PERANCANGAN MEDIA VISUAL EVENT SOSIALISASI SEJARAH KEHIDUPAN YANG DIADAKAN MUSEUM GEOLOGI DI KABUPATEN NGADA Raden Dion Dhirasatwika1; Imansyah Lubis2 Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Industri Kreatif – Universitas Telkom Bandung
ABSTRACT Museum Geologi Bandung is a museum that collects geological and mining collection, many kinds of rocks, minerals, meteorites, fossils and artifacts that collected from early 1850‟s. Museum Geologi has socialization program to some school in indonesia, the next place for the socialization is Kabupaten Ngada. The purpose of this socialization is for spreading geological education and information of Museum Geologi‟s collection. In delivering the information of the collection of the museum, Museum Geologi hasn‟t using the effective media. One of the example is when delivering a huge and detailed amount of information, Museum Geologi only using x-banner. In order to solve the problem above, writer collects data by using observation, literature, and interviewing related informants. After collecting the data, writer designing the apropriate visual media. The main media is a guide book. For additional visual media, writer designing notepad, t-shirts, hat, totebag, ballpoint, banner,x-banner, sign system, and backdrop. Writer also designing webbased visual media, such as twitter and facebook cover design. Hopefully the design on this final project will make the information from the socialization can delivered effectively.
so that the participants can get the benefit from the
socialization program. In addition, this study is also expected to help those who need it. Keywords : Visual Media, Socialization , Museum Geologi, Information
i
manusia dan lingkungannya untuk
Pendahuluan Museum
adalah
diperuntukkan umum.
lembaga
yang
bagi
masyarakat
Museum
berfungsi
mengumpulkan, menyajikan
merawat,
serta
tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
dan
Museum
Geologi
merupakan
museum
Bandung yang
di
melestarikan
dalamnya terdapat berbagai koleksi
warisan budaya masyarakat untuk
geologi dan pertambangan, mulai
tujuan
dari ragam batuan, mineral, meteorit,
studi,
penelitian
dan
kesenangan atau hiburan (Ayo Kita
fosil
dan
artefak
Mengenal
Museum:
dikumpulkan sejak tahun 1850-an.
2009).Berdasarkan
Peraturan
Koleksi
Museum
yang
Geologi
telah
yang
Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995,
terkenal adalah fosil manusia purba
museum adalah lembaga, tempat
Homo Erectus, fosil gajah purba
penyimpanan,
Stegodon
pengamanan
perawatan, dan
pemanfaatan
Trigonocephalus,
serta
replika fosil Tyrannosaurus Rex.
benda-benda bukti materiil hasil
Selain
budaya manusia serta alam dan
geologi, juga terdapat gambaran
lingkungannya
sejarah kehidupan dari masa ke
guna
menunjang
upaya perlindungan dan pelestarian
koleksi
fosil
dan
benda
masa.
kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut International Council of
Museum Geologi memiliki program
Museum (ICOM) dalam Pedoman
sosialisasi kepada beberapa sekolah
Museum Indonesia (2008), museum
yang ada di Indonesia. Sosialisasi ini
adalah sebuah lembaga yang bersifat
bertujuan
tetap, tidak mencari keuntungan,
pemahaman tentang arti penting
melayani
Museum
masyarakat
perkembangannya, umum,
dan
terbuka
memperoleh,
untuk
untuk
Geologi
mensosialisasikan
merawat,
bagi
dunia
memberikan
dalam
geologi/geografi pendidikan
menghubungkan dan memamerkan
mendukung
artefak-artefak
untuk meningkatkan kualitas dan
perihal
jati
diri
2
program
dan
pemerintah
kompetensi
mata
ajar
geografi
dari
melalui sektor pendidikan.
beberapa
ekonomis,
contoh
baik
mineral
mineral
logam
maupun mineral non logam. Untuk Sosialisasi ini dibagi dalam tiga
koleksi fosil yang dipamerkan adalah
bagian
penyuluhan,
koleksi fosil vertebrata seperti fosil
ekskursi dan pameran. Dalam acara
gigi geraham gajah stegodon, fosil
penyuluhan, para peserta sosialisasi
kerang dan fosil kepiting.
akan
acara,
yaitu
diberikan
dibawakan
materi
oleh
yang
beberapa
Selain koleksi yang dipamerkan, para
narasumber yang kompeten, di mana
pengunjung juga dapat menambah
mereka
tanya
wawasan dengan membaca informasi
jawab langsung dengan narasumber.
yang terdapat pada x-banner yang
Acara selanjutnya adalah ekskursi,
ditampilkan oleh Museum Geologi.
tujuannya adalah untuk memperkaya
X-banner
pengetahuan
mengenai
informasi dari tiap-tiap koleksi yang
potensi geologi yang dimiliki oleh
dibawa dalam pameran tersebut,
daerahnya sendiri dan berkesempatan
selain x-banner, terdapat juga poster
melakukan observasi langsung ke
yang memuat informasi mengenai
lapangan. Acara yang terakhir adalah
koleksi.
dapat
melakukan
peserta
tersebut
menampilkan
pameran, tujuan dari pameran ini adalah untuk memberikan informasi
Dilihat dari fakta diatas, Museum
mengenai ilmu kebumian sekaligus
Geologi
memperkenalkan museum geologi
banner dan poster sebagai media
kepada
informasi. Seperti yang kita ketahui,
Pameran
para
peserta
yang
sosialisasi.
media
x-
oleh
kedua media tersebut sebenarnya
Museum Geologi Bandung adalah
bukan media yang cocok untuk
memamerkan koleksi. Koleksi yang
menyampaikan pesan dengan jumlah
ditampilkan berupa koleksi batuan,
yang cukup banyak, belum lagi
mineral dan fosil.
Koleksi batuan
waktu dari kegiatan yang terbatas
terdiri dari batuan beku, batuan
yang membuat para peserta tidak
sedimen
dapat
dan
dilakukan
menggunakan
batuan
metamorf,
sedangkan koleksi mineral diambil
membaca
informasi
yang
terdapat dalam media tersebut dalam 3
waktu
yang
lama.
mengakibatkan disampaikan
Hal
informasi
ini
juga koleksi yang terdapat pada
yang
Museum Geologi Bandung.
Museum
Geologi
Studi Pustaka.
menjadi tidak optimal.
Dengan
Dilakukan terhadap buku-buku yang
demikian, diperlukan adanya media
berkaitan dengan kampanye sosial,
lain
komunikasi,
yang
dapat
menyampaikan
pemasaran,
SWOT,
informasi yang cukup banyak dan
media, dan teori yang berkaitan
dapat dibaca dalam waktu yang lebih
dengan desain komunikasi visual.
lama, agar ilmu yang disampaikan
Wawancara.
dapat tersampaikan dengan efektif.
Wawancara dilakukan dengan bapak Lutfi Zulkifli selaku bagian Humas
Permasalahan
Museum Geologi untuk mengetahui
Saat ini media visual yang digunakan
informasi mengenai event apa saja
dalam program sosialisasi ini masih
yang sudah dilakukan, media apa
minim dan kurang efektif, hal ini
saja yang sudah digunakan, dan juga
mengakibatkan materi dan ilmu yang
koleksi apa saja yang menjadi ciri
ingin disampaikan oleh Museum
khas Museum Geologi.
Geologi tidak dapat tersampaikan Data Penyelenggara – Museum
dengan maksimal.
Geologi Rumusan Masalah Bagaimana merancang media visual yang
efektif
sosialisasi
untuk
Museum
Gambar 1.1 Logo Museum Geologi
program
Geologi
di Berdirinya Museum Geologi sangat
Kabupaten Ngada?
erat
kaitannya
dengan
sejarah
Pengumpulan Data
penyelidikan geologi di Indonesia
Observasi
yang telah dimulai sejak tahun 1850-
Dilakukan langsung ke Museum
an oleh “Dienst van het Mijnwezen”
Geologi. Mengamati media visual
yang berkedudukan di Bogor (1852–
dan event yang telah dibuat , dan
1866).
Lembaga ini kemudian
pindah ke Jakarta (1866-1924) dan 4
akhirnya
pindah
ke
Bandung,
lemari kaca (vitrin). Setiap koleksi
menempati Gedung Gouvernement
dilengkapi
label
yang
Bedrijven (sekarang Gedung Sate).
menginformasikan nomor koleksi, nama koleksi, tempat ditemukan dan
Para ahli geologi dalam melakukan
kolektornya. Sistem peragaan seperti
penyelidikan/penelitian geologi di
itu relatif tidak berubah sampai tahun
lapangan selalu membawa contoh
1998.
batuan, mineral dan fosil untuk
pengunjung yang datang ke Museum
diteliti di laboratorium. Mulai tahun
Geologi
1922
meningkat, khususnya pelajar.
penyelidikan
Indonesia
geologi
semakin
di
Namun
setiap
demikian,
tahunnya
terus
meningkat
sehingga contoh batuan, mineral dan
Museum
fosil yang dikumpulkan dari berbagai
meningkatkan pelayanannya kepada
daerah di wilayah Indonesia semakin
masyarakat,
melimpah. Berbagai contoh tersebut
pengembangan yang dirintis sejak
memerlukan tempat khusus untuk
tahun 1993 atas kerja sama antara
didokumentasikan,
pada
pemerintah
Indonesia
tahun 1928 dibangunlah gedung
pemerintah
Jepang,
yang
renovasi
gedung,
laboratorium geologi di Rembrand
sistem
dokumentasi
Straat (sekarang Jl. Diponegoro).
pengembangan
Gedung ini dirancang dengan gaya
pengenbangan sistem edukasi dan
arsitektur “art deco” oleh arsitek
pengembangan program penelitian
Belanda
koleksi.
sehingga
diperuntukkan
Ir.
H.
Schouwenburg.
bagi
Menalda
van
Kemudian timbul
Geologi
berupaya
dengan
rencana
dengan meliputi:
pengembangan
sistem
koleksi, peragaan,
Renovasi gedung dan
pengembangan
peragaan
yang
suatu gagasan untuk memperlihatkan
pekerjaan fisiknya dimulai pada 2
koleksi tersebut kepada masyarakat
November 1998 dapat diselesaikan
luas, sehingga pada 16 Mei 1929
pada pertengahan Agustus 2000.
bertepatan dengan Kongres Ilmu
Pada 22 Agustus 2000, Museum
Pengetahuan
Geologi
Pasifik
diresmikanlah sebagai
geologi
gedung dengan
ke
IV,
diresmikan
kembali
tersebut
pembukaannya oleh Ibu Megawati
lemari-
Soekarnoputri. 5
Dengan
adanya
pengembangan ini luas bangunan menjadi
6000
sepertiganya
m
2
sekitar
7) Melakukan kerjasama
dimana 2000
m
dan
2
pelayanan
difungsikan sebagai ruang peragaan sehingga
diharapkan
memberikan jasa
permuseuman
Museum
Geologi dapat memenuhi kebutuhan
Data Koleksi Museum
pengunjung
Koleksi Museum Geologi dibagi dalam 4 ruangan, yaitu Ruangan Sejarah Kehidupan, Ruangan Geologi Indonesia, Ruangan Sumber Daya Geologi, dan Outdoor Exhibition.
dan
pengguna
jasa
Museum Geologi lainnya.
Visi: Menjadi sumber informasi geologi Indonesia.
1) Ruang Sejarah Kehidupan Ruang
Misi: 1)
Sejarah
menggambarkan Melakukan dokumentasi dan
dimulai sejak kelahiran bumi 4,6
2) Melakukan penelitian
serta
milyar tahun yang lalu, terbentuknya
dan
keragaman
litosfer,
geologi
sekitar
pengembangan
tahun
lalu,
yang diwakili oleh fosil tertua yaitu stromatolit.
koleksi museum.
Kemudian
Memberikan edukasi
ditampilkan
pula
perkembangan kehidupan dari zaman
dan menyebarluaskan
ke zaman, mulai dari kehidupan di
informasi kegeologian Melakukan
milyar
hidrosfer
dan bakteri sekitar 3,5 tahun lalu dan
mengkomunikasikan
5)
3,8
dan
mikro-organisme sejenis ganggang
Memperagakan, memamerkan
4)
atmosfer
munculnya kehidupan awal berupa
museum 3)
perkembangan
kehidupan di muka bumi yang
konservasi koleksi geologi
koleksi
Kehidupan
dalam air hingga migrasi ke darat,
pameran
mulai dari organisme bersel satu
museum & geologi
hingga organisme bersel banyak,
6) Melakukan pengelolaan
mulai dari hewan invertebrate hingga
museum kegeologian 6
vertebrata, mulai dari tumbuhan paku
terbentuknya danau Bandung purba
hingga tumbuhan berbunga.
(Situ Hiang) dan berbagai fosil yang ditemukan di wilayah Bandung.
Gambaran kehidupan dari zaman ke zaman sejak masa Pra-Kambrium,
2) Geologi Indonesia
kemudian
Peragaan diawali
dilanjut
dengan
masa
dengan proses
kehidupan purba (Paleozoikum) yang
pembentukan bumi dalam tata surya
meliputi
keluarga
zaman
Kambrium,
matahari.
Di
sini
Ordovisium, Silur, Devon, Karbon
ditampilkan koleksi meteorit dan
dan Perem yang diwakili dengan
tektit.
Selanjutnya digambarkan
fosil
tentang
perkembangan
trilobit.
Masa
pertengahan
kepulauan
(Mesozoikum) yang terdiri dari 3
Indonesia sejak 50 juta tahun lalu
zaman: Trias, Jura, dan Kapur yang
hingga kondisinya sekarang menurut
lebih
masanya
teori tektonik lempeng terkait dengan
bumi,
keberadaan kepulauan Indonesia di
diwakili oleh fosil Tyrannosaurus
antara 3 lempeng tektonik: Eurasia,
rex (T-rex).
Pasifik
dikenal
Dinosaurus
sebagai menguasai
dan
menyebabkan
Indo-Australia terjadinya
yang
berbagai
Masa sekarang (Kenozoikum) yaitu
fenomena geologi seperti gempa
zaman Tersier yang diwakili oleh
bumi, tsunami dan aktivitas gunung
berbagai
api.
fosil
moluska
dan
foraminifera, serta zaman Kuarter yang ditandai dengan kemunculan
Fenomena dan gejala geologi utama
hewan
dari masing masing pulau besar di
mamalia
(Sinomastodon,
seperti
gajah
elephas,
dan
Indonesia
di
jelaskan
di
sini.
Stegonodon), badak (Rhinoceros),
Sumatra dengan sesar besarnya yang
kudanil
memanjang
(Hippopotamus),
kerbau
dari
Aceh
hingga
(Bubalus) dan kura-kura raksasa
Palembang, Kalimantan dengan delta
(Geochelone).
Mahakamnya,
Jawa
dan
Nusa
Tenggara dengan goa kars dan Bagian ini diakhiri dengan sejarah
gunung apinya, Sulawesi dengan
geologi Bandung yang mengisahkan
bentuknya yang seperti huduf “K”. 7
Papua
dengan
pegunungan
bagi
Jayawijaya yang diselimuti salju.
kehidupan
manusia.Sumber
daya mineral meliputi berbagai jenis mineral
logam
dan
non-logam,
Di ruangan ini juga terdapat ruangan
termasuk
yang menampilkan berbagai jenis
batumulia.Sumber
dan
maupun
meliputi energy konvensional seperti
batuan beserta cara mengenalnya.
minyakbumi, gas bumi dan batubara
Beberapa
sangat
serta energi alternatif seperti panas
menarik karena mempunyai bentuk
bumi.Sumber daya air khususnya air
kristal yang khas seperti kristal
tanah merupakan potensi yang sagnat
kuarsa,
dibutuhkan bagi kelangsungan hidup
klasifikasi
mineral
jenis
mineral
ametis
dan
pirit.
Digambarkan juga berbagai kegiatan
di
dalamnya daya
energy
manusia.
geologi baik di lapangan maupun di studio
dan
laboratorium.
Konsep utama perancangan area
Ditampilkan pula peralatan geologi
pamer lantai-2. Sayap barat Museum
yang biasa digunakan dan hasil-hasil
Geologi
publikasi geologi.
penggabungan anatar geologi dan
adalah
„GeoDigi‟
yaitu
digital yang dikemas sebagai sajian Ada juga bagian dimana berisi
bersifat edutainment.
penjelasan
bagaimana
untuk mengoptimalkan penggunaan
terbentuknya gunung api, bahan-
teknologi digital ke dalam area
bahan letusan serta informasi 129
pamer benda geologi untuk lebih
gunung api aktif di Indonesia dengan
leluasa
sajian
informasi kegeologian secara tidak
tentang
maket
Gunung
Bromo-
dalam
mengingat
Konsep ini
mengeksplorasi
Semeru, Gunung Batur, Gunung
terbatas
keterbatasan
Anak Krakatau, Gunung Merapi dan
ruang pamer yang tersedia.
Gunung Tangkuban Parahu. 4) Manfaat dan Bencana Geologi 3) Sumber Daya Geologi
Di sini akan disuguhkan berbagai
Mengupas berbagai jenis potensi
manfaat geologi bagi kehidupan
sumber daya mineral dan energi serta
manusia begitu juga dengan bencana
air tanah yang sangat bermanfaat
alam geologi yang mungkin terjadi 8
seperti gempabumi, tsunami, gunung
Data Khalayak Sasaran
meletus dan gerakan tanah (longsor).
Demografis. Pelajar SMP usia 12-15 tahun. Jenis
5) Outdoor Exhibition
kelamin laki-laki dan perempuan.
Di beberapa sudut strategis di luar
Kalangan menengah keatas.
Museum Geologi terpajang koleksi
Geografis.
batuan dan fosil kayu.
Koleksi
Pelajar SMP yang berdomisili di
batuan berupa bongkah batugamping
Kabupaten Ngada, khususnya yang
endapan laut dalam.
berada di perkotaan.
Koleksi fosil
kayu langka yang didatangkan dari
Psikografis.
Sukabumi
Menyukai geologi. Membutuhkan
dan
Banten
dipajang
sebagai ornament dan ciri Museum
informasi mengenai geologi.
Geologi.
Behavior.
Ada juga Taman Siklus
Batuan yaitu sebuah taman yang
Gemar
dibangun
berwisata.
di
halaman
Geologi
mengamati
objek
ketika
dikemas sebagai sarana rekreasi dan istirahat yang memajang berbagai
Analisis
jenis batuan baik batuan beku,
Analisis
sedimen maupun metamorf dengan
analisis SWOT untuk mengetahui
susunan menurut “Siklus Batuan”
kekuatan,
yang dihiasi dengan tanaman fosil
dan
hidup jenis paku-pakuan. Di sebelah
Geologi.
taman tersebut juga terdapat arena Penggalian Fosil Interaktif, yaitu sarana bermain untuk anak-anak berupa kolam pasir yang diisi replika fosil
vertebrata
pengenalan pencarian,
sebagai
interaktif penggalian
ajang kegiatan dan
rekonstruksi fosil.
9
menggunakan
kelemahan,
ancaman
dari
tabel
peluang Museum
Tabel Analisis SWOT Eksternal Opportunity a. Merupakan satu-satunya Museum Geologi yang ada di
Threat a. Kurang optimalnya media visual dari Museum Geologi
Indonesia. b. Masyarakat belum tahu betul b. Secara khusus belum memiliki
koleksi dari Museum Geologi
pesaing secara langsung c. Bisa menjadi sumber informasi Geologi yang sangat bermanfaat.
Internal Strength a. Memiliki banyak koleksi
S-O
S-T
Memanfaatkan informasi dari
Mengoptimalkan media informasi
geologi yang tidak ada di
koleksi yang tidak dimiliki oleh
dari Museum Geologi, dengan
tempat lain.
tempat lain untuk disebarluaskan.
demikian masyarakat khususnya
b. Berada di pusat Kota
pelajar akan mengetahui dan dapat
Bandung.
mendapatkan informasi dari koleksi
c. Memiliki ruang peragaan
yang ada di Museum Geologi.
yang interaktif dan menarik.
Weakness
W-O
10
W-T
a. Media informasi masih perlu dilengkapi. b. Media Informasi berupa xbanner masih kurang efektif
Membuat media informasi menarik
Membuat media informasi yang
dan informatif sehingga dapat
dapat membuat pengunjung
dapat membuat pengunjung atau
mengetahui isi dari Museum
peserta sosialisasi Museum
Geologi dan bisa mendapatkan
Geologi dapat mengetahui
informasi geologi dari Museum
informasi mengenai koleksi
Geologi secara optimal.
Museum.
Konsep Perancangan
Untuk
Konsep Komunikasi
penulis
Berdasarkan hasil analisis yang telah
komunikasi yang dibagi dalam 3 tahap,
dilakukan pada bab sebelumnnya,
yaitu yang pertama adalah tahap
Perancangan
Tugas
kognitif, dimana keberadaan media
dimaksudkan
untuk
Akhir
ini
mengenalkan
peserta pada koleksi dari
mencapai
tersebut,
menggunakan
informasi
Museum
tujuan
strategi
Museum Geologi
dapat
memberikan informasi seputar koleksi
Geologi Bandung.
dari
Museum
Geologi
Tujuan dari perancangan konsep pesan
informatif, sehingga para peserta dapat
Museum Geologi adalah:
mengetahui
1. Menginformasikan ilmu geologi
koleksi Museum.
informasi
secara
mengenai
dan koleksi Museum Geologi,
Strategi kedua adalah tahap
khususnya koleksi unggulan yang
yaitu dengan melihat media informasi
tidak ada di tempat lain.
Museum Geologi, peserta menjadi
2. Meningkatkan
wawasan
dan
afektif,
senang mempelajari ilmu geologi.
pemahaman tentang ilmu Geologi
Yang
dan nilai Museum
behavioral, pada akhirnya pelajar akan
3. Meningkatkan
minat
untuk
tertarik
mempelajari ilmu Geologi
geologi.
11
terakhir
untuk
adalah
mempelajari
tahap
ilmu
Konsep Kreatif
visual disusun dengan komposisi yang
Perancangan media visual ini diangkat
baik dan seimbang.
dengan kata kunci “fosil”. Pendekatan
Warna.
fosil ini dianggap cocok karena cukup
Konsep warna yang digunakan dalam
mewakili elemen visual dari Museum
perancangan media visual ini adalah
Geologi. Pendekatan visual dilakukan
warna coklat, kuning tua, kuning
dalam pemilihan warna, dan juga
muda, colat muda, krem, merah dan
penggambaran ilustrasi.
putih. Pemilihan warna ini dianggap paling mewakili konsep kreatif.
Konsep Visual
Tipografi.
Layout.
Konsep
Layout pada perancangan media visual
dalam
ini terdiri dari elemen teks dan elemen
adalah dengan menggunakan huruf
visual. Elemen Visual menggunakan
“Fairview” untuk bagian head, dan
ilustrasi digital. Setiap elemen teks dan
huruf “Bodoni MT” untuk body.
Hasil Perancangan Buku Panduan.
12
tipografi perancangan
yang
digunakan
kampanye
ini
Buku Catatan.
Kaos.
Topi.
Totebag.
Ballpoint.
Media Sosial.
Spanduk.
13
Sign System.
Backdrop.
X-Banner.
Poster.
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Perancangan tugas akhir ini diharapkan dapat membantu Museum Geologi dalam mensosialisasikan koleksi museum agar lebih diketahui oleh khalayak, khususnya di Kabupaten Ngada, sehingga manfaat dari sosialisasi ini dapat tersampaikan dengan optimal.
Ardianto, et. al. (2009). Komunikasi Massa:
Suatu
Pengantar.
Bandung:
Simbiosa
Rekatama Media. Effendi, Onong U. (2009). Ilmu Komunikasi: 14
Teori
dan
Praktek.
Bandung:
PT
Kencana
Remaja Rosda Karya. Hembree,
Ryan
(2008).
The
Rakhmat,
Jalaludin.
(2011).
Complete Graphic Designer:
Psikologi
A Guide to Understanding
Bandung: PT Remaja Rosda
Graphics
Karya.
and
Visual United
Publishers,
a
member
Penerapannya. Jakarta: PT
of
Gramedia Pustaka Utama.
Quayside Publishing Group. Kotler, Philip dan Kevin
Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain
Lane
Komunikasi Visual – Teori
Keller. (2009). Manajemen
dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pemasaran: Jilid 1 Edisi 13.
ANDI.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Kotler, Philip dan Kevin
Venus, Antar. (2009). Manajemen Lane
Kampanye:
Keller. (2009). Manajemen
Mengektifkan
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bandung:
Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar
http://goo.gl/OE4NbD
(2004).
http://hilmo22.wordpress.com/2008/
Design:
Methods
Practice.
New
09/09/my-destiny/
and York:
http://belajaritutiadaakhir.blogspot.c
Allworth Press. Morrissan. Periklanan:
Simbiosa
http://goo.gl/6qbglS
Yogyakarta: ANDI
Principles,
Kampanye.
Rekatama Media.
Desain Komunikasi Visual.
Communication
Panduan
Teoritis dan Praktis dalam
Pemasaran: Jilid 2 Edisi 13.
Frascara.
Komunikasi.
Rustan, Surianto. (2009). Layout dan
States of America: Rocport
M.A.,
Media
Group.
Communication.
Jorge,
Prenada
om/2011/08/museum-diindonesia.html
(2010). Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta: 15