Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya. RIZKIANANTO WARDANA
M Misbach Fachri 2207100038
Sistem Tenaga Listrik
Umumnya jaringan sistem distribusi dengan type radial
Saluran Distribusi Radial
sederhana dan ekonomis Keandalan sistem ini lebih rendah satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi,
Saluran Distribusi Radial dengan Tie dan Switch Pemisah
Keuntungan jaringan distribusi radial
Pengamanan terhadap arus gangguan lebih mudah
Arus gangguan lebih kecil
Pengaturan tegangan lebih mudah
Lebih mudah meramalkan dan mengatur aliran daya
Biaya relatif murah
Gambaran Dasar Jaring Distribusi
Gambaran Dasar Jaring Distribusi
gambar distribusi standart ieee 16 bus
3 feeder 16 node 3 tie switch
Gambaran Dasar Jaring Distribusi 2
1
3 s5 s10
s1 4
s2
5
8 s14 s8 s6 11 9
s7
10
s15
14
s11
13
s9 12 s3
s12 s4 6
s13
s16 7
16
15
gambar distribusi standart ieee 16 bus
3 feeder 16 node 3 tie switch
Permasalahan Utama Rugi-Rugi Over
jaring distribusi
load beban
Solusi Permasalahan Rekonfigurasi jaring distribusi.
Upaya yang dilakukan dalam rekonfigurasi adalah untuk menentukan status terbuka/tertutup saklar-saklar antara dua feeder yang paling efisien, sehingga rugi daya nyata dapat terminimalisasi namun standar operasi jaringan distribusi tetap terpenuhi
Tujuan lain dari rekonfigurasi jaring distribusi adalah mendapatkan keseimbangan pembebanan pada semua feeder dalam sistem distribusi,
terjadi perpindahan sebagian beban dari satu feeder berat kepada satu feeder ringan.
Metode yang Digunakan
Particle Swarm Optimization
Contoh Umum Pencarian Berkelompok
Secara Umum
Algoritma Partical Swarm Optimization (PSO) diperkenalkan oleh kennedy dan Elberhart pada tahun 1995, proses algoritmanya diinspirasi oleh perilaku sekumpulan burung dalam suatu swarm.
Ide dasar Particle Swarm Optimization
1. Ketika seekor burung mendekati target atau makanan secara cepat mengirim informasi kepada burung-burung yang lain dalam kawanan tertentu. 2. Burung yang lain akan mengikuti arah menuju ke makanan tetapi tidak secara langsung dipengaruhi oleh factor velocity. 3. Masing-masing mengingat posisi terbaik pada saat pencarian atau disebut personal best.
Pergerakan Partikel Personal Posisi Awal
pi x
Personal Best pg
v
Gambaran Dasar PSO
Gambaran Dasar PSO
Gambaran Dasar PSO
Istilah Umum PSO
Swarm
Particle
Pbest (Personal best)
Gbest (Global best)
Velocity (vector)
inertia weight
Proses PSO ? MULAI
INISIALISASI POPULASI SECARA ACAK
EVALUASI FUNGSI OBJEKTIF PADA INDIVIDU MEMPERBAHARUI KECEPATAN DAN POSISI INDIVIDU MENGURANGI AREA PENCARIAN MEMENUHI KRITERIA?
BERHENTI
Pemodelan jaringan distribusi 3 Proses utama dalam rekonfigurasi jaring distribusi dengan SPSO :
Menentukan jumlah dimensi.
Menemukan search space pada tiap dimensi.
Menggunakan SPSO untuk mencari solusi optimal dari search space.
Contoh Pemodelan jaring
(a)
(b)
Menentukan jumlah dimensi
(a)
(b) jumlah dimensi : 2
Menentukan Search Space Tiap dimensi
d1 = [14, 15, 16, 17, 6, 5, 4] d2 = [3, 4, 5, 13, 12, 11, 10] • branch 4 dan 5 masuk dalam 2 loop dan 2 dimensi. • seharusnya hanya muncul di 1 dimensi saja. • dilakukan secara random
Flow chart SPSO
Standar IEEE 16 Bus
tie switch s14, s15, s16 menjadi s7, s8, s16 total loses 514.0693 kW Total losses rekonfigurasi 468.3304 kW minimum voltage sebesar 0.9707 pu.
Grafik perbandingan 16 bus
Standar IEEE 33 Bus
Standart IEEE 33 bus 32 sectionalizing switch (normally close) dan 5 cabang tie switch (normally open). daya pada sistem sebesar 208.4592 kW. Dengan minimum voltage 0.91075 p.u Setelah rekonfigurasi didapatkan konfigurasi baru dengan loses 142.4693 kW dan minimum voltage 0.9404 p.u
Grafik perbandingan 33 bus
Standar IEEE 69 Bus
1 feeder utama, 7 sisi dan 5 tie switch. tie : s69 s70 s71 s72 s73 total loses 224.9804 kW
Standar IEEE 69 Bus
98.5952 kW dengan minimum voltage sebesar 0.94947 p.u
Grafik perbandingan 69 bus
Jaring Distribusi Karang Asem • 26 node dengan 4 tie switch, kVbase = 20 kV. • penutupan pada switch yang awalnya normally open (tie switch) • dilakukan pembagian hingga menjadi 4 dimensi sebelum proses perhitungan load flow.
Jaring Distribusi Karang Asem D1: [1 8 19 27 2 3 4 0 0] D2: [20 5 6 7 8 0 0 0] D3: [28 15 14 13 12 11 10 9] D4: [16 17 29 22 23 24 25 0]
Losses sebelum rekonfigurasi 164.7461 kW Losses setelah rekonfigurasi 75.7665 kW
Hasil dan Kesimpulan 1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode Selcetive Particle Swarm Optimization dapat digunakan sebagai solusi dalam analisis rekonfigurasi jaringan untuk mengurangi rugi-rugi energi pada sistem. 2. Search space tergantung pada masing-masing dimensi Sistem distribusi 3. Setelah dilakukan rekonfigurasi jaringan terjadi penurunan rugi-rugi energi di jaringan distribusi karang asem dari semula 164.7461 kW menjadi 75.7665 kW .
4. Metode ini dapat digunakan untuk penentuan lbs baru.
TERIMA KASIH