perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANCANGAN ALAT PENGEMAS VAKUM UNTUK PRODUK OLAHAN JAMUR TIRAM DALAM RANGKA MENINGKATKAN NILAI JUAL DAN MASA PAKAI
Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh: HARY PURWOKO ATMOJO SUNG SUMARGO I1309015
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan. Keseluruhan pokok bahasan dalam bab ini diharapkan memberikan gambaran umum tentang penelitian ini dan perlunya penelitian ini dilakukan. 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat baik dalam bidang produk barang maupun jasa, sehingga produsen dituntut untuk selalu berinovasi dan mempunyai terobosan-terobosan baru. Begitu pula halnya dengan industri pangan yang merupakan salah satu bagian dari dunia bisnis tadi, tentunya akan mengalami kondisi usaha yang penuh dengan persaingan dan diperkirakan persaingan tersebut akan terus meningkat pada era global. Salah satu industri pangan yang sedang berkembang adalah budidaya jamur tiram. Usaha budidaya jamur tiram kini semakin banyak, karena mudahnya cara budidaya jamur tiram, harga jual yang stabil serta permintaan yang terus meningkat menjadi salah satu faktor banyaknya bermunculan petani jamur tiram. Penampilannya yang putih bersih dan menarik menjadi daya tarik tersendiri. Rasanya juga sangat enak, hampir seperti daging ayam. Tetapi jamur tiram ini memiliki daya tahan setelah panen yang sangat rendah yaitu kurang dari 24 jam (BisnisUKM, 2010). Penanganan produk jamur pasca panen sangat penting dalam kelangsungan bisnis jamur tersebut. Pada umumnya jamur setelah dipanen langsung dijual kepada tengkulak masih dalam bentuk potongan jamur utuh. Hal ini menyebabkan kemungkinan petani jamur merugi akibat jamur yang tidak laku membusuk. Makanan hasil olahan jamur memang semakin beragam, yang sering ditemui oleh konsumen adalah sup jamur. Selain itu, kini juga banyak orang yang mengolah dan menjual jamur dalam bentuk keripik. Pengolahan hasil panen jamur tiram yang lain juga bisa dengan dibuat nugget atau makanan beku. Bentuknya sangat mirip dengan nugget ayam. Bahkan, rasanya pun tidak jauh berbeda. Dengan adanya pengolahan jamur tiram menjadi nugget, waktu pakainya menjadi commit to user bertambah yaitu sekitar dua hari (Suaramedia, 2010).
I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk pemasaran hasil panen para pembudidaya menjual produknya masih dalam bentuk nugget dalam jumlah kiloan yang masih dikuasai oleh pengumpul dan pedagang besar. Hal ini menyebabkan harga jual nugget jamur sangat murah atau dengan kata lain curah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah nilai jual pada jamur tersebut adalah dengan pengemasan. Dengan pengemasan produk diharapkan dapat menambah nilai jual sekaligus dapat menambah masa pakai dari produk jamur olahan tersebut sekitar 1 minggu (Adisaputro, 2011). Pengemasan nugget jamur sekarang hanya dilakunan dengan memasukkannya ke dalam plastik kemasan biasa dan langsung dijual kepada konsumen. Dengan pengemasan yang biasa tersebut, resiko membusuknya nugget sangat besar dan membuat masa pakainya menjadi singkat. Maka, diperlukan sistem pengemasan khusus untuk mendukung pamasaran jamur olahan tersebut yaitu dengan sistem pengemasan secara vakum. Dengan dikemas secara vakum, akan menghambat terjadinya penyerapan air oleh produk yang dikemas dari lingkungan atau udara di sekitarnya. Kelembapan itu sendiri yang mempercepat membusuknya produk (Winarno, 1984). Di pasaran telah ada jenis-jenis mesin pengemas makanan dari yang konvensional sampai otomatis, salah satunya adalah vacuum packaging. Prinsip dari mesin tersebut adalah mengeluarkan semua udara yang ada di dalam pengemas sampai benar-benar vakum lalu di tutup rapat sehingga resiko produk terkontaminasi dengan udara atau zat dari luar tidak ada. Ada 2 jenis mesin pengemas vakum, yaitu mesin konvensional dan otomatis yang mempunyai perbedaan pada prosesnya. Pada mesin otomatis, setelah proses vakum selesai maka akan dilanjutkan ke proses penutupan atau sealing. Sedangkan pada mesin konvensional, operator harus melakukan proses sealing sendiri secara manual. Saat ini para penjual telah menggunakan mesin pengemas otomatis, mereka merasa kesulitan dalam mengoperasikan alat tersebut yaitu pada saat mengatur parameter waktu vakum dan suhu dari sealer. Selain itu, harga dari mesin di pasaran juga cukup mahal, sehingga kurang cocok untuk Industri Kecil Menengah (UKM). Dalam perancangan suatu alat memerlukan informasi tentang kebutuhan konsumen itu sendiri. Untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan suara commit to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsumen tentang perancangan alat pengemas vakum yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya, maka digunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD adalah adalah metode perancangan produk yang melibatkan pengguna dalam menentukan desain produk agar sesuai dengan keinginan pengguna. Suara konsumen akan diterjemahkan dalam karakteristik teknis pada proses perencanaan desain produk. Penelitian dengan menggunakan QFD pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Hastanti (2011) yang merancang sebuah produk berupa alat bantu duduk pesinden. Produk ini dirancang dengan melakukan wawancara untuk menemukan keluhan dan kebutuhan pengguna. Berdasarkan penelitian dihasilkan produk alat bantu duduk pesinden yang dapat memenuhi keinginan dan harapan penggunanya. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perlu dilakukan perancangan alat pengemas vakum berdasarkan metode QFD untuk mengurangi dampak yang menyebabkan kerugian bagi pengusaha karena hasil produk yang akan dijual tidak awet dan mempunyai nilai jual yang rendah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana merancang alat yang dapat mengemas produk jamur tiram olahan secara vakum dengan metode Quality Function Deployment ”. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini memiliki tujuan, yaitu : 1.
Memberikan informasi mengenai atribut keinginan konsumen (VOC) terhadap pemakaian alat pengemas vakum untuk jamur tiram olahan.
2.
Memberikan informasi tentang karakteristik teknis alat pengemas vakum untuk jamur tiram olahan.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu : 1. 2.
Meningkatkan ketahanan jamur tiram olahan. commit to user Meningkatkan nilai ekonomi jamur tiram olahan. I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.5 Batasan Masalah Untuk memudahkan dalam pembahasan, maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Desain alat yang telah dibuat hanya difokuskan untuk sistem kerja pengemasan dan penghampaan produk makanan (jamur tiram olahan) yang diletakkan dalam plastik khusus vakum (nylon bag) dan tidak membahas proses sebelum dan sesudahnya. 2. Proses pengolahan data dan perancangan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) 1.6
Asumsi Asumsi yang digunakan dalam penelitian yaitu tidak ada perubahan tekanan
penghampaan selama proses penghampaan plastik kemasan berlangsung. 1.7
Sistematika Penulisan Penulisan sistematika penelitian dibuat agar dapat memudahkan pembahasan
dari tugas akhir ini. Penjelasan mengenai sistematika penulisan dalam penelitian, seperti dijelaskan berikut ini : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung
penelitian,
sehingga
perhitungan
dan
analisis
dilakukan secara teoritis. Tinjuan pustaka diambil dari berbagai sumber yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang tahapan penyelesaian masalah secara umum, secara terstruktur an sistematis yang digambarkan commit to user dalam flow chart disertai penjelasan singkat.
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
digilib.uns.ac.id
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data yang telah dikumpulkan, perhitungan teoritis dan perancangan alat.
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini membahas analisis dan interpretasi hasil rancangan yang dilakukan dalam penelitian ini.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisi kesimpulan hasil dari semua tahap yang telah dilalui selama penelitian beserta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini.
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam pembuatan rancangan suatu alat diperlukan data-data yang dibutuhkan yang mudah dimengerti dengan maksud untuk menerangkan hasil produk ini agar menjadi sesuatu yang mudah diterima oleh orang lain. Data yang ada berupa hasil percobaan, observasi, konsultasi dan lain-lain. Dalam hal ini dijelaskan beberapa data pendukung yang telah dicantumkan untuk meyakinkan masyarakat umum agar dapat diterima. 2.1 Pengemasan Kemasan adalah ilmu, seni dan teknologi yang menutupi atau melindungi produk untuk distribusi, penyimpanan, penjualan dan penggunaannya. Kemasan juga mengacu pada proses desain, evaluasi dan produksi paket. Kemasan dapat digambarkan sebagai sistem yang terkondisi menyiapkan barang untuk transportasi, pergudangan, logistik, penjualan, dan akhirnya sampai digunakan. Fungsi dari pengmasan adalah untuk mengatur interaksi antara bahan yang akan dikemas dengan lingkungan sekitar (Calver, 2004). Pengemasan makanan, dalam hal ini membutuhkan perlindungan terhadap dunia luar agar bahan yang ada di dalamnya tidak terkontaminasi oleh luar. Hal ini juga untuk menjaga agar susunan nutrisi maupun zat yang terkandung di dalamnya tidak keluar maupun sebaliknya, zat dari luar tidak dapat mengkontaminasi bagian dalamnya (Taufik, 2009). Tujuan dari pengemasan tersebut antara lain : - Membuat umur simpan bahan pangan menjadi lebih panjang. - Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah. - Mencegah rusaknya nutrisi atau gizi bahan pangan. - Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan. - Memudahkan distribusi atau pengangkutan bahan pangan. - Mendukung perkembangan makanan siap saji. - Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan. Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan, yaitu bahan pengemasnya harus commit to user memenuhi persyaratan tertentu (contoh : tahan panas, kedap udara, tahan air, dan II - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lain-lain). Metode atau teknik pengemasan harus tepat, hal ini mengacu pada produk yang akan dikemas. Beberapa contoh teknik pengemasan adalah dengan digulung, dilipat, dibalut / dibungkus, dan dianyam. Pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik (Rosiana, 2011). Interaksi
bahan
pangan
atau
makanan
dengan
lingkungan
dapat
menimbulkan dampak yang merugikan bagi bahan pangan tersebut, antara lain : a. Interaksi masa : - Kontaminasi mikroba, (jamur, bakteri, dan lain-lain). - Kontaminasi serangga. - Penambahan air atau menguapnya air. - Benturan atau gesekan. b. Interaksi cahaya : oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dan lain-lain. c. Interaksi panas : - Terjadi gosong atau perubahan warna. - Rusaknya nutrisi Bahan pengemas memiliki persyaratan yang harus dipenuhi untuk mancapai tujuan pengemasan, antara lain : a. Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas. b. Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan) c. Harus kedap air. d. Tahan panas. e. Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah. Jenis-jenis bahan pengemas : 1. Untuk wadah utama (pengemas yang berhubungan langsung dengan bahan pangan) : a. Kaleng / logam b. Botol / Gelas c. Plastik d. Kertas e. Kain f. Kulit, daun, gerabah, bambu, lain-lain. commitdan to user
II - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Untuk wadah luar (pelindung wadah utama selama distribusi, penjualan, atau penyimnanan : a. Kayu b. Karton / kardus 2.2 Teknik Pengawetan Makanan Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi yang sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan, namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan (Godam, 2006). Berikut adalah beberapa teknik standar yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat luas dunia. 1. Pendinginan Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dan teori dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat rendah. Untuk mendinginkan makanan atau minuman bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es. Suhu untuk mendinginkan makanan biasanya 15°C. Sedangkan agar tahan lama biasanya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4°C. 2. Pengasapan Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian diasapi dari bawah. Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan dan pengeringan. 3. Pengalengan Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayursayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia commit to user
II - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara. 4. Pengeringan Mikroorganisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan. 5. Penghampaan Penghampaan dilakukan dengan menghilangkan udara yang ada di dalam kemasan. Penghilangan udara akan mengeluarkan semua oksigen sehingga mencegah berlangsungnya reaksi kimiawi dan enzimatis yang dipicu oleh oksigen, juga menghambat pertumbuhan mikroorganisme aerobik. 6. Pemanisan Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya. 7. Pengasinan Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan. 2.3 Vakum Dalam penggunaan sehari-hari, vakum adalah volume ruang yang kosong pada dasarnya adalah materi, seperti bahwa tekanan gas jauh lebih kecil daripada tekanan atmosfer. Keadaan vakum dapat dibedakan menjadi 3, yaitu soft vacuum (ruangan bertekanan 10-2 pa), hard vacuum (< 10-2 pa), dan ultrahigh vacuum commit to user
II - 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(<10-7 pa). Untuk mengukur kadar vakum suatu ruangan dibutuhkan suatu alat yang dapat membandingkan tekanan dalam ruang tersebut, salah satunya adalah preesure gauge.
Gambar 2.1 Pressure gauge Alat yang digunakan untuk membuat keadaan menjadi vakum adalah vacuum pump (pompa vakum). Pompa vakum adalah alat yang menghilangkan molekul gas dari volume yang tertutup rapat untuk meninggalkan vakum parsial. Kecepatan pemompaan mengacu pada laju aliran volume sebuah pompa pada bagian inlet, sering diukur dalam volume per unit waktu. Momentum transfer dan jebakan pompa akan lebih efektif pada beberapa gas daripada yang lain, sehingga tingkat memompa dapat berbeda untuk masing-masing gas yang dipompa, dan rata-rata laju aliran volume pompa akan bervariasi tergantung pada komposisi kimia dari sisa gas di ruangan. Cara kerja dari pompa vakum adalah sebagai berikut, gaya sentrifugal yang ditimbulkan dari motor mendorong baling-baling untuk saling menekan yang menciptakan ruang untuk udara masuk dari inlet. Setelah udara terperangkap di dalam pompa, baling-baling tersebut kembali saling menekan yang akan mendorong udara tersebut keluar dari pompa vakum melalui exhaust.
Gambar commit 2.2 Caratokerja userpompa vakum
II - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3 Vacuum pump Dalam perhitungan waktu vakum, diasumsikan : a. Ruang vakum atau Plastik pengemas berbentuk kotak, karena perhitungan diambil volume ruangan maksimum. b. Efisiensi proses pemvakuman 100%. c. Tekanan vakum yang akan dicapai adalah -0,4 bar Volume ruang vakum : panjang x lebar x tinggi Menurut katalog PT.Gemilang Sukses Indonesia(2010) kemampuan pompa vakum yang ada adalah 6 CFM, sedangkan 2,1189 CFM sama dengan 3,6 m3/h. Waktu vakum = volume ruang vakum / Vacuum Capacity 2.4
Seal Jaw (Rahang Penyegel) Seal jaw adalah sebuah perangkat pemanas yang berfungsi sebagai penyegel
plastik yang telah tervakum. Seal jaw mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pengemasan, karena merupakan proses finishing atau akhir pada mesin pengemas vakum ini. Seal jaw dikontrol oleh sebuah rangkaian dan dapat diatur lama pemanasannya sesuai jenis plastik yang digunakan oleh operator. Penggunaan seal jaw pada mesin pengmas vakum ini sangat mudah, yaitu hanya dengan menjepitkan bagian plastik pada bagian rahang dan setelah proses pemvakuman selesai, seal jaw bekerja secara otomatis. Keterangan : a. Jaw bar b. Silicone rubber c. Cover tape d. Heat seal band e. Cover strip material f. Durit silgaha
commit to user Gambar 2.4 Seal jaw
II - 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.1 Jaw Bar (Batang Rahang) Jaw bar merupakan bagian utama pada seal jaw. Di desain sesuai kebutuhan perancang. Didalamnya terdapat bermacam-macam komponen yang digunakan dalam waktu penyegelan seperti trafo, impulse kapasitor yang berfungsi sebagai timer dan limit switch.
Gambar 2.5 Jaw bar 2.4.2 Fiberglass Tape Fiberglass tape adalah bahan mirip karet yang terdiri dari polier yang mengandung silikon bersama-sama dengan karbon, hidrogem, dan oksigen. Fiberglass tape umunya non-reaktif, stabil dan tahan terhadap panas. Suhu penggunaannya antara -75 C sampai 260 C. Selain untuk heat sealing, L-bar dan impulse wire sealing, penggunaan fiberglass tape dapat ditemukan dalam berbagai produk, termasuk : memasak, baking, produk-produk penyimpanan makanan, peralatan medis implant dan di hardware.
Gambar 2.6 Fiberglass tape 2.4.3 Heat Seal Band Heat seal band atau strip penyegel panas merupakan sebuah filamen berbahan nikelin. Dipilih nikelin karena karakteristik bahan yang baik sebagai penghantar arus yang cepat panas namun juga cepat dingin ketika tidak dialiri commit to user
II - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
arus. Di pasaran ada jenis nikelin gepeng, bulat dan kembang yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Ukurannya pun juga bermacam-macam.
Gambar 2.7 Heat seal band 2.5
Alat Pengemas Vakum di Pasaran Di pasaran juga sudah digunakan alat pengemas vakum, alat tersebut
biasanya digunakan di swalayan dan beberapa usaha menengah yang membutuhkan alat tersebut. Berikut ini beberapa contoh alat pengemas vakum yang sudah ada : 1. Vacuum Packaging Portable Alat ini biasa digunakan untuk mengemas produk-produk yang mempunyai dimensi yang kecil. Spesifikasi alat ini yaitu : a. Dimensi
= 350 x 150 x 70 mm
b. Power Supply
= 220 – 240 V
c. Vacuum
= 0,35 MPa
d. Sealing Length
= 40 – 280 mm
e. Weight
= 2,4 Kg
Gambar 2.8 Vacuum packaging portable Sumber : mesinmesinmurah.blogspot.com (2011)
2. Table Vacuum Packaging a. Dimensi
= 660 x 590 x 680 mm
b. Chamber Size
= 440 x 440 x 115 mm
c. Power Supply
commit to user = 110V 220-240V/50-60Hz
II - 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Vacuum
= 0.66 Kpa
e. Sealing Length
= 400 x 10 mm
f. Weight
= 102 Kg
g. Power
= 750 Watt
Gambar 2.9 Table vacuum packaging Sumber : mesinmesinmurah.blogspot.com (2011)
3. Double Chamber Vacuum Packaging a. Dimensi
= 1570 x 610 x 1390 mm
b. Chamber Size
= 390 x 140 x 252 mm
c. Power Supply
= 110V 220-240V/50-60Hz
d. Vacuum
= 0.03 Kpa
e. Sealing Length
= 300 x 10 mm
f. Weight
= 125 Kg
g. Power
= 1,5 KW
Gambar 2.10 Double table vacuum packaging commit to user Sumber : ATMI Press (2010)
II - 9
perpustakaan.uns.ac.id
2.6
digilib.uns.ac.id
Jamur Tiram Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon
berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Sekarang
sudah
banyak
yang
membudidayakan
jamur
tiram.
Dalam
pembudidayaan jamur tiram, kelembaban ruangan optimal yang harus dipertahankan adalah 90-96% , yaitu dengan menyemprotkan air secara teratur. Suhu udara untuk pertumbuhan miselia adalah 23-28 °C dan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah 13-15 °C.
Gambar 2.11 Jamur tiram Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modern, media tumbuh berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu atau ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur, pupuk dan air.
commit to user Gambar 2.12 Pembudidayaan jamur tiram
II - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Masa panen jamur tiram termasuk singkat, yaitu sekitar 40 hari setelah pembibitan dengan frekuensi panen yang dilakukan setiap hari, karena pertumbuhan masing-masing tanaman yang bervariatif. Pemanenan jamur bisa dilakukan antara 4-8 kali dan jumlah jamur yang dipanen per musim. Setelah melewati masa panen, sisa pembibitan harus dibuang dan menggantinya dengan bibit baru. Jamur tiram yang sudah dipanen harus segera dipasarkan karena dalam waktu kurang dari 24 jam akan berubah warna dan selanjutnya membusuk.
Gambar 2.13 Nugget jamur tiram Penanganan pascapanen bisa dilakukan dengan pengolahan jamur ataupun pengawetan. Salah satu pengolahan yang berkembang saat ini adalah dengan mengolah jamur tiram tersebut menjadi nugget atau makanan beku. Untuk teknik pengawetan bisa dilakukan dengan ditempatkan di suatu ruangan dengan suhu 15°C. Sedangkan pengemasan jamur tiram biasanya hanya ditempatkan di suatu tempat besar ataupun wadah plastik. Agar jamur olahan yang dikemas lebih awet, maka teknik pengemasan yang dilakukan dengan cara vakum. 2.7
Perhitungan Rangka Perhitungan rangka dilakukan pada titik kritis yang ada yaitu titik dimana
sebagai penobang beban gaya yang terjadi. Perhitungan titik kritis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1.
MA = - lA x F1 + l . RB …………………………………………………...…………………. (2.1) Keterangan : MA = momen di titik A (N) lA = panjang lengan A (mm) F1 = gaya 1 (N) commit to user RB = gaya tumpu di titik B (N) II - 11
perpustakaan.uns.ac.id
Fmaks
digilib.uns.ac.id
= m x g …………………………………………………..…….(2.2)
Keterangan : Fmaks = gaya total beban (N) m = massa beban (Kg) g = percepatan gravitasi (9,8m/s2) Syarat setimbang → RA + RB = F1 ……………………………..……….(2.3) F1 = gaya 1 (N) RA = gaya tumpu di titik A (N) RB = gaya tumpu di titik B (N)
Gambar 2.14 Beban kontruksi rangka 2.8
Quality Function Deployment
2.8.1 Definisi Quality Function Deployment Keberhasilan suatu produk yang dikembangkan tergantung dari respon konsumen. Produk hasil pengembangan dikatakan sukses bila mendapat respon positif dari konsumen yang diikuti dengan keinginan dan tindakan untuk membeli produk. Mengidentifikasikan
kebutuhan
konsumen merupakan
fase
yang
paling awal dalam mengembangkan produk, karena tahap ini menentukan arah pengembangan produk (Ulrich dan Eppinger, 2001). Quality function deployment (QFD) merupakan salah satu kiat manajemen mutu terpadu (total quality management), yang menerapkan kebutuhan-kebutuhan para pelanggan pada rancangan produk. Elemen dasar dari kualitas yang terpadu itu (total quality) adalah keberadaan kualitas yang didefinisikan oleh para pelanggannya. Di dalam pendekatan-pendekatan yang dilakukan untuk mencapai perbaikan kualitas yang terus-menerus itu, dibutuhkan keterlibatan konsumen commit to user seawal mungkin dalam proses pengembangan produk sebagai elemen kuncinya.
II - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterlibatan konsumen inilah yang menjadi tujuan utama dari metode QFD. Metode khusus ini menjadikan para pelanggan sebagai bagian dari siklus pengembangan produk suatu perusahaan. QFD adalah suatu proses dimana kebutuhan, keinginan dan nilai-nilai konsumen diterjemahkan ke dalam ketentuan-ketentuan teknis. QFD pertama kali dikembangkan di perusahaan Jepang pada tahun 1970an. Salah seorang tokoh penemu metode ini adalah Dr. Yoji Akao (Marsot, 2004). Kemudian metode ini diadopsi oleh Toyota. Pada tahun 1986 konsep metode ini dibawa ke Amerika Serikat oleh Ford Motor Company dan Xerox. Semenjak itu metode QFD digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Jepang, Amerika Serikat dan Eropa (Wasserman, 1993). Berdasarkan definisinya QFD merupakan praktek untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan atau Voice of Customer (VOC). QFD menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi. Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk meskipun suatu produk yang telah dihasilkan dengan sempurna bila mana memang tidak menginginkan atau membutuhkannya.QFD memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses hingga tercapai efektivitas maksimum. QFD juga merupakan praktek menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan organisasi untuk melampaui harapan pelanggannya (Marsot, 2004). Berikut ini diagram tahapan pengembangan produk dengan metode QFD secara lebih jelasnya dalam Gambar 2.15.
commit to user
II - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.15 Diagram proses metode QFD Sumber: Wirawan dan Nurkertamanda (2009)
2.8.2 Pengumpulan Data Voice of Customer Tahap awal dari metode QFD adalah menggali kebutuhan pelanggan. Poses penggalian kebutuhan pelanggan meliputi pengumpulan data awal pelanggan, menafsirkan data awal menjadi kebutuhan pelanggan, membuat uraian kebutuhan pelanggan, menetapkan kepentingan setiap kebutuhan pelanggan. Pada dasarnya langkah awal dari metode QFD adalah untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pengguna terhadap suatu produk atau jasa Kebutuhan dan keinginan pengguna itulah yang disebut dengan voice of customer. Menurut Ulrich and Eppinger (2001) tujuan dari identifikasi kebutuhan pelanggan adalah meyakinkan bahwa
produk
telah
difokuskan
terhadap
kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan (eksplisit), menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan yang terlupakan. commit to user
II - 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengumpulan data yang dilakukan harus mencakup kontak langsung dengan pengguna. Menurut Ulrich dan Eppinger (2001) metode yang dapat digunakan antara lain: a. Wawancara: Satu atau beberapa orang tim pengembang berdiskusi mengenai kebutuhan dengan
pelanggan.
Wawancara
biasanya
dilakukan
pada
lingkungan pelanggan dan berlangsung sekitar satu sampai dua jam. b. Kelompok Fokus: Diskusi ini biasanya dilakukan dengan bantuan moderator. Pelanggan yang berjumlah delapan sampai dua belas orang ditempatkan pada suatu ruangan. c. Observasi Produk Pada Saat Digunakan: Mengamati pelanggan menggunakan produk atau melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan produk tersebut diciptakan, dapat memberikan informasi kebutuhan pelanggan yang penting. Dokumen hasil interaksi dengan pelanggan dapat berupa rekaman suara, catatan, rekaman video, foto. Sebagai patokan penentuan responden, sebagian besar produk sepuluh kali wawancara dianggap masih kurang sedangkan 50 kali wawancara dianggap terlalu banyak. Wawancara dapat dilakukan secara berurutan dan dapat dihentikan ketika tidak ada lagi kebutuhan baru yang diperoleh dari tambahan wawancara (Ulrich and Eppinger, 2001; Marsot, 2004). Setelah data kebutuhan dan keinginan pelanggan terkumpul, kemudian akan dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui tingkat kepentingan, penilaian dan harapan pelanggan
terhadap berbagai macam atribut kebutuhan yang telah
diperoleh sebelumnya. Kemudian akan dibuat karakteristik teknis untuk merespon suara konsumen. Karakteristik teknis ini sering disebut dengan voice of engineering. Langkah selanjutnya adalah mencari hubungan antara VOC dan VOE serta mencari bobot masing-masing kebutuhan. 2.8.3 Penyebaran Kuesioner Kuesioner adalah salah satu alat pengumpul data yang merupakan alat komunikasi antara peneliti dengan responden, berupa daftar pertanyaan yang dibagikan oleh peneliti untuk diisi oleh responden, yang kemudian akan diubah dalam bentuk angka, analisa statistik, dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. commit to user
II - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam metode QFD, kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan pengguna, tingkat penilaian kepuasan pengguna dan tingkat harapan pengguna. Tingkat kepentingan pengguna adalah persepsi pengguna terhadap atribut-atribut dari suatu produk berdasarkan penting tidaknya atribut tersebut untuk perancangan. Untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut, digunakan skala 1-5 dengan keterangan sebagai berikut: 1 = Tidak Penting, artinya atribut suatu produk dianggap tidak penting dalam perancangan. 2 = Kurang Penting, artinya atribut suatu produk dianggap kurang penting dalam perancangan. 3 = Cukup Penting, artinya atribut suatu produk dianggap cukup penting dalam perancangan. 4 = Penting, artinya atribut suatu produk dianggap penting dalam perancangan. 5 = Sangat Penting, artinya atribut suatu produk dianggap penting dalam perancangan. Selanjutnya
adalah
kuesioner
tingkat
penilaian kepuasan pengguna.
Tingkat penilaian kepuasan pengguna adalah persepsi pengguna terhadap produk yang sudah ada berdasarkan
kepuasan pengguna saat memakainya. Untuk
mengetahui tingkat penilaian, digunakan skala 1-5 dengan keterangan sebagai berikut: 1 = Tidak
Bagus, artinya atribut yang ada pada produk yang sekarang ada
dianggap tidak bagus. 2 = Kurang Bagus, artinya atribut yang ada pada produk yang sekarang ada dianggap kurang bagus. 3 = Cukup Bagus, artinya atribut yang ada pada produk yang sekarang ada dianggap cukup bagus. 4 = Bagus, artinya atribut yang ada pada produk yang sekarang ada dianggap bagus. 5 = Sangat Bagus, artinya atribut yang ada pada produk yang sekarang ada dianggap sangat bagus. commit to user
II - 16
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan
digilib.uns.ac.id
kuesioner
tingkat
harapan
pengguna
adalah
harapan
pengguna terhadap Alat pengemas vakum sederhana. Untuk mengetahui tingkat harapan, digunakan skala 1-5 dengan keterangan sebagai berikut: 1 = Tidak Diinginkan, artinya suatu atribut tidak diinginkan dalam perancangan suatu produk. 2 = Kurang Diinginkan, artinya suatu atribut kurang diinginkan dalam perancangan suatu produk. 3 = Cukup Diinginkan, artinya suatu atribut cukup diinginkan dalam perancangan suatu produk. 4 = Diinginkan, artinya suatu atribut diinginkan dalam perancangan suatu produk. 5 = Sangat Diinginkan, artinya suatu atribut sangat diinginkan dalam perancangan suatu produk. 2.8.4 Pengolahan Data House of Quality (HOQ) Struktur dasar quality function deployment ini meliputi konstruksi dari satu atau lebih matriks yang kadangkala disebut dengan tabel-tabel kualitas. Bagian pertama dari matriks-matriks tersebut adalah yang disebut house of quality (HOQ), yang merupakan alat pokok yang digunakan di dalam quality function deployment. House of quality adalah sebuah matriks yang menunjukkan hubungan antara kebutuhan-kebutuhan pengguna dan sifat-sifat rekayasa teknik. Dengan menggunakan alat ini, perusahaan akan mampu menyesuaikan kebutuhan para pelanggan dengan desain dan kendala-kendala fabrikasi. Pengolahan data berupa pembuatan House of Quality (HOQ). Adapun tahap pembuatan HOQ adalah sebagai berikut: 1. Matriks perencanaan: berisi informasi tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan, customer satisfaction performance, tingkat harapan dan perhitungan GAP. a. Penentuan Tingkat kepentingan Menyatakan seberapa penting tiap kebutuhan bagi pelanggan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
commit to user
II - 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
∑
=
…………………………(2.4)
DKepentingan i = derajat kepentingan responden ke-i n = jumlah responden b. Customer satisfaction performance Merupakan persepsi pelanggan terhadap seberapa baik produk yang ada saat ini dalam memuaskan pelanggan. Tingkat kepuasan diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: =
∑
……………..….................….....(2.5)
DKepuasan i = derajat kepuasan responden ke-i n = jumlah responden c. Harapan Pengguna Merupakan harapan pengguna terhadap produk yang akan dirancang berdasarkan atribut yang telah dibangun. Tingkat harapan pengguna diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: =
∑
…………………………………………(2.6)
DHarapan i = derajat Harapan responden ke-i n = jumlah responden
d. GAP Merupakan selisih nilai penilaian dengan harapan pengguna terhadap atribut suatu produk. Rumus yang digunakan mencari besarnya inlay GAP adalah sebagai berikut: GAP =
∑
-
∑
……………………...….(2.7)
1. Penentuan Karakteristik Teknis : langkah yang harus ditempuh oleh pihak perancangan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. 2. Hubungan What dan How Matriks hubungan what dan how merupakan matrik hubungan antar voice of customer dan karakteristik teknisnya. Hubungan tersebut menunjukkan seberapa jauh pengaruh respon teknis dalam menangani dan mengendalikan kebutuhan commit to user
II - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengguna. Untuk mempermudah menggambarkan matrik maka digunakan simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Simbol matriks hubungan Simbol Pengertian Kosong Tidak ada hubungan Hubungan lemah Hubungan sedang Hubungan kuat Sumber: Wasserman (1993)
Nilai Numerik 0 1 3 9
3. Hubungan antar karakteristik teknis Matriks hubungan antar karakteristik teknis biasa disebut korelasi teknis. Matriks korelasi ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana atribut teknis yang satu mempengaruhi atribut teknis yang lain. Tabel 2.2 Simbol korelasi teknis Simbol
P + Kosong x
Pengertian Pengaruh positif sangat kuat Pengaruh positif kuat Tidak ada pengaruh Pengaruh negatif kuat Pengaruh negatif sangat kuat
Sumber: Wasseman (1993)
4. Penentuan bobot karakteristik teknis Perhitungan bobot karakteristik teknis dilakukan dengan rumus : Bti= Σ (Kti x Hi)
………………………………..…………….(2.8)
Bti = Bobot karakteristik teknis i. Kti = Tingkat kepentingan teknis yang memiliki korelasi dengan karakteristik teknis i. Hi = Nilai numerik korelasi antara kebutuhan konsumen (what) dengan karakteristik teknis i (how).
commit to user
II - 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.16 House of Quality Sumber: Franceschini (2002)
Menurut Tjiptono dalam penelitiannya Indah (2006) yang berjudul “Analisis Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis SWOT (Studi kasus di RB. Kusmahati Duo Mojolaban”, kelebihan dari metode QFD adalah dapat mengurangi waktu desain sebesar 40 % dan biaya desain sebesar 60% secara bersamaan dengan dipertahankan dan ditingkatkannya kualitas desain. Selain itu ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari QFD yaitu fokus pada pelanggan, efisiensi waktu, orientasi pada kerja sama tim, dan orientasi pada dokumentasi. Adapun manfaat dari metode QFD adalah memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan, dan mengutamakan kegiatan-kegiatan desain dengan memastikan bahwa proses desain dipusatkan pada kebutuhan pelanggan yang paling berarti sehingga tidak memakan waktu yang lebih banyak bila dibandingkan dengan proses rancang ulang produk secara keseluruhan. Penelitian lain yang menggunakan metode QFD dilakukan oleh Hastanti (2011) yang merancang sebuah produk berupa alat bantu duduk pesinden. Produk ini dirancang dengan melakukan wawancara untuk menemukan keluhan dan kebutuhan pengguna. Berdasarkan penelitian dihasilkan produk alat bantu duduk pesinden yang dapat memenuhi keinginan dan harapan penggunanya. commit to user
II - 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan langkah-langkah dan metode yang digunakan dalam penelitian tentang perancangan alat pengemas vakum yang digambarkan dalam bentuk flowchart dan tiap tahapnya dijelaskan secara singkat, padat dan jelas. 3.1
Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian commit to user
III-1
perpustakaan.uns.ac.id
3.2
digilib.uns.ac.id
Penentuan Atribut (VOC) Langkah ini bertujuan untuk menentukan atribut-atibut usulan rancangan
alat pengemas vakum berdasar kebutuhan responden. Penentuan atribut ini dilakukan dengan cara wawancara kepada responden. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan responden terhadap alat pengemas vakum sederhana yang akan dirancang. Wawancara dan diskusi dilakukan langsung kepada sepuluh orang yang memakai alat pengemas vakum. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab yang berlangsung sewajarnya. Dari hasil wawancara nantinya akan diperoleh informasi tentang kondisi alat sekarang yang menggunakan alat pengemas vakum untuk makanan seperti sosis, nugget, daging, dan lain-lain, keluhan responden tentang alat pengemas vakum yang sedang dipakai sekarang, dan kebutuhan responden terhadap desain alat pengemas vakum yang akan dirancang. Hasil wawancara yang berupa data mentah dicatat dan dirangkum yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam merinci kebutuhan responden terhadap alat pengemas vakum. Penentuan atribut ini dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada data hasil wawancara. 3.3
Penentuan Tingkat Kepentingan, Kepuasan dan Harapan Konsumen dan GAP Langkah ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting suatu atribut
dalam mendesain suatu produk, mengetahui penilaian responden terhadap produk yang sudah ada sekarang berdasar atribut dan mengetahui harapan pengguna terhadap produk yang akan didesain berdasar atribut. Untuk mengetahui informasi mengenai tingkat kepentingan, kepuasan dan harapan responden digunakan suatu alat bantu yaitu daftar pertanyaan wawancara. Daftar pertanyaan dirancang dengan memasukkan atribut-atribut sebagai pilihan dalam pertanyaan dan skala 1-5 untuk memberi skor pada pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian tingkat kepentingan, tingkat kepuasan dan tingkat harapan atribut. Pemberian daftar pertanyaan dilakukan pada sejumlah responden yang diwawancara. commit to user
III-2
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah
digilib.uns.ac.id
wawancara
selesai,
maka
dilakukan
penghitungan
tingkat
kepentingan, kepuasan dan harapan responden terhadap masing-masing atribut kebutuhan untuk membuat matrik perencanaan. a. Penentuan Tingkat Kepentingan Tingkat kepentingan adalah persepsi responden terhadap atribut-atribut dari usulan rancangan alat pengemas vakum sederhana berdasarkan penting tidaknya atribut tersebut untuk usulan perancangan. Penentuan tingkat kepentingan dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.4. b. Penentuan Tingkat Kepuasan Tingkat kepuasan adalah persepsi responden terhadap alat pengemas vakum yang sudah ada berdasarkan kepuasan pengguna saat memakainya. Penentuan tingkat kepuasan dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.5. c. Harapan Merupakan harapan responden terhadap usulan rancangan desain alat pengemas
vakum
sederhana.
Penentuan
harapan
dihitung
dengan
menggunakan rumus pada persamaan 2.6. d. Gap Merupakan selisih antara tingkat kepuasan dengan harapan responden. Penentuan GAP dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.7. 3.4
Penentuan Karakteristik Teknis, Pembuatan Matriks dan Bobot Karakteristik teknis adalah respon teknis yang harus dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan responden terhadap usulan rancangan desain alat pengemas vakum sederhana. Karakteristik teknis ditentukan berdasarkan diskusi antara peneliti dengan ahli desain mekanik dari ATMI Solo dan berdasarkan referensi-referensi yang diperoleh dari studi literatur. Matriks perencanaan berisi informasi tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan, harapan masyarakat, GAP dan bobot karakteristik teknis. Selain itu juga berisi hubungan What dan How yaitu korelasi antara suara konsumen dengan karakteristik teknis yang digambarkan dengan simbol seperti pada tabel 2.1 dan hubungan antar karakteristik teknis yang satu commit dengan to user simbol-simbol pada tabel 2.2. dengan yang lain yang digambarkan
III-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Simbol-simbol tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh mengetahui sampai dimana atribut teknis yang satu mempengaruhi atribut teknis yang lain. 3.5
Pembuatan House of Quality (HOQ) HOQ adalah rumah kualitas yang berisi informasi tentang hubungan
kebutuhan dan keinginan pengguna dengan karakteristik teknisnya yang ditampilkan secara detail. HOQ dibuat untuk menunjukan hubungan antara voice of customer dan voice of engineering, maupun voice of engineering dengan voice of engineering. Untuk lebih menjelaskan, HOQ terdiri antara lain: 1. Mencari hubungan antara voive of customer dan voice of engineering Hubungan
antara
voice
of
customer
dan
voice
of
engineering
ditunjukkan dengan simbol-simbol yang menyatakan bahwa hubungan tersebut lemah, sedang, kuat atau tidak ada hubungan. Adapun indikasi dari hubunganhubungan tersebut adalah: - Lemah berarti antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis terdapat hubungan yang lemah, bila dinumerikkan hubungan itu hanya bernilai 1. Karakteristik teknis tersebut kecil pengaruhnya terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna. - Sedang berarti antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis terdapat hubungan sedang. Pengaruh karakteristik teknis cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan pengguna. - Kuat berarti antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis terdapat hubungan yang kuat. Karakteristik teknis tersebut besar pengaruhnya terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna. - Tidak ada hubungan berarti antara kebutuhan pengguna dan karakteristik teknis tidak ada hubungan, dengan kata lain kebutuhan penggguna tidak bisa direspon oleh karakteristik teknis tersebut. Begitu juga dengan hubungan antar voice of engineering, ditunjukkan dengan simbol-simbol yang menyatakan bahwa hubungan tersebut positif sangat kuat, positif kuat, tidak ada hubungan, negatif kuat dan negatif sangat kuat. Indikasi dari hubungan-hubungan committersebut to useradalah:
III-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Positif sangat kuat berarti suatu keadaan dimana karakteristik teknis yang satu akan sangat mendukung karakteristik teknis yang lain untuk memenuhi kebutuhan pengguna. - Positif kuat pengaruhnya tidak sebesar positif sangat kuat, namun tetap saling mendukung guna pencapaian tujuan pengembangan. - Tidak ada hubungan berarti antara karakteristik teknis yang satu dan yang lain tidak saling berpengaruh atau tidak ada hubungan sama sekali dalam pencapaian tujuan pengembangan. - Negatif kuat berarti antar karakteristik teknis tersebut tidak saling mendukung atau saling bertentangan. Misal adanya penambahan pada karakteristik teknis tertentu akan mengakibatkan kekurangan pada karakteristik teknis yang lain. - Negatif sangat kuat berarti antar karakteristik teknis tidak saling mendukung sama sekali. Pertentangan hubungan antara karakteristik teknis bersifat mutlak atau sudah tidak dapat ditoleransi. 2. Menghitung skor (bobot dari tiap karakteristik teknis dan GAP) HOQ juga menunjukkan bobot karakteristik teknis dan GAP atau selisih tingkat penilaian pengguna dengan harapan pengguna. Penghitungan bobot ini dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.7. 3. Pemilihan rancangan Rancangan diprioritaskan pada karakteristik teknis yang memiliki bobot tinggi dan nilai GAP yang paling negatif. 3.6
Penyusunan Konsep Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan alat
pengemas vakum. Setelah diperoleh data mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen, maka langkah selanjutnya menentukan konsep perancangan. Konsep perancangan berisi komponen-komponen utama alat pengemas vakum. Menurut kebutuhan konsumen, perancangan alat pengemas vakum ini terdiri dari beberapa bagian komponen utama, yaitu : 1. Meja vakum 2. Sealing jaw dan stopper 3. Pompa vakum
commit to user
III-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Control panel 5. Rangka 3.7
Perhitungan Teknik Perhitungan teknik diperlukan untuk mengetahui kelayakan rancangan
apabila rancangan tersebut digunakan. Perhitungan tersebut meliputi kekuatan rangka terhadap beban, besarnya tekanan pemvakuman dan pemilihan materialmaterial bahan yang akan dipakai. 3.8
Visualisasi Usulan Rancangan Visualisasi rancangan alat pengemas vakum sesuai dengan harapan
masyarakat ini dibuat berdasarkan perhitungan teknis yang dilakukan sebelumnya. Pemvisualisasian usulan rancangan ini dilakukan dengan menggunakan software Catia dalam bentuk 3D dan AutoCAD dalam bentuk 2D. 3.9
Estimasi Biaya Estimasi biaya merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan
mesin pengemas vakum sederhana. Daftar harga komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membuat alat tersebut didapat dari katalog produk, survey langsung ke toko dan komunikasi dengan sales yang menjual komponen tersebut. Setelah menentukan dimensi, menentukan material apa saja yang diperlukan maka dapat diperkirakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin pengemas vakum. Biaya tersebut terdiri dari biaya material, biaya permesinan, biaya khusus (desain), dan persen keuntungan. 3.10 Analisis dan Interpretasi Hasil Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil terhadap pengumpulan dan pengolahan data mesin pengemas vakum otomatis. Meliputi analisis biaya dan cara kerja mesin pengemas vakum otomatis secara keseluruhan.
commit to user
III-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.11 Kesimpulan dan Saran Tahap akhir dari penelitian ini adalah menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dengan diikuti penyampaian saran-saran yang dapat ditindaklanjuti oleh pembaca ataupun peneliti sesudahnya.
commit to user
III-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan disajikan pengumpulan dan pengolahan data. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai hasil wawancara dan observasi kepada pengguna alat pengemas vakum yang diolah menjadi Voice of Customer. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan House of Quality,konsep perancangan, perhitungan teknik, visualisasi rancangan, estimasi biaya perancangan alat pengemas vakum. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan pada subbab berikut. 4.1
Hasil Wawancara dan Observasi Berdasarkan wawancara, dapat diketahui kelemahan dan kekurangan alat
pengemas vakum yang ada saat ini. Wawancara dilakukan selama kurang lebih 30 menit setiap kali wawancara dengan kuesioner pendamping yang terdapat di lampiran. Jumlah responden yang berhasil diwawancara adalah 10 orang pemakai alat pengemas vakum untuk makanan yang berupa sosis, nugget, daging mentah, daging giling dan lain-lain. Responden memberikan beberapa alasan mengapa menggunakan alat pengemas vakum. Mereka rata-rata memberikan jawaban yang sama antara responden satu dengan yang lain. Alasan-alasan yang diberikan tersebut antara lain kebutuhan dari gudang makanan tersebut untuk mamakai alat pengemas vakum, hasil dari pengemasan rapi dan praktis sehingga menambah nilai jual pada makanan yang dikemas, menjadi lebih tahan lama. Akan tetapi meskipun alat pengemas vakum tersebut sangat berguna bagi responden yang memakai alat tersebut, masih ada keluhan yang mereka sampaikan saat wawancara. Beberapa keluhan yang responden berikan rata-rata juga sama, antara lain mahalnya alat, ukuran alat besar dan memakan tempat, ukuran alat yang kurang sesuai dengan produk yang dikemas, terkadang sealer masih bocor, berat dan susah dipindahkan sewaktu akan membersihkan area gudang, pemrograman alat rumit. Dengan adanya beberapa keluhan tersebut, responden juga mempunyai keinginan dan kebutuhan akan alat pengemas vakum. Keinginan dan kebutuhan responden akan alat pengemas commit vakum toyang user ada kebanyakan mengacu pada
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keluhan yang mereka ungkapkan. Keinginan dan kebutuhan tersebut yaitu ukuran alat yang kecil dan tidak memakan tempat, ukuran alat sesuai dengan produk yang dikemas, ringan dan mudah dipindahkan, perbaikan pada sealer, perubahan sistem pengoperasian yang sederhana. 4.1.1 Keluhan Responden Keluhan responden diperoleh berdasarkan wawancara langsung kepada pengguna alat pengemas vakum. Adapun keluhan-keluhan responden terkait dengan alat pengemas vakum yang ada saat ini adalah: Tabel 4.1 Keluhan-keluhan responden No. 1 2 3 4 5 6 7
Keluhan-Keluhan Responden Ukuran alat yang besar Dimensi chamber yang kurang sesuai dengan produk yang dikemas Harga yang relatif mahal Tekanan penghampaan yang tidak sesuai dengan produk yang dikemas Pemrograman alat yang rumit Alat cukup berat, susah dipindah-pindah Sealling sering bocor
4.1.2 Kebutuhan Responden (Voice of Cutomer) / Atribut Voice of Customer atau kebutuhan pengguna terhadap produk diperoleh dengan cara memerinci hasil wawancara tentang keluhan responden. Data mentah hasil wawancara selanjutnya diolah lagi dan akan menghasilkan VOC. Data VOC inilah yang nantinya akan dijadikan dasar dalam penentuan tingkat kepentingan, tingkat penilaian dan tingkat harapan responden terhadap perancangan alat pengemas vakum. Data hasil pengolahan keluhan responden dan kebutuhan responden ditunjukkan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Voice of Customer / atribut responden terhadap rancangan alat pengemas vakum No. 1 2 3 4 5 6
VOC dari Alat Ukuran alat disesuaikan dengan produk yang dikemas Harga yang terjangkau Tekanan penghampaan disesuaikan dengan produk yang dikemas Alat pengemas diganti dengan sistem manual yang sederhana Alat ringan dan mudah dipindahkan Penggunaan Heat seal yang bagus dan rapat commit to user
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id
4.2
digilib.uns.ac.id
Pengolahan Data Tingkat Kepentingan, Penilaian dan Harapan Voice of customer atau atribut yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara
kepada responden dan observasi digunakan untuk memperoleh data tingkat kepentingan, penilaian dan harapan responden terhadap perancangan alat penegmas vakum. Semua atribut dimasukkan dalam kuesioner dan disebarkan kepada responden. Jumlah responden yang akan diberikan kuesioner ditentukan dahulu yaitu 10 orang, mengingat pemakai alat pengemas vakum yang ada sangat terbatas. Kuesioner disebarkan sebanyak 10 buah, dan semua kuesioner kembali dan diisi oleh responden. Maka kuesioner yang dianggap benar dan akan diolah adalah 10 buah. 4.2.1 Tingkat Kepentingan Responden Tingkat kepentingan responden merupakan persepsi responden terhadap atribut-atribut dari perancangan alat pengemas vakum berdasarkan penting tidaknya atribut tersebut untuk perancangan. Berdasarkan persepsi responden, diperoleh rata-rata tingkat kepentingan masing-masing atribut dan peringkat tiap atribut berdasarkan tingkat kepentingannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan 4.4 : Tabel 4.3 Skor Tingkat kepentingan responden terhadap atribut Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata Peringkat
1 5 4 4 3 4 2 4 5 4 5 4,0 3
2 5 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4,1 2
Atribut 3 4 4 3 3 5 2 4 4 5 2 3 3 4 4 5 2 4 3 3 2 3 2,9 3,9 6 4
commit to user
IV-3
5 4 4 2 3 2 5 2 3 3 3 3,1 5
6 5 4 5 3 4 3 4 5 4 5 4,2 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4 Tingkat kepentingan responden terhadap atribut No. 1 2 3 4 5 6
Tingkat Peringkat Kepentingan
Atribut Ukuran alat disesuaikan dengan produk yang dikemas Harga yang terjangkau Tekanan penghampaan disesuaikan dengan produk yang dikemas Alat pengemas diganti dengan sistem manual yang sederhana Alat ringan dan mudah dipindahkan Penggunaan Heat seal yang bagus dan rapat
4,0
3
4,1
2
2,9
6
3,9
4
3,1 4,2
5 1
Contoh perhitungan: 1. Atribut ke 1 : 5 + 4 + 4 + ⋯+ 5 + 4 + 5 = 4,0 10
2. Atribut ke 2: 5 + 4 + 3 + ⋯+ 4 + 5 + 4 = 4,1 10
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah atribut keenam yaitu “Penggunaan Heat seal yang bagus dan rapat” dengan nilai tingkat kepentingan sebesar 4,2. 4.2.2 Tingkat Penilaian Kepuasan Responden Penilaian atribut merupakan persepsi responden terhadap perancangan alat pengemas vakum yang sudah ada berdasarkan kepuasaan saat menggunakannya. Berdasarkan persepsi responden, diperoleh rata-rata tingkat kepuasan terhadap masing-masing atribut dan peringkat tiap atribut berdasarkan tingkat kepuasaan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan tabel 4.6. Tabel 4.5 Skor tingkat kepuasan responden terhadap atribut Responden 1 2 3 4 5 6
Atribut 1 2 3 4 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 4 3 2 3 1 4 3 3 commit to user 4 2 3 4
IV-4
5 4 3 2 4 5 1
6 3 4 3 4 4 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5 Skor tingkat kepuasan responden terhadap atribut (lanjutan) Responden 7 8 9 10 Rata-rata Peringkat
1 5 3 2 4 3,1 2
2 2 3 2 1 2,4 6
Atribut 3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 2,7 2,8 5 4
5 3 4 2 4 3,2 1
6 2 2 3 2 3 3
Tabel 4.6 Tingkat kepuasan responden terhadap atribut No. 1 2 3 4 5 6
Tingkat Peringkat Kepuasan
Atribut Ukuran alat disesuaikan dengan produk yang dikemas Harga yang terjangkau Tekanan penghampaan disesuaikan dengan produk yang dikemas Alat pengemas diganti dengan sistem manual yang sederhana Alat ringan dan mudah dipindahkan Penggunaan Heat seal yang bagus dan rapat
3,1
2
2,4
6
2,7
5
2,8
4
3,2 3,0
1 3
Contoh perhitungan: 1. Atribut ke 1 : 3 + 2 + 3+ ⋯+ 3 + 2 + 4 = 3,1 10 2. Atribut ke 2: 2 + 2 + 3 + ⋯+ 3+ 2 + 1 = 2,4 10 Dari hasil perhitungan secara keseluruhan dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki tingkat penilaian kepuasan paling tinggi adalah atribut keempat yaitu “Alat ringan dan mudah dipindahkan” dengan nilai tingkat kepentingan sebesar 3,2. Artinya kebutuhan tersebut mendapat penilaian paling baik dari responden dibandingkan kebutuhan yang lain pada perancangan alat pengemas vakum. commit to user
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.3 Tingkat Harapan Responden Data ini merupakan harapan responden terhadap perancangan alat pengemas vakum. Tingkat harapan responden menunjukkan seberapa besar responden mengharapkan suatu atribut ada pada alat pengemas vakum yang akan dirancang. Tabel 4.7 menunjukkan tingkat harapan responden, sedangkan untuk peringkat ditunjukkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.7 Skor tingkat harapan responden terhadap atribut Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata Peringkat
1 5 4 4 3 3 5 4 2 2 3 3,5 3
2 5 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4,1 1
Atribut 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2,8 3,3 6 5
5 4 4 3 4 5 3 3 2 3 3 3,4 4
6 4 3 4 4 5 5 4 3 2 3 3,7 2
Tabel 4.8 Tingkat harapan responden terhadap atribut No.
Atribut
1 2
Ukuran alat disesuaikan dengan produk yang dikemas Harga yang terjangkau Tekanan penghampaan disesuaikan dengan produk yang dikemas Alat pengemas diganti dengan sistem manual yang sederhana Alat ringan dan mudah dipindahkan Penggunaan Heat seal yang bagus dan rapat
3 4 5 6
Contoh perhitungan: 1. Atribut ke 1 : 5 + 4 + 4+ ⋯+ 2 + 3 + 3 = 3,5 10 commit to user
IV-6
Tingkat Peringkat Harapan 3,5 3 4,1 1 2,8
6
3,3
5
3,4 3,7
4 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Atribut ke 2: 5 + 4 + 4 + ⋯+ 4+ 5 + 5 = 4,1 10 Dari hasil perhitungan secara keseluruhan dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki tingkat harapan paling tinggi adalah atribut kedua yaitu “Harga yang terjangkau” dengan nilai tingkat harapan sebesar 4,1. Artinya responden mengharapkan atribut tersebut lebih ditekankan pada perancangan alat pengemas vakum. 4.2.4 Perhitungan GAP GAP merupakan selisih antara tingkat penilaian kepuasan dan harapan responden. Nilai yang semakin negatif menunjukkan bahwa kebutuhan responden belum terpenuhi pada atribut tersebut. Adapun untuk lebih jelasnya, nilai GAP dapat dilihat dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9 GAP No. 1 2 3 4 5 6
Atribut Ukuran alat disesuaikan dengan produk yang dikemas Harga yang terjangkau Tekanan penghampaan disesuaikan dengan produk yang dikemas Alat pengemas diganti dengan sistem manual yang sederhana Alat ringan dan mudah dipindahkan Penggunaan Heat seal yang bagus dan rapat
Penilaian Harapan GAP 3,1
3,5
-0,4
2,4
4,1
-1,7
2,7
2,8
-0,1
2,8
3,3
-0,5
3,2 3,0
3,4 3,7
-0,2 -0,7
Kemudian untuk lebih menjelaskan mengenai selisih antara penilaian dan harapan responden terhadap atribut yang ada. Dibuat dalam bentuk grafik. Berikut ini adalah grafik GAP atribut perancangan alat pengemas vakum:
commit to user
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.0 4.0 3.0 Penilaian
2.0
Harapan
1.0
GAP
0.0 -1.0
1
2
3
4
5
6
-2.0
Gambar 4.1 Grafik tingkat GAP atribut Contoh perhitungan: 1. Atribut ke 1 : 3,1 – 3,5 = -0,4 2. Atribut ke 2 : 2,4 – 4,1 = -1,7 Dari hasil perhitungan secara keseluruhan dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki GAP paling tinggi adalah atribut kedua yaitu “Harga yang terjangkau” dengan nilai GAP sebesar -1,7. Artinya atribut tersebut belum terpenuhi alat pengemas vakum yang ada sekarang ini. Semakin besar nilai GAP dari suatu atribut berarti semakin atribut tersebut belum dapat terpenuhi oleh produk yang ada pada saat ini. 4.3
Penentuan Karakteristik Teknis Karakteristik teknis merupakan respon teknis untuk memenuhi kebutuhan
responden untuk perancangan alat pengemas vakum. Penentuan karakteristik teknis dilakukan melalui konsultasi dengan ahli mekanik dari ATMI Solo dan peneliti (melalui wawancara, studi literatur tentang perancangan alat pengemas vakum dan QFD). Dari setiap atribut yang ada, akan dibuatkan karakteristik teknisnya masing-masing dan disesuaikan dengan standar, literatur dan tanya jawab dengan ahli mekanik. Adapun karakteristik teknis yang dihasilkan dapat dilihat dalam Tabel 4.10. commit to user
IV-8
Tabel 4.10 Karakteristik teknis VOC dari Alat Ukuran alat disesuaikan dengan produk yang dikemas
Harga yang terjangkau Tekanan penghampaan yang tidak sesuai dengan produk yang dikemas Alat pengemas diganti dengan sistem manual yang sederhana Alat ringan dan mudah dipindahkan Penggunaan Heat seal yang bagus dan rapat
Karakteristik Teknis Dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas Tidak memakai chamber / vacuum cabinet Memakai pipa kecil yang dimasukkan ke dalam plastik kemasan Desain lebih sederhana Pemilihan material yang murah tapi berkualitas Pemilihan pompa vakum disesuaikan dengan volume plastik kemasan Pengoperasian alat manual oleh operator Dilengkapi dengan limit switch untuk mematikan sistem vakum Pemilihan bahan material yang ringan Pemilihan Heat seal yang mempunyai daya untuk memanaskan plastik pengemas yang bagus
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id
4.4
digilib.uns.ac.id
Pembuatan House Of Quality (HOQ) House of Quality adalah bagan yang menampilkan hubungan antara suara
konsumen dan karakteristik teknisnya. Misalnya suara konsumen no.1 yaitu “ukuran alat disesuaikan dengan produk yang dikemas” memiliki hubungan dengan simbol
berdasarkan tabel 2.1
dengan karakteristik teknis “dimensi
alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas (untuk menghemat tempat, dimensi alat disesuaikan dengan produk yang akan dikemas)”, yang artinya antara suara konsumen no.1 memiliki hubungan kuat dengan karakteristik teknis “dimensi alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas (untuk menghemat tempat, dimensi alat disesuaikan dengan produk yang akan dikemas)”. Begitu seterusnya sampai suara konsumen dihubungkan dengan karakteristik teknisnya. Disamping itu, bagan HOQ tersebut juga menjelaskan mengenai hubungan antara karakteristik teknis yang satu dengan karakteristik teknis yang lainnya serta bobot masing-masing karakteristik teknis. Misalkan, karakteristik “tidak memakai chamber / vacuum cabinet” dengan “memakai pipa kecil yang dimasukkan ke dalam plastik kemasan” memiliki hubungan dengan simbol √ yang artinya kedua karakteristik teknis tersebut memiliki pengaruh positif yang sangat kuat. Kemudian untuk perhitungan bobot karakteristik teknis Dimensi alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas adalah sebesar 43,20. Untuk mengetahui lebih lanjut dari hubungan pengaruh antar karakteristik teknis, maka dibuat tabel untuk memudahkan dalam pembacaannya. Sehingga nantinya dapat diketahui, karakteristik teknis yang mempunyai hubungan positif sangat kuat, positif kuat, tidak ada hubungan dan lain-lain. Tabel 4.11 menggambarkan pengaruh hubungan antar karakteristik teknis yang digambarkan dalam HOQ.
commit to user
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.11 Hubungan pengaruh antar karakteristik teknis No.
Hubungan Karakteristik Teknis
1
antara karakteristik teknis 1 dan 2
+
2
antara karakteristik teknis 1 dan 4
+
3
antara karakteristik teknis 2 dan 3
4
antara karakteristik teknis 4 dan 7
5
antara karakteristik teknis 4 dan 9
6
antara karakteristik teknis 7 dan 8
Simbol
P
Keterangan Dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas dan tidak memakai chamber / vacuum cabinet mempunyai pengaruh positif kuat artinya dengan terpenuhinya karakteristik teknis tersebut akan mampu memenuhi keinginan responden yaitu menghemat tempat. Dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas dan desain lebih sederhana mempunyai pengaruh positif kuat antara satu sama lain artinya apabila kedua karakteristik teknis tersebut terpenuhi akan menambah keinginan responden untuk menggunakan alat pengemas vakum karena harga lebih terjangkau dan menghamat tempat. Tidak memakai chamber / vacuum cabinet dan memakai pipa kecil yang dimasukkan ke dalam plastik kemasan mempunyai pengaruh positif sangat kuat yang mempermudah responden untuk mengoperasikan alat pengemas vakum.
+
Desain lebih sederhana dan dimensi alat kecil dan pengoperasian alat manual oleh operator mempunyai pengaruh positif yang kuat sehingga membuat keinginan responden untuk mamakai alat pengemas vakum bertambah karena pengoperasian yang tidak rumit lagi.
+
Desain lebih sederhana dan pemilihan bahan material yang ringan memiliki pengaruh positif yang kuat karena menambah keinginan responden untuk memakai alat pengemas vakum karena ringan dan mudah dipindahkan.
P
Pengoperasian alat manual oleh operator dan dilengkapi dengan limit switch untuk mematikan sistem vakum mempunyai pengaruh positif yang sangat kuat sehingga menambah keinginan responden untuk memakai alat pengemas vakum karena mudah pengoperasiannya.
Selain itu, House of Quality juga menampilkan tingkat kepentingan, tingkat penilaian kepuasan responden terhadap produk yang sudah ada sekarang dan tingkat harapan responden terhadap usulan produk yang akan dirancang. Misalnya untuk suara konsumen no.2 “Harga yang terjangkau” tingkat kepentingannya 4,1 , tingkat penilaiannya sebesar 2,4 dan tingkat harapannya sebesar 4,1. 4.5
Bobot Karakteristik Teknis Bobot teknis dipakai untuk menganalisa karakteristik teknis yang memiliki
point tertinggi hingga terendah. Tujuan menentukan bobot teknis yaitu agar tim perancang dapat lebih memfokuskan pada karakteristik teknis yang memiliki commit to user
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
respon tinggi dalam memenuhi kebutuhan konsumen (customer requirement). Penghitungan bobot teknis diperoleh dengan persamaan sebagai berikut : Bti= Σ (Kti x Hi) Dimana: Bti = Bobot karakteristik teknis i. Kti = Tingkat kepentingan teknis yang memiliki korelasi dengan karakteristik teknis i. Hi = Nilai numerik korelasi antara kebutuhan konsumen (what) dengan karakteristik teknis i (how). Tabel 4.12 Bobot karakteristik teknis No.
Karakteristik Teknis
Bobot
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas Tidak memakai chamber / vacuum cabinet Memakai pipa kecil yang dimasukkan ke dalam plastik kemasan Desain lebih sederhana Pemilihan material yang murah tapi berkualitas Pemilihan pompa vakum disesuaikan dengan volume plastik kemasan Pengoperasian alat manual oleh operator Dilengkapi dengan limit switch untuk mematikan sistem vakum Pemilihan bahan material yang ringan Pemilihan Heat seal yang mempunyai daya untuk memanaskan plastik pengemas yang bagus
43,20 12,00 4,00 27,10 12,30 26,10 35,10 3,90 27,90
21,16% 5,88% 1,96% 13,27% 6,02% 12,78% 17,19% 1,91% 13,66%
12,60
6,17%
10
Contoh perhitungan: 1. Karakteristik teknik ke-1: (4,00x9) + (4,1x1) + (3,1x1) = (43,2 / 251,9)x 100% = 21,16% 2. Karakteristik teknik ke-6: (2,9x9) = (26,1 / 251,9)x 100% = 12,78% Berdasarkan perhitungan bobot karakteristik teknis secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa karakteristik teknis yang memiliki bobot paling tinggi adalah karakteristik teknis pertama dan ketujuh yaitu Dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas dan pengoperasian alat manual oleh operator
yaitu 21,16% dan 17,19%. Artinya karakteristik teknis tersebut perlu mendapatkan perhatian atau fokus yang lebih dibandingkan karakteristik yang lain.
commit to user
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id
4.6
digilib.uns.ac.id
Penentuan Konsep Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam pembuatan alat
pengemas vakum. Setelah diperoleh data mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen, maka langkah selanjutnya menentukan konsep perancangan. Konsep perancangan berisi komponen-komponen utama alat pengemas vakum. Menurut kebutuhan konsumen, perancangan alat pengemas vakum ini terdiri dari beberapa bagian komponen utama, yaitu : 1. Meja Vakum : merupakan tempat dimana produk yang akan divakum diletakkan
Gambar 4.2 Meja vakum 2. Sealing Jaw Unit : merupakan bagian yang berfungsi sebagai alat penyegel plastik kemasan yang telah divakum.
Gambar 4.3 Sealing jaw unit
commit to user
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pompa vakum : sebagai alat penghisap udara di dalam plastik kemasan.
Gambar 4.4 Pompa vakum 4. Control Panel : alat kontrol atau pengendali yang digunakan untuk menjalankan alat pengemas vakum.
Gambar 4.5 Control panel 5. Rangka : sebagai penopang komponen-komponen alat pengemas vakum, oleh karena itu konstruksi rangka harus kuat menopang semua komponen tersebut.
Gambar 4.6 Rangka 4.7
Perhitungan Teknik Pada tahapan perhitungan teknik alat pengemas vakum perlu dilakukan
perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan, perhitungan-perhitungan tersebut antara lain :
commit to user
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.7.1 Perhitungan Rangka Rangka alat pengemas vakum yang dibuat digunakan sebagai tempat dan penyangga komponen-komponen pendukung. Komponen tersebut akan digunakan sebagai alat pendukung proses penghampaan produk jamur olahan. Rangka tersebut menerima beberapa beban dari komponen pendukung alat tersebut, yaitu meja proses dan pompa vakum. Tetapi yang mengalami titik kritis adalah rangka yang menopang pompa vakum. Massa total beban
= 10 Kg
Panjang rangka
= 250 mm
Fmaks
= massa total x gravitasi = 10 kg x 9,8m/s2 = 98 N
Karena beban ditopang oleh dua rangka maka : F1
= =
Fmaks 2 98 2
F1
= 49 N
Gambar 4.7 Diagram benda bebas
commit to user Gambar 4.8 Beban kontruksi rangka
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MA 200 . F1 RB
= -125 x F1 + 250 . RB = 250 . RB 125x 49 = 250 = 24,5 N
Syarat setimbang → RA + RB = F1 RA RA
= F1 – RB = 49 – 24,5 = 24,5 N
MA
= -125 x F1 + 250 x RB = -125 x 49 + 250 x 24,5 = -6125 + 6125 =0
MF1
= RA x 200 = 24,5 x 200 = 49 =0
MB 4.7.2 Perhitungan Vakum
Volume ruang vakum (volume plastik kemasan yang sudah terisi jamur olahan) = panjang x lebar x tinggi = 16 x 25 x 1,5 cm3 = 600 cm3 = 0,0006 m3 Menurut katalog PT.Gemilang Sukses Indonesia(2010) kemampuan pompa vakum yang ada adalah 6 CFM, sedangkan 2,1189 CFM sama dengan 3,6 m3/h. Maka perhitungan waktu vakumnya adalah : Kapasitas Pompa Vakum 6 CFM = (3,6 m3/h : 2,1189 CFM) x 6 CFM = 10,19 m3/h Waktu vakum
= volume ruang vakum / Vacuum Capacity = 0,0006 m3 / 10,19 m3/h = 0,21 s
4.8
Visualisasi Rancangan Alat Pengemas Vakum Visualisasi rancangan Alat Pengemas Vakum ini digambar dalam bentuk
2D dan 3D dengan menggunakan software Catia untuk 3D dan AutoCAD untuk commit to user 2D. Penggunan program software Catia ini dikarenakan, dapat merefleksikan
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(menggambarkan) visualisasi atau penggambaran dari produk yang akan dirancang berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya. Dan dapat menggambarkan secara deatail dari komponen-komponen yang ada di dalam alat pengemas vakum yang akan dirancang. Berikut adalah gambaran dari rancangan Alat Pengemas Vakum : 1
3
2
4 5
6
7
Gambar 4.9 Visualisasi rancangan alat pengemas vakum 3D Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Meja untuk proses vakum Seal Jaw Unit Rangka Pompa vakum Pencekam plastik kemasan Control Panel Pipa vakum yang dimasukkan ke dalam plastik kemasan
commit to user
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.10 Visualisasi rancangan alat pengemas vakum 2D 4.9
Estimasi Biaya Perhitungan biaya merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk
pembuatan mesin pengemas vakum sederhana. Setelah menentukan dimensi, menentukan material apa saja yang diperlukan maka dapat diperkirakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin pengemas vakum sederhana. Biaya tersebut terdiri dari biaya material, biaya permesinan, biaya khusus (desain) dan persen keuntungan. Perincian biaya pembuatan alat pengemas vakum dapat dijelaskan sebagai berikut : 4.9.1 Perhitungan Harga Material Biaya material adalah biaya pembelian komponen-komponen yang dibutuhkan alat pengemas vakum. Biaya tersebut dari katalog produk di internet, toko dan ATMI Solo. Adapun rincian tersebut dijelaskan pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Perhitungan harga material No 1 2
3 4 5 6 7 8
Nama Part Meja Vakum Rangka
Engsel 1 Engsel 2 Cover Heater Stopper Clamp Pin / Pasak
Material
Satuan
Harga per unit
Kayu (400x250x10 mm) L Profile 40x40x3 L Profile 40x40x3 L Profile 40x40x3 Ms (31x26x23 mm) Ms (16x11x10 mm) Ms Plate (240x18x15 mm) Ms Plate (251x6x6 mm) Ms Plate (50x20x2 mm) commit to user Ms
Lembar Meter Meter Meter Kg Kg Kg Kg Kg Buah
117000 14000 14000 14000 22000 22000 22000 22000 22000 10000
IV-18
Unit
Total Harga (Rp)
1
117000
2,84
80000
1 1 1 1 2 3
3467 22000 22000 22000 44000 30000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.13 Perhitungan harga material (lanjutan) No
Nama Part
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Karet Stopper Tombol Control Panel MCB Switch Lampu Sekering Selang Pipa Limit Switch Pressure Gauge Sealing Jaw Unit Baut Vacuum Pump Cat Minyak Tinner
20 21 22 23 24
Material Rubber (205x14x5 mm) Acrilic Board
Selang angin (1000 mm) Pipa Stainless (Ø5x30mm)
TOTAL (A)
commit to user
IV-19
Satuan
Harga per unit
Unit
Total Harga (Rp)
Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah
25000 20000 20000 50000 10000 10000 5000 10000 15000 50000 50000
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
25000 20000 20000 50000 20000 10000 5000 10000 15000 50000 50000
Buah Buah Buah Kg Kg
225000 1000 1200000 50000 40000
1 15 1 1 0.5
225000 15000 1200000 50000 20000 2144000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
10
6
1
18
3 8
5 20 4 13 17
14
11
15 7 12
16
19
22
2
Gambar 4.11 Komponen-komponen alat pengemas vakum 4.9.2 Perhitungan Harga Permesinan Biaya permesinan adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa pembuatan di bengkel. Referensi yang digunakan adalah dari ATMI Solo. Adapun rincian tersebut dijelaskan pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Perhitungan harga permesinan No
Nama Part
1 2
Meja Vakum Rangka
3 4 5
Engsel 1 Engsel 2 Cover Heater
Proses
Qty
Biaya / Jam (Rp)
Cut 1 15000 Cut 10 15000 Weld 1 20000 Mill 1 21000 Mill 1 21000 Cut commit 5 15000 to user Weld 1 20000
IV-20
Waktu Permesinan (Jam) 1 0.5 1 1 1 0.5 0.5
Biaya Total (Rp) 15000 7500 20000 21000 21000 7500 10000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.14 Perhitungan harga permesinan (lanjutan) No
Nama Part
6 7
Stopper Clamp
8 9
Assy Finishing
Proses
Qty
Biaya / Jam (Rp)
Mill 1 Cut 10 Weld 2 Drill 4 Assy 1 BW 1 Total (B)
21000 15000 20000 8000 8000 8000
Waktu Permesinan (Jam) 1 0.5 0.5 0.5 5 2
Biaya Total (Rp) 21000 7500 10000 4000 40000 16000 200500
Keterangan : Mill Cut Weld Drill BW
= Milling = Cutting = Welding = Drilling = Bench Work
4.9.3 Perhitungan Biaya desain Biaya desain adalah biaya yang dikeluarkan untuk merancang alat pengemas vakum (3D dan 2D). Referensi harga berasal dari ATMI Solo. Adapun rincian biaya tersebut dijelaskna pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Perhitungan biaya desain No
Proses
1 2
Catia AutoCAD
Biaya / Jam (Rp) 30000 15000 Total ( C )
Waktu Proses (jam) 2.5 1
Biaya Total (Rp) 75000 15000 90000
4.9.4 Perhitungan Biaya Total Biaya total adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat alat pengemas vakum mencakup biaya material, permesinan, desain dan persen keuntungan. Adapun rincian tersebut dijelaskan pada Tabel 4.16.
commit to user
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.16 Perhitungan biaya total
Total Biaya Pembuatan Mesin Pengemas Vakum Biaya Material (A) Biaya Permesinan (B) Biaya Desain ( C ) Total Harga (A+B+C) Profit / Keuntungan (20% x total) Harga Penawaran (Total+Profit)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.144.000,00 200.500,00 90.000,00 2.434.500,00 486.900,00 2.921.400,00
Jadi, seluruh biaya untuk pembuatan alat pengemas vakum tersebut adalah sebesar Rp 2.921.400,00
commit to user
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini membahas tentang analisis dari hasil penelitian dan output yang didapatkan. Analisis yang akan dibahas adalah bab ini adalah analisis house of quality, GAP, karakteristik teknis, hasil usulan rancangan dan analisis biaya perancangan Alat pengemas vakum. Analisis dan interpretasi hasil dalam penelitian ini diuraikan pada sub bab berikut. 5.1 House of Quality Pembuatan HOQ pada usulan rancangan alat pengemas vakum ini dilakukan sampai pada tahap pembobotan karakteristik teknis saja. Metode QFD digunakan untuk mendapatkan suara konsumen atau pengguna dan karakteristik teknis untuk menyikapi suara konsumen tersebut. Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang, mengingat pengguna alat pengemas vakum yang ada sedikit. Dengan jumlah responden tersebut, sudah memenuhi syarat minimal responden yang diambil yaitu sepuluh responden. Dengan pengolahan data metode QFD sampai pada pembobotan karateristik teknis, informasi tentang kebutuhan responden dan respon teknis yang akan dilakukan pengembang produk sudah dapat terpenuhi. Dengan kata lain data yang akan diambil dari metode QFD dirasa sudah cukup. Maka dari itu pemakaian metode QFD dilakukan sampai pada tahap pembobotan karakteristik teknis saja. Setelah diperoleh suara konsumen yang kemudian diteruskan dengan pembuatan karakteristik teknis, dibuat diagam HOQ yang berisi tentang what and how. What berisi suara-suara konsumen (VOC) yang kemudian dijawab atau dihubungkan dengan How yang berisikan karakteristik teknis. Dilakukan pembobotan untuk mengetahui hubungan antar what and how-nya. Selain itu, terdapat hubungan antar karakteristik teknis yang menjelaskan hubungan sedang, kuat dan lemah. Penelitian dengan cara ini pernah dilakukan oleh Indah (2006) dan Hastanti (2011), dimana pada saat pembuatan HOQ hanya sampai pada tahap karakteristik teknis, karena suara dan respon teknis dari responden sudah dapat terpenuhi. commit to user
V-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.2 GAP GAP merupakan selisih antara tingkat penilaian kepuasan dengan tingkat harapan dari masing-masing atribut. Penilaian ini dilakukan dengan 10 responden yang memakai alat pengemas vakum.
GAP 0.0 Ukuran alat Harga yang Tekanan Alat pengemas Alat ringan dan Penggunaan disesuaikan terjangkau penghampaan diganti dengan mudah Heat seal yang -0.4 dengan produk disesuaikan sistem manual dipindahkan bagus dan -0.6 yang dikemas dengan produk yang rapat -0.8 yang dikemas sederhana -0.2
-1.0 -1.2 -1.4 -1.6 -1.8
Gambar 5.1 Diagram GAP Dari keenam atribut yang ada, yang memiliki nilai GAP terkecil adalah adalah atribut ‘tekanan penghampaan disesuaikan dengan produk yang dikemas’ dengan nilai -0,1. Atribut yang memiliki nilai terkecil dapat diartikan bahwa atribut tersebut sudah terpenuhi pada alat pengemas vakum yang ada pada saat ini. Kemudian atribut yang memiliki nilai tertinggi adalah atribut ‘harga yang terjangkau’ dengan nilai GAP sebesar -1,7. Dengan demikian dapat diartikan bahwa atribut tersebut belum dapat dipenuhi pada alat pengemas vakum yang ada saat ini. Rata-rata nilai GAP sebesar -0,58. Semakin besar nilai GAP suatu atribut berarti atribut tersebut semakin belum dapat terpenuhi oleh produk yang ada saat ini. Dikarenakan keterbatasan waktu dan kepentingan responden, dalam setiap penyebaran
kuesioner
berbeda-beda
jumlah
respondennya,
akan
tetapi
berdasarkan Ulrich dan Eppinger (2001) dimana jumlah minimal data dapat dikatakan valid adalah berdasarkan pendapat minimal 10 orang dan maksimal 50 orang, sehingga dalam pengambilan data melalui kuesioner dianggap valid. commit to user
V-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.3 Karakteristik Teknis Dalam penelitian ini karakteristik teknis dikembangkan berdasarkan komponen produk. Karakteristik teknis yang dihasilkan adalah sepuluh karakteristik teknis. Dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas Tidak memakai chamber / vacuum cabinet
12.60
Memakai pipa kecil yang dimasukkan ke dalam plastik kemasan
43.20
27.90
Desain lebih sederhana
3.90 12.00 4.00
35.10 27.10 26.10
12.30
Pemilihan material yang murah tapi berkualitas Pemilihan pompa vakum disesuaikan dengan volume plastik kemasan Pengoperasian alat manual oleh operator Dilengkapi dengan limit switch untuk mematikan sistem vakum Pemilihan bahan material yang ringan Pemilihan Heat seal yang mempunyai daya untuk memanaskan plastik pengemas yang bagus
Gambar 5.2 Diagram proporsi karakteristik teknis Keenam atribut yang ada, kemudian dibuat karakteristik teknisnya. Berdasarkan pengembangan terdapat sepuluh karakteristik teknis yang dapat dibuat. Kesepuluh karakteristik teknis tersebut diolah dan diberi bobot dengan menggunakan bantuan diagram HOQ. Penilaian pembobotan berdasarkan tingkat hubungan antar karakteristik teknis yang mempunyai tingkat hubungan berbedabeda dan bobot dari masing-masing tingkat hubungan. Kemudian dikalikan dengan tingkat kepentingan yang sudah diolah sebelumnya. Berdasarkan diagram, karakteristik teknis yang mempunyai bobot terkecil adalah ‘dilengkapi dengan limit switch untuk mematikan sistem vakum’ dengan bobot sebesar 3,90 atau 1,7% dari total pembobotan karakteristik teknis. Sedangkan, karakteristik teknis yang mempunyai bobot tertinggi adalah ‘dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas’ dengan bobot sebesar 43,20 atau 21,16%. Sehingga dapat diartikan bahwa karakteristik teknis yang memiliki nilai bobot tertinggi commit to user
V-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perlu mendapatkan perhatian yang lebih untuk perancangan selanjutnya dibandingkan dengan karakteristik teknis yang lain. 5.4 Hasil Usulan Rancangan Alat Pengemas Vakum Usulan rancangan Alat Pengemas Vakum yang berhasil dikembangkan berdasarkan suara responden mempunyai perbedaan dengan Alat Pengemas Vakum yang ada saat ini. Dengan adanya ketujuh keluhan responden yang kemudian dirumuskan ke dalam enam atribut, maka dengan adanya usulan rancangan alat pengemas vakum, keluhan dan keinginan responden dapat terjawab. Usulan rancangan ini mempunyai perbedaan dengan alat pengemas vakum yang ada saat ini, dimana kebutuhan pengguna yang diperoleh berdasarkan keluhan dapat terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya ukuran alat pengemas vakum yang dirancang jauh lebih kecil daripada alat yang ada dan tidak adanya chamber / vacuum cabinet yang akan menghemat tempat dan sesuai dengan produk yang akan dikemas. Lalu sistem pengoperasian yang ada pada usulan rancangan alat pengemas vakum memakai sistem manual dilengkapi dengan limit switch, sedangkan alat yang ada sekarang memakai sistem otomatis yang dirasa rumit oleh responden. Disamping itu, desain yang dibuat sangat sederhana dan material yang dipakai juga ringan sehingga mudah dipindahkan. Kelemahan dari usulan rancangan ini adalah pemakaian clamp pada plastik kemasan yang akan divakum. Operator yang akan mengoperasikan alat pengemas vakum ini harus menjepit plastik kemasan supaya proses vakum dapat berjalan sempurna. Hal ini akan menambah waktu proses dari penghampaan produk tersebut. Dan pada waktu proses pemanasan plastik kemasan, operator harus memperkirakan waktu pemvakuman telah selesai sehingga operator harus selalu siap dalam prosesnya. 5.5 Estimasi Biaya Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merancang alat pengemas vakum. Biaya yang dihitung meliputi biaya material, biaya permesinan, biaya khusus (desain) dan persen keuntungan. commit to user Pada penyusunan estimasi biaya yang telah dilakukan diperoleh besarnya biaya
V-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
material yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 2.144.400,00. Harga yang tertera diperoleh dari observasi di ATMI Surakarta, beberapa toko material di solo dan secara online. Untuk biaya permesinan diperoleh sebesar Rp 200.500,00. Referensi harga permesinan didapat dari biaya permesinan di bengkel ATMI Surakarta. Sedangakn biaya desain yaitu pembuatan 3D dan 2D sebesar Rp 90.000,00. Referensi harga tersebut juga dari bengkel ATMI Surakarta. Dari ketiga biaya perancangan alat perancangan alat pengemas vakum tersebut, diambil persen keuntungan sebesar 20% yaitu sebesar Rp 486.900,00. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat alat pengemas vakur adalah Rp 2.921.400,00.
commit to user
V-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan
1. Pembuatan rancangan alat pengemas vakum dengan menggunakan metode QFD dilakukan dengan menjaring keluhan-keluhan konsumen (VOC)
dan
diperoleh 6 atribut (VOC). 2. Dari 6 atribut yang diolah, didapatkan 10 karakteristik teknis yang akan menjadi dasar dari perancangan alat pengemas vakum. Penentuan konsep perancangan ditekankan pada nilai karakteristik teknis yang memiliki nilai bobot tertinggi yaitu ‘Dimensi total alat diperkecil disesuaikan dengan produk yang dikemas’ yang memiliki nilai 43,20 atau 21,16%.
commit to user
VI-1