JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
1
Perancangan Sistem Distribusi LPG 3Kg di Kota Surabaya Dengan Mempertimbangkan Pertumbuhan Demand Muchlis, Stefanus Eko Wiratno Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Kata Kunci— Kinerja Sistem Distribusi, LPG Pertumbuhan Demand, Rancangan Sistem Distribusi,
3Kg,
I. PENDAHULUAN EBIJAKAN yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No.32429/26/MEM/2006 menyebutkan bahwa perlunya dilakukan upaya konversi dari Minyak Tanah ke LPG bagi konsumen rumah tangga. Terhitung sejak Agustus 2009 PT.Pertamina mulai memberlakukan sistem distribusi yang tertutup (Closed Loop System) untuk mendistribusikan gas LPG 3Kg. Pihak yang terlibat dalam aktivitas distribusi LPG 3Kg ini terdiri dari Filling Plant, Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE), Agen, Pangkalan dan Pengecer (Retailer). Dalam sistem tertutup mensyaratkan bahwa tiap pelaku turunan dibawah SPPBE hanya diperkenankan untuk di-supply oleh satu pihak yang diatas tingkatnya.
K
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
AGEN PANGKALAN
AGEN AGEN
PANGKALAN
PANGKALAN
AGEN
SPPBE AGEN
AGEN PANGKALAN
PANGKALAN
AGEN
AGEN
SPPBE AGEN
PANGKALAN
PANGKALAN
SPPBE
AGEN AGEN PANGKALAN
PANGKALAN
AGEN AGEN PANGKALAN PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN
PANGKALAN PANGKALAN
Gambar 1 Sistem Distribusi Closed-Loop Gas LPG 3Kg
Pada tahun 2011, penyaluran LPG 3 kg di Jawa Timur mencapai 637.256 MT. Penyaluran itu meningkat 24,8 persen dibanding penyaluran tahun 2010 sebesar 539.366 MT. Peningkatan itu juga berarti dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan penyaluran LPG 3 Kg Jatim tahun 2009 sebesar 293.993 MT. Tingkat Konsumsi LPG Jatim (dalam MT) Konsumsi (MT/Tahun)
Abstrak—Fasilitas yang dimiliki PT.Pertamina dalam upaya menyalurkan LPG di area Surabaya saat ini masih memiliki keterbatasan dalam memenuhi permintaan. Kondisi pertumbuhan demand yang semakin besar dan bervariasi secara geografis berpotensi menjadikan rancangan sistem distribusi yang diterapkan saat ini terjadi Over Capacity serta Stockout. Terjadinya over capacity dan stockout akan menurunkan efektivitas dan efisiensi dalam sistem distribusi LPG 3Kg. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah langkah untuk melakukan perancangan ulang terhadap jaringan distribusi LPG 3Kg untuk area Surabaya. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan keputusan strategis terkait dengan sistem distribusi yang dapat diterapkan untuk mengakomodasi peningkatan demand hingga tahun 2020. Keputusan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa penentuan total fasilitas (SPPBE) yang harus tersedia, keputusan kapasitas fasilitas (SPPBE), penentuan lokasi dari fasilitas serta coverage area tiap SPPBE. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan Allocation Model serta Minimum-Cost Method. Hasil akhir dari penelitian ini adalah rancangan sistem distribusi LPG 3Kg di Kota Surabaya yang menghasilkan Total Revenue maksimal dan Total Transportation Cost minimal.
1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0
2009
2010
2011
2012
Tingkat Konsumsi (MT) 293993 539366 637256 720000
Gambar 2 Tingkat Komsumsi LPG 3Kg Jawa Timur
Pada tahun 2012 terhitung sejak bulan Januari hingga Mei 2012 penyaluran mencapai 309.105 MT dan hingga akhir tahun 2012 jumlah permintaan sebesar 720.000 Metric Ton. Data permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Kota Surabaya menunjukan bahwa karakteristik permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya bervariasi secara geografis serta berfluktuasi. Sebaran demand fluktuatif dan bervariasi secara geografis berpotensi untuk menghasilkan biaya distribusi yang lebih tinggi meskipun fluktuasinya dapat diprediksi dengan baik. Tetapi biaya-biaya yang muncul disepanjang supply chain akan tinggi oleh karena permintaan yang berfluktuasi. Kondisi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 ini sekaligus akan menyebabkan sistem distribusi yang kurang efektif dan efisien. Dengan demikian struktur jarigan supply chain secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja dari aktivitas operasional yang terdapat didalamnya termasuk aktivitas distribusi. Total Cost aktivitas distribusi akan dipengaruhi oleh rancangan sistem distribusi yang diterapkan. Struktur Jaringan Distribusi yang efisien merupakan keunggulan kompetitif dalam aplikasi jaringan logistik. Oleh karena itu perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berapa jumlah SPPBE yang diperlukan untuk mengakomodasi peningkatan demand LPG 3Kg di Kota Surabaya yang diproyeksikan hingga tahun 2020 2. Keputusan lokasi penempatan SPPBE baru relatif terhadap SPPBE eksisting sedemikian rupa sehingga menghasilkan biaya distribusi yang minimal 3. Berapa kapasitas yang dimiliki oleh tiap SPPBE ketika diproyeksikan peningkatan demand hingga tahun 2020 4. Keputusan cakupan wilayah pemasaran (Coverage area) yang dimiliki oleh tiap SPPBE pada saat demand diproyeksikan mengalami kenaikan hingga pada tahun 2020 Sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan perancangan sistem distribusi LPG 3Kg yang diterapkan di Kota Surabaya dengan skenario pertumbuhan demand LPG 3Kg hingga tahun 2020 sehingga dapat meningkatkan capaian indikator kinerja yang digunakan (teknis dan ekonomis). Batasan yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu: 1. pihak di sepanjang rantai distribusi yang diamati adalah Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) 2. Horizon perencanaan sistem distribusi yang digunakan adalah hingga tahun 2020 Sedangkan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. kontrak kerjasama yang dimiliki tiap SPPBE saat ini dengan PT.Pertamina akan dilakukan perpanjangan kontrak setelah periode kontrak sekarang telah berakhir yaitu pada tahun 2020 2. Kenaian filling fee yang diterima oleh SPPBE dari PT.Pertamina pada tahun 2020 sebanding dengan kenaikan biaya transportasi yang dibutuhkan SPPBE untuk mendistribusikan LPG 3Kg di tiap Kecamatan di Surabaya. 3. Nilai filling fee yang diterima tiap SPPBE pada tahun 2020 serta biaya transportasi pada tahun 2020 yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai yang berlaku sekarang, karena dalam penelitian ini fokus pada besarnya selisih antara revenue SPPBE dengan cost yang dibutuhkan 4. Keputusan penambahan jumlah SPPBE baru tidak menggeser keberadaan SPPBE eksisting
2 II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tahap Identifikasi Permasalahan Dalam tahap identifikasi permasalahan dalam penelitian ini terdiri dari tahap identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian dan tinjauan kondisi lapangan. Secara umum dalam tahap ini adalah melakukan pengumpulan informasi terhadap sistem distribusi LPG 3Kg yang diterapkan hingga saat ini. B. Tahap Studi Pustaka Pada tahap ini aktivitas utama yang dilakukan adalam mencari dan mengumpulkan sumber-sumber literatur yang relevan dengan konsep sistem distribusi, Location-Allocation Model, Minimum-Cost Method serta dapat digunakan dalam penyelesaian terhadap permasalahan. Dengan adanya studi pustaka maka akan mendukung rancangan dan metode penelitian yang tepat. C. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi Pada tahap ini akan dilakukan penentuan jenis data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, penentuan sumber data/informasi serta rentang data yang diperlukan untuk menunjang aktivitas penelitian yang dilakukan. Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Jumlah dan lokasi SPPBE eksisting di Surabaya 2. Kapasitas SPPBE Eksisting di Kota Surabaya 3. Coverage area tiap SPPBE eksisting di Surabaya 4. Tingkat permintaan eksisting dan proyeksi permintaan LPG 3Kg tiap kecamatan di Surabaya hingga tahun 2020 5. Konfigurasi sistem distribusi LPG yang diterapkan di Kota Surabaya D. Tahap Perumusan Model Matematis Pada tahap perumusan model matematis ini yang dilakukan berupa formulasi biaya distribusi yang minimal. Biaya distribusi yang ditentukan adalah biaya transportasi atau perpindahan LPG dari SPPBE menuju tiap kecamatan yang ada di Surabaya.model matematis yang dirumuskan merupakan Location-Allocation Model. Model matematis dengan tujuan meminimasi biaya transportasi dapat diformulasikan sebagai berikut:
Subject to:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
Tabel 1 Penjelesan Index Formulasi Matematis Location-Allocation Model No
Index
1
m
2
n
3 4
i j
5
cij
6 7 8 9
Fi Dj xij yi
Penjelasan Jumlah lokasi potensial untuk SPPBE dalam hal ini terdapat 6 lokasi, yaitu: Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri, Sukolilo dan Krembangan Jumlah customer, dalam hal ini berupa kecamatan di Kota Surabaya yang berjumlah 31 Kecamatan Index untuk SPPBE Index untuk Kecamatan Biaya transportasi pemindahan 1 unit komoditas dari SPPBE i ke lokasi Kecamatan j Biaya tetap untuk membuka dan operasional SPPBE i Jumlah permintaan LPG 3Kg Kecamatan j Jumlah LPG 3Kg yang dikirimkan SPPBE i ke Kecamatan j 1 jika SPPBE i dibuka dan 0 jika tidak
Formulasi matematis tersebut memiliki fungsi tujuan (2.1) untuk meminimalkan biaya transportasi dari tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) ke Kecamatan yang terdapat di Surabaya. Persamaan (2.2) memastikan bahwa masing-masing dari permintaan dari customer telah dipenuhi oleh satu atau lebih dari m fasilitas (SPPBE eksisting dan SPPBE baru). Batasan (2.3) dan (2.4) memastikan bahwa jumlah unit komoditas yang dikirimkan tidak melebihi dari total permintaan customer. Fasilitas SPPBE i yang tidak mengirimkan sejumlah komoditas ke lokasi customer manapun, maka biaya tetap dan operasional tidak akan terjadi. Batasan (2.4) merupakan batasan non-negativitas untuk jumlah alokasi LPG 3Kg yang dilakukan oleh tiap SPPBE. E. Tahap Pengolahan Data Pada tahap ini akan dilkukan pengolahan terhadap data dan informasi yang telah diperoleh dari PT.Pertamina Unit Pemasaran V Surabaya. Pengolahan data yang dilakukan berupa perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi POM for Windows 3. Hasil yang didapatkan dari pengolahan data ini akan diketahui jumlah biaya minimal yang dihasilkan dari sistem distribusi dengan keputusan alokasi dari tiap SPPBE ke sejumlah kecamatan yang terdapat di Surabaya. F. Tahap Analisis dan Interpretasi Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan dan pengolahan data. Analisis yang dilakukan dengan mempertimbangkan variasi dari nilai tiap variabel. Jenis variabel yang telah ditentukan akan diterapkan skenario untuk mengetahui dampak yang dihasilkan terhadap objective function yang ditentukan. G. Tahap Pengambilan Kesimpulan Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari aktivitas penelitian yang ditandai oleh tersusunnya butir-butir kesimpulan yang menjawab tujuan dari penelitian yang telah didefinisikan dalam tahap awal.
3
perumbuhan permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya dan Proyeksi permintaan hingga tahun 2020:
Tabel 2 Demand Eksisting LPG 3Kg dan Proyeksi Hingga Tahun 2020 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Demand (MT/Tahun) 28,746.65 52,749.99 62,323.64 70,416.00 77,542.10 84,815.55 91,702.57 97,589.88 103,269.61 108,164.59 112,220.76 116,083.40
Pertumbuhan 83.50% 18.15% 12.98% 10.12% 9.38% 8.12% 6.42% 5.82% 4.74% 3.75% 3.44%
Sumber: Pertamina, 2012
Sedangkan coverage area eksisting dari sistem distribusi yang diterapkan adalah sebagai berikut: Tabel 3 Coverage area tiap SPPBE Eksisting di Surabaya SPPBE PT. Andhika Dian Utama PT. Nusantara Multi Agro PT. Sarana Gasa Nusraya PT. Gubah Tiara Perkasa PT. Cahaya Anugrah Gasindo
Coverage area Tandes,Asemrowo, Benowo, Pakal, Lakarsantri, Sambikerep Wonokromo,Karang Pilang, Dukuh Pakis, Wiyung, Wonocolo, Sukomanunggal Tegalsari,Genteng, Bubutan, Pabean Cantikan, Gubeng, Tenggilis, Sawahan Semampir, Krembangan, Kenjeran, Gunung Anyar, Sukolilo Simokerto, Bulak, Tambaksari, Rungkut, Mulyorejo
B. Perhitungan Jumlah SPPBE Baru berdasarkan pada Tingkat Demand hingga Tahun 2020 Untuk menentukan jumlah SPPBE yang diperlukan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan LPG hingga tahun 2020 dilakukan dengan cara menghitung kapasitas rata-rata dari tiap SPPBE mulai tahun 2012 hingga 2020 untuk tiap jumlah SPPBE yang dikehendaki. Berikut merupakan metode sederhana dalam penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi tingkat permintaan hingga tahun 2020. Tabel 4 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand per Tahun Hingga Tahun 2020 Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2874.66 5275.00 6232.36 7041.60 7754.21 8481.55 3194.07 5861.11 6924.85 7824.00 8615.79 9423.95 3593.33 6593.75 7790.45 8802.00 9692.76 10601.94 4106.66 7535.71 8903.38 10059.43 11077.44 12116.51 4791.10 8791.66 10387.27 11736.00 12923.68 14135.92
Jumlah SPPBE 10 9 8 7 6
Tabel 5 Tingkat Kapasitas Rata-rata tiap SPPBE berdasarkan Demand per Tahun hingga Tahun 2020 (Lanjutan)
III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA A. Pertumbuhan Demand Hingga Tahun 2020 dan Coverage area Eksisting tiap SPPBE Dalam penelitian ini, akan memproyeksikan tingkat permintaan LPG 3Kg di Kota Surabaya hingga tahun 2020. Permintaan yang diproyeksikan meliputi permintaan agregat tingkat kota Surabaya dan permintaan tingkat kecamatan yang terdapat di seluruh Surabaya. Berikut merupakan data
Kapasitas Rata-rata SPPBE berdasarkan Demand per Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 9170.26 9758.99 10326.96 10816.46 11222.08 11608.34 10189.17 10843.32 11474.40 12018.29 12468.97 12898.15 11462.82 12198.73 12908.70 13520.57 14027.59 14510.42 13100.37 13941.41 14752.80 15452.08 16031.54 16583.34 15283.76 16264.98 17211.60 18027.43 18703.46 19347.23
Jumlah SPPBE 10 9 8 7 6
Bagian cell yang di-shading pada Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukan tahun dimana diperlukan penambahan SPPBE baru. Penambahan pada tahun-tahun tertentu ini dilakukan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 dengan pertimbangan tingkat kapasitas rata-rata yang dimiliki oleh tiap SPPBE yang ada. Ketentuan penambahan berdasarkan pada kapasitas ini adalah jika tingkat kapasitas rata-rata mendekati angka 12.000 Metric Ton maka perlu dilakukan penambahan fasilitas. Hal ini karena sesuai dengan rekomendasi dari PT.Pertamina yang menyebutkan bahwa tiap SPPBE hendaknya tidak melakukan produksi melebihi nilai 40 Metric Ton per hari atau setara dengan 12.000 Metric Ton per tahun (hari kerja per tahun adalah 300 hari). C. Perhitungan Location-Allocation Model dengan POM for Windows 3 Untuk melakukan perhitungan dengan Location-Allocation Model diperlukan alternatif lokasi yang akan dipilih. Berikut merupakan alternative lokasi yang digunakan untuk penempatan SPPBE baru: Tabel 6 Alternatif Lokasi SPPBE Baru Alternatif SPPBE Baru SPPBE A SPPBE B SPPBE C SPPBE D SPPBE E SPPBE F
Kecamatan Pabean cantikan Tambaksari Rungkut Lakasrantri Sukolilo Krembangan
Koordinat X 112.7332 112.769 112.801 112.655 112.806 112.721
y -7.220 -7.251 -7.320 -7.309 -7.293 -7.229
Berdasarkan pada Tabel 6 menunjukan terdapat 6 alternatif lokasi untuk SPPBE baru. Alternatif lokasi yang tersedia ini selanjutnya akan dilakukan pemilihan berdasarkan pada indicator kinerja berupa Total Cost Minimization dan Total Revenue Maximization. Pemilihan alternatif lokasi untuk SPPBE Baru dilakukan dengan menggunkan software POM for Windows versi 3 dengan menggunakan modul transportation. Perhitungan dengan menggunakan software POM for Windows versi 3 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Tabel 7 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 3 lokasi) Tambahan SPPBE 3
Cost Minimal Rungkut Lakarsantri Krembangan
Revenue Maksimal Pabean Cantikan Tambaksari Sukolilo
Revenue - Cost Maksimal Rungkut Lakarsantri Krembangan
Tabel 7 menunjukkan tambahan SPPBE untuk memenuhi demand pada tahun 2020 sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif lokasi yang menghasilkan cost minimal, revenue maksimal dan selisih revenue dengan cost yang maksimal. Tabel 8 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 4 lokasi) Tambahan SPPBE 4
Cost Minimal Tambaksari Rungkut Lakarsantri Krembangan
Revenue Maksimal Pabean Cantikan Rungkut Lakarsantri Krembangan
Revenue - Cost Maksimal Pabean Cantikan Rungkut Lakarsantri Krembangan
Tabel 8 menunjukkan bahwa lokasi yang menghasilkan biaya yang minimal adalah Kecamatan Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri dan Krembangan. Sedangkan 4 lokasi yang menghasilkan revenue maksimal dan selisih revenue dengan cost yang maksimal adalah Kecamatan Pabean Cantikan, Rungkut, Lakarsantri dan Krembangan.
4
5
Tambahan SPPBE
Cost Minimal
Revenue Maksimal
Revenue - Cost Maksimal
Pabean Cantikan Tambaksari Rungkut Sukolilo Krembangan
Pabean Cantikan Tambaksari Rungkut Lakarsantri Krembangan
Tabel 9 menunjukkan bahwa pemilihan jumlah lokasi dari alternatif yang ada yang dapat memenuhi semua indikator kinerja adalah sebanyak 5 lokasi baru. Lokasi yang menghasilkan cost minimal, revenue maksimal dan selisih revenue dengan cost yang maksimal adalah Kecamatan Pabean Cantikan, Tambaksari, Rungkut, Lakarsantri dan Krembangan. Keputusan pemilihan lokasi dari alternatif yang ada berdasarkan pada indicator kinerja berpeluang memiliki coverage area yang berbeda untuk tiap SPPBE (Eksisting dan Baru). Dalam penelitian ini coverage area yang ditentukan adalah berdasarkan pada pemilihan lokasi yang memberikan biaya minimal untuk tiap jumlah penambahan SPPBE baru yang diperlukan. Secara lebih detil coverage area tersebut dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 10 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand Tahun 2014 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah Tambahan SPPBE Baru sebanyak 3 Lokasi From
PT. Andhika Dian Utama
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
PT. Gubah Tiara Perkasa
PT. Nusantara Multi Agro
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tambaksari
Rungkut
Lakarsantri
To Sukomanunggal Asemrowo Pakal Lakarsantri Sambikerep Dummy Tambaksari Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis Pabean Cantikan Semampir Krembangan Kenjeran Bulak Wonocolo Jambangan Benowo Dummy Tegalsari Genteng Bubutan Tambaksari Sukolilo Wiyung Jambangan Simokerto Semampir Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Sawahan Gayungan Tandes Dummy TOTAL REVENUE TOTAL COST REVENUE - COST
Shipment 3085.7 1309.7 1453.85 1570.11 1873.92 2706.72 3721.47 4085.49 2222.57 1970.47 2129.15 1587 3271.31 5012.53 1141.33 2462.01 554.75 1660.22 6181.69 2625.48 1427.59 2590.48 425.4 1976.71 2085.11 869.23 2432.66 3057.21 1905.18 1699.71 2905.24 2134.36 3929.57 3713.56 2222.51 5232.34 1310.1 3161.51 2296.05
Cost per unit 8606 4500 8216 18669 12792 0 11414 4500 3997 7796 4500 8300 6071 10579 13841 6962 6681 4500 0 4655 8172 7443 18302 11451 8965 4500 5820 7341 9862 9318 4500 14480 5878 4500 8292 12705 9669 4500 0
Shipment cost 26555530 5893650 11944830 29312380 23971190 0 42476860 18384700 8883613 15361780 9581175 13172180 19860120 53027550 15797150 17140510 3706282 7470990 0 12221610 11666270 19280940 7785698 22635280 18693010 3911537 14158080 22442980 18788850 15837920 13073580 30905520 23098010 16711020 18429050 66476880 12667360 14226800 0 25,188,348,400 685,550,885.00 24,502,797,515
Tabel 11 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand Tahun 2016 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah Tambahan SPPBE Baru sebanyak 4 Lokasi From
Tabel 9 Pemilihan Alternatif Lokasi Tambahan SPPBE berdasarkan Jumlah Tambahan dan Objective Pemilihan (untuk jumlah tambahan 5 lokasi)
Pabean Cantikan Tambaksari Rungkut Lakarsantri Krembangan
PT. Andhika Dian Utama
To Sukomanunggal Asemrowo Pakal
Shipment 3254.91 1624.3 1821.43
Cost per unit 8606 4500 8216
Shipment cost 28011750 7309350 14964870
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
PT. Gubah Tiara Perkasa
PT. Nusantara Multi Agro
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tambaksari
Rungkut
Lakarsantri
Krembangan
Lakarsantri Sambikerep Dummy Tambaksari Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Wonocolo Jambangan Benowo Dummy Tegalsari Genteng Tambaksari Wiyung Jambangan Genteng Simokerto Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Sawahan Gayungan Tandes Dummy Bubutan Kenjeran Bulak Dummy TOTAL REVENUE TOTAL COST
1904.59 2347.33 1047.44 2572.98 4289.61 2761.45 2375.96 1320.63 2258.75 4900.56 3520.05 3016.52 265.09 2021.42 6696.97 2720.46 1138.15 4090.3 2532.98 1518.11 380.29 1235.9 2365.6 4423.18 3595.03 963.32 4172.94 4547.4 2316.34 5559.83 1591.95 3859.16 989.06 2686.23 6232.16 1404.94 1676.67
18669 12792 0 11414 4500 3997 7796 7974 4500 8300 6071 6962 6681 4500 0 4655 8172 18302 8965 4500 7690 5820 9862 9318 4500 14480 5878 4500 8292 12705 9669 4500 0 6295 4525 4500 0
REVENUE - COST
35556790 30027050 0 29367990 19303240 11037520 18522980 10530720 10164380 40674650 21370220 21001010 1771059 9096390 0 12663740 9300949 74860670 22708170 6831500 2924442 7192925 23329550 41215190 16177640 13948880 24528540 20463300 19207090 70637640 15392560 17366220 0 16909820 28200520 6322230 0 28,945,158,000 758,891,545.00 28,186,266,455.00
Tabel 12 Coverage area tiap SPPBE (Eksisting dan Baru) untuk Demand Tahun 2018 yang memiliki Total Cost Minimal untuk Jumlah Tambahan SPPBE Baru sebanyak 5 Lokasi From
PT. Andhika Dian Utama
PT. Cahaya Anugrah Gasindo
PT. Gubah Tiara Perkasa
PT. Nusantara Multi Agro
PT. Sarana Gasa Nusraya
Tambaksari
Rungkut
Lakarsantri
Sukolilo
Krembangan
To Sukomanunggal Asemrowo Pakal Lakarsantri Sambikerep Tambaksari Sawahan Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis Pabean Cantikan Semampir Krembangan Dummy Wonocolo Benowo Dummy Tegalsari Genteng Wiyung Jambangan Dummy Simokerto Semampir Sukolilo Mulyorejo Tambaksari Gubeng Rungkut Sawahan Gayungan Tandes Rungkut Tenggilis Gunung Anyar Dummy Bubutan Kenjeran Bulak
Shipment 3607.6 1800.31 1879.44 2110.96 2601.69 1347.41 204.07 4754.42 3060.68 2633.42 2503.5 5152.18 3901.47 442.84 3343.38 2240.46 6416.16 3015.25 1682.98 2807.45 1976.43 2517.89 2833.55 279.4 4902.47 3984.58 7105.6 4625.12 269.28 5958.21 1764.46 4277.33 4770.87 2567.34 2621.94 2039.85 2977.31 6907.47 1557.18
Cost per unit 8606 4500 8216 18669 12792 11414 8803 4500 3997 7796 4500 8300 6071 0 6962 4500 0 4655 8172 8965 4500 0 5820 7341 9318 4500 14480 5878 4500 12705 9669 4500 8292 4500 7761 0 6295 4525 4500
Shipment cost 31047010 8101396 15441480 39409510 33280820 15379350 1796427 21394890 12233540 20530140 11265750 42763090 23685820 0 23276610 10082070 0 14035990 13753310 25168790 8893935 0 16491260 2051075 45681210 17930610 102889100 27186460 1211766 75699060 17060560 19247990 39560040 11553030 20348880 0 18742170 31256300 7007310
5 From
To Pakal Dummy TOTAL REVENUE
Shipment 139.36 418.68
Cost per unit 9879 0
Shipment cost 1376734 0 32,086,079,600
TOTAL COST
826,833,483.00
REVENUE - COST
31,259,246,117.00
Penentuan coverage area sebagaimana ditampilkan pada Tabel 10, Tabel 11 dan Tabel 12 dilakukan berdasarkan scenario penambahan SPPBE pada tiap tahun dimana penambahan SPPBE Baru diperlukan. Sedangkan scenario penambahan yang dilakukan secara agregat pada tahun 2020 memiliki hasil yang berbeda untuk tiap penambahan SPPBE. Berikut merupakan hasil penambahan lokasi SPPBE secara agregat pada tahun 2020. Untuk Penambahan SPPBE Baru 3 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 3 lokasi dari 6 alternatif untuk demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal adalah sebagai berikut: Tabel 13 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah SPPBE tambahan 3 lokasi From
To Tambaksari Tenggilis Dummy Sawahan Tandes Lakarsantri Tandes Sukomanunggal PT. Andhika Dian Utama Asemrowo Pakal Sambikerep Sawahan Wonokromo PT. Cahaya Anugrah Gasindo Karang Pilang Dukuh Pakis Simokerto Pabean Cantikan PT. Gubah Tiara Perkasa Semampir Krembangan Bubutan Wonocolo Gayungan PT. Nusantara Multi Agro Jambangan Benowo Pakal Tegalsari Genteng PT. Sarana Gasa Nusraya Bubutan Sukolilo Wiyung Krembangan Pabean Cantikan Kenjeran Bulak Simokerto Gunung Anyar Tambaksari Sukolilo Mulyorejo Gubeng Rungkut Rungkut Tenggilis TOTAL REVENUE TOTAL COST REVENUE - COST
Shipment 9071.86 1128.17 5826.89 1790.94 2265.49 2799.54 3871.72 1932.11 604.47 2792.16 786.54 5102.5 3284.75 2826.21 2212.53 2686.79 5829.23 1271.45 430.49 3588.15 1893.63 2121.12 2404.48 1562.13 3235.99 1806.19 2764.79 1180.05 3012.98 2915.65 7413.17 1671.18 828.47 2813.89 4081.34 4276.3 4963.73 5409.14 1627.13
Cost per unit 0 0 0 0 0 15,869 8,606 4,500 8,216 12,792 8,803 4,500 3,997 7,796 7,974 4,500 8,300 6,071 10,619 6,962 13,445 6,681 4,500 9,979 4,655 8,172 7,443 11,451 8,965 4,768 4,500 4,525 5,820 9,862 9,318 4,500 5,878 4,500 8,292
Shipment cost 0 0 0 0 0 44,425,900 33,320,020 8,694,495 4,966,324 35,717,310 6,923,912 22,961,250 13,129,150 22,033,130 17,642,720 12,090,560 48,382,610 7,718,974 4,571,366 24,980,700 25,459,860 14,171,200 10,820,160 15,588,500 15,063,530 14,760,180 20,578,340 13,512,750 27,011,370 13,901,820 33,359,260 7,562,090 4,821,694 27,750,580 38,029,930 19,243,350 29,176,800 24,341,130 13,492,160 28,320,000,000 676,203,125 27,643,796,875
Tabel 13 menunjukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan SPPBE baru sebanyak 3 lokasi tidak mampu memenuhi tingkat demand (kapasitas maksimal tiap SPPBE adalah 12.000 MT/Tahun). Kekurangan pasokan (stoclout) yang terjadi sebesar 20.083,35 MT.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
Tabel 14 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah SPPBE tambahan 4 lokasi From
To Tambaksari Tenggilis Sukomanunggal Asemrowo PT. Andhika Dian Utama Pakal Lakarsantri Sambikerep Tambaksari Wonokromo PT. Cahaya Anugrah Gasindo Karang Pilang Dukuh Pakis Pabean Cantikan PT. Gubah Tiara Perkasa Semampir Krembangan Bubutan Tambaksari Wiyung Wonocolo PT. Nusantara Multi Agro Gayungan Jambangan Benowo Pakal Tegalsari Genteng PT. Sarana Gasa Nusraya Sukolilo Wiyung Simokerto Semampir Tambaksari Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Gubeng Runtkut Rungkut Tenggilis Sawahan Lakarsantri Gayungan Tandes Bubutan Krembangan Kenjeran Bulak TOTAL REVENUE TOTAL COST REVENUE - COST Dummy
Shipment 6955.18 1128.17 3,872 1,932 1,139 2,265 2,792 787 5,103 3,285 2,826 2,687 5,126 4,187 280 1,330 151 3,588 1,098 2,121 2,404 1,028 3,236 1,806 4,096 2,862 3,041 703 2,814 1,166 4,276 4,964 5,409 1,627 6,613 796 4,590 2,916 7,413 1,671
Cost per unit 0 0 8,606 4,500 8,216 18,669 12,792 11,414 4,500 3,997 7,796 4,500 8,300 6,071 10,619 23,162 14,245 6,962 13,445 6,681 4,500 9,979 4,655 8,172 11,451 8,965 5,820 7,341 9,862 9,318 4,500 5,878 4,500 8,292 12,705 9,669 4,500 6,295 4,525 4,500
Shipment cost 0 0 33,320,020 8,694,495 9,354,074 42,294,440 35,717,310 8,977,568 22,961,250 13,129,150 22,033,130 12,090,560 42,546,710 25,419,880 2,969,387 30,808,690 2,148,999 24,980,700 14,756,430 14,171,200 10,820,160 10,259,220 15,063,530 14,760,180 46,899,860 25,658,910 17,698,620 5,161,605 27,750,580 10,861,900 19,243,350 29,176,800 24,341,130 13,492,160 84,023,630 7,697,394 20,657,160 18,354,020 33,544,590 7,520,310 31,860,000,000 809,359,102 31,050,640,898
Tabel 14 menujukkan pada tahun 2020 jumlah tambahan SPPBE Baru sebanyak 4 lokasi masih belum mampu memenuhi tingkat demand. Kekurangan pasokan (stockout) yang terjadi adalah sebesar 8.083,35MT. Untuk Penambahan SPPBE Baru 5 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 5 lokasi dari 6 alternatif untuk demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal adalah sebagai berikut: Tabel 15 Coverage area tiap SPPBE untuk demand tahun 2020 dan jumlah SPPBE tambahan 5 lokasi From
PT. Andhika Dian Utama
PT. Nusantara Multi Agro
To Sukomanunggal Asemrowo Pakal Lakarsantri Sambikerep Wonocolo Gayungan Benowo
Shipment 3871.72 1932.11 1138.52 2265.49 2792.16 3588.15 1062.64 2404.48
Cost per unit 8606 4500 8216 18669 12792 6962 13445 4500
Shipment cost 33320020 8694495 9354072 42294460 35717310 24980700 14287200 10820160
From
To Pakal Dummy Tegalsari Genteng Bubutan PT. Sarana Gasa Nusraya Tambaksari Sukolilo Wiyung Jambangan Pabean Cantikan PT. Gubah Tiara Perkasa Semampir Krembangan Tambaksari Sawahan PT. Cahaya Anugrah Gasindo Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis Simokerto Semampir Tambaksari Sukolilo Mulyorejo Tambaksari Rungkut Gubeng Sawahan Lakarsantri Gayungan Tandes Tambaksari Rungkut Sukolilo Tenggilis Gunung Anyar Bubutan Krembangan Kenjeran Bulak TOTAL REVENUE TOTAL COST REVENUE - COST
Shipment 1028.08 3916.65 3235.99 1806.19 279.63 262.28 1281.81 3012.98 2121.12 2686.79 5126.11 4187.1 751.64 34.9 5102.5 3284.75 2826.21 3041 703.12 3979.58 4276.3 7036.27 4963.73 6578.53 830.99 4590.48 1021.67 5409.14 2755.3 2813.89 2915.65 7413.17 1671.18
Cost per unit 9979 0 4655 8172 7443 18302 11451 8965 4500 4500 8300 6071 11414 8803 4500 3997 7796 5820 7341 9318 4500 14480 5878 12705 9669 4500 18741 8292 4500 7761 6295 4525 4500
Shipment cost 10259220 0 15063530 14760180 2081283 4800245 14678010 27011370 9545041 12090560 42546710 25419880 8579221 307223.8 22961250 13129150 22033130 17698620 5161605 37081730 19243350 101885200 29176800 83580220 8034841 20657160 19147130 44852590 12398850 21838600 18354020 33544590 7520310 34,285,005,000 904,910,037 33,380,094,963
IV. ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL A. Analisa Sensitivitas Jumlah Penambahan SPPBE Baru Penentuan jumlah SPPBE untuk memenuhi demand tidak hanya bergantung pada jumlah permintaan yang harus dipenuti. Jumlah SPPBE juga dipengaruhi oleh kapasitas dari SPPBE Eksisting dan SPPBE baru yang diharapkan. Untuk tingkat kapasitas SPPBE Baru yang sama, penurunan kapasitas SPPBE Eksisting menjadi dibawah 12.000 MT/Tahun menyebabkan jumlah SPPBE baru yang diperlukan bertambah. Sensitivitas perubahan jumlah SPPBE baru yang diperlukan terhadap perubahan kapasitas SPPBE Eksisting dapat ditunjukkan sebagai berikut: Analisa Sensitivitas Jumlah Tambahan Fasilitas Baru pada Berbagai Tingkat Kapasitas Fasilitas Eksisting (Untuk Kapsitas Fasilitas Baru = 40MT/Hari)
Kapasitas Produksi Fasilitas Eksisting (MT/Tahun)
Jumlah Tambahan Fasilitas Baru Kapasitas Sisa
16000 14000
12000 TINGKAT KAPASITAS (MT0
Untuk Penambahan SPPBE Baru 4 lokasi Penambahan SPPBE sebanyak 4 lokasi dari 6 alternatif untuk demand tahun 2020 yang menghasilkan total cost minimal adalah sebagai berikut:
6
10000 8000
6000 4000 2000
0 0
-2000
1
2
3
4
5
JUMLAH TAMBAHAN FASILITAS BARU
Gambar 3Analisa Sensitivitas Jumlah SPPBE Baru terhadap Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting dan SPPBE Baru yang Diharapkan
6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 B. Analisa Kapasitas Produksi tiap SPPBE Untuk menentukan kapasitas design yang diterapkan untuk masing-masing SPPBE dapat dikaitkan dengan perhitungan Total Revenue dari keputusan tingkat kapasitas SPPBE. Tingkat kapasitas yang diputuskan tidak hanya terhadap SPPBE Eksisting, tetapi juga pada berbagai tingkat kapasitas SPPBE Baru. Perbedaan terhadap keputusan kapasitas yang diterapkan pada SPPBE Eksisting serta pada SPPBE baru akan mempengaruhi tingkat Total Revenue yang dihasilkan dari sistem distribusi. Perbedaan Total Revenue yang dihasilkan oleh perubahan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 16 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan Jumlah SPPBE Baru dan Revenue KAPASITAS SPPBE BARU 30MT/Hari Tambahan Unmet Demand SPPBE Baru (MT) 7 8.083,40 7 583,40 6 2.083,40 5 3.583,40 4 5.083,40
Kapasitas SPPBE Eksisting (MT/Tahun) 9.000 10.500 12.000 13.500 15.000
Revenue Normal Rp Rp Rp Rp Rp
34.663.350.935 34.663.350.935 34.483.350.935 34.303.350.935 34.123.350.935
Tabel 17 Skenario Perubahan Kapasitas SPPBE Eksisting terhadap Kebutuhan Jumlah SPPBE Baru dan Revenue Kapasitas SPPBE Eksisting (MT/Tahun) 9.000 10.500 12.000 13.500 15.000
Tambahan SPPBE Baru 5 5 4 4 3
Unmet Demand
Revenue Normal
KAPASITAS SPPBE BARU 40MT/Hari 11.083,40 Rp 34.303.350.935 3.583,40 Rp 34.303.350.935 8.083,40 Rp 34.303.350.935 583,40 Rp 34.123.350.935 5.083,40 Rp 33.943.350.935
Revenue Optimal
Rp Rp Rp Rp Rp
34.483.350.935 34.303.350.935 34.303.350.935 34.123.350.935 33.943.350.935
Tabel 16 dan Tabel 17 menunjukkan semakin banyak jumlah SPPBE baru yang diperlukan maka tingkat revenue yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini karena untuk setiap pembukaan SPPBE baru maka sebanyak 9000 MT LPG akan dikenai filling fee sebesar Rp.300/Kg. Sedangkan jika kapasitas tersebut dibebankan kepada SPPBE eksisting yang telah berkapasitas lebih dari 9000MT maka filling fee yang digunakan adalah Rp.280/Kg. Sehingga dapat dipastikan bahwa setiap pembukaan SPPBE baru, maka aka nada kesempatan sebanyak 9000 MT LPG untuk dihargai filling fee sebesar Rp. 300/Kg. V. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah fasilitas baru yang menghasilan nilai revenue tertinggi sekaligus cost minimal yaitu sebanyak 5 lokasi yang berada di kecamatan Sukolilo pada tahun 2012, Tambaksari pada tahun 2013, Krembangan pada tahun 2014, Rungkut pada tahun 2016 dan Kecamatan Lakarsantri pada tahun 2018 2. Kapasitas produksi rata-rata yang memberikan revenue yang optimal untuk SPPBE Eksisting dan SPPBE baru adalah sebesar 40MT/hari atau setara dengan 12.000 MT/Tahun dan kapasitas produksi terkecil dari SPPBE yang ada setelah terjadi penambahan SPPBE Baru sebanyak 5 titik adalah sebesar 8083,35 MT/Tahun 3. Coverage Area terluas diantara SPPBE yang ada setelah penambahan SPPBE Baru sebanyak 5 lokasi sebanyak7
7 kecamatan yang di-cover oleh SPPBE Eksisting dan 4 kecamatan yang di-cover oleh SPPBE Baru VI. DAFTAR PUSTAKA
Amiri, A. (2006). Designing a distribution network in a supply chain system: formulation and efficient solution procedure. European Journal of Operational, 171, 567576. Ariswari, N. P. (2009). Simulasi Penerapan Closed System pada Distribusi LPG 3Kg Studi Kasus Distribusi LPG 3Kg Kec Klojen Malang. 10. Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. (2010). Penyusunan IPM, IKM dan IPG Kota Surabaya tahun 2010. Surabaya. Ballou, R. H. (1999). Business Logistic Management (4 ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Delaney, R. (1991). Trends in logistics and US world competitiveness. Transportation Quarterly, 45, 19-41. Heragu, S. (1997). Facilities Design. Boston: PWS Publishing Company. Kiya, F. (2012). Stochastic programming approach to redesigning a warehouse network under uncertainty. Transportation Research Part E, 48, 919-936. Kotler, P. (2002). manajemen Pemasaran (Terjemahan) (2 ed.). Jakarta: PrenHallindo. Pertamina. (2012, Juli 16). Dipetik Oktober 15, 2012, dari www.pertamina.com Pertamina. (2012, Mei 24). Retrieved Oktober 29, 2012, from www.pertamax.pertamina.com Pujawan, I. N. (2005). Pengelolaan Permintaan dan Perencanaan Produksi. In I. K. Gunarta (Ed.), Supply Chain Management (p. 87). Surabaya: Guna Widya. Ristono, A. (2009). Perencanaan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sitinjak, T. J. (2006). Riset Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Swastha, B. (2002). Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi Analisa Kuantitatif. Yogyakarta: BPFE. Widad, F. (2009). Rancangan Konfigurasi Jaringan Logistik Dengan Penekatan Sistem Tertutup (Studi Kasus: Distribusi LPG 3Kg di Kab/Kota Malang dan Kota Batu). 11.