PERANAN HOME INDUSTRY TAHU TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DESA CISADAP KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS Ajis Nurrahmat1(
[email protected]) Nandang Hendriawan2 (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK
AJIS NURRAHMAT, 2015. Peranan Home Industry Tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Unversitas Siliwangi. Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya kegiatan ekonomi yaitu berupa home industry tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, tahu merupakan bagian makanan dari empat sehat lima sempurna. Tahu yang terkenal diantaranya adalah dari daerah Sumedang, Cibuntu, dan Kuningan tetapi dalam hal ini tahu di Desa Cisadap pun tahu tidak kalah bersaing di pasaran dengan tahu-tahu lainnya. Home industry tahu ini melibatkan cukup tenaga kerja dari mulai proses produksi hingga proses pemasaran. Maka dari itu yang menjadi focus permasalahan yaitu peranan home industry tahu terhadap penyerapan tenaga kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan home industry tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis daya serap home industry tahu terhadap tenaga kerja di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan home industry tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Hipotesis dari penelitian ini adalah faktorfaktor yang mempengaruhi keberadaan home industry tahu di Desa Cisadap adalah faktor sistem mata pencaharian yang diturunkan antar generasi, faktor ketersediaan tenaga kerja, dan faktor lokasi yang strategis dan peranan home industry tahu adalah menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi, mengurangi angka pengangguran, dan meningkatkan perekonomian tenaga kerja pada home industry tahu di Desa Cisadap. Penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi literatur, wawancara, kuisioner, dan studi dokumentasi. Sampel responden terdiri dari tenaga kerja dan pemilik home industry tahu, cara pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan persentase sebesar 20% maka dihasilkan sampel 38 tenaga kerja dan 15 pemilik home industry tahu. Hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi keberadaan home industry tahu di Desa Cisadap adalah sistem mata pencaharian yang diturunkan antar generasi, faktor ketersediaan tenaga kerja, dan faktor lokasi yang strategis. Sedangkan untuk daya serap home industry tahu tidak terbukti menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi, tetapi dengan adanya home industry
tahu pengangguran di Desa Cisadap dapat ditekan dan tenaga kerja pada home industry tahu memiliki tingkat kesejahteraan yang meningkat. Home industry tahu di Desa Cisadap dapat dikembangkan lagi jika melihat potensi-potensi yang ada, selain itu pengembangan kawasan industri harus didukung dari berbagai lapisan masyarakat agar home industry tahu di Desa Cisadap dapat berkembang dengan pesat. ABSTRACT AJIS NURRAHMAT, 2015. Role of Home Industry Tofu Cisadap Village District of Ciamis district. Geography Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Siliwangi Universities. The background of this research is the presence of economic activity in the form of home industry tofu Cisadap Village District of Ciamis district, tofu is the food part of four of five perfectly healthy. Tofu famous of them is from Sumedang, Cibuntu, and Kuningan but in this case out in the village of tofu in Cisadap not compete in the market with the other tofu. Home industry tofu this involves quite a labor of beginning the process of production to the marketing process. Therefore that is the focus of the problem, namely the role of home industry tofu the labor market and the factors that affect the existence of the home industry tofu Cisadap Village District of Ciamis district. The purpose of this study is to analyze the absorption of home industry tofu of the labor force in the village Cisadap District of Ciamis district and to analyze the factors that affect the existence of the home industry tofu Cisadap Village District of Ciamis district. The hypothesis of this study are the factors that affect the existence of the home industry tofu Cisadap Village is a factor derived livelihood system between generations, the availability of labor, and strategic location factor and the role of the home industry tofu employment is high enough, reduce unemployment, and improve the economy of labor in the home industry tofu Cisadap village. This research using descriptive method of data collection is done by observation, literature, interviews, questionnaires, and documentation. The sample of respondents consisted of labor and owners home industry tofu, how sampling using random sampling with a percentage of 20%, the resulting sample 38 workers and 15 owners of home industry tofu. The results of this study are the factors affecting the availability of home industry proven out in the village livelihood systems Cisadap is inherited across generations, the availability of labor, and strategic location factor. As for the absorption of home industry tofu not proven to absorb labor is high enough, but with the home industry tofu Cisadap unemployment in the village can be reduced and labor in the home industry tofu have an increased level of well-being. Home industry tofu Cisadap village can be developed further if they see the potential that exists, besides the development of industrial areas to be supported from various walks of life in order to tofu in the village home industry Cisadap could thrive. Kata Kunci Keywords
: Home Industry Tahu, Desa Cisadap : Home Industry Tofu, Cisadap Village
PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan ekonomi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitarnya. Kegiatan manusia dalam mengolah dan memanfaatkan alam tersebut banyak dipengaruhi oleh kondisi fisik daerah yang bersangkutan. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Namun dalam mencapainya sering dihadapkan pada berbagai masalah-masalah pokok seperti pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, kemiskinan dan ketidakseimbangan ekonomi antar daerah, sampai ketersediaan lapangan pekerjaan. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari pembangunan ekonomi. Namun, upaya untuk mengentaskan masalah pengangguran masih belum berhasil karena dihadapkan pada kenyataan kesempatan kerja yang diciptakan kurang untuk menyerap seluruh angkatan kerja yang ada. Apalagi jumlah penduduk semakin meningkat akan diikuti oleh jumlah angkatan kerja yang meningkat pula. Kondisi seperti ini salah satunya dapat di lihat di Kabupaten Ciamis. Home industry merupakan salah satu wadah untuk menyerap tenaga kerja disuatu wilayah, seperti halnya di Desa Cisadap pendirian
home industry tahu diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi. Tahu berdasaran penelitian para ahli mempunyai kandungan gizi yang cukup, maka dari itu tahu dimasukan kedalam makanan empat sehat lima sempurna. Di Indonesia ada banyak sekali daerah produksi tahu diantaranya yang terkenal adalah tahu dari Sumedang, Cibuntu, dan Kuningan. Tetapi tahu Ciamis ini juga tidak kalah bersaing dipasaran dengan bukti yang nyata produksi tahu di Ciamis khususnya di Desa Cisadap masih terus berlanjut sampai saat ini. Tahu dari daerah masingmasing mempunyai nilai khas tersendiri, contohnya adalah tahu Sumedang yang khas dijadikan oleh-oleh dan cemilan sama halnya juga dengan tahu susu Kuningan yang sering dijadikan untuk oleh-oleh, tidak kalah dari Sumedang dan Kuningan tahu di Ciamis juga banyak dijadikan bahan pemenuhan kebutuhan pangan, tahu Ciamis ini ada dua jenis untuk dipasarkan, yang pertama adalah tahu yang masih mentah biasanya digunakan untuk pemenuhan pangan dan dijadikan hidangan bersama nasi, sedangkan jenis yang kedua adalah tahu yang sudah digoreng atau masyarakat di Desa Cisadap menyebutnya dengan nama tahu apung, tahu apung ini tidak beda jauh dengan tahu Sumedang dan tahu susu Kuningan. Desa Cisadap adalah sebuah Desa yang berada di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dan memiliki beberapa dusun yaitu Dusun Cisadap, Dusun Cibodas, Dusun Cibeunying, Dusun Cibungkul, Dusun Puncak Asih, Dusun Selaawi. Dari setiap dusun mempunyai penduduk
yang bermatapencaharian berbeda-beda, akan tetapi ada beberapa mata pencaharian yang mendominasi diantaranya adalah sebagai petani dan pengrajin tahu. Pengrajin tahu didominasi di wilayah Dusun Cibodas. Dusun Cibodas merupakan wilayah dari Desa Cisadap yang penduduknya sebagian besar bekerja pada sektor home industry yaitu sebagai pengrajin tahu, di Dusun Cisadap banyak didirikan home industry tahu, sehingga daerah tersebut sangat aktif dalam melakukan kegiatan ekonomi, bahkan akibat daripada itu AMDAL menyebutkan daerah ini sebagai daerah terpadat dan terkumuh di Kabupaten Ciamis. Tenaga kerja yang banyak tersebut terdiri dari berbagai lapisan umur masyarakat, diantaranya adalah tenaga kerja yang status umurnya masih dalam usia sekolah. Aktifitas home industry di Desa Cisadap sangat padat, bahkan dapat dikatan proses produksi hampir mencapai 20 jam per hari. Di mulai dari pagi hari sampai malam hari selalu ada kegiatan produksi. Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan tahu pada home industry tahu di Desa Cisadap masih menggunakan teknologi yang termasuk ke dalam golongan semi modern karena pada pelaksanaannya dilibatkan beberapa alat bermesin untuk memudahkan proses pembuatan tahu, tapi ada juga sebagian proses yang masih mengandalkan keterampilan tangan dari para pengrajin tahu. Pemasaran tahu hasil produksi di home industry tahu Desa Cisadap sudah mencakup wilayah pemasaran yang sangat luas mulai dari daerah-
daerah yang berada di Ciamis, Tasikmalaya, Banjar, Garut, Pangandaran, dan Bandung. Tahu itu ada yang dijual dipasar, toserba, dan ada juga yang berdagang secara keliling. Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Home Industry Tahu Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis”. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi keberadaan home industry tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. (2) Menganalisis peranan home industry tahu terhadap penyerapan tenaga kerja dan perekonomian tenaga kerja pada home industry tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan metode ini, pengkajian yang dilakukan dipusatkan pada persoalan yang terjadi pada saat sekarang yang aktual. Menurut Nur dan Bambang (1999: 26) penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari opinin (individu, kelompok, atau organisasional), kejadian, atau prosedur.
Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, penulis mencoba memberikan gambaran yang lebih jelas tentang penyerapan tenaga kerja yang terjadi akibat adanya home industry di Dusun Cibodas Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. PEMBAHASAN a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Home Industry Tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan beberapa hal unik di Desa Cisadap, yaitu diantaranya adalah ditemukannya banyak home industry tahu di Desa Cisadap dibandingkan dengan home industry tahu pada daerah lain di Kabupaten Ciamis, jumlah home industry tahu di Desa Cisadap sebanyak 72 buah, dari ke 72 home industry tahu tersebut paling banyak tersebar di Dusun Cibodas Desa Cisadap. Home industry tahu ini berdiri sejak tahun 1948. Dorongan terbesar masyarakat melakukan usaha di bidang home industry tahu ini dikarenakan sistem pekerjaan yang turun temurun, serta keterampilan yang terbatas akibat dari tingkat pendidikan yang masih rendah di Desa Cisadap ini. Ada juga dorongan lainnya adalah untuk menghasilkan nilai lebih atau untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Semua hal tersebut merupakan faktor pendorong munculnya home industry tahu di Desa Cisadap. Diperkirakan dengan banyaknya usia produktif dan ketersediaan lahan yang masih kosong
maka jumlah home industry tahu di Desa Cisadap akan menjadi lebih banyak, bahkan nantinya mungkin Desa Cisadap bisa dijadikan wilayah khusus untuk perindustrian. Selain adanya daya pendorong, ada juga daya tarik yang disebabkan oleh home industry tahu itu sendiri yaitu diantaranya adalah upah kerja yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, home industry tahu tidak menuntut tingkat pendidikan yang tinggi kepada tenaga kerja hanya cukup mempunyai keahlian dalam proses pembuatan tahu dan hal itupun biasanya di Desa Cisadap didapatkan dengan cara turun-temurun, hal lainnya adalah pekerjaan di home industry tahu ini tergolong mudah, dengan modal sedikitpun nilai ekonomis dapat tercipta. Selain itu juga dibahas mengenai keterjangkauan dengan lokasi untuk pemasaran produk daripada home industry tahu ini. Lokasi pemassaran yang tergolong mudah dijangkau ini juga yang menyebabkan maraknya home industry tahu di Desa Cisadap, aksesibilitas yang mudah dengan dilalui oleh banyak angkutan umum merupakan faktor yang mempermudah proses pemasaran, jarak dengan Kabupaten lainnya pun sangat dekat. Dengan tingkat keterjangkauan yang mudah maka target daerah pemasaran pun sangat banyak mulai dari
Kabupaten
Ciamis,
Kabupaten
Tasikmalaya,
Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Garut, dan Kota Tasikmalaya. Sedangkan
lokasi pemasarannya antara lain di pasar-pasar, toserba, dan adapun yang berjualan keliling.
b. Peranan Home Industry Tahu di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Berdasarkan pada penelitian mengenai variabel-variabel kedua tentang daya serap dan perekonomian masyarakat dapat dibuktikan kebenaran hipotesis kedua yaitu daya serap home industry tahu di Desa Cisadap sebesar 21,05 %. Angka tersebut cukup kecil karena usia produktif yang menjadi pembandingnya, angka usia produktif tersebut sebesar 4446. Dari sekian banyak usia produktif tersebut diantaranya adalah pelajar yang belum siap untuk menjadi pekerja, maka dari itu penulis mencoba membandingkan dengan seluruh tenaga kerja yang sudah bekerja yaitu dengan angka sebesar 3452 orang sedangkan yang terserap kedalam home industry tahu sebanyak 936 orang, maka dapat dihitung persentasenya dengan rumus berikut :
Daya Serap Tenaga Kerja =
936 3452
x 100
= 27,11% Berdasarkan pada penghitungan diatas maka diketahui daya serap home industry tahu di Desa Cisadap jika dibandingkan dengan
seluruh tenaga kerja yang sudah bekerja yaitu sebesar 27,11%. Angka tersebut berarti kurang dari setengah penduduk Desa Cisadap terserap kedalam home industry tahu di Desa Cisadap. Jika
melihat
usia
produktif
yang
banyak
dan
sistem
ketenagakerjaan yang turun-temurun maka dapat diprediksikan angka persentase mengenai daya serap home industry tahu akan semakin bertambah dan angka pengangguran di Desa Cisadap dapat ditekan dengan adanya home industry tahu. Mengingat tenaga kerja yang dibutuhkan sangat banyak pada home industry tahu mulai dari proses produksi sampai proses pemasaran, disamping itu akan ada tenaga kerja lainnya yang terserap oleh home industry tahu di Desa Cisadap, misalnya adalah penyedia bahan baku, penyedia bahan bakar, sampai pengelola limbah dari home industry tahu. Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terlihat dan terbukti perekonomian penduduk yang bekerja pada home industry tahu cukup meningkat, hal tersebut dapat dibuktikan dengan kesejahteraan tenaga kerja yang dibahas pada pembuktian hipotesis kedua. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang bekerja pada home industry tahu cukup meningkat karena pada hasil penelitian tidak ditemukan responden pada kriteria tahap Pra KS, atau dengan kata lain tidak ditemukan responden yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidup sehari-harinya. Semua responden dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari karena bekerja pada home industry tahu. SIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Keberadaan home industry tahu di Desa Cisadap disebabkan karena adanya sistem mata pencaharian yang diturunkan antar generasi, ketersediaan tenaga kerja yang berorientasi pada tingkat pendidikan yang relatif masih rendah sehingga menyebabkan keterampilan yang terbatas dan itu mengakibatkan kemajemukan dalam sistem mata pencaharian, dan faktor lainnya adalah lokasi Desa Cisadap yang sangat strategis dijadikan wilayah kawasan home industry tahu karena didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai. 2. Daya serap home industry tahu di Desa Cisadap menyerap 21,05% (sebagian kecil) dari angkatan kerja yang tersedia di Desa Cisadap, yang berarti sebagian kecil angkatan kerja terserap oleh home industry tahu di Desa Cisadap. Dengan adanya home industry tahu maka angka pengangguran dapat ditekan, angka pengangguran di Desa Cisadap hanya sebesar 22,36%. Perekonomian penduduk yang bekerja pada home industry tahu di Desa Cisadap meningkat karena dengan bekerja di home industry tahu masyarakat mampu mmemenuhi kebutuhan sehari-harinya dan tingkat kesejahteraannya pun turut naik.
Saran Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pada home industry tahu di Desa Cisadap ditemukan beberapa kekurangan yang jika diatasi kekurangan tersebut akan menjadi potensi yang sangat besar untuk pengembangan Desa Cisadap khususnya dalam home industry tahu, berikut beberapa saran dari penulis semoga dapat memberikan kemajuan bagi daerah penelitian yaitu Desa Cisadap khususnya pada home industry tahu : 1. Melihat dari sisi penggunaan lahan beserta karakteristik tanahnya maka penulis memberikan saran untuk pengembangan home industry tahu di Desa Cisadap dengan cara mempermudah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan home industry tahu, caranya yang pertama adalah dengan mempermudah mendapatkan bahan baku dengan harga yang lebih murah dapat dilakukan dengan cara menjadikan sebagian lahan yang belum dimanfaatkan menjadi perkebunan kacang kedelai, untuk pupuk masyarakat tidak perlu membeli karena di Desa Cisadap ini cukup banyak peternakan sapi, kambing dan ayam. Dengan cara memanfaatkan kotoran dari peternakan tersebut menjadi pupuk maka masyarakat tidak perlu membeli pupuk mahal. Maka dengan cara itu sistem timbal balik pun akan terjadi dari mulai limbah home industry tahu yang dijadikan pakan ternak, setelah itu kotoran dari peternakan dimanfaatkan untuk pupuk perkebunan kacang kedelai, dan kacang kedelai tersebut kembali akan menjadi bahan baku tahu, dan bergulir
lagi ke proses awal. Dari proses tersebut maka angkatan kerja yang berada di Desa Cisadap dapat semua terserap oleh berbagai mata pencaharian yang telah tersedia di Desa Cisadap itu sendiri. 2. Limbah cair pada home industry tahu sebaiknya dinetralisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Netralisir dilakukan untuk mengurangi terjadinya wabah penyakit dan supaya air tidak tercemari limbah home industry tahu. 3. Pemerintah harusnya lebih tegas lagi dalam menganalisis mengenai dampak lingkungan di Desa Cisadap supaya di Desa Cisadap tetap memiliki lingkungan yang bersih dan terhindar dari wabah penyakit. 4. Pemerintah juga diharuskan untuk member penyuluhan khususnya mengenai segala hal yang berkaitan dengan home industry tahu di Desa Cisadap. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak lagi kajian-kajian lainnya yang belum terbahas secara rinci, maka dari itu penulis memberikan saran untuk peneliti selanjunya agar dapat meneliti hal-hal yang belum dikaji sebelumnya dalam penelitian ini hendaklah diteliti lebih mendalam agar kajian yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Abdurachmat, Idris. (1983). Geografi Industri. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi . FKIPS-IKIP
Indriantoro, N. dan B. Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP / MTs Kelas VII. Cetakan 2. Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Jakarta Rangkuti, Freddy. 2011. Riset Pemasaran. Cetakan kesepuluh. PT Gramedia. Jakarta. Rasjidin, R., Nurdiaty. D.J., S. Jamal., Sukwiaty., dan S. Mulyani. 1997. Pelajaran Ekonomi Untuk Kelas 2 SMU. Cetakan kedua. Yudhistira. Jakarta. Rasjidin, R., Nurdiaty. D.J., S. Jamal., Sukwiaty., dan S. Mulyani. 1994. Pelajaran Ekonomi Untuk Kelas 1 SMU. Jilid 1. Yudhistira. Jakarta. Sanjaya, Budi. 2010. Kegiatan Ekonomi Masyarakat. Cetakan Kedua.Genesindo. Bandung.