Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN PASIR DI CV. GALUNGGUNG MANDIRI KABUPATEN TASIKMALAYA Endang Heri Supriatna1, Yusuf Sumaryana2 1) MA Nurul Falah Jl. Ciputat Jayamukti Leuwisari Tasikmalaya E-mail:
[email protected] 2) Prodi Manajemen Informatika STMIK DCI Sindanglengo 003/005 Kel. Sukamajukidul Kec. Indihiang Kota Tasikmalaya E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya kelemahan dan kebaikan dalam sistem informasi akuntansi penjualan tunai pada CV. Galunggung Mandiri, Metode penelitian yang digunakan adalah menganalisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan melakukan pembuatan sistem tersebut yang disesuaikan untuk memudahkan kinerja perusahaan. Mulai dari penjadwalan serta pengolahan keuangan. sistem ini akan menghasilkan suatu program yang dapat melakukan perhitungan persediaan barang dagang di CV. Galunggung Mandiri serta pembuatan laporan keuangan secara otomatis, data yang lebih akurat dan tentunya dapat membantu kegiatan operasional di CV. Galunggung Mandiri. Kata Kunci : Akuntansi, Sistem, dan Keuangan I.
PENDAHULUAN Berkembangnya zaman membuat banyak hal datang yang semakin membaik. Salah satu contohnya adalah kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Berkembangnya ilmu pengetahuan diiringi dengan teknologi yang semakin membooming untuk melakukan riset-riset penelitian. Teknologi yang digunakan tidak hanya sekedar alat elektronik dan internet yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Pengolahan data, penyimpanan dan pengarsipan data serta penyampaian informasi mulai berkembang lebih baik. Jika dahulu orang harus membukukannya dengan banyak kesalahan dalam pencatatan dan penghitungan, maka sekarang dengan adanya teknologi, semua pekerjaan dapat dilakukan satu kali tulis menggunakan applikasi komputer untuk mengerjakannya.
Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepatnya telah membawa memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Perkembangan teknologi ini membawa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Salah satu hasil dari kemajuan teknologi adalah dihasilkannya komputer sebagai alat bantu manusia dalam melakukan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh masalah yang ada di CV. Galunggung Mandiri seperti: 1) Transaksi penjualan yang dilakukan secara manual memungkinkan terjadinya kesalahan perhitungan besarnya nominal penjualan, terutama jumlah truk pasir yang datang tidak menentu karena tidak adanya jadwal yang diberikan oleh perusahaan. 2) Dengan tidak adanya jadwal menyebabkan 41
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
kesulitan untuk mengontrol jumlah truk yang masuk, dan 3) CV. Galunggung Mandiri belum ada sistem pengolahan data keuangan sehingga kesulitan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Dengan adanya masalah-masalah tersebut, penulis mengusulkan suatu sistem informasi penjadwalan dan laporan keuangan perusahaan dagang Berbasis Multiuser pada CV. Galunggung Mandiri. Nantinya sistem ini akan menghasilkan suatu program yang dapat melakukan perhitungan persediaan barang dagang di CV. Galunggung Mandiri serta pembuatan laporan keuangan secara otomatis sehingga diharapkan dengan adanya sistem tersebut dapat menghasilkan output data yang lebih akurat dan tentunya dapat membantu kegiatan operasional di CV. Galunggung Mandiri. Diharapkan juga dengan adanya sistem tersebut CV. Galunggung Mandiri dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Berdasarkan uraian di atas, Tugas Akhir yang akan diambil oleh penulis adalah: “PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN PASIR DI CV. GALUNGGUNG MANDIRI KABUPATEN TASIKMALAYA“.
CV Galunggung Mandiri berkedudukan di Kabupaten Tasikmalaya dan untuk pertama kalinya berkantor di Kampung Sinagar Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, merupakan sebuah Perseroan Komanditer yang bergerak di bidang Perdagangan Umum, Suplier dan khususnya Pertambangan Pasir. Letak Desa Sinagar yang berada tepat di bawah kaki Gunung Galunggung memberikan nilai strategis bagi CV Galunggung Mandiri sebagai perusahaan penghasil pasir dengan kualitas terbaik sewilayah Priangan Timur. Sebab sebagaimana telah diketahui bahwa pada tahun 1982 Gunung Galunggung meletus dan memuntahkan milyaran kubik material gunung api seperti lava, batu andesit dan tentu saja pasir. Sebaran endapan pasir tersebut menutupi hampir seluruh desa yang berada di bawah kaki Gunung Galunggung, terutama Desa Linggajati dan Desa Sinagar. CV Galunggung Mandiri yang menguasai sekitar 41,25 Ha tanah yang dulunya menjadi daerah aliran lava, tentu saja menjadi pemilik dari kantong-kantong utama daerah endapan material vulkanik dan tentu saja pasir vulkanik. Saat ini bidang usaha yang digeluti oleh CV Galunggung Mandiri terbagi menjadi 4 (empat) divisi, yaitu : 1. Pertambangan Pasir 2. Pemotongan Batu 3. Perkebunan 4. Penggergajian Kayu (Saw Mill) Berdasarkan hasil Pemetaan dan Penyelidikan Pendugaan Geolistrik Endapan Bahan Galian Pasir yang dilakukan oleh Laboratorium Perencanaan dan Simulasi Tambang Universitas Islam Bandung pada tahun 2004, diperoleh data bahwa posisi lokasi penambangan pasir milik CV Galunggung Mandiri berada pada ketinggian 626 m dpl, dengan sudut
II.
LANDASAN TEORI CV. Galunggung Mandiri yang berdiri sejak tanggal 1 Juli 2003 dengan Akte Notaris: Hairidah, SH. No. 01 Juli 2003, NPWP: 02.166.348.9-425.000, SIUP: 503/0920/PK/IX/2006, TDP: 101435201072, SITU: 503/SK/446/PM/2006, IUP:545/Kep.29/Distamben/2006, Ijin Dispensasi Penggunaan Alat Berat dan atau Alat Mekanik: 540/Kep.21/Distamben/2007, dengan Direktur Utama CV Galunggung Mandiri yaitu H. Endang Abdul Malik. 42
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
kemiringan lahan (elevasi) 648-666 m dpl. Pasir tambang berada pada kedalaman 5-44 meter dari permukaan tanah dengan ketebalan rata-rata deposit pasir sekitar 2046 meter. Areal tambang CV Galunggung Mandiri dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah, yaitu: 1. Wilayah yang telah ditambang seluas 302.500 m2 atau 30,25 Ha 2. Wilayah yang pernah ditambang secara manual dan masih memungkinkan untuk ditambang kembali seluas 30.000 m2 atau 3 Ha 3. Wilayah yang belum ditambang yang terbagi menjadi dua lokasi terpisah dengan luas masing-masing 2 Ha dan 6 Ha.Sehingga luas total areal tambang adalah 41,25 Ha. Jumlah cadangan
mendapatkan pemahaman sistem secara keseluruhan, tentang sistem yang berjalan sekarang sehingga permasalahan dapat disolusikan dan kebutuhan pemakai sistem dapat di identifikasikan dengan benar. Untuk mendapatkan informasi tentang sistem yang sedang berjalan sekarang, penulis banyak melakukan komunikasi dengan sistem serta pihak lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dianalisa. IV.
PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem, mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang dikerjakan pada analisa sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan mengunakan sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru. (Kristanto, 2008 : 61). Menurut Jogiyanto H.M (2001:196), Perancangan Sistem yaitu: “Perancangan Sistem dapat didefenisikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”. Pengertian perancangan sistem yang lain menurut Jogiyanto H.M (2001:196), yaitu: “Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancangan
yang didapat dari lapangan terbagi menjadi 2 wilayah yaitu (1) area bekas tambang yang dapat ditambang kembali dengan jumlah cadangan sebesar 1.128.625 m3, (2) area yang belum ditambang dengan jumlah cadangan sebesar 2.616.625 m3. Sehingga diperkirakan jumlah total cadangan deposit dari 11 Ha areal pertambangan tersebut adalah sebesar 3.745.250 m3.
III.
ANALISA MASALAH Analisis masalah adalah menguraikan dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan, yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya. Dengan ntujuan untuk 43
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
4.1 Diagram Alir (DFD) DFD bukan flowchart. DFD adalah suatu diagram yang menggunakan notasinotasi untuk menggambarkan menggambarkan aliran data dalam sebuah system. DFD menggambarkan semua proses, meskipun proses tersebut terjadi dalam waktu yang berbeda. Proses dalam DFD bisa berjalan secara parallel. DFD sering disebut juga Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.Ketika menggambarkan sebuah sistem kontekstual data flow diagram yang akan pertama kali muncul adalah interaksi antara sistem dan entitas luar. DFD didisain untuk menunjukkan sebuah sistem yang terbagi-bagi menjadi suatu bagian sub-sistem yang lebih kecil adan untuk menggarisbawahi arus data antara kedua hal yang tersebut diatas. Diagram ini lalu “dikembangkan” untuk melihat lebih rinci sehingga dapat terlihat model-model yang terdapat di dalamnya. Tujuan DFD sebagai berikut: 1. Memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditransformasi pada saat data bergerak melalui system. 2. Menggambarkan fungsi-fungsi(dan sub fungsi) yang mentransformasi aliran data. Adapun manfaat DFD sebagai berikut: 1. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. 2. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,khususnya bila fungsifungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada
bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisa sistem”. Dengan demikian perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut : 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisian dari kebutuhankebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun dan implementasi. 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. 5. Penggambaran, perancangan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Menurut Jogiyanto H.M (2001:209) tujuan utama perancangan sistem adalah: 1. Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem. 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer. Kedua tujuan ini lebih berfokus pada perancangan atau desain siatem yang terinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang nantinya digunakan untuk pembuatan program komputernya Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan system mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user) 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem.
44
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
data yang dimanipulasi oleh sistem.Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. 3. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Simbol DFD Terminator/Kesatuan luar (External Entity) Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan membeikan input atau menerima output dari sistem (Jogiyanto, 2001:211). Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak. Notasi terminator/Kesatuan Luar di DFD Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi, departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya. Terminator dapat juga berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Arus data (data flow) Menggambarkan aliran data dari suatu proses ke proses lainnya. Merepresentasikan dengan menggunakan anak panah. Arus data (data flow) di DFD direpresentasikan dengan simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (Process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity).
Dalam menganalisa prosedur pembelian, penjualan dan persediaan pada perusahaan, penulis menggunakan alat bantu berupa flow of document (FOD). Penulis menyajikan gambaran atas prosedur tersebut sebagai berikut. Berikut adalah penjelasan dari prosedur tersebut : 1. Pembelian Bagian pembelian membuat data pembelian yang diberikan ke supplier. Selanjutnya atas transaksi pembelian yang terjadi, supplier memberikan faktur pembelian kebagian pembelian. Dari faktur tersebut, bagian pembelian mencatat nilai transaksi dan dihasilkan laporan pembelian yang akan diberikan kebagian persediaan dan manajer. 2. Penjualan Bagian penjualan menerima data order penjualan dari customer. Atas pesanan tersebut, dibuatlah faktur penjualan yang akan dikirimkan ke customer bersamaan dengan penyerahan barang. Kemudian bagian penjualan mencatat transaksi penjualan yang terjadi dan dihasilkan laporan penjualan yang akan diserahkan kebagian persediaaan dan manajer. 3. Persediaan Dari laporan pembelian dan laporan penjualan yang diterima masingmasing dari bagian pembelian dan penjualan, dibuatlah laporan persediaan yang akan diserahkan kepada manajer.
45
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
Flowmap dokumen penjualan pasir yang diusulkan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Flowmap Sistem Informasi Penjualan Dan Pembelian Adapun gambar konteks dan data flow diagram (DFD) dalm ranvangan pembuatan sistem adalah sebagai berikut:
46
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
1.
Diagram Konteks
Gambar 4.2 Diagram konteks 2.
DFD Level 1
47
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
Gambar 4.3 Diagram DFD Level 1 4.2 Rancangan Entity Relationship memiliki basis data relasional, dan diagram (ERD) ketentuannya bersifat top-down. Diagram Dalam rekayasa perangkat lunak, untuk menggambarkan model Entitiysebuah Entity-Relationship Model (ERM) Relationship ini disebut Entitiy-Relationship merupakan abstrak dan konseptual diagram, ER diagram, atau ERD. representasi data. Entity-Relationship Adapun gambara rancangan Entityadalah salah satu metode pemodelan basis Relationship Diagram (ERD) yang penulis data yang digunakan untuk menghasilkan buat dalam rancangan keterkaitan antar skema konseptual untuk jenis/model data tabel untuk pembuatan sistem ini sebagai semantik sistem. Dimana sistem seringkali berikut:
48
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
Gambar 4.4 Rancangan Entity-Relationship Diagram (ERD) V. IMPLEMENTASI 5.1 Perangkat Keras (Hardware) Dalam mengimplementasikan sistem yang penulis buat, maka menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak antara lain: 1. Perangkat keras yang digunakan a. Intel Core i3 3.3 GHz b. Monitor 20" inch Touch LED HD c. Harddisk, 500 GB HDD, 4 GB RAM d. VGA Intel HD Grafhics 2000 e. Printen epson T13x f. Mouse dan Keyboard Logitech 2. Tampilan Form-form Diimplementasikan Menerapkan program yang telah dibuat dan mengimplementasikan berdasarkan peran atau fungsinya. Kemudian dilakukan validasi terhadap
program yang telah dibuat baik dari pihak akademik maupun CV. Galunggung Mandiri. Form yang ada dalam Aplikasi Sistem Informasi yang penulis buat adalah sebagai berikut ; a. Form Login b. Form User c. Form Suplier d. Form Penjualan e. Form Persediaan f. Form Laporan Penjualan g. Form Nota Cetak Penjualan h. Form Kirim Barang i. Form Jurnal j. Form Buku Besar k. Form Laba/Rugi l. Form Neraca
49
Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Pasir di CV. Galunggung Mandiri Kabupaten Tasikmalaya (Endang Heri Supriatna – Yusuf Sumaryana)
Jogiyanto, HM. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: CV Andi Offset. Jumingan. (2009). Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Bumi Aksara. Kusrini dan Andre, Kuniyo. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic & Microsoft SQL Server (Revisi). Yogyakarta: Andi Offset. Leod Raymond Mc. (1998). Sistem Informasi Manajemen II. Jakarta: PT Prenhalind Munawir. (2002). Manajemen Keuangan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Oetomo. (2006). Perancangan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Rudianto. (2009). Pengantar Akuntansi, Jakarta : Erlangga.
VI.
KESIMPULAN Dari uraian pembahasan diatas mengenai sistem penjualan pasir dan implementasi pengolahan data keuangan pada CV. Galunggung Mandiri dapat disimpulkan bahwa : 1. Transaksi penjualan pasir pada CV. Galunggung Mandiri dilakukan secara manual dan pemberian nota ke konsumen tidak rangkap, sehingga kesulitan untuk mengontrol stok barang oleh sebab itu peneliti tertarik untuk merancang menjadi komputerisasi. 2. Terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan transaksi manual yaitu kecepatan dan ketepatan. 3. Bahasa pemrogaman Visual Basic 6.0 untuk mengolah transaksi pembelian, penjualan serta laporan keuangan (Laba/Rugi) dapat memberikan kemudahan dan kecepatan pada pengolahan data serta memperkecil kesalahan yang dapat terjadi. 4. Keakuratan data yang dihasilkan dengan sistem komputerisasi ini dapat terjamin karena adanya kontrol input dan kontrol total, sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan. VII. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Fathansyah. (2007). Basis Data Edisi ke-6, Bandung: Informatika. Hendrayudi. (2006), Visual Basic 6.0. Bandung PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
50