Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) genus
Nicotiana,
Solanaceae.
famili
termasuic dalam
Species-species
yang
mempunyai nilai ekonomis adalah N. tabacum L. dan N. rustica
L. (Hartana, 1978). Peranan
tembakau
bagi
masyarakat
cukup
besar,
karena
aktivitas produksi dan pemasarannya
melibatkan
penduduk untuk
serta penghasilannya.
Jenis
tembakau
mendapatkan dengan
pekerjaaa
berbagai
kegunaannya
sejumlah
diusahakan
di
Indonesia, baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan dan secara garis besarnya terdiri dari tembakau cerutu, rokok putih $an tembakau untuk rokok kretek (Wiroatmodjo dkk., Hasil penelitian
Jasni
hektar tembakau menyerap sing sebesar 4 0 orang. sia pada
umumnya
1981).
(1970) menunjukan bahwa
tenaga untuk produksi
setiap
dan prosae-
Areal pertanaman tembakau di Indone-
terdapat
di
hektar), Jawa Tengah I39.0b0
daerah
Jawa Timur
(126.000
hektar), Sumatera Utara
(Deli)
(4.000 hektar), sisanya seluas 11.000 hektar tersebar d i seluruh Indonesia. Tembakau Besuki ~ a - 0 o g s t X 'antara tahun 1959 s.d. mempunyai areal produksi antara 10.000 hektar 6.d.
1984
24.000
1) Tembakau cerutu terdiri dari Tembakau Sumatera (Deli), Tembakau tembakau Besuki Na-Oogst, tembakau Vorstenland. Besuki Na--Oogst (untuk seterusnya akan dipakai istilah Tembakau Bes/No), adalah suatu jenis tsmbakau cerutu yang penanamannya dilakukan pada musim kemarau den paneanya dilakukan pada musim hujan. Jenis tembakau ini menurut kualitas pemakaiannya dibedakatl : ( 1 ) Pembalut (wraper/dekblad), (2) Pembungkus dalam cerutu (binder/omblad) dan ( 3 ) Isi (filler).
hektar.
R i n c i a n a r e a l p r o d u k s i Tembakau Bes/No a n t a r a t a h u n 1984 d a p a t d i l i h a t p a d a l a m p i r a n 1.
1959 s . d . 87,40 kecil
,
persen
11,41
komoditi
persen
oleh
tembakau ditanam
d itanam
oleh
Perusahaan
petani
Perkebunan
Negara d a n f , 1 9 p e r s e n d i t a n a m o l e h P e r u s a h a a n S w a s t a . Rata-rata 4.8
petani
rata-rata
produktivitaa
kuintal
per
tembakau
hektar,
p r o d u k t i v i t a s 8.4
yang
Perkebunan
Negara
oleh
mempunyai
k u i n t a l p e r h e k t a r dan Perusaha-
a n S w a s t a 5,1 k u i n t a l p e r h e k t a r .
Produktivitas i n i sangat
rendah j i k a dibandingkan dengan Jerman B a r a t hektar).
ditanam
(30 kwintal p e r
Amerika S e r i k a t ( 2 3 k w i n t a l p e r h e k t a r ) ,
Jepang (23
k w i n t a l p e r h e k t a r ) d a n Korea ( 2 0 k w i n t a l p e r h e k t a r ) ( T a b a k Journal
International,
1975).
P a d a m a s a e k s p o r non m i g a s b e r u s a h a m e n i n g k a t k a n p e n e rimaan d e v i s a n e g a r a ,
e k s p o r Tembakau s e l a m a l i m a t a h u n ter-
a k h i r i n i mempunyai n i l a i d e v i s a b e r k i s a r a n t a r a 0 , 5 p s r s e n s.d.
1 persen
bumi
dan
gas
dari
jumlah
(Biro Pusat
ekspor, Statistik,
Ada d u a s i s t e m pemasaran
yaitu
tidak
termasuk
1981).
Tembakau E k s p o r
: ( 1 ) p o l a pemasaran m e l a l u i
masaran d i l u a r C e n t r a l Marketing System.
d i Bremen;
System
P o l a pemasaran {a) lelang
( c ) penjualan m e l a -
( d ) penjualan langsung.
N i l a i d e v i s a yang
k e r j a yang r e l a t i f
System
( 2 ) p o l a pe-
(CMS) m e l i p u t i :
( b ) sisa l e x a n g ( O r d e r h a n d s ) ;
l u i gudang Bremen;
Indonesia,
C e n t r a l Marketing
yang d i k o o r d i n i r o l e h T a b a k k o m i s s i e d i Bremen;
m e l a l u i C e n t r a l Marketing
minyak
relatif
besar
p a t a n p e t a n i yang r e l a t i f
tinggi,
(intensif
penyerapan tenaga
tenaga k e r j a )
d a n penda-
t i n g g i d a r i komoditi i n i (walaupun
resikonya
juga
tinggi)
terancam
p e r m i n t a a n yang m a k i n m e n u r u n Turunnya
permintaan
Tembakau
kelangsungannya,
karena
selama 15 tahun terakhir. Bea/No
tersebut
kemungkinan
karena faktor endogeneous atau exogeneous yang mempengaruhinya,
kemungkinan
juga karena
sistem pemasaran atau
mengun-
tungkan lagi. Repelita IV dalam utamakan sukan
pengembangan
devisa
negara
strategi pembangunan pertanian mengkomoditi
ekspor untuk menambah
selain mencapai
swasembada
Tembakau termasuk komoditi e k s p o r p e r t a n i a n
pema-
pangan.
pada urutan
kesembilan yang sedang mengalami gejala turunnya permintaan. ~ ~ a k akomoditi h ekspor
dan
ini
dapat
diusahakan
dipertahankan
pengembangannya,
sebagai ataukah
komoditi perlu
ada
persiapan d i dalam negeri d a n di lusr negeri apabila permint a a n a t a s komoditi ini m a k i n h a b i s , d i r a a a p e n t i n g u n t u t dipelajari lebih dalam. Peranan Lembaua Pemasaraq Lembaga Pemasaran Terbakau Bes/No dapat dibedakan antara lembaga yang-mengatur
berbagai kegiatan
d i dalam negeri
sebelum tembakau di ekspor d a n lembaga yang mengatur kegiata n pelelangan/penjualan di luar negeri. bembaaa Pemasaran h i d a l a m n e e e r ~ * Usaha
menjamin
secara
pertembakauan agar dapat besarnya bakau,
telah
Lembaga
dilakukan Tembakau
integral
kelangsungan
memberi
kernanfaatan
dengan
terbentuknya
adalah
merupakan
yang
budidaya sebesar-
Lembaga
badan
Tem-
penasehat
Menteri
Perdagangan
Luar Negeri dan
Dalam
Menteri
Negeri/Kuasa
Menteri
Perdagangan
Lembaga ini dibentuk
Perkebunan.
SKB Henteri Perkebunan dan Henteri Perdagangan Dalam Negeri/ Kuasa Henteri Perdagangan Luar Negeri dengan mengingat UUD'45
pasal
no. SK/OS/Men.Perk/65 091/MPDN/SK/65 17 d a n Krosok Ordonantie 1937
(Stbl. 1937 No. 604). Lembaga Tembakau bertugas
memberi
bangan d a n usul-usul
konkrit baik
Menteri Perdagangan
Dalam Negeri/Kuasa
pertimbangan-pertim-
diminta atau tidak kepada Menteri Perdagangan
L u a n Negeri d a n M e n t e r i P e r k e b u n a n y a n g
bertujuan untuk
menjamin secara integral kelangsungan budidaya pertembakauan agar dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi Negara d a n masyarakat
secara
keseluruhan.
Secara terinci fungsi
Lembaga Tembakau adalah ( 1 ) usaha mempertinggi produksi tembakau; ( 2 ) usaha pengaturan tataniaga (marketing) d a n penysluran hasil
produksi
tembakau
kepada aparat-aparat
ekspor;
( 3 ) usaha-usaha dalam bidang prossesiog, upgrading, warehou-. sing/storage dan standarisasi kualitas tembakau. tersebut
sekarang
telah dilaksanakan
oleh
Fungsi ( 1 )
Dinas Perkebunan
(bukan lagi rerupakan salah satu fungsi Lembaga Tembakau). Kegiatan lenggarakan tembakau,
Lembaga Tembakau
penelitian
a.1.
bibit
dalam unggul,
lainnya adalah bidang
:
( a ) menye-
mempertinggi
pemberantasan
produksi
hama/penyakit
termasuk kemungkinan mernperluas areal .tanaman tembakau; memberikan penerangan yang
intensif kepada petani
(b)
tembakau,
utamanya mengenai usaha untuk mempertinggi produksi tembakau
dengan
cara,
antara
pertunjukkan berantas
film
lain, menerbitkan
mengenai
hama/penyakit,
(selebaran) dan mem-
cara-cara
cara
bercocok
memelihara
tanam,
dan
mem-
mempertinggi
kualitas tembakau; ( c ) menyiapkan perumusan pola
kanalisasi
hasil tembakau dari si petani sampai ke aparat ekspor, dlsb. Fungsi
( a ) sekarang
ini sering
Penelitian perkebunan Bogor), dan Balitri Malang. sama
oleh
Team
dilaksanakan oleh
Lembaga Penelitian PTP XXVfI
Sedangkan fungsi
ITB/NO
yang
(Balai
( b ) dilaksanakan ber-
diketuai
oleh
Bupati
KDH
c.q.
Dinas Perkebunan Jember. Lembaga
Tembakau
bahan-bahan
dari
Luar Negeri, Menteri Saran
setelah
lembaga
berkewajiban
Perdagangan
tersebut
dan
bekerja
pemasaran
dan
tembakau
untuk memberikan
Koperasi
dimaksudkan
sama
agar
pada
memperoleh
Indonesia saran
setiap
kepada
bulan
supaya Menteri
di
Maret.
Perdagangan
dan Koperasi dapat menetapkan rencana jumlah dan mutu ekspor Tembakau Bes/No dan Menteri
ISKB Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian
Perdagangan dan Koperasi, no.
139 A Tahun 1981,
no. 421/Kpts/Um/5/1981, no. 331 A/Kpb/VI/81). Berdasarkan ketetapan bakau
-
ketetapan d i atas Lembaga Tem-
tampak sebagai satu lembaga yang
nangani mulai
untuk me-
secara inte sif tentang pertanaman Tenbakau Bes/No.
dari
utama yang harga
berfungsi
tata
\
tana
menyangkut
ekspor
)
,
sampai
dengan
pertanggungan
padahal
sebagian
pemasaran
hasil
jawab mutu,
fungsinya
(ter-
jumlah dan
telah
dialih
tugaskan. Setiap
tahun
(setiap bulan
Maret)
antara Lembaga Tembakau dan l e m b a g a
-
diadakan
pertemuan
lembaga pemasaran
Indonesia yang ada di Bremen (Tabakkomisi, DITH, Temindo dan Makelar),
eksportir,
ITA
(Indonesian Tobacco
Association),
s
dan instansi-instansi yang terkait (Dinas Perkebunan, Bupati KDH dlsb.).
Tujuan pertemuan tersebut, antara lain, adalah:
( 1 ) menetapkan standar mutu; ( 3 ) menetapkan
(2)
menetapkan taksiran harga;
taksiran jumlah barang
d i P a s a r Lelang Bremen pad.a p e r i o d e
yang panen
tersebut;
(4 )
/ pengelola untuk
u s a h a p e r b a i k a n mutu d i t i n g k a t p e t a n i periode waktu berikutnya;
akan dipasarkan
( 5 ) usaha perbaikan saluran kredit
kepada petani d a n pengembaliannya; ( 6 ) usaha perbaikan harga pada tingkat petani. Konsensus antar lembaga pemasaran, lembaga produksi d a n lenbaga perkreditan tersebut seharusnya dihadiri oleh petani produsen
(wakil
organisasinya),
tetapi
pada
umumnya
yang
hadir HKTI atau Bupati KDH yang pada dasarnya kurang mengetahui s e c a r a tepat t e n t a n g k e g i a t a n p e t a n i
produsen
dan
mekanisme pemasaran di dalam negeri. Peeasaran Tembakau Bes/No di Dalam Negeri semula diatur dalam Krosok Ordonantie 1937, menurut ordonansi petani dapat menjual
para
eksportir
atau kepada pedagang pengumpul/pedagang perantara
yang ber-
hak
hasil
produksinya
mendirikan
kepada
gudang-gudang
(pengumpulan pembelian
opkopar,
pengering
ataupun
tembakau kering).
gudang
Sernenjak a d a
seng ITB
(Intensifikasi Tembakau Bes/No) pada tahun 1981/1982, Gubernur KDH tingkat
I Jawa Timur mengatur pemasaran hasil pro-
duksi dengan cara : ( 1 ) petani peserta program menjual
hasil
t e m b a k a u ITB-NO
yang
ITB-NO harus
dijamin pemasarannya
-
dengan harga dasar, sepanjang
memenuhi
yang ditentukan; ( 2 ) jika harga pasar yang
telah
dengan
di
harga
Tembakau
tetapkan
t u n j u k Menteri basah/hijau
apabila
lebih tinggi
yang
Bes/No
dan
dilakukan
dari
oleh
persyaratan kualitas di bawah
tidak
terdapat
harga
dasar,
perusahaan
intensifikasi
khusus
pembeli
pembelian
negara
Perdagangan d a n Koperasi;
hasil
harga dasar
yang
di-
( 3 ) harga daun
ditetapkan
secara
musyawarah antara wakil petani, PTP, Cabang Dinas Perkebunan Daerah dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat I 1 Jember dan Bondowoso, dalam koordinasi
(Satuan pelaksanaan) Biaas ITB
-
NO. Dalam
pelaksanaan
kegiatan
pemasaran
Tembakau
Bes/No
ternyata harga dasar tidak efektif pemakaiannya, karena
(1)
harga
ku-
dasar
alitas
yang
berada
di
tinggi,
bawah
pada
suaian antara penjual
harga pasar
kualitas
(terutama pada
rendah
dan pembeli,
tidak
ada
sehingga petani
perseumumnya
dirugikan); ( 2 ) sifat koaoditi barang dagang, sehingga pemerintah/PTP tidak mau menanggung
kerugian dengan cara menam-
pung barang yang tidak laku di pasar, terutama pada kualitas sedang dan rendah. P e t a n i yang
t i d a k ikut
ITB-NO
dapat
menjual
hasil
produksinya secara bebas dan bagi mereka masih berlaku pula Krosok Ordonantie tahun 1937. Eksportir yang
yang
dibinanya,
bertindqk
sebagai pengelola bagi petani
tidak saja bertindak
sebagai pembeli
hasil
produksi petani yang dibinanya, melainkan juga bertindak untuk membina cara berbudidaya tembakau yang dapat menghasilkan
kualitas
seperti
yang
diinginkan
oleh
Pasar, utamanya
Pasar Lelang. Lembaga T e m b a k a u
Cabang
Jenber
selain melaksanakan
tugas sebagaimana yang menjadi tugas Lembaga Tembakau Pusat, juga mempunyai
tugas:
( 1 ) menyelenggarakan pengujian temba-
k a u s e b e l u m ke luar d a r i p a b e a n I n d o n e s i a ; ( 2 ) m e l a k u k a n fumigasi dalam
pengawasan derma;
( 3 ) melaksanakaq
rangka pemberantasan
hama
tugas-tugas dan kegiatan
-
Lasio-
kegiatan
lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Lembaga Tembakau terutama untuk Tembakau
Bes/No,
penanganan langsung dila-
kukan oleh Lembaga Tembakau I 1 Cabang Jember. Lembaaa Pemasaran d i Luar Necceri Sebelum tahun 1977, seluruh hasil produksi tembakau Indonesia
dipasarkan
melalui
atau
seizin Tabakkomissie
berkedudukan di Bremen yang terkenal dengan Marketing System (CMS). Mendag,
no.
Mendag-Kop No
hanya
diperbaharui
dengan
SK
301/Kp/IV/l979, pola pemasaran Tembakau Bes/
agak berubah,
Lelang
istilah Central
Semenjak tahun 1977, berdasarkan S K
87/Kp/IV/1976, kemudian
no.
yang
yaitu pengiriman Tembakau
meliputi
jenis-jenis
Bes/No
kualitas
ke Pasar
pembalut,
pem-
bungkus dan isi baik saja. Pola pemasaran (
1)
Tembakau Bes/No dapat dipisahkan dalam
sistem pemasaran
sentral,
yang terdiri atas penjualan
secara lelang, penjualan melalui gudang Bremen d a n penjualan langsung
(destinasi); ( 2 ) penjuafan langsung
(tidak melalui
sistem pasar sentral tetapi melalui ekspor langsung). jualan melalui
Pen-
lelang pada umumnya meliputi Tembakau Bes/No
k u a l i t a s pembalut
(wraper), p e m b u n g k u s
(binder) dan
isi
(
filler )
yang baik s a ja.
Sedangkan pen jualan tembakau ku-
alitas isi sedang dan rendah dapat dilakukan secara langsung (ekspor langsung), saran
sentral
dapat
(terutama
( A l j a z a i r , Maroko.
pula
dijual
untuk
Tunisia).
melalui
negara-negara
siatem
pema-
Afrika
Utara
Penjualan Tembakau Bes/No
k u a l i t a s khusus Spanyol d i l a k u k a n d e n g a n m e l a l u i s i s t e m pasar sentral, walaupun tidak melalui pasar lelang. Yang
dimaksud dengan penjual di
sini sdalah para eks-
p o r t i r T e m b a k a u Bes/No, t e r d i r i a t a s eksportir swasta nasional lainnya.
( 1 ) PTP X X V I I ;
(2)
Sedangkan pembeli Temba-
kau Bes/No disini adalah importir yang t e r d i r i dari:
(1)
para industriawan cerutu; ( 2 ) pedagang Tembakau Bes/No. Sebenarnya selain jenis Tembakau Bes/No, pola pemasaran Tembakau Cerutu
,
Indonesia
(sistem pemasaran
sentral
dan
sistem ekspor langsung) juga meliputi jenis tembakau cerutu Deli
yang
dikelola oleh PTP
IX
Deli
dan
jenis tembakau
dikelola oleh PNP XIX.
cerutu dari Vorstenlanden Solo yang
Bahkan yang merintis adanya pemasaran dengan sistem pemasaran sentral (Pasar Lelang), adalah PTP IX Deli, PNP XIX Solo d a n PTP XXVII
Jember
yang
bekerja
sama dengan
perusahaan-
perusahaan d i Bremen (Bremer Gruppe). Badan-badan
pertembakauan Indonesia yang ada di Bremen
adalah ( a ) Badan Pengawasan d a n Pemasaran Tembakau Indonesia di
Luar
Tabak
-
Negeri
(Tabakkomisie); ( b ) Deutsch
Handels gesellschaft
(Tembakau
Indonesia
mbh
(DITH);
Tabakgesellschaft
GmbH; ( e ) Bremer Tabakb8rse GmbH.
-
Indonesische
( c ) Temindo GmbH
mbh.;
( d ) Perantara
Badan
Pengawasan
dan
Pemasaran
Tembakau
Indonesia
di
Luar Negeri berkedudukan di Bremen (Tabakkomisie), badan ini dibentuk dan didirikan pada tanggal sarkan
SK Menteri Perdagangan dan
5 Agustus 1967, berdaMenteri Perkebunan nomor
98/SKB/VIII/67 yaitu sebagai pengganti dari Panitia Tembakau lll/Kpts/Ekku/8/67 (th. 1956 s.d. 1965
-
April 1965) dan Panitia ad hoc Tembakau (Mei
1987).
Tugas dan wewenang Badan Tembakau Bramen adalah sebagai berikut: ( 1 ) mengawasi dan mengkoordinasikan aktivitas pemasaran dan penjualan tembakau Indonesia umumnya dan di Bremen khususnya. ( a ) mengusahakan
di Eropa
dan Afrika
Kegiatan badan
pencapaian/pembentukan
harga
ini a.1.:
yang
optimal
dan menjamin kontinuitas pemasarannya; ( b ) meneliti kualitas tembakau untuk dapat mengadakan perbedaan tembakau yang akan disajikan dengan tujuan untuk penjualan
lelang dan atau di
luar lelang (onderhands); ( c ) memberikan laporan cara
terinci
bangannya;
mengenai
cara penjualan
( d ) membantu
mengusahakan
dengan
dasar
penyelesaian
yang cepat dari penjualan-penjualan tembakau; dengan seksama segala penjualan langsung jenis tembakau Indonesia.
khuaus sepertimkeuangan
( e ) mengikuti
ke negara
( 2 ) mengumpulkan data /
peaakai informasi
tentang pertembakauan di luar negcri, antara lain ( a ) menga dakan penelitian
pasar
(marketing research) di bidang
ternbakauan di negara-negara litian ke negara-negara
saingan;
konsumen
( b ) mengadakan
perpene-
tembakau Indonesia, untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang jenis, kualitas, kuantitas, komposisi
dsb. yang
diinginkan;
( c ) mengikuti
"
I I 1
"
.
-
~
-
~
-
"
"
"
"
*
*
*
1
*
"
.
.
.
.
-
.
.
.
.
.
"
.
-
"
"
.
.
.
*
~
DRLRM CEHTRBL MARKETING SYSTEM Pelaksana : Tabaknissie Koordinator
-
- Jermae Barat TEMBAKRU BES/HO
- * 1s-i rendah
Diagram 0. Pola Pemasaran Tembakau BES/NO
I
perkembangan trend pertembakauan umumnya d a n tembakau Indonesia khususnya, 'teabakau (Open
serta mempelajari
Indonesia.
Management)
Perdagangan di
hambatan-hambatan ekspor
( 3 ) mengadakan kerja sama secara terbuka
dengan
Eropa
perwakilan-perwakilan
Barat
dan
negara-negara
Departemen
lain di
luar
negeri dengan mengindahkan garis-garis tata-kerja Perwakilan (4)
Perwakilan RI di luar negeri. s a n a a n yang dapat Indonesia yang
dalam
mengambil Kebijak-
berakibat j a u h d i b i d a n g p e r t e m b a k a u a n
menyangkut
pemasarannya
budidaya tembakau (produksi, dll.),
atau kelangsungan
seperti pengunduran/pem-
batalan pelelangan, pada waktunya harus menyampaikan laporan lengkap ke Jakarta, sebelum atau sesudah kebijaksanaan tersebut
dilaksanakan.
( 5 )
Badan
Tembakau
kebijaksanaan perdagangan tembakau wewenang,
antara lain :
sebagai
pelaksana
di Luar Negeri mempunyai
( a ) mengawasi
d a n meneliti serta
mengesahkan semua penjualan tembakau yang berasal dari Indonesia, baik yang dijual melalui pelelangan d i Bursa Tembakau maupun yang dijual secara onderhands.
( b ) di dalam ha1 pe-
nentuan cara penjualan dan pengesahan harga, baik di lelang maupun penjualan onderhands, pendapat d a n terutama dari eksportir atau dengar
d a n diperhatikan
untuk
badan-badan
wakil eksportir
penampung perlu di-
dijadikan bahan pertimbangan
dalam penentuan cara penjualan dan peagesahan harga dimaksud oleh
Badan
bila
dianggap
yang
erat
perlu
Tembakau perlu
yang dapat
hubungannya
mempunyai memeriksa
dengan
rnelaksanakan penafsiran
wewenang segala
terakhir; surat
(c)
menyurat
tersebut;
( d ) bila
harga tembakau yang
akan di-
penjualan
jual, baik d i lelang maupun onderhands, berdasarkan situasi
pasaran Badan
yang
berlaku
Tembakau
untuk
bekerja
menentukan
s a m s dengan
Jenderal Pengawasan Keuangan Negara
harga
pedoman.
perwakilan
(e)
Direktorat
di Bremen mengawasi pe-
nyelesaian semua perhitungan penjualan tembakau dalam rangka membantu untuk
para
eksportir
kontinuitas
( 5 ) Badan poran
Tembakau
mempercepat
perputaran
usaha
produksi
tembakau
secara
periodik
harus
keuangannya
di
Indonesia.
menyampaikan
la-
kepada Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian atau
pejabat fain yang ditunjuk olsh beliau. Deutsche-Indonesche
Tabak-Handelsgesellschaft
mbH ( D I T H )
merupakan "joint enterprises" antara PTP IX, P N P XIX dan PTP X X V I I yang mewakili p i h a k I n d o n e s i a d e n g a n B r e m e r ~ r c p p e yang mewakili pihak Jerman Barat dengan saham pendirian masing-masing 50 persen.
Bremer ~ r c p p e terdiri dari golongan
perbankan
pedagang
group).
dan
golongan
Badan
ini
didirikan
(Bankergroup dan
tanggal
13
Pebruari
Jakarta untuk menampung tembakau Indonesia. dirikan
sebagai
Belanda lagi
di
akibat
pengambil
alihan
di
Amsterdam/Rotterdam.
1959
di
Lembaga ini diperkebunan
Indonesia, sehingga tembakau cerutu
dipasarkan
Trader-
milik
tidak dapat
Tempat
kedudukan
DITH ialah di Bremen. Sebagai Badan Penampung DITH mempunyai tembakau
milik
PT/PN
Perkebunan,
memikul
tugas menampung pembiayaan,
me-
nyimpan dan menyerahkan, baik d i dalam lelang maupun di luar lelang
(onderhands), dengan harga sebaik-baiknya
usaha memperluas pemasaran tembakau Indonesia.
serta ber-
Untuk
meiaksanakan tugas tersebut dilakukan kegiatan:
kegiatan sebagai berikut
( 1 ) mengusahakan prefinancicring
pada bank di luar negeri guna pembukaan
L/C pada seat tem-
bakau siap di ekspor; ( 2 ) menyelenggarakan pembayaran biaya pengapalan, asuransi, penerimaan, gudang, peninbunan dan biaya lain yang berhubungan dengan peninbunan
tembakau sampai
terjual; ( 3 ) Nengusahakan pembiayaan ~ r o d u k s id a n pengelolaan tembakau dengan bunga yang rendah dari Bank Luar Negeri; (4)
mengusahakan penjualan tembakau eksportir sebaik-baiknya
melalui lelang a t a u
d i luar lelang dengan memperhatikan
saran-saran eksportir yang bersangkutan dan keadaan objektif di pasaran; ( 5 ) DITH dengan memperhatikan saran Direkei Makelar, menilai
setiap partai tembakau yang tiba untuk dapat
menentukan cara,
komposisi serta tujuan penjualan tembakau;
( 6 ) m e n g a d a k a n h u b u n g a n yang
pedagang,
seluas-luasnya dengan para
industri dan makelar dalam rangka kelancaran pen-
jualan-penjualan yang sedang maupun yang akan dilaksanakan. ( 7 ) mengumpulakan
pengembangan
informasi
pemasaran
tentang
tembakau;
pasar
dalam
( 8 ) memelihara
rangka hubungan
baik dengan perusahaan tembakau dan instansi pemerintah yang ada d i Bremen; (9) melakeanakan penutupan kontrak penjualan tembakau.
TEMINDO GmbH didirikan pada tanggal 23 Juni dasarkan
Keputusan
bersama
Kuasa
Menteri
1965 ber-
Perdagangan
Luar
.
Negeri d e n menteri Perkebunan no.
9101/6/MPLN/SKB/65 TeSK/83/Men.Perk./1965 mindo GmbH bertugas dan berkewajiban menampung tembakau produsen
eksportir Swasta /
Niaga Negara,
m e n e r i m a , menyimpan d a n m e n j u a l
memikul
di dalam
pembiayaan,
maupun di
luar
lelang dengan harga yang sebaik-baiknya, serta berusaha memperluas pemasaran Tembakau Indonesia. Untuk melaksanakan tugas tersebut telah ditetapkan ketentuan pelaksanaan sebagai berikut : ( 1 ) menampung tembakau dari Indonesia, yang dapat Credit kepada
dirinci : (a) membuka Letter of
eskportir bersangkutan atas permintaan eks-
portir; (b) jika tembakau telah tiba di Bremen, ia membayar uang tambang (freight), asuransi, biaya bongkar, sewa gudang ( 2 ) melakukan
dsb.
penjualan dalam
lelang; (3) menjual
di
luar pasar lelang, baik untuk partai tembakau yang telah berada di Bremen, maupun untuk partai tembakau yang masih berada di Indonesia; (4) membuat perhitungan penjualan tembakau yang telah dijual baik dalam pelelangan maupun secara onderhands, dan memintakan pengesahannya kepada Tabakkomissie. PERANTARA GmbH didirikan pada tanggal 3 1 Agustus 1965, berdasarkan keputusan Kuasa Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Menteri Perkebunan, yang disampaikan kepada Badan Pengawasan dan Pemasaran Tembakau di Luar Negeri, Bremen. Tugas Perantara GmbH ditentukan antara lain dalam keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Menteri Perkebunan no. 134/Kpts/EKKU/9/1987,
no.
127/SKB/IX/1967
yang
menentukan
Perantara GmbH sebagai satu-satunya Makelar Tembakau Indonesia yang
diwajibkan memberikan
jasa-jasanya kepada Badan
badan Penampung Tembakau di Bremen. tugas
tersebut
perantara
GmbH
harus
Dalaa melaksanakan mengikuti
ketentuan-
ketentuan sebagai berikut: (1) sebagai Direksi Makelar, yang
:
kegiatannya adalah
( a ) perantara GmbH bersama-sama dengan
Firma ~ 6 s t e r& Schriefer merupakan Direksi Makelar dari DITH ( B a d a n Penampung
tembakau PTP/PNP) dan Temindo GmbH
(Badan
Penampung tembakau swasta dan Perusahaan Niaga Negara);
(b)
Tugas Direksi Makelar adalah : memberikan saran-saran kepada Badan Penampung
/
Eksportir di dalam menentukan arah,
cara
serta harga penjualan tembakau untuk mendapatkan hasil yang optimal;
melaksanakan
persiapan
persiapan
penjualan;
Badan
Penampung dapat minta perantara GmbH untuk mengadakan pemeriksaan terhadap lain meliputi
tembakau
Letak
yang
serta
tiba di
susunan bal-bal
kapal kerusakan-kerusakan yang mungkin palan Lasioderma.
Bremen
yang
antara
tembakau
dalam
terjadi dalam penga-
( 2 ) Bila oleh Badan Penampung di tentukan
bahwa suatu partai tembakau dimasukkan ke dalam lelang, maka Perantara GmbH,
sebagai direksi makelar melakukan persiapan
teknis untuk terlaksananya pelelangan tersebut, yaitu m e m p e r s i a p k a n buku contoh tembakau;
pelefangan;
( b ) mencetak
serta
kartu
( c ) menarik contoh-contoh partai tembakau;
( d ) mengangkut contoh-contoh tembakau
Tabakborse.
kartu
: (a)
membaginya
kepada
dari gudang ke gedung makelar
yang
tercatat
pada Bremer TabakbGrse; ( e ) mengatur dan memelihara monstermonster
di
dalam
contoh-contoh Badan
gedung
~ a b a k b z r s e ; ( f ) menilai
(taksasi)
tembakau dan menyampaikan penilaian ini kepada
Penampung;
( g )
menyarankan
folge) kepada Badan Penampung;
susunan penyajian
( h ) mempersiapkan
(Reihn-
dan menga-
tur pencetakan Reihnfslge serta kemudian membagikannya kepada
para
makelar;
( i ) memberikan
saran
-
saran
(advices)
mengenai h a r g a penjualan k e p a d a p a r a B a d a n P e n a m p u n g d a n
pemilik / perwakilan tertahan,
ia
eksportir;
mengatur
(j)
pengangkutan
bila partai tembakau kembali
contoh-contoh
tembakau dari Bremer ~ a b a k b g r s eke gudang-gudang ( 3 ) untuk partai
tembakau yang telah berada d i Bremen pen: ( a ) Perantara
GmbH me-
tersebut d a n bila
dianggap
jualan di luar pasar lelang, maka ngawasi
penyimpanan.
penarikan contoh partai
perlu perantara dapat menarik contoh itu sendiri. tara
memberikan
penilaian
terhadap
contoh
tersebut dan menyampaikan s a r a n k e p a d a mengenai
arah pen.jualan/penawaran
penjualan;
( c ) perantara
dapat
( b ) peran-
partai Badan
tembakau
Penampung
serta ancar-ancar
mencari
calon
harga
pembeli;
(d)
dalam ha1 terjadi jual beli, maka oleh Perantara dikeluarkan kontrak jual beli (~chlnisszettel). ( 4 ) Untuk partai tembakau yang masih berada d i Indonesia : ( a ) atas permintaan
Badan
Penampung/eksportir dan setelah diadakan pemeriksaan pendahuluan
(voorkeuring) oleh Lembaga Tembakau setempat, Perwa-
k i l a n P e r a n t a r a yang berada d i I n d o n e s i a m e n c a b u t
contoh
partai yang dilakukan d i gudang eksportir yang bersangkutan; ( b ) perwakilan contoh partai
perantara tersebut
di
kepada
Indonesia
mengirimkan
Perantara GmbH
contoh-
Bremen;
( C )
perantara GmbH di Bremen mengadakan penilaian serta taksiran harga atas dasar "cif" yang disampaikan kepada Badan Penampung;
( d ) perantara GmbH dapat mencarikan calon pembeli;
(e)
d a l a m t e r j a d i j u a l beli, a a k a o l e h P e r a n t a r a d i k e l u a r k a n kontrak jual beli (~chlfsszettel). Perantara artinya
GmbH
menerima
berfungsi
tawaran
juga
sebagai
(offerte) tembakau
makelar baik
biaaa,
langsung
dari eksportir/Badan Penampung maupun dari Pedagang. Tugas lain dari Perantara GmbH adalah ( b ) mengumpulkan dan menyebarkan
promosi;
:
la) mengadakan
informasi pcrtem-
bakauan; ( c ) mendidik kader-kader pertembakauan (trainee). Di Bremen ada 1 0 perusahaan makelar
yang disahkan d a n
diakui di ~ a b a k b E r s e ,tawaran-tawaran pembeli hanya dianggap s a h oleh Badan Penampung apabila melalui perusahaan teraebut. BREMER TABAKB~RSE' ) antara
3
,
adalah suatu badan hukum campuran
Perusahaan Negara Perkebunan Tembakau
ha1 ini diwakili oleh PTP IX,
PNP XIX
yang dalam
dan PTP XXVII dengan
pedagang tembakau Jerman yang berkedudukan d i Bremen,
yaitu
Firma Gebruder Kclenkampff, Firma Hellmering c&hne & Co, dan Firma Handelsgesechaft Frante Kragh (Bremer ~riippe). Pembagian
saham antara pihak
Indonesia dan
pihak
Jerman adalah
masing masing 50 persen. Tugas Tabakbarse GmbH adalah menyelenggarakan pelelangan-pelelangan tembakau Indonesia serta usaha-usaha lain yang a d a sangkut pautnya
dengan pertembakauan pada umumnya, ter-
masuk menyebar luaskan tanggal-tanggal pelelangan, komposisi, jumlah dan macam tembakau yang akan dilelangkan serta mengusahakan agar contoh-contoh tetap dalam kondisi baik. P e l a k s a n a a n t u g a s tersebut d i l a k u k a n d e n g a n r i n c i a n kegiatan sebagai berikut:
( 1 ) menyediakan
ruangan dan
per-
lengkapan secukupnya untuk tempat "display contoh", sehingga
-------------2 ) BSrse mempunyai pengertian pasar, yaitu s a t ~tempat dima-
n a s e g a l a p i h a k yang b e r k e p e n t i n g a n p a d 6 s u a t u w a k t u bertemu satu sama lain untuk melakukan tindakan jual beli. Pihak-pihak ini ialah : para pembeli (industriawan/pedagang), para badan penjual d a n makelar.
penilaian dan penaksiran mudah;
( 2 ) memelihara
tembakau dapat dilaksanakan dengan
kelembaban udara,
suhu ruangan yang
dibutuhkan dan keaslian cahaya matahari; ( 3 ) menyediakan dam mempersiapkan
ruangan
khusus
{ b o x ) dengan
fasilitas
yang
cukup untuk pemilik/ penjual tembakau Indonesia dan anggauta lain yang
berwenang;
angan untuk pemilik, dilengkapi
kantor
terpusat
mengirimkan
di
tetap
untuk
untuk
gedung
kelancaran
makelar
pelelangan;
pemberitahuan/buku-buku
kerja;
tembakau, ( 6 )
tembakau
khususnya, baik
di
dan
kepada
Kelima lembaga yang
b e r a d a d i B r e m e n itulah yang m e m a i n k a n p e r a n a n b e s a r d a l a m p e l a k s a n a a n j u a l beli T e m b a k a u
(5)
sehingga
menyediakan
lelang
seluruh langganan dan lain sebagainya.
Tembakau Bes/No
ru-
yang dapat dipakai sebagai kantor yang
fasilitas-fasilitas
menyediakan mereka
( 4 ) menyediakan dan mempersiapkan
di
Indonesia umumnya,
pasar
lelang
maupun
di
Luar Pasar Lelang. Pelayanan yang baik dan benar oleh pengelola Pasar Lelang kepada
para importir, eksportir dan makelar dalam ha1
kelancaran pemindahan tembakau tir amat diperlukan. lah mengenai baru. 1985)
dari eksportir kepada impor-
Salah satu kegiatan
yang penting ada-
sajian dan uji kualitas dalam membuat blanding
Sajian yang terlalu berlebihan (kasus lelang Jawa I , mengakibatkan
para
industriawan/pedagang
(importir)
tidak dspat menguji dan menawar
t e m b a k a u d e n g a n tenang.
Akibatnya
berkurang,
yang
harga
menjadi
relatif
dikehendaki eksportir.
Walaupun
harga
relatif t i n g g i tetapi d i p e r k i r a k a n b e l u m pokok
s e b a g i a n eksportir
tidak
seperti
tersebut mencapai
sudah harga
(kemungkinan eksportir membeli
kepada petani dengan harga yang terlalu tinggi). Jika
tehnik
penyajian
dan
pelelangan
kurang
memuaskan
kedua belah fihak, baik eksportir maupun importir, maka para pengusaha
tersebut
dan mencari
akan
jalan yang
berusaha
menghindari
lebih baik
dari
pada
Pasar
Lelang
lelang.
Oleh
k a r e n a itu Badan-badan yang m e n g e l o l a P a s a r L e l a n g d a l a m menetapkan sajian dan pengujian kualitas oleh para importir perlu diperhitungkan secara masak. bertanggung yang
jawab penuh
benar,
dan
badan
sehingga
Badan mana pada akhirnya
seharusnya mengambil tersebut
berjalan
keputusan
dengan
baik.
Pada dasarnya kalau ada kesalahan di dalam pengambilan keputusan tentang sajian, Badan
Tabakkomissie,
bersama
keputusan walaupun
terakhir berada
sebelumnya
telah
d i tangan dibicarakan
dalam musyawarah antar lembaga (Tabakkomisse, DITH,
Ternindo, Perantara, Hakelar, Tabakbgrse dan eksportir). Biaya
pelelangan
cukup tinggi Swasta.
juga rnerupakan ongkos yang
dirasakan
baik oleh eksportir PTP/PNP, maupun
eksportir
Rata-rata
biaya di pelelangan Bremen, jika dibeban-
kan antara ongkos tetap dan ongkos adalah sekitar
sebagai berikut DM
1,1230
per
: Ongkos
tidak
tetap
(variabel),
tetap di Perusahaan
kilogram,
sedangkan
ongkos
tetapnya sekitar 13 persen dari harga per kil-ogram.
Swasta tidak Perin-
cian ongkos-ongkos tersebut dapat dilihat pada
lampiran 39.
Ongkos di Perusahaan Negara,
relatif sama
ongkos tetapnya
dengan perusahaan swasta, tetapi ongkos tidak tetapnya pada tahun 1981 mencapai 14,4 persen dan pada tahun 1980 mencapai 14.6 persen.
Jika ongkos pelelangan terlalu tinggi, relatif
lebih tinggi dari pada ongkos penjualan di luar Pasar Lelang, malca
dapat dikatakan lembaga pemasaran
menguntungkan.
Akibatnya
importir
memikirkan
akan
ada
Pasar
kemungkinan
berbagai
cara
Lelang
para untuk
tidak
eksportir
/
menghindari
Pasar Lelang, yaitu pemasaran yang ongkosnya relatif rendah. H a l ini berarti mulai m e m i k i r k a n selain pasar
lelang Bremen, yang
baga yang bertanggung
kemungkinan pasar lain, lebih menguntungkan.
Lem-
jawab dalam ha1 ongkos pelelangan
ini
adalah Badan Penampung, yaitu DITH GmbH dan Temindo GmbH. Breaen menjadi
pusat pemasaran Tembakau cerutu Indone-
sia sejak tahun 1958, sebagai pindahan dari pusat pelelangan Amsterdam, akibat perjuangan p e r t a m a kali masih seadanya,
baru
perebutan Irian Barat.
dilaksanakan
pada
di
Lelang
Gudang dengan
tahun 1960 dibangun Tabakborse
alat
(Gedung
tempat sajian dan pelelangan) yang s e l e s a i d i b a n g u n p a d a bulan September 1961. Pada
umumnya
importir
Tembakau
cerutu
Indonesia
yang
membeli lewat Pasar Lelang Bremen terdiri dari 1 1 industriawan dan 4 pedagang yang berasal dari Belanda, 3 industriawan dan 3 pedagang dari Jerman Barat, 1 industriawan dan 1 pedagang Swedia, 3 pedagang Belgia, masing-masing
satu industri-
awan dari Inggris. Austria, Perancis, dan masing-masing
satu
pedagang dari Spanyol, Singapura serta beberapa indusriawan/ pedagang kecil lainnya. Eksportir Tembakau cerutu Indonesia, terdiri dari 3 PTP /PNP dan
21
Perusahaan
eksportir
swasta,
khusus
PTP XXVII
(modal B U M N ) dan 21 eksportir swasta menangani ekspor Tembakau Bes/No.
Eksportir Tembakau cerutu Deli d a n Vorstenland
Solo ditangani oleh negara
(
BUMN)
PNP/PTP dengan modal
terbesar ada pada
.
Tawar menawar
dalam
pelelangan
dilakukan
secara
ter-
tutup (rahasia), dengan 9 makelar sebagai perantara, 2 makelar diantaranya bertindak
sebagai Direksi Makelar.
Di dalam
pelelangan tembakau cerutu m i l i k P T P diwakili o l e h B a d a n Penampung
DITH
(bertindak
sebagai
ketua),
sedangkan
tem-
bakau cerutu milik swasta diwakili oleh Temindo GmbH. Issue Pasar
adanya
Lelang
usaha
ke Belanda
dari ungkapan Deli Mi j merasa
menggeser
atau
(Amsterdam) kembali,
.,
memindahkan
diduga muncul
sebab kemungkinan besar Deli Mi j
sangat dirugikan dengan adanya pengambil
usahaan men.
untuk
(nasionalisasi) dan pemindahan
Usaha
untuk
mengembalikan
Pasar
alihan per-
Pasar Lelang Lelang
.
ke
ke Bre-
Amsterdam
lebih banyak merupakan ungkapan sejarah masa lalu (perebutan pasar).
Kalau dilihat dari data di atas memang industriawsn terbesar jumlah-
dan pedagang Belanda menempati urutan yang nya.
Demikian pula pembelian tembakaunya, sehingga dianggap
wajar jika Pasar Lelang diusahakan oleh mereka untuk kembali l a g i k e A m s t e r d a m , mengingat d a h u l u y a n g m e r i n t i s a d a n y a Pasar Lelang Tembakau Indonesia adalah Belanda. ini h u t a n g budi
Daiam kasus
Indonesia kepada J e r m a n Barat
belum d i p e r h i t u n g k a n , belum
termasuk
usaha
nampaknya
yang
sunguh
untuk e membantu tetap sungguh dari Bremer ~ r c p ~
berlangsung
nya
perongkosan
Pasar
Lelang.
Misalnya
voor
financiiring
pelelangan yang disediakan oleh Bremer Bank. Issue
tersebut
tidak
saja muncul
di
Jerman
(Bremen),
tetapi
juga
di
Tndonesia
lewat
kawan
Mangli Jaya Raya dan P T Tempurejo).
usaha
Deli
Mij
(PT.
Usaha pemindahan lokasi
pelelangan
tembakau cerutu Indonesia dari Bremen ke Amster-
dam
ke
maupun
Indonesia
merupakan
isue politik
yang
cukup
tajam yang mengancam keberadaan Pasar Lelang. Pemindahan Pasar Lelang ke Amsterdam maupun ke Indonesia,
pada
akan
menerima
pasar
dasarnya
lebih
bersifat
keuntungan
lelang
pertimbangan
terbesar
(politik
itu d i s e l e n g g a r a k a n d i
(biaya pelelangan, nyak dinikmati
termasuk
siapa
dagang).
Jika
Jeraan, perongkosan
pergudangan
dan
lain-lain)
ba-
oleh Jerman, termasuk perhitungan kesempatan
kerja. Jika dipindahkan ke Indonesia atau ke Amsterdam yang
yang
menikmati
seluruh
kegiatan
tersebut
adalah
maka
Indonesia
dan Belanda (pembukaan kesempatan kerja baru dengan berbagai keuntungan). belum
pula
Namun jalannya perhitungan-perhitungan mempertimbangkan
dilakukan oleh
industriawan/pedagang
dan kemungkinan para kepada pedagang, gopsoni.
importir
pasar,
kalau
akan bersatu
dilihat
mulai menurun
pengujian
yang
(industriawan cerutul,
sehingga pembeliannya
Sedangkan
sendiri yang
faktor
di atas
dari
dan menyerahkan
lebih
bersifat
sifat
komoditi
oliitu
(akibat kampanye anti rokok dan
perobahan "tasteR peminum cerutu), nampaknya komoditi tembakau cerutu sistem penjualannya perlu lebih mendekat konsumen (industriawan) dari pada menjauhi alasannya
ialah untuk memberikan
konsumen.
Salah satu
kemudahan kepada industri-
awan cerutu. Sebagian lebih
senang
besar
para
eksportir
jika Pasar Lelang
Tembakau
Bes/No
dihapuskan atau
Swasta
dipindahkan
ke
Indonesia,
karena
perusahaan-perusahaan
t e l a h m e n g a d a k a n joint v e n t u r e rnaupun permodalan
usaha,
swasta
bai k d a l a m
ha1
sehingga menurut
tersebut
pemasaran
mereka
adanya
pasar lelang hanya akan meningkatkan biaya/perongkosan saja. Padahal
harga
di
Pasar
Lelang
telah
diperhitungkan
faktor
biaya/perongkosan tersebut. Kelemahan lain dari adanya joint venture adalah, untungan
yang
jika harga di Pasar Lelang tinggi, maka ke-
didapat
dari kerja
d a p a t d i t i n g k a t k a n lagi. tetapi
relatif
sama tersebut
sudah tidak
Jadi ada kepastian keuntungan,
rendah dan resiko rugi relatif kecil.
suatu saat bukan barang
tidak rnungkin irnportir
Pada
(baik indus-
triawan cerutu maupun pedagang tembakau cerutu) akan mendiktekan
produk
oleh para ngancam
yang
diinginkan
dengan
harga
yang
ditentukan
importir tersebut, sehingga kernungkinan
kelangsungan
dalam negeri
produksi
dan
penyerapan
akan me-
tenaga
kerja
(usahatani dan eksportir cerutu, utamanya Tem-
bakau Bes/No). Brasilia adalah salah satu contoh negara yang petani tembakaunya didekte oleh industriawan/pedagang cerutu asing, sehingga harga tembakau cerutu Brazil
relatif rendah
(oligopsoni). Berbagai issue tentang kemungkinan dihapusnya pindahkannya
P a s a r Lelang Bre.men
merupakan
atau di-
akibat
tidak
a d a n y a k e m a j u a n P a s a r Lelang B r e m e n d a r i t a h u n k e t a h u n , bahkan a d a kecenderungan menurun, karena banyaknya perusahaa n eksportir yang melakukan joint venture,
d i samping makin
meningkatnya penjualan secara onderhands. Oleh karena itu
kemantapan
harga (stabilisasi harga),
yang
menentukan
suplai
dan
permintaan
Pasar Lelang sangat penting,
Tembakau
disamping faktor
-
Bes/No
di
faktor lain
yang mempengaruhi suplai dan permintaan Pasar Lelang.
Pen-
jualan secara langsung (onderhands) juga harus dibatasi pada kualitas-kualitas atau
yang
diperkirakan tidak
untuk
laku
di
Pasar
tidak
diterima,
Lelang.
Sedangkan
keperluan Spanyol supaya diproduksi tersen-
kualitas
diri.
Penjualan
dapat
diterima
pedagang
diperlukan/
tidak
secara onderhands u n t u k di
Pasar Lelang
Eropa/Dunia
cerutu
hanya
kualitas yang
akan menguntungkan
lainnya, tetapi
akan rnerugikan
para eksportir Tembakau Bes/No. Gejala adanya penjualan eceran yang dilakukan oleh para setelah
pedagang
pelelangan membuktikan bahwa
para
indus-
triawan tidak mempunyai persediaan (stock) sendiri (menyerah kan stock
bahan bakunya kepada
para pedagang).
Harga pada
penjualan eceran kemungkinan lebih tinggi dari pada harga di Pasar Lelang,
sedangkan penjualannya
dilakukan di
tempat
yang sama dengan pelelangan (dikamar-kamar pedagang/makelar, setelah mereka
berhasil
mendapatkan
barang
Oleh karena itu perlu dikaji lebih mendalam
dari
lelang).
kebutuhan-kebu-
tuhan para industriawan cerutu yang sebenarnya (dikaji lebih dalam
rincian kualitas dan harganya).
Demikian pula
sistem
sajian dalam penyajian contoh perlu lebih diperhitungkan dan dipelajari
lebih
mendalam,
mungkin
perlu
penyajian
contoh
yang lebih terinci. Pendekatan oleh Badan Penampung, Tabakkomissie
terhadap
sifkan,
supaya mengetahui
agar
industriawan
makelar Indonesia dan cerutu
berbagai
perlu
diinten-
perubahan
yang
diinginkan oleh para kebutuhan),
industriawan cerutu
sehingga berbagai
l a n g a n dapat d i l a k u k a n .
Di
perubahan dalam sistem pele-
samping
itu penyelenggaraan
pelelanganpun dapat memenuhi selera dan awan cerutu dan pedagang.
(kepekaan terhadap
kebutuhan industri-
utamanya industriawan cerutu.
PERUMUSAN MASALAH
Tujuan pembangunan perkebunan (Repelita IV), adalah ( 1 ) peningkatan produksi dalam rangka untuk meningkatkan devisa dan pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri, serta meningkatkan pendapatan
petani produsen;
r a t a a n k e s e m p a t a n kerja pemeliharaan
dan
( 2 ) penciptaan dan peme-
serta pemertaan pendapatan;
peningkatan
produktivitas
dan
(3)
kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan. Tembakau Bes/No, sebagai komoditi ekspor non migas yang menempat i u r u t a n kedua d i J a w a T i m u r devisa variasi antara 0 , 9 s/d 1.1
,
dapat menghasilkan
persen dari Produk Domis-
tik Bruto Jawa Timur, di samping itu juga merupakan komoditi ekspor yang dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Dalam rangka usaha meningkatkan devisa negara, ternyata antara tahun 1972 s/d 1984 volume permintaan Tembakau Bes/No di Pasar Lelang ada kecenderungan menurun yang cukup drastis, walaupun pada periode yang sama di Luar Pasar Lelang ada kecenderungan piran
6).
volume
permintaan
Persentase
turunnya
meningkat volume
(lihat tabel
permintaan
Lelang dapat dilihat pada diagram 1 berikut.
di
famPasar
T u r u n n y a volume p e r m i n t a a n d i P a s a r L e l a n g t e r s e b u t dapat disebabkan harga barang
oleh
mempengaruhi
endogeneous fmisalnya
itu sendiri), dapat pula disebabkan oleh faktor (kampanye anti
faktor exogeneous
G D P dsb.).
faktor-faktor
rokok,
jumlah konsumen,
Identifikasi dan a n a l i s i s faktor-faktor yang volume
permintaan
Tembakau
Bes/No
di
seluruh
pasar perlu diketahui secara pasti, sehingga prospek permintaan dan devisa yang berasal dari Tembakau Bes/No akan dapat dipelajari. meningkatkan
Prospek permintaan Tembakau Bea/No dalam rangka devisa
negara,
merupakan
salah
satu
masalah
penting dalam mengkaji komoditi ini. Persentase Volume 100 Ekspor 90
70 60 50 40
30 20
10 0
1971
1972 1973 I S 7 4
Diagram 1.
(976 1976 1977 1978 1979 1SBO 1981
1-
lm4 ' Tahun
108.3
Persentase Volume Permintaan di Pasar Lelang Tahun 1970 s/d 1984.
Di sisi yang
lain eksportir
yang menangani
suplai di
seluruh pasar Tembakau Bes/No, tergantung kepada produk yang
dihasilkan petani.
Padahal petani dalam menentukan tanaman
pilihannya, ia mempertimbangkan yang diduga renguntungkan. tanamnya
bervariasi,
ada
berbagai
alternatif tanaman
Areal produksi petani intensitas yang
satu
tahun
tiga
kali
tanam,
ada yang satu tahun dua kali tanam, ada pula yang dua tahun lima kali tanam. Pola tanam di daerah kabupaten Jember (penghasilan Tembakau Bes/No),
umumnya dapat
:
digambarkan sebagai berikut
Tanaman I
1
Pad i
I
Pad i
I
Pad i
pad i
Tembakau Bes/No
I
I
Padi
II
Padi I
Padi
I
Pad i
I Palawi j
Temb.Voor-Oogst
a
*
~
l
Padi
I
I
Pad i
Palawi j a
Tembakau Bes/No
I
Plwj./Tbk.Voor-Oogst
Padi Pad i
Bero
Te bu
Tris I
Tebu
T r i s I1
Tebu Tris I
r
2
4
5
6
17
12
*I
Diolah dari statistik pertanian, BPS 1983 dan statistik Jawa Timur, 1983 dan statistik Kab. Jember. 1980-1985. Palawija meliputi : Jagung, Kedelai, Kacang Tanah. Diagram 2. Dari
bulan Juli
pola
-
8
1
11
**)
1
13
9
10 11 * Bulan
Pola Tanam di Kabupaten Jember * ) tanam
di
atas, pada
bulan
yang
sama antara
Nopember, ada beberapa pilihan tanaman saingan
dari Tembakau Bes/No, yaitu padi dan palawija. Apabila dibandingan keuntungan yang diterima petani seperti terlihat pada tabel 1 berikut, ternyata keuntungan yang diterima petani Tembakau Bes/No mempunyai resiko lebih besar (berfluktuasi), jika dibandingan lainnya
(padi, jagung, kedelai
dengan
tanaman
dan kacang
alternatif
tanah).
Komoditi
Tembakau Bes/No mempunyai simpangan baku tertinggi. Walaupun Tembakau Bes/No tingkat keuntungannya bisa lebih besar jika dibandingkan dengan tanaman alternatif lainnya (19843, tetapi kalau produksi dan harganya jatuh (karena iklim dan harga pasar
dunia jatuh), maka petani
merugi
Tembakau
Bes/No
dapat
juga
(1981).
Tabel 1. Perbandingan Tingkat Keuntungan per Hektar Tanaman Semusim Pada Panen September-Oktober ( M T 1 1 1 1 , Tanaman Alternatif Tembakau Bes/No, Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah Antara Tahun 1980 1984 di Kabupaten Jember.
-
............................................................. Yac am Tanaman
Tingkat Keuntungan ( R p )
--------------------------------------------------Tembakau Bes/No
Pad i
Jagung
Kedelai
............................................................. 1980
358 6 5 0
255 741
97 094
249 8 8 2
Kacang Tanah
311 963
1984 5 6 4 300 466 201 155 041 235 0 0 7 325 .............................................................
Rata-rata ( 5 tahun)
261 4 7 0
Simpangan Baku (Sd 1
224 505
349 142
123 9 8 6
219 9 6 7
127
330 6 5 4
............................................................. 78 574
23 0 5 7
21 282
43 046
............................................................. Sumber : Data diolah dari PTP 29, Data Statistik kota Jember
Tanaman dingkan
padi
dengan
dan
palawija
Tembakau
Bes/No
relatif dan
stabil
jika diban-
ada kecenderungan
tungannya meningkat dari tahun ke tahun.
keun-
Kedelai dan jagung
lebih stabil, sedangkan kacang tanah rata-ratanya tinggi d a n Jagung adalah tanaman
lebih stabil dibandingan dengan padi. alternatif yang paling kecenderungan meningkat
rendah tingkat keuntungannya dan ada Irincian pada tabel lampiran 3).
Selain dari pada itu harga di tingkat petani price) Tembakau Bes/No
sangat berfluktuasi
pangan baku yang tinggi), cukup tinggi.
(farm gate
(mempunyai sim-
walaupun rata-rata
harganya juga
Diagram d i bawah ini memberikan gambaran fluk-
tuasi harga yang tinggi Tembakau Bes/No tingkat.petani. Harga ~ R- P- - .!
0.mo
,
I
I
I
I
v
I
I
.
I
1
I
1970 1971 1972, 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1879 lSeO 1961 1-2
I
1-
1-4
Tahun a = Pembalut (Sd = 327,36) b = Pembungkus (Sd = 301,30) c = Isi ( S d = 121,721 d = Rata-rata ( S d = 192,92) Sumber Data : P T P 27, PT. Gading Mas Diagram 3. Fluktuasi Harga Tembakau Bes/No Tingkat Petani Antara Tahun 1970
-
1984
Berdasarkan informasi di atas, masalah yang timbul adalah : faktor
-
faktor apa yang mempenqaruhi
keputusan petani
untuk menanam Tembakau Bes/No ? Dalam
pemasaran
Tembakau
Bes/No,
semula
produksi dijual lewat Pasar Lelang Bremen
seluruh
(1958 s.d.
Tetapi semenjak tahun 1976 pemerintah, dalam ha1 t e m e n P e r d a g a n g a n , membuat
kebijaksanaan
pengiriaan ekspor Tembakau Na-Oogst, Na-Oogst saja yang
yaitu
hasil 1976).
ini Depar-
untuk
mengstur
: hanya
Tembakau
kualitas pembalut, p e m b u n g k u s d a n isi yang baik dikirirn
ke Pasar Lelang,
sedangkan kualitas isi
sedang dan rendah dikirim ke Luar Pasar Lelang rikat, Afrika
Utara dan sebagainya).
Untuk
lAmerika Se-
Pasar Spanyol,
penjualan Tembakau Bes/No berkuafitas khusus (baik pembalut, pembungkus maupun isi) dilakukan secara langsung.
Tabel 2. Realisasi Ekspor, Realisasi Penjualan Dan Sisa Penjualan Tembakau Bes/No d i Pasar Lelang Bremen Tahun 1980 - 1984.
............................................................ Tahun
Realisasi Ekspor ( bal)
Volume Penjualan (bal )
Sisa ( S t o c k ) ( bal )
............................................................
Rats-rata
71 641 4 2 025 29 ............................................................ Sumber : Lembaga Tembakau Jakarta, Tabakkomisie Bre-a.
616
Kebijaksanaan tahun 1976 tersebut dilakukan, karena ( 1 ) suplai di Pasar Lelang besar, sedangkan permintaannya cenderung t u r u n ; ( 2 ) a d a n y a p e r m i n t a a n k u a l i t a s k h u s u s
(untuk
bahan cerutu cigarollo) dari Spanyol; ( 3 ) adanya permintaan khusus
kualitas
d l s b ) yang
isi
(Amerika Serikat,
pada umumnya untuk
negara-negara
tembakau
hisap,
Afrika
tembakau
ku-
nyah, maupun untuk cerutu kualitas rendah. Suplai yang besar dan turunnya permintaan d i Pasar Lelang dapat dilihat dari sisa penjualan di Pasar Lelang yang masih cukup besar walaupun sudah ada kebijaksanaan 1976. Sisa penjualan di Pasar Lelang antara tahun 1980 - 1984 dapat dilihat pada tabel 2 di atas. but
Berdasarkan tabel terse-
sisa (stock) antara realisasi ekspor dengan volume pen-
jualan cukup besar.
Rata-rata
hun terakhir 29 616 bal,
sisa penjualan selama
5 ta-
hanya pada tahun 1981 Pasar Lelang
Bremen mempunyai kekurangan barang sebanyak 2 326 bai, tetapi dapat ditutup dari sisa penjualan tahun sebelumnya. Kecenderungan turunnya harga di Pasar Lelang dan kccenderungan naiknya harga di Spanyol dapat
dilihat
pada
tabel
berikut. Apabila dibandingkan antara trend harga di Pasar Lelang menurut
kualitas, harga Pasar Spanyol menurut
harga k u a l i t a s isi d i L u a r P a s a r L e l a n g ,
kualitas dan
ternyata trend
harga di Pasar Lelang menurut kualitas menurun, sedangkan d i Pasar Spanyol meningkat, di Luar Pasar Lelang menurun. Untuk memperbaiki sistem pemasaran Tembakau Bes/No agar tercapai
peningkatan
harga,
peningkatan
volume
jual ,
peningkatan penerimaan strategf pemasaran diperlukan.
dan Oleh
Tabel 3. Trend Harga Menurut Kualitas di Pasar Lelang, Pasar Spanyol dan Luar Pasar Leiang.
............................................................ Pasar Menurut Kualitas
n
Koef isien Regresi
Koef isien Korelasi
-------------------------------*----------------------------
Pasar Lelanq Kualitas Pembalut Kualitas Pembungkus Kualitas Isi
--
26 26
'
-
26
Pasar S ~ a n v o l Kualitas Pembalut Kualitas Pembungkus Kualitas Isi
10 10 10
0,45627 0,32310 0,13252
0,75459* ) 0.95985*) 0.82082*)
0,35963 0,30731 0,03663
0,78653*) 0,45206 0,16073
Luar Pasar Lelang -Kualitas Isi
.............................................................. *'n
= 26
n = 10
: Signifikan, apabila koefisien korelasi di atas :
0.388. Signifikan, apabila koefisien korelasi di atas 0.632.
karena
itu masalahnya
Tembakau
Bes/No
yang
adalah
"Bagaimana
terbaik
untuk
strategi
mendapatkan
maksimum denqan tingkat produksi yang ada dalam
pemasaran penerimaan
jangka pan-
jang".
, .
Kecenderungan turunnya
harga
ngadakan
mitra
di
turunnya Pasar
usaha
cerutu dan pedagang usaha
tersebut
volume
Lelang
(joint
jual
( a1
kecenderungan
mengakibatkan eksportir
venture)
dengan
tembakau luar negeri
meliputi
dan
usaha
industriawan
(importir).
permodalan
yang
oleh peraturan penanaman modal asing tahun 1967; daan
barang
ini pedagang
Mitra
didukung
[ b ) penga-
(Tembakau Bes/No) sesuai dengan permintaan
. harga yang ditentukan bersama; t c )
luar negeri
me-
dan
pemasaran hasil dalam ha1
ikut m e m b a n t u
memasarkan
dengan keuntungan yang diperhitungkan bersama.
hasil
Walaupun ada
perjanjian mitra usaha antara eksportir dan importir. peraturan yang berlaku di Pasar Lelang
t e t a p h a r u s dipenuhi
sehingga sering harga yang
di
terjadi
Paear
Lelang
bukan
harga sebenarnya, karena barang itu dibeli oleh kawan usahanya sendiri (walaupun secara profarma harga yang
terjadi di
Pasar Lelang tinggi tetapi sebenarnya hanya alasan untuk melepas barang saja).
Oleh karena itu sering terjadi pele-
langan di bilik-bilik
Tabakborse,
setelah p a r a
importir
berhasil membeli di pelelangan formal. Jika eksportir makin
terikat d e n g a n
importir dalam
mitra usaha (baik dalam permodalan maupun penjualan haail), maka jumlah barang yang
diekspor bisa sangat ttrgantung
kepada importir tertentu sehingga apabila pada mulanya pasar lelang
bisa
membentuk
monopoli
penjualan
Tembakau
Bes/No,
pada akhirnya akan dapat berubah ke oligopsoni. Permasalahan yang timbul sekarang adalah : "Apakah cara pernasaran yang
dilakukan oleh Pasar Lelang
telah dilakukan
secara efektif dan menguntungkan eksportir".
Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari berbagai aspek yang dapat mempengaruhi prospek permintaan dan suplai komoditi Tembakau Bes/No, disamping usaha mempelajari keberadaan Pasar Lelang.
'Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (1)
Untuk mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi per-
aintaan pada berbagai pnsar Tembakau Bes/No manurut kualitae dengan nemparhitungkan prospcknya. (2)
Untuk mempelajari faktor-faktor yang
merpengaruhi rea-
pon petani dalam remilih alternatif areal produksi Tembakau Bes/No. (3)
Untuk
mempelajari
strategi pemasaran Tembakau
Bes/No,
dalam memaksimumkan penerimaan seluruh pasar, utamanya Pasar Lelang.
(4) Untuk mempelajari peranan inatitusi pemasaran Tembakau Bes/No
dalam
usaha
meningkatkan
keuntungan
monopolis . baik sebelum
dan efektivitas
eksportir
kebijaksanaan
1976, maupun sesudah kebijaksanaan 1976. Studi strategi
ini diharapkan bermanfaat
pemasaran
Tembakau
Bes/No
dalam yang
rangka menyusun dapat
menelihara
stabilitas pasar sehingga dapat dikembangkan suatu strategi kebijaksanaan
secara
menyeluruh
yang dapat menj-amin ke
sinambungan dan pengembangan komoditi Tembakau Bes/No, sebaliknya apabila kesinambungan dan pengembangan komoditi Tembakau Bes/No
tidak dimungkinkan lagi, dapat
dilakukan per-
siapan secara dini untuk mengalihkan aktivitas tenaga kcrje yang
terlempar dari komoditi tersebut. dan mencari
kemung-
kinan komoditi lain yang menghasilkan devisa. Studi ini diharapkan
dapat menyusun suatu kerangka
pikir yang menyeluruh dalam usaha pemecahan masalah psngembangan konoditi Tembakau Bes/No dan keberadaan Pasar Lelang.