Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
PERANCANGAN PROTOTYPE APLIKASI DASHBOARD UNTUK MENUNJANG EVALUASI KINERJA DI UNIT OPERASI MINYAK BERAT PT CPI Rudi Arief dan Joko Lianto Magister Manajemen Teknologi Informasi - Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus MMTI-ITS, Jalan Cokroaminoto 12 A, Surabaya Email:
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Salah satu masalah yang penting yang dihadapi CPI adalah bagaimana menjabarkan visi dan misinya hingga ke level operasional. Heavy Oil Operating Unit (HOOU) atau Unit Operasi Minyak Berat sebagai salah satu unit operasi yang memproduksi sekitar 43% produksi minyak CPI juga mengalami masalah yang sama. Di HOOU masih belum terdapat proses yang baik untuk memperoleh data yang penting untuk menentukan kinerja operasinya. Di samping itu, hal yang lebih penting adalah bahwa proses untuk menentukan besaran obyektif apa yang harus diukur kinerjanya masih belum mengikuti suatu standar tertentu. Padahal bila besaran kinerja yang diukur kurang tepat atau tidak mencerminkan visi, misi, dan obyektif CPI, maka pengukuran kinerja tersebut akan sia-sia bahkan dapat membawa CPI menjauhi visi dan misinya. Salah satu metode untuk mengukur kinerja perusahaan adalah Balanced Scorecard (BSC). BSC merupakan metodologi yang paling bagus untuk menggambarkan kinerja perusahaan walaupun metodologi ini relatif lebih rumit dan membutuhkan waktu panjang untuk diterapkan. BSC memakai besaran Key Performance Indicator (KPI) yang mencakup besaran finansial maupun non-finansial, indikator lagging (yang telah lewat) maupun leading (yang akan datang), dan menjabarkan obyektif jangka panjang maupun jangka pendek. Secara garis besar pendekatan yang akan dipakai adalah pendefinisian permasalahan, analisis kondisi saat ini, analisis sistem KPI yang diperlukan, perancangan sistem KPI yang disebut Heavy Oil Dashboard (HO Dashboard), verifikasi rancangan secara keseluruhan, perancangan prototype secara bertahap, dan verifikasi rancangan prototype. Penentuan KPI akan dilakukan dengan memakai metode Delphi untuk mendapatkan hasil yang obyektif dari manajemen. Berdasarkan hasil rancangan KPI tersebut akan didesain prototype awal yang disesuaikan dengan ketersediaan perangkat keras (hardware) standar maupun perangkat lunak (software) standar di CPI. Hasil penentuan KPI serta rancangan prototype ini diharapkan dapat menjadi dasar penentuan KPI dan pembuatan HO Dashboard yang bersifat operasional di masa mendatang. Kata kunci: Balanced Scorecard, Key Performance Indicator, Heavy Oil Dashboard PENDAHULUAN Latar Belakang Caltex Pacific Indonesia (CPI) adalah sebuah perusahaan minyak di Indonesia yang memiliki bisnis inti mencari, mengelola dan menyalurkan minyak mintah di Sumatra untuk diekspor. CPI memiliki induk perusahaan ChevronTexaco yang memiliki visi
ISBN : 979-99735-0-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
”Perusahaan energi global yang paling dikagumi atas sumber daya manusia, kemitraan, dan kinerjanya”. Salah satu masalah yang penting yang dihadapi CPI adalah bagaimana menjabarkan visi dan misinya hingga ke level operasional. Hasil survey internal perusahaan terhadap para pegawai di tahun 1994 menunjukkan bahwa visi, misi, dan nilai-nilai CPI belum dimengerti oleh para pegawai di seluruh jajaran organisasi. Hasil survey tahun 1996 menunjukkan bahwa kerjasama atau teamwork antar tim di CPI perlu ditingkatkan. Hasil survey tahun 2004 menunjukkan bahwa CPI masih perlu meningkatkan keterlibatan pegawai untuk mencapai visi perusahaan dan persepsi pegawai atas kemajuan pencapaian visi perusahaan. Pada gambar 1 ditampilkan respon pegawai CPI pada survey tahun 2004 atas kemajuan yang dipakai induk perusahaan (ChevronTexaco) dalam mencapai visinya. Hanya terdapat 31% saja pegawai CPI adalah yang menganggap bahwa pencapaian visi dan misi dari ChevronTexaco sudah mengalami kemajuan yang baik di CPI.
Gambar 1 Hasil Survey 2004 tentang Pencapaian Visi Perusahaan
Heavy Oil Operating Unit (HOOU) atau Unit Operasi Minyak Berat sebagai salah satu unit operasi yang memproduksi sekitar 202.000 barrel minyak perhari atau sekitar 43% produksi CPI juga mengalami masalah yang sama. Di Unit Operasi Minyak Berat yang mengeluarkan biaya operasi sekitar USD 164.000.000 per tahun ini diperlukan proses yang lebih baik untuk memperoleh data kinerja operasinya. Data yang penting untuk menentukan kinerja HOOU sebagian harus dihitung secara manual atau ditanyakan ke empat departemen berbeda di bawahnya (Asset, Facility Operations, Capital Project Management, dan Maintenance & Facilities Engineering), karena selama ini hirarki organisasi serta sistem informasi di HOOU, memang lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan operasional. Di samping itu, hal yang lebih penting adalah bahwa proses untuk menentukan besaran obyektif apa yang harus diukur kinerjanya masih belum mengikuti suatu standar metodologi tertentu. Padahal bila besaran kinerja yang diukur kurang tepat atau tidak mencerminkan visi, misi, dan obyektif CPI, maka pengukuran kinerja tersebut akan sia-sia bahkan dapat membawa CPI menjauhi visi dan misinya. Hal-hal ini tentu menyulitkan implementasi visi dan misi CPI hingga ke level operasional. Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi di atas, CPI perlu menurunkan besaran-besaran kinerja secara benar memakai proses dan metodologi yang standar untuk memonitor indikator kinerja utama perusahaan dan mengembangkan strategi
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
perusahaan, agar akhirnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Selanjutnya sistem pengukuran kinerja ini harus diterapkan secara konsisten dan didukung penuh oleh manajemen. Ada beberapa metodologi standar untuk mengukur kinerja perusahaan, misalnya metodologi Benchmarking, Quality Function Deployment (QFD), dan Balanced Scorecard (BSC). Dari ketiga metodologi ini, BSC merupakan metodologi yang paling bagus untuk menggambarkan kinerja perusahaan walaupun metodologi ini relatif lebih rumit dan membutuhkan waktu panjang untuk diterapkan [TIW00]. BSC memakai besaran Key Performance Indicator (KPI) yang mencakup besaran finansial maupun non-finansial, indikator lagging (yang telah lewat) maupun leading (yang akan datang), dan menjabarkan obyektif jangka panjang dan jangka pendek. Perumusan Masalah Permasalahan yang perlu dicari penyelesaiannya dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana menerjemahkan visi, misi, dan obyektif CPI secara tepat ke dalam besaran-besaran KPI yang sesuai dengan memakai metodologi BSC? b. Bagaimana menentukan sumber data pendukung KPI yang paling sesuai dari aplikasi operasional maupun repositori informasi bisnis yang sudah ada dan beroperasi sekarang? c. Bagaimana merancang sistem agar dapat melakukan verifikasi awal terhadap data pendukung KPI yang akan dipakai oleh aplikasi dashboard? d. Bagaimana merancang aplikasi dashboard sehingga dapat memonitor indikator kinerja utama perusahaan secara realtime? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Menentukan besaran-besaran KPI yang secara tepat menerjemahkan visi, misi dan obyektif HOOU dengan memakai metodologi BSC. b. Menghasilkan rancangan aplikasi sistem KPI pada HOOU yang selanjutnya disebut Heavy Oil Dashboard (HO Dashboard). c. Berdasarkan hasil rancangan KPI tersebut akan dirancang prototype awal yang disesuaikan dengan ketersediaan perangkat keras (hardware) standar maupun perangkat lunak (software) standar di CPI. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hasil penentuan KPI serta rancangan prototype ini diharapkan dapat menjadi dasar penentuan KPI dan pembuatan HO Dashboard yang bersifat operasional di masa mendatang. b. Membuktikan bahwa konsep HO Dashboard dapat mengatasi kekurangan yang dirasakan saat ini sehubungan dengan penyamaan persepsi pegawai atas strategi perusahaan dan cara pengukuran kinerja berdasarkan keselarasan dengan strategi perusahaan.
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
METODE PENELITIAN Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses penelitian ini. 1. Wawancara Awal Wawancara awal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana telah dilakukan usaha untuk mendapatkan besaran KPI di Unit Operasi Minyak Berat (HOOU) CPI. Wawancara akan dilakukan terhadap Asisten Vice President HOOU yang telah mendesain besaran KPI untuk digunakan di HOOU. Dengan melakukan wawancara, diharapkan penulis akan lebih mampu menjelaskan gambaran aktual tentang penurunan besaran KPI dari visi dan strategi organisasi HOOU, permasalahan yang dihadapi saat penentuan besaran KPI, dan perbaikan yang dapat dilakukan dari proses penurunan besaran KPI tersebut. 2. Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Saat Ini Pada tahap ini semua aplikasi yang berhubungan dengan pengukuran kinerja CPI perlu diidentifikasi dan dibuatkan ringkasan aliran data, proses, dan fitur dari sistemnya. Pada tahap ini diperlukan studi terhadap dokumen pendukung sistem itu sendiri serta mewawancarai staf IT yang menangani sistem tersebut dan pemakai potensialnya. Keluaran dari analisis ini adalah daftar kelebihan dan kelemahan sistem saat ini serta peluang perbaikannya di masa mendatang. 3. Analisis Unit Organisasi Analisis unit organisasi merupakan tahapan pertama dari rangkaian proses membangun Balanced Scorecard secara lengkap [KAP96]. Sebelum tahap ini dilewati, diasumsikan bahwa perusahaan telah menetapkan obyektif dan hasil yang ingin dicapai dari penentuan besaran KPI ini. Pembuatan sistem pengukuran KPI ini akan dilakukan peneliti dengan bantuan dari manajemen HOOU. Pada tahap ini, ada dua pekerjaan yang harus dilakukan yaitu: Menentukan unit organisasi yang menjadi target penentuan besaran KPI Menandai keterkaitan antar unit organisasi Unit organisasi yang akan menjadi target adalah HOOU yang dipimpin oleh seorang Vice President (VP). Level utama HO Dashboard dipilih pada unit organisasi HOOU berdasarkan pertimbangan bahwa pada level ini terdapat jenis aktivitas utama yang cukup lengkap (produksi minyak, transportasi minyak, pemeliharaan fasilitas perminyakan, pemanfaatan teknologi untuk mengurangi penurunan produksi, dsb) dan terdapat ukuran finansial yang cukup lengkap. Pada gambar 2 terlihat posisi HOOU pada hirarki organisasi CPI hingga ke level VP. Level pada hirarki organisasi tersebut tidak menyatakan tanggung jawab dan wewenang yang sama. Sebagian besar pekerjaan Presiden Direktur (President Director) dibantu oleh Direktur Pelaksana (Managing Director), sedangkan bagian terbesar dari tugas Direktur Pelaksana dibantu oleh Senior VP Sumatra.
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
President Director
GM Human Resources
GM External Affairs
VP Sumatra Light Oil Operations
VP Heavy Oil Operations
GM Supply Chain Management
Managing Director
Manager Internal & IBU Audit
GM Public & Govt Affairs
Sr. VP Sumatra
Mgr Planning & Reserves
Sr. VP Exploration & Bus. Dev.
VP Finance
GM Power Generation & Trans.
GM Hydrocarbon Transportation
GM Technology Support
Mgr Drilling
Gambar 2 Hirarki Organisasi CPI
Setelah unit organisasi telah ditentukan, maka perlu dilihat keterkaitan antar unit organisasi HOOU dengan unit organisasi lainnya di CPI. Peneliti harus mengadakan wawancara dengan eksekutif puncak perusahaan untuk memahami obyektif finansial dari HOOU, tema korporatnya, dan keterkaitan dengan unit organisasi lainnya. a.
Analisis Obyektif Strategis
Pada tahap analisis obyektif strategis ini ada tiga pekerjaan utama yaitu: Mengadakan survey awal dengan para manajer di unit organisasi tersebut. Peneliti perlu melakukan survey memakai metode Delphi terhadap para manajer. Pada tahap ini obyektif dan besaran (metriks) tersebut akan dicatat. Melakukan sintesis dari hasil survey dan identifikasi masalah yang mungkin akan muncul dari penolakan tim atau perorangan atas Balanced Scorecard. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan (analisis SWOT) atas setiap obyektif. Lalu dipilih tiga atau empat obyektif untuk setiap perspektif. b. Penentuan Besaran KPI Pada tahap ini ada dua hal yang perlu dikerjakan: a. Rapat sub-kelompok. Pada rapat ini akan dipakai metode Delphi untuk menentukan empat sasaran berikut ini [GAR05]: o Perbaikan susunan kalimat pada obyektif strategis sesuai dengan maksud yang ditangkap pada survey pertama terhadap manajemen. o Untuk setiap obyektif, diketahui besaran KPI apa saja yang menggambarkan dan mengkomunikasikan obyektif dengan baik o Untuk setiap besaran KPI, perlu diketahui sumber informasi yang diperlukan dan bagaimana agar informasi ini bisa diakses o Untuk setiap perspektif, perlu diketahui keterkaitan (hubungan sebabakibat) antar besaran KPI yang digambarkan dalam suatu diagram sebabakibat (cause-effect diagram) atau peta strategi (strategy-map). HO Dashboard perlu didesain untuk mampu menyesuaikan perubahan besaran KPI karena besaran KPI dapat saja berubah sepanjang penerapannya.
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
b. Formulasi target obyektif untuk tiap besaran KPI serta pembobotan setiap KPI dengan memakai metode Delphi. Target obyektif dan pembobotan besaran KPI akan selalu berubah pada penerapan suatu KPI. c.
Rencana Implementasi
Pada tahapan ini ada dua hal yang harus dikerjakan: Mengembangkan rencana implementasi. Sebuah tim akan memformalkan target setiap besaran dan rencana implementasi untuk sistem KPI ini. Rencana ini juga menggambarkan hubungan ke basis data yang ada dan bagaimana mengkomunikasikan sistem ini ke seluruh bagian perusahaan Verifikasi nilai target dan inisiatif penyesuaian tiap unit terhadap obyektif, besaran dan target besaran KPI. d. Perancangan Prototype Perancangan prototype ini dibagi menjadi empat bagian yaitu perancangan arsitektur sistem secara keseluruhan, subsistem basis data dan knowledge repository, subsistem antar-muka, dan sub-sistem alert dan panduan untuk pemakai. Prototype ini akan didesain untuk mampu melakukan verifikasi awal terhadap data pendukung KPI yang akan dipakai oleh HO Dashboard. Hal ini diperlukan karena data yang dipakai belum tentu selalu tersedia atau memiliki nilai yang tidak normal karena adanya kendala teknis. Prototype ini juga didesain untuk dapat memonitor setiap besaran KPI secara realtime dengan memakai sumber data dari aplikasi yang sudah operasional. Analisis dan desain perangkat lunak memakai metodologi Object Oriented Analysis and Design, dan pemodelan memakai UML dengan perangkat lunak Sybase PowerBuilder versi 11.0. Dokumentasi UML yang dibahas di bab ini adalah model use case dan class diagram saja, sedangkan model lainnya disajikan pada bagian lampiran. Pemodelan basis data secara konseptual berupa ER Diagram dilakukan dengan memakai PowerBuilder juga. Desain awal subsistem antar-muka dan subsistem bantuan pemakai akan memakai Microsoft Powerpoint. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari keseluruhan tahapan dalam metode penelitian di atas, tahapan analisis unit organisasi hingga tahapan rencana impementasi memerlukan keterlibatan manajemen HOOU CPI untuk mengikuti survey memakai metode Delphi. Karena faktor inilah tahapan ini masih memerlukan waktu lebih lama untuk dapat dilaksanakan. Berikut diuraikan hasil penelitian pada tahapan lain yang tidak melibatkan survey. e.
Wawancara Awal
Wawancara awal sudah dilakukan pada awal April 2005 dengan pihak manajemen Unit Operasi Minyak Berat (HOOU) CPI yang membahas tentang rancangan KPI di HOOU yang sebelumnya telah pernah dibuat. Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis didapat bahwa hasil rancangan tersebut: 1. Masih belum jelas menunjukkan leading indicator maupun lagging indicator. 2. Belum menunjukkan keempat besaran standar dalam metodologi Balanced Scorecard dari Kaplan-Norton, yaitu Finansial, Pelanggan, Pembelajaran dan Pertumbuhan, dan Proses Bisnis Internal. Besaran yang dipakai di KPI saat ini memakai istilah yang diturunkan dari strategi 4+1 di CPI. ISBN : 979-99735-0-3
C-15-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
3. Belum diturunkan dari visi dan strategi CPI secara tepat memakai peta strategi (strategy-map) atau diagram sebab-akibat (cause-effect diagram). Peta strategi akan memudahkan pemahaman keterkaitan antar besaran KPI, identifikasi konflik antar besaran KPI, dan pemberian bobot yang tepat [KAP04]. 4. Sudah memakai pembobotan untuk setiap besaran KPI, namun karena belum ada peta strategi, maka kemungkinan pembobotan ini belum tepat. 5. Data yang dipakai untuk menunjang pengukuran besaran KPI masih tersebar di banyak lokasi, media dan format. Manajemen sebaiknya mengubah proses pengumpulan data KPI secara manual menjadi realtime. f.
Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Saat Ini
Hasil analisis sistem pengukuran kinerja saat ini dapat ditabulasikan dalam tabel 1. Dari tabel ini dapat diperoleh beberapa permasalahan yang belum sesuai bila dibandingkan dengan kaidah teoritis: Dilihat dari cakupan indikator BSC, sistem pengukuran kinerja di CPI pada saat ini masih belum mengukur ketiga jenis leading indicator dalam metodologi BSC secara lengkap. Dibandingkan dengan metode pengukuran KPI, maka sistem pengukuran kinerja di CPI saat ini masih belum memakai prioritas atau pembobotan Dilihat dari cara penentuan KPI menurut metodologi BSC, maka sistem pengukuran kinerja saat ini masih belum melewati tahapan-tahapan analisis unit organisasi, analisis obyektif strategis, dan penentuan besaran KPI secara lengkap. Hal ini terkait dengan cara penentuan KPI saat ini yang masih belum mengikuti standar metodologi BSC. Tabel 1 Tabulasi Hasil Analisis Sistem Pengukuran Kinerja No Sistem Pengukuran Kinerja
Update
1 Prototype Web CPI Dashboard 2001
Manual
Web Heavy Oil Dashboard 2002 & 2 Production Tracking System
Realtime
3 Web Minas KPI
Manual
Cakupan KPI Parameter bonus CPA Produksi, HES, Finansial OC, OE, CR, CS, PG
Lagging Leading Indikator Pembobota Bonus Indicator Indicator Grafik n KPI Kinerja Terukur
Terukur
Terukur
Tidak Terukur
Terukur
Terukur
Ada
Belum Ada
Ada
Ada Tidak Ada
Belum Ada
Tidak Ada
Belum Ada
Tidak Ada
OC: Operational Capability OE: Operational Excellence CR: Cost Reduction CS: Capital Stewardship PG: Profitable Growth
Dari uraian di atas, dapat diidentifikasi kebutuhan protoype sebagai berikut: Prototype sebaiknya memakai metodologi BSC secara lengkap. Dengan demikian seluruh aspek lagging indicator maupun leading indicator dapat terukur dengan baik. Cara penentuan KPI sebaiknya memakai tahapan-tahapan standar dalam metodologi BSC yaitu melewati tahapan-tahapan analisis unit organisasi, analisis obyektif strategis, dan penentuan besaran KPI Sistem pengukuran KPI sebaiknya memakai prioritas (pembobotan) KPI g.
Perancangan Prototype
Rancangan Arsitektur Sistem Rancangan awal dari arsitektur HO Dashboard terlihat pada gambar 3.
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Gambar 3 Arsitektur HO Dashboard
Sumber data yang digunakan HO Dashboard untuk mengukur kinerja perusahaan didapatkan dari basis data produksi minyak, basis data finansial dan logistik, dan data basis data kepegawaian bila diperlukan. Data-data ini disimpan sementara di basis data baru di HO Dashboard yang menyimpan data-data yang relevan untuk HO Dashboard bersama dengan data KPI yang secara manual dimasukkan administrator. Sistem ini juga menyimpan data tidak terstruktur seperti dokumen, gambar, dsb. yang menunjang. Bila terdapat alert dari penghitungan KPI, maka email akan dikirimkan melalui mail server ke pihak yang bertanggung jawab. Data input KPI, hasil penghitungan KPI, maupun aturan KPI sendiri tersimpan di basis data lokal. Rancangan Use Case Prototype yang dibuat berdasarkan rancangan harus dapat memenuhi semua fungsionalitas yang diinginkan pemakai seperti tergambar dalam diagram use case [DEN02]. Fungsionalitas HO Dasboard yang disediakan baik untuk pemakai maupun administrator sistem terlihat pada gambar 4. Fungsionalitas yang harus tersedia bagi pemakai adalah melihat hasil KPI saat ini dan yang lalu, menerima peringatan (alert) melalui email, dan menambahkan keterangan sehubungan dengan alert tertentu. Fungsionalitas yang harus tersedia bagi administrator sistem adalah memasukkan data KPI (data baru maupun perbaikan data lama) secara manual, memasukkan aturan KPI, dan menghitung ulang hasil KPI. U p d a t e A n o t a si
T e ri m a A l e rt
< < e x te n d > > B a c a S e j a ra h H a si l K P I U se r B a c a H a si l K P I
< < e x te n d > >
< < e x te n d > > U p d a t e A t u ra n K P I
H i tu n g N i l a i K P I
< < e x te n d > >
< < i n clu d e > > S che d ule r
A dm in U p d a t e D a t a D a t a m a rt
U p d a te D a ta M a n u a l
Gambar 4 Desain Use Case Diagram HO Dashboard
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Rancangan Class Diagram Pada gambar 5 ditampilkan sebagian kelas-kelas utama yang dipakai. Ada dua kelas entity yang akan disimpan dalam basis data yaitu kelas data KPI dan aturan KPI, dengan operasi baca, ubah, tambah, dan hapus data. e n A tu ra n K P I
e n D a ta K P I -
N i la i S a tu a n PM K P IC o d e K P ID a te U se r I D E n t ry D a t e
: : : : : : :
S ing S t ri n S ing S t ri n D a te S t ri n D a te
le g le g
+ + + +
R e a d () I n se r t ( ) U p d a te () D e l e t e ()
: : : :
O O O O
ct ct ct ct
0 . .*
-
1 . .1
g
bje bje bje bje
+ + + + +
K P IC o d e D e f a u l tP M J e n i sA t u r a n M in Nilai M a xNilai U se r I D E n t ry D a t e H i t u n g K P I () R e a d () I n se r t () U p d a t e () D e l e t e ()
: : : : : : :
S t ri n S ing S t ri n S ing S ing S t ri n D a te : : : : :
O O O O O
b b b b b
g le g le le g
ject ject ject ject ject
c tl U p d a t e D a t a K P I c tl B a c a K P I + + + +
B a c a D a t a () U p d a t e D a t a () T a m b a h D a t a () O p H a p u sD a t a ( )
: : : :
O O O O
bje bje bje bje
ct ct ct ct
+
B a c a K P I ()
: O b ject
c tl U p d a t e A t u ra n K P I
+ + + +
inB a ca K P I
i n U p d a t e D a ta K P I
+ +
o n C l i c k () R e f re sh ( )
+ +
o n C l i c k () R e f r e sh ( )
B a c a A t u ra n () U p d a t e A t u r a n () T a m b a h A t u ra n () H a p u sA t u ra n ()
: : : :
O O O O
b b b b
je je je je
ct ct ct ct
: In t1 6 : In t1 6
: In t1 6 : In t1 6
i n U p d a t e A tu ra n K P I
+ + + +
onT a onDe onUp R e f re
m b a h C l i c k () l e t e C l i c k () d a t e C l i c k () sh ( )
: : : :
In t1 In t1 In t1 In t1
6 6 6 6
Gambar 5 Desain Class Diagram HO Dashboard
Rancangan Tampilan HO Dashboard Rancangan tampilan HO Dashboard pada gambar 6 memakai standar IPLSG (Intranet Page Layout and Standardization Guideline). Standar ini mulai diadopsi CPI sejak tahun 2004 untuk menyeragamkan tampilan intranet.
Gambar 6 Desain Halaman Depan Web HO Dashboard
Pada web HO Dashboard yang akan dibuat, filosofi “4+1” dari perusahaan ditampilkan bersama dengan 4 indikator BSC yaitu indikator finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta proses belajar dan tumbuh. Indikator warna di kanan mewakili kinerja KPI yang memiliki pembobotan masing-masing.
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
KESIMPULAN Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: a. Balanced Scorecard merupakan metodologi terbaik untuk menggambarkan kinerja perusahaan walaupun membutuhkan waktu lebih lama. BSC memakai besaran Key Performance Indicator (KPI) yang mencakup besaran finansial/ non-finansial, indikator lagging/leading, dan obyektif jangka panjang/pendek b. Dari studi literatur dan wawancara, disimpulkan bahwa prototype sebaiknya memakai metodologi BSC secara lengkap dan memakai pembobotan KPI c. Penelitian ini membuktikan bahwa prototype HO Dashboard dapat menjadi alat bantu untuk menyamakan persepsi pegawai atas strategi perusahaan dan cara pengukuran kinerja berdasarkan keselarasan dengan strategi perusahaan. REFERENSI Dennis, Alan., 2002. System Analysis and Design – An Object-Oriented Approach With UML, John Wiley & Sons, Sussex Garrod, Brian, 2005. Lecture Notes on the Delphi Technique. [Online]. Internet:
Kaplan, Robert S. & Norton, David P., 2004. Strategy Maps, Harvard Business School Press, Boston Kaplan, Robert S. & Norton, David P., 1996. The Balanced Scorecard, Harvard Business School Press, Boston Tiwana, Amrit., 2000. The Knowledge Management Toolkit, Prentice Hall, New Jersey
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
ISBN : 979-99735-0-3
C-15-11