PERAN WALIKOTA SURABAYA DALAM PENUTUPAN LOKALISASI DOLLY MENURUT PILIHAN RASIONAL (RATIONAL CHOICE) PENGANTAR Mengenai judul yang saya angkat ini merupakan hal yang menarik menurut saya karena sejak berdirinya dolly dari beberapa walikota yang dulu pernah menjabat menjadi walikota surabaya tidak ada yang berani menindak tempat prostitusi terbesar seasia tenggara ini. Tri rismaharini merupakan walikota perempuan pertama yang pernah menjabat menjadi walikota di surabaya. Banyak gebrakan yang sudah dibuatnya salah satunya adalah penutupan lokalisasi dolly, banyak permasalahan yang dihadapai ketika melakukan penutupan lokalisasi ini, hal ini menjadi menarik untuk dibahas. Dalam masalah yang saya bahas ini, saya mengunakan teori pilihan rasional. Dalam pilihan rasional yang saya bahas ialah mengenai bagaimana peran pemerintah surabaya khususnya walikota tri rismaharini dalam menagani kasus lokalisasi dolly ini (dalam prespektif pilihan rasional). Dengan digunakannya metode ini menurut saya paling tepat karena dalam pilihan rasional ialah keyakinan yang ia yakini dan mempunyai hasil yang terbaik dengan atau tidak menyalai aturan yang sudah ada. Dengan adanya kekuasaan yang dimiliki oleh tri rismaharini dapat membuat beliau menjadi orang dibalik runtuhnya lokalisasi dolly. Beliau juga sempat memaparkan sebuah kata-kata yang menurut saya dapat membakar semangat sesama orang yang tidak menyukai lokalisasi ini ialah “SAYA SUDAH PAMIT PADA KELUARGA UNTUK MENUTUP GANG DOLLY TGL 18 BESOK, KALAU SAYA MATI IKHLASKAN (TRI RISMAHARINI)”. Banyak aspek yang membuat walikota surabaya ini agar menutup tempat lokalikasi ini, tugas beliau sebagai walikota adalah agar menjadikan tempat yang ia pimpin menjadi tempat yang lebih baik dengan kemajuan disegala bidang maka dari itu tririsma harini berambisi tempat lokalisasi merupakan tempat maksiat dan banyak menyebarkan penyakit mulai dari kalangan anak kecil, remaja, higga dewasa. Apa Itu Pilihan Rasional? Intisari teori pilihan rasional (tational choice theory) adalah bahwa ‘ketika dihadapkan pada beberapa jenis tindakan, orang biasanya melakukan apa yang mereka yakini
berkemungkinan mempunyai hasil yang terbaik’.1 Berbagai penganut rational choice mempunyai penjeasan yang berbeda-beda, substansi dasar dari dokrin ini telah dirumuskan oleh jemes B. Rule, sebagai berikut:2 1. Tindakan manusia (human action) pada dasarnya adalah “instrumen” (dalam arti: alat bantu), agar perilaku manusia dapat dijelaskan sebagai usaha untuk mencapai suatu tujuan yang sedikit banyak jarak jauh. Untuk manusia, atau untuk kesatuan yang lebih besar, tujuan atau nilai tersusun secara hierarkis yang mencerminkan preferensinya mengenai apa yang diinginkan atau diperlukannya. Hierarki preferensi ini relatif stabil. 2. Para aktor merumuskan perilakunya melalui perhitungan rasional mengenai aksi mana yang akan memaksimalkan keuntungannya. Informasi relevan yang dimiliki oleh aktor sangat mempengaruhi hasil dari perhitungannya. 3. Proses-proses sosial berskala besar termasuk hal-hal seperti retings, institusi dan praktik-praktik merupakan hasil dari kalkulasi seperi itu. Mungkin akibat dari pilihan kedua, piihan ketiga, atau pilihan N perlu dilacak. Struktur Sosial Jika struktur sosial menentukan himpunan strategis yang dapat dikerjakan, keyakinan, dan profesi individu, pilihan rasional dapat menambah penjelasan dengan membuat prediksi ketika arah tindakan rasional tidak jelas.3 Pada struktur sosial di kawasan lokaisasi doly sendiri ada banyak lapisan masyarakat yang tinggal disana mulai dari penduduk asli kawasan tersebut maupun pendatang-pendatang. Pekerjaan yang ada disana ialah meliputi dari kalangan prostitusi tersebut ada mucikari/germo, pekerja seks, dan preman wisma adapula dari kalangan pedagang ada disitu penjual rokok, sate, nasi goreng dan makanan kecil, selain itu dari penduduk asli daerah sana sendiri ada sekolahan, rumah warga dan masjid.
1 David Marsh and Gerry Stroke.2012. Teori dan Metode dalam Ilmu Poliik. nusa media; Bandung. Hlm. 76 2 Miriam Budiarjo. 2010. Dasar-dasar Ilmu Poliik. Granmedia Pusaka; Jakarta. Hlm 93-94 3 David Marsh and Gerry Stroke.2012. Teori dan Metode dalam Ilmu Poliik. nusa media; Bandung. Hlm. 88
Dalam paham struktural: pembagian kehidupan sosial ke dalam jaringan peran tukar, kelas-kelas, dan cara-cara teratur untuk melakukan tindakan timbal-balik.4 Dalam strukur yang ada pertimbangan diakukan oleh walikota tri rismaharini ialah ia lebih memilih membongkar lokalisasi, karena melihat ada yang salah dalam kampung tersebut yaitu tidak adanya jarak antara orang dewasa dan anak-anak. Ketika anak-anak menjadi korban efek lokalisasi tersebut pemerintah kota surabaya langsung mengkaji apakah layak bila lokalisasi yang berdiri sejak lama itu terus ada. Norma Intisari umum yang dibuat disini tentang struktur sosial juga muncul dalam hubungannya dengan norma. Dengan mengambil dari karya para pendiri sosiologi seperti durkein, banyak sosiolog yang menekankan perilaku yang didorong norma, dengan norma sosial dipahami sebagai berasal dari kebutuhan masyarakat untuk integrasi sistem.5 Mengenai norma, dalam menjalankan tugas sebagai walikota tri rismaharini mengetahui bahwa bila melakukan penutupan di area lokalisasi tersebut ada yang merasa diuntungkan dan adapula yang dirugikan. Para pekerja seks komersial disana beranggapan penutupan lokalisasi dapat membunuh mereka karena penghasilan mereka berasal dari hal tersebut sehingga kalau saja lokalisasi tersebut ditutup maka bagaimana orang-orang tersebut dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tetapi walikota surabaya ini juga memikirkan hal tersebut maka dibuatlah sebuah kerangka kerja yaitu pemberdayaan psk untuk berwirausaha dengan berdagang. Niat yang tulus dilakukan oleh walikota surabaya merupakan hal baik dan harus menjadi contoh bagi kota-kota lainnya. Dengan menimbang sebuah proses, proses adalah suatu kumpulan aktifitas pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya terstruktur, bersistem, harmonis, dan teratur sesuai dengan ruang dan waktu yang saling terkait untuk mengelola dan menyelesaikan masalah tertentu yang selanjutnya menghasilkan suatu keluaran ataupun pelayanan tertentu sesuai dengan keahlian dan sumber daya yang tersedia.6 Proses merupakan
4 David E. Apter. 1985. Pengantar Analisis Poliik. LP3ES; Jakarta. Hlm 9 5 David Marsh and Gerry Stroke.2012. Teori dan Metode dalam Ilmu Poliik. nusa media; Bandung. Hlm. 89 6 Inu Kencana Syaiie.2014. Proses Legislaif. Raika Aditama; Bandung. Hlm 1
hal yang berkaitan dengan norma, pengkajian yang dilakukan melalui analisa lapangan dan apa dampak dari keputusan tersebut. Ideologi Variasi lain dari kritik sosiologi dasar adala tentang ideologi. Ideologi dapat dipandang sebagai struktur keyakinan, yang memberikan makna kepada aksi. 7
Peraturan dan Konvensi Para sosiolog organisasi berpendapat bahwa, meskipun jika aktor kolektif melalui suatu proses pertimbangan endalam dengan suatu pandangan untuk mencapai tujuan tertentu, prosesnya rentan dipengaruhi secara kuat oleh: peraturan dan konvensi digunakan untuk mengkatagorikan masalah; saringan paradigmatis membiasakan penggunaan informasi yan datang; usaha yang terbatas untuk mencari solusi yang tersedia; tekanan untuk tampil konsisten, bahkan dengan ongkos kegagalan pencapaian tujuan; perbaikan sarana menuju tujuan itu sendiri; dan penyakit organisasi lainnya (March dan Olsen 1984; Hindess 1988).8
7 David Marsh and Gerry Stroke.2012. Teori dan Metode dalam Ilmu Poliik. nusa media; Bandung. Hlm. 91 8 David Marsh and Gerry Stroke.2012. Teori dan Metode dalam Ilmu Poliik. nusa media; Bandung. Hlm. 92
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks