Perancangan Media Informasi Wisata Kabupaten Semarang Berbasis Multimedia
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Taupan Dwi Dharma Rahman (692011024) Anthony Y.M. Tumimomor S.Kom., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2016
Perancangan Media Informasi Wisata Kabupaten Semarang Berbasis Multimedia 1)
Taupan Dwi Dharma Rahman., 2)Anthony Y.M. Tumimomor., Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711. Indonesia
Email: 1)
[email protected]. 2)
[email protected].
Abstract The tourism in semarang Regency is one of interesting tourist destinations due to its high potentials of the tourism itself. However, the result of the previous research, there was no media which gave detailed information about the tourism in Semarang. It is because the Tourism and Cultural (dinas golei dewe ek ra salah distrik) in Semarang Regency only used printed media to promote the tourist destination in Semarang, such as Bhrocures and Pamflets. It made the tourist difficult to get the information about the places. Due to the lack of promotion and guidance, many tourits do not visit the tourism in Semarang. Based on that case, this study is aimed to make a better media in promoting tourism in Semarang that will give detailed information about the tourism. By Using this media, the tourists will easily find out the tourist destination. Abstrak Wisata Kabupaten Semarang adalah salah satu destinasi wisata yang memiliki banyak memiliki potensi wisata yang sedang berkembang. Namun berdasarkan hasil penelitian awal, ternyata belum ada media yang menjelaskan lebih detail mengenai wisata unggulan dan wisata yang sedang berkembang, karena Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang masih menggunakan media informasi cetak yaitu brosur dan pamflet sehingga membuat calon wisatawan kesulitan untuk mendapatkan informasi dan penyebaran informasi wisata yang terbatas. Berdasar dengan permasalahan yang ada maka diperlukan media informasi yang lebih menarik dan lebih luas penyebarannya. Dengan menggunakan metode mix method dan metode prototype maka dapat menghasilkan media informasi wisata Kabupaten Semarang yang dapat diakses oleh calon wisatawan domestik ataupun mancanegara Kata Kunci : Media informasi, Wisata Kabupaten Semarang
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2
3
4
5
6
7
1. Pendahuluan Kabupaten Semarang berada pada letak yang strategis yaitu sebelah selatan kota semarang ibukota jawa tengah. Kabupaten Semarang memiliki nilai jual lebih daripada wilayah lain yang berada di Jawa tengah, terutama di bagian wisata alam. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yayuk yang bekerja pada bagian promosi wisata di Dinas pariwisata dan kebudayaan menyebutkan informasi tentang lokasi wisata di Kabupaten Semarang masih menggunakan media cetak yaitu brosur dan pamflet. Brosur yang disediakan tidak tersebar dengan baik karena hanya diberikan jika datang ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan saja. Selain itu beberapa lokasi wisata di Kabupaten Semarang masih kurang dalam penyampaian informasinya, padahal memiliki potensi wisata yang menarik untuk di kunjungi. Dampak dari kurangnya penyebaran informasi menjadikan beberapa lokasi wisata yang akan berkembang kurang dikenal oleh wisatawan. Maka diperlukan sebuah media yang dapat memberikan informasi wisata yang lengkap dan menarik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi berbasis multimedia dalam perancangan media informasi wisata. Dengan media informasi tersebut informasi lokasi wisata yang ada dapat diterima oleh masyarakat luas. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, untuk mengatasi hal-hal yang demikian, maka diperlukan usaha-usaha penyampaian informasi yang dikemas dengan menarik mengenai informasi wisata Kabupaten Semarang. Media informasi digunakan untuk mempermudah calon wisatawan yang akan mengunjungi wisata-wisata di Kabupaten Semarang. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian Pertama yang berjudul Perancangan media promosi pariwisata berbasis multimedia (Kabupaten Poso). Latar belakang masalah yang dimiliki adalah media promosi wisata kabupaten poso menggunakan multimedia masih memiliki kekurangan dari sisi penjelasan lokasi wisata tersebut dan video kurang memiliki sinematografi yang menarik [1]. Penelitian kedua yang penelitian ini yang berjudul rancang bangun sistem informasi wisata bersejarah menggunakan android. Latar belakang masalah yang dimiliki adalah letak lokasi menggunakan GPS, namun informasi tentang wisata sangat kurang, tanpa ada foto atau video, deskripsi pun sangat sedikit sekali dan interface kurang menarik karena dengan mode satelit saja [2]. Keunggulan dari penelitian ini adalah memiliki konten terkonsep seperti pada konten foto memiliki komposisi dan lightning yang baik, selain itu dari segi video juga memiliki sinematografi yang baik. Selain dari segi konten adalah layout dari media informasi, penggunaan warna yang sederhana dan penataan layout yang lebih menarik. Media dijelaskan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan informasi adalah sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
8
menggambarkan suatu kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan [3]. Multimedia merupakan penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu dan koneksi, sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi [4]. Agar bisa dikatakan multimedia jika terdapat beberapa komponen, Teks merupakan bentuk data multimedia yang paling mudah dikendalikan dan disimpan, kebutuhan teks pada bergantung pada kegunaan aplikasi multimedia. Gambar berfungsi sebagai ikon dan untuk menampilkan objek pada multimedia. Video berfungsi sebagai penyampaian informasi yang lebih komukatif dibandingkan dengan gambar biasa. Suara berfungsi sebagai pelengkap pada multimedia [5]. Dalam perkembangannya, multimedia dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan teknik pengoprasiannya, Multimedia digital dibagi menjadi 3 jenis yaitu multimedia yang bertujuan pengguna dapat mengontrol apa dan kapan elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau di tampilkan. Selanjutnya multimedia hiperaktif adalah multimedia yang mempunai suatu struktur dari elemen-elemen terkait dengan pengguna yang dapat mengarahkannya. Multimedia jenis ini mempunyai banyak tautan atau link menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada. Selanjutnya multimedia linear adalah pengguna hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir [6]. Action Script 3.0 adalah generasi ke 3 dari actionscript yang merupakan bahasa pemrograman yang diperkenalkan khusus untuk platform flash. AS 3.0 memiliki beberapa keunggulan diantaranya sudah menerapkan konsep object oriented programing sehingga dalam perancangan script lebih teratur dan terstruktur. AS 3.0 lebih cepat dalam hingga 10x daripada generasi sebelumnya dalam pemrosesan data. Juga adanya dukungan Application Programming Interface untuk mempermudah pembuatan program dengan menggunakan basic flash [7]. Wisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, yang bersifat sementara dan dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu [8]. Kabupaten Semarang berada di jawaberada di Jawa Tengah dan terletak sebelah selatan dari Kota Semarang,Kabupaten Semarang memiliki ibu kota yang berada diwilayah ungaran. Kabupaten Semarang memiliki batas wilayah untara adalah Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Batas wilayah timur Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Boyolali. Batas Selatan Kab.Boyolali dan Kab, Magelang. Batas barat Kabupaten Magelang dan Kab.Kendal. Luas wilayah Kabupaten Semarang 950,21 Km2. Memiliki 19 kecamatan, 28 Kelurahan 209 Desa. Lokasi Lokasi wisata di Kabupaten Semarang terbagi berbagai wilayah seperti ungaran sendiri memiliki wisata alam seperti hutan penggaron,air terjun curug lawe,air terjun semirang, Selanjutnya kecamatan Bergas memiliki objek wisata sejarah dan alam menjadi satu seperti air panas dan candi ngempon. Kecamatan tuntang memiliki wisata keluarga goa rong yang menyajikan
9
pemandangan rawa pening dan matahari terbenam. Lalu ambarawa memiliki wisata sejarah stasiun ambarawa. Getasan memiliki wisata alam air terjun 7 bidadari. Bandungan sendiri memiliki wisata alam candi gedong 9,umbul sidomukti. Tengaran memiliki wisata mata air senjoyo [8]. 3. Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam perancangan ini adalah Mixed method. Mixed method merupakan metode yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, karena dalam pengambilan data diperlukan wawancara ke narasumber dan diperlukan pengambilan kesimpulan melalui kuesioner. Pendekatan kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan dengan pengambilan data berupa wawancara. Metode kualitatif adalah dilakukan wawancara kepada ibu Yayuk selaku kepala Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang untuk mencari informasi tentang info lokasi wisata, jumlah pengunjung wisata serta penyebaran informasi. Hasil dari pengolahan data akan digunakan sebagai dasar perancangan media informasi Kabupaten Semarang. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisa masalah dan mendapat kesimpulan bahwa: Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penggunaan riset yang baku dengan melakukan kuesioner atau riset. Pada metode kuantitatif didapatkan hasil bahwa - Teknik penyebaran informasi masih menggunakan media cetak yaitu brosur dan pamflet - Mendapatkan jumlah data statistik pengunjung pada tahun 2014 berjumlah 2.763.109 orang dari wisatawan nusantara, dan 5828 orang dari wisatawan manca Negara dimana 80% wisatawan tertarik dengan wisata alam. - Lokasi wisata belum memiliki informasi detail dan lengkap - Kurangnya informasi pada wisata yang sedang berkembang - Responden masih kesulitan dalam mencari informasi wisata di Kabupaten Semarang - Responden membutuhkan sebuah media yang efektif mencakup detail wisata Metode Pengembangan Sistem Untuk pengembangan sistem menggunakan metode prototype, metode prototype adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang – ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis [9]. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem. Gambar metode prototype dapat dilihat pada gambar 1.
10
Gambar 1 Metode prototype
Tahapan – Tahapan prototype Tahapan metode prototype adalah sebagai berikut: Listen to Customer Langkah pertama pengembangan sistem ini adalah Listen to Customer pada tahap ini melakukan pengumpulan data, dengan melakukan wawancara dengan bagian promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. Dari wawancara maka didapatkan hasil yaitu dalam penyebaran informasi masih dalam lingkup kecil karena pihak Dinas masih menggunakan media cetak yaitu brosur dan pamflet sehingga belum tersampaikan informasi mengenai potensi wisata yang sedang berkembang. Selain itu dilakukan pengumpulan data secara primer dan sekunder. Untuk data primer didapatkan didapatkan dengan wawancara kepada Ibu yayuk selaku kepala dinas pariwisata dan didapatkan hasil seperti pengelompokan jenis wisata,hasil pendapatan tiap-tiap lokasi dan data statistik pengunjung pada tahun 2014. Selain wawancara didapatkan berupa brosur, pamphlet dan observasi langsung ke lokasi wisata Untuk data sekunder digunakan sebagai penunjang, data sekunder didapatkan dari buku dan internet. Build/Revise Mockup Langkah selanjutnya adalah proses perancangan Prototype media informasi, dalam tahap ini dilakukan proses perancangan sesuai dengan data yang diperoleh, dari hasil diskusi dengan pihak dinas maka yang dijadikan sample adalah curug lawe Perancangan Konten Dari hasil diskusi dengan pihak dinas dipilih curug lawe sebagai contoh, perancangan media dan konten. Dalam hal ini diperlukannya sebuah media informasi yang mencakup detail wisata yang berisi foto, video, deskripsi dan peta untuk menarik minat wisatawan yang akan berkunjung. Media yang dirancang ini dihadirkan untuk memperkenalkan informasi kepada masyarakat akan keindahan wisata di Kabupaten Semarang dengan memanfaatkan teknologi multimedia sehingga dalam mencari informasi akan lebih menarik. Sebelum perancangan media maka diperlukan perancangan konten terlebih dahulu. Proses perancangan konten media di bagi menjadi 3 tahapan yaitu pra produksi, produksi, pasca produksi. Dilakukan proses awal yaitu pra produksi yang pertama ide, berdasarkan analisa data yang diperoleh dari Dinas dan data
11
dari lapangan maka dalam perancangan konten akan memberikan informasi berupa deskripsi, foto, dan peta yang menunjukan lokasi wisata tersebut dan ada lokasi tertentu menggunakan video seperti curug lawe. Interface adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan – tahapan peristiwa, sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Perancangan interface dari curug lawe adalah sebagai berikut. Menampakan kecerahan langit awan dan hangatnya sinar matahari menampilkan keindahan kesegaran curug lawe, seseorang bertemu dengan penduduk yang pulang dari kebun,dalam perjalanan melihat keindahan alam sekitar hijaunya hutan, segarnya air dan keindahan air terjun, seseorang terpana dengan keindahan air terjun dan kesegaran airnya dan dia berjalan ke batu yang tinggi untuk menikmati pemandangan dari atas,seseorang mandi di kolam alami dengan penuh kesegaran yang dengan ditemani oleh alam yang sangat sejuk, segar dan air yang sangat jernih. Seseorang berada di gardu pohon dengan melihat keindahan alam. Seseorang berjalan menuju air terjun dan melihat keindahan air terun dari dekat. Setelah proses perancangan stroryline maka dilakukan perancangan treatment cerita. Treatment Curug Lawe Benowo Kalisidi adalah memberikan uraian ringkas secara deskriptif tentang bagaimana suatu episode cerita antar rangkaian peristiwa pembelajaran yang akan dikerjakan dengan deskriptif singkat [10]. A. Waktu - Siang Hari Awan bergerak terik matahari menunjukkan hangatnya dan cerahnya hari pada siang hari. B. Waktu - Siang Hari Keindahan air terjun yang terus mengalir mengikuti jalannya siang hari C. Waktu - Siang Hari - jalan menuju air terjun Perjalanan menuju air terjun dengan sapaan dari warga yang berjalan dengan ramahnya. D. Waktu - Siang Hari - jalan menuju air terjun Tinggi pepohonan sepanjang jalan yang dilintasi selama perjalanan E. Waktu - Siang Hari - Sungai Arus air sungai yang mengalir dan menyegarkan F. Waktu - SIang Hari - Air Terjun Benowo Dari balik pepohonan suara air dan air terjun yang terlihat dibalik pepohonan G. Waktu - Siang Hari - Air Terjun Benowo Dari balik batang pohon mendekati air terjun H. SIang Hari - Air Terjun Lawe Gemericik air dari balik batu , terlihat batu yang basah karena percikan airnya I. Siang Hari - Perjalanan menuju Air terjun Batang pohon yang terlihat melengkung dilewati dengan rindangnya pepohonan J. Siang Hari - Air Terjun Benowo Arus air yang deras terlihat menyegarkan bergerak cepak seakan terlintas waktu begitu cepat.
12
K. Siang Hari - Air Terjun Benowo Terlihat dari kejauhan seseorang yang mendaki bebatuan meniti jalan menuju air terjun L. Siang Hari - bendungan air air Terjun Lawe Seseorang yang hanya mengenakan celana pendek melompat kedalam air dengan kaki ditekuk dan tangan di lututnya. saat dia masuk kedalam air cipratan air terlempar kesegala arah M. Siang Hari - bendungan air air Terjun Lawe Seseorang berenang di bendungan terlihat dari balik dedauan nampak dari atas. N. Siang Hari - Pondok peristirahatan Batang pohon yang tinggi dan rindangnya pepohonan lain terlihat papan penunjuk rest area O. Siang Hari - Rest Area Seseorang berjalan dari dalam gubug rest area untuk melihat keluar dari dalam gubug. P. Siang Hari - Jalan menuju Air Terjun Batang pohon yang tumbang terlihat begitu panjang dan tinggi dibalik rindangnya dedaunan dapat terlihat langit biru dan cahaya matahari yang hangat. Q. Siang Hari - Air Terjun Lawe Seseorang berjalan menuju air terjun lawe R. Siang Hari - Bendungan Air Terjun Seseorang muncul dari dalam air setelah berenang dari bendungan terlihat begitu menyegarkan. S. Siang Hari - Air Terjun Lawe Gemericik air terjun terlihat dari balik pohon kayu T. Siang Hari - Air Terjun Lawe seseorang berdiri dengan menengadakan kepalanya menghadap ke atas melihat air terjun . Setelah perancangan treatment, maka dilakukan perancangan storyboard yang berfungsi untuk menggambarkan secara garis besar bagaimana video akan ditampilkan. Storyboard video dapat dilihat pada tabel 2. No
Shoot/angle/mov ing Close up / Frog eye/ Still cam
Timelin e 0.010.04
2
Extreme long shoot / Frog eye / panning
0.050.08
Mengalirnya air terjun
3
Closeup / normal angle / follow object
0.090.11
Berjalan dan berpapasan dengan warga
1
Scene
13
Deskripsi Kecerahan awan dan hangatnya sinar matahari
4
long shoot /Frog eye/ panning left
0.120.14
Detail dari pohon yang
5
long shoot /normal angle / timelapse paning left extreme long shoot / Frog eye / Timelapse paning right long shoot / Frog eye / paning left
0.140.19
air mengalir diantara bebatuan
0.200.22
air terjun curug benowo
0.230.25
Pepohonan dengan background air terjun
8
Closeup / low angle / camera paning right
0.260.30
air terjun lawe dari dekat
9
medium shoot / Frog eye / Tracking object in out medium closeup / normal angle / timelapse panning left extreme long shoot / normal angle / moving still cam medium shoot / Frog eye / tracking object in out medium Long shoot / bird eye / stilll cam dan framing total shoot / Frog eye / tracking object out
0.310.33
Mengambil gambar pohon melengkung
0.340.38
Air mengalir di sungai kecil
0.390.43
Seseorang berjalan keatas batu
0.440.49
Seseorang terjun dari batu ke sungai
0.500.52
Seseorang sedang berenang
0.530.55
Mengambil gambar pohon
15
total shoot / Frog eye / Tracking object in out
0.560.58
Mengambil gambar gubug tempat istirahat
16
total shoot / Frogeye / panning left
0.591.01
Air terjun curug lawe
17
extreme long shoot / normal angle / follow object
1.011.03
Seseorang berjalan ke batang pohon
6
7
10
11
12
13
14
14
18
medium closeup / normal angle / Still cam
1.041.07
19
medium closeup / normal angle / panning left
1.081.10
20
total shoot / normal angle / tilting up
1.111.15
Seseorang muncul dari dalam sungai dan mengusap muka dengan ekspresi penuh kesegaran Framing dari kayu yang lapuk melihat air terjun Seseorang melihat air terjun diatas pohon
Tabel 1 Storyboard
Produksi Setelah tahap storyboard maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap produksi video. Dalam tahap produksi adalah tahap pengambilan gambar. Proses pengambilan gambar mengambil adegan sesuai dengan storyboard mulai dari shoot, angle, dan moving. Sehingga dalam proses produksi lebih teratur dan terarah. Pasca Produksi Selanjutnya dilakukan tahap pasca produksi yaitu proses tentang editing video. Dalam penentuan konsep editing diawal proses menggunakan teknik color grading. Color grading adalah proses mengubah dan meningkatkan warna dari gambar gerak, gambar televisi, atau gambar media elektronik, foto .Dalam editing video menggunakan color grading , color grading adalah proses mengubah dan meningkatkan warna dari gambar gerak, gambar televise atau gambar media elektronik, dan foto digital. Proses color grading dilakukan dengan memilih highlight, midtone pada objek video agar kestabilan warna dasar dan cenderung warna warna hangat. Hasil yang telah diberikan color grading dapat dilihat pada gambar 2.
(sebelum)
(sesudah)
Gambar 2 Proses color grading sebelum dan sesudah
Setelah proses color grading maka dilakukan penataan sequence per scene untuk digabungkan menjadi sebuah video yang dapat dinikmati. Selanjutnya dalam perancangan video ini bertemakan tentang alam maka dipilih backsound yang sesuai yaitu dengan musik jenis instrument yang lembut sehingga akan membangun suasana pada video.
15
Perancangan media Informasi Pada tahap ini adalah proses membangun media informasi yang menjadi wadah untuk informasi yang akan disajikan. Kerangka diagram alur media informasi dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Diagram alur menu
Dalam setiap lokasi wisata terdapat menu yang berisi deskripsi,foto,peta dan beberapa lokasi menggunakan video. Untuk sub menu deskripsi berfungsi untuk memberikan informasi singkat berupa tulisan, foto berfungsi untuk menampilkan gambar visual dari lokasi wisata, video memberikan visual bergerak untuk menampilkan beberapa detail keindahan lokasi wisata. Selain itu ada peta yaitu menunjukan bagaimana cara menuju ke lokasi wisata dengan memberikan informasi berupa jalan yang akan dituju. Wisata alam terdiri dari curug lawe, senjoyo, kali pancur, dan rawa pening. Selanjutnya wisata sejarah terdiri dari gedong 9, museum palagan, kerep, nyatyono, museum kereta api ambarawa, candi ngempon. Selanjutnya Wisata keluarga terdiri umbul sidomukti, bukit cinta. Selanjutnya Profil Dinas adalah memberikan informasi tentang Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang. Perancangan User interface dalam media informasi dilakukan agar mempermudah dalam proses perancangan. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi daninformasi (input) dari pemakai, juga memberkan informasi (output) kepada pemakai. Antarmuka yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) penting sekali terutama bagi pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar. Pada perancangan user interface menggunakan tombol untuk
16
melakukan navigasi – navigasi menu.Gambar user interface dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 User interface
Keterangan: Label 1 = Pada label ini bertuliskan Welcome . Label 2 = Pada label ini bertuliskan Pariwisata Kabupaten Semarang. Label 3 = Pada label ini bertuliskan Kabupaten Semarang. Label 4 = Pada label ini bertuliskan Surganya Jawa Tengah. Video = Pada kolom video menampilkan video wisata kabupaten semarang. Button 2 = tombol navigasi untuk masuk ke menu. Customer Test – Drives Mockup Langkah terakhir adalah proses pengujian dari hasil perancangan media informasi wisata. Proses pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah proses perancangan sudah bisa di terima atau masih ada evaluasi. Jika customer menyetujui maka proses sudah selesai, namun jika masih mendapatkan evaluasi maka kembali lagi ke tahap Build/Revise untuk dilakukan pembenahan. Dokumentasi Prototype Dalam pengembangan sistem maka setelah proses perancangan selesai akan diujikan kepada pelanggan secara langsung. Dokumentasi hasil prototype sebagai berikut: A. Prototype 1
Gambar 5 Prototype 1
Prototype 1 mendapatkan evaluasi bahwa tampilan background dengan gambar rawa pening masih kurang mewakili akan kesegaran dari wisata Kabupaten Semarang. Selain itu pemilihan warna dan tombol masih kurang tepat sehingga warna antara background kurang bisa menyatu. Untuk susunan pilihan menu icon yang digunakan tidak terlalu jelas, dalam pengujian masih sulit untuk 17
membedakan icon yang digunakan. Font di menu utama terlalu kecil dan warna kurang sesuai dengan background, tombol untuk masuk ke menu utama juga tidak sesuai dengan background B. Prototype 2
Gambar 6 Prototype 2
Pada prototype ini pelanggan merasa layout yang digunakan terlalu rumit, warna layer tidak memberikan gradasi sehingga kurang menarik untuk dipandang juga button yang seharusnya pada gambar langsung. Selain itu font tidak terlihat jelas. Oleh dinas meminta peta kabupaten semarang di hapus dan di gantikan profil dari dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang, karena peta sudah ada ditiap tiap lokasi. C. Prortotype 3
Gambar 7 Prototype 3
Pada prototype ini pelanggan sudah dapat menerima,karena dari segi layout sudah sangat menarik, dari komposisi warna yang diberikan sudah sesuai dengan ciri khas wisata Kabupaten semarang. Selain itu penataan layout juga sudah rapi, sehingga akan mempermudah dalam penggunaannya. Pengujian menggunakan metode kualitatif ke pihak Dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Semarang uuntuk mengetahui sejauh mana konten dan kelayakan publikasi perancangan media informasi wisata. Selain itu dilakukan pengujian dengan wawancara kepada ahli multimedia untuk meninjau semua komponen multimedia yang ada di dalam konten. Selanjutnya adalah pengujian kuantitatif dengan penyebaran angket, pengujian ini melibatkan responden yang memiliki kriteria umur diatas 22 tahun, kota asal dari luar Kabupaten Semarang dan memiliki hoby traveling. Cara yang dilakukan adalah penyebaran angket, dengan melibatkan responden langsung akan mengetahui sejauh mana fungsi dari media informasi ini.
18
4. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil dari perancangan maka didapatkan hasil sebuah media informasi wisata Kabupaten Semarang untuk memberikan informasi kepada calon wisatawan mengenai pariwisata di Kabupaten Semarang. Pada saat aplikasi pertama kali di akses akan muncul logo wonderful Indonesia, dan ucapan selamat datang di Kabupaten Semarang. Selain itu terdapat juga tombol navigasi untuk mengakses menu utama. User interface intro dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8 User interface intro
Pada menu utama memiliki terdapat 4 sub menu wisata yaitu wisata sejarah, wisata keluarga, wisata alam dan profil dari dinas Kabupaten Semarang. Pada menu utama yyang terdapat navigasi untuk menuju ke menu intro dan navigasi keluar aplikasi user interface menu utama dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9 User interface menu utama
Pada menu user interface wisata alam terdapat 3 sub menu wisata alam yang sudah di kategorikan sebelumnya pada dinas pariwisata, adapun 3 lokasi itu adalah senjoyo, kalipancur, dan curug lawe dan juga terdapat navigasi untuk menuju menu utama atau ke intro. Gambar user interface wisata alam dapat dilihat pada gambar 10
Gambar 10 User interface wisata alam
Pada user interface deskripsi curug lawe, terdapat menu deskripsi dimana calon wisatawan akan mendapatkan informasi mengenai detail wisata curug lawe
19
dalam bentuk deskripsi, adapun gambar user interface deskripsi dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11 User interface deskripsi
Pada user interfacefoto curug lawe terdapat beberapa data foto keadaan di curug lawe, dimana user dapat memilih foto mana yang hendak ditampilkan dengan mengakses tombol foto yang sudah tersedia, adapun user interface foto dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12 User interface foto
Pada user interface peta terdapat tampilan peta yang dimana user dapat menggunakan fungsi dari zoom in – zoom out untuk melihat rute lebih detail untuk menuju ke lokasi wisata, user interface peta dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13 User interface peta
Pada user interface video terdapat tampilan video dimana user akan mendapatkan informasi secara audio video mengenai detail lokasi wisata. Adapun user interface video dapat dilihat pada gambar 14
Gambar 14 User interface video
Perancangan Media Untuk implementasi untuk hasil perancangan media informasi ini, dapat di aplikasikan di beberapa media, yang dapat dilihat pada gambar 15. 20
Gambar 15 Penerapan perancangan media
A. Website Pariwisata Media informasi yang dirancang dapat diaplikasikan kedalam website pariwisata yang sudah dibangun sebelumnya,hal ini dilakukan karena media online memiliki sifat penyebaran informasi yang luas jika dibandingkan memakai pamflet, dimana calon wisatawan dapat mendapatkan informasi dengan menggunakan teknologi. B. Penerapan pada kiosk Media yang telah dirancang juga dapat diterapkan di media kiosk dan dapat ditempatkan ditempat srategis yang memiliki potensi calon wisatawan yang akan berkunjung ke derah wisata di Kabupaten Semarang,salah satu contohnya di tempatkan di bandara, stasiun kereta api dan di perpustakaan daerah. C. Penerapan pada CD profile wisata Media yang telah dirancang juga dapat diterapkan pada CD profile wisata sebagai penyebaran informasi wisata pada dinas terkait, biasanya diberikan kepada pengunjung pada saat dinas pariwisata melakukan pameran pembangunan. Pengujian Pengujian pada media informasi wisata Kabupaten Semarang menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui layak atau tidak perancangan media informasi ini. Pengujian kualitatif dilakukan kepada dinas pariwisata Kabupaten Semarang, dalam hal ini diwakili oleh Yayuk selaku kepala bagian promosi dan bapak Nur dari bagian humas. Untuk mendapatkan masukan dan verifikasi apakah konten, alur cerita apakah kesan sudah tersampaikan.Pengujian secara kuantitatif dilakukan kepada 30 responden acak yang memiliki kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pengujian Kualitatif Berdasarkan dengan hasil pengujian dengan melakukan wawancara kepada ibu Yayuk selaku kepala bagian promosi dinas pariwisata Kabupaten Semarang didapat hasil bahwa media informasi yang dirancang tergolong mudah untuk dioperasikan, wisata – wisata yang di tampilkan sudah sesuai baik dari segi deskripsi ataupun visualisasinya, potensi – potensi wisatapun yang sudah berkembang dan yang akan berkembang sudah disajikan secara menarik karena adanya konten fotografi dan video, hal ini dipandang lebih menarik bila dibandingkan dengan media promosi yang telah ada sebelumnya (pamflet dan
21
brosur) pada aplikasi ini juga menarik karena adanya peta yang dapat membantu calon wisatawan untuk mencari mendapatkan informasi mengenai lokasi wisata tersebut. Tampilan user interfacepun dinilai sudah baik dari pembagian ruang gambar dan teks, jenis huruf pun yang dipilihpun sudah memiliki tingkat keterbacaan yang baik. Sehingga sebagian besar dari pengujian ini dapat dikatakan bahwa media informasi wisata Kabupaten Semarang yang telah dirancang sudah sesuai dan layak untuk sebagai alternative penyebaran informasi mengenai potensi wisata. Pengujian juga dilakukan selain kepada bagian promosi juga dilakukan kepada Bapak Nur selaku humas yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dari hasil pengujian didapat bahwa aplikasi ini mudah digunakan, beberapa daerah wisata yang belum berkembang dan yang telah berkembang sudah dapat disampaikan dengan baik di media informasi ini sudah dapat tersampaikan dengan baik, dan juga letak lokasi wisata telah sesuai, informasi dalam bentuk deskripsi sudah memberikan informasi detail dari masing – masing wisata sudah dapat menjadi informasi pada calon wisatawan untuk mengenal lokasi wisata, dan dengan adanya perancangan media yang menggunakan teknologi website atau online dapat lebih memperluas penyebaran informasi mengenai daerah wisata. Pengujian dilakukan kepada staf pengajar dengan bapak Martin Setyawan, S.T., M.Cs. mengenai beberapa teknik dalam pengambilan video,foto dan teknologi yang diterapkan. Pada hasil pengujian didapatkan video yang digunakan sudah memiliki sinematografi dan alur yang baik, komposisi warna yang pas, dan dengan menggunakan video sudah dapat memberikan suasana pada lokasi wisata tersebut. Selain itu dalam teknik foto dari komposisi, lightning, angle, sudah dapat disajikan dengan baik melalui foto foto pada masing – masing lokasi wisata yang ada dalam konten, namun dalam segi teknologi masih kurang mengikuti zaman,dimana sekarang lebih banyak digunakan di perangkat mobile, akan lebih menarik lagi jika dapat disajikan dengan interaktif. Pada peta juga masih bersifat gambar biasa,tidak ada teknologi nya, namun dengan menggunakan peta sudah dapat mempermudah dalam mencari rute. Pengujian Kuantitatif Pengujian kuantitatif dilakukan dengan cara wawancara singkat terlebih dahulu kepada responden yang memiliki kriteria umur diatas 22tahun, berasal dari luar Kabupaten Semarang, dan memiliki hobi traveling. Wawancara singkat ditujukan untuk mengetahui responden yang sebelumnya sudah mengetahui lokasi wisata Kabupaten Semarang atau tidak, dari adanya wawancara maka fungsi dari media informasi ini akan terlihat seberapa fungsinya untuk responden secara langsung yang sebelumnya kurang paham akan lokasi wisata di Kabupaten Semarang dan setelah melihat media informasi wisata maka responden akan diberikan kuisioner untuk menjawab pertanyaan. Responden yang dilibatkan adalah 30 orang. Kuisioner diberikan untuk menilai tangapan para responden terhadap media informasi wisata. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang digunakan oleh panitia . Aspek penilaian dari 9 kategori pernyataan yang akan diujikan pada para pengunjung sudah mengacu pada indicator keberhasilan
22
perancangan media informasi yang terdiri dari 3 aspek yaitu menarik, keterbacaan tinggi, dan mudah dicerna. Skor 1 yaitu sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 netral, 4 setuju dan 5 sangat setuju. Hasil penilaian kuisioner yang telah diisi dari 30 responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Kuisioner pengujian No.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
Pernyataan
STS 1
Apakah Tampilan sudah Menarik Media informasi mudah digunakan Penjelasan informasi wisata sudah Lengkap Bahasa dalam menjelaskan lokasi wisata mudah dipahami? Dengan foto apakah lebih tertarik dalam penyampaian informasi Dengan melihat peta pada media informasi membantu menuju ke lokasi wisata Pengetahuan anda bertambah akan Lokasi wisata di Kabupaten Semarang Apakah anda tertarik mengunjungi Wisata di Kabupaten Semarang
TS 2
N 3
S 4
SS Total 5
1
5 3
17 18
8 8
123 123
4
21
6
126
1
4
16
9
123
1
17
12
1
7
16
2
18
10
96
1
22
7
96
Jumlah poin
101
6
117
905
Dari data yang didapat selanjutnya diolah dengan cara mengkalikan setiap poin jawaban dengan bobot yang sudah ditentukan dengan tabel bobot nilai, Maka hasil perhitungan jawaban responden adalah 123+123+126+123+101+117+96+96=905. Jumlah skor tertinggi untuk item sangat setuju adalah 5 x 30 x 8 = 1200, sedangkan item sangat tidak setuju adalah 1 x 30 x 8 = 240. Jadi jika total skor penilaian diperoleh angka 905, maka rumus perhitungan yang digunakan adalah: Y: Nilai tertinggi=Y=Skor tertinggi x total poin keseluruhan : Y=30 x 5 x 8= 1200 X: Nilai terendah=X= Skor terendah x total poin keseluruhan : X=30 x 1 x 8 = 240 Jadi jika total skor keseluruhan = 917 maka rumus index % dapat dihitung dengan rumus: Total skor / Y x 100 Maka 905/1200 x 100 = 75.41%. Untuk mendapatkan kesimpulan menggunakan rumus interval untuk mengetahui jarak dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode interval skor persen. Rumus interval I= 100 / Jumlah skor Maka = 100 / 5 = 20 Hasil (I) = 20 Berikut adalah kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval :
Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik) 23
Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral Angka 60% – 79,99% = (Setuju/Baik/suka) Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/Baik/Suka)
Dari hasil skala likert adalah 76.41% dapat disimpulkan bahwa hasil dari penyebaran kuisioner adalah setuju. Selain itu dari hasil kuisioner maka didapatkan hasil bahwa tampilan media informasi sudah menarik dan media informasi mudah untuk digunakan,selain itu penjelasan dan bahasa yang digunakan jelas dan mudah untuk di pahami sehingga calon wisatawan lebih mudah dalam memahami. Dengan menampilkan foto lebih menarik calon wisatawan, selain itu dengan menampilkan peta maka calon wisatawan yang akan berkunjung dipermudah dengan lokasi wisata. Dari keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mereka bertambah akan lokasi wisata di Kabupaten Semarang dan memiliki antusias yang tinggi untuk mengunjungi wisata di Kabupaten Semarang. 5. Kesimpulan Berdasarkan dengan hasil perancangn dan pengujian, media informasi wisata Kabupaten Semarang yang telah dirancang sudah sesuai dan layak dijadikan media informasi mengenai potensi wisata yang sedang berkembang dan sudah berkembang, kepada calon wisatawan yang hendak berkunjung di Kabupaten Semarang. Konten media informasi telah sesuai dan menarik karena adanya deskripsi yang detail mengenai tempat wisata, foto, fasilitas peta, dan adanya video mengenai tempat wisata. Pada perancangan aplikasi dapat diterapkan pada perancangan media berupa pada website dinas pariwisata, media kiosk, dan penerapan CD profile sehingga penyebaran informasipun akan lebih luas. 6. Daftar Pustaka [1] R. Tiahelu, Rivaldo. 2012. Rancang Bangun Sistem Informasi Wisata Bersejarah Menggunakan Teknologi Android, Sistem Informasi berbasis android : Program Studi Sistem Informasi FTI-UKSW [2] Laemba, Anthony. 2013. Perancangan Dan Implementasi Komunikasi Visual Media Promosi Pariwisata Berbasis Multimedia, Promosi Kiosk : Penerbit Program Studi Desain Komunikasi Visual FTI-UKSW [3] McLeod, Raymond Jr. 1995. Sistem Informasi Manajemen jilid 2. Jakarta : PT Prenhallindo [4] Suyanto, M. 2003. MULTIMEDIA Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Penerbit Andi [5] Vaughan, Tay. 2004. Multimedia Making it Work edisi 6. Yogyakarta : Andi Offset [6] 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit Andi [7] MADCOMS. 2005. Seri Panduan Lengkap Macromedia Director MX 2004 . Yogyakarta : Penerbit Andi [8] Dinas pariwisata “ Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Semarang” 10 november 2015. http://ungaranwisata.com/ (Diakses tanggal 5 november 2015)
24
[9] Pressman, R.S. (2010), Software Engineering : a practitioner’s approach, McGraw-Hill, New York, 68. [10] Tapa Brata, Bayu. 2007. Videografi dan sinematografi praktis. Jakarta : Elex Media Komputindo
25