Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
PERANAN PENGETAHUAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PENGAJARAN MATAKULIAH INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER Baginda Oloan Lubis1 Manajemen Informatika, AMIK BSI JAKARTA Email :
[email protected]
1
ABSTRACT The field of science human interaction and the computer is a science that studies about how to design, to evaluate and implement the computer systems of interactive in order to be used by man with easily. Talking about an interface users ( user interface ) is a mechanism of communication between users ( user ) with the system. An interface users ( user interface ) can receive information from the user ( user ) and give information to the user ( user ) to help steer a groove tracing problems until found a solution.The aim of this research is to lecturers college course human interaction and computers in AMIK Bina Sarana Informatika is expected to have basic knowledge of the matter of design visual communication especially knowledge to describe the dialogue models in designing a system of information. Methods used in this research is a method of research explanatory that describes relations between variables research and test the hypothesis that has been formulated before.The reason was chosen of this kind research is to examine and analyze correlation between variables of visual communication design matter against the subject of human interaction and computers. While a method of collecting data by spreading a list of questions to several respondents, a scale used in questionnaires they use is likert scale.The result of this research is obtained a conclusion when lecturers subject of human interaction and computers must have basic knowledge about design visual communication for the lecturers in order that the student can be understood correctly regarding the concept in the interface user in a system of information. Keywords: Design visual communication, explanatory, human interaction computer PENDAHULUAN Bidang ilmu interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendesain, mengevaluasi dan mengimplementasikan sistem komputer yang interaktif sehingga dapat digunakan oleh manusia dengan mudah. Sedangkan definisi interaksi manusia dan komputer sebuah hubungan antara manusia dan komputer yang mempunyai karakteristik tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan menjalankan sebuah sistem yang bertopengkan sebuah antarmuka pemakai (interface). Berbicara tentang antarmuka pemakai (user interface) merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka pemakai (user interface) dapat menerima informasi dari pengguna (user) dan memberikan informasi kepada pengguna (user) untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Dari uraian diatas dapat di jabarkan bahwa materi desain komukasi visual mempunyai korelasi dengan mata kuliah interaksi manusia dan komputer. Pada AMIK Bina Sarana Informatika mempunyai jurusan yang mempelajari matakuliah tersebut diantaranya: Komputerisasai Akuntansi, Manajemen Informatika, danTeknik Komputer. Pengajar mata kuliah interaksi manusia dan komputer pada AMIK Bina Sarana Informatika diharapkan mempunyai pengetahuan dasar dari materi desain komunikasi visual khususnya pengetahuan untuk mendeskripsikan model-model dialog dalam desain. Sebelum membahas desain komunikasi visual ada baiknya mengetahui istilah desain terlebih dahulu. Agus Sachari (2005:3) menyatakan bahwa pada awalnya desain merupakan kata baru berupa peng-Indonesiaan dari kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata “rancang/rancangan/merancang” yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan, keluasan dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur menggunakan istilah rancang bangun, sebagai pengganti istilah desain. Namun di kalangan keilmuan seni rupa istilah “desain” tetap secara konsisten dan formal dipergunakan. Pada dasarnya prinsip kerja komputer dimulai dengan adanya input kemudian diproses oleh CPU (Central Prosessing Unit) dan kemudian di hasilkan suatu output. Kepada komputer diberikan data yang umumnya berupa deretan angka dan huruf. Kemudian diolah didalam komputer yang menjadi keluaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Tanpa disadari kita (manusia/user) telah berinteraksi atau berdialog dengan sebuah benda (layar monitor), yaitu dalam bentuk menekan tombol A-429
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
berupa tombol angka dan huruf yang ada pada keyboard atau melakukan satu sentuhan kecil pada mouse. Yang kemudian hasil inputan ini akan berubah bentuk menjadi informasi atau data yang seperti diharapkan manusia dengan tertampilnya informasi baru tersebut pada layar monitor atau bahkan mesin pencetak (printer). Interaksi bisa dikatakan dialog antara user dengan komputer. Manusia jarang sekali menyadari proses interaksi dengan komputer dan baru menyadari proses interaksi tersebut saat menemukan masalah dan tidak menemukan solusi pemecahannya. Biasanya manusia menyalahkan antarmuka yang kurang inovatif, kurang menarik, kurang komunikatif. Berdasarkan teori tersebut dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa dalam pembelajaran mata kuliah interaksi manusia dan komputer mempunyai korelasi dengan mata kuliah desain komunikasi visual. Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006): a. 0 : Tidak ada koefisien antara dua variabel. b. >0 – 0.25 : Korelasi antara dua variabel sangat lemah. c. >0.26 – 0.5 : Korelasi antara dua variabel cukup. d. >0.5 – 0.75 : Korelasi antara dua variabel kuat. e. >0.75 – 0.99 : Korelasi antara dua variabel sangat kuat. f. 1 : Korelasi antara dua variabel sempurna. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen. Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefesien korelasi diketemukan -1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X untuk variabel pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh hubungan antara variabel remunerasi dengan kepuasan kerja, maka variabel remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja merupakan variabel Y. Apa sebenarnya signifikansi itu? Dalam bahasa Inggris umum, kata, “significant” mempunyai makna penting; sedang dalam pengertian statistik kata tersebut mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Hasil riset dapat benar tapi tidak penting. Signifikansi / probabilitas / α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita A-430
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%. Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sample) yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran sample akan semakin kecil. Untuk memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sample yang besar. Sebaliknya jika ukuran sample semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada. Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut: 1.Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. 2.Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefesien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sbb:1. Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan.Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua 2.variabel mempunyai hubungan semakin kuat. 3.Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah. 4. Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif. 5.Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif. Interpretasi berikutnya melihat signifikansi hubungan dua variabel dengan didasarkan pada angka signifikansi yang dihasilkan dari penghitungan dengan ketentuan sebagaimana sudah dibahas di atas. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak. Interpretasi ketiga melihat arah korelasi. Dalam korelasi ada dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Pada SPSS hal ini ditandai dengan pesan two tailed. Arah korelasi dilihat dari angka koefesien korelasi. Jika koefesien korelasi positif, maka hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika koefesien korelasi negatif, maka hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak searah artinya jika variabel X nilainya tinggi, maka variabel Y akan rendah. Dalam kasus, misalnya hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi sebesar 0,86 dengan angka signifikansi sebesar 0 akan mempunyai makna bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi sangat kuat, signifikan dan searah. Sebaliknya dalam kasus hubungan antara variabel mangkir kerja dengan produktivitas sebesar -0,86, dengan angka signifikansi sebesar 0; maka hubungan kedua variabel sangat kuat, signifikan dan tidak searah. Dalam pengembangan kerangka pemikiran ini, didasarkan pada korelasi antara matakuliah interaksi manusia dan komputer dengan mata kuliah desain komunikasi visual peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan dosen pengajar mata kuliah interaksi manusia dan komputer yang ada di AMIK Bina Sarana Informatika dengan menggunakan sample variabel korelasi antara pengajar dua mata kuliah tersebut. Untuk menganalisis hal tersebut dilakukan dengan melihat signifikansi hubungan dua variabel dengan didasarkan pada angka signifikansi yang dihasilkan dari penghitungan dengan ketentuan di atas. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak.
METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory. Menurut Singarimbun dan Sofyan Effendi (2008), “Penelitian eksplanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumukan sebelumnya.” Adapun alasan dipilihnya jenis penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis korelasi antara variabel materi desain komunikasi visual terhadap mata kuliah interaksi manusia dan komputer. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian, baik keseluruhan, sekelompok orang, kejadian dan objek yang telah dirumuskan secara jelas dan memiliki ciri-ciri atau krakteristik yang sama. Dengan demikian populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah dosen yang mengajar matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer pada semester Genap 2013/2014 A-431
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
pada AMIK Bina Sarana Informatika yang berjumlah 20 orang dosen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Uji Lilliefors yang digunakan untuk data tunggal (Budiono, 2004:168-170). Menurut Nana Sudjana, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (Lo) dilakukan dengan mengawali penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05). Instrumentasi Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang dibuat dengan menggunakan closed questions. Dengan menggunakan closed questions, responden dapat dengan mudah menjawab kuesioner dan data dari kuesioner itu dapat dengan cepat dianalisis secara statistik, serta pernyataan yang sama dapat diulang dengan mudah. Kuesioner yang dibuat dengan menggunakan skala interval atau Skala Likert. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner digunakan ketika jumlah informasi yang dikumpulkan kecil dan dapat ditetapkan dengan baik, tetapi harus didapatkan dari banyak orang atau dari mereka yang secara fisik jauh, atau dari mereka yang dimaksudkan untuk memverifikasi data dari sumber lainnya. Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Likert, dimana jawaban yang disediakan dalam setiap pertanyaan terdiri dari lima pilihan, yaitu “Sangat Setuju”,”Setuju”,”Ragu-ragu”,”Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”. Teknik Analisis Data Berdasarkan jenis data yang diperoleh pada penelitian ini, maka teknik yang digunakan dalam pengolahan data atau analisis data kualitatif dimana data yang sudah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan terhadap data tersebut kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel untuk mempersentasekan hasil pengolahan data dan kemudian dianalisis menggunakan teknik validitas dan reliabilitas. a. Teknik Validitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang diperoleh. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data sesungguhnya yang terjadi pada objek penelitian. Dibawah ini adalah Rumus yang digunakan untuk menghitung uji validitas. b. Teknik Reliabilitas. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini teknik validitas dan reliabilitas diolah menggunakan SPSS 17 untuk mendapatkan hasil korelasi antara variabel pengetahuan desain komunikasi visual dengan variabel mata kuliah interaksi manusia dan komputer. PEMBAHASAN Analisis Data Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 20 orang responden yang merupakan dosen yang mengajar mata kuliah Interaksi manusia dan komputer, maka didapatkan data yang sudah dikumpulkan berdasarkan jawaban responden untuk mendapatkan hasil korelasi antara variabel pengetahuan desain komunikasi visual dengan variabel mata kuliah interaksi manusia dan komputer. Berdasarkan data di Tabel 1 kemudian dilakukan pengujian validitas dengan menggunakan SPSS 17 untuk mendapatkan keabsahan atas daftar pernyataan yang sudah dijawab oleh responden. Berikut adalah hasil analisi datanya.
A-432
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
Resp
ISSN: 1979-911X
Tabel 1. Rekapitulasi Jawaban Responden Daftar Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
5
4
2
3
5
2
4
1
2
1
2
4
3
2
4
3
3
4
3
2
1
3
3
5
3
4
3
4
3
3
3
2
4
4
3
3
2
5
4
1
5
2
2
5
5
4
2
3
5
3
4
1
5
2
6
3
3
1
4
5
2
1
5
3
3
7
4
3
2
1
3
4
2
2
2
4
8
5
3
2
4
3
2
1
4
2
1
9
5
4
2
4
5
2
3
5
5
2
10
5
2
2
3
3
2
2
2
4
2
11
5
5
3
5
4
5
3
5
3
5
12
5
5
5
4
5
3
2
5
2
3
13
3
5
1
4
4
2
1
1
2
3
14
5
3
3
2
4
2
1
3
2
3
15
3
2
2
4
5
2
3
2
3
1
16
3
5
3
3
5
4
3
5
5
5
17
5
4
5
3
3
1
2
3
1
3
18
5
4
4
4
5
3
3
5
5
5
19
3
5
2
3
3
3
2
3
5
4
20
5
2
4
3
5
3
5
5
2
5
Analisis hasil keluaran uji validitas pertama Hipotesis deskriptif Berdasarkan hasil pengolahan data untuk melakukan uji validitas diduga terdapat hubungan positif antara skor pada butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. Hipotesis Statistik H0 : ≤ 0 : Diduga terdapat hubungan negatif antara skor pada butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. H1 : > 0 : Diduga terdapat hubungan positif antara skor pada butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. Taraf Nyata () = 5% = 0,05 Statistik Uji yang digunakan : r-Spearman(rho-Spearman) rhitung = 0,691 yang terdapat pada butir ke -8 Nilai Kritis = nilai tabel (n=20) diperoleh berdasarkan jumlah responden. rtabel = r;(n-2) = r0.05 ; (18) = 0,472 (1-tailed) Kriteria : jika rhitung ≤ rtabel, Maka H0 Diterima, dan jika rhitung > rtabel, Maka H0 Ditolak. Keputusan : rhitung > rtabel = 0,691 > 0.284 = H0 Ditolak.
A-433
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Kesimpulan pada uji validitas tahap ke-1 adalah pada taraf 5% dapat ditunjukkan bahwa ada hubungan positif antara skor butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer, yang berarti butir ke-8 dalam instrumen penelitian bersifat valid. Implikasinya adalah Butir ke-8 merupakan konstruktur yang valid bagi variabel pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer. Hasil pengolahan data dalam uji validitas tahap ke-1 dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. Hasil uji validitas tahap ke-1. Dikarenakan masih terdapat butir yang belum valid, oleh karena itu uji reliabilitas belum dapat dilakukan dan harus dilakukan uji validitas tahap ke-2. Analisis hasil keluaran uji validitas kedua Hipotesis deskriptif: Berdasarkan hasil pengolahan data untuk melakukan uji validitas diduga terdapat hubungan positif antara skor pada butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. Hipotesis Statistik: H0 : ≤ 0 : Diduga terdapat hubungan negatif antara skor pada butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. H1 : > 0 : Diduga terdapat hubungan positif antara skor pada butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. Taraf Nyata () = 5% = 0,05 Statistik Uji yang digunakan : r-Spearman(rho-Spearman) rhitung = 0,781 yang terdapat pada butir ke -8 Nilai Kritis = nilai tabel (n=20) diperoleh berdasarkan jumlah responden. rtabel = r;(n-2) = r0.05 ; (18) = 0,472 (1-tailed) Kriteria : jika rhitung ≤ rtabel, Maka H0 Diterima, dan jika rhitung > rtabel, Maka H0 Ditolak. Keputusan : rhitung > rtabel = 0,781 > 0.284 = H0 Ditolak. A-434
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Kesimpulan pada uji validitas tahap ke-2 adalah pada taraf 5% dapat ditunjukkan bahwa ada hubungan positif antara skor butir ke-8 yaitu “Daya pikir kreatif dan imajinatif” dengan skor total pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer, yang berarti butir ke-8 dalam instrumen penelitian bersifat valid. Implikasinya adalah Butir ke-8 merupakan konstruktur yang valid bagi variabel pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer. Hasil pengolahan data dalam uji validitas tahap ke-2 dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Hasil uji validitas tahap ke-2. Pada uji validitas tahap ke-2 ditemukan bahwa semua butir sudah valid atau lebih besar dari 0,472, oleh karena itu uji validitas sudah selesai dan kemudian harus dilakukan uji reliabilitas. Analisis hasil keluaran uji reliabilitas Hipotesis deskriptif Berdasarkan hasil pengolahan data dalam uji reliabiltas diduga variasi semua butir terdapat hubungan positif dengan variasi variabel pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer. Hipotesis Statistik H0 : ≤ 0 : Diduga variasi semua butir secara bersama-sama memiliki hubungan yang negatif dengan variasi variabel pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. H0 : > 0 : Diduga variasi semua butir secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan variasi variabel pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer”. Taraf Nyata () = 5% = 0,05 Statistik Uji yang digunakan : r-Spearman(rho-Spearman) rhitung = 0,701 Alpha (Cronbach) Nilai Kritis = nilai tabel (n=20) diperoleh berdasarkan jumlah responden. rtabel = r;(n-2) = r0.05 ; (18) = 0,472 (1-tailed) Kriteria : jika rhitung ≤ rtabel, Maka H0 Diterima, dan jika rhitung > rtabel, Maka H0 Ditolak. Keputusan : rhitung > rtabel = 0,701 > 0.472 = H0 Ditolak. Kesimpulannya setelah dilakukan uji reliabilitas adalah pada taraf 5% dpat ditunjukkan bahwa semua variasi butir secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan variasi variabel pengajaran mata kuliah interaksi manusia dan komputer, yang artinya 4 butir dari 10 butir yang ada pada kuesioner yang dikaji bersifat reliabel dan merupakan konstruktur yang dapat diandalkan bagi variabel pengajaran matakuliah interaksi manusia dan komputer. Hasil pengolahan data dalam uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada Gambar 3.
A-435
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Gambar 3. Hasil Uji Reliabilitas KESIMPULAN Dari proses pengolahan data dan pengujian jawaban dari kuesioner dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada Pengujian validitas tahap pertama ditemukan dari 10 butir pernyataan ada 4 butir pernyataan yang bersifat valid dengan hasil rhitung yaitu 0,691 pada butir ke-8 yang lebih besar dari rtabel 0,472 yang mengindikasikan bahwa untuk mengajar matakuliah interaksi manusia komputer setiap dosen harus memiliki daya pikir kreatif dan imajinatif. 2. Pada Uji reliabilitas dengan perhitungan Alpha (Cronbach) dengan menggunakan SPSS di dapat hasil 0,701 yang mempunyai arti data yang diujikan untuk mengetahui peranan pengetahuan desain komunikasi visual dalam pengajaran matakuliah interaksi manusia komputer memiliki nilai yang baik. UCAPAN TERIMA KASIH Tiada kata yang pantas saya ucapkan selain ucapan terimakasih kepada teman sekantor yang telah membantu meluangkan waktu dan pikirannya dalam penyusunan penelitian yang sederhana ini, tak lupa kepada teman-teman dosen pengajar mata kuliah Interaksi Manusia & Komputer pada AMIK Bina Sarana Informatika yang sangat bersedia dengan iklas untuk mengisi kuesioner penelitian ini, terimakasih banyak. DAFTAR PUSTAKA Boediono, Koster, A. 2004. Teori dan aplikasi: Statistika dan probabilitas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Burngin, M. Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuntitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga. Santoso, Insap. 2009. Interaksi Manusi dan Komputer. Yogyakarta: Andi. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta: Jakarta. Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktural & Aplikasinya Menggunakan Amos 5. Bandung : Pustaka
A-436