Perancangan Mobil Khusus (L200) untuk Berjualan Steak Berdasarkan Aspek Ergonomi Designing Specialized Vehicle (L200) For Steak Vendor by Ergonomic Aspect Wawan Yudiantyo, Stevanny Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha E-mail:
[email protected],
[email protected]
Abstrak Sejalan dengan kebutuhan akan konsep penjualan secara mobile, maka dibutuhkan sebuah rancangan mobil box yang dirancang khusus untuk berjualan. Dalam penelitian ini, dilakukan perancangan box mobil L200 Mitsubishi khusus untuk berjualan steak. Perancangan meliputi box mobil L200 Mitsubishi dan rancangan fasilitas fisik di dalam box, yang dibutuhkan dalam penjualan steak. Fasilitas fisik yang akan dirancang, meliputi : masing-masing dua alternatif untuk kursi, meja makan, kursi koki, lemari peralatan dan laci. Satu alternatif untuk perancangan meja penyimpan saos dan minuman, tangga mobil, tempat cuci dan tenda. Terdapat pula 4 alternatif layout untuk menyimpan barang-barang yang dibawa serta 4 alternatif layout untuk penjualan. Perancangan ini berdasarkan data antropometri yang diambil dari buku Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto(2003) mewakili data antropometri orang dewasa Indonesia. Setelah merancang beberapa alternatif fasilitas fisik dan layout maka dilakukan concept scoring untuk memilih alternatif fasilitas fisik dan layout yang akan digunakan. Kata kunci: anthropometri, concept scoring, ergonomi, mobil berjualan steak, tata letak Abstract Base on the need for the concept of mobile sales, it takes a box car design that is specifically designed to sell something. In this study, to design a special box Mitsubishi L200 car to sell steak. The design includes box car Mitsubishi L200 and the design of physical facilities in the car box, which is required in the sale of steak. Physical facilities to be designed, including:there are two alternatives for the chairs, two alternatives of dining tables, two alternatives of Chef chairs, two alternatives of equipment cabinets and drawers. Also designed the storage table sauces and drinks, stairs, car washing place and tent. There are also four alternative layouts for storing items taken along four alternative layouts for sale. This design is based on anthropometric data taken from the book “Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya” writen by Eko Nurmianto(2003). Anthropometric data are represents adults of Indonesian citizen. After designing several alternative physical facilities and layout, used concept scoring choose the best alternativeof physical facilities and layout that will be used. Keywords: anthropometri, concept scoring, ergonomi, selling steak car, layout
1. Pendahuluan Steak merupakan salah satu makanan dari daerah barat yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia saat ini. Tidak heran penjual steak ada dimana-mana. Saat ini steak tidak hanya dijual di restoran dan café saja, akan tetapi ada pula warung steak yang khusus menjual steak di pinggir jalan sehingga persaingan cukup tinggi dalam penjualan makanan tersebut. Dalam hal ini, penjualan masakan dengan konsep menetap di satu lokasi seperti restoran, café, dan warung
194
PERANCANGAN MOBIL KHUSUS UNTUK BERJUALAN STEAK (Wawan Y., et al.)
memiliki satu kekurangan yaitu pelanggan diharuskan datang ke tempat jualan tersebut. Saat ini, banyak orang yang malas untuk datang ke tempat tersebut hanya untuk makan padahal mereka sedang berjalan-jalan di lokasi yang jarang terdapat masakan. Salah satu penjual steak di kota Bandung berkeinginan untuk mencoba memperluas tempat usaha yang ia geluti saat ini. Dengan melihat kekurangan seperti yang dimiliki oleh restoran, café, dan warung, maka penjual steak ini bermaksud untuk menjual hasil panggangan steaknya dengan menggunakan mobil khusus untuk menjual steak. Hal tersebut dikarenakan penjual menginginkan cara berjualan yang berbeda. Perbedaan yang dimiliki oleh mobil khusus berjualan ini dengan restoran, cafe dan warung ini dilihat dari lokasi penjualannya. Dengan menggunakan mobil khusus menjual steak ini, lokasi penjualannya dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Adanya beberapa masalah setelah dilakukannya penelitian pendahuluan terhadap mobil makanan yang telah ada, diantaranya ada beberapa penjual yang tidak nyaman saat menyiapkan masakannya di dalam mobil dan dalam penyajian masakan kepada konsumen. Penjual tidak dapat mencuci peralatan yang telah digunakan oleh pelanggan. Pelanggan juga tidak merasa nyaman saat menikmati makanan di sekitar lokasi mobil tersebut. Penjual steak dari pemilik Restoran ”Kipasa-Kipas” berkeinginan untuk menjual makanannya di dalam mobil. Dan untuk saat ini penjual steak tersebut belum memiliki mobil yang khusus menjual steak. Dengan adanya hal tersebut maka perancangan ini dilakukan untuk membantu penjual steak di dalam perancangan mobil berjualan khusus steak ini. Diharapkan agar perancangan mobil ini dapat digunakan dengan baik, aman, dan nyaman dilihat dari segi ergonominya.
2. Studi Pustaka Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan. Menurut beberapa ahli ergonomi seperti diantaranya adalah Iftikar Z. Sutalaksana, Ruhana Anggawisastra serta Jann H. Tjakraatmadja (1979) mendefinisikan Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasiinformasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Selain itu, Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Menurut Sritomo (1989), istilah Antropometri yang berasal dari “Anthro” yang berarti manusia dan “Metron” yang berarti ukuran. Pengertian Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia berupa ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Selain itu antropometri juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tata cara pengukuran dimensi tubuh manusia baik dalam keadaan diam maupun bergerak yang digunakan untuk merancang peralatan dan sistem kerja. Iftikar Z. Sutalaksana, Ruhana Anggawisastra, dan John Tjakraatmadja mengatakan bahwa : ergonomi merupakan cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan, keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman.
195
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
Anthropometri. Anthropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia, khususnya dimensi tubuh. Persentil. Perhitungan persentil ini digunakan untuk mengetahui sampai seberapa jauh orang dapat menggunakan produk tersebut. Definisi Perancangan. Perancangan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem baik fisik / nonfisik dalam waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Teknik Perancangan. Teknik perancangan merupakan suatu aktivitas dengan maksud tertentu ke arah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita (Ulrich, Karl T., Steven D. Eppinger, 2000).).
3. Metodologi Penelitian Berdasarkan pengamatan lapangan dan penelitian pendahuluan, maka diperoleh gagasan untuk merancang sebuah mobil box untuk berjualan steak. Karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi permasalahannya, sehingga ruang lingkup pembahasan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Adapun batasan yang diberikan adalah sebagai berikut : Data antropometri yang digunakan sebagai panduan dalam perancangan diambil dari buku ”Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Eko Nurmianto (2003); Jenis mobil box yang digunakan adalah mobil L-200 Mitsubishi, dan yang dirancang ialah pada bagian box mobil ; Dalam pengolahan data antropometri digunakan persentil minimum (P5) sebesar 5%, persentil rata-rata (P50) sebesar 50%, dan persentil maksimum (P95) sebesar 95% ; Penjual yang bekerja sebanyak 3 orang yaitu penjual pertama yang memanggang steak, penjual kedua bertugas untuk menyiapkan steak yang telah dipanggang lalu disiram saos serta menyiapkan minuman kepada pelangggan, penjual ketiga bertugas untuk melayani pelanggan, membereskan dan menerima pembayaran dari pelanggan setelah selesai makan ; Fasilitas fisik yang akan dirancang adalah kursi untuk konsumen, meja untuk konsumen, kursi bagi koki, meja untuk menyimpan saos dan minuman, lemari untuk menyimpan peralatan, laci peralatan, tangga untuk mobil, tempat cuci piring dan tenda. Adapun asumsi – asumsi yang digunakan dalam perancangan ini, diantaranya : Data Anthropometri yang diambil dari buku Konsep Dasar Ergonomi dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto bisa mewakili data Anthropometri orang Indonesia ; Untuk dimensi perancangan ukuran tinggi dalam pengolahan data antropomentri menggunakan allowance yang digunakan untuk alas kaki adalah 20 mm dan lebar tas dengan ukuran 250 mm ; Masing-masing berat tubuh penjual adalah 60 kilogram; Dibutuhkan 20 liter air untuk mencuci 15 piring. Dilihat dari permasalahan yang ada, maka tujuan dari rancangan ini merancangan sebuah mobil box L-200 Mitsubishi yang dapat digunakan untuk berjualan steak, dengan mempertimbangkan aspek ergonomi pada umumnya dan keleluasaan serta kenyamanan kerja pada khususnya. Data-data yang diambil ialah : Spesifikasi mobil box L-200 Mitsubishi ; Spesifikasi peralatan yang dibutuhkan dalam penjualan steak, yang meliputi : kursi untuk konsumen, meja untuk konsumen, kursi bagi koki, meja untuk menyimpan saos dan minuman, lemari untuk menyimpan peralatan, laci peralatan, tangga untuk mobil, tempat cuci piring dan tenda. Kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan data antropometri dengan mempertimbangkan tingkat keleluasaan dan kenyamanan. Berdasarkan analisis data, didapatkanlah spesifikasi dan dimensi dari rancangan Box L-200 Mitsubishi untuk berjualan steak. Tahapan pemilihan alternatif rancangan terbaik mengecu pada metode Scoring Concept yang ada dalam buku Perancangan dan Pengembangan Produk, karangan Ulrich, Karl T., Steven D.
196
PERANCANGAN MOBIL KHUSUS UNTUK BERJUALAN STEAK (Wawan Y., et al.)
Eppinger, (2000). Penilaian parameter penilaian melibatkan pembuat kabin ( karoseri ), calon pengguna produk dan kalangan akademisi. 4. Pengumpulan Data 4.1 Sistem Kerja Pemanggangan steak Di dalam pemanggangan daging, terdapat beberapa alat panggang yang digunakan. Pemanggangan yang dipakai pada restoran “Kipas-Kipas” adalah panggangan steak yang menggunakan batu keramik. Batu keramik ini memiliki fungsi menyerap panas. Cara kerja dari pemanggangan ini adalah panggangan dipanaskan dengan api dimana api tersebut berasal dari gas. Gas yang diperlukan biasanya 1 tabung untuk 2 hari. Dengan api tersebut kemudian memanaskan batu keramik yang sudah terletak di dalam panggangan. Dibutuhkan waktu sekitar 15 menit agar batu keramik tersebut panas. Batu keramik ini mengeluarkan suhu panas yang konstan dan lama walaupun api di kecilkan. Untuk mendinginkan batu keramik tersebut juga hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit. Batu keramik tersebut kemudian memanaskan besi untuk memanggang dagingnya. Konsumen dapat memilih cara memanggang daging steak sesuai dengan keinginannya. Koki dapat membuat daging steak tersebut menjadi 2 bagian pada restoran ini yaitu Well done (matang) atau Medium (setengah matang). Apabila konsumen memilih untuk menikmati daging steak Medium maka koki akan memanggang steak dengan waktu 1 menit. Pada steak yang medium akan terlihat pada bagian tengah masih berwarna merah dan sisinya berwarna merah muda. Apabila konsumen memilih untuk menikmati daging steak Well done maka koki akan memanggang steak dengan waktu antara 1.5 menit sampai 2 menit. Pada steak Well Done tidak akan terlihat warna merah. Hal tersebut dikarenakan kandungan air di dalam daging sudah menguap dan lebih keras dibandingkan medium. Dalam penyajiannya dibutuhkan waktu tidak lebih dari 6 menit. 4.2 Mobil L200 Awal Desain mobil L200 yang dipakai untuk perancangan ditampilkan pada gambar 1 dan 2 di bawah ini.
Gambar 1. Dimensi Mobil L200 (Sumber : Brosur penjualan mobil)
Gambar 2. Mobil Box L200 yang dimodifikasi
197
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
4.3 Peralatan yang Dibawa Adanya beberapa peralatan yang terdapat di restoran dapat dibawa dan digunakan di dalam mobil khusus untuk berjualan steak ini, yaitu : Panggangan Steak, Penggorengan kentang, Kompor, Piring, Garpu dan Pisau Makan, Sendok, Panci untuk membuat saos, Tempat Penyimpanan Saos, Penjepit steak, Kotak Soft Drink, Gas Elpiji, Coolbox, Cooller, Baki, Tempat Tissue, Saos Pelengkap dan Tusuk Gigi.
5. Perancangan 5.1 Rancangan kabin box Rancangan kabin box yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Box L200 Tabel 1. Spesifikasi Box Mobil Nama barang Dimensi (mm)
Panjang Lebar Tinggi
Bahan Warna Fungsi Jumlah Berat
Box Mobil 2400 1700 2500 Alumunium Silver Sebagai tempat untuk menyimpan perlengkapan dalam menjual steak 1 buah 150000 gram
Box ini memiliki bentuk kotak dan berbahan alumunium. Box ini dibuat khusus berjualan sehingga terdapat 3 pintu dengan 2 tipe pintu. Pintu 1 yaitu yang berada di belakang mobil. Pintu itu berguna untuk memasukkan dan mengeluarkan perlengkapan di dalam mobil. Pintu 2 terdapat di sisi mobil, baik di kiri maupun di kanan. Pintu di sisi mobil ini terbuka jadi 2 yaitu ada pintu sisi pintu atas dan sisi pintu bawah. Sisi pintu atas berguna sebagai peneduh dan pada sisi pintu bawah berguna sebagai meja konsumen. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai multifungsi dari box mobil ini. 5.2 Perancangan fasilitas di dalam box Adanya beberapa perancangan fasilitas fisik yang dirancang agar dapat digunakan di dalam mobil khusus untuk berjualan steak ini serta analisis untuk beberapa hal-hal yang penting untuk mobil ini, yaitu:
198
PERANCANGAN MOBIL KHUSUS UNTUK BERJUALAN STEAK (Wawan Y., et al.)
5.2.1 Perancangan Kursi Makan Perancangan kursi makan didasarkan pada aspek keringkasan untuk disusun dan tidak mengambil space yang luas pada saat disusun.
Gambar 4. Rancangan Kursi Makan Alternatif 1 dan 2
Perhitungan dimensi dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 2 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 3 di bawah ini. Tabel 2. Perhitungan Antropometri untuk rancangan Kursi Makan Nama
Jenis Data Patokan Dimensi Lebar Alas Duduk
Kursi Panjang Makan Alas Duduk Konsumen
Min Max
Min
Max
Tinggi Alas Duduk
Min Max
Data Antropometri yang Digunakan Allowance Jenis Data Ukuran Ukuran Persentil Jenis Antropometri (mm) (mm) Max Lebar Panggul 392 (95%) Max Tas Lebar Panggul 392 250 (95%) Pelanggan Setengah jarak dari lipat lutut Max 293 (popliteal) ke (95%) pantat Jarak dari lipat Min lutut (popliteal) 405 (5%) ke pantat Tinggi lipat lutut Min 337 Alas Kaki 20 (popliteal) (5%) Tinggi lipat lutut Max 445 Alas Kaki 20 (popliteal) (95%)
Ukuran yang disarankan 392-642
293 - 405
357-465
Tabel 3. Spesifikasi rancangan Kursi Makan Alternatif 1 dan 2 Nama barang P Dimensi L (mm) T
Kursi Makan Alt 1 400 400 410
Bahan
Plastik keras, lapisan alas duduk menggunakan plastik
Warna Fungsi Jumlah Berat
Biru Sebagai tempat duduk pelanggan 11 buah 1500 gram
Kursi Makan Alt 2 400 400 410 Rangka besi, lapisan alas duduk menggunakan kulit dengan isi busa Biru Sebagai tempat duduk pelanggan 14 buah 1500 gram
199
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
Untuk pemilihan alternatif terbaik digunakan tabel concept scoring berikut, dengan parameter penilaian ergonomi, kemudahan penyimpanan, kemudahan untuk diangkat, daya tahan produk dan desain produk. Tabel 4. Concept Scoring untuk Pemilihan Alternatif Kursi Makan
Kursi Makan Alternatif 1 Penilaian Beban Rating Nilai Ergonomis 5 2 10 Kemudahan Penyimpanan 4 2 8 Kemudahan untuk diangkat 3 2 6 Daya tahan produk 2 2 4 Desain produk 1 1 1 Total Nilai 29 Peringkat 2
Alternatif 2 Rating Nilai 1 5 1 4 1 3 1 2 2 2 16 1
Berdasarkan concept scoring, alternatif pertama adalah kursi makan yang digunakan. 5.2.2 Perancangan Kursi Koki di dalam mobil Perhitungan dimensi kursi koki dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 5 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 6 berikut ini. Tabel 5. Perhitungan Antropometri untuk Kursi Koki Nama
Jenis Data Dimensi Lebar Alas Panggul
Kursi Koki
Panjang Alas Duduk
Patokan Min Max Min Max
Tinggi Alas Duduk
Min Max
Data Antropometri yang Digunakan Jenis Data Ukuran Persentil Antropometri (mm) Max Lebar Panggul 392 (95%) Min 2 x Lebar Panggul 582 (5%) Setengah jarak dari Max lipat lutut (popliteal ) 293 (95%) ke pantat Jarak dari lipat lutut Min 405 (popliteal ) ke pantat (5%) Tinggi lipat lutut Min 337 (popliteal ) (5%) Tinggi lipat lutut Max 445 (popliteal ) (95%)
Allowance Ukuran Jenis (mm) -
-
-
-
-
-
392-582
293 - 405 -
-
Alas Kaki
20
Alas Kaki
20
357-465
Gambar 5. Rancangan Kursi Koki Alternatif 1 dan 2
200
Ukuran yang disarankan
PERANCANGAN MOBIL KHUSUS UNTUK BERJUALAN STEAK (Wawan Y., et al.)
Tabel 6. Spesifikasi rancangan Kursi Koki Alternatif 1 dan 2 Nama barang D/P Dimensi L (mm) T Bahan Warna Fungsi Jumlah Berat
Kursi Koki Alt 1 400 410 Rangka besi, bagian atas kursi dari kulit oscar dan berisikan busa Hitam Sebagai tempat makan untuk koki di dalam mobil 1 buah 2500 gram
Kursi Koki Alt 2 400 400 410 Rangka besi, bagian atas kursi dari plastik keras Biru Sebagai tempat duduk untuk koki di dalam mobil 1 buah 1500 gram
Untuk pemilihan alternatif kursi koki terbaik digunakan tabel concept scoring berikut, dengan parameter penilaian ergonomi, kemudahan penyimpanan, kemudahan untuk diangkat, daya tahan produk dan desain produk. Tabel 7. Concept Scoring untuk Pemilihan Alternatif Kursi Koki
Kursi Koki Alternatif 1 Penilaian Beban Rating Nilai Ergonomis 5 1 5 Kemudahan Penyimpanan 4 2 8 Kemudahan untuk diangkat 3 1 3 Daya tahan produk 2 2 4 Desain produk 1 1 1 Total Nilai 21 Peringkat 1
Alternatif 2 Rating Nilai 2 10 1 4 2 6 1 2 2 2 24 2
Berdasarkan concept scoring, altenatif pertama adalah kursi koki yang digunakan. 5.2.3 Perancangan Meja Makan Perhitungan dimensi meja makan dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 8 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 9 berikut ini.
201
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
Tabel 8. Perhitungan Antropometri untuk Meja Makan Nama
Jenis Data Dimensi
Patokan
Min Lebar Meja Max
Meja Makan Panjang Meja Konsumen
Min Max Min
Tinggi Meja Max
Data Antropometri yang Digunakan Allowance Jenis Data Ukuran Ukuran Persentil Jenis Antropometri (mm) (mm) Max Ukuran Piring 250 (95%) Jarak genggaman tangan ke punggung pada Min (5%) 610 posisi tangan ke depan. Lebar bahu + jarak 342 +374 = Min (5%) siku ke ujung jari 716 2 x Jarak dari siku Max 946 ke ujung jari (95%) Tinggi lipat lutut Max 445 + 160 = (popliteal ) dan Alas Kaki 20 (95%) 605 tebal paha Tinggi lipat lutut (popliteal ) dan Max 445 + 295 = Alas Kaki 20 Tinggi siku pada (95%) 740 posisi duduk.
Ukuran yang disarankan
250 - 610
716- 946
625 - 760
Gambar 6. Rancangan Meja Makan Alternatif 1 dan 2 Tabel 9. Spesifikasi rancangan Meja Makan Alternatif 1 dan 2 Nama barang P Dimensi L (mm) T Bahan Warna Fungsi Jumlah Berat
Meja Makan Alt 1 940 610 630 Rangka besi, bagian meja atas menggunakan kayu Biru Sebagai tempat makan bagi pelanggan 2 buah 2300 gram
Meja Makan Alt 2 940 610 630 Menggunakan plastik keras Biru Sebagai tempat makan bagi pelanggan 2 buah 2000 gram
Untuk pemilihan alternatif meja makan terbaik digunakan tabel concept scoring berikut, dengan parameter penilaian ergonomi, kemudahan penyimpanan, kemudahan untuk diangkat, daya tahan produk dan desain produk.
202
PERANCANGAN MOBIL KHUSUS UNTUK BERJUALAN STEAK (Wawan Y., et al.)
Tabel 10. Concept Scoring untuk Pemilihan Alternatif Meja Makan
Meja Makan Alternatif 1 Penilaian Beban Rating Nilai Ergonomis 5 1 5 Kemudahan Penyimpanan 4 1 4 Kemudahan untuk diangkat 3 2 6 Daya tahan produk 2 2 4 Desain produk 1 1 1 Total Nilai 20 Peringkat 1
Alternatif 2 Rating Nilai 2 10 2 8 1 3 1 2 2 2 25 2
Berdasarkan concept scoring, alternatif kedua adalah meja makan yang digunakan. 5.2.4 Perancangan Meja Penyimpanan Saos dan Minuman Perhitungan dimensi Meja Penyimpanan Saos dan Minuman dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 11 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 12 berikut ini. Tabel 11. Perhitungan Antropometri untuk Meja Penyimpanan Saos dan Minuman Nama
Meja Tempat Penyimpanan Saos dan Minuman
Jenis Data Patokan Dimensi Min Lebar Meja Max Panjang Meja Tinggi Meja
Min Max Min Max
Jenis Data Antropometri
Data Antropometri yang Digunakan Persentil
Ukuran (mm)
Jarak dari siku ke ujung jari Jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan Jarak horizontal dari tangan kiri ke kanan Jarak horizontal dari tangan kiri ke kanan Tinggi lipat lutut (popliteal ) dan tebal paha Tinggi lipat lutut (popliteal ) dan Tinggi siku pada posisi duduk.
Max (95%)
374
Allowance Ukuran (mm) -
Min (5%)
610
-
-
Min (5%) Max (95%) Min (5%)
1400 1806 445 + 160 = 605
-
-
Alas Kaki
20
Max (95%)
445 + 295 = 740
Alas Kaki
20
Jenis
Ukuran yang disarankan 374 - 610 1400-1806 625-760
Gambar 7. Rancangan Meja Penyimpanan Saos dan Minuman Tabel 12. Spesifikasi Meja Makan Alternatif 1 dan 2 Nama barang P Dimensi L (mm) T Bahan Warna Fungsi Jumlah Berat
Meja Penyimpan Saos dan Minuman 1650 500 610 Kayu Biru Sebagai tempat untuk menyediakan saos 1 buah 15000 gram
203
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
Dilihat dari segi use value, meja penyimpanan saos dan minuman memiliki nilai guna sebagai sebagai tempat menyimpan saos, sayuran pelengkap, kentang goreng dan minuman. Dari gambar terdapat pintu geser yang dimaksudkan untuk lebih mudah dalam membersihkan meja tersebut dan di bawah meja tersebut dapat diletakkan perlengkapan yang lain seperti cadangan air bersih untuk mencuci. 5.2.5 Perancangan Lemari Peralatan Perhitungan dimensi Lemari Peralatan dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 13 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 14 berikut ini. Tabel 13. Perhitungan Antropometri untuk rancangan Lemari Peralatan Nama
Min Lebar Lemari Lemari Penyimpanan Peralatan
Data Antropometri yang Digunakan
Jenis Data Patokan Dimensi
Panjang Lemari
Tinggi Lemari
Max Min Max Min Max
Allowance Jenis
Ukuran (mm)
610
-
-
-
500 + 335 = 835
-
-
Max (95%)
1806
-
-
Min (5%)
445 + 160 = 605
Alas Kaki
20
Max (95%)
445 + 295 = 740
Alas Kaki
20
Jenis Data Antropometri
Persentil
Ukuran (mm)
Jarak dari siku ke ujung jari Jarak genggaman tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan 2 x Ukuran Piring dan dimensi kompor Jarak horizontal dari tangan kiri ke kanan Tinggi lipat lutut (popliteal ) dan tebal paha Tinggi lipat lutut (popliteal ) dan Tinggi siku pada posisi duduk.
Max (95%)
374
Min (5%)
Ukuran yang disarankan
374 - 610
835 - 1806
625-760
Gambar 8. Rancangan Lemari Peralatan Alternatif 1 dan 2 Tabel 14. Spesifikasi rancangan Lemari Peralatan Alternatif 1 dan 2 Nama barang P Dimensi L (mm) T Bahan Warna Fungsi Jumlah Berat
Lemari Peralatan Alt 1 970 500 610 Kayu Oranye Sebagai tempat peyimpanan alat-alat masak dan makan 1 buah 5000 gram
Lemari Peralatan Alt 2 970 500 610 Kayu Oranye Sebagai tempat peyimpanan alat-alat masak dan makan 1 buah 5000 gram
Untuk pemilihan alternatif lemari peralatan terbaik digunakan tabel concept scoring berikut, dengan parameter penilaian ergonomi, kemudahan penggunaan, kapasitas dan desain fasilitas.
204
PERANCANGAN MOBIL KHUSUS UNTUK BERJUALAN STEAK (Wawan Y., et al.)
Tabel 15. Concept Scoring untuk Pemilihan Alternatif Lemari Peralatan
Penilaian Ergonomi Kemudahan Penggunaan Kapasitas Desain Fasilitas Total Nilai Peringkat
Lemari Peralatan Alternatif 1 Beban Rating Nilai 4 1.5 6 3 2 6 2 2 4 1 1.5 1.5 17.5 1
Alternatif 2 Rating Nilai 1.5 6 1 3 1 2 1.5 1.5 12.5 2
Berdasarkan concept scoring, altenatif kedua adalah lemari peralataan yang digunakan. 5.2.6 Perancangan Laci Perhitungan dimensi Laci dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 16 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 17 berikut ini. Tabel 16. Perhitungan Antropometri untuk rancangan Laci Nama
Lebar Laci Laci
Data Antropometri yang Digunakan
Jenis Data Patokan Dimensi
Panjang Laci Tinggi Laci
Min Max Min Max Min Max
Jenis Data Antropometri
Persentil
2 x Ukuran Lebar Baki ½ lebar pintu mobil Box Ukuran Panjang Baki 2 x Jarak dari siku ke ujung jari Tinggi meja box dari sisi mobil Tinggi lipat lutut (popliteal ) dan Tinggi siku pada posisi duduk.
Max (95%) Max (95%)
Allowance Ukuran Ukuran Jenis (mm) (mm) 500 735 300 748 480 445 + 295 = Alas Kaki 20 740
Ukuran yang disarankan 500 - 735 300 - 748 480 - 760
Gambar 9. Rancangan Laci Tabel 17. Spesifikasi Laci Nama barang Dimensi (mm) Bahan Warna Fungsi Jumlah Berat
P L T
Laci Alternatif 1 500 500 480 Kayu Oranye Sebagai alat untuk menyimpan alat-alat makan dan alas laci atas untuk menyajikan masakan yang telah siap 1 buah 3200 gram
205
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
5.2.7 Perancangan Tangga Mobil Perhitungan dimensi Tangga Mobil dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 18 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 19 berikut ini. Tabel 18. Perhitungan Antropometri untuk Tangga Mobil Nama
Jenis Data Dimensi
Data Antropometri yang Digunakan Patokan
Tinggi Tangga
Min Max -
Lebar anak tangga Panjang anak tangga
Min Max Min Max
Lebar Tangga
Tangga
Jenis Data Antropometri
Allowance Ukuran Ukuran yang Jenis (mm) disarankan 700-735 750
Ukuran (mm) 700 735 750
Persentil
Lebar Bahu +½ kali jarak siku ke ujung jari Min (5%) 1/2 pintu box belakang Max (95%) Tinggi Pintu Box dari tanah Anak tangga Panjang Telapak kaki Min (5%) Panjang Telapak kaki Max (95%) 2 x lebar kaki Max (95%) 1/2 pintu box belakang -
212 266 192 750
-
-
212-266 192-750
Gambar 10. Rancangan Tangga Tabel 19. Spesifikasi Tangga Nama barang Dimensi (mm) Dimensi anak tangga (mm) Bahan Warna Fungsi Jumlah
Tangga P L T P L T
1160 730 750 710 260 50 Campuran besi dengan baja Hitam, Silver Sebagai alat untuk membantu penjual mengeluarkan barang-barang di dalam mobil 1 buah
5.2.8 Perancangan Tempat Cuci Piring Perhitungan dimensi Tempat Cuci Piring dengan menggunakan data antropometri ditampilkan melalui tabel 20 dan spesifikasinya ditampilkan melalui tabel 21 berikut ini. Tabel 20. Perhitungan Antropometri untuk Tempat Cuci Piring Nama
Tempat Cuci Piring
206
Jenis Patokan Data Dimensi Min Lebar Max Min Panjang Max Min Tinggi Max
Data Antropometri yang Digunakan Jenis Data Antropometri
Persentil
Ukuran piring 2 x Ukuran piring Lebar Bahu 2 x Ukuran piring Tinggi genggaman tangan pada posisi relaks ke bawah Tinggi Siku Berdiri
Max (95%) Max (95%) Min (5%)
Ukuran (mm) 250 500 342 500 782 886
Allowance Ukuran yang Ukuran disarankan (mm) 250 - 500
Jenis
-
-
Alas Kaki Alas Kaki
20 20
342-500 802 - 906
PERANCANGAN MOBIL KHUSUS UNTUK BERJUALAN STEAK (Wawan Y., et al.)
Gambar 11. Rancangan Tempat Cuci Piring
Tempat cuci piring digunakan di luar mobil pada saat menjual steak. Dari gambar terlihat bahwa di bagian atas terdapat wastafel untuk mencuci piring. Untuk penampungan air digunakan di bawah wastafel dengan bak yang berukuran panjang 550 mm, lebar 300 mm dan tinggi 480 mm. Sehingga bak penampungan air bisa menyimpan ± 78 liter. Tabel 21. Spesifikasi Tempat Cuci Piring Nama barang Dimensi Bak (mm) Dimensi Penampungan Air(mm) Dimensi Keseluruhan (mm) Bahan Warna Fungsi Jumlah Berat
P L T P L T P L T
Tempat Cuci Piring 550 300 200 570 320 500 600 350 860 Alumunium Silver Sebagai tempat untuk mencuci piring 1 buah 3000 gram
5.3 Perancangan Tenda
Gambar 12 Rancangan Tenda
Tenda digunakan sebagai peneduh bagi para konsumen. Dengan tenda juga salah satu cara untuk menanggulangi jika terjadi hujan sehingga masih dapat berjualan. Tenda ini dapat dipasang dari pintu atas sisi kiri mobil box. Untuk ukuran dari tenda tersebut minimal adalah ukuran dari luas meja dan kursi yang digunakan oleh pelanggan. Saat mobil ini tidak berjualan, maka tenda tersebut akan di gulung dan diikat di sisi mobil box tersebut.
207
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
Tabel 22. Spesifikasi rancangan Tenda Nama barang Dimensi (mm) Dimensi tiang(mm) Bahan Warna Fungsi Jumlah
P L d T
Tenda Tiang
Tenda 225 2245 10 2500 Plastik tahan air Hijau Sebagai alat untuk menanggulangi hujan dan panas. 1 buah 2 buah
5.4 Perancangan Layout Perancangan layout terdiri dari 2, yaitu: Layout pada saat penyimpanan dan layout pada saat berjualan. 5.4.1 Layout saat Penyimpanan
Gambar 13. Layout Tempat Saat Penyimpanan alternatif 1,2,3 dan 4
Keterangan : A : Meja Penyimpan Saos dan Minuman 1 :Tempat Minuman yang ditutup 2 : Tempat Saos Barbeque 3 : Tempat Saos Jamur 4 : Tempat Saos Lada Hitam 5 :Tempat Sayuran Pelengkap 6 : Tempat Kentang Goreng B : Lemari Peralatan C : Laci
208
D : Kursi Koki E : Genset G : Gas Elpiji H : Kursi Makan I : Meja Makan J : Kotak Soft Drink K : Tempat cuci piring X : Cooler (berada di atas lemari) Y :Coolbox (berada di atas lemari)
5.4.2 Layout saat Penjualan Layout saat penjualan didasarkan layout yang memungkinkan untuk berjualan, yang didasarkan pada pengalaman calon pemakai. E
E
B
B
6
1
H
H
H D
2
H
H
H
H
H
H
H
4
x
H
H x
H
A
3
H
A
H
H
5 H
6
1 H
H
C
C
4'-10 11/16"
H
H
H
4'-10 1/16"
Alternatif 2
Alternatif 1
E E
6 H
H
H
6 H
B
A
H
H
H
H
H
H
H
H
1 H
H
D
D A
H
B
H C
x H
H
1 H
C
H
H
H
4'-10 11/16"
4'-10 11/16"
Alternatif 3
Alternatif 4
Gambar 14. Layout Tempat Saat Berjualan alternatif 1,2,3 dan 4
Untuk pemilihan alternatif layout terbaik digunakan tabel concept scoring berikut, dengan parameter penilaian ergonomi, keluasaan, kemudahan penyimpanan dan kemudahan dalam penjualan. Tabel 23. Concept Scoring Pelilihan Layout
Penilaian Ergonomi Keleluasaan Kemudahan Penyimpanan Kemudahan dalam Penjualan Total Nilai Peringkat
Layout Keseluruhan Alternatif 1 Alternatif 2 Beban Rating Nilai Rating Nilai 4 2.5 10 2.5 10 3 3.5 10.5 2 6
Alternatif 3 Rating Nilai 2.5 10 3.5 10.5
Alternatif 4 Rating Nilai 2.5 10 1 3
2
4
8
1.5
3
3
6
1.5
3
1
3.5
3.5 32
1
1 20
3.5
3.5 30
2
2 18
1
3
2
4
Berdasarkan concept scoring, maka alternatif layout yang terpilih adalah alternatif pertama. Hal tersebut dikarenakan lebih nyaman bagi penjual dan pelanggan. Untuk kemudahan penyimpanan alternatif pertama memiliki nilai yang lebih unggul dibandingkan alternatif lain. 5.5 Analisis kemudahan koki di dalam mobil Koki berada di luar mobil pada saat memanggang sehingga ruang untuk koki tersebut bergerak cukup luas. Koki di dalam mobil memiliki keleluasaan dalam menyajikan steak yang telah jadi.
209
JURNAL INTEGRA VOL. 4, NO. 2, DESEMBER 2014: 194-210
Terlihat pada layout bahwa koki memiliki ruang yang cukup laus. Koki juga menggunakan kursi yang dapat berpindah tempat tanpa harus mengangkat kursi tersebut tetapi dengan adanya roda dibawah kursi tersebut memudahkan koki berpindah tempat. Koki juga dapat mengubah posisi tubuhnya karena kursi yang digunakan dapat diputar. 5.6 Analisis Beban Yang Dibawa Berikut merupakan jumlah berat beban oleh fasilitas fisik dan peralatan-peralatan yang akan dibawa pada saat mobil makanan tersebut berjualan. GVW ( Gross Vihicle Weight ) yang dimiliki oleh mobil L200 adalah 2550 kilogram dan berat dari kendaraan yang kosong adalah 1320 kilogram. Jadi sisa berat beban yang ada adalah 1230 kilogram. Jumlah keseluruhan fasilitas yang dibawa adalah 351,120 kilogram. Berat dari ketiga penjual tersebut adalah 180 kilogram. Sehingga total berat keseluruhan yaitu 531,120 kilogram. Dengan daya angkut sebesar 1230 kilogram maka daya angkut dari beban keseluruhan yang dibawa masih lebih kecil dari daya angkut mobil tersebut. Maka mobil khusus menjual steak ini dapat mengangkut orang serta fasilitas yang sesuai dengan kapasitasnya.
6. Simpulan Demikianlah rancangan mobil box yang dirancang khusus untuk berjualan steak. Rancangan meliputi perubahan desain box dan rancangan fasilitas di dalam box yang disesuaikan dengan kebutuhan. Rancangan tata letak fasilitas ada 2 bagian , yaitu pada saat berjualan dan pada saat mobil box bergerak/berpindah tempat, dimana semua peralatan masuk ke dalam box. Berdasarkan hasil perancangan di atas, maka perusahaan dapat menggunakan rancangan ini untuk meningkatkan penjualannya.
7. Daftar Pustaka Nurmianto, E. (2003), ”Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Edisi Pertama , Guna Widya, Surabaya. Santoso, G. (2004), “Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan”, Prestasi Pustaka, Indonesia. Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakaraatmadja, J. H. (1979), “Teknik Tata Cara Kerja”, Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Bandung. Ulrich, K. T. and Steven D. Eppinger (2000), ”Perancangan dan Pengembangan Produk”, McGraw-Hill Companies.Inc., USA. Weimer, J. (1993), “Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables”, Prentice Hall, Emglewood Cliffs, New Jersey. Wodson, W. E. (1981), “Human Factors Design Handbook”, Mc Graw Hill Book Co, New York.
210