ft PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK DAN ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN (STUDI KASUS: PT. EWAN SUPER WOOD PEKANBARU) Merry Siska 1 , Yenita Morena 2 , Anditya Anugrah 3 11 3 • • Jurusan
Tek.nl k Industri, Fakultas Salns dan Teknologl , UIN Sultan Syarif Kaslm Rlau Email:
[email protected] (korespondensll
Abstract
lndu&tries are required to operate more efliciently in order to compete with other industries. PT. £wan Super Wood are engaged in manufacturing in the manufacture of plywood. Current conditions and the balance of the production fa cility layout line constrained production company; This study aimed to redesign the layout of the plywood manufacturing fadlity to minlrtfiZ'e the path length of material handling and production line considers the balance. The approach used to redesign the layout of plant faa1ities is by using a Systematic Layout PltlnnitJg (SLP), which can be categorized intD three stageS of material flow analysis phase, tft! research stage and the stage of the selection process. Whfle the analysis of equilibrium trajectories using Ranked Positioned Weight (RPW). The results of this study conduded that the proposed layout chosen for the final layout used in this study showed a decrease in path l~ngth of materiJI handling is a significant 107.2 m or approximately 24.44% shorter than the inJ:tJal layout. Decreased length of the flow of material handling layout chosen also affec:bt!d because by balancing production /;,e.
D?wonfs : Hcrteriaf handfing, production fadf;ty layout,
systematic layout planning,
ranked positioned weight
1. PENOAHUWAN Kemajuan industri pada bidang manufak.tur di Indonesia membuat setiap pelaku industri berusaha mencari strategi dalam menghadapi persaingan. Salah satu yan9 menjadi strategi bersaing bagi peJaku tndustr1 pada bidang manufaktur yaitu kegiatan proses proouksinya. Pada prinsipnya kegiatan proses produksi memiliki peranan penting dan berjalannya k~iatan usaha, semakin baik proses produksinya maka akan berdampak baik bagi perusahaannya. Tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat menangani sistem material hilt'tdffng secara menyeluruh oleh Sutalaksana [9]. Sistem m aterial handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup buar dan mengganggu kelancaran proses produksl sehingga mempengaruhi sistem seatnt keseJuruhan. Untuk menangani ma~lah ter!;ebut per1u dilakukan tata letak fas1litas yang memenuhi syarat ditinjau dari ~ aspek diantaranya adalah ~anfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lalnnya, kelancaran aliran material handling, penyimpanan material baik sementara maupun permanen, pekerja dan lain
~
Ulang Ta ta .... (S. Merry eta/.)
sebagainya. Pengaturan tata letak yang baik dalam proses produksi akan berpengaruh bagi perusahaan. Karena langsung penempatan tata letak yang baik akan dapat mend ptakan proses material handling yang baik pula. Dalam kegiatan manufaktur, pemindahan bahan mengambil porsi 25% dari jumlah pekerja, 55 % dari luas lantai yang digunakan, dan 87 o/o dari waktu produksi yang digu.riakan. Informasi demikian merupakan bukti nyata pentingnya perancangan sistem pemindahan bahan yang mampu mereduksi kontribusi pekerja, pemakaian luas lantai dan waktu produksi oleh Kusuma [5]. Saat ini kond isi layout fasil itas produksi di perusahaan mengalami kendala terhadap adanya penumpukan material, waktu tunggu yang tinggi, dan operator yang menganggur karena beban kerja yang tidak seimbang. Pemindahan material (material handling) yang kurang efisien dilihat dari jarak material handling yang jauh dikarenakan tata letak mesin yang kurang teratur sehingga dapat mengaklbatl
197
Technology, Industry •ad ~lp Coafere~tee (TZEC) ISSft:2302-478X Juru.san Teknllt Industrt f'akultas Teknllt lJniversltas Andalas Atdit.... 18 OlriDbel' 2012
PT. Ewan Super- Wood yang bef'gerak pada bldaog manufaktur dalam pembuatan triple!< (plywood) yang beralamat di jalan Kaharudin Nasutkln KM.lS Pekanbaru, merupakan peruSahaan yang termasuk skala besar. Penelitian ini meneliti tata letak fasilitas pabtik PT. Ewan Super Wood. eentasarlcan layout tersebut dapat dililat afiran material handfingnya mulai dari bahan baku hingga menjadi bahan jadi (triplek). Gambar layout tersebut juga memper1ihatkan tata letak fasirltas setiap stasiun kerja pada &antai produksi PT. Ewan SUper Wood, serta hubungan-hubungan antar tasiJitas yang ada di perusahaan tersebut. Has1t dari observasi dan gambar layout awal PT. Ewan Super Wood di atas, diketahui adanya aliran m6teri81 h6ndling yang lcurang eflsien. Hal inl datiaf. ini dapat diJihat dari afiran material Nnd/ing yang terjadi pada mesin pemotong ~ otmnatis lei! mesin dpter yang sangat jauh serta dilakukannya penumpukan lembaran core sebelum dlpindahkan ke mesin dryer. Gambar 1. rnenggambarkan pennasalahan yang terjadl pada lantai produlcsi PT. Ewan Super Wood.
peralalan melatui penyeimbangan waktu kerja antar stasiun-stasiun kerja tersebut. Oari survei lapangan yang telah dHalcukan terdapat stasiun-stasiun kelja yang memilild beban waktu ketja yang tidak seimbang, alican ~J yang tidak lancar dari satu stasiun ke stasil~ berikutnya sehingga tefjadi waktu menunggu dan penumpukan material. Gambar 2. memper1ihatkan adanya penumpukan yang terjadi pada stasiunstasiun kerja yang dialdbatkan tidak seimbangnya beban waktu kerja antara stasiun-5t.asiun pe.keljaan dari proses produksi pembuatm triplelc pada PT. Ewan Super Wood.
Gambar 2 . Tumwkan material yang menunggu unbJk dlproses Oari latar belakang permasalahan yang dlwalkan di atas maka tujuan dart penelltlan ini adalah meiakukan perancangan ulang tata letak fasiitas pabrik unluk mengoptimallcan aliran material handling dan memlnlmumkan ketidakseimbangan bebao waktu kerja pada lintasan produkst 2. TINJAUAN PUSTAICA
Gambar 1. Kondisl aliran pemindahan lembaran core Gambar 1. dan Gambar 2. menjelaskan pennasalahan yang ada di lapangan, sebagai sa&ah satu fakll:M" pada penelitian ini. Peratkangan tata letak fasilitas pabrik yang berorientasi produk dilalwkan dengan berpedoman pada urutan proses produksL Karena fasilitas produksi yang digunakan ini menyhasitkau produk dalam volume yang besar dan berlangsung sec:ara tepelitive (terus-menerus), maka lceseimbangan ttntasan perlu mendapattcan perhatian. Une I»IMk:ing da&am dunia kelja dapat digunakan untuk memperoleh suatu arus produlcsi yang lanatr atas fasilltas, tenaga kerja, dan 1~
Tata letak pabrik dapat didetinisikan sebagal tata cara pengaturan fasirttasfasilitas pabrik dengan memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak pabrik ini meliputi perenc:anaan dan pengaturan letak mesin, peratatan, atiran bahan dan orang-orang yang belcerja pada masingmasirlQ stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien oleh Kusuma [5]. Pada dasamya tujuan utama perancangan tata lelak adalah optimasi pengaturan fasffitas-fasifitas operas1 sehingga nilai yang diciptakan oJeh s1stem pmduksi akan maksimal oleh Siska [8]. lebih spesifik lagl suatu tata letak yang baik akan dapat .Ju:ld mak;;Jiah t:li;P Qta pert;Jnv....( N . Plt!!n«iisl & af.)
Technology, Industry a11d E11trepreneursh/p Conference (TIEC) ISSN:2302-478X Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknlk Universitas Andalas Padallfl, 18 Olctober 2012
memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut oleh Kusuma [5]: a. Menaikkan output produksi. b. Mengurangi waktu tunggu (delay). c. Mengurangi proses pemindahan bahan. d. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan pelayanan. e. Mengoptimalkan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya . f. Proses manufacturing yang lebih singkat. g. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan k~lamatan kerja dari operator. h. Mengurangi faktor yang bisa merugikari dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi. Perencanaan dan penyusunan layout harus diperhatikan keseimbangan kapasitas. Masalah keseimbangan aliran proses produksi lnl berarti adanya keseimbangan atau persamaan kapasltas atau keluaran dan setiap tahap operasi dalam suatu runtutan lini. Bila keseimbangan tidak dijaga, keluaran maksimum yang mungkin dicapai untuk lini tersebut akan ditentukan oleh operasi yang paling lambat, ketidakseimbangan kapasitas akan mengakibatkan penumpukan barangbarang dalam proses pada , suatu bagian operasi, dan terjadi pengangguran pada bagian operasi lainnya. Bila dalam suatu perusahaan terjadi ketidakseimbangan kapasitas akan menimbulkan dampak n@<Jatif, yaitu oleh Pumomo [7] : 1. Menumpuknya barang setengah jadi pada suatu bagian atau mesin tertentu. 2. Pengangguran kaPasitas pada suatu mesin tertentu, hal ini terjadi apabila output dari mesin/ departemen yang menerima output
2. Stasiun kerja berjumlah mininum.
3. Jumlah waktu menganggur di setiap kerja sepanjang lintasan produksi mininum. Dengan demikian kriteria yang umum digunakan untuk suatu keseimbangan lintasan produksi adalah : 1. Waktu menganggur (idle time) Idle time adalah waktu menganggur dan operator atau mesin terhadap proses produksi, yang dapat terjadi oleh faktor-faktor yang sulit dihindarkan maupun faktor yang sebenamya dapat dihindari. Idle time dapat diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah stasiun kerja dengan waktu ~siun k.erja tersebut dikurartg I dengan jumlah waktu yang sebenamya tiap stasiun kerja. 2. Keseimbangan waktu tenggang (balance delay) Balance delay adalah persentase ke:seimbangan waktu senggang antara tlap proses yang diperoleh dan perkalian jumlah stasiun kerja dengan waktu stasiun kerja terbesar, dikurangi jumlah waktu yang sebenamya seluruh stasiun kerja kemudian dibagi derigan perkalian jumlah stasiun kerja dengan waktu stasiun kerja terbesar lalu dikalikan seratus persen . 3. Efisien (time effisiensi) Une effisiensi adalah efisiensi lintasan produksi yang dicapai dan pembagian antara jum lah waktu sebenamya seiuruh stasiun kerja, dengan perkalian jumlah stasiun kerja dan waktu stasiun kerja terbesar lalu dikalikan seratus persen [Gaspersz, 2005] .
3.
METODOLOGIPENE~AN
Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama t~tSebut. kegiatan penelitian berlangsung dari awl!l 3. Kerugian biaya, tenaga, kerja langsung, proses penelitian sampai akhir penelitian. hal ini terjadi karena adanya tenaga kerja Tahapan- tahapan dalam penelitian ini dapat yang menganggur sebagai akibat dilihat dari gambar berikut ini: pengangguran mesin- mesin. 4 . Biaya modal rukup tinggi, karena adanya pengangguran mesin-mesin menyebabkan ad<Jnya sebagian investasi yang digunakan untuk membeli mesin-mesin tersebut sia-sia . Dalam merencanakan suatu keseimbangan di dalam suatu lintasan produksi meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas optimal. Hal te~ut dapat dicapai apabila : 1. Unt:asan produksi bersifat seimbang, dimCina setiap stasiun kerja mendapat tugas yang sama nilainya jika diukur dengan waktu proses.
Penr~Gtrt;pn
utang Tat:a .... (S. Merry et at.)
199
Teebnology, Zndustry aiHI ~lp Colffet'eiiCe (TZEC)
JSSN:2302-478X Jurusan Telmik Industrt Fakultas Tekrak Universitas Andalas Patt.ltfl, 18 Oltl»>lfw 2012
....... --~----
---
,__pet ...... ...,.hti!W ... _,_ ....._ ... T... lol.k
tiM~!:- JO ...- b a
...
~
,~~
.....
(kit.,~.,_.
~
....,... ,;.- :
-:.,...
-.. ................... . . .
.._._ _ , . , . ,
wdta brja
P
~
•••
....._.
... Ill ... ... Alapatolaiilnl ...... :
artlkel ftMQ941tallat& llblc ~s paldc Nit
b.
~"
.
14
.
.,,
,
'[£L-4 .....,...._
.. (.. • •.
Mtt . . .U'"a'- . . . ~ ........ ~ ..... cliiM
gsplk o.t.
4 ... Uta 11M'*- . . . . . . . . _ , . _
.
~; . .,
........ pcoMbl per bulan
T..,t.,......,..
d.
....... . . . . proclubl
._
'*-f..._ .._. ,..
•·
_ .......... t.llilllbe.... ' ...., .................. t.aja .....
,_,... ·-·
c. f.
. ... l
DICa .,....
~..uri~!
......
~r~
g.-Nntya.
_....,,a
GataNr~ _ ___._..___ ~-
.•
....._,.~
~ . . _ . _ , ..... -
loDk fuilbs paldc a-.tak.
'"~""" • . _ _....., undling d • ~
•
......., . . . ., ............. btia ..... ...,._ pr....bl ~
L 2.. 1
·;.::~:~
.i· -~--.tlltlrllbk,_... ~,..• ptlitulbi£~ : ......,~eprlelllleftsletldaftriwnlalmaf~De · · ~ '~
_ . . . _ . . . _ bQa..-&iftt.l:saD prodllbl
··
1'
- · A--=-- ·-
4.
..........
~
" - - · · . . .~.
.~
........
" ....... basArea~. "rlli' Ana ......, ~
at-
....
~ Ga...._r 3. Rowchart metodologi penefrtian
r z
~
Ga.,._ 3. (lanjutan) Flowchart metodologi penefrtian Tabelt. Rekapftulasi Kebutuhan Luas Pabrik
-
Laatili/
9.S
14.25
JO Otl 136
45U
Tobl
1
2 ~
4 5
Pxl
..... Area
fiJO
....... --""--"
....... CIIil:ulr
2Aaai11D
~
Uaox3•
1\:cQnr fJffle 9 R .._.. ~ta;.iif IAU.. S R ~
~
SR
6
Mesla RDhtY
7
..-. Pemotono c..n. .llirsit IiiYw
..
...... ..._
Ill...
12
u
14 15
.:::u: 17
200
lA mx3 m 14mx3m 1..2mll1.6m
Ot~
a 9
•--:6••5• 18nt&76m
....... ..__v_.
.-P..l 204 246 19,911
25,.49
ll••2A• ........ 12 ..
D.27
84,.a1
1S,.ol
5e.64 143 J
J....e:si Aldtir
i..6mx 14m lAma-lJim
------
l3..32
15,Att
17,66
..... s.lidn..
MesaHaehass
164
......
uoa
1'ma-36m 14mx36m 6:1-m x l---:6" m
....,. Ct*l """'"'"
JQ.e5 l~
.._
Tabl
24m&5lm O.lmx5.lm
~
Jlleslolc;a.~
'-'-
i>~m•2Am
392..4
.... ..
.:n.M
SOM_
32
•n
• ....,2
9.n
6.72 IU..:P
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.~. PelanCiilnpn F~Pabdlc
UIMJt1
T.ea LeGic
Perancangan ulang tata letak fasilitas pabrik dimulai dari hasil analisis aliran material berupa Peta Proses Operasi, kemudian dilakukan perhltungan jarak material handling layout awal. Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat
diestimasikan total kebutuhan area keseluruhan untuk pabrik. Total kebutuhan area pabri1c ini meliputi seluruh area lcerja/departemen yang
14.58
.Judd m;,IGJ/.Jh tJ!1a lalta pertafTJii•••• {N. Pern6is1 et iJI.)
Technology, Industry and Entrepreneurship Conference (TIEC) ISSN:2302-478X Jurusan Teknik Industri Fakuttas Teknik Universitas Andalas Plldang, J.B Oldober 2012
dlgunakan selama proses produksi, baik area kerja yang telah rancang ulang maupun area kerja yang memang telah disesuaikan dengan kondiSi pabrik dari awal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tahapan selanjutnya adalah melak.ukan analisis aktivitas berupa Activity Relationship Chart (ARC) yang merupakan dasar dalam pembuatan altematif tata letak dengan dengan memperhatikan modifikasi dan batasan praktis. Untuk membuat rancangan tata letak dapat dibuat suatu block layout yang merupakan diagram blok. dengan skala terteritu dan m~r'upakan representasi bangunan yang disebut juga dengan istilah Area Alocation Diagram (AAD). Perbandingan layout awal dan layout usulan dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
29
Gambar 5. Layout usulan 4.2. Ana/isis Keselmbangan Untasan dengan Het«<e Ranked Position Weight (RPW)
Kondisi lintasan produksi awal sebelum perbaikan diperlukan untuk mengidentifikasi aj)akah lintasan produksi perlu untuk diilerbaiki atau tidak, sehingga lintasan produksi tersebut bisa menjadi lebih bail<. 4.2.~ .
Gambar 4 . Layout awal
Altematif ~
Pada alternatif 1 wa ktu siklus yang digunakan yaltu waktu terbesar dari operasi yaitu 1,32 menit, maka tingkat produksi yang dicapai dalam satu hari yaitu 1091 lembar triplek dalam satu lintasan produksi, tentu saja tingkat produksi 1 hari yang ingin dicapai tidak terpenuh i. Untuk memenuhi tingkat produksi yang ingin dihasilkan sebanyak 7050 lembar triplek maka perlu ditambah 7 lintasan produksi agar tingkat produksi dapat t:en:apai.
4.22. Altel'natif 2 Pada altematif kedua, untuk memenuhi target produksi yang ingin dihasilkan dalam satu hari sebesar 7050 lembar triplek, maka
~rJ!Pn Ulang Tata . ... (S.
Heny et al. )
201
Tec:lt~ &dl~Sb'yll_, ~ip~
(TZEC} ISSN:2302-478X _ Jt.wusan Telcnlk Industri Faltubs Tetnllt Univessitas Andalas ,..~ .1.11 Oldoller 2012
yang cligunakan unbJk stasiuo kerja yaitu 1,32 menit.. tetapi untuk mencari sohJSi yang lebih optimal maka ditambah jumlah mesin dan cperator pada setiap stasU1 yang memiliilci beban kerja yang melcwati batas wafclu silclus 0,.20 menl:. Malca digunakanlah waktu siiWs 0,20 menit untuk meugatarsi ketidakseimbangan beban waktu kerja pada lintasan produksi agar target produksi ~hi. Sehingga pada operasi H widclu
5ildus
pen~elompokan
Q.G'
a:D
-
dilambilb 2 mesin. opt:ICJSi K dltambah 2 mesin. operasi N ditambah 5 mesln, 0 ditambah 2 mesin, dan untuk ope.r asl J dibagi menjacU 14 meja yang dikeljakan masing-masing mejanya 2 c:xang operator-.
-
-
-
-
- -....z
lloolla!
__ _..
--.....a
GamUt 6. Hasil penyeimbangan lintasan dengan menggunalcan metnde ranked positioned weight altematif 1 - - a.irll
-
--.a
- - Sllilll3
. .. . _ . 7. Hasil penyeimbangan lintasan dengan menggunalcan rnetode ranked positioned weight
artematif2 5.
KESlMPUlAN DAN SARAN matel1al hand~
S.L Kesllnpulan
Benl.asarkan hasi pengolahan dan anaisa data pada bagian sebebnnya maka dapat disimputkan :
l_ Rancangan ulang tata letak dan fasilitas pabrik PT. Ewan Super Wood efisien dan optimal dlballldiJagkan dengan panjang 6ntasan material 10nd6ng layout awal. 8erilcut tabeJ perbandingan panJi1tfg lintasan melrliiJI landling antara liJyout awat dan layout aftematif 2..
Panjilng llntasan
Uyout Awaf Usulan
"'*""'(•)1,_,-.g
440.2 332.6 Penurunan panjang llntasan material handling layout usa.dan dengan layout awal
Petseoltase (41o)
100 75.56 24.44
Dari tabel di atas dikelahui bahwa persentase penurunan panjang lintasan material handling layout usutan dengan layout awal adalah sebesar 24.4 %. Hal inl membuktikan bahwa layout
usulan lebih optimal dibandingkan dengan layout Judd ~lr.aJMr ~ katir pt!f'tama. •••(l't. Penu1is1 C!t a/.}
.
~--
Technology, Industry and Entrepreneurship Conference (TIEC) ISSN:2302-478X Jurusan Tek{)ik Industri Fakult:as Teknik Universitas Andalas Pildang, 18 Olctober 2012
awal. Dengan demikian, perancangan ulang layout awal telah mengurangi panjang lintasan meterial handling proses produksi yang sekaligus dapat mengurangi waktu dan biaya proses produksi. 2. Setelah melakukan analisa dan pengolahan data untuk mencari solusi permasalahan ketidakseimbangan beban waktu kerja pada lintasan produksl PT. Ewan Super Wood, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa alternatif 2 dari solusi permasalahan yang terjadi dengan menggunakan metode ranked position weight (RPW) telah optimal untuk meminimumkan . -ketidakseimbangan beban waktu kerja pada tlnttiSan produksi yang terclapat di PT. Ewan Super Wood. daripada altematif 1. Alternatif 2 memiliki 1 lintasan produksi dengan 4 stasiun kerja minimal yang terdiri dari beberapa operasi kerja, sesuai dengan waktu siklus yang telah ditetapkan sebesar 1,32 menit dan dalam 4 stasiun t:ersebut terdiri dan sejumlah mesin yang dibutuhkan dalam memenuhi target produksi.
5.2. Saran Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan pendekatan simulasi untuk Men-,.elesaikan kasus perancangan ulang tata letak dan melakukan aplikasi dan perancangan tata letak yang diusulkan secara nyata di lapangan untuk melihat pengaruh perancangan ulang tata letak terhadap produktivitas pekerja.
halaman 95-109. Penerbit Andi, Yogyakarta. 2009 . (6] Noviyanto, Hari, Ana/isis Keseimbangan Untasan Dengan Menggunakan Metode Ranked Positional Weight. (Studi Kasus Pada PT.Wisanka Klaten)"'. Tugas Akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2005. [7] Purnomo, H., Perencanaan dan Pera.ncangan Fasi/itas, 2004, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. · (8] Siska, M. ...Perancangan Tata Letak Modular'. Edisi pertama Cetakan pertama, halaman 54 dan 87. Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru. 2010. [9] Sutalaksana , I.,Z., dkk. ...Teknik Perancangan Sistem Kerja". Edisi ke dua, halaman 23-25, 30-34. ITB, Bandung. 2006. (10) Wignjosoebroto, s., ·raliJ LeliJk Pabrik dan Pemindahan Bahan'. Edisi ke empat,. halaman 67, 95-96, 133-140, 148-159, 196-197, 199-205, 269-271, 286-292. ITS, Surabaya. 2009. [11] Wignjosoebroto, s., "Ergonomi Studi Gerak dan Waktu"". Edisi pertama Cetakan ke tiga, halaman 131-137. ITS, Surabaya. 2009. {12] Yusuf, Muhammad . ·rujuan Perencanaan Letak Pabrik"'. Tata http ://www .yusufku.co.cc/2009/12/tujua nperenca naan-tata-leta k-pabrik. htm I. (Diakses 13 Maret 2011)
OAFTAR PUSTAKA
[1]
Afrizon, R. "Perancangan Tata Letak Pabrik Pada Industri Sepatu Kulit (Studi Kasus: Perusahaan Sepatu Yoesani Shoes, Toboh Baru Padang Pariaman Sumatera Barat)"'. [Online] Available http : //reoository.unand. ac.id/7059/1/IMG . odf. Tugas Akhir Universitas Andalas Padang, 2010. (Diakses 11 Desember 2011) [2] Annisyah, E. M.,. " Perancangan Tata Letak".Availableht tp: //www. ittelkom .a c. id/ index.oho?view= article & library/ catid = 25%3 aindustri&id 0%3atataletak & option= com content& itemid = 15. (Diakses: 11 Desember 2011) [3] Apple, J. M. " Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan". Edisi ke tiga, halaman 1, 154-156, 222-232, 279. ITB, Bandung. 1990. (4] Hadiguna, R. A, Heri Setiawan. ·raliJ LeliJk Pabn1<"', halaman 33, 63-67, 77-78, 92-98. Andi, Yogyakarta. 2008. [5] Kusuma, Hendra . •Manajemen Produksi: Perencanaan & Pengendalian Produksr,
~n
Ulimg Tata .. .. (S. Merry eta/.)
203