FAKTOR RISIKO ERGONOMI DARI ASPEK LINGKUNGAN
Oleh:
IRA S.SARAH, ST, MKKK TELP : 021 7123-0147 Email :
[email protected] 1
ERGONOMIC IS … (IEA, 2000) The scientific discipline concern with the fundamental understanding of interaction among humans and other elements of a system, and the application of methods, theory, and data to improve human well being and performance.
2
Elements of work system in ergonomic
Human
Machine
Environment
3
Human
Machine
- Physical - Mental - Cognitive
- Process - Equipment -Task -Tools
Environment -
Noise Temperature Vibration Lighting
4
Workspace, yaitu bidang tiga dimensi dimana pekerjaan dilakukan
Physical environment, yaitu aspek-aspek fisik dari lingkungan yang akan mempengaruhi pekerja, seperti kebisingan, getaran, pencahayaan, dan suhu.
Work organisation, yaitu organisasi terstruktur dimana terjadinya interaksi antara manusia dengan mesin yang didukung oleh sistem keteknikan dan sistem sosial.
5
Kebisingan(noise) Suhu (temperature) Getaran (vibration) Pencahayaan (lighting)
6
7
Kebisingan adalah suara-suara yang pada amplitudo tertentu dapat mengganggu pendengarnya atau mengganggu kelancaran berkomunikasi.
Kualitas suara ditentukan oleh frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi suara dinyatakan dengan jumlah getaran tiap detik, atau Hertz (Hz). Sedang intensitas suara merupakan besarnya tekanan suara, yang dalam pengukuran sehari-hari dinyatakan dalam perbandingan logaritmis dan menggunakan satuan desibel (dB).
NIOSH mendefinisikan suara dianggap sebagai polutan jika tingkat kebisingannya lebih besar dari 104 dBA, atau kondisi kerja yang mengakibatkan tingkat kebisingan lebih besar dari 85 dBA selama lebih dari 8 jam (max 85 dBA as an 8 hr TWA)
Frekuensi suara di bawah 20 Hz disebut sebagai infrasonik, sedang di atas 20.000 Hz merupakan gelombang ultrasonik. Frekuensi antara 20 – 20.000 Hz, dapat didengar oleh telinga manusia. Untuk komunikasi percakapan secara normal, diperlukan frekuensi antara 250 – 3000 Hz.
8
9
Berdasarkan sifat dan spektrum bunyi, bising dibagi atas: 1.
2.
3.
4.
5.
Bising yang kontinyu dengan spektrum yang luas (Wide Spectrum). Bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun. Bising yang kontinyu dengan spektrum sempit (Norrow Spectrum). Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, katup gas. Bising terputus-putus. Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terusmenerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api Bising impulsif. Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan suara ledakan mercon, meriam. Bising impulsif berulang. Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin tempa.
10
Berdasarkan dampaknya pada manusia, bising dapat dibagi atas : 1.
Bising yang mengganggu (Irritating noise), merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras, misalnya mendengkur.
2.
Bising yang menutupi (Masking noise), merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3.
Bising yang merusak (damaging/injurious noise), merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.
11
12
13
Cara sederhana untuk menentukan apakah tingkat suara yang ada di tempat kerja terlalu keras adalah: ◦ Jika anda harus berteriak atau berbicara keras dari jarak rentangan tangan untuk dapat dimengerti oleh lawan bicara anda. ◦ Jika telinga anda berdengung meninggalkan lokasi kerja.
jika
anda
◦ Jika anda kesulitan menangkap pembicaraan biasa setelah kerja ◦ Jika anda merasa pusing atau mengantuk karena kebisingan ◦ Jika rekan kerja anda juga memiliki masalah yang sama atau telah diperiksa dokter didiagnosa mengalami gangguan pendengaran. 14
1.
Gangguan Fisiologi. Gangguan ini dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, gangguan metabolisme, gangguan sesoris, dll
2.
Gangguan Psikologis. Gangguan ini dapat berupa rasa tidak nyaman, kehilangan konsentrasi, susah tidur, emosi, dll
3.
Gangguan komunikasi. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan bisa membahayakan keselamatan kerja.
4.
Gangguan Keseimbangan. Gangguan ini dapat berupa rasa mual, pusing, dll
5.
Gangguan Pendengaran. Merupakan gangguan yang paling serius karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian
15
Adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang menyebabkan terganggunya kemampuan dalam berkomunikasi secara normal. Tingkat ketulian menurut ISO dilihat berdasarkan hal-hal berikut: Hearing Threshold (in decibels, dB)
Degree of Hearing Loss
Ability to Hear Speech
< 25 dB
None
No significant difficulty
26–40 dB
Mild
Difficulty hearing soft speech and conversations, but can manage in quiet environments
41–60 dB
Moderate
Difficulty understanding conversational speech, especially when there is background noise. Higher volume levels are required for hearing TV and radio.
61–90 dB
Severe
Normal conversational speech is inaudible. You may also have difficulty with loud speech or only be able to understand shouted or amplified speech
> 90 dB
Profound
Unable to clearly understand even amplified speech
16
Trauma akustik, disebabkan oleh pemaparan tunggal terhadap intensitas kebisingan yang sangat tinggi dan terjadi tiba-tiba
Ketulian sementara, dimana daya dengar dapat pulih kembali dalam kisaran waktu menit sampai dengan maksimum 10 hari
Ketulian permanen (NIHL), dimana pekerja mengalami gangguang pendengaran kembali, sebelum pemulihan secara lengkap. NIHL ini dapat terjadi pada umumnya setelah terpajan 10 tahun atau lebih
17
Gangguan komunikasi
Gangguan tidur (noise induced sleep)
Stress, yang ditandai dengan menurunnya daya konsentrasi, cenderung cepat lelah, gangguan komunikasi, dan penurunan daya dengar
18
Untuk mengukur tingkat kebisingan digunakan Sound Level Meter
Untuk mengukur nilai ambang batas pendengaran digunakan Audiometer. Nilai ambang pendengaran adalah suara paling lemah yang masih dapat didengar telinga.
Untuk menilai tingkat pajanan pekerja digunakan Noise Dose Meter
19
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian kebisingan adalah:
• • • • • • • •
Intensitas dan frekuensi kebisingan Jenis kebisingan (steady atau nonsteady noise) Waktu kontak (exposure duration) Umur pekerja Penyakit-penyakit/ketidaksempurnaan sistem pendengaran pekerja Kondisi lingkungan (kecepatan angin, suhu, kelembaban udara, dsb) Jarak antara pekerja dengan sumber kebisingan Posisi telinga terhadap gelombang suara (kebisingan)
20
Pendekatan yang umum digunakan dalam pengendalian kebisingan yaitu: • Engineering control, yaitu dengan menghilangkan/meminimalisir sumber kebisingan dengan me-redesain mesin atau mengganti peralatan yang dengan yang tidak bising
• Administrative control, yaitu dengan menjauhkan pekerja dari sumber kebisingan • Penggunaan APD, seperti ear plug, atau peredam suara
21
22
Thermoregulation tercapai dengan kesimbangan antara panas yang dihasilkan dari metabolisme dan panas yang dikeluarkan tubuh.
Suhu yang diinginkan tubuh berkisar antara 36oC – 37oC.
Suhu tubuh > 39,5oC membuat tubuh menjadi lemah, dan > 41oC biasanya berakibat fatal.
Suhu tubuh <33oC menyebabkan gangguan pada jantung, dan <25oC dapat berakibat fatal
23
24
Jika temperatur tubuh mencapai 40-41oC, menyebabkan kerusakan jaringan tubuh, organ-organ vital seperti jantung, ginjal, lever dan otak.
Dampak jika bekerja pada lingkungan yang panas antara lain: ◦ Heat hyperpyrexia (heat stroke). Ditandai dengan kehilangan kesadaran pada Pekerja. Penyebab karena tubuh kepanasan sebab pekerja tidak dapat berkeringat. Gejala kulit kering dengan bercak merah panas atau tampak kebiru-biruan, kehilangan orientasi (bingung), kejang-kejang, pingsan, suhu tubuh yang cepat naik. Kondisi ini berpotensi fatal jika tidak segera ditangani. ◦ Heat exhaustion. Pekerja akan merasa lemah dan tidak terkoordinasi, nafas pendek dan cepat. Biasanya disebabkan karena dehidrasi. ◦ Heat syncope. Merasa pusing karena peredaran darah ke otak terganggu karena sebagian besar darah mengalir ke bawah kulit (penifer). Akan fatal jika penderita tidak dapat berbaring (mis: bekerja pada confined space) ◦ Heat hyperventilation. Dapat terjadi jika bekerja menggunakan baju pelindung, dimana kekurangan CO2. ◦ Prikly heat, ditandai dengan kemerahan pada kulit dan keringat berlebihan (heat rush).
25
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi : ISBB : 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0, I Suhu kering. lndeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi: ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola. Catatan: -Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 -200 Kilo kalori/jam. -Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 -350 Kilo kalori/jam. -Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 -500 Kilo kalori/jam. 26
• Peningkatan suhu tubuh • Peningkatan denyut jantung/nadi • Peningkatan aliran darah • Peningkatan kebutuhan oksigen
• Peningkatan asam laktat dalam otot mempercepat kelelahan • Berkeringat pengeluaran elektrolit dehidrasi
27
Faktor individu yang mempengaruhi respon tubuh terhadap panas : • Umur ( Orang Muda lebih tahan panas)
• Jenis Kelamin ( Wanita lebih cepat terpengaruh oleh panas dari pada pria) tidak terlalu signifikan • Pakaian kerja (Untuk melindungi dari panas radiasi) • Aklimatisasi (Orang yang sudah teraklimatisasi lebih tahan panas) • Kondisi kesehatan (Orang yang sakit lebih sensitif terhadap lingkungan panas) • Kondisi Fisik (Kegemukan mempercepat terjadinya heat stroke) • Konsumsi obat-obatan dan alkohol (Terutama obat diuretik dan obat teurapetik)
28
•
Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi
•
Mengurangi beban panas radiasi dengan cara: – Menurunkan temperatur udara dan proses kerja yang menghasilkan panas. – Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas. – Penggunaan tameng panas dan alat pelindung yang dapat memantulkan panas
• • •
Mengurangi temperatur dan kelembaban, Meningkatkan pergerakan udara, melalui ventilasi buatan Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan cara: – Melakukan shift pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore hari. – Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk pemulihan. – Mengatur waktu kerja-istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja
•
Pakaian pelindung berbahan reflektif atau pakaian pendingin dapat melindungi pekerja dari panas yang berlebihan. Penyediaan Air minum Penyesuaian dengan membiarkan tubuh secara bertahap menyesuaikan diri dengan panas.
• •
29
Jika temperatur tubuh turun dibawa 33oC, maka pengaturan suhu pada sistem syaraf pusat akan terganggu. Pada suhu tubuh 29oC pengendali suhu tidak dapat berfungsi.
Paparan dingin dapat menyebabkan injuri pada jari, hidung, tulang pipi, dan telinga. Para ahli klinis membedakan injury akibat kedinginan menjadi freezing cold injury dengan nonfreezing cold injury.
Freezing cold injury: Jaringan tubuh membeku. Kerusakan jaringan disebabkan penumpukan elektrolit pada jaringan karena air berubah menjadi es, sehingga menimbulkan rasa yang sangat sakit.
Non-freezing cold injury: diakibatkan karena paparan suhu dingin yang lama. Penyebab injury belum diketahui namun berakibat perasaan dingin.
30
• Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas di tempat kerja menyebabkan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh pekerja yang bersangkutan. • Normal suhu inti tubuh adalah 37° C, mungkin mudah dilampaui dengan akumulasi panas dan konveksi, konduksi, radiasi dan panas metabolisme. • Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja > 38° C, diduga terdapat pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan suhu tubuh tersebut. Selanjutnya harus dilakukan pengukuran suhu lingkungan kerja • Pengukuran suhu lingkungan kerja bisa termometer ruangan digital. Termometer mempunyai ketelitian sampai 0.1°C .
menggunakan ruangan ini
31
32
Gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996)
Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,1996).
Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002).
33
Gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996)
Arah getaran dibagi menjadi 3, yaitu:
- Sumbu x, yaitu getaran arah depan ke belakang - Sumbu y, yaitu getaran dari samping - Sumbu z, yaitu getaran dari bawah ke atas
Nilai getaran tergantung atas 2 faktor, yaitu intensitas dan frekuensi
34
35
1. Getaran mengenai sebagian anggota tubuh misalnya tangan/kaki, yaitu getaran yang merambat melalui tangan atau kaki akibat pemakaian peralatan yang bergetar, misalnya operatot gergaji, tukang potong rumput, penempa besi, dll 2. Getaran seluruh badan (whole body vibration), yaitu getaran yang terjadi pada tubuh pekerja karena landasannya bergetar. Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti traktor, helikopter, bus, dan kapal
36
Axis
Frequency (Hz)
Vertical
0.5 2 4
4-6 5 10-20 15-60 Horizontal
<1 1-3 >10
Effect Motion sickness, nausea, sweating Whole body move as one Difficulty positioning hands Vibration transmitted to head Lumbar vertebrae resonate Problem writing or drinking Resonance of gastrointestinal system Maximum discomfort Voice warbles Vision blurred (resonance of eyeballs) Increase postural sway Upper body destabilized Backrest is a prime cause of vibration transmission to body 37
• • • • •
Low back problems Gastrointestinal problems Urogenital problems Cardiovascular problems Hearing problems
38
39
• Intensitas getaran diukur dengan vibrasimeter,
• Untuk hand arm vibration (HAV) sensor diletakkan pada tangan pada 3 sumbu (x, y, z). • Untuk jenis whole body vibration (WBV), sensor diletakkan pada tempat pijakan karyawan.
40
1. Pengendalian Teknis • Memakai peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan peredam) • Menambah peredam diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet. • Merawat peralatan dengan teratur dengan mengganti bagianbagian yang aus atau memberi pelumasan. • Meletakkan peralatan dengan teratur, alat yang diletakkan di atas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.
2. Pengendalian Administrasi • Merotasi pekerjaan.
3. Pemakaian Alat Pelindung Diri • Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa) 41
42
• Cahaya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya.
43
• Silau (glare) terjadi apabila salah satu bagian dari area pandang lebih terang dari tingkat dimana mata dapat menyerapnya. • Silau dapat terjadi karena 2 sebab, yaitu: Silau dari sumbernya, Silau akibat pantulan • Glare dapat dikurangi dengan memilih kombinasi penerangan yang sesuai antara penerangan langsung dengan tidak langsung.
44
1. Luminer/ Reflektor, yaitu tingkat pemantulan cahaya pada media tertentu
45
46
47
48
Pengaruh dan penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan: 1. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja. 2. Kelelahan mental. 3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
4. Kerusakan indra mata dan lain-lain. Pengaruh dan penerangan yang kurang terhadap kinerja: 1. Kehilangan produktivitas 2. Kualitas kerja rendah 3. Banyak terjadi kesalahan 4. Kecelakan kerja meningkat
49
TERIMA KASIH SAMPAI JUMPA LAGI
50