eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4) : 881-892 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2014
PERAN UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME (UNDP) DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDIA Jummar Syamdani1 0802045098
Abstract This study aims to describe how the role of UNDP in addressing the problem of human development in India. This research is descriptive that describes the role played by UNDP in addressing issues of human development in India. Data collection techniques to perform data collection techniques through the study of literature (library research), which examined a number of literature related to the problem being studied and through journals, articles, citing internet access, and resources related to the subject matter. The data presented in this study is a secondary data, ie data obtained directly from books, journals, articles, and review the results of the study of literature. The data analysis technique used in this study is the method of illustration is to apply the theory in a study investigating the use of the concept of international organizations, the concept of development, and the concept of human development Keywords : UNDP, Human Development Pendahuluan Masalah pembangunan merupakan masalah yang hampir dihadapi semua negara berkembang dan terbelakang di dunia. Terutama masalah pembangunan manusia. India yang merupakan negara berkembang memiliki berbagai macam masalah pembangunan manusia yang hampir di ada semua sektor. Dalam konteks pembangunan manusia, ada tiga indikator pembangunan yaitu Education (melek membaca), Health (kesehatan dan harapan hidup) dan Income (pendapatan). Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastruktur dan lainnya untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan. Proses 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 881-892
pembangunan memiliki tiga tujuan inti yaitu : peningkatan ketersediaan serta perluasan berbagai distribusi berbagai kebutuhan pokok, peningkatan standar hidup (pendapatan, penyediaan lapangan pekerjaan, perbaikan kualitas pendidikan, peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusian) dan perluasaan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial. Oleh karena itu strategi pembangunan didasarkan pada pembangunan yang dapat menciptakan struktur perekonomian yang kuat dan mampu menghadapi tantangan di masa mendatang. India adalah sebuah negara di Asia selatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia setelah China, dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa, dan adalah negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis dengan luas wilayah 3.287.590 km2. Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an. Ekonomi India adalah terbesar keempat di dunia dalam PDB, diukur dari paritas daya beli (PPP), dan salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. India, negara dengan sisterm demokrasi liberal terbesar di dunia ,juga telah muncul sebagai kekuatan regional yang penting, memiliki kekuatan militer terbesar dan mempunyai kekuatan senjata nuklir. Sejak tahun 1951, UNDP telah bekerja sama dengan pemerintah , masyarakat sipil dan orang-orang India untuk membantu mereka menemukan solusi mereka sendiri untuk memenuhi tantangan global dan nasional. Dengan demikian, fokus UNDP berada pada tujuh negara bagian yang telah digariskan sebagai daerah termiskin Assam, Bihar, Chhattisgarh, Jharkhand, Madhya Pradesh, Maharashtra, Odisha, Rajasthan dan Uttar Pradesh. Seiring dengan Uttarakhand, negara ini mencapai 64 persen dari populasi hidup di bawah garis kemiskinan. Pendekatan UNDP di India telah mengembangkan dan mempertahankan kemitraan strategis yang menemukan solusi inovatif untuk mengatasi kesenjangan pada kedua permintaan dan sisi penawaran dari proses pembangunan. Prototip yang menunjukan cara-cara baru mengatasi kesenjangan telah memperdayakan masyarakat untuk meningkatkan akses ke dasar hak baik dalam perumahan dan pekerjaan. UNDP India telah mendukung lebih dari 15 kementerian pusat dan tujuh dari negera bagian termiskin di India selama siklus program negara saat ini. Selama bertahun-tahun, UNDP telah memastikan bahwa pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tertanam dalam proses kebijakan dan perencanaan dari pemerintahan India, baik di tingkat pusat maupun negara bagaian. Saat ini, India telah menghasilkan laporan pembangunan manusia yang signifikan. Dua puluh satu negara bagian telah merilis HDRs dan 80 distrik sedang mempersiapkan HDRs. Beberapa telah menerima pengakuan internasional dalam upaya mereka memahami perkembangan manusia yang terkait dalam negara. Melalui program pemerintah yang demokratis, UNDP telah membantu meningkatkan tata kelola skema nasional seperti Mahatma National Rural Employment yang bertujuan untuk transparansi lebih besar dan menghapus hambatan pelaksanaan. Untuk meningkatkan keterampilan dan mata pencaharian bagi masyarakat miskin pedesaan, UNDP telah mengembangkan model untuk misi mata pencaharian tingkat negara bagian, yang kini telah diadopsi oleh negara baigan dan negara
882
Peran UNDP Dalam Program Pembangunan Manusia di India (Jummar Syamdani)
pusat. Program pengurangan resiko bencana UNDP bermitra dengan Departement dalam negeri adalah yang terbesar yang mana telah memperdayakan 300 juta orang untuk menghadapi resiko bencana. Model perubahan prilaku dan membangun kesadaran untuk mengatasi kerentanan dan mengelola resiko telah dikembangakan di seluruh wilayah India. Program HIV dan pengembangan telah memungkinkan pemerintah di tingkat negara bagian dan pusat untuk mengubah 34 skema perlindungan sosial di seluruh negeri untuk merespon kebutuhan yang timbul dari epidemic HIV. Energi dan lingkungan UNDP telah menunjukan prototype yang berhasil untuk mencapai efisiensi energi yang lebih besar di sektor-sektor kunci dalam kemitraan denga sektor swasta. Seiring dengan kementerian lingkungan hidup dan hutan, UNDP telah mengembangkan kerangka kerja untuk tingkat negara bagian perubahan iklim yang diadopsi oleh negaranegara bagian untuk memastikan respon yang holistik dan multi sektoral untuk isu perubahan iklim Kerangka Konseptual 1. Konsep Organisasi Internasional Organisasi Internasional merupakan suatu bentuk kerjasama internasional sebagai aktornya ialah negara-negara yang sepakat membuat kegiatan, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah mewakili negaranya sebagai pihak dari organisasi internasional tersebut (Sumaryo Suryokusumo, 2012:37). Dilakukan demi kesejahteraan negara tersebut dengan demikian dapat memecahkan persoalan bersama dan mengurangi tingkat pertikaian (Sumaryo Suryokusumo 2002:52). Organisasi internasional merupakan salah satu aktor politik internasional. Menurut Sumaryo Suryokusumo menjelaskan dalam buku yang berjudul Pengantar Hukum Organisasi Internasional. Definisi dari organisasi internasional secara jelas diuraikan berikut ini: organisasi internasional adalah suatu proses kegiatan organisasi internasional juga menyangkut dalam aspek-aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut yang telah dicapai dalam jangka waktu tertentu. Sebuah organisasi internasional juga diperlukan dalam bentuk kerjasama menyesuaikan dan mencari solusi untuk menentukan kesejahteraan semua pihak. Dalam hal ini organisasi internasional terbagi dua tipe yaitu international governmental organizations (IGOs) anggotanya terdiri dari pemerintah yang mewakili secara resmi, dan international non governmental (INGOs) terdiri dari donor darah sedunia, organisasi di bidang kebudayaan, keagamaan, dan sosial. perbedaannya hanya pada keanggotaan organisasi, mitra kerjasama, serta ruang lingkup kegiatan organisasinya. Peranan organisasi internasional adalah: 1. Forum atau tempat untuk menjalin kerjasama serta untuk mencegah dan mengurangi intensitas konflik 2. Sebagai sarana untuk perundingan dan menghasilkan keputusan bersama yang saling menguntungkan dan ada kalanya bertindak sebagai,
883
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 881-892
3. Lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan antara lain kegiatan sosial kemanusiaan, pelestarian lingkungan hidup, peace keeping operation dan lain-lain. Sedangkan Fungsi organisasi internasional adalah : 1. Tempat berkumpul bagi negara-negara anggota bila organisasi internasional itu IGO (antar negara atau pemerintah) dan bagi kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat apabila organisasi internasional itu masuk dari kategori INGO (non pemerintah) 2. Untuk menghasilkan suatu kepentingan semua anggota 3. Penyediaan saluran untuk komunikasi bersama dengan non anggota dan bisa dengan organisasi internasional lainnya 4. Memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan bagi sesama anggota 2. Konsep Pembangunan Pembangunan dimengerti sebagai pergerakan kualitatif dan kuantitatif menuju sasaran yang pantas dan dapat diraih. Pembangunan ekonomi seringkali didefinisikan sebagai suatu proses berdimensi jamak yang melibatkan perubahan perubahan besar dalam struktur sosial , sikap masyarakat, dan kelembagaan sosial, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan pemberantasaan kemiskinan absolut. Michael P. Todaro mengatakan setidaknya ada tiga komponen dasar atau tata nilai inti yang harus dipenuhi sehubungan dengan terwujudnya konsep “pembangunan”. Dalam konteks hubungan pembangunan manusia, maka Economic and Social Council (ECOSOC), merupakan sebuah badan prinsipil yang bekerja secara sinergi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam menangani bidang kerja ekonomi dan sosial. 3. Konsep Pembangunan Manusia Konsep pembangunan manusia (human development) pertama kali diperkenalkan oleh seorang ekonom Pakistan yaitu Mahbul Ul Hag dan Amartya Sen pada tahun 1980. Sederhananya, titik awal dari pembangunan manusia adalah gagasan bahwa tujuan dari pembangunan manuasi adalah untuk meningkatkan taraf hidup manusia dalam berbagai hal yang mana seseorang dapat menjadi dan melakukan sesuatu, seperti menjadi sehat dan cukup gizi, berpengetahuan, dan dapat berpartisipasi dalam komunitas. Dilihat dari sudut pandang tersebut, pembangunan adalah upaya untuk menghapuskan berbagai hambatan yang mana seseorang dapat melakukannya dalam kehidupannya seperti buta huruf, sakit, kurangnya akses baik itu SDM atau SDA, kurangnya kebebasan politik dan kebebasan sipil. Hal tersebut menciptakan suatu lingkungan dimana masyarakat dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal, menjadi produktif, hidup kreatif sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan mereka. Pencarian untuk indek komposit baru social-ekonomi mengalami kemajuan dengan dimulai dalam penyusunan laporan pembangunan manusia yang disponsori oleh UNDP pada tahun 1989. Pertama, indek tersebut akan mengukur konsep dasar pembangunan manusia untuk memperluas pilihan masyarakat.
884
Peran UNDP Dalam Program Pembangunan Manusia di India (Jummar Syamdani)
Pilihan tersebut mencakup keinginan untuk hidup lebih lama, memperolah pengetahuan/pendidikan, memiliki standar kehidupan yang nyaman, untuk bisa bekerja, untuk menghirup udara segar, menjadi bebas dalam hidup berkomunitas. Jelas sekali, tidak semua pilihan-pilihan tersebut dapat diukur atau dihitung. Kedua, indek baru akan mencakup hanya sejumlah variable agar tetap sederhana dan dapat dikelola. Awalnya, harapan hidup dipilih sebagai indek umur panjang, keaksaraan orang dewasa sebagai indek pengetahuan dan GNP sebagai indek pendapatan dengan keseimbangan daya beli masyarakat. Indek pembangunan manusia memiliki 3 komponen utama yaitu : harapan hidup, pendidikan dan pendapatan. Metodologi Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dimana penulis mendeskripsikan peran UNDP dalam menangani masalah pembangunan manusia di India. Datadata yang disajikan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari buku, jurnal, artikel, dan hasil menelaah studi kepustakaan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif fokus pada sejumlah kasus yang dianalisis secara mendalam dengan menjelaskan dan menganalisis secara relevan dari sumber dan fokus pada permasalahan ini. Hasil Penelitian Peran UNDP Dalam Program Pembangunan Manusia di India Dalam menganalisis program pembangunan manusia di India, tidak bisa lepas dari peran organisasi internasional seperti UNDP. UNDP sebagai salah satu organisasi internasional PBB memiliki tujuan bekerja sama dengan sebuah institusi di India yakni (planning commission) atau komisi perencanaan sejak tahun 1999. Pada tahun 2007 hingga 2012 komisi perencanaan telah memasuki tahap rencana ke 11. Setiap tahunya UNDP mengeluarkan laporan pembangunan manusia (Human Development Report) sebagai suatu hasil dari tiga indikator pembangunan yakni pendidikan, harapan hidup dan pendapatan suatu negara. Sejak tahun 1990 konsep pembangunan manusia diperkenalkan oleh seorang ekonom Pakistan yang mana pada mulai tahun itu pula diperkenalkan Indek Pembangunan Manusia yang digunakan untuk menentukan apakah suatu negara termasuk ke dalam kategori negara maju, berkembang atau terbelakang. Rencana pembangunan 5 tahun yang kesebelas merupakan sebuah rencana kerjasama antara UNDP dengan pemerintah lokal India. Periode rencana lima tahun yang kesebelas dimulai dari tahun 2007 hingga 2012 merupakan periode di mana nilai HDI (Human Development Indek) India berada pada level tertinggi. Pembangunan manusia memiliki tiga hal pembangunan yaitu Pengetahuan (knowledge), harapan hidup (life expectation) dan standar hidup (standart of living). A. Pengetahuan (knowledge) Untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan indikator pendidikan yang mana memiliki dua aspek pengukuran yaitu, yaitu rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan
885
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 881-892
formal. Sedangkan angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu negara. Semakin tinggi rata-rata lama sekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani. Asumsi yang berlaku secara umum bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kualitas seseorang, baik pola pikir maupun pola tindakannya. Tobing (dalam Hastarini, 2005), mengemukakan bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, diukur dengan lamanya waktu untuk sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding dengan orang yang pendidikannya lebih rendah. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun dihabiskan oleh penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Batas maksimum untuk rata-rata lama sekolah adalah 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun (standar UNDP). Batas maksimum 15 tahun mengindikasikan tingkat pendidikan maksimum yang ditargetkan adalah setara sekolah menengah. Pada tahun 2007 rata-rata lama bersekolah adalah 4.1 tahun artinya 4 tahun 1 bulan dan pada tahun 2008 lama bersekolah 4.2 tahun artinya 4 tahun 2 bulan dan pada tahun 2009 lama bersekolah adalah 4.3 tahun atau 4 tahun 3 bulan dan pada tahun 2010 lama bersekolah adalah 4.4 tahun atau 4 tahun 4 bulan. Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan sosial yang merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek huruf. Tingkat melek huruf dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Angka Melek Huruf (AMH) adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis Batas maksimum untuk angka melek huruf, adalah 100 sedangkan batas minimum 0 (standar UNDP). Hal ini menggambarkan kondisi 100 persen atau semua masyarakat mampu membaca dan menulis, dan nilai nol mencerminkan kondisi sebaliknya. Pada tahun 2007 angka melek huruf masyarakat India 10.4 % dari julmlah total populasi penduduk India dan pada tahun 2012 angka melek huruf India naik menjadi 10.7 dari total jumlah penduduk Agenda pemberantasan buta aksara dalam gerak kebijakan yang dilakukan UNDP pemerintah India selama ini terkendala oleh beberapa hal. Pertama, mereka berasal dari keluarga miskin. Kemiskinan seringkali menjadi kendala sangat praktis dalam upaya pembelajaran masyarakat. Mereka sibuk dengan agenda setiap hari dalam upaya mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena sibuk dengan ritualisme kerja sehari-hari, mereka menganggap tidak penting lagi melek atau buta aksara. Bagi mereka, mengatasi masalah kemiskinan jauh lebih urgen di tengah balutan krisis multidimensi. Kedua, mereka berada di daerah terpencil dan pelosok. Karena jauh dari pusat kebudayaan dan pusat peradaban, masyarakat menganggap diri mereka sebagai sosok inferior. Menjadi masyarakat terbelakang kemudian dipahami secara kodrati, sehingga upaya dan usaha pemberatasan aksara tidak begitu penting
886
Peran UNDP Dalam Program Pembangunan Manusia di India (Jummar Syamdani)
dalam agenda kemasyaratan, karena melek aksara belum mereka sadari sebagai bagian dari upaya penciptaan kemajuan dan kesejahteraan. Ketiga, paradigma berfikir yang kalut membuat mereka tidak mempunyai motivasi belajar tinggi. Belajar sudah tidak menjadi prioritas kerja sehari-hari mereka karena menganggap sudah terlambat untuk belajar. Yang lebih tragis, belajar bagi mereka malah dianggap membuang waktu saja. Pola pemikiran yang demikian masih menggejala dalam tradisi masyarakat India. Ini bukan saja melanda mereka yang masih buta aksara. Mereka yang sudah melek aksara pun masih enggan dan bermalas-malas dalam meningkatkan belajar dan tradisi membaca. Belajar dan membaca seringkali dianggap sesuatu yang aneh, dan sok belajar. Inilah yang masih dilematis dalam struktur kesadaran masyarakat India. Di tengah masalah tersebut, sudah saatnya dalam rangka merealisasikan pemberantasan buta aksara, UNDP dan pemerintah India bekerja sama melakukan kerja sosial yang strategis, sistematis, dan berkelanjutan dengan membentuk yang namanya (National Literacy Mission ) misi kebuta aksaraan nasional. Tapi untuk menghapus buta hufur dari negara yang luas seperti India adalah misi yang sulit. Untuk mengkonversi misi sulit tersebut agar tercapai, pemerintah India memperkarsai misi kebuta aksaraan nasional. Misi ini terbentuk pada tahun 1988 dan bertujuan untuk menyampaikan keaksaraan fungsional untuk jutaan orang India, terutama mereka yang berusia di antara 15-35 tahun. Misi kebuta aksaraan ini bekerja pada dua tingkatan yakni dewan umum dan dewan eksekutif. Dewan umum dipimpin oleh kementerian dalam negeri dan dewan eksekutif dipinpin oleh sekertaris pendidikan dasar dan kebuta aksaraan. Ada tiga kampanye yang dilakukan misi kebuta aksaraan nasional yakni : a) Kampanye Total Kebuta aksaraan Model ini adalah strategi dominan untuk pemberantasan buta huruf orang dewasa di India. Kampanye ini adalah daerah spesifik, terikat waktu, berbasis relawan, hemat biaya dan berorientasi pada hasil. Kampanye dilaksanakan melalui komite keaksaraan tingkat kabupaten yang berdasarkan undangundang sebagai badan independen dan otonom untuk memberikan payung terpadu di mana sejumlah individu dan organisasi bekerja sama. b) Program Pasca Keaksaraan Program pasca keaksaraan berusaha untuk memberikan peserta didik tertarik kesempatan untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi belajar mereka setelah menyelesaikan pendidikan keaksaraan dasar. Program pasca keaksaraan terbuka untuk para buta aksara dalam kelompok usia 9 sampai 35 tahun yang telah menyelesaikan pendidikan keaksaraan dasar di bawah kampanye total pemberantasan keaksaraan dan putus sekolah dari sekolah dasar. c) Melanjutkan Program Pendidikan Setelah menyelesaikan program pendidikan keaksaraan orang dewasa dan tantangan lain yang datang adalah menciptakan sebuah sistem pendidikan berkelanjutan dan mempertahankan proses belajar yang disalurkan secara terus menerus dan seumur hidup. Dengan demikian skema pendidikan
887
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 881-892
berkelanjutkan diangkat. Skema pendidikan berkelanjutan ini mendalilkan pada prinsip dasar keaksaraan, pasca keaksaraan dan kemudian melanjutkan pendidikan. Semua tiga skema tersebut bertujuan untuk mengatasi situasi sosial ekonomi masyarakat untuk menyediakan infrastruktur dan inisiatif pembangunan yang lebih besar B. Harapan Hidup (life expectation) Harapan hidup dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam hal ini individu mempertahankan hidupnya dengan ditopang dengan gizi dan gaya hidup yang sehat. Dalam mengukur harapan hidup maka digunakan indikator kesehatan.. Kesehatan suatu bangsa merupakan komponen penting pembangunan, penting untuk pertumbuhan ekonomi dan stabilitas dalam negara. Menjamin tingkat pelayanan kesehatan bagi penduduk merupakan hal penting dalam proses pembangunan. Rencana lima tahun kesebelas memberikan kesempatan untuk merekonstruksi untuk mencapai kebijakan baru yang lebih cepat, berbasis luas dan pertumbuhan yang inklusif. Salah satu dari tujuan dari rencana kesebelas adalah untuk mencapai kesehatan yang baik bagi masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan kurang mampu. Tujuan dari rencana kesebelas dari planning commission dan UNDP adalah : 1) Mengurangi angka kematian bayi 28 per 1000 kelahiran Sebelumnya pada tahun 2004 angka kematian bayi di India mencapai 58 dan pada tahun 2005 angka kematian bayi mencapai 56 dan pada tahun 2006 angka kematian bayi di India mencapai 54. 2) Mengurangi angka kematian ibu 100 per 100.000 kelahiran AKI atau angka kematian ibu adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya pada tahun 2004 angka kematian ibu di India mencapai 320, pada tahun 2005 angka kematian ibu mencapai 302 dan pada tahun 2006 angka kematian ibu mencapai 285. 3) Mengurangi kekurangan gizi di kalangan anak-anak di usia kelompok 0-3 tahun Masalah gizi tidak dapat ditangani dengan kebijakan dan program sepotong-sepotong dan jangka pendek serta sektoral, apalagi hanya ditinjau dari aspek pangan. Dari pengalaman negara berkembang yang berhasil mengatasi masalah gizi secara tuntas dan lestari, diperlukan peta jalan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang. Masing-masing diarahkan memenuhi persediaan pelayanan dan menumbuhkan kebutuhan atau permintaan akan pelayanan. Untuk itu diperlukan kebijakan pembangunan bidang ekonomi, pangan, kesehatan dan pendidikan, serta keluarga berencana yang saling terkait dan mendukung, yang secara terintegrasi ditujukan untuk mengatasi masalah gizi (kurang dan lebih) dengan meningkatkan status gizi masyarakat.
888
Peran UNDP Dalam Program Pembangunan Manusia di India (Jummar Syamdani)
C. Standar hidup (standart of living) Standar hidup diukur berdasarkan dari kemampuan daya beli masyarakat. Indikator ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan serta peluang yang ada untuk merealisasikan pengetahuan dalam berbagai kegiatan produktif sehingga menghasilkan output baik berupa barang maupun jasa sebagai pendapatan. Kemudian pendapatan yang ada menciptakan pengeluaran atau konsumsi. Pengeluaran perkapita memberikan gambaran tingkat daya beli PPP (Purchasing Power Parity) masyarakat, dan sebagai salah satu komponen yang digunakan dalam melihat status pembangunan manusia di suatu negara. Indikator pendapatan dalam pembangunan manusia yaitu (Gross National Income) atau pendapatan nasinal perkapita yang mana merupakan pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk. GNI (Gross National Income) adalah pendapatan kotor suatu negara dalam satu tahun yang kemudian dibagi dengan jumlah populasi. GNI adalah jumlah dari nilai tambah oleh semua produsen penduduk ditambah pajak produk tidak termasuk dalam penilaian output ditambah penerimaan bersih dari penghasilan utama. India telah memasuki periode rencana lima tahun kesebelas dengan catatan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang lemah pada periode rencana ke Sembilan (1997-1998 sampai 2001-2002) ketika produk domestic bruto hanya 5.5 % pertahun. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada periode rencana lima tahun ke sepuluh (2002-2003 sampai 2006-2007) sebesar 7.7 %. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada periode rencana lima tahun kesebelas sebesar 9.6 %. Di bawah ini merupakan pendapatan per kapita India selama periode 2007 hingga 2012 Visi utama dari rencana kesebelas adalah untuk membangun kekuatan dalam memicu proses pembangunan yang memastikan perbaikan kualitas hidup masyarakat khususnya masyarakat miskin. Rencana kesebelas mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 9 %. Pertumbuhan ini akan dicapai dalam lingkungan di mana perekonomian jauh lebih terintegrasi ke dalam ekonomi global, intergrasi yang telah banyak memberikan manfaat tetapi juga memiliki banyak tantangan. Jika ini tercapai, itu berarti PDB perkapita akan tumbuh sekitar 7.6 % per tahun dua kali lipat dalam waktu kurang dari sepuluh tahun. Namun target bukan hanya pertumbuhan yang lebih cepat tetapi juga pertumbuhan yang inklusif yaitu sebuah proses pertumbuhan yang menghasilkan manfaat yang luas dan menjamin kesetaraan bagi semua masyarakat. Visi yang luas ini dari rencana kesebelas mencakup beberapa komponen yang saling terkait yakni pertumbuhan yang cepat untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan kesempatan kerja, akses layanan penting dalam kesehatan dan pendidikan terutama bagi masyarakat miskin, kesetaraan kesempatan, pemberdayaan melalui pendidikan dan pengembangan keterampilan. Pertumbuhan dari rencana kesebelas harus lebih baik seimbang untuk secara cepat menciptakan lapangan pekerja di sector industri dan jasa. Selain itu UNDP dan planning commissions telah membentuk strategi untuk rencana kesebelas adalah kebijakan untuk pertumbuhan yang inklusif. Strategi untuk pertumbuhan inklusif bukan hanya strategi konvensional untuk pertumbuhan beberapa elemen, tetapi
889
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 881-892
sebaliknya itu adalah strategi yang bertujuan untuk mencapai proses pertumbuhan yang akan memenuhi tujuan inklusif dan berkelanjutan. Strategi ini harus didasarkan pada kebijakan makroekonomi yang sehat yang mensyaratkan pertumbuhan cepat dan dukungan pendorong utama pertumbuhan ini. Keberhasilan UNDP Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan manusia di India, UNDP telah menerbitkan suatu indikator yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan suatu negara. IPM adalah suatu tolak ukur angka kesejahteraan suatu daerah atau negara yang dilihat berdasarkan tiga dimensi yaitu: angka harapan hidup pada waktu lahir (life expectancy at birth), angka melek huruf (literacy rate) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling), dan kemampuan daya beli (purchasing power parity). Indikator angka harapan hidup mengukur kesehatan, indikator angka melek huruf penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah mengukur pendidikan dan terakhir indikator daya beli mengukur standar hidup. Ketiga indikator tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, selain itu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ketersediaan kesempatan kerja yang ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah sehingga IPM akan meningkat apabila ketiga unsur tersebut dapat ditingkatkan dan nilai IPM yang tinggi menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Capaian pembangunan manusia di India memang memiliki kecendrungan meningkat secara absolute. Namun peningkatan tersebut ternyata tidak cukup kuat untuk mengangkat posisi relatif indek pembangunan manusia India ke level yang diharapkan. Dilihat dari table di atas bahwa indek pembangunan manusia India berada pada urutan 136 dari 187 negara di dunia dan dapat dikategorikan sebagai negara berkembang menengah. Hal ini dikarenakan oleh masih rendahnya indek dari tiga indikator pembangunan yaitu pendidikan, kesehatan, dan pendapatan Melek membaca merupakan kunci kemajuan sosial dan ekonomi. India memiliki jumlah terbesar buta aksara di dunia. Pada tahun 2007 angka melek membaca sebesar 10.4 %. Sedangkan pada tahun 2008 hingga tahun 2012 memiliki nilai persentasi persen yang sama yakni 10.7. Dari data di atas dapat terlihat bahwa angka melek membaca di India masih sangat rendah. Dan juga tingkat membaca di India masih jauh di bawah tingkat melek huruf rata-rata negara dunia yakni 84 %. Begitu pula dengan rata-rata bersekolah untuk anak-anak di India antara tahun 2007 hingga 2012 hanya meningkat 0.3 tahun. Pada tahun 2007 rata-rata lama bersekolah di India 4.1 tahun. Pada tahun 2008 selama 4.2 tahun. Pada tahun 2009 selama 4.3 tahun dan pada tahun 2010 hingga 2012 selama 4.4 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata lama bersekolah di India masih sangat rendah bahkan jauh dari standar yang di tetapkan UNDP. Hal ini dapat menunjukan bahwa peran UNDP dalam meningkatkan pengetahuan di India belum sepenuhnya berhasil..
890
Peran UNDP Dalam Program Pembangunan Manusia di India (Jummar Syamdani)
Indikator harapan hidup diukur dengan kesehatan. Angka harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu. Berikut ini adalah grafik harapan hidup di India. Secara rata-rata interval harapan hidup di India antara periode 2007 hingga 2012 adalah 65.48 tahun. Untuk laki-laki 63.95 tahun dan untuk wanita 67.08 tahun dan berada di urutan 138 dari 193 negara dalam indek harapan hidup yang di rilis oleh Bank Dunia. Begitu pula dengan harapan hidup antara tahun 2007 hingga tahun 2012 hanya meningkat rata-rata 1.7 tahun. Di seluruh dunia, harapan hidup rata-rata pada saat lahir adalah 67.88 tahun. Untuk laki-laki adalah 65.71 tahun dan 70.41 tahun untuk wanita. Sedangkan angka harapan hidup yang ideal menurut UNDP adalah 85.5 tahun. Dari data di atas dapat terlihat bahwa harapan hidup di Indai masih sangat rendah. Pendapatan per kapita di India juga masih rendah. Pada tahun 2007 pedapatan per kapita sebesar 3.650 US$. Pada tahun 2008 sebesar 3.800 US$. Pada tahun 2009 sebesar 4.100 US$. Pada tahun 2010 sebesar 4.500 US$. Pada tahun 2011 sebesar 4.840 US$. Pada tahun 2012 sebesar 5.080 US$. Hal ini nampak terlihat bahwa indek pendapatan nasional india masih rendah meskipun mengalami pengingkatan dari tahun ke tahun. Dan ini menempatkan India berada diurutan 142 dari 182 negara di dunia. Kesimpulan Sampai saat ini UNDP masih dinilai kurang memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan manusia di India di karenakan India masih dapat dikategorikan sebagai negara berkembang menengah jika melihat dari indek pembangunan manusia. Dilihat dari sektor pendidikan yang mana angka melek membaca yang rata-rata masih sangat rendah yakni hanya 10.3 persen dan angka itu masih di bawah standar dunia yang mana rata-ratanya adalah 88 persen. Di sektor harapan hidup di India rata-rata adalah 65.6 tahun. Untuk laki-laki 63.95 tahun dan untuk wanita 67.08 tahun dan berada di urutan 138 dari 193 negara dalam indek harapan hidup yang di rilis oleh Bank Dunia. Di seluruh dunia, harapan hidup rata-rata pada saat lahir adalah 67.88 tahun. Untuk laki-laki adalah 65.71 tahun dan 70.41 tahun untuk wanita. Di sektor pendapatan India berada pada urutan 142 dari 182 negara yang diukur berdasarkan GNI (Gross National Income) per kapita sebesar 5.080 US$. Sangat jauh dari pendapatan ideal suatu negara yakni 732.000 US$. Saran 1. UNDP harus mampu memberikan kontribusi lebih terhadap pembangunan manusia di India. Hal ini nampak terlihat dari nilai HDI India yang masih rendah 2. UNDP harus membenahi masalah pembangunan di India : A. Pendidikan Pendidikan di India masih sangat rendah di mana rata-rata bersekolah yang hanya 4.3 tahun dan angka literasi di india yang masih di bawah standar yakni 10.43 dan merupakan suatu permasahan yang harus segera di benahi oleh UNDP
891
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 4, 2014: 881-892
B.
C.
Kesehatan Masalah kesehatan juga merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini di mana harapan hidup di india rata-rata hanya 65.8 tahun Pendapatan Pendapatan per kapita di India yang hanya 5.080 US$ pertahun
Referensi Buku Gayo, Iwan. 2000. Buku Pintar : Seri Senior, Jakarta : Penerbit Upaya Warga Negara Ig. Wursanto. 2002. Dasar-dasar dan Ilmu Organisasi, Yogyakarta : Penerbit Andi K, Park. 2007. Preventive and Social Medicine 19th edition , India : Jabalpur Mas’oed, Mohtar. 1989. Studi Hubungan Internasional Tingkat Analisis dan Teorisasi, Yogyakarta : Direktur-PAU-SS-UGM Rudy, T. May. 2005. Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung : Refika Aditama Seherman, Ade Maman 2003. Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi Regional Dalam Perspektif Hukum dan Globalisasi, Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia Internet “Disaster Risk Reduction”, terdapat di http://www.undp.org/content/india/en/home/ourwork/crisispreventionandr ecovery/overview.html, diakses tanggal 13 Maret 2013 “Environment and Energy”, terdapat di http://www.undp.org/content/india/en/home/ourwork/environmentandener gy/overview.html, diakses tanggal 13 Maret 2013 “Human Development Report” dalam http://hdr.undp.org/en/, diakses tanggal 12 Maret 2013 “Human Development Indek”, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Human_Development_Index, diakses tanggal 2 April 2013
892