Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation Dalam Permohonan Paten Di ASEAN Tri Rusti Maydrawati Dosen Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah Email :
[email protected] M.Zainudin Pemeriksa Paten Madya Ditjen HKI
[email protected]
Abstract ASPEC (ASEAN Patent Examination Cooperation) is a joint program of the first regional patent offices within the ASEAN countries where the inventor or applicant who wants to apply for a patent on a regional basis in ASEAN will gain some advantages due to more efficient time and cost. In this case, the patent examiner may use the results of the examination conducted by other patent offices, as a non binding opinion and reference in the decision on a patent application that in the same families are being examined. Thus, the decision on a patent application will be faster so that exploitation for economic benefit to the inventor or applicant will be faster and more effective. Key Word: ASPEC, examination of a patent application, non-binding. Abstrak ASPEC (ASEAN Patent Examination Cooperation) merupakan program kerjasama paten regional yang pertama yang beranggotakan kantor-kantor paten negara di ASEAN dimana Inventor atau Pemohon paten yang ingin mengajukan permohonan secara regional di ASEAN akan memperoleh beberapa keuntungan dikarenakan lebih hemat waktu dan biaya. Dalam hal ini, Pemeriksa paten secara tidak mengikat (non binding) dapat menggunakan hasil-hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh kantor paten lainnya sebagai referensi dalam mengambil keputusan terhadap permohonan paten yang se-famili yang sedang diperiksanya. Dengan demikian, keputusan terhadap suatu permohonan paten akan lebih cepat sehingga eksploitasi untuk mengambil manfaat ekonomi bagi Inventor atau Pemohon akan lebih cepat dan efektif. Kata-kata kunci: ASPEC, Pemeriksaan permohonan paten, non binding.
58
59
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
Pendahuluan
primer dan sekunder yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan
ASEAN Working Group on Inte-
yang mengatur tentang Paten dan
lectual Property Cooperation (AW-
ASPEC, serta buku-buku, makalah,
GIPC) telah membentuk suatu kerja-
jurnal-jurnal internet, serta litera-
sama paten yang bernama ASEAN
tur-literatur ilmiah lainnya tentang
Patent
topik yang dibahas tersebut.
Examnition
Cooperation
(ASPEC) seiring dengan pertumbuhan paten baik secara domestic dan internasional, kerjasama ini diharap-
Hasil dan Pembahasan Paten dan Ruang Lingkup Paten
kan bermanfaat bagi masing-masing
Dalam Pasal 1 ayat 1 UU No 14
negara anggota ASEAN, terutama
Tahun 2001 tentang Paten (selanjut-
berkaitan dengan paten.
nya disebut UU Paten), ”Paten
Program ASPEC diharapkan juga
adalah hak ekslusif yang diberikan
bermanfaat bagi inventor, pemeriksa
oleh Negara kepada Inventor atas
paten juga para pihak yang ber-
hasil invensinya di bidang teknologi,
kepentingan, terutama dalam sistem
untuk selama waktu tertentu melak-
paten di Indonesia secara umum, dan
sanakan sendiri invensinya tersebut
pada akhirnya berakibat pada per-
atau
kembangan ekonomi yang lebih baik
kepada orang lain untuk melak-
di masa mendatang. Dari latar bela-
sanakannya”. Pasal 1 ayat 2 “kegia-
kang diatas maka permasalahan yang
tan pemecahan masalah tertentu di
muncul sebagai berikut: 1) Apa dan
bidang teknologi, dapat berupa pro-
bagaimana kerjasama ASPEC itu; 2)
ses atau hasil produksi atau penyem-
Apakah manfaat ASPEC bagi Indo-
purnaan dan pengembangan proses
nesia
atau hasil produksi”. Dari pasal
memberikan
persetujuannya
kedua di atas, dapat dinyatakan bahMetode Penelitian
wa paten adalah hak ekslusif dan merupakan kegiatan pemecahan ma-
Metode penelitian yang diguna-
salah di bidang teknologi. Pemohon
kan melalui pendekatan yuridis nor-
dapat mendaftarkan invensinya di
matif dengan menggunakan data
tempat tinggalnya (place of origin),
60
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
dan ke negara-negara lain yang di-
sanya, ketersediaan informasi awal
anggap perlu untuk mendapatkan
yang ada dari permohonan paten
perlindungan.
tersebut, dan ketersediaan database
Pemeriksaan Substantif dan Kendala-kendalanya Pengajuan suatu permohonan paten harus memenuhi persyaratan secara administratif maupun substantif. Pemeriksaan substantif diatur dalam Pasal 48 sampai dengan Pasal 53 UU Paten. Syarat-syarat substantif tersebut meliputi 3 hal, yaitu: (novelty),
kebaruan
mengandung
langkah inventif (inventive steps), dan dapat diterapkan dalam industri (industrially applicable). Dalam proses pemeriksaan substantif,
pemeriksa
melakukan (searching)
paten
juga
penelusuran
paten
untuk
dokumen-dokumen
mendapatkan pembanding
(cited documents) sesuai dengan bidang keahlian. Selain itu, penyelesaian keputusan suatu paten tergantung pula tingkat kecepatan dan kualitas pribadi masing-masing pemeriksa paten, kemampuan menelaah dokumen permohonan paten terhadap dokumen-dokumen pembanding yang ada, termasuk jenis bidang teknologi yang sedang diperik-
untuk mela- kukan penelusuran dan teknik- teknik dalam melakukan penelusuran. ASPEC Diperlukan Sebagai Salah Satu Solusi Masalah Pemeriksaan Permohonan Paten Solusi
masalah
keterlambatan
pembuatan keputusan suatu permohonan paten atau memperkecil terjadi backlog paten yaitu melalui kegiatan kerjasama pemeriksaan paten di wilayah regional ASEAN melalui ASPEC. Dibentuknya ASPEC adalah bertujuan mengurangi waktu pekerjaan dan mempercepat waktu penyelesaian pemeriksaan permohonan paten. Dan menghasilkan pekerjaan penelusuran dan pemeriksaan paten yang lebih baik. Program Patent Cooperation Treaty (PTC) adalah pioner dari kegiatan patent work-sharing yang secara administratif sama dengan ASPEC dimana diungkapkan bahwa di samping Pemohon mengajukan permohonan paten di Negara awal, juga melakukan pengajuan paten ke beberapa negara tujuan lainnya
61
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
Di dalam program PCT Pemohon
pemeriksaan dan penelusuran, se-
akan mendapatkan hasil pemeriksaan
hingga dapat memfasilitasi Pemohon
awal yang mengindikasikan bagai-
paten dalam mendapatkan patennya
mana status pemeriksaan permoho-
secara
nan paten tersebut, dalam dunia
Peningkatan kerja sama ini, sebagai-
paten dikenal sebagai Laporan hasil
mana yang diumumkan oleh Para
Pene- lusuran (ISA) dan laporan
Kepala Kantor HKI Se-ASEAN,
Hasil Pemeriksaan Awal (IPER).
merupakan bagian dari telaahan
Hasil- hasil pemeriksaan sebagai
reguler program ASPEC pada Per-
bahan referensi dalam menangani
temuan Khusus ASEAN Working
pekerjaan pemeriksaan paten untuk
Group on Intellectual Property Co-
per- mohonan yang sama (family
operation (AWGIPC) di Bangkok,
patent). Dengan demikian, pekerjaan
Thailand pada bulan November
peme- riksaan paten akan dipermu-
2011.
dah dan pengambilan keputusan paten pun akan lebih cepat. Diluncurkan pada bulan Juni
lebih
cepat
dan
efisien
Salah satu program dalam Sasaran Strategis Rencana Aksi Kekayaan Intelektual ASEAN 2011-2015 Intellectual
Property
2009, program Kerja Sama Pemerik-
(ASEAN
saan Paten ASEAN yang disebut
Rights Action Plan 2011-2015), pro-
ASPEC merupakan program dimana
gram ASPEC bertujuan untuk me-
kantor HKI negara-negara ASEAN
numbuhkan “sistem kekayaan inte-
yaitu Brunei Darussalam, Kamboja,
lektual yang seimbang” dengan
Indonesia, Lao PDR, Malaysia,
memperhitungkan beragam tingkat
Philippina, Singapura, Thailand dan
perkembangan negara-negara anggo-
Vietnam dapat menggunakan hasil
ta ASEAN dan perbedaan kapasitas
pemeriksaan dan penelusuran yang
kelembagaan Kantor HKI Nasional.
dilakukan oleh kantor HKI negara-
Program ini akan memungkinkan
negara ASEAN lainnya yang turut
kantor-kantor HKI ASEAN membe-
berpartisipasi dalam program ini
rikan pelayanan HKI yang tepat
dengan menggunakan bahasa Ing-
waktu, berkualitas dan dapat diakses
gris. Program ini akan mengurangi
untuk meningkatkan kawasan ASE-
adanya duplikasi pekerjaan pada
AN sebagai kawasan yang kondusif
62
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
terhadap kebutuhan para pengguna
pertemuan dan perundingan kelom-
dan penghasil HKI.
pok kerja yang menangani masalah
Dinyatakan juga bahwa program
HKI di ASEAN yaitu AWGIPC.
ASPEC akan berusaha meningkat-
Dalam hal ini, tujuan dibentuknya
kan kualitas hasil pemeriksaan dan
ASPEC adalah:
penelusuran paten di kantor-kantor
a) Untuk mengurangi waktu peker-
HKI ASEAN. Hasil pemeriksaan dan
jaan dan mempercepat waktu
penelusuran paten yang dilakukan
penyelesaian pemeriksaan permo-
oleh Kantor HKI ASEAN yang
honan paten.
berpartisipasi terhadap permohonan
b) Menghasilkan pekerjaan penelu-
paten berfungsi sebagai rujukan yang
suran dan pemeriksaan paten
bermanfaat bagi kantor HKI ASEAN
yang lebih baik.
lainnya. Para pemeriksa paten dapat mengembangkan kriteria atau strategi penelusurannya dengan lebih
Persyaratan Untuk Mengajukan Permohonan Paten Melalui ASPEC.
cepat, mengurangi waktu yang digunakan untuk melakukan penelusuran,
Dalam melaksanakan program
dan dengan cepat memahami invensi
kerjasama pemeriksaan paten me-
yang diklaim. Para pemeriksa paten
lalui ASPEC, beberapa persyaratan
juga bisa mendapatkan akses terha-
sebagai berikut (Erich Toch, 2012) :
dap informasi dan penilaian dari
a) Permohonan paten yang diaju-
prior art yang ditemukan di database
kan ke kantor paten ke dua (se-
teknis tertentu, database lokal, dan
cond IP office) harus memiliki
database dalam bahasa lain, dimana
permohonan yang sama priori-
pemeriksa mungkin tidak memiliki
tasnya atau se-famili (corespon-
akses tersebut.
ding patent) dengan permohonan yang diajukan ke kantor paten
ASPEC dan Aturan Mainnya Kerjasama
pemeriksaan
pertama (first IP office).
paten
Dalam hal ini, permohonan
untuk Negara anggota ASEAN me-
paten dari kantor paten pertama
lalui ASPEC merupakan salah satu
merupakan
keluaran atau hasil beberapa kali
sama dengan permohonan paten
permohonan
yang
63
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
yang diajukan ke kantor paten
anggap sebagai permohonan yang
kedua apabila memiliki klaim
sama (corresponding applica-
yang memiliki prioritas yang
tions) dan apabila diajukan me-
sama sebagaimana dalam Kon-
lalui ASPEC adalah sebagaimana
vensi Paris (Paris Convention).
diperlihatkan
b) Jenis-jenis permohonan yang di-
Penjelasan:
dalam
diagram
sebagai berikut:
ASPEC diajukan di Singapura dan
Permohonan paten dari kantor
Pemeriksa paten di kantor paten
paten Singapura memiliki klaim
Singapura dapat mengacu kepada
yang sama atau memiliki hak priori-
hasil-hasil pekerjaan penelusuran
tas dari permohonan paten di Malay-
dan pemeriksaan paten yang berasal
sia. Dalam hal ini, permohonan
dari kantor paten Malaysia.
64
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
Penjelasan:
rapa dokumen yaitu (ibid):
Kedua permohonan baik yang
a. salinan laporan hasil penelusuran
diajukan di Singapura dan Philipina
dan pemeriksaan (disebut sebagai
memiliki Klaim yang sama priori-
dokumen untuk syarat minimum)
tasnya dengan permohonan paten
terdapat permohonan yang berse-
yang diajukan di Australia. Permo-
suaian (corresponding applica-
honan ASPEC diajukan di Singapura
tion) dari kantor paten yang perta-
dan Pemeriksa paten Singapura
ma (first IP Office), dan
dapat mengacu hasil-hasil penelusu-
b. salinan Klaim/Klaim-klaim yang
ran dan pemeriksanya dari pemerik-
mengacu pada dokumen mini-
saan yang telah dilakukan di kantor
mum yang diajukan, sedikitnya
paten Philipina. Kemudian, formulir
satu Klaim yang telah ditentukan
dan dokumen yang digunakan dalam
oleh kantor paten pertama sebagai
mengajukan untuk tujuan pengajuan
Klaim yang dapat diberi paten
melalui ASPEC harus dalam Bahasa
(allowable/patentable).
Inggris.
Formulir permohonan paten me-
Prosedur Untuk Mengajukan Permohonan Paten Melalui ASPEC
lalui ASPEC dapat dilampirkan Tabel klaim yang saling bersesuaian yang
memperlihatkan
hubungan
antara masing-masing klaim yang Pemohon
paten
mengajukan
diperiksa dengan klaim yang sedang
permohonan apabila telah lengkap-
diajukan dan sebuah salinan hasil
nya formulir permohonan ASPEC di
pendapat tertulis dari pemeriksaan
kantor paten kedua (second IP Ofice)
paten dan daftar dokumen-dokumen
dan harus dilampirkan dengan bebe-
pembanding apabila tersedia, hal-hal
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
65
yang disebutkan tersebut dinamakan
kantor paten yang tidak menggu-
sebagai “dokumen tambahan”. Pe-
nakan Bahasa Inggris sebagai Ba-
ngajuan permohonan paten melalui
hasa Nasionalnya pada saat penga-
ASPEC dapat dilakukan kapanpun
juan formulir permohonan ASPEC.
selama keputusan akhir dari peme-
Kemudian, dokumen-dokumen pem-
riksaan permohonan paten belum
banding dapat diberikan dalam Ba-
diberikan. Untuk menghindari kebi-
hasa nasional asalnya, namun Ditjen
ngungan, sebuah salinan dokumen
HKI boleh meminta kepada Pemo-
pemberian paten (granted patent)
hon untuk memberikannya dalam
tanpa disertai penyerahan dokumen
Bahasa Inggris apabila paten famil-
minimum tidak diklasifikasikan se-
inya tidak diperoleh dalam Bahasa
bagai permohonan paten ASPEC.
Inggris (Ng Su Lin, 2012).
Semua permohonan paten melalui ASPEC ditandai dengan tanda “Permohonan ASPEC”
Hal-hal Penting dalam Penerapan ASPEC Sebagai bentuk kerjasama peme-
Dokumen-dokumen Pembanding
riksaan paten yang pada prinsipnya memiliki beberapa aturan main dan
Salinan dari setiap dokumen-
kaidah yang secara umum sudah
dokumen pembanding di dalam
standar sebagaimana bentuk kerjasa-
dokumen minimum tersebut tidak
ma serupa lainnya, misalnya seba-
diperlukan pada saat pengajuan per-
gaimana dalam kerjasama permo-
mohonan paten melalui ASPEC.
honan paten melalui PCT (Matthes
Ditjen HKI akan tetapi bisa meminta
Claus, 2012), maka beberapa hal
Pemohon untuk melengkapi salinan
yang perlu diketahui dalam mengi-
dari setiap dokumen pembanding di
kuti program kerjasama pemeriksaan
dalam dokumen minimum tersebut.
paten melalui ASPEC ini adalah bahwa:
Masalah Terjemahan Dokumen-dokumen yang dise-
1) Hasil pemeriksaan yang tidak
butkan di atas harus disertai dalam
mengikat (non binding opinion)
Bahasa Inggris apabila diajukan ke
Percepatan pemeriksaan paten
66
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
terhadap permohonan-permoho-
main akan berlaku di salah satu
nan paten yang memiliki hak
negara anggotanya, namun akan
prioritas yang sama, atau dengan
tidak dapat berlaku di Negara
kata lain permohoan paten yang
anggota lainnya, oleh karenanya
satu famili. Dalam hal ini, infor-
dalam melakukan kerjasama ini
masi-informasi awal yang telah
diperlukan suatu penelaahan awal
dilakukan dan diberikan hanya
terhadap hal-hal apa saja yang
merupakan sumber-sumber refe-
sesuai dan hal-hal apa yang tidak
rensi yang dapat digunakan oleh
sesuai dalam perjanjian kerjasa-
Pemeriksa paten lainnya dalam
ma ASPEC. Sebagai contohnya
rangka mempercepat pemeriksa-
adalah invensi-invensi yang ber-
an paten tersebut dimana infor-
hubungan dengan program kom-
masi-informasi
tidak
puter yang belum diatur lebih
menjadikan sesuatu kewajiban
lanjut dalam aturan hukum me-
untuk digunakan atau dengan kata
ngenai
lain sifatnya non binding opinion.
sedangkan di Singapura hal ini
Pemeriksa paten boleh menggu-
telah diatur dengan jelas aturan
nakan informasi-informasi awal
mainnya.
tersebut
paten
di
Indonesia,
tersebut ataupun tidak menggunakannya tergantung dari kebutuhan masing-masing Pemeriksa paten dalam rangka pemeriksaan permohonan paten.
3) Efisiensi dan kualitas hasil pemeriksaan paten Hal penting dalam melakukan kerjasama ASPEC ini adalah masalah efisiensi dimana Peme-
2) Aturan hukum yang berlaku di
riksa paten pada dasarnya akan
masing-masing Negara anggota
terbantu dalam melakukan peme-
Dalam melakukan kerjasama
riksaan paten dengan adanya
ASPEC tentunya harus memper-
informasi-informasi pemeriksaan
timbangkan aturan hukum yang
awal yang telah dilakukan sebe-
berlaku di masing-masing Negara
lumnya sehingga tidak terjadi
anggota yang melakukan kerjasa-
duplikasi pemeriksaan terhadap
ma ini. Bisa jadi suatu aturan
permohonan paten yang se-famili
67
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
tersebut
yang
pada
akhirnya
lebih. Tidak akan ada gunanya
efisiensi waktu pemeriksaan men-
apabila masalah “trust” ini tidak
jadi salah satu tujuannya.
menjadi
bahan
pertimbangan
Di samping itu, sangatlah
suatu kantor paten dalam melaku-
memungkinkan bahwa informasi-
kan kegiatan kerjasama ASPEC,
informasi awal tersebut berasal
bagai- mana mungkin kegiatan ini
kantor-kantor paten yang telah
dapat berjalan dengan baik apabi-
sangat maju baik dari sisi sumber
la masing-masing Negara anggota
daya manusia ataupun keterse-
memiliki rasa tidak percaya terha-
diaan database sehingga kualitas
dap hasil pekerjaan masing-ma-
hasil pemeriksaan paten dapat
sing kantor paten tersebut.
dipertanggung jawabkan dengan baik.
Lebih lanjut yang perlu dipertimbangkan adalah masalah infrastruktur. Kaitannya dengan hal
4) Persyaratan
untuk melakukan
kerjasama ASPEC
ini adalah dalam hal seberapa tersedia
akses-askes
terhadap
Hal pertama yang harus dimi-
database baik yang berhubungan
liki adalah tentuya kemauan atau
dengan patent literature atau non
“willingness/political acceptabi-
patent literature dapat disediakan
lity” atau keinginan untuk ikut
oleh suatu kantor paten. Dalam
serta. Sehebat apapun suatu kerja-
hal ini, semakin lengkap keterse-
sama sama ASPEC apabila tidak
diaan database tersebut semakin
ada keinginan untuk mengikuti-
baik kerjasama ASPEC dapat
nya akan menjadi sia-sia dan
dilaksanakan.
tidak ada gunanya. Kemudian, menjadi hal yang penting pula adalah masalah ”trust” atau kepercayaan. Dalam hal ini, percaya terhadap hasil pekerjaan
kantor
paten
lain
sebagai bahan referensi dalam melakukan pemeriksaan paten
Tantangan dan Peluang Terhadap Penerapan ASPEC Dalam menjalankan program kerjasama di bidang pemeriksaan paten dan salah satu kerjasama tersebut adalah ASPEC. 1) Beberapa kendala yang umumnya
68
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
terjadi yaitu :
kan ke kantor paten lain
a. Adanya aturan hukum nasio-
sehingga kantor paten selan-
nal di masing-masing Negara
jutnya
yang berbeda sebagai standar
kesulitan dalam melakukan
melakukan kegiatan pemerik-
pemeriksaan, khususnya untuk
saan substantif permohonan
mengetahui
paten dan pemahaman yang
tersebut
dimiliki oleh kantor paten.
dokumen pembanding yang
Misalnya
dan
dapat mengantisipasi paten-
interpretasi klaim di dalam
tabilitasnya di Negara asalnya.
pemahaman
praktiknya invensi mengenai second
medical
use
c.
akan
mendapatkan
status
apakah
invensi
ditemukan
Bahasa nasional yang berbe-
yang
da merupakan kendala utama
hingga kini masih menjadi
dalam melakukan pembuatan
sesuatu yang terus dicari titik
laporan hasil penelusuran dan
temu sehingga selalu diperbin-
pemeriksaan permohonan pa-
cangkan dikarenakan adanya
ten. Dalam hal ini, ada bebera-
perbedaaan-perbedaan meng-
pa kantor paten yang secara
intepretasikan serta perlindu-
aturan hukumnya menggu-
ngan suatu invensi di wilayah
nakan bahasa nasional asli
hukum yang berbeda tersebut.
mereka, sehingga sulit atau
b. Selain itu, laporan penelusuran
tidak mungkin bagi Pemeriksa
dan
pemeriksaan
mungkin
paten di kantor-kantor paten
tidak tersedia untuk digunakan
lainnya untuk menggunakan
selanjutnya oleh kantor paten
laporan hasil pekerjaan kentor
lain karena perbedaan aturan
paten
main dan database di kantor
bahasa nasional Negara terse-
paten yang berbeda. Artinya,
but. Misalnya, kantor paten
bisa saja informasi penelusu-
Negara Thailand yang meng-
ran dan pemeriksaan dari
gunakan
kantor paten awal tidak terse-
dalam melakukan segala akti-
dia ketika permohonan paten
fitas berupa penelusuran dan
yang se-famili tersebut diaju-
pemeriksaan
yang
menggunakan
bahasa
Thailand
permohonan
69
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
patennya, begitu juga kantor
database” secara efektif dapat
paten Indonesia.
digunakan
baik
oleh
ma-
syarakat ataupun Pemeriksa 2) Beberapa inisitiaf yang merupa-
paten di masing-masing Ne-
kan solusi untuk mengatasi ken-
gara anggota yang mengikuti
dala-kendala tersebut dan dapat
kegiatan kerjasama ASPEC
menjadi
ini. Kaitannya dengan hal ini
pertimbangan
untuk
dilaksanakan yaitu:
tentunya pembangunan infra-
a. dalam hal perbedaan aturan
struktur database yang baik
hukum nasional, masing-ma-
yang dapat diakses secara
sing Negara anggota kerjasa-
on-line
ma ASPEC tentunya harus
penelurusan (searching) baik
memahami
dahulu
untuk mencari dokumen pem-
perbedaan prosedur pemerik-
banding atau mencari status
saan permohonan paten. Dapat
terkini sehubungan dengan
diawali dengan membuat suatu
invensi atau permohonan pa-
seminar atau workshop yang
ten yang se-famili tersebut
intinya
dapat dilakukan dengan cepat
terlebih
adalah
mengetahui
sejauh mana perbedaan-perbedaan tersebut dan melihat
sehingga
kegiatan
dan mudah. c. Mengenai
kendala
Bahasa
bagian mana yang memiliki
Kaitannya dengan masalah
kesamaan-kesamaannya.
perbedaan Bahasa, beberapa
Dengan kata lain pertemuan-
Negara anggota telah me-
pertemuan yang intensif dan
nyarankan upaya untuk mem-
berkelanjutan sangat diperlu-
fasilitasi penggunaan mesin
kan sehingga terjadi suatu
penterjemah. Dan, dikarena-
harmonisasi legislasi di antara
kan format laporan penelusu-
Negara-negara anggota yang
ran adalah standar maka yang
melakukan kegiatan kerjasama
diperlukan menjadi seragam
ASPEC ini.
atau standar adalah bentuk
b. Perbaikan database Hal ini
laporan penelusurannya saja,
dimaksudkan agar “sharing
sedangkan hasil komunikasi
70
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
tidak harus diterjemahkan ke
dilaksanakan pertemuan-pertemuan
dalam Bahasa yang seragam.
berkelanjutan yang dilakukan oleh
Dalam hal ini terjamahan yang
ASPEC Task Force dan Patent
diutamakan
dalam
Examiner Comminty of Practice
Bahasa Inggris yang dianggap
(CoP) yang semuanya itu dilakukan
sebagai bahasa internasional
dalam rangka mencari solusi terha-
(Ng Su Lin, 2012).
dap adanya perbedaan-perbedaan
adalah
Efektivitas Penerapan ASPEC di Indonesia Melihat dari penyajian terhadap beberapa hal yang menjadi persyaratan minimal agar kerjasama pemeriksaan melalui ASPEC ini dapat berjalan dengan baik maka dalam menerapkan di Indonesia tidak berarti semua persyaratan tersebut harus dilaksanakan. Sebagaimana disebutkan di atas, halhal yang berhubungan dengan aturan hukum, tata cara dan aturan main dalam
pemeriksaan
permohonan
substantif sebenarnya adalah yang menjadi
perhatian
khusus
bagi
pelaksanaan kegiatan ASPEC ini. Perbedaan-perbedaan di masingmasing kantor paten ini sebenarnya perlu didiskusikan secara berkelanjutan untuk dapat menemukan titik temu sehingga kegiatan ASPEC ini dapat dilaksanakan. Khusus untuk program kerjasama ASPEC, telah
hukum dan aturan main sehubungan dengan pemeriksaan paten. Di lain hal, meskipun masalah perbedaan bahasa merupakan topik utama yang selalu diangkat di setiap pertemuan-pertemuan yang membahas ASPEC, ternyata solusi yang paling efektif adalah melalui data sharing hasil penelusuran dan pemeriksaan. Dalam hal ini, dikarenakan format laporan hasil penelusuran adalah seragam, maka yang perlu diterjemahkan hanya laporan hasil penelusuran tersebut. Lebih lanjut, bagi Indonesia sebenarnya dapat mengambil keuntungan dari adanya masalah “trust” atau kepercayaan yang merupakan hal dasar agar kegiatan ASPEC ini. Dalam hal ini, “trust” tersebut juga disebabkan karena keahlian dan tingkat pengetahuan pemeriksaan paten yagn berbeda antara Negara satu dengan lainnya, oleh karennya dasar “trust” tersebut dapat menjadi
71
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
salah satu alasan nilai tawar Ditjen
dengan pihak ASEAN Secretary
HKI untuk mendapatkan pengem-
telah
bangan keahlian para pemeriksanya
ASPEC dalam Bahasa Indonesia
dibuat
brosur
mengennai
dalam bentuk pelatihan-pelatihan (patent trainings) sehingga Pemerik-
Kesimpulan
sa paten Indonesia menjadi lebih ahli dan se-level dengan dengan pemeriksa paten di Negara-negara maju. Kemudian, satu hal yang me-
Berdasarkan pembahasan sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
mang perlu dibahas secara internal di
a. ASPEC adalah kerjasama regio-
Direktorat Paten, Ditjen HKI adalah
nal antara negara-negara anggota
mengenai bagaimana mengatur se-
ASEAN di bidang pemeriksaan
cara administratif permohonan paten
permohonan paten dengan tujuan
yang
ketegori
untuk memudahkan dan memper-
kerjasama ASPEC ini. Dalam hal ini,
cepat pemeriksaan yang berkuali-
dengan adanya sistem keadministra-
tas dengan memanfaatkan hasil-
sian yang disebut IPAS (intellectual
hasil pekerjaan pemeriksaan dari
property
system)
kantor paten yang lebih dahulu
tentunya beberapa perbaikan dan
melakukan pemeriksaan permo-
penyesuaian harus dilakukan sehing-
honan paten, terutama permoho-
ga program kerjasama ASPEC ini
nan paten yang memiliki hak
dapat berjalan dengan mulus dan
prioritas yang sama, dikenal
efektif. Sebagai tambahan, program
sebagai famili paten. Dalam hal
ASPEC ini adalah relatif baru, oleh
ini, Pemeriksa paten secara tidak
karenanya pemberian pengetahuan
mengikat (non binding) dapat
yang terus-menerus baik secara in-
menggunakan
ternal ataupun eksternal perlu dilak-
berupa hasil penelusuran dan
sanakan oleh Ditjen HKI, dapat
pemeriksaan tersebut sebagai re-
melalui seminar, FGD, workshop,
ferensi terhadap pekerjaan peme-
atau melalui informasi di dalam web-
riksaan permohonan paten yang
site. Dalam hal informasi ASPEC
se-famili yang sedang dikerjakan-
melalui brosur, dengan bekerja sama
nya.
termasuk
dalam
administration
informasi
awal
72
Rechtldee Jurnal Hukum, Vol. 8. No. 1, Juni 2013
b. Kerjasama pemeriksaan melalui
dimana dengan adanya informasi
ASPEC di samping bermanfaat
awal tersebut maka Pemeriksa
dalam hal mempercepat pemerik-
paten terbantu dalam melakukan
saan permohonan paten juga
pemeriksaan untuk mengambil
memberikan beberapa manfaat
keputusan apakah suatu invensi
lain seperti peningkatan kualitas
dapat diberi paten atau ditolak.
penelusuran dan pemeriksaan,
b. Agar dalam melaksanakan kegia-
peningkatan kemampuan dan ke-
tan ASPEC ini dapat berjalan
ahlian Pemeriksa paten, pening-
dengan
katan atas ketersediaan database
perbaikan dan peningkatan secara
dan
kerjasama-
internal perlu dibenahi dan dise-
kerjasama lain baik secara bilate-
suaikan baik dari aspek sumber
ral, regional ataupun multilateral
daya manusia pemeriksa paten,
terhadap bidang-bidang pemerik-
sarana dan prasarana termasuk
saan permohonan paten lainnya.
database yang memadai, maupun
terbukanya
dari Saran
baik
segi
maka
legalitas
beberapa
peraturan
perundang-undangan yang ber-
Berdasarkan kesimpulan, maka
laku secara nasional. Dan, agar
saran yang diberikan sebagai berikut:
kegiatan ASPEC ini dapat diman-
a. Kerjasama regional di bidang
faatkan oleh masyarakat secara
pemeriksaan permohonan paten
lebih efektif maka informasinya
melalui ASPEC ini sangat ber-
harus lebih banyak diberikan dan
manfaat bagi Indonesia, oleh
dipublikasikan oleh Ditjen HKI,
karenanya usaha-usaha menuju
dapat melalui Seminar, FGD,
keikut-sertaan dan pelaksanaan-
workshop, website, Pamflet atau
nya di Indonesia dalam kerjasama
cara lainnya sehingga manfaat
ini perlu didukung oleh berbagai
ASPEC dapat dirasakan oleh
pihak. Keuntungan yang akan
semua pihak yang berkepenti-
diperoleh dengan adanya ASPEC
ngan.
ini bukan hanya untuk Inventor atau Pemohon akan tetapi bagi Pemeriksa paten secara khusus,
Daftar Rujukan Chan Celine. September 6 2012,
Tri Rusti M : Peranan ASEAN Patent Examination Cooperation.........
73
ASEAN Sub-Regional Workshop: ASEAN Patent Examination Cooperation (ASPEC). Tokyo.
Ng Su Lin, 2012, Work-Sharing and Translation Issues. IPOS Singapore
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Petunjuk Teknis Pemeriksaan Substantif Paten
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
Erich Toch, 2012, ASPEC Program, Power Point in WIPO Seminar on Policy Dialogue on Patents Work- Sharing Initiatives. Singapore. Matthes Claus, 2012, The PCT as a Work Sharing Tool, Power Point in WIPO Seminar on Policy Dialogue on Patents Work Sharing Initiatives. Singapore
WIPO Standing Committee on the Law of Patent. January 27-31, 2014, Work-Sharing Programs Among Patent Offices and Uses of External Information for Search and Examination. Tweentieth Session. Geneva, http://www.wipo.int/edocs/mdocs/ patent_policy/en/scp_20/scp_ 20_8.pdf