Suprapto, Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK)
Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo Suprapto Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Univet Bantara Sukoharjo. Jl. Letjen S. Humardani No.1 Jombor Sukoharjo 57521 Telp (0271) 953156 Fax (0271) 591065 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk merancang suatu meja laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri yang sesuai dengan ukuran tubuh (antropometri) mahasiswa (praktikan) sehingga dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri Univet Banatara Sukoharjo dan sebagai sampel diambil 30 mahasiswa. Pengumpulan data meliputi pengukuran antropometri mahasiswa dan antropometri meja laboratorium APK Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo metode pengukuran langsung menggunakan meteran. Data yang diperoleh dilakukan uji keseragaman dan kecukupan data dan selanjutnya dilakukan perancangan meja laboratorium APK yang ergonomis. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari perbandingan ukuran, meja laboratorium APK yang ada saat ini dari segi ukuran dan fungsinya belum ergonomis karena hanya sebatas meja kerja biasa dan belum bisa memenuhi untuk kebutuhan praktikum APK. Dalam perancangan meja laboratorium APK yang ergonomis dan dapat disesuaikan, hal yang paling utama untuk diperhatikan adalah penggunaan data antropometri, ukuran ketinggian dan kemiringan permukaan meja. Dari hasil pengolahan data diperoleh rancangan meja laboratorium APK yang dapat disesuaikan ketinggiannya maupun kemiringannya. Penyesuaian ini diperlukan untuk mengimplementasikan materi praktikum APK. Rancangan meja laboratorium APK yang ergonomis diharapkan dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikum APK. Kemampuan penyesuaian (adjustabilty) suatu produk merupakan suatu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangan. Kata-kata kunci : Meja laboratorium APK, Ergonomis
Pendahuluan
Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran ataupun perkuliahan maka diperlukan sarana laboratorium. Salah satu laboratorium di Program Studi Teknik Industri adalah laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK). Materi praktikum APK salah satunya adalah metode pemasangan pasak yaitu untuk menunjukkan bahwa dengan cara kerja yang berbeda-beda akan memberikan hasil kerja yang berbeda-beda pula. Pada materi ini dibutuhkan meja kerja yang dapat diatur ketinggian maupun kemiringannya, selanjutnya dicari ketinggian dan kemiringan meja yang optimal/terbaik berdasarkan hasil pengukuran waktu kerja yang paling singkat pada pemasanagan pasak tersebut. Laboratorium APK selama ini masih menggunakan meja kerja dengan kondisi yang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan materi praktikum maupun kebutuhan pemakai yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan praktikum APK. WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
49
No.1/Volume 19/2010
WIDYATAMA
Meja kerja di laboratorium APK saat ini masih menggunakan model meja kerja kantor. Mahasiswa sering merasa kesulitan dan sering terjadi ketidaksesuaian dalam melaksanakan praktikum maupun dalam analisis data. Hal ini dikarenakan ketinggian dan kemiringan serta ukuran meja yang tidak sesuai kebutuhan materi praktikum APK dan juga kurang sesuai dengan ukuran tubuh (antropometri) mahasiswa (praktikan). Dengan kata lain bahwa meja kerja yang ada saat ini di laboratorium APK Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo belum ergonomis. Hasil penelitian Liliana (2007) mengungkapkan terjadinya kesalahan dalam proses kerja yang memicu pada terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa terjadinya kesalahan kerja lebih banyak disebabkan oleh adanya kesalahan dalam perancangan karena sejumlah peralatan kerja dirancang tidak sesuai dengan kondisi fisik operatornya. .Proses perancangan sistematis adalah suatu cara berfikir untuk bertindak dalam mengumpulkan, memilih, mengolah (analisa), menyusun (sintesa), serta mengambil keputusan dalam suatu rangkaian aktivitas yang terorganisir sehingga menjadi satu kesatuan serta dapat dilihat dengan jelas dan kaitan antara tiap-tiap bagian (Irsyadi, 1982).Menurut Kristianto (1993), keberhasilan hasil rancangan tidak hanya tergantung pada kesan luar saja tetapi ada beberapa hal yang perlu dipetimbangkan dengan seksama secara menyeluruh supaya desain menjadi baik dan benar, yaitu :tujuan pemakaian, keinginan pemakai, fungsi perabot, bentuk / kesan / penampilan luar, bahan yang dipakai, konstruksi dan cara pembuatan, serta kemudahan, keamanan dan kenyamanan. Morris Asimow mendefinisikan bahwa perancangan rekayasa (Engineering Design) merupakan suatu kegiatan yang berguna untuk diarahkan pada tujuan pemenuhan kebutuhan manusia, khususnya yang dicapai dengan faktor-faktor teknologi yang terdapat pada masyarakat (Stevensson, 1976). Dari definisi tersebut dapat dilihat adanya tiga hal penting yang menggambarkan apa yang disebut dengan perancangan rekayasa, yaitu (1).Kegiatan yang memiliki kegunaan tetentu (2) Ditujukan pada pemenuhan kebutuhan manusia dan (3) Didasarkan pada faktor-faktor teknologi. Tahapan pokok yang dilalui dalam melakukan Engineering Design adalah kebutuhan, ide/alternatif, keputusan dan tindakan (Stevensson, 1976).Bagi produkproduk yang ditujukan bagi konsumen, maka dihadapkan produk-produk tersebut mampu memberikan keputusan atas kebutuhan. Disamping itu produk harus handal, memiliki efisiensi yang cukup tinggi serta memiliki daya tarik yang cukup besar. Dalam Teknik Tata Cara Kerja, Ergonomi didefinisikan sebagai “suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman” (Sutalaksana, 1979). Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc.Cormick (1987); Pheasant (1988) dalam Nurmianto (1989) bahwa antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Sedangkan Menurut Sutalaksana dkk (1979), antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Terdapat dua cara dalam melakukan pengukuran, yaitu Antropometri Statsi, yaitu Antropometri yang berkaitan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi yang dibakukan.dan Antropometri 50
WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Suprapto, Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK)
Dimamis, yaitu pengukuran antropometri yang ini dilakukan saat tubuh dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan pekerjaannya Pada data antropometri hampir seluruhnya dinyatakan dalam persentil. Persentil pada dasarnya menyatakan prosentase manusia dalam populasi yang memiliki dimensi tubuh pada nilai ukuran tertentu. Jika sesorang berpendapat bahwa perancangan yang baik adalah perancangan berdasarkan harga rata-rata, maka pernyataan tersebut salah. Perancangan pada konsep tersebut hanya akan menyebabkan sebesar 50 % dari populasi pengguna tidak dapat menggunakan rancangan tersebut dan hanya 50 % sisanya yang dapat menggunakannya (Wignjosoebroto, 2003). Contoh : 95-th persentil artinya 95 % populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut, 5-th persentil artinya 5 % populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut. Dalam antropometri , 95-th persentil menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar”, 5-th persentil menggambarkan ukuran manusia yang “terkecil” Menurut Suprapto (2007) prinsip yang harus diperhatikan dalam perancangan fasilitas dengan menggunakan data antropometri, adalah perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan (adjustable) dengan kisaran persentil 5 % dan 95 %. Pendekatan ergonomi telah menyebabkan pola pikir manusia tentang perancangan teknologi (produk) berubah. Dengan kata lain, saat ini manusia tidak lagi harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang dioperasikannya, melainkan sebaliknya yaitu teknologi dirancang dengan terlebih dahulu memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikannya Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana merancang suatu meja laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo sehingga dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan praktikum APK? Sedangkan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu rancangan meja laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo sehingga dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan praktikum APK. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan altrentif model dalam perancangan meja kerja laboratorium yang ergonomis untuk memenuhi kebutuhan akan keamanan dan kenyamanan di Program Studi teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo. . Metode Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Teknik Industri Univet Banatara Sukoharjo dan sebagai sampel diambil 30 mahasiswa. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : - Studi Kepustakaan, mencari dan mengumpulkan referensi-referensi, jurnal ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan ergonomi maupun perancangan produk - Observasi; Pengumpulan data antropometri dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran dimensi tubuh yang diperlukan secara langsung berkaitan dengan
WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
51
No.1/Volume 19/2010
WIDYATAMA
desain produk meja- kerja untuk laboratorium APK Program Studi Teknik Industri Univet Banatara Sukoharjo. Data ukuran tubuh (antropometri) yang diperlukan untuk perancangan meja kerja laboratorium APK adalah: Tabel 1. Data Antropometri untuk Perancangan Meja Laboratorium APK Produk Meja Lab. APK
Data Antropometri Panjang Lengan (PL)
Panjang (PLB)
Lengan
Tujuan Untuk menentukan panjang dan lebar meja
Bawah
Tinggi Popliteal (TP) Tinggi Siku (TS) Panjang Buttock Lutut (PBL) Tinggi Mata Kaki (TMK)
Untuk menentukan tinggi permukaan meja Untuk menentukan jarak antar kaki Untuk menentukan tinggi pijakan kaki
Pengolahan Data Uji Keseragaman Data Untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh, apakah masih ada dalam batas kontrol atau berada di luar batas kontrol (out of control). Batas Kotrol Atas (BKA) = X + 3 σx Garis Tengah (Sentral) = X Batas Kontrol Bawah (BKB) = X - 3 σx Uji Kecukupan Data Dilakukan untuk mengetahui apakah data antropometri yang di kumpulkan tiap dimensi tubuh sudah cukup atau belum. Dalam penelitian ini digunakan tingkat kepercayaan (confidence level) 95 % dan derajat ketelitian (degree of accuracy) 5 %. k / s N ∑ 2 − (∑ )2 Xi Xi N'= ∑ Xi
2
Perhitungan Nilai Persentil Perhitungan persentil untuk setiap dimensi yang diukur: P95 = P50 =
X X
P5
=
X
dimana :
σx
+ 1,645 σx - 1,645 σx
= Standar Deviasi
Analisa Data Dengan berdasarkan hasil pengukuran antropometri, maka dapat diperoleh dimensi atau ukuran meja laboratorium APK. Selanjutnya dibuat usulan rancangan meja 52
WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Suprapto, Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK)
laboratorium APK yang ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo yang dapat memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan pada saat melaksanakan praktikum APK. Kerangka Penelitian
Gambar 1 Kerangka Penelitian
WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
53
No.1/Volume 19/2010
WIDYATAMA
Hasil dan Pembahasan 1. Data Dimensi Meja Laboratorium APK
Gambar 2. Meja Laboratorium APK Program Studi TI Univet Bantara Sukoharjo Tabel 2. Data Aktual Dimensi Meja Laboratorium APK Progdi TI Univet Bantara Sukoharjo Bagian Dimensi Meja Kursi Ukuran (cm)
No
-
Permukaan Meja 1
Meja Pijakan kaki
Panjang Lebar Tinggi Tinggi
100 60 75 28
Pengolahan Data 1. Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data dimaksudkan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh, apakah masih dalam batas kontrol atau telah berada di luar batas kontrol (out of control). Tabel 3. Hasil Uji Keseragaman Data Data Antropometri 1 2 3 4 5 6
Panjang Lengan (PL) Panjang Lengan Bawah (PLB) Tinggi Siku (TS) Tinggi Lipat Lutut=Popliteal (TP) Panjang Butock Lutut (PBL) Tinggi Mata Kaki (TMK)
N
X
σx
BKA
BKB
Kesimpulan
30 30 30 30
72,40 41,45 20,38 40,93
4,553 2,829 3,186 2,318
86,06 49,94 29,91 47,89
58,74 32,96 10,83 33,98
Data Seragam Data Seragam Data Seragam Data Seragam
30 30
53,88 6,42
3,070 0603
63,09 8,23
44,67 4,61
Data Seragam Data Seragam
2. Uji Kecukupan Data Tabel 4. Hasil Uji Kecukupan Data Data Antropometri 1 2 3 4 5 6
54
Panjang Lengan (PL) Panjang Lengan Bawah (PLB) Tinggi Siku (TS) Tinggi Lipat Lutut=Popliteal (TP) Panjang Butock Lutut (PBL) Tinggi Mata Kaki (TMK)
N
k/s
ΣX
30 30 30 30
40 40 40 40
30 30
40 40
(ΣX ) 2 4717584 1546292 373932 1507984
N’
Keterangan
2172,0 1243,5 611,5 1228,0
ΣX 2 157854 51775 12759 50422
2,47 2,68 6,15 2,23
Data cukup Data cukup Data cukup Data cukup
1616,5 192,5
87376 1246
2613072 37056
2,24 3,70
Data cukup Data cukup
WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Suprapto, Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK)
3. Perhitungan Percentil Tabel 5. Hasil Perhitungan Persentil
Persentil Data Antropometri P5 = 1 2 3 4 5 6
Panjang Lengan (PL) Panjang Lengan Bawah (PLB) Tinggi Siku (TS) Tinggi Popliteal (TP) Panjang Buttock Lutut (PBL) Tinggi Mata Kaki (TMK)
x -1,645 σx 64,91 36,80 15,14 37,12 48,83 5,42
P50 =
x
P95 =
x +1,645 σx
72,40 41,45 20,38 40,93 53,88 6,42
79,89 46,10 25,62 44,75 58,93 7,41
4. Perancangan Meja Kursi Sekolah Dasar yang Adjustable Tabel 6. Perbandingan Dimensi Meja laboratorium APK dengan Rancangan
No 1
Bagian Dimensi Meja Lab. APK Meja
Permukaan Meja Pijakan Kaki
- Panjang - Lebar - Tinggi - Tinggi
Tampak Depan
Ukuran (cm) Aktual Rancangan 100 60 75 28
102 65 70 15
Selisih -2 -5 +5 +13
Tampak Samping
Gambar 3. Rancangan Meja Laboratorium APK WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
55
No.1/Volume 19/2010
WIDYATAMA
Analisis 1. Meja Laboratorium APK Meja laboratorium APK saat ini, dari segi ukuran dan fungsinya belum ergonomis, karena hanya sebatas meja kerja biasa dan belum bisa memenuhi untuk kebutuhan sebuah meja laboratorium APK dimana dibutuhkan meja yang dapat disesuaikan untuk ketinggian maupun kemiringannya. Hal ini sekiranya perlu dilakukan penyesuaian ketinggian dari meja tersebut. Penyesuaian ini diperlukan untuk mengimplementasikan materi praktikum untuk mencari ketinggian atau kemiringan meja yang optimal dalam metode pemasangan pasak yang terbaik. 2. Rancangan Meja Laboratorium APK Pada gambar 5.8 ketinggian dan kemiringan meja dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu dengan cara menaikkan atau menurunkannya. Dalam perancangan meja Laboratorium APK yang ergonomis dan dapat disesuaikan, hal yang paling utama untuk diperhatikan adalah penggunaan data antropometri, ukuran ketinggian dan kemiringan permukaan meja. Hal ini dikarenakan bahwa aktivitas praktikan dapat duduk lebih ke belakang dengan sedikit memiringkan kepala. Suatu kemiringan akan memberikan kemudahan dalam operasi kerja di meja tanpa adanya kekhawatiran jatuhnya obyek karena terlalu miring. Kemiringan tidak boleh mempengaruhi ketinggian tempat kerja sehingga lengan atas tidak harus diangkat ke atas. Ketinggian dan kemiringan meja laboratorium APK sedapat mungkin dapat disesuaikan dengan kebutuhan materi praktikum maupun praktikan (mahasiswa) sehingga dapat bekerja lebih mudah, aman dan nyaman. Kemampuan penyesuaian (adjustability) suatu produk merupakan suatu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangan. Prinsip harus diperhatikan dalam perancangan fasilitas dengan menggunakan data antropometri, adalah perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan dengan kisaran persentil 5 % dan 95 %.
Kesimpulan dan saran Kesimpulan Rancangan meja laboratorium APK yang ergonomis dengan ketinggian dan kemiringan yang dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi mahasiswa (praktikan). Kemampuan penyesuaian (adjustabilty) suatu produk merupakan satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangan.
Saran Saran yang dapat dari penelitian ini adalah dalam perancangan fasilitas laboratorium di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan dan ukuran tubuh (anthropometri) pemakai.
56
WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Suprapto, Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK)
Daftar Rujukan Irsyadi, Nur, 1982., Proses Perancangan Yang Sistematis., Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Penerbit Djambatan, Jakarta. Kristianto, M. Gani, 1993. Teknik Mendesain Perabot Yang Benar. Penerbit Kanisius Semarang. Liliana Y.P, Suharyo Widagdo, Ahmad Abtokhi, 2007., Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan., Seminar Nasional III, SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta Nurmianto, Eko, 1989. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya,. ITS, Surabaya. Stevensson, N.L. 1976, Introduction To Engineering Desagn, Pitman Publishing Ltd. London. Suprapto, Wibowo. Budi (2007)., Perancangan Ulang Meja Komputer Yang Memenuhi Aspek Ergonomis dan Rekayasa Nilai, Laporan Penelitian Dosen Muda-Dikti. Sutalaksana, Iftikar Z, Ruhana Anggawisastra, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, Departemen Teknik Industri, ITB, Bandung. Wigjnosoebroto, Sritomo, 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi Pertama, Guna Widya Surabaya.
WIDYATAMA
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
57