Peranan Teknologi Informasi Dalam Organisasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif Oleh : Munir Tubagus1
ABSTRAK Teknologi informasi adalah bidang yang bersentuhan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya dalam rangka penyelesaian masalah (problem solving) sering kali bersifat komprehensif, melibatkan berbagai aspek teknologis. Bahkan dalam dunia nyata, penerapan teknologi informasi sering kali bersentuhan dengan aspek-aspek non-teknologi, seperti sosial, psikologis, atau organisasional. Situasi ini mensyaratkan para profesional teknologi informasi untuk memiliki pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif. Kemampuan ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang memberikan pengetahuan tentang fondasi konseptual yang kuat dan sekaligus kemampuan untuk berpikir secara integral. Dalam upaya mencapai keberhasilan, para manajer sangat menyadari pengaruh lingkungan organisasi. Perusahaan dihubungkan dengan elemen-elemen lingkungan melalui arus sumberdaya fisik maupun konseptual berusaha memperoleh keunggulan kompetitif dengan mengelola arus sumberdaya termasuk informasi. Strategi keunggulan kompetitif berfokus pada arus masuk dari pemasok dan arus keluar melalui saluran distribusi ke pelangan. Kata Kunci : Teknologi Informasi, Organisasi, Dan Strategi Keunggulan Kompetitif
A. PENDAHULUAN Sering terdengar ungkapan bahwa dunia dewasa ini berada dalam erah reformasi. Dan masyarakat moderen dikenal sebagai masyarakat internasional. Pandangan demikian memang benar karena seperti diketahui salah satu fenomena yang dewasa ini sudah “mendunia“ dan berlangsung dengan kepesatan yang sangat tinggi ialah perkembangan dan berbagai terobosan dibidang teknologi informasi. Aplikasinya dalam dunia kenyataan 1
Penulis adalah dosen tetap pada Jurusan Syariah STAIN Manado
punsudah sangat beragam sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi segih kehidupan dan penghidupan yang tidak disentuh oleh informasi, baik pada tingkat individual, kelompok, semua jenis informasi, pada tingkat Negara dan bahwak dalam hubungan antar organisasi dan antar Negara. salah satu produk “perkembangan tersebut ialah tumbuhnya disiplin ilmiah baru yang dikinin dikenal dengan istilah “Informatika”. Meskipun benar bahwa sebagai disiplin Ilmia “Informatika” masih relative baru, karena mulai berkembang pada dekade 70 yang lalu, tapi ia tumbuh dengan pesat sehingga dalam waktu yang sangat singkat sudah mampuh memberikan kontribusi substansial dan bahkan menumbuhkan kesadaran pada berbagai pihak tentang pentingnya informasi sebagai suatu resource organisis yang strategis. Salah satu kelompok dimasarakat yang merasakan makin pentignya informasi ialah para manajer yang menduduki jabatan pimpinan dalam berbagai jenis organisasi, seperti organisasi politik, kenegaraan, angkatan bersenjata, niaga, social. Sebagai tanggapan terhadap fenomena tersebut, para pakar telah mengembangkan orientasi baru dalam bidang informasi yang dikenal dengan nama “ Sistem Informasi Manajemen” (Information Management System).2 Sumber daya informasi tidak hanya sekedar data dan informasi, melainkan mencakup pula perangkat keras, peripheral, perangkat lunak, para spesialis informasi, dan para pemakai informasi. Ketika manajer menyadari bahwa informasi sebagai suatu sumberdaya strategis, mereka menetapkan berbagai kebijakan untuk menerapkan sumberdaya tersebut
secara strategis dan menindaklanjutinya. Sehingga akan
memberikan keyakinan bahwa kebijakan tersebut dijalankan. Aktivitas tersebut dinamakan
dengan
manajemen
sumberdaya
informasi
(information
resources
management – IRM).3 IRM merupakan konsep yang mengintegrasikan konsep-konsep
2
McLeod, R.J., 1998, Management Information Systems, 7th Edition, Hall International, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
3
(Information Recources Management – IRM)
Prince-
keunggulan kompetitif lain, yaitu CIO, SST, SPIR, dan end-user computing. Dengan demikian IRM memberikan kerangka kerja bagi pemanfaatan komputer yang efektif.4
B. PEMBAHASAN 1.
INTERAKSI MANUSIA DALAM ORGANISASI Teori manajemen pada mulanya agar bersifat mekanis dalam pandangannya atas
usia manusia, tujuan para anggota sebuah organisasi diaggap konsisten dengan tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan dianjurkan lebih meningkatkan kepuasan bekeja dalam organisasi, motivasi adalah alasan seseorang menjalankan suatu kegiatan.Hal ini biasanya dijelaskan dalam istilah golongan atau kebutuhan manusia. Sebuah klasifikasi yang bermanfaat tentang kebutuhan umum manusia adalah sebuah hirarki yang di kembangkan oleh Abraham Maslow. Ia menyebutkan 5 kebutuhan dasar manusia a. Tingkat rendah (kebutuhan fisiologis) adalah kebutuhan fisik seperti pemuasan rasa lapar, rasa haus dan kebutuhan akal kegiatan. b. Keamanan adalah perlindungan terhadap bahaya dan ancaman. c. Perhatian adalah kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, dan keikutsertaan dalam kelompok memberi,menerima persahabatan dalam kasih. d. Penghargaan adalah menghargai diri dalam penghargaan orang lain. e. Tingkat tinggi (perwujudan diri ) adalah pemenuhan diri, pencapaian prestasi, kreativitas pengembangan diri.
Modal yang bermanfaat yang dikenal dalam proses pengambilan keputusan di anjurkan oleh Herbert A. Simon digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 tahapan pokok:5
4
5
Ibid. Dalam penjelasan lebih lanjut Gagasan bahwa semua manajer perusahaan harus terlibat dalam manajemen informasi adalah suatu paradigma baru, yang disebut dengan manajemen sumberdaya informasi. Dan IRM adalah suatu konsep terintegrasi yang menyatakan lingkungan perusahaan, tingkatan manajemen, bidang-bidang fungsional, sumberdaya informasi dan pemakai Herbert A. Simon, The New Science of Management Decision, edisi revisi (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall)
a. Penyelidikan adalah mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan data menta diperoleh, dan diuji untuk menjadikan petunjuk yang dapat mengidentivikasi persoalan b. Perancangan adalah mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin, hai ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan menghasilkan pemecahan dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
c. Pemilihan adalah memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada pilihan di tentukan dan dilaksanakan.
Gambar 01 : Model Pengambilan Keputusan oleh Herbert A.
Kekutan yang menggerakan proses pengambilan keputusan dapat berupa ketidakpuasan atas keadaan saat itu. Atau imbalan yang di harapkan dari keadaan baik dalam kasus ketidak puasan penemuan sebuah persoalan. Cara lain untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan berkesinambungan yang digerakkan oleh sebuah sasaran pengubah sistem. Beberapa model pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil keputusan. Contoh pengusulan langkah sbb: a. Pengenalan persoalan atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan. b. Analisis dan laporan alternatif-alternatif. c. Pemilihan diantara alternatif yang ada. d. Komonikasi dan pelaksanaan keputusan e. Lankah lanjutan dan umpan balik pengambilan keputusan.
2.
Struktur Suatu Sistem Informasi Manajemen Rancangan di pakai untuk mewujudkan suatu sistem informasi manajemen adalah
menggunakan unsur pengoprasian serta berupa dasar dan struktur menurut 2 cara: 1. Kegiatan manajemen 2. Fungsi organisatoris Kedua rancangan tersebut ditambahkan konsep truktural kedalam suatu struktur SIM. Sturktur konseptual suatu SIM merupakan suatu sintesis gagasan yang telah disajikan. Subsistem fungsional yang masing-masing dibagi menjadi empat seksi pengolahan informasi.6 a. Pengolahan transaksi. b. Dukungan operasi sistem inforamsi c. Dukungan pengendalian manajerial sistem informasi d. Dukungan perencanaan strategi sistem informasi Setiap sub sistem fungsional mempunyai file data yang unik yang hanya dipakai oleh sub sistem. File diorganisasikan kedalam suatu pangkalan data yang memerlukan perangkat lunak khusus. Struktur konseptual suatu SIM adalah untuk subsistem fungsional yang terpisa ditamba suatu pangkalan data, beberapa aplikasi umum dan suatu model dasar analisis umum dan model keputusan struktur fisik. Struktur fisik juga dipengaruhi pemakaian model umum untuk banyak pengoprasian pengolahan. Misalnya suatu rutin edit masukan dapat dipakai untuk semua aplikasi.
Gambar 02 : Struktur Konseptual Suatu Sistem Informasi Manajemen 6
Robert N. Anthony, Planning and Control Systems, A Framework for Analysis (Cambridge, MA : Harvard University Prass, 1965).
3.
Organisasi dan Lingkungan Sekitarnya
Perusahaan adalah suatu system fisik yang dikelola dengan menggunakan system konseptual. System fisik perusahaan adalah system lingkaran tertutup, dalam arti dikendalikan oleh manajemen, dengan menggunakan informasi umpan balik untuk menyakinkan bahwa tujuannya tercapai. Perusahaan juga merupakan system terbuka, dalam arti berhubungan dengan lingkungannya. Sebuah perusahaan akan mengambil sumberdaya dari lingkungan, mengubah sumberdaya menjadi produk dan atau jasa lalu mengembalikannya ke lingkungan kembali. Istilah yang berkaitan dengan elemen lingkungan dikenal dengan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Pada bidang komputer, keungulan kompeititf mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan leverage di pasar. Hal tersebut didasari bahwa perusahaan tidak harus sepenuhnya mengandalkan sumberdaya fisik saat terlibat dalam persaingan. Justru dengan penggunaan sumberdaya konseptual – data dan informasi – akan lebih unggul dalam persaingannya. Dengan demikian, manajer perusahaan akan menggunakan sumberdaya konsepual maupun fisik untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.7 Teknologi informasi bagi organisasi atau perusahaan paling tidak memiliki tiga (3) peranan utama, yaitu : a. Looking Inward; Teknologi informasi akan memandang perlu adanya perbaikan proses atau struktur di dalam organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Rancang Ulang Proses Bisnis (Business Process Reengineering – BPR) atau melalui metode Restrukturisasi Organisasi. Penjelasan lebih lanjut akan dijumpai pada Modul ke b. Looking Outward;
7
Untuk informasi lebih lanjut mengenai keunggulan kompetitif, lihat Michael E. Porter, ”How Competitive Forces Shape Strategy, ” Harverd Business Review 57 (Maret – April 1979), 137 – 145 dan Michael E. Porter, Competitive Advantage (New York: Free Prass, 1985).
Teknologi informasi akan mendorong peningkatan penjualan produk atau jasa serta pelayanan sehingga memiliki keunggulan yang kompetitif. Banyak cara untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, antara lain melalui : a. Penyediaan barang dan jasa yang murah. b. Penyediaan barang dan jasa yang lebih baik daripada pesaing. c. Memenuhi kebutuhan khusus suatu segmen pasar tertentu. Dulu, perusahaan mengandalkan sumberdaya fisik untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Sekarang, perusahaan lebih mengandalkan sumberdaya konseptual untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Hal tersebut ditandai dengan banyak bidang usaha mempergunakan informasi untuk mendapatkan pengaruh di pasaran (misalnya promosi melalui iklan-iklan media cetak maupun elektronik, yang memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk multimedia). Faktor pemicu dioptimalkannya sumberdaya konseptual dalam mencapai keunggulan kompetitif dari hasil produk/jasa dan pelayanan, yaitu : a. Ketidak-puasan dengan sumberdaya fisik yang dimiliki. b. Tidak ada aplikasi komputer inovatif yang memberikan keunggulan kompetitif terus menerus. c. Pelanggan merupakan sumber informasi yang penting. Salah satu bentuk usaha yang dilakukan adalahnya dengan digunakannya konsep marketspace. Konsep tersebut memiliki perbedaan yang mendasar dengan konsep marketplace. Pada marketplace, diutamakan tempat dimana barang/jasa tsb berada. Sedangkan marketspace mengutamakan informasi mengenai barang/jasa tersebut. Dalam menerapkan konsep marketspace tersebut digunakan suatu strategi, yakni Creating value, dengan value dihasilkan oleh 3 komponen : content, context, dan infrastructure. Selnajutnya dilakukan Virtual value chain, yakni memanfaatkan informasi dalam setiap tahapan perubahan, yang membutuhkan pengumpulan, pengorganisasian, pemilihan, pengolahan dan pendistribusian data dan informasi.
c. Looking Across; Membuat hubungan antar/dengan organisasi lain yang dikenal dengan istilah Interorganizational system – IOS. Langkah tersebut dilakukan dengan memanfaatkan metodologi pertukaran data elektronik (electronic data interchange – EDI). Pembahasan lebih lanjut mengenai konsep IOS dan EDI akan dijabarkan pada Modul ke 3. 4.
Konsep Manajemen Sumberdaya Informasi Sumberdaya informasi jauh melampaui informasi itu sendiri. Hal tersebut karena
adanya bentuk dasar untuk mengelola semua sumberdaya informasi. Manajemen sumberdaya informasi (information resources management – IRM)8 adalah aktivitas yang dijalankan oleh manajer pada semua tingkatan dalam perusahaan dengan tujuan mengidentifikasi, memperoleh, dan mengelola sumberdaya informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Meskipun seorang pemakai individu dapat mempraktekan IRM, pendekatan paling efektif bagi perusahaan adalah mengembangkan rencana formal yang harus diikuti setiap orang. Agar perusahaan sepenuhnya dapat mencapai IRM, perlu adanya serangkaian kondisi tertentu. Kondisi-kondisi tersebut meliputi : 1. Menyadari bahwa keunggulan kompetitif akan tercapai melalui sumber daya informasi yang unggul. Melalui pengelolaan sumberdaya informasi akan mencapai keunggulan kompetitif atas pesaingnya. 2. Menyadari bahwa jasa informasi bidang fungsional utama. Struktur organisasi mencerminkan bahwa jasa informasi sama pentingnya dengan bidang fungsional utama lainnya, seperti keuangan, dan pemasaran. 3. Menyadari bahwa CIO adalah eksekutif puncak, CIO memberi kontribusi, jika memungkinkan pada pemecahan masalah yang mempengaruhi seluruh operasi perusahaan (bukan hanya operasi jasa informasi). Hal tersebut ditunjukkan dengan menyertakan CIO dalam komite eksekutif. 8
Richard J. Hopemen,” System Analysis and Operations Management “, (Columbus, OH: Charles E, Merrill, 1969).
4. Memperhatikan Sumber Daya informasi dalam membuat perencanaan strategis. Para eksekutif
yang
terlibat
dalam
perencanaan
strategis
perusahaan,
mereka
memperhatikan sumberdaya informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategis. 5. Rencana strategis formal untuk sumberdaya informasi, terdapat rencana formal untuk memperoleh dan mengelola sumberdaya informasi. Sumberdaya tersebut harus mencakup yang berada pada area pemakai maupun jasa informasi. 6. Adanya strategi untuk mendorong dan mengelola end-user computing; rencana strategis sumberdaya informasi membahas cara membuat sumberdaya informasi tersedia bagi pemakai akhir, dan tetap mempertahankan pegendalian atas sumberdaya tersebut. Kondisi-kondisi IRM yang diperlukan tersebut tidak terpisah, tetapi bekerja sama secara terkoordinasi. Adapun komponen dasar dalam penerapan IRM, yakni : a. Lingkungan perusahaan; Delapan elemen lingkungan memberikan latar belakang atau pengaruh untuk mencapai keunggulan kompetitif. Para eksekutif menuadari perlunya mengelola arus sumberdaya sebagai cara untuk memenuhi sejumlah kebutuhan elemen-elemen lingkungan dalam pasar yang kompetitif. b. Eksekutif perusahaan; CIO disertakan dalam kelompok eksekutif yang mengarahkan perusahaan mencapai tujuannya dalam bentuk perencaan strategis. c. Bidang/area fungsional; Jasa informasi disertakan sebagai suatu bidang fungsional utama, dan setiap bidang bersama-sama mengembangkan rencana-rencana strategis yang mendukung rencana strategis perusahaan. Salah satunya adalah rencana strategis sumberdaya informasi,
yang dipersiapkan oleh jasa informasi bekerja sama dengan bidang fungsional lainnya. d. Sumberdaya informasi; Rencana strategis sumberdaya informasi menggambarkan bagaimana semua sumberdaya informasi diperoleh dan dikelola. Sebagian dipusatkan dalam jasa informasi, dan sebagian didistribusikan diseluruh perusahaan dalam area pemakai. e. Pemakai; Data dan informasi mengalir antara sumberdaya informasi dan para pemakai. Sebagian pemakai ikut serta dalam EUC. Pandangan yang mengatakan bahwa data dan informasi merupakan sumberdaya utama yang harus dikelola dengan baik sebagimana sumberdaya utama lainnya adalah merupakan pendekatan yang positif untuk penggunaan komputer. Dengan perkataan lain, bahwa mengelola data (input) dengan bantuan komputer hal tersebut berarti mengelola informasi (output) yang dimiliki. Selain itu, muncul lagi pandangan tambahan lainnya yakni pandangan bahwa kita dapat mengelola informasi dengan mengelola sumberdaya yang menghasilkan informasi (information processor). Adapun jenis-jenis sumberdaya informasi, yaitu :9 a. Perangkat keras komputer (Hardware) b. Perangkat lunak komputer (Software) c. Spesialis informasi d. Pemakai e. Fasilitas f. Database, dan g. Informasi
9
Jogiyanto HM, Sistem Teknologi Informasi , ANDI Offset, Yogyakarta, 2005.
Ketika para manajer organisasi (perusahaan) memutuskan untuk menggunakan informasi dalam mencapai keunggulan kompetitif, dan mereka harus menyadari tiap elemen tersebut sebagai sumberdaya informasi. Beberapa perusahaan/organisasi yang menggunakan komputer, akan menempatkan tanggung jawab pengelolaan informasi pada suatu unit khususyang terdiri dari para spesialis informasi. Unit tersebut dikelola oleh seorang manajer yang berstatus wakil direktur. Istilah CEO (chief executive officer) adalah orang yang memiliki pengaruh paling kuat dalam operasi perusahaan, dan umumnya memiliki jabatan direktur utama atau ketua dewan direksi. Selain itu juga dikenal istilah CFO (chief financial officer), COO (chief operating system), dan CIO (chief information officer). Istilah CIO mempunyai pengertian lebih dari sekedar sutu gelar. CIO adalah manajer jasa informasi yang menyumbangkan keahlian manajerialnya tidak hanya untuk memecahkan masalahyang berkaitan dengan sumberdaya informasi tetapi juga berbagai bidang lain dari operasi perusahaan/organisasi. Seorang manajer jasa informasi dapat berperan sebagai CIO paling tidak dengan mengikuti saran-saran berikut :10 a. Alokasikan waktu untuk bisnis dan pelatihan bisnis. Pelajari bisnisnya, bukan hanya teknologinya. b. Membangun kemitraan dengan unit-unit bisnis dan manajemen lini. Jangan menunggu hingga diundang. c. Fokuskan pada perbaikan proses dasar bisnis. d. Jelaskan biaya-biaya information systems (IS) dalam istilah-istilah bisnis. e. Bangun kepercayaan dengan memberikan jasa IS yang dapat diandalkan. f. Jangan bersifat defensive. Ketika perusahaan semakin banyak memperoleh sumberdaya informasi dan tersebar diseluruh perusahaan, tugas manajemen sumberdya informasi menjadi lebih rumit.
10
McNurlin, Barbara C, : Sparague, Ralph H.Jr.,Information System Management in Practice, 4 th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
Tanggung jawab manajemen tidak hanya berada pada pundak CIO, tetapi juga pada semua manajer dalam perusahaan tersebut. 5.
End-user computing Tidak semua orang yang ikut serta dalam End-user computing (EUC) memiliki
tingkat pengetahuan yang sama tentang komputer. Konsep EUC dapat dilihat kembali pada Modul ke-1. Para pemakai akhir dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) golongan berdasarkan tingkat kemampuan komputer mereka, yaitu : 11 a. Pemakai akhir tingkat menu (menu level end-users); Sebagian end-users tidak mampu membuat perangkat lunak mereka sendiri, tetapi dapat berkomunikasi dengan perangkat lunak jadi dengan menggunakan menu-menu seperti yang ditampilkan oleh perangkat lunak berbasis windows dan Mac. b. Pemakai akhir tingkat perintah (command level end-users); Sebagian end-users memiliki kemampuan menggunakan perangkat lunak jadi yang lebih dari sekedar memilih menu. Mereka dapat menggunakan bahasa perintah dari perangkat lunak untuk melaksanakan operasi aritmatika dan logika pada data. c. Pemakai akhir tingkat programmer (end-user programmers); Sebagian end-users dapat menggunakan bahasa-bahasa pemrograman seperti BASIC, PASCAL, atau C++ dan dapat mengembangkan program-program yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka sendiri. d. Personil pendukung fungsional (functional support personnel). Di sejumlah perusahaan, para spesialis informasi adalah anggota dari unit-unit fungsional, bukannya unit jasa informasi. Personil pendukung fungsional tersebut
11
William G. Egelhoff, “Information – Processing Theory and the Miltinational Enterprise”, “Jurnal of International Business Studies” , (1991), 343.
adalah spesialis informasi dalam arti sesungguhnya, tetapi mereka berdedikasi pada area pemakai tertentu dan melapor pada manajer fungsional mereka. Dua unsur penting menjadi ciri pada 4 (empat) tingkatan kemampuan dari para pemakai akhir, yaitu : i. semua tingkat memiliki kemampuan mengembangkan berbagai aplikasi. Sebagian besar aplikasi EUC telah dibatasi pada system pendukung keputusan (decission support systems – DSS)12 yang relative mudah dan aplikasi kantor virtual yang memenuhi kebutuhan perseorangan. Selebihnya adalah tanggung jawab spesialis informasi untuk bekerja sama dengan pemakai dalam mengembangkan : a. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM); b. Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA); c. DSS yang rumit; d. Aplikasi kantor virtual yang memenuhi kebutuhan organisasi; e. System berbasis pengetahuan. Penerapan EUC memberikan manfaat sebagai berikut : a. Mengurangi beban kerja para information specialist b. Mengurangi kesenjangan komunikasi antara user dan information specialist. Akibat dari manfaat tersebut akan menghasilkan pengembangan system yang lebih baik dibandingkan jika spesialis informasi berusaha mengerjakan sebagian besar pekerjaan tersebut sendiri. Selain manfaat yang dihasilkan, penerapan EUC yang dilakukan sendiri oleh pemakai ternyata dapat menimbulkan beberapa risiko, yaitu : a. Sistem yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan;
12
McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
End-user mungkin akan menggunakan komputer untuk aplikasi yang seharusnya dilakukan dengan cara lain, misalnya secara manual. b. Sistem yang dihasilkan, rancangan dan dokumentasinya buruk; Kemampuan end-users tidak dapat menandingi profesionalisme spesialis informasi dalam hal merancang system. Selain itu end-users sering mengabaikan perlunya dokumentasi rancangan system agar dapat dipelihara. c. Penggunaan sumberdaya informasi tidak efisien; Bila tidak ada pengendalian terpusat akan mengakibatkan adanya perangkat keras dan perangkat lunak yang tidak kompatibel dan berlebihan. d. Data tidak terintegrasi; Bila kurang hati-hati dalam memasukkan data ke adalam database perusahaan maka memungkinkan akan terjadinya kehilangan data yang berkualitas. Sehingga outputnya akan terkontaminasi yang dapat menyebabkan manajer membuat keputusan yang keliru. e. Tidak adanya data security. End-users mungkin tidak melindungi data dan perangkat lunaknya, sehingga para criminal
komputer
dapat
mengakses
system
dengan
berbagai
cara
yang
mengakibatkan membahayakan perusahaan. f. Tidak adanya pengendalian; Pengembangan system dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri tanpa menyesuaikan pada rencana yang memastikan pada dukungan komputer bagi perusahaan. Risiko-risiko tersebut dapat berkurang jika proses pengembangan systemnya dilakukan oleh unit jasa informasi, karena adanya pengendalian terpusat.
End-users computing merupakan suatu fenomena yang tidak akan hilang. Sebaliknya, pengaruhnya akan semakin meningkat. Karena manfaat potensialnya, perusahaan harus mengembangkan rencana strategis sumberdaya informasi yang memungkin EUC untuk tumbuh dan berkembang. Mengenai risiko, jenis pengendalian yang sama dengan yang telah bekerja baik pada jasa informasi harus diterapkan pada area pemakai. 6.
Strategi Memenangkan Kompetisi Globalisasi menciptakan apa yang disebut sebagai lingkungan vortikal dimana
setiap perusahaan diibaratkan sebagai pemain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang. Tanah yang terus bergoyang, berarti pula sebuah ketidakpastian. Hal itu akan membuat pemanfaatan peluang usaha semakin sulit dan kemungkinan gagal akan semakin besar. Di bawah ini akan diuraikan beberapa strategi yang dapat dilakukan setiap perusahaan untuk dapat memenangkan kompetisi yang dilakukan di era yang penuh gejolak ini. a. Penguasaan teknologi untuk menghasilkan produk barang maupun jasa. Salah satu ciri dari persaingan ekonomi skala global masa kini adalah semakin pentingnya penguasaan teknologi untuk menghasilkan produk barang maupun jasa. Adanya kelemahan di sektor produksi merupakan faktor penghambat kemampuan berkompetisi di dunia bisnis. Harus diakui bahwa model bisnis berbasis teknologi merupakan model yang paling dominan di masa kini dan masih merupakan bisnis yang menjanjikan di masa depan. b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jeffrey Pfeffer, seorang pengamat corporate dan human resources mengatakan bahwa salah satu kunci memenangkan persaingan di lingkungan vortikal yang selalu bergejolak terletak pada Sumber Daya Manusia. Bagaimana agar sumber daya manusia perusahaan dapat secara optimal berkarya dan dikaryakan. Bagaimana agar sumber daya manusia dapat menunjukkan kreatifitas dalam berkarya serta bagaimana para pekerja dapat bekerja dengan penuh cinta pada pekerjaan yang dilakukannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh setiap manajemen perusahaan dan ditindak lanjuti untuk meningkatkan unjuk kerja dari setiap karyawan yang dipimpinnya. Kursus, pelatihan dan sedikit refreshing mungkin dipandang sebagai
sesuatu hal yang kurang penting oleh sebagian orang di level manajemen. Namun sebenarnya hal itu merupakan sarana yang tepat untuk melakukan pencerahan kembali tentang hal-hal yang telah dilakukan selama ini yang tentunya akan memberikan motivasi untuk peningkatan kerja di masa mendatang. c. Marketplace yang tepat. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Accenture dan The Coference Board di awal millenium ke tiga ini, tercatat bahwa ada tiga tantangan besar yang mempengaruhi para CEO global dalam menjalankan sistem pemasaran yang dilakukan dalam perusahaannya. Ketiga tantangan besar tersebut adalah sebagai berikut : a. Perubahan tingkat kompetisi. b. Internet dan teknologi informasi. c. Konsolidasi internal industri. Penelitian ini melibatkan 506 CEO di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Para eksekutif tersebut diminta untuk memilih tiga tantangan terbesar marketplace (pasar) dan management dalam perusahaannya. Lalu tantangan–tantangan tersebut masingmasing didefinisikan sebagai tekanan internal dan eksternal yang memerlukan perhatian terbesar pada bisnis mereka.
Gambar 03 : Tiga tantangan terbesar marketplace dan manajemen
Penelitian tersebut menggarisbawahi pentingnya teknologi dan internet para pemimpin bisnis di seluruh dunia. Pemasaran produk barang dan jasa melalui internet
yang kian merebak nampaknya memberikan pengaruh yang cukup besar bagi para eksekutif perusahaan tersebut.
C. KESIMPULAN
Dalam suatu perusahaan memahami sebuah sistem informasi yang mana dengan informasi tersebut dapat menjadikan perusahaan mampu membawa diri menjadi perusahaan yang unggul/kompetitif. Dengan mencapai keunggulan yang kompetitif pengelolaan sumber daya fisik dan sumber daya konseptual harus di capai se optimal mungkin. Sehingga dengan pendayagunaan suatu informasi pihak internal perusahaan dapat menggunakannya untuk mendapatkan keunggulan perencanaan strategis, teknis, serta operasional. Mengenai pemahaman yang paling penting dalam suatu pencapaian penggunaan informasi yang baik adalah dengan mengetahui dimensi-dimensi dari keunggulan kompetitif, memahami dimensi informasi yang dihasilkan, mengetahui jenis-jenis sumber daya informasi dasar yang dapat digunkan untuk perusahaan, memahami bagaimana mengelola sistem informasi dalam bentuk sistem lama (legacy system), gambar dan pengetahuan, memahami bagaimana suatu perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk perusahaan, berbagai area bisnisnya, dan sumberdaya informasinya. Perencanaan strategis untuk sumberdaya informasi mengidentifikasi tujuan yang harus dicapai oleh sistem informasi perusahaan untuk tahun yang akan datang Persaingan adalah inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan menetukan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menyokong kinerjanya, seperti inovasi, budaya, kohesif atau pelaksanaan yang baik. Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan didalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang menentukan persaingan industri. Di dalam perusahaan terdapat dua jenis sumber daya mengalir dalam model sistem umum perusahaan yaiut fisik dan konseptual yang dapat digunakan untuk
mencapai keunggulan kompetitif. Porter mengemukakan ide bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui rantai nilai yaitu yang terdiri dari aktifitas-aktifitas nilai. Masing-masing rantai nilai memiliki akitivitas utama dan pendukung yang digunakan untuk mencapai margin, aktivitas-aktivitas tersebut terdiri dari tiga elemen yaitu bahan baku, produksi, sumber daya manusia, dan teknologi. Konsep rantai nilai dapat dikembangkan dengan menghubungkan rantai perusahaan yang berfungsi sebagai sistem antarorganisasi sehingga menciptakan system nilai. Sistem informasi dapat menggambarkan aktivitas dari tiga tingkatan manajerial utama perusahaan yaitu tingkat strategis, manajerial, dan operasional. Bila ketiga tingkatan tersebut bekerja dengan arah yang sama maka potensi untuk mendapatkan keuntungan terbesar dapat.
DAFTAR PUSTAKA 1. McLeod, R.J., 1998, Management Information Systems, 7th Edition,
Prince-
Hall International, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. 2. Jogiyanto HM, Analisa dan Disain Sistem Inforamsi, Andy Offset, Yogyakarta, 1995. 3. Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi, Andy Offset, Yogyakarta, 1995. 4. Gordon B. Davis, Sistem Inforamsi Manajemen, cetakan ke tujuh, Penerbit IPPM dan PT. Pustaka Binaman Presindo, 1992 5. McNurlin, Barbara C, Sparague, Ralph H Jr., Information Systems Management in Practice, 4th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998. 6. Denison, Daniel R. Corporate Culture and Organizational Effectiveness, John Wiley & Sons, 2000. 7. Klein, Michel. R, Leif B. Methlie, Knowledge-based Decision Support System with 8. Suryadi, Kadarsah, dan Ali Ramdhani, “Sistem Pendukung Keputusan”, PT. Remaja Rosdakarya, 2000 9. Herbert A Simon, The New Science of Management Decision, edisi revisi (Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall)
10. Robert N. Anthony, Planning and Control Systems, A Framework for Analysis (Cambridge, MA : Harvard University Prass, 1965). 11. Michael E. Porter, ”How Competitive Forces Shape Strategy, ” Harverd Business Review 57 (Maret – April 1979), 137 – 145 dan Michael E. Porter, Competitive Advantage (New York: Free Prass, 1985). 12. William G. Egelhoff, “Information – Processing Theory and the Miltinational Enterprise”, “Jurnal of International Business Studies” , (1991), 343. 13. Pusat Penelitian Informatika (LIPI) http://www.informatika.lipi.go.id/perkembangan-teknologi-informasi-di-indonesia Diakses tanggal : 23 Sept 2008
.