PERANAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DALAM MENGEMBANGKAN DAKWAH DI DESA KANANGA MENES PANDEGLANG BANTEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: NIA NAJIAH NIM : 108051000138
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Desember 2012
Nia Najiah NIM : 108051000138
1
ABSTRAK NiaNajiah 108051000138 Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah DalamMengembangkanDakwah Di Desa Kananga Dakwah merupakan kewajiban yang harus dilakukan bagi setiap umat Islam baik itu dilakukan oleh individu, kelompok maupun sebuah lembaga pendidikan. Dan untuk mempermudah dakwah biasanya dilakukan melalui sebuah pondok pesantren. Kehadiran pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga telah menjadi lembaga tafaqquhfiddin yaitu tempat mendalami agama, yang sekaligus menjadi lembaga pendidikan masyarakat dan workshop bagi masyarakat Kananga, dan juga karena aspek sosiologis masyarakat Kananga yang sangat mendukung atas kehadiran Pondok Pesantren. Pondok Pesantren Al-Ishlah telah memiliki peranan yang sangat penting di desa Kananga, sehingga keberadaanya sangat mengakar dan berpengaruh ditengah masyarakat yang mana dalam berbagai aktivitasnya dan dakwahnya dapat mengajak masyarakat untuk berprilaku ramah lingkungan dan memperlakukan lingkungan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis nabi. Berdasarkan pemikiran di atas, penulis dapat merumuskan masalah yaitu: Bagaimana aktifitas pondok pesantren A-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga? bagaimana hasil aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan aktifitas dan hasilnya yang telah dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga. Pada peneilitan ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif yaitu sebagai prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data yang berupa kata-kata baik tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Setelah penulis analisis bahwa pondok pesantren Al-Ishlah dalam aktiftasnya telah berperan dengan mendirikan majelis ta’lim yang tersebar di beberapa daerah kabupaten Pandeglang, aktifitas lainnya mendirikan pengajian untuk remaja dan dari pengembangan dakwahnya Al-Ishlah telah berhasil membudayakan busana muslim di desa Kananga, berhasil menanamkan semangat tinggi kepada anak didik masyarakat des Kananga mengikuti keterampilanketerampilan yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah, terlebih lagi berhasil dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa/santri-santri pondok pesantren AlIshlah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan berbagai aktifitas dan hasil dakwah pondok pesantren Al-Ishlah masyarakat desa Kananga menerima dan mendukung sepenuhnya denga peran dakwah yang di lakukan. Disamping itu pondok pesantren Al-Ishlah juga dapat mencerdasakan bangsa terutama penduduk disekitar pesantren Al-Ishlah, dan dapat membentengi terjaganya moral dan akhlak bangsa dari pengaruh budaya asing, sehingga pondok pesantren Al-Ishlah terus bertahan dan tidak pernah lelah untuk terus berdakwah di jalan Allah.
i
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillah segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk umat-Nya dan senantiasa memberikan limpahan rahmat serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan tugas akhir skripsi ini di UIN Syarif hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam saya panjatkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliyah menuju zaman islamiyah seperti sekarang ini,dan juga umat Islam pertama yang membawa misi dakwah kedunia yang telah diteruskan oleh pengikutnya hingga saat ini Skripsi ini sebagai bentuk perjalanan dan perjuangan penulis selama menuntut ilmu di bangku kuliah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di jurusan komunikasi penyiaran Islam dengan berbagai rintangan selama proses penulisan skripsi ini. Namun ucapan syukur yang tiada henti penulis ucapkan karena semua ini adalah atas dorongan dan do’a-do’a yang telah memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada para pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini, terkhusus kepada Kedua orang tua penulis mama dan apa yang tak pernah berhenti mendo’akan penulis siang dan malam, yang selalu menjadi penyejuk hati, penenang jiwa yang tak pernah kenal lelah untuk terus berkorban. Kalian adalah penyemangat hidup bagi semua puteraputerinya. Tidak ada orang tua yang sebaik dan sehebat mama dan apa di dunia ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah: 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Jalal, M.A, Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Studi Rizal LK, M.A.
ii
2. Drs.
Jumroni,
M.SidanUmiMusyarofah,
selakuKetuaJurusandanSekretarisJurusanKomunikasidanPenyiaran
M.A Islam
yang banyakmembantupenulis. 3. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A, Selaku Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya kepada penulis untuk berdiskusi dan memberikan saran mengenai judul skripsi. 4. Drs. Masran, M.Ag selaku dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing dan tak bosan-bosannya mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini, semoga ilmunya bermanfaat. 5. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mewariskan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis dan masyarakat serta menjadi amal sholeh yang akan terus mengalir bagi para dosen. 6. Kepada pondok pesantren Al-Ishlah dan masyarakat desa Kananga penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya yang sudah membantu penulis untuk mengizinkan penelitian di pondok pesantren Al-Ishlah dan di desa Kananga yang telah bersedia memberikan informasi. Semoga AlIshlah menjadi pondok pesantren yang tak pernah lelah untuk menjalankan dakwahnya di Jalan Allah SWT dan semoga desa Kananga tak pernah hilang dengan budayanya yang religious. 7. Para pegawai perpustakaan baik fakultas maupun Perpustakaan Utama yang bersedia melayani penulis meminjam buku dengan penuh senyuman dan keramahan. 8. Keluargaku tercinta kakakku dan adik-adik-adikku yang tak pernah lelah mendo’akan dan memotivasi penulis untuk menempuh Strata satu (S1), do’a kalian sangat berarti bagi hidup penulis. Aku saying kalian saying keluargaku. 9. Sahabat-sahabatku KPI E Multitalenta angkatan 2008, sahabatku angkatan ta’aruf Darus-sunnah, sahabat KKN TIME juga sahabat-sahabat member kosan pak Mahmud, trimaksih atas segala dukungan dan do’a yang telah
iii
kalian panjatkan, kalian adalah sahabat-sahabat yang sangat berarti dalam kehidupan penulis. 10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan sekali lagi penulis ucapkan terimakasih tanpa kalian semua skripsi ini tidak ada artinya. Semoga semua pengorbanan dan kebaikan yang diberikan mendapatkan nilai kebaikan di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Ciputat, 25 Desember 2012
Nia Najiah 108051000138
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii DAFTAR ISI............................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6 E. Metodologi Penelitian .................................................................... 7 F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 10 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Teori Peranan ................................................................................. 14 Pengertian Peranan......................................................................... 14 B. Pesantren dan Ruang Lingkupnya ................................................. 17 1. Pengertian Pesantren ................................................................ 17 2. Tujuan Pesantren ...................................................................... 19 3. Fungsi Pesantren ...................................................................... 20 4. Elemen-Elemen Pesantren ....................................................... 22 5. Pola Penyelenggaraan Pondok Pesantren ................................ 26 6. Bentuk-Bentuk Aktifitas Pesantren.......................................... 28 C. Dakwah dan Ruang Lingkupnya .................................................... 31 1. Pengertian Dakwah .................................................................. 31 2. Hukum Berdakwah .................................................................. 34 3. Tujuan Berdakwah ................................................................... 35
i
BAB III
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DAN TENTANG DESA KANANGA A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Ishlah Desa Kananga .............. 37 1. Sekilas Tentang Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Ishlah........................................................... 37 2. Profil Pondok Pesantren Al-Ishlah Dan Ruang Lingkupnya ......... 38 B. Gambaran Umum Desa Kananga ........................................................... 50 1. Sekilas Tentang Desa Kananga ...................................................... 50 2. Letak Geografis Desa Kananga .................................................... 50 3.
Kondisi Sosial Keagamaan Desa Kananga ................................... 51
4.
Kondisi Sosial Pendidikan Desa Kananga .................................... 51
5. Kondisi Ekonomi Desa Kananga ................................................... 52
BAB IV
ANALISIS PERANAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DALAM MENGEMBANGKAN DAKWAH DI DESA KANANGA A. Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah Di Desa Kananga ............................................................. 53 B. Hasil Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah Di Desa Kananga ............................... 59 C. Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di Desa Kananga .............................................................. 65 D. Faktor Pendukung dan Penghambat............................................... 67
BAB V
PENUTUP A. KESIMPULAN .............................................................................. 77 B. SARAN-SARAN ........................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim, dengan tujuan memberikan segala informasi mengenai Islam dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam.1 Perintah dalam melaksanakan dakwah islamiyah yang merupakan tugas sebagai manusia muslim tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an, surat al-Imran ayat 104:
104
Artinya: "Dan hendaklah ada diantara kalian kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada ma'ruf dan mencegah pada yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung". (ali-Imran" 104).2 Islam sebagai sebuah ajaran llahiyah yang berisi tata nilai kehidupan hanya akan menjadi sebuah konsep yang melangit jika teraplikasikan dalam kehidupan nyata. Masyarakat akan tenggelam dalam kesesatan dan tetap dalam kegelapan jika tidak tersinari oleh cahaya keislaman. Manusia akan hidup dalam 1
Ismah Salman, Strategi Dakwah di Era Millennium Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004), vol.5, h .3 2 Al-Qur'an al-Karim, Departemen Agama RI AL-Qur'an Tajwid dan Terjemahnya, (Jakarta: Syaamil Cipta Media, 2006), h. 63
1
2
kebingungan dan kebimbangan jikalau hidup tanpa pegangan yang kokoh dengan ajaran Allah. Maka
dakwah3
mutlak
diperlukan
sebagai
suatu
ikhtiar
untuk
menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat agar tercipta individu (khairul bariyyah), keluarga (usrah), dan masyarakat (jama'ah) yang menjadikannya sebagai pola pikir (way of thinking) dan pola hidup (way of life) agar tercapai bahagia dunia dan akhirat. Umat Islam mempunyai peran yang sangat penting sebagai pelaku yang harus menyebarkan dan menumbuhkan benih-benih amar ma'ruf itu di tengahtengah pergaulan hidup masyarakat. Usaha untuk menyebarluaskan Islam, serta merealisasikan ajarannya di tengah-tengah kehidupan manusia adalah sebagian dari usaha dakwah yang di laksanakan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam. 4 Untuk mempermudahkan dakwah Islam biasanya dibentuk suatu organisasi atau lembaga yang merupakan sebuah kekuatan umat yang disusun dalam satu kesatuan berupa bentuk persatuan mental dan spiritual serta fisik material di bawah komandan pimpinan sehingga dapat melakasanakan tugas lebih mudah, terarah dan jelas motifasinya serta jelas arah dan tujuannya sehingga dapat mengetahui tahapan-tahapan yang harus dilaluinya.5
3
Umi Musyarofah, Dakwah K.H Hamam Dja'far dan Pondok Pesantren Pabelan, (Jakarta: UIN Press dan CeQDA, 2009), Cet. Ke-1, h. 1 4 Ibid, h. 11 5 Tuty Alawiyah, Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Ta'lim, (Bandung: Mizan, 1997). Cet. Ke-1 h. 64.
3
Salah satu bentuk lembaga untuk mempermudah dalam dakwah maupun pendidikan yaitu dengan melalui didirikannya sebuah lembaga berupa pondok pesantren. Sebagaimana kita tahu bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahamai, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Dengan adanya pesantren, kita dapat mengetahui peran, fungsi dan kontribusi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dan dakwah Islam6. Pondok pesantren dan masyarakat merupakan elemen yang tak bisa dipisahkan, masyarakat membutuhkan pondok pesantren dan pondok pesantren membutuhkan masyarakat. Hal itu dapat terlihat di pondok pesantren Al-Ishlah dan desa Kananga kecamatan Menes kabupaten pandeglang propinsi Banten. Desa Kananga adalah desa yang dikenal dengan desa santri, sebelum adanya pondok pesantren Al-Ishlah seluruh masyarakat desa Kananga sudah mengenal agama Islam, dan desa Kananga juga merupakan desa yang mengawali adanya pendidikan7 di kecamatan Menes. maka tak heran jika di desa Kananga masyarakatnya banyak berprofesi sebagai kyai, ustad ataupun tokoh masyarakat, sehingga untuk mempertahankan nilai-nilai Islam dan tetap mengharumkan nama desa Kananga sebagai desa yang religious, beberapa tokoh kyai mendirikan sebuah pondok pesantren yang mana pondok tersebut adalah pondok pesantren Al-Ishlah. 6
Rudhy Suharto, dkk, Pemberdayaan Pesantren (Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah kebudayaan), (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), Cet. Ke-1, h.1 7 Hasil Wawancara pribadi dengan Sesepuh desa Kananga Maman Suparrman, Pandeglang 05 Mei 2012
4
Kehadiran pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga telah menjadi lembaga tafaqquhfiddin yaitu tempat mendalami agama, yang sekaligus menjadi lembaga pendidikan masyarakat dan workshop bagi masyarakat Kananga, dan juga karena aspek sosiologis masyarakat Kananga yang sangat mendukung atas kehadiran Pondok Pesantren, karena di samping turut mendapatkan siraman keagamaan, juga dapat menambah penghasilan. Sistem belajar “Pondok Pesantren” sudah menjadi tradisi masyarakat Kananga semenjak dibukanya tanah perkampungan Kananga sampai sekarang8. Pondok pesantren Al-Ishlah merupakan lembaga dakwah yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan dakwah kepada masyarakat Kananga, nuansa keagamaan di desa Kananga juga masih terasa sangat kental, dan pondok Pesantren Al-Ishlah telah menjadi bagian dari masyarakat Kananga yang istiqomah dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islam dan budaya religious. Perkembangan dakwah yang dilakukan oleh pondok pesatren Al-Ishlah mengajak masyarakat Kananga kearah yang lebih baik, sehingga masyarakat Kananga merespon, mendukung, dan memberikan support dengan perkembagan dakwah yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah. Karena hal-hal diatas, penulis tertarik sekali untuk melakukan penelitian ilmiah yang akan memaparkan dan menjelaskan tentang Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di desa Kananga Menes Pandeglang Banten, dan oleh karena itu skripsi ini mengangkat judul:
8
Buku Pekan Ta’aruf Santri Pesantren Al-Ishlah, h. 18
5
"Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di Desa Kananga Menes Pandeglang Banten".
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah a. Pembatasan Masalah Sesuai dengan judul skripsi ini, dan agar pembahasan masalah tetap fokus, maka perlu adanya batasan ruang lingkupnya sehingga permasalahan tidak melebar dan meluas kedalam hal-hal yang tidak berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Maka penelitian ini hanya akan membatasi ruang lingkup peranan dalam sebuah lembaga pesantren yang berupa aktifitas dan hasil dakwah yang telah dicapai oleh pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga. b. Perumusan Masalah Berdsarkan pembatasan masalah di atas maka masalah yang akan di teliti adalah bagaimana peranan pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga? Dan untuk memperjelas masalah tersebut, maka akan dirinci kepada sub-sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana
aktifitas
pondok
pesantren
Al-Ishlah
dalam
mengembangkan dakwah di desa Kananga? 2. Bagaimana hasil aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya di desa Kananga?
6
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga? C. Tujuan Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: a. Ingin menjelaskan aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di Desa Kananga. b. Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh pondok pesantren AlIshlah dalam mengembangkan dakwah di Desa Kananga. c. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendukung dan penghambat yang ditemui. D. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat: 1. Manfaat Akademis Sebagai tambahan referensi dan menambah jumlah studi ilmu dakwah, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pondok pesantren sebagai peranan dakwah pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kananga. 2. Segi Praktis a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi siapa saja yang berminat dalam memperluas dan mengembangkan keilmuan dakwah, serta menjadi ajakan bagi para peneliti
7
selanjutnya yang ingin meneliti lembaga tersebut dalam aspek lain. b. Dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang pentingnya suatu lembaga pendidikan pesantren. E. Metodologi penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.9 Seperti halnya yang dikatakan Taylor10 penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata baik tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian ini penulis memanfaatkan metode deskriptif analalisis yaitu studi kasus yang menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya. 2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam masalah ini yang menjadi subjek penelitian adalah pondok Pesantren Al-Ishlah dan Masyarakat Kananga, adapun yang dijadikan sumber informasi dalam penelitan ini adalah para
9
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
35 10
Ke-13, h. 4
Lexy J Moleong, Metode Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet,
8
pengelola pesantren Al-Ishlah dan masyarakat Kananga, sedangkan yang menjadi objeknya adalah peranan dalam bentuk aktifitas dan hasil yang dicapai oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Wawancara Mendalam Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam. Wawancara medalam adalah cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam11. Dalam hubungan ini, untuk terarahnya wawancara sesuai dengan data yang diperlukan, maka perlu disusun suatu pedoman yang disebut "pedoman wawancara", atau "panduan wawancara".12 Pada pedoman atau panduan tersebut, berisi sejumlah pertanyaan yang hendak ditanyakan kepada responden. Disini, yang menuliskan atau mengiskan jawaban responden adalah pihak pewawancara, tentu saja berdasarkan jawaban lisan responden. Responden yang dapat dijadikan informan yaitu dari pondok pesantren itu sendiri adalah Pimpinan pondok Pesantren Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari, M.A, dan kepala Aliyah Al-
11
Rachmat Kriyantoro, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.100 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-5, h. 132 12
9
Ishlah ustad Rudi Sulhadi, M.M sedangkan dari masyarakat Kananga sendiri adalah Kepala Desa Kananga Pak TB Ade Silahudin, sesepuh Kananga Pak Maman Suparman, dan tokoh Masyarakat Pak Aceng Makbul. b. Observasi Observasi adalah suatu cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis tentang fenomena yang diselidiki.13. Menurt Pauline V. Yong, observasi diartikan: "suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis, dan dengan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera14 (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Ini berarti bahwa observasi tidak dapat digunakan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat. Oleh karena dalam observasi menggunkan indera, maka agar hasil observasi menjadi baik, salah satu hal yang dituntut adalah menggunakan alat indera dengan sebaik-baiknya. Dalam penelitian ini, penulis memperoleh keterangan dengan mengamati secara langsung mengenai aktifitas dakwah pondok pesantren tersebut. c.
Dokumentasi Dokumentasi dibutuhkan sebagai data-data pendukung penelitian. Dokumentasi tersebut bisa berupa teks, foto, atau
13
14
Muhammad Natsir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 234 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT RINERKA CIPTA, 2002), Cet. Ke-2, h. 21
10
rekaman. Dokumentasi juga bisa menjadi bukti penelitian. Dokumen ini digunakan untuk melengkapi data-data hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu melalui wawancara dan observasi. 4. Teknis Analisis Data Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif deksriptif, yaitu
upaya
analisis
dengan
mengumpulkan
data
dengan
melakukan tahap wawancara dan studi dokumentasi. F. Tinjauan Pustaka Sebelum mengadakan dan meneliti sebuah penelitian, peneliti melihat tinjauan terdahulu, agar tidak terjadi kesamaan yang konkrit. Untuk melihat tinjaun tersebut, peneliti mengunjungi ke perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan skripsi yang membahas tentang Peranan dalam sebuah Pondok Pesantren ataupun Yayasan, diantaranya adalah yang ditulis oleh saudara oleh saudara Mukhlis, NIM: 104054002091, Jurusan KPI, lulus tahun 2009 dengan judul "Peran Pondok Pesantren Al-Qur'aniyah Dalam Pemberdayaan Yatim Piatu di Kelurahan Jurang Mangu Timur kecamatan Tangerang Pondok Aren Kota Tangerang Selatan", skripsi tersebut menjelaskan tugas dan kewajiban pondok pesantren al-Quraniyah dalam pemberdayaan yatim piatu dan harapan pengurus pondok pesantren al-Qur'aniyah dalam pemeberdayaan
11
yaitm piatu sehingga terdapat kesesuaian antara tugas pondok pesantren alQuraniyah. Selanjutnya apa yang di tulis oleh saudara Robi Zulia, NIM: 204051002859, Jurusan KPI, lulus tahun 2009 yang mengangkat tentang "Peranan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Boarding School of Cipete (BSC) Al-Futuwwah Dalam Pembinaan Keagamaan Anak Pemulung Kel. Cipete, Jakarta Selatan", penelitian yang dilakukan saudara Robi Zulia adalah menguraikan peranan YPI BSC Al-Futuwah dalam pembinaan keagmaan khsususnya pada pendidikan akhlak bagi anak pemulung di wilayah Jakarta selatan kelurahan cipete utara. Skripsi yang terkahir yang ditulis oleh saudara Ahmad Shobrian, NIM: 102051025441, Jurusan KPI, lulus tahun 2009, yang berjudul: "Peran Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan Dalam Meningkatkan Pengamalan ibadah kelompok Tuna Netra Desa Pisangan Ciputat". Penelitian ini bertujuan mengungkapkan tentang proses aktifitas yayasan khazanah kebajikan dalam membimbing mental keagamaan anak-anak asuhnya. Dari karya ilmiah tersebutlah bisa dijadikan acuan dalam perbandingan karya ilmiah yang sedang penulis kerjakan. Tentunya yang menjadi persamaan adalah hanya terletak pada penelitian yang mengacu pada sebuah lembaga pendidikan dan dakwah, dan yang menjadi perbedaannya dari ketiga skripsi diatas adalah tentunya lembaga yang diteliti tidak sama.
12
G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan karya ilmiah ini, maka penulis menyusun ke dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Bab-bab yang ada secara umum dan keseluruhannya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang diawali dari bab I yaitu pendahuluan sampai bab V yaitu penutup yang berupa kesimpulan dan saran-saran sebagai akhirnya. Selengkapnya sebagai berikut:
BAB 1 :Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjaun Pustaka, dan Sistematika Penulisan
BAB II : Kerangka teoritis yang menjelaskan tentang peranan, kemudian menerangkan tentang pondok pesantren dan ruang lingkupnya yang terdiri dari: pengertian pesantren, tujuan dan fungsi pesantren, elemenelemen pesantren, pola penyelenggaraan pesantren, dan bentuk-bentuk aktifitas pesantren serta yang terkahir memaparkan seputar tentang dakwah terdiri dari pengertian dakwah, hukum berdakwah dan tujuan berdakwah
BAB III : Gambaran Umum tentang pondok pesantren Al-Ishlah Kananga dan Ruang Lingkupnya, selanjutnya menjelaskan juga tentang desa Kananga yang meliputi dari sejarah desa Kananga, letak geografis, kondisi sosial keagamaan, pendidikan, dan ekonomi di desa Kananga.
13
BAB IV : Analisis yang membahas tentang aktifitas dan hasil pencapaian pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga, kemudian analisis tentang peranan pondok pesantren Al-Ishlah serta faktor Pendukung dan penghambat.
BAB V : Merupakan Bab penutup yang diakhiri dengan kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas. Selain itu juga penulis memberikan saran-saran dari permasalahan yang dibahas. Kemudian penulis juga mencantumkan lampiran-lampiran sebagai bahan dokumentasi dan pembuktian penelitian, dan yang terakhir mencantumkan daftar pustaka sebagai rujukan sehingga disebutlah karya ilmiah.
BAB II KAJIAN TEORITIS
PERANAN
PONDOK
PESANTREN
DALAM
MENGEMBANGKAN
DAKWAH
A. Pengertian Peranan Peranan1dapat diartikan sebagai bagian yang dimainkan seorang pemain, ia berusaha bermain baik dalam semua yang dibebankan kepadanya. Kata peranan juga dapat diambil dari kata peran. Istilah "peran" diambil dari dunia teater,2 dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa peran memiliki arti yaitu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu persitiwa, beliau memiliki besar dalam menggerakkan revolusi,3 sehingga peran memiliki sesuatu yang diharapkan oleh orang yang memiliki
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 667 2 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.215 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. Ke-1, edisi 4, h. 1051
14
15
kedudukan dalam masyarakat, atau bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.4 Seseorang
telah
menjalankan
hak-hak
dan
kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Hal tersebut berarti pula bahwa peran tersebut menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatankesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran 5 sangat penting karena dapat mengatur perikelakuan seseorang, disamping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Dalam teorinya Biddle & Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut: 1.
Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial
2.
Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut
3.
Kedudukan orang-orang dalam perilaku
4.
Kaitan antara orang dan perilaku. Lain halnya menurut Soerjono Soekanto,6 menyatakan bahwa
suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini, yaitu:
4
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), Cet. Ke-3, h. 1132 5 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), Cet. Ke-2, h.159 6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1998), h. 217
16
1.
Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing dalam kehidupan masyarakat.
2.
Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang harus dilakukan dalam masyarakat organisasi.
3.
Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku indvidu yang penting bagi struktur sosial. Dalam mennjalankan suatu peran tentu memiliki suatu harapan
yang ingin dicapai, harapan-harapan tersebut dapat dikemukakan oleh David Berry, yaitu: a. Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. b. Harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya.7 Dari kutipan tersebut nyatalah bahwa ada suatu harapan dari masyarakat terhadap individu akan suatu peran, agar dijalankan sebagaimana mestinya, sesuai dengan kedudukannya dalam lingkungan tersebut. Individu dituntut untuk memegang peran yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.
7
N. Gross, W.S. Mason, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis, dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1995), Cet. Ke-3. h. 101.
17
Dari penjelasan tersebut di atas dapat di jelaskan bahwa yang dimaksud dengan peranan/peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-keharusan baik yang dilakukan oleh seseorang maupun lembaga dalam suatu masyarakat atau lingkungan di mana ia berada. B. Pesantren 1.
Pengertian Pesantren Kata pesantren bisa dianalisis sebagai "pe-santri-an" atau "tempat para santri tinggal dan belajar".8 Pesantren adalah merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi aktif antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan
mengambil
tempat
di
masjid/mushalla
atau
beranda
masjid/mushalla, ruang kelas, atau emper asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu.9 Pengertian lain mengatakan bahwa pesantren berasal dari bahasa Tamil yang berarti 'guru mengaji'. Sumber lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa India, shastri, dari akar kata shastra, yang berarti 'buku-buku suci, buku agama, atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan'. Versi Indonesia mengatakan pesantren berasal dari sebutan santri dengan awalan pe dan akhiran-an, dengan artian: tempat tinggal para santri. Kadang-kadang ikatan kata "sant" (manusia baik) dihubungkan
8
Herudjati Purwoko, Wacana Komunikasi: Etiket dan Norma Wong Cilik Abangan di jawa, (Indonesia: PT Macanan Nan Jaya Cemerlang, 2008), Cet. Ke-1, h.15-16 9 Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Tangerang: Media Nusantara, 2006), Cet. Ke-1, h.1
18
dengan suku kata "tra" (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti "tempat pendidikan manusia baik-baik.10 Pengertian terminologi pesantren di atas, mengindikasikan bahwa secara kultural pesantren lahir dari budaya Indonesia. Dari sinilah Nurcholis Madjid berpendapat, secara historis pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, tetapi juga makna keaslian Indonesia. Sebab, memang cikal bakal lembaga pesantren sebenarnya sudah ada pada masa Hindu-Budha, dan Islam tinggal meneruskan, melestarikan, dan mengislamkannya.11 Dari keterangan ini dapat dirumuskan tentang pengertian pesantren yaitu tempat orang-orang atau para pemuda menginap (bertempat tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam12 dan merupakan cikal bakal dari sebuah asrama kecil kemudian menjadi lembaga besar yang berfungsi sebagai institusi pendidikan agama Islam dan diakui oleh masyarakat sekitar.13
10
Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986), Cet .Ke-1, h. 99 11 Yasmadi, Mondernisasi Pesantren, (Kritikan Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan Isam Tradsional), (Jakarta: Ciputat press, 2002), Cet. Ke-1, h. 62 12 Umi Musyarrofah, Dakwah K.H Dja'far dan pondok Pesantren Pabelan, (Jakarta: UIN Press, 2009), Cet. Ke-1, h. 22 13 A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press,2008), Cet. Ke-1, h. 241-242
19
2.
Tujuan pesantren Tujuan pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan banyak ilmu-ilmu agama yang bertujuan membentuk manusia bertaqwa, mampu untuk hidup mandiri, ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan, berijtihad membela kebenaran Islam, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti Sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia. Kyai Ali Ma'shum menganggap bahwa tujuan pesantren adalah untuk mencetak ulama.14 Selain itu juga tujuannya didirikan pondok pesantren pada dasarnya terbagi dua hal: 1.
Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.
2.
Tujuan umum yaitu membimbing anak didik menjadi manusia berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.15
14
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: ERLANGGA, 2005), h. 4 15 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996), h. 44
20
Melihat dari tujuan tersebut, jelas sekali bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berusaha menciptakan kader-kader muballigh yang diharapakan dapat meneruskan missinya dalam dakwah Islam, disamping itu juga diharapakan bahwa mereka yang berstudi di pesantren menguasai betul akan ilmu-ilmu keisalaman yang diajarkan oleh para kyai. 3.
Fungsi Pesantren Jauh sebelum masa kemerdekaan, pesantren telah menjadi sistem pendidikan kita. Hampir di seluruh pelosok nusantara, khususnya di pusat-pusat kerajaan Islam.16 Dalam sejarah perkembangannya, fungsi pesantren adalah mencetak ulama dan ahli agama, hingga dewasa ini fungsi itu tetap terpelihara dan dipertahankan. Disamping itu juga fungsi pesantren17 pada awal berdirinya sampai dengan kurun sekarang telah mengalami perkembangan. Visi, posisi dan persepsinya terhadap dunia luar telah berubah. Lapor Syarif dkk menyebutkan bahwa pesantren pada masa yang paling awal (masa Syeikh Maulana Malik Ibrahim) berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penyiaran Islam. Kedua fungsi ini bergerak saling menunjang. Pendidikan dapat dijadikan bekal dalam mengumandangkan dakwah sedang dakwah bisa dimanfaatkan sebagai sarana dalam membangun sistem pendidikan jika ditelusuri akar sejarah berdirinya sebagai kelanjutan dari pengembangan dakwah, sebenarnya fungsi edukatif 16
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, h. 2 - 4 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, h. 22-23 17
21
pesantren adalah sekedar membonceng misi dakwah. Misi dakwah Islamiyah inilah yang mengakibatkan terbangunnya sistem pendidikan. Pada masa wali songo, unsur dakwah lebih dominan dibangun unsur pendidikan. Saridjo dkk mencatat bahwa fungsi pesantren pada kurun wali songo adalah sebagai pencetak calon ulama dan muballigh yang militan dalam menyiarkan Islam. Sebagai
lembaga
dakwah,
pesantren
berusaha
mendekati
masyarakat. Pesantren bekerja sama dengan mereka dalam mewujudkan pembangunan. Sejak semula pesantren terlibat dalam mobilisasi pembangunan sosial masyarakat desa. Warga pesantren telah terlatih melaksanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara santri dan masyarakat, antara kiai dan kepala desa. Oleh karena itu, menurut Ma'shum, fungsi pesantren semula mencakup tiga aspek yaitu fungsi religi (diniyyah), fungsi sosial (ijtimaiyyah), dan fungsi edukasi (tarbawiyyah). Ketiga fungsi ini masih berlangsung hingga sekarang, bahkan Sejak berdirinya pada abad yang sama dengan masuknya Islam hingga sekarang, pesantren telah bergumul dengan masyarakat luas, pesantren telah berpengalaman menghadapi berbagai objek masyarakat dalam rentang waktu itu. Pesantren tumbuh atas dukungan mereka bahkan menurut Husni Rahim, pesantren berdiri didorong permintaan (demand) dan kebutuhan (need) masyarakat, sehingga pesantren memiliki fungsi yang jelas.
22
4.
Elemen-Elemen Sebuah Pesantren Pesantren itu terdiri dari enam elemen pokok, yaitu: kyai, masjid, santri, pondok, pengajaran kitab-kitab klasik, santri, kyai dan madrasah atau sekolah. Keenam elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki pesantren dan membedakan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan dalam bentuk lain: a. Kyai. Keberadaan seorang kyai dalam lingkungan sebuah pesantren laksana jantung bagi kehidupan manusia. Intensitas kyai memperlihatkan peran yang otoriter disebabkan karena kyailah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan bahkan juga pemilik tunggal sebuah pesantren. Sebagai salah satu unsur dominan dalam kehidupan sebuah pesantren, kyai
yang mengatur irama perkembangan dan
kelangsungan kehidupan suatu pesantren dengan keahlian, kedalaman ilmu, karismatik dan keterampilannya. Sehingga tidak jarang sebuah pesantren tanpa memiliki manajemen pendidikan yang rapi. Segala sesuatu terletak pada kebijaksanaan dan keputusan kyai. b. Masjid. Masjid adalah sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Masjid merupakan sentral sebuah pesantren karena disinilah pada tahap awal bertumpu seluruh kegiatan dilingkungan pesantren, baik yang berkaitan dengan ibadah, shalat berjama‟ah, zikir, wirid, do‟a, „itikaf dan juga kegiatan belajar-mengajar.
23
Dalam persepektif Islam, masjid bukanlah sarana kegiatan peribadatan belaka, lebih jauh dari itu masjid menjadi pusat bagi segenap aktifitas nabi Muhammad SAW dalam berinteraksi dengan umat. Masjid, menurut Nur Cholis Madjid dapat juga dikatakan sebagai pranata terpenting masyarakat Islam. c. Santri. Santri sebagai elemen ketiga dari kultur pesantren yang merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari kelima unsur lain. Biasanya santri terdiri dari dua kelompok. Pertama, santri mukim ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren. Kedua, santri kalong adalah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren. Mereka pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Biasanya perbedaan antara pesantren besar dan pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin besar sebuah pesantren akan semakin besar jumlah santri mukimnya. Dengan kata lain pesantren kecil akan memilih lebih banyak santri kalong dari santri mukum.18 d. Pondok. Kyai sebuah pesantren merupakan salah satu pemicu minat santri untuk menuntut ilmu pada sang kyai, yang diasumsikan memiliki keluasan ilmu agama Islam sehingga santri dari berbagai daerah berdatangan untuk menuntut ilmu. Sudah 18
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet.Ke-1, h. 63-66
24
menjadi kelaziman jika di pesantren disediakan pondok tempat tinggal para santri. e. Pengajian kitab-kitab klasik. Kitab-kitab yang diajarkan di pesantren mayoritas berbahasa Arab yang biasa disebut dengan kitab kuning. Di antara kitab tersebut adalah kitab nahwu, dan sharaf, fiqih, ushul fiqih, hadis, tafsir, tauhid, tasawuf, dan etika serta cabang-cabang ilmu seperti tarikh dan balaghah.19 f. Madrasah atau Sekolah Pada
beberapa
pondok
pesantren
yang
telah
melakukan
pembaharuan, di samping masjid dan mushalla yang menjadi tempat belajar, juga disediakan madrasah atau sekolah sebagai tempat untuk mendalami ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum yang dilakukan secara klasikal. Madrasah atau sekolah ini biasanya juga terletak di dalam lingkungan pesantren. Madrasah yang dikhususkan untuk mendalami ilmu-ilmu agama biasa disebut dengan pendidikan diniyah. Sedangkan madrasah atau sekolah yang di dalamnya diajarkan pula ilimu-ilmu umum, maka penyelenggaraannya mengikuti pola yang telah ditentukan oleh Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional. Madrasah atau Sekolah ini dilengkapi dengan sarana dan prasana sebagaimana lazimnya pendidikan sistem sekolah, seperti ruang kelas proses belajar mengajar, perpustakaan, laboratorium, 19
Umi Musyarrofah, Dakwah K.H. Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2009), Cet. Ke-1, h. 24-25
25
lapangan olahraga, dan lainnya. Jadi, pondok pesantren yang juga menyelenggarakan sistem pendidikan sekolah, akan mempunyai dua macam kegiatan pembelajaran, yaitu pembelajaran ala pesantren dan pembelajaran ala sekolah. Kemudian, meski berkembang dengan tingkat variasi yang sangat beragam, namun pondok
pesantren
dipertemukan
dengan
persamaan
pada
keberadaannya sebagai: 1.
Lembaga pendidikan keagamaan Islam
2.
Lembaga Da'wah Islam
3.
Lembaga pengembangan masyarakat.20 Menurut Mastuhu elemen-elemen pondok pesantren yang
berbentuk dalam sarana terbagi dua yaitu: 1. Sarana perangkat keras: masjid, rumah kyai, rumah ustadz, pondok, gedung sekolah atau madrasah, tanah untuk berbagai kebutuhan pendidikan, gedung-gedung untuk keperluan lain seperti perpustakaan, aula, kantor, pengurus pesantren, kantor organisasi santri, keamanan, koperasi dan lain-lain. 2. Sarana perangkat lunak: Tujuan, kurikulum, kitab, penilaian, tata tertib, pusat dokumentasi, sumber belajar yaitu kitab, bukubuku dan sumber belajar lainnya, serta evaluasi belajar-mengajar lainnya.
20
Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, h. 14
26
Sarana perangkat keras lebih mengacu kepengertian alat-alat bersifat fisik, sedangkan perangkat lunak mengacu kepengertian alatalat non fisik ata abstrak, misalnya: norma, nilai, isi, peraturan, ajaran dan sebagainya. Diantara unsur-unsur di atas kyai adalah tokoh kunci yang menentukan corak kehidupan pesantren. 21 5.
Pola Penyelenggaraan Pondok Pesantren Pesantren sebagai lembaga iqamatuddin dalam kenyataannya dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Pengelompokkan ini berdasarkan karakteristik pengajaran dan penyampaian yang dilakukan oleh pesantren tersebut. Secara garis besar bentuk pesantren dibedakan menjadi tiga, yaitu: pesantren tradisional (saalfiyah), pesantren modern (khalafiyah), dan pesantren kombinasi.
a. Pesantren Tradisional (salafiyah) Pesantren tradisional adalah pesantren yang masih kuat memegang pola tradisional dari segi penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam. Ciri dari pesantren ini adalah kitab-kitab yang dipelajari masih dengan cara atau sistem sorogan, bandongan, maupun weton. Cara-cara yang tersebut diatas adalah cara lama yang telah turun temurun dipraktekkan. Ilmu yang dipelajari di pesantren tradisional ini pada umumnya sama, demikian pula kitab-kitab yang di pakai. Hanya saja ada perbedaan pengajaran di antara pesantren-pesantren tersebut, yaitu: terletak pada akar ilmu yang dimiliki oleh kyai yang bersangkutan. 21
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 58
27
Ciri lain dari pesantren tradisional adalah kemutlakan seorang kyai sebagai pemegang kekuasaan dan penentu suatukeputusan, pesantren ini biasanya secara manajemenpun adalah manajemen keluarga.22 b. Pesantren Modern (khalafiyah) Kata modern diartikan sebagai yang terbaru atau mutakhir. Selanjutnya kata modern erat pula kaitan-kaitannya dengan kata modernisasi yang berarti pembaharuan atau tajdiid dalam bahasa Arab.23 Jadi Pesantren modern adalah pesantren yang menggunakan sistem modern (baru) dari segi penyampaian dan pengajaran materi. Ciri-ciri dari pesantren ini adalah: 1. Memakai cara diskusi dan tanya jawab dalam penyampaian materinya; 2. Adanya
pendidikan
kemasyarakatan.
Segenap
santri
berlatih
memperhatikan dan mengerjakan hal-hal yang nantinya akan dialami dalam masyarakat. Mengingat hal-hal yang nanti akan dijumpai setelah terjun dalam kehidupan masyarakat; 3. Santri diberi kebebasan sebebas mungkin, akan tetapi harus bertanggungjawab; 4. Adanya organisasi pelajar yang menagatur aktifitas para santri. Segala sesuatu mengenai kehidupan santri diatur dan diselenggarakan sendiri oleh santri dengan cara demokrasi, gotong royong, dan dalam suasan
22
Umi Musyarrofah, Dakwah K.H Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, h. 22-23 A. Malik M. Thaha Tuanaya, dkk, Modernisasi Pesantren, (Jakarta, Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2007), Cet. Ke-1, h. 8 23
28
ukhuwah yang mendalam. Tapi, itu semua tidak terlepas dari pengawasan dan bimbingan pengasuh-pengasuhnya;24 5. Adanya organisasi terpelajar yang bertanggungjawab atas segala sesuatu dalam kehidupan dan kegiatan belajar sehari-hari, tata tertib, dan disiplin. Masing-masing dapat menyatakan pendapatnya dan melakukan kesiswaan yang terikat dengan pendidikan dan pengajaran. c. Pesantren Kombinasi (salafiyah dan khalafiyah) Pesantren kombinasi merupakan gabungan antara pola pendidikan modern sistem madrasi/sekolah dan pembelajaraan ilmu-ilmu umum dikombinasikan dengan pola pendidikan pesantren klasik. Jadi pesantren modern dan kombinasi merupakan pesantren yang diperbaharui untuk dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah dengan tetap memelihara pola pengajaran asli pesantren dalam pembelajaran kitab-kitab salafi (kitab kuning).25 6.
Bentuk-Bentuk Aktifitas Pesantren 1.
Bidang Dakwah Pesantren sebagai salah satu lembaga dakwah yang memiliki peranan penting diharapkan mampu membawa perubahan di tengahtengah kehidupan masyarakat menuju kearah yang lebih baik yang diajarkan oleh ajaran Islam. Hal ini dilakukannya antara lain melalui pesantren kilat, peringatan hari-hari besar Islam dan lain sebagainya.
24
Umi Musyarrofah, Dakwah K.H Hamam Dja’far dan Pesantren Pabelan, h. 23-24 Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, (Tangerang, Media Nusantara, 2006), Cet. Ke-1, h.15 25
29
2.
Bidang Sosial Pesantren
dalam
tugasnya
sebagai
lembaga
mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa harus membedakan status sosial, ekonomi para santri, karena tidak sedikit santri yang belajar di pesantren dari keluarga yang kurang mampu, dalam hal ini pesantren harus mampu bersikaplah lebih arif diantaranya dengan memberikan keringanan dalam biaya pendidikan santri. 3.
Bidang Pendidikan Kemudian
pesantren
sebagai
lembaga
pada
bidang
pendidikan. Pesantren menyelenggarakan pendidikan formal seperti madrasah, sekolah umum dan perguruan tinggi. Serta menyediakan non formal yang secara khusus mengajarkan agama yang sangat kuat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran ulama-ulama fiqih, tafsir, tauhid dan tasawuf yang hidup antara abad ke-7 sampai dengan abad ke-13 masehi. Sejak tahun 1970-an bentuk-bentuk pendidikan yang diselenggarakan di pesantren sudah sangat bervariasi. Bentuk-bentuk pendidikan dapat diklarifikasi menjadi empat tipe, yakni: a.
Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkan kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan (MI, MTs, MA, SMU dan Perguruan Tinggi Umum);
30
b.
Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional;
c.
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk Madrasah Diniyah (MD); dan
d.
Pesantren yang hanya sekedar menjadi tempat pengajian. 26 Sistem penyelenggaraan pendidikan di pesantren pada
mulanya memiliki keunikan tersendiri di banding sistem pendidikan di lembaga pendidikan lain. Sistem pendidikan di pesantren tersebut sebagaimana dijelskan oleh Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir (2006: 235-236) dapat digambarkan sebagai berikut: a. Menggunakan sistem pendidikan tradisional, dengan ciri adanya kebebasan penuh dalam proses pembelajarannya, terjadinya hubungan interaktif antara kyai dan santri. b. Pola kehidupan di pesantren menonjolkan semangat demokrasi dalam praktik memecahkan masalah-masalah intern nonkurikuler. c. Peserta didik (para santri) dalam menempuh pendidikan di pesantren
tidak
berorientasi
semata-mata
mencari
ijazah
dangelar, sebagaimana sistem pendidikan di sekolah formal d. Kultur pendidikan diarahkan untuk membangun dan membekali para 26
santri
agar
hidup
sederhana,
memiliki
idealisme,
Mundzier Suparta dan Amin Haedari, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2004), h. 5-6.
31
persaudaraan, persamaan, percaya diri, kebersamaan dan memiliki keberanian untuk siap hidup di masa depan.27 Dilihat dari bidang-bidang tersebut keberadaan pesantren sangatlah
penting.
Pesantren
tidak
hanya
sebagai
lembaga
pendidikan saja, tetapi juga memiliki fungsi sosial, dan dakwah. 28 C. Dakwah Dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Dakwah Dakwah adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan mempergunakan metode yang bermacam-macam dan dilaksanakan oleh perorangan29, sekelompok komunitas dan masyarakat. Secara bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da'a, yad'u, da'wan, da'a", yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amar ma'ruf nahi munkar, mau'idzhah hasanah, tabsyir, indzar, washiyah, tarbiyah, ta'lim, dan khotbah.30 Dakwah juga merupakan aktifitas menyeru manusia kepada perubahan yang sejatinya tak boleh berhenti apalagi mati, tetapi ia adalah aktifitas yang kontinyu. Karena memerlukan para pelaku dakwah aktifis yang mampu mengemban amanat penerus nabi. Kredibilitas dan
27
A. fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: Uin Malang Press, 2008), Cet. Ke-1, h. 244 28 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, h. 55 29 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), h. 2 30 Muhammad Munir dan Wahyu lllahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: KENCANA, 2009), Cet. Ke-2, h. 17
32
kemampuan sang da‟i sebagai penentu keberhasilan merupakan tuntutan zaman, sebab semakin bertambah umat manusia yang menerima dakwah, semakin meluas geografis dakwah, semakin dibutuhkan pertumbuhan wawasan dan keluasan kerja dakwah. Kata dakwah sering dijumpai dan digunakan dalam ayat-ayat alQur'an sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Yunus/10:25 berikut:
25
Artinya: "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan memimpin orang yang menghendakinya, kepada jalan yang lurus (Islam)."
Adapun pengertian dakwah secara istilah menurut para pakar yaitu: a.
Syaikh Abdullah Ba‟alawi menyatakan bahwa dakwah adalah mengajak, membimbing orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan kejalan ketaatan kepda Allah. menyuruh mereka berbuat baik dan melarang berbuat buruk agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
b.
Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap muslim.31
31
h. 2
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
33
c.
M. Arifin dalam buku Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi menyatakan bahwa dakwah adalah suatu kajian dalam seruan, baik dengan lisan, tulisan serta tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memengaruhi orang lain agar timbul suatu pengertian, kesadaran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsur paksaan.32 Dari beberapa pendapat diatas mengenai makna dakwah,
disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu jalan mengajak seseorang menuju jalan Allah SWT guna membawa manusia kepada jalan yang benar, yang mampu mengubah keadaan manusia menuju kearah yang lebih baik. Dakwah memang merupakan ajakan kepada kebajikan dengan tidak tertuju kepada satu segi kehidupan saja, akan tetapi ajakan kebajikan kepada seluruh aspek kehidupan terdapat di muka bumi ini. Al-Qur‟an banyak mengemukakan metode dakwah untuk dijadikan oleh para da‟i, ada tiga cara dalam berdakwah yang dikemukakan dalam firman Allah SWT Q.S. An-Nahl: 125 bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara yang bijkasana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula,33 yang berbunyi:
32 33
19
M.Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Askara, 1993), h.6 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
34
Artinya "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." 2. Hukum Berdakwah Berdakwah dengan segala bentuknya adalah wajib34 hukumnya bagi setiap muslim. Misalnya amar ma‟ruf nahi munkar, berjihad, memberi nasehat dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa syari‟at atau hukum Islam tidak mewajibkan bagi umatnya untuk selalu mendapatkan hasil semaksimalnya, akan tetapi usahanyalah yang diwajibkan semaksimalnya sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Adapun orang yang diajak, ikut ataupun tidak ikut itu urusan Allah sendiri. Disebutkan dalam Al-Qur‟an:
……….. Artinya: “ Hai orang yang beriman, jagalah dirimu dan sanak kerabatmu dari siksa neraka”. (Q.S At-Tahrim ayat 6)
34
Ibid, h. 27
35
3. Tujuan Berdakwah Seperti halnya apa yang telah dimaklumi, bahwa dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktifitas dakwah akan sia-sia (tiada artinya). Apalagi ditinjau dari segi pendekatan sistem (system approach), tujuan dakwah merupakan perpaduan unsur dakwah yang satu dengan yang lain saling membantu saling memengaruhi, dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. "Makarimul Akhlak"35 merupakan tujuan utama da'wah yang membudaya, ini pararel missi besar Nabi Muhammad SAW: "Bu'istu li utammima maka-rimal akhlaq". Sebab dengan akhlak yang mulia ini, manusia akan tahu fungsinya sebagai manusia, yakni "Abdi atau hamba" Tuhan YME, akhirnya berbakti kepada-Nya, mengikuti segala perintahNya, dan memenuhi segala larangan-Nya, kemudian menegakkan prinsip "Amar ma'ruf Nahi munkar". Dengan demikian tujuan dakwah36 sebagai bagian dari seluruh aktifitas dakwah sama pentingnya dengan unsur-unsur dakwah lainnya, seperti subyek dan obyek dakwah, metode dan sebagainya. Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah sangat berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran dakwah sekaligus strategi dakwah juga 35
Syafa'at Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1982), Cet Ke-1, hal. 129 Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, (Mitra Cahaya Utama, tk, 2006), Cet. Ke-1, h.12 36
36
ditentukan atau dipengaruhi olehnya (tujuan dakwah). Ini disebabkan karena tujuan merupakan arah gerak yang hendak dituju oleh aktifitas dakwah. Dan yang paling terpenting tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh seluruh tindakan da‟wah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan racangan dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.37 Ketika tujuan dakwah dapat dicapai dengan hasil akhir yang baik maka terwujudlah kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah SWT.
37
h. 21
Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet. Ke-3,
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DAN DESA KANANGA MENES PANDEGLANG BANTEN A. Gambaran Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga 1. Sekilas Tentang Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga Pondok pesantren Al-Ishlah terletak di jalan raya Labuan Menes Pandeglang Desa Kananga Propinsi Banten. Pondok pesantren ini dibangun dengan tempat yang cukup strategis.1 Dibelakang asrama terdapat sungai yang luas dan deras, berbagai macam nama sungai sudah tak asing lagi, banyak masyarakat Kananga dan para santri pondok pesantren Al-Ishlah berkunjung ke sungai-sungai yang ada, sungai-sungai tersebut bernama cikonjong, cipertemuan, cibinbin, citeko, cibadak, cimenteng cilabanbulan dan lain sebagainya, namun yang paling terdekat dengan pondok pesantren Al-Ishlah adalah sungai cikonjong. Kurang lebih jaraknya 100 meter, sungai cikonjong merupakan pariwisata para santri terkhusus untuk santri yang datang dari kota. Menurut informasi yang di dapatkan bagi santri yang datangnya dari kota sangat jarang melihat sungai yang deras dan jernih seperti cikonjong, dan tentunya santri-santri sangat gemar berkunjung ke sungai tersebut.
1
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
37
38
Tidak mengalirnya air di asrama itu bukan menjadi masalah dan tidak perlu dikhawatirkan, karena para santri memiliki kamar mandi cadangan yang dimaksud adalah sungai cikonjong. Sungai cikonjonglah yang menjadi cadangan para santri untuk mandi, nyuci dan lain-lain, bahkan meskipun di asrama airnya tetap mengalir, terkadang para santri tetap saja mandi dan mennyuci ke sungai, alasannya selain nyaman dan praktis juga tidak harus antri. Selain letak pondok pesantren Al-Ishlah dekat dengan sungai, pondok pesantren Al-Ishlah juga berdekatan dengan sawah-sawah yang masih sejuk dan asri, dan dipertengahan sawah terdapat batu-batu besar yang mana batubatu itu dinamakan batu burut. Batu burut ini juga merupakan tempat favorit para santri untuk refreshing, dimana para santri merasa suntuk setelah seharian belajar dan bahkan dijadikan tempat belajar mereka. 2.
Profil Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga a.
Dasar Pemikiran "Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa tingkatan derajat" (QS. 58:11) "Menuntut Ilmu adalah kewajiban bagi seluruh muslim dan muslimah (Hadis) "Ajarkanlah (ilmu pengetahuan) kepada anak-anak kalian, karena mereka akan menempuh hidup bukaj pada masa kalian" (Hadis) "Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan…" (UU Pasal 28 tentang pendidikan.
39
b. Prolog Upaya pencerahan oleh ilmu pengetahuan dan kebenaran perlu ada sarana dan metodologi. Oleh karena itu perlu didirikan lembaga pendidikan, sehingga dapat menumbuhkan tunas-tunas bangsa yang berkualitas, bermoral, mampu bersaing, berguna dan memberikan pencerahan bagi seluruh alam. Para ahli bidang pendidikan banyak berkomentar, bahwa sistem pendidikan yang paling efektif untuk kesinambungan teori terhadap praktek dengan aksi kontrol dan pemberi contoh dari para pendidik sehingga murid dapat berkualitas adalah sistem “Pondok Pesantren”. Adalah Desa Kananga, yang secara geografis dianugerahi dengan kemakmuran sumber mata air dan air sungai, di samping itu kondisi daerah Kananga yang sejuk, asri dan strategis, dapat berimplikasi terhadap tumbuhnya minat beberapa tokoh (baca: Kyai) untuk mendirikan Pondok Pesantren. Faktor lainnya adalah aspek sosiologis masyarakat Kananga yang sangat mendukung atas kehadiran Pondok Pesantren, karena di samping turut mendapatkan siraman keagamaan, juga dapat menambah penghasilan. c. Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga Sistem belajar “Pondok Pesantren” sudah menjadi tradisi masyarakat Kananga semenjak dibukanya tanah perkampungan Kananga sampai sekarang. Akan tetapi perlu kiranya dijelaskan bahwa sistem yang paling banyak digunakan adalah sistem belajar secara “Tradisional
40
(salafy)”, yang dimaksud dengan sistem tradisional adalah tidak dikelola dengan manajemen yang rapih, administrasi tidak transparan, tidak ada jadwal kegiatan & peraturan yang tertulis, materi pelajaran khusus pelajaraan keagaamaan dan kitab kuning serta tempat belajar tanpa ruang kelas & bangku. Ketika beberapa kader santri dikirim ke luar negeri (baca: Saudi Arabia) untuk memperdalam ilmu pengetahuan pada tahun 70-an, maka lahirlah beberapa gagasan tentang perlu adanya peningkatan dan penyesuaian sistem belajar yang lebih maju dan modern. Maka berkumpulah beberapa Kyai & Tokoh masyarakat (seperti: K.H. Tb. M. Ghazali, K. H. Tb. Aden Baehaqi, K. H. Abdul Wahid Sahari, MA., K. H. Zaenal Abidin Syuja‟i, LC. dan lain-lain), mereka merumuskan untuk mendirikan Yayasan yang menangani dalam bidang Pendidikan, Ekonomi & Kemasyarakatan, maka didirikanlah Yayasan Al-Ishlahpada tanggal 20 Mei 1989 M yang diketuai oleh K. H. Abdul Wahid Sahari, MA. Dan pada tanggal 10 Juli 1989 Yayasan Al-Ishlah mendirikan lembaga pendidikan yang bernama Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga.2 d. Akte Notaris Akte notaris tercatat pada Pengadilan Negeri Pandeglang tanggal 17 Juni 1989 dengan nomor : 19/1989/YY/P.N.Pdg.
2
Pondok pesantren Al-Ishlah, Buku Pekan Ta’aruf Pondok Pesantren Al-Ishlah, tt, h. 18
41
e. Sistem Pondok Pesantren Al-Ishlah Secara Umum sistem pendidikan yang diterapkan adalah Salafi, Ashri dan Tarbawy. Tradisi sistem salafi sudah mendarah daging di segenap Pesantren wilayah
Desa Kananga (bahkan di Pesantren-
pesantren wilayah Banten secara keseluruhan), hal ini menjadi faktor penting untuk menerapkan sistem belajar dalam Pondok Pesantren AlIshlah Kananga. Dari aspek pendalaman tata bahasa Arab, kematangan kitab kuning dan budaya hormat terhadap guru, sistem salafy sangat diperlukan, akan tetapi kemajuan zaman, kebutuhan akan relevansi kurikulum, cara berfikir, metodologi belajar dan menghadapi era perdagangan bebas, maka para Pengurus Yayasan Al-Ishlah Kananga berinisiatif untuk menggabungkan sistem Salafi (Tradisional) terhadap sistem ‘Ashri (Modern), dan disempurnakan dengan sistem Tarbawy (Budaya Berakhlak Karimah). Yang diharapkan dari sistem Salafi adalah kemampuan santri dalam memahami kitab kuning (berbahasa Arab), dan dari sistem ‘Asry adalah kemampuan santri dalam berbahasa Arab & Inggris sebagai alat berkomunikasi, membiasakan minat budaya baca untuk membuka wawasan & intelektualitas, berjiwa pemimpin, organisatoris, menggali bakat, aktif, kreatif dan manajemen yang rapih serta transparansi administrasi. Sedangkan dari sistem Tarbawy adalah menanamkan budaya berakhlakul karimah pada santri yang diberi contoh dan dikontrol oleh
42
para ustadz, sehingga diharapkan menjadi pendidik / da‟i (muballigh & muballighah) yang tangguh.3 Sistem pendidikan yang diterapakan dalam pondok pesantren AlIshlah, mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni terbentuknya pribadi beriman, berilmu, berakhlak Islam yang mandiri, yang berdakwah di jalan Allah, yang membina peningkatan harkat kehidupan diri pribadi, keluarga dan masyarakat. Dalam rangka itu pondok pesantren Al-Ishlah menerapkan suatu sistem pendidikan terpadu dari berbagai sisi di dalam pendidikan formal yaitu TK, SMPIT, dan MA. Pondok pesantren Al-Ishlah menerapkan dua kurikulum sekaligus dalam mengembangkan paradigma keilmuannya. Kedua kurikulum tersebut berlaku bagi seluruh santri/siswa baik yang duduk tingkat SMPIT maupun Madrasah Aliyah. Kurikulum yang pertama adalah kurikulum Departemen Agama (Depag) yang wajib diikuti baik untuk tingkat SMPIT maupun Madrasah Aliyah. Kurikulum dari Depag ini merupakan penyetaraan dalam sistem pendidikan nasional Indonesia sehingga santri yang mengikuti pendidikan tersebut memiliki ijazah yang dapat disetarakan dengan lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya. Dengan ijazah tersebut santri dapat melanjutkan pendidikannya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3
Ibid. h. 19
43
Kedua, adalah kurikulum lokal atau kurikulum yang berbasis dari pondok pesantren secara internal. Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pondok pesantren dimulai setelah shalat Asar, isya dan subuh. Namun setelah isya hanya beberapa hari saja dijadikan waktu belajar, karna sebagiannya lagi dijadikan waktu untuk belajar malam di asrama/kamar masing-masing tujuannya untuk mengingat dan memahami pelajaran yang sudah dipelajari dan mempelajari pelajaran untuk esok hari, dan tentunya ini diawasi oleh para ustad/stadzah agar para santri tidak ngobrol, tidur bahkan bercanda. Khusus untuk malam minggu dan malam kamis dilakukan Muhadharah dimana para santri dapat berlatih berceramah di depan banyak orang dan melatih mental mereka didepan audience. Sedangkan setelah subuh pengajian atau belajar pelajaran pesantren dan Muhadasah bahasa Arab dan Inggris. dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini: Waktu belajar terdapat dua bagian, yaitu waktu belajar formal (dalam kelas) dan waktu belajar non formal (ekstra kurikuler). Waktu belajar formal dari pukul 07.15 – 13.00, sedangkan waktu belajar non formal, yaitu setelah subuh pukul (05.00-06.00), setelah „ashar (pukul 16.00-17.30) dan setelah „Isya (pukul 20.00-21.30). belajar formal pada waktu subuh, „ashar dan Isya juga telah banyak diikuti oleh anak-anak didik masyarakat desa Kananga.
44
Setiap tahunnya, tahun akademik di pesantren Al-Ishlah dimulai pada setiap bulan juli, namun Al-Ishlah
menerima siswa baru tanpa
mengenal waktu. Pada tahun terkahir pendidikan, santri madrasah aliyah Al-Ishlah
diharuskan
mengikuti
kegiatan
magang/PPL
(praktek
Pengalaman Lapangan) di berbagai sekolah yang mana tempat PLL tersebut ditempatkan di sekolah-sekolah yang sesuai dengan kemampuan siswa-siswa madrasah aliyah Al-Ishlah. PPL ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu yang kita dimiliki juga melatih mental siswa-siswa berbicara di depan umum. Metode pembelajaran dilakukan melalui kegiatan yang secara teoritis disampaikan di ruang kelas dengan silabi dan kurikulum yang telah ditentukan, untuk pendidikan Agama mengacu pada kurikulum Departemen Agama dan untuk bidang studi umum mengacu pada kurikulum Pendidikan Nasional. Untuk TK Al-Ishlah sendiri kini memiliki jumlah siswa sampai saat ini 30 orang. Ada pun waktu belajar di TK Al-Ishlah mulai pukul 07:00 sampai 10:00 WIB dengan sistem belajar layaknya tingkat TK yaitu belajar yang tidak formal yaitu diselingi dengan bermain, bernyanyi dan lain sebagainya. Untuk masalah biaya TK Al-Ishlah tidak memungut biaya sedikitpun.
Dalam
pelaksanaanya, program
TK Al-Ishlah
memberikan materi mengenal huruf dan angka, baca tulis iqra, hafalan surat-surat pendek, hafalan bacaan shalat dan do'a harian.
45
f. Visi, Misi, Target, Tujuan dan 7 Prinsip Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga Menes Pandeglang Banten 1. Visi Pondok Pesantren Al-Ishlah mempunyai Visi yaitu : “ Berusaha mencetak generasi yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah sesuai tuntunan Al-Qur‟an dan Sunnah “. 2. Misi 1. Menyebarkan sistem pendidikan formal dan non formal 2. Mengirim alumni Al-Ishlah untuk mengabdi di cabang-cabang binaan. 3. Menyebarkan dakwah islamiyah sesuai sasaran di daerah-daerah, terutama daerah pedalaman. 4. Berusaha membantu masyarakat yang lemah ekonomi dan sosial lainnya. 3. Tujuan 1. Mencetak kader yang beraqidah Kuat & berakhlaqul karimah 2. Dapat menjadi da‟i (muballigh & muballighah) yang terampil. 3. Mampu
berkomunikasi
dengan
bahasa
asing, khususnya
Bahasa Arab dan Inggris. 4. Mampu memahami kitab kuning (Bahasa Arab) & teks inggris 5. Mampu memahami dasar-dasar organisasi & kepemimpinan. 6. Mampu melanjutkan ke Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta, dalam maupun luar negeri.
46
4. Target Pondok Pesantren Al-Ishlah 1.
Memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan sosial. (Agama dan Umum)
2.
Dapat melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri swasta agama umum.
3.
Lancar komunikasi bahasa arab inggris dan Indonesia
4.
Memahami kitab kuning dan teks bahasa inggris
5.
Memahami dasar-dasar organisasi dan kepemimpinan
5. Tujuh Prinsip Utama Pondok Pesantren Al-Ishlah 1. Mendidik dan belajar sebagai panggilan jiwa 2. Berlaku jujur dan adil 3. Kasih sayang dan cinta terhadap sesama 4. Kerjasama dengan keselarasan untuk melayani 5. Peka terhadap perubahan dan cepat menyesuiakan diri dengan kemajuan zaman 6. Komitmen terhadap mutu 7. Bersyukur dan berbagi pada sesama.4 g. Alumni Pondok Pesantren Al-Ishlah Lulusan Al-Ishlah telah tersebar di beberapa Perguruan Tinggi Negeri (UI Jakarta, UNILA Lampung, UNJ Jakarta, UIN Jakarta, STAIN Serang, IAIN Bandung, IAIN Yogya-karta & IAIN Lampung), maupun Swasta (UMJ Jakarta, UII Yogyakarta, LIPIA Jakarta, Program D3 dan lain-lain)
4
Ibid
47
serta di Perguruan Tinggi Luar Negeri, seperti Universitas Islam Madinah Saudi-Arabiah, Universitas Libia dan Universitas Al-Azhar Kairo-Mesir. Di samping alumni Al-Ishlah telah dapat menempati posisi penting dalam organisasi intra maupun ekstra kampus. Dan tentunya banyak juga yang sudah menempuh dunia kerja, usaha bahkan telah melaksanakan pernikahan. h. Cabang Pendidikan Pondok Pesantren Al-Ishlah Pondok Pesantren Al-Ishlah telah mempunyai 101 cabang lembaga pendidikan Al-Ishlah (82 % tingkat TK dan Diniyah, dan sisanya adalah tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah & Aliyah) dengan jumlah 10.554 anak didik yang berada di masyarakat pedalaman dan tertinggal, serta didukung oleh 417 guru yang telah bekerja sama dengan Y-JIMS (Yayasan Jakarta Islam Moslem Society). i. Pelajaran-pelajaran Pondok Pesantren Al-Ishlah Pelajaran-pelajaran yang diajarkan di pondok pesantren Al-Ishlah baik yang agama maupun yang umum dapat dilihat dari tabel berikut:5 Tingkat SMPIT
Tingkat Aliyah
Matematika, B. Indonesia, B. Arab, B. Umum:
B.
Indonesia,
Sosiologi,
Inggris, IPS, IPA, Kesenian, PPKN Anoppologi, Matematika, Akuntansi, Fiqih, Aqidah Akhlak, Qu‟an Hadis, Sejarah, B. Inggris, B. Arab, PPKN, Akhlak
5
Lilbanin,
Imla‟,
Khat, SKI, Aqidah Akhlak, Fiqih, Grammer,
Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Al-Ishlah Ustad Rudi Sulhadi, M.M, Pandeglang 22 Mei 2012
48
Durusullughah, Nahwu, Shorof, Nurul Nahwu, Sharaf, Balaghah, Bahasa Yaqin, Mahfudzot, Tahfidz Qur‟an dan Arab, Tamrinat, Muthola‟ah, Tauhid, lain-lain.
Insya, Tikom, Arab Kamil, Kimia, Fisika, Biologi, Ushul Fiqh, Tafsir Jalalain,
Qura‟an
hadis,
Hadis
Arba‟in, Tahfid Qur‟an dan lain-lain.
j. Ustadz/ustadzah (Tenaga Pengajar) Ustadz/Ustadzah pondok pesatren Al-Ishlah rata-rata telah menempuh tingkat pendidikan Strata Satu (S1) dan Strata dua (S2), baik dari dalam negeri maupun luar Negeri. k. Fasilitas Pondok Pesatren Al-Ishlah Kananga Menes Pandeglang Banten Fasilitas yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah yaitu6 asrama putra dan putri, gedung sekolah SMPIT dan Aliyah, lab computer, leb bahasa, mesin jait, lapangan olah raga, poskestren, kantin, Masjid, perpustakaan dan perumahan guru. l. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga
6
Direktur
: K.H. Abdul Wahid Sahari, MA
Wakil Direktur
: K.H. Sholeh As‟ad
Wakil Direktur
: Tb. H. Musthofa
Sekretaris
: H. Zaenal Abidin Syuja‟i, Lc
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondokpesantren Al-Ishlah Kananga K.H Abdul WahidSahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
49
Wakil Sekretaris
: Drs. H.E. Zarqoni S
Bendahara
: H. Sofyan
Wakil Bendahara
: Zaenal Abidin
Keuangan
: 1. Neli Nabilah, S.SI 2. Solahuddin, Spd.i
Departemen Pendidikan
: 1. Rudi Sulhadi, M.M 2. Ikhsan, MSi
Departemen Wakaf & Pembangunan : 1. H. Suprapto 2. H. Usman Departemen Humas & Informasi
: 1. Drs. H. M. Idrus 2. Drs. Taufiqurrahman
Departemen Usaha & Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
: 1. H. Abdul Hamid 2. H. Ace Zaenus Sholihin Lc
Departemen Sosial & Dakwah
: 1. Tb. Nurkholis, SAg 2. Odon Firdausi, Sag
Rumah Tangga
:Faishal
Instalasi IT
: Abdul Muiz Samlesmigo, S.pd.i
K3P
: 1. Chandra 2. Nur Hasanah
Kemanan
: M. Zaman
50
B. Gambaran Umum Desa Kananga 1. Sekilas Tentang Desa Kananga Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, menjelaskan bahwa pada mulanya desa Kananga disebut "Kananga" karena dulu di daerah ini banyak pohon7 Kananga yang khas baunya dapat di nikmati sampai kemanamana. Sebelum ada minyak wangi seperti zaman sekarang ini, dahulu masyarakat Kananga menggunakan bunga Kananga sebagai minyak wangi khususnya di dalam rumah dan kamar, selain wangi dan sebagai pewangi ruangan bunga Kananga juga bisa menjadi obat bagi orang yang mengalami sakit pinggang. Disisi lain Kananga merupakan desa yang telah mendirikan sebuah ormas yang namanya masih eksis di Indonesia bahkan di luar Indonesia yang tak lain adalah Mathla'ul Anwar. Desa Kananga memiliki adat istiadat yang kental dengan pemahaman kegamaaan. karna harumnya desa kanaga ini banyak kyai sehingga disebut desa santri dan religious, dan memajukan, memotivasi para remaja, anak didik untuk terus semangat dalam belajar, berkarya, berorgnaisasi dan lain sebagainya. 2. Letak Geografis Desa Kananga Jarak desa Kananga ke pusat pemerintahan yaitu telah menghabiskan kurang lebih 2 jam. Adapun batas-batas desa Kananga bisa di batasi di sebelah Barat berbatasan dengan Menes dan desa Tegalwangi, dibagian Selatan desa Kananga berbatasan dengan Tegalwangi, sebelah Timur 7
Hasil Wawancara pribadi dengan sesepuh masyarakat Kananga Maman Suparman, Pandeglang, 05 Mei 2012
51
berbatasan dengan desa Cisata, dan sebelah Utara berbatasan dengan desa Cilaban bulan. Desa Kananga juga memiliki luas wilayah bagian darat dengan luas8 70,40 H, sawahnya 6500 H, luas rawa 80,35 H, luas pemukiman 19,35 H, dan perkebunan rakyat 17 H. 3. Kondisi Sosial Keagamaan Desa Kananga Kondsisi sosial keagamaan masyarakat desa Kananga dengan hasil survey menyatakan bahwa masyarakat desa Kananga 100% menganut agama Islam9.Hal ini dikarenakan di Kananga sendiri banyak sekali tokoh masyarakat dan Kyai juga dengan adanya pondok pesantren (Al-Ishlah) sehingga dikenal desa santri. Kegiatan-kegiatan keagamaan juga selalu di lakukan oleh masyarakat desa Kananga seperti pengajian, peringatan Hari Besar Islam, Tahun baru Islam, Maulid Nabi dan lain-lain. 4. Kondisi Sosial Pendidikan Desa Kananga Kondisi sosial pendidikan masyarakat desa Kananga rata-rata tingkat SMP, SMA dan sampai perguruan tinggi.10 Kondisi pendidikan di desa Kananga cukup baik dan membanggakan karena selain adanya pondok pesantren membantu dalam kemajuan pendidikan masyarakat desa Kananga juga pendidikan merupakan hal yang paling utama dan hukumnya juga wajib bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu. Sehingga masyarakat desa Kananga
8
Hasil Wawancara Pribadi dengan Kepala desaKananga Tb. Ade Silahudin, Pandeglang 07 Mei 2012 9 Hasil wawancara pribadi dengan tokoh masyarakat Kananga Aceng Makbul, Pandeglang 10 mei 2012 10 Hasil wawancara pribadi dengan kepala desa Kananga Tb. AdeSilahudin, Pandeglang 07 Mei 2012
52
dapat dijadikan panutan bagi desa-desa lain. Meskipun ada beberapa yang tidak sampai menyelesaikan sekolah dasar, dan tidak juga yang mampu menyelesaikan sampai perguruan tinggi namun itu dapat di tutupi oleh mereka yang pendidikannya lulusan SLTA dan Perguruan tinggi seperti yang telah dijelaskan diatas tadi. 5. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Kananga Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kananga sangat beragam, ada ekonomi menengah ke bawah, sebagian lagi menengah ke atas, mulai dari penggarap sampai guru (kyai, ustad dan PNS). Dan jika disebutkan mata pencaharian tersebut adalah petani berjumlah11 21 buruh industri 113, penggarap 37, pensiunan 62 orang dan PNS adalah 58 orang. Desa Kananga juga memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak yaitu 21790 jiwa, terdiri dari laki-laki 1123, dan perempuan 1056 dengan jumlah KK 540 KK.
11
Ibid, 07 Mei 2012
BAB IV ANALISIS
PERANAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH DALAM MENGEMBANGKAN DAKWAH DI DESA KANANGA
A. Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah dalam Mengembangkan Dakwah di Desa Kananga Sebagai konsekuensi pondok pesantren dalam laju kehidupan kemasyarakatan yang bergerak dinamis di pondok pesantren, selain berkembang aspek pokoknya,
yaitu pendidikan dan dakwah, juga
berkembang hampir semua aspek kemasyarakatan. Berikut adalah beberapa aspek kehidupan kemasyarakatan yang berkembang di desa Kananga yang merupakan aktifitas pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya, yaitu: 1. Mendirikan Majelis Ta’lim Majelis ta’lim berasal dari dua suku kata, yaitu kata majelis dan kata ta’lim. Dalam bahasa arab kata majelis (
) adalah bentuk isim
makan (kata tempat) kata kerja dari jalasa” tempat duduk, tempat sidang, dewan”.1
1
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1997), cet. Ke-14, h. 2
53
54
Kata ta’lim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja (
) yang mempunyai arti pengajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
pengertian majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul.2 Dari pengertian terminologi tentang majelis ta’lim di atas dapatlah dikatakan bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam. Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa majelis ta’lim adalah tempat perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam.
3
Dalam aktifitas mengembangkan dakwahnya, pondok pesantren
Al-Ishlah telah mendirikan pengajian majlis ta’lim yang ditujukan untuk kaum ibu-ibu dan bapak-bapak. Untuk kaum ibu-ibu sendiri di laksanakan pada hari Jum'at seminggu sekali, sedangkan untuk bapakbapak di laksanakan pada malam Jum'at dan akhir bulan pada tiap hari Minggu4 yang mana pada hari Minggu tersebut jama'ahnya tidak hanya dari masyarakat desa Kananga saja melainkan dari berbagai daerah yang ada di kabupaten Pandeglang, dan tentunya yang menjadi penceremah adalah dari pihak- pihak pondok pesantren Al-Ishlah. Dengan adanya majelis ta'lim perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah semakin luas, hal itu dapat dilihat dengan adanya 2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka, 1999), cet. Ke-10, h. 615 3 Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), cet. Ke-4, jilid 3, h. 120 4 Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
55
banyak pengajian-pengajian yang diselenggarakan di beberapa daerah Banten Kabupaten Pandeglang, yaitu:5 1. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ As-Sholihin Kananga 2. Pengajian bulanan di MA Pusat Cimanying 3. Pengajian bulanan di Majlis Ta’lim Nurul Dzulam Jiput 4. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ Cigeulis 5. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ Cikeusik 6. Pengajian bulanan di Masjid Jami’ Panggarangan 7. Pengajian bulanan di Madrasah Diniyah Al-Ishlah Cibaliung 8. Pengajian bulanan di Madrasah Diniyah Al-Ishlah Huni Masjid Panimbang. 9. Pengajian bulanan di Majid Al-Mubarakah Sodong 10. Pengajian bulanan Kampung Pabrik Mandalawangi 11. Pengajian Mingguan Muslimat Kampung Kananga. 2. Mendirikan pengajian Untuk Remaja Masa remaja adalah masa yang penuh dengan perubahan dan jiwanya masih labil. Selain itu remaja juga merupakan masa peralihan masa anak dan dewasa, yakni antara 12-21 tahun.6 Adapun pengertian remaja lebih luas menurut prof. Zakiah Derajat bahwa remaja yaitu suatu tingkatan umur, di mana anak-anak tidak lagi anak, tetapi belum dapat dipandang dewasa, jadi remaja
5
Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga, h. 6 Singgih D. Gunarsa dan Yulia S'mggih D. Gunarsa, Psikologi dan Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta; PT. BPK Gunung Mulia, tt), Cet. Ke-7, h. 203 6
56
adalah umur yang menjembatani antar umur anak-anak dan umur dewasa.7 Lain lagi dengan apa yang dikatakan oleh Thamrin Nassution, remaja adalah bila seorang anak telah beralih dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan pengertian, anak itu dapat lagi dikatakan seorang anak dan tidak pula digolongkan kepada orang dewasa, tetapi ia berada diantara dua periode ini.8 Berdasarkan
beberapa
pengertian
remaja
yang
telah
dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial. Agar masa remaja tidak tenggelam dalam kesesatan perlu adanya dorongan dan bantuan dari pihak-pihak yang memerankan untuk tetap survive dengan penilaian yang positif baik itu oleh orang tua, keluarga maupun lingkungan disekitarnya. Pengaruh budaya religious dapat dirasakan oleh remaja-remaja masyarakat desa Kananga untuk memilih mengikuti pengajian yang didirikan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dari pada melakukan kegiatan yang negatif dan melakukan kegiatan yang sia-sia yang tidak ada manfaatnya.
7
Zakiah Derajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1957), Cet. Ke-1, h.28 Thamrin Nasution, Pendidik Remaja dalam Keluarga, (Jakarta: Ruhama, 1994), Cet. Ke-1, h.1 10 8
57
Untuk saat ini banyak dari remaja-remaja masyarakat desa Kananga untuk memanfaatkan waktunya mengikuti pengajian yang didirikan oleh pondok pesantren Al-Ishlah. Pondok pesantren AlIshlah tentunya melapangkan bagi siapa saja remaja-remaja masyarakat desa Kananga ataupun luar desa Kananga untuk mengikuti pengajian-pengajian yang telah disediakan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Namun dalam pelaksanaannya sendiri pengajian remaja tersebut di gabung dengan pengajian yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah dalam arti gabung yaitu gabung dengan santri-santrinya. Tujuan ini adalah agar adanya keakraban, kekompakan dan terjalinnya tali silaturahmi antara remaja dan santri Al-Ishlah. Adapun untuk waktunya di lakukan pada sore hari9 setelah 'Asar pukul 16:00-17:00 WIB, Isya pukul 20:0021:00, dan subuh pukul 05:00-06:00 WIB. Dan pengajian remaja yang di dirikan oleh pondok pesantren Al-Ishlah sampai saat ini berjalan dengan baik dan lancar. 3. Kegiatan Sosial Penyelenggaraan kegiatan sosial yang diselenggarakan pondok pesantren merupakan kegiatan yang sangat penting dikembangkan dalam dalam sebuah desa. Pondok pesantren Al-Ishlah selain telah berperan sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, juga telah berperan dalam kegiatan sosial. Kegiatan-kegiatan sosial itu adalah memberikan bantuan 9
Hasil wawancara pribadi dengan Pimpian Pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang 20 Mei 2012
58
dan motivasi kepada masyarakat desa Kananga. seperti bantuan sosial bagi masyarakat desa Kananga yang kurang mampu untuk sekolah,
10
santunan anak yatim, memberikan kelapangan dalam penampungan air dengan tujuan agar tidak terjadi kekurangan air, selain itu juga memberikan kelapangan untuk Masjid besar As-sholihin berupa jamset karna mengingat seringnya terjadi mati lampu di desa Kananga maka AlIshlah beirnisiatif untuk memberikan jamset tersebut ke Masjid, jadi ketika mati lampu tiba masyarakat desa Kananga tidak khawatir untuk tidak mendengar suara adzan. Kegiatan sosial lainnya yaitu memberi santunan kepada anak-anak yatim dan penyembelihan hewan qurban, dan lain sebagainya. Disisi lain selain dari kegiatan-kegiatan yang sudah dijalankan oleh pondok pesantren Al-Ishlah, penulis juga melihat bahwa dengan keberadaannya pondok pesantren Al-Ishlah (santri-santri) pendapatan masyarakat desa Kananga meningkat, dalam arti bahwa masyarakat desa Kananga memanfaatkan keberadaan pondok pesantren Al-Ishlah dengan menambah penghasilan yaitu melalui berdagang. Tentunya ini menjadi suatu keberkahan bagi masyarakat desa Kananga dan juga pondok pesantren Al-Ishlah, karena pondok pesantren Al-Ishlah sendiri membebaskan kepada para santrinya untuk memenuhi kebutuhannya dimana saja. Tapi jika hari libur panjang tiba, santri-santri pondok pesantren Al-Ishlah kembali ke kampung halamannya masing-masing, 10
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang, 20 Mei 2012
59
maka pendapatan masyarakat yang berjualan menipis dan sepi pembeli bahkan bukan hanya sepi pembeli saja tapi keadaan desa Kananga juga sepi (dengan ketidak hadirannya santri-santri pondok pesantren AlIshlah) ditambah nuansa agamis sedikit berkurang. Oleh karena itu, masyarakat dan pondok pesantren merupakan elemen yang tak bisa dipisahkan, kedua-duanya saling membutuhkan satu sama lain. Masyarakat membutuhkan pendidikan yang bernilai islami, dan pondok pesantren membutuhkan dukungan dan motivasi dari masyarakat tersebut. B. Hasil Aktifitas Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di Desa Kananga Berhasil berarti telah meraih apa yang kita inginkan dan impikan. Sepertinya halnya keberhasilan yang dicapai oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya. Keberhasilan-keberhasilan itu adalah: 1. Membudayakan Busana Muslim Berpakain muslim dan rapih merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam di muka bumi ini yang mana hal itu telah ditekankan/diperintahkan oleh Allah SWT melalui Al-Qur’an. Berpakaian rapi sopan dan muslim menunjukkan kita adalah sebagai umat Islam dan juga menunjukkan bahwa kita memiliki aturan dalam kehidupan ini. Dengan berpakain muslim dan rapi akan membawa kita kepada kebaikan yang tak lain adalah akhlak (yang kita miliki). Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
60
"Sesungguhnya aku menyempurnakan Akhlak".
(Muhammad)
diutus
(Allah)
untuk
Budaya busana muslim sudah menjadi darah daging di desa Kananga, karena selain di dorong dengan banyaknya para tokoh agama, juga adanya pondok pesantren Al-Ishlah yang telah mendorong masyarakat desa Kananga untuk wajib membudayakan (memakai) busana muslim, terkhusus bagi kaum wanita baik itu dewasa, remaja, dan anak-anak, kemanapun mereka berpergian mereka tak pernah lepas dengan jilbab yang dipakai dan memakai busana muslim, sudah sangat tentu untuk jarak yang sangat jauh sehingga hal itu telah menjadi kebiasaan dan rutinitas mereka, bahkan untuk hanya sekedar main khususnya anak-anak dini.11 Untuk Al-Ishlah Sendiri dapat dirasakan adanya suatu event perlombaan JAMDA (Jambore Daerah) se-propinsi Banten bertempat di pondok pesantren modern Darul Qori'in Rangkas Bitung Lebak Banten, selain pondok pesantren Al-Ishlah meraih juara 3 Al-Ishlah juga mendapatkan juara pavorit, menurut informasi yang ada bahwa pondok pesantren Al-Ishlah mendapatkan juara pavorit karna pakaian12 yang dipakai oleh santri-santri pondok pesantren A-Ishlah paling berbeda dengan pondok-pondok yang lain yang tak lain adalah memakai rok 11
Hasil wawancara pribadi dengan Kepala desa Kananga TB . Ade Silahudin, Pandeglang 07 Mei 2012 12 Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah madrasah aliyah Al-Ishlah ustad Rudi Sulhadi, M.M, Pandeglang, 22 Mei 2012
61
sendiri dan memakai kaos kaki, berpakaian sesuai tuntutan ajaran Islam, meskipun dalam keadaan darurat dan repot. Dan hal itu jugalah yang menjadi ciri khas dan pembeda pondok pesantren Al-Ishlah dengan pondok-pondok yang ada di kabupaten Pandeglang terlebih lagi di kecamatan Menes. 2. Program Belajar Non Formal Dalam program pendidikan, pondok pesantren Al-Ishlah memiliki program belajar formal dan non formal. Dalam mengembangkan dakwahnya, pondok pesantren telah berhasil menanamkan semangat tinggi kepada anak didik yang turut mengikuti program belajar non formal yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah, dimana program belajar non formal Al-Ishlah memiliki 12 lembaga, yaitu bulletin Refleksi, pendalaman kitab kuning Al-Ghuroba, diskusi berbahasa Inggris Enter, kursus kaligrafi Hyroglif, teater Sate Keris, paduan suara Evita, senandung nasyid al-Shohwah, seni baca al-Qur’an Haqiqi, forum orasi Lorenza, pecinta alam Adventure, bakat olah raga Slaughter dan keterampilan menjahit & tata boga Arkana. Keterampilan-keterampilan dari 12 lembaga yang ada dapat dilaksanakan pada hari libur sekolah yaitu hari Jum’at. Pada hari tersebut para santri dan anak didik masyarakat desa Kananga berlatih sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki, tentunya dibimbing oleh ahli-ahlinya (pengajar).
62
Penulis juga melihat hampir dari semua 12 lembaga tersebut anakanak didik masyarakat desa Kananga mengikuti program-program tersebut, namun yang paling banyak diminati dari anak didik masyarakat desa Kananga adalah mengikuti teater Sate Keris, paduan suara Evita, pecinta alam Adventure, dan keterampilan menjahit. Dari keberhasilan pada peminatan program tersebut, dapat dirasakan melalui keterampilan menjahit. Keberhasilan itu dapat terampil dalam menjahit sebuah kasur. Dengan melihat keberhasilan yang ada, mereka dikirim untuk mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di suatu daerah kabupaten Pandeglang. 3. Prestasi-Prestasi Yang Diraih Oleh Siswa/Santri Pondok Pesantren AlIshlah Dari hasil aktifitas pada pendidikan formal, siswa-siwa (santrisantri) pondok pesantren Al-Ishlah telah memiliki prestasi yang cukup membanggakan.Untuk tingkat SMPIT sendiri prestasi yang dapat dilihat dan dirasakan adalah ketika usia pendiriannya masih dini kurang lebih 2 bulan, SMPIT Al-Ishlah diundang oleh sekolah SMP di luar desa Kananga untuk mengikuti lomba pramuka yang di adakan se-kec.Menes yang mana di dalamnya terdapat berbagai macam perlombaan seperti hiking, LKBB, cerdas cermat, qori, dan lain-lain, dengan membanggakan SMPIT Al-Ishlah meraih juara UMUM, dengan melihat kemampuan siwsa-siswa SMPIT Al-Ishlah, SMPIT Al-Ishlah dipercaya untuk
63
mengikuti perlombaan-perlombaan baik itu tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten dan propinsi. Prestasi yang dimiliki oleh siswa-siswa aliyah Al-Ishlah tidak kalah membanggakan dari tingkat SMIPT. Hal itu dapat dijawab melalui adanya perlombaan Rohis dengan berbagai macam perlombaan yang mana perlombaan tersebut diadakan se-propinsi Banten, dan aliyah Al-Ishlah meraih juara umum se-propinsi Banten. Begitu juga dengan perlombaan fahmil Qur'an yang diadakan sekabupaten Pandeglang, perlombaan tersebut tidak hanya pada tingkat menegah atas (yang dari Diknas) saja tetapi dari berbagai pondok pesantren yang ada se-kabupaten Pandeglang yang saat itu pondok pesantren Al-Ishlah hanya meraih juara 3, sedangkan yang meraih juara Umum di raih oleh lembaga pendidikan lain, tetapi kejuaraan tesebut masih bergilir. Untuk menuju keberhasilan segalanya butuh proses, kesungguhan siswa-siswa aliyah Al-Ishlah untuk membawa nama baik lembaganya, siswa-siwa aliyah Al-Ishlah pada tahun berikutnya sampai tiga tahun berturut-turut, aliyah Al-Ishlah meraih juara umum se-kabupaten Pandeglang sehingga piala yang ada selamanya milik aliyah Al-Ishlah. Prsetasi yang diraih semakin meningkat, Aliyah Al-Ishlah telah di undang untuk mengikuti
perlombaan MTQ tingkat kecamatan pada
bidang yang sama yaitu Fahmil Qur'an. Dari berbagai sekolah tingkat menegah yang ada di kecamatan Menes Aliyah Al-Ishlah meraih juara
64
satu, sudah selayaknya bagi yang menjuarainya untuk terus mengikuti ke tahap berikutnya yaitu tingkat Kabupaten. Dan pada tingkat kabupaten juga Al-Ishlah meraih peringkat pertama sehingga Al-Ishlah di kirim ke propinsi untuk meneruskan perjalanannya. Prsetasi lainnya adalah aliyah Al-Ishlah di pilih untuk mengikuti jambore nasional yang diselenggarakan di Cibubur dan Jati nangor Sumedang dan yang menjadi kebanggannya adalah dari berbagai ribu pondok pesantren di kabupaten Pandeglang hanya lima pesantren yang dapat mengikutinya, salah satunya pondok pesantren Al-Ishlah. Dan prestasi yang dimiliki oleh aliyah Al-Ishlah tidak hanya itu saja namun yang cukup membanggakan seperti yang disebutkan di atas. Yang perlu di ketahui bahwa jika ada perlombaan ataupun sejenisnya Al-Ishlah tidak nepotisme atau otoriter karena siswa dari AlIshlah bukan saja dari luar pesantren namun dari masyarakat desa Kananga maka untuk itu Al-Ishlah bersikap adil yaitu mengadakan seleksi bagi santri Al-Ishlah maupun siswa masyarakat desa Kananga yang sekolah di Al-Ishlah. Dan sampai saat ini banyak dari siswa masyarakat desa Kananga yang masuk dalam seleksi tersebut bahkan terkadang menjadi panutan bagi santri-santri yang berasal dari luar masyarakat desa Kananga. Jadi penulis melihat dan menilai bahwa meskipun pondok pesantren Al-Ishlah memiliki jumlah murid/siswa yang minim, tapi itu bukanlah menjadi penghalang bagi mereka untuk berkarya dan meraih
65
prestasi, dengan kesungguhan dan usaha yang ada itu akan terwujud, dan dari gambaran di atas juga realitannya bahwa hal itu jugalah yang menjadikan orang tua anak didik masyarakat desa Kananga untuk semangat menyekolahkan anaknya di pondok pesantren Al-Ishlah sehingga sampai detik ini pondok pesantren Al-Ishlah masih dipercayai, di banggakan dan dijadikan panutan oleh masyarakat desa Kananga. Dan inilah pada dasarnya hakikat keberhasilan dakwah dalam sebuah pondok pesantren seperti halnya tujuan hidup yang seharusnya bukan saja menjalankan kewajiban-kewajiban yang sudah ditentukan, tetapi dakwah juga perlu dan wajib di lakukan baik oleh individu, kelompok ataupun sebuah lembaga pondok pesantren. C. Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di desa Kananga Peranan pondok pesantren dalam kehidupan masyarakat dapat dijelaskan dengan diterimanya nilai-nilai moral keagamaan yang dibawa pesantren. Pola pembinaan dan pendidikan yang dikembangkan pesantren secara mendasar diidealisasikan seiring dengan kebutuhan masyarakat.13 Dari peranan-peranannya apa yang telah dikembangkan oleh pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga dapat disimpulkan bahwa perananya yaitu pondok pesantren Al-Ishlah telah berpengaruh dalam memberikan semangat belajar kepada anak didik dengan sistem modern yaitu
13
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: BIGRAF Publishing, 2000), h. 36
66
membiasakan bahasa arab dan bahasa inggris dan cara berorganisasi disamping pengajaran kepesantrenan yang tidak dikurangi. Hal itu membawa pengaruh positif bagi anak didik yang ada disekitarnya. Semangat itu ditambah dengan berbagai aktifitas yang menunjang kepada pencerdasan anak didik. Tidak heran bila banyak santri yang datang dari berbagai daerah karena tertarik dengan sistem itu dengan tetap membina aqidah14 yang kuat serta membetengi anak didik dari pemikiran pengaruh yang negatif. Selain itu peranan yang paling penting adalah peningkatan peranan kyai sebagai pimpinan informal di pedesaan dalam mewujudkan kehidupan kemasyarakatan yang mencerminkan pola kultural masyarakat Indonesia. Sebagai figur central dalam lingkungan pesantren, kehadiran kyai telah ditempatkan oleh masyarakat sekitar pesantren pada posisi penting dan menentukan. Karena itu, bisa dibayangkan betapa efektifnya peranan yang dilakukan oleh para kyai dalam proses perkembangan masyarakat desa. Pondok Pesantren Al-Ishlah dengan perangkat dan institusi sosial dimiliki, telah menjadi sumber dan pusat informasi bagi lingkungan masyarakat pedesaan, dan Al-Ishlah juga berperan menolong masyarakat yang kurang mampu untuk belajar dan menyebarkan atmosfer religius dimana pun berada.
14
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondokpesantren Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang, 20 Mei 2012
67
Jadi
untuk
itu
peranan
podok
pesantren
Al-Ishlah
dalam
mengembangkan dakwah di desa Kananga amatlah tinggi sehingga untuk itu hasil perkembangan dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah untuk saat ini sudah cukup berhasil dan Al-Ishlah tidak pernah lelah dan berhenti untuk menjalankan dakwah dan meneruskan perjuangan Rasulullah SAW. D. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. faktor Pendukung a. Beberapa Tokoh Masyarakat desa Kananga Tokoh masyarakat merupakan hal yang urgen bagi disetiap jumlah desa. Di desa Kananga sendiri banyak sekali tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat desa Kananga sangat mendukung dan membantu dengan kemajuan pondok pesantren Al-Ishlah seperti dari beberapa mereka yang meluangkan tenaga dan waktunya untuk mengajarkan15 ilmu agama di pondok pesantren Al-Ishlah dan hakikatnya memang sudah kewajibannya sebagai umat nabi Muhammad SAW menyebarkan ilmu agama Allah ke seluruh umat khsususnya yang ada di desa Kananga. b. Program Kegiatan Pondok Pesantren Al-Ishlah Selain program kegiatan pengajian dan majlis ta’lim, pondok pesantren A-Ishlah memiliki program kegiatan lain yang cukup menarik perhatian para remaja dan anak didik masyarakat desa 15
Mei 2012
Hasil wawancara pribadi dengan sesepuh Kananga Maman Suparman, Pandeglang, 05
68
Kananga, adapun program kegiatan yang menjadi perhatian remaja masyarakat Kananga adalah:16 a.
PETASAN Petasan merupakan kepanjangan dari (Pekan Ta'aruf Santri). Program ini dilaksanakan pada ajaran tahun baru dimana para santri baru yang baru menjadi santri atau siswa kudu dan wajib memperkenalkan dirinya seperti nama, alamat, cita-cita, tujuan, kesan dan pesan yang disampaikan. Tujuan acara ini selain hanya untuk mengetahui identitas para santri, juga untuk melatih mental mereka dengan membiasakan diri untuk tampil berani, tidak malu berbicara depan umum, nerveous dan lain-lain.
b.
PAJAR Pajar singakatan dari Pekan Jelang Ramadhan.Acara ini dilaksanakan untuk menyambut bulan Ramadhan. Perlu diketahui bahwa acara ini merupakan salah satu acara pavorit santri AlIshlah dan juga para remaja desa Kananga. Karena acara ini merupakan acara Bagaimana tidak acara ini yang bernilai dakwah dan mendidik. Adapun dengan sistem acara ini di kompetisikan dengan berkelompok. Adapun perlombaan-perlombaan dalam PAJAR yaitu seperti lomba tahfidz, baca kitab kuning, pidato, syarhil Qur'an, mengetik sepuluh jari, tarik tambang, bola kaki,
16
Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah madrasah aliyah Al-ishlah ustad Rudi Sulhadi, M.M, Pandeglang 22 mei 2012
69
bola volley, fashion show, drama bahasa, masak, hiking, nasyid, lomba cepat memakai kerudung dan sarung, dan masih banyak lagi jenis perlombaan-perlombaan yang ada dalam PAJAR. c.
Kemah Akbar Kemah akbar biasanya di laksanakan pada acara PETASAN dan pelantikan pergantian pengurus pramuka. Kemah akbar untuk pada acara PETASAN sendiri tujuannya yang paling dasar yaitu untuk memberikan rasa kenyamanan dan kesenangan bagi para santri baru yang mana tempat kemah tersebut ditempatkan di tempat pariwisata seperti pantai dan gunung dan tentunya di isi dengan acara yang bernilai pendidikan dan dakwah, seperti di hari akhir perkemahan diadakannya tahajjud dan muhasabah bersama.
d.
Study Tour Study tour ini merupakan program yang hampir seluruh tiap
sekolah
ataupun
pesantren
yang ada
di
Indonesia
melaksanakannya. Dan kini study tour telah menjadi acara kegiatan tahunan di pondok pesantren Al-Ishlah Kananga. Beberapa tempat Study tour yang sudah dikunjungi oleh pondok pesantren
Al-Ishlah
yaitu
Monumen
Nasional
Jakarta,
Planetarium, Monas, Musem Geologi Bandung, Botani, Dufan, Ancol, puspitek, Kebun Binatang, kawah putih, dan lain sebagainya.
70
e.
SII SII kepanjangan dari Studi Islam intensif. SII ini dilaksanakan pada bulan Ramadhan, kegiatan SII ini hampir sedikit sama dengan kegiatan yang sering di lakukan oleh sekolah-sekolah yaitu "sanlat" (pesantren kilat). Kegiatankegiatan yang ada dalam SII biasanya di isi dengan materi layaknya belajar mengajar namun materi yang di sampaikan di SII lebih banyak belajar ilmu agama khususnya sekitar tentang Ramadhan, selain materi juga di isi dengan acara seminar, diskusi bareng, terkadang ada out bound dan games dalam kegiatan SII tersebut. SII tersebut tidak hanya dihadiri oleh santri-santri AlIshlah saja tetapi dihadiri oleh para remaja masyarakat desa Kananga bahkan remaja-remaja yang di luar Kananga.
f.
Buka Puasa Bersama Buka puasa bersama adalah kegiatan rutinitas pondok pesantren Al-Ishlah dengan masyarakat Kananga sehingga rasa sliaturahmi dan keharmonisan antara pondok pesantren dan masyarakat tetap terjalin dan terjaga.
g.
'ITIKAF 'Itikaf merupakan program yang wajib diikuti oleh santri pondok pesantren Al-Ishlah yang kelas enam atau kelas XII, di mana program ini dilaksanakan pada hari terkahir bulan Ramadhan yaitu 10 hari sebelum lebaran atau hari Raya 'Idul
71
Fitri. Dan tentunya 'itikaf ini juga banyak diikuti oleh remajaremaja desa Kananga. h.
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) Hampir seluruh umat Islam di Indonesia merayakan Peringatan Hari Besar Islam, begitu juga dengan pondok pesantren Al-Ishlah setiap tahunnya pondok pesantren Al-Ishlah merayakannya, baik itu merayakannya dengan seminar maupun dengan mengadakan perlombaan yang mendidik.
i.
Ihtifalan Ihtifalan merupakan istilah dari bahasa arab yang berasal dari fi’il madhi yaitu "
"17 yang berarti undangan bersifat
umum, kemudian dijadikan masdar yaitu
yang berarti
perayaan/pesta. Jadi yang dimaksud adalah perkumpulan orangorang dalam suatu pesta. Pesta berarti merayakan sehingga disebutlah perayaan. Di pondok pesantren Al-Ishlah sendiri ihtifalan merupakan program tahunan dimana ihtifalan di sini meluangkan kepada para santri dan remaja-remaja masyarakat Kananga untuk mengeksprsesikan bakatnya di depan umum, tentunya dengan yang mendidik meskipun kadang banyak humorhumor tetapi tetap pada masa batas yang syar'i. Ihtifalan ini
17
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), Cet. Ke-14, h. 281,
72
dilaksanakan di akhir semester atau kenaikan kelas yang di gabung dengan hari pelepasan kelas 6/XII. Pada acara ihtifalan tersebut Al-Ishlah telah berhasil untuk memikat masayarakat desa Kananga bahkan masyarakat luar desa Kananga, hal ini disebabkan kreatifitas dan bakat yang di berikan oleh santri-santri memiliki daya pikat masyarakat desa Kananga dan luar desa Kananga. kreatifitas-kreatiftas itu seperti: drama bahasa arab, kabaret, pidato bahasa, tari yang syar'i, kuis, dance ala santri, drama cabaret, puisi, nasyid, paduan suara Evita AlIshlah, dan lain sebagainya. j.
Etika Masyarakat Etika masyarakat sendiri merupakan program kegiatan yang berbeda dengan yang lainnya. Program ini adalah program awal perkenalan antara masyarakat Kananga18 dengan santri khususnya santri baru.Untuk lebih tepatnya acara ini dilaksanakan pada tahun ajaran baru dengan sistem seperti seminar dengan metode tanya jawab. Tujuan acara ini bermaksud selain perkenalan juga memberi informasi kepada santri (baru) tentang adat istiadat, kebiasaan dan keadaan di desa Kananga, dan yang lebih terpenting adalah program tersebut mengajarkan kepada para santri bagaimana hidup bersosialisasi dengan masyarakat
18
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandeglang, 20 Mei 2012
73
dalam bersikap, sopan santun, dan lain sebagianya begitu juga masyarakat sendiri/sebaliknya kepada para santri.
2. Faktor Penghambat Hambatan
dakwah
terjadi
karena
adanya
permasalahan-
permasalahan yang ditemukan di lapangan.Masalah sering juga disebut problem, yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu hal yang harus dipecahkan dan dihadapi.19 Suatu masalah muncul karena adanya suatu peristiwa atau kejadian. Begitu pula dalam pelaksanaan dakwah tidak terlepas dari permasalahan yang dapat menghambat tujuan yang hendak dicapai. Adapaun permasalah dakwah yang di lakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah yaitu: 1. Perbedaan Paham/Salah Paham20 Sedikit kurang bersatu dalam pemahan tentunya dalam pehamaan
agama.
Padahal
seharusnya
sudah
bersatu
untuk
menegakkan agama Allah SWT, namun dari sebagian masyarakat Kananga masih memikirkan kepentingan paham dirinya sendiri, seperti tidak peduli apakah paham yang mereka jalani sesuai dengan Al-Qur’a dan Hadis atau tidak. Selain itu juga masih ada dari sebagian masyarakat Kananga yang belum paham betul misi dan metode dakwah yang di lakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah. 2. Ekonomi 19
S.F. Habey, Kamus Populer, (Jakarta: Centra, 1993), h. 293 Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari, MA, Pandelang 20 mei 2012 20
74
Hambatan ekonomi ini yang paling bermasalah dan merupakan hambatan yang hampir sama di setiap lembaga-lembaga pendidikan. hambatan ekonomi ini juga terjadi di pondok pesantren Al-Ishlah selain dari kurangnya bantun dari pemerintah juga dari santri-santri pondok pesantren Al-Ishlah umumnya adalah orang-orang yang kurang mampu dalam ekonomi,21 hambatan lainnya yaitu banyak dari santri-santri sendiri yang lambat22 untuk membayar uang bulanan yang sudah ditentukan oleh pondok pesantren. Meskipun demikian, pondok pesantren Al-Ishlah terus bertahan untuk menegakkan dan mensyi'arkan agama Allah. 3. Keamanan Untuk keamanan sendiri sebenarnya sudah cukup aman, namun terkadang ada saja sebagian masyarakat yang mengganggu keberadaannya pondok pesantren Al-Ishlah khususnya mereka yang tidak senang dengan kehadiran pondok pesantren Al-Ishlah. Contohnya saja seperti santri Al-Ishlah sedang mengaji, belajar ataupun istirahat salah satu dari masyarakat Kananga bermain musik23 dengan suara yang keras, meskipun dari pihak Al-Ishlah sudah menegurnya secara halus namun tetap saja tidak ada perubahan.
21
Hasil wawancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah K.H Abdul Wahid Sahari MA, Pandeglang, 20 Mei 2012 22 Hasil wawancara pribadi dengan kepala sekolah madrasah Aliyah Al-Ishlah ustad Rudi Sulhadi, M.M, Pandeglang 22 Mei 2012 23 Hasil wawncara pribadi dengan sesepuh Kananga pak Maman Suparman, Pandeglang, 05 Mei 2012
75
Contoh lainnya ada saja yang ingin mengambil property milik Al-Ishlah bahkan barang-barang yang dimiliki oleh santriwan dan santriwati Al-Ishlah, dan hal ini juga meski sudah di amankan secara fisik dan dilaporkan kepada lurah tetap saja kejadian tersebut terulang kembali. 4. Warnet dan PS Semenjak adanya program jejaring sosial di internet yaitu facebook24 dan twitter, remaja-remaja masyarakat Kananga agak berkurang semangatnya dalam belajar. Hal itu terjadi adanya penduduk Kananga yang mendirikan warnet. Selain mereka membuka situs facebook dan twitter mereka juga kadang main games lewat online. Ada juga dari penduduk Kananga yang membuka warung PS. Warnet dan PS menjadikan para anak didik malas dan lalai untuk menjalankan kewajibannya sebagai anak didik (untuk sekolah). 5. Fasilitas Pondok Pesantren Al-Ishlah Sebenarnya fasilitas yang ada di pondok pesantren Al-Ishlah sudah lumayan cukup, namun kendala yang paling utama adalah keterbatasan lahan yang tersedia untuk perluasan sarana dan prasarana.
25
Peneliti juga melihat tempat tinggal asrama putra
berjauhan dengan rumah pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah sehingga untuk kontrol 24 jam masih sangat kurang meskipun di
24
Hasil wawancara pribadi dengan tokoh masyarakat Kananga pak Aceng Makbul, pandeglang 10 Mei 2012 25 Hasil wawaancara pribadi dengan pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah Kananga K.H Abdul Wahid Sahari MA, Pandeglang 20 Mei 2012
76
asrama putra sendiri banyak ustad-ustad yang tinggal di sana. Namun sampai saat ini pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah setiap hari selalu mengontrol ke asrama putra kecuali jika beliau sedang pergi. Fasilitas lainnya yaitu jika ada tour, perlombaan, atau keperluan lain Al-Ishlah masih menyewa khususnya tranportasi. Oleh karena itu pondok pesantren Al-Ishlah juga mengajak para dermawan untuk menyisihkan sumbangan untuk pembelian tanah sebagai wakaf dan lainya yang bermanfaat bagi semua dari para dermawan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat mengambil kesimpulan dari analisis peranan pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga adalah sebagai berikut: 1. Akifitas yang telah dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan pada sebuah lembaga pondok pesantren dan pengembangan di masyarakat desa Kananga yaitu dengan mendirikan majlis ta’lim dimana majlis ta’lim itu bukan saja berdiri di desa Kananga, tapi berkembang luas di beberapa daerah kabupaten Pandeglang Banten. Aktifitas lainnya adalah Al-Ishlah telah mendirikan pengajian untuk reamaja dan juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan berupa sosial. Dan yang terpenting bahwa pondok pesantren Al-Ishlah telah berperan dalam mencerdasakan moral, membentengi dari budaya asing dan menyebarkan atmosfer religious dimana pun berada. 2. Dalam mengembangkan dakwahnya pondok pesantren Al-Ishlah telah berhasil membudayakan busana muslim, dan budaya tersebut terus berjalan dan dapat dirasakan hasilnya sampai sekarang, dan Al-Ishlah juga berhasil menjadikan anak-anak didik masyarakat semangat dalam mengikuti program belajar non formal berupa keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat anak didik masyarakat desa Kananga. Keberhasilan lainnya bahwa Al-Ishlah telah berhasil menjadikan siswa-
77
78
siswa (santri-santri) nya mampu bersaing dengan lembaga pendidikan yang berada di luar daerah Kananga seperti meraih juara umum pada lomba fahmil Qur’an dan Rohis se-Propinsi Banten, serta juara-juara lainnya. 3. Adapun faktor yang memengaruhi dan mendukung peranan pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah di desa Kananga adalah adanya dukungan dari beberapa tokoh masyarakat/agama desa Kananga yang terkadang merelakan tenaganya utntuk mengajar pengajian di pondok pesantren Al-Ishlah dan juga adanya kegiatan-kegiatan yang sering dilaksanakan oleh pondok pesantren Al-Ishlah juga kegiatan yang merupakan perhatian masyarakat desa Kananga khususnya anak didik. Adapun faktor yang menghambat berjalannya dakwah pondok pesantren Al-Ishlah adalah sudah menjadi hukum alam dengan adanya lembaga pendidikan kurang adanya respon dan salah paham dengan maksud dan tujuan dari perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah. Faktor penghambat lainnya adalah masalah ekonomi yang mana selain dari bantuan pemerintah kurang juga banyak anak didik yang kurang mampu serta sebagian santri-santri pondok pesantren Al-Ishlah tidak disiplin dalam pembayaran bulanan meskipun sudah ditentukan. Keamanan juga merupakan penghambatnya karna seringnya terjadi pencurian di pondok pesantren Al-Ishlah yang pelakunya dari masyarakat desa Kananga, di tambah lagi dengan adanya warnet dan ps anak didik kurang semangat dalam belajar, serta fasilitas pesantren yang masih minin
79
sehingga itu juga merupakan bagian dari hambatan pondok pesantren AlIshlah untuk mengembangka dakwahnya di desa Kananga. B. Saran-Saran Setelah penulis dapat menyimpulkan dari hasil penelitian yang penulis teliti, perlu kiranya ada saran-saran untuk penelitian ini, adapaun saran-saran itu adalah: 1. Untuk pondok pesantren Al-Ishlah hendaknya bertahan dan jangan pernah berhenti dalam melaksanakan kegiatan dakwah yang wajib di laksanakan dan dikembangkan baik itu di desa Kananga maupun di luar desa Kananga. 2. Semoga dengan keberhasilan yang sudah ada, pondok pesantren Al-Ishlah tidak akan pernah puas dan sebaiknya dapat lebih berkembang dan berhasil dari yang sudah ada (dijalankan) sehingga pondok pesantren Al-Ishlah merupakan pondok pesantren yang benar-benar sebagai lembaga dakwah yang diharapkan oleh Allah SWT dan semua lapisan masyarakat desa Kananga juga masyarakat luar desa Kananga. 3. Untuk pondok pesantren Al-Ishlah sebaiknya melahirkan kegiatankegiatan yang lebih menarik perhatian masyarakat desa Kananga tentunya yang lebih mendidik. 4. Untuk pondok pesantren Al-Ishlah hendaknya lebih di jaga kembali keamanannya dan bisa menjelaskan kembali maksud dan tujuan dari misi dakwah pondok pesantren Al-Ishlah kepada masyarakat desa Kananga agar tidak terjadi salah paham.
80
5. Untuk kepala desa Kananga sebaiknya lebih perhatian dan lebih mengontrol warga masyarakat desa Kananga, terlebih dalam hal keamanan, sehingga desa Kananga aman dari semua yang tidak diinginkan khususnya dalam masalah pencurian. 6. Untuk masyarakat desa Kananga hendaknya lebih merespon dengan perkembangan dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah, juga hendaknya lebih membantu dalam memajukan perkembangan dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah.
.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an al-Karim, Departemen Agama RI AL-Qur'an Tajwid dan Terjemahnya, Jakarta: Syaamil Cipta Media, 2006 Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: PT RINERKA CIPTA, 2002 Alawiyah, Tuty, Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Ta'lim, Bandung: Mizan, 1997 Arbi,Armawati Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003 Ardani, Moh, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, Mitra Cahaya Utama, tk, 2006 Arifin, M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Askara, 1993 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008 Derajat, Zakiah, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1957 Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001 Gunarsa, Singgih D. dan Gunarsa, Yulia S'mggih D., Psikologi dan Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta; PT. BPK Gunung Mulia, tt Habey, S.F., Kamus Populer, Jakarta: Centra, 1993 Habib, Syafa'at, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Widjaya, 1982 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996 Kriyantoro, Rachmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009 Mahmud, Model-Model Pembelajaran di Pesantren, Tangerang: Nusantara, 2006
Media
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994 Moleong, Lexy J, Metode Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
81
82
Munawir, Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1997 __________________, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997 Munir, Muhammad. dan lllahi, Wahyu, KENCANA, 2009
Manajemen Dakwah, Jakarta:
Musyarofah, Umi, Dakwah K.H Hamam Dja'far dan Pondok Pesantren Pabelan, Jakarta: UIN Press dan CeQDA, 2009 Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005 Natsir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 Nasution, Thamrin, Pendidik Remaja dalam Keluarga, Jakarta: Ruhama, 1994 Pondok Pesantren Al-Ishlah, Buku Pekan Ta’aruf Santri Pesantren Al-Ishlah, Kananga, tt Purwoko, Herudjati, Wacana Komunikasi: Etiket dan Norma Wong Cilik Abangan di jawa, Indonesia: PT Macanan Nan Jaya Cemerlang, 2008 Pustaka, 1999 Qomar,
Mujamil, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Demokratisasi Institusi, Jakarta: ERLANGGA, 2005
Menuju
Salim, Peter dan Salim, Yenni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 2002 Salman, Ismah, Strategi Dakwah di Era Millennium Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2004 Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011 Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 Shaleh, Rosyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986 Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1998
83
Suharto, Rudhy, dkk, Pemberdayaan Pesantren (Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah kebudayaan), Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005 Suparta, Mundzier dan Haedari, Amin, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2004 Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983 Tuanaya, A. Malik M. Thaha, dkk, Modernisasi Pesantren, Jakarta, Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2007 W.S. Mason, N. Gross, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis, dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada 1995 Yasin, A. Fatah, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press,2008 Yasmadi, Mondernisasi Pesantren, (Kritikan Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan Isam Tradsional), Jakarta: Ciputat press, 2002 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: BIGRAF Publishing, 2000 Ziemek, Manfred, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1986
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SURAT KETERANGAN No : 79 /Ds/SK/III/2012 Bismillahirohmanirrohim Saya Kepala Desa Kananga Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, dengan ini menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa :
Nama
: Nia Najiah
Nim
: 108051000138
Jurusan
: Komunikasi Penyiaran Islam
Adalah salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah melakukan observasi dan wawancara di Desa Kananga pada tanggal 17 maret 2012 sampai dengan tanggal 05 Juli 2012 dalam rangka persyaratan penyusunan skripsi dengan judul "Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di Desa Kananga" Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, dan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pandeglang, 07 Agustus 2012 Kepala Desa Kananga
OK
L -I
PESAN SH LA
H
TR
N
PO
A
N
معهــــــ اإلصـــــــالح اإلســــــــالمى
TE
N N
كانانغا منيس فانديغالنغ بانتن اندونيسيا
N
A
Kode Pos 42262 Tlp. / Fax.( 0253 ) 501286
D
KA
KANANG MENES PANDEGLANG BANTEN INDONESIA
N
E
PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH
G
B A M ENES
A
501286 )0253( الهاتف42262 العنىان البريدي
SURAT KETERANGAN Bismillahirohmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, Pengurus Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga menerangkan bahwa:
Nama
: NiaNajiah
Nim
:108051000138
Jurusan
: Komunikasi Penyiaran Islam
Adalah salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah melakukan observasi dan wawancara di Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga pada tanggal 17 maret 2012 sampai dengan tanggal 05 Juli 2012 dalam rangka persyaratan penyusunan skripsi dengan judul "Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di Desa Kananga" Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, dan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. PANDEGLANG, 05 Agustus 2012
PondokPesantren Al-Ishlah Kananga Menes PandeglangBanten
Pengurus santriwan dan santriwati Al-Ishlah berfoto dengan prestasi yang di raih
Santriwati Al-Ishlah sedang berpoto di Monas bersama pimpinan pondok pesantren AlIshlah dalam acara rutinitas pesantren “STUDY TOUR”
Pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah sedang memberi kultum sambil menunggu adzan magrib di acara buka puasa bersama antara santri dan remaja masyarakat desa Kananga
Masyarakat desa Kananga sedang menikmati buka puasa bersama yang di adakan rutintas tiap tahun oleh pondok pesantren Al-Ishlah
Hasil WAWANCARA 1 Nama: K.H.Abdul Wahid Sahari, MA Jabatan: Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Kananga Tempat: Rumah K.H.Abdul Wahid Sahari, MA Waktu: Pukul 09:00 WIB Tanggal: 20 Mei 2012
1. Sejak kapan pak kyai menjabat sebagai mudir pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Al-hamdulillah dari sejak awal Al-Ishlah berdiri sampai sekarang. 2. Kapan pondok pesantren Al-Ishlah beridiri? Jawab: Tanggal 09 July 1989 di Kananga, jadi Al-Ishlah sampai saat ini sudah berdiri 23 tahun 3. Mengapa pondok ini dinamakan “Al-Ishlah? Jawab: karena makna Al-Ishlah itu adalah perbaikan, ingin memperbaiki keadaan di lingkungannya. 4. Bisa sedikit diceritakan bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Sesuai dengan nama Al-Ishlah sendiri yaitu perbaikan atau reformasi atau pembangunan
atau
memperbaiki
lingkungan
maka
Al-Ishlah
berusaha
untuk
memperbaiki lingkungan dengan nilai-nilai Islami. Berangkat dari perbaikan aqidah prilaku dan kehidupan masyarakat. Alhamdulillah untuk mewujudkan usaha tersebut telah dilakukan mendirikan TK, SMPIT dan Aliyah disamping mengadakan majlis ta’lim mingguan dan bulanan yang dikunjungi dari beberapa berbagai kecamatan. 5. Kalau boleh tahu, di Al-Ishlah sendiri pendidikannya tingkat apa aja? Jawab: Untuk tingkat pendidikan Al-Ishlah terdiri dari TK, SMPIT, dan Aliyah 6. Apakah dari masing-masing tingkatan berdiri secara bersama? Jawab: Tentu tidak, awalnya Al-Ishlah berdiri hanya mendirikan untuk tingkat Aliyah yaitu pada tahun 1999, sedangkan untuk tingkat MTs/SMPIT berdiri pada tahun 2008
karena ketika itu kami belum memilki lahan untuk mendirikan tingkat Mts dan untuk tingkat TK sendiri berdiri tahun 2002. 7. Apakah ketika SMPIT Al-Ishlah berdiri sudah banyak siswanya? Jawab: Segala sesuatu yang kita inginkan tidak langsung sesuai dengan harapan, semua itu perlu proses dan usaha yang maksimal. Kami masih memiliki siswa yang minim,namun kami tidak patah semangat, dan Al-hamdulillah dengan berjalannya waktu rezeki itu mengalir sendiri, dan kami memiliki jumlah murid yang lebih banyak dari pada di awal tahun pendirian. 8. Untuk saat ini berapa jumlah siswa Aliyah, SMPIT dan TK? Jawab: Untuk saat ini jumlah Aliyah 93, SMPIT 80, dan TK 30 siswa. 9. Apakah siswa semuanya murni santri Al-Ishlah? Jawab: Tentu tidak, itu gabungan dari santri Al-Ishlah dan masyarakat Kananga, tapi untuk TK siswanya dari masyarakat Kananga. 10. Prestasi apa yang sudah di raih oleh siswa-siswa pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Prsetasi yang sudah di raih oleh aliyah Al-Ishlah al-hamdulillah cukup membanggakan, ketika itu kami di undang lomba Rohis se-propinsi Banten dan kami merih juara Umum., selain itu juga kami di undang lomba fahmil Qur’an sekecematan Menes, dengan usaha dan do’a kami meraih juara 1, setelah itu kami di undang lomba yang sama tapi untuk tingkat kabupaten, waktu itu kami meraih juara 3, namu di tahun berikutnya kami meraih juara 1 sampai tiga kali berturut-turut yang pada akhirnya piala tersebut miliki kami selamanya. Pernah juga ketika ada acara MTQ kami dipilih untuk mengikuti MTQ tersebut pada cabang fahmil Qur’an. Kerika itu kami juga juara 1, dan tentunya yang juara 1 pastinya dilombakan kembali di tingkat kabupaten, dengan bangganya lagi kami meraih juara 1, dan ketika itu kami berada di tingkat propinsi, tapi di tingkat propinsi kami tidak beruntung seperti di ketika di kecamatan dan di kabupaten, karna kebanyakan yang mengikuti tidak sesuai aturan yaitu usia dari peserta lain melebihi usia di bawah 18 tahun, padahal aturannya 18 tahun kebawah. Dan saya sangat bersyukur sekali dan bangga atas prestasi yang diraih oleh anak-anak kami karna sebenanya di Banten ini banyak sekali pondok pesantren dan sekolah, tapi AlIshlah dapat bersaing dengan baik dengan sekolah-sekolah dan pondok-pondok yang
besar dan yang sudah punya nama. Apalagi ketika Al-Ishlah di undang untuk mengikuti jambore Nasional yang di adakan di Cibubur dan Jati Nangor Sumedang itu kami sangat bangga karna dari banyak pondok pesantren yang ada di kabupaten Pandeglang hanya 5 pondok pesantren yang di undang salah satunya Al-Ishlah ini dan prestasi yang lainnya juga banyak namun yang paling membanggakan seperti yang dijelaskan tadi. 11. Apakah ketika ada undangan lomba-lomba yang dikirim khusus santri Al-Ishlah saja? Jawab: Tentunya tidak, itu namanya tidak adil, kami tentunya menyeleksi terlebih dahulu dari siswa-siswa yang berprestasi baik dari santi-santri Al-Ishlah juga dari masyarakat Kananga, dan Al-hamdulillah sampai saat ini masyarakat Kananga selalu saja ada yang mewaikilinya. 12. Apakah letak sekolah TK, SMPIT dan Aliyah berjauhan? Jawab: Untuk letak TK letaknya lebih dekat dengan asrama putri dan rumah saya, sedangakan letak SMPIT dan aliyah berdekatan yang di apit dengan Masjid 13. Belajar mengajar jam pelajaran dari tiap-tiap tingkatan dimulai jam berapa sampai jam berapa? Jawab: Untuk TK di mulai pukul 07:30 sampai pukul 10:30 WIB, sedangakan untuk tingkat SMPIT dan aliyah mulai pukul 07:00 WIB sampai pukul 13:30 WIB. 14. Dalam pelaksanaannya program apa yang berikan di TK Al-Ishlah? Jawab: Program pelaksanaannya sendiri sama saja layaknya taman kanak-kanak yang kita tahu yaitu seperti mengenal huruf dan angka, baca tulis iqra, hafalan surat-surat pendek, hafalan bacaan shalat dan do'a harian, mengenal kisah nabi-nabi dan sahabat dengan sistem yang tidak formal yaitu dengan bernyanyi, bermain, bercerita dana lain-lain. dan di TK Al-Ishlah ini kami tidak memungut biaya sedikitpun pun. 15. Bisa di ceritakan letak georafis pondok pesantren Al-Ishlah ini? Jawab: Berbicara mengenai letak geografis Al-Ishlah berada di desa Kananga kec. Menes, Kab.Pandeglang Banten dan letaknya sendiri tentunya sangat strategis sekali, karna pondok pesanten Al-Ishlah ini di kelilingi dengan banyak sungai dan sawah-sawah yang masih asri dan sejuk. 16. Kalau boleh tahu sungai apa aja ya? Apakah dari tiap- tiap sungai memiliki namanamanya?
Jawab: Yaa...sungai-sungai tersebut memiliki namaya sendiri ada sungai cikonjong, cipertemuan, cibinbin, citeko, cibadak, cimenteng cilabanbulan dan lain-lain. Alhamdulillah santri-santri pada betah apalagi bagi santri-santri yang datang dari kota mereka merasa senang karna mungkin mereka jarang melihat banyak sungai yang jernih dan deras, terkadang meskipun di asram airnya mengalir, tapi mereka tetap saja seringnya ke sungai, mungkin selain praktis juga tidak harus antri. Dan di desa Kananga ini juga ada sebuah batu yang besar sekali namanya batu burut, batu burut itu sering dikunjungi oleh santri-santri Al-Ishlah dan masyarakat desa Kananga juga. Santri-santri Al-Ishlah biasanya mengunjunngi batu burut di sore hari setelah seharian belajar katanya refreshing, bahkan mereka membawa buku ke batu burut untuk belajar bersama. 17. Fasilitas apa saja yang ada di Al-Ishlah? Jawab: Untuk fasilitas di Al-Ishlah sendiri alhamdulillah kami memiliki lab computer, lab bahasa, mesin jait, lapangan olah raga, pos kestren, kantin, Masjid, dan perpustakaan. 18. Apa peranan pondok pesantren Al-Ishlah kepada masyarakat desa Kananga? Peranannya sendiri adalah memberikan semangat belajar kepada anak didik dengan sistem modern yaitu membiasakan bahasa arab dan bahasa inggris dan cara berorganisasi disamping pengajaran kepesantrenan yang tidak dikurangi. Hal itu membawa pengaruh positif bagi anak didik yang ada disekitarnya. Semangat itu ditambah dengan berbagai aktifitas yang menunjang kepada pencerdasan anak didik. Tidak heran bila banyak santri yang datang dari berbagai daerah karena tertarik dengan sistem itu dengan tetap membina aqidah yang kuat. Serta membetengi anak didik dari pemikiran pengaruh yang negatif. 19. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Aktifitas dakwah yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah adalah tentunya sebagai pondok pesantren Aktifitanya adalah mendirikan lembaga atau sekolah tingkat TK, SMP, Aliyah, majlis ta’lim dan mengadakan
program-program sosial seperti
santunan anak yaitm,penyembelihan hewan qurban, penampungan air dan jamset untuk masjid As-sholihin Kananga agar ketika mati lampu tiba suara adzan tetap ada, serta program-program yang sudah ada dipondok Al-Ishlah.
20. Bagaimana cara mengatur waktunya ketika pengajian berlangsung baik untuk ibu-ibu dan bapak-bapak juga anak remaja, serrta majlis ta’lim mana saja yang selain di luar Kananga? Jawab: Dalam mengatur waktunya, pertama untuk di Kananga tiap hari jum’at dan itu khusus untuk ibu-ibu,sedangkan untuk bapak-bapak tiap malam jum’at dan hari Minggu di akhir bulan. Pada hari Minggu yang menghadiri bukan saja dari masyarakat Kananga tetapi dari banyak daerah khususnya yang ada di kabupaten Pandeglang saja seperti Menes, Jiput, Kadu Tanggai, Panggarangan, Dahu, Cigeulis, Cikeusik, Panimbang Mandalawangi, Sodong, Labuan dan lain-lain. 21. Lalu siapa yang menjadi penceramah/pembicara dalam pengajian tersebut? Jawab:yang menjadi pembicaranya kebanyakan dari kami karna ini program ini, tapi ada juga dari orang lain. 22. Apakah ada program khusus antara pondok pesantren Al-Ishlah dengan desa Kananga? Jawab: Untuk program seperti itu sebenaranya untuk saat ini belum ada tapi kami di sini sebagai lembaga dakwah dan pendidikan memberikan dan mengajak program yang mendidik untuk masyarakat desa Kananga seperti yang saya katakan di awal yaitu pengajian, mendirikan sekolah dan lain-lain. Namun untuk kali ini yang lebih tepat menjawab pertanyaan saudari yang ini yaitu bahwa ada dalam program kalender tahunan Al-Ishlah untuk masyarakat yaitu "etika masyarakat". Program tersebut di laksanakan pada tahun ajaran baru. Di laksanakannya pada ajaran baru agar santri baru yang mengawali di desa Kananga dapat mengetahui kondisi desa Kananga. Dan dalam program tersebut kami mengundang tutornya dari tokoh masyarakat Kananga. 23. Apa ciri khas pondok pesantren Al-Ishlah? Jawaban: Ciri khas pondok pesantren Al-Ishlah adalah dalam hal pakaian. Meskipun pondok Al-Ishlah bersistem modern namun pakaian yang diwajibkan oleh pondok pesantren Al-Ishlah adalah menutup aurat khususnya bagi santriwati wajib memakai rok dan kaos kaki, meskipun sedang paskibra, gerak jalan dan olahraga santriwati wajib pake rok dan kaoskaki. Memakai kerudung terusan hanya untuk mengambil makan dan jemuran. Tempat Untuk makan dan menjemur pakaian berpisah dengan asrama tapi tidak jauh maka boleh memakai kerudung terusan tapi wajib memakai kaoskaki, sedangkan melewati batas pondok pesantren wajib memakai kerudung jilbab yang tebal
bukan tipis seperti kerudung-kerudung jaman sekarang ini. dan Alhamdulillah ketika pondok pesantren Al-Ishlah diundang lomba selain mendapat juara umum kami juga mendapat juara favorit, dan favorit tersebut dilihat dari pakaian yang kami kenakan memakai rok dan kaos kaki. Pada waktu itu kamilah satu-satunya pondok pesantren yang memakai rok dari sekian puluhan pondok pesantren dengan segudang perlombaan. Dan ini juga menjadi ciri dasar dakwah pondok pesantren Al-Ishlah. 24. Apakah perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah sudah mencapai 100%? Jawab: Perkembangannya cukup menggembirakan, karena masyarakat sebagian besar telah mengikuti pemahaman keagamaan yang dikembangkan oleh pondok. Yaitu mengikuti sunah rasul dan sunah para sahabatnya. Selama 23 tahun ini apa hasil dari perkembangan dakwah yang sudah dicapai oleh pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Al-hamdulillah pondok pesantren Al-Ishlah telah memiliki cabang kurang lebih 80 cabang, baik itu madrasah, Sanawiyah, Aliyah, SMK, maupun semi yayasan yang tersebar di kabupaten pandeglang dan lebak. Tersebarnya cabang Al-Ishlah ini bekerja sama dengan Y-JIMS (Yayasan Jakarta Internasional Moslem Society). Dakwah ini bermula seorang muallaf bernama Pak Lukman Hakim Landy berasal dari Australia ingin berdakwah di daerah Banten. Keinginannya tersebut(dilakukannya) melalui kepada atase agama. Pada saat itulah atase agama memperkenalkan kepada pimpinan pondok pesantren Al-Ishlah, kebetulan salah satu dari atase agama itu teman saya. Sehingga keinginanya terwujud dan terjadilah kerja sama tersebut dengan pondok pesantren Al-Ishlah yang mengelola di daearah Kananga. Dakwah itu di mulai dengan mendirikan madrasah-madrasah di daerah pedalaman/terpencil di kabupaten Pandeglang dan lebak. Yang dimaksud dengan mendirikan yaitu tidak berarti membangun fisik secara madrasah tapi menyelenggarakan kegiatan tersebut di madrasah yang sudah hampir tidak terawat, dan di SD-SD yang berada di tempat-tempat tersebut. Dengan guru-gurunya diambil dari yangmampu di daerah itu untuk mengajar anak-anak di madrasah. Agar lebih lancar dakwahnya pak Lukman mendirikan yaysan disebut dengan Y-JIMS, seperti yang tadi disebutkaan ditas, sehingga kerja sama itu tidak hanya pribadi pak Lukman tetapi antara Y-JIMS dan Al- lshlah. Untuk meningkatkan kinerjanya usaha dakwah ini mengangkat para tenaga pengajarnya di daerah tersebut, yang diberi
perangsang honor dengan seadanya/alakadarnya bagi guru-guru yang mengajar di madrasah tersebut, untuk biaya siswa/muriddibebaskan dari uang spp bulanan/bebas biaya. Al-hamdulillah dengan bekerja sama yang baik antara pak Lukman dkk dan pimpinan Al-Ishlah dan dibantu dengan beberapa tenaga dari beberapa kecamatan juga Alhamdulillah madarasah-madrasah itu berdiri, dan kegiatan KBM pun berjalan dengan baik. Dan Alhamdulillah juga setiap bulan diadakan pertemuan dan evaluasi terhadap perjalanan kinerja dari para pengurus dan penanngung jawab di daerah.
Kegiatan
dakwah ini tidak terbatas pada pendirian madrasah saja tetapi juga bakti sosial seperti bantuan kesehatan gratis, hewan qurban, buka bersama dan lan-lain. Usaha ini terus meningkat dengan membentuk para penanngung jawab di daerah-daerah tertentu untuk koordinasi dan mengawasi kegiatan madrasah dan lain-lain. Walaupun sudah beberapa tahun bantuan dari Y-JIMS terbatas sekali namun Al-hamdulillah dalam beberapa tahun ini/belakang ini pemerintah daerah memberikan bantuan kepada madrsah-madrasah tersebut baik fungsioal kepada guru-gurunya maupun BOSS kepada sebagian guru dan siswa. 25. Untuk lulusan-lulusan Al-Ishlah sendiri apakah ada yang meneruskan ke luar? Rata-rata dunia kerja mereka apa saja? Jawab: Al-hamdulillah lulusan Al-Ishlah mereka melanjutkan ke perguruan tinggi baik dalam negeri maupun laur negeri, untuk luar negeri juga ada diantaranya Madinah, mesir, Libya dan lain-lain. Dan Al-hamdulillahnya lagi lulusan Al-Ishlah jika dkampusnya sudah tidak diragukan lagi dalam dunia organisasi karena di Al-Ishlah sendiri di ajarkan organisasi yang baik. Banyak lulusan Al-Ishlah yang menjadi leader di kampusnya, bahkan saya juga sering mendengar katanya bahwa lulusan Al-Ishlah bagusbagus baik dalam akademisnya, maupun praktiknya juga dalam ilmu pengetahuan agamanya, kalau tidak salah itu terdapat di salah satu kampus yang berada di Banten, memang banyak juga alumni Al-Ishlah yang kuliah dikampus tersebut. Kemudian dalam dunia kerja Al-Hamdulillah ada yang menjadi ustadz, guru, dan anggota dewan bahkan banyak diantara lulusan Al-Ishlah yang sedang proses kuliah sambil mencari kerja, baik itu bisnis, mengajar dan privat. Selain itu juga banyak lulusan yang ekonominya kurang untuk menlanjutkan ke perguruan tinggi, mereka kami tawarkan untuk mengajar di cabang Al-Ishlah tentunya di daerah pandeglang dan Banten dengan waktu satu tahun.
Dan Al-hamdulillah respon pengelola di tempat pengabdian yang kami pilih mereka merespon, mendukug dan menerima dengan lapang dada. Jadi sampai saya sangat bersyukur sekali tentunya kepada Allah SWT atas usaha dan do’a juga atas kerja sama semua pihak Al-Ishlah yang selalu setia danbekerja keras untuk berpartisipasi memajukan perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah ini. 26. Bagaimana respon masyarakat desa Kananga terhadap perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Respon masyarakat adalah cukup bagus dan responsif terbukti dengan banyak yang belajar di Al-Ishlah dan banyak pengunjug pengajian yang diadakan di masjid dimana pondok Al-Ishlah berada. 27. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghamabat dalam mengembangakan dakwah d desa Kananga? Jawab: Faktor pendukungnya adalah karena 1. sebelumnya sudah ada rintisan pemahaman keagamaan yang dikembangakna oleh Al-Ishlah. 2. Beberapa tokoh dan dermawan ikut dan telah mendukung keberadaan pon pes Al-Ishlah. Penghambatnya adalah 1. Masih banyak yang salah paham tentang misi dan metode yang dikembangkan oleh Al-Ishlah. 2. Para pesrta didik (santri) pada umumnya adalah orang-orang yang kurang mampu dalam ekonomi. 3. Belum ada bangunan/ fasilitas yang bisa menampung para santri dengan denah yang banyak.
HASIL WAWANCARA 2 Nama: Rudi Sulhadi, M.M Jabatan: Kepala Madrasah Aliyah Al-Ishlah Tempat: Rumah ustad Rudi Sulhadi Waktu: Pukul 16:00 WIB Tanggal: 22 Mei 2012
1. Sudah berapa lama ustad menjadi guru dan mengabdi di pondok pesantren al-Ishlah? Jawab: Al-hamdulillah sudah 15 tahun saya mengabdi di pondok pesantren Al-Ishlah 2. Untuk menjabat sebagai kepala MAsendiri,berapa lama? Kurang lebih 5 tahun 3. Apa yang menjadikan ustad ingin mengabdi di pon pes Al-Ishlah? Jawab: Karna banyak peluang untuk kami dalam berdakwah terutama dalam mengembangkan bidang pendidikan dengan sistem salafi, tarbawi, dan asri. 4. Rata-rata tingkat pendidikan ustad/stadzah disini apa? Jawab: Tingkat pendidikan di Al-Ishlah rata-rata S1, dan ada juga yang S2 5. Adakah yang lulusan dari luar negeri? Jawab: Ya, ada dari Madinah, Mesir dan Libya 6. Mengapa pon-pes ini dinamkan Al-Ishlah? Jawab: Pondok Pesantren dinamakan Al-Ishlah terinspirasi dari arti Al-Ishlah yaitu PERBAIKAN. Merperbaiki akhlak dan kepribadian saudara-saudara kita yang supaya menjadi pribadi yang Sholih, Alim, Nafi’ dan sukses di dunia dan di akhirat. 7. Kurikulum dan keilmuan apa aja yang diterapkan/digunakan oleh pondok pesantren Al-Ishlah?
Jawab: Kurikulum yang Kami gunakan diantaranya sesuai dengan kurikulum pemerintah(Depag) juga kurikulum pondok pesantren yang kami buat sesuai dengan system pendidikan kami yaitu salafi,tarbawi dan ‘asyry.
8.
Bisa disebutkan materi atau pelajaran apa yang dikaji di pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Untuk tingkat SMPIT diantaranya: Matematika, B. Indonesia, B. Arab, B. Inggris, IPS,IPA, Kesenian, PPKNFiqih, Aqidah Akhlak, Qu’an Hadis, Akhlak Lilbanin, Imla’, Khat, Durusullughah, Nahwu, Shorof, Nurul Yaqin, Mahfudzot, Tahfidz Qur’an dan lain-lain, sedangkan untuk tingkat Aliyah adalah: Umum: B. Indonesia, Sosiologi, Anoppologi, Matematika, Akuntansi, Sejarah, B. Inggris, B. Arab, PPKN, SKI, Aqidah Akhlak, Fiqih, Grammer, Nahwu, Sharaf, Balaghah, Bahasa Arab, Tamrinat, Muthola’ah, Tauhid, Insya, Tikom, Arab Kamil, Khot, Mahfudzot, Imla, Kimia, Fisika, Biologi, Ushul Fiqh, Tafsir Jalalain, Qura’an hadis, Hadis Arba’in, Tahfid Qur’an dan lain-lain.
9. Apa peran Al-Ishlah kepada masyarakat kananga? Jawab: Peran Al-Ishlah kepada Kananga Alhamdulillah peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwah sangat positif terutama dalam syiar agama Islam masyarakat sekitar Pondok Pesantren, seperti: 1. Pengajian Ibu-Ibu desa Kananga 2. Pengajian Bapak-bapak desa Kananga 3. Pemberdayaan masyarakat melalui usaha perkebunan 4. Pemberdayaan masyarakat sekitar melalui usaha perikanan 5. program kegiatan yang ada di Al-Ishlah 10. Aktifitas apa saja atau program apa saja yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah kepada masyarakat dalam mengembangkan dakwanya? Jawab: Aktifitasnya menurut saya hampir sama denga peranannya yaitu: 1. Pengajian mingguan Ibu-Ibu setiap hari Jum’at 2. Pengajian mingguan Bapak-bapak setiah hari kamis 3. Pengajian umum sebulan sekali setiap hari ahad di minggu terakhir 4. Pembinaan kerohanian masyarakat sekitar dalam pengajian-pengajian peringatan hari besar islam (Maulud Nabi, Isra’ mi’raj Dll)
5. Penyembelihan hewan qurban untuk masyarakat sekitar 6. Pengadaan buka puasa bersama dengan masyarakat sekitar selama bulan ramadhan 7. Pengajian setiap sore hari buat anak-anak masyarakat sekitar Al-Ishlah 8. Pembagian sedekah, zakat mal, zakat fitrah untuk fakir miskin dan anak-anak yatim masyarakat sekitar 11. Bagaimana respon masyarakat terhadap dakwah yang dikembangkan oleh pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Alhamdulillah respon masyarakat cukup respon dengan dakwah yang kami kembangkan meskipun ada beberapa orang dari masyarakat yang belum setuju dengan cara kami, dan hal ini pasti akan terjadi karna sudah hukum alam. 12. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya di desa Kananga ini? Jawaban: Untuk faktor Penghambat yaitu Ekonomi, ekonomi salah satu penghambatnya, ini bisa kami rasakan dari santri-santri sendiri yang lambat untuk membayar uang bualanan yang sudah ditentukan oleh pondok pesantren. Sedangkan untuk pendukung sendiri yaitu bahwa lingkungan desa Kananga sangat asri dan alami sehingga suasana Pesantren jadi sejuk, indah dan nyaman untuk mencari ilmu dan Pembentukan kepribadian mulia darn program-program yang kami miliki tentunya menarikperhatian masyarakat khsusnya anak didik. 13. Kalau boleh tahu acara apa aja yan menarik itu? Jawaban: Ya..acara itu seperti: Pajar (pecan jelang ramadhan) program ini kami laksanakan sebelum ramadhan, menyambut ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang mendidik dengan sistem dikompetisikan. Seperti lomba pidato, baca kitab kuning, nasyid, syarhil Qur’an, tahfidz, dan lain-lain. Kemudian acara petasan (pekan ta’aruf santri). Acara ini untuk menyambut santri baru dan santri baru memperkenalkan diri di depan umum, di sini juga bukan saja yang memperkenalkan dirinya santri dari luar saja tapi dari anak didik masyarakat Kananga yang sekolah di pondok pesantrren AlIshlah. Ada juga kegiatan kemah akbar yang kami lakukan dalam satu tahun 2 kali pada waktu petasan dan pelantikan bantara, kegiatannya adalah kami tetap mengadakan lomba, lomba yang mendidik secara berkelompok. Acara lainnya study tour,
yang
sudah
kami
kunjungi
seperti
planetarium,
puspitek,
Monas,
Dufan,monument nasional,Museum Geologi Bandung, Botani, dan lain-lain. Kami juga menyelanggarakan PHBI dengan konsep seminar, lomba-lomba dan lain sebagainya. Pada bulan ramadhan kami mengadakan berbagai macam kegiatan yang menarik perhatian masyarakat juga seperti SII (STUDI ISLAM INTENSIF), acara ini hampir sama dengan acara pesantren kilat dengan konsep, diskusi, ceramah,belajar mengajar, kadang diselingi dengan lomba-lomba, dan peserta-peserta SII bukan hanya dari santri Al-Ishlah dan anak didik desa Kananga, tetapi juga dari siswa-siswa sekolah lain khsusnya yang ada di kecamatan Menes. Agar terjaga silaturahmi antara pesantren dan masyarakat kami mengadakan buka bersama dengan masyarakat desa Kananga dan Al-Hamdulillah ini kami lakukan tiap tahun kami lakukan. Dan di akhir ramdhan tepatnya 10 hari sebelum lebaran kami mengadakan ‘ITIKAF yang kami wajibkan untuk kelas 12/kelas 3 Aliyah, tentunya juga ‘ITIKAF ini banyak diminati anak-anak remaja masyarakat desa Kananga. Dan yang paling menarik perhatian masyarakat adalah acara ihtifalan. Ihtifalan yaitu acara perayaan pentas seni santrisantri dan siswa-siwa masyarakat desa Kananga dengan mengekspresikan bakat-bakat mereka miliki, ada yang kabaret, pidato bahasa, tari yang syar'i, kuis, dance ala santri, drama cabaret, puisi, nasyid, paduan suara Evita Al-Ishlah, dan lain sebagainya.
HASIL WAWANCARA 3 Nama: Tb. Ade Silahudin Jabatan: Kepala Desa Kananga Tempat: Kantor Lurah Desa Kananga Waktu: Pukul 10:00 WIB Tanggal: 07 Mei 2012
1. Sejak kapan bapak tinggal di desa Kananga? Jawab: Dari sejak lahir, sejak tahun 70an, dan saya asli orang Kananga. 2.
Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai lurah? Sejak tahun 2008 saya menjadi lurah
3. Bisa diceritakan letak geografis desa Kananga? Jawab: Letak desa Kananga ini berada di daerah yang cukup jauh dari pusat pemerintahan, dengan waktu yang ditempuh 2 jam, dan desa Kananga ini dibatasi di sebelah Barat dengan Menes dan desa Tegalwangi, dibagian Selatan desa Kananga berbatasan dengan Tegalwangi, sebelah Timur berbatasan dengan desa Cisata, dan sebelah Utara berbatasan dengan desa Cilaban bulan. 4. Berapa luas wilayah di desa Kananga? Jawab: Luas wilayah di desa Kananga bermacam-macam, yaitu luas wilyah darat 70, 4000 H, sawahnya 6500 H, Luas Rawa 80,35 H, luas pemukiman 19, 35 H, Perkebunan rakyat 17 H. 5. Berapa jumlah penduduk desa Kananga? Jawab: Jumlah penduduk desa Kananga ada 21790, terdiri dari laki-laki 1123, perempuaan 1056. Dan Jumlah KK,adalah 540 KK. 6. Bagaimana kondisi pendidikan masyarakat Kananga dan rata-rata tingkat apa? Jawab: Tingkat pendidikan desa Kananga beragam, ada yang tingkat SR, SD, SLTP, SLTA dan sarjana. namun yang paling banyak tingkat SLTA dan Sarjana bahkan ada juga yang tidak sekolah tapi itu sangat sedikit sekali, dan kondisinya alhamdulillah sangat
membanggakan di tambah adanya pondok pesantren Al-Ishlah yang turut memajukan pendidikan di desa Kananga ini. 7. Kemudian bagaiamana juga kondisi sosial ekonomi dan rata-rata tingkat ekonomi di desa Kanana apa? Jawab: Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kananga sangat beragam juga, ada yang rendah, ada yang sedang-sedang saja dan ada juga yang sangat berkecukupan. mulai dari penggarapsampai guru (kyai, ustad dan PNS). Dan dan jika di sebutkan yaitu petani berjumlah 21 buruh industri 113, penggarap 37, pensiunan 62 orang dan PNS adalah 58 orang. 8. Bagaiamana adat istiadat masyarakat desa Kananga? Jawab: Desa Kananga adat istiadatnya bagus sekali, harumnya desa kanaga ini banyak kyai sehingga disebut desa santri dan religious, dan Alhmadulillah, memajukan, memotivasi para remaja, anak didik untuk terus semangat dalam belajar, berkarya, berorgnaisasi dan lain sebagainya. 9. Apa yang bapak ketahui tentang pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Al-Ishlah adalah pondok pesantren bukan hanya sekedar pesantren tapi seklaigus wadah untuk menumpahkan segala cita-cita dan kreativitas anak bangsa dengan tidak membedakan golongan manapun. 10. Apakah bapak sangat mendukung dengan kehadirannya pondok pesantren Al-Ishah? Jawab: Sangat mendukung sekali, karena Al-Ishlah sudah memberikan banyak pelajaran dan pendidikan yang luar biasa. 11. Apa peranan Al-Ishlah kepada masyarakat desa Kananga? Jawab: Peranan Al-Ishlah kepada masyarakat Kananga adalah membantu masyarakat desa Kananga bagi siapa saja yang kurang mampu dalam pendidikan, selain itu juga membantu masyarakat Kananga dalam hal-hal permasalahan misalnya hukum-hukum Islam yang berbeda-beda, mereka bingung mana yang harus di pakai, dan lain-lain. 12. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Aktifitas dakwah yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah sangat banyak sekali seperti mengadakan pengajian majlis ta'lim, mendirikan sekolah, pengajianpengajian untuk remaja, mengadakan acara-acara yang bernilai religious, menagajak para
remaja Kananga untk mengikuti SII (studi Islam Intensif) dan 'itikaf ketika di bulan Ramadhan dan lain-lain. 13. Apa ciri khas dari pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Ciri khas Al-Ishlah karena seperti yang saya lihat dan saya rasakan selain menyiarkan ilmu agama di desa Kananga ini, Al-Ishlah memberikan contoh yang sangat sederhana namun memang perlu di lakukan khususnya untuk kaum wanita yaitu kemana mereka melangkah tidak lepas dengan kaos kaki. Dan hal itu memberikan motivasi kepada anak didik untuk menjaga auratnya dimana saja. Dan Al-Hamdulilah anak didik di desa Kananga meskipun mereka masih dibawah umur kemana mereka pergi mereka memakai jilbab walaupun kadang bawahnya masih belum muslimah sekali, tapi untuk remaja sendiri mereka sudah mengikuti apa yang dilakuakn oleh santri-santri Al-ishlah, begitu juga dengan kaum ibu-ibu. Sehingga berpakaian muslim sudah menjadi kebiasaan dan adat masyarakat Kananga dan tentunya santri pondok pesantren Al-Ishlah. 14. Faktor apa yang menjadi penghambat dan pendukung perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga? Jawab: Faktor pendukungnya yang jelas memberikan arahan dan manfaat terhadap santri dan kebaikan kepada masyarakat, dan sangat mendukng dengan adanya pondok pesantren Al-Ishlah khsususnya saya kepala desa sangat mendukung. Faktor penghambatnya masih ada masyarakat desa Kananga yang tidak mengerti misi pondok pesantren Al-Ishlah sehingga mereka ragu ketika anaknya untuk di sekolahkan di pondok Al-Ishlah. 15. Apa harapan bapak untuk pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Harapannya adalah dengan adanya pondok pesantren Al-Ishlah di desa Kananga ini semoga para pendiri dan pendidik yang ada dipondok pesanten memberikan manfaat bukan untuk kepentingan santri semata tapi untuk kepentingan semuanya, yang ada di desa Kananga khusunya di desa Kananga, Banten dan Indonesia.
HASIL WAWANCARA 4 Nama: Maman Suparman Jabatan: Sesepuh desa Kananga Tempat: Rumah pak Maman Suparman Waktu: Pukul 09:00 WIB Tanggal: 05 Mei 2012
1.
Sudah berapa lama bapak tinggal di desa Kananga ini? Jawab: Saya tinggal di Kananga ini Al-hamdulillah dari sejak lahir
2. Kenapa pak desa ini disebut desa Kananga? Jawab: Karena desa ini dulunya terdapat banyak bunga kananga 3. Dan Kenapa desa Kananga dikenal desa santri? Jawab: Desa kananga dikenal dengan desa santri karena sudah sejak zaman dahulu di Kananga berdiri lembaga pendidikan baik yang formal maupun non-formal (warisan dari ulama terdahulu) hingga sekarang yang dikembangkan menjadi pesantren. Dan Kananga merupakan desa satu-satunya yang mengawali pendidikan di kecamatan Menes. 4. Apa yang bapak ketahui tentang Al-Ishlah? Jawab: Al-Ishlah adalah pesantren yang modern dengan sistem salafi, asri dan tarbawi dengan tidak cenderung pada salah satu golongan tertentu, artinya berdiri diatas dan untuk semua golongan. 5. Apa peran Al-Ishlah kepada masyarakat kananga? Jawab: Peran Al-Ishlah sangat banyak sekali, mislanya menolong masyarakat yang kurang mampu untuk belajar, menyebarkan atmosfer religius dimana pun berada dan lain-lain 6. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya kepada masyarakat Kananga? Jawab: Aktifitasnya berupa syiar, pakaian syar’i(untuk menutup aurat), pengajian, penanaman akhlak yang baik berupa disiplin solat lima wkatu, membiasakan solat sunah
dan puasa
sunah,
mencerminkan akhlak yang baik,
mengadakan pengajian,
mencontohkan keteladanan dalam bertindak dan sikap dan lain-lain. 7. Apakah bapak sangat mendukung dengan adanya pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Ya saya sangat mendukung sekali 8. Apakah bapak merasa senang dengan kehadirannya pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab:Ya, sangat senang sekali 9. Bagaimana dengan perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah sampai saat ini? Jawab: Alhamdulilah perkembangan dakwah sampai saat ini bagus dan tetap mengalir berjalan dengan baik 10. Apakah dakwah yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah sudah berhasil 100%? Jawab: Kalau melihat angka mungkin belum 100% berhasil, tapi sebagian besar sudah berhasil 11. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya di desa Kananga ini? Jawab: Faktor penghambat : a. Masih adanya masyarakat yang iri terhadap perkembangan Al-Ishlah b. Terganggu kemananannya oleh sebagian anak-anak kampungnya seperti
ketika
kegiatan mengaji, belajar di ganggu dengan suara musik yang keras setiap hari (yang dilakukan oleh salah satu penduduk Kananga), meskipun sudah di tegur tetap saja terulang kembali,
dan ada juga terkadang terjadi pencurian meskipun sudah di
laporkan ke kepala desa Kananga c. Masih kurang minat masyarakat untuk belajar agama Faktor pendukung a. Beberapa tokoh masyarakat yang masih peduli dengan pondok pesantren Al Ishlah dengan menyumbangkan tenaganya untuk terjun ke pondok pesantren Al-Ishlah. b. Masih menghargai figur dari kepala pimpinan pesantren. c. Sebagian masyarakat masih ada yang peduli dan memasukan anaknya untuk belajar di pondok Al-Ishlah 12. Apa harapan bapak untuk pondok pesantren Al-Ishlah sendiri dan masyarakat Kananga? Jawab: Harapan saya untuk ponpes alishlah bisa menjadi pendidikan panutan untuk semuanya hingga ahir zaman
13. Kesan dan pesan apa yang bapak dapat sampaikan kepada pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: Pesan untuk pondok Al-Ishlah teruslah berjuang dan setialah pada kebenaran, dan kesannya begitu terasa sangat mengharukan dan membuat siapa saja yang pernah merasakannya akan selalu rindu ketika jauh karena kedekatan hati dengan pondok ini.
HASIL WAWANCARA 5 Nama: Aceng Makbul Jabatan: Tokoh Masyarakat desa Kananga Tempat: Rumah pak Aceng Makbul Waktu: Pukul 16:00 WIB Tanggal: 10 Mei 2012
1. Apakah bapak asli orang Kananga? Jawab: Ya, saya asli orang Kananga 2. Mengapa desa ini disebut dengan Kananga? Bisa diceritakan dengan jelas? Jawab: pada mulanya desa Kananga disebut "Kananga" karena dulu di daerah ini banyak pohon Kananga yang wanginya memilki khas sendiri dan bisa tercium kemanan-mana. Bunga Kananga juga bisa jadi obat khususnya yang sakit pinggang, dan kadang penduduk Kananga menjadikan bunga Kananga sebagai pengarum ruangan seperti di kamar dan lain-lain. Selain itu juga desa Kananga merupakan desa yang mendirikan salah satu ormas Islam yaitu Matla’ul Anwar yang masih berjalan sampai sekarang. 3. Jika memang desa ini disebut desa santri, berarti masyarakat desa Kananga semuanya Islam? Jawab: Ya, al-hamddulillah semuanya beragama Islam. 4. Apa yang bapak ketahui tentang Al-Ishlah? Jawab: Al-Ishlah adalah sebuah pesantren yang memfokuskan pada pendidikan dan akhlak, di samping itu juga mendidik santrinya dalam mendalami dan memahami Fiqh Islam. 5. Apa peran Al-Ishlah kepada masyarakat kananga? Jawab: peran pondok pesantren Al-Ishlah adalah dengan adanya sekolah,pesantren, dan majlis ta’lim yang Al-Ishlah miliki, Al-Ishlah juga berperan dalam mencerdasakan dan memperbaiki moral masyarakat Kananga, seperti mahir dalam berbahasa arab dan inggris dan mahir dalam menguasai podium.
6. Aktifitas dakwah apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya kepada masyarakat Kananga? Jawab: Aktifitas yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah adalah mengajak masyarakat khususnya anak-anak sekolah untuk mengikuti pengajian-pengajian KBM pesantren Al-ishlah dan mengadakan majlis ta’lim untuk bapak-bapak dan ibu-ibu. 7. Apakah bapak sangat mendukung dengan adanya pondok pesantren Al-Ishlah? Jawab: pastinya saya sangat mendukung dan senang dengan adanya pondokpesantren AlIshlah karena Al-Ishlah sebagai penerang di tengah gelapnya moral masyarakat. 8. Bagaimana dengan perkembangan dakwah pondok pesantren Al-Ishlah sampai saat ini? Jawab: Al-hamdulillah sampai saat ini dakwah Al-Ishlah masih tersu berkembang. Dan saya berharap dakwah tetap eksis dan terus berkembang. 9. Apakah dakwah yang dilakukan pondok pesantren Al-Ishlah sudah berhasil 100%? Jawab: Kalau ditanya apakah dakwah Al-Ishlah sudah berhasil 100%? Saya kira pesantren manapun susah untuk mencapai keberhasilan dakwah 100% termasuk dakwah pesantren Al-Ishlah, akan tetapi Al-Ishlah sudah cukup berhasil dengan dakwahnya yang dikembangkan kepada masyarakat desa Kananga 10. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Ishlah dalam mengembangkan dakwahnya di desa Kananga ini? Jawab: Yang menjadi penghambatnya adalah banyaknya tantangan yang muncul dari zaman modern sekarang ini khususnya dikalangan anak remaja, semisal dengan adanya warnet dan rental PS, sebagian besar anak remaja terkadang lebih senang hadir di warnetwarnet dan rental PS dibandingkan menghadiri pengajian yang sudah disediakan oleh pesantren Al-Ishlah. Dan faktor pendukungnya adalah masyarakat merespon bahkan menyukai kegiatan-kegiatan dakwah yang ada di pondok Al-Ishlah. 11. Kalau boleh tahu, apa yang dilakukan mereka di warnet dan ps tersebut? Jawab: Ya..pastinya main internet, tapi seringnya mereka katanya facebook dan twitter, kadang juga katanya game online. Bagaimana mereka tidak betah di internet banyak halhal yang menarik sehingga anak-anak merasa betah dan tidak mau beranjak dari setempat dengan di dukung perjamnya kalau tidak salah 2000.
12. Apa harapan bapak untuk pondok pesantren Al-Ishlah sendiri dan masyarakat Kananga ? Jawab:Harapan saya untuk pondok pesantren AL-Ishlah adalah dapat mencerdasakan bangsa ter utama penduduk disekitar pesantren Al-Ishlah, dan dapat menjadi benteng terjaganya moral dan akhlak bangsa dari pengaruh budaya asing.