Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
PERANCANGAN TATA KELOLA TI UNTUK STANDARISASI INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COBIT 4.1 PADA PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA Imam Rosyadi1) dan Febriliyan Samopa2) 1)Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pengelolaan teknologi informasi yang selaras dengan tujuan bisnis dari perusahaan atau organisasi bisa menjadi daya saing unggul yang akan sulit ditiru oleh kompetitor. Salah satu tujuan bisnis PT Terminal Petikemas Surabaya yang menjadi prioritas adalah menurunkan biaya produksi . Dalam rangka penyelarasan antara tujuan bisnis dengan tujuan IT, diperlukan tools alat untuk mengukurnya. Salah satu tools tersebut adalah tata kelola teknologi informasi Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT). COBIT memetakan keterkaitan antara salah tujuan bisnis PT Terminal Petikemas Surabaya yaitu menurunkan biaya produksi dengan tujuan IT yaitu standarisasi infrastruktur teknologi informasi. Dengan menggunakan tingkat kematangan (maturity level) dalam kerangka kerja COBIT untuk mengetahui kondisi pengelolaan teknologi informasi saat ini (as-is) dan kondisi pengelolaan teknologi informasi yang diharapkan (to-be) oleh manajemen PT Terminal Petikemas Surabaya. Dari pengukuran kondisi pengelolaan teknologi informasi saat ini (as-is) dan kondisi pengelolaan teknologi informasi yang diharapkan (to-be) dibuat analisa kesenjangan dan rencana perbaikan terkait tata kelola teknologi informasi untuk standarisasi infrastruktur teknologi informasi. Dengan harapan setelah dilakukan perbaikan tersebut, maka tujuan IT bisa selaras dengan tujuan bisnis PT Terminal Petikemas Surabaya yang nantinya bisa menjadi daya saing unggul PT Terminal Petikemas Surabaya Kata kunci: Penyelarasan Tujuan Bisnis, Standarisasi Infrastruktur Teknologi Informasi, Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT.
PENDAHULUAN Pada saat ini kebutuhan akan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis suatu perusahaan atau organisasi sangatlah tinggi. Hal ini disebabkan keunggulan yang dimiliki suatu perusahaan atau organisasi ketika bisa mengelola teknologi informasi menjadi salah satu keunggulan yang sulit ditiru oleh kompetitior. Oleh sebab itu saat ini perusahaan berlomba-lomba untuk bisa mengelola teknologi informasi dengan harapan bisa menjadi daya saing perusahaan tersebut. Pengelolaan teknologi informasi harus bisa selaras dengan tujuan bisnis dari perusahaan atau organisasi tersebut, apabila hal tersebut tidak bisa dilakukan maka pengelolaan teknologi informasi bisa menjadi investasi bisnis yang gagal. Oleh sebab itu diperlukannya suatu tata kelola untuk bisa mengukur tingkat kematangan dari suatu pengelolaan teknologi informasi saat ini dan juga memberikan panduan atau contoh terbaik dalam pengelolaan teknologi informasi tersebut. Dukungan teknologi informasi pada PT Terminal Petikemas Surabaya semakin tahun semakin meningkat, hal ini ditandai oleh makin meningkatnya anggaran yang dibutuhkan untuk pengelolaan teknologi informasi tersebut. Harapan dari pihak manajemen bahwa ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
dengan pengelolaan teknologi informasi tersebut bisa membantu perusahaan dalam memberikan layanan yang terbaik dan bermutu untuk para pelanggan. Akan tetapi pihak manajemen selaku pemangku kebijakan juga berharap dalam pengelolaan teknologi informasi tersebut tetap bisa berjalan dengan tujuan bisnis perusahaan yang salah satunya adalah menurunkan biaya produksi. Pihak manajemen PT Terminal Petikemas Surabaya menuntut sub-departemen IT sebagai penyelenggara dan penanggungjawab pada pengelolaan teknologi informasi agar mendukung dan menyelaraskan pengelolaan teknologi informasi dengan tujuan bisnis perusahaan. Untuk mengelola infrastruktur teknologi informasi secara baik diperlukan suatu tata kelola teknologi informasi. Salah satu tata kelola yang bisa dipergunakan adalah COBIT(Control Objectives For Information And Related Technology). Kerangka kerja dalam COBIT memberikan pemetaan tentang keterkaitan tujuan bisnis dan tujuan IT sehingga dapat dijadikan acuan dalam menerjemahkan kebutuhan bisnis akan ketersediaan TI. Dalam IT Strategic Plan PT Terminal Petikemas Surabaya menyebutkan salah satu langkah untuk menyelaraskan tujuan bisnis menurunkan biaya produksi adalah dengan menurunkan biaya IT dan meningkatkan efesiensi, ketersediaan dan kehandalan (TPS, 2012). Hal ini membuktikan bahwa sub-departemen IT sudah melakukan perencanaan penyelarasan antara tujuan bisnis PT Terminal Petikemas Surabaya dengan tujuan IT. Menurut Van Wessel (van wessel, 2008) dalam penelitiannya menyebutkan beberapa keuntungan dari penerapan standarisasi infrastruktur teknologi informasi salah satunya adalah bisa menurunkan biaya operasional. Sesuai dengan kerangka kerja COBIT 4.1 memetakan tujuan IT standarisasi infrastruktur teknologi informasi dengan 2 control objective atau proses IT yang berhubungan yaitu AI3 Acquire and maintain technology Infrastructure dan AI5 Procure IT resources. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini untuk merancang model tata kelola teknologi informasi khususnya untuk standarisasi infrastruktur teknologi informasi dengan harapan agar pengelolaan teknologi informasi di PT Terminal Petikemas Surabaya bisa selaras dengan tujuan bisnis perusahaan dan menjadi salau satu daya saing unggul dari perusahaan. METODE Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas tiga tahap, yaitu perumusan masalah dan studi literatur, pengumpulan dan pengolahan data, serta perancangan model tata kelola teknologi informasi. Perumusan Masalah dan Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah yang berasal dari kerangka berpikir perancangan model tata kelola teknologi informasi khususnya untuk standarisasi infrastruktur teknologi informasi guna penyelarasan dengan tujuan bisnis PT Terminal Petikemas Surabaya. Studi literatur dilakukan mencari penelitian-penelitian sejenisnya tentang tata kelola teknologi informasi. Tabel 1. Keterkaitan Tujuan Bisnis Perusahaan dengan Tujuan Bisnis, Tujuan IT dan Proses IT dalam Penelitian Ini. Tujuan Bisnis Perusahaan Menurunkan biaya produksi
Tujuan Bisnis Lower process cost
Tujuan IT Acquire and maintain an integrated and standardised IT infrastructure.
ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-2
Proses IT AI3 Acquire and maintain technology Infrastructure dan AI5 Procure IT resources
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara. Menurut kridanto (kridanto, 2009) pertanyaan kuesioner dibuat dari setiap tingkat kematangan pada control objective ke dalam beberapa pernyataan dengan merelasikan dengan 6 atribut kematangan yang kemudian ditranslasikan kedalam bentuk pertanyaan. Untuk responden diambil sesuai dengan RACI chart untuk proses AI3 dan AI5 pada kerangka kerja COBIT 4.1. Sedangkan wawancara dilakukan bersamaan dengan pemberian kuesioner kepada responden dengan tujuan agar responden bisa memahami setiap pertanyaan dan jawaban yang terdapat pada kuesioner. Tahap selanjutnya adalah pengolahan data sehingga diperoleh tingkat kematangan dari proses AI3 dan proses AI5. Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Pada tahap ini dilakukan penyusunan analisa kesenjangan, rencana perbaikan, pendefinisian indikator pengukuran serta pendefinisian model tata kelola teknologi informasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah hasil dari pengumpulan data kuesioner terkumpul, maka langkah berikutnya adalah dilakukan pengolahan data dengan cara melakukan tiga hal yaitu: 1. Pembatasan data 1.5 IQR (Inter Quartile Range) 2. Uji reliabilitas 3. Uji validitas Setelah dilakukan proses pengolahan data, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Nilai dan tingkat kematangan proses AI3 Acquire and maintain technology Infrastructure
No 1 2 3 4 5 6
AI3 Acquire and maintain technology Infrastructure Nilai Kematangan Tingkat Kematangan Atribut As-Is To-Be As-Is To-Be AC 2,79 4,21 3 4 PSP 2,46 4,13 2 4 TA 2,67 4,29 3 4 SE 2,46 3,92 2 4 RA 2,17 3,92 2 4 GSM 1,83 4,00 2 4 Rata - rata 2,40 4,08 2 4
Tabel 3. Nilai dan Tingkat Kematangan Proses AI5 Procure IT resources
No 1 2 3 4 5 6
Atribut AC PSP TA SE RA GSM Rata - rata
AI5 Procure IT resources Nilai Kematangan Tingkat Kematangan As-Is To-Be As-Is To-Be 2,43 3,93 2 4 2,29 3,77 2 4 2,71 4,50 3 5 2,43 4,08 2 4 2,29 4,36 2 4 2,21 4,36 2 4 2,39 4,16 2 4
ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
Dari Tabel 2 dan Table 3, secara garis besar bisa dijelaskan bahwa untuk proses AI3 tingkat kematangan saat ini (as-is) adalah 2 (Repeatable but intuitive) dan untuk tingkat kematangan yang diharapkan (to-be) adalah 4 (Managed). Sedangkan untuk proses AI5 tingkat kematangan saat ini (as-is) adalah 2 (Repeatable but intuitive) dan untuk tingkat kematangan yang diharapkan (to-be) adalah 4 (Managed). Setelah didapatkan tingkat kematangan dari proses AI3 dan AI5 maka selanjutnya adalah membuat analisa kesenjangan. Analisa kesenjangan ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara tingkat kematangan saat ini dengan tingkat kematangan yang diharapkan oleh manajemen PT Terminal Petikemas Surabaya. Selain itu bisa juga untuk menentukan strategi agar tingkat kematangan yang diharapkan bisa dicapai. Tingkat kematangan proses AI3 Acquire and Maintain Technology Infrastructure adalah secara umum pada tingkat kematangan 2, kecuali atribut AC dan TA yang berada di tingkat kematangan 3. Untuk tingkat kematangan yang diharapkan pada proses AI3 secara umum semua atribut adalah pada tingkat kematangan 4. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi tingkat kematangan saat ini (As-Is) dan yang diharapkan (To-Be) bisa dilihat dari gambar diagram rising star pada Gambar 1.
Tingkat Kematangan
5 4 3 2 1 0 AC
PSP
TA
SE
RA
GSM
Atribut Kematangan
Gambar 1. Rising Chart Strategi Pencapaian Tujuan Tingkat Kematangan pada Proses AI3
Secara umum tingkat kesenjangan untuk proses AI3 adalah 2 yaitu pada tingkat kematangan 2 menuju ke tingkat kematangan 4, kecuali pada atribut AC dan TA yaitu dari tingkat kematangan 3 menuju ke tingkat kematangan 4. Untuk proses perbaikan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas, atribut yang memiliki tingkat kematangan lebih rendah mendapatkan prioritas lebih tinggi untuk dilakukan perbaikan. Sedangkan analisa kesenjangan untuk proses AI5 adalah tingkat kematangan proses AI5 Procure IT Resource adalah secara umum pada tingkat kematangan 2, kecuali atribut TA yang berada di tingkat kematangan 3. Untuk tingkat kematangan yang diharapkan (To-Be) pada proses AI5 secara umum semua atribut adalah pada tingkat kematangan 4. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi tingkat kematangan saat ini (As-Is) dan yang diharapkan (To-Be) bisa dilihat dari gambar diagram rising star pada Gambar 2.
ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
Tingkat Kematangan
5 4 3 2 1 0 AC
PSP
TA
SE
RA
GSM
Atribut Kematangan
Gambar 2. Rising Chart Strategi Pencapaian Tujuan Tingkat Kematangan pada Proses AI5
Secara umum tingkat kesenjangan untuk proses AI5 adalah 2 yaitu pada tingkat kematangan 2 menuju ke tingkat kematangan 4, kecuali pada atribut TA yaitu dari tingkat kematangan 3 menuju ke tingkat kematangan 4. Untuk proses perbaikan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas, atribut yang memiliki tingkat kematangan lebih rendah mendapatkan prioritas lebih tinggi untuk dilakukan perbaikan. Pendefinisian rencana perbaikan dilakukan dengan mempertimbangkan strategi pencapaian kematangan yang telah didefinisikan pada tahapan sebelumnya. Pendefinisian disini adalah berupa tindakan apa yang perlu dilakukan pada setiap atribut kematangan yang diarahkan pada tahapan pencapaian proses kematangan yang diharapkan. Menurut kridanto (kridanto, 2009) hal yang penting dalam pendefinisian rencana perbaikan adalah bahwa proses kematangan merupakan proses alamiah, terus menerus dan berkelanjutan serta merupakan proses pembelajaran yang mana tiap tingkat kematangan harus dilalui. Dengan proses perbaikan secara bertahap sesuai prioritas, maka proses pembelajaran untuk menuju proses kematangan pada proses AI3 dan AI5 dalam organisasi dapat berlangsung secara efektif.Berdasarkan strategi pencapaian kematangan yang telah didefinisikan untuk proses AI3, maka usulan rencana perbaikan dilakukan menjadi 2(dua) kelompok yaitu: 1. Pencapaian tingkat kematangan 3 2. Pencapaian tingkat kematangan 4 Pada kelompok pencapaian tingkat kematangan 3, proses pematangan atribut bergerak pada tingkat kematangan 2 menuju tingkat kematangan 3. Atribut kematangan secara berturut – turut sesuai dengan skala prioritas adalah SE, PSP, GSM dan RA. Penekanan pada kelompok pencapaian ini adalah dari sisi pendefinisian dalam bentuk dokumentasi formal terutama terkait dengan keberadaan prosedur yang diperlukan. Untuk kelompok pencapaian tingkat kematangan 4, proses pematangan atribut bergerak dari tingkat kematangan 3 menuju tingkat kematangan 4. Atribut kematangan berturut – turut sesuai dengan skala prioritas adalah SE, PSP, GSM, RA, AC dan TA. Penekanan ada kelompok pencapaian ini adalah sisi penetapan tujuan dan pengawasan yang dilakukan menggunakan pengukuran indikator yang diperlukan. Untuk pengelompokan pencapaian pada proses AI5, maka usulan rencana perbaikan dilakukan menjadi 3(tiga) kelompok yaitu: 1. Pencapaian tingkat kematangan 3 2. Pencapaian tingkat kematangan 4 3. Pencapaian tingkat kematangan 5
ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
Pada kelompok pencapaian tingkat kematangan 3, proses pematangan atribut bergerak pada tingkat kematangan 2 menuju tingkat kematangan 3. Atribut kematangan secara berturut – turut sesuai dengan skala prioritas adalah AC, SE, PSP, GSM dan RA. Penekanan pada kelompok pencapaian ini adalah dari sisi pendefinisian dalam bentuk dokumentasi formal terutama terkait dengan keberadaan prosedur yang diperlukan. Untuk kelompok pencapaian tingkat kematangan 4, proses pematangan atribut bergerak dari tingkat kematangan 3 menuju tingkat kematangan 4. Atribut kematangan berturut – turut sesuai dengan skala prioritas adalah SE, PSP, GSM, RA, dan AC. Penekanan ada kelompok pencapaian ini adalah sisi penetapan tujuan dan pengawasan yang dilakukan menggunakan pengukuran indikator yang diperlukan. Untuk kelompok pencapaian tingkat kematangan 5, proses pematangan atribut bergerak dari tingkat kematangan 4 menuju tingkat kematangan 5. Atribut yang menuju tingkat kematangan 5 adalah TA. Penekanan pada kelompok pencapaian ini adalah implementasi tata kelola yang mengaju pada pratik terbaik (best-practices) dan perbaikan yang terus menerus. Sebagai tindak lanjut dari pendefinisian usulan rencana perbaikan, maka perlu dilakukan suatu pengawasan dalam bentuk penilaian atau pengukuran. Evaluasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui kemajuan yang terjadi sehingga tindakan yang diperlukan dapat diambil, perbaikan yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Penilaian atau pengukuran dilakukan baik pada proses pelaksanaan maupun pencapaiannya. Untuk itu perlu didefinisikan beberapa indikator pengukuran, yaitu Key Performance Indicator (KPI) dan Key Goal Indicator (KGI). KGI dapat diuraikan dalam Process Key Goal Indicator (PKGI) maupun IT Key Goal Indicator (ITKGI). Activity Goals - Memberikan rencana akuisisi teknologi yang sejalan dengan rencana teknologi infrastruktur Merencanakan pemeliharaan infrastrukur teknologi informasi - Menyediakan lingkungan pengembangan dan ujicoba untuk lingkungan infrastruktur teknologi - Menerapkan langkah-langkah pengendalian, keamanan dan audit internal
Diukur dengan KPI - Jumlah dan tipe perubahan darurat untuk infrastruktur teknologi informasi -Jumlah permintaan pengadaan yang belum terpenuhi - Waktu rata-rata untuk mengkonfigurasi komponen infrastruktur teknologi informasi
Process Goals - Menyediakan platform yang tepat untuk aplikasi bisnis sesuai dengan arsitektur dan teknologi standar IT telah didefinisikan. - Menyediakan Infrastruktur IT yang handal dan aman
Diukur dengan PKGI - Presentase dari platform yang tidak sesuai dengan arsitektur dan teknologi standar IT yang telah didefinisikan - Jumlah Platform teknologi yang berbeda dengan fungsi seharusnya - Presentase dari komponen infrastruktur yang diperoleh diluar proses akuisisi - jumlah komponen infrastruktur teknologi yang tidak mendapatkan support
IT Goals - Mendapatkan dan memelihara infrastruktur TI yang terintegrasi dan terstandarisasi. - Mengoptimalkan infrastruktur TI, sumber daya dan kemampuan. - Membuat IT agility
Diukur dengan ITKGI - Jumlah proses bisnis penting yang didukung oleh infrastruktur usang (atau akan segera usang)
Gambar 3. Indikator Pengukuran dalam Evaluasi Perbaikan pada Proses AI3
ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
Activity Goals - Mendapatkan nasihat dari bagian legal dan kontrak yang profesional - Mendefinisikan prosedur dan standar untuk pengadaan - Permintaan pengadaan hardware, software dan jasa sesuai dengn prosedur yang telah ditetapkan
Diukur dengan KPI - Jeda waktu antara permintaan pengadaan dengan penandatanganan kontrak atau pembelian - Jumlah kepuasan permintaan pengadaan dengan daftar supplier pilihan - Jumlah RFP yang perlu ditingkatkan berdasarkan respon dari supplier - Jumlah permintaan pengadaan yang pemenuhannya tepat waktu - Jumlah perubahan supplier untuk jenis pengadaan barang atau jasa yang sama - Jumlah respon yang diterima untuk RFP
Process Goals - Mengurangi resiko dari pengadaan IT - Mendapatkan nilai uang dari pengadaan IT
Diukur dengan PKGI - Presentase dari kebutuhan awal yang menjadi rujukan pemilihan solusi - persentase pengadaan yang sesuai dengan prosedur dan kebijakan pengadaan - Mengurangi biaya perunit dari barang atau jasa yang dibeli
IT Goals - Mendapatkan nasihat dari bagian legal dan kontrak yang profesional - Mendefinisikan prosedur dan standar untuk pengadaan - Pemenuhan permintaan pengadaan hardware, software dan jasa sesuai dengn prosedur yang telah ditetapkan Diukur dengan ITKGI - Jumlah sengketa terkait dengan kontrak pengadaan - Presentase kepuasan stakeholder utama dengan supplier
Gambar 4. Indikator Pengukuran dalam Evaluasi Perbaikan pada Proses AI5
Langkah selanjutnya adalah perancangan model tata kelola yang diwujudkan dalam bentuk penyusunan dokumen usulan kebijakan perusahaan dalam mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi informasi dan model tata kelola pengadaan sumber daya teknologi informasi. Dalam penyusunan dokumen usulan kebijakan ini berdasarkan referensi dari studi kasus implementasi tata kelola teknologi informasi (kridanto, 2009). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perancangan tata kelola teknologi informasi pada PT Terminal Petikemas Surabaya khususnya untuk standarisasi infrastruktur teknologi informasi menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 yaitu proses IT AI3 Acquire and Maintain Technology Infrastructure dan AI5 Procure IT Resources guna mendukung penyelarasan dengan salah satu tujuan bisnis yaitu menurunkan biaya produksi. 2. Untuk kondisi saat ini (As-Is) pada proses AI3 secara umum berada pada tingkat kematangan 2 (Repeatable but Intuitive) kecuali atribut AC dan TA yang berada pada posisi tingkat kematangan 3 (defined). Jadi secara umum bisa disimpulkan kondisi saat ini sebagian besar proses telah dilakukan secara berulang – ulang. 3. Untuk kondisi yang diharapkan (To-Be) pada proses AI3 secara umum berada pada tingkat kematangan 4 (Manage and Measurable). Jadi secara umum pihak manajemen PT Terminal Petikemas Surabaya menginginkan kondisi infrastruktur teknologi informasi telah dikelola dengan baik dengan pembuatan suatu ukuran kinerja dari proses – proses tersebut. 4. Untuk kondisi saat ini (As-Is) pada proses AI5 secara umum berada pada tingkat kematangan 2 (Repeatable but Intuitive) kecuali atribut TA yang berada pada posisi tingkat kematangan 3 (defined). Jadi secara umum bisa disimpulkan kondisi saat ini sebagian besar proses telah dilakukan secara berulang – ulang.
ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Pebruari 2014
5.
Untuk kondisi yang diharapkan (To-Be) pada proses AI5 secara umum berada pada tingkat kematangan 4 (Manage and Measurable) dan untuk atribut TA berada pada posisi tingkat kematangan 5. Jadi secara umum pihak manajemen PT Terminal Petikemas Surabaya menginginkan pengadaan sumber daya teknologi informasi telah dikelola dengan baik dengan pembuatan suatu ukuran kinerja dari proses – proses tersebut.
Untuk memperbaiki hasil penelitian ini, maka sarannya adalah: 1. PT Terminal Petikemas Surabaya merumuskan cara serta target waktu pencapaian dengan mempertimbangkan kondisi secara umum sumber daya yang ada terkait penerapan tata kelola teknologi informasi khususnya standarisasi infrastruktur teknologi informasi. 2. Mengkombinasikan dengan framework atau tools lain yang lebih bersifat teknis untuk penyusunan rencana perbaikan didalam penerapan tata kelola teknologi informasi khususnya untuk standarisasi infrastruktur teknologi informasi. DAFTAR PUSTAKA Agitha, Nadiyasari (2012), Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis Cobit (Studi Kasus Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi NTB), MMT ITS, Surabaya. Broadbent, M., Weill P., (1996), Exploring How Firm View IT Infrastructure, Amsterdam: Sixteenth International Conference on Information System. Budiawan, Hery (2011), Model Tata Kelola Standarisasi Infrastruktur Teknologi Informasi Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI), MMT ITS, Surabaya. Deydi Mokoginta, (2010), Konsep Teknologi Informasi, Ilmu Komputer. IT Governance Institute, (2007), COBIT 4.1 Framework, Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models, IT Governance Institute, Illinois. IT Governance Institute, (2003), Board Briefing on IT Governance, 2nd Edition, IT Governance Institute, Illinois. IT Governance Institute (2008), “IT Governance and Process Maturity” , IT Governance Institute, Illinois. Laudon, (2010), Management Information Systems (11th Edition). Pearson Prentice Hall. New Jersey Lucas, (2000), Information Technology for Management (7th Edition), McGraw hill. PT Terminal Petikemas Surabaya, (2012), IT Strategic Plan, PT Terminal Petikemas Surabaya, Surabaya. PT Terminal Petikemas Surabaya, (2013), IT Blueprint, PT Terminal Petikemas Surabaya, Surabaya. Surendro, Kridanto. (2009), Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Informatika Bandung, Bandung. Van Grembergen, (2004), Implementing Information Technology Governance: Model, Practice and Cases, IGI Publishing, Chocolate Avenue, Hershey PA.
ISBN : 978-602-97491-9-9 C-9-8