Peranan Pelajar Islam Indonesia (PII) Dalam Mebina Moral Generasi Muda Di Kabupaten Aceh Besar Oleh : Abubakar Anwar (Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh) Ringkasan Pelajar Islam Indonesia (PII), merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan yang mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi sehingga bisa menjadi wadah pembentukan moral dan peningkatan prestasi generasi muda dalam setiap wilayah kerjanya. baik mahasiswa, pelajar yang masih menempuh pendidikan di sekolah formal maupun di sekolah non formal. Yang menjadi sampel adalah komunitas Pelajar Islam Indonesia di Kabupaten Aceh Besar yang meliputi anggota, pengurus dan keluarga besar, Anggota yang dimaksud disini adalah para kader PII yang telah mengikuti kegiatan training. Dari kesemua unsur PII tersebut diambil 14 orang sebagai sampel penelitian. Metoda pengumpulan data adalah penelitian kepustakaan (library research dan penelitian lapangan (field research) dengan teknik pengumpulan data adalah angket tertutup dan semi terbuka serta wawancara mendalam, dengan hasil penelitiannya sebagai berikut : Peranan PII dalam pembinaan moral dan kepribadian generasi muda di Kabupaten Aceh Besar sangat penting yang berfungsi sebagai wadah, membentuk, mengembang dan pempertahan prilaku-prilaku yang luhur sesuai dengan nilai-nilai yang Islami, bahkan di samping itu tujuan utama PII Aceh Besar adalah mempersiapkan kader-kader yang sukses dalam pendidikannya dengan prestasi yang gemilang sehingga menjadi pemimpin-pemimpin yang berbudi luhur di masa depan. Untuk mencapai maksud-maksud tersebut PII Kabupaten Aceh Besar menempuh berbagai usaha antara lain : training-traning (Leadership Basic Training, Leadership Intermediate Training, Leadership Advace Training, Pendidikan Instruktur dan latihan Brigade PII serta belajar Islam bersama). hal ini didasari pada pemikiran bahwa setiap kader PII dalam wilayah kerjanya perlu dibekali dengan ketrampilann yang menyangkut dengan prilaku, kepemimpinan dan akhlak yang didasari pada nilai-nilai keislaman dengan demikian para generasi muda akan sulit tergoyahkan dengan berbagai desakan moderenisasi dan budayabudaya yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman, dengan kepribadian yang kuat seperti itu sehingga para kader PII akan menjadi contoh yang baik lingkungan social dan studinya dalam kontek seperti ini dapat disebut juga sebagai upaya pembinaan dalam pengertian yang lebih luas. Kendala-kendala yang sering dihadapi oleh PII dalam pembinaan moral dan kepribadian generasi muda di Kabupaten Aceh Besa:r sangat beragam, namun kalau kita simpulkan antara lain : Terbatasnya anggaran yang tersedia dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan, sulitnya mendapat restu orang tua bagi setiap kader, terutama sekali kader remaja putri, banyak anggota yang berstatus pelajar dan mahasiswa juga menjadi kendala tersendiri, karena kita ketahui pelajar dan mahasiswa juga memiliki kewajiban pendidikannya yang tidak bisa ditinggalkan, banyak anggota yang tidak aktif serta minimnya dukungan masyarakat dalam menyukseskan berbagai program yang telah diagendakan. Kata Kunci : Peran PII, moral dan prestasi, generasi muda
Keadaan Nanggroe Aceh Darussalam saat ini memang tidak bisa ditebak dengan mudah, apalagi memastikan akan sesuatu hal mengenai nanggroe aceh sekarang ini, perubahan
secara drastis terjadi bukan hannya dalam hitungan tahun atau bulan,bahkan terjadi dalam hitungan hari atau jam,dimana konflik politik berkepanjangan yang tiada hentihentinya terus menemani naggroe aceh tercinta.
1
Belum lagi musibah gempa dan sunami yang melanda aceh pada tanggal 26 Desember 2004 yang telah memporak-porandakan aceh sehingga aceh harus bangun kembali untuk bisa bangkit lagi seperti sediakala, untuk itu diperlukan format keadaan masyarakat yang mampu menganalisa dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut agar mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat merugikan pribadinya sendiri dan untuk itulah harus dimulai dari mempertahankan kebersamaan antar semua generasi muda khususnya pelajar yang notabennya sangat mudah untuk menerima sesuatu yang baru,dimana pelajar adalah suatu bagian dari masyarakat yang merupakan tonggak utama bagi kelangsungan suatu bangsa dalam segala bidang (student today leader tomorrow) pelajar hari ini adalah pemimpin dihari esok. Apakah pada tahun – tahun yang akan datang nasib rakyat Aceh berubah dengan terciptanya perdamaian antara GAM dengan pemerintahan pusat di Jakarta pada tahun 2005? mative, akankah MoU Helsinki dan UU pemerintahan Aceh (UUPA) mampu membawa kesejahteraan, kedamaian,dan keadilan kepada rakyat Aceh.? Apakah semua kedamaian yang telah tercapai dapat berpengaruh pula perbaikan moral generasi muda dalam berbagai bidan, sosial, pendidikan dan keagamaan ? Tentu tidak mudah menjawab pertanyaan mendasar di atas.jawaban terhadap pertanyaan ini berada di pundak mesyarakat Aceh yang bukan dilakukan dengan berspekulasi, gosip, dan intrik politik yang justru membunuh harapan-harapan berbagai harapan sehingga semua unsur munuju harapan yang islami. Semua perubahan yang disebut di atas adalah peristiwa-peristiwa yang sangat menentukan tercapainya tindakan Aceh baru, Aceh baru adalah Aceh yang bermartabat, dari segi ekonomi, agama serta sosial budaya. Oleh karna itu peranan Generasi muda dan pelajar sangat dibutuhkan yang bisa menciptakan sebuah skenario tentang masa depan Aceh sebagai pedoman bagi
masyarakat sipil di Aceh untuk menjalankan perannya sebagai pelaku perubahan. Agar kebersamaan antar pemuda dan pelajar dapat dipersatukan, selama ini sudah ada satu wadah tempat berkumpulnya para pelajar yakni organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII), dimana organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan yang mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi sehingga bisa menjadi wadah pembentukan moral dan kepribadian generasi muda dalam setiap wilayah kerjanya. baik mahasiswa, pelajar yang masih menempuh pendidikan di sekolah formal maupun di sekolah non formal. Dengan harapan di samping para generasi muda tersebut mampu mencapai prestasi yang baik juga dibarengi prilaku yang islami sebagai bentuk wajah baru masyarakat Aceh ke depan yang islami sesuai dengan UU dan berbagai qanun yang telah diberlakukan. Peran utama PII sebagai wadah generasi muda adalah membekali landasan moral bagi generasi muda, artinya pembinaan dan pendidikan moral yang telah dilakukan oleh PII secara tidak langsung harus dapat membentuk kepribadian generasi muda yang ada dan mengurangi kenakalan yang terjadi dikalangan generasi muda. di sisi lain PII adalah wahana merajut ukhuwah islamiah dalam kata lain “jembatan silaturrahmi”antara pelajar dari sekolah formal dengan pelajar dari sekolah non formal, karena dari kedua sekolah tersebut masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri dalam mengikuti kurikulum pendidikan. Sering kali selisih paham tentang sistem pendidikan yang terjadi dirasakan oleh generasi muda, sehingga sering kali pula egoisme masing-masing muncul kepermukan dan saling menklaim bahwa sayalah benar, di sini pula organisasi PII harus mampu mengikat rasa persaudaraan yang tinggi dikalangan pelajar tanpa memandang kelas sosial, ekonomi dan sebagainya. untuk selanjutnya berbuat bersamasama demi kemaslahatan ummat dengan meningkatkan prestasi dan prilaku yang
2
baik, sebagaimana diwujudkannya isi dan cita-cita PII yang terkandung dalam pasal 4 Anggaran Dasar PII adalah "Kesempurnaan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi segenap rakyat Indonesia dan umat manusia". PII berlomba-lomba berbuat kebajikan yang menurut istilah disebut " Fastabiqul Khairat" Sesuai dengan firman Allah swt surat AsySyams ayat 7 s/d 10 : َ َو َ َاه ٍ َْ َو, ََََََْ ُُ َرهَ َوََْاه, َْ َ َ!ْ َزآه َ ََْأ, َب َ!ْ َده َ َ$ ََْو Artinya : “Demi jiwa yang menyempurnakan, lalu diilhamkan kepada (manusia), mana yang buruk dan mana yang baik, sesungguhnya mendapat kemenangan (bahagia) orang-orang yang mensucikan jiwanya dan rugi (kalah) orang yang mengotorkan jiwanya (jahat hatinya). Dari berbagai uraian diatas, dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk melakukan kajian untuk melihat secara objektif tentang bagaimana peran PII dalam membinan moral generasi muda terutama di Kabupaten Aceh Besar dengan rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana peranan PII dalam pembinaan moral dan peningkatan generasi muda di Kabupaten Aceh Besar 2. Usaha-usaha apa saja yang ditempuh oleh PII dalam pembinaan moral dan peningkatan prestasi generasi muda Kabupaten Aceh Besar 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PII dalam pembinaan moral dan peningkatan prestasi generasi muda di Kabupaten Aceh Besar 15
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan PII dalam pembinaan moral dan peningkatan prestasi generasi muda di Kabupaten Aceh Besar 2. Usaha-usaha apa saja yang ditempuh oleh PII dalam
3.
pembinaan moral dan peningkatan prestasi generasi muda Kabupaten Aceh Besar Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PII dalam pembinaan moral dan peningkatan prestasi generasi muda di Kabupaten Aceh Besar
Metodologi Penelitian A. Populasi Dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah komunitas Pelajar Islam Indonesia di Kabupaten Aceh Besar yang meliputi anggota, pengurus dan keluarga besar, Anggota yang dimaksud disini adalah para kader PII yang telah mengikuti kegiatan training baik yang masih duduk di bangku sekolah maupun yang di perguruan tinggi.Adapun keluarga besar PII yang dimaksud disini adalah mantan pengurus PII yang masih memberikan peranan dalam mendistribusi materi,pemikiran dan kebutuhan lainnya demi kelancaran jalan nya kepengurusan PII. Dari kesemua unsur PII tersebut diambil 14 orang sebagai sampel penelitian yang terdiri dari Unsur Ketua dan Angga, beserta beberapa orang mantan pengurusnya yang dianggap memiliki data yang banyak tentan peran dan fungsi PII selama ini. B.Tehnik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini akan digolongkan dalam dua katagori yaitu data primer dan data skunder, data primer adalah data yang terkumpul dilapangan sedangkan data sekunder adalah data-data yang bersumber dari berbagai bacaan baik buku-buku majalah, foto-foto dan sebagainya.m oleh sebab itu untuk mengumpulkan data-data tersebut dapat ditempuh dengan teknik sebagai berikut : 1.
Penelitian kepustakaan (library research) Yaitu dengan mengumpulkan berbagai bacaan yang terkait dengan permasalah yang sedang diteliti baik yang digunakan sebagai sumber kajian kepustakaan
3
maupun memperkuat temuan-temuan di lapangan. 2. Penelitian lapangan (field researchh) Yaitu penelitian berdasarkan fakta dan realita yang terjadi dilapangan, dengan teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut : a. Angket Yaitu dengan cara menyebarkan sejumlah pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian.itemitem pertanyaan yang akan di gunakan di rumuskan sedemikian rupa dengan bantuan para senior/para ahli untuk memungkinkan terungkapnya berbagai data tentang Peranan Pelajar Islam Indonesia dalam membina moral generasi muda di Aceh Besar. pertanyaan-pertanyaan yang di rumuskan dalam angket akan di susun dalam dua bentuk, yaitu secara tertutup dan semi terbuka. Angket tertutup adalah angket yang mengungkapkan setiap masalah yang di teliti tersedia jawabannya yang telah di rumuskan sematang-matangnya sehingga responden tidak perlu menambah lagi dengan jawaban nya sendiri. Sedangakan semi terbuka adalah setiap pertanyaan yang akan mengungkapkan indikator yang ingin di sandera,jawabannya sudah tersusun dengan pertimbangan yang matang,tetapi responden masih diberi kemungkinan jawaban tambahan sesuai dengan yang diinginkan,dilakukan dan dirasakan selama ini.hal ini dilakukan untuk memungkinkan terungkap nya berbagai data yang di butuhkan untuk memperdalam pembahasan setiap masalah penelitian. 2.Wawancara Wawancara digunakan untuk memperdalam serta menemukan jawaban-jawaban yang lebih terperinci,yang tidak mungkin terjawab tuntas dan mendetil melalui angket.wawancara akan dilakukan khususnya lepada sumber data dari berbagai yang erat kaitannya dengan Organisasi Pelajar Islam Indonesia Aceh Besar dan terkait dengan masalah yang sedang di kaji, sebagaimana yang telah di sebutkan, tujuannya adalah
memperoleh data secara komperhensif terhadap konsep yang baik dalam membina moral generasi muda di Aceh Besar. Wawancara terutama akan dilakukan terhadap beberapa orang sumber dari unsur inti Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia Kabupaten Aceh Besar. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun dari hasil kerjasama Tim dan senior/para ahli sedemikian rupa,sehingga memungkinkan terungkap berbagai imformasi yang dibutuhkan secara mendalam.Diskusi juga akan dilakukan secara intensivdengan para señor dan pakar yang dipandang capable dalam masalah ini. C.Tehnik Pengolahan Dan Analisis Data Data yang terkumpul akan diolah dengan pendekatan”Trianggulási”.yaitu lebih dari satu metoda, dengan cara mengawinkan metoda kuantitatif dan metoda kualitatif (Pertti Alasuutari 1996 : 130).data yang terkumpul melelui angket akan diolah dengan bantuan statistik deskriptif kuantitatif, akan disajikan dalam bentuk prosentaseprosentase sehingga menghasilkan indikator-indikator di setiap masalah yang akan dijelaskan.Data yang terkumpul melalui wawancara dan observasi akan diolah dengan pendekatan deskriptif kualiatatif (Suharsimi Arikunto 2000 : 350-357), tujuannya untuk menggambarkan katagori-katagori yang relevan dengan tujuan yang ingin di capai dalam penelitian secara mendalam dan akurat. Reduksi data dilakukan sebagai usaha Sejak awal penelitian dimulai secara terus menerus,hal ini ditempuh untuk menghindari penumpukan data dalam waktu yang lama,sehingga memungkinkan peneliti dan mengumpulkan data secara terus menerus sesuai dengan jangaka waktu penelitian untuk memperdalam setiap temuan sebelumnya dan untuk mempertajam data-data yang suadah ada,sehingga hasil dapat memberikan gambaran yang objektif dan memadai.
4
Hasil Dan Pembahasan A. Pengumpulan Data Sebagaimana telah dijelaskan di muka pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui angkaet dan wawancara, angket diedarkan kepada seluruh responden yang telah ditentukan, serta diperdalam dengan wawancara terhadap beberapa orang yang pandang penting dalam melengkapi informasi penelitian. Semua angket yang telah diedarkan Alhamdulillah dapat terkumpul semua dan memenuhi syarat untuk diolah.. B. Pengolahan Data Sebagaimana telah kita maklumi bersama pada dasarnya PII didirikan merupaka sebagai wadah para generasi muda yang cerdas dan islami, oleh itu titik konsentrasi pembinaannya lebih banyak diarahkan pada pembinaan kepribadian generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa, hal ini lebih jelas terlihat dalam table pengolahan data berikut : TabTabel 1. Sasaran pembinaan PII Kabupaten Aceh Besar (boleh lebih dari satu jawaban) Alternatif f (%) No jawaban 1. Pelajar 2. Mahasiswa 3. Tidak dibatasi
8 8 2
57 57 14
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebahagian besar sasaran pembinaan adalah remaja baik yang berstatus sebagai mahasiswa maupun sebagai pelajar namun tidak tertutup kemungkinan juga PII membuka diri dalam pembinaan unsure lain. Artinya meskipun sasaran utan adalah generasi muda pelajar dan mahasiswa namun masyarakat umum kadang-kadang pernah juga dilibatkan dalam pembinaannya dengan harapan dapat dijadikan sebagai syiar eksistensi PII dalam suatu wilayah sehingga kiprahnya dapat diasakan semua unsur.
Untuk memudahkan dan efektivitas pelaksanaan pembinaan moral generasi muda dapat dilakukan dengan berbagai media, penggunaan media diperlukan untuk memudahkan penjaukauan sasaran yang ingin di bina, selama ini dalam pembinaan moral remaja media yang digunakan bervariasi artinya tidak tergantung pada salah satu media saja. Hal ini dapat terlihat dalam table olahan data berikut ; Tabel 2. Media pembinaan generasiral bagi generasi muda PII Kabupaten Aceh besar. N Alternatif F (%) jawaban 1. Media cetak 10 72 2. 3. Media TV 3 21 Media elektronik
1
7
Dari semua responden memberikan jawaban bahwa media yang paling banyak digunakan dalam pembinaan generasi muda adalah media cetak media cetak ini bisa berupa berbagai hal seperti surat kabar, brosur, spanduk dan sebagainya, beberapa alasan mengapa media ini sangat dominant digunakan karena pertimbangan biaya lebih murah, dan jaukaun capaian yang lebih banyak dan daya simpan lebih lama bila disbanding dengan media-media lainnya. Meskipun secara tidak terprogram dalam berbagai program tahunan, bulan dan minguan, setiap program yang dilakukan oleh PII Kabupaten Aceh Besar harus dapat menjangkau seluruh kader dan sasaran, maka setiap pogram perlu disosialisasikan dengn pihak-pihak terkait, untuk mengetahui sejauh mana program-prgram yang dilakukan dapat dirasakan, oleh sebab itu setiap program PII perlu disebarluaskan hal ini dapat kita ketahui dengan memperhatikan table olahan data berikut :
Tabel 3. Dipublikasi tidaknya program pembinaan generasi muda oleh PII Kabupaten Aceh Besar N Alternatif jawaban f (%)
5
1. Setiap kegiatan selalu dipublikasikan Tergantung situasi 2. Ada yang tidak 3. tertampung di media Jumlah
10
72 7 21
1 3 14
100
Hasil olahan data dari table diatas dapat kita simpul bahwa sebahagian besar kegiatan-kegiatan dalam pembinaan generasi muda di Kabupaten Aceh Besar adalah dipublikasikan melalui berbagai cara, baik dalam bentuk brosur, surat kabar poster dan telivisi masing-masing media publikasi tersebut tentu mengandung baik buruknya, baik ditinjau dari sudut capaian sasaran maupun tenaga dan biaya yang dikeluarkan. Untuk mengetahui jenis publikasi yang sering dipilih oleh PPI Kabupaten Aceh besar dalam mempublikasi pembinaan generasi mudanya dapat kita lihat dengan memperhatikan table olahan data berikut : Tabel 4. Media yang paling sering digunakan PII dalam mempublikasikan kegiatan pembinaan moral selama ini di Aceh Besar. N Alternatif jawaban 1. Surat kabar 2. Brosur/poster 3. TV Jumlah
F 6 8 3 14
(%) 43 57 22 100
Berdasarkan table pengolahan data diatas dapat kita simpulkan lebih dari setengah publikasi pembinaan moral generasi muda oleh PII Kabupaten Aceh Besar di lakukan brosur dan poster, sedangkan selebihnya dilakukan melalui surat kabar, terutama surat kabar lokal, pemilihan brosur sebagai media publikasi dikarenakan mengandung berbagai keuntungan, terutama sekali ditinjau dari sudut biaya dan wilayah capaian yang ingin dijangkau dalam wilayah Kabupaten Aceh besar dan Propinsi secara lebih luas. Dalam prses pembinaan PII Kabupaten Aceh Besar
dilakukan dengan berbagai pendekatan yang dianggap mampu membekali kepribadian generasi muda terutama sekali kader PII itu sendiri. Untuk mengetahui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh PII dalam pembinaan tersebut dapat diketahui dengan memperhatikan table olahan data berikut : Tabel 5. Usaha apa saja yang telah ditempuh PII dalam pembinaan moral bagi generasi muda di Aceh Besar. (Boleh lebih dari satu jawaban) f (%) N Alternatif jawaban 1. Melakukan training- 11 79 training 2. Melaksanakan 2 14 seminar 3. Melakukan kajian1 7 kajian bulanan Berdasarkan tabel olahan data diatas dapat disimpulkan, bahwa selama ini usaha-usaha yang paling sering dilakukan oleh PII Kabupaten Aceh Besar dalam pembinaan moral generasi muda antara lain ; melalui training-traning tentang kepemimpinan dan keagamaa hal ini didasari pada pemikiran bahwa setiap kader PII dalam wilayah kerjanya perlu dibekali dengan ketrampilann yang menyangkut dengan prilaku, kepemimpinan dan akhlak yang didasari pada nilai-nilai keislaman dengan demikian para generasi muda akan sulit tergoyahkan dengan berbagai desakan moderenisasi dan budaya-budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman, dengan kepribadian yang kuat seperti itu sehingga para kader PII akan menjadi contoh yang baik lingkungan sosialnya dalam kontek seperti ini dapat disebut juga sebagai upaya pembinaan dalam pengertian yang lebih luas. Disamping itu Pelajar Islam Indonesia Kabupaten Aceh Besar dalam melakukan training-training biasanya dikelompokkan dalam beberapa kegiatan Leadership Basic Training, Leadership Intermediate Training, Leadership Advace Training, Pendidikan Instruktur dan latihan Brigade PII serta belajar Islam bersama.
6
Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan sebagaimana yang telah disebutkan, sudah barang tentu PII sebagai lembaga social keagamaan yang tidak mengejar untung dan tidak memiliki modal yang kuat, perlu mendapat perhatian serius dan bekerja sama dengan semua pihak, sebagai mitra terutama sekali para unsure-unsur terkait dalam pembinaan remaja guna mewujutkan generasi masa depan yang baik. Untuk mengetahui unsureunsur yang sering terlibat dalam pembinaan generasi muda oleh PII Kabupaten Aeh Besar dapat kita perhatikan pada table olehan data berikut : Table 6.. Unsur-unsur yang telat dalam pembinaan generasi muda oleh PII Kabupaten Aceh Besar N Alternatif jawaban F (%) 1. PEMDA 10 72 2. OKP Paguyuban 1 7 3. Masyarakat Umum 3 21 Jumlah 14 100 Berdasarkan table olahn data diatas dapat kita simpulkan bahwa yang menjadi patner utama dalam pembinaan moral genrasi muda selama ini adalah Pemda, tentu saja Pemda yang instansinya terkait dengan tujuan PII. disamping itu hanya sebagian kecil PII Kabupaten Aceh Besar bekerja dengan masyarat umum. Pembinaan generasi yang muda yang dilaksanakan dengan bekerja sama tersebut, tentu akan memerlukan dana yang tidak sedikit karena pelaksanaan pelatihan./training oleh PII biasanya diikuti oleh peserta yang lumayan besar , oleh sebab itu dana yang diperlukan untuk terlaksananya program tersebut juga besar, untuk dapat kita ketahui dari mana saja sumber dana yang mendukung pelaksanaan programnya dapat kita ketahui dengan memperhatikan tabel olahan data berikut :
Tabel 7. Sumber dana dalam menjalankan kegiatan pembinaan moral bagi generasi muda di Aceh Besar, . No Alternatif F (%) jawaban 1. PEMDA 12 86 2. LSM / NGO 2 14 3. Keluarga Besar 4. PII Sukarela 2 14 masyarakat Jumlah 14 100 Berdasarkan table olahan data diatas dapat kita simpulkan dalam mendukung kelancaran programprogram pembinaan oleh PII Kabupaten Aceh Besar pada umumnya sumber dana berasal dari Pemda setempat, yang dimaksudkan dengan pemda setempat dalam hal ini adalah terutama Pemda Kabupaten Aceh Besar dan Pemda Provinsi melalui berbagai instansi dan bidang-bidang terkait, namun di samping itu hanya sebahagian kecil untuk kelancaran pembinaan program tersebut di dukung juga oleh dana yang berasal dari keluarga besar PII Kabupaten Aceh Besar dan umum lainnya. Cara memperoleh dana tidaklah semudah yang kita bayangkan, tapi penuh dengan berbagai likalikunya, karena sebahagian besar instansi-instansi terkait tidak ada pos khusus untuk penyelenggaraan kegiatan PII, namun sumber dana dari setiap instansi tersebut adalah dilihat keterkaitan program PII dengan pos anggaran yang ada di instansi tersebut, dengan mengajukan proposal-proposal untuk dipelajari, namun ada juga sebahagian kecil program-program pebinaan yang dilakukan oleh PII Kabupaten Aceh Besar bersumber dari dana tawaran dari Pemda setempat, hal ini dapat kita pelajari dengan memperhatikan table olahan data berikut : Tabel 8. Usaha mendapatkan bantuan dana dari Pemda dan Donatur. No Alternatif jawaban f (%) 1. Mengajukan program ke PEMDA
9
65
7
2. Menunggu tawaran program dari PEMDA 3. Melakuka lobi-lobi dengan semua pihak Jumlah
2
14
3
21
14
100
Setiap program yang dilakukan dalam pembinaan moral generasi muda oleh PII Kabupaten Aceh Besar, selalu mengacu pada prinsip kontinuitas dalam menjaga kesinambungan proses pembinaan. Untuk mengetahui bagaimana cara PII Kabupaten Aceh Besar menjaga kesinambungan program pembinaannya dan wilayah sasaran dapat kita pelajari table olahan data berikut : Tabel 9. Cara Pengurus PII menjaga kesinambungan pembinaan moral bagi generasi muda sampai kesemua kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Besar.(Boleh lebih dari satu jawaban) No Alternatif jawaban f (%) 1. Mengadakan kajiankajian bulanan di 5 36 setiap komisariat PII Melakukan 2. pemantauan bulanan 8 57 Kegiatan di pusatkan di kecamatan 3. 1 7 Dari olahan data table diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam menjaga kesinambungan program pembinaan moral bagi generasi muda sampai ke semua kecamatan di Aceh Besar. Antara lain dilakukan melalui pantauan bulanan, kajian komisariat bulanan serta dengan cara memusatkan beberapa kegiatan dilakukan di kecamata-kecamatan, dengan cara demikian berbagai permasalahan sampai dengan ke kecamatan dapat dilakukan pembinaannya, sehingga dapat disusun skala prioritas kecematan yang diutamakan dan kemacamatan selanjutnya dengan demikian pola-pola pembinaan akan sampai kepada para generasi muda secara menyeluruh. Disamping karena banyak kegiatan PII di tingkat kabupaten maka untuk menjaga kesinambungan dibentukk Komisariat PII di setiap
kecamatan, di mana kegiatan yang tidak tertampung di kabupaten dapat diberikan wewenang kepada pengurus kecamatan untuk mengatur sendiri program-program kerja dengan catatan tidak bertentangan dengan visi dan misi PII serta setiap kegiatan tersebut didampingan oleh pengurus tingkat kabupaten. Meskipun demikian karena sasaran yang ingin dicapai adalah pembentukan suatu prilaku tentu tidaklah mudah dan pasti akan menghadapi berbagai kendala, .baik kendala yang bersumber keaktifan internal anggota maupun kendala yang bersumber dari eksternal organisasi. Untuk mengetahui kedalakendala apa saja yang sering dihadapi oleh PII Kabupaten Aceh Besah dapat kita lihal dalam table olahan data berikut. Tabel 10. Kendala-kendala yang sering dihadapi oleh PII Kabupaten Aceh Besar.(Boleh lebih dari jawaban) Alternatif jawaban f (%) No 1. Terbatasnya anggaran 9 64 Banyak anggota tidak 2. aktif 4 29 Kurang dukungan dari 3. masyarakat 1 7 Banyak anggota masih 29 4 pelajar/Mhs 4 Tidak ada izin dari orang tua 5 35 Berdasarkan table olahan data diatas dapat kita simpulkan bahwa kendala-kendala yang sering dihadapi oleh PII Kabupaten Aceh Besar dalam pembinaan generasi muda dapat kita kelompokkan dalam beberapa hal antara lain : Terbatasnya anggaran yang tersedia dalam pelaksanaan program, sering kali kader PII tidak mendapat restu orang tua, banyak anggota yang berstatus pelajar dan mahasiswa, banyak anggota yang tidak aktif serta minimnya dukungan masyarakat dalam menyukseskan berbagai program yang telah diagendakan. Disamping itu terdapat juga beberapa kendala teknis yang sering menghambat kelancaran program
8
pembinaan generasi muda di Kabupaten Aceh Besar, yaitu : 1. Banyaknya kegiatan, sehingga sebagian aktifitas terporsir untuk kegiatan organisasi. 2. Kegiatan organisasi PII seperti pengkaderan, bakti sosial, ke kecamatan dan lain-lain banyak menyita tenaga. Akibatnya aktifis PII kurang optimal, dan sering kali dapat mengganngu tugas pokoknya yang kebanyakan pelajar dan mahasiswa. C. Pembahasan Pembinaan dan pengembangan moral bangsa merupakan salah satu komitmen kader PII sejak pertama sekali didirikan tujuannya adalah merealisasikan terwujud prilaku bangsa yang Islami sesuai dengan anjuran Alqur’an dan Sunnah Rasul. Untuk mewujudkan prilaku yang Islami secara keseluruhan perlu dibentuk pengurus PII di setiap wilayah secara merata. Dengan harapan syiar Islam secara menyeluruh dapat tercapai terutama sekali melaui pembinaan komunitaskomunitasnya artinya pemibinaan dapat ditempuh melalui pendidikan, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai agama serta mempunyai ilmu yang mendalam sesuai disiplin ilmu yang dipelajari. Pembinaan dan pengembangan PII merupakan salah satu langkah dalam upaya mewujudkan kesempurnaan pendidikan yang sesuai dengan syari’at Islam dengan sasaran utamanya adalah generasi muda, dengan harapan baik generasi muda maka baiklah pemimpin dan masyarakat suatu wilayah nantinya. Sebagai wadah pembinaan generasi muda, PII melakukan pembinaan moral moral pembinaan moral yang dimaksud adalah pembinaan mental spiritual kearah pembinaan etika generasi muda. Salah satu indicator keberhasilan pembinaan moral PII adalah berhasilnya dalam pencapaian pendidikannya dengan berdasarkan ilmu dan agama Islam dan adat budayanya.. Oleh sebab itu PII setiap wilayah harus berfungi sebagai agen pembawa syariat sebagai wadah berlatih, wahana penghantar sukses
studi, pembentukan pribadi muslim dan sebagai alat perjuangan.1 Konsep diatas mengindikasikan bahwa para kader yang aktif dalam organisasi PII diharapkan sukses dalam menyelesaikan studinya dan siap untuk mengamalkan apa yang dipelajarinya sehingga PII menjadi dorongan moral bagi anggotanya agar berhasil menyelesaikan studi dan terhindar dari prilaku-prilaku yang tercela. Mewujudkan maksud tersebut PII Kabupaten Aceh Besar punya pola tersendiri, antara lain melalui trainingtraning tentang kepemimpinan dan keagamaa hal ini didasari pada pemikiran bahwa setiap kader PII dalam wilayah kerjanya perlu dibekali dengan ketrampilann yang menyangkut dengan prilaku, kepemimpinan dan akhlak yang didasari pada nilai-nilai keislaman dengan demikian para generasi muda akan sulit tergoyahkan dengan berbagai desakan moderenisasi dan budayabudaya yang bertentangan dengan nilainilai keislaman, dengan kepribadian yang kuat seperti itu sehingga para kader PII akan menjadi contoh yang baik lingkungan social dan studinya dalam kontek seperti ini dapat disebut juga sebagai upaya pembinaan lam pengertian yang lebih luas. Disamping itu Pelajar Islam Indonesia Kabupaten Aceh Besar dalam melakukan training-training biasanya dikelompokkan dalam beberapa kegiatan Leadership Basic Training, Leadership Intermediate Training, Leadership Advace Training, Pendidikan Instruktur dan latihan Brigade PII serta belajar Islam bersama. Dalam memantap dan memperkuat perannya dalam pembinaan moral bagi generasi muda sampai kesemua kecamatan, PII Kabupaten Aceh Besar. Antara melakukan berbagai kegiatan seperti pantauan bulanan, kajian komisariat bulanan serta dengan cara memusatkan beberapa kegiatan dilakukan di kecamata-kecamatan, dengan cara demikian berbagai permasalahan sampai dengan ke
9
kecamatan dapat dilakukan pembinaannya, sehingga dapat disusun skala prioritas kecematan yang diutamakan dan kemacamatan selanjutnya dengan demikian pola-pola pembinaan akan sampai kepada para generasi muda secara menyeluruh. Meskipun demikian karena sasaran yang ingin dicapai adalah pembentukan suatu prilaku tentu tidaklah mudah dan pasti akan menghadapi berbagai kendala, .baik kendala yang bersumber keaktifan internal anggota maupun kendalan yang bersumber dari eksternal organisasi. Kendala-kendala yang sering permasalahan dan perlu dicari solusi oleh PII Kabupaten Aceh Besar dalam pembinaan generasi muda dapat kita kelompokkan dalam beberapa hal antara lain : Terbatasnya anggaran yang tersedia dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan , sering kali kader PII tidak mendapat restu orang tua, sehingga mereka hanya terdaftar saja sebagai kader PII, namun setiap ada kegiatan tidak bias dilalui dengan maksimal, banyak anggota yang berstatus pelajar dan mahasiswa juga menjadi kendala tersendiri, karena kita ketahui pelajar dan mahasiswa juga memiliki kewajiban pendidikannya yang tidak bisa ditinggalkan, banyak anggota yang tidak aktif serta minimnya dukungan masyarakat dalam menyukseskan berbagai program yang telah diagendakan. Di lain pihak terdapat juga beberapa kendala yang sebenarnya teknis saja dan kadang-kadang sangat terkait juga dengan kendala-kenadala diatas dan sering menghambat kelancaran program pembinaan generasi muda di Kabupaten Aceh Besar, yaitu : 1. Banyaknya kegiatan, sehingga sebagian aktifitas terporsir untuk kegiatan organisasi. 2. Kegiatan organisasi PII seperti pengkaderan, bakti sosial, ke kecamatan dan lain-lain banyak menyita tenaga. Akibatnya aktifis PII kurang optimal, dan sering kali dapat mengganngu tugas pokoknya yang kebanyakan pelajar dan mahasiswa. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
2.
1. KESIMPULAN Sesuai dengan permasalahan di atas, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Peranan PII dalam pembinaan moral dan kepribadian generasi muda di Kabupaten Aceh Besar sangat penting yang berfungsi sebagai wadah, membentuk, mengembang dan pempertahan prilakuprilaku yang luhur sesuai dengan nilai-nilai yang Islami, bahkan di samping itu tujuan utama PII Aceh Besar adalah mempersiapkan kader-kader yang sukses dalam pendidikannya sehingga menjadi pemimpin-pemimpin yang berbudi luhur di masa depan. Untuk mencapai maksud-maksud tersebut PII Kabupaten Aceh Besar menempuh berbagai usaha antara lain : training-traning (Leadership Basic Training, Leadership Intermediate Training, Leadership Advace Training, Pendidikan Instruktur dan latihan Brigade PII serta belajar Islam bersama). hal ini didasari pada pemikiran bahwa setiap kader PII dalam wilayah kerjanya perlu dibekali dengan ketrampilann yang menyangkut dengan prilaku, kepemimpinan dan akhlak yang didasari pada nilai-nilai keislaman dengan demikian para generasi muda akan sulit tergoyahkan dengan berbagai desakan moderenisasi dan budayabudaya yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman, dengan kepribadian yang kuat seperti itu sehingga para kader PII akan menjadi contoh yang baik lingkungan social dan studinya dalam kontek seperti ini dapat disebut juga sebagai upaya pembinaan dalam pengertian yang lebih luas. Kendala-kendala yang sering dihadapi oleh PII dalam pembinaan moral dan kepribadian generasi muda di Kabupaten Aceh Besa:r sangat beragam, namun kalau kita simpulkan antara lain : a. Terbatasnya anggaran yang tersedia dalam menunjang pelaksanaan program pembinaan, sulitnya mendapat restu orang tua bagi setiap kader, terutama sekali kader remaja putri, b. Banyak anggota yang berstatus pelajar dan mahasiswa juga menjadi kendala tersendiri, karena kita ketahui pelajar dan mahasiswa juga memiliki kewajiban pendidikannya yang tidak bisa ditinggalkan, banyak anggota yang tidak aktif serta minimnya dukungan masyarakat dalam menyukseskan
10
c.
d.
berbagai program yang telah diagendakan. Banyaknya kegiatan, sehingga sebagian aktifitas terporsir untuk kegiatan organisasi. Kegiatan organisasi PII seperti pengkaderan, bakti sosial, ke kecamatan dan lain-lain banyak menyita tenaga. Akibatnya aktifis PII kurang optimal, dan sering kali dapat mengganngu tugas pokoknya yang kebanyakan pelajar dan mahasiswa.
A. SARAN-SARAN Berdasarkan berbagai kendala-kendala di atas, maka perlu disarankan sebagai berikut 1. Perlu kiranya pemda setiap kebupaten menyidiakan pos anggaran khusus PII untuk kelancaran pembinaan dan menjaga kontinyunitas pelaksanaan berbagai program. 2. Perlu sosialisasi yang memadai kepada orang tua kader sehingga dapat memahami maksud dan tujuan program-program PII secara utuh dan maksimal, demi pembinaan moral dan keberhasilan pendidikan anaknya. 3. Perlu kiranya para pengurus PII menyusun skala prioritas kerja program, sehingga dengan program-program yang banyak dapat dituntaskan dengan teratur, bertahap dan tuntas, dengan prinsip kerja Fleksible, terpogram, efektivitas dan efisiensi serta berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2008. Seminar ACSTF, Aceh Meniti Transisi, Banda Aceh, 2 Maret 2008
Pelajar Islam Indonesia, Periode 20062008 Charis Muaris 1987, Rekayasa Kehidupan Bagi Generasi Muda Penerus Indonesia, (Jakarta, Departemen Agama RI. Halim Tuasikal, MA. 1955. Sejarah PII dari Kongres Ke Kongres, Yogyakarta. Syahfawi. 2001. Idealisme PII dalam Pembinaan Pelajar, (Skripsi FKIP Unsyiah, Darussalam. Banda Aceh. Punca. 2000. (Media Alternatif Perekat Ukhuwah), Tabloid Mingguan PII Aceh, Edisi 05/th. I Maret 2000, hal.1. Anonimous. 2002. Keputusan Muktamar Nasional PII ke-23 Makasar, 06 Juli 2002 H.
Hamzah Ya’qub, 1996. Etika Islam Pembinaan Akhlak Karimah, Suatu Pengantar. CV deponogiro, Bandung..
Kaha Masyhur, 1994. Membina Moral dan Akhlak. , Rinaka Cipta. Jakarta. Hanzah Ya’qub, 1981. Publistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadersihip, CV Diponegoro, Bandung. Gufron Su’udi, 1986. Sosok Penbinaan Dalam Rangka Mewujudkan Generasi Muda Idaman. epartemen Agama RI, Jakarta. Mohd. Husni Tamrin,Ma’roof, 1998. Pilar Dasar Gerakan PII; Dasa Warsa Pertama, Karsa Cipta Jaya,1998, Jakarta.
Anonimous 2006. Pengurus Besar PII Jakarta,Ta’dib Buku Induk Organisasi
11
12
13