e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
PERANAN RADIO REPUBLIK INDONESIA SINGARAJA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS: PROGRAM ACARA SEHAT BARENG YUK) I Made Aditya Purnama1, Wayan Romi Sudhita2, I Dewa Kade Tastra3 1,2,3, Jurusan
Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}
Abstrak Permasalahan dari penelitian ini adalah susahnya masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dari dokter secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Radio Republik Indonesia (RRI) Singaraja dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pada program acara Sehat Bareng Yuk “SBY”. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang memiliki fokus masalah pada peranan RRI Singaraja dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pada program acara SBY. Populasi penelitian ini dilakukan di RRI Singaraja dengan sampel program acara SBY. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan pencatatan dokumen. Instrumen penelitian ini yaitu pedoman wawancara dan dokumen-dokumen yang berubungan dengan penelitian. Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) latar belakang terselenggaranya program SBY ini meliputi; susahnya akses daerah pedesaan ke tempat pelayanan kesehatan, mempermudah konsultasi masalah penyakit kepada dokter; masyarakat sulit berkonsultasi tentang penyakit dan penggunaan obat; dan para pendengar antusias terhadap acara SBY; b) peranan program acara SBY dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu; masyarakat menjadi lebih paham terhadap penyakit; mempermudah konsultasi masalah penyakit kepada dokter; masyarakat menjadi lebih paham terhadap penggunaan obat; memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat; meningkatkan kesehatan masyarakat; c) faktor-faktor yang menghambat program acara SBY meliputi; narasumber yang berhalangan hadir dalam acara SBY; kendala waktu yang membatasi materi dan penelpon; kendala teknis saat acara berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa RRI Singaraja memiliki peranan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dalam acara SBY.
Kata kunci: Kesehatan Masyarakat, RRI Singaraja, “Sehat Bareng Yuk”.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Abstract The problem of this research was difficult for public to access health care from the doctor directly.This study purpose to determine the role of Radio Republik Indonesia (RRI) Singaraja to rise up public’ health in the event program "Sehat Bareng Yuk” (SBY). This research used descriptive analysis method qualitative data with case study approach that was focused on the problems RRI Singaraja role in rise up public’ health in the SBY event program.The study population was conducted in RRI Singaraja with SBY event program. Data were collected by interview and recording documents.This research instruments that the interview guide and the documents related to the study.Data were analyzed used descriptive qualitative analysis. The results of this study showed that: a) the background of the implementation SBY event program as follows; difficult access to the rural areas where health services, facilitate consultation disease problems to the doctor; the public difficult consult about the disease and using of medicines and the listeners enthusiastic about the SBY event program. The role of SBY event program in rise up public’ health as: b) the public become more aware of the disease, the public become more aware of the use of medicines, to provide maximum services to the community and improve public’ health. c) The factors that obstruct SBY event program are: the informant who unable attend in SBY event program; time constraints that limit the material and the callers and technical problems during the event.Based on these results, it can be said that the RRI Singaraja has role to rise up public’ health in the SBY event program. Keywords: Public Health, RRI Singaraja, “Sehat Bareng Yuk”.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
PENDAHULUAN Jurusan Teknologi Pendidikan (TP) merupakan jurusan yang sangat fleksibel dan sangat diperlukan di dunia kerja. Berdasarkan definisi TP menurut AECT (2004),”Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek etis memfasilitasi belajar dan meningkat-kan kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat. Tujuan utama dari jurusan ini adalah mencerdaskan anak bangsa dengan berbagai kreatifitas berbasis teknolo-gi untuk memajukan pendidikan. Hal yang diutamakan di jurusan ini adalah peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sehingga didukung dengan konsentrasi yang ada di jurusan TP diantaranya TIK dan jurnalistik. Untuk konsentrasi TIK, konsentrasi ini erat kaitannya dengan bidang teknologi, konsentrasi ini sangat bermanfaat dapat mengembangkan metode pembelajaran dengan berbasis teknologi diantaranya membuat e-learning dan media pembelajaran berupa media presentasi, presentasi interaktif, multimedia, multimedia interaktif. Untuk konsentrasi jurnalistik, konsentrasi ini sangat bermanfaat dalam memajukan dan meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan pemanfaatan broadcasting. Broadcasting adalah media massa, dalam melakukan komunikasi dengan audiensinya. Salah satunya adalah distribusi program televisi (video) dan radio (audio), disampaikan kepada para penonton dan pendengarnya. Dengan penyampaian informasi singkat, padat dengan bahasa yang ringan sehingga mudah di pahami. Tanpa media sulitnya masyarakat dalam mengakses informasi yang ada, oleh karena itu media dapat dikatakan sumber informasi utama bagi masyarakat.
Dampak positif dan negatif dengan adanya media, media yang disampaikan dalam bentuk informasi dapat menambah dan meningkatkan informasi yang dimiliki, media memberikan informasi terkini yang sedang terjadi, media dapat mengatasi masalah jarak dan waktu yang bersifat terbatas, media dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kreatifitas, baik itu dalam kehidupan pribadi atau kehidupan sosial bermasyarakat. Hal ini dapat mengubah perspektif, dan memotifasi dalam memandang pemasalahan lebih kritis. Namun di sisi lain media dapat berdampak negatif, apabila di gunakan untuk menyebarkan isu-isu yang tidak bermanfaat sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang banyak. Arsyad (2005), mengungkapkan klasifikasi dan jenis media, antara lain: 1) media audio, 2) media visual, 3) media audio visual, dan 4) media serba neka. 1) Media audio di antaranya: radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder. 2) Media visual di bagi menjadi dua yaitu media visual diam dan gerak, a) media visual diam diantaranya; foto, buku; ensiklopedia, majalah; surat kabar; buku referensi; dan b.) media visual gerak adalah film bisu. 3) Media audio visual di bagi menjadi dua yaitu media audio visual diam dan gerak, a) media audiovisual diam diantaranya; televisi diam; slide & suara; film rangkai & suara dan b) Media audio visual gerak diantaranya; video; film rangkai & suara; televisi. Dan 4) media serba neka meliputi; a) papan & display; b) media tiga dimensi; c) media teknik dramatisasi; d) sumber belajar pada masyarakat; e) belajar terprogram; f) komputer. Media elektronik salah satunya adalah radio. Menurut Theodora (2013), “penyiaran radio sebagai salah satu alat pemenuhan kebutuhan manusia baik kebutuhan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
akan informasi ataupun kebutuhan hiburan yang tentu saja membutuhkan media massa”. Dengan demikian radio diketahui sebagai pemenuhan kebutuhan manusia berupa kebutuhan informasi ataupun hiburan. Selain itu juga radio dapat menjangkau masyarakat secara luas, hingga ke pedalaman. Informasi yang disampaikan oleh penyiar berbentuk program acara. Program acara siaran radio diantaranya bertemakan pendidikan, sosial & budaya, teknologi, kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan, yang harus terpenuhi dalam melakukan berbagai macam aktivitas. Kesehatan sangat penting dimiliki oleh setiap orang untuk dapat tetap bekerja, bersekolah, memancing, mendengarkan radio, mengajar. Dengan kondisi sehat, orang tersebut menjadi sehat dari dalam (rohani) dan dari luar (jasmani). Jika orang tidak sehat maka orang tersebut tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari. Permasalahan tentang kesehatan masyarakat muncul, ketika masyarakat kurang sadar bahwa pentingnya pendidikan dan pemahaman dari makna kesehatan itu sendiri. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS: 2016) Kabupaten Buleleng dengan jumlah penduduknya 646,20 ribu jiwa. Dilihat dari tingkat pendidikan yang berkolerasi dengan status tingkat kesehatan di Kabupaten Buleleng. Data tersebut dapat dilihat dari persentase tingkat pendidikan masyarakat yaitu yang tidak dapat membaca, dan menulis sejumlah 10,80%, dan angka harapan hidup (tahunan) sebesar 70,58%. Jadi dapat di simpulkan dari uraian data jumlah penduduk dan data korelasi yang ada kesehatan masyarakat yaitu belum memenuhi standar. Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu, 10 Agustus
2016 bertempat di Radio Republik Indonesia (RRI) Singaraja. Wawancara dilakukan pada pegawai bagian perencanaan dan evaluasi, untuk menanyakan gambaran umum dari program-program yang ada di RRI Singaraja, sehingga memfokuskan pada sebuah program acara kesehatan bernama Sehat Bareng Yuk (SBY). Narasumber menyam-paikan, “acara SBY (Sehat Bareng Yuk), merupakan acara kesehatan bersifat mendidik. Acara SBY dibawakan oleh seorang presenter dan satu orang narasumber (dokter)”. Acara SBY ini diadakan dengan latar belakang untuk meningkatkan pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Setelah masyarakat mendapatkan pendidikan dan pemahaman tentang kesehatan makan masyarakat mengetahui bahwa pentingnya pola perilaku hidup sehat. Dengan menjalankan pola prilaku sehat, masyarakat dengan nyaman melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga meminimalisir penyakit bahkan terbebas dari ancaman penyakit. Selain masyarakat di berikan pendidikan dan pemahaman dalam bentuk informasi, yang terpenting adalah penyampaian informasi ini. Penyampaian informasi ini menggunakan gelombang frekuensi yang dapat menembus daerah pedesaan, pedalaman, terpencil. Daerah-daerah tersebut kita ketahui merupakan daerah yang penduduk-nya masih minim dalam mendapkan infomasi kesehatan. Setelah melakukan wawancara yang telah diutarakan dan pemaparan latar belakang di atas, maka penelitian ini mencoba untuk mengkaji mengenai judul “Peranan Radio Republik Indonesia Singaraja dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat (Studi Kasus: Program Acara Sehat Bareng Yuk).”
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka pembatasan masalah dianggap perlu, dikarenakan uraian latar belakang yang banyak, dapat dijadikan topik rumusan masalah. Sehingga penelitian ini memfokuskan dalam segi pemanfaat-an media elektronik radio, pada RRI Singaraja acara programa 1, yaitu acara Sehat Bareng Yuk. Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut; a) bagaimana latar belakang terselenggaranya program acara SBY?; b) bagaimana peranan RRI Singaraja dalam meningkatkan kesehatan masyarakat pada program acara SBY?; c) faktorfaktor apa saja yang menghambat program acara SBY tersebut? METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menrut Tamba (2014:3), “deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha untuk memaparkan situasi/peristiwa yang diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan”. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan pendeka-tan berjenis studi kasus. Studi kasus menurut Sujarweni (2014), merupakan penelitian mengenai individu atau organisasi, peristiwa, latar secara mendalam, tujuan dari penelitian ini mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus yang di teliti. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancaara. Adapun uraian dari pengertian masing masing metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara danpencatatan dokumen menurut Agung (2012) sebagai berikut. a. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data
dengan cara melakukan melakukan tanya jawab yang sistematis dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara. Hasil tanya jawab ini direkam, dengan menggunakan alat perekam (tape recorder) dari hasil tanya jawab dapat menjadi bukti yang kuat. Selain itu dapat diperkuat lagi dengan bukti dokumentasi berupa foto saat sedang melakukan wawancara tersebut. Wawancara dalam penelitian ini di lakukan dari tanggal 11 Agustus sampai 11 Nopember 2016. Dengan narasumber kepala seksi siaran, kepala kasibsie programa 1, para penyiar acara SBY RRI Singaraja, dokter, para pendengar. b. Pecatatan Dokumen Pencatatan dokumen merupakan metode pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen dan melakukan pencatatan secara sistematis. Yang tergolong dalam dokumen ini antara lain: buku-buku, jurnal, majalah, undang-undang maupun jenis dokumen lainnya yang dapat dijadikan acuan terkait penelitian yang dijalankan. Dalam pencatatan dokumen ini untuk melengkapi lampiran penelitian, yang mengulas tentang sejalah RRI Singaraja, visi, misi, struktur organisasi, dan sebagainya dalam melengkapi karya tulis. Menurut Moleong (2008), ada dua cara dalam mengolah data kualitatif yaitu 1) Analisis data lapangan, 2) Analisis setelah pengumpulan data selesai. Cara yang pertama di lakukan secara langsung di lapangan, dengan melakukan pengulangan beberapa kali untuk menguji validitas tersebut. Kemudian masuk pada tahap cara
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
yang kedua dengan berladaskan kepada empat tahap yaitu, a) Pengumpulan data, b) Reduksi data, c) Penyajian data, dan d) Verifikasi data. a) Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencarian atau menemukan data terkait penelitian dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah ditentukan. Observasi dilakukan untuk memilih lokasi yang akan dipergunakan untuk penelitian. Wawancara dilakukan dengan narasumber dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat. Pencatatan dokumen dipergunakan sebagai penunjang dalam penelitian. b) Reduksi Data Menurut Miles (1992), reduksi data merupakan pemilihan data, pemusatan data, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang berada di lapangan. Dengan demikin data yang diperoleh dengan mudah diolah dengan memeberikan gambaran yang jelas dan mempermudah tahapan selan-jutnya. Pada tahap ini merupakan kelanjutan dari pengumpulan data, data yang telah terkumpul dipilah untuk di masukkan ke bagian hasil dan pembahasan. c) Penyajian Data Penyajian data dilakukan berdasarkan skrala (nominal, ordinal, interval maupun rasio) dengan cara penyajian data berupa table ataupun gambar, Koyan (2012). Sedangkan Miles dan Huberman (2007) Dalam penelitian kualitatif bentuk penyajian data atau hasil penelitian,
paling sering digunakan berupa teks yang bersfat naratif teks. Dengan penyajian data maka memudahkan dalam melihat hasil dari penelitian yang telah diperoleh sehingga dapat menarik kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Pada tahap ini, penelitian menyajikan data dalam bentuk narasi berdasarkan hasil deskriptif temuan di lapangan. d) Verifikasi Data Miles (2007), verifikasi merupakan suatu tujuan pencatatan ulang di lapangan, yang harus di uji kebenarannya yang merupakan validitasnya. Pada tahapan ini dapat merumuskan rumusan masalah yang telah diurakan di atas, tetapi juga bisa tidak. Hal ini terjadi karena penelitian kualitatif ini akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Tahap ini dilakukan memeriksa kembali data yang telah dibuat telah benar atau sesuai dengan yang ada di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pada penelitian ini ditemukan melalui metode pengumpulan data berupa wawancara dan pencatatan dokumen. Sehingga data yang terkumpul dapat dipilah dan dimasukkan sebagai hasil penelitian ini. Adapun uraian dari hasil penlitian ini sebagai berikut. 1. Latar Belakang Terselenggaranya Program Acara SBY Berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber yaitu kepala seksi siaran, kasubsie programa 1, dan penyiar SBY. Hasil wawancara tersebut dapat dideskripsikan tentang latar belakang terselenggaranya program SBY ini adalah.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
a. Susahnya Akses Daerah Pedesaan Ke Tempat Pelayanan Kesehatan Latar belakang pertama yang melatar belakangi program acara SBY terselenggara adalah susahnya akses menuju ke tempat pelayanan kesehatan. Masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan, tidak dapat terwujud dikarenakan akses menuju tempat pelayanan kesehatan tersebut jauh. Pernyataan tersebut di nyatakan dalam kutipan hasil wawancara, “hal ini dikarenakan akses masyarakat bertemu dengan dokter itu tentu tidak mudah, terutama masyarakat-masyarakat yang berada di daerah terpencil, daerah pedesaan, pelosok, sehingga mereka langsung bisa berkomunikasi, tanpa harus meninggalkan rumahnya. Mereka bisa berkomunikasi berkonsultasi langsung dengan dokternya”, (wawancara dengan kepala seksi siaran RRI Singaraja). b. Masyarakat Sulit Berkonsultasi tentang Penyakit dan Penggunaan Obat Selain sulitnya akses menyebabkan masyarakat tersebut, sulit bahkan enggan dalam berkomunikasi tentang masalah penyakit yang diderita kepada dokter. Penyakit yang diderita oleh pasien tersebut tidak akan bisa sembuh, jika tidak diobati dengan menggunakan obat-obatan yang diharapkan mempermudah penyembuhan diri pasien. Maka dari itu adanya program acara SBY bisa membantu masyarakat da-
lam berkonsultasi masalah penyakit dan penggunaan obat-obatan yang dapat menyembukan diri pasien. Hal tersebut dikuatkan dari petikan wawancara, “masyarakat-masyarakat yang berada di daerah terpencil, daerah pedesaan, pelosok, sehingga mereka langsung bisa berkomunikasi, tanpa harus meninggalkan rumahnya. Mereka bisa berkomunikasi (berkonsultasi) langsung dengan dokternya. Kemudian para dokter ini, bisa memberikan jalan keluar terkait permasalahan yang terjadi dimasyarakat. Karena banyak masyarakat itu tidak tahu, apa yang harus dilakukan. Dokter yang sedang mengisi di RRI bisa memeberikan penjelasan kalo ciri-cirinya seperti ini, mungkin obat yang diperlukan adalah ini. Sehingga disesuaikan dengan gejala-gejala penyakitnnya”, (wawancara dengan kepala seksi siaran RRI Singaraja). c. Para Pendengar Antusias terhadap Acara SBY Dengan keuntungan dari acara ini masyarakat mendapatkan informasi tentang penyakit, kemudian pencegahan, solusi, dan bahkan sampai dibukanya layanan interaktif untuk pada pendengar dalam menyampaikan maslah penyakit yang diderita. Sehingga sampai saat ini acara kesehatan yang bernama SBY ini tetap eksis mengisi daftar acara di RRI Singaraja. Hal tersebut di kuatkan dengan petikan wawancara, “acara SBY ini, adalah salah satu acara yang boleh di katakana ditunggu-
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
tunggu oleh masyarakat, karena terkait dengan kepentingan kesehatan masyarakat, kesehatan ini merupakan hal yang penting sehingga acara ini. sangat-sangat ditunggu apalagi topik yang dibahas itu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Dan kita juga, RRI sering mengkondisikan agar narasumber yang hadir itu adalah narasumber yang bisa membahas, penyakit yang sedang terjadi dimasyarakat misalnya demam berdarah, kita hadirkan dokter yang memang ahli di bidang itu, atau tipes atau rabies kita hadirkan dokter. Dan ini adalah kerjasama RRI Singaraja dengan Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Buleleng. Jadi dokter-dokter yang hadir disini adalah dokter-dokter cukup berpengalaman, dan sebagaian dokter-dokter spesialis. Acara ini tidak hanya bisa didengarkan masyarakat dalam bentuk dialog, (presenter dengan narasumbernya), tetapi kadang-kadang pendengar juga ikut berpartisipasi, melalui interaktif telepon. Dan pendengar sangat keritis dengan pertanyaan-pertanyaannya. Bahkan kebetulan sebagai masyarakat ini pernah mengalami penyakit itu. Bahkan mungkin mengalami penyakit itu sehingga pendengar itu bisa langsung menerima jawaban dari dokternya. Terutama pendengar-pendengar yang jauh dari kota dari busung biu, tejekula, mereka butuh akses ke kota ini tidak gampang. Dengan adanya acara ini mereka dari jauh sudah tau
bagaimana cara menanggulangi penyakit, kemudian juga ciri-ciri penyakitnya seperti ini termasuk penyakit apa, kemudian dokter langsung bisa memberikan jawaban pada saat itu”, (wawancara dengan kepala seksi siaran RRI Singaraja). Ditambah dengan kutipan wawancara langsung dengan penyiar SBY,” topiknya menarik itu banyak sekali yang masuk sampek-sampek melebihi kayak kemarin itu. Melebihi jam siarnya, sampai melebihi jam siarnya”, (wawancara dengan penyiar acara SBY, pada 11 Oktober 2016) Jadi dengan adanya acara SBY ini, masyarakat menjadi antusias. Hal ini dikarenakan masyarakat bisa mendapatkan informasi tersebut tanpa perlu meninggalkan rumah, kemudian masyarakat mendapatkan informasi bahkan bisa berbincang pada dokter mengenai maslah penyakit (interkatif). “SBY ini adalah RRI mengajak pendengar di rumah bersama-sama, bagaimana cara hidup sehat. Jadi kita sama-sama hidup sehat.” (wawancara dengan kepala seksi programa 1 RRI Singaraja). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka simpulan yang dapat ditarik sebagai berikut. Latar belakang terselenggaranya program SBY ini meliputi; 1) susahnya akses daerah pedesaan ke tempat pelayanan kesehatan; 2) mempermudah konsultasi masalah penyakit kepada dokter; 3) masyarakat sulit berkonsultasi tentang penyakit dan penggunaan obat; dan 4) para pendengar
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
antusias terhadap acara SBY. Sehingga berdasarkan uraian latar belakang tersebut menyatakan manfaat radio sangat penting sebagai sarana penunjang penyampaian pesan (informasi dan komunikasi). Pesan yang disampaikan narasumber (dokter) sehingga dapat diterima responden (para pendengar). Peranan program acara SBY dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu; 1) masyarakat menjadi lebih paham terhadap penyakit; 2) masyarakat menjadi lebih paham terhadap penggunaan obat; 3) memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat; dan 4) meningkatkan kesehatan masyarakat. Berdasarkan uraian dari peranan tersebut acara ini menjadi acara yang ditunggu setiap hari Jumat. Hal tersebut terlihat saat acara SBY yang berlangsung pada Jumat, 7 Oktober 2016, jumlah penelpon yang banyak bahkan sampai melewati waktu siaran. Faktor-faktor yang menghambat program acara SBY meliputi; 1) narasumber yang berhalangan hadir dalam acara SBY; 2) kendala waktu yang membatasi materi dan penelpon; dan 3) kendala teknis saat acara berlangsung. Setiap faktorfaktor penghambat pasti terdapat solusi untuk mengatasinya. Maka solusi untuk mengatasi masalah tersebut meliputi; 1) kendala dalam hal narasumber dengan cara penyiar mencari topik kesehatan yang lagi hits dengan membaca buku, majalah kesehatan dan internet melalui situs kesehatan kemudian menginformasikannya pada masyarakat; 2) kendala dalam hal waktu dengan cara penyiar membatasi jumlah materi narasumber dan penelpon yang masuk; 3)kendala dalam hal teknis itu diselesaikan menurut ahli di bidangnya masing-masing. Dengan demikian suasana kondusif akan tercipta dengan penanganan
yang tepat, dari faktor-faktor penghambat yang mucul saat siaran SBY berlangsung. Berdasarkan secara keseluruhan, simpulan dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa RRI Singaraja khususnya dalam program acara SBY, memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya daerah pedesaan, pedalaaman dan terpencil. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat diajuakan sebagai berikut. Bagi RRI Singaraja, hendaknya meningkatkan dan mengembangkan pelayanan berupa acara kesehatan. Menurut saya alangkah baiknya acara ini di lakukan pagi-pagi sekitar setengah tujuh dan sore sekitar jam lima, agar para siswa yang sekolah pagi dapat ikut mendengarkan pada sore hari dan acara bisa berlangsung tidak terbentur dengan jadwal praktek dokter yang rata-rata pada jam sembilan sampai sepuluh pagi merupakan jam sibuk dokter. Bagi Para Pendengar, hendaknya dapat memberikan kritik atau saran yang bisa membangun acara SBY agar tetap eksis, diminati dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Bagi Jurusan Teknologi Pendidikan, hendaknya dapat menambahkan ilmu dalam manajemen dan teknis penyiaran radio. Sehingga kedepannya mampu mengelola radio jurusan. Dengan pemanfaatan radio sebagai salah satu media pembelajaran dan pusat sumber belajar bagi pendidikan formal, non-formal. Bagi Peneliti Lain, hendaknya mampu meneliti dan mengeksplor penelitian tentang radio lebih dalam lagi. Penelitian radio ini dapat digunakan sebagai fasilitas dan pendukung pembelajaran formal dan non-formal.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
UCAPAN TERIMAKASIH Pada saat penyusunan skripsi, penulis banyak mendapat dorongan smangat, masukan, bantuan, saran, dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu dan pengalaman selama di Perguruan Tinggi. 2. Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S. Kons., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha yang telah banyak memberikan arahan, dan petunjuk dalam pelaksanaan penelitian. 3. Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd., selaku Pembantu Dekan I yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian. 4. Dr. I Komang Sudarma, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan yang telah membimbing, memberikan arahan, motivasi, masukan serta saran yang sangat baik selama pelaksanaan penelitian ini. 5. Drs. Wayan Romi Sudhita, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan arahan, motivasi, masukan serta saran yang sangat baik selama pelaksanaan penelitian ini. 6. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan arahan, motivasi, masukan serta saran yang sangat baik selama pelaksanaan penelitian ini. 7. Drs. Edi Purwadi Silitonga, selaku Pimpinan LPP RRI Singaraja yang telah memeberi izin meneliti selama pelaksanaan penelitian di LPP RRI Singaraja.
8. Ida Ketut Partha, Puspasari Dewi, Ketut Sukreni, Luh Eny, dan pegawai RRI Singaraja lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah meluwangkan waktunya dalam pengumpulan data, membimbing, memberi saran, motivasi yang sangat baik selama penelitian ini. 9. Nita kadek, balik sutama, partama putra, diah rupini, dody putrawan, yang telah memberi motivasi, semangat dan menemani selama penyusunan penelitian ini. 10. Teman-teman Jurusan Teknologi Pendidikan serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, saran dan motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. BPS. 2016. Terdapat pada https://bulelengkab.bps.go.id/fro ntend/. Di akses tanggal 20 September 2016. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. Miles, Matthew & Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode -Metode Baru, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press. Sujarweni, V Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru Tamba, Androw Oktua. 2014. “Peran Radio Heartline dalam Meningkatkan Pengenalan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Lingkungan Hidup”. Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3 (hal.3). Theodora, Novlein . 2013. “Studi tentang Ragam Bahasa Gaul di Media Elektronika Radio pada
Penyiar Memora-Fm Manado”. Acta Diurna, Vol. II No. I (hal.5).