SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
Perancangan Cara Meningkatkan Intensi Knowledge Sharing Pada Usaha Kecil dan Menengah Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara Elcha Ochi Siowkurur1, Ceicalia Tesavrita2, Catharina Badra Nawangpalupi3, Cindy Marika Amalia Wibowo4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Telp.: (022) 203 2655 E-mail:
[email protected]
Intisari Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) merupakan salah satu pemasok susu sapi di Indonesia. Dalam pemenuhannya dibutuhkan pengetahuan serta pengembangannya agar susu yang diproduksi memiliki kualitas serta jumlah yang cukup banyak. Di KPSBU, penyebaran dari pengetahuan dilakukan oleh tujuh penyuluh. Pengetahuan sebaiknya tersebar merata di antara kurang lebih 7.000 orang peternak. Jumlah dari penyuluh jika dibandingkan dengan peternak adalah 1:1.000. Pengetahuan tidak akan menyebar dengan merata jika peternak tidak ikut membagikan pengetahuan kepada sesama peternak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan intensi peternak dalam membagikan pengetahuannya dengan peternak lainnya. Model yang digunakan adalah Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam meningkatkan intensi maka diperlukan beberapa variabel yang akan diuji pada peternak dalam KPSBU. Variabel tersebut di antaranya adalah trust, empowering leadership, formalization, reward system, motivation dan knowledge technology. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan bahwa trust, reward system, motivation dan knowledge technology mempengaruhi intensi dari peternak untuk melakukan knowledge sharing atau intensi dalam membagikan pengetahuan. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian usulan berdasarkan hasil dari pengolahan data yang dilakukan. Usulan yang diberikan adalah penyuluh dapat memberikan insentif untuk peternak yang secara aktif membagikan pengetahuannya, penyuluh dapat memberikan pengakuan seperti pujian-pujian kepada peternak ketika peternak membagikan pengetahuannya, membuat suatu teknologi informasi yang selalu diinovasikan serta digunakan secara konsisten, mengadakan suatu kegiatan bersama agar peternak dapat meluangkan waktu untuk bertemu dengan peternak lainnya dan berbagi pengetahuannya serta pengalamannya, membangun motivasi diri dari peternak untuk mau membagikan pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya. Kata Kunci: knowledge sharing, knowledge sharing intention, structural equotion modeling, koperasi, TRA 1.
Pendahuluan Perkembangan teknologi dan informasi menuntut suatu organisasi untuk selalu dapat berkembang. Orr dan Persson (2003) mengatakan bahwa organisasi-organisasi telah menyadari bahwa untuk mampu bersaing dalam kondisi pasar yang berkembang secara cepat, dibutuhkan pengembangan kompetensi dan pengetahuan yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu, pengetahuan yang ada di dalam suatu organisasi haruslah dimiliki oleh seluruh anggota organisasi. Pengetahuan terbagi menjadi dua, yaitu tacit (non-condifiable) dan explicit knowledge (Nonaka & Takeuchi, 1991). Explicit knowledge merupakan ilmu yang didapatkan dengan membaca buku dan referensi seperti penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan tacit knowledge merupakan suatu pengetahuan yang tidak didapatkan hanya dengan membaca buku. Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-001
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
Tacit knowledge didapatkan berdasarkan pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman dari orang lain yang dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu. Tacit knowledge akan menempel pada seorang individu. Dalam suatu organisasi, jumlah dari anggota organisasi dapat berubah-ubah dimana terdapat anggota yang keluar dan masuk ke dalam suatu organisasi. Anggota yang keluar dari organisasi akan mengakibatkan pengetahuan berupa tacit knowledge hilang dari organisasi. Oleh karena itu, knowledge sharing tidak hanya melakukan perpindahan pengetahuan explicit knowledge tetapi juga melakukan perpindahan dari tacit knowledge. Shelda Debowski (2006) mengatakan bahwa perkembangan dalam suatu perusahaan dapat terjadi jika perusahaan memiliki knowledge sharing. Dengan adanya perkembangan dalam perusahaan maka kinerja perusahaan juga akan berkembang. Terdapat suatu penelitian yang telah dilakukan oleh Plessis (2007) yang menyimpulkan bahwa knowledge sharing adalah jalan terbaik yang dilakukan untuk manajerial dalam meningkatkan kinerja perusahaan karena dengan menerapkan knowledge sharing pada perusahaan memberikan kinerja positif bagi perusahaan. Untuk melakukan knowledge sharing maka intensi atau niat dari seseorang dalam melakukan knowledge sharing perlu untuk diidentifikasi. Di Indonesia kebutuhan dari susu sapi tidak dapat terpenuhi oleh susu hasil lokal. Berdasarkan hasil konferensi pers di Kantor Kementrian Pertanian pada tahun 2014, diketahui bahwa konsumsi susu di Indonesia mencapai 3 juta ton per tahun dan sekitar 1.8 juta sampai dengan 2 juta ton berasal dari impor. Jumlah susu yang sedikit dikarenakan ketidakmampuan penyediaan susu oleh peternak susu sapi perah yang ada di Indonesia. Salah satu pemenuhan susu sapi di Indonesia dilakukan oleh koperasi susu. Pemenuhan kebutuhan susu sebaiknya dilakukan dengan melakukan perkembangan-perkembangan mengenai metode pengolahan susu sapi perah yang diketahui secara merata oleh seluruh peternak. Pengetahuan mengenai proses pemerahanan susu, dan perawatan dari sapi serta kandang yang tersebar secara rata maka kemampuan peternak akan sama yaitu menghasilkan produk susu dengan kualitas yang baik serta jumlah yang sama. Dalam melakukan perkembangan, knowledge sharing dibutuhkan dalam suatu koperasi agar pengetahuan yang dimiliki dapat tersebar untuk seluruh peternak. 2. Metodologi 2.1 Model Penelitian Model penelitian yang digunakan adalah Theory of Reasoned Action atau yang dapat disingkat menjadi TRA. Menurut Fishbein & Ajzen (1975) mengatakan bahwa model TRA merupakan model dari perilaku individu yang ditentukan oleh kehendak atau niat berperilaku. TRA telah terbukti mampu memprediksi perilaku individu dalam setting social (Sheppard et al, 1988). Fishbein & Ajzen (1975) mengspesifikasikan bahwa terdapat tiga ikatan kondisi yang dapat berpengaruh terhadap besarnya hubungan antara intension dan behavior. Ketiga hal tersebut dapat dilihat pada poin sebagai berikut: 1. Tingkat dimana ukuran niat dan kriteria perilaku berkaitan dengan tingkat kekhususannya 2. Stabilitas niat antara waktu pengukuran dan kinerja perilaku . 3. Sejauh mana melaksanakan niat berada di bawah kendali kehendak individu. Model TRA dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1 Model Theory Of Reasoned Action (Sumber: Madden, Ellen & Ijzen, 2003, h.4) Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-002
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
Model yang digunakan dalam penelitian adalah model yang dihasilkan dari penelitian yang berjudul “Perspectives of SMEs on Knowledge Sharing”. Eze et al (2013) memilih UKM di Malaysia sebagai objek dari penelitian yang dilakukannya. Selain itu, penjabaran serta hasil dari penelitian jurnal sangat baik dan terjabar dengan jelas. Analisis jurnal dari penelitian ini merupakan jurnal yang termasuk baru karena dikeluarkan pada tahun 2013. Eze et al (2013) menggunakan model theory of reasoned action atau yang dapat disingkat dengan TRA sebagai dasar dari penelitian yang digunakan. Model yang dihasilkan dari jurnal ini dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini:
Gambar 2 Model Knowledge Sharing Dalam Penelitian Eze et al (Sumber: Eze et al, 2013, h.217) 2.2 Pengumpulan Data Dalam pembuatan kuesioner, measurement unit merupakan dasar yang harus diketahui dan dipahami pengertiannya. Measurement unit juga digunakan dalam penelitian skripsi dimana measurement unit yang digunakan berdasarkan pada measurement unit pada penelitian jurnal. Measurement unit akan dibuat kode yang bertujuan untuk mempermudah proses pengolahan data berikutnya. Measurement unit yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Measurement Unit dengan Kode yang Digunakan Variabel
Formalization
Measurement Units Terdapat suatu tata urutan pekerjaan dari koperasi dalam menjadi anggota dalam koperasi Terdapat suatu aturan yang mengatur pekerjaan yang dilakukan oleh peternak Informasi yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan ditetapkan oleh pihak inti koperasi Penyuluh yang memutuskan bagaimana peternak melaksanakan tugas-tugasnya
Kode FOR 1 FOR 2 FOR 3 FOR 4
(lanjut) Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-003
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
Tabel 1 Measurement Unit dengan Kode yang Digunakan (lanjutan) Variabel
Knowledge Technology
Motivation
Reward System
Trust
Measurement Units Terdapat suatu teknologi informasi yang dapat digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada peternak lainnya Pihak koperasi memiliki kemampuan dalam menggunakan dan memelihara teknologi yang membantu peternak dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman Pihak koperasi selalu memperbaharui kegiatan dari teknologi yang digunakan dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman yang efektif Terdapat suatu kegiatan bersama yang digunakan dalam berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada peternak lainnya Saya medapatkan pengakuan dari peternak lainnya ketika berbagi pengetahuan dan pengalaman Saya suka ketika dipuji oleh pihak koperasi dalam membagikan pengetahuan dan pengalaman Saya suka jika peternak lainnya menghargai saya ketika saya membagi pengetahuan dan pengalaman Saya suka ketika peternak lainnya mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dan pengalaman yang telah saya bagikan Saya merasa sangat puas dan senang ketika membagikan pengetahuan dan pengalaman kepada peternak lainnya Berbagi pengetahuan merupakan hal penting dalam pekerjaan saya menjadi peternak Saya merasa diri saya sangat berguna ketika dapat memberikan pengetahuan kepada peternak lainnya Dengan berbagi pengetahuan akan membuat peternak mendapatkan keuntungan seperti promosi jabatan atau akan mendapatkan penghargaan Saya akan mendapatkan bonus yang besar ketika membagikan pengetahuan dan pengalaman kepada sesama peternak Akan terdapat kesempatan naik jabatan untuk peternak jika membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada sesama peternak Akan terdapat kesempatan naik jabatan untuk peternak jika membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada seseorang yang bukan merupakan peternak (contoh masyarakat sekitar) Saya mendapatkan keamanan mengenai pekerjaan yang saya lakukan ketika saya membuat suatu pengetahuan baru Saya mendapatkan keamanan mengenai pekerjaan yang saya lakukan ketika saya berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada peternak lainnya Saya mendapatkan pengakuan dari pihak koperasi ketika memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada sesama peternak Saya mendapatkan teman sesama peternak yang banyak ketika membagikan pengetahuan dan pengalaman Saya mendapatkan reputasi yang baik di antara peternak ketika membagikan pengetahuan dan pengalaman Saya mendapatkan balasan atau memiliki hubungan timbal balik dengan peternak yang saya berikan pengetahuan serta pengalaman Saya berbagi ide kepada teman-teman dekat saya sesama peternak dalam koperasi Lingkungan peternakan memupuk rasa kepercayaan antara peternak untuk mendukung proses berbagi pengetahuan dan pengalaman yang efektif Saya menghargai kejujuran dari peternak lainnya ketika peternak lainnya membagikan pengetahuan dan pengalamannya Hal yang penting bagi saya dalam bekerja adalah saya akan menepati janji yang telah saya buat dengan peternak lainnya Peternak harus konsisten dalam melakukan hal-hal yang terkait dengan pekerjaan Kejujuran dalam berhadapan dengan peternak lainnya merupakan hal yang penting bagi saya
Kode KT 1
KT 2 KT 3 KT 4 MOT 1 MOT 2 MOT 3 MOT 4 MOT 5 MOT 6 MOT 7 RS 1 RS 2 RS 3 RS 4 RS 5 RS 6 RS 7 RS 8 RS 9 RS 10 TRU 1 TRU 2 TRU 3 TRU 4 TRU 5 TRU 6
(lanjut)
Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-004
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
Tabel 1 Measurement Unit dengan Kode yang Digunakan (lanjutan) Variabel
Empowering Leadership
Attitude Knowledge Sharing
Intention to Share Knowledge
Measurement Units Lingkungan pekerjaan saya memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap hasil dari pekerjaan saya Pekerjaan saya membebaskan saya untuk membuat keputusan yang terkait dengan pekerjaan Lingkungan pekerjaan saya mendorong penguatan diri anggota dalam suatu kelompok untuk melakukan pekerjaan yang efektif Lingkungan pekerjaan saya mendorong saya untuk menjadi kritis dalam membuat solusi dari permasalahan saya Penyuluh dapat mendorong peternak untuk melakukan inisiatif Lingkungan pekerjaan saya memberikan saya kesempatan untuk bereksperimen dengan ide-ide yang inovatif Berbagi pengetahuan dengan peternak lainnya meningkatkan hubungan antar sesama dalam beternak Saya merasa tidak ada salahnya untuk membagikan pengetahuan dengan peternak lainnya Berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan peternak lainnya merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan Saya menganggap melakukan pertukaran pengetahuan dan pengalaman merupakan suatu nilai yang penting Berbagi pengetahuan dengan peternak lainnya merupakan langkah yang bijak Saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya dengan rekan-rekan dekat saya Saya ingin berbagi ilmu yang saya peroleh dari luar organisasi saya kepada rekan-rekan saya Saya ingin berbagi keahlian saya pada proses kerja dengan rekan-rekan saya yang mendukung kegiatan pekerjaan saya Saya ingin berbagi pengetahuan saya yang saya dapatkan dari menghadiri pelatihan kepada rekan-rekan saya Saya ingin berbagi ide dan pikiran dengan rekan-rekan saya untuk memungkinkan proses kerja yang lebih baik dan hasil dari pekerjaan Saya akan selalu berencana untuk berbagi pengetahuan saya dengan rekanrekan saya Saya akan mencoba untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan saya dengan rekan-rekan saya, jika mereka meminta untuk itu
Kode EL 1 EL 2 EL 3 EL 4 EL 5 EL 6 AKS 1 AKS 2 AKS 3 AKS 4 AKS 5 KSI 1 KSI 2 KSI 3 KSI 4 KSI 5 KSI 6 KSI 7
Metode sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Metode ini dilakukan dengan memberikan persentase berdasarkan wilayah yang dipegang oleh penyuluh berdasarkan jumlah peternak pada wilayah penyuluh tersebut. Hal ini dilakukan karena proses penyebaran pengetahuan dibagi berdasarkan jumlah penyuluh yang terdapat dalam koperasi. Dengan menggunakan asumsi ini maka untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik jumlah dari sampel yang harus dikumpulkan adalah sebesar 100 sampai dengan 200 sampel. Sehingga dalam penelitian ini jumlah yang ingin didapatkan adalah sekitar 150 peternak. Tabel dari proporsi dan jumlah peternak pada wilayah penyuluh dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Proporsi dan Jumlah Peternak dalam Wilayah Penyuluh No.
Nama Penyuluh
Total Keseluruhan Peternak
1 2 3 4 5 6 7
Didik Hadiyana Toto Dikiardiansyah Yoga Budi Santosa Deden Nurahman Imanudin
1060 1133 911 860 832 705 284
Persentase Sampling per Wilayah 18% 20% 16% 15% 14% 12% 5%
Jumlah Sampel
Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
18 29 24 22 22 18 7
A-005
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Uji Validitas Uji validitas dari kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode pearson corellation. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Excel dengan rumus correl. Nilai correl akan dihubungkan antara nilai hasil kuesioner setiap responden dari variabel manifes dengan total variabelnya. Sebagai contoh nilai FOR1 akan dihubungkan dengan total nilai FOR1, FOR2, FOR3 dan FOR4 setiap respondennya. Hasil dapat dikatakan valid apabila nilai lebih besar dari nilai r. Nilai r yang digunakan adalah nilai r dengan jumlah N sebanyak 163 dan sig sebesar 5%. Nilai r tersebut adalah 0,153. Seluruh variabel memiliki nilai korelasi yang lebih besar dari 0,153 sehingga seluruh variabel dapat dinyatakan valid. 3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yang dilakukan bertujuan untuk melihat apakah kuesioner yang digunakan memiliki kekonsistenan yang baik dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas dan validitas dilakukan dengan melihat nilai dari Cronbach’s alfa. Perhitungan nilai Cronbach’s alfa dilakukan dengan menggunakan SPSS. Nilai Cronbach’s alfa secara keseluruhan untuk 47 items adalah 0,718. Nilai dari Cronbach’s alfa kemudian dibandingkan dengan suatu standar. Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Brownlow dan Hilton (2004), nilai Cronbach’s alfa yang berada pada rentang 0,7 ≤ alpha < 0,9 dapat diartikan sebagai reliabilitas tinggi. 3.3 Pengujian Asumsi SEM Langkah berikutnya adalah melakukan pengujian asumsi SEM. Pada langkah ini dilakukan pengujian normalitas dengan melihat nilai skewness, kurtosis dan significance. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS. Nilai dari signifikansi berdasarkan hasil SPSS adalah 0 dimana jika nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa yang digunakan (0,05) maka dapat disimpulkan data berdistribusi tidak normal. Walaupun data tidak berdistribusi normal, namun data tetap dapat digunakan karena data yang tidak berdistribusi normal namun memiliki nilai absolut skewness yang tidak lebih dari dua dan nilai absolut kurtosis yang tidak lebih dari tujuh tetap dapat menggunakan metode maximum likelihood, sehingga data yang dikumpulkan dapat diasumsikan berdistribusi normal (West,1995). 3.4 Pengujian Model Fit Setelah melakukan pengujian asumsi SEM dapat dilihat bahwa asumsi SEM dapat terpenuhi. Langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah melakukan pengujian model fit. Dalam pengujian ini akan dilihat apakah model fit dengan data yang tersedia atau pengujian validitas measurement model. Pengujian model fit ini dilakukan dengan beberapa metode. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan AMOS. Dalam pengujian bila dihasilkan bahwa model belum fit maka model sebaiknya diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan menghapus hubungan pada model penelitian. Variabel dengan nilai estimate lebih kecil dari 0,5 dapat dinyatakan bahwa variabel manifes tersebut tidak berkontribusi dalam membentuk konstruk terkait. Apabila terdapat lebih dari satu variabel manifes dengan nilai estimate lebih kecil dari 0,5, penghapusan dilakukan terhadap variabel manifes dengan kontribusi terendah terlebih dahulu. Perbaikan model dalam penelitian ini dilakukan hingga diperoleh model ke-6. Hasil akhir dari pengujian model fit dapat dilihat pada Tabel 3 di halaman A-007. Berdasarkan metode CMIN, model dinyatakan fit karena nilai dari default model berada di antara nilai saturated model dan independence model. Berdasarkan metode Baseline Comparison, model dinyatakan tidak fit karena nilainya di bawah 0,9. Berdasarkan metode RMSEA, model dinyatakan tidak fit karena nilainya di atas 0,05. Berdasarkan metode AIC dan ECVI, model dinyatakan fit karena nilai dari default model lebih kecil dari independence model Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-006
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
atau saturated model. Dengan diperolehnya kesimpulan bahwa model fit berdasarkan tiga metode dari lima metode yang digunakan, model dianggap layak untuk menggambarkan objek penelitian berdasarkan data yang ada. Tabel 3 Hasil Pengujian Model Fit Ke-6 beserta Kesimpulannya Metode CMIN Baseline Comparison
NFI RFI CFI
RMSEA AIC ECVI
Nilai 4883,073 0,181 0,093 0,197 0,17 5153,073 31,614
Kesimpulan Model fit Model tidak fit Model tidak fit Model tidak fit Model tidak fit Model fit Model fit
3.5 Uji Hubungan Berdasarkan Hasil Regresion Weight Langkah berikutnya adalah melihat hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent dalam model. Apakah hubungan yang terjadi signifikan dan erat antara variabel dependent dengan variabel independent. Hipotesis yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut : H0 : Tidak ada hubungan antara variabel independent dengan dependent. H1 : Ada hubungan antara variabel independent dengan dependent. Hipotesis ini memiliki kesimpulan berdasarkan nilai dari P dalam tabel regression weight. Jika nilai dari P > 0,05 maka H0 tidak ditolak tetapi jika nilai P < 0,05 maka H0 ditolak. Sebagian besar, terdapat hubungan antara variabel independent dengan dependent kecuali untuk beberapa pasang variabel independent dengan dependent yang dicantumkan pada Tabel 4 di bawah ini: Tabel 4 Variabel Independent dengan Dependent yang Tidak Memiliki Hubungan Dependent AKS RS1 TRU3 EL5 EL4
Independent EL RS TRU EL EL
Dependent EL3 EL2 EL1 KSI2 KSI5
Independent EL EL EL KSI KSI
Variabel yang tidak saling memiliki hubungan merupakan variabel yang bukan menjadi bagian yang mendukung atau mendorong intensi peternak dalam membagikan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki. 3.6 Model Akhir Penelitian Pada hasil proses pengujian model fit serta pengujian hubungan akan didapatkan model akhir dari penelitian. Berdasarkan model akhir yang terbentuk, dapat diketahui bahwa knowledge technology, motivation, reward system, dan trust memiliki hubungan dengan attitude towards knowledge sharing dimana attitude towards knowledge sharing memiliki hubungan dengan knowledge sharing intention. Model dapat dilihat pada Gambar 3 di halaman A-010. 3.7 Penentuan Prioritas Usulan Perbaikan Model penelitian akhir yang terbentuk menunjukkan bahwa terdapat 30 variabel manifes yang memengaruhi kelima konstruk. Untuk menentukan prioritas perbaikan, perlu mempertimbangkan nilai korelasi dan performansi dari masing-masing variabel manifes. Nilainilai tersebut kemudian di-plot dengan korelasi sebagai sumbu x dan performansi sebagai sumbu y. Hasil plotting kemudian diklasifikasikan ke dalam empat buah kuadran. Kuadran I Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-007
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
merepresentasikan variabel manifes yang memiliki performansi tinggi dan korelasi rendah. Kuadran II merepresentasikan variabel manifes yang memiliki performansi tinggi dan korelasi tinggi. Kuadran III merepresentasikan variabel manifes yang memiliki performansi rendah dan korelasi rendah. Kuadran IV merepresentasikan variabel manifes yang memiliki performansi rendah dan korelasi tinggi. Variabel manifes yang berada pada Kuadran IV akan menjadi prioritas pertama untuk diperbaiki, diikuti oleh variabel manifes yang berada pada Kuadran III, Kuadran II, dan Kuadran I secara berurutan. Usulan perbaikan yang diusulkan dalam penelitian juga mempertimbangkan usulan-usulan yang feasible untuk diimplementasikan. Dalam penelitian ini, diusulkan lima buah usulan perbaikan yang berkaitan dengan reward system, knowledge technology, dan motivation. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan dapat dilihat pada poin-poin sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil pengolahan data, variabel yang berpengaruh di dalam KPSBU adalah knowledge technology, motivation, reward system, dan trust. 2. Usulan untuk memperbaiki intensi knowledge sharing dalam koperasi antar peternak juga dilakukan berdasarkan hasil dari faktor yang mempengaruhi. Hasil dari usulan yang diberikan dapat dilihat pada poin-poin sebagai berikut: 1. Penyuluh dapat memberikan pengakuan seperti pujian-pujian kepada peternak ketika peternak membagikan pengetahuannya. 2. Penyuluh dapat memberikan insentif untuk peternak yang secara aktif membagikan pengetahuannya. 3. Membuat suatu teknologi informasi yang selalu diinovasikan serta digunakan secara konsisten. Teknologi informasi dapat berupa media sosial, majalah serta radio. 4. Mengadakan suatu kegiatan bersama agar peternak dapat meluangkan waktu untuk bertemu dengan peternak lainnya dan berbagi pengetahuannya serta pengalamannya. 5. Membangun motivasi diri dari peternak untuk mau membagikan pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya. 4.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian berikutnya dapat dilihat pada poin-poin sebagai berikut. 1. Kuesioner yang digunakan sebaiknya interaktif dan menarik karena melihat dari jumlah pertanyaan yang diajukan peternak yang merupakan objek penelitian dapat menjadi bosan dan menjawab dengan tidak serius. 2. Penyebaran kuesioner sebaiknya ditemani oleh seorang penyuluh tetapi sebaiknya penyuluh tidak berada di sekitar responden saat pengumpulan dengan kuesioner dilakukan. Jika penyuluh berada di sekitar responden hasil yang didapatkan akan menjadi tidak jujur karena terkadang peternak merasa tidak enak dengan jawabannya. Penyuluh tetap harus mengantarkan karena tanpa adanya penyuluh peternak biasanya tidak mau mengisi kuesioner yang diberikan. 3. Pertimbangkan hal lainnya yang dapat mempengaruhi peternak dalam membagikan pengetahuannya seperti demografi dari peternak seperti umur. Pertimbangan dari demografi dapat dilakukan dengan membuat suatu tabulasi silang. 4. Selain itu, pertimbangan lain dapat diberikan berdasarkan pada halangan atau antecendent bagi peternak dalam membagikan pengetahuannya. Halangan tersebut dapat berupa jarak dan waktu. 5. Analisis dari perbedaan pola di antara penyuluh dapat dilakukan pada penelitian berikutnya.
Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-008
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
Daftar Pustaka Debowski, S., 2006, Knowledge Management, Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd. Eze U.C, Goh G.G.G, Goh C.Y, and Tan T.L, 2013, Perspective of SME’s on Knowlegde Sharing. Emerald Insight. 110. pp.611-631. Fishbein, M. & Ajzen, I., 1975, Belief, attitude, intention, and behavior: An Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley. Hilton, P.R. dan Brownlow, C., 2004, SPSS Explained, p.364. Oxford: Routledge. Nonaka, I. and Takeuchi, H.,1991, The Knowledge-creating Company, Oxford University Press, Oxford. Orr, E., and Persson, M., 2003, Performance Indicators for Measuring Performance of Activities in Knowledge Management Projects, Master Thesis, Departement of Informatics, University of Gothenburg. Plessis, M. D., 2007, The Role of Knowledge Management in Innovation, Journal of Knowledge Management, Vol. 11, No.4, pp. 20-29, doi: 10.1108/13673270710762684. Santoso, S., 2010, Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Shepard, B.H., Hartwick, J., and Warshaw, P. R., 1988, The theory of reasoned action: A metaanalysis of past research with recommendations for modifications and future research”. Journal of Consumer Research, Vol. 15 No. 3,pp. 325-343. West, Stephen G., Finch F., John F., et al., 1995, Structural Equation Models with Nonnormal Variables: Problems and Remedies, Structural Equation Modeling: Concept Issues and Application. pp: 56-75.
Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-009
SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016 Yogyakarta, 27 Oktober 2016
Gambar 3 Model Akhir
Program Studi Teknik Industri jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM ISBN XXX-X-XXXX-XXXX-X
A-0010