PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN KOMPREHENSIF SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKOMULYO KABUPATEN LAMONGAN (Pengaruhnya Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup) Nur azizah Affandy1 dan Cicik Herlina Yulianti2 1
Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073, email:
[email protected] 2 Dosen dpk, Jurusan Teknik Elektro Universitas islam lamongan, Telp. 085730616331, email:
[email protected] ABSTRAK Penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya masalah pencemaran lingkungan dan sosial. Kunci keberhasilan program penanganan sampah ini terletak pada proses pemilahan. Keberhasilan pemilahan sampah yang bersumber dari rumah tangga sangat ditentukan dengan peranan seorang ibu dalam memberikan contoh bagi anggota keluarganya dalam memilah, mengelola dan menanamkan kesadaran terhadap masalah lingkungan hidup. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Sukomulyo. Kelurahan Sukomulyo merupakan salah satu kelurahan di kabupaten Lamongan yang pengelolaan sampahnya telah terlaksana dengan baik mulai dari pemilahan sampai pengomposan. Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan pengelolaan. (2) Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan sehat. (3) Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat adalah bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah. Kata Kunci : Komprehensif, Sampah, Berbasis Masyarakat, Kelestarian Lingkungan
1. PENDAHULUAN Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah perkotaan adalah masalah sampah. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Pengkajian mengenai pengelolaan sampah yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis, sebagai sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Lamongan. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan secara komprehensif sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup di kelurahan Sukomulyo. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka
menemukan model yang paling tepat pengelolaan komprehensif sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di perkotaanan pada umumnya, dan Kabupaten Lamongan pada khususnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA Sampah adalah barang yang tidak berguna. Itulah imajinasi sebagian besar orang ketika melihat sampah di sekelilingnya. Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan, (Faizah,2008). Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept. Pekerjaan Umum, SNI 192454-2002).
Gambar 1. Skema Manajemen Pengelolaan Sampah (Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, (SNI 19-2454-2002)
Gambar 2 Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (Sumber : SNI 19-2454-2002) 3. METODOLOGI PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam pengelolaan sampah rumah tangga, yang terjadi di Kelurahan Sukomulyo Kabupaten Lamongan. Dengan demikian, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan fenomena peranan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Sukomulyo.
Untuk menentukan jumlah responden pengisian kuesioner ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin (Sevilla, et. al., 1993), yaitu: N ………………………………………………………… (1) n= 1 + Ne 2 dengan: n = jumlah sampel (responden) yang diperlukan N = jumlah populasi (N=221) e = sample error (10 %) ଶଶଵ ݊ = ଵା( ଶଶଵ௫(.ଵ)మ ) = 69 jiwa Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan 82 orang responden, sehingga jumlah tersebut sudah sangat memadai.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejalan dengan perkembangan pembangunan Kabupaten Lamongan, limbah atau sampah yang dibuang ke lingkungan pada masa-masa mendatang jumlahnya akan meningkat. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi jumlah dan volume tetapi meningkat pula pada keanekaragaman bentuk, jenis dan komposisinya. Peningkatan volume sampah di Kabupaten Lamongan terutama disebabkan oleh : 1. Jumlah pertumbuhan penduduk dan teknologi yang terus meningkat. 2. Meningkatnya konsentrasi penduduk di perkotaan atau pusat-pusat kawasan industri yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. 3. Terjadinya peningkatan timbulan sampah per kapita yang diakibatkan oleh perubahan konsumsi karena meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. 4. Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju ke kemasan yang tidak terurai seperti plastik kaleng dan lain-lain. Pada tahun 2007 jumlah timbulan sampah di TPA Tambakrigadung mencapai 101,1 ݉ଷ /ℎܽ ݅ݎ. Dari jumlah sampah tersebut, sampah yang terkelola dengan sistem yang ada sebanyak 1.9 ݉ଷ /ℎܽ ݅ݎatau 1.84% dari total volume timbulan sampah. Secara keseluruhan daerah pelayanan sistem persampahan di Kota Lamongan tercantum dalam Gambar 3.
Gambar 3. Peta Pelayanan Sampah Eksisting
Sumber. DPUCK Kabupaten Kabu lamongan 2012 a. Kondisi Wilayah Penelitian 1. Kondisi Geografis Kelurahan Sukomulyo wilayah bagian Kecamatan Lamongan, Lamongan, Propinsi Jawa Timur luas 2 wilayah keseluruhan 347,36 Ha (3,47 Km ). Batas Kelurahan Sukomulyo yaitu : - sebelah Utara : Kelurahan Tumenggungan - sebelah selatan : Kelurahan Sidoharjo dan Desa Sumberjo - sebelah Barat : Desa Plosowahyu dan Desa Sumberjo. - sebelah Timur : Desa Sidoharjo 2. Demografi Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Kel Keluarga dengan jumlah penduduk Keseluruhan 7.322 jiwa. ji • Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari komposisi sebagai berikut : Tabel 1. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Jumlah Persentasi (Orang) kelamin (%) Laki-laki 3562 48,27 Perempuan 3817 51,73 Jumlah 7322 100 Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012 Berdasarkan Jenis Kelamin 52%
48%
Laki-laki Perempuan
Gambar 4. Komposisi Penduduk Kel. Kel Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayah penelitian, dari total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 3543 orang penduduknya atau 48 %penduduknya berjenis kelamin laki-laki.
•
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut: Tabel 2. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia Usia Jumlah (Orang) Persentasi (%) 00 - 14 th 1998 27.08 15 - 60 th 4460 60.44 60 th keatas 921 12.48 Jumlah 7379 100 Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012
Komposisi Berdasarkan Usia 13% 60%
27% 00 - 14 th 15 - 60 th
Gambar 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas penduduk di wilayah penelitian (60 %) berusia antara 15–60 15 60 th, yang merupakan kelompok usia produktif. Sedang 27% penduduknya berusia 0–14 0 14 th, yang mayoritas merupakan pelajar, dan 13% merupakan kelompok lansia (>60 th). b. Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan Sukomulyo 1. Peranan Ibu-Ibu Ibu dalam Proses Perencanaan Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo, memiliki korelasi yang kuat terhadap keterbatasan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)) adalah dengan menawarkan program Lamongan Lamong Green and Clean (LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan masyarakat di kelurahan Sukomluyo. Berdasarkan data dari kuesioner, diketahui alasan ibu-ibu ibu ibu di kelurahan Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut: Ibu Mengikuti Program Pemilahan Sampah Tabel 3. Alasan Ibu-Ibu Alasan Ibu-ibu ibu mengikuti kegiatan Frekuensi Persenta pengelolaan sampah se Karena tertarik manfaatnya 21 30 % Tertarik manfaat & diwajibkan 7 9% RT/RW Tertarik manfaat & inisiatif sendiri 19 23 %
Tertarik manfaat, diwajibkan 31 38 % RT/RW & inisiatif sendiri TOTAL 82 100 % Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012 Dari tabel 3 diketahui bahwa alasan utama ibu-ibu mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah karena diwajibkan oleh RT/RW/Kelurahan/Kecamatan dalam rangka mengikuti program LGC (30%), karena tertarik manfaat & diwajibkan RT/RW (9%), karena tertarik manfaat & inisiatif sendiri (23%), karena tertarik manfaat, diwajibkan RT/RW & inisiatif sendiri (38%). 2. Peranan Ibu-Ibu dalam Sosialisasi Kegiatan a. Sosialisasi Tahap Perencanaan Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner, pihak yang pertama kali mengajak ibu-ibu untuk memilah sampah adalah sebagi berikut: Tabel 4. Pihak yang pertama kali mengajak ibu-ibu memilah sampah Pihak yang pertama kali Frekuensi Persentase mengajak memilah sampah 1. Ibu-ibu Pengurus 40 49% RT/RW 2. Ibu-Ibu pengurus PKK 28 34% 3. Ibu-Ibu pengurus 13 16% pengajian 4. Dinas Kebersihan 1 1% TOTAL 82 100% Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012 Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa yang paling aktif pertama kali mengajak warga masyarakat untuk memilah sampah adalah ibu-ibu pengurus RT/RW (49%). kemudian ibu-ibu pengurus PKK (34%), Ibu-Ibu pengurus pengajian (16%), dan Dinas Kebersihan (1%). b. Sosialisasi Tahap Pengelolaan Proses ini mulai berjalan di tengah masyarakat terutama setelah berbagai peralatan dan perlengkapan tersedia dan telah dibagikan kepada masyarakat yang sudah terdaftar. Tabel 5. Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi Frekuensi Persentase 1. Dinas Kebersihan 1 1% 2. Pengurus RT/RW 28 34% 3. Ibu-ibu Pengelola Sampah 40 49% 4. Ibu-Ibu (warga) 13 16% TOTAL 82 100% Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012 Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa pihak yang paling aktif melakukan sosialisasi adalah ibu-ibu Pengelola Sampah (49%) dan pengurus RT/RW (34%). Jadi
setelah dilakukan implementasi program pengelolaan sampah, sosialisasi lebih banyak dilakukan oleh ibu-ibu pengelola daripada dilakukan oleh pengurus RT/RW. Tabel 6. Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat
Frekuensi Persentase
a. Dalam pertemuan rutin PKK & pengajian 34 41% Ibu-Ibu b. Kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah 9 11% warga c. Pertemuan isidental (acara khusus yang 36 44% membahas sosialisasi teknis Pengelolaan sampah) d. Lainnya 3 4% TOTAL 82 100% Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012 Dari data tersebut dapat diketahui, bahwa kegiatan sosialisai pengelolaan sampah paling tepat dilakukan pada pertemuan isidental antara warga (ibu-ibu) dengan ibu-ibu pengurus RT/RW dan pengurus pengelola sampah yang khusus membahas sosialisasi teknis pengelolaan sampah (44%) dan juga dalam pertemuan rutin PKK dan pengajian Ibu-ibu (41%) serta kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah-rumah (11%) dan acara lainnya (4%). 3. Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan Sukomulyo Hasil penelitian tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang berlangsung di Kelurahan Sukomulyo tercantum dalam tabel berikut ini dan selanjutnya dibandingkan dengan standar Revisi SNI 03 3242 1994 tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Tabel 7. Tabel Perbandingan Aspek Teknis Operasional Berdasarkan Standar SNI dan Temuan di Lapangan no ASPEK TEKNIS OPERASIONAL KETERANGAN TEMUAN (Revisi SNI 03-3242-1994) LAPANGAN I. POLA OPERASIONAL 1 Pewadahan terdiri dari : Pola pewadahan berskala 1. pewadahan individual dan atau ; individual/rumah tangga 2. pewadahan komunal 2 Jumlah wadah sampah minimal 2 buah per Peralatan yang yang ada di rumah rumah untuk pemilahan jenis sampah mulai tangga: di sumber yaitu 2 buah tong plastik (untuk 1. wadah sampah organik untuk mewadahi sampah organik) sampah sisa sayuran, sisa makanan, kulit - 3 buah tas/kantong plastik (untuk buah-buahan, dan daun daunan sampah anorganik) menggunakan wadah dengan warna gelap ; - 1 buah tempat sampah untuk 2. wadah sampah anorganik untuk sampah Campursari mewadahi sampah jenis kertas, kardus, botol, kaca, plastik, dan lain-lain
3
4
5
menggunakan wadah warna terang. Pengumpulan terdiri dari : pola individual tidak langsung dari rumah ke rumah; pola individual langsung dengan truk untuk jalan dan fasilitas umum; pola komunal langsung untuk pasar dan daerah komersial ; pola komunal tidak langsung untuk permukiman padat. Pengelolaan dan daur ulang sampah di sumber berupa : pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang sampah anorganik, sesuai dengan tipe rumah atau luas halaman yang ada
Pengumpulan sampah menganut pola individual, artinya sampah dikumpulkan dari rumah ke rumah oleh petugas penarik gerobak sampah untuk selanjutnya dibawa ke TPSS. Pada skala rumah tangga, sampah organik dibuat pupuk, sampah anorganikdikumpulkan kemudian dijual langsung ke pedagang lapak. Sampah campursari dikumpulkan langsung di TPSS dengan menggunakan gerobag sampah. Pemindahan sampah dari lokasi penelitian (berupa sampah campursari) terjadi di TPSS Pengangkutan sampah dari TPSS ke TPSA sesuai jadwal yang sudah ditetapkan Pemerintah.
Pemindahan sampah dilakukan di TPS atau TPS Terpadu dan di lokasi wadah sampah komunal 6 Pengangkutan dari TPS atau TPS Terpadu atau wadah komunal ke TPA frekuensinya dilakukan sesuai dengan jumlah sampah yang ada. II PENGELOLAAN DI SUMBER SAMPAH PERMUKIMAN 1 Sediakan wadah sampah minimal 2 buah per Peralatan yang yang ada di rumah rumah untuk wadah sampah organik dan tangga: 2 bh tong plastik (untuk anorganik sampah organik), 3 bh tas/kantong plastik (untuk sampah anorganik) dan 1 bh tempat sampah untuk sampah campursari 2 Tempatkan wadah sampah anorganik di Letak wadah sampah anorganik di halaman bangunan sisi luar rumah 3 Pilah sampah sesuai jenis sampah. Sampah Warga memisahkan sampah organik dan anorganik masukan langsung ke menjadi 5 jenis, yaitu: sampah masing-masing wadahnya ; organik, sampah anorganik (plastik, Pasang minimal 2 buah alat pengomposan kertas, logam/kaca), dan sampah rumah tangga pada setiap bangunan yang campursari. • Setiap rumah tangga memiliki 2 lahannya mencukupi ; bh tong sampah organik, yang merupakan alat pengomposan Sumber: Data penelitian, diolah, 2012 Dari analisis dengan menggunakan standar SNI tersebut, dapat diketahui bahwa, dari segi teknis operasional program pengelolaan sampah yang dilakukan di kelurahan Sukomulyo telah memenuhi standar pengelolaan sampah di pemukiman dengan prinsip 3R. Kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan di kelurahan Sukomulyo adalah sebagai berikut :
a. Peran Ibu-Ibu dalam Kegiatan Pemilahan Sampah Proses pemilahan sampah yang dilakukan di tingkat rumah tangga (tingkat sumber), dapat dijelaskan sebagai berikut : - Kegiatan pemilahan sampah dilakukan ibu-ibu di rumah masing-masing. - Setelah dipisahkan, sampah dimasukkan dalam wadah-wadah terpisah: 1. Sampah organik dimasukkan pada tong sampah organik 2. Sampah anorganik (plastik, kertas dan logam/kaca) dimasukkan pada tas yang terpisah 3. Sampah campur sari dimasukkan pada keranjang sampah (dibuang langsung ke TPSS oleh petugas sampah). - Sampah anorganik yang telah terpilahkan pada masing-masing wadah (kertas, plastik, kaca/logam) akan disetor ibu-ibu (biasanya 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali) - Sampah organik yang telah terkumpul dalam tong pertama dan telah penuh, ditutup rapat. Untuk selanjutnya digunakan tong kedua. Satu bulan sejak tong ditutup, isinya dibongkar dan dilakukan pengayakan untuk mendapatkan kompos. Berdasarkan kepraktisan kegiatan proses pemilahan sampah yang dilakukan oleh ibu-ibu di Kelurahan Sukomulyo, data hasil kuesioner tercantum dalam tabel berikut: Tabel 8. Kepraktisan tentang Kegiatan Pemilahan Sampah Kerepotan yang dialami ibu- Frekuensi Persentase ibu dalam kegiatan pemilahan sampah 1. Sangat merepotkan 0 0% 2. Merepotkan 5 6% 3. Sedikit/agak merepotkan 17 21% 4. Tidak merepotkan 60 73% TOTAL 82 100% Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012 Dari hasil tersebut dapat diketahui, secara umum ibu-ibu warga Kelurahan Sukomulyo berpendapat bahwa kegiatan pemilahan sampah di rumah adalah tidak merepotkan (73%) dan sedikit merepotkan (21%). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pemilahan sampah di rumah sebenarnya tidak merepotkan. Bahwa masih adanya warga yang berpendapat agak merepotkan, barangkali hanya masalah kebiasaan.
Gambar 6. Ibu-ibu di kelurahan Sukomulyo mengadakan pemilahan sampah Sumber. Hasil dokumentasi, 2012 b. Peralatan Pemilahan Sampah Dalam rangka melaksanakan pemilahan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukomulyo dibutuhkan peralatan. Peralatan yang digunakan pada awalnya diperoleh secara cuma-cuma dari pemerintah.
Gambar 7. Peralatan pemilahan sampah di kelurahan Sukomulyo c. Pengaruh Kegiatan Ibu-Ibu dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup Kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup berkorelasi positif terhadap kelestarian lingkungan hidup. Data quisioner pendapat ibu-ibu tentang pengaruh kegiatan pemilahan sampah yang mereka lakukan terhadap kelestarian lingkungan hidup ditampilkan pada tabel 9. Tabel 9. Pengaruh kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup Pengaruh kegiatan pemilahan dan Frekuensi Persentase pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup 1. Sangat bermanfaat untuk kelestarian 58 71% lingkungan hidup 2. bermanfaat untuk kelestarian 24 29% lingkungan hidup 3. kurang bermanfaat untuk kelestarian 0 0% lingkungan hidup 5. tidak bermanfaat untuk kelestarian 0 0% lingkungan hidup TOTAL 82 100% Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012 Dari tabel 9. dapat diketahui pendapat ibu-ibu mengenai dampak kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup. Sebagian besar menyatakan sangat bermanfaat (71%) dan bermanfaat (29%). d. Problematika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hambatan dari dalam (internal) dan hambatan dari luar (eksternal). Berdasarkan hasil quisioner, dapat diketahui hambatan yang dialami ibu-ibu dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Sukomulyo, ditunjukkan pada tabel 10. :
Tabel 10. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah Problematika yang dihadapi ibu-ibu Frekuensi Persentase dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah 1. Malas 14 17% 2. Ribet 14 17% 3.Tidak ada waktu untuk melakukan 24 29% pengelolaan sampah 4. Sarana dan prasarana kurang 30 37% memadai TOTAL 82 100% Sumber: data penelitian diolah (N=82), 2012 Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah adalah malas (17%), Ribet (17%), Tidak ada waktu luang untuk melakukan pengelolaan sampah (24%), dan sarana dan prasarana yang kurang memadai (30%).
4.6 USULAN PENGELOLAAN Tabel 11. Usulan Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Kegiatan Pihak
Perencanaan
Implementasi
Pengendalian & Pengawasan
Evaluasi
Pemda
Regulator • Inisiator • Merencanakan program • Edukator • Sosialisasi pra implementasi •Fasilitasi studi banding dan pelatihan bagi calon pengelola fasilitator pemerintah dan masyarakat •Menjaring masukan dari masy. • Memberi masukan ke Pemerintah • Katalisator • Advisor • Motivator • Menyiapkan organisasi bersama dengan pengelola Mengikuti pelatihan • Mengikuti studi banding • Menyiapkan organisasi • Menyusun garis besar program
Fasilitasi sarana & prasarana serta anggaran pengelolaan •Mengatur dan memberikan insentif dan disinsentif •Sosialisasi implementasi (kampanye pengelolaan sampah)
Monitoring dan supervisi •Menerima laporan rutin dari pengelola
Melakukan evaluasi tahunan berdasar laporan pengelola dan masukan masyarakat serta pengurus RT/RW
Bersama dengan pengelola membentuk lembaga dan menyusun program kerja • Membantu Sosialisasi
Membantu Pemerintah dalam monitoring dan supervisi • Melaporkan hasil monitoring dan supervisi ke Pemerintah • Koordinasi dengan pengelola
Memberi masukan ke Pemerintah dan pengelola • Menjaring masukan dari masyarakat
Membentuk organisasi dan program kerja •Melakukan pengelolaan sampah di wilayah (mengumpulkan dan mengangkut ke TPSS •Melakukan sosialisasi implementasi • Membimbing warga untuk memanfaatkan sampah • Menarik retribusi dan iuran • Mengelola sampah anorganik • Melakukan dokumentasi keg. Memilah sampah di rumah tangga • Melakukan pengomposan • Sosialisasi internal rumah tangga
Mengendalikan kegiatan pengelolaan sampah • Melakukan pengawasan internal • Membuat laporan rutin • Melaporkan kegiatan pengelolaan sampah ke Pemerintah • Koordinasi dengan pengurus RT/RW •Laporan rutin dari pengelola bersamaan dg pertemuan warga •Saling mengingatkan warga
Evaluasi bulanan dan tahunan •Menyampaikan laporan dan hasil evaluasi kepada Pemerintah dan masyarakat
Ibu-ibu pengurus RT/RW
Ibu-ibu pengelola
Ibu-ibu
Memberi masukan kepada Pemerintah melalui ibu-ibu pengurus RT/RW
Melakukan evaluasi pengelolaan •Memberi masukan pada Pemerintah dan pengelola
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan: 1. Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan pengelolaan. 2. Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan sehat. 3. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat adalah pada soal bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah. 6. DAFTAR PUSTAKA BUKU 1. DPUCK Kabupaten Lamongan, 2012, DED TPA Tambakrigadung Kabupaten Lamongan, Lamongan 2. Faizah,2008,Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Di Kota Yogyakarta), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang 3. Kementerian Lingkungan Hidup, 2008, Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun2008, tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta 4. Ni Komang Ayu Artiningsih,2008, Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan Jomblang, Kota Semarang), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang 5. Satker PPLP Jawa Timur, 2011, Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (Ptmp) Kabupaten Lamongan , Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Surabaya. 6. Tuti Kustiah, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung INTERNET 7. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/22/150287/KaumIbu-dan-Pengelolaan-Sampah diakses padahari Senin tanggal 12 Maret 2012 jam 15.00). 8. http://green.kompasiana.com/iklim/2012/02/08/bapak-bapak-vs-ibu-ibu-pedulilingkungan/ diakses pada hari kamis tanggal 12 Maret 2012 jam 15.10). 9. http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/10/06/25/121393indonesia-hadapi-problem-urbanisasi-yang-tinggi ,tanggal 20 Maret 2012, jam 10.02. 10. http://www.lamongan.go.id/ diakses pada hari Rabu tanggal 27 Desember 2012 jam 15.45.