PERANCANGAN ANIMASI 3D EDUKASI TUNTUNAN SHOLAT “SHOLAT YUK!”
NASKAH PUBLIKASI
disusun Oleh : Setho Arief Wicaksono 06.11.1274
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA 2012
EDUCATION 3D ANIMATION DESIGN OF SHOLAT METHOD “SHOLAT YUK!”
PERANCANGAN ANIMASI 3D EDUKASI TUNTUNAN SHOLAT “SHOLAT YUK!”
Setho Arief Wicaksono Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
In the worldthere are manyreligions and sects, one of whichis Islam. Islamwas ranked firstwhen seenfrom the number ofadherents. Islamhas rules andobligations thatmust be doneby its adherents.One isprayer. Prayeris oneof the fivepillars of Islamas it has beenaccepted in those sayingsby the Prophet Muhammad. In practicethere are still manypeoplewhoare lessprecise inpraying. Based on thebackground ofthese problems,the authors designedananimated3Deducationalpracticeprocedures ofprayeris good and right. The design ofthis3Danimationwill be usingsome ofthe required software,including: Blender3Dto incorporateelements ofanimation, AdobePhotoshopandCorelDrawis usedto designthe charactertextures, AdobeAuditionas a soundeditor. This thesis isthe result of makingsuchashowing3D AnimationEducationis clearlythe practice ofphysical exercisesuch asvoicecomplementedthe readingsprayer 5 times. Keywords: 3D Animations, Blender 3D,Sholat Method Education. Blender 3D
1.
Pendahuluan Era Globalisasi dan Teknologi Informasi (Information and Communication Technology)
atau yang disingkat dengan ICT demikian deras dan meluas memasuki seluruh sektor kehidupan tak terkecuali sektor pendidikan.Kecepatan dunia berubah menuntut dan mensyaratkan kemampuan pembelajaran yang lebih cepat, efisien dan efektif.Dalam hal ini teknologilah yang diperlukan untuk memenuhinya. Oleh karena itu teknologi pun selalu mengalami perkembangan yang begitu pesat, salah satunya adalah komputer sebagai alat bantu dalam mempermudah sistem pembelajaran. Penggunaan komputer dalam pembelajaran sendiri bukan hal baru tetapi merupakan salah satu inovasi teknologi pendidikan dalam pengembangan media pembelajaran yang dapat diandalkan.Sebab pengajaran secara tradisional seperti menggunakan kaedah lisan, tulisan dan media – media bantuan seperti menggunakan buku dan papan tulis seringkali mempersulit pendidik dalam menerjemahkan suatu konsep yang sukar dan kompleks. Kegagalan dalam menerjemahkan suatu konsep ini akan menjadikan suatu subjek itu dianggap sulit. Sholat merupakan salah satu dari sekian banyak subjek yang dapat diangkat menjadi sebuah objek untuk dikemas dalam suatu konsep penyajian pembelajaran yang nantinya dapat dijadikan media pilihan atau alternatif. Sholat merupakan salah satu dari lima rukun Islam sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu sholat sangat membutuhkan perhatian serius, teristimewa yang harus diperhatikan karena adanya bid'ah dan penyimpangan-penyimpangan yang terdapat dalam praktek sholat. Tata cara praktek sholat secara lisan seperti yang diajarkan oleh guru agama ketika duduk di bangku sekolah pun kadang belum mampu memberikan pemahaman yang baik terhadap para pembelajar disebabkan kemampuan pemaparan materi yang berbeda-beda. Disamping itu, media buku yang merupakan media tradisional terkadang dinilai kurang efektif, hal ini mungkin disebabkan oleh kurang tertariknya para pembelajar untuk membaca dan memahami isi dari buku tersebut yang memang bersifat monoton. Belakangan ini muncul banyak media pembelajaran dengan video atau animasi 2D yang sebenarnya hampir sama, namun berbeda penyampaian secara visual. Jika video lebih pada manusia yang di rekam dengan kamera dan animasi 2D yang digantikan oleh grafik yang bergerak.Kedua media tersebut menampilkan visual dalam bentuk gerakan, dan audio dalam bentuk bacaan sholat. Melalui karya tulis ini penulis menyajikan sebuah media alternatif dalam bentuk animasi 3D yang sebenarnya hampir sama dengan video dan animasi, namun ada perbedaan dalam segi visual. Perbedaan dari animasi 2D dan 3D visual adalah dilihat dari
sudut pandangnya.Animasi 2D menggunakan koordinat x dan y, sedangkan animasi 3D visual menggunakan koordinat x, y dan z yang memungkinkan untuk melihat sudut pandang objek secara lebih nyata. Oleh sebab itu, maka penulis menggabungkan keduanya yaitu media tuntunan sholat yang selanjutnya dikemas dalam bentuk animasi 3 (tiga) Dimensi.Penyusun mencoba menghadirkan sebuah media pembelajaran alternatif tentang tuntunan sholat yang dituangkan ke dalam skripsi dengan judul “Perancangan animasi 3D edukasi “Sholat Yuk!”.
2.
Landasan Teori
2.1
Definisi Belajar Drs. Thursan Hakim menuturkan dalam sebuah bukunya yang berjudul “Belajar
Secara Efektif” (2000:1) Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan – kemampuan yang lain. 2.2
Teori - Teori Belajar Menurut Nursalam dan Efendy dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Dalam
Keperawatan”(2008:7). Teori belajar pada umumnya dibagi menjadi 4 golongan, yaitu teori belajar Behaviorisme, teori belajar Kognitivisme, teori belajar Humanistik dan teori belajar Sibernetik. Aliran tingkah laku menekankan pada hasil dari proses belajar. Aliran kognitif menekankan pada proses belajar. Aliran humanis menekankan pada isi atau apa yang dipelajari. Dan aliran sibernetik menekankan pada sistem informasi yang dipelajari. 2.3
Media Pembelajaran Menurut Firsan Nova dalam bukunya yang berjudul “Crisis Public Relations:
Bagaimana PR menangani krisis perusahaan” (2009:205), Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Berdasarkan sifatnya, media terdiri dari dua, yaitu media cetak dan mendia elektronik. Media cetak dapat diartikan segala brang cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, pamflet, buletin dan lain-lain. Contoh media elektronik adalah televisi, radio, website dan lain-lain. 2.4
Perencanaan Pemilihan Media Pembelajaran Menurut M. Asrori Ardiansyah, M.Pd yang berjudul “Perencanaan Pemilihan Media
Pembelajaran” menyampaikan bahwa ada satu model yang dipakai dalam merencanakan penggunaan media pembelajaran, yaitu model ASSURE. Model ASSURE adalah suatu
model perencanaan penggunaan media pembelajaran yang mengikuti enam langkah secara berurutan berikut: a.
A = Analize Learners (menganalisa karakteristik pebelajar)
b.
S = State Obyective (merumuskan tujuan)
c.
S = Select Methode, media and materials (Memilih media dan bahan)
d.
U = Utilize Media And Materials (penggunaan media dan bahan)
e.
R = Require Learner Participation (menyiapkan partisipasi belajar).
f.
E = Evaluate And Revise (evaluasi proses dan hasil belajar, serta merevisi)
2.5
Pembelajaran dengan Komputer Menurut Mayer (1997:32), Pembelajaran melalui komputer merupakan suatu usaha
yang sistematik dan terencana, sehingga diharapkan dapat mengatasi kelemahankelemahan pada pembelajaran kelompok. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar secara individual dengan menggunakan bantuan komputer menunjukkan peningkatan prestasi belajarnya.Langkah-langkah pembelajaran yang sistematik terbukti dapat membentuk siswa belajar dengan lebih efektif dan efisien.1 2.6
Multimedia Menurut Tay Vaughan dalam sebuah bukunya yang berjudul Multimedia : Making It
Work (2006:3), Multimedia adalah semua kombinasi teks, foto, seni grafis, suara, animasi dan elemen-elemen video yang dimanipulasi secara digital.2 2.7
Pengertian Animasi Kata animasi diambil dari kata “animation”; “to animate”, dan apabila dilihat dalam
kamus bahasa inggris – indonesia artinya kurang lebih adalah hidup atau menghidupkan. Jadi kurang lebih difinisinya adalah menghidupkan segala macam benda atau obyek mati sehingga seolah-olah terlihat hidup bila dinikmati.3
2.8
Konsep Dasar Animasi Berdasarkan teknik pembuatannya animasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
Animasi Stop-motion (Stop Motion Animation), Animasi Tradisional (Traditional Animation), Animasi Komputer (Computer Graphics Animation).4 1Mayer
19.
R. E., (1997). Multimedia learning: Are we asking the right questions? Educational Psychologist, 32, 1-
2Vaughan
Tay, 2006, Multimedia : Making it Work Edisi 6, Andi Publisher, Yogyakarta, Hal.3
3
MSV, Modul : Pengenalan Film Animasi, Hal 1
4
Adriyanto Bambang , 2009, Pembuatan Animasi Dengan Macromedia Flash 8, Hal 6
2.9
Prinsip – Prinsip Animasi Menurut tim MSV (Mataram Surya Visi) yang merupakan anak perusahaan STMIK
AMIKOM yang bergerak dalam bidang multimedia dalam sebuah modul berjudul Pengenalan Film Animasi, menyatakan ada beberapa prinsip yang menjadi kekuatan dalam membuat animasi yang enak untuk ditonton selain dari ceritanya dalah Timing, Slow in and Slow out, Arcs, Follow Through and overlapping action, Secondary Action, Squash and Strecth, Exaggeration, Anticipation, Staging, Personality, dan Appeal
2.10 Teknik Kamera (Shots) Teknik kamera juga perlu di perhatikan untuk menambah kreasi film animasi agar tidak terlihat monotone.Dan berikut adalah teknik kamera dalam pengerjaan film animasi. 2.10.1
Camera Framing (Pembingkaian Kamera)
Menurut MediaCollege.com (situs tutorial gratis dalam bidang media elektronik : Video, Audio, Lighting, Grafis, dll) Framing merupakan pengaturan perbandingan besar karakter atau
objek
dengan
besar
layar
tampilan
multimedia
yang 5
bersangkutan.
Adakonvensiumumdalamindustrivideoyangmemberikannamapadajenisshot. EWS
(Extreme
Wide Shot), VWS (Very Wide Shot), WS (Wide Shot), MS (Mid Shot), MCU (Medium Close Up), CU (Close Up) , ECU (Extreme Close Up), dan CA (Cutaway) 2.10.2
Camera Angles (Sudut Kamera)
Menurut mediacollege.com sudut kamera merupakan pengaturan pengambilan gambar dengan besaran sudut dari objek kamera6. Ada beberapa macam pengambilan sudut, yaitu High Angel, Low Angel, Eye-level shot, Bird’s Eye View, dan OTS (Over The Shoulder Shot) 2.10.3
Perpindahan Kamera (Camera Movement)
Menurut mediacollege.com teknik perpindahan kamera, Antara lain7 :Pan, Ped, Tilt, Dolly, Truck, Arc
2.11 Tahapan Pembuatan Film 3D 2.11.1
Pra Produksi
Menurut Wawan Wahyu dalam sebuah modul untuk mahasiswanya yang berjudul Prosedur Proses Produksi film Animasi proses pra produksi ada 4 proses yaitu8 : MediaCollege.com, Framing, www.mediacollege.com/video/camera/tutorial/01-framing.html, 30/12/2010 MediaCollege.com, Camera Angles, http://www.mediacollege.com/video/camera/angles/, 30/12/2010 7 MediaCollege.com, Camera Movement, www.mediacollege.com/video/shots/movement.html, 30/12/2010 8 Wahyu Wawan, Modul : Prosedur Proses Produksi Film Animasi, http://file.upi.edu/ Direktori/ D%20%20FPMIPA/ JUR.%20PEND.%20KIMIA/ 197111201998021%20-%20WAWAN%20WAHYU/ 5 6
1
Pembuatan Storyline.
2
Penulisan skenario (Judul, Nama dan penulisan karakter tokoh, Setting Property).
3
Pembuatan disain karakter (Bentuk wajah dan kepala, Bentuk tubuh utuh, Perbandingan bentuk tubuh tokoh-tokoh).
4
Pembuatan Storyboard
3.
Perancangan Film Animasi Dalam tahap ini adalah mempersiapan kebutuhan dari pengerjaan proyek Animasi
Edukasi Tuntunan sholat. Persiapan yang harus disaiapkan antara lain adalah Ide cerita, Tema Cerita, kemudian dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan lagi menjadi storyline, storyline diperlebar menjadi skenario/script, hingga ke tahap storyboard. Dalam tahap ini akan di uraikan satu persatu tahapan dari praproduksi.
3.1
Ide Cerita Tahapan ini adalah hal yang paling utama dari pembuatan proyek ini.Sesuatu yang
jarang sekali untuk dapat menemukan ide sebuah karya. 3.2
Tema Cerita Ketika ide ini terserap dengan baik oleh penulis, maka penulis mulai memilih tema
edukasi tuntunan sholat. 3.3
Sinopsis Ide cerita yang penulis dapatkan dikembangkan menjadi sebuah sinopsis (inti
cerita).Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita dari film. 3.4
Storyline Storyline merupakan sebuah naskah cerita dalam bentuk teks.Merancang naskah
merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia.Dalam merancang naskah, analis menetapkan dialog dan urutan elemen-elemen secara rinci. 3.5
Skenario/ Script Dari storyline kemudian diperlebar menjadi skenario/script. Pada skenario/ Script,
sudah lebih datil mulai siasana lingkungan, pergerakan kamera hingga efek sound dan lain lain. 3.6
Storyboard
prosedur%20proses%20produksi%20film%20animasi%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf, 19/01/2011
Screenplay yang telah dikembangkan menjadi gambar adegan tokoh yang meliputi narasi, durasi, scene, angle, background, efek suara, background music. 3.7
Concept Art Mulai tahap ini penulis sudah memulai membuat gambar sketsa, mulai dari para
pemeran, skestsa lingkungan sekitar (eksterior dan interior).Semua sketsa yang penulis buat, nantinya dibentuk dalam model 3D ditahap produksi. 3.8
Tahapan Pembuatan Film 3D
3.8.1
Pra Produksi Menurut Wawan Wahyu dalam sebuah modul untuk mahasiswanya yang berjudul
Prosedur Proses Produksi film Animasi proses pra produksi ada 4 proses yaitu9 : 1. Pembuatan Storyline. 2. Penulisan skenario (Judul, Nama dan penulisan karakter tokoh, Setting Property). 3. Pembuatan disain karakter (Bentuk wajah dan kepala, Bentuk tubuh utuh, Perbandingan bentuk tubuh tokoh-tokoh). 4. Pembuatan Storyboard 4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1
Produksi 3D animasi membutuhkan proses yang relatif lebih sederhana dibandingkan 2D
animasi (cel animation) karena semua proses bisa langsung dikerjakan dalam satu software. Secara garis besar proses 3D animasi bisa dibagi 4 tahap yaitu: Modeling, Animating, Texturing, Rendering10. 1.
Modelling Tahap ini adalah pembuatan objek – objek yang dibutuhkan pada tahap animasi.
Object ini bisa berbentuk primitif object seperti sphere (bola), cube (kubus) sampai complicated object seperti sebuah karakter dan sebagainya. Ada beberapa jenis materi object yang disesuaikan dengan kebutuhannya yaitu: polygon, spline, dan metaclay. 2.
Animating Proses animasi dalam animasi komputer tidak membutuhkan sang animator untuk
membuat inbetween seperti yang dilakukan dalam tradisional animasi. Sang animator hanya menentukan/membuat keyframe-keyframe pada object yang akan digerakkan. Setelah Wahyu Wawan, Modul : Prosedur Proses Produksi Film Animasi, http://file.upi.edu/ Direktori/ D%20%20FPMIPA/ JUR.%20PEND.%20KIMIA/ 197111201998021%20-%20WAWAN%20WAHYU/ prosedur%20proses%20produksi%20film%20animasi%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf, 19/01/2011 9
10
Athika, Seputar Animasi, http://athika.student.umm.ac.id/2010/02/05/seputar-animasi/, 06/01/2010
proses keyframing dibuat, komputer akan menghitung dan membuat sendiri inbetween secara otomatis. 3.
Texturing
Proses ini menentukan karakterisik sebuah materi object dari segi texture. Untuk materi sebuah object itu sendiri, bisa diaplikasikan pada properti tertentu seperti reflectivity, transparency, dan refraction. Texture kemudian bisa digunakan untuk mencreate berbagai variasi warna pattern, tingkat kehalusan/ kekasaran sebuah lapisan object secara lebih detail. 4.
Rendering
Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses animasi komputer. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan dalam proses modelling, animasi, texturing, pencahayaan dengan parameter tertentu akan diterjemaahkan dalam sebuah bentuk output.
4.2 1.
Pasca Produksi Compositing Adalah menggabungkan semua elemen gambar menjadi satu bagian yang utuh lalu
dilakukan finalisasi dengan melakukan koreksi warna. Bagian bagian yang masuk Compositing antara lain adalah Modeling yang telah diberi titik gerakan atau tulang digabungkan dengan suara (dubbing). Diatur agar gerakan dan suara terlihat nyata. Dan kemudian masuk pada proses texturing, agar warna kulit atau benda apapun nampak serasi. 2.
Editing Adalah mengatur alur cerita agar cerita dapat dimengeri dan dinikmati.Dan juga
mengkoreksi bagian mana yang belum sempurna. 3.
Music And Sound Agar suasana film tidak monotone maka sangat dianjurkun untuk memasukan musik
pendukung.Perlu juga di tambahkan efek suara. Misalnya ketika aktor sedang minum, maka perlu ditambahkan suara ketika sedang minum (gleg gleg gleg) kurang lebih seperti itu
4.3
Hasil Uji Kelayakan Berdasarkan hasil uji evaluasi yang dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2012, Yang
diwakili oleh 10 siswa SDN Karanggondang kelas 4 dan Mahasiswa Amikom yang diwakili oleh 10 anggota UKM Amikom Music Organization (AMO). Dinyatakan layak.
5.
Kesimpulan
Dari hasil uji kelayakan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa aplikasi multimedia tutorial sholat ini adalah media pembelajaran yang jelas dan dapat membantu anak – anak dan dewasa untuk belajar ataupun mendalami gerakan sholat.
Daftar Pustaka Adriyanto Bambang , 2009, Pembuatan Animasi
Dengan Macromedia Flash 8, BP3K-
Depdikbud, Jakarta Firsan Nova., 2009, Crisis Public Relations: Bagaimana PR menangani krisis perusahaan, Grasindo, Jakarta Hakim Thursan., 2000, Belajar Secara Efektif , Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta Mangindaan C.S., Sembiring S. K., & Livingstone J. D., 1988.NationalAssesment of The Quality of Educational Indonesian. BP3K-Depdikbud, Jakarta Mayer R. E., 1997. Multimedia learning: Are we asking the right questions? Educational Psychologist, Lawrence Erlbaum Associates, Inc, California Mousavi, S., Low, R., & Sweller, J. 1995.Reducing cognitive load by mixing auditory and visual presentation modes.Journal of Educational Psychology Nursalam., Efendy., 2008 “Pendidikan Dalam Keperawatan”. Salemba Medika, Jakarta Penney, C. G. 1989. Modality effects and the structure of short-term verbal memory.Memory & Cognition Vaughan Tay, 2006, Multimedia : Making it Work Edisi 6, Andi Publisher, Yogyakarta