PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PAMERAN
SKRIPSI
GUNTUR PRABOWO 04 05 07 02 67
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DEPOK JULI 2009 vii
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PAMERAN
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik
GUNTUR PRABOWO 04 05 07 02 67
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DEPOK JULI 2009
viii
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
HALAMAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama NPM
: Guntur Prabowo : 0405070267
Tanda Tangan Tanggal
: ............................... : Juli 2009
ix
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Guntur Prabowo NPM : 0405070267 Program Studi : Sarjana Reguler Teknik Industri Judul Skripsi : Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik Pada Perusahaan Kontraktor Pameran
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Reguler Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : DR. Ir. T. Yuri M. Zagloel, MEngSc
( ...........................)
Penguji
: Ir. Akhmad Hidayatno,MBT
( ..........................)
Penguji
: Farizal,PhD
( ...........................)
Penguji
: Ir. Yadrifil,MSc
( ...........................)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: Juli 2009
x
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa izin dan rahmat-Nya, skripsi dengan judul "Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik Pada Perusahaan Kontraktor Pameran” ini tidak akan pernah selesai. Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai saah satu syarat kelulusan dalam mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan yang diterima oleh penulis secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada: 1. Kedua orang tua, tanpa mereka penulis tidak akan pernah menjadi seperti sekarang ini; 2. DR. Ir. T. Yuri M. Zagloel, MEngSc selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir dalam pembuatan skripsi ini; 3. Bapak Hariman beserta segenap karyawan PT. Samudra Dyan Praga yang telah member izin bagi penulis untuk pengambilan data; 4. Dian Esti Prameswari, yang dengan sabar telah sangat membantu penulis dalam seluruh prosesi skripsi ini; 5. Rondi Rohmandani, yang telah member ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis; 6. Pihak – pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perusahaan, TIUI, dan pihak – pihak yang membacanya.
Depok, Juli 2009 Penulis
xi
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya bertanda tangan dibawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis Karya
: Guntur Prabowo : 0405070267 : Sarjana : Teknik Industri : Teknik : Skripsi
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royaltyfree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : "Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik Pada Perusahaan Kontraktor Pameran" beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di : Depok Pada Tanggal : Juli 2009 Yang menyatakan
(Guntur Prabowo)
xii
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
ABSTRAK Nama : Guntur Prabowo Program Studi : Sarjana Reguler Teknik Industri Judul : Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik Pada Perusahaan Kontraktor Pameran Tugas akhir ini membahas mengenai perbaikan tata letak pabrik pada salah satu perusahaan kontraktor pameran. Parameter dalam menentukan tata letak baru lebih baik dari tata letak lama adalah tidak adanya gerakan material yang tidak beraturan, jarak tempuh lebih pendek yang diikuti dengan waktu tempuh, serta hasil yang dapat dihasilkan lebih banyak dari pada denah lama. Setelah melakukan penelitian, maka didapatkan hasil berupa denah tata letak baru yang memenuhi ketiga syarat tersebut. Pengujian pada denah tata letak baru dilakukan dengan menggunakan simulasi Kata kunci : Aliran material
ABSTRACT Name : Guntur Prabowo Study Program : Bachelor of Industrial Engineering Title : Redesign the Factory Layout of an Exhibition Contractor Company This research is about creating a new layout in an exhibition contractor company which is better than the old layout. The indicator that the new layout is better then the old one are no random material movement, shorter path followed by shorter time, and can produce more output than the old layout. The research has succeeded to produce the new layout which solve three conditions above. Simulation is used to prove thath the new layout is better than the old one. Key words: Material flow
xiii
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..…..i HALAMAN ORISINALITAS……………………………………………….……ii LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iii KATA PENGANTAR……………………………………………………………iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………..…….v ABSTRAK………………………………………………………………….…….vi DAFTAR ISI…………………………………………………………….……….vii DAFTAR TABEL…………………………………………………….…………viii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….….ix DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………x BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1 1.2 Diagram Keterkaitan Masalah ....................................................................... 2 1.3 Perumusah Masalah ....................................................................................... 3 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 3 1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................... 3 1.7 Sistematika Penelitian ................................................................................... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6 2.1 Tata Letak Pabrik .......................................................................................... 6 2.2 Metode Pengerjaan Tata Letak Pabrik ........................................................ 11 2.2.1 Activity Relationship Chart (ARC) ....................................................... 12 2.2.2 Activity Relationship Diagram (ARD) ................................................. 14 2.3 Simulasi ....................................................................................................... 15 2.4 Simulasi Menggunakan Promodel ............................................................... 17 BAB 3 DATA DAN PENGOLAHAN DATA .................................................... 19 3.1 Seputar Perusahaan ...................................................................................... 19 3.1.1 Produk Perusahaan Kontraktor Pameran .............................................. 19 3.2 Pengumpulan Data....................................................................................... 21 3.2.1 Luas Daerah .......................................................................................... 21 3.2.2 Material dan Peralatan .......................................................................... 23 3.2.3 Proses Produksi..................................................................................... 25 3.3 Pengolahan Data .......................................................................................... 29 3.3.1 ARC ...................................................................................................... 29 3.3.2 ARD ...................................................................................................... 33 3.3.3 Denah Tata Letak Baru ......................................................................... 34 BAB 4 ANALISA ................................................................................................ 38 4.1 Analisa Denah Tata Letak Lama ................................................................. 38 4.2 Analisa ARC & ARD Denah Baru .............................................................. 40 4.2 Analisa Jarak Tempuh Material................................................................... 43 4.3 Analisa Waktu ............................................................................................. 45 4.4 Analisa Output ............................................................................................. 46 BAB 5 KESIMPULAN ....................................................................................... 50 DAFTAR REFERENSI………………………………………………………...51 xiv
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol – simbol Dalam ARC .....................................................13 Tabel 3.1 Nama dan ukuran ruangan denah lama .......................................23 Tabel 3.2 Daftar Material ............................................................................23 Tabel 3.3 Daftar peralatan ...........................................................................24 Tabel 3.4 Keterangan jenis aliran ...............................................................26 Tabel 3.5 Alasan tingkat kepentingan kedekatan........................................31 Tabel 3.6 Keterangan derajat kedekatan .....................................................31 Tabel 3.7 Keterangan pergerakan pada ARD .............................................33 Tabel 3.8 Nama dan ukuran ruangan denah baru........................................37 Tabel 4.1 Jarak tempuh material denah awal ..............................................44 Tabel 4.2 Jarak tempuh material denah baru ..............................................44
xv
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan Masalah………………………………...2 Gambar 1.2 Diagram alir metodologi penelitian………………………………….4 Gambar 2.1 Diagram alir pembuatan tata letak berdasarkan SLP ..............12 Gambar 2.2 Contoh ARC ............................................................................14 Gambar 2.3 Contoh ARD............................................................................15 Gambar 2.4 Diagram alir pengerjaan simulasi............................................16 Gambar 3.1 Stand standar ...........................................................................20 Gambar 3.2 Stand improve..........................................................................20 Gambar 3.3 Stand special............................................................................21 Gambar 3.4 Laser distance meter ...............................................................21 Gambar 3.5 Contoh denah tata letak lama ..................................................22 Gambar 3.6 Diagram alir proses produksi ..................................................27 Gambar 3.7 Alur produksi denah lama .......................................................28 Gambar 3.8 ARC proses produksi ..............................................................32 Gambar 3.9 ARD proses produksi ..............................................................33 Gambar 3.10 Contoh denah tata letak baru .................................................34 Gambar 4.1 Aliran material pada denah tata letak lama .............................38 Gambar 4.2 Aliran material yang tidak beraturan.......................................39 Gambar 4.3 Aliran material denah baru ......................................................43 Gambar 4.4 Tampilan simulasi denah lama ................................................48 Gambar 4.5 Tampilan simulasi denah baru ................................................49
xvi
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lampiran 2:
Denah tata letak lama Denah tata letak baru
xvii
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada pendahuluan, akan diulas mengenai latar belakang yang menjadi alasan mengapa topik penelitian ini dilakukan. Selain membahas mengenai latar belakang, akan dibahas juga metode dalam pengerjaan penelitian ini.
1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa terus memberikan pelayanan dengan kualitas baik yang sama terahadap para pelanggannya. Pada sebuah perusahaan kontaktor pameran, kualitas stand yang ditawarkan menjadi sangat penting. Selain dari kualitas stand yang ditawarkan, kecepatan serta ketepatan kerja juga menjadi salah satu yang penting bagi pelanggan yang ingin mengadakan pameran bagi produk – produk mereka. Dapat dibayangkan jika pada suatu pameran stand dari salah satu perusahaan masih dalam tahap pengerjaan atau tidak sesuai dengan pesanan, maka itu akan menjadi masalah bagi kedua belah pihak. Akantetapi perusahaan tidak boleh hanya memikirkan unsur kualitas dalam pelayanan mereka. Perusahaan juga harus mempertimbangkan unsur biaya dalam kegiatan bisnis mereka. Dalam menjalani bisnis, pemborosan adalah sesuatu yang harus dihindari. Dalam perusahaan ini, pemborosan kerap terjadi karena terlalu banyak menggunakan material untuk membuat suatu partisi stand. Hal ini disebabkan karena tidak ada standart mengenai sistem kerja mereka. Oleh karena itu, desainer tidak membuat desain stand dengan mempertimbangkan stock yang dimiliki. Hal ini menyebabkan bagian produksi harus memproduksi bahan baru lagi, dimana kadangkala terjadi hasil pemotongan yang tanggung sehingga tidak dapat digunakan dan menjadi waste. Selain masalah desainer, masalah lain yang terjadi pada perusahaan terkait dengan pemborosan terletak pada gudang dan ruang produksi. Pada gudang dan ruang produksi pada perusahaan ini belum memiliki alur yang teratur. Tidak adanya metode kerja yang standart serta tata letak gudang dan ruang produksi yang tidak teraturi menyebabkan alur pekerjaan menjadi tidak teratur dan menjadi lama. Dengan waktu pengerjaan yang lama, maka perusahaan
1
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
2
harus mengeluarkan biaya lebih untuk membayar biaya pekerja. Untuk penyebab permasalahan secara lengkap dapat dilihat pada gambar 1.1 bagian “M” (masalah). Alur kerja yang tidak teratur pada perusahaan ini disebabkan oleh tidak adanya tata letak pabtrik yang teratur. Dengan tata letak pabrik yang teratur, maka perusahaan ini diharapkan dapat melakukan kegiatan produksi dengan lebih cepat dan teratur, dengan demikian, maka diharapkan perusahaan ini dapat menghemat waktu kerja dan biaya. Bagan solusi secara lebih lengkap dapat dilihat pada gambar 1.1 bagian “S” (solusi).
1.2 Diagram Keterkaitan Masalah Dibawah ini adalah diagram keterkaitan masalah yang menjelaskan permasalahan yang terjadi serta solusinya.
Gambar 1.1 Diagram Keterkaitan Masalah
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
3
1.3 Perumusah Masalah Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah ilmu tata letak pabrik.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengatasi ketidakteraturan aliran material serta memperpendek jarak tempuh material dengan cara merancang ulang tata letak pabrik.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Perusahaan ini memiliki tiga tipe produk yaitu stand standart, stand improved, dan stand special. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah gudang dan ruang produksi dimulai dari susunan tata letak dan aliran material pada pembuatan stand special. Alasan dipilihnya stand special sebagai bidang penelitian adalah karena pada produk tipe ini belum memiliki suatu yang bersifat standart dan banyak memakan biaya.
1.6 Metodologi Penelitian Metodologi dari penelitian ini adalah: •
Identifikasi masalah.
•
Mengumpulkan dan menyusun studi literatur yang berkaitan dengan masalah yang telah diidentifikasi.
•
Mengumpulkan data – data yang terkait guna meyelesaikan penelitian.
•
Membuat usukan tata letak gudang dan ruang produksi dengan ilmu tata letak pabrik.
•
Membuat kesimpulan.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
4
Berikut ini adalah diagram alir metodologi penelitian.
Gambar 1.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
5
1.7 Sistematika Penelitian Sistematika penelitian ini dibuat berdasarkan petunjuk penelitian yang dibuat oleh Universitas Indonesia dan Departemen Teknik Industri UI. Secara umum penelitian ini terdiri dari: •
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas hal – hal yang melatar belakangi penelitian ini. Selain itu bab ini juga membahas hal – hal yang mendasari pembuatan penelitian ini seperti tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematka penelitian.
•
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Tunjauan pustaka membahas dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini.
•
BAB III : PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA Bab ini membahas cara yang dilakukan dalam pengumpulan data, data apa saja yang diambil, serta proses pengolahan data.
•
BAB IV : ANALISIS Bab ini membahas analisa dari kekurangan tata letak lama, serta membahas mengenai tata letak baru yang menjadi solusi dari permasalahan dari tata letak lama.
•
BAB V : KESIMPULAN Kesimpulan berisi inti dari penelitian ini.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Dasar teori adalah teori yang digunakan dalam penelitian ini. Penyelesaian penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan dua metode yaitu tata letak pabrik dan simulasi. Tata letak pabrik digunakan untk membuat suatu rancangan denah tata letak yang baru. Sedangkan simulasi digunakan untuk menguji usulan tata letak baru dengan membandingkannya dengan denah yang lama.
2.1 Tata Letak Pabrik Dalam dunia industri, proses manufaktur adalah salah satu faktor penting baik dalam bisnis produk atau jasa. Proses manufaktur ini sangat ditentukan oleh pengaturan tata letak barang – barang atau fasilitas fisik dalam perusahaan tersebut. Pengaturan tersebut sangat berpengaruh terlebih pada perusahaan yang banyak memproduksi. Ilmu yang mencakup untuk mengatur penataan barang – barang atau fasilitas fisik tersebut adalah ilmu tata letak pabrik. Menurut James M. Apple, tata letak pabrik adalah mengkonsepkan, merancang, dan mengimplementasikan sistem produksi dari barang atau jasa.1 Rancangan dari ilmu ini secara umum digambarkan dengan rencana rancangan tata letak, atau pengaturan dari fasilitas fisik yang bertujuan untuk mengoptimalkan hubungan antara operator, alur material, metode untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien, hemat, dan aman.2 Secara umum, tujuan dari ilmu tata letak pabrik adalah:3
- Memfasilitasi proses manufaktur - Meminimalisir perpindahan material - Menjaga fleksibilitas keteraturan operasi - Menjaga perubahan yang tinggi dari barang setengan jadi - Menjaga investasi dalam peralatan - Membuat penggunaan yang hemat dari gedung 1
M. Apple, Plant Layout and Material Handling, John Wiley & Sons, Singapore, 1983, hal. 3. Ibid, hal. 3-4. 3 Ibid, hal. 7. 2
6
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
7
- Mempromosikan penggunaan tenaga kerja yang efektif - Menyediakan kenyamanan, dan keamanan bagi operator
Dalam membuat sesuatu hal, diperlukan hal – hal yang menjadi dasar agar hasil yang didapatkan tidak keluar dari koridor atau tujuan yang sudah ditetapkan. Begitupun dalam pembuatan rancangan tata letak produksi dalam suatu perusahaan. Dalam membuat tata letak pabrik yang baik, maka diperlukan prinsip – prinsip untuk mencapai tujuan dari pembuatan tata letak pabrik. Prinsip ini berfungsi sebagai landasan dalam membuat tata letak pabrik. Prinsip – prinsip itu adalah:4 - Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempebgaruhi factor produksi. - Jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin. - Aliran kerja berlangsung secara normal - Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien - Kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-baiknya - Pengaturan tata letak harus fleksibel Menurut Salvendy, prisip dalam membuat tata letak pabrik yang baik adalah:5 -
Integrasi : integrasi dari seluruh faktor yang mempengaruhi tata letak
-
Utilisasi : Utilisasi yang efektif mesin dan manusia dan ruang pabrik
-
Ekspansi : Mudah untuk diekspansi
-
Fleksibilitas : Mudah untuk disusun ulang
-
Versatality : siap untuk beradaptasi terhadap perubahan produk, desain, permintaan penjualan dan peningkatan proses.
-
Keteraturan : daerah yang teratur atau pembagian wilayah yang jelas terutama bila dipisahkan oleh dinding, lantai gang utama, dan lainnya
-
Kedekatan : jarak minimum bagi pergerakan material, fasilitas pendukung dan orang.
4
Astra. Online, Mengatur Tata Letak Pabrik, 2004, 5 S. Gabriel, Handbook of Industrial Engineering, John Wiley & Sons, Philadelphia, 1982, hal. 10.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
8
-
Keberurutan : urutan aliran kerja yang logis dan daerah kerja yang bersihdengan peralatan yang tepat untuk sampah dan limbah.
-
Kenyamanan : untuk semua pegawai baik untuk sehari-hari maupun periodik.
-
Kepuasan dan keselamatan untuk semua pegawai
Dalam menentukan tata letak pabrik yang baik haruslah ditentukan berdasarkan pengaruh faktor-faktor yang ada seperti jenjang tahapan / tahap proses produksi, macam hasil keluaran produksi, jenis perlengkapan yang dipakai atau digunakan serta berdasarkan sifat produksi dari produk yang diproduksi tersebut. Dalam penataan letak fasilitas fisik ada berbagai macam. Setiap macam memiliki jenis serta cirri – ciri yang berbeda baik dari segi aliran material, jumlah serta letak alat dan operator, dan lain - lain. Jenis dari tata letak pabrik adalah: - Tata letak pabrik berdasarkan produk - Tata letak pabrik berdasarkan proses - Tata letak pabrik berdasarkan stasionari - Material berlokasi tetap
Selain jenis tata letak yang berbeda-beda, ilmu tata letak pabrik juga mempunyai beberapa pola aliran yang umum digunakan. Pola aliran itu adalah:6 -
Garis lurus Pola aliran material garis lurus digunakan jika proses produksi pendek, relatif sederhana dan mengandung sedikit komponen atau beberapa peralatan produksi.
-
Zig-zag Pola aliran ini digunakan jika lintasan lebih panjang dari ruangan yang tersedia dan berbelok-belok untuk memberikan lintasan aliran yang lebih panjang dalam bangunan dengan luas, bentuk dan ukuran yang lebih ekonomis.
6
Tomkins, Facilities Planning, John Wiley & Sons, New York, 2003, hal. 80.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
9
-
Bentuk U Diterapkan bila produk jadi berakhir pada tempat yang relatif sama atau berdekatan dengan tempat dimana proses dimulai. Hal ini dapat disebabkan karena keadaan pemakaian mesin bersama, fasilitas transportasi, pengurangan tenaga kerja, dan lain-lain.
-
Melingkar Dipakai bila produk jadi kembali ke tempat yang sama sewaktu produksi dimulai. Pola ini biasanya dipakai pada situasi dimana mesin dengan rangkaian yang sama digunakan untuk kedua kalinya atau penerimaaan dan pengiriman terletak pada tempat yang sama.
-
Bersudut ganjil Pola aliran ini biasanya digunakan jika : a. Tersedia sistem pemindah mekanis. b. Untuk memperpendek lintasan aliran antar kelompok yang berdekatan c. Keterbatasan ruang tidak memungkinkan untuk pola aliran yang lain d.Lokasi permanen dari fasilitas yang ada menuntut pola aliran demikian.
Terkadang, sebuah perusahaan membuat atau merancang ulang tata letak yang telah mereka pakai sebelumnya. Alasan untuk mengubah tata letak pabrik yang telah dipakai secara umum adalah untuk menanggulangi masalah yang terjadi. Berikut ini adalah masalah umum yang terjadi pada perusahaan sehingga memerlukan perubahan tata letak pabrik:7 -
Perubahan rancangan produk Seringkali perubahan rancangan produk menuntut perubahan proses atau operasi yang diperlukan. Perubahan ini mungkin memerlukan penggantian sebagian kecil tata letak yang telah ada atau memerlukan perancangan ulang tata letak.
7
M. Apple, Plant Layout and Material Handling, John Wiley & Sons, Singapore, 1983, hal. 3.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
10
-
Perluasan departemen Adanya penambahan poduksi suatu komponen produk tertentu memerlukan perubahan pada tata letak yang mungkin hanya berupa penambahan sejumlah mesin yang dapat diatasi dengan membuat ruangan atau mungkin diperlukan perubahan seluruh tata letak jika penambahan produksi menuntut pcrubahan proses.
-
Pengurangan departemen Jika jumlah produksi berkurang secara drastis dan diperkirakan akan
bertahan
dalam
jangka
waktu
lama,
maka
perlu
dipertimbangkan pernakaian proses yang berbeda dari proses sebelumnya yang diperuntukkan pada jumlah produksi tinggi. Perubahan ini bisa mengakibatkan disingkirkannya peralatan yang telah ada sekarang dan merencanakan pemncangan jenis peralatan lain.
-
Penambahan produk baru Jika produk yang akan ditambah berbeda dengan produk yang diproduksi maka mungkin akan dilakukan penambahan mesin barn dalam tata letak yang telah ada atau mungkin juga diperlukan suatu departemen baru atau bisa juga sebuah pabrik baru.
-
Pemindahan satu departemen Memindahkan satu departemen akan menuntut perancangan ulang tata letak pabrik jika tata letak pabrik yang ada sekarang sudah tidak memadai.
-
Penambahan departemen baru Masalah ini dapat timbul jika adanya kebijakan untuk membuat suatu komponen yang selama ini dibeli dari perusahaan lain sehingga diperlukan penyesuaian dengan tata letak yang ada.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
11
-
Peremajaan peralatan yang rusak Masalah ini menuntut pemindahan peralatan yang berdekatan untuk memperoleh tambahan ruang
-
Perubahan metode produksi Setiap perubahan kecil alam suatu stasiun kerja seringkali mempengaruhi stasiun kerja yang berhubungan, situasi ini menuntut peninjauan kembali antar wilayah stasiun kerja yang berhubungan.
-
Perencanaan fasilitas baru Persoalan ini merupakan persoalan tata letak pabrik yang terbesar. Pada masalah ini perancangan tata letak pabrik tidak dibatasi oleh kendala fasilitas yang ada sehingga dapat dengan bebas merancang suatu tata letak pabrik yang paling efisien.
2.2 Metode Pengerjaan Tata Letak Pabrik Dalam pembuatan tata letak pabrik yang baik, tentu ada urutan serta tata caranya. Ilmu tata letak pabrik adalah ilmu yang sudah sangat lama ditemukan. Seiring berjalannya waktu, ahli – ahli tata letak pabrik menemukan teori – teori mengenai pembuatan tata letak pabrik yang baik. Salah satunya adalah Tompkins. Menurut Tompkins, metode atau tata cara untuk membuat tata letak adalah:8 1. Menentukan masalah 2. Menganalisa masalah 3. Membuat rancangan alternatif 4. Mengevaluasi rancangan alternatif 5. Memilih rancangan yang akan digunakan 6. Mengaplikasikan rancangan yang dipilih
8
Tomkins, Facilities Planning, John Wiley & Sons, New York, 2003, hal. 9.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
12
Selain Tompkins, Muther juga adalah orang yang mengemukakan teori taa letak pabrik yang terkenal dengan metode Systematic Layout Planning (SLP). Dalam metode ini, Muther mengemukakan langkah – langkah dalam perancangan tata letak yang baik. Berikut ini adalah diagram alir dari metode SLP.
Gambar 2.1 Diagram alir pembuatan tata letak berdasarkan SLP Sumber: Systematic Layout Planning oleh Muther (1973)
Menurut James M. Apple, relationship diagram dan space relationship diagram diganti dengan Activity Relationship Chart sedangkan denah kasar diganti dengan Activity Relationship Diagram. 2.2.1 Activity Relationship Chart (ARC)
Activity Relationship Chart atau disingkat dengan ARC, adalah suatu alat yang
berfungsi untuk merencanakan hubungan antara bagian yang memiliki akyifitas yang berhubungan.9 Pada ARC, terdapat simbol – simblo yang menggambarkan jenis kepentingan kedekatan. Simbol – simbol tersebut digambarkan dengan huruf dan warna yang melatarbelakangi huruf tersebut.
9
M. Apple, Plant Layout and Material Handling, John Wiley & Sons, Singapore, 1983, hal. 203.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
13 Berikut ini adalah tabel dari simbol – simbol tersebut:
Tabel 2.1 Simbol – simbol Dalam ARC Simbol
Warna
Keterangan
A
Merah
Mutlak perlu
E
Jingga
Sangat penting
I
Hijau
Penting
O
Biru
Biasa
U
Tidak berwarna
Tidak perlu
X
Cokelat
Tidak diharapkan
(Sumber:M. Apple, James; Plant Layout and Material Handlin;John Wiley & Sons;1983; hal 203)
Selain simbol – simbol diatas, pada ARC juga terdapat tabel alasan mengapa tingkat kedekatan itu dipilih. Alasan tentang terpilihnya kedekatan tersebut di cantumkan dalam tabel pada tampilan ARC secara keseluruhan.
Berikut ini adalah alasan – alasan yang biasa digunakan untuk mempertimbangkan kepentingan kedekatan:
Urutan aliran kerja
Mempergunakan peralatan yang sama
Menggunakan catatan yang sama
Menggunakan ruang yang sarna
Bising, kotor, debu, getaran, dan sebagainya
Memudahkan perpindahan barang
Alasan – alasan diatas tidak semua digunakan, akantetapi hanya sebagian yang berkaitan dengan pabrik.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
14 Berikut ini adalah contoh tampilan ARC:
Gambar 2.2 Contoh ARC
2.2.2 Activity Relationship Diagram (ARD)
ARD bentuk diagram dari ARC. Dimana ARC adalah alat untuk menganalisa
hubungan antar kegiatan atau tempat, sementara ARD adalah ARC yang dituangkan dalam bentuk diagram. Pada ARD, terdapat alira material yang tidak terdapat pada ARC. Hal ini membuat ARD dapat menunjukkan letak setiap bagian serta aliran materialnya. ARD adalah diagram dengan setiap bagian yang ada pada ARC dilambangkan dengan sebuat persegi. Dalam persegi tersebut, terdapat nomor serta simbol yang menunjukkan kepentingan kedekatan dengan bagian lain. Untuk aliran material, biasa dilambangkan pada ARD dengan panah dan memiliki keterangan.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
15 Berikut adalah contoh dari tampilan ARD
Gambar 2.3 Contoh ARD 2.3 Simulasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), simulasi adalah metode pelatihan yg meragakan sesuatu dl bentuk tiruan yg mirip dng keadaan yg sesungguhnya, atau penggambaran suatu sistem atau proses dng peragaan berupa model statistik atau pemeranan. Menurut Oxford American Dictionary (1980), simulasi adalah membuat ulang suatu kondisi dari situasi, dengan menggunakan model untuk mempelajari atau menguji.10 Dengan begitu, perushaan tidak harus mengeluarkan biaya perubahan dan mngubah sistem yang sudah ada untuk mengetahui hasil dari rancangan perubahan dan menanggung resiko kerugian. Resiko adalah sesuatu yang sebisa mungkin kecil ditanggung oleh perusahaan. Untuk mengatur resiko, maka sebisa mungkin kita mendapatkan gambaran mengenai apa yang akan terjadi jika kita melakukan atau mengambil suatu kebijakan. Untuk itu simulasi sangat berperan dalam memberikan gambaran yang mendekati akurat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pada dunia industri, simulasi berguna untuk melihat hasil dari 10
Harrell. Charles Dr. and Ghosh. Biman K Dr. and Bowden. Royce Dr, Simulation Using Promodel, McGraw Hill, Quebec, 2000, hal. 5.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
16
rancangan perubahan yang akan dilakukan. Hasil tersebut kemudian akan dijadikan pertimbangan untuk memutuskan apakah perubahan tersebut layak untuk dilakukan. Berikut ini adalah diagram alir pembuatan simulasi:
Gambar 2.4 Diagram alir pengerjaan simulasi Sumber: Harrell, Charles Dr. and Ghosh, Biman K Dr. and Bowden, Royce Dr.;Simulation Using Promodel;McGraw Hill;2000;hal 9
Simulasi sendri memiliki berbagai jenis. Jenis – jenis yang paling umum untuk digunakan adalah:11 -
Simulasi dinamis Simulasi dinamis adalah simulasi dimana data – datanya berubah dapat berubah dengan berjalannya waktu. Simulasi tipe ini cocok digunakan untuk manufaktur.
11
Ibid, hal 48-49
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
17
-
Simulasi stochastic Simulasi stochastic adalah simulasi dimana datanya berupa probabilitas. Oleh karena itu simulasi tipe ini sering juga disebut dengan simulasi tipe probabilitas.
-
Simulasi kejadian diskrit Simulasi kejadian diskrit adalah simulasi yang datanya berubah terhadap poin diskrit yang terjadi pada suatu kejadian.
2.4 Simulasi Menggunakan Promodel
Promodel adalah peranti lunak yang berfungsi untuk melakukan simulasi secara
diskrit. Hasil yang didapatkan dari Promodel adalah hasil dari kejadian dalam selang waktu periode tertentu. Sebagai contoh berapa jumlah barang yang dapat dihasilkan dengan kondisi yang sudah ditentukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan juga.
Dalam Promodel, hal – hal yang harus dimasukkan ke dalam peranti lunak tersebut untuk melakukan simulasi adalah: -
Location / Lokasi Lokasi dalam hal ini adalah tempat – tempat yang berhubungan dengan kegiatan simulasi yang akan dilakukan. Seperti area pemotongan, area bahan baku, tempat kedatangan, dsb.
-
Entities / Entitas Entitas disini adalah barang yang digunakan dalam proses. Seperti bahan mentah, bahan setengah jadi, dan barang jadi.
-
Path network / Jalur Jalur disini dapat berupa jalur yang dilalui oleh material ataupun tenaga kerja. Pada saat memasukkan data jalur ke dalam Promodel, jarak antar lokasi dapat di masukkan juga dan dapat diatur untuk menggunakan satuan inci atau meter
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
18
-
Resource / Tenaga kerja Tenaga kerja adalah orang atau alat yang akan melakukan proses yang akan dilakukan. Dapat berfungsi hanya untuk memindahkan atau melakukan perkerjaan seperti pemotongan, pengecatan, dsb.
-
Processing / Proses Proses disini adalah proses yang terjadi pada setiap lokasi baik darimana entitas yang akan diproses datang dan kemana tujuan setelah selesai melakukan proses di lokasi tertentu. Dapat diatur untuk menggunakan tenaga kerja atau tidak. Proses disini dapa berupa menunggu, melakukan pekerjaan, pengangkutan, dsb. Pada akhir proses, maka tujuan berikutnya adalah Route to Exit.
-
Arrivals / Kedatangan Kedatangan dalam Promodel adalah kedatangan bahan baku untuk proses simulasi. Dapat diatur secata berkala atau datang dalam satu kali kesempatan.
Setelah memasukkan data – data diatas, terlebih dahulu kita harus memasukkan durasi simulasi maupun satuan waktunya. Jika tidak dilakukan, maka simulasi akan terus berjalan tanpa henti. Dalam memasukkan waktu dapat juga dimasukkan set-up time atau waktu persiapan. Setelah itu barulah suatu simulasi dalam Promodel dapat dijalankan.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
BAB 3 DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab 3 ini, akan dibahas mengenai data dan pengolahan data. Pembahasan dimulai dari pembahasan mengenai produk dari perusahaan, data – data yang diperlukan serta cara pengumpulannya. Seteah itu, akan dibahas mengenai cara – cara yang dilakukan untuk mengolah data serta hasilnya.
3.1 Seputar Perusahaan Perusahaan kontraktor pameran adalah perusahaan yang bergerak dalam jasa penyedia stand untuk pameran. Perusahaan ini pada umumnya memproduksi stand untuk memfasilitasi suatu perusahaan mengikuti pameran. Dalam membuat stand, perusahaan kontraktor pameran biasanya menggunak 2 tipe bahan. Yaitu kayu dan system. System adalah bahan yang terbuat dari logam. Bahan ini lebih mudah digunakan daripada bahan kayu karena tidak memerlukan pengolahan untuk membentuk dan memiliki mekanisme yang mudah untuk memasang dan mencopotnya.
3.1.1 Produk Perusahaan Kontraktor Pameran Perusahaan kontraktor pameran secara umum mengkategorikan produk mereka ke dalam tiga kategori produk. Yaitu stand standar, stand improve, dan stand spesial.
Stand standart adalah stand yang diberikan pada saat perusahaan itu menjadi official pada suatu pameram. Official bertugas untuk menyediakan hal – hal yang ada pada pameran seperti, gerbang masuk, poster, baliho, dan stand standar. Stand standart adalah stand yang hanya menyediakan nama perusahaan, meja, dan kursi. Stand ini biasanya tidak menggunakan kayu dan menggunakan material yang sama, sehingga tidak perlu melakukan produksi dan tinggal memasang jika diperlukan.
19
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
20
Berikut adalah gambar dari stand standar.
Gambar 3.1 Stand standar Sumber: Perusahaan
Stand improve adalah stand yang berbahan dominan system namun di tambahkan
dengan bahan kayu. Pembuatan stand ini memakan waktu lebih lama dari pembuatan stand standar namu masih relatif mudah karena sedikit memerlukan kayu. Bentuk stand ini terkadang tampak lebih rumit daripada stand spesial, namun, karena stand special menggukan bahan dominan kayu, maka pembuatan serta pemasangan stand special lebih rumit dan lebih memakan waktu. Berikut ini adalah contoh dari stand improve.
Gambar 3.2 Stand improve Sumber: Perusahaan
Stand special adalah stand yang berbahan dasar dominan kayu. Pembuatan stand
tipe ini memakan waktu paling lama baik dalam produksi maupun waktu pemasangannya. Perusahaan yang memesan stand special dapat menentukan sendiri desain yang diinginkan.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
21 Berikut ini adalah contoh dari stand special.
Gambar 3.3 Stand special Sumber: Perusahaan
3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Data yang
dikumpulkan dengan observasi adalah data luas bangunan dan tanah. Sementara data yang dilakukan dengan wawancara adalah data proses produksi, material, waktu pengerjaan, dan data peralatan.
3.2.1 Luas Daerah
Pengumpulan data luas daerah dilakukan dengan cara menghitung langsung luas
bangunan dan tanah di perusahaan ini. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat laser distance meter. Alat ini adalah alat yang berfungsi untuk menghitung jarak dengan cara menghitung jarak antara alat dengan tempat yang ditunjuk dengan sinar inframerah secara otomatis. Berikut ini adalah alat yang digunakan dalam pengukuran tersebut.
Gambar 3.4 Laser distance meter
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
22
Dengan pengukuran menggunakan alat ini, maka didapatlah ukuran bangunan dan tanah yang digambarkan dalam visio dengan skala 1:200 (gambar asli terlampir)
Gudang perlengk apan
Gudang elektronik
Peralatan produksi
Ruang produksi
Gudang
Gudang
Ruang cat
Up
Ruang grafis
kantor
Mushola
Pos satpam
Gambar 3.5 Contoh denah tata letak lama
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
23
Berikut adalah tabel data nama ruangan dan luasnya. Tabel 3.1 Nama dan ukuran ruangan denah lama Nama Panjang Lebar Gudang bahan baku
52,3 m
15,8 m
6,5 m
6m
Gudang perlengkapan
7,5 m
4m
Ruang grafis
11,8 m
1,6 m
Kantor
15,1 m
13,4 m
Ruang produksi
35,5 m
15 m
Ruang peralatan produksi
18,5 m
9,7 m
Ruang cat
17 m
9,7 m
Mushola
7,2 m
5,6 m
Gudang perlengkapan elektronik
3.2.2 Material dan Peralatan Data ini dikumpulkan dengan cara wawancara dengan kepala departemen logistik perusahaan terkait. Hasil yang didapatkan berupa tabel dari peralatan dan material yang digunakan. Berikut ini adalah daftar material yang digunakan pada perusahaan terkait.
Tabel 3.2 Daftar Material Kode Barang 10.01.03 11.03.03 12.10.07 12.12.01 13.01.01 14.01.01 14.02.01 14.04.01 14.05.01 14.06.01 14.07.01 14.08.01 15.07.01
Nama Barang Acrilik Bening 2x4 ft Acrilik Susu 2x3 mt Amplas Duco Amplas Meteran Benang Marking Biang Cat Biru Biang Cat Hijau Biang Cat Kuning Biang Cat Merah Biang Cat Violet Biang Cat Pink Biang Cat Hitam Cat Mowilek Pernis Batu Alam
Ukuran 3 Mm 3 Mm 280
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
24
Tabel 3.2 Daftar material (Lanjutan) 15.08.02 16.01.01 16.03.01 16.12.01 20.02.01 20.03.01 20.03.02 20.03.05 20.04.01 20.10.01 21.01.01 21.03.01 21.04.01 21.05.02 21.06.01 21.08.01 21.08.02 23.01.05 23.02.01 23.03.01 23.04.07 23.05.05 23.06.01 23.06.02 27.02.01
Cat Mowilex Putih Sanding Sealer Cat Nippe 270 Cat Nippe Ungu 436 Dempul Gypsun Kompon Putih Wood Filer Sungkai Wood Filer Jati Talk Duco Plamer Matek Engsel Nylon Grendel Engsel Acrilik Engsel Sendok Lurus Pengait Jendela Engsel Kupu - Kupu Engsel Kupu - Kupu Kabel Ties Isolasi Listrik Jek TL Cewek Scoon Kabel Krustin Kabel Kabel NYAF Kabel NYAF Kaso
2"
1" 2" 30 Cm
95 Mm 16 Mm 1x1.5Mm 1x2.5Mm 2.5x5 Cm
(Sumber: Perusahaan)
Dari sekian banyaknya material, sebagian besar adalah barang siap pakai yang tidak perlu pengolahan. Bahan yang memerlukan pengolahan adalah barang yang harus dibentuk, yaitu kayu melamin, dan acrilik. Dalam mengolah bahan material tersebut, digunakan peralatan – perlatan. Berikut ini dalah daftar peralatan yang digunakan oleh perusahaan.
Tabel 3.3 Daftar peralatan NO 1 2 3 4
JENIS BARANG Bor Baterai Bosch Bor Baterai Bosch Bor Baterai Makita Bor Baterai Maktek
KONDISI STOK Siap Pakai Rusak 8 0 8 3 3 6 3 3 1 1
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
25
Tabel 3.3 Daftar peralatan (Lanjutan) TOTAL 5
Bor Listrik Makita
6
Bor Listrik Makita
7 8
Bor Listrik Makita Bor Listrik Makita
9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
TOTAL Mesin Potong Makita Mesin Potong Makita TOTAL Mesin tembak Staples / sambung Mesin tembak Staples Mesin tembak Paku Mesin tembak Paku Mesin Tembak Paku Mesin Tembak Paku TOTAL Router Makita kecil TOTAL Kompresor 1,5 Pk Merah Kompresor 2 Pk Swan Kompresor Panther Kompresor Kompresor Crisbow Portable Kompresor Portable Kompresor Meiji 10 HP Kompresor Kamprot TOTAL
12
6
1
1 1
3 1 5 2 2 9 3 12 1 11 2 4 33 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 10
18
1
1 1 2
3 1 1
0
1 3 1 6 2 2 10 4 14 1 11 2 4 36 5 5 2 2 1 1 1 1 1 1 10
(Sumber: Perusahaan)
3.2.3 Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor pameran
adalah proses pembuatan stand. Stand yang memerlukan produksi paling banyak adalah stand jenis spesial. Dalam pembuatannya, langkah pertama adalah memotong kayu atau acrilik untuk dibentuk sesuai yang diingikan. Setelah memotong kayu sesuai yang diinginkan, maka langkah berikutinya adalah merakit dengan bahan lain. Proses yang dilakukan saat perakitan adalah pengeboran, dan pemakuan. Namun begitu, perakitan pada tahap ini bukanlah perakitan untuk
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
26
menghasilkan stand yang sudah jadi, tetapi hanya partisi dari stand yang akan diangkut ke lokasi pameran dan akan dirakit secara utuh disana. Setelah selesai dirakit, maka langkah selanjutnya adalah proses pendempulan. Pendempulan bertujuan untuk menambal bagian – bagian yang kurang sempurna. Setelah proses pendempulan kering, maka langkah berikutnya adalah proses pengecatan. Lalu setelah kering, barulah bahan pertisi tersebut dimasukkan ke dalam tepat penampungan sementara atau langsung ke truk atau alat pengangkutan lainnya untuk dibawa ke lokasi pameran. Selain memproduksi stand special, produksi juga dilakukan untuk membuat bagian dari stand improve. Dimana stand improve juga membutuhkan sedikit kayu untuk digabungkan dengan system yang menjadi bahan dominan dari stand improve. Dalam melakukan proses produksi, SDM yang dibagi berdasarkan partisi. Satu partisi dari stand dikerjakan oleh satu kelompok pekerja. Jumlah dari satu kelompok pekerja tergantung dari besarnya partisi stand yang akan dibuat. Pada dasarnya perusahaan hanya memiliki sedikit pekerja. Untuk menutupi SDM yang kurang, kerap kali perusahaan melakukan dengan apa yang di sebut dengan subcon. Subcon adalah istilah yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan outsorcing yang didapat dari sesame perusahaan kontraktor pameran. Tenaga dari luar ini bekerja selayaknya SDM yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri dan bersama – sama melakukan produksi dengan diawasi oleh bagian produksi perusahaan. Setelah diagram alir proses produksi yang akan ditujukkan pada gambar 3.4, setelah itu akan ditampilkan aliran material alur produksi pada denah lama yang akan ditunjukkan pada gambar 3.5. pada gambar tersebut, terdapat tiga macam aliran, yaitu aliran proses produksi, aliran peralatan, dan aliran grafis. Masing – masing aliran ditujukkan oleh warna yang berbeda – beda. Berikut adalah tabel yang menujukkan warna serta jenis aliran.
Tabel 3.4 Keterangan jenis aliran
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
27 Berikut ini adalah diagram alir dari proses produksi stand.
Gambar 3.6 Diagram alir proses produksi
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
28
Dengan proses produksi seperti yang telah tergambar diatas, maka proses produksi pada ruang produksi tergambar pada gambar berikut. Gudang perlengk apan
Gudang elektronik
Peralatan produksi
Gudang
Ruang produksi Gudang
Ruang cat
Up
Ruang grafis
kantor
Mushola
Pos satpam
Gambar 3.7 Alur produksi denah lama
Perpindaha material terjadi antara: -
Gudang perlengkapan
-
Gudang peralatan elektronik
-
Gudang bahan baku
-
Area pemotongan
-
Area perakitan
-
Area pengecatan
-
Pengangkutan
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
29
3.3 Pengolahan Data Tujuan dari pengolahan data ini adalah membuat rancangan ulang yang lebih baik dari sebelumnya. Pengolahan data ini dimulai dari pembuatan ARC, ARD, dan kemudian denah tata letak baru.
3.3.1 ARC Pengolahan data dimulai dari membuat analisa kepentingan kedekatan antar lokasi. Lokasi disini adalah lokasi yang berkaitan dengan proses produksi seperti gudang, area pemotongan, dan lain - lain. Analisa kedekatan ini akan dituangkan kedalam ARC. Berikut ini adalah lokasi – lokasi yang berhubungan dengan produksi. -
Gudang bahan baku Gudang bahan baku adalah tempat dimana semua bahan baku dan material disimpan. Ditempat ini stock material disimpan dan akan diambil oleh pekerja saat akan melakukan produksi dan dibawa menuju area pemotongan.
-
Area pemotongan Area pemotongan adalah tempat dimana pemotongan terhadap bahan kayu dan accrilik dilakukan. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin potong yang dapat disesuaikan untuk memotong dengan ukuran yang diinginkan. Setelah melakukan selesai melakukan pemotongan, bahan akan dibawa untuk kemudian dirakit di area perakitan.
-
Area perakitan Pada area perakitan, dilakukan proses pemakuan dan pengeboran. Oleh karena itu, area ini sangat penting untuk berdekatan. Setelah melakukan selesai dirakit menjadi partisi, maka partisi itu akan di dempul.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
30
-
Area pengeboran Fungsi dari pengeboran adalah untuk kepentingan perakitan. Biasanya untuk memasukkan kabel listrik atau lampu. Oleh karena itu, area ini harus berdekatan dengan area perakitan. Namun begitu tidak semua partisi memerlukan pengeboran.
-
Area pendempul Mendempul dilakukan untuk menutupi bagian yang tersisa karena proses sebelumnya. Pendempulan dilakukan dengan menggunakan alat manual yaitu kape. Setelah dempul kering, maka proses berikutnya adalah pengamplasan.
-
Area pengamplas Pengamplasan adalah proses untuk meratakan dan menghaluskan sisa dempul dan kayu yang belum halus. Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan mesin amplas. Setalah selesai diamplas, maka proses berikutnya adalah proses pengecatan.
-
Area pengecatan Pengecatan dilakukan dengan menggunakan mesin dan kuas biasa. Area ini tidak baik jika berdekatan dengan area pengeboran, pengamlasan dan perakitan karena dikhawatirkan debu atau ampas kayu yang beterbangan akan mengotori dengan menempel pada cat yang belum kering. Setelah
kering maka partisi tersebut akan
dipasangi dengan grafis berupa gambar atau tulisan sesuai dengan pesanan.
-
Area Grafis Area grafis adalah tempat dimana segala jenis gambar dan tulisan dibuat. Grafis dipasang pada partisi setelah partisi kering dati cat. Setelah ditempel dengan grafis, maka partisi akan diangkut kedalam truk atau tempat barang jadi sementara.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
31
-
Area peralatan produksi Area ini adalah area dimana segala peraltan produksi disimpan. Namun, peralatan yang disimpan disini adalah peralatan kecil yang dapat dibawa – bawa. Peralatan yang disimpan di area ini seperti mesin bor, mesin amplas, mesin paku tembak, mesin spray cat, dan lain lain.
-
Tempat barang jadi sementara Tempat barang jadi sementara adalah tempat dimana barang diletakkan sebelum diangkut ke dalam sarana transportasi seperti truk, mobil box, dsb. menuju lokasi pameran.
Setelah melihat pertimbangan bardasarkan urutan proses dan kegiatan yang dilakukan pada setiap area, maka disimpulkan alasan yang dapat mempengaruhi tingkat kepentingan kedekatan seperti di bawah ini Tabel 3.5 Alasan tingkat kepentingan kedekatan
Selain tabel yang menunjukkan alasan diatas, ARC juga dilengkapi dengan keterangan simbol dan warna yang ada pada ARC. Berikut ini adalah tabel dari keterangan simbol dan warna yang ada pada ARC. Tabel 3.6 Keterangan derajat kedekatan
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
32
Berikut ini adalah ARC dari lokasi – lokasi pada proses produksi perusahaan.
Gambar 3.8 ARC proses produksi
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
33
3.3.2 ARD Setelah melakukan analisa kepentingan kedekatan, maka selanjutnya adalah pembuatan perkiraan tata letak dengan berdasarkan tingkat kepentingan kedekatan pada ARC. Pada ARD juga terdapat aliran material dari awal hingga akhir produksi. Keterangan pada ARD menunjukkan pergerakan yang terjadi pada ARD. Berikut adalah keterangan yang ada pada ARD.
Tabel 3.7 Keterangan pergerakan pada ARD Keterangan: Alur material & produksi Alur grafis Alur peralatan
Berikut ini adalah ARD yang digunakan pada penelitian ini.
Gambar 3.9 ARD proses produksi
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
34
3.3.3 Denah Tata Letak Baru
Setelah membuat ARD, maka sudah tergambarkan denah kasar dari denah
baru yang akan dibuat. Denah baru digambar berdasarkan keadaan dan batasan luas tanah dengan mempertimbangkan ARD. Maka didapatlah gambar denah baru dengan skala 1 cm : 200 cm (gambar asli terlampir). Berikut adalah contoh dari gambar denah baru tersebut beserta dengan perubahan yang dilakukan.
Gambar 3.10 Contoh denah tata letak baru
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
35
Dalam denah yang baru ini, tipe denah yang digunakan adalah tipe fixed material location yang dapat berubah menjadi layout by process. Perubahan menjadi fixed material location dilakukan jika stand yang dibuat hanya satu atau jumlah partisi yang dibuat tidak melebihi lebar ruang produksi sehingga masih muat untuk dilakukan pengecatan di tempat itu juga., sehingga tidak perlu jauh – jauh memindahkan barang tersebut sehingga dapat meminimalisir pergerakan material. Perubahan menjadi layout by process dilakukan ketika material yang diproduksi melebihi lebar ruang produksi. Sehingga harus dilakukan pengaliran material agar tidaj menjadi penumpukan. Dalam denah tata letak baru ini dilakukan perubahan. Perubahan yang dilakukan pada denah yang baru adalah:
a) Perubahan letak mesin potong. Mesin potong yang pada tata letak awal terletak pada dekat lokasi pintu keluar ruang produksi menuju parkir, pada tata letak baru ini lokasi mesin potong menjadi di ujung dalam ruang produksi. Alasan yang mendasari perubahan ini adalah alur produksi yang panjang. Jika mesin potong yang menjadi proses pertama lokasinya dekat dengan pintu keluar, maka alur yang terjadi adalah alur berbentuk U. Oleh karena itu jika lokasi mesin potong berada di lokasi yang berlawanan, maka alur porses produksi menjadi garis lurus saja.
b) Penambahan pintu antara gudang dan ruang produksi Penambahan dilakukan agar material kayu dapat langsug dibawa ke mesin potong hanya dengan garis lurus. Jika tanpa adanya pintu yang menhubungkan, maka pergerakan material juga akan mengalami alur yang berbentuk U dan harus berjalan sepanjang alur produksi baru karena pintu masuk ke ruang produksi dekat dengan pintu keluar sehingga akan memboroskan waktu dan tenaga.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
36
c) Penggabungan area cat dengan area peralatan Alsan digabungkannya area cat dengan area peralatan adalah penghematan lokasi serta tersedianya ruang tunggu sementara bagi partisi yang sudah siap dikirim. Pada kenyataannya, area peralatan pada denah awal menyisakan banyak ruang kosong dan sering digunakan untuk pengecatan. Berdasarkan ARC yang dibuat diatas, maka lokasi pengecatan sebaiknya berdekatan dengan area ruang tunggu sementara atau tempat pengangkutan barang. Oleh karena itu, lokasi itu menjadi tidak baik karena dapat memperbanyak jarak dan dapat mengganggu proses produksi lain yang sedang terjadi. Oleh karena itu, jika ruang cat digabung dengan peralatan lain, maka akan tercipta ruang kosong dimana dapat digunakan untuk tempat barang jadi sementara. Seaindainyapun ruang produksi penuh dan terpaksa melakukan pengecatan di ruang tungu sementara, maka tidak akan menyalahi alur proses produksi dan tidak akan mengganggu proses lain karena ada pintu keluar dalam ruangan itu.
d) Pemindahan mushola dan tempat parkir Alasan yang mendasari pemindahan lokasi mushola dan tempat parkir adalah aliran dan jalan menuju lokasi pengangkutan. Pada denah awal, jalan menuju lokasi pengangkutan terhalang oleh area parkir. Untuk memasukkan partisi jadi ke dalam sarana pengangkutan, maka mobil yang parkir terlebih dulu harus dipindahkan. Dengan denah yang baru, maka lokasi mushola dan tempat parkir menjadi lokasi dimana sarana transportasi menungu untuk menerima partisi yang akan diangkut. Dengan demikian, maka pemindahan barang jadi ke sarana pengangkutan dapat langsung dilakukan.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
37
e) Penggabungan gudang perlengkapan dan gudang perlengkapan elektronik Penggabungan ini dilakukan dengan alasan pemendekan jarak tempuh material. Dimana disebutkan bahwa semakin pendek jarak yang ditempuh maka semakin baik. Alasan tersebut juga mawakili alasan efisiensi pergerakan.
Berikut ini adalah luas ruangan pada denah baru.
Tabel 3.8 Nama dan ukuran ruangan denah baru Nama Panjang Lebar Gudang bahan baku
59,7 m
16,5 m
Gudang perlengkapan
13,9 m
6m
Ruang grafis
11,8 m
1,6 m
Kantor
15,1 m
13,4 m
Ruang produksi
35,5 m
15 m
Ruang peralatan produksi
18,5 m
9,7 m
Ruang tunggu barang jadi
17 m
9,7 m
Mushola
7,2 m
5,6 m
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
BAB 4 ANALISA
Bab ini akan membahas mengenai analisa dari hasil yang sudah didaptkan yaitu denah tata letak baru. Parameter yang menjadi acuan dalam menentukan apakah denah yang baru lebih baik dari denah yang lama adalah jarak benda, waktu dan jumlah barang yang dihasilkan selama jam kerja atau output. Dalam melakukan analisa, akan digunakan hitungan secara manual dan simulasi Promodel.
4.1 Analisa Denah Tata Letak Lama
Denah tata letak lama adalah denah yang bertipe Layout by process.
Layout by process adalah tata letak dimana area proses produksi disusun berdasarkan proses yang terjadi. Pada denah tata letak lama, terdapat kekurangan dari segi aliran material. Kekurangan tersebut adalah aliran material yang tidak beraturan. Berikut ini adalah aliran perpindahan material yang terjadi pada denah tata letak lama.
Gambar 4.1 Aliran material pada denah tata letak lama
Dengan aliran tersebut, maka terjadi dimana aliran material mengalami pergerakan yang tidak beraturan atau tidak sesuai dengan teori mengenai aliran material pada tata letak yang baik. Aliran yang tidak beraturan ini menyebabkan tidak efisiennya jarak tempuh serta memungkinkan terjadinya tabrakan antara operator yang berjalan mengambil material tersebut.
38 Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
39
Berikut ini adalah tempat yang mengalami ketidakberaturan aliran material.
Gambar 4.2 Aliran material yang tidak beraturan Ketiga lingkaran tersebut adalah tempat terjadinya aliran yang memungkinkan terjadinya tabrakan dan gerakan yang tidak beraturan. Pada lingkaran yang kiri, terjadi kettidakberaturan karena pada awalnya pada pekerja menuju ruang perlengkapan dilanjutkan dengan ruang perlengkapan elektronik, dab barulah mengambil bahan baku. Hal ini menyebabkan pergerakan operator yang tidak beraturan. Pergerakan seperti diatas juga berpotensi untuk mengakibatkan tabrakan antar operator yang mengambil barang. Pada lingkaran yang kanan, terjadi gerakan yang tidak beraturan karena material harus dibawa dalam ruang produksi untuk dirakit kemudian dibawa kearah luar untuk proses pengecatan. Hal ini juga dapat mengakibatkan tabarakana antar material atau jalur yang terhambat. Sedangkan pada lingkaran yang tengah, terdapat potensi tabrakan antara operator yang akan mengambil bahan baku dengan operator dari ruang grafis.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
40
4.2 Analisa ARC & ARD Denah Baru ARC adalah alat untuk memetakan kepentingan kedekatan antar area. Dari ARC tersebut dapat dilakukan pemetaan kasar berupa ARD. ARD adalah gambaran kasar dari tata letak yang akan dilakukan. Pada ARC dan ARD terdapat hubungan kepentingan kedekatan antar area. Berikut ini adalah analisa kepentingan kedekatan setiap area beserta asalannya. Gudang bahan baku memiliki satu hubungan yaitu dengan area mesin potong. Tingkat kepentingan kedekatan antara kedua area ini adalah “A” yaitu mutlak perlu. Alasan yang menyebabkan kedekatan antara kedua area ini mutlak perlu adalah poin 1, 3, dan 4. Poin 1 adalah urutan kerja dimana area mesin potong adalah area pertama proses produksi dilakukan. dengan Demikian, maka alangkah baiknya jika kedua proses ini berdeketana karena dapat menyangkut poin 4 yaitu efisiensi kerja. Poin nomor 3 adalah alasan menggunakan tenaga kerja yang sama. Tenaga kerja dalam hal ini bukan berarti individu yang sama, melainkan kelompok kerja yang sama. Dengan berdeketannya kedua area tersebut, kelompok kerja tersebut dapat melakukan aktivitas tanpa terhambat karena letaknya yang jauh sehingga harus menunggu anggota kelompok lain yang belum tiba di area pemotongan. Area pemotongan tingkat kepentingan kedekatan “A”, yaitu mutlak perlu dengan gudang dimana sudah dibahas sebelumnya. Selain dengan dengan gudang, area pemotongan juga memiliki kepentingan kedekatan tinfkat “A” dengan area perakitan dengan alasan yang sama dengan gudang. Selain itu area pemotongan memiliki tingkat kepentingan kedekatan “E”, yaitu sangat penting dengan area perakitan. Alasan yang mendasari tingkat kepentingan kedekatan “E” ini adalah poin 1,3, dan 4. Yang membedakan mengapa kedua area ini tidak memiliki tingkat kepentingan “A” seperti gudang dan area mesin potong adalah fleksibilitas luas area mesin potong dan area perakitan. Kedua area ini dapat berubah sesuai dengan besar material yang diproses. Sebab ada kalanya kedua area tersebut sangat berdekatan dan memungkinkan menjadi satu area. Selain itu, area mesin potong memiliki tingkat kedekatan “X”, yaitu tidak diharapkan dengan area mesin pengecatan. Alasan yang digunakan adalah poin 4 dan 6. Poin 4 adalah efisiensi kerja. Jika kedua area ini berdekatan, maka proses tersebut menjadi tidak baik
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
41
karena diantara kedua proses tersebut terdapat proses perakitan. Poin 6 yaitu faktor kotoran dan debu diambil karena jika ampas kayu hasil pemotongan menempel pada saat proses pengecatan, akan mengakibatkan kerusakan pada partisi yang sedang di cat. Area perakitan adalah proses selanjutnya dari proses pemotongan. Area ini memiliki tingkat kedekatan tingkat “A” dan“E”. Tingkat kedekatan “A” diemban bersama dengan area mesin potong seperti alasan yang sudah disampaikan sebelumnya. Tingkat kedekatan “A” yang kedua diemban bersama dengan area mesin bor. Alasan yang mendasari tingkat kepentingan kedekatan ini adalah poin 3 dan 4. Alasan mengapa tidak memiliki tingkat kepentingan kedekatan “E” adalah karena sebenarnya area pengeboran adalah bagian dari proses perakitan. Untuk tingkat kepentingan kedekatan “E” diemban area perakitan bersama dengan area peralatan produksi. Alasan yang mendasari tingkat kepentingan kedekatan ini adalah poin 4. Poin ini adalah poin efisiensi kerja sebab dalam melakukan perakitan dan pengeboran diperlukan peralatan kerja yang disimpan di area peralatan produksi. Area pengeboran adalah salah satu bagian dari area perakitan. Namun kadang kala araea ini terpisah dari area perakitan tergantung dari kebutuhan. Namun kedekatan kedua area ini tetaplah mutlak diperlukan. Area pengeboran, selain memiliki tingkat kepentingan kedekatan “A” dengan area perakitan, juga memiliki tingkat kepentingan kedekatan “E” dengan area peralatan produksi dan “X” dengan area pengecatan. Alasan yang mendasari kepentingan kedekatan ini adalah poin 6, yaitu faktor kotoran dan debu. Alasan ini sama dengan alasan mengapa hubungan antara area mesin potong dan area pengecatan memiliki hubungan kepentingan kedekatan “X”. Area peraltan dempul adalah proses selanjutnya setelah selesai partisi selesai dirakit. Area ini memiliki hubungan kepentingan kedekatan tingkat “E” dengan area mesin amplas dan area pengecatan. Kedua tingkat kepentingan tersebut didasari oleh alasan poin 1 dan 4. Untuk area pegamplasan, alasan poin 1 adalah karena proses pengamplasan adalah proses selanjutnya dari proses pendempulan dan alasan poin 4 adalah agar meminimalisir pergerakan material ke proses selanjutnya. Dengan alasan yang sama maka alasan poin 1 dan 4 juga
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
42
mendasari tingkat kepentingan kedekatan dengan area pengecatan. Selanjutnya, area peralatan dempul memiliki tingkat kepentingan kedekatan “I” dengan alasan poin 4. Alsan ini didasari tempat penyimpanan dempul adalah area peraltan produksi. Alasan mengapa tingkat kepentingan kedekatan adalah “I” dan bukan “E” seperti sebelumnya, karena adalah adanya kepentingan dari area dempul berdekatan dengan area pengecatan sementara area pengecatan harus berjauhan dari area mesin potong dan mesin bor. Area mesin amplas memiliki tingkat kepentingan kedekatan “E” dengan area pendempulan dengan alasan yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu area mesin amplas juga memiliki tingkat kepentingan kedekatan “I” dengan dengan area peralatan dengan alasan yang sama dengan area pendempulan diatas. Namun begitu, area ini memiliki tingkat kepentingan kedekatan “X” dengan area pengecatan. Alasan yang mendasarinya adalah poin 6. Kekhawatiran sama terjadi dengan jika area mesin potong dan area pengeboran berdekatan dengan area pengecatan. Area pengecatan memiliki tingkat kepentingan kedekatan “X” dengan area mesin potong, area mesin bor, dan area pengamplasan dengan alasan – alasan yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu, area pengecatan memiliki tingkat kepentingan kedekatan “I” dengan area peralatan produksi dan area barang jadi sementara. Untuk tingkat kepentingan kedekatan dengan ruang peralatan produksi, alasan yang mendasari sama dengan area pendempulan dan area pengamplasan. Sedangkan dengan tempat pengangkutan barang jadi sementara, alasan yang mendasarinya adalah poin 1 dan 4. Dimana memang setelah selesai melakukan pengecatan, tempat selanjutnya adalah area tempat barang jadi sementara atau pengangkutan. Area grafis memiliki hubungan kepentingan kedekatan dengan tempat penyimpanan barang sementara “I”. Hal ini disebabkan karena grafis akan dipasang setelah cat kering atau langsung dibawa ke lokasi pameran. Area peralatan produksi memiliki tingkat kepentingan kedekatan “E” dengan area perakitan dan area pengeboran dengan alasan yang sudah dibahas sebelumnya dan memiliki tingkat kepentingan kedekatan “I” dengan area
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
43
peralatan dempul, area pengamplasan, dan area pengecatan dengan alasan yang juga telah dibahas sebelumnya. Tempat barang jadi sementara memiliki tingkat kepentingan kedekatan “I” dengan area pengecatan dan area grafis dengan alasan yang telah dibahas sebelumnya. Alasan – alasan diatas telah diterapkan dalam mengalokasikan denah secara kasar pada ARD.
4.2 Analisa Jarak Tempuh Material Dalam menentukan jarak tempuh benda, maka sebelumnya harus diperhatikan aliran material dari denah yang baru. Berikut ini adalah alur material dari denah yang baru.
Gambar 4.3 Aliran material denah baru
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
44
Berdasarkan gambar 4.3, maka didapatkan bahwa aliran material dimulai dari mengambil bahan baku, dilanjutkan dengan proses memotong, lalu merakit, dan diselesaikan dengan proses finishing sebelum diangkut. Pada denah lama, jarak yang ditempuh oleh material adalah 162.4 m dengan perincian sebagai berikut. Tabel 4.1 Jarak tempuh material denah awal Asal Tujuan Gudang perlengkapan Gudang perlengkapan
Gudang
Jarak tempuh 8,2 m
perlengkapan 19,7 m
elektronik Gudang
perlengkapan Gudang bahan baku
13,2 m
elektronik Gudang bahan baku
Area pemotongan
37,2 m
Area pemotongan
Area perakitan
23,6 m
Area perakitan
Area pengecatan
28,5 m
Area pengecatan
Pengangkutan
32 m Total 162,4 m
Dengan berubahnya denah, maka aliran material menjadi seperti berikut ini. Tabel 4.2 Jarak tempuh material denah baru Asal Tujuan
Jarak tempuh
Gudang bahan baku
18,5 m
Gudang bahan baku
Gudang perlengkapan
9,4 m
Gudang perlengapan
Area pemotongan
15,9 m
Area pemotongan
Area perakitan
11,8 m
Area perakitan
Area pengecatan
11,8 m
Area pengecatan
Pengangkutan
12,3 m Total 79,7 m
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
45
Jika dibandingkan dengan tata letak yang lama dimana jarak yang ditempuh oleh material adalah 79,7 m, terdapat selisih jarak tempuh sebesar 82,7 m. Menurut ilmu tata letak pabrik, semakin kecil jarak yang ditempuh oleh material, maka semakin baik tata letak tersebut. 4.3 Analisa Waktu Dalam melakukan analisa mengenai waktu, maka akan dilakukan analisis dengan menggunakan rumus v=s/t Dimana: v= Kecepatan (m/m) s = Jarak (m) t = Waktu (mnt)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka untuk mencari waktu dibutuhkan data kecepatan dan jarak. Untuk jarak, sudah didapatkan dari data sebelumnya. Untuk kecepatan pekerja, maka dilakukan pengamatan dan didapatkan hasil bahwa kecepatan jalan pekerja saat membawa benda adalah 50m/mnt. Dengan begitu, maka dilakukan pengitungan waktu dimana rumus diatas diubah menjadi t =( s/v) Dengan menggunakan rumus dan data diatas, maka untuk denah lama didapatkan perhitungan t =(162,4 m / 50 m/mnt) Dimana menhasilkan waktu selama 3.248 mnt untuk satu kali proses .Sedangkan untuk denah yang baru, maka didapatkan perhitungan t =(79,7m / 50 m/mnt) Dan menghasilkan waktu selama 1,594 mnt untuk satu kali proses. Dengan demikian maka didapatkan selisih antara waktu yang diperlukan untuk satu kali proses pada denah baru dan denah lama adalah sebesar 1,654 mnt Waktu hanya berupa waktu tanpa produksi. Karena setiap produksi memiliki waktu yang berbeda – beda tergantung dari jenis dan ukuran stand yang dibuat.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
46
4.4 Analisa Output Hasil yang paling diharapkan berubah dari perubahan tata letak pabrik adalah output. Untuk mendapatkan output, maka dilakukan suatu simulasi dengan membandingkan kedua denah tersebut. Untuk melakukan simulasi ini, maka diambil suatu partisi. Partisi ini akan digunakan pada kedua denah. Yang akan menjadi penentu pada simulasi ini adalah jarak tempuh dari partisi. Jarak akan mempengaruhi waktu sedangkan waktu akan mempengaruhi hasil. Durasi simulasi diatur selama 8 jam mengikuti jam kerja. Untuk melakukan Promodel, makan di haruskan mengisi data location, entitites, resource, dan path network. Tabel 4.1 dan 4.2 menjadi data utuk location dan path network. Sedangkan untuk entities, data yang dimasukkan adalah “raw material kayu”. Entities ini sudah tersedia digudang tanpa perlu pemesanan, sehingga kedatangan hanya terjadi satu kali pada saat akan memulai proses. Untuk resource, digunakan machinist sebagai resource. Kecepatan geraknya adalah 50m/mnt dan berjumlah tiga. Angka tiga diambil berdasarkan team yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk waktu proses, proses pemotongan membutuhkan waktu 7 menit, proses perakitan memerlukan waktu 30 menit, sedangkan proses finishing memerlukan waktu 120 menit. Pada denah lama, proses dimulai dari mengambil perlengkapan yang dilanjutkan dengan mengambil perlengkapan elektronik. Setelah mengambil perlengkapan elektronik, barulah pekerja mengambil kayu. Hal ini mungkin dilakukan karena yang mengerjakan satu partisi terdiri lebih dari satu orang. Setelah mengambil kayu, maka kayu tersebut akan dipotong sesuai dengan yang diinginkan. Barulah setelah jadi, partisi tersebut akan di rakit dan kemudian baru dicat. Data – data yang dimasukkan pada simulasi ini sama pada kedua simulasi. Yang membedakan simulasi ini adalah lokasi dari setiap denah tata letak. Yang akan menjadi faktor pembeda antara kedua denah ini adalah jarak yang ditempuh oleh material dan pekerja. Berikut ini adalah data – data yang dimasukkan pada simulasi ini: -
Lokasi Lokasi yang dimasukkan pada simulasi ini sesuai dengan denah tata letak masing – masing.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
47
-
Entitas Entitas pada simulasi ini disebut dengan “Raw material kayu”.
-
Jalur Jalur yang digunakan pada simulasi ini sesuai dengan jalur produksi yang telah digambarkan sebelumnya.
-
Tenaga kerja Tenaga kerja yang digunakan pada simulasi ini disebut dengan “Machinist”. Jumlah dari tenaga kerja ini adalah 3. Angka 3 ini dimasukkan dengan asumsi bahwa satu kelompok kerja terdiri dari tiga orang dan dengan data bahwa jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan adalah 10 orang.
-
Proses Proses pada simulasi ini dimasukkan berdasarkan proses produksi dengan membagi menjadi empat proses yaitu proses pengambilan bahan baku, proses pemotongan, proses perakitan dan proses finishing. Pada proses pengambilan barang terdapat perbedaan pada denah lama dan denah baru. Pada denah lama, proses pengambilan barang terdiri dari pengambilan di gudang perlengkapan dengan durasi 3 menit, pengambilan di gudang perlengkapan elektronik selama 4 menit, dan pengambilan bahan baku selama 5 menit. Untuk denah baru, pengambilan bahan dilakukan pada pengambilan perlengkapan selama 5 menit, dan pengambilan bahan baku selama 5 menit. Untuk proses lainnya, kedua denah menggunakan durasi yang sama yaitu, proses memotong selama 7 menit, proses merakit selama 30 menit, dan proses finishing selama 120 menit. Seluruh perpindahan material dilakukan oleh machinist.
-
Kedatangan Pada kenyataan awal, barang sudah tersedia di gudang. Oleh karena itu, kedatangan dibuat 1000 dan dibuat hanya satu kali kedatangan.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
48
Berikut ini adalah tampilan simulasi untuk denah yang lama.
Gambar 4.4 Tampilan simulasi denah lama
Setelah melakukan simulasi, maka didapatkan bahwa output yang dapat dihasilkan dari denah yang lama selama 8 jam adalah 6 buah partisi. Untuk denah yang baru, dilakukan simulasi serupa dengan perubahan tata letak dimana pada denah baru letak perlengkapan elektronik dan non-listrik digabung selain perubahan – perubahan yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
49
Berikut adalah tampilan simulasi untuk denah baru.
Gambar 4.5 Tampilan simulasi denah baru Setelah dijalankan, maka output yang dihasilkan oleh denah baru ini berjumlah 8 partisi. Jika melihat hasil diatas, maka didapatkan selisih 2 partisi dalam waktu pengerjaan 8 jam. Jika waktu pengerjaan ditambahkan menjadi 12 jam, maka jumlah partisi yang dapat dihasilkan pada denah lama adalah 10 partisi sedangkan denah baru dapat menghasilkan 12 partisi.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
BAB 5 KESIMPULAN
Dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: -
Pergerakan material pada denah tata letak lama tidak beraturan yang terjadi pada gudang bahan baku, jalan dari ruang grafis menuju ruang produksi dan ruang produksi.
-
Jarak tempuh material pada denah lama adalah 162,4 meter.
-
Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jalur pada denah lama tanpa melakukan produksi adalah 3,248 menit.
Setelah melihat kekurangan denah tata letak lama, maka telah dibuat denah tata letak baru dengan perubahan sebagai berikut: -
Penggabungan gudang peralatan dan gudang peralatan listrik.
-
Jarak tempuh pada denah baru berkurang sebanyak 82,7 meter menjadi 79,7 meter.
-
Waktu tempuh tanpa produksi pada denah baru berkurang sebesar 1,654 menit menjadi 1,594 menit.
-
Berdasarkan hasil simulasi, tata letak baru memiliki kapasitas produksi lebih banyak dua partisi dibandingkan denah tata letak lama.
50
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
DAFTAR REFERENSI Harrell, Charles Dr, and Ghosh, Biman K Dr, and Bowden, Royce Dr. (2000). Simulation Using Promodel. Quebec: McGraw Hill. M. Apple, James. (1983). Plant Layout and Material Handling. Singapore: John Wiley & Sons. Online, Astra. (2004). Mengatur Tata Letak http://himathrik2.tripod.com/tataletakpabrik.htm
Pabrik.
Maret,
2004.
Salvendy, Gabriel. (1982). Handbook of Industrial Engineering. Philadhelphia: John Wiley & Sons. Tomkins. (2003). Facilities Planning. New York: John Wiley & Sons.
Universitas Indonesia
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
Lampiran 1. Denah tata letak lama
Guda ng perlen gkapa n
Gudang elektronik
Peralatan produksi
Guda ng
Skala: 1 cm : 200 cm
Ruang produksi
Up
Gudang
Ruang cat
Ruang grafis
kantor
Mushola
Pos satpam
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
Lampiran 2. Denah tata letak baru
Gudang perlengkapan
Peralatan produksi
Guda ng
Skala: 1 cm : 200 cm
Ruang produksi
Up
Gudang
Ruang grafis
kantor
Mushola
Pos satpam
Perancangan ulang..., Guntur Prabowo, FT UI, 2009
Ruang tunggu barang jadi