PERANCANGAN GAME TRADISIONAL DARI KALIMANTAN “BALOGO” DENGAN MENGGUNAKAN UNITY
NASKAH PUBLIKASI
Di Susun Oleh
Tia Hapsari 10.21.0486
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
DESIGNING TRADITIONAL GAMES OF BORNEO ”BALOGO” USING UNITY PERANCANGAN GAME TRADISIONAL DARI KALIMANTAN ”BALOGO” DENGAN MENGGUNAKAN UNITY Tia Hapsari Emha Taufiq Lutfhi, ST, M.Kom. Jurusan S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The game is one of the first ways used to eliminate boredom or means designed to meet the human need for entertainment. In other words the game is useful for refreshing and removing tension after doing the routine. Traditional games are games of a region that is characteristic of the area that played by the public and forgotten because of the relative starting games more modern electronics. Traditional games are also known as folk games, is a recreational activity that not only aims to entertain themselves, but also as a tool to maintain relations and social comfort. Game "Balogo" is one of the traditional tribal games Banjar in South of Borneo. "Balogo" taken from the word "logo", because the game was using the "logo", the coconut shell is bonded with bituminous materials with a variety of forms. This game is a traditional game, where players are required to solve the "logo" that is attached. Opening that appear in this game is made interesting. In presenting the process of playing this game, there are four levels, with the number of "logo" is different at each level. In each level is limited by time, and also there is the score of each "logo" which successfully solved, where each logo that successfully solved worth 100. Presentation given to music in the game that the players do not feel boredom in playing in a long time. Traditional games "Balogo" made using the Unity Game Engine. And for Game Object created with Blender 3D.
Keyword : Games, traditional games, Borneo, balogo, Unity Game Engine.
1. Pendahuluan Permainan merupakan salah satu cara yang dari dulu digunakan oleh manusia untuk menghilangkan kejenuhan atau sarana yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia akan hiburan. Dengan kata lain permainan berguna untuk refreshing dan menghilangkan ketegangan setelah melakukan rutinitas. Permainan tradisional adalah permainan dari suatu daerah yang menjadi ciri khas daerah tersebut yang dimainkan oleh masyarakat dan relatif mulai dilupakan karena adanya game-game elektronik yang lebih modern. Sudah seharusnya sebagai masyarakat yang baik ikut tetap menjaga bahkan melestarikan permainan-permainan tradisional tersebut agar kedepannya masih bisa dimainkan oleh masyarakat luas. Bahkan bisa dimungkinkan untuk mulai dikenalkan ke daerah-daerah lain sehingga lebih dikenal dan tidak punah atau hilang begitu saja. Salah satu cara untuk melestarikan permainan tradisional tersebut adalah dengan membuat game menjadi asyik dan bisa dinikmati kapan saja. Oleh sebab itu dibuatlah game permainan tradisional untuk membantu melestarikan tradisi dari suatu daerah.
2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Game Game atau permainan merupakan sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah biasanya tidak dalam konteks serius atau dengan tujuan untuk refreshing. Teori permainan adalah suatu cara belajar yang digunakan dalam menganalisa sejumlah pemain maupun perorangan yang menunjukkan strategistrategi rasional. Teori permainan pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli matematika pada tahun 1944. Teori itu di kemukakan oleh John Von Neumann and Oscar Morgenstern, menurutnya permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri ataupun untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan-peraturan menentukan kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan pemain dan sejumlah kemenangan ataupun kekalahan dalam berbagai situasi.
1
1
J.Von Neumann and Morgenstern. Theory of Games and Economic Behavior (3d ed.1953)
2.2 Game Tradisional Game atau permainan tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan tradisional memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak dikemudian hari. Bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan, dimana terdapat empat unsur dalam bermain, yaitu: 1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik. 2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik. 3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsure keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif keikutsertaan anak. 4. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas , pemecahan masalah, belajar bahasa dan perkembangan sosial. Permainan tradisional juga dikenal sebaga permainan rakyat, merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. 2.3 Game Tradisional ”Balogo” 1. Asal-usul “Balogo” adalah salah satu jenis permainan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. “Balogo” diambil dari kata “logo”, karena permainan itu menggunakan “logo”. Sampai dengan tahun 80-an permainan ini masih sering dilakukan di kalangan masyarakat Banjar. Namun, dewasa ini sudah mulai tersisih oleh permainan elektronik. 2. Peralatan Permainan “Logo” terbuat dari tempurung kelapa. Garis tengahnya sekitar 5-7 cm dan tebalnya sekitar 1-2 cm. Kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat. Bentuknya bermacammacam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segi tiga, layanglayang, daun dan bundar. Dalam permainan harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang beberapa daerah ada yang menyebutnya campai, yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2cm. Fungsi panapak atau campai adalah untuk mendorong “logo” agar bisa meluncur dan merobohkan “logo” yang dipasang saat bermain. 3. Aturan dan Proses Permainan
Pemain diharuskan merobohkan atau menjatuhkan “logo” yang sudah dipasang. Cara memasang “logo” adalah dengan mendirikannya secara berderet ke belakang pada garis-garis melintang. Inti dari permaian ini adalah keterampilan memainkan “logo” agar bisa merobohkan “logo” yang dipasang. 2.4 Unity Game Engine Unity Game Engine adalah software yang digunakan untuk membuat video Game berbasis dua atau tiga dimensi dan dapat digunakan secara gratis, selain untuk membuat Game, Unity 3D juga dapat digunakan untuk membuat konten yang interaktif lainnya seperti, visual arsitektur dan real-time 3D animasi, selain sebagai Game engine Unity 3D juga dapat digunakan sebagai sebuah editor bagi Game yang sudah ada. Unity 3D dibuat dengan menggunakan bahasa perogram C++, tapi pengguna tidak perlu menggunakan bahasa C++ yang sulit, karena Unity 3D mendukung bahasa program lain seperti JavaScript, C#, dan Boo, Unity memiliki kemiripan dengan Game engine lainnya seperti, Blender Game engine, Virtools, Gamestudio, adapaun kelebihan dari Unity 3D, Unity dapat dioperasikan pada platform Windows dan Mac Os dan dapat menghasilkan Game untuk Windows, Mac, Linux, Wii, iPad, iPhone, google Android dan juga browser. Game Unity 3D juga mendukung dalam pembuatan Game untuk console Game Xbox 360 dan PlayStation 3. 2.5 Blender 3D Pada tahun 1995 muncullah sebuah software yang pada akhirnya dinamakan Blender. Setelah diamati ternyata Blender memiliki potensi untuk digunakan diluar NeoGeo. Lalu pada tahun 1998 Ton mendirikan perusahaan yang bernama Not a Number (NaN) untuk mengembangkan dan memasarkan Blender lebih jauh. Cita-cita NaN adalah untuk menciptakan sebuah software animasi 3D yang cross platform yang gratis dan dapat digunakan oleh masyarakat komputer umum. Sayangnya ambisi NaN tidak sesuai dengan kenyataan pasar saat itu. Tahun 2001 NaN dibentuk ulang menjadi perusahaan yang lebih kecil. NaN lalu meluncurkan software komersial pertamanya, Blender Publisher. Sasaran pasar ini adalah untuk web 3D interaktif. Angka penjualan yang rendah dan iklim ekonomi yang tidak menguntungkan saat itu mengakibatkan NaN ditutup. Penutupan ini termasuk penghentian terhadap pengembangan Blender. Karena tidak ingin Blender hilang begitu saja. Ton Roosendaal mendirikan organisasi non profit yang bernama Blender Foundation. Tujuan utamanya adalah terus mempromosikan dan mengembangkan Blender sebagai proyek open source. Pada tahun 2002 Blender dirilis ulang dibawah syarat-syarat GNU General Public Lincense (GPL).
2.6 Adobe Photoshop CS 2 Adobe Photoshop merupakan software grafis berbasis Bitmap (pixel) yang sangat populer dikalangan desainer grafis. Adobe Photoshop dapat mengedit, memanipulasi, atau mengolah objek yang berbasis pixel dengan baik seperti layaknya fotografer professional yang mampu mengolah objek gambar menjadi foto yang lebih menarik, dalam Adobe Photoshop ini diterapkan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti penerapan filter atau efek layer.
2
3. Analisis dan Perancangan 3.1 Analisis SWOT
a. Strength Strength merupakan kekuatan yang dimiliki oleh sistem baru yang dibuat. Kekuatan atau kelebihan dari game ini adalah dimana game “Balogo” dibuat dengan mudah dan user friendly, sehingga game ini cocok untuk usia anak-anak hingga orang tua. Game tradisional “Balogo” sendiri merupakan game yang sering dimainkan apabila ada acara-acara besar. Bahkan sering dikompetisikan atau dilombakan dari mulai tingkat pelajar hingga dewasa. Jadi sudah bisa dipastikan bahwa game ini termasuk game yang akan dimainkan sepanjang masa. b. Weakness Weakness merupakan kelemahan yang mungkin dimiliki oleh sistem baru. Dalam hal ini kelemahan yang dimiliki yaitu tidak bisa multiplayer. Kelemahan lain yaitu karena Unity merupakan software yang baru sehingga belum banyak buku dan referensi yang bisa dijadikan acuan. Adapun kelemahan yang lain dimiliki game ini yaitu, game tradisional “Balogo” hanya diketahui oleh masyarakat yang tinggal di Kalimantan saja. c.
Opportunity Opportunity merupakan peluang atau kesempatan yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan game ini. Game ini mempunyai daya tarik karena tema yang diangkat merupakan game tradisional sehingga apabila ikut memainkan game tersebut berarti pemain juga ikut melestarikan warisan budaya. Adapun karena masih belum banyak yang menggunakan software Unity sehingga diharapkan game tersebut bisa menjadi salah satu panduan untuk dijadikan referensi.
2
Hendi Hendratman, 2010. The Magic of Adobe Photoshop, Bandung: Informatika
d. Threats Threats merupakan ancaman yang datang dari luar. Ancaman yang mungkin saja dihadapi yaitu semakin banyaknya game tradisional yang diangkat kedalam game komputer, sehingga masyarakat dapat memilih game lain yang lebih menarik. Ancaman lain yaitu semakin maraknya game elektronik yang berkembang dengan pesat, dengan berbagai macam pilihan dan tantangan yang tentu saja lebih menarik. 3.2 Kebutuhan 1. Kebutuhan Fungsional Adapun analisis kebutuhan sistem fungsional dalam pembuatan game tradisional “Balogo”, meliputi: a. Sistem harus dapat mengatur audio yang dibutuhkan oleh pengguna. b. Sistem harus dapat menghitung waktu yang dihabiskan pemain ketika sedang bermain game. c.
Sistem dapat memberikan informasi mengenai sejarah singkat asal-usul dari game tradisional “Balogo”.
d. Sistem dapat memberikan informasi mengenai cara bermain dalam game tradisional “Balogo”. e. Sistem dapat memberikan informasi score dan highscore dari permainan game “Balogo”. f.
Game ini terdiri dari empat level, dengan jumlah dan penempatan “logo” berbeda pada tiap levelnya.
2. Kebutuhan Non Fungsional a. Kebutuhan Hardware b. Kebutuhan Software Kebutuhan perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan game ini adalah: a. Unity 3D Game Engine Digunakan untuk mendesain atau merangkai seluruh Game Object dan menambahkan script dan file audio sehingga menjadi game yang bisa dimainkan. b. Blender 2.59
Untuk software Blender digunakan untuk mendesain Game Object dan memberikan texture yang akan digunakan dalam pembuatan game tradisional “Balogo” ini. c.
Adobe Photoshop CS 2 Digunakan untuk membuat teksture Game Object yang digunakan dalam game tradisional “Balogo”.
c. Kebutuhan Brainware Brainware pada analisis kebutuhan sistem meliputi : 1) Game Maker (Pembuat game), orang yang akan bertugas membuat game tradisional “Balogo”. 2) Game Tester (Penguji game), orang yang akan melakukan pengujian kelayakan game ini. 3) User (Pengguna), orang yang memainkan game. 3.3 Perancangan a. Ide Dalam tahap ini ditemukan ide yaitu untuk melestarikan game tradisional “Balogo”. Di mana game tersebut berasal dari daerah Kalimantan dan mulai dilupakan oleh masyarakat, dikarenakan banyaknya game-game elektronik yang tentu saja dengan tampilan grafis yang bagus sehingga lebih menarik untuk dimainkan. b. Genre Game Game tradisional “Balogo” adalah game bergenre FPS (First Person Shooter), dimana merupakan tipe game yang menggunakan sudut pandang orang pertama. c. Perancangan Alur Game 1) Hanya terdapat 1 pemain dengan jumlah “logo” berbeda tiap level. 2) “logo” dipasang berderet kebelakang hanya pada level 1. 3) Pemain harus memecahkah “logo” yang dipasang. 4) Cara memecahkan “logo” adalah dengan memukul “logo” pemain menggunakan “panapak” sampai mengenai “logo” yang dipasang. 5) Pemain diharuskan memecahkan semua “logo”. Apabila “logo” belum dipecahkan semua maka game belum berakhir. 6) Permainan dibatasi oleh waktu. Jadi ketika waktu habis dan pemain belum memecahkan semua “logo” maka pemain dinyatakan kalah dan pemain bisa mengulang game.
d. Perancangan Flowchart Start
Loading
Menu Utama
Mulai
Ya
Pilih Level
Waktu Habis?
Pembuat
Petunjuk
Sejarah
Show Pembuat
Show Petunjuk
Show Sejarah
Back
Back
Back
Level 1
Show Score + Level Selesai
Tidak
Waktu Habis?
Level 2
Show Score + Level Selesai
Tidak
Waktu Habis?
Keluar
Level 3
Show Score + Level Selesai
Tidak
Waktu Habis?
Level 4
Show Score + Level Selesai
Tidak
Finish
Gambar 1 Flowchart Game “Balogo” e. Perancangan Maps Tabel 1 Perancangan Maps No 1
Gambar
Keterangan Lapangan, merupakan area atau tempat bermain game.
f.
Perancangan Game Object Tabel 2 Perancangan Game Object No
Gambar
Keterangan Logo, adalah objek utama atau objek yang
1
pukul dalam game “balogo”.
Panapak, adalah sebuah alat yang
2
digunakan untuk memainkan atau memukul
logo
dalam
game
“balogo” ini.
g. Perancangan Interface Dalam tahapan ini ditentukan model dan perancangan interface (antar muka) menu game yang akan dibuat. h. Perancangan Kontrol Game Cara bermain game ini antara lain: 1) Klik icon game tradisonal “Balogo” pada desktop. 2) Setelah game dijalankan muncul splasscreen sebanyak 2 kali. 3) Pada splasscreen yang kedua menampilkan nama game tersebut. 4) Setelah itu masuk pada menu utama dalam game tersebut. 5) Pada menu utama terdapat pilihan Mulai, Petunjuk , Pembuat, Sejarah, dan Keluar. 6) Klik Mulai untuk memulai pemainan. 7) Pemain harus memecahkan “logo” yang sudah dipasang sebelum waktu habis. 8) Untuk menu Pembuat menampilkan pembuat dari game tradisional ”Balogo”. 9) Untuk menu Petunjuk berisi tata cara bermain game dan tombol apa saja yang digunakan untuk bermain game.
10) Untuk menu Sejarah berisi asal-usul game tradisional “Balogo”. 11) Dan menu Keluar dari permainan. 4. Pembahasan Tahapan pembahasan dan implementasi merupakan tahapan dimana hasil analisis dan perancangan sistem dibuat atau diaplikasikan kedalam bentuk nyata, dalam hal ini berupa game yang berjalan pada desktop komputer dan game yang dibuat harus sesuai dengan analisis serta perancangan yang sudah dibuat sebelumnya. 4. 1.
Pembuatan Storyline
Adapun ilustrasi atau alur cerita dalam game tradisional “balogo” antara lain: a. Hanya terdapat 1 pemain dengan “logo” berbeda tiap levelnya. b. “logo” dipasang berderet kebelakang hanya pada level 1. c.
Pemain harus memecahkah “logo” yang dipasang.
d. Cara memecahkan “logo” adalah dengan menggunakan pentungan/ panapak sampai mengenai “logo” yang dipasang. e. Pemain diharuskan memecahkan semua “logo”. Apabila “logo” belum dipecahkan semua maka game belum berakhir. f.
Permainan dibatasi oleh waktu. Jadi ketika waktu habis dan pemain belum memecahkan semua “logo” maka pemain dinyatakan kalah.
4. 2.
Pembuatan Game Obejct Tabel 3 Game Object No 1
Gambar
Keterangan Logo,
Game
Object
utama
yang
dimainkan dalam game “Balogo”.
2
Panapak,
adalah
alat
utama
yang
digunakan untuk memukul logo.
3
Kayu digunakan untuk penempatan “Logo” yang di pasang.
4. 3.
Pembuatan Scene
Gambar 2 Loading
Gambar 3 Menu Utama
Gambar 4 Menu Pilih Level
Gambar 5 Level 1
Gambar 6 Level 2
Gambar 7 Level 3
Gambar 8 Level 4
Gambar 9 Menu Petunjuk
Gambar 10 Menu Sejarah
Gambar 11 Menu Petunjuk
Gambar 12 Menu Pause
Gambar 13 Level Selesai
Gambar 14 Waktu Habis
4. 4.
Build and Run Ketika semua scene, game object dan script sudah selesai dibuat, berikutnya
adalah mengkompilasikan seluruh asset-asset yang terlibat dalam pembuatan game dan menjadi game yang dapat dijalankan sesuai dengan platform yang ditentukan atau dengan kata lain merender game menjadi sebuah game dengan format.exe. Build dapat dilakukan dengan menekan pilihan Build & Run pada menu File. Dan aturlah scene-scene yang akan disertakan dalam game melalui Build Setting. Seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.37
Build & Run
Pilih direktori penyimpanan dan beri nama lalu tekan Build. Tunggu proses build hingga selesai sampai muncul kotak dialog konfigurasi. Aturlah Screen Resolution dan Graphic Quality seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.38
4. 5.
Balogo Configuration
Pengetesan Game Fungsi dari pengetesan sistem adalah untuk memastikan bahwa hasil
produksi aplikasi game ini sesuai dengan yang direncanakan. Dengan adanya pengetesan, tentunya dapat dilakukan pengamatan terhadap aplikasi sehingga apabila ada kesalahan maka dapat segera dilakukan perbaikan terhadap aplikasi game yang dibuat. Tabel 4 Box Testing
Yang diuji
Keterangan Klik dua kali maka akan melakukan
Balogo.exe Tombol Mulai
Hasil Ok
proses Loading Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk pada menu Pilih Level Tombol 1
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk pada Level 1 Tombol 2
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk pada Level 2 Tombol 3
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk pada Level 3 Tombol 4
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk pada level 4 Tombol Pembuat
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk ke halaman Pembuat Tombol Petunjuk
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk ke halaman Petunjuk Tombol Sejarah
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
masuk ke halaman Sejarah Tombol Kembali Ke Menu
Ketika tombol di klik maka akan
Utama
kembali ke menu utama
Tombol Keluar
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
Ok
keluar dari game. Tombol Menu
Ketika di klik maka akan menuju ke
Ok
halaman menu utama Tombol Back
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
menuju ke menu sebelumnya Tombol Restart
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
menuju ke awal permainan Tombol Pause
Ketika di klik maka permainan akan
Ok
berhenti Tombol Resume
Ketika tombol di klik maka akan
Ok
kembali ke permainan game Tombol Ya
Ketika tombol di klik maka akan kembali dapat melanjutkan
Ok
permainan dan masuk pada menu pilih level Tombol Tidak
Ketika tombol di klik maka akan keluar dari permainan
4. 6.
Kontrol Game Tabel 5 Informasi Kontrol Game No
Tombol
Fungsi
1
Space
Memukul “Logo”
2
Esc
On / Off Sound
Ok
5. Kesimpulan Modern ini jika membuat produk dituntut untuk kreatif dan inovatif, serta harus efisien dalam segi biaya serta penggunaan sumber daya manusia, sehingga lebih terjangkau masyarakat. Mengangkat tema game tradisional karena saat ini sangat jarang sekali ditemui game-game dengan latar belakang Indonesia. Hasil pengujian dari pembuatan game tradisional “Balogo” dapat dibuktikan dan dilihat pada pengujian aplikasi (tabel 4.2) dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa program dapat berjalan lancar. Berdasarkan analisis, perencanaan, implementasi dan pembahasan yang telah dilakukan dalam pembuatan game tradisional „Balogo‟ menggunakan Unity, dapat diambil kesimpulan secara menyeluruh, sebagai berikut : 1. Teknologi game akan menjadi sebuah kebutuhan utama sebagai alat penghibur setelah melakukan rutinitas dan sebagai penghilang kejenuhan. 2. Dengan menggunakan teknologi game, dapat digunakan sebagai ajang adu kecerdasan antar para pemain game. 3. Game tradisional merupakan warisan budaya dari suatu daerah yang sudah sepatutnya tetap di lestarikan, dan salah satu cara melestarikannya adalah dengan membuat game tradisional menjadi game komputer agar lebih mudah memainkannya. 4. Penggunaan Unity Game Engine merupakan langkah tepat di pilih dalam pembuatan game 3D, dikarenakan asset-asset yang disediakan sudah sangat lengkap untuk pembuatan game. 5. Kelebihan lain yang dimiliki Unity adalah Unity dapat menerima berbagai macam jenis script yang dapat langsung dijalankan dalam satu project. 6. Game tradisional “Balogo” sendiri tidak dibuat sebagaimana aslinya dikarenakan apabila dibuat sesuai aslinya game tradisional ”Balogo” terlihat membosankan, karena jalan cerita dari game yang monoton. 7.
Oleh karena itu pada level 2 dan seterusnya penempatan “logo” dibuat lebih menarik sehingga pemain akan lebih tertantang.
8. Sekalipun Unity bisa bekerja pada spek komputer yang tidak terlalu tinggi tapi kadang-kadang mempengaruhi performa kinerja game ketika sedang diedit.
DAFTAR PUSTAKA
Anggra, 2008. Memahami Teknik Dasar Pembuatan Game Berbasis Flash, Yogyakarta: ElexMedia Komputindo. Fahriyanur,
Ersa.
Balogo.
http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2007/02/25/balogo.
diakses 21 Oktober 2011. Hendratman, Hendi. 2010. The Magic of Adobe Photoshop, Bandung: Informatika. J.Von Neumann and Morgenstern. Theory of Games and Economic Behavior (3d ed.1953). Rahardianto, M I. 2011. Membuat Game 3D
Berbasis Web Menggunakan Unity.
Interactify Publishing. Sismoro, Heri. 2005. Pengantar Logika Informatika, Algoritma, dan Pemograman Komputer, Yogyakarta: Andi Offset. Soekahar, F J. 2004. Open Source 3D Animation, Jakarta: Blender Publisher. www.answer.unity3d.com. http://answers.unity3d.com/questions/133225/paly-asound.html. Akses tangal 6 Mei 2012 www.unity3d.com. Akses tanggal 29 Januari 2012. www.unity3d.com. http://unity3d.com/support/documentation/ScriptReference / AudioSource.html. Akses tanggal 6 Mei 2012.