Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING Basuki Hermanto Program Bidang Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK Dengan berkembangnya industri di bidang manufacturing maka perusahaan dituntut untuk membenahi kinerja-nya sehingga mampu bersaing dengan industriindustri yang sejenisnya. Untuk memperbaiki kinerja-nya salah satu faktor adalah dengan membuat suatu peencanan produksi yang baik. Metode yang digunakan untuk merencanakan produksi yang optimal adalah metode linear programming. Perencanaan yang dilakukan untuk merencanakan produksi botol warna hijau yang diproduksi pada dapur Surabaya, botol warna putih yang diproduksi pada dapur Gresik I, dan botol warna coklat yang diproduksi pada dapur Gresik II. Kata kunci: perencanaan produksi, minimasi biaya produksi, linear programming PENDAHULUAN Latar Belakang PT. IGLAS ( Persero ) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN ) yang memproduksi kemas botol gelas. Produk tersebut disuplay kepada indusrti Brewery, Food, Soft Drink, Cosmetic dan Pharmasi dengan komposisi kebutuhan kustomer lokal sebesar 60 % ,sedang untuk pangsa ekspor sebanyak 40 % dengan tujuan kurang lebih 30 negara di kawasan Asia dan Pasifik. Dalam operasionalnya perusahaan mempunyai beberapa masalah dalam menyusun sistem perencanaan produksinya yang setiap saat sering berubah dan kurang akurat, sehingga menyebabkan pengadaan bahan baku selalu mengalami kekurangan atau kelebihan jumlahnya, hal yang demikian ini mengakibatkan pemborosan dalam hal biaya inventori yang dikeluarkan, atau hasil produksinya berlebih / kurang dari jumlah target yang direncanakan untuk memenuhi permintaan kustomer. Perencanaan produksi diperlukan karena dalam setiap unit produk yang diproduksi mengandung komponen biaya, terdapat sumber daya manusia, mesin dan bahan baku yang semuanya harus dikelola dengan baik, agar menghasilkan keuntungan yang maksimum. Perumusan Masalah Dari uraian yang dijelaskan pada latar belakang tersebut diatas, maka setelah mengetahui permasalahan selanjutnya dibuat rumusan masalahnya. Permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah model matematis untuk perencanaan produksi di PT. IGLAS (Persero). b. Bagaimana menentukan perencanaan produksi kemas botol gelas yang dapat memberikan total biaya produksi minimum serta dapat memenuhi permintaan konsumen.
ISBN : 979-99735-0-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
c. Berapakah biaya produksi di PT. IGLAS (Persero) yang optimal untuk periode bulan Mei 2005 sampai dengan periode bulan Juli tahun 2005. Tujuan Penelitian Tujuan dari pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan model matematis perencanaan di PT. IGLAS (Persero) dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. b. Menentukan rencana produksi kemas botol gelas yang memberikan total biaya produksi minimum serta dapat memenuhi permintaan konsumen. c. Menentukan biaya produksi yang minimal untuk periode bulan Mei 2005 sampai dengan periode bulan Juli tahun 2005. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada saat menyusun rencana produksi di perusahaan termasuk: a. Alokasi demand pada mesin-mesin yang ada. b. Membuat rencana produksi dengan biaya yang minimal. Model Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan model Linear Programming untuk mendapatkan perencananaan produksi yang optimum. Dalam memecahkan masalah, Linear programming menggunakan model matematis. Model matematis perumusan masalah umum pengalokasian sumber daya untuk berbagai kegiatan disebut model Linear Programming (LP). Model LP ini merupakan bentuk dan susunan dalam menyajikan masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik LP. Dalam model LP dikenal dua macam fungsi yaitu fungsi tujuan (objective function) dan fungsi-fungsi batasan (constrain function). Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran di dalam permasalahan LP yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber-sumber daya, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai Z. Sedang fungsi batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan. Model matematis Linear Programming yang digunakan dapat dilihat seperti terlihat dibawah ini: Fungsi obyektif Minimize :
Z CijPij hijIij WijSij CR jLRj COjLOj Cj j Cj j m
n
m
i j1
j1
Dengan kendala-kendala yang digunakan, seperti terlihat dibawah ini: Subject to : a. Pij + Iij-1 - Iij – Sij-1 + Sij = Dij untuk i = 1,2,....,m dan j = 1,2,.....,n m
b.
i 1
Pij Kp
untuk j = 1,2,.....,n
j
c. LR j LR j 1 j j 5
d.
i 1
m i P ij LR
j
LO
untuk j = 1,2,.....,n j
untuk j = 1,2,.....,n
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
e.
m
i 1
I ij KG
j
f. Pij, LRj, LOj, Iij, Sij, ℓ+j, ℓ-j 0 Parameter : Cij CRj COj hij Wij Cℓ +j Cℓ -j KPj KGj
untuk j = 1,2,.....,n untuk i = 1,2,....,m dan j = 1,2,.....,n
= Biaya produksi produk i pada periode j = Biaya tenaga kerja reguler pada periode j = Biaya overtime pada periode j = Biaya penyimpanan produk i pada periode j = Biaya back order produk i pada periode j = Biaya penambahan tenaga kerja periode j = Biaya pengurangan tenaga kerja periode j = Kapasitas produksi periode j = Kapasitas gudang periode j
Variabel keputusan: Cij = Biaya produksi produk i pada periode j Pij = Jumlah produksi produk i pada periode j LRj = Jumlah jam tenaga kerja reguler pada periode j LOj = Jumlah jam kerja overtime pada periode j Iij = Jumlah persediaan produk i pada periode j Sij = Jumlah back order produk i pada periode j ℓ+ j = Jumlah penambahan jam tenaga kerja periode j ℓ-j = Jumlah pengurangan jam tenaga kerja periode j Langkah Penelitian Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang terdapat di PT. IGLAS (Persero). Data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah ini antara lain: data rencana penjualan, rencana jadwal produksi, kapasitas produksi, level inventory, biaya produksi, biaya penyimpanan produk, jumlah tenaga kerja, biaya lembur, jumlah jam kerja yang dipakai dalam proses produksi. Tahap Pengolahan Data Perencananaan jadwal produksi dengan Linier Programming Dalam penentuan rencana produksi menggunakan Linier Programming. Fungsi Tujuan Fungsi tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan biaya produksi yang paling minimum dengan memakai Linier Programming (LP), rumusan matematis yang digunakan untuk meminimalkan total biaya produksi adalah sebagai berikut: a. Untuk lokasi dapur Surabaya: Minimisasi: 1.250.000 P11 + 1.250.000 P12 + 1.250.000 P13 + 1.250.000 P21 + 1.250.000 P22 + 1.250.000 P23 + 1.250.000 P31 + 1.250.000 P32 + 1.250.000 P33 + 1.250.000 P41 + 1.250.000 P42 + 1.250.000 P43 + 1.250.000 P51 + 1.250.000 P52 + 1.250.000 P53 + 10.500 LR1 + 10.500 LR2 + 10.500 LR3 + 10.500 LO1 + 10.500 LO2 + 10.500 LO3 + 16.500 I10 + 16.500 I11 + 16.500 I12 + 16.500 I13 + 16.500 I20 + 16.500 I21 + 16.500 I22 + 16.500 I23 + 16.500 I30 + 16.500 I31 + 16.500 I32 + 16.500 I33 + 16.500 I40 + 16.500 I41 + 16.500 I42 +
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005 16.500 I43 + 16.500 I50 + 16.500 I51 + 16.500 I52 + 16.500 I53 + 2.000.000 S10 + 2.000.000 S11 + 2.000.000 S12 + 2.000.000 S13 + 2.000.000 S20 + 2.000.000 S21 + 2.000.000 S22 + 2.000.000 S23 + 2.000.000 S33 + 2.000.000 S40 + 2.000.000 S41 + 2.000.000 S42 + 2.000.000 S43 + 2.000.000 S50 + 2.000.000 S51 + 2.000.000 S52 + 2.000.000 S53 + 2.250.000 ℓ -1 + 2.250.000 ℓ -2 + 2.250.000 ℓ -3 + 750.000 ℓ +1 + 750.000 ℓ +2 + 750.000 ℓ +3
b.
Untuk lokasi dapur Gresik I: Minimisasi: 1.260.000 P11 + 1.260.000 P12 + 1.260.000 P13 + 1.260.000 P21 + 1.260.000 P22 + 1.260.000 P23 + 1.260.000 P31 + 1.260.000 P32 + 1.260.000 P33 + 1.260.000 P41 + 1.260.000 P42 + 1.260.000 P43 + 1.260.000 P51 + 1.260.000 P52 + 1.260.000 P53 + 10.500 LR1 + 10.500 LR2 + 10.500 LR3 + 10.500 LO1 + 10.500 LO2 + 10.500 LO3 + 16.500 I10 + 16.500 I11 + 16.500 I12 + 16.500 I13 + 16.500 I20 + 16.500 I21 + 16.500 I22 + 16.500 I23 + 16.500 I30 + 16.500 I31 + 16.500 I32 + 16.500 I33 + 16.500 I40 + 16.500 I41 + 16.500 I42 + 16.500 I43 + 16.500 I50 + 16.500 I51 + 16.500 I52 + 16.500 I53 + 2.000.000 S10 + 2.000.000 S11 + 2.000.000 S12 + 2.000.000 S13 + 2.000.000 S20 + 2.000.000 S21 + 2.000.000 S22 + 2.000.000 S23 + 2.000.000 S33 + 2.000.000 S40 + 2.000.000 S41 + 2.000.000 S42 + 2.000.000 S43 + 2.000.000 S50 + 2.000.000 S51 + 2.000.000 S52 + 2.000.000 S53 + 2.250.000 ℓ -1 + 2.250.000 ℓ -2 + 2.250.000 ℓ -3 + 750.000 ℓ +1 + 750.000 ℓ +2 + 750.000 ℓ +3
c.
Untuk lokasi dapur Gresik II: Minimisasi: 1.340.000 P11 + 1. 340.000 P12 + 1. 340.000 P13 + 1. 340.000 P21 + 1. 340.000 P22 + 1. 3450.000 P23 + 1. 340.000 P31 + 1. 340.000 P32 + 1. 340.000 P33 + 1. 340.000 P41 + 1. 340.000 P42 + 1. 340.000 P43 + 1. 340.000 P51 + 1. 340.000 P52 + 1. 340.000 P53 + 10.500 LR1 + 10.500 LR2 + 10.500 LR3 + 10.500 LO1 + 10.500 LO2 + 10.500 LO3 + 16.500 I10 + 16.500 I11 + 16.500 I12 + 16.500 I13 + 16.500 I20 + 16.500 I21 + 16.500 I22 + 16.500 I23 + 16.500 I30 + 16.500 I31 + 16.500 I32 + 16.500 I33 + 16.500 I40 + 16.500 I41 + 16.500 I42 + 16.500 I43 + 16.500 I50 + 16.500 I51 + 16.500 I52 + 16.500 I53 + 2.000.000 S10 + 2.000.000 S11 + 2.000.000 S12 + 2.000.000 S13 + 2.000.000 S20 + 2.000.000 S21 + 2.000.000 S22 + 2.000.000 S23 + 2.000.000 S33 + 2.000.000 S40 + 2.000.000 S41 + 2.000.000 S42 + 2.000.000 S43 + 2.000.000 S50 + 2.000.000 S51 + 2.000.000 S52 + 2.000.000 S53 + 2.250.000 ℓ -1 + 2.250.000 ℓ -2 + 2.250.000 ℓ -3 + 750.000 ℓ +1 + 750.000 ℓ+2 + 750.000 ℓ+3
Fungsi Pembatas Adanya keterbatasan kapasitas yang tersedia merupakan kendala dalam mencapai tujuan, batasan/kendala untuk mencapai tujuan diatas yaitu: a. Untuk lokasi dapur Surabaya: Pembatas Berdasarkan Jumlah Permintaan P11 + I10 - I11 – S10 + S11 = 532 P12 + I11 - I12 – S11 + S12 = 546 P13 + I12 – I13 – S12 + S13 = 524 P21 + I20 – I21 – S20 + S21 = 423 P22 + I21 – I22 – S21 + S22 = 434 P23 + I22 – I23 – S22 + S23 = 415 P31 + I30 – I31 – S30 + S31 = 317 P32 + I31 – I32 – S31 + S32 = 396 P33 + I32 – I33 – S32 + S33 = 389 P41 + I40 – I41 – S40 + S41 = 234 P42 + I41 – I42 – S41 + S42 = 223 P43 + I42 – I43 – S42 + S43 = 216 P51 + I50 – I51 – S50 + S51 = 183 P52 + I51 – I52 – S51 + S52 = 165 P53 + I52 – I53 – S52 + S53 = 159
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Pembatas Berdasarkan Kapasitas Produksi P11 + P21 + P31 + P41 + P51 P12 + P22 + P32 + P42 + P52 P13 + P23 + P33 + P43 + P53
3.100 3.100 3.100
Pembatas Berdasarkan Jumlah Jam Tenaga Kerja Reguler LR1 - ℓ+1 + ℓ –1 = 48.000 LR2 - LR1 - ℓ+2 + ℓ –2 = 0 LR3 – LR2 - ℓ+3 + ℓ –3 = 0
Pembatas Berdasarkan Jumlah Jam Tenaga Kerja Overtime -29 (P11+P21+P31+P41+P51) + LR1 + LO1 = 0 -29 (P12+P22+P32+P42+P52) + LR2 + LO2 = 0 -29 (P13+P23+P33+P43+P53) + LR3 + LO3 = 0
Pembatas Berdasarkan Kapasitas Gudang I10 + I20 + I30 + I40 + I50 I11 + I21 + I31 + I41 + I51 I12 + I22 + I32 + I42 + I52 I13 + I23 + I33 + I43 + I53
2.100 2.100 2.100 2.100
Pembatas Berdasarkan Persediaan Awal bulan I10 = 500 I20 = 400 I30 = 300 I40 = 200 I50 = 150
Akhir bulan I13 = 500 I23 = 400 I33 = 300 I43 = 200 I53 = 150
Pembatas Tambahan
Pij, LRj, LOj, Iij, Sij, ℓ+j, ℓ-j 0 Dengan: i = Jenis produk (i = 1,2,3,4,5) j = Periode (j = 1,2,3)
b.
Untuk lokasi dapur Gresik I: Pembatas Berdasarkan Jumlah Permintaan P11 + I10 - I11 – S10 + S11 = 749 P12 + I11 - I12 – S11 + S12 = 754 P13 + I12 – I13 – S12 + S13 = 764 P21 + I20 – I21 – S20 + S21 = 732 P22 + I21 – I22 – S21 + S22 = 762 P23 + I22 – I23 – S22 + S23 = 753 P31 + I30 – I31 – S30 + S31 = 714 P32 + I31 – I32 – S31 + S32 = 738 P33 + I32 – I33 – S32 + S33 = 706 P41 + I40 – I41 – S40 + S41 = 560 P42 + I41 – I42 – S41 + S42 = 584 P43 + I42 – I43 – S42 + S43 = 542 P51 + I50 – I51 – S50 + S51 = 456 P52 + I51 – I52 – S51 + S52 = 456 P53 + I52 – I53 – S52 + S53 = 456
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Pembatas Berdasarkan Kapasitas Produksi P11 + P21 + P31 + P41 + P51 P12 + P22 + P32 + P42 + P52 P13 + P23 + P33 + P43 + P53
4.800 4.800 4.800
Pembatas Berdasarkan Jumlah Jam Tenaga Kerja Reguler LR1 - ℓ+1 + ℓ –1 = 64.000 LR2 - LR1 - ℓ+2 + ℓ –2 = 0 LR3 – LR2 - ℓ+3 + ℓ –3 = 0
Pembatas Berdasarkan Jumlah Jam Tenaga Kerja Overtime -22,5 (P11+P21+P31+P41+P51) + LR1 + LO1 = 0 -22,5 (P12+P22+P32+P42+P52) + LR2 + LO2 = 0 -22,5 (P13+P23+P33+P43+P53) + LR3 + LO3 = 0
Pembatas Berdasarkan Kapasitas Gudang I10 + I20 + I30 + I40 + I50 I11 + I21 + I31 + I41 + I51 I12 + I22 + I32 + I42 + I52 I13 + I23 + I33 + I43 + I53
3.000 3.000 3.000 3.000
Pembatas Berdasarkan Persediaan Awal bulan I10 = 700 I20 = 700 I30 = 700 I40 = 500 I50 = 400
Akhir bulan I13 = 700 I23 = 700 I33 = 700 I43 = 500 I53 = 400
Pembatas Tambahan
Pij, LRj, LOj, Iij, Sij, ℓ+j, ℓ-j 0 Dengan: i = Jenis produk (i = 1,2,3,4,5) j = Periode (j = 1,2,3)
c.
Untuk lokasi dapur Gresik II: Pembatas Berdasarkan Jumlah Permintaan P11 + I10 - I11 – S10 + S11 = 367 P12 + I11 - I12 – S11 + S12 = 367 P13 + I12 – I13 – S12 + S13 = 367 P21 + I20 – I21 – S20 + S21 = 312 P22 + I21 – I22 – S21 + S22 = 312 P23 + I22 – I23 – S22 + S23 = 312 P31 + I30 – I31 – S30 + S31 = 240 P32 + I31 – I32 – S31 + S32 = 240 P33 + I32 – I33 – S32 + S33 = 240 P41 + I40 – I41 – S40 + S41 = 186 P42 + I41 – I42 – S41 + S42 = 186 P43 + I42 – I43 – S42 + S43 = 186 P51 + I50 – I51 – S50 + S51 = 164 P52 + I51 – I52 – S51 + S52 = 164 P53 + I52 – I53 – S52 + S53 = 164
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Pembatas Berdasarkan Kapasitas Produksi P11 + P21 + P31 + P41 + P51 P12 + P22 + P32 + P42 + P52 P13 + P23 + P33 + P43 + P53
1.800 1.800 1.800
Pembatas Berdasarkan Jumlah Jam Tenaga Kerja Reguler LR1 - ℓ+1 + ℓ –1 = 32.000 LR2 - LR1 - ℓ+2 + ℓ –2 = 0 LR3 – LR2 - ℓ+3 + ℓ –3 = 0
Pembatas Berdasarkan Jumlah Jam Tenaga Kerja Overtime -32 (P11+P21+P31+P41+P51) + LR1 + LO1 = 0 -32 (P12+P22+P32+P42+P52) + LR2 + LO2 = 0 -32 (P13+P23+P33+P43+P53) + LR3 + LO3 = 0
Pembatas Berdasarkan Kapasitas Gudang I10 + I20 + I30 + I40 + I50 I11 + I21 + I31 + I41 + I51 I12 + I22 + I32 + I42 + I52 I13 + I23 + I33 + I43 + I53
1.800 1.800 1.800 1.800
Pembatas Berdasarkan Persediaan Awal bulan I10 = 375 I20 = 325 I30 = 250 I40 = 200 I50 = 175
Akhir bulan I13 = 375 I23 = 325 I33 = 250 I43 = 200 I53 = 175
Pembatas Tambahan
Pij, LRj, LOj, Iij, Sij, ℓ+j, ℓ -j 0 Dengan: i = Jenis produk (i = 1,2,3,4,5) j = Periode (j = 1,2,3)
Xij 0 KESIMPULAN Perhitungan dari formulasi linier programming diatas dengan menggunakan alat Bantu program Quantitative System Business for win menghasilkan nilai fungsi tujuan yang minimasi. Hasil selengkapnya dapat dilihat seperti berikut ini: 1. Rencana produksi yang optimal untuk periode bulan Mei 2005 sampai dengan periode bulan Juli tahun 2005 pada masing-masing dapur adalah seperti berikut. a. Untuk lokasi dapur Surabaya (botol gelas hijau). Untuk botol Bier MBI 620 Ml, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 1548,17 ton, periode ke-2 sebanyak 53,83 ton, dan periode ke-3 tidak dilakukan produksi. Untuk botol Kecap Reces 620 Ml, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 23 ton, periode ke-2 sebanyak 817,34 ton, dan periode ke-3 sebanyak 431,66 ton. Untuk botol Sprite 10 Oz, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 17 ton, periode ke-2 sebanyak 396 ton, dan periode ke-3 sebanyak 696 ton.
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Untuk botol Sprite 7 Oz, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 34 ton, periode ke-2 sebanyak 223 ton, dan periode ke-3 sebanyak 416 ton. Untuk botol Sparkle 10 Oz, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 33 ton, periode ke-2 sebanyak 165 ton, dan periode ke-3 sebanyak 309 ton. b. Untuk lokasi dapur Gresik I Untuk botol Frestea, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 1533,89 ton, periode ke-2 tidak dilakukan produksi, dan periode ke-3 sebanyak 733,11 ton. Untuk botol The Sosro, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 1180,56 ton, periode ke-2 sebanyak 1066,44 ton, dan periode ke-3 tidak dilakukan produksi. Untuk botol Fanta 10 Oz, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 14 ton, periode ke-2 sebanyak 738 ton, dan periode ke-3 sebanyak 1406 ton. Untuk botol Pran 10 Oz, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 60 ton, periode ke-2 sebanyak 584 ton, dan periode ke-3 sebanyak 1042 ton. Untuk botol Syrop 620 Ml, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 56 ton, periode ke-2 sebanyak 456 ton, dan periode ke-3 sebanyak 856 ton. c. Untuk lokasi dapur Gresik II Untuk botol Kiranti 150 Ml, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 759 ton, periode ke-2 tidak dilakukan produksi, dan periode ke-3 sebanyak 342 ton. Untuk botol Hemaviton 150 Ml, jumlah produksi pada periode-1 sebanyak 366 ton, periode ke-2 sebanyak 570 ton, dan periode ke-3 tidak dilakukan produksi. Untuk botol Star 65 CL, jumlah produksi pada periode-1 tidak dilakukan produksi, periode ke-2 sebanyak 230 ton, dan periode ke-3 sebanyak 490 ton. Untuk botol PSM 2 100 Ml, jumlah produksi pada periode-1 tidak dilakukan produksi, periode ke-2 sebanyak 172 ton, dan periode ke-3 sebanyak 386 ton. Untuk botol Stuby Bier 330 Ml, jumlah produksi pada periode-1 tidak dilakukan produksi, periode ke-2 sebanyak 153 ton, dan periode ke-3 sebanyak 339 ton. 2. Jumlah jam tenaga kerja optimal yang terpakai untuk masing-masing dapur adalah sebagai berikut: a. Untuk lokasi dapur Surabaya Jumlah jam tenaga kerja reguler yang digunakan adalah 48.000 jam kerja orang untuk tiap periodenya, Dan jumlah jam tenaga kerja overtime selama 5.524 jam kerja orang pada periode ke-3, sedangkan pada periode 1 dan 2 tidak terjadi overtime. b. Untuk lokasi dapur Gresik I Jumlah jam tenaga kerja reguler yang digunakan adalah 64.000 jam kerja orang untuk tiap periodenya, Dan jumlah jam tenaga kerja overtime selama 26.835 jam kerja orang pada periode ke-3, sedangkan pada periode 1 dan 2 tidak terjadi overtime. c. Untuk lokasi dapur Gresik II Jumlah jam tenaga kerja reguler yang digunakan adalah 32.000 jam kerja orang untuk tiap periodenya,
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Dan jumlah jam tenaga kerja overtime selama 13.824 jam kerja orang pada periode ke-3, sedangkan pada periode 1 dan 2 tidak terjadi overtime. 3. Tingkat persediaan pada masing masing dapur untuk periode bulan Mei 2005 sampai dengan periode bulan Juli tahun 2005, adalah seperti berikut ini. a. Untuk lokasi dapur Surabaya Untuk botol Bier MBI 620 Ml, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 500 ton, periode ke-1 sebanyak 1516,17 ton, periode ke2 sebanyak 1024 ton, dan periode ke-3 sebanyak 500 ton. Untuk botol Kecap Reces 620 Ml, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 400 ton, periode-1 sebanyak 0 ton, periode ke-2 sebanyak 383,34 ton, dan periode ke-3 sebanyak 400 ton. Untuk botol Sprite 10 Oz, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 300 ton, periode-1 sebanyak 0 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 300 ton. Untuk botol Sprite 7 Oz, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 200 ton, periode-1 sebanyak 0 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 200 ton. Untuk botol Sparkle 10 Oz, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 150 ton, periode-1 sebanyak 0 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 150 ton. b. Untuk lokasi dapur Gresik I Untuk botol Frestea, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 700 ton, periode ke-1 sebanyak 1.484,89 ton, periode ke-2 sebanyak 730,89 ton, dan periode ke-3 sebanyak 700 ton. Untuk botol The Sosro, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 700 ton, periode ke-1 sebanyak 1.148,56 ton, periode ke-2 sebanyak 1.453,00 ton, dan periode ke-3 sebanyak 700 ton. Untuk botol Fanta 10 Oz, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 700 ton, periode-1 sebanyak 0 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 700 ton. Untuk botol Pran 10 Oz, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 500 ton, periode-1 sebanyak 0 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 500 ton. Untuk botol Syrop 620 Ml, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 400 ton, periode-1 sebanyak 0 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 400 ton. c. Untuk lokasi dapur Gresik II Untuk botol Kiranti 150 Ml, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 375 ton, periode ke-1 sebanyak 767 ton, periode ke-2 sebanyak 400 ton, dan periode ke-3 sebanyak 375 ton. Untuk botol Hemaviton 150 Ml, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 325 ton, periode ke-1 sebanyak 379 ton, periode ke-2 sebanyak 637 ton, dan periode ke-3 sebanyak 325 ton. Untuk botol Star 65 CL, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 250 ton, periode ke-1 sebanyak 10 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 250 ton.
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Untuk botol PSM 2 100 Ml, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 200 ton, periode ke-1 sebanyak 14 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 200 ton. Untuk botol Stuby Bier 330 Ml, tingkat persediaan pada periode-0 (awal periode) sebanyak 175 ton, periode ke-1 sebanyak 11 ton, periode ke-2 sebanyak 0 ton, dan periode ke-3 sebanyak 175 ton. 4. Jumlah Back Order, pengurangan tenaga kerja, dan penambahan tenaga kerja pada masing-masing dapur baik lokasi Surabaya, Gresik I, ataupun Gresik II pada periode bulan Mei 2005 sampai dengan periode bulan Juli tahun 2005 tidak pernah terjadi. DAFTAR PUSTAKA Aquilano J. Nicholas, Chase B. Richard, (1998), “Operation Management For Competitive”, Mc Graw – Hill. Elsayed, A. Elsayed, Prentice Hall Inc, New York, 1985, “Analysis And Control of Production Systems”. Lieberman, J. Gerald dan Hillier S. Frederick, (1990), “Introduction To Operations Research”, Fifth Edition, Mc Graw – Hill International Editions. Mulyono, Sri, (1991), “Operations Research”, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Taha, A. Hamdy, (1996), “Riset Operasi”, Edisi Kelima, Jilid 1, Binarupa Aksara Jakarta. Ritzman P. Larry, Krajewski J. Lee, (1999), “Operation Management Strategy And Analysis”, Addison – Wesley. Sipper, Danield, Bulfin, Robert, (1997), “Production Planning Control And Integration”, Mc Graw – Hill Companies.
ISBN : 979-99735-0-3
A-20-10