PERANGANGAN DAN PENGUJIAN PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT
PENGADUK DODOL.
Oleh DJAROT HANDOKO
F 25.0214
1 9 9 2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR B O G O R
Djarot Handoko. mansi
F25.0214.
Prototipe
Perancangan dan Pengujian Perfor-
Pengaduk
AZat
Dr.Ir. Hadi X. Purwadaria.
Dodol.
Dibawah
bimbingan
..
Penqqunaan teknologi atau mekanisasi pada bidanq
perta-
nian, merupakan suatu cara untuk mencapai swasembada
panqan
pada tahap tingqal landas. sia
dituntut
Industri bahan panqan di
untuk meningkatkan mutu
Indone-
efisiensi
dan
dalam
peraqaman suatu produk pangan, khususnya produk pangan tradisional. Prototipe dari suatu
alternatif
aLat pengaduk dodol,
pemecahan
panqan tradisional.
terhadap
adalah
merupakan
pengembangan
produk
Pada proses pembuatan dodol, pengadukan
atau pencampuran merupakan masalah yanq utama, oleh karenanya prototipe
alat ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan
$ada
pabrik dodol, yang umumnya terdapat di Garut, Jawa Barat. Penelitian
ini bertujuan untuk membuat
prototipe
pengaduk dodol, serta melakukan ujicoba terhadap alat but.
Dan tindak lanjut dari prototipe ini
dapat
alat
terse-
diqunakan
dan dikembanqkan pada industri panqan tradisional, dodol pada khususnya. Menurut funqsinya alat penqaduk ini dibagi menjadi bagian dalam
urrana, yaicu : pemasakan
bahan
enam
(1) pemanas, sehaqai
pangan
yanq
terdapa I
,
',
' 4 &"
<+A$
\
,
:
:.
.:,,
,r
.;
.<
(2)
wadah atau wajan, sebagai penampung bahan
akan
diaduk dengan memperhatikan mutu bahan
dan
mudah
dibersihkan;
.. pengaduk,
tidak
untuk
(3)
pada wadah; (4)
pangan
bahan
pangan
kerangka,
motor
penggerak, wadah, dan sistem transmisi;
korosif,
mengalirkan
sebagai
penopang sumber
(5)
-
tenaqa dari motor penggerak, Honda C70 dengan daya 1 (6)
yang
1.5 HP;
sistem transmisi tenaga, untuk menyalurkan tenaga
dari
mesin penggerak ke pengaduk. Prototipe dari alat pengaduk dodo1 ini telah
dirancang
dan dibuat di Bengkel Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Pengujian terhadap alat pengaduk
dilaku-
kan di Pabrik Dodol Olympic, Garut, Jawa Barat. Perlakuan meliput dan
yang
diberikan
saat
pengujian
performansi
tiga tingkat kecepatan (20 rpm, 30 rpm, dan 40
tiga
tingkat kapasitas bahan (2 kg, 3 kg,
sekali proses.
dan
rpm) kg)
4
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
cangan Acak Lengkap (RAL) dengan 'percbbaan faktogial,
Ranyaitu
kombinasi perlakuan kecepatan dan kapasitas bahan dengan
dua
kali ulangan. Uji
organoleptik yang dilakukan terhadap
uji kesukaan dengan skala hedonik
hasil
terhadap rasa, warna, dan
kekenyalan yang dilakukan oleh 12 orang panelis yang dari
terdiri
5 orang karyawan Pabrik Dodol Olympic dan 7 orang maha-
siswa S-1. dari
adalah
Hasil penilaian menunjukkan nilai yang bervariasi
sangac
tiaak
suka ninyga
iii
sanyat
suka.
Seianjutnya
dilakukan uji tekstur dengan penekanan oleh alat penetrometer merk Instron.
.. Prototipe
alat pengaduk dodol menghasilkan
yang
baik, dengan nilai 12.26 dari hasil
pada
putaran
uji
pengadukan 20 rpm dan kapasitas
kekerasan 0.265 kg/mm/lO detik yang
nilai
industri
mutu
dodol
organoleptik, 4
kg,
mendekati
serta produk
dodol rumah tangga merk Olympic dengan nilai
keke-
rasan 0.317 kg/mm/lO detik. Biaya
pengadukan yang dibutuhkan alat pengaduk
mekanis
berkapasitas 4 kg, adalah Rp 579.91/kg dan untuk alat
penga-
duk tradisional berkapasitas 60 kg, adalah Rp 60.74/kg. Industri dodol
rumah
tangga
dapat
menggunakan
dan
mengembangkan lebih lanjut alat pengaduk mekanis yang menggunakan motor
bensin
menggantikan
cara pengadukan tradisional.
,
lanjut
untuk
ataupun listrik, sebagai usaha
penyempurnaan
alat
ini
Penelitian
perlu
untuk lebih
ditingkatkan,
seperti dalam kapasitas wadah dan pengaduk yang lebih besar, yaitu variasi
60 kg
sekali proses, pengujian
kecepatan
yang beragam, dan
dengan
menggunakan
alternatif
tenaga dengan menggunakan motor listrik.
penggerak
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN PERFORMANSI PROTOTIPE ALAT PENGADUK DODOL
DJAROT HANDOKO F25.0211
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1992
JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN FAKULTAS TEIGUOLOGI PERTANIAN ii\l;siiitiiPERiAiUiAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN PERFORMANSI PROTOTIPE A L Y PENGADUK DODOL
SXRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjand Teknologi Pertanian
pada Jurusan Mekanisasi Pertanian
Oleh DJAROT HANDOKO F25.0214
dilahirkan tanggal 25 Mei 1970 di Jakarta
Disetujui, r,
.
...
1993
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha
..
Esa, karena berkat rahmat-Nya maka tugas akhir dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun b,erdasarkan hasil penelitian selama empat bulan di Bengkel Mekanisasi Pertanian, Institut nian
Bogor;
Pabrik Dodol Olympic, Garut;
dan
Perta-
laboratorium
FTDC, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada : 1.
Dr. Ir. Hadi K. Purwadaria yang
telah
memberikan
selaku dosen pembimbing
petunjuk
serta
bimbingan
selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2.
Ir. Suroso
dan
Ir. Usman Ahmad selaku dosen peng-
uji I1 dan 111. 3.
Staf dan karyawan Bengkel Mekanisasi ~ertanian,keluarga pic,
Kang Yudi dan karyawan Pabrik Dodol
serta FTDC yang telah memberikan
Olym-
tempat
dan
fasilitas selama penelitian. 4.
Bapak, Ibu, kakak, dan adik tercinta.
5.
Kalis,
Edwin, Sidik, Agus, Arya, Gunawan, Torang,
Nding, Hapsoro, Lulu, Bagar, Simo, dan di
rekan-rekan
Gilang Kencana, serta warga Mbegedek di Soka
yang telah
membantu daiaz duk~.-i9&~.1 untuh
nan skripsi ini.
S
penynsG-
Penulis saran
dan
menyadari
kritik
yang
bahwa skripsi ini
belum
membangun
diharapkan.
sangat
sempurna, Dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
-.
Bogor, September 1992
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman
................................ .. DAFTAR TABEL .................................. DAFTAR GAMBAR ................................. DAFTAR LAMPIRAN ..... .........................
KATA PENGANTAR
t
................................... A . LATAR BELAKANG ............................ B . TUJUAN PENELITIAN ......................... I1 . TINJAUAN PUSTAKA .............................. I.
I11
.
PENDAHULUAN
...................... .........................
A.
MEKANISME PENGADUKAN
B.
SIFAT FISIK DODOL
C.
PANGAN SEMI BASAH
D.
TIPE ALAT
......................... PENCAMPUR .......................
............................. A . DISAIN FUNGSIONAL ......................... 1. Pemanas ............................... 2 . Wadah ................................. 3 . Pengaduk .............................. 4 . Kerangka .............................. 5 . Sumber Tenaga ......................... 6 . Sistem Transmisi ...................... B . DISAIN STRUKTURAL ......................... 1. Konstruksi Kerangka Alat .............. PENDEKATAN DISAIN
2. 3
.
....................... Pemanas ....................
Motor Penggerak Konstruksi
vii xii xiii
4.
. 6.
5
IV .
Konstruksi Pengaduk
........... Konstruksi Wada4....................... Konstruksi Sistim Transmisi
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN A. B
.
...................
BAHAN DAN ALAT
....................
............................
ANALISIS TEKNIK KEBUTUHAN TENAGA
. 2. 1
3
.
..........
........... Bearing ........ Rantai .........
Kebutuhan Tenaga Pengadukan Kehilangan Tenaga Pada Kehilangan Tenaga Pada
.................... D . METODE PENGUJIAN .......................... 1. Prosedur Pengujian .................... C.
ANALISIS BIAYA EKONOMI
. 3. 2
V.
...................... ...........................
Uji Organoleptik Uji Tekstur
.......................... PEMBUATAN ALAT ............................ PENGUJIAN DAN PERFORMANSI ALAT ............ UJI ORGANOLEPTIK .......................... 1. Rasa .................................. 2 . Warna ................................. 3 . Kekenyalan ............................ UJI TEKSTUR ............................... ANALISIS BIAYA ............................ 1. Biaya Tetap Mekanis ................... 2 . Biaya Tidak Tetap Mekanis .............
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
. C. B
D. E.
I
............... Biaya Tidak Tetap Tradisional ......... VI . KESIMPULAN DAN SARAN .......................... .. A . KESIMPULAN ................................ B . SARAN ..................................... . 4. 3
Biaya Tetap TradisionaL
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7
.................................... .................................... .................................... .................................... .................................... .................................... ....................................
DAFTAR PUSTAKA
................................
55 56 58
58 59
61 62 63 64 65 66 67
73
DAFTAR TABEL
... Tabel 1.
Halaman
Hasil hubungan antara jumlah bahan, kecepatan, tenaga, waktu, dan kebutuhan bahan bakar dalam proses pemasakan dan pengadukan ......I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
36
...........
47
......
49
.............................
51
Tabel 2.
Jumlah hasil organoleptik dodo1
Tabel 3.
Nilai hasil olahan data organoleptik
Tabel 4.
Hasil nilai uji tekstur dengan phenetrometer
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1
.
Gambar
2.
Gambar
3
. .
Bagan kedudukan industri pangan dalam industri kecil ..........................
2
...................
6
Alat pengaduk dodol tradisional. dengan tungku api yang telah menggunakan gas elpiji ..................................
7
.........................
10
Skema pembuatan. dodo1
Gambar
4
Gambar
Gambar
................ 6. Gambar perspektif alat pengaduk dodo1 ... 7 . Skema aliran bahan yang terjadi ......... 8 . Konstruksi pengaduk .....................
Gambar
9
Gambar Gambar
5.
.
Gambar 10 . Gambar 11. Gambar 12
.
Gambar 13 . Gambar 14 Gambar 15
. .
Gambar 16 Gambar i7 .
Pencampur panci
Pencampur dengan pisau-Z
11
12 14 20
Susunan rantai sproket dan gear kerucut lurus yang dihubungkan dengan poros
.....
21
Alat pengaduk dodol tampak depan dan belakang ................................
37
......
38
Pemasakan santan pada awal pembuatan dodo1 ...................................
40
.....................
40
Pemberian gula putih. untuk menghasilkan dodo1 warna putih .......................
41
Pemberian gula merah. untuk menghasilkan dodo1 warna coklat ......................
41
Pemberian lemak sapi dan vanili sebagai pengharum rasa ..........................
42
... u]i
q3
Alat pengaduk dodo1 tampak samping
Terjadinya mata ula
kematangan dodoi
....................
..
Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20.
Penampakan dodol dengan jumlah bahan 2 kg dan variasi kecepatan ..............
48
Penampakan dodol dengan jumlah bahan 3 kg dan variasi kecepatan
48
Penampakan dodol dengan jumlah bahan 4 kg dan variasi kecepatan
..............
49
..
51
............
52
..............
Gambar 21.
Penampakan dodo1 pada kecepatan 20 rpm
Gambar 22.
~ r a f i khubungan antara nilai uji penetrometer uji organoleptik, dan variasi kecepatan pengadukan
DAFTAR LAILIPDIIAN
-..
Halaman
Lampiran 1.
Gambar teknik alat pengaduk dodo1
......
61
Lampiran 2.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan alat'pengaduk dodo1 ..........
62
Contoh daftar nilai panelis terhadap tes ~rganoleptikdodo1 ..................
63
Hasil olahan data tes orqanoleptik berdasarkan hedonik untuk rasa .........
64
Hasil olahan data tes orqanoleptik berdasarkan hedonik untuk warna ........
65
Hasil olahan data tes orqanoleptik berdasarkan hedonik untuk kekenyalan
...
66
....
67
Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran Lampiran
5.
6.
Lampiran 7.
Perhitungan dari persamaan yang ada
I. PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
.. Usaha penqadaan pangan merupakan masalah utama pada banyak neqara di dunia, terutama di neqara berkembanq seperti Indonesia.
Indonesia sebaqai neqara yanq sedanq
membanqun untuk kesejahteraan masyarakatnya, saat ini telah menginjak pada PELITA V atau dikenal denqan tahap tingqal landas.
Teknologi atau mekanisasi dalam pertani-
an, adalah merupakan suatu cara yanq diqunakan untuk mencapai swasembada panqan pada tahap tinqqal landas. Teknoloqi atau mekanisasi pada bidanq pertanian yang diterapkan di Indonesia perlu dipilih berdasarkan kelayakannya, karenanya perlu bersifat (1) mempertahankan dan memperluas lapangan kerja, (2) mengembanqkan praktek yang meninqkatkan mutu produksi, (3) memperqunakan dan I
merancanq alat produksi yanq bersifat padat karya, investasi modal rendah, kuat dan mudah dalam perawatan dan perbaikan. Industri bahan panqan berfunqsi untuk mempertahankan nilai .pakai, meninqkatkan nilai qizi, dan memudahkan penyebaran pangan.
Dalam Repelita V ini, pengembangan
industri panqan tetap diarahkan untuk mengatasi lapanqan kerja, penyediaan bahan panqan yanq bermutu tinqqi, dan untuk menunjang pemerataan pendapatan.
Winarno
dkk
menyebutkan
(1980),
bahwa
industri
pangan mencakup kegiatan produksi bahan mentah, kegiatan pengolahan dan kegiatan distribusi.
Kegiatan pengolahan
..
merupakan' kegiatan inti dari kegiatan lainnya, karena kegiatan proses,
ini
teknologi
terdiri
dari
seperti pembersihan, pemilihan,
pangan
beberapa
penanganan,
penggilingan, pengeringan, pendinginan, pemanasan, sahan, dan pencampuran.
Kegiatan ini dapat
pemi-
diterangkan
dalam Gambar 1. Proses pengadukan merupakan salah satu unit yang
penting
dalam pengolahan
pengadukan
ini
banyak
pembuatan
makanan
pangan.
produk
dilakukan
tradisional;
antara
seperti
proses Proses
lain
dodol,
dalam wajit,
sagon dan sebagainya, juga dalam pembuatan tepung makanan bayi, roti dan kue, dan sebagainya.
.
Industri kecil
r Industri alat rumah tangga
I 1
I
Industri Industri pangan tekstil tradisional
I
Kegiatan produksi bahan mentah
I
I
I
Industri kerajinan tangan I
I
Kegiatan pengolahan pangan
Industri alat per tanian
Kegiatan distribusi
I
-
-
pembersihan pemilihan penangan
-
proses penggilingan pengeringan pendinginan
-
-
pemanasan pemisahan pencampuran
Gambar 1. Bagan kedudukan industri pangan dalam industri kecil
Masyarakat Indonesia mempunyai banyak jenis makanan tradisional tepung
yang dibuat
atau
dari
bahan
butiran, yang diberi bahan
..
sagon, dodol, wajik, krasikan, dan meningkatkan
kering
berbentuk
isian, seperti
sebagainya.
mutu makanan tersebut yang
Dalam
termasuk
dalam
katagori bahan pangan semi basah perlu dikembangkan suatu prototipe alat pengaduk yang tetap mempunyai nilai kualitas
dan
ekonomis yang sama atau lebih baik
dari
nilai
tradisional yang sejauh ini banyak digunakan. B.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat prototipe dari
alat
alat pengaduk dodol, serta melakukan tersebut.
Tindak lanjut dari
ujicoba
prototipe
ini
diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan oleh industri pa-ngan tradisional, khususnya dodol.
11. TINJAUAN PUSTAKA
A.
MEKANISME PENGADUKAN
..
Mencampur adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman.
Teori tentang pencampuran
bahan yang sistematik dan kuantitatif masih sulit dan kompleks tetapi secara empiris telah berkembang dan umumnya sederhana (Leniger, 1975). Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan perpindahan bahan., karena pencampuran bahan akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang akan dicampur baik secara horisontal ataupun vertikal (Raymond dan Donald, 1962).
Ada dua
jenis pencampuran, yaitu (1) pencampuran sebagai proses terminal sehingga hasilnya,merupakan,suatu bahan jadi yang siap pakai, dan (2) pencampuran merupakan proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses lainnya seperti pemanasan, pendinginan, atau reaksi kimia. Pada proses pencampuran diharapkan tercapai suatu derajat keseragaman tertentu.
Derajat keseragaman ini
berbeda-beda tergantung pada tujuan pencampuran, yaitu keseragaman dalam konsentrasi satu macam bahan atau lebih, keseragaman suhu, atau keseragaman sifat fisik tepung
.
(ketan)
P e n c a m ~ u r a n ini dapat terjadi
a n t a r a bahan s o l i d - s o l i d , id-likuid,
likuid-gas,
solid-likuid, dan gas-gas.
solid-gas, Tiap
liku-
jenis
bahan
pencampur memiliki masalah yang b e r b e d a , d a n pada
penga-
..
dukan dodo1 i n i a d a l a h pencampuran a n t a r a bahan p a d a t dan c a i r yanq d i s e r t a i denqan p r o s e s pemanasan.
Masalah yang
a d a pada pencampuran j e n i s i n i d a p a t t e r j a d i penggumpalan k a r e n a t e g a n g a n permukaan yanq t i d a k sama, s e h i n g g a s o l i d t i d a k t e r c a m p u r merata dalam l i k u i d .
SIFAT FISIK DODOL Dodol,
a d a l a h produk makanan yang
mempunyai
nilai
a k t i v i t a s a i r (Aw) r e n d a h , b i a s a n y a t e r b u a t d a r i campuran tepung, produk
qula, yang
dan
bahan
plastis,
pembantu
p a d a t dan
simpan yang r e l a t i f lama.
sehingga
mempunyai
diperoleh daya
tahan
Dodol termasuk j u g a j e n i s
Pa-
ngan Semi Basah (PSB). Panqan sendiri
semi basah mempunyai beberapa k e u h k a k
dalam h a 1 keawetannya.
mengawetkan
sendiri
dengan
S i f a t produk komposisi
ter-
ini
dapat
kandunqannya.
Keawetan pangan semi basah d i t e n t u k a n o l e h k a d a r a i r Aw PSB
yang dikandunqnya. adalah
0.60-0.90.
Menurut K a r e l (1976),
10-40 p e r s e n dan
aktivitas
kadar
dan air
air-nya
antara
Pada panqan semi b a s a h kedua h a 1 i n i
mempu-
n y a i penqaruh yang p e n t i n g . Pacia s a a t i n i i n a u s t r i k e r a j i n a n a o d o i l e b i n bersifat
i n d u s t r i rumah t a n q g a d a n
hanya beberapa
banyaK saja
yang telah berskala industri besar. terdapat di
Industri ini umumnya
pulau Jawa, terutama di Jawa
Barat
dengan
produksi rata-rata 224.75 tonltahun (BPS, 1987). Dodo1 yang lebih dikenal, adalah han
baku
tepung
beras ketan,
dodol
dengan ba-
santan kelapa, dan gula.
Sedangkan untuk dodol buah, menggunakan bahan isian utama buah dan gula.
Untuk memperjelas proses pembuatan
dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut.
kelapa
ketan
I
I
santan I dimasak sampai terbentuk mata ula
tepunq
I
campur rata dengan santan encer
I
I
lanjutkan pengadukan dengan api sedang sampai gelatinisasi pati
'
dapat ditambah bahan isian (halus) penambahan gula dan I garam
dipanaskan dan diaduk hingga setengah matang
I
penambahan margarin penambahan rasa (vanili)
diaduk dan dimasak sampai matang I
lain dan didinginkan (24 jam)
I
dicetak/dipotong I I pengemasan kot.
:
W ~ k t 7pnzz"zsaz ~ p r o s a s sz:az,a
Ganbar 2.
2
Skema penbuatan dodol.
-
3 )am.
Sejauh ini industri pembuatan dodol ini belum banyak menggunakan tahapan mekanis, umumnya masih secara
tradi-
sional, yaitu dengan cara manual atau menggunakan
tenaga
..
manusia.
Pengadukan adalah yang termasuk
dalam
kerja
secara manual, ha1 ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.
Alat pengaduk dodol tradisional, dengan tungku api yang telah menggunakan gas elpiji.
PANGAN SEMI BASAH
Pangan semi basah bukanlah suatu barang baru,karena secara tradisional telah banyak dilakukan sejak
dahulu.
Prinsip pengolahan panyan seml basah adalah aengan runkan aktivitas airnya sampai tingkat
mikroba
menu-
patogen
dan pembusuk tidak dapat tumbuh, tetapi kandungan masih
cukup sehingga bisa dimankan tanpa
airnya
rehidrasi
dan
cukup kering sehingga stabil selama penyimpanan (Leistner dan Rodel, 1976) kadar
air 10-40 persen tidak efektif
untuk
pertumbuhan patogen
bakteri, karena bakteri dan khamir yang bersifat tumbuh pada Aw diatas 0.90.
Hal ini merupakan keuntungan
dalam pengolahan panagn semi basah, kestabilannya dap
pertumbuhan mikroba menyebabkan
produk
terha-
ini
tahan
disimpan tanpa mengalami proses pengawetan seperti
pen-
dinginan, sterilisasi, dan pengeringan.
Senyawa humektan
yang ada pada pangan semi basah seperti garam, gula,
dan
polihidrat, bersifat higroskopis dan mampu menurunkan
Aw
bahan pangan (Labuza, 1971). Menurut sional
Soekarto (1979), pangan semi
dapat
golongan
digolongkan menjadi tiga
basah
golongan,
makanan hasil fermentasi seperti
tape,
tauco, petis, dan pike1 sayuran termasuk dalam pertama.
Hasil
tradi-
olahan dengan garam atau
gula
yaitu kecap,
golongan seperti
telur asin, ikan pindang, dan manisan buah termasuk dalam golongan kedua. wingko
babat,
Hasil olahan tepung seperti dodo1 garut, pia, krasikan, onde-onde
golongan ketiga.
termasuk
dalam
C.
TIPE ALAT PENCAMPUR
Menurut Clarke (1959), alat pencampur ada dua macam, yaitu (1) tipe alat penca3pur dengan pengaduknya bergerak dan wadah diam, dan (2) tipe alat pencampur dengan pengaduknya diam sedang wadahnya bergerak.
Raymond dan Donald
(1962) menambahkan bahwa ada satu tipe lagi, yaitu gabungan antara kedua macam cara tersebut. Raymond dan Donald (1962) membedakan alat
pencampur
berdasarkan jenis bahan yang akan dicampurkan, yaitu : 1
-
Pencampur kering
proses
tunggal berputar, tipe
drum.
-
pengaduk berputar, tipe drum.
2.
Pencampur kering
3.
Pencampur sentrifugal
4.
Pencampur horisontal
5.
Pencampur kerucut
6.
Pencampur veqtikal
7.
Pencampur vertikal
8.
Pencampur vertikal
9.
Pencampur panci
lo.
Pencampur panci
-
-
-
-
kontinyu.
tipe pita, pisau spiral.
tipe ganda.
-
tip? elevator. tipe elevator spiral. tipe sentrifugal.
tipe roda. tipe bajak.
Satu prinsip penerapan untuk mencampur bahan
dengan
viskositas yang tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang
tergantung pada kontak
pencampur
langsung
antara
dengan bahan yang akan dicampur.
material
Untuk
bahan
dengan
viskositas
tinggi dan bentuk pasta
ini,
banyak
menggunakan model pencampur seperti : 1. 2.
Pencampur tipe panci. . Pencampur dengan pisau berbentuk Z
Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5 berikut.
'Id lszct~onl
(a)
Pengaduk bergerak, dengan wadah diam
Gambar 4.
(b) Pengaduk diam de ngan wadah bergerak
Pencampur tipe panci
Gambar 5.
Pencampur dengan pisau berbentuk Z
A.
DISAIN FUNGSIONAL
.
.
Menurut fungsinya alat pengaduk ini dibagi menjadi enam
bagian
(3)
pengaduk,
utama, yaitu ; (4)
kerangka,
(6) sistem transmisi.
(l).pemanas, (2) wadah, (5)
sumber tenaga, dan
Keseluruhan fungsi ini saling
terkait untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki.
Gambar
perpektif alat dapat dilihat dalam Gambar 6.
Keterangan : .
.,. . . .
Gambar 6.
1.
Tempat pemanas
2.
Dudukan wadah
3.
Tempat pengaduk
4.
Kerangka
5.
Dudukan mesin
6.
Sistem transmisi
Gambar perspektif alat pengaduk dodo1
1.
Pemanas Pemanas yang
digunakan sebagai
sumber
energi
dalam pemasak, adalah.'kompor minyak tanah merek Mawar dengan
sistem pompa, yang mampu memasak bahan
seba-
nyak 4 kg, dengan lama pemasakan lebih kurang 3
jam.
Besarnya
pada
api
pada saat
pemasakan
tergantung
kondisi kematangan bahan yang dibutuhkan. dibutuhkan pemasakan
pada
Api
besar
awal proses pemasakan, yaitu
santan hingga terjadi proses
pada
gelatinisasi
pati. Dan api kecil hingga sedang pada proses
selan-
jutnya. 2.
Wadah Wadah
atau
wajan
sebagai tempat
terjadinya
proses pengadukan mempunyai kapasitas untuk menampung bahan
sebanyak 4 kg, dan diameter.58 cm.
Disamping
volume yang mencukupi, wadah harus mampu mempertahankan mutu bahan yaitu, tidak korosif, mudah
dibersih-
kan dan dipindah tempatkan. 3.
Pengaduk Pengaduk pada
ini berfungsi untuk mengalirkan
wadah sehingga tercapai
bahan
keseragaman tertentu.
Tipe alat ini termasuk dalam tipe alat pengaduk gerak dengan wadah berbentuk pan yang diam.
ber
Dengan
bentuk
menyerupai
bajak
singkal maka
aliran bahan yang terjadi, adalah berputar dan membalik.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7. ..
(a) tampak atas
Gambar 7.
4.
(b) tampak samping
Skema aliran bahan yang terjadi
Kerangka Kerangka
ini
berfungsi
penggerak, pengaduk,
untuk
menopang
dan wadah, serta
harus
motor mampu
menahan qaya yang terjadi akibat transmisi tenaga dan beban
berat.
Kerangka ini didisain sedemikian
sehingga tetap statis, dan mudah disusun.
rupa
Gambar
11
dan 12 menunjukkan
penampakan
kon-
struksi alat tampak depan, belakang dan samping. Sumber Tenaga
5.
Sumber tenaga berfungsi sebagai proses pengadukan.
penggerak dalam
Tenaga dari motor penggerak untuk
pengaduk ditransmisikan secara langsung dengan gunakan
as besi.
adalah mesin
Tenaga penggerak
yang
motor Honda C70, tahun
kapasitas mesin 70 cc dan daya 1
-
meng-
digunakan, Dengan
1976.
1.5 HP, diharapkan
mampu menahan viskositas dodo1 yang semakin lama akan semakin tinggi. Sistem Transmisi
6.
Pemindahan daya sistem transmisi untuk
menghu-
bungkan daya dari mesin penggerak ke pengaduk, dengan '
mel'alui mekanrsme puntir
tersendiri
sesuai
yang diperlukan oleh mesin
dengan
yang
momen
digerakkan.
Sistem transmisi diharapkan dapat menyalurkan kebutuhan
tenaga sebesar-besarnya dengan kehilangan
cil-kecilnya.
Alat-alat transmisi daya dapat berupa : 1.
Pemindah daya dengan ban.
. m
P;,.;iiiGaX
3.
Pemindah daya dengan roda gesek.
S s y a Senyhri rocia rantai.
seke-
4.
Pemindah daya dengan roda gigi.
5.
Pemindah daya dengan poros ulir. Berdasarkan
pada . . cara pemindahan geraknya,
mindahan daya dengan alat-alat transmisi dapat
pe-
dibe-
dakan seperti pengelompokan sebagai berikut : 1.
Pemindahan daya dengan gesekan terjadi karena adanya gesekan antara permukaan yang bersinggungan dari
alat
transmisi.
Besar
kecilnya
tergantung pada kualitas permukaan dari
permukaan
yang
gesekan
dan
bersinggungan.
tekanan
Karenanya
pada sistem ini dapat terjadi slip, dan efisiensi pemindahan daya akan berkurang. membatasi muatan
lebih
pada
Tetapi ini dapat poros,
sehingga
kerusakan alat transmisi dapat dicegah. 2.
Pemindahan dengan terjadi
roda
bergigi, umumnya
tidak
slip sehingga efisiensi pemindahan
daya I
dapat
dianggap konstan, tetapi tidak
memberikan
keamanan pada muatan lebih. Sistem dodo1 roda
tranmisi yang digunakan pada
alat
ini dengan menggunakan mekanisme gigi
kerucut lurus, untuk
yang semaksimal mungkin.
pengaduk
rantai
mendapatkan
dan
tenaga
B.
DISAIN STRUKTURAL
Gambar dodo1
10 dan 11 menunjukkan bagian
alat
pengaduk
dengan bagian-bagian (1) kerangka alat, (2) motor
penggerak
(3) pemanas, (4) pengaduk, (5) sistem
trans-
misi, dan (6) wadah. 1.
Kostruksi Kerangka Alat Kerangka dibuat dari besi siku 0.050 m x 0.050 m
x 0.004 m, dengan susunan seperti pada Gambar 11, 12 dan Lampiran 1. kerangka
Kerangka sistem transmisi tenaga dan
wadah dibuat dalam satu kesatuan
dengan mekanisme yang mudah dibongkar
kerangka
dan
dipasang
untuk mempermudah perawatan. Mekanisme penyambungan antar besi yang membentuk siku menggunakan pengelasan dan mur-baut untuk
yang
searah atau pemasangan suatu komponen. 2.
Motor Penggerak Penggunaan mesin
Honda C70,
adalah
suatu alternatif dari pengganti dinamo merupakan
listrik
mesin yang mudah didapat dipasaran
kapasitas cc yang kecil.
Tenaga sebesar 70
daya berkisar antara 1 hingga 1.5 hp yang cleh
merupakan
mesin
Sonda C 7 C , Ziqaaakan
alat pangaduk.
sakaqai
dan
dengan cc
dan
dihasilkan panygerak
Putaran pengadukan yang diharapkan dengan
meng-
gunakan mesin penqgerak tipe ini, adalah 20, 30, 40 rpm.
Untuk
digunakan mesin
mempertahankan
prestasi
mesin,
kipas angin sebagai pendingin.
besar dibandingkan dengan
maka
Kapasitas
putaran
pengadukan
yang dibutuhkan akan mempengaruhi biaya produksi. Mesin penggerak diletakan pada bagian kanan alat yang
disatukan dengan mekanisme
mesin
mur-baut.
Antara
dan pengaduk dihubungkan dengan sistem
trans-
misi. 3.
Konstruksi Pemanas Pemanas, adalah terdiri dari tabung minyak tanah berkapasitas dua
liter, pipa
tembaga, burner
dan
minyak
tanah
dihubungkan dengan pipa tembaga yang berjarak
lebih
pompa.
Antara
burner dengan
tabung
kurang
satu meter.
Penyalaan api
dapat
dengan
memutar kran pengeluaran minyak.
'
dikoktrol
Dan
pemom-
paan tabung dilakukan, jika udara dalam tabung
mulai
kurang
yang menyebabkan api menyala kecil dan
tidak
Letak dari burner ini di bawah wadah atau
wajan
tetap.
dan tabung berada disebelah alat yang dilindungi oleh pelat besi pada tiap sisi alac. Frinsip pemanasan aisini, aaaian mampu kan
bahan
secara merata
dengan
jumlah
memanasapi
yang
tertentu.
Api besar di awal, yaitu pada saat pemasa-
kan santan
hingga terjadi mata ula dan saat
sebelum
terjadinya pengentalan atau gelatinisasi pati. sedang
hingga kecil digunakan pada
saat
Api
terjadinya
pengentalan hingga menjelang matang. 4.
Konstruksi Pengaduk Pengaduk terbuat dari pelat besi setebal yang dibentuk menyerupai bajak. mengaduk dan
dan membalik bahan.
0.004
m
Dengan fungsi
utama
Terletak diatas
wajan
disatukan dengan poros besi oleh mekanisme mur. ini dimaksudkan untuk
Mekanisme
memudahkan
bongkar
pasang. Bagian
dasar
mempunyai
dimensi
0.295
m
dan
bentuk yang semakin melengkung ke atas, dengan tinggi 0.120 I
m.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar
8
dan Lampiran 1. 5.
Konstruksi Sistem Transmisi Untuk
mendapatkan
putaran
yang
dikehendaki
digunakan dua reduksi kecepatan putar, yaitu dua buah roda gigi yang dihubungkan dengan rantai sproket dua buah gear kerucut lurus.
dan
Gambar 8. Konstruksi pengaduk
Jumlah gigi pertama dan kedua untuk rantai spro kLt
berturut-turut
kedua
roda
14 dan 45
tersebut
buah.
0.380 m, dan
Dengan pitch
0.013
Sedang jumlah gigi pertama dan kedua pada gear cut lurus 10 dan 16 buah.
Gambar
9
diameter
0.044 m
dan
menunjukkan susunan roda gigi
kerucut lurus.
m.
keru-
Dengan membentuk sudut 90°
antar gear sebagai penyalur tenaga vertikal ke sontal, mempunyai
jarak
hori-
0.070
dengan
m.
gear
Gambar 9.
Susunan rantai sproket dan gear kerucut lurus yang dihubungkan dengan poros
Kebutuhan
diameter roda gigi
dihitung
dengan
persamaan Adan dan Black (1968). D = p/[sin(180°/n)]
.........................( 1)
dimana ; p = pitch (m) n = jumlah gigi D
=
diameter roda gigi yang dibutuhkan (m)
Dengan demikian pada rantai dengan jumlah qigi 14 dan 45 didapat nilai diameter ; D14
=
0.058 m
D45 = 0.186 m Panjang rantai yang dibutuhkan untuk menghubungkan roda gigi 14 dengan 45, dengan menggunakan persamaan Spotts (1971).
X = ( M I + M 2 ) / 2 + (p* ( M I - M 2 )
2 ,
/ (39.5*C)
...............................( 2 )
+
(~*C)/P
dimana ; M = jumlah g i g i pada r o d a g i g i C = j a r a k t i t i k p u s a t dua buah r o d a g i g i ( m )
p = p i t c h (m) X = panjang r a n t a i yang d i b u t u h k a n (mata r a n t a i )
demikian jumlah mata r a n t a i
Dengan
yang
dibutuhkan
u n t u k menyambungkan r o d a g i g i 1 4 dengan 45, a d a l a h ; X
=
88,79
=
88
*
=
88 mata r a n t a i
0.013 m = 1 . 1 4 4 m
Hubungan yang t e r j a d i untuk mekanisme r o d a
gigi
kerucut l u r u s , adalah ;
i = n1/n2 = 2 2 / 2 1 = D 2 / D 1
................... ( 3 )
dimana ; n = jumlah p u t a r a n pada g i g i z = jumlah g i g i
I
D = diameter roda g i g i
Dengan
demikian
untuk r o d a g i g i
tersebut,
terjadi
persamaan ;
i = n l / n 2 = 1 6 / 1 0 = 0.070 m / o . o 4 4 m = 1.6
sehingga
untuk
dibutuhkan
dan
40
rpm
k e c e p a t a n n l = 32, 4 8 , d a n 6 4 rpm.
Setelah
kerucut
k e c e p a t a n n2 = 2 0 , 3 0 ,
i z ~ ~ g e t a h urpz, i 1-zzg t e r j z c ? i
~ s 2 a zezr
s a t u yang menyalurkan t e n a g a pada r o d a
gigi
rantai yang
2 yang berdiameter 0 . 1 8 6
disalurkan
berdiameter i =
0.186
pada
m
m/0.058
dan
205.2
gigi
jumlah
rantai
rpm yang
1
m, adalah ;
0.058
=
sehingga didapatkan 153.9,
roda
m, maka
rpm.
nl/n2 hasil nl berturut-turut
102.6,
Nilai ini diasumsikan
sebagai
putaran mesin penggerak. 6.
Konstruksi Wadah Wadah
adalah
berupa
wajan
penggorengan
terbuat dari bahan besi tuang dengan diameter dan tinggi adalah
0.160
19
m.
yang
0.525
m
Volume total dari wadah tersebut
liter, dengan kapasitas
maksimum
untuk
bahan dodo1 4 kg. Wadah
ini
diletakkan pada kerangka
alat
mempunyai dudukkan wadah pada rangka utama dan kan
wadah bagian bawah wadah.
yang dudu-
Mekanisme wadah
yang
diam pada saat proses pengadukan dengan dijepit
oleh
dua buah besi siku sehingga memudahkan untuk dilepaskan saat membersihkan wadah.
'
IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
A.
BAHAN DAN ALAT
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah gula, tepung ketan, tepung terigu, mentega, minyak sapi, vanila, dan coklat.
Bahan baku dalam pembuatan
dodol ini sesuai dengan takaran yang ada pada pembuatan dodol tradisional merek Olympic. Peralatan yang digunakan adalah bearing, besi siku 0.050 m x 0.050 m x 0.004 m, mesin motor Honda '270, pelat besi 0.005 m, 0.004 m, dan 0.001 m poros besi silinder, dan wajan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
disain konstruksi dan Lampiran 2. B.
ANALISIS TEKNIK KEBUTUHAN TENAGA
1.
Kebutuhan Tenaga Pengadukan Tenaga yang diperlukan untuk pengadukan merupakan fungsi dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gaya dan kecepatan translasi yang bekerja pada bidang pengaduk.
Fungsi tersebut dapat ditulis-
kan sebagai berikut :
D
=
Fi (f, Pa, W, n, Ra)
Jika diasumsikan tidak terdapat friksi (f) yang bekerja pada sistem tersebut, i u n y s i tersebut mrnjadi D = Fi (Pa, W, n, Ra)
:
dimana ; D
=
Tenaga, W (watt)
Pa = Beban (gaya) yang bekerja pada pengaduk (N) W
=
Berat pengaduk dan bahan yang teraduk (kg)
n
=
Kecepatan putar pengaduk (rpm)
Ra
=
Jari-jari pengadukan (m)
Besarnya
tenaga yang diperlukan dapat
dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :
.................................. (4)
* V
D
=
F
F
=
Pa
Pa
=
v
=
.....................................( 5 ) (Wp + Wb) * g .......................... (6) (2 * IT * Ra * n) / 60 .................. ( 7 )
dimana ; F
=
Gaya yang bekerja pada saat pengadukan (N)
V
=
Kecepatan yang bekerja saat pengadukan (m/s)
Wp
=
Berat dari alat pengaduk (kg)
Wb
=
Berat bahan yang diaduk (kg)
g
=
Gaya gravitasi (9.8 m/s2)
n
=
3.14
t
=
60 detik
Berdasarkan
persamaan diatas, kebutuhan
tenaga
yang digunakan untuk mengaduk menjadi : D
=
{[(Wp
+
Wb)*g]}
*
{(2*1~*Ra*n)/60) ... (8)
Diketahui nilai Wp = 1.82 kg Wb = 2, 3, dan 4 kg Ra = 0.295 m n
= 20, 30, dan 40 rpm.
Sehingga akan didapat nilai-nilai daya ; Wb2 dengan n20 = 23.130 watt = 0.031 HP Wb2 dengan n30 = 34.695 watt = 0.047 HP Wb2 dengan n40 = 46.259 watt = 0.062 HP Wb3 dengan n20 = 29.185 watt = 0.039 HP Wb3 dengan n30 = 43.777 watt = 0.059 HP Wb3 dengan n40 = 58.369 watt = 0.078 HP Wb4 dengan n20 = 35.239 watt = 0.047 HP Wb4 dengan n30 = 52.859 watt
=
0.071 HP
Wb4 dengan n40 = 70.479 watt = 0.094 HP 2.
Kehilangan Tenaga Pada Bearing Kehilangan
yang terjadi
tenaga
dihitung
dari
persamaan Nash (1972). Hp = (N
*
.......................... (9)
~)/63000
dimana ;
N = Putaran sumbu (rpm) T = Torsi (ft-lb)
Dalam
sistem satuan international persamaan
akan menjadi ;
9
Hp = (N =
T
F
*
*
....................... (10) .........................(11)
r)/557.552
f
*
(D/2)
dimana ; 7 = Torsi (Nm)
F
= Gaya (N)
=
Pa (N) pada persamaan 6.
f = Koefisien gesek, untuk tipe roller bearing menurut Spotts (1971) besarnya 0.0018 D = Diameter roda gigi (m) Diketahui
bahwa
nilai F
=
Pa
adalah 37.436 N, 47.236 N, 57.036 N.
berturut-turut, Sehingga
nilai
7 berdasarkan persamaan diatas berturut-turut menjadi 72kgh = 0.0125 Nm
rZkgv
= 0.0047 Nm
73kgh = 0.0158 Nm 73kgv = 0.0060 Nm 74kgh = 0.0191 Nm I
rdkgv
= 0.0072 Nm
Dan nilai Hp akan menjadi : Hp2h =
0.00072 HP
v =
0.00017 HP
Hp3h =
0.00140 HP
V =
0.00032 HP
Hp4h =
0.00220 HP
v =
0.00052 HP
3.
Kehilangan Tenaga Pada Rantai Kehilangan rantai
sebesar
tenaga yang terjadi 2%,
berdasarkan
pada
jumlah
transmisi bahan
dan
kecepatan pengadukan, sebagai berikut : Wb2 dengan n20
=
0.000669 HP
Wb2 dengan n30
=
0.000996 HP
Wb2 dengan n40 = 0.001302 HP Wb3 dengan n20
=
0.000866 HP
Wb3 dengan n30
=
0.001274 HP
Wb3 dengan n40 = 0.001662 HP Wb4 dengan n20
=
0.001070 HP
Wb4 dengan n30
=
0.001560 HP
Wb4 dengan n40 = 0.002029 HP C.
,
ANALISIS BIAYA EKONOMI
Analisis biaya ini digunakan untuk menentukan produksi dalam pemakaian alat pengaduk, dimana layak
bila
didapat
mendatangkan keuntungan.
setelah kita mengetahui
Nilai
harga
dari
biaya
dikatakan keuntungan penjualan
produk . Biaya kerja alat pengaduk dihitung berdasarkan rumus berikut (Irwanto, 1984) : BP = {(BtfJk)
+ Bv) *
C
........................( 12)
dimana ; BP = biaya pengadukan, Rp/kg Bt
total biaya tetap, Rp/tahun
=
Jk = total jam kerja tiap tahun Bv = total biaya tidak tetap, Rp/jam C
kapasitas pengadukan, kgljam
=
Total biaya tetap (Bt) terdiri dari biaya penyusutan (D),
(T),
pajak
Sedangkan
serta asuransi dan
bunga
modal
total biaya tidak tetap (Bv) meliputi
perbaikan/perawatan, upah
tenaga
kerja
dan
(I).
biaya
pemakaian
listrik/bahan bakar. Biaya
penyusutan dihitung berdasarkan metoda
garis
lurus (De Garmo, 1979) : D = (P
-
.................................. (13)
S)/N
dimana ; .,
I
D
=
biaya penyusutan , Rpltahun
P
=
biaya pembuatan alat, Rp
s
=
nilai akhir alat, Rp
N
=
umur ekonomi alat, tahun
Sedangkan
biaya asuransi dan bunga
modal
dihitung
dengan rumus berikut : I = i
*
P
*
(N
+
1) / (2
*
N)
.................. (14)
dimana ; I
=
biaya asuransi dan bunga modal, Rpltahun
i
=
tingkat bunga modal dan asuransi tiap tahun, %
P
=
biaya pembuatan alat, Rp
N = umur ekonomi alat, tahun D.
METODE PENGUJIAN
1.
Prosedur Pengujian Pengujian dilakukan dengan Rancanqan Acak
Lenq-
dengan percobaan faktorial .
yang
kap
(RAL)
Model
digunakan, adalah : Yijk = p + Ti
+
TVij + Ek(ij)
dimana ; p = nilai tengah umum =
'ijk
variabel respon kerena pengaruh bersama taraf ke
i faktor T dan taraf ke j faktor
V
yang
terdapat pada pengamatan ke k ? . Ti = efek sebenarnya pada taraf ke i faktor T
Vj
=
efek sebenarnya dari taraf ke j faktor V
TVij
=
efek sebenarnya dari
interaksi
antara taraf
ke i faktor T dengan taraf ke j faktor V Ek(ij)= efek sebenarnya dari unit eksperimen ke k dalam kombinasi perlakuan (ij) i
= 2,
j = 20,
k
4
kg
30,
40
3,
= 1. 2
rpm
i, adalah merupakan jumlah bahan yang diberikan pengujian; j, adalah kecepatan putar proses kan;
dan k, adalah banyaknya ulangan yang
pada pengujian. an,
pada
pengadudilakukan
Kecepatan 20 rpm, dengan pertimbang-
kerja yang dilakukan oleh manusia dalam ha1
ini
pekerja dalam mengaduk dodol dan kerja mesin minimum. 2.
Uji Organoleptik Pada uji organoleptik ini yang dilakukan, adalah uji
kesukaan berdasarkan
Skala
rasa, warna, dan kekenyalan dodol.
Hedonik,
terhadap
Peniiaian
terha-
dap rasa, warna, dan kekenyalan dilakukan pada produk jadi siap konsumsi. Uji orang
hedonik
panelis
dilakukan
yang terdiri dari
Dodo1 Olympic
Pabrik Skala
yang
sangat
dengan
dan 7
5
orang
menggunakan orang
karyawan
mahasiswa
digunakan dalam pengujiah
12
S-1.
dimulai 'dari
tidak suka sampai sangat suka, seperti
beri-
kut 1 : sangat tidak suka 2 : tidak suka 3 : biasa
4 : suka 5 : sangat suka
C ~ z k ~fornu:ir h
yzzs 2i>eri!;az pada pazelis dapat di-
lihat pada Lanpiran 3.
3.
Uji Tekstur Sifat viskoelastik bagi bahan makanan
berbentuk
padat berkaitan erat dengan tekstur produk. ter
Parame-
tradisional yang dipakai untuk menjelaskan
stur sangat bersifat empiris dan memungkinkan perbandingan
pengukuran respon
Dalam kebanyakan situasi,
dengan alat ditujukan
yang
adanya
contoh produk hanya bila seluruh
pengukuran identik.
terjadi dalam
untuk
mulut
tek-
aspek usaha
mensimulasi
selama mengunyah
makanan. Ada tekstur
delapan
karakteristik untuk
makanan (Szczesniak, 1963).
parameter
kekerasan, daya
menjelaskan
Yaitu
meliputi
kohesif, daya
adhesif,
viskositas, elastisitas, kerapuhan, daya kunyah, dan gumminiess
,
Bahan pangan dan hasil pertanian umumnya nyai struktur dan tekstur yang komplek, yang
memputerdiri
dari campuran padatan dan cairan yang beraneka jenis kan
dan
jumlahnya.
Uji terhadap tekstur dilaku-
dengan menggunakan alat
Sebelum
ragam
Phenetrometer
Instron.
dilakukan penekanan, bahan diletakkan
tepat
ditengah, dan nilai kekerasan dilihat pada hasil yang dinyatakan dalam satuan kg/mm/lO detik.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
PEMBUATAN ALAT
Pembuatan prototipe alat ini
dilakukan dalam waktu
30 hari kerja, pada bulan Juni hingga Juli 1992 di Beng-
kel Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. dapat dilihat pada Lampiran 2. pengaduk
Kebutuhan akan alat
Gambar prototipe alat
dirinci dalam Gambar 10
dan 11, serta Lampir-
an 1. B.
PENGUJIAN DAN PERFORMANSI ALAT
Jumlah
bahan
yang digunakan, adalah 2, 3, dan 4 kg
dengan kecepatan 20, 30, dan 4 0 rpm. mengalami dua kali pengulangan.
Masing-masing
Jumlah kecepatan dimulai
dari 20 rpm, karena kecepatan pengadukan secara manual, diperkirakan mendekati nilai tersebut.
Pada saat penga-
dukan dodo1 dibutuhkan .tenaga yang kecil untuk viskositas rendah, dan tenaga yang besar untuk viskositas tinggi. Untuk pendekatan estimasi yang semakin tinggi jika semakin lama pemasakan dan pengadukan maka diambil nilai viskositas maksimum molasses sebesar 6.6 Ns/m2.
Persamaan
Reynolds Number (NRe), adalah sebagai berikut : N~~
=
( ~ 2 * N
*
...........................(
15)
dimana ; D
=
diameter pengaduk (0.295 m)
N = kecepatan (0.33, 0.50, 0.67 rps)
f
=
densitas bahan (1520 kg/m3)
p = viskositas
Untuk Number
bahan (6.6 Nslrn2)
kecepatan 20, 30, dan 40 rpm,
berturut-turut
adalah
6.61,
maka 10.02,
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya Power nilai Power dengan menggunakan
Po
=
K
*
(Re)
=
P/ (g5
*
N~
Reynolds 13.43.
Number
dan
persamaan berikut :
*
f)
. . . . . . . . . . . . . . . (16)
dimana ; Po
=
Power Number
P
=
Power
K,n
=
konstanta, yang dalam ha1 ini diaumsikan K n
=
-1 (Rushton, 1950)
Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut PZO = 0.757 J/s
=
0.00102 Hp
1.737 J/s
=
0.00233 Hp
P40 = 3.118 J/s
=
0.00418 Hp
P30
=
=
41 dan I
:
Kebutuhan merupakan pengadukan
tenaga
0.0012, 0.00233, dan
0.00418
kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk
Hp
proses
molases, tergantung dari banyaknya bahan
dan
kecepatannya. Untuk
mengetahui
kebutuhan
tenaga
proses
pengadukan merupakan penjumlahan
tenaga
pengadukan,
pada dari
kehilangan tenaga pada
seluruh kebutuhan
bearing
dan
rantai spoket, yaitu :
P untuk Wb2 dengan n20
=
0.033449 Hp
P untuk Wb2 dengan n30
=
0.049776 Hp
P untuk Wb2 dengan n40
=
0.065082 Hp
P untuk Wb3 dengan n20
=
0.043306 Hp
P untuk Wb3 dengan n30
=
0.063714 Hp
P untuk Wb3 dengan n40
=
0.083102 Hp
P untuk Wb4 dengan n20
=
0.053510 Hp
P untuk Wb4 dengan n30 = 0.078000 Hp
P untuk Wb4 dengan n40
Daya
=
0.101469 Hp
(P) total merupakan kebutuhan tenaga
keseluruhan
proses pengadukan sebelum dikalikan dengan faktor keselamatan sebesar 10 %,
sehingga didapat berturut-turut :
P total untuk Wb2 dengan n20
=
0.036794 Hp
P total untuk Wb2 dengan n30 = 0.054754 Hp P total untuk Wb2 dengan n40
=
0.071590 Hp
P total untuk Wb3 dengan n20
=
0.047637 Hp
P total untuk Wb3 dengan n,,
=
0.070085 Hp
P total untuk Wb3 dengan n40
=
0.091412 Hp
P total untuk Wb4 dengan n20
=
0.058861 Hp
P total untuk Wb4 dengan n30 = 0.085800 Hp
P total untuk Wb4 dengan n40
Waktu yang
0.111616 Hp
pemasakan dan besarnya api
berpengaruh
secara
=
tidak
dalam menentukan
merupakan
mutu
langsung yaitu dalam warna,
faktor
hasil
produk
karena
waktu
pemasakan
dipengaruhi oleh besarnya rpm pengadukan
(20,
30, . dan
40 rpm) atau putaran mesin (102.6, 153.9,
dan
205.2 rpm) Hasil
. hubungan antara jumlah bahan, kecepatan
gadukan, tenaga pengadukan, waktu pemasakan, dan
pen-
kebutu-
han bahan bakar diuraikan dalam Tabel 1. Tabel 1.
C bahan
(kg) 2
2 2 3
3 3
4 4 4 ket.
Hasil hubungan antara jumlah bahan, kecepatan, tenaga, waktu, dan kebutuhan bahan bakar dalam proses pemasakan dan pengadukan. Kec.
Kebutuhan tenaga
Waktu
Bahan bakar (ml)
(rpm)
(watt)
(menit)
B
M
20 30 40
23.130 34.695 46.259 29.185 43.777 58.369 35.239 52.859 70.479
108 110 90 135 125 120 170 160 160
480 486 484 650
216 216 210 530 520 496 870 860 862
20 30
40 20 30 40
B = bensin M = minyak tanah
660
660 774 770 780
-
Tampak Depan
Tampak belakang Gambar 10.
Alat pengaduk dodo1 tampak depan dan belakang
-.....
. -
Tampak samping kiri
-.
Tampak samping kanan Gambar 11.
Alat pengaduk dodo1 tampak samping
Alur Gambar
proses
pembuatan
dodol
yang
terdapat
merupakan urutan cara pembuatan
2
bahan
tradisional dodol pada Pabrik Dodo1 Olympic dan Demikian
juga
Diawali dengan penambahan yang
pada
saat pengujian
pemarutan
pangan
umumnya.
performansi
hingga
rasa vanili dan minyak sapi pada saat
matang
dengan
lalu
alat.
dimasak
dilanjutkan
santan
pada
pencetakan
dan
pengemasan.
Gambar 12 sampai 17 merupakan proses pemasakan dodol. Kelapa dodol,
sebagai
bahan baku
utama
diparut dan diambil santannya.
dalam Dari
pembuatan
santan
ini
yang dibutuhkan adalah minyaknya, sehingga dilakukan
pe-
masakan santan sampai terjadi mata ula, yaitu sisa minyak yang
tergumpal
dari
santan.
Pada
proses
awal
belum
dilakukan pengadukan seperti Gambar 12 dan 13 berikut. Setelah terjadi mata ula ditambahkan dilanjutkan
dengan
proses
pemasakan
gelatinisasi
pati.
Pengadukan
mulai
tepung
hingga
yang
terjadi
dilakukan
pada
proses ini.
Terjadinya gelatinisasi pati merupakan tanda
kematangan
proses ini.
Kemudian pada
adonan
tersebut
ditambahkan gula pasir jika membuat dodol warna putih dan gula
merah jika membuat dodol warna coklat.
Penambahan
gula
putih dan gula merah dapat dilihat pada
Gambar
dan 15. isian
14
Lemak sapi, margarin, dan vanili merupakan bahan
saat pemasakan dodol.
Gambar 12.
Pemasakan santan pada awal pembuatan dodo1
Gambar 13.
Terjadinya mata ula
Gambar 14.
Pemberian gula putih, untuk menghasilkan dodol warna putih
Gambar 15.
Pemberian gula merah, untuk menghasilkan dodol warna merah
Penambahan untuk
lemak sapi, margarin, dan vanili
memeberikan
rasa pada produk dodol
Pengadukan tetap dilakukan pada proses ini. bahan
Dan
penam-
menjelang
Kriteria kematangan adalah dari kekenyalan, yang berdasarkan .kebiasaan sehari-hari, ha1
dilakukan dapat
(Gambar 16).
bahan isian dilakukan pada saat dodol
matang.
adalah
dilihat pada Gambar 17.
pengadukan sehingga
adalah
terjadi
alat pengaduk yang pemusatan sebagian
daerah poros pengadukan. pemotongan
Masalah
Hal ini
yang
ada
terlalu kecil
pengaduk sepanjang 5 cm dari dalam,
pada
panjang,
bahan
di antisipasi
ini
pada
dengan sehingga
pemusatan tadi dapat dihindari.
Gambar 16. Pemberian lemak sapi dan vanili sebagai pengharum rasa
Gambar 17.
C.
Uji kematangan dodol
U S 1 ORGANOLEPTIK
Uji prganoleptik yang dilakukan adalah uji dengan hasil
skala hedonik.
Uji ini dilakukan terhadap
percobaan yang.terdiri dari
terhadap
kesukaan
jumlah bahan 2, 3, 4 kg
pengadukan 20, 30, 40 rpm.
perbedaan dan
dodol
perlakuan
kecepatan
putar
Penilaian dengan skala
hedo-
nik dilakukan terhadap rasa, warna, dan kekenyalan. 1.
Rasa Uji kesukaan dengan skala hedonik terhadap dodol menghasilkan tingkat kesukaan dari 4.42
rasa
sampai
~ i l a i4.42 didapat pada dodol yang mendapatkan
2.42.
perlakuan jumlah bahan 3 dan 4 kg dengan kecepatan 20 rpm.
Sedangkan nilai 2.42 didapat pada dodol jumlah
perlakuan
Berdasarkan
bahan 2 kg dan kecepatan 4 0
analisis sidik ragam pada
4, penilaian panelis terhadap rasa dodol
oleh
perlakuan
dengan
dengan
kecepatan putar
menghasilkan
dan
Lampiran
dipengaruhi
jumlah
beda sangat nyata,
rpm.
bahan,
yaitu
jika
nilai F lebih besar dari nilai FO.01 dan FO.05. sangat
nyata hasil dari variasi perlakuan
pengadukan dan
F0.05, 2.66.
dan
kecepatan
jumlah bahan dilihat dari
FO.O1 berturut-turut 12.141,
Beda
nilai
F,
dan
2.02,
Nilai hasil yang menggunakan FO.O1 ditunjukkan
pada jumlah bahan 3 dan 4 kg, kecepatan pengadukan 20 rprn
dengan produk yang mempunyai jumlah bahan 3
kg,
kecepatan pengadukan 4 0 rpm; dan jumlah bahan 3
kg,
kecepatan pengadukan 30 rprn dengan produk yang
mem-
punyai jumlah bahan 2 kg, kecepatan 4 0 rpm. Semakin tinggi kecepatan pengadukan, mutu yang dihasilkan akan semakin turun. berubah
dari
4.42 menjadi 2,42
dodol
Nilai rasa
apabila
akan
kecepatan
pengadukan meningkat dari 20 rprn menjadi 40 rpm.
2.
Warna Uji
kesukaan dengan menggunakan
terhadap warna dodol menghasilkan panelis
jumlah
tingkat
dengan kisaran dari 4.42 sampai
didapat pada
4.12
skala
bahan
dodol
4 kg, pada
yang
hedonik kesukaan Nilai
2.
mendapat
perlakuan
kecepatan putar
rpm.
20
Sedangkan nilai 2 diperoleh pada dodol dengan
perla-
kuan jumlah bahan 4 kg, dan kecepatan putar 4 0 rpm. Berdasarkan penilaian oleh
analisis sidik ragam (Lampiran 5),
panelis terhadap warna
perlakuan
kecepatan putar
dodol dan
dipengaruhi
jumlah
dengan
menghasilkan beda sangat nyata.
nyata
ditunjukkan dengan nilai F, F0.05,
bahan,
Beda
sangat
dan
FO.O1
berturut-turut sebesar 8.046, 2.02, dan 2.66. Uji
SNK dengan FO.O1 menunjukkan adanya
perbe-
daan warna yang nyata antara perlakuan jumlah bahan 4 kg,
kecepatan 20 rprn dengan produk
yang
mempunyai
jumlah bahan 3 kg, kecepatan 4 0 rpm; dan jumlah bahan 3 kg, kecepatan pengadukan 2 0 rprn dengan produk
yang
memepnyai jumlah bahan 4 kg, kecepatan 4 0 rpm.
Pada
Gambar
18, 19, 20 dan 2 1 terlihat, perbedaan
perla-
kuan berpengaruh terhadap perubahan warna yang terjadi. muda
Kecepatan 20 rprn memperlihatkan warna yang lebih dan
atau agak tua, dan pada kecepatan
terlihat warna yang ,lebih gelap.
40
rprn
Nilai warna berubah dari 4.17 menjadi 2 kecepatan 40
apabila
pengadukan meningkat dari 20 rprn
rpm.
Jika
diperhatikan
besarnya
menjadi
kecepatan
berpengaruh terhadap mutu hasil, demikian juga faktor pengapian. 3.
Kekenyalan Uji terhadap dimulai
kesukaan dengan mengyunakan kekenyalan dodol dari
skala
menghasilkan
3.67 hingga 1.42.
Dimana
penilaian nilai
didapat pada dodol dengan perlakuan jumlah dan
4
kg, dan kecepatan putar 20 rpm.
hedonik
3.67
bahan
Nilai
3
1.42
didapat pada perlakuan jumlah bahan 2 kg, dan kecepatan putar 40 rpm. Berdasarkan menunjukkan I
analisis sidik ragam
penilaian panelis yang
(Lampiran 6)
mempunyai
sangat nyata, dilihat dari nilai F, F0.05, dan
beda FO.O1
berturut-turut sebesar 15.750, 2.02, dan 2.66. Uji mulai
SNK
dengan FO.O1
untuk
kekenyalan dodol
terlihat adanya beda sangat nyata pada
perla-
kuan jumlah bahan 3 dan 4 kg, kecepatan putar 20 rpm, dengan
jumlah
bahan 4 kg, kecepatan putar
40
rpm.
Pada Gambar 18 sampai 21 terlihat bentuk yang sedikit lembek
untuk kecepatan pengadukan 40 rpm, hasil
dapac diiinac paaa nasii uji tekstur (Tabel
<j.
ini
Nilai kekenyalan berubah dari 3.67 menjadi
1.42
apabila kecepatan pengadukan meningkat dari 20 menja di
40
rpm.
Faktor kecepatan dari nilai
berpengaruh
hasil,
dilihat
tinggi
memperlihatkan hasil kekenyalan
terhadap
kecepatan yang
semakin sangat
yang
berbeda, dimana penampakannya menjadi kurang menarik.
Tabel 2 menyajikan jumlah hasil organoleptik yang
dila-
kukan pada 12 orang panelis. Tabel 2.
Jumlah hasil organoleptik dodol. Nilai
Produk
No.
1 R
Jumlah Jumlah Jwnlah Junlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
bahan bahan bahan bahan bahan bahan bahan bahan bahan
Semakin
W
2 K
R
W
3 K
R
U
4 K
R
W
5
K
R
W
K
4 , kecepatan 40 3, kecepatan 20 2, kecepatan 30 4 , kecepatan 20 3, kecepatan 30 2 , kecepatan 40 4, kecepatan 30 3 , kecepatan 40 2, kecepatan 20
tinggi kecepatan putar pengadukan
mutu
akan semakin menurun, baik dari segi rasa, warna, dan nyalan.
Mutu tersebut dipengaruhi langsung
oleh
dodol keke-
kecepatan
pengadukan, karena pencampuran yang tidak merata pada kecepatan pengadukan yang tinggi, dan pemasakan yang tidak na .
sempur-
Gambar 18.
Penampakan dodol dengan jumlah bahan 2 kg dan variasi kecepatan
Gambar 19.
Penampakan dodol dengan jumlah bahan 3 kg dan variasi kecepatan
Gambar 2 0 .
Total
nilai
rendah
6.26
dengan
Tabel 3 . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
I
skala
N i l a i h a s i l olahan d a t a o r g a n o l e p t i k .
bahan bahan bahan bahan bahan bahan Jwolah bahan J m i a h bahan Jmi*n banan
Rasa
4 3 2 4 3 2 4 3
i
kg kecepatan 20 kg kecepatan 20 k g kecepatan 20 kg kecepatan 30 kg kecepatan 30 kg kecepatan 30 kg kecepatan 40 kg kecepatail 40 i s krcepatan 4C I
4.42 4.42 4.08 3.58 3.67 3.83 2.75 2.8: 2.4~ I
/
Uarna
Kekenyalan
Total score
4.17 3.58 3.83 3.17 3.42 3.25 2
3.67 3.67 3.58 2.75 3.08 3 1.58 1.92 . ,-
12.26 11.67 11.49 9.5 10.17 10.08 6.33 7.33
z.5: L.*L
I ,
1 . i ~
. I
6.20
4
nilai' peng-
Tabel 3 memperlihatkan n i l a i h a s i l o l a h a n
Nama Produk
No.
dan
untuk jumlah d o d o l 2 k g , dengan k e c e p a t a n
adukan 4 0 rpm.
9.
kesukaan
dengan p e r l a k u a n k e c e p a t a n pengadukan 20' rpm,'
kg,
I
organoleptik, u j i
rnemberikan n i l a i t e r b a i k i 2 . 2 6 u n t u k jumlah d o d o l
hedonik
f.
Penampakan d o d o l dengan jumlah bahan 4 kg dan v a r i a s i k e c e p a t a n
D.
UJI TEKSTUR
Ada antara
beberapa faktor yang mempengaruhi tekstur lain
jumlah
adalah kecepatan pengadukan,
optimal, dan lamanya pemasakan yang dalam ha1 ini bungan
dengan
besarnya api.
Besarnya api
proses gelatinisasi pati,
mempengaruhi
kan
pemanasan
bahan berhu-
disini
sehingga
akan
produk
dodol ini semakin lama akan semakin mengental atau takan dengan viskositas yang tinggi.
ini,
dika-
Produk yang diberi-
atau pemasakan berlebihan
terjadi
dapat
karamelisasi, sehingga akan menjadi keras. Produk rpm),
yang diberi kecepatan pengadukan tinggi sedikit
basah,
nilai kekerasan akan rendah, disebabkan
karena
akan memperlihatkan tekstur yang
sehingga kecepatan diiringi
(40
tinggi
saat
proses
pengadukan
berlangsung
dengan pengapian yang tidak seimbang, sehingga
mutu ,produk yang dihasilkan sedikit basah rongga didalamnya.
dan
Ini ditunjukkan dengan nilai
terdapat kekera-
san dibawah 0.200 kgjmmll0 detik (Tabel 4). Sedangkan untuk produk yang diberi perlakuan kecepatan rendah
(20 rpm)
memberikan
hasil
untuk tekstur, karena masih berada
yang kurang baik
dibawah
nilai produk
industri
rumah
industri
rumah tangga adalah 0.317 kg/mm/lO detik,
tangga.
Nilai
nilai kekerasan dari produk kan kecepatan
20
rpm
kekerasan
produk
dodol dan
yang diuji dengan mengguna-
adalah 0.277 kg/mm/lO detik.
Tabel
4.
Hasil nilai uji tekstur dengan alat Penetrometer. Produk
Sample Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Olympic bahan 3, bahan 4, bahan 2 , bahan 3 , bahan 2 , bahan 4, bahan 4, bahan 3 , bahan 2,
Gambar kecepatan
21
20
Hasil (kg/mm/lO detik) kecepatan kecepatan kecepatan kecepatan kecepatan kecepatan kecepatan kecepatan kecepatan
20 20 20 30 30 30 40 40 40
memperlihatkan
0.317 0.277 0.265 0.207 0.206 0.207 0.197 0.198 0.103 0.148
penampakan
rpm dari perlakuan tiap-tiap
dodol
pada
jumlah
bahan
dan penampakan dodol hasil industri rumah tangga.
Gambar
21.
Penampakan dodol pada kecepatan
20
rpm
Gambar
22.
memperlihatkan grafik
hubungan
antara
nilai uji penetrometer, nilai total uji organoleptik, dan perlakuan
variasi
kecepatan pengadukan.
Ambang
kesukaan konsumen yang diwakili oleh para panelis pada
nilai
lebih kecil dari 9.5 yang didapat
batas berada
dari
uji
organoleptik dengan nilai sedang.
BATAS AMBANG PENERIMAAN KONSUMEN Gambar 22 .
Hubungan antara nilai uji penetrometer, uji organoleptik, dan variasi kecepatan pengadukan
I
E.
A N A L I S I S BIAYA
Untuk dilakukan
mengetahui kelayakan alat pengaduk dodo1 analisis ekonomi,
yaitu
dengan
ini
menghitung
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mencampur bahan
per
satuan berat bahan. Secara tetap
umum biaya ini dibagi dua bagian
(fixed cost) dan (2) biaya tidak
cost).
tetap
Berdasarkan biaya tetap dan biaya
jumlah
(1) biaya (variable
tidak
tetap,
jam kerja per tahun serta kapasitas kerja
alat,
perumusan yang telah diketahui pada persamaan 12.
Untuk
mengetahui biaya penyadukan, harus diketahui nilai
biaya
tetap
dan biaya tidak tetap penggunaan alat mekanis
dan
tradisional, sebagai berikut : 1.
Biaya Tetap Mekanis Biaya
tetap terdiri dari penyusutan,
bunga modal, dan pajak. ini Rp
(
bulan
400 000
Juli dengan
Berdasarkan nilai uang
1992 )
nilai
perkiraan
alat
umur
ini,
alat
kapasitas kerja 4 kg13 jam, dengan 8 jam hari,
asuransi,
5
saat adalah
tahun,
kerja
6 hari per minggu, waktu efektif kerja
per
6
jam
per hari dan nilai akhir alat 10% dari harga beli. Penyusutan dihitung dengan persamaan 13, dengan metoda garis lurus, yaitu :
D
-
=
{Rp 400 000
=
Rp 72 000/tahun
Asuransi
dan
(10%
bunga
*
Rp 400 000)}/5
modal
diasumsikan
12%
dengan
menggunakan persamaan 14, menjadi
*
=
{12%
=
Rp 28 800ltahun
Pajak 2%
*
*
Rp 400 000
*
(5
f
1)}/(2
*
5)
P/tahun, sehingga
=
2%
Rp 400 000
=
Rp 8 OOO/tahun
Total biaya tetap, adalah
Rp 108 800/tahun
Jumlah jam kerja pertahun, adalah 2496 jam/tahun. Sehingga biaya tetap, adalah Rp 43.591jam 2.
Biaya Tidak Tetap Mekanis Diketahui
biaya
operator
dengan 1 orang adalah Rp Biaya
gemuk
dan
Rp 1 800/orang/hari,
225/jam. oli setiap bulan
,
Rp
5
000,
sehingga =
Rp 5 000/bulan
= Rp 26.041jam.
Biaya kebutuhan bahan bakar diasumsikan penggerak motor 4 kg bahan dan 780
ml
sebagai
bensin, berdasarkan kapasitas bahan
rpm 20
dalam waktu 170 menit, adalah
bensin seharga Rp 430 dan
kebutuhan
tanah 870 ml seharga Rp 265, sehingga = Rp 242.361jam.
minyak
Biaya
perbaikan untuk mesin pengolahan
IRRI adalah 7% = 7%
*
*
menurut
P/tahun, sehingqa
Rp 400 000
= Rp 28 000/tahun
Rp 11.22/jam.
Total biaya tidak tetap, adalah Dari
hasil
Rp 504.62/jam
diatas, berdasarkan
persamaan
12
diperoleh nilai biaya pengadukan mekanis, adalah ;
BP
(Rp 43.59/jam
=
+
Rp 504.62/jam)
*
3 jam/4 kg
= R p 411.16/kg
Nilai BP
merupakan biaya produksi untuk
pengadukan pada kapasitas bahan 4 kg, kapasitas wadah. adalah
proses
sesuai
besar
Dengan demikian harga produksi
merupakan
harga dari
biaya
produksi
ini
untuk
penqujian performansi alat dengan kapasitas maksimum 4 kg.
-
Jika ditelaah lebih lanjut nilai tersebut
mung-
I
kin
terlalu besar, dikarenakan
tenaga
mesin
yang
besar, dibandingkan jumlah kapasitas yang ada.
Nilai biaya tetap dan biaya tidak tetap dari pengqunaan alat aduk tradisional, adalah sebagai berikut 1.
:
Biaya Tetap Tradisional Biaya
tetap terdiri dari penyusutan,
bunga modal, dan pajak. ini
(
bulan
Juli
1992
asuransi,
Berdasarkan nilai uang )
nilai
alat
ini,
saat
adalah
Rp
150 000 dengan
perkiraan
umur
alat 10
tahun,
kapasitas kerja 60 kg/3 jam, dengan 8 jam kerja
per
hari,
jam
6 hari per minggu, waktu efektif kerja
6
per hari dan nilai akhir alat 10% dari harga beli. Penyusutan dihitung dengan persamaan 13, dengan metoda garis lurus, yaitu :
D
=
{Rp 150 000
-
(10%
*
Rp 150 000))/10
= Rp 13 500/tahun
Asuransi
dan
bunga
modal
diasumsikan
12%
dengan
menggunakan persamaan 14, menjadi = (12% =
Rp
=
Rp 150 000
*
*
(10 + 1)}/(2
10)
9 900/tahun
Pajak 2% = 2%
*
*
*
Pltahun, sehingga
Rp 150 000
Rp 3 000/tahun
Total biaya tetap, adalah
Rp
26 400/tahun
Jumlah jam kerja pertahun, adalah 2496 jamltahun. Sehingga biaya tetap, adalah Rp lO.58/jarn 2.
Biaya Tidak Tetap Tradisional Diketahui biaya operator Rp
1
800/orang/hari,
dengan 2 orang adalah Rp 3 6001hari atau Rp 450ljam. Kebutuhan
kayu
bakar
untuk
sekali pemasakan
dodol, adalah 0.5 m3, dengan biaya per m3 Rp 4
500,
sehingga dibutuhkan biaya sebesar Rp 2 250/pemasakan atau Rp 7501jam.
Biaya
perbaikan untuk mesin pengolahan
IRRI adalah 7% = 7%
*
*
menurut
Pltahun, sehingga
Rp 150 000
= Rp 10 500/tahun
=
Rp
4.21/jam
Total biaya tidak tetap, adalah
Rp 1 204.21ljam
Dari hasil diatas, berdasarkan persamaan 12
di-
peroleh nilai biaya pengadukan tradisional, adalah ; BP
(Rp 10.58/jam + Rp 1 204.21ljam)
=
= Rp
*
3 jam160 kg
60.74/kg
Nilai
biaya pengadukan
tradisional, digunakan
sebagai pembanding antara alat pengaduk secara tradisional
pada
industri runah tangga dodo1
digunakan saat ini dengan alat mekanis. pengadukan lebih karena
yang
Nilai
secara tradisional memberikan hasil
murah dibandingkan biaya
pengadukan
alat pengaduk tradisional memiliki
umum biaya yang
mekanis, kapasitas
1
yang lebih besar dibandingkan alat pengaduk mekanis.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Alat pengaduk dodo1 telah didisain dan dibuat di bengkel Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Dramaga, Bogor.
Pengujian terhadap alat dilaku-
kan di Pabrik Dodo1 Olympic, Garut, Jawa Barat. Kebutuhan tenaga total yang digunakan untuk menggerakan proses pengadukan pada tiap tingkat jumlah bahan dan kecepatan pengadukan, adalah : Jumlah bahan 2 kg, kecepatan pengaduk
20
rprn =
0.03679
HP
Jumlah bahan
kg, kecepatan pengaduk
30'
rprn =
0.05479
HP
Jumlah bahan 2 kg, kecepatan pengaduk
40
rprn
= 0.07167
HP
2
Jumlah bahan
3
kg, kecepatan pengaduk
20
rprn
= 0.04759
HP
Jumlah bahan
3
kg, kecepatan pengaduk
30
rprn
= 0.07008
HP
Jumlah bahan 3 kg, kecepatan pengaduk
40
rpi
= 0.09141
HP
Jumlah bahan
4
kg, kecepatan pengaduk
20
rprn
= 0.05878
HP
Jumlah bahan
4
kg, kecepatan pengaduk
30
rprn
= 0.08575
HP
Jumlah bahan
4
kg, kecepatan pengaduk
40
rprn
= 0.11161
HP
Perlakuan variasi bahan, kecepatan putar, dan pemasakan
pengadukan mempengaruhi mutu hasil yang terjadi.
Mutu hasil diuji berdasarkan uji organoleptik dengan uji kesukaan yang menggunakan skala hedonik terhadap rasa, warna, dan kekenyalan; dan uji penetrasi.
Penilaian
memberikan hasil yang bervariasi dari sangat tidak suka
sampai sangat suka yang menghasilkan beda nyata. kuan
jumlah bahan pada pemasakan sebagai
pengujian. kan
variasi
Perlakuan terhadap putaran rendah
dalam
menghasil-
mutu yang lebih baik jika dibanding terhadap
kuan
putaran tinggi.
bahan Uji
Perla-
4, dan 2
3,
tekstur
menunjukkan
Diperoleh mutu baik
pada kerja putaran
dengan melakukan bahwa
mutu yang baik
untuk
rendah
penetrasi
perlajumlah
20
rpm.
terhadap
mutu
terdapat
pada
bahan
dengan perlakuan kecepatan rendah 20 rpm. Biaya
pengadukan
menggunakan alat mekanis
sebesar
Rp 411.16/kg dan untuk alat pengaduk tradisional
sebesar
Rp 60.74/kg.
B.
SARAN
1.
Industri pembuatan dodol sebagai industri rumah tangga perlu menerapkan prototipe pengaduk dodol alternatif pengganti
tenaga
manusia
sebagai
dalam
proses
pengadukan. 2.
Penelitian terhadap prototipe ditingkatkan, seperti dalam
pengaduk dodol perlu
meningkatkan
kapasitas
wadah prototipe alat pengaduk dodol dari 4 kg menjadi 60 kg. 3.
Peningkatan terhadap kapasitas prototipe alat duk suai
penga-
dodol disertai dengan perancangan alat yang dimensi kebutuhan kapasitasnya,
seperti
se-
wadah
yang
tetap
pengaduk
pada
sistem
kondisi
tradisional
mekanis diatasnya,
dengan
sehingga
alat biaya
pembuatan alat mekanis dapat dikurangi. 4.
Sumber penggerak tenaga bensin dapat digantikan dengan
penggerak tenaga listrik, dengan
beberapa mengurangi
memperhatikan
faktor, seperti mengurangi biaya operasional, menghemat
kebisingan, tempat dan
sistem transmisi tenaga sehingga memaksimumkan
pema-
kaian tenaga pada proses pengadukan. 5.
Melakukan saat
variasi terhadap perlakuan yang
pengujian, seperti perlakuan jumlah
diberikan bahan
kecepatan pengadukan dapat ditingkatkan untuk patkan hasil dan mutu yang lebih baik.
dan
menda-
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 2 .
I
NO1.
I
BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN ALAT PENGADUK DODOL
NAMA BAHAN
18. 19. 20. 21.
Plat besi Plat besi Plat besi Besi siku As besi baja Bearing Rantai roda gigi (mesin) Rantai roda gigi (alat) Rantai no. 1 0 0 Gear kerucut (vertikal) Gear kerucut (horisontal) Wajan penggorengan Tali gas motor Handle rem motor Mesin motor Honda C 70 komplit Mur dan baut Cat krom Cat duco Thinner Dempul Paku rivet Pipa besi baja
22.
Kawat las
2.
3. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17.
I
I
UKURAN t=lmm t = 4 m m
t=7mm
* 50 * 4 mm d=2cm d=4cm 1 4 gigi 4 5 gigi 88 mata rantai 10 gigi 1 6 gigi 19 liter 50
-
70
cc
I
0 . 1 5 m2 0 . 1 5 m2 0 . 1 5 m2 3 batang 1.10 m
4 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
, 24 buah 1 kaleng 1 kg 1 kaleng
14 -
-
d = d = t = no.
JUMLAH
1 kg 0 . 5 cm 4 cm, dan 1 cm 26
-
20
cm
-
Kesemua alat dan bahan dikerjakan dengan sistem borongan di Bengkel Mekanisasi Pertanian, Fateta, IPB, dengan total harga Rp 2 2 5 000 (tanpa mesin motor).
I
OOL : L
VlVXS F
OEZ
.
-
I 1
06E ---
I
+ 019 005
4
f
LAMPIRAN 3.
TES ORGANOLEPTIK DODOL T E S ORGANOLEPTIK DODOL
Nama
:
.......................... N
Uji
o
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
---------
Rasa Warna Kekenyalan
..................................................
Kesan :
T E S ORGANOLEPTIK DODOL
Nama :
.......................... N
Uji
o
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
- -- - - - - - -
Rasa Warna Kekenyalan
.................................................
Kesan :
T E S ORGANOLEPTIK DODOL
Nama :
.......................... N
Uji
o
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
---------
Rasa Warna Kekenyalan
.................................................
Kesan :
T E S ORGANOLEPTIK DODOL
Nama :
.......................... N
Uji
o
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
---------
Rasa Warna Kekenyalan Kesan :
..................................................
r.:p?p;E
I.r I.I.b ,
apF: ...,
i.>,N
RAbjl::ET; ?!;''
4,lbb&67 ,:. * F, >.>.r.:,.:,.:-:,.-.. ~.-, -:-?
.:
A
!>
.2 " =c+7.777 7 .I.. > ..: A 3 . q.,L&.&67 k F -..... .: .25 $?3C 3.1&6&67 APC 2 . 5i-':r7T.7 -,.._.;.. GCD -4,;
2.4..;&&&7 i :
CD q , >-.. -
F:'F;Us!QCCli,_;7i-'~.,' i _ r V............ ci
:.\'!
\>.i :b.'.;:7 btjLl.',,);,;
I............ :," ... *:. I.?
A,
,tt;,-:. , :-> -> # .-. .-f
....... ../.IY,
,,s.-$, ,.r
:/,>.<\,ij:,
.
1,s. 2. :/. '-
. ..T. .>-" ..
!.I;
...
;>j,?>Z.:L;
PERHITUNGAN DARI PERSAMAANYANG ADA
LAMPIRAN 7.
1.
Ke6utuhan diameter roda qiqi dihitung berdasarkan persamaan 1, adalah : Dl,
=
0.013 m / (sin(180°/14))
= 0.058 m
D45
=
0.013 m / (sin(180°/45))
= 0.186
2.
Panjang
m
rantai
untuk
menghubungkan roda qiqi 14 dan 45
berdasarkan persamaan 2, adalah : X
=
{(14+45)/2} + {[0.013 m
*
(14-45)*]/(39.5
*
0.380 m)}
+ {(2 * 0.380 m)/0.013 m)
=
= 88.79
I
3.
*
88 mata rantai
0.013 m
=
88
=
1.144 m
Hubungan yanq
terjadi pada
mekanisme roda gigi kerucut
lurus berdasarkan persamaan 3 , adalah : i = nl/n2
=
16/10
=
0.070 m/0.044 m
= 1.6
Sehingga besarnya kecepatan pada sumbu v e r t i k a l , adalah : untuk kecepatan n2
=
20, maka nl = 1.6
*
n2 = 32 rpm
untuk kecepatan n2
=
30, maka nl = 1.6
* *
n2
=
48 rpm
n2
=
64 rpm
untuk kecepatan n2 = 40, maka nl = 1.6
LANJUTAN LAMPIRAN 7 S e t e l a h mengetahui rprn pada gear k e r u c u t 1 yang menyalurkan tenaga pada r o d a g i g i r a n t a i 2 yang berdiameter 0.186 m, maka jumlah rprn yang disalurkan pada roda gigi rantai 1 dengan diameter 0.058 m, adalah : i = 0.186 m/0.058 m = nl/n2 =
3.207
Sehingga besarnya kecepatan pada motor penqqerak diasumsikan : 3.207
*
n2
untuk kecepatan n2 = 48, maka nl = 3.207
*
n2 = 153.9 rprn
64, maka nl = 3.207
*
n2 = 205.2 rprn
untuk kecepatan n2
untuk kecepatan n2 4.
Persamaan dan 7. kg; Ra
=
=
32, maka nl
0.295 m; dan n
=
=
Pa2 = (1.82 kg
20, 30,'dan 40 rpm.
+ 2 kg) * 9.8 m/sz
Pa3 = (1.82 kg + 3 kg) Pa4 = (1.82 kg
+ 4 kg)
* *
= 37.436
N
9.8 m/s* .= 47.236 N 9.8 m/sz
=
57.036 N
Nilai V berdasarkan persamaan 7, adalah :
V30
= (2
-. V40
=
(2
* *
n n
"
102.6 rprn
* *
0.295 m 0.295 m
0.295
i$
* *
6,
1.82 kg; Wb = 2, 3, dan 4
Nilai Pa berdasarkan persamaan 6, adalah :
V20 = (2
=
merupakan gabungan dari persamaan 4, 5,
8
Dimana diketahui Wp =
=
20)/60
=
0.618 m/s
30)/60
=
0.927 m/s
+ 4 2 ) j 6 0 = 1.236 l E j s
I
LANJUTAN LAMPIRAN 7. Sehingga nilai D, berdasarkan persamaan 4, adalah :
DWb2V20 = 37.436 N DWb2V30 = 37.436 N DWb2V40 = 37.436 N
DWb3V20 = 47.236 N DWb3V30 = 47.236 N DWb3V40
= 47.236
N
DWb4V20 = 57.036 N DWb4V30 = 57.036 N DWb4V40 = 57.036 N 5.
* *
0.618 m/s = 23.130 watt = 0.031 ~p
* * * * * * *
1.236 m/s = 46.259 watt = 0.062 ~p
0.927 m/s = 34.695 watt = 0.047 ~p
0.618 m/s = 29.185 watt = 0.039 Hp 0.927 m/s = 43.777 watt = 0.059 ~p 1.236 m/s = 58.369 watt = 0.078 Hp 0.618 m/s = 35.239 watt = 0.047 Hp 0.927 m/s = 52.859 watt = 0.071 Hp 1.236 m/s = 70.479 watt = 0.094 ~p
Nilai T dalam mencari kehilangan tenaya pada bearing berdasarkan persamaan 11, adalah : 7Wb2D0186h = 37.436 N
*
0.0018
*
(0.186 m/2) = 0.0125 Nm
~ = 37.436~ N
* * * * *
0.0018 ~
*
(0.070 ~ m/2) =~0.0049 Nm~
0.0018
*
(0.186 m/2) = 0.0158 Nm
0.0018 ~
* * *
(0.070 ~ m/2) =~ 0.0060 Nm ~
T
~~~~~~~~~h = 47.236 N T
~ = 47.236~
N
~~~~~~~~~h = 57.036 N T
~ = 57.036~ N
0.0018 0.0018 ~
'
(0.186 m/2) = 0.0191 Nm (0.070 ~ m/2) =~ 0.0072 Nm ~
Kehilangan tenaga yang terjadi pada kondisi diatas, berdasarkan persamaan 10, adalah : HpWb2h = 32 rpm
*
0.0125 Nm/557.552 = 0.00072 Kp
HpWb2v = 20 rpr,
*
0.c347 ?:z:557.552
=
o.CZC;;
Hp
LANJUTAN LAMPIRAN 7. Total kehilangan tenaga pada 2 buah bearing untuk Wb 2 kg = 0.00089 Hp
*
HpWb3h = 48 rpm HpWb3v = 30 rpm
2 = 0.00178 Hp
* *
0.0158 Nm1557.552 = 0.00140 Hp 0.0060 Nm/557.552 = 0.00032 Hp
Total kehilangan tenaga pada 2 buah bearing untuk Wb 3 kg = 0.00172 Hp
*
.HpWb4h = 64 rpm HpWb4v = 40 rpm
2 = 0.00344 Hp
* *
0.0191 Nm1557.552 = 0.00220 Hp 0.0072 Nml557.552 = 0.00052 Hp
Total kehilangan tenaga pada 2 buah bearing untuk Wb 4 kg = 0.00272 Hp
6.
*
2 = 0.00544 Hp
Kehilangan tenaga pada rantai adalah 2% dari seluruh tenaga yang ditransmisikan mesin penggerak, sehingga :
Pada jumlah bahan 2 kg dan kecepatan 20 rpm = (0.00178 Hp
+
0.031 tip)
+ 0.02 x2
= x2
Sehingga nilai x2 = 0.03345 Hp Nilai kehilangan tenaqa rantai, adalah
= 0.02
*
0.03345 Hp = 0.000669 Hp
Pada jumlah bahan 2 kg dan kecepatan 30 rpm = (0.00178 Hp
+
0.047 Hp)
f
0.02 x2 = x2
Sehingga nilai x2 = 0.04976 Hp Nilai kehilanqan tenaqa rantai, adalah = 0.02
x
0.04976 Hp = 0.000996 Hp
LANJUTAN LAMPIRAN 7 .
Pada j u m l a h b a h a n 2 kg d a n k e c e p a t a n 40 rpm = ( 0 . 0 0 1 7 8 Hp
+
0.062 Hp)
+
0 . 0 2 x2 = x2
n i l a i x2 = 0.06508 H p
Sehingga
N i l a i kehilangan tenaga r a n t a i , adalah = 0.02
*
0 . 0 6 5 0 8 H p = 0.001302
Hp
Pada j u m l a h b a h a n 3 k g d a n k e c e p a t a n 20 rpm = ( 0 . 0 0 3 4 4 Hp
+
0.039 Hp)
+
0.02
x2 = x2
S e h i n g g a n i l a i x2 = 0 . 0 4 3 3 1 H p
N i l a i k e h i l a n g a n tenaga r a n t a i , a d a l a h = 0.02
*
0 . 0 4 3 3 1 Hp = 0.000866 H p
Pada j u m l a h b a h a n 3 k g d a n k e c e p a t a n 30 r p m = ( 0 . 0 0 3 4 4 Hp
+
0.059 Hp)
+
0.02
X2 = x2
S e h i n g g a n i l a i x2 = 0 . 0 6 3 7 1 H p N i l a i kehilangan tenaga r a n t a i ,
= 0.02
*
adalah
0 . 0 6 3 7 1 H p = 0.00127A Hp
I
Pada j u m l a h bahan 3 k g d a n k e c e p a t a n 40 rpm = ( 0 . 0 0 3 4 4 Hp
+
0.078 Hp)
+ 0 . 0 2 x2 = x2
S e h i n g g a n i l a i x2 = 0.08310 H p
N i l a i kehilangan tenaga r a n t a i , a d a l a h = 0.02
*
0.08106 H p = 0.001662 H p
Pada j u m l a h b a h a n 4 k g d a n k e c e p a t a n 20 rpm = ( 0 . 0 0 5 4 4 Hp
+
0.047 Hp)
+
0 . 0 2 x2 = x2
S e h i n g g a n i l a i x2 = 0 . 0 5 3 5 1 Hp
LANJUTAN LAMPIRAN 7 N i l a i kehilanyan tenaga r a n t a i , a d a l a h = 0.02
*
0 . 0 5 3 5 1 Hp = 0 . 0 0 1 0 7 0 H p
Pada j u m l a h b a h a n 4 kg d a n k e c e p a t a n 30 rpm = ( 0 . 0 0 5 4 4 Hp
+
0 . 0 7 1 Hp)
n i l a i x2
Sehinqqa
+
0.02
x2 = x2
= 0.07800 H p
N i l a i kehilanyan tenaga r a n t a i , adalah = 0.02
*
0.07800 Hp = 0 . 0 0 1 5 6 0 Hp
Pada j u m l a h b a h a n 4 kg d a n k e c e p a t a n 40 r p m = (0.00544 H p
+
0.094 Hp)
+
0 . 0 2 x2 = x2
S e h i n g q a n i l a i x2 = 0.10147 H p
N i l a i k e h i l a n q a n tenaqa r a n t a i , a d a l a h = 0.02
*
0.10147 Hp = 0.002029 Hp
DAFTAR PUSTAKA
Achid Sjarif. 1981. Disain Dan Uji Performansi Alat Pencampur Tepung Tenaga Pedal. Skripsi, Jurusan Mekanisasi Pertanian, FATETA, IPB, Bogor. Adam, O.E. dan P.H. Black. 1968. Hill Book Co., New York. Anwari dan Raffei M. 1980. Karya Offset, Bandung.
Machine Design.
Bagian-Bagian Mesin 3.
Brennan, J.G. et.al. 1979. Food Engineering Applied Science Pub. Lim., London.
McGraw Remadja
Operations.
DeGarmo, E.P., J.R. Canada, dan W.G. Sullivan. 1979. Engineering Economy. Macmillan Pub. Co., Inc., New York. Earle, R.L. 1983. Unit Operations in Food Processing, 2nd edition. Pergamon Press, Sydney. Fatemeta-IPB, BIPIK, Dep. Perindustrian, dan Dirjen Industri Kecil. 1982. Pembuatan Disain Dan Prototipe Peralatan Industri Kecil Pengolahan Pangan. Grant, E.L., Ireson, W.G. dan Leavenworth, R.S. . 1987. Dasar-Dasar Ekonomi Teknik. Terjemahan. PT. Bina Aksara, Jakarta. Haliza. 1991. Rancangan Proses Pembuatan Dodo1 Bacanq. (Manqifera foetida L ) dan Kweni (Manqifera indica ,L) . Usulan Penelitian , Jurusan Teknoloqi - Panqan - dan Gizi, FATETA, IPB, Bogor.
.
Handerson, S.M. dan R.L. Perry. 1976: Agricultural Process Engineering. The AVI Pub. Co., Inc., Westport, Connecticut. 4
Harsanto.
1984.
Motor Bakar.
Penerbit Djambatan.
Jakarta.
Heldman, D.R. dan R.P. Singh. 1980. Food Process Engineering 2nd. ed. The AVI Pub. Co., Inc., Westport, Connecticut. 1987. Rancangan Dan Uji Teknis Prototipe Gentur Upadi. Mesin Penggilingan Padi Tipe Piringan Pipih. Skripsi, Jurusan iviekanisasi Pertanian, F k i E T A , I P S , Bogor.
Irwanto, A.K. Bogor.
1981.
Ekonomi
Engineering.
FATETA, IPB,
Larmond E. 1973. Methods For Sensory Evaluation Of Food, Canada Department of Agricultural, Ottawa, Canada. Leniger, H.A. dan W.A. Beverloo. 1975. Food neering. D. Reidel Pub. Co., Boston.
Process
Engi-
Oldshue, J.U. dan Herbst, N.R. 1990. A Guide To Fluid Mixing. Mixing Equipment Company Rochester, New York, USA. Sato, G.T. dan Hartanto, N.S. 1981. Menggambar Mesin rut Standar ISO. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Menu-
Sears, F.W., Zemansky, M.W., dan Young, H.D. 1980. College Addison Wesley Publishing Company, Physics 5th.ed. Inc., Philipines. Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bhratarakarya Aksara. Jakarta. Soenarta Nakoela dan Shoichi Furuhama. 1985. na. PT., Pradnya Paramita, Jakarta.
Penerbit
Motor Serbagu-
. Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H. Statistika.
PT.
1991. Prinsip Dan Prosedur Gramedia, Jakarta.
Toledo, R.T. 1980. Fundamentals Of Food Process Engineering. The AVI Pub. Co., Inc., Westport, Connecticut. Welty, J.R. 1974. Engineering Heat Transfer. Sons, New York .
John Wiley
Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Teknologi Pangan. PT. Gramedia, Jakarta.
&
Pengantar
Wirakartakusumah, M.A., Djoko Hermanianto, dan Nuri Andarwulan. 1989. Prinsip Teknik Pangan. Depdikbud RI., Dirjen Dikti., PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.