Peranan Bidan dalam Mendukung Program PMTCT Dra Ropina Tarigan, Am-Keb, MM
Kasus HIV/AIDS di Indonesia & Jakarta • Jumlah kumulatif kasus HIV / AIDS di Indonesia Tahun 1987 hingga Maret 2012: 82.870 kasus HIV dan 30.430 kasus AIDS • Jumlah kasus HIV / AIDS di Indonesia Jan hingga Maret 2012: 5993 kasus HIV dan 551 kasus AIDS • Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di DKI Jakarta adl.yg. tertinggi: 20.126 kasus HIV dan 5118 kasus AIDS • Jumlah kasus HIV di DKI Jakarta Jan hingga Maret 2012: 1.127 kasus (sumber: Ditjen PP & PL, Kemenkes RI 2012)
Kasus HIV/AIDS di Indonesia Kasus AIDS menurut Kelompok umur, Jan s/d Maret 2012: tertinggi pd. Kel. umur 30-39 thn (194 kasus) dan kel. Umur 20-29 thn (170 kasus) Kasus HIV menurut Jenis Kelamin, Jan s/d Maret 2012: Laki-laki 3306 kasus dan Perempuan 2687 kasus Kasus AIDS menurut Pekerjaan, Jan s/d Maret 2012: tertinggi pd. Ibu Rumah Tangga (94 kasus) dan Karyawan (70 kasus) Kasus AIDS menurut Faktor Risiko, Jan s/d Maret 2012: Heterosex 77%, IDU 9%, Perinatal 5% (sumber: Ditjen PP & PL, Kemenkes RI 2012)
Persentase Kasus HIV/AIDS di Indonesia • Kasus AIDS kumulatif (thn 1987 s/d Maret 2012) menurut Jenis Kelamin: Laki-laki (71%) dan Perempuan (28%) • Kasus HIV menurut Jenis Kelamin, Jan s/d Maret 2012: Laki-laki 3306 kasus (55,2%) dan Perempuan 2687 kasus (44,8%) • Kasus AIDS menurut Jenis Kelamin, Jan s/d Maret 2012: Laki-laki (60,25%) dan Perempuan (39,38%) • Kasus AIDS kumulatif (thn 1987 s/d Maret 2012) menurut kelompok umur: tertinggi pd. kel. Umur 2029 thn (46,0%), dan kel. Umur 30-39 thn (31,4%) (sumber: Ditjen PP & PL, Kemenkes RI 2012)
Baksos IBI Kec.Tambora di setiap BPS/BPM bekerjasama dengan KPT dan BKKBN Jak-Bar • Pemeriksaan Kesehatan, KIA/KB, pemberian obat dan VCT secara cuma2 (1 Maret 2012). Dari 33 orang IRT yang mengikuti VCT ditemukan 1 orang yang +HIV • Pemeriksaan Kesehatan, KIA/KB, pemberian obat dan VCT secara cuma2 (4 April 2012). Dari 16 orang IRT yang mengikuti VCT ditemukan 2 orang yang +HIV • Pemeriksaan Kesehatan, KIA/KB, pemberian obat dan VCT secara cuma2 (31 Mei 2012). Dari 30 orang IRT yang mengikuti VCT semuanya negatif
Tes HIV dalam PMTCT •
Tes HIV diintegrasikan pada tes darah rutin pada bumil dan ibu ber KB
•
Tes HIV ditawarkan pada bumil / ber KB yang berisiko tinggi menurut anamnesis
•
Tes apapun ditujukan semata-mata untuk kepentingan pasien/bumil
•
Tes apapun harus dilengkapi penjelasan dan tercatat dalam rekam medis (informed-consent) Modul 9, Halaman 6
Kegiatan Komprehensif 1.
Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
2.
Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV
3.
Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
4.
Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya WHO 1
2
3
4 Modul 9, Halaman 7 Mazami Enterprise © 2009
1.
Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
A bsen seks
A bstinence B ersikap saling setia B e Faithful C egah dengan kondom C ondom D ilarang menggunakan napza D rug No Kegiatan Pencegahan Primer kepada PUS sebelum terjadinya infeksi •Penyebar luasan Informasi •Penyuluhan berkelompok •Konseling •Mobilisasi masyarakat •Layanan bersahabat untuk pria
1 ptrm
Mazami Enterprise © 2009
Modul 9, Halaman 8
2.
Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada Ibu dengan HIV/ m v/ n k
Karena adanya risiko MTCT, maka pada dasarnya Odha perempuan tidak dianjurkan untuk hamil Pilihan kontrasepsi dan alasannya • Suntik & Implan
Bukan kontraindikasi
• Vasektomi & Tubektomi
Bila tidak ingin anak lagi
• Spons & Diafragma
Kurang efektif
• AKDR
Tidak dianjurkan, risiko perdarahan
• Kondom
Pilihan utama, utama karena bersifat Dual Protection
1
2 Modul 9, Halaman 9
Mazami Enterprise © 2009
Kasus anak Juleha
N • A……. B…………C…………….D • +……..h 6bln……..2bln+………..6bln
3.
Mencegah terjadinya penularan HIV dari Ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya/p
Merupakan inti dari PMTCT, intervensi berupa: • • • •
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif Layanan konseling dan tes HIV secara sukarela (VCT) Pemberian obat antiretrovirus (ARV) Konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta pemberian makanan bayi • Persalinan yang aman.
1
2
3 Modul 9, Halaman 11
Mazami Enterprise © 2009
4.
Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya
Isu yang mungkin dihadapi oleh ibu dengan HIV: • Kepatuhan minum ARV • Biaya untuk pemeriksaan laboratorium setiap 3 bulan • Biaya untuk memperoleh ARV Isu yang mungkin dihadapi oleh anak: • Menjadi yatim-piatu lebih dini • Biaya pemeliharaan kesehatan lebih besar daripada bayi normal 1
2 4
Mazami Enterprise © 2009
3 Modul 9, Halaman 12
Terima kasih
Dampak infeksi HIV terhadap Ibu dan Bayi Ibu - Stigma sosial - Kematian meningkat Bayi - Gangguan tumbuh kembang - Kematian meningkat - Penyakit seumur hidup, isu kepatuhan berobat - Stigma sosial - Yatim piatu
Risiko Penularan Lebih Tinggi Bila: • • • • •
Viral Load Ibu di atas 1000 Ada infeksi plasenta Ibu terinfeksi IMS Gizi Ibu kurang Intervensi yang keras waktu lahir (seperti membantu persalinan dengan vacum) • Ibu menyusui bayi (pemberian ASI)
Apakah dampak buruk penularan HIV dari Ibu ke Bayi dapat dikurangi dikurangi ? Dapat bila: 3. Pemilihan rute persalinan 1. Terdeteksi 4. Pemilihan PASI 2. Terkendali - Perilaku 5. Pemantauan bayi – balita 6. Dukungan dan perhatian - Obat - ANC - Pencegahan Infeksi
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi Periode transmisi •Kehamilan •Persalinan •Menyusui Total Mazami Enterprise © 2009
5 10 10 25
Risiko - 10 % - 20 % - 15 % - 45 %
Perlu antisipasi dini Integrasi layanan VCT dalam KIA Sumber: de Cock dkk, 2000 Modul 9, Halamn Mazami Enterprise © 2009
Hal Penting ! Cara penularan HIV yang sering terjadi di seluruh dunia adalah penularan dengan cara heteroseksual Perempuan usia reproduktif memiliki resiko tinggi terkena HIV. Perilaku yang memungkinkan mereka terjangkit HIV adalah dengan melakukan seks tanpa pengaman dengan pria yang telah terinfeksi HIV. Dalam hal ini kondom adalah satu-satunya alat KB yang efektif. Wanita hamil yang terinfeksi HIV sangat beresiko untuk menularkannya kepada janin mereka. Resiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat dikurangi melalui program PMTCT.
Mengapa PMTCT? Penularan HIV pada anak : - 90% karena MTCT - 10% karena transfusi Infeksi HIV dari ibu ke anak mengganggu kesehatan anak Penularan dapat ditekan sampai 50% melalui intervensi feasible (layak), affordable (terjangkau) Memungkinkan dilakukannya pencegahan primer kepada pasangan, perawatan dan pengobatan keluarga
PENYEBAB TERSERING KEMATIAN ANAK USIA <5 TAHUN DI DUNIA 18%
25%
ISPA Diare Malaria 15%
Campak HIV/AIDS Perinatal
23%
10% 4%
5%
Lain-lain
Tujuan Program PMTCT Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi dan Mengurangi dampak epidemi HIV terhadap Ibu dan Bayi
Modul 9, Halaman 21
Kebijakan Program PMTCT 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Integrasi Program PMTCT dalam pelayanan KIA Kegiatan komprehensif (4 Prong) Konseling dan tes HIV sukarela (VCT) Pemberian obat anti retroviral (ARV) Persalinan yang aman Pemberian makanan bayi
Depkes
Pedoman Nasional PMTCT
Depkes, 2005 Modul 9, Halaman 22
Mazami Enterprise © 2009
Konseling dalam PMTCT •
Konseling Sebelum dan sesudah tes HIV
•
Konseling ARV
•
Konseling Kehamilan & Persalinan
• •
Konseling Pemberian Makanan Bayi Konseling Psikologis & Sosial
Modul 9, Halaman 23
Konseling Sebelum & Sesudah Tes HIV • •
Dilaksanakan pada saat ANC Dilaksanakan oleh konselor yang sudah terlatih Positive HIV-1/2
Reactive Control
Positive (+)
Negative (-)
Modul 9, Halaman 24
ARV untuk PMTCT • Bertujuan untuk menurunkan kadar HIV serendah mungkin (profilaksis), sehingga mengurangi risiko penularan. • Diberikan kepada SEMUA perempuan HIV positif yang hamil, tanpa harus memeriksakan kadar CD4 nya dahulu.
Modul 9, Halaman 25
ARV Profilaksis • Merujuk pada Pedoman Terapi ARV Depkes 2007, yang sesuai dengan Regimen WHO 2006 • Bila memungkinkan, HINDARI pemberian ARV pada Trimester I kehamilan • ARV profilaksis dilanjutkan sampai 1 minggu pasca persalinan • Kemudian ibu diperiksa CD4, dan melanjutkan terapi dengan ARV seumur hidup
Modul 9, Halaman 26
Persalinan yang aman • Ibu, pasangan dan keluarga perlu dikonseling konseling sehubungan dengan keputusan cara persalinan (seksio sesarea/ pervaginam) • Penatalaksanaan persalinan HARUS memperhatikan kondisi fisik ibu berdasarkan penilaian oleh tenaga kesehatan • Pertolongan persalinan HARUS mengikuti KEWASPADAAN STANDAR
Modul 9, Halaman 27
Persalinan yang aman
Mazami Enterprise © 2006
• Seksio sesarea berencana akan menghindari kontak bayi dengan darah dan lendir genitalia ibu dalam waktu lama. • Beberapa penelitian menyimpulkan seksio sesarea dapat mengurangi risiko penularan sebesar 50-66% • Bila akan partus pervaginam, hindari trauma kepada ibu & janin (Episiotomi, Amniotomi, Ekstraksi Forseps, Ekstraksi Vakum, Elektroda kulit kepala janin/ scalp vein monitoring) Modul 9, Halaman 28
Konseling pemberian makan bayi • Ibu, pasangan dan keluarga perlu dikonseling konseling sehubungan dengan keputusan pemberian makanan bayi (Susu Formula/ ASI Eksklusif) • Diberikan Susu Formula bila memenuhi syarat AFASS • ASI Eksklusif diberikan 6 bulan, bulan atau dihentikan sesegera mungkin bila syarat AFASS terpenuhi SANGAT TIDAK DIANJURKAN !!! Memberikan Makanan Campuran (ASI + Formula)
Modul 9, Halaman 29
Konseling pemberian makan bayi
Syarat WHO untuk Susu Formula
A cceptable F easible A ffordable S ustainable S afe
Dapat diterima Mudah dilakukan Harga terjangkau Berkesinambungan Aman
• Perlu Manajemen Laktasi yang baik untuk mencegah lecet dan radang payudara (mastitis) • Bila puting sedang lecet/ luka, ASI tidak diberikan melalui puting yang lecet
Modul 9, Halaman 30
Implementasi Program PMTCT 1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi Skala Nasional • Mengurangi stigma • Meningkatkan kemampuan masyarakat melakukan perubahan perilaku • Komunikasi perubahan perilaku untuk remaja/ anak muda
Area Risiko Tinggi • Mengurangi stigma • Meningkatkan kemampuan masyarakat melakukan perubahan perilaku • Komunikasi perubahan perilaku untuk remaja/ anak muda • Mobilisasi masyarakat untuk memotivasi ibu hamil menjalani konseling dan tes HIV sukarela
Modul 9, Halaman 31
.
•
.
Pengertian VCT= Voluntary Counseling and Testing KTS= Konseling dan Testing Sukarela Konseling dan pemeriksaan HIV secara sukarela
Syarat VCT: Terdapat proses konseling sebelum (pra tes) dan sesudah pengambilan uji darah HIV (pasca tes) Informasi yang diperoleh bersifat rahasia Terdapat persetujuan tertulis setelah mendapatkan informasi cukup (informed consent) Dilakukan secara sukarela
Manfaat Konseling dalam PMTCT 1/3 Klien umum Memberi kesempatan klien untuk mempelajari status HIV nya Klien perempuan/ ibu HIV negatif Informasi dan dukungan agar tetap tidak terinfeksi HIV Informasi dan dukungan agar memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
Manfaat Konseling dalam PMTCT 2/3 Klien perempuan dengan HIV Mendiskusikan testing dan pencegahan pasangan (concordance, discordance, disclosure) Menerima informasi tentang terapi, perawatan, nutrisi, keluarga berencana dan layanan dukungan Mempelajari pentingnya perawatan kesehatan berkesinambungan Concordance: Status HIV antara klien dan pasangan sama (positif dan positif, atau negatif dan negatif) Discordance: Status HIV antara klien dan pasangan berbeda (positif dan negatif) Disclosure:
Klien bersedia untuk membuka diri (tidak merahasiakan) mengenai status HIVnya kepada orang lain/ pasangan
Manfaat Konseling dalam PMTCT 3/3 Klien ibu hamil dengan HIV Mengetahui risiko penularan HIV dari ibu ke bayi dan intervensi yang diperlukan Mengetahui dan menerima ARV Profilaksis Dapat membuat keputusan yang paling sesuai mengenai asuhan antenatal, cara persalinan dan pemberian makanan bayi dan rujukannya Mengetahui dan memberikan kebutuhan anak yang terpajan HIV (ARV profilaksis, pemeriksaan darah HIV, Profilaksis pneumonia)
Prinsip umum VCT
3C
Mazami Enterprise © 2009
C ounseling C onfidential C onsent
Konseling Dilakukan komunikasi langsung antara klien dan konselor, sebelum dan sesudah pemeriksaan darah HIV Hasil pemeriksaan darah HIV disampaikan hasil secara langsung dan individual Diberikan informasi pasca-tes yang tepat Ditawarkan konseling lanjutan dan/atau rujukan
Konfidensial/ Rahasia Semua informasi klien bersifat rahasia, dicatat dalam rekam medis, disimpan dalam tempat yang aman Informasi hanya boleh dibagi dengan konselor/ petugas kesehatan lain dalam upaya penatalaksanaan kasus baik secara langsung maupun rujukan, kecuali dalam keadaan darurat (mengancam nyawa) Informasi yang dibagikan sebatas “Hal yang perlu diketahui” untuk penatalaksanaan kasus Perlu persetujuan dari klien apabila akan membagi informasi kepada pasangan, keluarga dan orang lain
Informed Consent/ Persetujuan Menjelaskan informasi dasar tentang tes HIV Menjelaskan secara akurat tentang maksud, tujuan, keuntungan, dan kerugian/ risiko tes HIV Menegaskan pemahaman mengenai proses konseling dan tes HIV Menghargai keputusan klien mengenai tes HIV
Provider initiated Inisiasi pemeriksaan HIV dari petugas kesehatan
Testing HIV merupakan pemeriksaan rutin, bagian dari layanan standar. Tetapi masih bersifat sukarela Semua perempuan diberikan informasi pra-tes Semua perempuan dilakukan tes HIV dan diberikan konseling pasca tes Klien dapat menolak tes HIV, sehingga dikenal sebagai pendekatan Option out (Opt Out)
Provider Initiated Lebih disukai sebagai pendekatan untuk pelayanan masyarakat
Dianjurkan untuk konseling dan tes HIV di Asuhan antenatal/ ANC, kamar bersalin, dan ruang pasca persalinan Membantu menormalisasikan sifat tes HIV (mengeliminasi stigma) Diharapkan dapat meningkatkan jumlah perempuan yang dilakukan tes HIV
Peran tenaga kesehatan dalam proses konseling
Mendukung dan membantu pengambilan keputusan klien, melalui proses: Mendengarkan klien Mengerti pilihan klien atas pembuatan keputusan Membantu klien meneliti lingkungan dan kebebasannnya Membantu klien membangun kepercayaan diri dalam membuat keputusannya tentang testing
Tenaga kesehatan tidak harus bertanggung jawab dalam: Memecahkan seluruh masalah klien Keputusan klien