dapat dihitung, dan hasilnya ditampilkan pada Tabel 8.
Horwitz,
melalui
[11]
Pada prinsipnya, nilai Z-score hampir sama dengan distribusi normal baku, hanya
Data yang disajikan pada Tabel 8
simpangan bakunya ditentukan menurut
menunjukkan Fs hitung < Fs tabel, dapat
simpangan baku Horwitz. Dari validasi yang
dikatakan bahwa pengujian unsur Cu, Cr
telah dilakukan, diperoleh data Z-score
dan Fe dengan metode AANC dan SSA
metode AANC serta SSA yang disajikan
adalah homogen. Nilai Fs hitung adalah
pada Tabel 9.
0,536, sedangkan nilai Fs tabel dengan tingkat kepercayaan 95 % atau alpha 5 % adalah 3,02. Karena Fs hitung < Fs tabel
Tabel 9. Nilai Z-score metode AANC dan SSA Unsur
maka hal ini berarti hasil uji unsur Cu
Cu Cr Fe
tersebut homogen. Dengan cara yang sama, diperoleh Fs hitung untuk unsur Fe sebesar 1,13, lebih kecil dari Fs tabel, sehingga dapat dikatakan contoh uji unsur Fe homogen. Demikian juga untuk unsur Cr, Fs hitung lebih kecil dari Fs tabel, sehingga contoh uji
Z- score AANC 0,82 -0,28 0,816
SSA -1,53 0,03 0,032
Keterangan (2): -2 ≤ x ≤ 2 = memuaskan +2 < x < +3 dan-2 < x < -3 = diperingatkan -3 ≤ x ≤ 3 = outlier
Dari hasil perhitungan Z-score, secara umum hasil masih memuaskan, karena masih dalam rentang -2 ≤ x ≤ 2.
unsur Cr juga homogen. Tabel 8. Hasil uji homogenitas pengujian unsur Cu, Cr dan Fe No 1 2 3
Unsur Cu Cr Fe
Hasil uji homogenitas Fs hitung Fs tabel 0,536 3,02 0,71 3,02 1,13 3,02
Keterangan (95%) Fs hitung < Fs tabel Fs hitung < Fs tabel Fs hitung < Fs tabel
47
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 2011: 39-50
ISSN 1411 - 3481
disajikan dalam Tabel 11.
3.6.3. Uji t Uji t adalah salah satu uji statistik
Dari
hasil
uji
t,
ternyata
pada
yang digunakan untuk menguji kebenaran
pengujian unsur Cu, Cr dan Fe diperoleh
atau
yang
nilai t hitung < t tabel, sehingga hasil rerata
menyatakan bahwa di antara dua buah
kadar unsur yang diuji dengan metode
rerata (mean) sampel yang diambil secara
AANC dan SSA, tidak ada perbedaan
random dari populasi yang sama, tidak ada
signifikan.
kepalsuan
perbedaan
hipotesis
yang
nihil
signifikan
(1).
Uji
t
dilakukan pada data Tabel 7 dengan tujuan menentukan
adanya
perbedaan
AANC dan SSA. Data pada Tabel 7 untuk
memperoleh
Uji F digunakan sebagai kriteria
rerata
kadar logam antara hasil analisis metode dihitung
3.6.4. Uji F
simpangan
mutlak serta simpangan kuadrat dari rerata hasil uji, seperti diperlihatkan pada Tabel
untuk
menguji
hipotesis
(11),
bahwa
varians dari 2 populasi sama, σ12 = σ22, dan rerata yang berasal dari kedua populasi adalah sama, µ1 = µ2. Dalam hal ini uji F ditentukan
dengan
tujuan
menentukan
kecermatan metode yang dipakai, yaitu
10. Dari data pada Tabel 10
dihitung
kecilnya
variansi
hasil
F0 hitung ditentukan dengan persamaan
x1 − x2 s12 s22 + n1 n2
Dengan
atau
pengukuran yang dilakukan berulang. Nilai
nilai t menggunakan persamaan [12].
t=
besar
[13].
[12]
F0 =
menggunakan
tingkat
2 S AAS
[13]
2 S AANC
Dengan
taraf
signifikansi
5
%,
signifikansi 5% diperoleh nilai t tabel
diperoleh F0 tabel sebesar 5,05 (12). Hasil
sebesar 2,28 (12), sedang nilai t hasil
uji F disajikan dalam Tabel 12.
perhitungan untuk unsur Cu, Cr, dan Fe Tabel 10. Simpangan mutlak, simpangan kuadrat dan simpangan relatif pengujian dengan metode AANC dan SSA Rata-rata uji, (ppm) No 1 2 3
Unsur AANC 36,19 9,33 17,11
Cu Cr Fe
SSA 36,23 8,95 17,02
Simpangan mutlak AANC SSA 0,71 0,87 0,68 0,42 0,42 0,52
Simpangan kuadrat
Simpangan relatif (%)
AANC 0,50 0,46 0,18
AANC 9,97 7,24 4,52
SSA 0,76 0,18 0,27
SSA 2,41 4,71 7,44
Tabel 11. Hasil Uji t unsur Cu, Cr dan Fe dalam ikan dengan metode AANC dan SSA pada signifikansi 5% No 1 2 3
Unsur Cu Cr Fe
Hasil Uji t t hitung t tabel 0,049 2,28 0,82 2,28 0,01 2,28
Keterangan t hitung < t tabel t hitung < t tabel t hitung < t tabel
48
Perbandingan Analisis Unsur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto)
ISSN 1411 – 3481
Tabel 12. Hasil uji F pengujian unsur Cu, Cr dan Fe dalam ikan dengan metode AANC dan SSA
No
Unsur
1 2 3
Cu Cr Fe
Hasil uji F F0 hitung F0 tabel 1,52 5,05 0,39 5,05 1,53 5,05
Berdasarkan hasil yang diperoleh
Keterangan (95%) F0 hitung < F0 tabel F0 hitung < F0 tabel F0 hitung < F0 tabel
kompetensi laboratorium pengujian dan
pada Tabel 12 dapat dikatakan bahwa tidak
laboratorium kalibrasi. Jakarta: Badan
ada
Standarisasi Nasional. 2000.
perbedaan
kecermatan
dalam
pengujian unsur Cu, Cr dan Fe dalam ikan
2. Komite Akreditasi Nasional. Residu
mujaer dengan metode AANC maupun SSA,
logam dalam ikan, program uji
karena F0 hitung < F0 Tabel, sehingga
profisiensi KAN X/2007. Jakarta: Komite
memenuhi persyaratan bahwa data diterima.
Akreditasi Nasional; 2007. 3. ISO/IEC 17025-2005: Persyaratan
4.
umum kompetensi laboratorium
KESIMPULAN Dari hasil uji banding metode AANC
pengujian dan laboratorium kalibrasi.
dan SSA yang mencakup validitas kedua
Jakarta: Komite Akreditasi Nasional.
metode, uji t maupun uji F dapat dinyatakan
2005.
bahwa tidak ada perbedaan rerata hasil uji, juga
tidak
ada
perbedaan
kecermatan
4. Sumardi. Validasi metode analisis, bahan kuliah pelatihan asesor
antara kedua metode tersebut. Aplikasi
laboratorium. Jakarta: Badan
metode AANC dan SSA untuk uji cuplikan
Standarisasi Nasional; 2001.
biota, memberikan hasil uji yang tidak jauh
5. Sutisna. Standardisasi k0-AANI. Dalam:
berbeda. Hal ini menunjukkan hasil uji yang
Modul pelatihan validasi metode k0.
baik dan ada kesebandingan antara kedua
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan
metode tersebut.
BATAN; 2007.
Berdasarkan
data
persyaratan
6. Kamioki H. Bahan kuliah BATAN-
jaminan mutu maka dapat disimpulkan
JAERI joint training course on
bahwa metode AANC dan SSA cukup valid
application of nuclear technique in
digunakan untuk analisis unsur Cu, Cr dan
industry and environment available for
Fe dalam cuplikan biota, karena nilai
the safety of nuclear facility. Jakarta:
simpangan kurang dari 5 % sesuai yang
Pusat Pendidikan dan Latihan BATAN;
dipersyaratkan
2004.
Akreditasi
oleh Pranata
Komisi
Nasional
Penelitian
dan
Pengembangan (KNAPPP).
7. Sunardi. Validasi metode analisis aktivasi neutron cepat (AANC) untuk pengujian sampel sedimen. Presentasi
5.
DAFTAR PUSTAKA
1. SNI 19-17025-2000: Persyaratan umum
Ilmiah Peneliti Madya. Yogyakarta: Pusat Teknologi Akselerator dan Proses 49
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 2011: 39-50
Bahan BATAN; 2008. 8. Nargolwalla SS, et al. Activation analysis with neutron generators. New York: John Wiley and Sons; 1973. 9. Sudjono A. Pengantar statistik
ISSN 1411 - 3481
10. Kantasubrata J. Dasar ketidakpastian pengukuran. Jakarta: Pusat Penelitian Kimia-LIPI; 2003. 11. Sukardjo. Analisis varians dalam bidang kimia analisis. Ceramah analisis variansi
pendidikan. Ed 1. Jakarta: CV Rajawali;
untuk kimia analisis bagi peneliti bidang
1987.
kimia. Yogyakarta: BATAN; 1989.
50