PERANG KAWANAKAJIMA KEEMPAT PADA ZAMAN SENGOKU DALAM NOVEL UESUGI KENSHIN KARYA YOSHIKAWA EIJI: PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA Putri Wulan Dari¹, Tienn Immerry², Oslan Amril² ¹Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] ²Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract In this paper, authors analyzed The Fourth Battle of Kawanakajima in the Sengoku period based on Uesugi Kenshin novel by Yoshikawa Eiji. There are similarities and differences between novel and history even though the historiographer and Yoshikawa Eiji used the same source in their writing. The author used a sociology literature approach by Laurenson and Swingewood theory, where the research understand the literature as a manifestation capture historical events and socio-cultural circumstances. The method used in this research is descriptive method. Manifestations of historical events seen from Sengoku period. Sengoku period depicts the battle between countries and competitions among the daimyo as happens in the Uesugi Kenshin novel. Manifestasions of historical events are viewed from both sides of Uesugi Kenshin and Takeda Shingen, because the novel as the main source in this paper is written from both sides. We can see the similarities and differences such as number of troops in the war, the route taken, the number of troops killed, and Woodpecker Operation. Manifestations of social circumstances can be seen from social structure. Cultural circumstances are taken from the samurai and firearms which are used in warfare. Samurai way of life about suicide and death in battle which is written in history to show loyalty to the lord is not the same as the novel that depicts loyalty should not be shown to suicide and died in battle. In the social structure, Uesugi Kenshin and Takeda Shingen were two daimyos who ranks third after Tenno and kuge. Firearms indicates the entry of Europeans to Japan. Keywords : history, novel, manifestasions of historical events, manifestations of sociocultural circumstances Yoshikawa
Pendahuluan Di dalam dunia kesastraan terdapat suatu
bentuk
seorang
pengarang novel sejarah Jepang yang merupakan salah satu pengarang terbaik
mendasarkan diri pada fakta yang oleh
dan paling terkenal di genre tersebut. Di
Abrams disebut sebagai fiksi historis
dalam
(historical fiction). Fiksi historis terikat
adalah peperangan perebutan kekuasaan
oleh fakta-fakta yang dikumpulkan melalui
yang terjadi antara Uesugi Kenshin dan
penelitian berbagai sumber. Namun, ia pun
Takeda Shingen. Perang ini terjadi antara
memberikan
untuk
tahun 1553 sampai tahun 1564 dan terjadi
dengan
sebanyak lima kali dalam kurun waktu
ruang
sastra
adalah
yang
fiksionalitas,
karya
Eiji
gerak
misalnya
sejarah,
Perang
Namun,
Kawanakajima
memberitakan pikiran dan perasaan tokoh
tersebut.
perang
keempat
lewat percakapan (Nurgiyantoro, 1994:4).
merupakan perang yang terbesar dan 1
terjadi di wilayah yang berbentuk segitiga
Sengoku di Jepang dan dalam sejarah.
antara sungai Chikuma dan sungai Sai.
Selanjutnya
mendeskripsikan
keadaan
Berdasarkan uraian di atas, penulis
sosial budaya dalam novel Uesugi Kenshin.
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Sejauh pengetahuan penulis, ada satu
pendekatan
sosiologi
sastra
untuk
penelitian sebelumnya yang menggunakan
mengetahui manifestasi sejarah perang
novel Uesugi Kenshin karya Yoshikawa
Kawanakajima keempat dan keadaan sosial
Eiji ini sebagai objek penelitian. Penelitian
budaya dalam novel Uesugi Kenshin karya
ini dilakukan oleh Akbar (2013) dari
Yoshikawa Eiji.
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Penulis memfokuskan penelitian pada pendekatan
sosiologi
Negeri Surabaya dengan judul “Karakter
sastra
teori
dan
Swingewood
yang
Kenshin 『 上 杉 謙 信 』 dalam Novel
membagi perspektif yang berkaitan dengan
Uesugi Kenshin 『上杉謙信』Karya Eiji
sosiologi
Yoshikawa 『 英 治 吉 川 』 ”. Hasil dari
Laurenson
dan
sastra
menjadi
tiga
bagian
(Endraswara, 2011:79). 1.
dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa tersebut diciptakan.
cermin
situasi
sosial
penulisnya. 3.
sebagai manifestasi peristiwa sejarah dan keadaan sosial budaya.
nomor
tiga,
menangkap
mengambil yaitu
sastra
perspektif
penelitian
yang
sebagai manifestasi
peristiwa sejarah dan keadaan sosial budaya. Tujuan dari penelitian ini ada dua yaitu mendeskripsikan tentang sejarah perang Kawanakajima keempat dalam novel
Uesugi
yang
dimiliki
daimyo
Uesugi Kenshin ialah: Envision, Integrity, Dedication, Humility, Opennes, Creativity dan
Asserrtiveness.
Serta
implikasi kepemimpinan daimyo Uesugi Kenshin dalam novel Uesugi Kenshin
Kenshin
terbuktinya kesetiaan dan keseganan para pengikut daimyo Uesugi Kenshin. Metodologi
Berdasarkan ketersediaan data dalam penulis
Uesugi
karya Eiji Yoshikawa adalah dengan
Penelitian yang menangkap sastra
novel,
kepemimpinan
Fairness,
Penelitian yang mengungkap sastra sebagai
Kepemimpinan
penelitian ini menjelaskan bahwa karakter
Penelitian yang memandang karya sastra sebagai dokumen sosial yang di
2.
Implikasi
pada
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Moleong penelitian penelitian
Bogdan dan Taylor dalam (1994:3) kualitatif yang
mendefenisikan sebagai
prosedur
menghasilkan
data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
zaman 2
Penelitian ini menggunakan metode
3.
Klasifikasi
data,
mengelompokkan
penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
data-data yang berhubungan dengan
bertujuan untuk menggambarkan secara
keadaan sosial budaya dalam novel
tepat sifat-sifat suatu individu, atau gejala
Uesugi Kenshin dan dari sumber-
yang terjadi atau yang nyata (Jabrohim,
sumber lain selain sumber utama.
2003:32).
4.
Teknik pengumpulan data penelitian
studi kepustakaan merupakan kegiatankegiatan
yang
dilakukan
data-data
yang
berhubungan dengan keadaan sosial
ini menggunakan library research. Library research merupakan riset kepustakaan atau
Menganalisis
budaya dalam novel Uesugi Keshin. 5.
Membuat kesimpulan hasil penelitian.
Hasil dan Pembahasan
sehubungan
dengan cara-cara umum pengumpulan data.
A. Manifestasi Peristiwa Sejarah Perang Kawanakajima Keempat
Berdasarkan masalah yang diteliti,
Dalam
sumber data primer yang digunakan adalah
pembahasan
manifestasi
novel Uesugi Kenshin karya Yoshikawa
peristiwa sejarah perang Kawanakajima
Eiji, yang diterbitkan oleh Kodansha pada
keempat, kronologi cerita dari novel dan
tahun 1989 sebanyak 339 halaman. Sampul
sejarah dilihat dari kedua pihak yang
buku ini bergambar seorang samurai yang
berperang, yaitu Uesugi Kenshin dan
memakai penutup kepala berwarna putih
Takeda Shingen karena di dalam novel
dengan wajah menoleh ke arah kirinya.
cerita juga dilihat dari kedua belah pihak.
Untuk sumber data sekunder, penulis
Zaman Sengoku dalam sejarah Jepang
mengambil dari buku dan internet yang
adalah masa pergolakan sosial, intrik
dapat menunjang data.
politik, dan konflik militer hampir konstan
Penulis menggunakan teknik analisis
abad ke-15 ke awal abad ke-17.
data sebagai berikut. 1.
2.
Klasifikasi
data,
data-data
Perang
yang berlangsung sekitar dari pertengahan
mengelompokkan
1.
Uesugi Kenshin
Kawanakajima
Uesugi Kenshin adalah seorang daimyo
keempat yang terdapat dalam novel
(tuan tanah) yang berkuasa di Provinsi
Uesugi Kenshin dan sejarah perang
Echigo pada zaman Sengoku. Uesugi
Kawanakajima pada zaman Sengoku.
Kenshin
Menganalisis data-data sejarah tentang
Kagetora. Lahir pada tanggal 21 Januari
perang Kawanakajima yang sudah
tahun ke-3 era Kyōroku (1530) di Istana
dikelompokkan.
Kasugayama dari ayah yang bernama
memiliki
nama
asli
Nagao
3
Nagao Tamekage yang menjabat sebagai
Hal ini berbeda dengan sejarah yang
shugodai provinsi Echigo.
menyebutkan jumlah pasti pasukan Uesugi
1.1 Perang Kawanakajima Keempat –
Kenshin
yang
bergerak
Tahap Satu
Kawanakajima.
Kronologi perang tahap satu di dalam
disebutkan bahwa Uesugi Kenshin sampai
novel digambarkan hampir sama persis
di Zenkoji setelah perjalanan selama dua
dengan yang ada di dalam sejarah. Namun,
hari dengan 18.000 orang pasukan pada
novel tidak menyebutkan tanggal kejadian
tanggal 25 September.
dan urutan peristiwa seperti yang tertulis di dalam sejarah.
dalam
penelitian
sejarah
Akbar
(2013),
disebutkan bahwa Kenshin memiliki sifat
Kronologi perang dimulai dengan majunya Kenshin menuju Shinano. Untuk menuju
Dalam
Di
menuju
Shinano,
Kenshin
membagi
assertiveness atau ketegasan. Hal ini dapat げんれい
dilihat dari kutipan di atas, yaitu 「 厳 令
pasukannya menjadi dua. Hal ini dapat
し た 」 yang artinya mengumumkan.
dilihat pada kutipan berikut.
Kenshin yang memerintahkan bawahannya
いちぐん
のじり
こ
「 一 軍 は 、 野尻 を 越 え て 、 ぜんこうじ
いちぐん
けんしん
善 光 寺 へ出でよ。 一 軍 は 謙 信 ひき
とみくらとうげ
みずから 率 いて、 富 倉 峠 をこ ちくま
あぜ
え、千曲の 畔 へ出るであろう」 つ
げんれい
untuk berpencar dan mengambil posisi di bagian lain dan langsung dipatuhi oleh bawahannya. Ketegasan harus dimiliki sebagai seorang pemimpin, apalagi oleh pemimpin pada masa peperangan. 1.2 Perang Kawanakajima Keempat –
と、告げ た 。と 、 厳 令 した 。 (Uesugi Kenshin, 1989:54) “Pasukan pertama melewati Nojiri lalu keluar di Zenkoji. Aku yang akan memimpin pasukan kedua, melalui Puncak Tomikura, dan akan keluar di tepi Sungai Chikuma.” Kenshin mengumumkan.” (Ota, 2012:62). Dari kutipan di atas, dapat dilihat
sebelumnya di Gunung Saijo dengan diam-
bahwa Kenshin dan pasukannya bergerak
malam hari di dalam novel dapat dilihat
dalam
pada kutipan berikut.
satu
pasukan
besar.
Tidak
Siasat pada Malam Hari Uesugi Kenshin meninggalkan posisi
diam ketika Kosaka Danjo Masanabu melancarkan serangan Operasi Burung Pelatuk ke Gunung Saijo. Siasat pada
disebutkan berapa jumlah pasukan yang
へい
ada pada waktu, Kenshin hanya menyuruh
月下 、 山 を く だ っ て 、 千曲川 の
pasukannya
としょう
untuk
berpencar
perjalanan menuju Kawanakajima.
dalam
ばい
うま
くち
ばく
兵は枚をふくみ、馬は唇を縛 し、 げっか
ちくまがわ
ようや
渡渉 にかかったころ、 漸 く、月 ぼっ
は没 し てい た 。 (Uesugi Kenshin, 1989:183). 4
“Dengan para prajurit menggigit penutup mulut dan mulut kuda diikat, pasukan Kenshin menuruni gunung di bawah cahaya bulan. Saat mulai menyeberang Sungai Chikuma, barulah bulan tenggelam.” (Ota, 2012:214). Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
Uesugi Kenshin meninggalkan
Gunung Saijo pada malam hari.
memerintahkan
para
prajurit
untuk menurunkan kepala mereka agar tidak terlihat oleh musuh sehingga helm dan
pelindung
leher
menggambarkan keheningan. 1.3 Perang Kawanakajima Keempat – Perang Puncak Perang
Puncak
Keempat terjadi di pos komando Takeda Shingen.
Kenshin langsung menyerbu
mereka
akan
ini dapat dilihat dari kutipan berikut. しんげん
み
その信玄を見 るまでは、ひたすら じぶん
けんしん
てき
しんげん い が い
(Turnbull, 2003:73).
ひときわ し っ そ
げっか
kata Hal ini dapat dilihat dari kata 「月下」
ふんそう
くろいとおど
もえぎどんす
どうい
つ
え に 、 萌黄緞子 の 胴衣 を 着 け 、 しろぎぬ
ずきん
めん
ぎょうにんづつ
白絹 の 頭巾 で、面 を 行 人 包 みに か
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa Kenshin memiliki sifat creativity atau kreatifitas. Menurut Hakala (dalam creativity
adalah
kemampuan untuk berpikir secara berbeda dan mendapatkan solusi untuk keluar dari aneka kendala. Kreatifitas Uesugi Kenshin dilihat dari kemampuannya menggerakkan pasukan yang berjumlah besar dalam
とく
たいしょう
Kawanakajima.
bahwa Kenshin dalam usahanya mencapai
menuju Gunung Saijo untuk menyerbu
markas Shingen, dia tidak ingin dikenali
markas utama Takeda Shingen dilihat dari
dengan cara mengenakan pakaian yang
ばい
perjalan
び
らしい華美はどこにも見えなかっ た。(Uesugi Kenshin, 1989:234-235). “Sampai melihat sosok Shingen, dia tidak ingin dikenali musuh lain. Dia pun tak ingin bertempur dengan musuh lain kecuali Shingen. Itulah alasan dia mengenakan pakaian yang sederhana. Baju zirah yang dijahit dengan benang hitam tertutup oleh jubah tenunan berwarna hijau muda, kepala serta wajahnya ditutup kain putih. Sama sekali tidak terlihat kemewahan seorang daimyo.” (Ota, 2012:279). Dari kutipan di atas dapat dilihat
Kenshin
へい
dalam
たいじんちゅう
故 に そ の 扮装 も 、 滞 陣 中 よ り
うす
Keheningan
わた
していたに渦 ぎず、特 に、 大 将
yang artinya cahaya bulan.
menuju
てき
一際質素にしてた。黒糸縅 しのう
Siasat pada malam hari dilihat dari
keheningan
し
ない。また、信玄以外 の敵と渡 り あいたくない。 ゆえ
2013:17-18)
め
自分を謙信と敵 の目に知 られたく
melindungi mereka dari panah dan peluru
Akbar,
Kawanakajima
pasukan inti tempat Shingen berada. Hal
Di dalam sejarah disebutkan bahwa Kenshin
penutup mulut dan mulut kuda diikat yang
うま
くち
ばく
kata 「兵は枚をふくみ、馬は唇を縛し」
sederhana, yaitu baju zirah yang dijahit
yang
dengan benang hitam tertutup oleh jubah
artinya para prajurit menggigit
5
ぜんこうじ
とうなんすそはながわ
まえ
tenunan berwarna hijau. Apabila Kenshin
善光寺の東南裾花川 を前 にして、
mengenakan baju zirah khusus untuk
直江大和守 は、大荷駄 、小荷駄 を
なおえやまとかみ
daimyo, maka jalannya untuk mendekati
しゅうごう
markas Shingen akan terhalang karena
ことごと
Kenshin akan mudah dikenali dan jenderal
たいせん
よくじつ
いっぽう
さいがわ
Shingen yang lain akan berusaha untuk
お お に だ
ち
しょうにだ
ぶたい
さんへい
集 合 し、なお地 の部隊 の散兵 も、 い
悉 く容れていた。 よくじつ
ふ
大戦の翌日 も、その翌日も、踏 み 止まって。 ひ
ざんへい
よ
一方、犀川 まで退いて、残兵 を寄
menghalanginya.
あ ま か す お うみ か み
Hal yang sama dituliskan di dalam
かんぜん
せていた甘粕近江守 とも、完全 に れんらく
Shingen dengan memakai pakaian yang
連絡 を と った 。 (Uesugi Kenshin, 1989:276). “Di arah Tenggara Kuil Zenko, di depan sungai Susohana, Gubernur Yamato Naoe mengumpulkan semua pasukan pengangkut barang, begitu juga prajurit yang tertinggal pasukannya. Sehari setelah perang besar dan hari berikutnya pun dia masih berada di tempat itu. Gubernur Omi Amakasu sudah mundur sampai Sungai Sai dan mengumpulkan prajurit yang tersisa.” (Ota, 2012:327). Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
sederhana agar terlihat sama dengan
hanya Omi Amakasu dan Naoe yang
samurai
terlihat
diperintahkan untuk membersihkan markas
mencurigakan untuk menghindari samurai
mereka di Gunung Saijo. Usami Sadayuki
lain. Cara ini dipakai untuk menghindari
tidak
gangguan dari samurai lain sehingga
mengumpulkan prajurit yang tersisa sehari
Kenshin
setelah
sejarah. Menurut Koyo Gunkan, datanglah seorang
samurai
berkuda
yang
mengenakan penutup kepala berwarna putih, dan kataginu hijau di atas baju zirahnya.
Sosok itu diyakini sebagai
Uesugi Kenshin (Turnbull, 2003:75). Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa creativity memang dimiliki oleh Kenshin. Hal ini tampak dari caranya menerobos
menuju
biasa
dapat
markas
dan
Takeda
tidak
langsung
mencapai
disebutkan.
Omi
peperangan
Amakasu
besar
dan
tujuannya menghadapi Shingen secara
memerintahkan mereka untuk mencari
langsung
jenazah dan prajurit yang terluka beserta
dengan
pertarungan
tunggal
antara dia dan Shingen. 1.4
patahan bendera pasukannya.
Perang Kawanakajima Keempat – Situasi Setelah Perang
novel Uesugi Kenshin memiliki kesamaan
Di dalam novel, hal yang sama juga disebutkan,
hanya
saja
nama
Kejadian sehari setelah perang di dalam
dengan
sejarah.
Di
dalam
sejarah
Usami
dituliskan bahwa pada pagi hari berikutnya,
Sadayuki tidak disebutkan. Hal ini dapat
saat gencatan senjata, Uesugi Kenshin
dilihat pada kutipan berikut.
mengirim tiga dari jenderalnya, Naoe, 6
Amakasu dan Usami Sadayuki, untuk membakar
apa
yang
tersisa
dari
perkemahan mereka di Saijosan.
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa Shingen
memindahkan
markasnya
ke
Kastel Kaizu. Shingen berpendapat bahwa
Mengenai tidak disebutkannya Usami
berbahaya bila berada di lapangan terbuka
Sadayuki di dalam novel, asumsi penulis
terlalu lama yang merupakan markas
dikarenakan tokoh Usami Sadayuki sendiri
sebelumnya.
tidak memiliki peran khusus di dalam
Hal ini juga disebutkan di dalam sejarah.
peperangan seperti Gubernur Amakasu
Shingen masuk ke kastil Kaizu dengan
yang memang ditugaskan untuk mencegat
selamat dan bergabung dengan Kosaka
pasukan Kosaka Danjo yang berada di
Danjo (Turnbull, 2003:58-59).
Gunung Saijo dan Gubernur Yamato Naoe
Dari peristiwa di dalam novel dan
yang bertugas mengumpulkan pasukan
sejarah terlihat persamaan, yaitu Shingen
pengangkut barang.
memindahkan pasukannya ke Kastel Kaizu.
2.
Perbedaannya
Takeda Shingen Takeda Shingen dikenal sebagai Takeda
pemindahannya.
terletak
pada
alasan
Di
dalam
novel
Harunobu, daimyo zaman Sengoku dari
disebutkan
provinsi Kai. Takeda Shingen dilahirkan
mempertimbangkan, 、 「素 裸の地 に 長
sebagai putra pewaris klan Takeda yang
陣 は 危 な い 」 yang artinya terlalu
secara turun-temurun menjabat shugo di
berbahaya jika berada di tempat terbuka
Kai (Wikipedia, 2014).
terlalu lama. Di dalam sejarah disebutkan
2.1 Perang Kawanakajima Keempat –
bahwa
Tahap Satu Kronologi perang tahap satu dimulai ketika Shingen memimdahkan markasnya ke Kastel Kaizu. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. 信玄が、平地から陣を払って、海 津の城へはいったのも、「素裸の 地に長陣は危ない」と、考えたか らにちがいない。(Uesugi Kenshin, 1989:139) “Shingen memindahkan markasnya dari dataran ke Kastel Kaizu juga pasti berkat pertimbangannya, “Terlalu berbahaya jika berada di tempat terbuka terlalu lama.” (Ota, 2012:163).
bahwa
alasannya
Shingen
adalah
untuk
menggabungkan kekuatan dengan pasukan Kosaka Danjo. 2.1.1 Perang Kawanakajima Keempat – Yamamoto Kansuke Di dalam novel disebutkan bahwa Yamamoto Kansuke bukanlah pencetus Operasi Burung Pelatuk. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut. ひょうてい
かぎ
けんしん
「 評 定 もきょう 限 り。 謙 信 に なん
さく
しんげん
何 の 策 もなきこと、この 信 玄 も いま
み
けんしん
今 は観てい た。 謙 信 みずから 7
し し
つち
うず
き
死屍 をこの 地 へ 埋 めに来 たとあ しんげん
おも
のこ
れば、 信 玄 もこころよく 思 い 残 いっせん
けん
ゃ 」. Doki merupakan gelar Yamamoto Kansuke semenjak menjadi pendeta. 2.1.2 Perang Kawanakajima Keempat –
りなき 一 戦 をして 見 しょう。― どうき
たたか
たくぼく
―道鬼 、その 戦 いに、 啄 木 の せんぽう
こころ
おも
戦 法 を 試 みんと 思 うがどうじ ゃ」(Uesugi Kenshin, 1989:146) “Perundingan selesai. Shingen ini juga sudah memperhatikan bahwa Kenshin tidak mempunyai taktik tertentu. Kalau Kenshin dengan sukarela datang ke sini untuk mengubur diri, Shingen juga dengan senang hati memperlihatkan pertempuran yang tidak menyesalkan. Doki, saya hendak menggunakan Taktik Burung Pelatuk. Bagaimana pendapatmu?” (Ota, 2012:170). Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
Operasi Burung Pelatuk Strategi Burung Pelatuk di dalam novel dapat dilihat dari kutipan berikut. きつつき
せんぽう
じゅたい
その啄木の戦法 というのは樹体 の うつろ
かく
ようい
そと
で
洞 にふかく隠 れ、容易 に外 に出 むし
むれ
じゅひ
そくめん
てこない虫の群 を樹皮の側面 から くちばし
おび
むし
むれ
嘴 でたたいて怯えた虫の群 がぞ ひょうめん
で
ろぞろ 表 面 に出 てくるところを、 おも
えさ
い
の
おろ
思いのまま餌として胃へ呑み下 し きつつき
てしまうという、いわゆる啄木な とり
ち
りねん
る鳥の智をそのまま理念 にとって、 けんこん
しん
乾坤も震 いちだいさつりくいせん
は
Yamamoto
う 一 大 殺戮 戦 を果 た そう と す る も の だ っ た 。 (Uesugi Kenshin, 1989:152-153). “Taktik Burung Pelatuk itu diambil dari kecerdasan burung pelatuk yang mematuk-matuk kulit pohon dari luar untuk menakut-nakuti kawanan ulat yang bersembunyi dalam lubang pohon sampai mereka berhamburan keluar. Lalu burung itu bisa memakan ulat-ulat itu sepuasnya. Taktik pembantaian ini begitu mengerikan hingga langit dan bumi pun bergetar.” (Ota, 2012:170-171). Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
Kansuke bukanlah seorang jendral perang,
Operasi Burung Pelatuk diambil dari
melainkan pendeta yang berfungsi sebagai
kecerdasan burung pelatuk yang mematuk-
penasihat Shingen. Hal ini dilihat dari
matuk
peran Takeda Shingen sendirilah yang mencetuskan mengenai ide Taktik Burung Pelatuk di dalam perundingannya dengan Yamamoto Kansuke. Inilah yang menjadi perbedaan antara novel dengan sejarah karena di dalam sejarah disebutkan bahwa ide mengenai Taktik Burung Pelatuk dicetuskan
oleh
Yamamoto
Kansuke
sebagai penasihat Takeda Shingen. Hal
ini
dikarenakan
どうき
たたか
たくぼく
kutipan 「道鬼、その 戦 いに、 啄 木 せんぽう
こころ
おも
の 戦 法 を 試 みんと 思 うがどうじ
kulit
menakut-nakuti
pohon
dari
kawananan
luar
untuk
ulat
yang
bersembunyi dalam lubang pohon sampai mereka berhamburan keluar. Operasi Burung Pelatuk sendiri memiliki
kesamaan
dengan
Operasi 8
Burung Pelatuk yang dituliskan di dalam sejarah,
yaitu
Kitsutsuki
(pelatuk)
mematuk paruhnya pada kulit pohon, dan ketika serangga bergegas keluar melalui lubang di kulit pohon, burung melahap mereka.
Itulah
analogi
Yamamoto
Kansuke tentang serangan menjepit yang ia rencanakan (Turnbull, 2003:63-64). Sayangnya,
operasi ini gagal karena
markas Kenshin telah kosong ketika Kosaka Danjo dan pasukannya sampai di Gunung Saijo.
Siasat pada Malam Hari
dapat dilihat dari kutipan berikut. さいじょさん
おそい
dikirimnya
untuk
memantau situasi di Gunung Saijo dan pasukan Kosaka Danjo yang menyerang Gunung Saijo juga belum mengirimkan
でんれい
ものみ
bergerak menuju markas Shingen. Hal ini
かえ
てきうえすぎ
く
の軍勢の来るいわれはないが…… おびただ
何 と し て か ! …… 夥 し い あ の じんば
おと
まくなか
まさし
かれ
人馬 の 音 は ? 」 彼 の こ と ば に 、 みみ
幕中 の 将士 も み な 耳 を た て た 。 しょうしょう かっちゅう
きこ
鏘 々 甲 冑 のひびきが聞 え る。 ぞくぞく
へいだん
ちか
明らかに簇々 と兵団の近 づくよう ちなり
な地鳴りがする。すわと、にわか いろ
ke markasnya seandainya Kosaka Danjo
Namun,
な帰らぬというに、これへ敵上杉 なん
yang menjadi alasan bagi Shingen bahwa
みかた
も、何らの伝令もなし、物見 もみ
しんげん
yang
telah berhasil menyergap pasukan Kenshin.
「まだ妻女山 へ 襲 せた味方 から
あき
pengintai
tidak mungkin bagi Kenshin untuk sampai
Siasat pada malam hari di dalam novel
ぐんぜい
Shingen sedang menunggu laporan dari
kurir untuk menyampaikan pesan. Hal ini
2.2 Perang Kawanakajima Keempat –
なん
Mendengar kata-kata itu, semua komandan yang berada di markas menajamkan telinga. Sayup-sayup terdengar gesekan baju zirah. Jelas sekali terdengar bunyi gemuruh seperti pasukan mendekat. Seketika para komandan di sekitar Shingen menegang.” (Ota, 2012:231). Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
に信玄のまわりは色 めきたった。 (Uesugi Kenshin, 1989:196). “Pasukan kita yang menyerang Gunung Saijo belum mengirim kurir, pengintai kita belum ada yang kembali, jadi mustahil pasukan Uesugi sudah datang ke sini. Tapi, bagaimana dengan ini? Lalu bunyi langkah kaki manusia dan kuda siapa itu?”
kenyataannya
menunjukkan
bahwa
Kenshin
Operasi
telah
Burung
Pelatuk telah gagal. Di dalam sejarah dituliskan bahwa Takeda Shingen tidak mengirimkan matamata ke arah Amenomiya. Hasilnya adalah kedua
pasukan
mengambil
posisi
pertempuran dalam kegelapan, dengan Takeda yang menjadi berhati-hati agar mereka tidak tahu bahwa yang lain ada di sana (Turnbull, 2003:73). Kesamaan
dalam
Operasi
Burung
Pelatuk adalah Shingen tidak mengetahui kalau Kenshin telah mendekat. Hal ini membuat Shingen kaget. Perbedaannya adalah dalam novel Shingen mengirimkan 9
mata-mata untuk mengetahui keberhasilan
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
Operasi Burung Pelatuk yang dilihat dari
Hara Osumi datang membantu Shingen
さいじょさん
おそい
みかた
kutipan 「まだ妻女山へ 襲 せた味方 か なん
でんれい
ketika terjadi penyerangan oleh Kenshin. Hara Osumi berusaha menyelamatkan
ものみ
らも、何らの伝令もなし、物見 もみな かえ
帰 らぬというに」 yang artinya pasukan
Shingen
yang kembali. Dalam sejarah Shingen
2.3 Perang Kawanakajima Keempat –
Hara Osumi-no-kami merupakan salah satu pelayan Shingen, tiba untuk membantunya
Perang puncak terjadi di markas Takeda
dengan
Kenshin dan Takeda Shingen karena Hara Osumi datang menolong Shingen. Hal ini
Shingen
(Turnbull,
Kemenangan yang diklaim masing-
はらおおすみ
あなた
お
御小人頭 の原大隅は、彼方 に落 ち やり
masing oleh kedua belah pihak juga disebutkan di dalam novel Uesugi Kenshin. Di
dapat dilihat dari kutipan berikut. ひろ
ていた青貝柄の槍を拾 って、「う こえ
わうっ」と、嚙みつくような声 を はな
tombak
berkuda
Situasi Setelah Perang
dalam pertarungan tunggal antara Uesugi
か
orang-orang
2.4 Perang Kawanakajima Keempat –
Shingen. Takeda Shingen tidak terbunuh
あおかいえ
menyerang
2003:75-76).
Perang Puncak
お こ びと がし ら
Kenshin
Di dalam sejarah disebutkan bahwa
dan
tidak mengirimkan mata-mata.
menyerang
dengan tombak.
kita yang menyerang Gunung Saijo belum mengirim kurir, pengintai kita belum ada
dengan
放って駆けて来たが、主君信玄の 危機、間一髪に、その槍で、馬上 の 敵 を 突 き あ げ た 。 (Uesugi Kenshin, 1989:237-238). “Tepat pada saat itulah Hara Osumi, ketua pelayan Shingen, mengambil tombak berhias giwang biru yang terjatuh di tempat jauh. “Uwaaaa!” Dia berlari menghampiri Kenshin sambil berteriak seolah-olah ingin menggigit musuh. Dengan tombak dia menyerang musuh di atas punggung kuda, berusaha mati-matian menyelamatkan sang majikan yang dalam keadaan genting.” (Ota, 2012:282)
tempatnya,
Shingen
mengadakan
upacara sorak-sorai kemenangan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut. どうよう
たけだぐん
ところが、同様にまた、武田軍 の こうぐんだいしょうり
おうか
ほうでも、「甲軍大勝利 」を謳歌 そく
はちまんばら
ふ
して熄まず、八幡原に踏 みとどま どうどう
かちどき
しき
い
って、堂々、勝鬨の式まで行 って、 こうふ
甲府 へ ひ き あ げ た 。 (Uesugi Kenshin, 1989:281-282). “Tetapi pasukan Takeda juga percaya “kemenangan besar pada pasukan Kai.” Bahkan mereka bertahan di Hachimanbara dan melakukan upacara sorak-sorai kemenangan dengan megah sebelum pulang ke Kofu.” (Ota, 2012:334). Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa pasukan pasukan Takeda meyakini 10
kemenangan berada di pihak mereka.
mencakup tentang struktur sosial, samurai
Mereka
dan senjata api pada zaman sengoku.
tetap
pertempuran
bertahan
di
Hachimanbara
medan untuk
melakukan upacara kemenangan sebelum pulang kembali ke daerahnya
dalam teks kanjo (surat pujian):
di
Hachimanbara
menewaskan banyak prajurit. Di dalam novel disebutkan bahwa prajurit pihak Kai yang
tewas
berjumlah
4.630
Manifestasi keadaan sosial dilihat dari
zaman Sengoku. 1.1 Struktur Sosial
Meskipun para pemberontak mengirim ribuan pasukan berkuda untuk menyerang, kami memenangkan kemenangan besar, suatu peristiwa yang akan memberi kita kepuasan besar selama bertahun-tahun yang akan datang (Turnbull, 2003:84) Pertempuran antara Takeda Shingen dan Kenshin
Manifestasi Keadaan Sosial
struktur sosial masyarakat Jepang pada
Kemenangan Takeda juga disebutkan di
Uesugi
1.
orang.
Sementara itu dari pihak Echigo yang tewas berjumlah 3.470 orang. Namun ada
Di dalam novel, Uesugi Kenshin termasuk ke dalam kelompok penguasa dalam hierarki kemasyarakatan Jepang dan berada pada posisi ketiga, yaitu daimyo sebagai penguasa daerah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut: しんげん
こうぼう
いっしん
あげる
て んぶ んに じ ゅうに ねん いち
じょうきょう
しょうぐんよしてる
はい
pertempuran.
Jumlah
pasukan
Shingen yang tewas lebih besar dari jumlah pasukan Shingen. B. Manifestasi Keadaan Sosial Budaya pada Zaman Sengoku dalam Novel Uesugi Kenshin. Manifestasi sosial budaya pada bab ini dibatasi menjadi keadaan sosial budaya yang ada pada zaman peperangan yang
とき
かい
ちょうてい
はい
将 軍 義 輝 を介 して、 朝 廷 に拝 し、
そんらん
dalam
じゃっかん
に逸はやく 上 京 し、時の
pertempuran hari itu menewaskan 3.200
Ini dinilai dari jumlah pasukan yang tewas
けんしん
天分二十二年 の ま だ 弱 冠 の こ ろ
たま
kemenangan ada di pihak Uesugi Kenshin.
き
その 挙 のないうちから、謙信 は、
てんばい
pihak Echigo. Namun, asumsi penulis
かくじこく
攻防と一身に気 をとられて、まだ
catatan lain yang menyebutkan bahwa
orang dari pihak Kai dan 3.117 orang dari
よしもと
け れ ど 信玄 も 義元 も 、 各自国 の
しゅじゅ
けんじょうもの
天盃 を 賜 わり 、種々 の 献 上 物 を しんけんしん
と
尊覧に入 れなどして、臣謙信 の把 ゆみや
い
ぎ
よ
あき
る弓矢の意義 を世に明 らかにして いた。(Uesugi Kenshin, 1989:16-17). “Namun Hojo Ujiyasu, Takeda Shingen, maupun Imagawa terlalu sibuk menyerang negeri lain atau mempertahankan negerinya sehingga belum pergi ke Kyoto untuk menunjukkan rasa hormat pada Kaisar. Kenshin sudah berkunjung ke Kyoto saat dia masih berusia muda pada tahun kedua puluh era Tenbun (1554 M). Melalui perantaran Jenderal Yoshiteru saat itu, Kenshin diperkenankan menemui Kaisar. Dia diberikan cangkir sake langsung dari Kaisar, dan Kenshin mempersembahkan berbagai barang khas dari daerahnya.” (Ota, 2012:17). 11
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
2.1 Samurai
di saat Hojo Ujiyasu, Takeda Shingen, dan
Samurai adalah golongan bangsawan
Imagawa sedang sibuk berperang, Kenshin
militer Jepang, dan masa kejayaannya pada
menyempatkan dirinya untuk berkunjung
zaman Sengoku.
ke Kyoto tempat kediaman Kaisar dan
Uesugi Kenshin merupakan seorang
mempersembahkan barang khas daerahnya.
daimyo yang tidak terlahir dari klan Uesugi.
Hal ini menunjukkan kesetiaan seorang
Sebelum menjadi seorang daimyo, di
bawahan terhadap junjungannya, yaitu
dalam novel diceritakan bahwa Kenshin
antara
adalah seorang pegawai Deputi, yang
seorang
daimyo
dengan
junjungannya Kaisar.
memiliki
Di dalam sejarah, struktur kekuasaan,
nama
keluarga
Nagao
dan
jabatannya pada saat itu adalah wakil
hierarki kemasyarakatan di Jepang dibagi
Gubernur
Echigo.
menjadi dua. Kelompok penguasa dan
Norimasa
menyuruh
rakyat biasa. Struktur penguasa dibagi
menggunakan nama Uesugi dan menjadi
menjadi
anggota klan Uesugi. Hal ini dapat dilihat
empat
yaitu,
Tenno
beserta
keluarganya dan kuge, buke yang terdiri
Namun,
Uesugi
Kenshin
untuk
pada kutipan berikut.
dari shogun, para daimyo dan keluarganya,
かれ
うえすぎのりまさ
daimyo sebagai penguasa daerah, dan
かまくらはちまんみや
彼 が 、 上杉憲政 と と も に 、 さんけい
鎌倉八幡宮へ参詣 したのは、この きかん
のりまさ
きかい
kelompok samurai atau bushi. Kelompok
期間であった。憲政 は、その機会
rakyat biasa, dibagi menjadi tiga kelompok
に、「以後は自分 の同族 ともなっ
berdasarkan mata pencahariannya yaitu,
zaman Sengoku yang merupakan zaman
たつもりで、上杉の姓を名乗 られ よ 」 と 、 す す め た 。 (Uesugi Kenshin, 1989:22) “Sementara itu Kenshin pergi ke Kuil Kamakura Hachiman untuk berdoa bersama Uesugi Norimasa. Norimasa lalu berkata kepada Kenshin, “Mulai hari ini Tuan menggunakan nama Uesugi, anggap saja Tuan sudah menjadi anggota klan saya.” Pada saat itu, Kenshin hanyalah pegawai Deputi, nama keluarganya Nagao, jabatannya Wakil Gubernur Echigo.” (Ota, 2012:24).
negeri-negeri berperang.
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
kelompok petani, golongan pekerja atau pengrajin,
dan
golongan
pedagang
(Subakti). 2.
Keadaan Budaya Keadaan budaya pada zaman Sengoku
dilihat dari samurai dan senjata api. Samurai dan senjata api merupakan ciri khas yang tidak dapat dipisahkan dari
い
ご
じぶん
どうぞく
うえすぎ
せい
な
の
Uesugi Kenshin diberi marga Uesugi oleh Uesugi Norimasa dan diangkat menjadi
12
せきがね
くすりつつあせ
ぶぶん
anggota klan Uesugi. Dari situlah asal usul
の関金 や 薬 筒 焦 け つい た部分 な
nama Uesugi.
ど を 掃除 し な い と 使 え な い 。 (Uesugi Kenshin, 1989:209)
そうじ
Di dalam sejarah dituliskan bahwa Klan Nagao yang merupakan klan asli Uesugi Kenshin berasal dari keturunan klan Taira yang merupakan pengikut (kashin) dari klan Uesugi yang berasal dari keturunan klan
Fujiwara.
Ada
pendapat
yang
mengatakan Nagao Kagetora yang berasal dari garis keturunan kashin dapat mewarisi nama keluarga Uesugi karena klan Nagao dan klan Uesugi masih terpaut hubungan darah. Penawaran anak angkat dari klan
つか
“Jarak tembak senapan pada zaman itu paling jauh adalah lima puluh meter. Dari jarak ini, peluru yang berhasil sampai pada sasarannya akan terpantul bila terkena pelindung pinggang atau pelindung dada baju zirah. Peluru timah yang beratnya sekitar sepuluh sampai dua puluh lima gram hanya dapat ditembakkan tiga kali. Setelah itu katup logam pada batang senapan dan silinder serbuk mesiu yang sudah gosong harus dibersihkan. (Ota, 2012:246). Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa
Satake ditolak oleh Norimasa, karena anak
keberadaan
angkat dari klan Nagao lebih diharapkan
masuknya bangsa Eropa ke Jepang.
oleh klan Uesugi. Dari garis keturunan
Zaman
senjata
api
Sengoku
membuktikan
menyaksikan
pihak ayah Nagao Kagetora, klan Nagao
kedatangan orang Eropa ke Jepang untuk
masih mempunyai hubungan darah dengan
pertama kalinya dan dibukanya hubungan
klan Uesugi karena anak laki-laki klan
dengan Barat. Pada tahun 1543 sebuah
Uesugi juga pernah menjadi anak angkat di
kapal yang membawa bangsa Portugis
klan Nagao (Samurai Archive, 2004).
berlabuh di Tanegashima di bagian Selatan
2.2 Senjata Api
Kyusu. Mereka membawa senjata api yang
Penggunaan
senjata
api
juga
diterima dengan gembira oleh jendral-
digunakan di dalam perang Kawanakajima
jendral Jepang dan senjata api ini begitu
keempat. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut: とうじ
cepat
menyebar
ke
seluruh
Jepang
sehingga merupakan faktor penentu dalam てっぽう
しゃていない
当時 の 鉄砲 の 射程内 は 、 お よ そ
setiap peperangan (Nerita, 2012).
さんじゅうかん
三 十 間 どまりといわれているが、 せい
とど
Kesimpulan
たま
それも、精いっぽいに届いた弾 で よろい
くさずり
かわどう
は
は、 鎧 の草摺 や革胴 から撥 ね返 たま
なまりまる
う
ほう
Uesugi
Kenshin
merupakan
peristiwa sejarah yang diwujudkan ke
ようや
から七刄ぐらいな 鉛 丸 を、 漸 く さんぱつ
novel
さんじん
されてしまうのだ。弾もまた三刄 しちじん
Manifestasi peristiwa sejarah dari
かえ
あと
dalam bentuk fiksi atau cerita. Sehingga,
つつ
三発も撃てればよい方で、後 は筒
dari fakta yang dituturkan oleh sejarah 13
tidak harus sama dengan yang diceritakan di dalam fiksi. Sejarah dapat memadukan fakta sejarah dan fakta imajiner secara mesra. Fiksi, dengan demikian, dapat memanipulasi
fakta
sejarah
dalam
pengertian di atas. Manifestasi
sosial
budaya
dari
novel Uesugi Kenshin dilihat dari zaman terjadinya perang Kawanakajima, yaitu zaman
Sengoku.
Zaman
Sengoku
merupakan zaman para samurai. Oleh karena itu, keadaan sosial budaya dilihat dari kehidupan samurai dan penggunaan senjata api pada zaman Sengoku yang menjadi bukti kedatangan Portugis di Jepang. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Ibu dan Ayah tercinta, kepada Ibu Tienn Immerry, S.S., M. Hum sebagai pembimbing I, Bapak Oslan Amril, S.S., M.Si pembimbing II, Ibu Femmy Dahlan, S.S., M. Hum sebagai
dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Jabrohim. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya. Luxembutg, Jan Van, dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia. Moleong, Lexy J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sansom, George. 1979. A History of Japan 1334-1615. Japan: Charles E. Tuttle Company, Inc. Semi, M. Atar. 1984. Anatomi Sastra. Padang: Sridharma. Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga. Turnbull, Stephen. 2003. Kawanakajima 1553-64. United Kingdom: Osprey Publishing. Yoshikawa, Eiji. 1989. Uesugi Kenshin. Japan: Kodansha. Data Unduh
dosen penguji, teman-teman saje 09 dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini. Daftar Pustaka Atmazaki, Drs. 1990. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya. Conlan, Thomas D. 2014. Senjata & Teknik Bertempur Samurai 12001877. Jakarta: Elex Media Komputindo. Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Pembinaan
Tentang Pengarang: Sukoco, Bani. 2012. “Biografi Sang Novelis Eiji Yoshikawa”. dalam [http://banidesu.blogspot.com/2012 /02/normal-0-false-false-false-in-xnone-x.html. 14.00, 16 Februari 2012. (29 Maret 2013)] Tentang Sejarah: Afi, Nur. 2012. “Must Love Japan”. dalam [http://www.mustlovejapan.com/id/ subject/kawanakajima/. 2012 (29 Maret 2013)] Awanichi. 2012. “Kaori Nusantara”. dalam [http://www.kaorinusantara.or.id/fo rum/showthread.php?t=16097&hig 14
hlight=sejarah 03 Februari 2012, 22:39. (10 Januari 2015)] Lutfi-fpk11. 2013. “Sejarah Peradaban Jepang”. dalam [http://lutfifpk11.web.unair.ac.id/artikel_detail -80778-Sejarah%20PeradabanSejarah%20Peradaban%20Jepang.h tml 06 Juni 2013. (18 Januari 2015)] Samurai Archives. “Sengoku Daimyo 1560”. dalam [http://www.samuraiarchives.com/1560.html (19 Juni 2013)] Tentang Tokoh: Samurai Archives, 2004. “Uesugi Kenshin”. dalam [http://www.samuraiarchives.com/kenshin.html (11 Juni 2013)] Wikipedia, 2014. “Takeda Shingen”. dalam [https://id.wikipedia.org/wiki/Take da_Shingen. 10.26, 6 Mei 2014. (Diakses tanggal 17 November 2014)] Tentang Novel:
Akbar, Muhammad Fardika. “Karakter dan Implikasi Kepemimpinan Uesugi Kenshin 『上杉謙信』dalam Novel Uesugi Kenshin 『上杉謙信』 Karya Eiji Yoshikawa 『英治吉 川』”. dalam [http://ejournal.unesa.ac.id/index.ph p/sazanami/article/view/4435/bacaartikel 2013 (12 Juni 2014, 17.26)] Mursidi, N. 2012. “Kenshin: Pemimpin Penuh Dedikasi”. dalam [http://etalasebuku.blogspot.com/20 12/11/kenshin-pemimpin-penuhdedikasi.html. Kamis, 1 November 2012. (Diakses tanggal 5 April 2013)] Tentang Keadaan Sosial: Maulana, Puri. 2014. “Pengertian Struktur Sosial, Diferensiasi, Stratifikasi, Bentuk-bentuk, Ciri-ciri, Contoh, Proses Terbentuknya, Lapisan Masyarakat, Sosiologi”. dalam [http://perpustakaancyber.blogspot. com/2013/05/pengertian-struktursosial-bentuk-bentuk.html. Kamis, 5 Juni 2014. (Diakses tanggal 9 Februari 2015)]
15