PERANCANGAN SISTEM KEARSIPAN DOKUMEN KEPANGKATAN DOKTER SPESIALIS
PERANCANGAN SISTEM KEARSIPAN DOKUMEN KEPANGKATAN DOKTER SPESIALIS (STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI BAGIAN ANESTESI) Ema Selvarosa1, Qorinta Shinta2 1
2
Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang Program Studi Teknik Informatika STMIK ProVisi Semarang 1
[email protected],
[email protected]
Abstract Filing system is one of the factors supporting the smooth working employees. Because, with a good filing system will make it easier for employees to get the information from the records in an orderly and smooth, so that the employee work efficiency can be achieved. Problems that occurred in this study is the low efficiency of employees working in each secretariat in Dr. Kariadi, when there is the process of collecting documents promotions. This phenomenon would hinder the completion of the work and achievement of goals. One attempt to solve this problem is with the implementation of an effective filing system. Unit of population in this study is part of the department of anesthesia secretarial Dr.Kariadi Semarang. Not currently using the system in the storage of archival documents. The document was filed disebuah cabinets by using folders. Of the increasing number of incoming documents, such storage is considered inefficient, for storing in the closet has less capacity. So it needs a system that can accommodate these files and can easily be in the search, care and provide information. Method of archival information systems developers using system development life cycle (SDLC) Keywords : archiving strategy, document, SDLC dilakukan dengan cara mengelompokkan dokumen dalam sebuah map dan disimpan di lemari arsip. Proses pengarsipan dokumen seperti ini menimbulkan beberapa permasalahan seperti terjadi kerusakan atau kehilangan dokumen, sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama ketika melakukan pencarian dokumen. Selain itu petugas tidak bisa mengetahui dengan cepat dokumen yang sudah atau belum terpenuhi sebagai syarat kelengkapan untuk kenaikan pangkat tertentu. Selama ini petugas selalu melakukan pengecekan satu per satu dokumen pada arsip yang tersimpan. Setiap kenaikan pangkat Dokter mempunyai jumlah persyaratan dokumen yang berbeda dan ada jenis dokumen yang perlu diperbarui masa berlakunya. Akibatnya petugas tidak bisa dengan cepat, akurat dan langsung memberikan informasi tentang kelengkapan dokumen kepada Dokter yang bersangkutan. Pengelolaan arsip dokumen Dokter yang dilakukan selama ini belum efektif sehingga petugas tidak bisa memberikan informasi dan menyiapkan kelengkapan dokumen kenaikan pangkat dengan cepat dan akurat. Hal ini dibuktikan dengan hasil kuisioner pada tabel 1.
1.
Pendahuluan Kenaikan pangkat Dokter dilakukan setiap 2 tahun sekali, bagian SDM RSUP Dr. Kariadi selalu memberi surat pemberitahuan kepada setiap bagian untuk menginformasikan kenaikan pangkat. Setiap periode RSUP Dr. Kariadi mempunyai kurang lebih 200 pegawai yang akan naik pangkat. Proses yang cepat atau lambat dalam hal mengumpulkan syarat kenaikan pangkat akan berpengaruh juga pada proses selanjutnya. Bagian SDM selalu memberi batas waktu dalam pengumpulan syarat tersebut, apabila pengumpulan syarat kenaikan pangkat melebihi batas waktu yang diberikan maka pegawai tersebut harus menunggu sampai periode berikutnya. Contoh pada bagian Anestesi memiliki staf Dokter spesialis sebanyak 50 staf. Bagian Anestesi mengarsipkan berkas dokter seperti surat keputusan kenaikan pangkat mulai dari calon pegawai negeri sipil (CPNS), PNS, sampai dengan pangkat terakhir, ijasah, sertifikat pendidikan berkelanjutan (jika ada), sertifikat seminar atau workshop, kumpulan judul makalah sebagai penulis atau pembimbing (artikel, tinjauan pustaka, jurnal) yang dimuat di majalah kedokteran dan surat telah mengadakan penelitian yang dipresentasikan di tingkat nasional. Semua itu merupakan berkas penting yang berpengaruh dalam proses kenaikan pangkat. Pengelolaan arsip dokumen kenaikan pangkat Dokter RSUP Dr. Kariadi Semarang masih
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 1 Maret 2014
No 1
2
3
4
5
6
2.
Tabel 1. Hasil Kuesioner Masalah Prosentase Penyimpanan arsip dengan cara manual dapat menyebabkan arsip hilang, rusak, sulit dalam pencarian kembali Penggandaan dokumendokumen menyebabkan penumpukan dalam penyimpanan di lemari Petugas tidak bisa mengetahui dengan cepat,syarat kenaikan pangkat sudah terpenuhi atau belum Kegiatan pencarian dokumen satu persatu dapat menyita waktu bagi petugas Informasi untuk kelengkapan syarat kenaikan pangkat tidak bisa diketahui secara cepat Dengan sistem yang sekarang sedang berjalan,dalam pengumpulan dokumen untuk syarat kenaikan pangkat, membutuhkan waktu yang lama.
100%
88%
97%
90%
100%
95%
Landasan Teori
2.1 Pengertian Kenaikan Pangkat Peraturan bersama menteri kesehatan dan kepala badan kepegawaian Negara Nomor 20 tahun 2009 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional dokter pendidik klinis dan angka kreditnya akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketentuan Umum, dalam peraturan bersama ini yang dimaksud dengan: a. Dokter pendidik klinis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan/ medik, pengabdian masyarakat, pendidik dokter dan dokter spesialis di Rumah Sakit pendidikan serta melakukan penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran yang diduduki oleh pegawai negri sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. b. Pelayanan kesehatan adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan akibat penyakit, meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang kesehatan. 2. Usul Penilaian dan Penetapan Angka Kredit a. Setiap dokter pendidik klinis wajib menyiapkan bahan penilaian angka kredit dan disampaikan kepada pimpinan unit kerja melalui atasan langsung (bab II,Pasal 2 ayat 1). b. Pimpinan unit kerja menyampaikan bahan penilaian angka kredit dokter pendidik klinis kepada pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit (bab II,Pasal 2 ayat 2). c. Pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit dokter pendidik klinis menyampaikan usul penetapan angka kredit kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit (bab II,Pasal 2 ayat 3). d. Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap dokter pendidik klinis wajib mencatat dan menginventarisir semua kegiatan yang dilakukan (bab II,Pasal 5 ayat 1). 3. Tim Penilai a. Masa jabatan anggota tim penilai adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya (bab III,Pasal 9 ayat 2) b. Tata kerja tim penilai dan tata cara penilaian angka kredit ditetapkan oleh menteri kesehatan selaku pimpinan instansi Pembina jabatan fungsional dokter pendidik klinis (bab III,Pasal 9 ayat 9). 2.2 Arti Penting Arsip Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar, haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik dalam bidang pengelolaan arsip. Mengingat peranan arsip begitu penting bagi kehidupan berorganisasi, maka keberadaan arsip perlu mendapatkan perhatian khusus, sehingga keberadaan arsip di kantor benarbenar menunjukan peran yang sesuai dan dapat mendukung penyelesaian pekerjaan yang dilakukan semua personil dalam organisasi (Sugiarto dan Wahyono, 2005:8). 2.3 Metode System Development Life Cycle (SDLC) Metodologi pengembangan sistem informasi berarti suatu metode yang digunakan untuk
PERANCANGAN SISTEM KEARSIPAN DOKUMEN KEPANGKATAN DOKTER SPESIALIS melakukan pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Metode yang paling umum digunakan adalah dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle - SDLC). SDLC merupakan metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan menggunakan sistem informasi. Metode ini menggunakan pendekatan sistem yang disebut pendekatan air terjun (waterfall approach), yang menggunakan beberapa tahapan dalam mengembangkan sistem (Supriyanto, 2007: 271). Adapun tahapan dalam SDLC (System Development Life Cycle) sebagai berikut : 6. Tahap Perencanaan Sistem (System Planning). Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya seperti perangkat fisik, manusia, metode (teknik dan operasi), dan anggaran yang sifatnya masih umum (belum detail/rinci) 7. Tahap Analisis Sistem (System Analysis). Tahap analisis sistem adalah tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. 8. Tahap Perancangan/Desain Sistem (System Design). Tahap desain sistem adalah tahap setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Desain sistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu desain sistem umum dan desain sistem terinci. 9. Tahap Penerapan/Implementasi Sistem (System Implementation). Tahap implementasi atau penerapan adalah tahap dimana desain sistem dibentuk menjadi suatu kode (program) yang siap untuk dioperasikan. 10. Tahap Pemeliharaan/Perawatan Sistem.Tahap pemeliharaan/perawatan sistem merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap implementasi yang meliputi penggunaan sistem, audit sistem, penjagaan sistem, perbaikan sistem dan peningkatan sistem.
Penelitian kedua mengenai kearsipan juga pernah dilakukan oleh Najirah Umar (2010) hasil dari penelitian perkembangan teknologi komunikasi dan informasi terhadap kearsipan dapat mengubah informasi dalam bentuk digital sehingga mengakses informasi dan transfer file bisa dilakukan dengan mudah. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang dilakukan oleh penulis adalah di dalam penelitian terdahulu sistem yang digunakan hanya bisa untuk mengelola dokumen, sedangkan yang penulis lakukan sistem tidak hanya mengelola dokumen tetapi juga bisa digunakan untuk melakukan pengecekan syarat untuk kenaikan pangkat.
3.
Sistem kearsipan ini dirancang menggunakan metode pengembangan sistem System Development Life Cycle(SDLC) dengan pendekatan waterfall yang mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Kegiatan tahap perencanaan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada bagian Anestesi RSUP Dr.Kariadi, seperti : sering terjadinya kehilangan arsip-arsip kenaikan pangkat sehingga pihak kesekretariatan harus menggandakan satu per satu dokumen.tetapi penggandaan dokumen tersebut menyebabkan penumpukkan penyimpanan di lemari. Berdasarkan hasil tahap identifikasi sebelumnya, dapat dianalisa proses-proses yang harus dijalankan pada sistem informasi kearsipan agar tercapai tujuan dari sistem tersebut. Tahap-tahap di dalam proses sistem informasi kearsipan adalah sebagai berikut : a. Seorang pengguna menerima berkas dokumen dari dokter yang akan diarsipkan dalam bentuk fisik. b. Pengguna yang sudah masuk ke sistem informasi kearsipan, memindai berkas tersebut dari fasilitas pindai dokumen yang tersedia pada sistem. c. Berkas yang telah dipindai akan diarsipkan atau dipetakan dengan data dokter dan jenis dokumen. Pada proses ini berkas telah tersimpan di dalam basis data dalam bentuk soft (lunak). d. Pengguna juga bisa mengelola data master yang mendukung pengarsipan yaitu data dokter, jenis dokumen, bagian, pangkat, jabatan dan persyaratan kenaikan pangkat.
2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Gusti Agung Ayu Putri (2005), hasil dari penelitian tersebut adalah sebuah sistem informasi yang mampu mengakomodasikan pembuatan surat, pengarsipan surat, penyimpanan surat, dan mendistribusikan surat ke tujuan surat dengan menggunakan metode UML.
Metode Pengembangan Sistem
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 1 Maret 2014 e.
Pengguna melakukan pengecekan syarat dokumen kenaikan pangkat tertentu untuk setiap dokter. Sistem informasi kearsipan akan memberikan feedback secara langsung kepada pengguna tentang informasi berkas yang tersedia dan siap untuk dicetak. f. Pengguna mencetak surat keterangan kelengkapan dokumen dokter untuk kenaikan pangkat yang ditandatangani oleh bagian kesekretariatan. g. Apabila dibutuhkan untuk keperluan kenaikan pangkat atau yang lain, pengguna mencetak dokumen dengan cara melakukan pencarian berkas secara mudah, hanya memasukan nama dokter atau nama dokumen.Secara otomatis sistem akan menampilkan data dokumen yang telah disaring berdasarkan kata kunci yang dimasukan. h. Sistem informasi pengarsipan tidak hanya dapat digunakan satu pengguna saja, melainkan dapat beberapa pengguna sekaligus. Setiap pengguna bisa mempunyai hak akses yang berbeda. Pengguna dengan hak akses tertinggi dapat menentukan hak akses pengguna yang lain. 2. Tahap perancangan sistem, kegiatan yang dilakukan yaitu membuat pemodelan proses, pemodelan data, dan membuat desain tampilan antar muka (interface). a. Pemodelan Proses, pemodelan proses sistem informasi kearsiapan digambarkan dengan menggunakan use case dan activity diagram yang terdapat pada UML. Pada sistem informasi kearsipan seorang petugas administrasi bagian kesekretariatan mempunyai hak akses mengelola data dokter, unit kerja, jabatan, golongan, jenis dokumen, berkas, arsip, persyaratan kenaikan pangkat, pengguna, hak akses pengguna dan mencetak arsip.
Sistem kearsipan dokumen kepangkatan dokter spesialis yang akan dikembangkan hanya mempunyai satu aktor, karena sistem akan berbasis dekstop. Pada usulan sistem baru ini aktor memerlukan login ketika akan berinteraksi dengan sistem seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Diagram use case pada gambar 2 menjelaskan bahwa sekretaris bagian Anestesi harus melakukan login terlebih dahulu untuk dapat menjalankan sistem kearsipan seperti, mencari data, menambah data, memperbarui data dan menghapus data, sedangkan diagram use case pada gambar 3 menjelaskan bahwa proses manajemen file yaitu mengambil file arsip secara scanning atau mengambil file yang sudah ada di komputer Petugas Kesekretariatan
Sistem Informasi Kearsipan
Mulai
Menampilkan halaman login Login ke sistem entry/ Nama akun entry/ Kata sandi
Tidak berhasil
Menampilkan pesan peringatan "Nama pengguna atau kata sandi salah"
Proses Berhasil Menampilkan menu utama
Ya
Login Ulang Selesai
Tidak
Gambar 2.Diagram Aktifitas Proses Login
Petugas Kesekretariatan
Sistem Informasi Kearsipan
Pilih Pindai Dokumen
Tampilan Form Manajemen File
Tampilan Form Pindai Dokumen
Mengaktifkan mesin scanner
Pindai
Ambil file dari komputer
Mengambil file dari komputer
Masukkan File/ Berkas ke dalam Scanner do/ Klik Pindai
Tampilan hasil file yang berhasil dipindai / diambil dari komputer
Menyimpan data ke database
Gambar 3.Diagram Aktifitas Proses Manajemen File
Mengelola Data Dokter
Mengelola Data Jabatan
Mengelola Unit Kerja
Mengelola Data Golongan
Mengelola Data Berkas
Mengelola Data Arsip
Petugas Kesekretariatan
Mengelola Data Persyaratan
Login
Mengelola Data Jenis Dokumen
Mengelola Data Pengguna
Mengelola Data Hak Akses
Mencetak Berkas
Gambar 1. Bisnis Use Case Sistem Baru
b. Pemodelan Data, pemodelan data pada sistem kearsipan dokumen kepangkatan meliputi penggambaran entity relationship diagram, merancang tabel-tabel yang dibutuhkan pada database, dan membuat relasi antar tabel. Entity Relationship yang dibuat memiliki keterkaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Tabel-tabel yang telah dirancang kemudian direalisasikan antara tabel satu
PERANCANGAN SISTEM KEARSIPAN DOKUMEN KEPANGKATAN DOKTER SPESIALIS dengan yang lain untuk mendukung kelancaran pengolahan data. Gambar 4 merupakan hubungan antar tabel yang saling berelasi.
4.
Gambar 6. Rancangan Antar muka Pengarsipan Dokumen Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Implementasi Rancangan Form manajemen file berfungsi mengelola berkas dokumen yang telah dipindai tetapi belum diarsipkan atau dipetakan ke data dokter. Terdapat tombol operasional refresh yang berguna untuk melakukan pencarian data. Form manajemen file dibagi menjadi dua bagian yaitu data bagian data dan form pindai dokumen. Tampilan form manajemen file dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 4. Relasi Antar Tabel c. Rancangan Antarmuka, perancangan antar muka (interface) sistem informasi kearsipan dibuat untuk memberikan gambaran antar muka (interface) dari aplikasi yang dibuat. Antar muka ini merupakan bentuk form yang akan ditampilkan kepada pengguna untuk berinteraksi dengan sistem informasi kearsipan. Pada rancangan antar muka manajemen file, user dapat mengambil file secara scanning atau mengambil dokumen dari computer. Rancangan input data dokter ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 7. Form Pindai Dokumen Hasil dari pengambilan data tersebut akan tersimpan secara otomatis ke dalam tabel data file. Form data file ditunjukkan pada gambar 8.
Gambar 5. Rancangan Antar muka Manajemen File Rancangan antar muka Pengarsipan Dokumen berfungsi untuk mencari arsip-arsip yang disimpan pada manajemen file. Pada rancangan antar muka Pengarsipan, user dapat melakukan pencarian data, menambah data, menyimpan data, mengedit data dan menghapus data. Desain rancangan Pengarsipan ditunjukkan pada gambar 6.
Gambar 8. Form Data File Form pengarsipan berfungsi mengelola berkas dokumen yang terdapat pada manajemen file, dimana setiap berkas diarsipkan atau dipetakan ke masing-masing dokter yang bersangkutan. Terdapat tombol operasional refresh yang berguna untuk
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 1 Maret 2014 pencarian data. Form pengarsipan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian data dan form penginputan. Tampilan form pengarsipan dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 12.Hasil Laporan Pengecekan Dokumen
Gambar 9. Form Pengarsipan Dokumen Hasil dari pengambilan data tersebut akan tersimpan secara otomatis ke dalam tabel data file. Form data file ditunjukkan pada gambar 10.
4.2 Pengujian Sistem Pengujian untuk masing-masing use case menggunakan data yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan membandingkan hasilnya dengan kriteria hasil pengujian. Beberapa hasil pengujian berdasarkan fungsi yang terdapat pada masingmasing use case dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengujian
Gambar 10. Form Pengarsipan Dokumen Form cek dokumen berfungsi untuk mengecek kelengkapan dokumen yang akan digunakan untuk proses kenaikan pangkat tertentu. Terdapat tombol cek yang digunakan untuk melakukan proses pengecekan dokumen dokter. Tampilan form cek dokumen dapat dilihat pada gambar 11 .
Gambar 11. Form Cek Dokumen Form ini berfungsi mencetak surat keterangan kelengkapan dokumen seorang dokter yang berada disistem. Terdapat tombol operasional pilih nama dokter, tampilkan, printer dan simpan. Tampilan form cetak dokumen dapat dilihat pada gambar 12.
No. Kasus
Deskripsi
ID-01
Login
ID-02
Mengecek form arsip manajeme n file (berkas)
Prosedur Pengujian - Mengisikan nama akun dan kata sandi - Membuka form arsip,klik submenu manajemen file
Output Yang Diharapkan Berhasil masuk ke menu utama
Hasil
Sukses
Muncul form arsip manajemen file
Sukses
Pemindaian data manajemen file dapat disimpan
Sukses
- Mengubah data manajemen file
Perubahan data manajemen file dapat disimpan
Sukses
- Menghapus data manajemen file
Data manajemen file dapat dihapus
Sukses
- Menyimpan data manajemen file
Data manajemen file dapat disimpan
Sukses
- Melihat data manajemen file
Data manajemen file dapat
Sukses
- Memindai data manajemen file
PERANCANGAN SISTEM KEARSIPAN DOKUMEN KEPANGKATAN DOKTER SPESIALIS
ID-03
Mengecek form pengarsip an
- Membuka form arsip,klik submenu pengarsipan - Menambah data pengarsipan
- Mengubah data pengarsipan
- Menghapus data pengarsipan - Menyimpan data pengarsipan - Melihat data pengarsipan
dilihat Muncul form arsip pengarsipan
Penambahan data pengarsipan dapat disimpan Perubahan data pengarsipan dapat disimpan Data pengarsipan dapat dihapus Data pengarsipan dapat disimpan Data pengarsipan dapat dilihat
2. Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Sukses
Berdasarkan pelaksanaan pengujian, output dari sistem yang dirancang telah sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem kearsipan dokumen kepangkatan ini berhasil. 4.3 Pembahasan Berdasarkan simulasi sistem kearsipan selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap sistem berjalan. Pembahasan dilakukan dengan melihat hubungan sistem kearsipan dengan kinerja pegawai. Berdasarkan hasil penilaian pada simulasi sistem. 1. Mempermudah dan mempercepat proses pengumpulan dokumen. Berdasarkan pada gambar pada gambar 7 dan 9 dimulai dari manajemen dokumen berfungsi mengelola berkas dokumen yang telah dipindai, sampai pemeteaan arsip dimana setiap dokumen akan dikelompokkan atau dipetakan sesuai nama dokter yang bersangkutan. Hal ini dapat mengetahui posisi dokumen dan kepemilikan dokumen tersebut, sehingga pegawai bisa menemukan dokumen secara efektif dan efisien. Berdasarkan simulasi dan pembahasan diatas maka membuktikan adanya kemudahan yang diberikan sistem dalam mengelola dokumen dan penemuan kembali dokumen secara cepat.
5.
Sistem kearsipan dapat melakukan check list dokumen yang sudah terpenuhi atau belum terpenuhi. Berdasarkan pada gambar 11 dan 12 menjelaskan bahwa kelengkapan dokumen yang akan digunakan sebagai syarat kenaikan pangkat apabila sudah terpenuhi maka akan muncul tanda centang, begitu juga sebaliknya. Proses ini lebih cepat dan efisien tidak harus mencari dokumen satu persatu pada lemari arsip, serta hasil dari check list kelengkapan dapat dicetak sebagai laporan. Berdasarkan simulasi dan pembahasan di atas maka membuktikan adanya kemudahan yang diberikan sistem kearsipan dalam mengecek dokumen yang sudah ada atau belum. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan perancangan dan pembuatan aplikasi sistem informasi kearsipan dokumen kenaikan pangkat dokter spesialis, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Sistem informasi kearsipan ini dapat membantu bagian administrasi khususnya dalam mengambil keputusan karena terdapat informasi mengenai kelengkapan file dokter yang sudah terkumpul atau belum terkumpul. 2. Sistem informasi kearsipan ini terbukti dapat melakukan scanning dokumen, penyimpanan dokumen, dan mencetak dokumen. 3. Sistem informasi kearsipan ini terbukti dapat digunakan untuk mempermudah proses pengarsipan dan sekaligus pemeliharaan dokumen secara lebih rapi. 5.2 Saran Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran dalam penelitian sebagai berikut : 1. Pengembangan lebih lanjut sistem informasi kearsipan yang terintegrasi dengan sistem pendataan SDM RSUP. Dr. Kariadi Semarang. 2. Pengembangan lebih lanjut sistem informasi kearsipan yangberbasis web agar lebih fleksibel dan mudah dalam penggunaan maupun perawatan 3. Pengembangan lebih lanjut sistem kearsipan untuk pengembangan sistem berbasis client server.
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN : 2087 - 0868, Volume 5 Nomor 1 Maret 2014 Daftar Pustaka : Putri, Gusti Agung Ayu. 2005. Rancang Bangun Sistem Persuratan Dan Kearsipan Universitas Udayana Menggunakan Paradigma Pemrograman Berorientasi Objek [Online] Tersedia : http://journal.umi.ac.id/pdfs/putri_8_.pdf[ JuliDesember 2005] Supriyanto, Aji. 2005. Pengantar Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.
Teknologi
Umar, Najirah. 2010. Sistem Informasi Digital [Online] Tersedia: http://journal.umi.ac.id/pdfs/Sistem_Informasi_Kea rsipan_Digital.pdf Undang-undang dasar.Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara.Nomor 20.Tahun 2009 Wahyono, Teguh dan Sugiarto, Agus.2005. ManajemenKearsipan Modern Dari Konvensional Ke Basis Komputer.Yogyakarta : Gava Media