PERANAN PEMlMPlN INFORMAL DALAM MENGGERAKKAN PARTlSlPASl MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN DESA
Oleh: RATA GlNTlNG
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999
Untuk membangun masyarakat desa yang sejahtera tidak ada akhir perjalanan
-
Kehadiran kita pada hari ini bukanlah sekedar memuja keberhasilan di hari Kemarin akan tetapi untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik di Hari Esok
ROLES OF INFORMAL LEADERS IN GETTING COMMUNITY'S PARTICIPATION MOVING FOR RURAL DEVELOPMENT ') Rata Ginting Abstract The objectives of the research are (1) to identify mles of informal leaders, (b) to derive a model of informal leader's role in getting community's participaton moving, (3) to identify the leader's c-e on community's pamapation, and (4) to derive some materiats for extension strategy to empower the leaders. The research mainly 0b~eNedseven performance of the leaden i.e.: (a) to make the followers realize pmblems, (b) to inform the followers on development, (c) to the motivate the followers, (d) to direct their activitiies, (e) to guide some collaborations, ( f ) to serve -enf and (g) to coma3 their community to outside systems or represent them to the other systems. The impact of the seven mles on community's dynamic in taldng pat in development was observed, so that ulXimately the community could benetit from the development Impact of pemnal chackzistics on the performance of the leader was also obsewed in this study. The rarearch was conducted in D M c t of North Tapaouli, North Sumatra F'mvince. The inhabitants ofthe district comprise of Batak Toba subethnic group who lives in a community on a thick basis of kinship. In theiu daily behavior, a Wtionai custom namely Ddihan No Tolu (the trivet consisting of three stones) binds a l l their h x a d i o m . The folowing stones are (1) blood bmthe&ocd, (2) maiden giver and (c) maiden taka. The sample comprises of leaden (96 persons) and their followers (384 v m ) , so that the sample number is 480 persons hlnumnt for data collecting are que.s!ionmim and indepth interview. Collected data comprised of primary and secondary data Data derived from questionnaim are mres for each variable, both for dependent variables and m q ~ ~ t lds el e s . The collected data were analyzed using Lilliefors m d t y test and then followed by identifying cotrelation among wchbles with ranged conelation kchiqua of Spearman (I.). The dishibutim tended to be ncimal, so that the multiple linear regitsion was applied to identi@ the influeme relation between dependent wchbles and m q ~ ~ n wchbles. se AAenvards, by using path analysis, the magnitude of the influence both d i e and indirecl influences among variables wem identified, mainly though its path cce5icients with si@point of .P. = 0,lO. The results showed that (1) there were three informal leader pasod -c directly and signifmntly Muenced the leader perfonmmce which were (a) his educational @) time length of leading and (c) his empathy; (2) thae wm two roles of thc informal leaders that directly and significantly influenced to get the community's participation moving for development which were (a) motivating the followers, and @) perfontlance as the connector between his community and other out side systems and (3) there was a significant influence between community participatirm in development and its achievement Some other characteristics would give a signilicant influence only if another dependent variable such as the age of the leader significaatly inhznced the pgPwmsnce of motivating through the length of kadership. Tbe same thing took place for the lcngth of leadership that influenced collaboration
guidsoathmughempathy(first).ThcperformmceofgivioginformationsignificsntlyMd on the community's participation through motivation. Alrmdit all the leader ~o~ signilicaatly i d d the development achievement Thc w o c l u s i ~of~the ~ research me as follows: (1) there was a tendency that informal leaders p e r f d a development aura leader besides a traditional one, (2) some pafomances of the leaders - d y influenced on community's partiuption and the development achievement, (3) the pesence of the informal Ieaders~enstiUrequjredbynual~ty(4)thelcada'sperformmcewasobstnrctedby(a) his ignoand k q d i l i i , (b) hi&aal by outsider and (c) the derressing authority of the leader due to vaiious pmblems, and (5) personal &mua&ics of the informal lea& (empathy and educational attainment) significantly influenced on the leader's performance. Some followi~$ suggestions to aqmver nual community are (1) applying some nwn intensive extension^ (2) improving informal leader's capability in community appoach, (3) compdbmsive exhasion program should be welland planned, and (4) reduce the distrust to the informal leaders. Keywonla: mle, infonnal leader, community's participatiq extension, inwMtiom, rural development, North Tapanuli Distrid, North Sumatra Raince
Rata Ginting.
"Peranan Pemimpin Informal dalam Menggerakkan
Partisipasi Masyarakat untuk Pembangunan Desa"; di bawah bimbingan H. Margono Slamet sebagai Ketua Komisi, serta Hj. Aida Vitayala S. Hubeis, H. Prabowo Tjitropranoto, Sediono M.P. Tjondronegoro dan H. Danvis S. Gani sebagai Anggota. Pendekatan pembangunan yang banyak diterima para ahli adalah pendekatan
dari bawah ke atas (bottom up) yang berarti bahwa dalam pembangunan diperlukan keikutsertaan rakyat. Keikutsertaan tidak hanya pada tahap merencanakan pembangunan, akan tetapi juga ikut dalam melaksanakan, bahkan sampai pada menilai hasil-hasil pembangunan (Cohen dan Uphoe 1977; Dusseldorp, 1981; Slamet, 1993).
Agar rakyat yang berhimpun dalam kelompok-kelompok dapat ikut serta, mereka harus memiliki sejumlah kualifikasi yang diperlukan untuk itu. Pada saat strategi bottom up dilaksanakan, temyata rakyat belum sepenuhnya memiliki kualifikasi tersebut. Karena itu, rakyat perlu dididik atau dilatih sehingga mereka memiliki pengetahuan, keterarnpilan dan semangat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Pendidikan dm pelatihan seperti ini dapat dilakukan melalui penyu-
luhan yang bahkan dapat mendorong peningkatan peranserta intensip dari warga desa dalam perencanaan, pelaksanaan, clan evaluasi program-prognun pembangunan yang dilakukan (Swanson, 1984). Keikutsertaan rakyat atau warga desa dalam pembangunan mderung dila-
kukan secara berkelompok. Syarat agar masyarakat dapat berperanserta antara lain: (a) mereka harus mampu memperkuat institusi atau kelompok-kelompok di pedesaiv
an, (b) memiliki kepercayaan diri, dan (c) harus ada inisiatip lokal (Nasution, 1990). Kedudukan pemimpin informal penting dalam mewujudkan tiga ha1 ini. Pemimpin seharusnya berupaya untuk memperkuat bahkan mendinamisasi kelompok serta mendorong munculnya inisiatip lokal. Kelompok-kelompok yang banyak terdapat di perdesaan adalah kelompok informal dan karena itu pemimpin lokal yang banyak adalah pemimpin informal (Soekanto, 1987). Pemimpin informal di daerah pedesaan, termasuk di lokasi penelitian, terdiri dari: (a) pemimpin informal tradisional, dan @) pemimpin informal kontemperer. Pemimpin informal tradisional adalah pemimpin yang sejak dari dahulu
sudah ada, seperti pemimpin atau tokoh adat, pemimpin agama dan raja di karnpung
(raja huta), yaitu keturunan dari si pendiri kampung yang memperlihatkan kepe mimpinan (Bangun dalam Koentjaraaingrat, 1987). Pemimpin informal yang kepemimpinannya diakui oleh warga dalam waktu yang belum terlalu lama, seperti cendekia desa, pegawai atau pensiunan, petani atau pedagang yang berhasil (khususnya dalam usaha), disebut pemimpin informal kontemporer. Beberapa penelitian menunjukkan betapa ti& baiknya jika pemimpin informal ti& diiitsertakan dalam pembangunan desa (Hofsteede, 1991; Prasadja, 1986; Wirawan, Soenjoto dan Spaminga, 1986). Pembangunan desa mengalami hambatanhambatan dan bahkan di~ntuhkan,jika pemimpin informal yang mempunyai kharisma tidak diikutseitakan. Kondisi seperti ini, yang telah diamati oleh peneliti-peneliti terdahulu dapat saja semakin membumk, mengingat terjadimya perubahan-perubahan di pedesaan, sebagai akibat kemajuan. Perubahan-perubahan dalam berbagai bidang, memperlihatv
kan gejala terjadinya perubahan hubungan sosial di kalangan warga yang antara lain mengakibatkan bergesernya kriteria atau ukuran-ukuran yang dipergunakan warga didalam menerima dan mengakui seseorang sebagai pemimpin. Pada pihak lain keikutsertaan pemimpin informal dalam pembangunan tetap diperlukan, karena mereka masih memiliki tanggung jawab moril atas kemajuan de-
sa, khususnya seperti yang ditemukan dan diamati di lokasi penelitian. Di daerah ini masih jelas kelihatan komitmen pemimpin informal terhadap pesan atau amanah leluhur agar tetap mempertahankan keadaan desa, dan bahkan bila mungkin memajukannya. Pemimpin informal seperti ini menampilkan peranan kepemimpinannya berdasar kharisma, kearifan serta sifat-sifat personal lain yang mendorong keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Pengalolan pentingnya kedudukan pemimpin informal perlu didukung oleh adanya kesempatan kepada mereka untuk menampilkan sejumlah peranan sesuai dengan harapan pengikut. Peranan yang diharapkan pengikut hams berorientasi pada upaya membawa dan mendorong pengikut melakukan aktivita~~pembangunan. Karena itu peranan pemimpin seperti ini dapat disebut sebagai peranan pembangunan. Peranan seperti ini diarahkan terutama untuk menggerakkan warga agar berpartisipasi dalam melakukan berbagai pembaharuan yang betujud pembangunan.
Mengacu pada uraian di atas, masalah pokok penelitian adalah: "Bagaimana penampilan peranan pemimpin informal masyarakat di perdesaan, yang mampu meng gerakkan masyarakat agar berpartisipasi dalam pemnbangunan desa ?". Masalah ini berhubungan dengan: (a) peranan apa yang d i i p i l k a n pemimpin informal, (b) bagaimana menampilkannya, (c) apa hasil penampilan tersebut, dan (d) bagaimana me-
vi
nampilkannya, (c) apa hasil penampilan tersebut, dan (d) bagaimana tanggapan pengikut dalam wujud partisipasi mereka dalam pembangunan ? Sejalan dengan permasalahan tersebut, yang menjadi tujuan penelitian antara lain. (1) mengidentifikasi corak peranan yang ditampilkan pemimpin informal, (2) menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan peranan pemimpin informal, (3) mendapatkan gambaran pengaruh penampilan peranan pemimpin terhadap partisipasi masyarakat, (4) memperoleh gambaran pengaruh dari partisipasi masyarakat terhadap hasil pelaksanaan pembangunan, dan (5) memperoleh masukan bagi penyusunan strategi penyuluhan yang bertujuan memberdayakan pemimpin informal di pdesaan. Penampilan peranan pemimpin informal yang diamati adalah yang mempunyai hubungan dengan upaya mendorong pengikut untuk melakukan pembaharuan atau perubahan yang pada hakekatnya adalah pembangunan. Pelaksanaan pembangunan seperti ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dew. Pembangunan masyarakat desa adalah suatu proses di mana anggota-anggota masyarakat desa, pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka, kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama, untuk memenuhi keinginan tersebut (Batten
&]ant
Sujadi, 1979). Esensi pengertian ini adalah bahwa pembangunan: (1)
merupakan proses aktif yang memeriukan rencana, (2) merupakan aktivitas bersama sehingga perlu partisipasi warga masyarakat, (3) menekankan swadaya dan karenanya perlu partisipasi, dan (4) bermjuan meningkatkan taraf hidup warga, serta (5) meliputi semua aspek kehidupan di desa. Pembangunan masyarakat merupakan aktivitas yang direncanakan dan karenanya perubahan yang ingin dicapai adalah perubahan berencana. Tahapan yang vii
perlu dilalui dalam perubahan berencana. (a) memuncuikan kebutuhan warga untuk berubah, (b) membanguna hubungan antara masyarakat dan pihak luar yang berupaya membantu melakukan perubahan, (c) menjelaskan masalah yang dihadapi, (4) mencari altematip pensolusian, (e) melakukan secara nyata perubahan itu, (f) memantapkan pembahan dan (g) memandiikan masyarakat (Lippit, et al, 1958; Rogers, 1983). Dalam semua tahapan ini kelihatan betapa pentingnya peranan pemimpin informal, khususnya dalam melancarkan proses perubahan dan pembangunan. Pembahan berencana tejadi apabila warga desa dapat digerakkan untuk beraktivitas. Pemimpin informal mempunyai kemampuan untuk menggerakkan pengikutnya, berkat beberapa sifat pribadi dan kepeduliannya terhadap kemajuan desa. Karena itu, pemimpin informal dapat membantu atau ikutserta melaksanakan tahap-
an menggerakkan pengikut serta warga masyarakat lain agar berbuat (action). Tahapan-tahapan yang perlu dilalui dalam menggedckan actron, meliputi: (a) inisiasi, yakni perlunya kemunculan orang yang memiliki ide atau praktik barn yang bermanfaat, @) legitimasi, yakni mendapatkan pengesahan dan pembenaran ide tersebut oleh struktur kekuasaan, (c) difhsi, dalam arti ide disebar luaskan, (d) mengorganisasikan orang-orang umuk mengalokasikan sumberdaya serta menyusun rencana, dan (e) melaksanakan apa yang telah direncanakan (Maunder, 1972). Satu bentuk pembahan adalah inovasi, dalam arti perubahan dapat terjadi m a lalui penerapan suatu inovasi. Sedangkan proses pengambilan keputusan inovasi terjadi melalui tahap: (1) pengenalan, dalam arti sesuatu inovasi terlebih dahulu perlu diperkenalkan, kepada orang yang diharapkan mengadopsinya, (2) mereka diajak atau dibujuk supaya menerimanya, (3) kemudian mereka didorong untuk mengambil keviii
putusan menerima atau menolak inovasi tersebut, dan terakhiu (4) melakukan konfirmasi, dalam arti apakah orang-orang tersebut mengadopsi untuk selamanya atau pada suatu saat kembali menolak (Rogers, 1983) Dalam semua tahapan ini pemimpin informal dapat ikutserta melanwkan jalannya tahapan-tahapan tersebut. Mengacu pada tiga teori di atas, serta memperhatikan kondisi di lapangan, ada sejumlah peranan yang perlu ditampilkan pemimpin informal dan dicoba d i i i pengaruhnya terhadap upaya menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan. Peranan tersebut meliputi: (1) menyadarkan pengikut akan masalah yang dihadapi, sehingga mereka terdorong untuk mengusahakan pensolusiannya, (2) memberi informasi tentang pembangunan dan masalahnya kepada pengikut, (3) memotivasi pengikut dengan berbagai cara sehingga mereka terdorong melalarkan pemba-
haruan, (4) mengarahkan kegiatan pengikut, diminta maupun tidak diminta, atau membantu mereka dengan berbagai cara ketika melakukan pembaharuan (irnple mentasi), sambil mengajak pengikut agar tetap pada tekad dan keputusannya sehingga implementasi suatu inovasi menjadi mantap, (5) membina kerja sama sebagai upaya mengatasi kelemahan individual dan mengatasi konflik sehingga kelompok atau komunitas perdesaan lebih dinamis, (6) memberi ganjaran kepada pengikut yang berhasil, dan patuh menjalankan kesepakatan berbagai ha1 (norma), dan yang sebaiiknya diberi sanksi, dan (7) sebagai penghubung antar-sistem yakni mewakili kelompok da-lam berhadapan atau berhubungan dengan kelompok lain, baik untuk kepentingan kelompok maupun untuk membantu individu anggota. Penampilan tujuh kineja tersebut disertai ciri pribadi tertentu dari tiap p a mimpin informal seperti usia, pendidiian, lama menjadi pemimpin, kekosmopolitan, ix
optimisme dan rasa empati kepada pengikut, ikut menentukan intensitas dan kualitas penampilan peranan pemimpin. Selanjutnya halitas dan intensitas penampilan pemimpin mempengaruhi upaya mereka memggerakkan partisipasi masyarakat untuk pembangunan. Pada gilirannya masyarakat dapat memperoleh hasil dari keikutsertaannya melaksanakan pembangunan atau lebih khusus melakukan pembaharuan. Partisipasi pengikut dalam pembangunan dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari pengilrut itu sendiri, yaitu: (1) kemauan untuk ikutserta, (2) kemampuan, (3) kepercayaan kepada pemimpin, (4) ambisi, dan (5) kesadaran serta keyakinan
bahwa suatu kegiatan bermanfaat bagi diinya (Madrie, 1986). Terdapat satu faktor pada di pengikut yang mempengaruhi partisipasinya yaitu tingkat pengakuan dan penerimaan mereka atas pemimpin. Jika p e n g h itu hat, maka pemimpin tersebut berwibawa dan mampu mendorong serta mengarahkan pengikut ketika berpartisipasi melakukan pembangunan. Jika pengikut telah ikut ambil bagian dalam semua tahapan partisipasi, berarti
kemampuan mereka melakukan kegiatan pembaharuan yang berorientasi pada pembangunan telah meningkat. Kondisi seperti ini memberi peluang munculnya inisiatip lokal untuk menemukan gagasan bary sehingga terjadi percepatan perubahan di pe desaan. Para pengikut atau warga desa akan memperoleh hasil dalam berbagai ben-
tuk, sebagai imbalan jerih payah mereka melakukan pembangunan. Melalui hasil yang diperoleh, mereka dapat mencapai suatu keadaan yang lebih baik, dalam arti ta-
raf hidup meningkat menuju ke kesejahteraan. Ruang lingkup kegiatan pembangunan tidak hanya meliputi bidang pertanian,
akan tetapi juga mencalcup bidang-bidang lain. Hasil pelaksanaan pembangunan yang
dicapai juga meliputi kawasan yang luas, seperti: (1) perubahan kondisi fisik desa, (2) pengembarigan usaha, (3) penarnbahan aset keluarga, (3) meningkatnya pemanfaatan pelayanan sosial, (4) peningkatan aktivitas kemasyarakatan, (5) aktivitas keagamaan dan sejenisnya. Apabila dalam semua bidang pembangunan desa telah terdapat peningkatan berkat penampilan peranan pemimpin informal, maka pada gdirannya semua kegiatan ini membawa ke arah peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ke-
rangka pikir seperti ini merupakan suatu model yang akan diuji kebenaramya melalui penelitian ini. Pengujian dilakukan dengan jalan analisis pengaruh antara peubah. Untuk itu diperlukan analisis statistik, khususnya korelasi, regresi, dan analisis lintasan. Semua analisis diarahkan untuk menguji hipotesis sehingga diietahui sejauh mana kesesu-
aim hipotesis yang dimmuskan dengan kenyataan empiris. Jika terlihat ada kesesuaian, dalam arti terdapat pengaruh nyata pada berbagai hubungan antar peubah maka
ha1 ini menunjukkan keterhandalan model. Peubah penelitian terdiri dari peubah bebas yaitu: (a) tujuh peranan pemimpin, @) enam jenis karakteristik pribadi pemimpin dan (c) partisipasi masyarakat da-
lam pabangunan. Peubah tidak bebas atau peubah tergantung atau peubah respon yakni hasil p e l b a a n pembangunan. Pengukuran terhadap peubah yaitu pemberian
angka-angka secara nominal, dilakukan sesuai dengan aturan. Tiap peubah mempunyai sejumlah indikator dan tiap indiator mempunyai parameter tertentu. Parameterparameter diukur dengan memberi angka yang disebut skor. Dengan demikian, masing-masing sampel yang juga menjadi responden yaitu pemimpin dan pengikut mempunyai skor tertentu untuk tiap indikator. Jumlah skor dari semua indikator akan
xi
menjadi skor dari peubah yang bersangkutan, baik peubah bebas maupun peubah tidak bebas atau peubah respon. Penelitian di lakukan di daerah Tingkat 11 Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Surnatera Utara yang pada waktu penelitian (1997). Pada tahun 1999 dimekarkan menjadi dua kabupaten. Dua kabupaten ini pada umumnya dihuni oleh penduduk dari sub suku Batak Toba. Lokasi penelitian adalah empat kecamtan dari 29 kecamatan di kabupaten ini. Pada masing-masing kecamatan ditetapkan secara acak enam buah desa sebagai sampel lokasi penelitian. Total desa lokasi adalah 4 x 6 desa, yaitu 24 desa. Responden terdiri dari: (a) pemimpin informal), dan (b) pengikut dari pemimpin yang bersangkutan. Jumlah pemimpin informal yang menjadi sampel adalah 96 orang yang ditentukan secara acak, yaitu 24 orang dari tiap kecamatan dan empat orang dari tiap desa. Jumlah pengikut sebagai sampel (masing-masing empat orang dari tiap pemimpin) sehingga berjumlah 96 x 4 orang yaitu 384 orang yang juga ditentukan s e cara acak.; dengan demikian jumlah sampel seluruhnya: 96 + 384 orang = 480 orang.
Instrumen utama untuk mengumpulkan data adalah dafiar pertanyaan (he sioner) yang disusun secara t e m p . Kuesioner yang disusun ditujukan kepada pemimpin clan pengikut dengan materi pertanyaan yang sama. Perbedaannya hanya terletak pada dasar yang mereka pergunakan untuk menjawab pertanyaan. Jawaban
pemimpin bersumber dari apa yang secara nyata mereka lakukan (tampilkan), sementarajawaban pengikut didasarkan pada apa yang mereka amati tentang penarnpilan peranan pemimpin. Sebelum kuesioner dipergunakan terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya. Sementara kesahihan diupayakan melalui berbagai cara sesuai dengan ketentuan. xii
Selain melalui kuesioner, pengumpulan data atau informasi juga dilakukan me-lalui wawancara. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk mengkonfmasi data yang diperoleh dari penggunaan kusioner. Dengan demikian data penelitian berujud skor yang kebenarannya telah diperkuat melalui wawancara. Data yang terkumpul diolah dengan bantuan komputer, tepatnya program Stutistical Ana@is System (SAS). Mula-mula dihitung rata-rata (mem) dan simpangan
baku (deviasi standar) dari skor responden untuk tiap peubah, baik untuk data pemimpin maupun pengikut. Setelah dibandingkan rata-rata (Mem) skor pemimpin dan
pengikut, ternyata tidak berbeda. Untuk mengetahui kesesuaian atau kesejajaran skor pemimpin dan pengikut untuk tiap peubah, dihitung nilai korelasi dari dua deretan skor tersebut (setelah skor empat orang pengikut dari seorang pemimpin diita-rata-
kan). Hasilnya menunjukkan angka koefisien korelasi yang sangat tinggi dan karenanya disimpullcan bahwa data (skor) dari dua kelompok sampel (pemimpin dan pengikut) temyata sama. Hal ini menunjukkan bahwa informasi (data) itu memang benar, dalam arti memang demikianlah keadaan yang sebenarnya. Karena itu pengo-
lahan data selanjutnya dilakukan t&ap
skor pemimpin.
Hasil uji normalitas (uji Lilliefon) terhadap sekor pemimpin menunjukkan bahwa data itu berdistribusi normal. Hasil uji untuk tiap peubah ternyata menunjuk-
kan bahwa nilai La lebih kecil dari nilai
yang berarti bahwa sampel terambil dari
populasi yang berdistribusi normal. Atas dasar ciri data seperti ini, terbuka kemungKinan dipergunakan teknik analisis regresi, khususnya regresi linier ganda. Hubungan atau korelasi antara sesama peubah dapat diietahui sesudah dihitung dengan menggunakan teknik korelasi peringkat Speuman ( S p e m ' s rank xiii
comelatron) Penghitungan ini dilakukan karena angka-angka korelasi antar peubah hams digunakan pada saat menghitung berapa besar pengamh tidak langsung dari peubah bebas terhadap peubah respon dalam analisis lintasan. Perhitungan korelasi antar-peubah menunjukkan bahwa semua korelasi nyata dan besarnya angka korelasi berkisar mulai dari yang paling rendah yaitu 0,2204 dan yang paling tinggi 0,8156. Analisis selanjutnya untuk mengetahui pengamh peubah bebas terhadap peubah respon diiakukan dengan regresi linear ganda dan selanjutnya diteruskan ke anaiisis lintasan. Hubungan p e n g a d yang mula-mula dilihat adalah antara karakteristik pribadi pemimpin sebagai peubah bebas dan peranan pemimpin sebagai peubah respon (Y). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat empat karakteristik (selu~hnyaada enam) yang mempunyai pengaruh langsung yang nyata terhadap penampilan peranan pemimpin, dalam arti angka koefisien lintasannya cukup besar, yaitu P < 0,10. Empat karakteristik itu adalah: (a) pendidikan pemimpin, (b) lama memimpin, (c) kekosmopoiitan, dan (d) empati pemimpin terhadap pengikut. Pendidikan pemimpin mempunyai pengaruh langsung yang nyata terhadap penampilan peranan dalam hal: (a) menyadarkan pengikut akan rnasalah, (b) memberi informasi, (c) memotivasi pengikut, (d) membina k q a sama, (e) memberi ganjardsanksi dan (f) sebagai penghubung antar-sistem. Karakteristik lama memimpin berpengaruh langsung terhadap penampilan peranan pemimpin dalam hal: (a) memberi infonnasi, (b) memotivasi pengikut, (c) mengarahkan kegiatan, dan (d) memberi ganjaranlsanksi. i(arakteristik kekosmopolitan berpengaruh negatip terhadap penampilan peranan pemimpin dalam membina kerja sama. Pemimpin informal, khususnya pemimpin informal tradisional belum bayak memiliki sifat kekosmopolitan; orientasi xiv
mereka lebih banyak ke dalam komunitas dari pada ke luar sehingga pengaruh tersebut sifatnya negatip Karakteristik empati pemimpin informal berpengaruh langsung yang nyata terhadap penampilan peranan pemimpin adalah dalam hal: (a) menyadarkan pengikut akan masalah, (b) memberi informasi, (c) memotivasi pengikut, (d) membina kerja sama, (e) memberi ganjaranlsanksi dan (0 menghubungkan kelompoklkomunitasnya ke luar (sistem lain). Karakteristik pribadi pemimpin informal yang lain, yaitu umur (usia) dan optimisme mempunyai pengaruh langsung yang tidak nyata terhadap kinerja pemimpin informal. Setelah dihitung pengaruh langsung yang nyata dari penampilan tujuh penuurn pemimpin informal terhadap partisipasi masyarakat ( X g ), ternyata hanya ada dua pe-
ranan yang berpengaruh, yaitu: (a) memotivasi pengikut, dan @) kineqia sebagai penghobung antar-sistem. Terdapat lima kinerja lain yang pengamh langsungnya tidak nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Empat dari lima pe-
ranan pemimpin informal ini mempunyai pengaruh tidak langsung yang nyata terhadap partisipasi masyarakat, yaitu: (a) menyadarkan pengikut akan masalah, (b) memberi informasi, (c) membina kerja sama, dan (d) memberi ganjaran/sanksi. Pada hakekatnya tujuh peranan pemimpin informal sama-sama penting untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Hasil penelitian menunjukkan hanya ada dua peranan yang berpengaruh nyata secara langsung twhadap upaya pemimpin menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor dari daiam d i i pemimpin dan dari luar yang menyebabkan belum semua peranan tersehut dapat tampil secara optixv
ma1 Faktor-faktor yang bersumber dari dalam din pemimpin informal seperti. (a) kurang atau belum mengetahui bahwa mereka diharapkan oleh masyarakat agar menampilkan peranan pembangunan, @) kurang pengetahuan dan kemampuan dalam menampilkan peranan yang diharapkan, (c) kecenderungan menurunnya wibawa yang disebabkan ketidak konsekuenan pemimpin melaksanakan apa yang dikatakddianjurkannya, dan (d) kekurangmampuan mensolusikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat desa, seperti kekurangan modal, rendahnya penguasaan teknologi dalam berbagai bidang dan sebagainya Faktor penghambat yang bersumber dari luar di pemimpin informal ialah (a) keterbatasan kesempatan menjalankan kepemimpinan akibat kecurigaan pihak "atas desa" terhadap pemimpin informal, terutarna dihubungkan dengan peristiwa tahun 1965 (G30S/PKI), dan (b) terdapat gejala bahwa pengaruh peranantau yang c e d e r u n g memberi "ikan" dan bukan "pancing" kepada warga, lebih besar dampaknya dari pengaruh pemimpin informal, sehingga menyuiitkan pemimpin mengge-
rakkan warga agar meningkatkan usaha Perhitungan analisis lintasan tentang pengaruh penampiian peranan pemimpin dan partisipasi masyarakat terhadap hasil pelaksanaan pembangunan, menunjukkan bahwa terdapat satu peranan pemimpin yang langsung berpengaruh nyata terhadap hasil pelaksanaan pembangunan, yakni mengar-
kegiatan. PenampiIan peranan
ini langsung mempengaruhi hasil pelaksanaan pembangunan, tanpa terlebih dahulu diawali oleh partisipasi masyarakat. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pemimpin informal ketika memberi pengarahan, tidak dimulai dari tahap a d proses penemuan suatu kegiatan atau pembaharuan, akan tetapi langsung diarahkan untuk dixvi
praktekkan. Pemimpin langsung memperlihatkan cara melakukan sesuatu kegiatan. Melalui pengarahan dari pemimpin informal, pengikut langsung mencontoh dan bertindak (action). Pelaksanaan kegiatan seperti ini pada akhirnya memberi hasil pelaksanaan pembangunan yang dapat dirasakan oleh pengikut dan warga masyarakat.
Keselunthan hasil analisis lintasan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat mempunyai pengaruh langsung yang besar terhadap hasil pelaksanaan pembangunan. Kenyataan ini kembali m e m b u k t i i betapa pentingnya upaya menumbuh-
kan dan meningkatkan partisipasi masyarakat, karena terbukti bahwa dengan cara ini dapat dicapai hasil pelaksanaan pembangunan. Tanpa partisipasi masyarakat tidak mungkin diperoleh hasil pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan analisis dan p e m b b a n di atas, beberapa kesimpulan khusus penelitian serta implikasi ke penyuluhan dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Diantara tujuh peranan pemimpin informal yang ditampilkan dan seharusnya ber
pengaruh terhadap upaya menggerakkan masyarakat dalam pembangunan desa, terdapat satu peranan yang penampilannya terbukti paling meninjol serta berpengaruh nyata datam menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu memotivasi
pengikut. PenampiIan peranan ini selain berpengaruh terhadap upaya menggerakkan partisipasi masyarakat, juga mampu membaotu tampilan beberapa pera-
nan lain dalam menggerakkan masyarakat. Namun demikian penampilan peranan memotivasi pengikut belum optimal dan karenanya perlu diiingkatkan. Implikasi ke penwluhan: Untuk mengoptimalkan penampilan penman p a mimpin informal dalam memotivasi pengikut agar mau melakukan berbagai upaya pembaharuan yang berorientasi pembangunan di pedesaan, kegiatan penyuxvii
luhan kepada pemimpin informal seyogianya diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan penguasaan mereka tentang berbagai teknik dan strategi memotivasi pengikut, sesuai dengan situasi warga masyarakat pedesaan. 2. Keberhasilan penampilan peranan pemimpin informal sebagai penghubung antar
sistem ditentukan oleh sejauh mana pihak "luar desa" yang dihubungi bersedia memberi bantuan kepada masyarakat untuk keperluan pembangunan dew. Jika pemimpin informal berhasil m e n d simpati pihak luar untuk membantu, ha1 ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan berbagai upaya perbaikan usaha yang mereka kelola, yang juga bermakna pembangunan. Walaupun penampilan peranan ini telah berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat, tetapi kinej a pemimpin dalam ha1 ini belum maksimal. Implikasi ke penpluhan: Pilihan pihak-pihak luar yang dihubungi dalam arti ketepatan pihak yang dihubungi serta banyaknya pihak atau orang yang dapat dihubungi untuk menarik simpati dan bantuan, akan dapat meningkatkan penampilan peranan pemimpin sebagai penghubung antar-sistem. Penyuluhan dapat diarahkan sedemikian rupa sehingga pemimpin berkemampuan dalam mengidentifikasi pihak "luar desa" yang potensial, serta terampil mengadakan pende-
katan terhadap mereka. Melalui penyuluhan juga dapat ditingkatkan kemampuan pemimpin dalam menyusun rencana pembangunan desa dengan baik sehingga dapat menggugah minat pihak luar untuk membantu. 3. Terdapat tiga peranan pemimpin informal yang berpengamh tidak langsung ter-
hadap upaya menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa; tiga peranan tersebut adalah: (a) menyampaikan informasi, (b) mengarahkan k e xviii
giatan, dan (c) membina keja sama. Tiga peranan ini jika berkomplemen dengan peranan memotivasi pengikut, akan kelihatan pengaruhnya (secara tidak langsung) terhadap partisipasi masyarakat. Implikasi ke penyluhan Penyuluhan dapat membantu meningkatkan kemampuan pemimpin informal untuk menyampaikan informasi kepada pengikut melalui penyediaan berbagai sumber informasi. Informasi ini dapat diteruskan ke pengikut. Informasi yang disampaikan melalui penyuluhan adalah yang berguna bagi pemimpin untuk menyadarkan pengikut tentang masalah-masalah yang mereka hadapi. Informasi tentang inovasi yang disampaikan misalnya, dapat membuat mereka lebih mampu mengarahkan kegiatan pengikut. Penyuluhan juga dapat diarahkan pada pembentukan kemampuan pemimpin informal dalam membina dan mengelola kelompok, sehingga kerja sama antara sesama anggota atau sesama pengikut bejalan lancar. Pemimpin informal dapat dibekali dengan prinsip-prinsip dinamika kelompok, khususnya dalam kelompok usaha. Dengan demikian melalui penyuluhan, tiga peranan yang berpengaruh tidak langsung tersebut dapat ditingkatkan atau berubah menjadi peranan yang berpengaruh langsung terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 4. Terdapat tiga &&or
internal yang menyebabkan penampilan peranan pemimpin
informal belum sesuai dengan yang diperkirakan sebelumnya (secara teori), yaitu: (a) kurangnya pengetahuan pemimpin tentang peranan apa yang saja yang
harus mereka tampilkan dan bagaimana menampilkannya, @) tidak mengetahui bahwa mereka juga secara tidak langsung diharapkan ikut berperan dalam menggerakkan masyarakat untuk pembangunan, dan (c) kecenderungan menurunnya xix
wibawa pemimpin karena ketidak konsekuenan mereka melaksanakan atau menjalankan apa yang dikatakan atau dianjurkannya sendiri Imolikasi ke ~envuluhan'Penyuluhan kepada pemimpin informal, khususnya dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan pembangunan mereka, harus mencakup pembentukan pengetahuan, keterampilan clan sikap atau kesadaran mereka tentang kedudukan dan tugas-tugasnya sebagai pemimpin. Kawasan pengetahuan mencakup bidang atau peranan yang hams ditampilkan, dan kawasan keterampilan meliputi cara-cara atau teknik menampilkan peranan tersebut. Kawasan sikap mental mencakup upaya mengubah sikap agar konsekuen terhadap apa yang dikatakan atau dianjurkannya. 5. Tiga faktor eksternal utama yang menghambat kinerja pemimpin informal dalam
menggerakkan partisipasi masyarakat, yaitu: (a) terbatasnya kesempatan menjalankan kepemimpinan akibat ada kecurigaan pihak "atas desa", terutama yang di hubungkan dengan dugaan keterlibatan pemimpin informal dalam G30SDKI tahun 1965, (b) besarnya pengaruh perantau yang tadinya berasal dari daerah ini yang menyantuni hidup pengikut, sehingga mereka hidup berkecukupan. Karena itu, mereka yang keadaannya demikian sukar diijak berpartisipasi melalcukan pexbahn usaha yang berorientasi pada peningkatan pendapatan, dan (c) h a n g
mendapat kemudahan dari pihak luar atau pejabat "atas desa" dalam upaya pemimpin membantu pengikut mengatasi kekmmgan modal dan sejenisnya. Im~likasike penwluhan: Penyuluhan kepada pemimpin informal dilaku-
kan melalui kerja sama dengan instansi-instansi terkait. Untuk itu terlebih dahulu hatus diusahakan agar terdapat kesamaan persepsi tentang kegiatan yang perxx
lu dilakukan serta materi apa yang akan disampaikan dalam penyuluhan tersebut. Perimbangan kontribusi semua pihak dalam berbagai hal, juga perlu disepakati . terlebih dahulu. 6. Karakteristik pribadi pemimpin informal yang secara nyata ikut berpengaruh ter-
hadap penampilan peran pemimpin informal adalah: (a) pendidikan pemimpin, @) lama memimpin, dan (c) empati pemimpin terhadap pengikut. Tiga karakte-
ristik iN berpengaruh terhadap penampilan peran pemimpin di ddam (1) memotivasi pengikut, (2) mengarahkan kegiatan, dan (3) sebagai penghubung antar-sistem. Implikasi ke penpluhan: Karakteristik pribadi pemimpin merupakan sesuatu yang memang sudah demikian adanya. Dengan kata lain, sukar mengubah atau me~ngkatkankualitas karakteristik pribadi pemimpin, kecuali melatih atau mengembangkan refleksi dari beberapa karakteristik pribadi. Refleksi pendidikan O.ang relatip tinggi) yang ditempuh pemimpin, dapat berwujud minat yang permanen untuk selalu mencari informasi, termasuk informasi tentang pembangunan sehingga pengetahuannya terus bertambah, bemawasan luas dan toleran
terhadap pendapat orang lain, dan sejenisnya. Penyuluhan dapat menambah de-
retan refleksi ini, seperti kemampuan memilih cara menampilkan peranan yang disesuaikan dengan kondisi pengikut. Empati merupakan karakteristik pribadi yang berhubungan dengan sikap mental. Karena itu refleksinya dapat ditambah
antara lain dhgan menganjurkan pemimpin agq: (a) mempunyai perhatian penuh terhadap penejkut, (b) melayani dengan ramah, (c) bersikap penuh simpati, (d) sering berkomunikasi, dan (e) mampu memahami kebutuhan pengikut.
xxi
7. Tiga karakteristik pribadi pemimpin yang belum menunjukkan pengaruh nyata
secara langsung terhadap penarnpilan peran mereka dalam menggerakkan -partisipasi masyarakat, yaitu (a) umur pemimpin, (b) kekosmopolitan, dan (c) optimisme pemimpin. Imvlikasi ke ~enwluhan:Melalui penyuluhan refleksi dari umur yang sudah tinggi (lanjut usia) seperti kematangan dalam berpikir, kebijakan yang mantap dan sejenisnya dapat dilatih. Kekosmopolitan dapat dibantu melalui diskusidiskusi tentang kehidupan moderen atau kekotaaq sehingga terbentuk sifat-sifat manusia moderen. Optimisme pemimpin terbentuk melalui peningkatan kemampuannya membuat prediksi masa depan yang lebih baik. Hal seperti ini dapat dilatih melalui penggunaan berbagai metode penyuluhan. 8. Hasil pelaksanaan pembangunan sukar dapat dicapai tanpa menggerakkan partisi
pasi masyarakat. Peranan pemimpin, baik yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap upaya menggerakkan partisipasi masyarakat, ternyata mempunyai pengaruh terhadap hasil pelaksanaan pembangunan. Imolikasi ke penvuluhan. Program penyuluhan yang dirancang hendaknya mampu mendorong pemimpin informal untuk dapat menggunakan berbagai cam dan strategi menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pemimpin diberi kemampuan untuk menunjukkan kepada pengikut bahwa melalui partisipasi dalam menerapkan berbagai upaya perbailcan usaha atau pembaharuan (pembangunan) dapat meningkatkan perolehan hasil usaha.
,
9. Penampilan peran pemimpin dalam mengarahkan kegiatan pengikut serta parti-
sipasi masyarakat dalam pembangunan desa, berpengaruh langsung secara nyata terhadap hasil pelaksanaan pembangunan. xxii
Implikasi ke venyuluhan: Program penyuluhan harus dapat meningkatkan keterampilan pemimpin informal dalam memberi petunjuk dan pengarahan kepada pengikut, khususnya dalam implementasi suatu inovasi. Sebelum mereka berkemampuan memberi pengarahan, terlebih dahulu pemimpin informal perlu disuluh agar dapat menguasai implementasi suatu inovasi dan sejenisnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran, terutarna yang berhubungan dengan upaya memberdayakan pemimpin pedesaan: 1. Perlu upaya secara sistematis dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampu-
an pemimpin informal di pedesaan, yang diawali oleh kemampuan dalam pendekatan komunitas, yang dapat dilakukan melalui pemberian penyuluhan 2.
Sebagai kelanjutan upaya meningkatkan kemampuan pemimpin dalam pendekatan komunitas (rekayasa sosial), pemberian penyuluhan juga hams dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemimpin dalarn menampilkan peranan pembangunan yang mampu menggerakkan partisipasi masyarakat.
3. Untuk memantapkan upaya pernberdayaan pemimpin informal, terutama pada
saat awal rekayasa dilakukaq penyuluh perlu mendampinginya sambil terns meningkatkan kemampuan pemimpin mengelola kelompok usaha tertentu. 4. Perlu diberi kesempatan lebih besar kepada pemimpin informal di desa untuk
melakukan interaksi dengan pengikutnya tanpa banyak "dicurigai" sehingga rasa tanggung jawab moril yang masih ada, dapat dimanfaatkan untuk mening-
katkan gerak pembangunan desa ke arah kemajuan. 5. Perlu upaya intensip dalam mensosialisasikan konsep serta falsafah penyuluhan
sehingga pihak-pihak tertentu seperti perantau yang berhasil di daerah lain daxxiii
pat memahami makna penyuluhan dan tidak menghambat jalannya kegiatan menggerakkan masyarakat dalam pembangunan, sebagai salah satu misi penyuluhan pembangunan. 6. Mengingat masih strategisnya kedudukan dan peranan pemimpin informal di
masa datang, khususnya di wilayah p e d e s perlu ~ penelitian lebih lanjut un-
tuk mengidentifikasi peranan pemimpin yang tipist, sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal tertentu.
PERANAN PEMlMPlN INFORMAL DALAM MENGGERAKKAN PARTlSlPASl MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN DESA
Oleh: RATA GlNTlNG
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar Doktor pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999
Judul Disertasi
: PERANAN PEMIMPIN lNFORMAL DALAM MENGGERAKKAN
PARTISPAS1 MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN DESA
*
Nama Mahasiswa : RATA GINTlNG NomorPokok :91516 Program Studi : nmu Penyuluhan Pembangunan Menyetujui
1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. H. .
rgono Slamet
Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis
Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, MSc.
Anggota
2. Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan
Penulis adalah putra tertua dari enam bersaudara, ayah Penungkunen Ginting (dm) dan ibu Pijer br Tarigan (alm). Lahir menjelang fajar tanggal 31 Januari 1939 di desa Lau Baleng, Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara. Setelah menamatkan pendidikan Sekolah Rakyat Negeri di Lau Baleng pada tahun 1953 melanjutkan pendidikan ke Sekolah GUN B (SGB) di Kabanjahe yang merupakan ibukota Kabupaten Karo. Hasil ujian saringan pada akhir kelas 111 tahun 1956, memenuhi syarat untuk terus melanjut ke Sekolah Guru A (SGA) dan pada
tahun 1959 menamatkan pendidikan SGANegeri di Kabanjahe .
Pada tahun 1960 melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ilmu Pendidikan d m Keguruan Universitas Sumatera Utara @KIP USU) Medan dan menyelesaikan Sarjana Muda jurusan Ilmu Mendidik (Paedagogik) pada bulan Pebruari 1964. Pada buIan Oktober 1964 pindah dari guru SD Negeri sejak 1960 d m diangkat sebagai Asisten Perguruan Tinggi di FKIP USU yang kemudian berubah menjadi IKIP Medan. Sejak saat itu sampai sekarang penulis menjadi tenaga akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Medan. Sambil -gas
sebagai Asisten Pergwuan tinggi penulis
melanjutkan studi clan menyelesaikan pendidikan Sajana Pendidikan jurusan Administrasi Pendidikan pada bulan Juli 1968. Selama menjadi tenaga akademik yakni pada tahun 1978 pernah diangkat sebagai Pembantu Dekan HI pada Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Medan selama dua periode dan hampir pada saat yang bersamaan juga diangkat sebagai Dosen Pembimbing Kuliah K e j a Nyata (KKN) IKIP Medan. Sejak tahun 1982 sampai 1987 dixxvii
angkat sebagai Ketua Pelaksana KKN IKIP Medan, setelah sebelumnya mengikuti Penataran Pelatih-Pelatih Kuliah Keqa Nyata (KKN)di lnstitut Pertanian Bogor. Selama menjadi tenaga pengajar juga pernah berkali-kali mengikuti penatar-
an antara lain tentang Inovasi Pendidikan di LKIP Jakarta selama dua bulan Selanjutnya mengikuti Penataran-Lokakarya (Penlok) Pendidikan Gwu tentang penerapan ga-
gasan Pendidikan Guru Berdasarkan Kemampuan (Competency Based Teacher Education) dalam dua tahap. Tahap pertama pada tahun 1982, beriangsung selarna dua bulan di.Balai Pendidikan Guru (BPG) Semarang dan tahap kedua pada tahun 1983 selama hampir dua bulan di Balai Pendidikan Guru Jakarta. Pada tahun 1988 melanjutkan pendidikan ke Program Pascasarjana lnstitut Petranian Bogor (S2), tepatnya di Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan dan menyelesaikan pendidian Magister Sains pada bulan Desember 1990 dengan judul tesis: "Perilaku Kepemimpinan Kontaktani Dalam Meningkatkan Efektivitas Kelompoktani Padi-Sawah" Studi Kasw di WKPP Sumberjo Kegamatan Pagar Marbau Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.. Pada tahun 1991 melanjutkan p e n d i d i i ke Program Pascasajana Institut Pertanian Bogor (S3), Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan sampai sekarang. Penulis menikah dengan Jendakita Tarigan dan telah dikaruniai empat anak, dua diantaranya yang paling bessr, dr. Anita Isabella dan Devi Johanna, SE telah menikah. Anak ketiga Ir. Hany Christian, alumni ITB Bandung telah bekerja pada PT Timah Pangkalpinang Bangka dan yang terakhir Ivan Wiarta sedang mengikuti pendidikan D3 Pariwisata di USU Medan. Penulis xxviii
UCAPAN TERIMA KASIH Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rakhmatNya penelitian dan penulisan disertasi dengan judul: "Peranan Pemimpin Informal Dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Untuk Pembangunan Desa" ini dapat diselesaikan pada waktunya. Penulisan disertasi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanaian Bogor. Terselenggaranya studi di Program Pascasarjana ini berkat dukungan dari berbagai kemudahan belajar yang diberikan Institut Pertanian Bogor, bantuan dana
dari berbagai sumber serta berbagai bantuan dan fasilitas selama pelaksanaan penelitian. Akhirnya juga duasakan ada kemudahan dalam analisis dan penulisan disertasi ini karena dipandu oleh komisi pembimbing. Kepada Bapak Prof. Dr. H. R Margono Slamet selaku Ketua Komisi Pembimbing serta Ibu Dr. Ir. Hj. Aida Vitayala S. Hubeis, Bapak Dr. H Prabowo Tjitropranoto, MSc., Prof. Dr. Sediono M. P. Tjondronegoro dan Prof. Dr. Ir H Darwis S. Gani, MA., selaku Anggota Komisi Pembimbing penulis mengucapkan terima kasih atas ketekunan dan kesabaran beliau dalam membimbing penulis sampai disertasi ini selesai ditulis dalam ujudnya yang sekarang. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan pula kepada Bapak Prof. Dr. H. Margono Slamet selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan PPs-IPB yang telah banyak memberikan tuntunan, bimbingan dan dorongan selama berlangsungnya proses pendidikan penulis. Kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen PPs-IPB, khususnya dosen di Program Studi Ilmu
-
Penyuluhan Pembangunan yang dengan ikhlas telah menyampaikan sebagian ilmunya melalui kegiatan perkuliahan dan diskusi-diskusi yang bermanfaat, sehingga lebih mematangkan penulis dalam mengembangkan wawasan keilmuan, penulis mengucapkan terima kasih. Penulis juga berterima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa PPs-IPB, khususnya mahasiswa Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang telah memberikan pandangan dan saran sebagai masukan yang bermanfaat dalam penyusunan disertasi ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Rachmat Pambudy, MS sebagai teman mahasiswa seangkatan yang telah banyak membantu penulis, tidak saja dalam bentuk sumbangan pemikiran, tetapi juga bantu-
an lain sehingga memudahkan penulis menyelesaikan tulisan ini. Kiranya juga penulis tidak dapat melupakan sumbangan pemikiran yang diberikan Ir. Riana Panggabe-
an, MS sebagai teman sesama mahasiswa Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, khususnya dalam penyusunan rencana penelitian ini, dan karenanya penulis mengucapkan terima kasih. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ir. Rita Nur Suhaeti, MSi atas bantuan bempa pengalihbahasaan Abstract dan saran-saran perbaikan lain, sehingga tulisan ini mencapai wujudnya seperti sekarang. Kepada Ir. Reni Kustiari, MSc dan Soeprapto dari Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Bogor, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan berupa pentabulasian data dengan bantuan komputer serta beberapa saran tentang teknik pengolahan data. Penulis sangat berterima kasih kepada Rektor IKIP Medan beserta Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan MIP Medan yang telah memberi dorongan, kesempatan serta menugaskan penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana IPB. Kepada Bapak Rektor P B yang telah memberikan kesempatan sehingga memungkinkan peXXX
nulis melaksanakan studi, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya Rasa terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada Direktur Program Pascasarjana IPB beserta staf atas segala kesempatan, kemudahan dan fasilitas belajar yang diberikan kepada penulis sampai pada akhir pendidikan di PPs-IPB ini. Atas bantuan dana pendidikan dan penelitian, penulis menyampaikan terima kasih, terutama kepada Tim Manajemen Program Doktor (TMPD) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta kepada Ketua Yayasan Supersemar. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor IKIP Medan atas pemberian bantuan dana beberapa kali kepada penulis. Demikian juga penulis menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara atas beberapa kali pemberian bantu& biaya kepada penulis. Pemberian bantuan atas izii penelitian dari Kepala Direktorat Sosial Politik Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Utara serta Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Tingkai I1 Tapanuli Utara, penulis mengucapkan
terima kasih. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dm. T.M. Sinaga yang ketika penelitian ini dilakukan menjabat sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat I1 Tapanuli Utara, atas bantuan berupa pemberian informasi dan petunjuk tentang m-cara melakukan pendekatan terhadap masyarakat desa di lokasi penelitian. Penulis menyampaikan terima kasi kepada Ir.Musa Bornot Simbolon dan Drs. H. Simarrnata yang telah ikut membantu penulis dalam melakukan pengumpulan data, khususnya menyerahkan kuesioner secara langsung dan menerima kembali dari responden di desa lokasi. Atas bantuan beliau berdua, khususnya dalam melanxxxi
carkan komunikasi dalam bahasa daerah dengan responden ketika penulis melakukan wawancara dengan berbagai informan, penulis menyampaikan terima kasih Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ir. Hari Wijayanto, MSi dosen pada Jurusan Statistika IPB Bogor atas bantuan beliau dalam mengolah data, tennasuk analisisnya serta saran-saran yang bermanfaat bagi pembahasan hasil peneltian seperti teltulis dalam disertasi ini Penghargaan dan rasa terima kasih khusus penulis sampaikan kepada isteri Jendakita Tarigan dan keempat anak kami Anita, Devi, Harry Christian dan Ivan Wi-
narta, yang telah berjasa membantu suami/ayahnya dalam menyelesaikan karyanya. Pengertian, kesadaran dan kesabaran mereka atas konsekuensi mempunyai suami/ ayah yang sedang terpukau atas sesuatu karya, sehingga mengurangi kesempatan mereka untuk secara bersama menikmati keceriaan, adalah suatu jasa yang besar artinya bagi penulis. Kiranya juga kelahiran cucu pertama dari penulis, Gerry Jonathan Tarigan pa& tanggal 18 Augustus 1999, telah menambah semangat serta mendorong penulis untuk segera menyelesaikan tulisan ini. Akhirnya semoga disertasi ini memberi manfaat bagi mereka yang haus akan ilmu dalam mengisi hidupnya, khususnya bagi kalangan pejabat pemerintah dan pemimpin di pedesaan yang masih tetap perduli terhadap rakyat.
Bogor, akhir Oktober 1999. Penulis
xxxii
DAFTAR IS1 Halaman
...
ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
111
IUNGKASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iv
RWAYAT HIDUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxvii UCAPAN TERIMA KASM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxix DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxxvi DAFTAR GAMElAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxxviii DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xxxix PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
LatarBelakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
Masalah Peneiitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7
..
Tujuan Penelltlan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
8
Kegunaan Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
9
TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
Kelompok Sebagai Unit Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
Kelompok dan Penyuluhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
15
Kelompok dan Kepemimpinan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .
18
PerananPemlmpln . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
25
Pemimpin Informal dan Penyuluhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
30
Pemherdayaan Pemimpin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
31
Kedudukan Pemimpin Infonnal Dalam Penyuluhan . . . . . .
35
Media Massa clan Pemimpin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
37
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembanwnan . . . . . . . . . . . . . . . . .
39
KERANGKA PEMIKIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
46
Pembangunan Masyarakat Desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
46
Penyuluhan dan Pembangunan Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . .
47
Peranan Pemimpin Informal Dalam Menggerakkan Partisipasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
49
Halaman Menyadarkan Pengikut akan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . Memberi Informasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Memotivasi Pengikut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Megarahkan Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Membina Keja sama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Memberi ganjaranlsanksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sebagai Penghubung Antar Sistem . . . . . . . . . . . . . . . . . . Partisipasi Masyarakat Desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hasil Pelaksanaan Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL PEUBAH . . . . . . . . . . Hipotesis Utama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hipotesis Keja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Definisi Operasional Peubah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lokasi Penelitiann . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Peubah-Peubah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Indikator dan Pengukuran Peubah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kesahihan dan Keterandalan I n s t m e n . . . . . . . . . . . . . . . . . Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Waktu Penelitian, Seminar Hasil Penelitian dan Ujian . . . . . . . HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Profil Daerah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Fisik Wilayah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .: . . . . . . . . . Kependudukan di Tapanuli Utara . . . . . . . . . . . . . . . . Masyarakat Batak Toba . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Halaman Kepemimpinan Masyarakat . . :. . . . . . . . . . . . . . . . . . Warga Masyarakat sebagai Pengikut . . . . . . . . . . . . . . Potensi dan Perekonomian Daerah . . . . . . . . . . . . . . . Identifikasi Kecamatan Lokasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Identifikasi Desa Lokasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Profil Pemimpin dan Pengikut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Penampilan Peranan Pemimpin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kenomalan Distribusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Hubungan Antara Peubah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengaruh Karakteristik Pribadi terhadap Peranan Pemimpin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengaruh Penampilan Peranan Pemimpin terhadap Partisipasi Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengamh Peranan Pemimpin Informal terhadap Hasil Pelaksanaan Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Model Temuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung . . . . . . . . . . . . Penampilan Peranan Pemimpin Informal . . . . . . . . . . . . KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KesimpulanUmum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kesimpulan Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Saran-Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTARPUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . LAMPIRAN-LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR TABEL Halaman
Nomor
Teks Distribusi Sampel menurut Wilayah dan Kecamatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
89
Komposisi Pemimpin Informal sebagai Sampel dari Tiap Desa di Empat Kecamatan Lokasi . . . . . . . . . . . . . . . .
90
3
Peubah, Indikator dan Parameter . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
93
4
Komposisi Penggunaan Tanah di Kabupaten Daerah T i a t I1 Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara . . . . . . .
112
Luas Wilayah, Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Tapanuli Utara Tahun 1996 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
113
1
2
5
6. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi dari beberapa Tanaman Pangan dan Perkebunan tahun 1996 di
7
8
9
Kabupaten Tapanuli Utara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
125
Kondisi Kecarnatan Lokasi menurut Luas Wilayah, Pemerintah Desa, Instansi Pemerintah, Sarana Perekonomian dan Sosial Budaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
127
Kondisi desa lokasi menurut Penduduk, Pekerjaan Penduduk Sarana Ekonomi dan Jenis Kelompok yang terdapat di desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13 1
Sebaran Pemimpin Informal Tradisional dan Informal Kontemporer serta Pengikutnya menurut menurut Kategori Umur (Usia) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
133
10 Sebaran Pemimpin Informal Tradisional dan Informal Kontemporer serta Pengikut menurut Pendidikan . . . . . . . . . . . .
135
1 1 Sebaran Pemimpin Informal Tradisional dan Infonnal Kontemporer menurut Lama Memimpin . . . . . . . . . . . . . . . . . .
137
12 Sekor Minimum, Maksimum dan Rata-rata serta Persentase Mean terhadap Sekor Maksimum dari Pemimpin Informal dan Pengikut untuk masing-rnasing Peubah . . . . . . . . . . . . . . .
Nomor
13
Sekor rata-rata (Mean)dan Nilti Korelasi sekor Pemimpin Informal dan Pengikut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Halaman
140
14 Perhitungan Uji Normalitas Lilliefors Distribusi Sekor
Pemimpin Informal untuk tiap Peubah . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
141
15 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung hasil Analisis
Lintasan dari Peubah Bebas Karakteristik Pribadi Pemimpin Informal terhadap Peubah Respon Menyadarkan Pengikut akan Masalah (XI) . . . . . . . . . 16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung (Nyata) dari Peubah
Bebas Karakteristik PI terhadap Peubah Respon Peranan PI pada masing-masing Model . . . . . . . . . . . . . . . . . .
153
17 Koefisien Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah
Bebas PenampiIan Peranan Pemimpin Informal terhadap Peubah Respons Partisipasi Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
175
18 Koefisien Lintasan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Peubah Bebas Peranan Pemimpin Informal terhadap Peubah Respon Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan . . . . . . . .
176
19 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Bebas
Peranan Pemimpin Informal dan Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil ~elaksanaan~embangu& . . . . . . . . . . . . . . . .
191
20 Koefisien Lintasan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Bebas Peranan Pemimpin Informal dan Partisipasi Masyarakat terhadap Peubah ResPon Hasil Pelaksanaan Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
193
21 Pengamh Langsung dan Tidak Langsung yang Nyata dari
Peubah Bebas terhadap Peubah Respon - pada masing-masing Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
202
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
&&
1 Proses Dalam Kelompok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
14
2 Perubahan Perilaku melalui Pemberian Informasi dan Persuasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
32
3 Model Tahapan-tahapan dalam Proses Keputusan Inovasi . . . .
34
Model Teoretis Peranan Pemimpin Informal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat untuk Pembangunan desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
74
4
5
6
7
8
Diagram Lintasan pengamh Peubah Bebas Karakteristik Pribadi PI terhadap Peubah Respon Menyadarkan akan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
15 1
Koefisien Lintasan yang Nyata dari Peubah Bebas Karakteristik Pribadi PI temadap Pateah Respon Peranan Pemimpin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
154
Koefisien Lintasan Pengamh bangsung dan Tidak Langsung yang dari Peubah Bebas terhadap Peubah . - Nyata . Respon untuk semua Model . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
204
Penampilan Peranan Pemimpin Informal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat untuk Pembangunan Desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
206
xxxviii
Nomor 1
Peta Kabupaten Daerah Tkt I1 Tapanuli Utara . . . . . . . . . . . . . . .
229
2
Beberapa Contoh Umpasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
230
3
Ikhtisar Kepemimpinan Informal Masyarakat Batak Toba menurut Bidang, Dasar dan Saluran Status dan Aktivitas . . . . . . .
23 1
4
Data Dasar Responden: Pemimpin Informal . . . . . . . . . . . . . . . . .
232
5
Koefisien Korelasi Tata Jenjang Speannan (r*) Skm Pemimpin Infohal (N =96) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
234
Koefisien Korelasi Ganda, Koefisien Determinasi dan Koefisien Regresi Parsial dari pengaruh Peubah Bebas Karakteristik Pribadi Pemimpin Informal terhadap Peubah Respon (Peranan yang ditampilkan) . . . . . . . . . . . . . . . .
238
7
Analisis Varians data Pemimpin Infoimal untuk Model 1 . . . . . .
240
8
Analisis Varians data Pemimpin Informal (Model 2) . . . . . . . . . .
241
9
Analisis Varians data Pemimpin Informal (Model 3) . . . . . . . . . .
242
10 Analisis Varians data Pemimpin Informal (Model 4) . . . . . . . . . .
243
11 Analisis Varians data Pemimpin Informal (Model 5) . . . . . . . . . .
244
12 Analisis Varians data Pemimpin Informal (Model 6) . . . . . . . . . .
245
13 Analisis Varians data Pemimpin Informal (Model 7) . . . . . . . . . .
246
6
14 Diagram Lintasan Pengaruh Peubah Bebas Karakteristik
Pribadi PI terhadap Peubah Respon . . . . . . ... . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . Memotivasi Pengikut 04).
247
15 Koefisien Korelasi Ganda, Koefisien Determinasi dan
Koefisien Regresi Parsial dari Regresi Berganda Pengaruh Peranan Pemimpin Informal terhadap Partisipasi Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
248
Halaman
Nomor Teks
16 Analisis Varians data Pemimpin Informal untuk Model 8 . . . . . . .
249
17 Diagram Lintasan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Peubah Bebas Peranan Pemimpin Informal terhadap Peubah Respon Partisipasi Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
250
18 Beberapa Koefisien dari Regresi Berganda pengaruh Peranan Pemimpin Informal dan Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil Pelaksanaan Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
251
19 Analisis Varians data Pemimpin Informal (Model 9) . . . . . . . . . .
252
20 Koefisien Lintasan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung (Nyata) Peubah Bebas Peranan Pemimpin Informal dan Partisipasi Masyarakat terhadap Hasil Pelaksanaan Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
253