Sri Murniasih, dkk.
ISSN 0216 - 3128
PERBANDINGAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA DALAM KOSMETIK PRODUK DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI
81
SAMPEL
Sri Murniasih, Tri Rusmanto dan Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281 Email:
[email protected]
ABSTRAK PERBANDINGAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA DALAM SAMPEL KOSMETIK PRODUK DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI. Telah dilakukan analisis keberadaan radionuklida, gross beta dan gross gamma dalam sampel kosmetik berupa lipstik dan krim wajah yang masing-masing terdiri dari satu produk dalam negeri berijin dan tiga merek produk luar negeri tidak berijin BPOM/DEPKES. Analisis dilakukan menggunakan spektrometer gamma dengan detektor Germanium Lithium (GeLi) yang dilengkapi dengan software MAESTRO TM dan Multi Channel Analyzer (MCA) untuk analisis radionuklida dan gross gamma. Sedangkan analisis gross beta dilakukan dengan Low Background Counter (LBC) dengan detektor Geiger Muller (GM) dan Analog Digital Converter (ADC). Aktivitas 40K berkisar antara 247.99±28.9 - 354.27±36.7 mBq/g; 232Th berkisar antara 5.29±0.9 - 79.93±8.6 mBq/g; 212Pb berkisar antara 6.46±0.5 - 20.82±2.6 mBq/g; 228Ac berkisar antara 16.40±1.2 - 16.40±2.9 mBq/g; 214 Pb berkisar antara 0.95±0.08 - 20.10±2.7 mBq/g; 226Ra berkisar antara 12,58 ± 1,07 Bq/Kg - 9,84 ± 1,26 Bq/Kg dan 214Bi berkisar antara 0.68±0.09 - 9.40±2.1 mBq/g. Sedangkan aktivitas gross beta dan gross gamma berkisar antara 80.98±7.4 - 198.76±20.5 mBq/g dan 133.83±12.3 - 553.57±26.6 mBq/g. Hasil analisis sampel diketahui bahwa sampel kosmetik dalam negeri yang terdaftar BPOM mempunyai kandungan radionuklida lebih rendah dibandingkan dengan sampel luar negeri yang tidak terdaftar BPOM. Hasil uji statistik ANOVA (α0,05) menggunakan software SPSS 11.5 diketahui bahwa secara umum perbedaan jenis sampel memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas radionuklida, gross gamma dan gross beta setiap sampel. Kata Kunci : kosmetik, lipstik, krim wajah, radionuklida, gross beta dan gamma
ABSTRACT THE COMPARISON OF RADIONUCLIDE ACTIVITIES IN COSMETICS SAMPLES OF DOMESTIC AND FOREIGN PRODUCTS. The analysis of radionuclide, beta and gamma gross present in cosmetics samples such as lipstick and face cream, each consisting of one brand domestic products permitted and three brands foreign products don’t permitted by BPOM / DEPKES. The Analysis was carried out by gamma spectrometry with Germanium Lithium (GeLi) detector equipped by MESTROTM software and Multi Channel Analyzer (MCA) to analysis radionuclide and gamma gross. While analysis beta gross have done using Low Background Counter (LBC) with Geiger Muller (GM) detector and Analog Digital Converter (ADC). Activity of 40K on all samples ranges from 247.99±28.9 - 354.27±36.7 mBq/g; 232Th ranges from 5.29±0.9 - 79.93±8.6 mBq/g; 212Pb ranges from 6.46±0.5 - 20.82±2.6 mBq/g; 228Ac ranges from 16.40±1.2 - 16.40±2.9mBq/g; 214Pb ranges from 0.95±0.08 20.10±2.7 mBq/g; 226Ra ranges from 12.58 ± 1.07 Bq/Kg – 9.84 ± 1.26 mBq/g and 214Bi ranges from 0.68±0.09 9.40±2.1 mBq/g. While beta gross and gamma gross activities ranges from 80.98±7.4 - 198.76±20.5 mBq/g and 133.83±12.3 - 553.57±26.6 mBq/g. The results of analysis samples known that domestic cosmetics products permitted from BPOM have lower radionuclide content compared with foreign cosmetics products don’t permitted from BPOM. The results of test by ANOVA statistic (α 0.05) using SPSS 11.5 software is generally known that different types of samples have a significant influence on radionuclide activity, gross beta and gross gamma each sample. Key words: cosmetics, lipstick, face cream, radionuclide, beta and gamma gross
PENDAHULUAN
P
roduk kecantikan merupakan zat yang digunakan pada bagian luar badan untuk tujuan kecantikan atau pembersihan supaya wajah dan tubuh berubah menjadi lebih menarik. Kosmetik dan make up telah banyak digunakan oleh masyarakat Mesir 1370 SM dengan pembuatannya
menggunakan bahan-bahan alami tetapi sekarang pada umunya produk kecantikan dibuat melalui proses kimiawi, yang mengandung bahan-bahan seperti Titanium dioksida parsol, Asam Hidroksi Alpha (AHA), Asam Hidroksi Beta (BHA), Antioksidan, Koenzim Q10, Kinetin, Ceramide[1]. Banyak orang di dunia menggunakan produk kecantikan seperti sabun, krim, dan make-up
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
82
ISSN 0216 - 3128
Sri Murniasih, dkk.
sebagai bagian dari gaya hidupnya. Kandungan unsur mayor dan minor dalam produk kecantikan dapat dengan mudah diketahui, tetapi kandungan radioaktivitas dan logam berat sering kali tidak dicantumkan. Produk kecantikan pada umunya bersentuhan langsung dengan kulit manusia, oleh karena itu kandungan unsur mayor, minor, kelumit dan radioaktivitas sebaiknya diinformasikan secara lengkap dalam rangka perlindungan terhadap keselamatan konsumen. Beberapa analisis yang telah dilakukan pada penentuan kandungan unsur kelumit dalam kosmetik ditemukan melebihi batas maksimum yang diperbolehkan Peraturan di negara Eropa. Sebuah studi terbaru pada produk kecantikan Asia menunjukkan adanya U dan Th cukup tinggi dalam produk bedak dan krim di pasaran Asia yang dikenal „„Hormesis cosmetics.‟‟ Padahal produk ini merupakan kosmetik yang menjanjikan efek aman untuk manusia berkaitan dengan kandungan radioaktivitas[2]. Di Indonesia sendiri, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan perdagangan bebas memicu masyarakat mengikuti gaya hidup masyarakat Eropa dalam dunia fashion maupun tata rias wajah. Berbagai produk kecantikan dengan mudah dapat diperoleh di pasaran, baik buatan dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan produk kecantikan illegal dan tidak terdaftar oleh BPOM juga dapat dengan mudah diperoleh. Keinginan untuk tampil cantik dan kurangnya pengetahuan mendorong masyarakat memilih beberapa produk kecantikan tanpa memperhatikan kandungan unsurunsur yang terdapat didalamnya. Berdasarkan keterangan di atas maka diperlukan suatu penelitian tentang kandungan unsur radioktivitas yang terdapat dalam produk kecantikan yang beredar di masyarakat. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis radioaktivitas pada sampel lipstik dan krim wajah, produk luar negeri yang belum terdaftar BPOM. Hasil yang diperoleh akan dibandingkan dengan produk dalam negeri yang terdaftar BPOM. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang berkepentingan seperti BPOM dan Depkes.
gamma dan gross beta yang terkandung dalam sampel kosmetik yang banyak beredar dan digunakan oleh masyarakat.
TATA KERJA
Metode Penelitian
Produk kosmetik berupa krim wajah dan lipstik diperoleh secara acak dari pasar lokal pada tanggal 2 – 15 Februari 2008 terdiri dari 4 produk lipstik dan 4 produk pelembab wajah dimana masing-masing jenis diambil 1 produk merupakan produksi dalam negeri yang telah berijin di BPOM dan 3 produk merupakan produksi luar negeri yang belum berijin di BPOM. Pada penelitian ini akan dianalisis konsentrasi radionuklida alam, gross
Setiap sampel lipstik dan pelembab wajah diambil 100 gram, dihomogenkan dengan cara dipanaskan memakai lampu pemanas. Berat setiap sampel yang dianalisis untuk aktivitas radionuklida dan gross gamma adalah 10 gram, ditimbang menggunakan timbangan digital Ohauss GT- 410 Germany kemudian dimasukkan dalam botol plastik polyethylene. Setelah itu, diberi simbol La untuk lipstrik produk dalam negeri yang berijin BPOM dan
Bahan Dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah standar primer 152Eu untuk kalibrasi tenaga dan efisiensi pada detektor GeLi, standar 90Sr untuk uji kestabilan alat LBC dengan detektor GM, standar 40 KCl untuk kalibrasi efisiensi alat LBC dengan detektor Geiger Muller (GM), 4 sampel lipstik dan 4 sampel pelembab wajah. Alat utama pada penelitian ini adalah spektrometer gamma yang dilengkapi dengan detektor GeLi model 80 Vertical System No. 8001I026-NS seperti pada Gambar 1. Detektor GeLi didinginkan dengan nitrogen cair dan dioperasikan pada tegangan kerja 2000 volt positif. Alat tersebut mempunyai efisiensi relatif 10,6 % dengan resolusi 2,6 keV FWHM pada energi gamma 1332,5 keV. Detektor diletakkan dalam sistem shielding dengan bahan Pb setebal 5 cm serta dilapisi plat Cu setebal 3 mm. Alat lain yang digunakan berupa alat cacah beta latar rendah dengan detektor Geiger Muller (GM), timbangan digital Ohauss GT- 410 Germany; botol sampel polyethylene ukuran 10 gram; planset dan lampu pemanas.
Gambar 1. Sistem Spektrometer Gamma dengan Detektor GeLi Model 80 Vertical System Buatan ORTEC-U.S.A yang ada di lab. AAN - PTAPB Yogyakarta
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
Sri Murniasih, dkk.
ISSN 0216 - 3128
simbol Lb, Lc dan Ld untuk lipstik produk luar negeri yang belum berijin BPOM, sedangkan simbol Pa untuk sampel pelembab wajah produk dalam negeri yang berijin BPOM dan simbol Pb, Pc dan Pd untuk sampel pelembab wajah produk luar negeri yang belum berijin BPOM. Masing-masing sampel dilakukan pengulangan preparasi dan analisis sebanyak 3 kali. Sedangkan untuk analisis gross beta, berat sampel yang diambil adalah 1 gram kemudian diratakan dan dikeringkan dalam planset menggunakan lampu pemanas. Pencacahan sampel untuk analisis radionuklida dilakukan menggunakan alat spektrometer gamma dengan software Maestro dan spesifikasi detektor Germanium Lithium (GeLi) buatan ORTEC. Sebelum alat dioperasikan, terlebih dulu dilakukan proses pemanasan selama 15 - 30 menit. Kemudian dilanjutkan kalibrasi tenaga dan effisiensi alat dengan menggunakan sumber standar 152 Eu. Proses pencacahan dilakukan dengan meletakkan sampel di atas detektor selama 26000 detik. Hasil pencacahan berupa puncak yang dapat diamati pada layar MCA dengan software MAESTRO. Pada analisis gross beta pencacahan sampel dilakukan menggunakan alat Low Background Counter (LBC) dengan ADC (Analog Digital Converter) dan spesifikasi detektor Geiger Muller (GM). Sebelum alat digunakan perlu dilakukan pemeriksaan kestabilan alat menggunakan sumber 90 Sr dan kalibrasi efisiensi menggunakan standar 40 KCl. Proses pencacahan dilakukan dengan meletakkan sampel di atas detektor selama 1200 detik.
Metode Analisis Sebelum digunakan dalam pengukuran, terlebih dahulu sistem spektrometer gamma dikalibrasi dengan sumber standar untuk menentukan hubungan antara nomor salur dan energi gamma (keV), secara umum hubungan antara nomor salur dengan energi gamma merupakan hubungan yang linier dan dapat ditentukan dengan Persamaan (1)[3,4]. Y = a + bX (1) dengan : Y adalah energi gamma (keV), a dan b adalah bilangan konstanta linier, dan X adalah nomor salur (channel) Efisiensi tiap-tiap energi gamma mempunyai nilai tertentu dan untuk menghitung efisiensi tiap-tiap energi digunakan Persamaan (2).[3,8] (2)
83
dengan: εγ adalah efisiensi pada energi gamma teramati (%), Ns adalah laju cacah standar (cacah per waktu), NBG adalah laju cacah latar (cacah per waktu), At adalah aktivitas pada saat pengukuran (Bq), dan Ργ adalah yield energi gamma tertentu (%). Spektrometer gamma adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis zat radioaktif yang memancarkan radiasi gamma. Setiap radionuklida mempunyai tenaga yang berbeda dan tertentu serta bersifat spesifik. Hal ini digunakan sebagai dasar dalam analisis secara kualitatif dan membandingkannya dengan tenaga yang ada pada tabel ERDTMANN[5] sehingga dapat diketahui jenis radionuklidanya. Analisis secara kuantitatif dilakukan berdasarkan nilai cacahan dari spektrum yang dipancarkan dengan menentukan luas area puncak yang teramati (Region Of Interest - ROI) sehingga dapat diketahui unsur yang terkandung dalam sampel. Aktivitas tiap radionuklida dihitung menurut petunjuk IAEA (IAEA – Techn. Rep. 295, 1989)[6] dan diberikan dengan :
(3) dengan : A adalah konsentrasi aktivitas radionuklida dalam sampel (Bq.kg-1), NL adalah net area yang terukur dibawah photopeak, adalah efisiensi sistem deteksi, Padalah probabilitas transisi absolut dari peluruhan gamma untuk energi terpilih, m adalah massa sampel dalam kilogram dan t adalah waktu pencacahan dengan detik. Lower limit of detection (LLD) diberikan dengan persamaan (2), untuk tingkat kepercayaan 95% (IAEA – Techn. Rep. 295, 1989) [6]: (4) dimana NLmin adalah net area minimum pada spektrum yang diukur : (5) dan Fc adalah background Compton pada daerah gamma terpilih pada spektrum sampel. Sedangkan untuk análisis gross β menggunakan persamaan berikut :
A
C t C b
60 . E . L
(6)
dimana A adalah aktivitas gross Bq/kg, Ct adalah laju cacah gross (cps), Cb adalah laju cacah latar gross (cps), L adalah ukuran cuplikan (kg) atau (liter) dan E adalah efisiensi.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
84
ISSN 0216 - 3128
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan merek terhadap konsentrasi radionuklida yang terkandung didalamnya maka dilakukan uji statistik ANOVA[7] dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan program SPSS11.5.
HASIL DAN PEMBAHASAN Spektrometer gamma yang dilengkapi dengan detektor GeLi dan software Maestro mampu mendeteksi sinar gamma dengan energi karekteristik yang terkandung dalam sampel kosmetik. Crystal germanium dalam detektor dioperasikan pada tegangan 2000 V dan menggunakan nitrogen cair untuk mendinginkan crystal. Sistem dikalibrasi menggunakan sumber bersertifikat Eu152 sehingga diperoleh persamaan y = 0.5017x – 0,5892 dengan
Sri Murniasih, dkk.
r2 = 1 sedangkan persamaan kalibrasi efisiensi yang diperoleh adalah y = -1,0456x + 4,4767 dengan r 2 = 0,9775. Nilai r 2 dari kedua persamaan 1 ≤ r2 ≥ 0,9 menunjukkan kondisi alat layak untuk analisis. Selain itu, persamaan kalibrasi efisiensi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dengan memasukkan nilai x sebagai fungsi tenaga maka efisiensi tiap-tiap radionuklida (y) dapat diketahui. Berdasarkan data efisiensi tersebut maka konsentrasi radionuklida (A) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (3). Koreksi sumber standar Eu152 dilakukan untuk analisis kuantitatif menggunakan sumber titik Am241, Ba133, Na22, Cs137, Ra226, Pb210 dan Co60 untuk tenaga tinggi. Grafik efisiensi dibuat dengan mengatur ketinggian (terlihat pada Gambar 2).
Gambar 2. Grafik efisiensi untuk analisis kuantitatif dengan berbagai ketinggian Penghomogenan sampel diperlukan sebelum dilakukan analisis, sampel dimasukkan botol plastik polyethylene berbentuk silinder dengan diameter sesuai dengan sumber standar (d=3,8 cm) dan tinggi 2 cm. Geometri sampel yang digunakan adalah botol plastik polyethylene yang terbuat dari suatu material yang spesifik dengan background radioaktif rendah. Botol plastik polyethylene diisi sampel sebanyak 10 gram, dipanaskan dengan lampu pemanas agar rata dan tipis, diberi kode dan didiamkan minimal 40 hari untuk memperoleh kesetimbangan sekular [10]. Hasil analisis kualitatif radionuklida yang terkandung dalam semua sampel dan mampu terdeteksi oleh alat spektrometer gamma adalah 40K dengan intensitas 10,7% pada tenaga 1460,8 keV; 208 Tl dengan intensitas 30,0% dengan tenaga 538,1 keV, 212Pb dengan intensitas 43,1% pada tenaga 238,63 keV, 214Bi dengan tenaga 1120,3 keV, 214Pb dengan intensitas 37,1% pada tenaga 352 keV, 226Ra
dengan tenaga 186 keV dan 228Ac dengan intensitas 29% pada tenaga 911 KeV. Hasil perhitungan menggunakan persamaan (3), dapat diketahui konsentrasi tiap-tiap radionuklida yang terkandung sampel. Kandungan radionuklida pada sampel lisptik dan krim wajah pada produk dalam negeri yang terdaftar BPOM cenderung lebih rendah dibandingkan dengan produk luar negeri yang belum terdaftar BPOM (terlihat pada Gambar 3). Keberadaan radionuklida 40 K di berbagai sampel lebih tinggi dibandingkan radionuklida lainnya. Dimana pada sampel lipstik 40 K tertinggi terdapat di sampel Ld yaitu 247.99±28.9 mBq/g dan pada sampel krim wajah terdapat di sampel Pc yaitu 354.27±36.7 mBq/g. Kalium merupakan unsur yang sering muncul di alam dan bersifat sangat penting, dimana berikatan dengan sodium untuk mengatur fungsi sistem otot dan detak jantung[9]. Tingkat kebutuhan organ terhadap kalium di dalam tubuh, yang disatukan dalam suatu ikatan. Di alam kurang lebih 0.0118%
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
Sri Murniasih, dkk.
ISSN 0216 - 3128
dari kalium merupakan campuran dari radionuklida 40 K. Dengan demikian, setiap unsur organik berpotensi menghadirkan sedikit pencemaran kuantitas radioaktif 40K[10]. Kalium yang terdapat pada semua sampel yang dianalisis masih dibawah control homeostatic terdekat dalam tubuh sehingga tingkatannya hampir konstan. Menurut UNSCEAR 87% dosis radiasi yang diterima oleh tubuh manusia berasal dari sumber radiasi alam [9]. Radionuklida 232Th diperoleh dari garis 208 gamma Tl dan turunannya seperti 212Pb, 228Ac dan 208 Tl banyak terdapat di alam dalam bentuk mineralmineral yang mudah terserap oleh tubuh tumbuhan, hewan dan manusia melalui media perantara (air). Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa aktivitas
85
232
Th terbesar terdapat pada sampel lipstik (Lb) yaitu 79.93±8.6 mBq/g dan terendah terdapat pada sampel lipstik (La) yaitu 5.29±0.9 mBq/g. Sedangkan pada sampel krim wajah aktivitas tertinggi terdapat pada krim Pb yaitu 44.08±3.5 mBq/g dan terendah pada krim Pa yaitu 19.23±1.8 mBq/g. Aktivitas 232Th yang diperoleh dari garis gamma 212Pb terbesar terdapat pada sampel lipstik (Lc) yaitu 20.82±2.6 mBq/g dan terendah terdapat pada sampel krim wajah (Pa) yaitu 6.46±0.5 mBq/g. Aktivitas 232Th yang diperoleh dari garis gamma 228 Ac terdeteksi hanya pada sampel dua sampel lipstik dimana aktivitasnya berkisar anatara 16.40±1.2 - 16.40±2.9 mBq/g.
Gambar 3. Kandungan radioaktivitas 232Th dan 238U beserta turunannya pada sampel kosmetik Analisis aktivitas 238U dalam sampel diperoleh dari garis gamma 214Pb dengan intensitas 15,04% pada tenaga 352 keV, garis gamma 214Bi dengan intensitas 46,09% pada tenaga 604.9 keV dan garis gamma 226Ra dengan intensitas 3,28% pada tenaga 186 keV (lihat Gambar 3). Radionuklida 214Pb terdeteksi pada sampel krim wajah dan lipstik dengan aktivitas terbesar terdapat pada sampel krim wajah (Pb) yaitu 20.10±2.7 mBq/g dan terendah terdapat pada sampel lipstik (Pa) yaitu 0.95±0.08 mBq/g. Radionuklida 214Bi terdeteksi pada tiga sampel lipstik produk luar negeri tidak berijin BPOM dan dua sampel krim wajah produk luar negeri tidak berijin BPOM. Pada sampel lipstik aktivitas 214Bi berkisar antara 0.68±0.09 - 2.73±1.3 mBq/g dan pada sampel krim wajah aktivitas berkisar antara 8.36±0.9 - 9.40±2.1 mBq/g. Analisis aktivitas gross beta dan gross gamma dengan menggunakan perhitungan pada persamaan (3) dan (6) dapat diketahui bahwa kisaran aktivitas gross beta pada sampel lipstick
adalah 139.87±14.7 - 198.76±20.5 mBq/g dan pada sampel krim wajah adalah 80.98±7.4 - 169.32±29.4, sedangkan kisaran aktivitas gross gamma pada sampel lipstick adalah 133.83±12.3 - 460.74±38.4 mBq/g dan pada sampel krim wajah adalah 144.14±8.1 - 553.57±26.6 mBq/g terlihat pada Gambar 4. Aktivitas beta dan gamma pada produk luar negeri yang belum terdaftar BPOM cenderung lebih tinggi dibandingkan produk dalam negeri yang telah terdaftar BPOM. Hasil analisis yang diperoleh hanya dibandingkan antara produk kosmetik dalam negeri yang telah terdaftar BPOM dan luar negeri yang belum terdaftar BPOM, hal ini dikarenakan belum adanya standar baku mutu dari BPOM maupun Depkes tentang kandungan radionuklida dalam sampel kosmetik. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian lain, kandungan 228Ac yang ada pada kosmetik dari Jepang berkisar antara 6,2 mBq/g[2]. Menurut peraturan dari European Atomic Energy Community (EURATOM) melarang
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
86
ISSN 0216 - 3128
keberadaan jenis apapun radioaktif buatan dalam kosmetik dan untuk radioaktif alam keberadaannya harus dalam jumlah yang sangat minimal (tidak tentukan batasannya). Seperti halnya obat, kosmetik bersentuhan langsung dengan tubuh manusia oleh sebab itu penggunaanya harus diawasi dan dikendalikan dengan memperhatikan kandungan didalamnya guna keselamatan dan kesehatan masyarakat. Perbedaan kandungan aktivitas radionuklida, gross gamma dan gross beta pada sampel karena perbedaan jenis bahan baku yang digunakan termasuk didalamnya komposisi
Sri Murniasih, dkk.
kandungannya. Dalam menganalisis kandungan radioaktivitas pada sampel kosmetik sebaiknya dilakukan juga analisis terhadap bahan baku yang digunakan sehingga dapat ditelusur sumber kontaminasi terbesar. Data analisis yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan software SPPS 11.5 for window dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan jenis sampel terhadap kandungan radionuklida dimana dapat dilihat dari nilai atau probabilitas hasil perhitungan menggunakan software[7]. Hasil uji statistik untuk semua sampel disajikan pada Gambar 5.
Gambar 4. Kandungan radioaktivitas 40K, gross beta dan gross gamma pada sampel kosmetik
Gambar 5. Nilai Probabilitas pada uji statistik ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% untuk kandungan radionuklida pada sampel Pada Gambar 5 di atas dalam diketahui bahwa nilai probabilitas untuk semua radionuklida, gross beta dan gross gamma yang terkandung dalam sampel krim wajah <0,05 maka Ho ditolak sehingga nilai rata-rata konsentrasi radionuklida pada semua
jenis sampel krim wajah berbeda nyata/tidak identik. Pada sampel lipstik hanya radionuklida 40K dan 214 Pb yang mempunyai nilai probabiltas >0,05 maka Ho diterima sehingga nilai rata-rata konsentrasi radionuklida 40K dan 214Pb pada semua jenis sampel
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
Sri Murniasih, dkk.
ISSN 0216 - 3128
lisptik tidak berbeda nyata/identik. Aktivitas setiap radionuklida memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan jenis sampel.
KESIMPULAN Hasil analisis sampel diketahui bahwa dalam sampel kosmetik dalam negeri yang terdaftar BPOM mempunyai kandungan radionuklida lebih rendah dibandingkan dengan sampel luar negeri yang tidak terdaftar BPOM. Dari hasil analisis kualitatif dan kuantitatif dapat diketahui kandungan radionuklida 40 K berkisar antara 247.99±28.9 - 354.27±36.7 mBq/g; 232Th berkisar antara 5.29±0.9 - 79.93±8.6 mBq/g; 212Pb berkisar antara 6.46±0.5 - 20.82±2.6 mBq/g; 228Ac berkisar antara 16.40±1.2 - 16.40±2.9 mBq/g; 214Pb berkisar antara 0.95±0.08 - 20.10±2.7 mBq/g; 226Ra berkisar antara 12,58 ± 1,07 Bq/Kg 9,84 ± 1,26 Bq/Kg dan 214Bi berkisar antara 0.68±0.09 - 9.40±2.1 mBq/g. Sedangkan aktivitas gross beta dan gross gamma berkisar antara 80.98±7.4 - 198.76±20.5 mBq/g dan 133.83±12.3 553.57±26.6 mBq/g. Perbedaan konsentrasi pada berbagai sampel dapat disebabkan karena sampel berasal dari daerah geografi yang berbeda dengan komposisi bahan baku yang berbeda. Hasil uji statistik ANOVA menggunakan software SPPS 11.5 dengan derajat kepercayaan 95% pada data yang diperoleh diketahui bahwa konsentrasi radionuklida, gross beta dan gross gamma pada semua jenis sampel krim wajah berbeda nyata/tidak identik sedangkan sampel lipstik hanya radionuklida 40K dan 214Pb yang mempunyai tidak berbeda nyata/identik pada semua jenis sampel. Secara umum aktivitas setiap radionuklida memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan jenis sampel.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
MAISON G. DENAVARRE, “SD & C Technical Oils and Fats, The Historical Cosmetics”. Research and Development Specialist, Vanda Beauty Counselor, Florida. E. FURUTA, e.l., 2008, “Neutron Activation Analysis of trace element in Japanese Cosmetics”, Journal of Radioanalytical and Nuclear Chemistry, Vol. 278, No.3 (2008) p.553557 CEMBER, H., 1983, “Introduction to Health Physics”, Second Edition, McGraw-Hill, Inc., New York SUSETYO, W., 1988, “Spektrometer Gamma dan Penerapannya Dalam Analisis Pengaktifan Neutron”, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
87
ERDTMANN GERHARD, 1979, “The Gamma Rays of the Radionuclides Tables for Applied Gamma Ray Spectrometry”, Weinheim, New York 6. IAEA - International Atomic Energy Agency (1989), Techn. Rep. No 295. 7. SANTOSO, S., 2001, ”Buku Latihan SPSS Statistk Parametrik, PT Elex Media Komputindo Gramedia”. Hal. 109-125. Jakarta. 8. BATAN, 1998, “Prosedur Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan, Badan Tenaga Nuklir Nasional”, Jakarta 9. FUJINAGA, E., 1979, Anal. Chem. Acta. 110, 75 IAEA - International Atomic Energy 10. Agency (1989), Techn. Rep. No 295. Isasa, M. E. T., Marquina, A. D. (1980), Minerals Elements in commercial teas – I) Macroelements. 11. VIVIANE SCHEIBEL AND CARLOS ROBERTO APPOLONI, 2004, “Survey of Natural Radioactivity Levels in Ilex paraguariensis (St. Hil.) by Gamma-ray Spectrometr 5.
TANYA JAWAB Emi Mulyani - PTAPB Bagaimana mekanisme detector GM untuk kalibrasi efisiensi standart 40 KCl? Sri Murniasih Efisiensi pencacahan gross β dihitung menggunakan nisbah laju cacah (cps) dan laju luruh (dps) 40K dalam KCl yang mempunyai umur paro 1,28x109 tahun. Detektor GM merupakan detector isian gas, apabila dalam tabung masuk zarah radiasi maka radiasi akan mengionisasi gas isian. Banyaknya pasangan electron-ion yang terjadi pada detector GM tidak sebanding dengan tenaga zarah radiasi yang dating, karena antara anoda dan katoda diberikan beda tegangan maka akan timbul medan listrik diantara kedua rlektroda tersebut. Ion positif akan bergerak kea rah katoda dan electronelektron akan bergerak kea rah anoda. Aliran ion ini menyebabkan arus listrik yang dapat digunakan untuk pengukuran intensitas radiasi di dalam gas. Dengan adanya aliran ion maka alat akan memberikan sinyal dan menampilkan pada indikatornya, biasanyaberupa jarum petunjuk, lampu atau bunyi dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Tabung GM memanfaatkan peristiwa
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
88
ISSN 0216 - 3128
ionisasi dalam tabung sehingga radiasi yang masuk detektor GM akan mengghasilkan pulsa yang tingginya sama. Atas dasar ini detector GM tidak dapat digunakan untuk melihat spectrum energy tetapi hanya dapat digunakan untuk melihat jumlah cacah radiasi saja, maka detector GM sering disebut dengan detector gross beta gamma, karenatidak bias membedakan jenis radiasi yang dating. Kalibrasi efisiensi dengan 40KCl dilakukan dengan variasi berat sehingga diperoleh kurva hubungan antara berat 40KCl dengan %efisiensi. Dasar kurva efisiensi inilah yang dijadikan dasar dalam perhitungan efisiensi sampel berdasarkan beratnya.
Sri Murniasih, dkk.
Irianto - PTAPB Mengapa untuk kalibrasi efisiensi standart 40KCl alat LBC digunakan detector GM? Sri Murniasih Karena dalam penelitian ini yang akan diukur adalah gross beta maka detector yang paling cocok untuk pengukuran adalah detector GM, dimana detector tersebut bekerja di daerah V pada tegangan kerja GM electron primer dapat dipercepat membentuk electron sekunder dari ionisasi gas dalam tabung GM. Selain itu kelebihan dari detector GM adalah konsentrasi yang simple/sederhana, biaya murah, operasional mudah
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011